skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/sip.151920_alifia... · di kota...

108
ANALISIS PERUBAHAN PENERAPAN PERATURAN DAERAH NOMOR 05 TAHUN 2006 MENJADI PERATURAN DAERAH NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEDAGANG KAKI LIMA DI KOTA JAMBI Skripsi Oleh : ALIFIA RACHMA LESTARI NIM : SIP.151920 PEMBIMBING : H. Hermanto Harun, Lc., M.HI., Ph.D Dian Mustika, S.HI.,MA. KONSENTRASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROGRAM ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 1439 H / 2019 M

Upload: others

Post on 06-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

ANALISIS PERUBAHAN PENERAPAN PERATURAN DAERAH

NOMOR 05 TAHUN 2006 MENJADI PERATURAN DAERAH

NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

PEDAGANG KAKI LIMA

DI KOTA JAMBI

Skripsi

Oleh :

ALIFIA RACHMA LESTARI

NIM : SIP.151920

PEMBIMBING :

H. Hermanto Harun, Lc., M.HI., Ph.D

Dian Mustika, S.HI.,MA.

KONSENTRASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN

PROGRAM ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

1439 H / 2019 M

Page 2: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

ii

Page 3: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

iii

Page 4: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

iv

Page 5: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

v

Motto

دله مبٱلحسنة ٱلمىعظةوٲلحكمةإلىسبيلربكبٱدع ٲلتيوج إن هيأحسه

عهسبيله بمهضل بۦربكه ىأعلم هتديهوه ىأعلم ٥٢١ٲلم

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik

dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang

lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih

mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An- Nahl : 125)

Page 6: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

vi

PERSEMBAHAN

Dengan rahmat Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Dengan ini ku persembahkan karya ini untuk,

Ayahanda Warso Hadi Waluyo dan Ibunda Dede Emas Sri Sadarliah serta Suami ku

Al Amin Nurkasih yang telah mencurahkan segenap cinta dan kasih sayang serta

perhatian moril maupun materil.

Serta kakak-kakak ku tercinta Dhica Prameswara, Aji Setya Prameswara dan Adik ku

tercinta Puja Achmad Assidiq kalian adalah penyemangat untuk ku, Kalian adalah

alasan ku untuk terus berjuang dan tak mengenal lelah.

Keluarga besar ku yang tersayang yang telah membantu dan mendoakan ku

Teman-teman sahabat seperjuangan yang tak mungkin saya sebutkan satu persatu

(Program Studi Ilmu Pemerintahan angkatan 2015), serta seluruh teman-teman

sahabat UIN STS Jambi.

Semoga Allah SWT membalas jasa budi kalian dikemudian hari Dan memberikan

kemudahan dalam segala hal.

Aammiiinn...

Page 7: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

vii

Kata Pengantar

Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT, yang

telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan dan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

Shalawat beriring salam kepada junjugan kita Nabi Muhammad SAW yang telah

membimbing umat-Nya kejalan Islam dan ilmu pengetahuan. Penulisan skripsi ini

bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Strata Satu

(S.1) Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi dengan judul “Analisis Perubahan Penerapan Peraturan Daerah Nomor 05

Tahun 2006 Menjadi Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016 Tentang

Pedagang Kaki Lima Di Kota Jambi”.

Dalam rangka proses tersusunnya Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan

Bimbingan, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.

2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS

Jambi.

3. Bapak H. Hermanto, Lc, M.HI.,Ph.D, Ibu Dr. Rahmi Hidayati,

S.Ag.,M.HI, dan Ibu Dr.Yuliatin, S.Ag.,M.HI selaku Wakil Dekan I, II

dan III di lingkungan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

Page 8: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

viii

Page 9: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

ix

ABSTRAK

Alifia Rachma Lestari; SIP.151920 : Analisis Perubahan Penerapan Peraturan

Daerah Nomor 05 Tahun 2006 Menjadi

Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016

Tentang Pedagang Kaki Lima di Kota

Jambi.

Perkembangan PKL di Kota Jambi semakin bertambah setiap tahunnya, maka

dari itu Kota Jambi memerlukan sebuah kebijakan untuk mengatur para pedagang

kaki lima. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Tugu Keris Siginjai, yang mana

kawasan tersebut merupakan salah satu ikon Kota Jambi. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui apa penyebab peraturan daerah itu berubah dan ingin mengetahui

bagaimana hasil dari perubahan penerapan yang dilaksanakan oleh Satpol PP

terhadap peraturan daerah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian

Kualitatif dengan pendekatan Yuridis-Empiris. Adapun sumber data yang digunakan

adalah data primer dan data sekunder yang didapat dari hasil observasi, wawancara

serta dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian ini. Landasan teori yang

digunakan adalah teori George C. Edward III yang mengatakan bahwa ada empat

variabel yang mempengaruhi keberhasilan suatu implementasi kebijakan publik yaitu

komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Berdasarkan analisa data

yang penulis lakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor yang

mempengaruhi berubahnya Peraturan Daerah tersebut karena Peraturan Daerah

Nomor 05 Tahun 2006 tidak sesuai lagi dengan kondisi yang ada dilapangan. Dan

hasil dari perubahan penerapan yang Satpol PP lakukan terhadap Peraturan Daerah

Nomor 12 Tahun 2016 cukup berhasil dibandingkan dengan penerapan yang

dilakukan pada Peraturan Daerah nomor 05 Tahun 2006. Karna pada Peraturan

Daerah Nomor 12 Tahun 2016 aturannya lebih jelas serta ada sanksi yang membuat

pedagang jera, serta didukung dengan sikap dari Kabid Trantibum Satpol PP Kota

Jambi yang merubah konsep Satpol PP dalam menerapkan Peraturan Daerah Nomor

12 Tahun 2016 tersebut.

Kata kunci: Perubahan, Penerapan, Peraturan Daerah

Page 10: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

x

Daftar Isi

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

PENGESAHAN SKRIPSI / TUGAS AKHIR ............................................. iv

MOTTO ......................................................................................................... v

LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................ vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 10

C. Batasan Masalah ................................................................................... 10

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 10

E. Kerangka Teori ..................................................................................... 11

F. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 16

BAB II METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 19

B. Pendekatan penelitian ........................................................................... 19

Page 11: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

xi

C. Jenis Data ............................................................................................. 20

D. Sumber Data ......................................................................................... 21

E. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 21

F. Unit Analisis Data ................................................................................ 23

G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 24

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat Kota Jambi .............................................................. 25

B. Visi dan Misi Kota Jambi ................................................................... 26

C. Letak Geografis Kota Jambi ................................................................. 26

D. Kecamatan Kotabaru .................................................... ....................... 27

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Faktor yang Melatarbelakangi Perda Nomor 05 Tahun 2006

Menjadi Perda Nomor 12 Tahun 2016 ................................................ 32

B. Penerapan Perda Nomor 05 Tahun 2006 Dan Perda Nomor 12

Tahun 2016 ........................................................................................... 37

C. Analisis Perubahan Penerapan Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun

2006 Dan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016. ........................... 57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 61

B. Saran ..................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 12: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Daftar Wali Kota Jambi .............................................................. 20

Tabel 3.2 : Nama-Nama Camat Yang Pernah Menjabat Di Kecamatan

Kota Baru .................................................................................... 24

Tabel 4.1 : Jumlah PKL Kawasan Tugu Keris Siginjai ................................ 29

Page 13: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia terlahir sebagai makhluk sosial yang mana dalam kehidupannya

mereka akan berinteraksi antara satu orang dengan yang lain. Salah satu tujuan

dari adanya interaksi itu adalah untuk memenuhi kebutuhan masing-masing,

sehingga seseorang berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Kegiatan

perekonomian dalam kehidupan masyarakat bertujuan untuk menyediakan

kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat dan anggotanya. Salah

satu kegiatan ekonomi yang masarakat lakukan untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya yaitu bekerja menjadi pedagang kaki lima.

Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah kegiatan ekonomi rakyat, yang mana

digunakan untuk menyebut seseorang (pedagang) yang berjualan barang ataupun

makanan di emperan toko, trotoar, dengan menggunakan alat dagangan lapak

ataupun gerobak. Pedagang Kaki Lima (PKL) yaitu mereka yang melakukan

kegiatan usaha dagang perorangan atau kelompok yang dalam menjalankan

usahanya menggunakan tempat-tempat fasilitas umum, seperti trotoar, pingir-

pingir jalan umum dan lain sebagainya.1

Di Indonesia hampir disetiap daerah terdapat Pedagang Kaki Lima. Baik

PKL yang berada di emperan toko maupun di trotoar. Kebanyakan pedagang kaki

lima memilih berjualan ditempat keramaian. Ada juga PKL tidak bergerak yang

1 Devin Yusep Prianto,”Analisis Dampak Kebijkan Pengelolaan Pedagang Kaki Lima Di Pasar

Tugu Bandar Lampung”, Skripsi Universitas Lampung, (2016), hlm.2

Page 14: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

2

2

memakai lapak dengan bahan kayu, triplek, terpal dan sebagainya. Dan adapula

PKL bergerak yang berjualan menggunakan gerobak beroda, gerobak dorong,

pikulan atau gendongan.2

Keberadaan pedagang kaki lima merupakan hal yang penting karena

memainkan peran penting dalam dunia usaha untuk mendorong pertumbuhan

ekonomi seseorang terutama golongan menengah keatas. Banyaknya orang yang

memilih menjadi PKL disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:3

1. Kesulitann ekonomi

2. Sempitnya lapangan pekerjaan

3. Urbanisasi.

Dilain sisi keberadaan PKL juga dianggap menimbulkan masalah sosial

diantaranya dari sisi tingkat gangguan yang ditimbulkan karena dipandang

menghambat Lalu Lintas, merusak keindahan Kota, membuat lingkungan menjadi

kotor akibat sebagian pembeli atau pedagang yang membuang sampah

sembarangan. Sehingga perlu adanya tindak lanjut dari Satpol PP dalam

menangani Pedagang Kaki Lima yang melanggar peraturan.

Indonesia merupakan Negara yang berdasarkan atas hukum sehingga

keberadaan PKL pun mendapat perlindungan dari pemerintah, salah satunya

seperti di Kota Jambi yang terdapat Peraturan Daerah Kota Jambi No 05 Tahun

2006 Tentang Pedagang Kaki Lima, yang kemudian diganti menjadi Peraturan

2 Gilang permadi, pedagang kaki lima, riwayatmu dulu, nasibmu kini, (Jakarta; yudistira,2007),

hlm.5. 3 Ibid, hlm.7.

Page 15: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

3

3

Daerah nomor 12 tahun 2016 Tentang Penataan Dan Pemberdayaan Pedagang

Kaki Lima.

Kota Jambi merupakan Ibu Kota Provinsi Jambi dan salah satu Daerah

Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jambi. Secara historis Pemerintah Kota

Jambi dibentuk dengan ketetapan Gubernur Sumatera No.103/1946, tertanggal 17

Mei 1946 dipilih dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Jambi No. 16

Tahun 1985 dan disahkan dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

Jambi No. 156 Tahun 1986, bahwa tanggal 17 Mei 1946 itu sebagai Hari Jadi

Pemerintah Kota Jambi.4 Kota jambi selain tempat pusat kegiatan Pemerintahan

Provinsi Jambi juga merupakan pusat perekonomian daerah Provinsi Jambi seperti

pemenuhan kebutuhan barang dan jasa. Sebagian besar masyarakat melakukan

kegiatan ekonomi dengan cara berjualan sebagai Pedagang Kaki Lima untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa memerlukan keahlian dan ketrampilan yang

khusus. Sehingga dengan cara itu mereka dapat membuka lapangan pekerjaan

sendiri untuk memenuhi kelangsungan hidupnya.

Perkembangan Pedagang Kaki Lima di Kota Jambi dari waktu kewaktu

berkembang cukup pesat jumlahnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan jumlah data

PKL yaitu pada Febuari 2016 PKL di Kota Jambi berjumlah 2.964 PKL.5

Sedangkan pada tahun 2018 jumlah PKL di Kota Jambi meningkat sebanyak

5.225 PKL.6 Jenis tempat usaha PKL di Kota Jambi terdiri atas jenis tempat usaha

4 www.jambikota.go.id/new/sejarah-kota-jambi/ diakses tanggal 21 Maret 2018

5 Wawancara Budi Siswanto, Kabid K3 dan PKL, tanggal 10 Maret 2019.

6 Dokumen global Bid.Trantibum dan Tranmas Satpol-PP 2018, slide 53.

Page 16: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

4

4

bergerak (tidak menetap) dan jenis tempat usaha tidak bergerak (menetap).7

Tetapi, karena menjamurnya Pedagang Kaki Lima tersebut mengakibatkan

penataan Kota Jambi menjadi tidak indah karena mereka (para Pedagangl Kaki

Lima) tidak lagi memperhatikan faktor efisiensi dan faktor keindahan kota, karena

mereka mementingkan bagaimana mendapatkan uang dengan cepat untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika tidak ada Kebijakan yang mengatur para

Pedagang Kaki Lima tersebut maka Pedagang Kaki Lima akan berjualan dengan

mengganggu ketertiban dan keindahan Kota Jambi. Oleh karena itu, Pemerintah

Kota Jambi menerapkan Peraturan Daerah yang secara khusus mengatur mengenai

PKL yaitu Peraturan Daerah Kota Jambi No 05 Tahun 2006 Tentang Pedagang

Kaki Lima. Peraturan Daerah ini dibuat untuk mengatur dan memberikan

pembinaan kepada Pedagang Kaki Lima agar tidak mengganggu ketertiban dan

keindahan lingkungan Kota Jambi.

Dalam pasal 1 ayat (4) Peraturan Daerah nomor 05 tahun 2006 menyebutkan

bahwa Pedagang Kaki Lima adalah penjual barang atau jasa yang secara

perorangan berusaha dalam kegiatan ekonomi yang menggunakan daerah milik

jalan atau fasilitas umum dan bersifat menetap/tidak menetap dengan

menggunakan peralatan bergerak maupun tidak bergerak.8

Dalam Pasal 6 huruf (a) Peraturan Daerah nomor 05 tahun 2006 disebutkan

bahwa PKL dilarang melakukan kegiatan usaha dengan cara merusak atau

7 Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Penataan Dan Pemberdayaan

Pedagang Kaki Lima, pasal 11. 8 Peraturan Daerah Nomor 05 tahun 2006 tentang Pedagang Kaki Lima di Kota Jambi, pasal 1 ayat

(4).

Page 17: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

5

5

merubah bentuk trotoar, fasilitas umum dan atau bangunan sekitarnya.9 Terkait

dengan sanksi administrasi tercantum dalam pasal 9 ayat (1) yang menyebutkan

bahawa setiap Pedagang kaki lima yang melanggar ketentuan sebagaimana yang

dimaksud huruf a, huruf b, huruf c dikenkan sanksi berupa pembongkaran secara

paksa.10

Untuk mengoptimalkan Penerapan Peraturan Daerah, Satuan Polisi Pamong

Praja (Satpol PP) memiliki peran penting dalam penerapan Peraturan Daerah

tersebut. Mengingat tugas Satpol PP berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 16

Tahun 2018 tentang Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menegaskan tentang

tugas Satpol PP yang berbunyi:11

“Satpol PP mempunyai tugas menegakkan Perda dan menyelengga- rakan

ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta perlindungan

masyarakat.”

Sebagai perangkat Pemerintah Daerah, kontribusi Satpol PP sangat

diperlukan guna mendukung suksesnya otonomi daerah, dengan demikian aparat

Satpol PP diharapkan dapat menjamin kepastian pelaksanaan Peraturan Daerah

serta menegakan Peraturan Daerah ditengah-tengah masyarakat, sekaligus

membantu dalam menindak segala bentuk penyelewengan penegakkan Peraturan

Daerah.

Suatu kebijakan selalu menimbulkan pro dan kontra, seperti halnya kebijakan

tentang penertiban Pedagang Kaki Lima ini. Disatu sisi, Pemerintah Daerah

sebagai pembuat kebijakan (Peraturan Daerah) bertujuan untuk menertibkan

9 Ibid, pasal 6 huruf (a).

10 Ibid, pasal 9 ayat (1).

11 Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi Pamong Praja, pasal.4.

Page 18: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

6

6

daerahnya sehingga menciptakan Daerah/Kota yang bersih dan tertib dari PKL.

Namun disisi lain, Pedagang Kaki Lima tetap ingin berjualan untuk mencari

nafkah.

Setelah selama 10 tahun Peraturan Daerah nomor 5 tahun 2006 itu berlaku,

Pemerintah Daerah melakukan perubahan pada Peraturan Daerah tersebut menjadi

Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2016 Tentang Penataan Dan Pemberdayaan

Pedagang Kaki Lima. Salah satu faktor yang melatarbelakangi berubahnya

Peraturan Daerah ini adalah meningkatnya jumlah PKL di Kota Jambi, sehingga

Peraturan Daerah Nomor 05 tahun 2006 tidak sesuai lagi dengan kondisi PKL

yang ada di Kota Jambi. Bertambahnya jumlah PKL yang cukup pesat

mengharuskan adanya aturan untuk memberdayakan PKL guna meningkatkan

kesejahteraan rakyat. Dengan diberlakukannya Peraturan Daerah Nomor 12 tahun

2016, maka Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2006 sudah tidak diberlakukan

lagi, sesuai dengan isi Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2016 pada ketentuan

penutup pasal 46 yang berbunyi :

“Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah Kota

Jambi nomor 5 tahun 2006 tentang Pedagang Kaki Lima dicabut dan

dinyatakan tidak berlaku”.12

Bertambahnya PKL di Kota Jambi mengharuskan Pemerintah untuk

mengambil langkah yang tepat dalam mengelola Pedagang Kaki Lima tersebut.

Pada Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2016, Pedagang Kaki Lima ditata dan

diberdayakan guna menciptakan suasana Kota Jambi yang tertib dan

mensejahterakan kehidupan pedagang kaki lima melalui pengalokasian PKL

12

Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Penataan Dan Pemberdayaan

Pedagang Kaki Lima, pasal 46.

Page 19: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

7

7

ketempat yang tidak mengganggu ketertiban umum serta melalui beberapa acara

yang dibuat Pemerintah Kota Jambi untuk memperkenalkan dagangan mereka.

Pemberdayaan PKL diatur dalam Pasal 35 Peraturan Daerah nomor 12 tahun

2016 yaitu Walikota melalui Tim Terpadu melakukan pemberdayaan PKL

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) antara lain melalui : a. peningkatan

kemampuan berusaha; b. memfasilitasi akses permodalan; c. memfasilitasi sarana

dagang; d. penguatan kelembagaan; e. memfasilitasi Peningkatan produksi; f.

pengolahan Pengembangan Jaringan dan promosi; dan g. pembinaan dan

bimbingan teknis.13

Pada Pasal 29 huruf (a) PKL dilarang melakukan kegiatan usahanya diruang

umum yang tidak ditetapkan untuk lokasi PKL; serta pada huruf (h) PKL dilarang

menggunakan badan jalan, trotoar dan jembatan untuk tempat usaha, kecuali yang

ditetapkan untuk lokasi PKL terjadwal dan terkendali.14

Jika mereka melanggar

ketentuan tersebut maka PKL akan diberikan sanksi administrasi pencabutan

tanda daftar usaha serta membayar denda, hal ini dibahas dalam Pasal 44 huruf (a)

yaitu Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 28

dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan TDU dan/atau denda paling

banyak sebesar Rp5.000.000 – Rp10.000.000.15

Dari perubahan Peraturan Daerah tersebut secara tidak langsung dalam

penerapan Peraturan Daerah itu pun juga berubah. Namun kenyataan penerapan di

13

Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Penataan Dan Pemberdayaan

Pedagang Kaki Lima, pasal 35. 14

Ibid, pasal 29 huruf (a). 15

Ibid, pasal 44 huruf (a).

Page 20: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

8

8

lapangan tidak sejalan dengan apa yang diharapkan karena masih saja banyak

PKL yang tidak mentaati Peraturan Daerah tersebut.

Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan, dengan bergantinya

Peraturan Daerah tentang PKL, kegiatan PKL di Kecamatan Kota Baru masih

sering kali tidak mengindahkan aturan yang ada. Salah satunya di kawasan Tugu

Keris Siginjai Kota Baru, kawasan ini merupakan salah satu Ikon Kota Jambi,

semestinya Pemerintah Kota Jambi lebih memperhatikan ketertiban, keindahan

serta kebersihan kawasan tersebut. Jenis PKL yang ada di Kawasan Tugu Keris

Siginjai banyak yang tidak menetap, mereka berjualan dengan mengunakan

gerobak ataupun membuka lapak jualan menggunakan tikar di atas trotoar. PKL di

Kawasan Tugu Keris Siginjai semakin ramai dan tidak tertib, terlebih lagi PKL

jenis tidak menetap yang berjualan disekitar Tugu Keris Siginjai, mereka

membuka lapak jualan sampai di pinggir jalan dan diatas trotoar, padahal trotoar

jalan itu sendiri seharusnya dipergunakan untuk para pejalan kaki. Dengan

digunakannya trotoar serta lahan parkir oleh Pedagang Kaki Lima untuk tempat

berjualan, maka para pejalan kaki di Kawasan Tugu Keris Siginjai pada saat ini

menggunakan sebagian jalan aspal untuk berjalan kaki, dan hal inilah yang

membuat kawasan tersebut menjadi tidak tertata dan mengganggu pejalan kaki

yang ada disana, dan ada sebagian PKL yang tidak memperhatikan kebersihan

serta ada pula PKL yang sekarang berjualan menggunakan mobil di pinggir-

pinggir jalan, sehingga menganggu pengguna jalan baik itu pejalan kaki maupun

pengendara motor dan mobil. Padahal disetiap jalan itu terdapat papan

Page 21: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

9

9

pemberitahuan yang menuliskan tentang larangan berjualan di sepanjang jalan /

trotoar, seperti gambar di bawah ini :

Tidak hanya itu, pada papan pemberitahuan itu pun tertulis tentang Peraturan

Daerah Nomor 05 Tahun 2006, padahal pada Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun

2016 pada ketentuan penutup pasal 46 menegaskan bahwa Peraturan Daerah

nomor 05 tahun 2006 sudah tidak diberlakukan lagi. Dari observasi awal tersebut,

penulis melihat bahwa Peraturan Daerah yang mengatur tentang PKL telah

berganti tetapi masih saja banyak PKL yang tidak tertib berjualan ditempat-tempat

yang dilarang.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang perubahan penerapan Peraturan Daerah yang

mengatur Pedagang Kaki Lima, guna untuk memenuhi penulisan skripsi yang

berjudul “Analisis Perubahan Penerapan Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun

Page 22: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

10

10

2006 Menjadi Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Pedagang

Kaki Lima Di Kota Jambi”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Faktor yang Melatarbelakangi Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2006

Berubah Menjadi Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016 ?

2. Bagaimana Penerapan Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2006 dan Peraturan

Daerah Nomor 12 Tahun 2016 ?

3. Bagaimana Analisis Perubahan Penerapan Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun

2006 Dan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016 ?

C. Batasan Masalah

Kota Jambi terdiri dari 11 Kecamatan yaitu Telanaipura, Kotabaru, Jelutung,

Pasar Jambi, Jambi Timur, Jambi Selatan, Danau Teluk, Pelayangan, Alam

Barajo, Paal Merah, Danau Sipin.16

Agar permasalahan yang diteliti dan dibahas

tidak terlalu luas serta bisa lebih terfokus, maka sangat diperlukan adanya batasan

masalah. Untuk itu dalam penelitian ini penulis hanya membahas tentang

Perubahan Penerapan Peraturan Daerah yang dilaksanakan oleh Satpol PP

terhadap Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2006 Menjadi Peraturan Daerah

Nomor 12 Tahun 2016 di kawasan Tugu Keris Siginjai, Kota Jambi.

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

16

http://jambikota.go.id/new/kecamatan-dan-kelurahan/, diakses 31 Maret 2018

Page 23: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

11

11

a) Ingin mengetahui faktor yang Melatarbelakangi Perubahan Peraturan Daerah

Nomor 05 Tahun 2006 menjadi Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016

Tentang Pedagang Kaki Lima;

b) Ingin mengetahui Penerapan Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2006 dan

Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016;

c) Ingin menganalisis perubahan penerapan Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun

2006 Menjadi Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Pedagang

Kaki Lima.

2. Manfaat penelitian

a) Bagi peneliti

Semoga penelitian ini dapat menambah ilmu bagi peneliti serta berguna bagi

pembaca untuk menjadikan penelitian ini sebagai referensi sesuai yang

pembaca butuhkan. Dan sebagai syarat untuk menyelesaikan strata 1 (S1) di

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

b) Bagi Satpol PP

Sebagai bahan masukkan bagi Satpol PP agar dalam pelaksanaan penerapan

dan penegakkan Peraturan Daerah untuk kedepannya dapat berjalan sesuai

dengan apa yang telah di rencanakan.

c) Bagi Pedagang Kaki Lima

Sebagai bahan masukkan dan pemberian informasi agar kedepannya

Pedagang Kaki Lima mengetahui tentang adanya aturan-aturan yang harus

dipatuhi Pedagang Kaki Lima dalam kegiatan berdagang.

E. Kerangka Teori

Page 24: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

12

12

1. Kebijakan Publik

Peraturan Daerah merupakan salah satu bentuk dari Kebijakan Publik yang

tertulis dan tertuang dalam sebuah produk hukum yang diambil oleh pejabat

publik dalam struktur penyelenggaraan negara atas nama kepentingan warga

negara.17

Menurut Easton, kebijakan publik adalah sebuah keputusan politik yang

dikembangkan oleh badan dan pejabat pemerintahan yang mempunyai

otoritas dalam sistem politik.18

Sementara itu, Anderson mendefinisikan

kebijakan publik adalah serangkaian kegiatan yang mempunyai tujuan

tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang atau sekelompok aktor

yang berhubungan dengan permasalahan atau sesuatu hal yang diperhatikan.19

Mengenai kebijakan public, Wahab menyatakan bahwa :20

a. kebijakan publik lebih merupakan tindakan sadar yang berorientasi pada

pencapaian tujuan daripada sebagai perilaku/ tindakan yangdilakukan

secara acak dan kebetulan;

b. kebijakan publik pada hakekatnya terdiri dari tindakan-tindakan yang

saling berkaitan dan memiliki pola tertentu yang mengarah pada

pencapaian tujuan tertentu yang dilakukan oleh pemerintah, dan bukan

merupakan keputusan yang berdiri sendiri;

17

Nukila Evanty dan Nurul Ghufron, Paham Peraturan Daerah (PERATURAN DAERAH)

Berprespektif HAM (Hak Asasi Manusia), (Jakarta; PT. RajaGrafindo Persada, 2014), hlm. 31. 18

Leo Agustino, Dasar-dasar Kebijakan Publik (Edisi Revisi), (Bandung; Alfabeta, 2017), hlm.

15. 19

Ibid, hlm. 17. 20

Dikutip dari Abdullah dan Muhammad Ali, Konsep Umum Pelaksanaan Kebijakan Publik,

Jurnal Publik, Universitas Garut dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Page 25: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

13

13

c. kebijakan publik berkenaan dengan aktivitas/ tindakan yang sengaja

dilakukan secara sadar dan terukur oleh pemerintah dalam bidang tertentu;

d. kebijakan publik dimungkinkan bersifat positif dalam arti merupakan

pedoman tindakan pemerintah yang harus dilakukan dalam menghadapi

suatu masalah tertentu, atau bersifat negatif dalam arti merupakan

keputusan pejabat pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu.

Dari pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik

adalah serangkaian kegiatan atau keputusan yang dibuat oleh pemerintah

untuk kepentingan umum dalam mencapai tujuan bersama.

Secara teoritik, Peraturan Daerah tentang Pedagang Kaki Lima termasuk

dalam tipe kebijakan Regulatori. Kebijakan Regulatori adalah kebijakan

tentang penggunaan pembatasan atau larangan atas perbuatan atau tindakan

bagi orang atau kelompok tertentu.21

Jadi kebijakan ini pada dasarnya bersifat

mengurangi kebebasan seseorang atau kelompok untuk berbuat atau memiliki

sesuatu. Contohnya, larangan bagi PKL untuk berjualan di tempat-tempat

tertentu.

2. Implementasi kebijakan

Implementasi kebijakan secara sederhana dapat diartikan sebagai proses

menerjemahkan peraturan kedalam bentuk tindakan.22

Menurut Nugroho

Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan

21

Ibid, hlm. 22. 22

Leo Agustino, Dasar-dasar Kebijakan Publik…, hlm. 126.

Page 26: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

14

14

dapat mencapai tujuannya.23

Birklan berpendapat bahwa Implementasi

dianggap sebagai wujud utama dan tahap yang sangat menentukan dalam

proses kebijakan.24

Pandangan tersebut dikuatkan dengan pernyataan George

C. Edwards III bahwa tanpa implementasi yang efektif keputusan pembuat

kebijakan tidak akan berhasil dilaksanakan.25

Dalam implementasi kebijakan terdapat beberapa pendekatan atau model

implementasi kebijakan, salah satu nya yaitu Implementasi Kebijakan Model

George C. Edward III. Menurut George C. Edward III, terdapat empat

variabel yang sangat menentukan keberhasilan implementasi suatu kebijakan,

yaitu :

a. Komunikasi

Variabel pertama yang mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu

kebijakan yaitu komunikasi. Implementasi akan berjalan efektif apabila

ukuran-ukuran dan tujuan-tujuan kebijakan dipahami oleh individu-individu

yang bertanggungjawab dalam pencapaian tujuan kebijakan. Dengan adanya

komunikasi yang baik maka implementasi peraturan tersebut dapat berjalan

dengan baik pula. Komunikasi ini sangat diperlukan sehingga tidak adanya

salah pengertian dalam penerapan suatu kebijakan. Selain itu, suatu kebijakan

23

Dikutip dari Ibnu dan Hadi, Implementasi Kebijakan Publik Tentang Penataan Dan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima (Pkl) Di Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo, FISIP

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, 2014. 24

Dikutip dari Haedar Akib, Implementasi Kebijakan, Jurnal Administrasi Publik, Universitas

Negeri Makassar, Volume 1 No. 1 Thn. 2010. 25

Ibid.

Page 27: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

15

15

yang dikomunikasikan pun harus tepat, akurat dan konsisten dalam

melaksanakan setiap kebijakan yang akan diterapkan dalam masyarakat.26

b. Sumber daya

Menurut George C. Edward III, sumber daya merupakan hal penting yang

harus diperhatikan. Sumber daya utama dalam implementasi kebijakan yaitu

staf atau sumber daya manusia. Kegagalan yang sering terjadi dalam

implementasi kebijakan salah satunya disebabkan oleh karena staf yang tidak

mencukupi ataupun yang tidak kompeten di bidangnya. Penambahan jumlah

staf atau sumber daya manusia saja tidaklah cukup, melainkan juga harus

memperhatikan keahlian serta kemampuan staf yang diperlukan dalam

mengimplementasikan kebijakan atau dalam melaksanakan tugasnya. Selain

sumber daya manusia, fasilitas fisik juga merupakan faktor penting dalam

implementasi kebijakan. Tanpa adanya fasilitas pendukung sarana dan

prasarana maka imlementasi kebijakan tersebut tidak dapat berjalan lancar.27

c. Disposisi

Disposisi merupakan sikap atau instruksi dari atasan kepada anggotanya.

Jika pelaksanaan suatu kebijakan ingin efektif, maka para pelaksana

kebijakan harus mengetahui apa yang akan dilaksanakan dan harus memiliki

kemampuan dalam melaksanaannya. Edward menyatakan bahwa jika

pelaksana kebijakan setuju dengan bagian-bagian isi dari kebijakan maka

mereka akan melaksanakan dengan senang hati, tetapi jika pandangan mereka

berbeda dengan pembuat kebijakan maka proses implementasi akan

26

Leo Agustino, Dasar-dasar Kebijakan Publik…, hlm. 137. 27

Ibid, hlm.138.

Page 28: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

16

16

mengalami banyak masalah. Salah satu teknik yang disarankan untuk

mengatasi masalah kecenderungan para pelaksana adalah dengan pemberian

insentif. Dengan cara pemberian insentif mungkin akan menjadi faktor

pendorong yang membuat para pelaksana kebijakan melaksanakan perintah

lebih semangat.

d. Struktur birokrasi

Edward berpendapat jika ada kelemahan dalam struktur birokrasi maka

suatu kebijakan tidak dapat terlaksana dengan baik. Implementasi kebijakan

menuntut adanya kerjasama yang baik di dalam birokrasi, ketika struktur

birokrasi tidak kondusif maka hal ini dapat menyebabkan sumber-sumber

daya tidak efektif dan menghambat jalannya kebijakan.28

F. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan langkah penting dalam memulai aktivitas

penelitian, dalam tinjauan pustaka peneliti melakukan penelusuran penelitian

terdahulu yang memiliki kaitan langsung atau tidak langsung dengan

permasalahan peneliti yang diangkat.29

Adapun kajian yang mendekati tentang penelitian ini diantaranya adalah yang

diteliti oleh Idrus yang berjudul, “Peranan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Jambi

Dalam Melaksanakan Penertiban Pedagang Kaki Lima di Wilayah Kecamatan

28

Ibid. hlm. 140. 29

Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, cet. Ke 2, (Jambi: Syariah Press, 2014), hlm. 26.

Page 29: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

17

17

Pasar Jambi.”30

Hasil penelitian skripsi ini yaitu : Peran yang dilakukan Satpol PP

melalui pendekatan secara personal, pemberitahuan secara masal, peringatan

secara tegas untuk mengangkat barang dagangannya. Serta hambatan yang

dihadapi Satpol PP dalam menertibkan para pedagang, yaitu kurangnya personil,

terbatasnya sarana kendaraan, pedagang menolak direlokasi.

Skripsi yang berjudul, “Implementasi Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor

05 Tahun 2006 Tentang Pedagang Kaki Lima (Studi Terhadap Sistem Perizinan

Dan Sistem Retribusi Bagi Pedagang Kaki Lima Pasar Angso Duo Kota Jambi)31

yang diteliti oleh Johanes Afrizal. Skripsi ini membahas tentang sistem perizinan

dan retribusi Pedagang Kaki Lima serta implementasi dilapangan terhadap

Peraturan Daerah nomor 05 tahun 2006. Kesimpulan dari penelitian ini adalah

implementasi Peraturan Daerah kota jambi nomor 05 tahun 2006 terhadap sistem

perizinan masih ada sebagian Pedagang yang tidak memiliki izin berjualan, dan

terkait dengan sistem retribusi setiap pedagang kaki lima yang berjualan akan

dikenakan retribusi sesuai dengan besar kecilnya usaha yang mereka laksanakan.

Skripsi yang berjudul “Implementasi Kebijakan Penataan Dan Pemberdayaan

Pedagang Kaki Lima (Pkl) Dalam Program Relokasi Pedagang Kaki Lima Di

Kawasan Taman Pinang. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu kebijakan penataan

dan pemberdayaan pedagang kaki lima (PKL) dalam program relokasi pedagang

kaki lima di Kawasan Taman Pinang belum terimplementasi dan pemerintah

30

Idrus, Peranan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Jambi Dalam Melaksanakan Penertiban

Pedagang Kaki Lima Di Wilayah Kecamatan Pasar Kota Jambi, Skripsi Jurusan Ilmu

Pemerintahan Fakultas Syariah Institut Islam Negeri Jambi, (jambi;2014) 31

Johanes afrizal, Implementasi Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 05 Tahun 2006 Tentang

Pedagang Kaki Lima, Skripsi Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah Institut Islam Negeri

Jambi, (Jambi; 2011)

Page 30: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

18

18

mencari solusi dengan mendapatkan lokasi yang sesuai dan segera merelokasi

para PKL tersebut dari kawasan Taman Pinang. Hasil dari implementasi kebijakan

tersebut terhadap warga Taman Pinang ada dua yaitu hasil yang positif seperti

kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan, harga terjangkau, serta menciptakan

lapangan pekerjaan dan hasil negatifnya adalah dari segi tatanan tempat yang

menjadi tidak teratur dan kebersihan yang terganggu.32

Namun jika dilihat dari segi penerapan yang dilaksanakan oleh Satpol PP,

dari kedua skripsi diatas, skripsi yang berjudul “peranan satuan polisi pamong

praja kota jambi dalam melaksanakan penertiban Pedagang Kaki Lima di wilayah

kecamatan pasar jambi” sedikit berkaitan dengan penelitian yang diteliti.

Penelitian ini membahas tentang Perubahan Penerapan Peraturan Daerah Nomor

05 tahun 2006 dan Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2016 di kawasan Tugu

Keris Siginjai. Penelitian saya berfokus terhadap penerapan yang dilakukan Satpol

PP terhadap perubahan penerapan Peraturan Daerah tersebut.

32

Fera Anggrainy, Implementasi Kebijakan Penataan Dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima

(Pkl) Dalam Program Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Taman Pinang,Skripsi Jurusan

Filsafat Politik Islam Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Surabaya, (Surabaya;2017)

Page 31: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

19

BAB II

METODE PENELITIAN

Dalam melakukan proses penelitian perlu adanya metode-metode yang

digunakan untuk menjelaskan tentang cara menyelesaikan masalah, sehingga

penelitian tersebut bisa terselesaikan. Maka dari itu peneliti akan menggunakan

metode penelitian sebagai berikut :

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif yakni penelitian langsung dari lapangan. Menurut Denzin dan Linconl,33

penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan

maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakakukan dengan jalan

melibatkan berbagai metode yang ada. Penelitian ini dilakukan di kantor Satpol

PP dan daerah kawasan Tugu Keris Siginjai untuk memperoleh data-data serta

informasi melalui wawancara secara langsung dan melihat dokumen-dokumen

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

B. Pendekatan penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan yuridis-

empiris yaitu mengkaji ketentuan hukum yang berlaku serta apa yang terjadi

dalam kenyataan dimasyarakat.34

Pendekatan yuridis dilakukan dengan melihat

obyek hukum yang menyangkut tentang penelitian yaitu Peraturan Daerah Nomor

05 Tahun 2006 Dan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 20016. Sedangkan

pendekatan empiris melihat kenyataan yang ada dilapangan, yaitu kawasan Tugu

33

Dikutip oleh Sayuti Una (ed.), Pedoman Penulisan Skripsi (edisi revisi), (Jambi: syariah press,

2014). Hlm.163 34

Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Peraktek, (Jakarta, sinar grafika, 2002). Hlm. 15.

Page 32: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

20

20

Keris Siginjai yang mana masih ada PKL yang tidak mengindahkan dan

melaksanakan aturan yang ada.

Sumber untuk memperoleh data melalui observasi maupun wawancara,

penelitian berpusat pada Pedagang Kaki Lima yang ada di kawasan Tugu Keris

Siginjai serta penerapan yang dilakukan oleh Satpol PP terhadap Peraturan Daerah

tentang Pedagang Kaki Lima. Dengan tujuan untuk menganalisis perubahan

penerapan Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2006 Menjadi Peraturan Daerah

Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Pedagang Kaki Lima di Kota Jambi.

C. Jenis data

Secara umum jenis data dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu data

primer dan data sekunder.35

1. Data primer

Data primer adalah data pokok yang diperlukan dalam penelitian, yang

diperoleh secara langsung dari sumbernya ataupun dari lokasi objek penelitian,

atau keseluruhan data yang diperoleh di lapangan.36

Data primer dalam penelitian

ini diperoleh dari kepala atau pegawai dari Satpol PP, dan Pedagang Kaki Lima

yang berada di kawasan Tugu Keris Siginjai, Jambi.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data atau sejumlah keterangan yang diperoleh

secara tidak langsung atau melalui sumber perantara, data ini diperoleh dengan

cara mengutip dari sumber lain.37

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh

dari dokumen-dokumen atau jurnal-jurnal yang berkenaan dengan pembahasan

35

Ibid, hlm. 34. 36

Ibid. 37

Ibid.

Page 33: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

21

21

penelitian ini. Seperti : Peraturan Daerah Kota Jambi tentang Pedagang Kaki Lima

dan jurnal-jurnal ataupun dokumen-dokumen yang terkait.

D. Sumber data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data tersebut dapat

diperoleh. Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini yaitu Kepala

Bidang (Kabid) Ketentraman dan Keteriban Umum (Trantibum), pegawai Satpol

PP Kota Jambi, serta Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Tugu Keris Siginjai,

Kota Jambi.

E. Populasi dan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Random

Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sederhana yang tidak mempehatikan

tingkatan apapun dalam anggota populasi dengan ketentuan anggota populasi

adalah homogen.38

Populasi dalam penelitian ini adalah Pedagang Kaki Lima di

Kawasan Tugu Keris Siginjai yang berjumlah 70 orang, dengan jumlah sampel 12

orang.

F. Instrumen pengumpulan data

Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dan fakta yang diteliti. 39

Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan instrumen pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi non

partisipasi, yang mana kedudukan peneliti hanya sebagai pengamat dan selama

38

Ibid, Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi…,hlm. 41. 39

Ibid, hlm.37.

Page 34: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

22

22

proses observasi akan dibuat catatan-catatan untuk keperluan analisis.40

Metode

ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data dalam bentuk pengamatan dan

pencatatan terhadap fenomena-fenomena yang diteliti seperti tempat interaksi

yang sedang diteliti serta pelaku atau orang-orang yang sedang melakukan

kegiatan ditempat yang sedang diteliti.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh

dua pihak, yaitu pewawancara yangmengajukan pertanyaan dan terwawancara

yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.41

Metode ini digunakan

dengan cara bertatap muka langsung oleh seseorang yang ingin diwawancarai.

Dalam penelitian ini peneliti akan mewawancarai Kabid Trantibum, pegawai

Satpol PP Kota Jambi dan Pedagang Kaki Lima yang ada di kawasan Tugu Keris

Siginjai, Kota Jambi.

Agar hasil wawancara ini dapat terekam dengan baik, maka peneliti akan

melakukan wawancara dengan menggunakan alat bantu yaitu buku catatan yang

berfungsi untuk mencatat semua hasil wawancara dan perekam suara handphone

yang berfungsi untuk merekam semua percakapan saat wawancara. Dengan

demikian hasil wawancara yang berisikan pertanyaan dan jawaban dari informan

akan tersaji secara lengkap dan jelas, sehingga peneliti dapat menganalisis tentang

perubahan penerapan Peraturan Daerah tersebut.

3. Dokumentasi

40

Ibid, hlm. 38. 41

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. Ke 36, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2017)

Page 35: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

23

23

Dokumentasi dalam penelitian ini adalah sejumlah dokumen-dokumen atau

barang-barang tertulis yang telah dikeluarkan oleh orang lain ataupun

pemerintah.42

Seperti buku-buku, peraturan-peraturan tertulis, ataupun tulisan-

tulisan yang berkaitan dan sesuai dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan dokumen-dokumen seperti Peraturan Daerah nomor 05

tahun 2006 dan Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2016, serta jurnal-jurnal

ataupun arsip-arsip yang terkait dengan penelitian ini.

G. Unit analisis data

Analisis data adalah proses menilai, mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi, dengan

cara memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, serta membuat

kesimpulan berdasarkan keadaan yang sebenarnya sehingga mudah dipahami oleh

diri sendiri maupun orang lain.43

Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu

organisasi pemerintahan maupun organisasi swasta atau sekelompok orang serta

menjelaskan waktu penelitian. 44

Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Perubahan Penerapan Peraturan

Daerah Nomor 05 Tahun 2006 Menjadi Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016

Tentang Pedagang Kaki Lima Di Kota Jambi,” unit analisis dalam penelitian ini

yaitu kantor Satpol PP Kota Jambi dan kawasan Pedagang Kaki Lima Di Tugu

Keris Siginjai, Kota Jambi, dengan waktu penelitian pada tahun 2019.

42

Ibid, Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi…,hlm. 39. 43

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung;

alfabeta,2011), hlm.333. 44

Ibid, hlm. 48.

Page 36: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

24

24

Dengan menggunakan unit analisis tersebut, maka subjek penelitiannya

berupa informan-informan yang berasal dari Kabid Trantibum, anggota Satpol PP

serta Pedagang Kaki Lima di kawasan Tugu Keris Siginjai, Kota Jambi.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan 3 teknik yaitu :

1. Reduksi data

Melalui pengamatan lapangan dan wawancara ditemukan data yang

sedemikian banyak dan kompleks serta campur aduk, maka langkah yang perlu

diambil adalah mereduksi data. Merduksi data adalah aktifitas peneliti dalam

memelilih dan memilah data yang diaggap relevan untuk disajikan.45

Kegiatan

mereduksi data ini akan berlangsung sejak awal sampe akhir penelitian ini.

2. Penyajian Data

Data disajikan secara sistematis agar lebih mudah dipahami tentang

Perubahan Penerapan Peraturan Daerah nomor 05 tahun 2006 menjadi nomor 12

tahun 2016. Bentuk penyajian data lebih banyak berupa narasi yaitu

pengungkapan secara tertulis.

3. Penarikan Kesimpulan

Menarik kesimpulan merupakan bagian akhir dari penelitian agar diperoleh

hasil yang utuh.

45

Ibid, Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi…,hlm. 181

Page 37: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

25

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Kota Jambi

Kota Jambi merupakan Ibu Kota Provinsi Jambi dan salah satu Daerah

Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jambi. Secara historis Pemerintah Kota

Jambi dibentuk dengan ketetapan Gubernur Sumatera No.103/1946, tertanggal 17

Mei 1946 dipilih dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Jambi No. 16

Tahun 1985 dan disahkan dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

Jambi No. 156 Tahun 1986, bahwa tanggal 17 Mei 1946 itu sebagai Hari Jadi

Pemerintah Kota Jambi.46

Kota Jambi dari tahun 1946 sampai 2019 sudah

memiliki 11 Wali Kota, untuk melihat lebih dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Daftar Wali Kota Jambi47

No Wali Kota Awal Menjabat Akhir Menjabat

1 Makalam 1946 1948

2 Muhammad Kamil 1948 1950

3 R. Soedarsono 1950 1966

4 Hasan Basri Durin 1966 1968

5 Z. Muchtar Daeng Maguna 1968 1972

6 Zainir Haviz 1972 1983

7 Ashari Ds 1983 1998

8 Muhammad Subki 1993 1998

9 Ariefin Manaf 1998 2008

46

http://jambikota.go.id/new/sejarah-kota-jambi/ diakses tanggal 21 Maret 2018 47

Ibid.

Page 38: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

26

26

10 Bambang Priyanto 2008 2013

11 Syarif Fasha 2013 Sekarang

B. Letak Geografis Kota Jambi

Kota Jambi sebelah Utara, Barat, Selatan dan Timur berbatasan dengan

kabupaten Muaro Jambi, dengan kata lain Kota Jambi ini wilayahnya dikelilingi

oleh Kabupaten Muaro Jambi. Kota Jambi berada pada ketinggian rata – rata 10

sampai 60 meter di atas permukaan laut. Secara geografis posisi Kota Jambi

berada pada : 01030’2,98” - 01040’ 1,07” Lintang Selatan dan 10340’ 1,67”-

10340’ 0,22” Bujur Timur.48

Kota Jambi terdiri dari 11 (sebelas) Kecamatan dan 62 (enam puluh dua)

Kelurahan. Luas Kota Jambi 205,38 Km yang terdiri dari :49

1. Kecamatan Kota Baru = 36,11 Km (17,56 %)

2. Kecamatan Alam Barajo = 41,67 Km (20,27 %)

3. Kecamatan Jambi Selatan = 11,41 Km (5,55 %)

4. Kecamatan Paal Merah = 27,13 Km (13,20 %)

5. Kecamatan Jelutung = 7,92 Km ( 3,85 %)

6. Kecamatan Pasar Jambi = 4,02 Km ( 1,96 %)

7. Kecamatan Telanaipura = 22,51 Km (10,95 %)

8. Kecamatan Danau Sipin = 7,88 Km (3,83 %)

9. Kecamtan Danau Teluk = 15,70 Km (7,64 %)

10. Kecamatan Pelayangan = 15,29 Km (7,44 %)

48

Kota Jambi Dalam Angka 2018, Badan Pusat Statistik ( BPS ) Kota Jambi, hlm 3. 49

Ibid.

Page 39: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

27

27

11. Kecamatan Jambi Timur = 15,94 Km (7,75 %)

C. Visi dan Misi Kota Jambi

Kota Jambi memiliki Visi dan Misi sebagai berikut :50

Visi Kota Jambi :

“Menjadikan Kota Jambi Sebagai Pusat Perdagangan Dan Jasa Berbasis

Masyarakat Berakhlak Dan Berbudaya Dengan Mengedepankan Pelayanan

Prima”.

Misi Kota Jambi :

1. Penguatan Birokrasi Dan Meningkatkan Pelayanan Masyarakat Berbasis

Teknologi Informasi;

2. Penguatan Penegakan Hukum, Trantibmas Dan Kenyamanan Masyarakat;

3. Penguatan Pengelolaan Infrastruktur Dan Utilitas Perkotaan Serta Penataan

Lingkungan;

4. Penguatan Kapasitas Ekonomi Perkotaan;

5. Meningkatkan Kualitas Masyarakat Perkotaan.

D. Kecamatan Kota Baru51

Kecamatan Kotabaru terletak di Barat Kota Jambi, dengan ketinggian rata-

rata 15 m dari permukaan air laut. Batas-batas Kecamatan Kotabaru adalah

sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Telanaipura;

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi;

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Jelutung dan Jambi Selatan;

50

www.jambikota.go.id/new/visi-dan-misi/ diakses 21 Maret 2018 51

Kecamatan Kota Baru Dalam Angka 2018, BPS Kota jambi, Hal. 22.

Page 40: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

28

28

4. Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Alam Barajo;

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 13 Tahun 2014 tanggal 30

Desember 2014, Kecamatan Kotabaru di pecah menjadi 2 kecamatan. Kecamatan

Kotabaru resmi dipecah menjadi Kecamatan Kotabaru dan Kecamatan Alam

Barajo pada Tahun 2016. Dengan masing masing kecamatannya memiliki 5

kelurahan. Tidak terdapat pembentukan kelurahan yang baru. Hanya membagi 10

kelurahan tersebut menjadi masing-masing 5 kelurahan ke dalam Kecamatan

Kotabaru dan Kecamatan Alam Barajo.

Keadaan wilayah Kecamatan Kotabaru datar dan sedikit berbukit dengan luas

36,11 Km2 dan terdiri dari 5 Kelurahan, yaitu :

1. Kelurahan Simpang III Sipin dengan luas 2,91 Km2 (8,06% dari luas

Kecamatan);

2. Kelurahan Suka Karya dengan luas 1,92 Km2 (5,32% dari luas Kecamatan);

3. Kelurahan Kenali Asam Bawah dengan luas 16,51 Km2 ( 45,72% dari luas

Kecamatan); dan

4. Kelurahan Kenali Asam Atas dengan luas 7,43 Km2 ( 20,58% dari luas

Kecamatan).

5. Kelurahan Paal V dengan luas 7,34 Km2 ( 20,33% )

Penduduk Kecamatan Kota Baru tercatat sebanyak 75.384 jiwa dimana

penduduk laki-laki 38.174 jiwa dan perempuan 37.210 jiwa. Dilihat dari

kepadatan penduduk, rata-rata kepadatan sebesar 2.088 orang/km2 dengan rincian

per kelurahan sebagai berikut;

1. Simpang III Sipin = 7.890 org/km2

Page 41: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

29

29

2. Suka Karya = 5.120 org/km2

3. Kenali Asam Bawah = 1.229 org/km2

4. Kenali Asam Atas = 993 org/km2

5. Paal Lima = 2.034 org/km2

Selama kurun waktu tahun 1986 s/d 2015 Kecamatan Kota Baru sudah

dipimpin sebanyak 13 orang Camat, dimana Camat terlama yang menjabat adalah

Drs. Animan Gani tahun 1986 s/d 1993. Nama-nama Camat Yang Pernah

Menjabat Dikecamatan Kota Baru, sebagai berikut :

Tabel 3.2 nama-nama camat yang pernah menjabat di Kecamatan Kota Baru

No Nama Camat

Tahun Mulai

Menjabat

Tahun Akhir

Menjabat

1. Drs. Animan Gani 1986 1993

2. Drs. Heri Mujono 1993 1995

3. Heni Zen, Sh 1995 1996

4. Drs. Buhari Ali 1996 1999

5. Obliyan.S,Sos 1999 2005

6. Drs. Ridwan.M.Si Januari 2005 April 2005

7. Arif Munandar,Se Mei 2005 Agustus 2006

8. Sunario,S,Sos Agustus 2006 Oktober 2007

9. Duria Sunita,Sh 2007 2009

10. Mukhlis A.Muis,Sos.I 2009 Jun2010

11. Hendi Sauky,S.Sos Jul 2010 Januari 2015

12. Feriadi S.Sos Januari 2015 2019

Page 42: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

30

30

Di Kecamatan Kotabaru terdapat salah satu ikon Kota Jambi yang menarik

perhatian banyak orang terutama Pedagang Kaki Lima yaitu Tugu Keris Siginjai.

Tugu Keris Siginjai merupakan salah satu tujuan wisata yang ada di Kota Jambi.

Letaknya persis di bundaran kompleks perkantoran Pemerintah Kota Jambi, yang

berada di Kawasan Kecamatan Kotabaru. Sebelum mengalami renovasi, kawasan

tersebut bernama Tugu Jam Kota Jambi dengan ornamen yang dipasang persis

dengan tugu Monas di Jakarta. Warga menyebutnya Monas Jambi atau replika

Monas. Sebelum Tugu Keris diresmikan, Pemerintah Kota Jambi lebih dulu

membangun Pedestarian Jomblo yang diresmikan pada tanggal 27 Maret 2016

bertempatan di Kawasan Tugu Keris Siginjai Kota Baru, Jambi.52

Pemerintah Kota Jambi akhirnya merenovasi tugu tersebut dan telah

diresmikan pada 31 Desember 2017. Ornamen yang digunakan nyaris dirombak

total dan namanya pun mengalami perubahan menjadi Tugu Keris Siginjai, nama

yang merujuk pada senjata tradisional khas Jambi yang pernah digunakan di

masa-masa perjuangan kemerdekaan. Kawasan ini memiliki multifungsi. Pada

pagi dan sore hari terutama hari libur, banyak warga yang berkumpul disana untuk

sekadar bersantai maupun untuk berolahraga.

Pemerintah kota juga menyelenggarakan acara rutin yaitu "Car Free Night"

pada setiap hari Sabtu malam dan “Car Free Day” pada setiap hari Minggu pagi

di kawasan tersebut. Acara tersebut selalu berhasil mengundang keramaian karena

diisi dengan berbagai pertunjukan musik dan budaya. Acara tersebut selain untuk

menghibur masyarakat juga bertujuan untuk menata dan memberdayakan

52

www.jambikota.go.id/new/sejarah-tugu-keris-siginjai/, diakses tanggal 21 maret 2018.

Page 43: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

31

31

Pedagang Kaki Lima guna memberi ruang kepada Pedagang Kaki Lima dalam

mencari nafkah. Para Pedagang Kaki Lima pun tak pernah ketinggalan

memanfaatkan event ini untuk mencari rejeki.

Page 44: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

32

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Faktor yang Melatarbelakangi Perubahan Peraturan Daerah Nomor 05

Tahun 2006 Menjadi Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016

Peraturan Daerah merupakan peraturan perundang-undangan tertulis yang

memuat norma hukum dan mengikat secara umum serta dibentuk dan ditetapkan

oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah bersama Kepala Daerah.53

Jika suatu

Peraturan Daerah sudah tidak sesuai dengan kondisi yang terjadi pada saat ini,

maka Peraturan Daerah tersebut perlu diganti dan disesuaikan. Begitu pula dengan

Peraturan Daerah nomor 05 tahun 2006, karna Peraturan Daerah tersebut sudah

tidak sesuai lagi maka Peraturan Daerah nomor 05 tahun 2006 diganti dengan

Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2016.

Kegiatan Pedagang Kaki Lima sebagai salah satu usaha ekonomi masyarakat

yang bergerak dalam usaha perdagangan perlu dilakukan penataan dan

pemberdayaan untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya. Hal ini

tercantum dalam Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2016 yang tertulis bahwa :

“Pedagang Kaki Lima adalah satu segi kehidupan masyarakat terutama bagi

golongan ekonomi lemah, maka perlu dilakukan pengaturan penataan,

pemberdayaan dan pembinaan demi kemajuan usahanya dan mampu

menunjang perekonomian masyarakat serta mewujudkan lingkungan Kota

Jambi yang tetib, nyaman dan indah.”54

53

Nukila Evanty dan Nurul Ghufron, Paham Peraturan Daerah (PERATURAN DAERAH) …,

hlm. 25. 54

Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 12 Tahun 2016.

Page 45: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

33

33

Namun dalam Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2006 lebih mengatur

terhadap penataan dan penertiban PKL saja, pada Peraturan Daerah tersebut

belum ada aturan untuk memberdayakan PKL, Sehingga Peraturan Daerah

tersebut perlu diganti. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan

Daerah nomor 12 tahun 2016 yang tertulis bahwa :

“Peraturan Daerah Kota Jambi nomor 5 tahun 2006 tentang Pedagang Kaki

Lima sudah tidak sesuai lagi dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

41 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penataan Dan Pemberdayaan Pedagang

Kaki Lima, sehingga perlu diganti.”55

Hal ini di tegaskan oleh M. Fajri, yang mengatakan bahwa :

“Pada Perda 05 belum ada penataan yang baik terhadap PKL dan belum ada

pemberdayaan PKL, melihat hal itu kami bersama tim terkait mengganti

Perda 05 menjadi Perda 12 dengan tujuan agar PKL ditata dengan baik dan

rapi serta diberdayakan agar memajukan perekonomian daerah sesuai dengan

Permendagri nomor 41 tahun 2012”

Selain itu, Peraturan Daerah nomor 05 tahun 2006 sudah tidak sesuai lagi

dengan kondisi Pedagang Kaki Lima yang terjadi pada saat ini, yang mana PKL

semakin banyak setiap tahunnya. Hal ini sebagaimana dikemukakan M. Fajri,

yang mengatakan bahwa :

“Salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan Peraturan Daerah tersebut

karna Peraturan Daerah nomor 05 tahun 2006 tidak cocok lagi dengan kondisi

aktifitas perdagangan PKL pada tahun sekarang, yang mana jumlah PKL nya

tidak sama dengan tahun sekarang.56

Hal ini ditegaskan oleh Wito, yang mengatakan bahwa :

55

Ibid, poin b. 56

Wawancara M. Fajri, Kepala Bidang Trantibum Satpol-PP Kota Jambi, Tanggal 26 Febuari

2019.

Page 46: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

34

34

“faktor berubah ya karna Perda nomor 05 tidak bisa diterapkan lagi,

pertumbuhan PKL semakin banyak waktu adanya izin berjulan jam 4 sore

itu”57

Begitu juga hasil wawancara penulis dengan wawan (Irwan), yang mengatakan

bahwa :

“Dulu ketika saya baru berjualan di daerah sini masih sepi hanya beberapa

pedagang saja yang berjualan, beberapa tahun kemudian mulai bertambah

jumlah PKL nya, apalagi waktu pedestarian jomblo dan tugu keris ini

dibangun jadi semakin ramai pedagangnya.58

Begitu pula yang dikatakan oleh Arsyad, yang mengatakan bahwa :

“Saya sudah berjualan kira-kira 8 tahun, sebelum tugu ini dibangun hanya

beberapa pedagang saja yang berjualan disini”59

Adapun peningkatan jumlah PKL di Kota Jambi dapat kita bandingkan

berdasarkan data yang penulis dapat dari Disperindag Kota Jambi dan Satpol PP

Kota Jambi. Disperindag Kota Jambi memiliki jumlah PKL di Kota Jambi pada

Febuari 2016, yang mana jumlah PKL pada saat itu masih berjumlah 2.964

PKL.60

Sedangkan pada tahun 2018, Satpol PP memiliki jumlah PKL di Kota

Jambi sebanyak 5.225 PKL.61

Untuk Kecamatan Kota Baru, khususnya di

Kawasan Tugu Keris Siginjai, jumlah Pedagang Kaki Lima dapat dilihat melalui

tabel berikut :

57

Wawancara Wito, Kasi Trantib Kecamatan Kota Baru, tanggal 25 Maret 2019 58

Wawancara Wawan, pedagang sosis, tanggal 15 Maret 2019. 59

Wawancara Arsyad, pedagang baksko bakar, 21 Mei 2019. 60

Wawancara Budi Siswanto, Kabid K3 dan PKL, tanggal 10 Maret 2019. 61

Dokumen global Bid.Trantibum dan Tranmas Satpol-PP 2018, slide 53.

Page 47: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

35

35

Tabel 4.1. Jumlah PKL Kawasan TuguKeris Siginjai Per Tahun

No Tahun Jumlah PKL

1. 2016 31

2. 2017 57

3. 2018 70

Sumber: Data PKL Kecamatan Kota Baru 2016-2018

Dengan bertambahnya jumlah PKL setiap tahunnya, maka perlu adanya

peraturan yang mengikat dan sanksi yang tegas guna memberikan efek jera

terhadap PKL yang tidak mematuhi aturan, serta perlu dilakukan penataan dan

pemberdayaan Pedagang Kaki Lima, agar mewujudkan lingkungan kota jambi

yang tertib, aman dan indah. Selain itu, dengan berubahnya Peraturan Daerah

tersebut lebih memudahkan Satpol PP dalam melakukan penertiban dan

penindakan, karna aturan pada Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2016 lebih jelas

dan ada sanksi yang mengikat. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh M.

Fajri, yang mengatakan bahwa :

“Untuk mempermudah pihak Satpol PP dalam melakukan penindakan dan

penertiban karna adanya hukum yang mengikat dan sanksi yang tegas pada

Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2016. Peraturan Daerah yang sebelumnya

belum ada aturan dan sanksi yang mengikat, melainkan hanya menerapkan

hukuman 15 hari atau 1 bulan mereka bisa mengambil barang dagangannya

lagi, Sehingga kami mengalami kendala dalam penertiban dan penindakan.

Tapi pada Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2016 jika tertangkap mereka

tidak bisa ambil barang dagangan jika mereka tidak mengurus dan membayar

dendanya, kecuali barang makanan atau buah-buahan, jika dalam seminggu

tidak mengurusnya maka dilakukan pemusnahan barang.62

Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Daerah nomor 12 tahun

2016, pasal 44, yang berbunyi :

62

Wawancara M. Fajri …, tanggal 26 febuari 2019

Page 48: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

36

36

(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pasal 28

dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan TDU dan / atau denda

paling banyak sebesar Rp.5.000.000 (lima juta rupiah). (2).Setiap orang yang

melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pasal 29 dikenakan sanksi

administratif berupa peencabutan TDU dan / atau denda paling banyak

sebesar RP.10.000.000 (sepuluh juta rupiah). (3).Setiap orang yang

melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pasal 34 dikenakan sanksi

administratif berupa denda paling banyak sebesar Rp.2.500.000 (dua juta lima

ratus ribu rupiah)63

M. Fajri mengatakan bahwa :

“Dengan adanya sanksi denda di Perda nomor 12, PKL menjadi lebih tertib

daripada tahun-tahun sebelumnya. Namun pada saat Perda nomor 05 masih

berlaku kami mengalami kesulitan dalam menertibkan PKL, karna Pada

Perda nomor 05 belum ada sanksi denda, jadi PKL tidak takut jika kami

tertibkan”64

Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Daerah nomor 05 tahun

2006 pasal 8, yang berbunyi :

“setiap pedagang kaki lima yang melangar ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam pasal 3 ayat 1, dikenakan sanksi administratif berupa penghentian

kegiatan usaha dengan upaya paksa”65

Pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2015, Satpol PP Kota Jambi

mengalami kesulitan dalam melakukan penertiban dan penindakan. Pada saat itu

jika ada PKL yang tertangkap maka PKL itu akan mengurus pengambilan barang

dagangan di Kantor Satpol PP Kota Jambi kemudian mereka berjualan kembali

dan tidak mematuhi peraturan yang ada, karna pada saat itu belum ada aturan

terkait dengan sanksi administratif berupa denda yang tegas melainkan hanya

sanksi penghentian usaha secara paksa dan pembongkaran usaha secara paksa,

sehingga Satpol PP sulit menertibkan para PKL.

63

Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 12 Tahun 2016, pasal 44. 64

Wawancara M. Fajri …, tanggal 26 febuari 2019 65

Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 05 Tahun 2006, pasal 8.

Page 49: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

37

37

Berdasarkan hasil wawancara dan latar belakang Peraturan Daerah nomor 12

tahun 2016, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi

berubahnya Peraturan Daerah tersebut antara lain :

1. Kegiatan PKL perlu dilakukan penataan serta pemberdayaan sejalan dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 tahun 2012, agar meningkatkan

kemajuan usaha dan menunjang perekonomian masyarakat serta mewujudkan

lingkungan Kota Jambi yang tertib, nyaman dan indah .

2. Peraturan Daerah Nomor 05 tahun 2006 tidak sesuai lagi dengan kondisi

Perdagangan yang ada di Kota Jambi, yang mana jumlah PKL semakin

bertambah setiap tahun.

3. Pada Peraturan Daerah Nomor 05 tahun 2006 aturan dan sanksinya belum

begitu mengikat sehingga dalam menjalankan Peraturan Daerah tersebut

Satpol PP mengalami kendala karna belum ada sanksi yang bisa membuat

pedagang jera.

B. Penerapan Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2006 Dan Peraturan

Daerah Nomor 12 Tahun 2016.

Penerapan Peraturan Daerah dilakukan oleh pihak yang berwenang, yaitu

Satpol PP. Satpol PP selaku unsur Pemerintah Daerah dibidang keamanan dan

ketertiban serta sebagai penegak Peraturan Daerah diharapkan dapat menciptakan

situasi yang aman, tertib dan terkendali di lingkungan masyarakat. Hal ini sejalan

dengan yang dikatakan oleh M. Fajri, bahwa :

Page 50: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

38

38

“Kalau dari sisi penerapan, Satpol PP bersifat penegakkan Peraturan Daerah,

jadi jika ada pelanggaran-pelanggaran terhadap Peraturan Daerah maka

Satpol PP melakukan penertiban dan penindakan.”66

Penertiban Pedagang Kaki Lima merupakan salah satu tupoksi Satpol PP

dalam menegakkan Peraturan Daerah. Penertiban Pedagang Kaki Lima yang

dilakukan Satpol PP adalah upaya untuk mewujudkan ketertiban umum dan

perlindungan masyarakat. Dalam penertiban, Satpol PP sering mendapat

perlawanan dari Pedagang Kaki Lima yang melanggar aturan dan mengganggu

ketertiban umum, selain itu, kinerja Satpol PP pun sering mendapat kritikan dari

masyarakat, ada sebagian masyarakat termasuk Pedagang Kaki Lima yang

beranggapan bahwa Satpol PP melarang Pedagang Kaki Lima untuk berjualan.

Namun kenyataannya Satpol PP hanya menjalankan tugasnya untuk meneggakkan

Peraturan Daerah dan mewujudkan ketertiban umum serta mewujudkan Kota

Jambi yang aman, nyaman, dan indah.

Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Wenda Budi H, yang

mengatakan bahwa :

“Banyak yang mengkritik kami, terlebih lagi dengan berkembangnya media

sosial pada saat ini, tapi kami tidak mau ambil pusing karna kami hanya

menjalankan tugas kami untuk mewujudkan ketertiban umum dan

menciptakan kondisi aman, nyaman dan indah untuk Kota ini.”67

Hal ini juga dikemukakan oleh M. Fajri, SE, ME, yang mengatakan bahwa :

66

Wawancara M. Fajri …, tanggal 26 febuari 2019. 67

Wawancara Wenda Budi H, Danton V Bidang Trantibum Satpol-PP Kota Jambi, tanggal 26

Febuari 2019.

Page 51: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

39

39

“Selama ini PKL beropini bahwa Satpol PP melarang mereka berjualan,

sebetulnya Satpol PP tidak melarang mereka berjualan tetapi Satpol PP

melarang mereka berjualan di tempat yang salah.”68

Peraturan Daerah nomor 05 tahun 2006 telah diganti menjadi Peraturan

Daerah Nomor 12 tahun 2016, dengan berubahnya suatu Peraturan Daerah secara

tidak langsung dalam penerapan Peraturan Daerah itu pun juga berubah, hal ini

sejalan dengan yang dikemukakan oleh M. Fajri, yaitu :

“Jika suatu kebijakan itu berubah maka dalam penerapannya pun juga pasti

berubah, hanya saja penerapan yang kami lakukan perubahannya tidak terlalu

signifikat.”69

Sekecil apapun perubahan yang dilakukan, jika perubahan yang dilakukan itu

positif maka akan berdampak baik pula. Begitu pula dengan perubahan yang

dilakukan oleh Satpol PP dalam penerapan Peraturan Daerah tentang Pedagang

Kaki Lima ini. Satpol PP khususnya pada Bidang Trantibum mempunyai cara-

cara tersendiri dalam menerapkan Peraturan Daerah nomor 05 tahun 2006 dan

Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2016. Walaupun perubahan yang dilakukan

tidak terlalu signifikat, setidaknya ada usaha dari bidang trantibum untuk

menerapkan Peraturan Daerah tersebut dengan cara yang lebih baik.

Penerapan yang dilakukan Satpol PP terhadap Peraturan Daerah Nomor 05

Tahun 2006 Dan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016, yaitu :

68

Wawancara M. Fajri …, tanggal 26 Febuari 2019. 69

Ibid.

Page 52: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

40

40

1. Sosialisasi

Sosialisasi merupakan tahapan yang sangat penting dalam menerapkan suatu

kebijakan. Sebuah peraturan tidak boleh semena-mena diterapkan sebelum

masyarakat tahu tentang peraturan tersebut. Sosialisasi pada Peraturan Daerah

nomor 05 tahun 2006 dilakukan dalam bentuk lisan dan tulisan. Hal tersebut

sejalan dengan yang dikemukakan oleh Andreani, yang mengatakan bahwa :

“Pada saat itu sosialisasinya melalui papan pemberitahuan yang ada disetiap

sudut trotoar, dan melalui pendekatan personal yang mana anggota Satpol PP

memberitahukan kepada Pedagang Kaki Lima bahwa adanya larangan

berjualan ditempat-tempat tertentu” 70

Sosialisasi dalam bentuk lisan dilakukan melalui pendekatan secara personal

yang dilakukan oleh anggota Satpol PP terhadap Pedagang Kaki Lima. Sosialisasi

bentuk tulisan dilakukan melalui papan pemberitahuan tentang larangan Pedagang

Kaki Lima melakukan kegiatan usaha dengan merusak atau merubah bentuk

trotoar, fasilitas umum dan bangunan sekitarnya. Sosialisasi terhadap Peraturan

Daerah Nomor 05 Tahun 2006 pada saat itu belum bisa sepenuhnya terlaksana

karena jumlah anggota Satpol PP yang terbatas serta peran media sosial pada saat

itu pun belum terlalu mendukung sehingga Satpol PP belum bisa

mensosialisasikan peraturan tersebut kepada masyarakat secara menyeluruh.

Samson memberikan pendapat bahwa :

“Sosialisasi pada Peraturan Daerah nomor 05 tahun 2006 belum terlaksana

secara menyeluruh, karna keterbatasannya personil pada saat itu. Jadi ada

banyak pedagang yang belum kami sosialisasikan.”71

Hal ini sependapat dengan AL, yang mengatakan bahwa :

70

Wawancara Andreani, staff bidang PTI Satpol-PP Kota Jambi, tanggal 18 Maret 2019. 71

Wawancara Samson, Anggota Bidang Trantibum Satpol-PP Kota Jambi, tanggal 18 Maret 2019.

Page 53: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

41

41

“Tentang aturan Peraturan Daerah yang lama ya saya tahu nya dari teman dan

papan pemberitahuan itu, kalau dari pihak Satpol PP nya saat itu sepertinya

belum ada secara personal mendatangi saya untuk mensosialisasikan.”72

Hal ini sebagaimana yang dikatakan sukri, bahwa :

“dulu saya hanya tahu bahwa tidak boleh berjualan di trotoar saja, saya tidak

terlalu tahu tentang Perda 05 karna belum ada sosialisasinya.”73

Tio mengatakan bahwa :

“awal saya berjualan ada Satpol PP yang mendatangi saya, mereka ngasih

tahu terkait perda yang lama bahwa ada larangan berjualan ditrotoar.74

Pada Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2016, Sosialisasinya masih dalam

bentuk lisan dan tulisan, akan tetapi Satpol PP menambahkan cara-cara dalam

mensosialisasikan Peraturan Daerah tersebut, Hal ini sejalan dengan yang

dikatakan M. Fajri, bahwa :

“Sosialisasinya masih dalam bentuk lisan dan tulisan. Jika lisan kita bisa

sampaikan dengan personil ketika mereka operasi dilapangan mereka turun

sambil mensosialisasikan secara lisan atau dengan menggunakan perangkat

pengeras suara, yang kedua kita menyebarkan surat edaran dari Satpol PP

terkait dengan Peraturan Daerah tersebut kepada Pedagang Kaki Lima, dan

yang ketiga kita juga mengupayakan dengan menggunakan media sosial,

terutama diinstagram dan televisi.”75

Begitu juga halnya dengan yang dikatakan Al :

“Kalau sekarang Satpol PP memberi surat secara langsung, yang isinya

melarang berjualan di trotoar”76

Hal ini sependapat dengan Tio, yang mengatakan bahwa :

“iya, sekarang Satpol PP memberi surat terkait Perda yang baru”77

72

Wawancara Al, pedagang kerak telor, 19 maret 2019. 73

Wawancara Sukri, pedagang Sate, tanggal 21 mei 2019. 74

Wawancara Tio, pedagang tebu, tanggal 21 mei 2019. 75

Wawancara M. Fajri …, tanggal 26 febuari 2019. 76

Wawancara Al …, tanggal 19 Maret 2019. 77

Wawancara Tio …, tanggal 21 mei 2019.

Page 54: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

42

42

Sosialisasi dalam bentuk lisan masih dengan cara pendekatan personal yang

mana setiap anggota Satpol PP yang bertugas memberitahukan kepada Pedagang

Kaki Lima tentang isi Peraturan Daerah tersebut. Lalu sosialisasi secara tulisan

dilakukan denga cara menyebarkan surat edaran kepada Pedagang Kaki Lima

serta dengan menggunakan media sosial, terutama Instagram dan televisi untuk

mensosialisasikan tentang isi Peraturan Daerah tersebut. Papan pemberitahuan

yang ada disetiap sudut trotoar masih digunakan, hanya saja isi dari papan

pemberitahuan itu belum direvisi karna keterbatasan biaya. Hal ini sejalan dengan

yang dikatakan oleh M. Fajri, bahwa :

“Untuk sekarang sosialisasi dengan papan pemberitahuan itu masih

menggunakan papan pemberitahuan yang lama karna kami terkendala dengan

keterbatasan biaya untuk menggantinya, tetapi ada wacana untuk

menggantinya kira-kira akhir tahun 2019 ini”78

Jadi sosialisasi dengan menggunakan papan pemberitahuan itu masih

terlaksana, hanya saya masih menggunakan papan pemberitahuan yang lama,

karna untuk menggantinya membutuhkan biaya. Terkait dengan isi dari papan

pemberitahuan yang memuat tentang Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2006,

walaupun Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2006 itu sudah tidak berlaku namun

makna dari isi papan pemberitahuan itu tetap sama dengan Peraturan Daerah

Nomor 12 Tahun 2016, yaitu tentang larangan bagi Pedagang Kaki Lima untuk

tidak berjualan ditempat-tempat yang dilarang. Hal ini ditegaskan oleh M. Fajri,

yang mengatakan bahwa :

“Dengan terbitnya Peraturan Daerah nomor 12, bukan berarti mematikan

Peraturan Daerah nomor 05. Artinya selama makna dari isi papan

78

Wawancara M. Fajri …, tanggal 26 febuari 2019

Page 55: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

43

43

pemberitahuan itu masih melarang Pedagang Kaki Lima untuk tidak berjualan

ditempat-tempat yang dilarang ya tidak masalah jika papan pemberitahuan

yang lama itu masih tepajang, bukannya kami tidak mensosialisasikan

Peraturan Daerah yang baru, hanya saja kami keterbatasan biaya untuk

menggantinya.”79

Sosialisasi yang dilakukan oleh pihak Pemerintah sudah berjalan dengan baik,

memang pada Peraturan Daerah yang lama kurang ada komunikasi antara pihak

Pemerintah dengan para Pedagang Kaki Lima di Kawasan Tugu Keris Siginjai

dikarenakan kendala yang dihadapi pada saat itu. Tetapi dengan berjalannya

waktu pihak Pemerintah berusaha agar komunikasi tetap berjalan dengan baik

untuk mensosialisasikan terkait tentang Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2016.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Satpol PP dan Pedagang Kaki Lima,

maka dapat disimpulkan bahwa penerapan yang dilakukan Satpol PP dalam

mensosialisasikan Peraturan Daerah nomor 05 tahun 2006 dan Peraturan Daerah

nomor 12 tahun 2016, yaitu :

a. Pada Peraturan Daerah nomor 05 tahun 2006, Satpol PP mensosialisasikan

hanya melalui pendekatan personal kepada pedangang kaki lima dan melalui

papan pemberitahuan tentang larangan berjualan ditempat-tempat yang

dilarang.

b. Pada Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2016, Satpol PP mensosialisasikan

dengan cara pendekatan personal kepada para Pedagang Kaki Lima,

memberikan surat edaran tentang Peraturan Daerah nomor 12 kepada para

Pedagang Kaki Lima, menggunakan papan pemberitahuan yang lama, serta

mensosialisasikan melalui media sosial terutama Instagram dan televisi.

79

Ibid.

Page 56: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

44

44

2. Penataan dan pemberdayaan

Kebijakan Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima sudah diatur

oleh Pemerintah Pusat dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia

Nomor 41 Tahun 2012 tentang Pedoman Penataan dan Pemberdayaan Pedagang

Kaki Lima. Berdasarkan peraturan tersebut, setiap Pemerintah Daerah berusaha

untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut dengan disesuaikan berdasarkan

kondisi yang ada di daerah masing-masing. Penataan dan pemberdayaan

Pedagang Kaki Lima memiliki tujuan, yaitu :

a. Memberikan kesempatan berusaha bagi PKL melalui penetapan lokasi sesuai

dengan peruntukannya;

b. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha PKL; dan

c. Untuk mewujudkan kota yang bersih, indah, tertib, dan aman.

Pemerintah Kota Jambi telah berusaha menertibkan Pedagang Kaki Lima

ditempat-tempat yang tidak seharunya digunakan untuk berjualan terlebih lagi di

Kawasan Tugu Keris Siginjai, Kota Baru, Jambi. Akan tetapi pada saat

Kepemimpinan Bambang Priyanto selaku mantan Walikota Jambi periode 2008-

2013, para Pedagang Kaki Lima mulai menempati kawasan Tugu Keris Siginjai

yang pada saat itu masih bernama Tugu Jam Kota Jambi dan tidak mematuhi

peraturan yang ada. Adapun latarbelakang para Pedagang Kaki Lima berjualan di

kawasan tersebut yang dikemukakan oleh M. Fajri, menyatakan bahwa :

“Awal mulanya dari program relokasi, saat kepemimpinan mantan Walikota

Arifien Manap semua Pedagang Kaki Lima yang tidak menetap dilarang

berjualan disepanjang trotoar, saat itu masih berlaku Peraturan Daerah nomor

05 tahun 2006. Namun saat kepemimpinan Bambang Priyanto, Pedagang

Kaki Lima diberikan ruang dan tempat untuk berjualan di lorong-lorong

kantor setelah jam pulang kerja kantor, yaitu mulai dari jam 5 sore. Setelah

Page 57: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

45

45

itu berangsur-angsur Pedagang Kaki Lima pun semakin bertambah terlebih

lagi dengan adanya Tugu Keris Siginjai ini, dan ada sebagian pedagang yang

tidak mentaati peraturan yang ada dan berjualan ditempat-tempat yang

dilarang”80

Begitu pula dengan hasil wawancara dengan Al, yang menyatakan bahwa :

“Waktu walikotanya masih Bapak Bambang kami diperbolehkan berjualan

hanya di lorong-lorong kantor saja, mulai dari jam 5 sore”81

Hal ini sependapat dengan bujang, yang mengatakan bahwa :

“dulu boleh berjualan ketika jam pulang kantor, karna kami hanya boleh

berjualan di lorong-lorong gapura masuk kantor saja.”82

Dengan bertambah banyaknya Pedagang Kaki Lima dikawasan Tugu Keris

Siginjai menimbulkan permasalahan baru yaitu banyak PKL yang menempati

kawasan tersebut tanpa adanya perizinan tempat dari pemerintah setempat, karena

ditempat tersebut banyak pengunjung dan lokasinya strategis. Seharusnya

penataan lokasi PKL harus di setting sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi

perselisihan antara Pemerintah dengan PKL dan penataannya harus menyesuaikan

dengan kondisi PKL.

Pada Peraturan Daerah nomor 05 tahun 2006, ada tiga Kepala Daerah Kota

Jambi yang menerapkan Peraturan Daerah tersebut, yaitu :

a. Arifien Manap, periode 1998-2008;

b. Bambang Priyanto, periode 2008-2013;

c. Syarif Fasha, periode 2013-2018.

80

Ibid. 81

Wawancara AL ..., tanggal 19 Maret 2019. 82

Wawancara Bujang, pedagang tekwan, tanggal 21 mei 2019.

Page 58: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

46

46

Pada kepemimpinan Arifien Manap, para Pedagang Kaki Lima tidak boleh

berjualan di sepanjang trotoar karna dianggap tidak mengindahkan pemandangan

kota dan diterbitkanlah Peraturan Daerah nomor 05 tahun 2006. hal ini sependapat

dengan Andreani yang mengatakan bahwa :

“Saat diterbitkan Peraturan Daerah nomor 05 tahun 2006 memang Pedagang

Kaki Lima tidak diperbolehkan berjualan di sepanjang trotoar, dan kami pun

selaku penegak Peraturan Daerah menjalankan aturan tersebut, penataan yang

kami lakukan saat itu jika ada Pedagang Kaki Lima yang berjualan di trotoar

ataupun ditempat yang mengganggu fasilitas umum ya langsung kami tindak

(tertibkan)”83

Dengan dilarangnya Pedagang Kaki Lima berjualan maka sebagian rakyat

kecil pun kehilangan mata pencaharian. Menimbang hal itu, ketika kepemimpinan

Bambang Priyanto, Satpol PP selaku penegak hukum berdiskusi kepada Camat

untuk mencari jalan tengahnya agar Pedagang Kaki Lima bisa diberi ruang untuk

berjualan tetapi tidak mengganggu ketertiban dan keindahan kota. Satpol PP

bersama Camat bersama-sama menghadap Bambang Priyanto (Walikota Jambi)

untuk menyampaikan usulan yang telah mereka diskusikan.

Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan Andreani, yang mengatakan bahwa :

“Saat itu saya pikir-pikir lalu saya bicarakan kepada pak Camat, kita

menghadap pak Bambang agar pedagang diberikan ruang dan tempat untuk

berjualan. Setelah itu barulah kita sama-sama sepakat memberikan ruang

kepada Pedagang Kaki Lima untuk berjualan di lorong-lorong kantor, mulai

dari jam 5 sore.”84

Penataan dan penertiban Pedagang Kaki Lima pada saat itu bertujuan agar

Kota Jambi tetap tertata dan indah dipandang serta Pedagang Kaki Lima

83

Wawancara Andreani …, tanggal 18 Maret 2019. 84

Ibid.

Page 59: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

47

47

mempunyai ruang untuk mencari nafkah. Namun apa yang direncanakan

terkadang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Faktanya ada

oknum dari sebagian Pedagang Kaki Lima yang tidak mematuhi peraturan.

Sebagian Pedagang Kaki Lima yang tidak mendapatkan tempat berjualan

terkadang membuka lapak jualannya di trotoar. Dari satu Pedagang Kaki Lima

yang melanggar itulah akan mengakibatkan pedagang yang lainnya mengikuti

tindakan oknum PKL tersebut dan mengakibatkan kawasan itu menjadi tidak

tertib. Tentunya hal itu tidak sesuai dengan yang diharapkan Pemerintah Daerah

Kota Jambi.

Melihat hal itu, ketika Syarif Fasha terpilih menjadi Walikota Jambi, ia

bersama Satpol PP dan Pejabat-pejabat yang ditunjuk lainnya mencari solusi

untuk menangani masalah Pedagang Kaki Lima tersebut. Syarif Fasha dengan

bantuan Satpol PP merelokasikan Pedagang Kaki Lima ke kawasan jalan-jalan

kecil yang ada di sebelah Gedung Olahraga (GOR) dan di sebelah Kantor

Pegadilan Kota Jambi. Hal ini diungkapkan oleh M. Fajri, bahwa :

“Kita relokasikan ke tempat yang tidak mengganggu ketertiban umum, yaitu

di sebelah GOR dan di sebelah kantor Pengadilan Serta di perbolehkan

berjualan di sudut-sudut jalan yang ada di dalam GOR asalkan tidak

mengganggu penjalan kaki, karna kan itu gedung olahraga pastinya banyak

orang yang melakukan kegiatan olahraga di sana.”

Seolah tidak ada habisnya permasalahan tentang Pedagang Kaki Lima ini,

ternyata ada sebagian pedagang yang tidak puas direlokasikan ditempat yang telah

disediakan dan memilih kembali berjualan di pinggir jalan trotoar. Menurut

mereka jika berjualan ditempat yang telah disediakan tersebut maka dagangan

Page 60: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

48

48

mereka tidak habis terjual karna disana jauh dari keramaian. Selain itu tempat

yang disediakan itupun ada retribusinya, karna tempat tersebut telah dibangun

seperti pondok-pondok untuk berjualan mereka dan pondok tersebut ada biaya

sewanya.

Hal itu diungkakan oleh Anto, bahwa :

“Di tempat relokasi itu kan ada uang sewa nya, kalo pedagang kecil seperti

kami ini gimana mau bayar sewa? Dagangan aja belum tentu habis sehari.

Lagipula di daerah relokasi itu sepi karna jalan itu kan jalan buntu, jadi kami

lebih memilih berjualan dipinggir-pinggir jalan saja.”85

Hal ini tidak sependapat dengan M. Fajri, yang mengatakan bahwa :

“Kami sering bertemu dengan Pedagang Kaki Lima yang tidak mematuhi

aturan, mereka beranggapan relokasi itu menutup rezeki mereka karna di

tempat itu sepi, padahal kan logikanya jika ada pedagang maka pasti akan ada

pembeli, asalkan para Pedagang Kaki Lima itu kompak berjualan disatu

tempat otomatis pelanggan itu mau tidak mau akan kesana. Perumpaannya

seperti dimana ada gula disitu ada semut.”86

Pemerintah Kota Jambi menginginkan yang terbaik untuk masyarakatnya.

Berbagai program telah dibuat dan dilaksanakan guna mensejahterakan

masyarakatnya. Salah satunya dengan membangun Pedestarian Jomblo yang

trotoarnya lebih luas guna memberi hak untuk pejalan kaki agar melakukan jalan-

jalan santai ataupun berolahraga menggunkan alat yang telah disediakan disana,

serta membangun Tugu Keris Siginjai sebagai Ikon Kota Jambi. Tugu Keris

Siginjai diresmikan pada malam pergantian tahun 2017-2018, sebelum Tugu Keris

diresmikan, Pemerintah Kota Jambi lebih dulu membangun Pedestarian Jomblo

dan diresmikan pada tanggal 27 Maret 2016 yang bertempatan di Kawasan Tuggu

Keris Siginjai Kota Baru, Jambi.

85

Wawancara Anto, pedagang es dawet, tanggal 22 Febuari 2019. 86

Wawancara M. Fajri …, tanggal 26 febuari 2019

Page 61: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

49

49

Namun sudah hukum alam, dimana ada keramaian disitu ada pedagang yang

berjualan mencari nafkah. Pedagang Kaki Lima pun juga memanfaatkan kawasan

tersebut untuk berjualan. Seiring berjalannya waktu, Pedagang Kaki Lima

semakin banyak yang berjualan dikawasan tersebut bahkan sampai ada pedagang

yang berjualan diatas trotoar pedestarian jomblo itu. Permasalahan terkait dengan

Pedagang Kaki Lima selalu muncul setiap tahun dan terus saja berlangsung jika

tidak adanya solusi yang cepat dan tepat pada pelaksanaannya. Dalam hal ini,

Syarif Fasha mengganti Peraturan Daerah nomor 05 tahun 2006 dengan

menetapkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Penataan Dan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima.

Dalam Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2016 ditambahkan beberapa pasal

untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan Pedagang Kaki Lima, salah

satunya yaitu dengan mempertegas larangan serta sanksi bagi Pedagang Kaki

Lima yang melanggar aturan. Demi menjalankan Peraturan Daerah tersebut, Fasha

bersama instantsi terkait melakukan penataan dan pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima secara bersama-sama. Penataan Pedagang Kaki Lima dilakukan oleh

Kecamatan, yang mana kecamatan melakukan Pendataan, Pendaftaran, serta

menerbitkan Tanda Daftar Usaha (TDU) kepada Pedagang Kaki Lima. Dalam

pemberdayaan Pedagang Kaki Lima, Syarif Fasha mengadakan acara rutin di

Kawasan Tugu Keris Siginjai yaitu Car Free Night setiap malam minggu dan Car

Free Day setiap hari minggu pagi untuk hiburan masyarakat umum serta untuk

menata dan memberdayakan Pedagang Kaki Lima dalam pengembangan usaha

PKL sehingga mampu berkembang dan tertib. Satpol PP menggiring Pedagang

Page 62: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

50

50

Kaki Lima agar mematuhi kebijakan-kebijakan yang berlaku serta Satpol PP

selaku penegak Peraturan Daerah berkoordinasi dengan beberapa instansi untuk

menerapkan Peraturan Daerah tersebut, yaitu dengan Camat, Disperindag, Dishub

dan Dinas Parkir.

Hal ini diungkapkan oleh M. Fajri :

“Dalam menerapkan Peraturan Daerah nomor 12 ini kami (Satpol PP)

berkoordinasi dengan Camat, Disperindag, Dishub dan Dinas Parkir untuk

membantu dalam pendataan, pengambilan distribusi dan penertiban lahan

parkir. Dalam penataan dan pemberdayaan PKL, kami mensosialisasi dan

melakukan pengawasan serta menggiring pedagang agar Pedagang Kaki Lima

tidak berjualan ditempat yang telah dilarang. Dan kami menindak serta

menertibkan pedagang yang melanggar aturan tersebut.”87

Meskipun telah ada Peraturan Daerah yang mengatur tentang penataan dan

pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Jambi, fakta dilapangan

menunjukkan bahwa masih ditemukan para Pedagang Kaki Lima yang berjualan

di trotoar tempat pejalan kaki dan sebagian lahan parkir. Pemerintah Kota Jambi

bersama Tim Terpadu membuat langkah terbaru dalam penataan dan

pemberdayaan Pedagang Kaki Lima, yaitu merelokasi para Pedagang Kaki Lima

di lahan parkir pinggir jalan yang ada di komplek kantor Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) Kota Jambi untuk memperindah dan menertibkan Kota

Jambi. Sebagaimana yang diutarakan oleh M. Fajri, bahwa :

“Ketika PKL membeludak, kami usulkanlah untuk merelokasi pedagang

dalam satu areal dari tugu keris sampai ke samping gedung DPRD Kota

Jambi. Mereka boleh berjualan dari jam 5 sore sampai malam. Hal tersebut

kita rapatkan dengan Kecamatan, Disperindag Dan Dishub. Alhamdulillah

sekarang sudah berjalan dan sudah mulai tertib jika dibandingkan dengan

Peraturan Daerah yang lama.”

87

Ibid.

Page 63: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

51

51

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Satpol PP dan Pedagang Kaki

Lima, dapat disimpulkan bahwa pada Peraturan Daerah nomor 05 tahun 2006

penataannya hanya bertujuan untuk merelokasikan PKL ketempat yang tidak

mengganggu lalu lintas tanpa memberdayakan PKL tersebut. Namun pada

Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2016 terdapat penataan dan pemberdayaan

Pedagang Kaki Lima, yang mana setelah PKL ditata kemudian PKL tersebut

diberdayakan dengan cara relokasi ke jalan disamping kantor DPRD Kota jambi

serta adanya acara rutin setiap malam minggu dan minggu pagi sembari untuk

memberikan kesempatan bagi Pedagang Kaki Lima untuk berdagang guna

mencari nafkah.

Penerapan dalam penataan dan pemberdayaan yang dilakukan Satpol PP

terhadap dua Peraturan Daerah tersebut lebih kepada penindakan yaitu Satpol PP

menggiring para Pedagang Kaki Lima agar mematuhi Peraturan Daerah dan

kebijakan-kebijakan pemberdayaan yang dibuat oleh Pemerintah Daerah bersama

tim terpadu. Satpol PP melihat dilapangan kemudian berkoordinasi dengan

Kecamatan, Disperindag dan Dishub untuk mengusulkan kepada walikota agar

ditempatkan dalam satu tempat yang tidak menganggu lalu lintas, serta ketertiban

umum. Setelah mendapatkan keputusan dari Walikota maka Satpol PP lah yang

menerapkannya dan mengatur Pedagang Kaki Lima ketika dilapangan.

3. Tindakan yang dilakukan Satpol PP dalam menertibkan PKL

Satpol PP sebagai penegak Peraturan Daerah sudah sewajarnya melakuan

penindakan terhadap Pedagang Kaki Lima yang melakukan pelanggaran.

Penindakan yang dilakukan Satpol PP bertujuan agar Pedagang Kaki Lima lebih

Page 64: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

52

52

tertib dalam melakukan Perdagangan serta mewujudkan Kota Jambi yang bersih,

aman, dan nyaman.

Pada Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2006, penindakan yang dilakukan

oleh Satpol PP dalam menertibkan Pedagang Kaki Lima cenderung lebih anarkis.

Ketika Satpol PP berhadapan langsung dengan PKL, tak jarang terjadi bentrokan

antara Satpol PP dengan PKL. Hal itu terjadi karena ketika Satpol PP melihat ada

pedagang yang melanggar aturan maka saat itu juga Satpol PP mengambil barang

dagangan PKL secara paksa, tentunya hal tersebut memicu perlawanan dari para

PKL yang tidak ingin barang dagangannya diambil. Hal itu sebagaimana yang

dikatakan oleh Andreani, bahwa :

“Pada saat itu jika ada yang melanggar ya langsung kami sikat (tertibkan) dan

ambil barang dagangannya. Tak jarang kami ambil secara paksa karna adanya

perlawanan dari PKL. Sebenarnya kami tidak tega juga, tapi mau bagaimana

lagi tuntutan tugas kami yang memaksa kami untuk melakukan hal tersebut”88

Begitu pula yang dikatakan oleh Al :

“Dulu barang dagangan saya pernah ditangkap, Satpol PP langsung ambil

semua dagangan saya dan dagangan PKL lain yang ada disini. Saya

memohon-mohon agar dagangan saya tidak diambil tapi tidak dihiraukan oleh

Satpol PP dan mereka tetap angkut semuanya.”89

Wawan (irwan) juga menambahkan bahwa :

“dulu PKL sering bentrok dengan Satpol PP, waktu itu Satpol PP langsung

mengangkut semua barang dagangan kami secara paksa, ya kami tidak terima

dengan perlakuan mereka makanya terjadi bentrok. Harusnya kan diomongin

baik-baik dulu bukannya langsung diambil gitu.”90

Hal ini sependapat dengan Yadi yang mengatakan bahwa :

88

Wawancara Andreani …, tanggal 18 Maret 2019. 89

Wawancara Al …, tanggal 15 Maret 2019 90

Wawancara Wawan …, tanggal 15 Maret 2019

Page 65: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

53

53

“dulu mamang dan yang lain pernah ditangkap Satpol PP, waktu itu mamang

tidak terima jadi mamang dan kawan-kawan lain melawan Satpol PP”91

Lukman menambahkan bahwa :

“awal saya jualan, Satpol PP itu kasar, mereka ambil semua barang dagangan

kami, mereka ambil gitu aja dak ada omongan baik-baik dulu.”92

Namun, Pada Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2016, penindakan yang

dilakukan Satpol PP dalam menertibkan PKL tidak lagi anarkis, melainkan lebih

bersifat pembinaan dan memberikan himbauan kepada PKL agar tidak berjualan

ditempat yang dilarang. Satpol PP juga melakukan pengawasan di kawasan Tugu

Keris Siginjai setiap harinya mulai dari jam 4 sore sampai jam 9 malam, hal itu

bertujuan agar PKL lebih tertib dan tidak melanggar aturan yang ada. Ketika

Satpol PP melihat ada pedagang yang melanggar maka Satpol PP memberikan 3

kali peringatan kepada para PKL. Jika peringatan tersebut tidak dihiraukan oleh

PKL maka tindakan selanjutnya yang dilakukan Satpol PP yaitu menertibkan PKL

dengan cara mengambil semua barang dagangan secara paksa. Hal ini dibenarkan

oleh M. Fajri yang mengatakan bahwa :

“Pada tahun 2016 saya mulai mengeluarkan konsep dan pola pola kinerja,

yang sebelumnya mereka anarkis lalu pada Peraturan Daerah tahun 2016

alhamdulillah mereka tidak lagi anarkis. Sekarang cenderug terhadap

pembinaan dan pengawasan, karna saya berpikir PKL itu bukan lawan kita

melainkan keluarga dan teman kita yang mencari nafkah dengan cara yang

berbeda. Terkait dengan penertiban kami memberikan 3 kali peringatan, jika

tidak dihiraukan PKL, maka kami terpaksa mengambil barang dagangan

mereka.”93

Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Al, ia mengatakan bahwa :

91

Wawancara Yadi, pedagang bakso bakar, tanggal 21 mei 2019. 92

Wawancara Lukman, pedagang permen kapas, tanggal 21 mei 2019. 93

Wawancara M. Fajri …, tanggal 26 febuari 2019

Page 66: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

54

54

“sepertinya sekarang sudah tidak ada bentrok lagi antara Satpol PP dan PKL

di kawasan ini, sekarang jika kami melanggar kami diberikan peringatan

sebanyak 3 kali, jika sudah 3 kali diperingatkan tapi kami masih tidak patuh

maka Satpol PP mengambil dagangan kami. Dan sekarang setiap jam 4 sore

pasti ada Satpol PP yang berjaga di kawasan ini.”94

Selain itu, pada Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2016 terdapat sanksi

administratif berupa denda sebesar Rp. 2.500.000 sampai Rp. 10.000.000. Dalam

penerapan sanksi, Satpol PP memberi sanksi tergantung dengan besar kecilnya

pelanggaran yang dilakukan oleh PKL. Sanksi tersebut diberikan agar

memberikan efek jera kepada PKL. Satpol PP menerapkan sanksi tersebut dengan

menyesuaikan kesalahan serta melihat besar kecilnya dagangan yang mereka jual.

Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Fajri, yang mengatakan bahwa :

“Dalam penindakan penertiban saat ini kami berikan denda kepada PKL yang

melanggar. Jadi setelah PKL kami tertibkan dan barang dagangannya kami

sita, maka untuk mengambilnya kami kenakan denda mulai dari Rp.

2.500.000 sampai Rp. 10.000.000, tim penyidik kami bisa menilai denda

tersebut sesuai dengan kesalahan mereka dan melihat sesuai besaran lapak

yang mereka gunakan. Bagi PKL yang tidak terima dengan denda yang kami

tetapkan, PKL bisa mengajukan banding ke Pengadilan. Tapi ingat, uang

tersebut bukan untuk kami, melainkan kami masukkan ke Kas Daerah.”95

Terkait dengan pendataan, pendaftaran serta penerbitan TDU untuk para PKL

yang tercantum dalam Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2016, bukan

kewenangan dari Satpol PP, melainkan kewenangan dari Kecamatan. Hal ini

sebagaimana yang dikatakan M. Fajri yang mengatakan bahwa :

“Pendataan, pendaftaran serta TDu itu bukan kewenangan kami melainkan

kewenangan pihak Camat. Jadi kami hanya menertibkan PKL yang

melanggar aturan, jika ada PKL yang melangar aturan maka kami tangkap

dan jika mereka tidak ada TDU maka kami proses dulu kesalahan mereka

setelah itu kami serahkan ke Camat untuk mengurus TDUnya. Dalam

94

Wawancara Al …, tanggal 15 Maret 2019. 95

Wawancara M. Fajri …, tanggal 26 febuari 2019.

Page 67: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

55

55

penindakan penertiban PKL, kami tidak permasalahkan tentang TDU karna

itu bukan kewenangan kami, selagi tidak mengganggu keindahan dan

ketertiban maka kami pantau saja.”96

Hal ini dibenarkan oleh Wito, yang mengatakan bahwa :

“Memang benar masalah pendataan, pendaftaran serta penerbitan TDU itu

kami yang mengurus, jadi kami melakukan pendataan PKL serta

merekomendasikan pedagang kepada Walikota agar pedagang tersebut

memiliki TDU.”97

Satpol PP sudah berusaha agar menjadi lebih baik dalam menertibkan PKL.

Namun tindakan Satpol PP tersebut belum tentu semuanya direspon dengan baik

oleh PKL, nyatanya masih ada PKL yang tidak mengindahkan peraturan yang ada

serta ada PKL yang menganggap bahwa sikap baik Satpol PP dalam melakukan

penertiban saat ini telah mengizinkan mereka untuk berjualan dimana saja.

Bertahannya para PKL disuatu kawasan karena mereka mempunyai alasan

tesendiri untuk tetap bertahan di area yang mereka anggap sebagai daerah yang

ramai untuk mereka mencari rezeki. seperti yang diungkapkan oleh Wawan yang

mengatakan bahwa :

“Saya tahu kalau di sini dilarang, walaupun dilarang saya tetap berjualan di

tempat ini karena di kawasan ini kan selalu ramai, tapi saya berjualan disini

ketika Satpol PP sudah pulang, jika masih ada Satpol PP yang mengawasi

daerah sini saya berjualan nya ditempat relokasi di samping DPRD”

Hal tersebut dibenarkan oleh Wenda Budi H yang mengatakan bahwa :

“Memang ada sebagian pedagang yang bandel, ketika ada kami mereka tertib

berjualan dilokasi yang telah ditentukan, tapi ketika kami sudah tidak berjaga

mereka akan berjualan sesuka mereka. Setidaknya PKL yang sekarang sudah

bisa diatur. Jadi jika sudah lewat dari jam 9 malam PKL diperbolehkan jualan

dimana saja asal tidak merusak fasilitas umum termasuk trotoar, karna jam 9

96

Ibid. 97

Wawancara Wito, Kasi Trantib Kecamatan Kota Baru, tanggal 25 Maret 2019

Page 68: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

56

56

malam itu kan aktifitas bejalan kaki dan lalu lintas tidak ramai seperti siang

hari.98

M. Fajri juga mengatakan bahwa :

“Sekarang memang ada pengawasan dan penjagaan dari pihak Satpol PP.

Namun jika ada PKL yang bandel ketika tidak kami awasi ya kami harus

bagaimana ? Pengawasan yang dilakukan anggota kami itu kan bersifat tugas

piket, Satpol PP tidak mungkin menjaga 24jam sedangkan tugas kami bukan

hanya mengurus PKL saja. Siapa yang mau bayar jika mereka kerja 24jam?

Kerja mereka dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore, dari 4 sore sampai subuh

siapa yang bayar? Mereka kan juga punya keluarga. Jadi untuk menjaga

ketertiban di kawasan Tugu Keris setiap anggota dikenakan jadwal piket,

setelah apel sore harus menjaga Tugu Keris sampai jam 9 malam. Dan ingat,

kasian juga adek2 (anggota) dilapangan itu tidak ada honor nya jika jaga

malam, mereka hanya menjalankan perintah saya (kabid). Dengan adanya

penjagaan dan pengawasan seperti itu alhamdulillah sekarang PKLnya sudah

mulai tertib.”99

Dari hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap Satpol PP dan Pedagang

Kaki Lima, maka penulis dapat menyimpulkan penindakan yang dilakukan Satpol

PP dalam penertiban Pedagang Kaki Lima, yaitu :

1. Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2006, pada saat itu penindakan yang

Satpol PP lakukan lebih bersifat anarkis, karna Satpol PP secara langsung

mengambil serta menyita barang dagangan PKL yang melanggar aturan tanpa

adanya peringatan-peringatan terlebih dahulu.

2. Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2016, pada saat itu sampai dengan

sekarang Satpol PP telah melakukan perubahan terhadap tindakan mereka

dalam penertiban PKL, penindakan yang Satpol PP lakukan sekarang lebih

bersifat pembinaan dan pengawasan, Satpol PP memberi 3 kali peringatan

secara baik-baik kepada PKL yang tidak tertib, jika peringatan itu tidak

dihiraukan barulah Satpol PP mengambil dan menyita barang dagangan PKL.

98

Wawancara Wenda Budi H …, tanggal 26 Febuari 2019. 99

Wawancara M. Fajri …, tanggal 26 febuari 2019.

Page 69: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

57

57

Dan Satpol PP menentukan jadwal piket dari jam 4 sore sampai jam 9 malam

kepada tiap-tiap anggota nya untuk menjaga serta mengawasi kasawan Tugu

Keris Siginjai, agar kawasan tersebut aman, tertib dan lebih terkontrol.

C. Analisis Perubahan Penerapan Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2006

Dan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016.

Berdasarkan data serta informasi yang penulis dapatkan, Penerapan Peraturan

Daerah nomor 05 tahun 2006 yang masa berlakunya kurang lebih 10 tahun, Satpol

PP Kota Jambi masih kurang berhasil dalam menerapkan Peraturan Daerah

tersebut. Hal ini sebagaimana yang diutarakan oleh M. Fajri :

“Perda nomor 05 tahun 2006 dalam hal penerapannya satpol PP mengalami

kesulitan, sebab Satpol PP hanya diberi ruang menangkap yang melanggar,

kemudian diberi sanksi berupa teguran dan administrasinya, dan sanksi nya

tersebut tidak membuat efek jera terhadap pedagang kaki lima”100

Satpol PP juga menghadapi kendala yaitu keterbatasan personil dan

Peraturan Daerah nomor 05 tahun 2006 hanya mengatur dibidang penataan

Pedagang Kaki Lima saja serta samarnya isi kebijakan, maksudnya apa yang

menjadi tujuan tidak cukup terperinci, program-program kebijakannya terlalu

umum untuk menertibkan PKL saja tanpa adanya pemberdayaan yang baik

terhadap Pedagang Kaki Lima, sehingga tindakan yang Satpol PP lakukan pada

saat itu terkesan anarkis dalam menertibkan PKL, hal ini juga disampaikan oleh

M.Fajri, bahwa:

“pada Perda 05 personil kami masih terbatas jadi tidak semua pedagang kami

sosialisasikan tentang Perda 05, terkait dengan penertiban pada saat itu

100

Wawancara M. Fajri …, tanggal 26 febuari 2019.

Page 70: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

58

58

memang terkesan anarkis karna kami hanya mengikuti Perda nomor 05

tersebut yang melarang pedagang berjualan”101

Sedangkan PKL mempunyai tuntutan untuk mencari nafkah demi memenuhi

kebutuhan keluarganya. Hal ini dijawab oleh Al pedagang Kerak telor yang sudah

lama berjualan,

“Kami pada saat itu memang sering bentrok dengan SATPOL-PP sebab

kami berjualan disini adalah tuntutan ekonomi. Kami berjualan disini karena

kami anggap tempat ini tempat yang rame, banyak masyarakat yang lewat

sini. SATPOL-PP pada saat itu tidak memberikan peringatan pada saat razia.

Langsung angkat aja barang dagangan kami, ya kami lawan. Ini persoalan

nafkah keluarga kami”102

Pada Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2016, penerapan yang Satpol PP

lakukan sudah cukup berhasil, karna pada Peraturan Daerah Nomor 12 ini ada

penataan dan pemberdayaan Pedagang Kaki Lima, sehingga bisa meningkatkan

kesejahteraan para PKL dengan adanya penataan dan pemberdayaan yang baik

terhadap PKL. Serta pada Peraturan Daerah tersebut Kabid Trantibum Satpol PP

Kota Jambi mengubah pola ataupun konsep dalam menerapkan Peraturan Daerah

tersebut. Seperti yang disampakan M. Fajri pada saat wawancara dengan peneliti

di kantor SATPOL-PP :

“Yang dulunya mereka anarkis, namun pada Peraturan Daerah nomor 12

tahun 2016 mereka sudah tidak anarkis lagi, melainkan lebih kepada

pembinaan dan pengawasan.”103

Hal ini dibenarkan oleh ardi, yang mengatakan bahwa :

“Sekarang penertibannya tidak seperti dulu, sekarang ada surat peringatan

untuk pedagang yang melanggar. Peringatannya sebanyak 3 kali, kalau kami

(pedagang) tertangkap ya kami tidak akan mlakukan perlawanan, karna itu

101

Ibid. 102

Wawancara Al …, tanggal 15 Maret 2019 103

Wawancara M. Fajri …, tanggal 26 febuari 2019.

Page 71: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

59

59

kan salah kami tidak peduli dengan peringatan yang diberikan Satpol PP,

karna kami butuh uang untuk makan.”104

Pada Penerapan Peraturan daerah nomor 12 tahun 2016 Pedagang Kaki Lima

diberi ruang untuk berjualan serta diberdayakan melalui acara-acara yang telah

diadakan oleh Walikota Jambi ataupun Instansi-instansi tertentu. Pedagang Kaki

Lima dialokasikan ketempat yang strategis namun tetap memperhatikan ketertiban

umum dan keindahan kota. hal ini sebagaimana yang dikatakan goro :

“semenjak ada car free night dan car free day ini dagangan mamang

alhamdulillah habis, kalau hari-hari biasa ya mamang jualan di samping

DPRD itu karna itu kan sudah diatur Pemerintah.”105

Meskipun perubahan penerapan yang dilakukan Satpol PP tidak terlalu

signifikan, namun penerapan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016 cukup

efektif jika dibandingkan dengan penerapan pada Peraturan Daerah nomor 05

tahun 2006, baik itu dari segi sosialisasi, penataan dan pemberdayaan serta

penindakan dalam menertibkan PKL yang dilakukan oleh Satpol PP. Hal ini

disampaikan oleh M. Fajri :

“Melalui konsep tersebut, pihak Pedagang Kaki Lima pun ada lebih mudah

ditertibkan jika dibandingkan dengan penerapan Perda 05, sebagian Pedagang

Kaki Lima sudah mulai tertib walaupun masih ada sebagian PKL yang belum

tertib. Sebenarnya sebagian Pedagang Kaki Lima itu bukannya tidak tertib

sepenuhnya, melainkan mereka tidak tertib ketika Satpol PP tidak mengawasi

mereka, namun ketika ada Satpol PP yang mengawasi Kawasan Tugu Keris

Siginjai para PKL itu tetap tertib berjualan sesuai aturan dan sesuai tempat yang

telah disediakan.”106

104

Wawancara Ardi, pedagang sekuteng, tanggal 21 mei 2019. 105

Wawancara Goro, pedagang tekwan, tanggal 22 mei 2019. 106

Wawancara M. Fajri …, tanggal 26 febuari 2019.

Page 72: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

60

60

Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh bayu :

“kalau ada satpol pp kami jualannya ditempat yang sudah ditentukan, tapi

kalau Satpol PP nya gak ada kami pindah kedepan (pinggir jalan taman

jomblo)”107

107

Wawancara sBayu, pedagang siomay, tanggal 22 mei 2019.

Page 73: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa :

1. Faktor yang mempengaruhi perubahan Peraturan Daerah nomor 05 tahun

2006 menjadi Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2016 yaitu Kegiatan PKL

perlu dilakukan penataan serta pemberdayaan sejalan dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 41 tahun 2012, Peraturan Daerah Nomor 05

tahun 2006 tidak sesuai lagi dengan kondisi perdagangan yang ada di Kota

Jambi, serta Peraturan Daerah Nomor 05 tahun 2006 aturan dan sanksinya

tidak memberi efek jera terhadap PKL.

2. Penerapan yang dilakukan Satpol PP terhadap Peraturan Daerah nomor 05

tahun 2006 dan Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2016 yaitu sosialisasi,

pentaan dan pemberdayaan PKL, serta menetibkan PKL.

3. Hasil analisis perubahan penerapan yang dilakukan Satpol PP terhadap

Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2016 sudah cukup efektif jika

dibandingkan dengan penerapan Peraturan Daerah nomor 05 tahun 2016.

Karna pada Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2016 ini aturannya lebih

terperinci serta adanya penataan dan pemberdayaan PKL, sehingga bisa

meningkatkan kesejahteraan para PKL dengan adanya penataan dan

pemberdayaan yang baik terhadap PKL. Serta didukung dengan sikap dari

Kabid Trantibum Satpol PP Kota Jambi yang merubah konsep Satpol PP

Page 74: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

62

62

dalam menerapkan Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2016 agar menjadi

lebih baik.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian ini, penulis mempunyai saran-saran sebagai

berikut:

1. Untuk memaksimalkan penataan dan pemberdayaan PKL hendaknya

pemerintah lebih memperhatikan kondisi PKL, ketika PKL direlokasi

hendaknya pemerintah mencari tempat strategis yang tempatnya tidak terlalu

jauh dari keramaian dan tidak mengganggu ketertiban umum.

2. Satpol PP selaku Penegak Peraturan Daerah harus terus meningkatkan kinerja

mereka dalam menerapkan suatu Peraturan Daerah. Satpol PP harus tegas

dalam menerapkan Suatu Peraturan Daerah dengan catatan harus senantiasa

bertindak secara professional dan selalu mengedepankan kearifan dalam

bertindak sesuai dengan koridor hukum dan nilai-nilai moral serta

memperhatikan Hak Asasi Manusia.

3. Untuk Pedagang Kaki Lima hendaknya mereka jangan mementingkan diri

sendiri, walaupun Pedagang Kaki Lima harus mencari nafkah untuk

keluarganya, tetapi Pedagang juga harus tetap mematuhi aturan ataupun

kebijakan yang berlaku. Pedagang Kaki Lima juga harus memperhatikan

lingkungan, ketika mereka berjualan jangan sampai mengganggu ketertiban

umum apalagi kalau sampai merusak fasilitas umum.

Page 75: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

DAFTAR PUSTAKA

1. Literatur

Abdullah dan Muhammad Ali, Konsep Umum Pelaksanaan Kebijakan Publik,

Jurnal Publik, Universitas Garut dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Devin Yusep Prianto,”Analisis Dampak Kebijkan Pengelolaan Pedagang Kaki

Lima Di Pasar Tugu Bandar Lampung”, skripsi Universitas Lampung, 2016.

Fera Anggrainy, Implementasi Kebijakan Penataan Dan Pemberdayaan Pedagang

Kaki Lima (Pkl) Dalam Program Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan

Taman Pinang,Skripsi Jurusan Filsafat Politik Islam Fakultas Ushuluddin

Dan Filsafat Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya,

Surabaya;2017.

Haedar Akib, Implementasi Kebijakan, Jurnal Administrasi Publik, Universitas

Negeri Makassar, Volume 1 No. 1 Thn. 2010.

Ibnu dan Hadi, Implementasi Kebijakan Publik Tentang Penataan Dan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima (Pkl) Di Kecamatan Sidoarjo

Kabupaten Sidoarjo, FISIP Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, 2014.

Idrus, Peranan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Jambi Dalam Melaksanakan

Penertiban Pedagang Kaki Lima Di Wilayah Kecamatan Pasar Kota Jambi,

Skripsi Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah Institut Islam Negeri

Jambi, Jambi;2011.

Johanes afrizal, Implementasi Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 05 Tahun

2006 Tentang Pedagang Kaki Lima, Skripsi Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Syariah Institut Islam Negeri Jambi, Jambi; 2013.

Kecamatan Kota Baru Dalam Angka 2018, BPS Kota jambi

Kota Jambi Dalam Angka 2018, Badan Pusat Statistik ( BPS ) Kota Jambi.

Leo Agustino, Dasar-dasar Kebijakan Publik (Edisi Revisi), Bandung; Alfabeta,

2017.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cetakan ke 36, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2017.

Nukila Evanty dan Nurul Ghufron, Paham Peraturan Daerah (Peraturan Daerah)

Berprespektif HAM (Hak Asasi Manusia), Jakarta; PT. RajaGrafindo Persada,

2014.

Page 76: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, cet. Ke 2, Jambi: Syariah Press,

2014.

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Kombinasi (Mixed

Methods), bandung; alfabeta,2011.

2. Peraturan Undang-Undang

Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Penataan Dan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 125 Tahun 2012 Tentang

Koordinasi Penataan Dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima.

Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah

Daerah.

3. Lain-lain

Anonim, “teori analisis menurut para ahli,” http://www.bimbingan.org/teori-

analisis-menurut-para-ahli.htm.

Anonim, “landasan teori,” elib.unikom.ac.id/download.php?id=162517.

Anonim, http://jambikota.go.id/new/kecamatan-dan-kelurahan.

Dokumen global Bid.Trantibum dan Tranmas Satpol-PP 2018.

http://keckotabaru.jambikota.go.id/pkl, Data PKL di Kecamatan Kotabaru.

Kamus Bahasa Indonesia online, http://kamusbahasaindonesia.org/.

Wiranda dari paha, “Pedagang Kaki Lima, ”https://www.academia.edu/30156122

/pedagang_kaki_lima.doc,

www.bpkp.go.id/uu/filedownload/4/61/958.bpkp//pp/nomor-32-tahun-2004.

4. Wawancara

Arsyad, pedagang bakso bakar

Ardi, pedagang sekuteng,

Page 77: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

Al, pedagang kerak telor.

Andreani, staff bidang PTI Satpol-PP Kota Jambi

Anto, pedagang es dawet

Budi Siswanto, Kabid K3 dan PKL

Bujang, pedagang tekwan.

Bayu, pedagang siomay.

Goro, pedagang tekwan

Lukman, pedagang permen kapas.

M. Fajri, Kepala Bidang Trantibum Satpol-PP Kota Jambi

Samson, Anggota Bidang Trantibum Satpol-PP Kota Jambi.

Sukri, pedagang sate.

Tio, pedagang es tebu.

Wawan, pedagang sosis.

Wenda Budi H, Danton V bidang trantibum Satpol-PP Kota Jambi.

Yadi, pedagang bakso bakar.

Page 78: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

LAMPIRAN

Page 79: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI

NOMOR 05 TAHUN 2006TENTANG

PEDAGANG KAKI LIMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA JAMBI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan ketertiban, perlindungan, pengawasan dan pengendalian, serta pembinaan terhadap pedagang kaki lima perlu diatur dengan Peraturan Daerah;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

perlu membentuk Peraturan Daerah Kota Jambi tentang Pedagang Kaki lima.

Page 80: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

Mengingat

: 1. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Besar Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 20);

2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3486);

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699);

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Rapublik Indonesia Nomor 4493) yang ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);

7. Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Jambi (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2001 Nomor 07) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 16 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah kota Jambi Nomor 04 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Jambi (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2002 Nomor 22);

8. Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 47 Tahun 2002 tentang Ketertiban

Umum (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2002 Nomor 57);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA JAMBI

dan

WALIKOTA JAMBI

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEDAGANG KAKI LIMA.

Page 81: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini

yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kota Jambi;

2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur

penyelenggara Pemerintahan Daerah;

3. Walikota adalah Walikota Jambi;

4. Pedagang kaki lima adalah penjual barang dan atau jasa yang secara

perorangan berusaha dalam kegiatan ekonomi yang menggunakan daerah

milik jalan atau fasilitas umum dan bersifat sementara/tidak menetap dengan

menggunakan peralatan bergerak maupun tidak bergerak;

5. Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun

meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan

perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas;

6. Trotoar adalah bagian dari jalan yang fungsi utamanya diperuntukkan bagi

pejalan kaki;

7. Fasilitas umum adalah lahan dan peralatan atau perlengkapan yang tersedia

untuk dipergunakan oleh masyarakat secara luas.

BAB II

P E R I Z I N A N

Pasal 2

(1) Kegiatan usaha pedagang kaki lima dapat dilakukan pada lokasi yang

telah ditentukan, dengan mempertimbangkan kepentingan umum, Tata

Ruang, Keindahan, Kebersihan, ketertiban dan keamanan.

(2) Penentuan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan

dengan Keputusan Walikota.

Pasal 3

(1) Setiap pedagang kaki lima yang akan melakukan kegiatan usaha dan

menggunakan lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), wajib

memiliki izin penggunaan lokasi dari Walikota atau pejabat yang ditunjuk.

(2) Untuk memperoleh izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus

mengajukan permohonan dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut :

a. photo Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP);

b. surat pernyataan belum memiliki tempat usaha;

c. surat pernyataan kesanggupan untuk menjaga ketertiban,

keamanan, kebersihan dan keindahan serta fungsi fasilitas umum;

Page 82: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

d. surat pernyataan kesanggupan untuk mengembalikan atau

mengosongkan lokasi usaha tanpa syarat apapun apabila Pemerintah

Daerah akan mempergunakan untuk kepentingan umum;

e. surat persetujuan dari pemilik/kuasa hak atas bangunan/tanah

yang berbatasan langsung dengan jalan, apabila berusaha didaerah milik

jalan dan atau persil;

f. surat persetujuan dari pemilik/pengelola fasilitas umum, apabila

menggunakan fasilitas umum.

(3) Setiap pedagang kaki lima hanya dapat memiliki 1 (satu) izin.

(4) Izin berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang kembali

setelah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

(5) Izin dapat dialihkan kepada pihak lain dengan persetujuan pejabat yang

berwenang.

BAB III

HAK, KEWAJIBAN, DAN

LARANGAN

Pasal 4

Setiap Pedagang Kaki lima berhak :

a. menempati lokasi yang telah diizinkan;

b. melakukan kegiatan usaha dilokasi yang telah diizinkan sesuai ketentuan

yang berlaku;

c. mendapatkan perlindungan hukum terhadap penggunaan lokasi yang

telah diizinkan.

Pasal 5

Setiap pedagang kaki lima wajib :

a. mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur

tentang ketertiban, keamanan, kesehatan, kebersihan dan keindahan serta

fungsi fasilitas umum;

b. mengemas dan memindahkan peralatan dan dagangannya dari lokasi

tempat usahanya setelah selesai menjalankan usahanya.

c. memberikan akses jalan ke bangunan/tanah yang berbatasan langsung

dengan jalan, apabila berusaha di daerah milik jalan dan atau persil sesuai

kebutuhan.

Pasal 6

Setiap pedagang kaki lima dilarang :

a. melakukan kegiatan usaha dengan tempat usaha yang bersifat menetap;

Page 83: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

b. menggunakan lahan melebihi ketentuan yang diizinkan;

c. melakukan kegiatan usaha dengan cara merusak dan atau merubah

bentuk trotoar, fasilitas umum dan atau bangunan sekitarnya;

BAB IV

PEMBINAAN DAN

PENGAWASAN

Pasal 7

(1) Pembinaan dan pengawasan pedagang kaki lima dilakukan oleh Walikota

atau pejabat yang ditunjuk.

(2) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), dapat melibatkan organisasi-organisasi Pedagang

Kaki lima.

(3)

BAB V

SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 8

(1) Setiap pedagang kaki lima yang melanggar ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), dikenakan sanksi administrasi berupa

penghentian kegiatan usaha dengan upaya paksa.

(2) Upaya paksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah

diberikan peringatan berupa teguran tertulis sebanyak 2 (dua) kali berturut-

turut dengan tenggang waktu masing-masing 7 (tujuh) hari kerja.

Pasal 9

(1) Setiap pedagang kaki lima yang melanggar ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, huruf b dan huruf c dikenakan sanksi

administrasi berupa pembongkaran secara paksa tempat usaha.

(2) Pembongkaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah

diberikan peringatan berupa teguran tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-

turut dengan tenggang waktu masingmasing 7 (tujuh) hari kerja.

Pasal 10

Setiap pedagang kaki lima yang telah dikenakan sanksi administrasi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) tetapi tetap melakukan

pelanggaran yang sama dikenakan sanksi administrasi berupa pencabutan izin.

Page 84: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

Pasal 12

Setiap pedagang kaki lima yang telah dicabut izinnya sebagaimana dimaksud

dalam pasal 11 tetapi masih tetap melakukan kegiatan usaha, dikenakan sanksi

administrasi berupa penghentian kegiatan usahanya secara paksa

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 13

Pelaksanaan Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan

Walikota.

Pasal 14

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Jambi.

Ditetapkan di Jambi

pada tanggal 2006

WALIKOTA JAMBI

ARIFIEN MANAP

Diundangkan di Jambi

Pada tanggal 2006

SEKRETARIS DAERAH KOTA JAMBI

M. ASNAWI. AB

PENJELASAN

PERATURAN DAERAH

KOTA JAMBI

Page 85: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

TENTANG

PENATAAN PEDAGANG

KAKILIMA

I. UMUM.

Sebagai upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat berdasarkan

prinsip demokrasi ekonomi, masyarakat Jambi harus diikutsertakan dan

berperan aktif dalam kegiatan ekonomi. Namun demikian disadari bahwa

kemampuan Pemerintah Daerah dalam menyediakan fasilitas tempat

berusaha di sektor formal sangat terbatas, di sisi lain masyarakat berharap

mendapatkan peluang usaha yang disediakan oleh Pemerintah Daerah,

sehingga terjadi ketidakseimbangan antara permintaan dengan fasilitas yang

tersedia. Oleh karena itu perlu diciptakan iklim usaha, sehingga mendorong

kegiatan usaha termasuk di dalamnya yang dilaksanakan oleh pedagang

kakilima dengan tetap memperhatikan hubungan yang saling

menguntungkan dengan usaha lainnya serta untuk mencegah persaingan

yang tidak sehat, maka perlu disusun Peraturan Daerah tentang Penataan

Pedagang Kakilima.

Penataan pedagang kakilima dalam Peraturan Daerah ini mempunyai dua

peranan yang sangat penting, yaitu satu sisi merupakan perlindungan dan

pengakuan terhadap keberadaan pedagang kakilima di Kota Jambi,

sedangkan di sisi lainnya Peraturan Daerah ini merupakan dasar hukum

yang kuat bagi Pemerintah Kota untuk melakukan fasilitasi/pembinaan,

pengaturan dan penertiban terhadap pedagang kakilima.

Selain hal tersebut di atas tujuan penataan pedagang kakilima juga untuk

mewujudkan sistim perkotaan Kota Jambi yang seimbang, aman, tertib,

lancar dan sehat. Oleh karena itu disamping pedagang kakilima diberi

kesempatan untuk dikembangkan, namun faktor keseimbangan terhadap

kebutuhan bagi kegiatan lainnya juga harus tetap terjaga.

II. PASAL DEMI PASAL.

Pasal 1 s/d Pasal 3

: Cukup jelas

Pasal 4 huruf a s/d d

: Cukup jelas.

huruf e

: Dalam hal pemilik/kuasa hak atas bangunan/ halaman yang berbatasan dengan jalan tidak memberi persetujuan, pedagang kakilima dapat mengajukan keberatan kepada Pemerintah Daerah untuk dapat memberikan penilaiannya.

huruf f

: Cukup jelas.

Pasal 5 s/d Pasal 9

: Cukup jelas.

Page 86: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

Pasal 10 ayat (1)

: Yang dimaksud pengembangan dalam Pasal ini adalah pengembangan usaha pedagang kakilima yang berupa fasilitasi/pembinaan dan pengarahan tentang modal, sarana dan prasarana melalui organisasi Pedagang Kakilima yang ada.

Ayat (2)

: Cukup jelas.

Pasal 11 s/d Pasal 19

: Cukup jelas.

----------------

Page 87: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

WALIKOTA JAMBI

PROVINSI JAMBI

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI

NOMOR 12 TAHUN 2016

TENTANG

PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA JAMBI,

Menimbang : a. bahwa pedagang kaki lima adalah satu segi kehidupan masyarakat terutama bagi golongan ekonomi lemah, maka perlu dilakukan pengaturan penataan, pemberdayaan dan pembinaan demi kemajuan usahanya dan mampu menunjang perekonomian masyarakat serta mewujudkan

lingkungan Kota Jambi yang tertib, nyaman dan indah;

b. bahwa Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 5 Tahun 2006 tentang Pedagang Kaki Lima sudah tidak sesuai lagi dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2012 tentang Pedoman Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima, sehingga perlu diganti;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan huruf b,perlu membentuk

Peraturan Daerah tentang Penataan dan Pemberdayaan

Pedagang Kaki Lima.

SALINAN

Page 88: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonnesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 9 tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonomi Kota Besar Dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 20);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3502);

4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Rebuplik Indonesia Nomor 4725);

5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3726);

6. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5025);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 140,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor

5059);

8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5234);

Page 89: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali,

terakhir dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun

2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679;

10. Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2012

Tentang Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan

Pedagang Kaki Lima, Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2012 Nomor 291);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun

2012 tentang Pedoman Penataan dan

Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima, (Berita Negara

Republik Indonesia tahun 2012 nomor 607);

12. Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 10 Tahun

2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas-

Dinas Kota Jambi (Lembaran Daerah Kota Jambi

tahun 2008Nomor 10), sebagimana telah diubah

dengan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 4

Tahun 2015 tentang perubahan Kedua atas

peraturan Daerah Kota Jambi (Lembaran Daerah

Kota

Jambi tahun 2015 nomor 4);

13. Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 9 Tahun

2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

tahun 20132033 (Lembaran Daerah Kota Jambi

tahun 2013 nomor 9).

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

DAERAH KOTA JAMBI dan WALIKOTA JAMBI

MEMUTUSKAN :

Page 90: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG

PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN

PEDAGANG KAKI LIMA

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kota Jambi.

2. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur

penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin

pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan daerah otonom.

3. Walikota adalah Walikota Jambi.

4. Pedagang kaki lima yang selanjutnya disingkat PKL, adalah

Pelaku Usaha yang melakukan Usaha Perdagangan barang

dan atau jasa dengan menggunakan Sarana Usaha bergerak

dan tidak bergerak, menggunakan Prasarana Kota, Fasilitas

Sosial, Fasilitas Umum, Lahan, dan bangunan milik

Pemerintah dan atau Swasta yang bersifat sementara /tidak

tetap.

5. Penataan PKL adalah Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah

Daerah melalui Penetapan Lokasi binaan untuk melakukan

Penetapan, Pemindahan, Penertiban dan Penghapusan Lokasi

PKL dengan memperlihatkan Kepentingan Umum, Sosial,

Estetika, Kesehatan, Ekonomi, Keamanan, Ketertiban,

Kebersihan Lingkungan dan sesuai dengan Peraturan

Perundang – Undangan.

6. Pemberdayaan PKL adalah Upaya yang dilakukan oleh

Pemerintah Daerah,

Dunia Usaha dan Masyarakat secara sinergis dalam bentuk

Penumbuhan Iklim Usaha dan Pengembangan Usaha terhadap

PKL sehingga mampu tumbuh dan berkembang, baik

kuantitas maupun kualitas usahanya.

7. Lokasi PKL adalah Tempat Untuk Menjalankan Usaha PKL

yang berada di lahan dan atau bangunan milik Pemerintah

Daerah dan atau Swasta.

8. Lokasi binaan adalah Lokasi yang telah ditetapkan

Peruntukkannya bagi PKL yang dilakukan oleh Pemerintah

Daerah, baik bersifat permanen maupun sementara.

Page 91: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

9. Tanda Daftar Usaha yang selanjutnya disebut TDU, adalah

Surat yang dikeluarkan oleh Pejabat yang ditunjuk, sebagai

tanda bukti Pendaftaran Usaha PKL sekaligus sebagai alat

kendali untuk Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha PKL

di lokasi yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.

10. Satuan Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat

SKPD, adalah Perangkat Daerah Pemerintah Kota Jambi.

11. Tim Terpadu adalahTim yang dibentuk oleh Walikota untuk

melaksanakan Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima.

12. Camat adalah kepala kecamatan sebagai perangkat Daerah

Pemerintah Kota Jambi.

13. Lurah adalah Kepala Kelurahan sebagai perangkat Daerah

Pemerintah Kota Jambi.

14. Fasilitas Umum adalah Lahan, Jalan, Trotoar, Pelataran dan

Peralatan atau Perlengkapan yang tersedia untuk

dipergunakan oleh masyarakat secara luas.

Pasal 2

(1) Walikota wajib melakukan Pembinaan, Penataan dan

Pemberdayaan PKL.

(2) Pembinaan, Penataan dan Pemberdayaan PKL sebagaimana

dimaksudkan pada ayat (1) meliputi: a. pendataan;

b. perencanaan penyediaan ruang bagi kegiatan sektor

informal;

c. fasilitas akses permodalan;

d. penguatan kelembagaan;

e. pembinaan dan bimbingan teknis;

f. fasilitas kejasama antar daerah; dan

g. mengembangkan kemitraan dengan dunia usaha.

BAB II RUANG LINGKUP DAN TUJUAN

Pasal 3

Ruang Lingkup Pengaturan dalam Peraturan Daerah ini meliputi

Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima.

Pasal 4

Tujuan Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima adalah

:

a. Memberikan kesempatan berusaha bagi PKL melalui

penetapan lokasi sesuai dengan peruntukannya;

Page 92: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

b. Menumbuhkan dan Mengembangkan Kemampuan Usaha

PKL menjadi

Usaha Ekonomi, Mikro yang tangguh dan mandiri; dan

c. Untuk mewujudkan kota yang bersih, indah, tertib, dan

aman dengan sarana dan prasarana perkotaan yang

memadai dan berwawasan lingkungan.

BAB III

PENATAAN PKL

Bagian Kesatu Umum

Pasal 5

(1) Penataan Pedagang Kaki Lima dilakukan oleh Walikota

melalui tim terpadu atau pejabat yang ditunjuk.

(2) Dalam melaksanakan Penataan PKL sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dengan cara:

a. pendataan PKL;

b. pendaftaran PKL;

c. penetapan lokasi PKL;

d. pemindahan PKL dan penghapusan lokasi PKL; dan

e. peremajaan lokasi PKL.

Bagian Kedua Pendataan PKL

Pasal 6

(1) Walikota melalui Camat melakukan Pendataan PKL

sebagaimana dimaksudkan dalamPasal 5 ayat (2) huruf a.

(2) Tahapan dalam melakukan Pendataan PKL sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan bersama aparat

kelurahan dan atau Pengelola Pasar dengan cara:

a. membuat jadwal kegiatan pelaksanaan pendataan;

b. memetakan lokasi;dan

c. melakukan validasi / pemutakhiran data.

Pasal 7

(1) Pendataan PKL sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 6

ayat (1) dilakukan berdasarkan : a. Identitas PKL;

b. Lokasi PKL;

c. JenisTempat Usaha;

d. Bidang Usaha; dan

e. Modal Usaha.

Page 93: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

(2) Data PKL sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1)

digunakan sebagai dasar untuk Penataan dan

Pemberdayaan PKL.

Pasal 8

Lokasi PKL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf

b terdiri atas Lokasi PKL sesuai peruntukannya dan Lokasi PKL

tidak sesuai peruntukannya.

Pasal 9

(1) Lokasi PKL sesuai peruntukannya sebagaimana

dimaksudkan dalam Pasal

8 terdiri :

a. Lokasi Binaan PKL yang bersifat Permanen; dan

b. Lokasi Binaan PKL yang bersifat Sementara.

(2) Lokasi PKL tidak sesuai peruntukannya sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 8 merupakan lokasi bukan

peruntukkan tempat berusaha PKL.

Pasal 10

(1) Lokasi Binaan PKL yang bersifat Permanen sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a merupakan lokasi

Binaan yang bersifat tetap yang diperuntukkan sebagai

Tempat Usaha.

(2) Lokasi Binaan PKL yang bersifat Sementara sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf b merupakan lokasi

Binaan tempat usaha PKL yang terjadwal dan bersifat

sementara.

(3) Ketentuan lebih lanjut Lokasi BinaanPKL sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan (2) ditetapkan dalamPeraturan

Walikota.

Pasal 11

Jenis Tempat Usaha PKL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7

ayat (1) huruf c

terdiri atas jenis tempat usaha tidak bergerak dan jenis tempat

usaha bergerak.

Page 94: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

Pasal 12

(1) Jenis Tempat Usaha tidak bergerak sebagaimana dalam

Pasal 11 adalah sebagai berikut: a. gelaran;

b. Lesehan;

c. Tenda; dan

d. Selter.

(2) Jenis Tempat Usaha bergerak sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 11 adalah sebagai berikut : a. tidak bermotor; dan

b. bermotor.

Pasal 13

(1) Jenis Tempat Usaha PKL sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 12 ayat (2) huruf a antara lain Gerobak beroda dan

Sepeda,

(2) JenisTempat Usaha PKL sebagaimana dimaksud dalam Pasal

12 ayat (2) huruf b terdiri atas :

a. kendaraan bermotor roda dua;

b. kendaraan bermotor roda tiga; dan

c. kendaraan bermotor roda empat atau lebih.

Pasal 14

Bidang Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)

huruf d misalnya : a. kuliner;.

b. kerajinan;.

c. tanaman hias;.

d. burung;.

e. ikan hias;.

f. baju, sepatu, tas accesoris pakaian;

g. mainan anak-anak;

h. barang antik; dan

i. usaha lain yang tidak bertentangan dengan peraturan

perundangundangan.

Bagian Ketiga

Pendaftaran PKL

Pasal 15

(1) Walikota melalui Camat melakukan Pendaftaran PKL

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b.

(2) Pendaftaran PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh camat bersama dengan lurah.

Page 95: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

(3) Pendaftaran PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

untuk pengendalian PKL dan menjamin kepastian hukum

berusaha.

Pasal 16

(1) Pendaftaran PKL sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 15

dilakukan terhadap 2 (dua) kategori yaitu PKL lama dan PKL

baru.

(2) PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

melengkapi dan menyampaikan berkas pendaftaran usaha

kepada Camat.

Pasal 17

(1) PKL kategori lama sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal

16 ayat (1) dengan kriteria sebagai berikut :

a. PKL yang pada saat pendataan sudah berusaha di

lahan atau lokasi sesuai peruntukannya dan atau;dan

b. PKL yang pada saat pendataan sudah berusaha di

lahan atau lokasi yang tidak sesuai peruntukannya dan

ditetapkan sebagai lokasi sementara.

(2) PKL yang sudah berusaha di lahan atau lokasi yang tidak

sesuai peruntukannya sebagaimana dimaksudkan pada

ayat (1) huruf b dapat dilakukan Re-lokasi.

Pasal 18

(1) PKL katagori baru sebagimana dimaksud dalam Pasal 16

ayat (1) merupakan PKL yang belum pernah berusaha

sebagai PKL.

(2) PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

mengajukan permohonan pendaftaran untuk berusaha pada

lokasi yang telah ditetapkan oleh pemerintahan daerah

melalui Camat.

Pasal 19

Tata Cara Pendaftaran Usaha bagi PKL meliputi :

a. Permohonan Tanda Daftar Usaha;

b. Penerbitan Tanda Daftar Usaha;

c. Perpanjangan Tanda Daftar Usaha; dan

d. Pencabutan dan tidak berlakunya.

Page 96: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

Pasal 20

(1) Setiap PKL Wajib Memiliki TDU.

(2) PKL sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mengajukan

permohonan TDU kepada walikota melalui Camat.

(3) Permohonan TDU sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Foto Copy KartuTanda Penduduk dan KK Kota Jambi;

b. pas foto terbaru ukuran 4x6 cm sebanyak 2 lembar

c. mengisi formulir yang memuat tentang ;

1. nama;

2. alamat / tempat tinggal / lama tinggal;

3. bidang usaha yang dimohon;

4. tempat usaha yang dimohon;

5. waktu usaha;

6. perlengkapan yang digunakan; dan

7. jumlah modal usaha.

d. mengisi formulir surat pernyataan belum memiliki

tempat usaha.

e. mengisi formulir surat pernyataan kesanggupan untuk

menjaga keindahan, ketertiban, keamanan, kebersihan

dan kesehatan serta fungsi fasilitas umum;

f. mengisi Formulir Surat Pernyataan yang memuat :

1. tidak memperdagangkan barang ilegal;

2. tidak merombak, menambah dan mengubah fungsi

fasilitas yang ada ditempat atau lokasi PKL;

3. tidak memindah tangankan TDU kepada pihak lain;

4. kesanggupan mengosongkan, mengembalikan atau

menyerahkan tempat usaha PKL apabila lokasi

dimaksud sewaktu-waktu dibutuhkan dan atau

dikembalikan fungsinya, lokasi usaha tidak

ditempati selama 1(satu) bulan atau lebih serta

setelah dievaluasi PKL dinilai layak menjadi usaha

kecil.

(4) Permohonan TDU bagi PKL yang menggunakan jenis tempat

usaha kendaraan bermotor untuk kegiatan usaha harus

bernomor polisi Daerah Kota Jambi.

Page 97: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

Pasal 21

(1) Camat mendistribusikan formulir sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 20 ayat (3) huruf c, huruf d, huruf e dan huruf f

kepada lurah dan atau Pengelola Pasar.

(2) PKL yang akan mendaftarkan usahanya meminta formulir

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada lurah dan atau

Pengelola Pasar.

Pasal 22

(1) Camat melakukan pemeriksaan berkas pendaftaran PKL.

(2) Berkas Pendaftaran PKL yang telah memenuhi persyaratan

menjadi dasar penerbitan TDU.

Pasal 23

(1) Walikota melalui Camat menerbitkan TDU sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 19 huruf b.

(2) Penerbitan TDU sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dengan ketentuan :

a. TDU diterbitkan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak

permohonan diterima dan dinyatakan lengkap;

b. TDU hanya dapat digunakan untuk menempati 1 (satu)

lokasi tempat usaha bagi PKL yang tidak bergerak dan /

atau1 (satu) kendaraan bagi

PKL yang bergerak;

c. TDU berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun

terhitung mulai tanggal diterbitkan dan dapat

diperpanjang berdasarkan hasil evaluasi perkembangan

usaha; dan

d. Penerbitan TDU tidak dipungut biaya.

Pasal 24

(1) Dalam Hal berkas pendaftaran PKL tidak memenuhi

persyaratan, Walikota melalui Camat menyampaikan surat

penolakan penerbitan TDU.

(2) Surat Penolakan Penerbitan TDU sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) disertai alasan penolakan.

(3) Surat penolakan disampaikan kepada PKL paling lambat 7

(tujuh) hari kerja sejak permohonan diterima sebagaimana

dimaksud dalam pasal 23 ayat (2) huruf a.

Page 98: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

Pasal 25

(1) Perpanjangan TDU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19

huruf c, dilakukan 1 (satu) bulan sebelum berakhirnya

masa berlaku TDU.

(2) Permohonan perpanjangan TDU sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) disampaikan kepada Walikota melalui Camat.

Pasal 26

(1) Walikota melalui camat dapat melakukan pencabutan TDU

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf d.

(2) Pencabutan TDU sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan apabila :

a. Pemegang TDU melanggar ketentuan yang terdapat

didalam surat pendaftaran;dan

b. Lokasi usaha yang bersangkutan tidak lagi ditetapkan

sebagai tempat

usaha PKL;

(3) Tidak berlakunya TDU sebagaimana dimaksud dalam Pasal

19 huruf d apabila :

a. pemegang TDU meninggal dunia;

b. atas permintaan tertulis dari pemegang TDU;

c. pemegang TDU pindah lokasi usaha ;

d. PKL tidak memperpanjang TDU; dan

e. TDU dipindah tangankan ke pihak lain.

(4) Dalam hal pemegang TDU meninggal dunia sebagaimana

pada ayat (3) huruf a, maka suami, istri dan /atau anak

pemegang TDU dapat mengajukan permohonan TDU untuk

menggunakan tempat usaha pada lokasi yang bersangkutan

dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pencabutan TDU

sebagaimana dimaksud`pada ayat (1) diatur dalam

Peraturan Walikota.

Pasal 27

PKL mempunyai hak antara lain :

a. mendapatkan pelayanan pendaftaran usaha PKL;

b. melakukan kegiatan usaha dilokasi yang telah ditetapkan;

c. mendapatkan informasi dan sosialisasi atau pemberitahuan

terkait dengan kegiatan usaha dilokasi yang bersangkutan;

Page 99: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

d. mendapatkan pengaturan, penataan, pembinaan, supervise,

dan pendampingan dalam pengembagan usahanya; dan

e. mendapatkan pendampingan dalam mendapatkan pinjaman

permodalan dengan mitra bank.

Pasal 28

PKL mempunyai kewajiban antara lain :

a. mematuhi ketentuan Produk hukum Daerah;

b. mematuhi waktu kegiatan usaha yang telah ditetapkan oleh

Walikota;

c. memelihara keindahan, ketertiban, keamanan, kebersihan,

dan kesehatan lingkungan tempat usaha;

d. menempatkan dan menata barang dagangan dan/atau jasa

serta peralatan dagangan dengan tertib dan teratur;

e. tidak mengganggu lalu lintas dan kepentingan umum;

f. menyerahkan tempat usaha atau lokasi usaha tanpa

menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun, apabila lokasi

usaha tidak ditempati selama 1 (satu) bulan atau sewaktu-

waktu lokasi tersebut dibutuhkan oleh

Pemerintah; dan

g. menempati tempat atau lokasi usaha yang telah ditentukan

oleh

Pemerintah Daerah sesuai TDU yang dimiliki PKL;dan

h. Membayar Retribusi.

Pasal 29

PKL dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. melakukan kegiatan usahanya diruang umum yang tidak

ditetapkan untuk lokasi PKL;

b. merombak, menambah dan merubah fungsi fasilitas yang

ada ditempat atau lokasi usaha PKL yang telah ditetapkan

dan /atau ditentukan

Walikota melalui Camat;

c. menempati lahan atau lokasi dan /atau memindah

tangankan TDU, PKL tanpa sepengetahuan dan seizin

Camat;

d. berpindah tempat atau lokasi dan / atau memindah

tangankan TDU PKL, tanpa sepengetahuan dan izinCamat;

e. menelantarkan dan /atau membiarkan kosong lokasi

tempat usaha tanpa kegiatan secara terus menerus selama

1 (satu) bulan;

Page 100: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

f. mengganti bidang usaha dan /atau memperdagangkan

barang illegal;

g. melakukan kegiatan usaha dengan cara merusak dan atau

merubah bentuk fasilitas umum dan/atau bangunan

disekitarnya;

h. menggunakan badan jalan, trotoar dan jembatan untuk

tempat usaha, kecuali yang ditetapkan untuk lokasi PKL

terjadwal dan terkendali;

i. PKL yang kegiatan usahanya menggunakan kendaraan

dilarang berdagang ditempat-tempat larangan parkir,

pemberhentian sementara dan trotoar;

j. memperjual belikan atau menyewakan tempat usaha PKL

kepada pedagang lain; dan

k. Menempati lahan atau lokasi PKL untuk kegiatan tempat

tinggal.

Bagian Keempat

Penetapan Lokasi PKL

Pasal 30

(1) Walikota menetapkan lokasi atau kawasan sesuai

peruntukkannya sebagai lokasi tempat kegiatan usaha

PKL.

(2) Penetapan lokasi atau kawasan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan dengan mempertimbangkan

kepentingan umum, sosial, dan budaya, estetika, ekonomi,

keamanan, ketertiban, kesehatan, kebersihan lingkungan

dan sesuai dengan peraturan daerah tentang rencana tata

ruang wilayah provinsi dan kota.

(3) Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan

lokasi binaan yang ditetapkan oleh Walikota.

(4) Lokasi yang telah ditetapkan dilengkapi dengan papan

nama lokasi dan rambu atau tanda yang menerangkan

batasan jumlah PKL sesuai dengan Peraturan Perundang-

Undangan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenailokasi binaan

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dalam

Peraturan Walikota.

Pasal 31

(1) Lokasi binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat

(3), terdiriatas:

Page 101: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

a. Lokasi permanen, dan

b. Lokasi sementara.

(2) Lokasi PKL yang bersifat permanen sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a dilengkapi dengan aksesabilitas dan

sarana prasarana antara lain fasilitas listrik, air, tempat

sampah dan toilet umum.

(3) Lokasi permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a diarahkan untuk menjadi kawasan atau pusat-

pusat bidang usaha promosi produksi unggulan daerah.

(4) Lokasi sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b merupakan lokasi tempat usaha PKL yang

terjadwal sampai jangka waktu yang ditetapkan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenailokasi sementara

sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dalam

Peraturan walikota

Bagian Kelima

Pemindahan PKL dan Penghapusan PKL

Pasal 32

(1) PKL yang menempati lokasi yang tidak sesuai

peruntukkannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat

(2) dapat dilakukan pemindahan atau relokasi PKL

ketempat/ruang yang sesuai peruntukkannya.

(2) Penghapusan lokasi tempat usaha PKL yang telah

dipindahkan, ditertibkan dan ditata sesuai dengan fungsi

peruntukkannya.

(3) Ketentuan lebih lanjut, Pemindahan PKL dan penghapusan

lokasi PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

diatur dalam Peraturan Walikota.

Bagian Keenam

Peremajaan LokasiPKL

Pasal 33

(1) Pemerintah Kota dapat melakukan Peremajaan Lokasi PKL

pada Lokasi Binaan;

(2) Peremajaan Lokasi PKL sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) untuk meningkatkan fungsi sarana, prasarana dan

kepentingan kota.

Page 102: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

Bagian Ketujuh

Larangan Bertransaksi

Pasal 34

(1) Setiap orang dilarang melakukan transaksi perdagangan

dengan PKL pada fasilitas-fasilitas umum yang dilarang

untuk tempat usaha atau lokasi usaha PKL;

(2) Fasilitas umum yang dilarang untuk tempat usaha

PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan

rambu atau tanda larangan untuk tempat atau lokasi usaha

PKL.

BAB IV

PEMBERDAYAAN PKL

Pasal 35

Walikota melalui Tim Terpadu melakukan pemberdayaan PKL

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) antara lain

melalui : a. peningkatan kemampuan berusaha;

b. memfasilitasi akses permodalan;

c. memfasilitasi sarana dagang;

d. penguatan kelembagaan;

e. memfasilitasi Peningkatan produksi;

f. pengolahan Pengembangan Jaringan dan promosi; dan

g. pembinaan dan bimbingan teknis

Pasal 36

(1) Walikota melalui Tim Terpadu melakukan pemberdayaan

PKL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 antara lain

dapat dilakukan melalui program tanggung jawab sosial

perusahaan atau bentuk kemitraan.

(2) Pemberdayaaan PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat difasilitasi oleh pemerintah daerah sesuai dengan

bidang usaha berdasarkan data PKL.;

(3) Bentuk kemitraan dengan bidang usaha sebagaimana

dimaksud pada ayat

(1) antara lain :

Page 103: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

a. Penataan, Peremajaan Tempat Usaha PKL;

b. Peningkatan Berwira usaha melalui bimbingan, pelatihan,

dan bantuan

permodalan;

c. Promosi usaha dan event pada lokasi binaan;dan

d. Berperan aktif dalam penataan PKL dikawasan

perkotaan agar menjadi lebih tertib, bersih, indah dan

nyaman.

BAB V

TIM TERPADU PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PKL

Pasal 37

(1) Pelaksanaan penataan dan pemberdayaan PKL sebagimana

dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 35 dibantu oleh tim

terpadu penataan dan pemberdayaan PKL.

(2) Struktur Organisasi tim terpadu penataan dan

pemberdayaan PKL sebagiamana dimaksud pada ayat (1)

terdiri atas ketua, sekretaris dan anggota.

(3) Keanggotaan Tim terpadu penataan dan pemberdayaan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan Walikota

yang berunsurkan kepala satuan kerja perangkat daerah,

pelaku usaha dan asosiasi terkait.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata kerja Struktur

organisasi Tim terpadu penataan dan pemberdayaan PKL

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atur dengan

Peraturan Walikota.

Pasal 38

Tim terpadu penataan dan pemberdayaan PKL bertugas :

a. menyusun kebijakan dan program dalampembinaan PKL

yang dituangkan dalam dokumen Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) ;

b. merekomendasikan lokasi dan atau kawasan tempat

berusaha PKL;

c. mengembangkan kerja sama dengan kabupaten/kota

lainnya;

d. mengembangkan kemitraan dengan dunia usaha; dan

Page 104: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

e. melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan

program dan kegiatan pembinaan dan pemberdayaan PKL.

BAB VI

MONITORING EVALUASI DAN PELAPORAN

Pasal 39

(1) Walikota melalui tim terpadu melakukan monitoring dan

evaluasi terhadap penataan dan pemberdayaan PKL;

(2) Monitoring dan evaluasi dilaksanakan paling sedikit 2

(dua) kali dalam setahun dan/atau sewaktu-waktu apabila

diperlukan.

Pasal 40

(1) Walikota menyampaikan laporan hasil pelaksanaan

penataan dan pemberdayaan PKL kepada Gubernur.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan

tembusan disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri

melalui Direktur Jenderal bina pembangunan daerah.

(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan

paling lambat akhir bulan Februari tahun berikut nya.

BAB VII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal41

(1) Walikota melakukan pembinaan terhadap pelaksaan

kegiatan penataan dan pemberdayaan PKL;

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. koordinasi dengan gubernur;

b. pendataan PKL;

c. sosialisasi kebijakan tentang penataan dan

pemberdayaan PKL;

d. perencanaan dan penetapan lokasi binaan PKL;

e. koordinasi dan konsultasi pelaksanaan penataan dan

pemberdayaan

PKL

f. bimbingan teknis, pelatihan dan supervise kepada PKL;

g. mengembangkan kemitraan dengan dunia usaha

masyarakat dalam

Page 105: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

penataan dam pemberdayaan PKL;

h. monitoring dan evaluasi

Pasal 42

Walikota melakukan pengawasan terhadap penataan dan

pemberdayaan PKL yang dilaksanakan oleh SKPD.

BAB VIII

PENDANAAN

Pasal 43

Biaya pelaksanaan penataan dan pemberdayaan PKL bersumber

dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran

pendapatan belanja daerah Provinsi, Anggaran pendapatan dan

belanja daerah Kota dan lain-lain sumber pendapatan yang sah

dan tidak mengikat.

BAB IX

SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 44

(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana

dimaksud Pasal 28 dikenakan sanksi administratif berupa

pencabutan TDU dan/atau denda paling banyak sebesar

Rp5.000.000 (lima juta rupiah).

(2) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana

dimaksud Pasal 29 dikenakan sanksi adminsitratif berupa

pencabutan TDU dan/atau denda paling banyak sebesar Rp

10.000.000 (sepuluh juta rupiah).

(3) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana

dimaksud Pasal 34 dikenakan sanksi adminsitratif berupa

denda paling banyak sebesar Rp 2.500.000 (dua juta lima

ratus ribu rupiah).

Pasal 45

(1) Setiap PKL yang melanggar ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1), dikenakan sanksi

penghentian kegiatan dan pembongkaran.

(2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didahului

dengan surat teguran 1 sampai dengan surat teguran ke 3

Page 106: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

dengan masing-masing rentang waktu 7 hari kerja tentang

penghentian kegiatan usaha.

Pasal 46

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi

administratif sebagaimana dimaksud dalamPasal 44 dan Pasal

45 diatur dengan Peraturan Walikota.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 46

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan

Daerah Kota Jambi nomor 5 tahun 2006 tentang Pedagang Kaki

Lima dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 47

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya. Memerintahkan

pengundangan peraturan daerah ini dengan penempatannya

dalam lembaran daerah Kota Jambi.

Ditetapkan di Jambi

pada tanggal, 14

September 2016

WALIKOTA JAMBI,

ttd

SYARIF FASHA

Diundangkan di Kota Jambi pada

tanggal, 14 September 2016

SEKRETARIS DAERAH KOTA JAMBI,

ttd

Page 107: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

DARU PRATOMO

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2016 NOMOR 12

NOREG PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

(12/2016)

Salinan Sesuai Dengan Aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN SETDA KOTA JAMBI

ttd

EDRIANSYAH, SH., MM Pembina

NIP.19720614 199803 1 005

Page 108: Skripsi - repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/2373/1/SIP.151920_ALIFIA... · di kota jambi skripsi oleh : alifia rachma lestari nim : sip.151920 pembimbing : h. hermanto

Riwayat Hidup

A. Biodata Diri

1. Nama : Alifia Rachma Lestari

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Tempat Tanggal Lahir : Jambi, 22 Januari 1997

4. Kebangsaan : Indonesia

5. Status : Menikah

6. Agama : Islam

7. Alamat : Jl. Dharma Sakti, RT.32, Kel. Paal Merah,

Kec. Pal

Merah, Kota Jambi

8. Email : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

1. TK : Tunas Harapan, Kota Jambi

2. SD : SDN No.114, Kota Jambi

3. SMP : SMP YKPP, Kota Jambi

4. SMA : SMAN 6, Kota Jambi

5. Perguruan tinggi : Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifudin Jambi