skripsi - unneslib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. fonetik merupakan cabang fonologi...

75
ANALISIS KESALAHAN FONOLOGI DALAM KETERAMPILAN MEMBACA TEKS BERBAHASA ARAB SISWA KELAS XI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Nama : Ratna Asih NIM : 2303416002 Prodi : Pendidikan Bahasa Arab JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2020

Upload: others

Post on 29-Aug-2021

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

ANALISIS KESALAHAN FONOLOGI DALAM

KETERAMPILAN MEMBACA TEKS BERBAHASA ARAB

SISWA KELAS XI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1

SEMARANG

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Arab

Nama : Ratna Asih

NIM : 2303416002

Prodi : Pendidikan Bahasa Arab

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020

Page 2: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

ii

Page 3: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

iii

Page 4: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ratna Asih

NIM : 2303416002

Program Studi : Pendidikan Bahasa Arab

Fakultas : Bahasa dan Seni

Dengan ini menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi saya dengan

judul “Analisis Kesalahan Fonologi dalam Keterampilan Membaca Teks Berbahasa

Arab Siswa Kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang” benar-benar hasil

karya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian maupun secara

keseluruhan. Pendapat atau temuan dari orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Meskipun tim penguji dan

pembimbing skripsi ini membutuhkan tanda tangan sebagai keabsahannya, seluruh

isi skripsi ini tetap merupakan tanggung jawab saya sendiri. Jika kemudian

ditemukan ketidakabsahannya, saya bersedia menerima konsekuensinya.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-

benarnya.

Semarang, 20 April 2020

Peneliti

Ratna Asih

NIM. 2303416002

Page 5: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

ر يعين على كل عمل الصب

“Kesabaran itu menolong segala pekerjaan”

Persembahan:

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua saya, Bapak Taryo dan Ibu Wastiah yang tidak pernah

lelah mendoakan, mendukung, dan mengusahakan apapun untuk

kebahagiaan putri bungsunya baik secara moral maupun finansial,

merekalah motivasi dan semangat terbesar saya dalam menggapai cita-cita,

semoga Allah jadikan surga tanpa hisab untuk mereka berdua.

2. Segenap keluarga dan kerabat, kakak-kakakku beserta keluarga kecilnya,

sahabat atau teman-teman yang mendukung dan membantu sampai saat ini.

Page 6: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

vi

PRAKATA

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan

nikmat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Analisis Kesalahan Fonologi dalam Keterampilan Membaca

Teks Berbahasa Arab Siswa Kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang”

sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan Prodi

Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Semarang. Sholawat serta salam

senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW

yang menjadi suri tauladan terbaik sepanjang masa.

Terselesaikannya skripsi ini tentu tidak lepas dari dorongan dan uluran

tangan berbagai pihak. Oleh karenanya, peneliti mengucapkan rasa terimakasih

kepada:

1. Dr. Sri Rejeki Urip, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Negeri Semarang yang telah memberi perijinan dalam penyusunan skripsi.

2. Dr. Rina Supriatnaningsih, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Asing

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang memberikan

kemudahan untuk izin penelitian.

3. Singgih Kurwardono, M.A., Ph.D., Koordinator Program Studi Pendidikan

Bahasa Arab yang telah memberikan kemudahan dalam pembuatan SK

pembimbing dan segala bentuk administrasi lainnya, serta selaku dosen penguji

I yang telah memberikan arahan dan saran-saran dalam memperbaiki skripsi ini.

Page 7: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

vii

4. M. Yusuf A.H., Lc., M.A., Ph.D., dosen pembimbing yang senantiasa

memberikan motivasi, masukan, arahan, saran, serta perhatian yang berarti bagi

peneliti dalam menyusun skripsi ini.

5. Retno Purnama Irawati, S.S., M.A., selaku dosen penguji II yang telah

memberikan arahan dan saran-saran dalam memperbaiki skripsi ini.

6. Seluruh dosen program studi Pendidikan Bahasa Arab diantaranya; Singgih

Kurwardono, M.A., Ph.D.; Ustadz M. Yusuf A.H., Lc., M.A. Ph.D.; Ustadz Dr.

Zaim El Mubarok, M.Ag.; Ustadz Hasan Busri, S.Pd.I., M.S.I.; Ustadz Miftah,

BA. MA.; Ustadz Ustadz Muchlisin, Lc., M.Pd.I.; Ustadz Nafis S.Pd., M.Pd.;

Ustadzah Zukhaira, S.S., M.Pd., Ustadzah Darul Qutni, S.Pd.I., M.S.I.; Ustadzah

Retno Purnama Irawati S.S., M.A., Ustadzah Nailur, S.Pd., M.Pd.I., serta

segenap guru, ustadz/ustadzah yang telah memberikan bekal ilmu, pengetahuan,

motivasi, dan pengalaman kepada peneliti dari kecil hingga kini sehingga ilmu

yang diajarkan dapat bermanfaat.

7. Dra. Mubarokatul Darojati, M.Si., selaku Kepala SMA Islam Sultan Agung 1

Semarang yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah

tersebut.

8. Fitriyah M,Pd., selaku guru bahasa Arab yang telah membimbing penelitian dari

awal sampai akhir di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang.

9. Segenap keluarga Forum Mahasiswa Tegal (FORMAT) Universitas Negeri

Semarang yang selalu menjadi keluarga terbaik di perantauan.

Page 8: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

viii

10. Segenap teman-teman Keluarga Besar Bidikmisi (KBBi) FBS Universitas

Negeri Semarang yang telah banyak menuangkan kenangan berharga untuk

saya.

11. Segenap teman-teman PPL UNNES di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang

tahun 2019 dan teman-teman KKN Alternatif 2B Kelurahan Kandri 2019 yang

menemani saya menggali pengalaman yang luar biasa.

12. Teruntuk Kakak saya tercinta Ridwanto Ardi Kusumo yang selalu

mengingatkan, membimbing, memantau, sekaligus memacu saya untuk

melakukan lebih baik dalam bidang akademik maupun lainnya.

13. Segenap sahabat dan teman-teman saya. Sahabat saya sejak sekolah dasar Eva,

Itoh, Elisah, Ugi, dan Diana. Sahabat saya sejak sekolah menengah kejuruan,

Retno, Anis, Lia dan keluarga Akuntansi 4. Segenap teman-teman kos Kopri

dan kos KB 3 tercinta.

14. Teruntuk sahabat di perantauan yang sudah menjadi keluarga, Mba Eka, Amri,

Lisana, Nuri, Inayah, Rima, dan segenap keluarga Pendidikan Bahasa Arab

2016.

15. Semua pihak yang telah memberikan motivasi, dukungan, dan bantuan sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

Page 9: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

ix

Semoga segala kebaikan semua pihak mendapatkan balasan yang lebih

besar dari Allah SWT. Peneliti berharap skrispi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak. Aamiin.

Semarang, 20 April 2020

Peneliti

Ratna Asih

NIM. 2303416002

Page 10: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

x

SARI

Asih, Ratna. 2020. Analisis Kesalahan Fonologi dalam Keterampilan Membaca

Teks Berbahasa Arab Siswa Kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1

Semarang. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Jurusan

Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri

Semarang.

Pembimbing : M. Yusuf A.H., Lc., Ph.D.

Kata kunci : Analisis Kesalahan, Fonologi, Keterampilan Membaca Teks

Berbahasa Arab

Keterampilan membaca (maharah al-qiroah) merupakan salah satu

keterampilan dalam bahasa untuk mengubah lambang tulis menjadi lambang bunyi.

Fonologi merupakan salah satu cabang linguistik yang membahas tentang bunyi

dalam bahasa. Dalam ilmu fonologi dibagi menjadi dua cabang ilmu, yaitu fonetik

dan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa

memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan cabang fonologi yang

mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan bunyi tersebut sebagai pembeda

makna. Pentingnya memperhatikan dan mempelajari cara membunyikan huruf,

kata, atau kalimat dalam bahasa Arab terutama bagi pelajar pemula agar selanjutnya

tidak terjadi kesalahan sehingga tidak menghambat proses pembelajaran. Penelitian

ini membahas tentang kesalahan berbahasa dari segi fonologi dalam keterampilan

membaca teks berbahasa Arab siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1

Semarang.

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah apa saja bentuk-bentuk

kesalahan fonologi dalam keterampilan membaca teks berbahasa Arab siswa kelas

XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang dan apa saja faktor penyebab kesalahan

fonologi dalam keterampilan membaca teks berbahasa Arab siswa kelas XI SMA

Islam Sultan Agung 1 Semarang. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui bentuk-bentuk kesalahan fonologi serta faktor penyebab kesalahan

fonologi dalam keterampilan membaca teks berbahasa Arab oleh siswa kelas XI

SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Data dalam

penelitian ini adalah kesalahan fonologi dalam membaca teks berbahasa Arab oleh

siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. Sumber data dalam

penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. Teknik

pengumpulan data menggunakan tes, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 511 kesalahan fonologi

yang dilakukan siswa saat membaca teks berbahasa Arab. Diantara kesalahan

tersebut adalah kesalahan konsonan, kesalahan vokal, kesalahan diftong, kesalahan

konsonan ganda (syiddah), dan kesalahan sandang )ال(. Adapun faktor

penyebabnya adalah faktor kebahasaan (linguistik) itu sendiri, minat dan motivasi

yang rendah dalam berbahasa, dan kurangnya pengaplikasian bahasa Arab.

Page 11: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

xi

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi bahasa Arab ke dalam huruf latin yang digunakan dalam

penelitian ini merujuk pada pedoman transliterasi Arab-Latin keputusan bersama

antara Menteri Agama dan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia nomor: 158 dan nomor 0543 b/U/19887 tanggal 22 Januari 1987 dengan

beberapa perubahan. Perubahan dilakukan untuk memudahkan dalam

penguasaanya. Penguasaan kaidah tersebut menjadi sangat penting mengingat

aplikasi transliterasi harus tepat agar tidak menimbulkan penyimpangan.

Transliterasi yang mengalami perubahan diletakkan di dalam tanda kurung dan

bentuk perubahan diletakkan setelahnya.

1. Konsonan

Daftar huruf Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin:

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا

Ba’ B Be ب

Ta’ T Te ت

Tsa’ Ts Te dan es ث

Jim J Je ج

Cha’ H Ha ح

Kha’ Kh Ka dan ha خ

Dal D De د

Page 12: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

xii

Dzal Dz De dan zet ذ

Ra’ R Er ر

Zai Z Zet ز

Sin S Es س

Syin Sy Es dan ye ش

Shad Sh Es dan ha ص

Dlad Dl De dan el ض

Tha’ Th Te dan ha ط

Zha’ Zh Zet dan ha ظ

Ain ‘ Koma atas terbalik‘ ع

Ghain Gh Ge dan ha غ

Fa’ F Ef ف

Qaf Q Qi ق

Kaf K Ka ك

Lam L El ل

Mim M Em م

Nun N En ن

Wau W We و

Ha’ H Ha ه

Hamzah ` Apostrof ء

Ya’ Y Ye ي

2. Vokal

Page 13: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

xiii

2.1 Vokal Pendek

Huruf/Harokat Huruf Latin

- (fathah) A

- (kasroh) I

- (dhomah) U

2.2 Vokal Panjang / Maddah

Huruf/Harokat Huruf Latin

ا Ā (fathah-alif) ء

Ī (’kasroh-ya) ئ ي

Ū (dhomah-wau) ء و

3. Diftong

Huruf/Harokat Huruf Latin

ء ي (fathah-ya’) Ai

ء و (dhomah-wau) Au

4. Ta’marbuthah (ة)

Transliterasi untuk ta marbuthah ada dua, yaitu: ta marbuthah yang

hidup atau mendapat harokat fathah, kasrah, dan dhammah,

transliterasinya adalah (t). Sedangkan ta marbuthah yang mati dan

mendapat harokat sukun, transliterasinya adalah [h].

Contoh: ف ال ة الأ ط ض و ة , (raudloh al-athfal) ر م ك .(al-hikmah) الح

Page 14: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

xiv

5. Syaddah

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda tasydid ( _ ), dalam transliterasi ini dilambangkan

dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.

Contoh: بن ا ق ,(rabbanaa) ر .(al-haqqu) الح

Jika huruf ya’ bertasydid yang di akhir sebuah kata dan didahului

oleh huruf kasrah, maka ia ditransliterasikan seperti huruf maddah. Contoh:

.(aliyyun) ع ل ي

6. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf

Dalam pedoman transliterasi seperti biasa al-, baik .(alif lam ma’rifah) )ال(

ketika diikuti huruf syamsiyah maupun qomariyah. Kata sandang tidak

mengikuti bunyi huru langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis

terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis

mendatar (-). Contoh: س .(asy-syamsu) الش م

Page 15: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

xv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

PERNYATAAN ................................................................................................ iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

PRAKATA ........................................................................................................ vi

SARI ................................................................................................................... x

PEDOMAN TRANSLITERASI ....................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 8

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 8

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS .................. 10

Page 16: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

xvi

2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................ 10

2.2 Landasan Teoretis .............................................................................. 18

2.2.1 Keterampilan Membaca ............................................................. 18

2.2.1.1 Tujuan Membaca ........................................................... 28

2.2.1.2 Aspek-aspek Membaca .................................................. 22

2.2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan

Membaca ....................................................................... 23

2.2.1.4 Kompetensi Keterampilan Membaca Kelas XI di SMA

Islam Sultan Agung 1 Semarang .................................... 29

2.2.2 Analisis Kesalahan .................................................................... 31

2.2.2.1 Pengertian Kesalahan ..................................................... 31

2.2.2.2 Analisis Kesalahan Berbahasa ........................................ 32

2.2.2.3 Tujuan dan Manfaat Analisis Kesalahan Berbahasa ....... 34

2.2.2.4 Metode Analisis Kesalahan Berbahasa ........................... 36

2.2.3 Fonologi .................................................................................... 38

2.2.3.1 Fonologi Bahasa Arab.................................................... 42

2.2.3.2 Kesalahan Fonologi Arab ............................................... 47

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 50

3.1 Jenis dan Desain Penelitian ............................................................... 50

3.2 Objek Penelitian................................................................................. 52

3.3 Data dan Sumber Data ...................................................................... 52

3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 54

3.5 Instrumen Penelitian .......................................................................... 57

Page 17: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

xvii

3.6 Teknik Analisis Data .......................................................................... 63

3.7 Triangulasi ......................................................................................... 65

3.8 Teknik Pemaparan Hasil Analisis Data............................................... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 66

4.1 Kesalahan Fonologi dalam Keterampilan Membaca Teks Berbahasa

Arab Siswa Kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang ............. 67

4.1.1 Luas Data dan Analisis Kesalahan Berbahasa ............................ 67

4.1.2 Mengenal Kesalahan Data ......................................................... 70

4.1.3 Pemaparan Data Kesalahan Fonologi......................................... 70

4.1.3.1 Pengumpulan Sampel (Kesalahan)................................. 70

4.1.3.2 Analisis Kesalahan ........................................................ 71

4.1.3.2.1 Kesalahan Konsonan ....................................... 72

4.1.3.2.2 Kesalahan Vokal ............................................. 89

4.1.3.2.3 Kesalahan Diftong ........................................... 92

4.1.3.2.4 Kesalahan Konsonan Rangkap ) _ ( ................. 93

4.1.3.2.5 Kesalahan Sandang )94 ................................... )ال

4.2 Faktor-Faktor Penyebab Kesalahan Fonologi dalam Keterampilan

Membaca Siswa Kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang ...... 95

4.2.1 Faktor Linguistik ....................................................................... 95

4.2.2 Faktor Non Linguistik ............................................................... 99

4.2.2.1 Faktor Internal ............................................................... 99

4.2.2.1.1 Kurangnya Minat atau Semangat dan Motivasi

Siswa dalam Belajar Bahasa Arab .................. 99

Page 18: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

xviii

4.2.2.1.2 Kurangnya Siswa dalam Latihan Membaca atau

Mentahsin Bacaan Berbahasa Arab .............. 101

4.2.2.1.3 Rendahnya Rasa Percaya Diri Siswa.............. 103

4.2.2.2 Faktor Eksternal ........................................................... 104

4.2.2.2.1 Faktor Fisiologis............................................ 104

4.2.2.2.2 Faktor Intelektual .......................................... 107

4.2.2.2.3 Faktor Lingkungan ........................................ 110

4.2.3 Evaluasi Kesalahan untuk Memperbaiki Kesalahan Fonologi Siswa

Kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang ...................... 114

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 120

5.1 Simpulan ........................................................................................ 120

5.2 Saran .............................................................................................. 122

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 123

LAMPIRAN .................................................................................................. 126

Page 19: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

xix

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya ...................... 16

2.2 Kompetensi Dasar dan Materi Pembelajaran Keterampilan Membaca Siswa

Kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang ..................................... 30

3.1 Kategori Tingkat Kesalahan Fonologoi Siswa dalam Keterampilan

Membaca................................................................................................ 59

3.2 Kartu Data .............................................................................................. 60

3.3 Frekuensi Kesalahan Fonologi Berdasarkan Bentuk Kesalahan ............... 63

4.1 Nama Siswa dan Kategori Penilaian Fonologi ........................................ 67

4.2 Frekuensi Kesalahan Fonologi dalam Keterampilan Membaca Teks

Berbahasa Arab ...................................................................................... 71

Halaman

Page 20: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Instrumen Tes ....................................................................................... 127

2. Daftar Kesalahan Fonologi dalam Ketrampilan Membaca Teks Berbahasa

Arab Siswa Kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang ................ 130

3. Kartu Data ............................................................................................ 149

4. Catatan Lapangan ................................................................................. 158

5. Hasil Wawancara .................................................................................. 160

6. Dokumentasi Kegiatan ......................................................................... 180

7. Surat-surat Keterangan Penelitian ......................................................... 183

Halaman

Page 21: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu mata pelajaran yang diterapkan dalam lembaga pendidikan

adalah bahasa Arab. Pembelajaran bahasa Arab sendiri sampai saat ini banyak

mengalami perkembangan yang pesat. Salah satu contohnya adalah

pembelajaran bahasa Arab mulai diterapkan di berbagai lembaga pendidikan di

Indonesia mulai dari jenjang MI/SD, MTs/SMP, MA/SMA, sampai jenjang

perguruan tinggi. Dalam pembelajaran bahasa Arab masih banyak terjadi

kesalahan fonologi dalam melafalkan bunyi huruf hijaiyah, baik dari segi lisan

maupun tulisan, sehingga menjadi problema dalam proses pembelajaran bahasa

Arab. Kesalahan fonologi merupakan salah satu bentuk kesalahan yang

termasuk dalam taksonomi linguistik. Sebagian besar kesalahan berbahasa di

bidang fonologi berkaitan dengan pelafalan. Jika kesalahan berbahasa lisan

tersebut dituliskan, maka terjadi kesalahan berbahasa itu dalam bahasa tulis.

Kesalahan fonologi ini terjadi di salah satu sekolah berdasarkan hasil

pengamatan yang dilakukan peneliti selama Praktek Pengalaman Lapangan

(PPL) di kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. SMA Islam Sultan

Agung 1 Semarang merupakan salah satu lembaga pendidikan di Jawa Tengah

yang menerapkan pembelajaran bahasa Arab. Siswa masih mempunyai

kemampuan membaca bahasa Arab yang cenderung rendah seperti siswa

Page 22: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

2

membaca teks bacaan dengan terbata-bata, masih kesulitan membedakan huruf-

huruf yang hampir sama baik dari segi bentuk maupun pelafalannya, kesalahan

dalam panjang pendek bacaan, dan sebagainya.

Sejalan dengan pernyataan diatas, berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Sindy Aulia Indriani (2019) tentang “Efektifitas Metode Gallery

Walk Untuk Keterampilan Membaca dan Menulis Pembelajaran Bahasa Arab

Siswa Kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang”, menjelaskan bahwa

problematika keterampilan membaca siswa SMA Islam Sultan Agung 1

Semarang yaitu siswa masih kesulitan untuk membaca huruf-huruf Arab bahkan

kalimat yang berharokat lengkap, siswa masih kesulitan dalam membedakan

huruf-huruf Arab dengan makhroj yang berdekatan. Selain itu, rata-rata nilai

membaca siswa yang diperoleh adalah 68.02 yang masih jauh dari kriteria

ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Hal itu artinya bahwa pembelajaran

bahasa Arab selama ini belum menekankan pada kebenaran pelafalan fonologi

Arab.

Hasil pengamatan peneliti pada beberapa waktu lalu selama praktik

pengalaman lapangan (PPL), ada beberapa kesalahan yang dilakukan oleh siswa

dalam membaca termasuk melafalkan huruf, kata, atau kalimat berbahasa Arab.

Kesalahan yan dilakukan meliputi bunyi huruf vokal, diftong, konsonan, dan

konsonan klaster. Melihat kesalahan-kesalahan fonologi seperti dalam

membaca ب ع ل ي ا ن د ي ج س ب ج أ د ر namun dalam prakteknya siswa mengucapkan ع ل ي

yang sebenarnya adalah ع ل ي , tentunya ini akan menjadi kesalahan pergantian

vokal atau harokat fathah [a] menjadi harokat kasrah [i] dalam huruf ل (lam).

Page 23: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

3

Selain itu juga dalam kata س س yang dibaca menjadi أ د ر sehingga mengganti أ د ر

vokal [u] menjadi bunyi vokal [a] dalam huruf [ر].

Contoh kesalahan lainnya seperti kurang fasihnya siswa dalam

mengucapkan kata ب ار yang seringkali salah diucapkan dengan [خ] Konsonan . أ خ

konsonan [ه], keduanya memang mempunyai makhroj yang hampir sama yaitu

di bagian tenggorokan. Kemudian contoh lainnya adalah kata أ ع ال ج dalam

kalimat ض ى ر ال ج الم ي د أ ن أ ع tentu dalam hal ini dua kata tersebut , أ آال ج menjadi أ ر

mempunyai fonem yang berbeda yaitu أ/ع/ل/ج dan أ/آ/ل/ج, fonem /ع/ keluar dari

rongga tenggorokan atau faringal, sedangkan fonem /أ / keluar dari pangkal

tenggorokan (glottal). Tempat keluar huruf di faring dan glottal tidak begitu

jauh sehingga mudah tertukar, dan juga letak adanya dua huruf tersebut yang

berjejeran. Selain itu konsonan ع juga tidak ada dalam padanan bahasa

Indonesia.

Siswa juga melakukan kesalahan dalam panjang pendek bacaan seperti

contoh با ن لا ع نى أ ن أ ك و نى dalam kata , أ ت م ) siswa menghilangkan tashdid أ ت م ) yang

merupakan konsonan ganda dalam huruf ن (nun) sehingga hanya dibaca ن ى .أ ت م

Selain itu juga kesalahan yang terjadi pada kata با ل siswa melafalkan huruf ,لا ع

(lam) dengan nada pendek dalam vokal [a] menjadi با Kesalahan-kesalahan . ل ع

tersebut merupakan sedikit contoh kesalahan fonologi dari pengamatan peneliti

saat praktik pengalaman lapangan (PPL) dalam tema ق ي ن اه ر ل الم kelas XI آم

semester 1 (satu).

Fonologi adalah salah satu cabang linguistik yang membahas tentang

bunyi. Menurut Kridalaksana sebagaimana dikutip dalam Irawati (2013; 63)

Page 24: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

4

bahwa fonologi adalah bidang linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa

menurut fungsinya. Bunyi yang dimaksud adalah tuturan. Dari tuturan yang

baik dan benar tentu akan mudah dipahami oleh pendengar. Sebuah tuturan

yang diucapkan dengan tepat adalah hal yang penting karena akan

mempengaruhi makna yang dimaksud oleh penutur.

Disamping itu, fonologi merupakan pembelajaran bahasa yang paling

dasar. Setiap pembelajar memulainya dengan mempelajari fonologi. Jika

pembelajar tidak lebih dulu mempelajari fonologi, maka tentunya dalam proses

pembelajaran akan menimbulkan berbagai kesalahan. Sebagai contoh kesalahan

dalam pengucapan huruf, dapat mempengaruhi pada makna semantiknya.

Dengan itu unsur bunyi dalam bahasa Arab menjadi penting untuk dipelajari

dengan maksud agar pengucapan bahasa Arab sesuai dengan tata bahasa Arab

yang baik dan benar sehingga dapat dipahami oleh pendengarnya.

Dalam pembelajaran bahasa ditemukan problematikanya masing-

masing. Dalam Jurnal Pembelajaran Bahasa Arab: Problematika dan

Solusinya karya Aziz Fahrurrozi (2014) secara teoretis terdapat dua

problematika yang sering muncul dalam pembelajaran bahasa yaitu problem

kebahasaan yang sering disebut problem linguistik dan non-kebahasaan ataau

non-linguistik. Problem non kebahasaan (non linguistik) diantarnya meliputi

motivasi belajar, sarana belajar, metode pengajaran, waktu belajar, dan

lingkungan pembelajaran. Disamping itu keberagaman latar belakang peserta

didik menjadi salah satu problem yang sering dihadapi dalam proses belajar

mengajar bahasa Arab di sekolah. Misalnya, input siswa yang berasal dari

Page 25: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

5

sekolah yang dulunya tidak terdapat pelajaran bahasa Arab, atau dapat

dikatakan bahwa anak tersebut belum pernah mempelajari bahasa Arab. Adanya

perbedaan latar belakang ini mempengaruhi kognitif atau pengetahuan siswa

akan belajar bahasa Arab sangat heterogen. Ada siswa yang sudah mengenal

huruf hijaiyah dan mampu membaca teks berbahasa Arab, dan sebaliknya juga

ada siswa yang sama sekali belum mengenal huruf hijaiyah. Sedangkan

mengenal huruf Arab adalah tahap awal untuk mempelajari bahasa Arab lebih

luas.

Poblem kebahasaan adalah persoalan-persoalan yang dihadapi oleh

siswa yang secara langsung terkait dengan bahasa. Problematika linguistik

diantaranya seperti fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Dan salah satu

yang dapat diidentifikasi dari problematika tersebut adalah problem ashwat

‘arabiyyah atau persoalan yang terkait dengan sistem bunyi atau fonologi.

Terkait dengan tata bunyi, terdapat beberapa tata bunyi yang perlu diperhatikan

oleh para pembelajar bahasa Arab salah satunya adalah fonem Arab dimana

fonem tersebut tidak terdapat padanannya dalam bahasa Indonesia, Melayu,

maupun Brunei, misalnya huruf ث (tsa), ه (ha), خ (kha), ذ (dza), ض (dhad), ص

(sha), ط (tha), ع (‘ain), غ (ghain). Bagi pembelajar awam, huruf-huruf tersebut

tidak mudah dan perlu waktu untuk mempelajarinya. Orang Indonesia pun akan

merasa kesulitan untuk mengucapkan fonem-fonem tersebut jika belum

terbiasa, sehingga tidak jarang mereka akan mengubahnya ke dalam fonem

bahasa Indonesia.

Page 26: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

6

Kendala atau problematika yang dihadapi oleh kalangan masyarakat non

Arab dalam mempelajarinya cukup banyak, karena bahasa Arab bukan bahasa

yang dengan mudah dikuasai secara total. Setiap bahasa mempunyai

karakteristiknya sendiri, sehingga baik pendekatan, metode, maupun teknik

pembelajaran bersifat khusus. Perbedaan bahasa Arab dengan bahasa lainnya

yaitu terletak pada sistem bahasa Arab yang dimulai dari kanan ke kiri, tidak

dikenalnya huruf besar dengan bentuk tertentu untuk memulai kalimat baru,

menulis nama orang ataupun menulis tempat, dan perbedaan bentuk huruf-huruf

Arab ketika berdiri sendiri di awal, ditengah, dan akhir. Perbedaan-perbedaan

antara satu bahasa dengan bahasa lainnya menimbulkan kesukaran tersendiri

bagi siswa dalam pembelajaran yang sudah terbiasa dengan huruf latin.

Menurut Krashen, belajar bahasa merupakan kegiatan yang berlangsung

secara sadar dalam rangka penguasaan suatu bahasa (Asrori, 2011:20). Tujuan

dari pembelajaran bahasa yaitu untuk menumbuhkan kemampuan berbahasa itu

sendiri. Kemampuan dalam berbahasa menuntut untuk memiliki suatu

keterampilan. Menurut Tarigan (2008:1) keterampilan berbahasa (language

arts, language skills) dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat

segi, yaitu: 1) keterampilan menyimak (listening skills), 2) keterampilan

berbicara (speaking skills), 3) keterampilan membaca (reading skills), dan 4)

keterampilan menulis (writing skills).

Salah satu keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan pembelajaran

fonologi atau ilmu bunyi adalah keterampilan membaca (maharah al-qira’ah).

Keterampilan membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis

Page 27: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

7

yang bersifat reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca seseorang akan

memperoleh informasi, ilmu, dan pengetahuan yang baru. Dalam keterampilan

membaca diawali dengan belajar sistem bunyi bahasa, kemudian kosa kata, dan

struktur kalimat. Keterampilan membaca mengandung dua aspek atau

pengertian. Pertama, mengubah lambang tulis menjadi bunyi. Kedua,

menangkap arti dari seluruh situasi yang dilambangkan dengan lambang tulis

dan bunyi tersebut (Effendy, 2017:166). Sehingga dalam keterampilan

membaca perlu adanya pemahaman fonologi yang baik untuk menunjang

tingkat pembelajaran selanjutnya.

Membaca merupakan keterampilan yang perlu ditumbuhkan sejak dini.

Menurut Burns dalam Rahim Farida (2005:1) bahwa kemampuan atau

keterampilan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat

terpelajar. Setiap guru bahasa harus mampu memahami benar bahwa membaca

merupakan suatu keterampilan yang kompleks, rumit, dan mencakup atau

melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil. Pembelajaran

keterampilan membaca perlu mendapatkan perhatian yang serius dan tidak

hanya digunakan sebagai salah satu aktivitas keterampilan membaca yang

hanya melengkapi keterampilan-keterampilan berbahasa lainnya.

Pentingnya penggunaan kaidah-kaidah bahasa, terkhusus fonologi, akan

membuat pendengar mengerti dan memahami apa yang diucapkan oleh

pembicara. Begitu pula dalam keterampilan membaca, siswa akan lebih tahu

pelafalan huruf Arab yang tepat sesuai tulisan yang dibacanya. Oleh karena itu,

penulis mencoba untuk menganalisis apa saja bentuk kesalahan fonologi dalam

Page 28: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

8

keterampilan membaca teks berbahasa Arab yang dilakukan siswa kelas XI

SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang.

1.2 Rumusan Masalah

Agar lebih fokus dalam pembahasan, penelitian ini membatasi

permasalahan pada beberapa hal, yaitu:

1.2.1 Bagaimana bentuk-bentuk kesalahan fonologi dalam keterampilan

membaca teks berbahasa Arab siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung

1 Semarang?

1.2.2 Apa faktor penyebab kesalahan fonologi dalam keterampilan membaca

teks berbahasa Arab siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1

Semarang?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mengetahui bentuk kesalahan fonologi dalam keterampilan

membaca teks berbahasa Arab siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung

1 Semarang.

1.3.2 Untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan fonologi dalam

keterampilan membaca teks berbahasa Arab siswa kelas XI SMA Islam

Sultan Agung 1 Semarang.

Page 29: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

9

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Secara Teoristis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi

khasanah keilmuan bagi masyarakat yang sedang mempelajari fonologi

Arab, khususnya dalam bidang pengembangan bahasa Arab baik untuk

pendidik, para pelajar, masyarakat di Indonesia untuk meningkatkan

kualitas berbahasa Arab.

1.4.2 Secara Praktis

Penelitian ini bisa menjadi alat untuk mengidentifikasi

permasalahan dan kesalahan berbahasa Arab dalam bidang fonologi

secara lisan.

Page 30: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

Bab ini berisi tentang kajian pustaka dan landasan teoretis. Kajian pustaka

berisi penelitian-penelitian terdahulu yang sudah dilakukan, supaya orisinalitas

penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan. Landasan teoretis berisi tentang teori-

teori yang akan digunakan dalam penelitian ini.

2.1 Tinjauan Pustaka

Penelitian yang mengkaji tentang analisis kesalahan berbahasa, baik

yang meneliti dalam wacana lisan maupun tulisan sudah banyak dilakukan oleh

para peneliti sebelumnya. Akan tetapi, pada kesempatan ini peneliti mencoba

melakukan penelitian mengenai analisis kesalahan fonologi dalam keterampilan

membaca siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang karena menilai

adanya kesalahan-kesalahan fonologi dalam keterampilan membaca teks

berbahasa Arab yang dilakukan oleh siswa sehingga belum sesuai dengan

aturan bahasa Arab yang baik dan benar.

Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh Aida Nurjanah (2016) yang berjudul “Kesalahan

Berbahasa Tataran Fonologi Pada Karangan Siswa (Studi Deskriptif pada

Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Kota Semarang”. Penelitian ini meneliti dan

Page 31: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

11

mendeskripsikan tentang bentuk kesalahan berbahasa pada tataran fonologi

pada karangan siswa.

Hasil penelitian ini ditemukan kesalahan yang paling banyak dari hasil

karangan berbahasa Jawa siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Semarang adalah

kesalahan penulisan fonem vokal /a/ menjadi /o/, sementara kesalahan fonem

konsonan paling banyak ditemukan pada kesalahan fonem /dh/ menjadi /d/.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Aida

Nurjanah adalah mengkaji tentang kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi.

Jenis dan desain penelitian inj juga memiliki persamaan yaitu menggunakan

pendekatan kualitatif deskriptif dengan desain penelitian studi kasus.

Perbedaannya terletak pada objek penelitian, penelitian ini mempunyai objek

penelitian siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang dengan

keterampilan membaca, sedangkan Aida Nurjanah siswa kelas VIII SMP

Negeri 4 Kota Semarang dengan keterampilan menulis yang berupa karangan

siswa.

Eko Cahyo Susilo (2017), melakukan penelitian dengan judul Analasis

Kesalahan Berbahasa dalam Pelafalan Makhorijul Huruf pada Percakpaan

Bahasa Arab Siswa Kelas VII MTs N 1 Semarang (Analisis Fonetik). Penelitian

ini meneliti tentang kesalahan fonologi ditinjau dari segi fonetiknya atau

makharijul huruf Arab dan usaha guru untuk memperbaiki kesalahan berbahasa

Arab dalam keterampilan berbicara.

Page 32: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

12

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari bentuk kesalahan pada

muhadatsah siswa kelas VII MTs N 1 Semaramg pada tataran fonologi terdapat

12 kesalahan fonologi. Faktor-faktor penyebab dari kesalahan berbahasa

tersebut terdiri dari faktor internal seperti kurang minatnya siswa belajar bahasa

Arab, siswa belum menerapkan pelajaran yang diajarkan oleh guru, serta latar

belakang pendidikan siswa yang berbeda-beda. Selanjutnya adalah faktor

eksternal yaitu lingkungan yang tidak mendukung, dan faktor yang terakhir

adalah faktor linguistik dimana karakter bahasa Arab berbeda dengan bahasa

Indonesia. Dan upaya yang dilakukan guru adalah memotivasi siswa untuk

berbicara bahasa Arab dengan fasih dengan dilengkapi berbagai fasilitas dan

kegiatan yang mendukung.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Eko

Cahyo Susilo adalah mengkaji tentang analisis kesalahan berbahasa dalam

bidang fonologi. Jenis dan desain penelitian inj juga memiliki persamaan yaitu

menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan desain penelitian studi

kasus. Sedangkan perbedaannya terdapat pada objek penelitiannya, penelitian

ini membahas tentang kesalahan-kesalahan berbahasa dalam keterampilan

membaca siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung Semarang dan menganalisis

fonologi secara keseluruhan, sedangkan Eko Cahyo Susilo meneliti kesalahan

fonetiknya saja atau makharijul huruf pad percakapan bahasa Arab siswa kelas

VII MTs N 1 Semarang.

Istito’ah (2017), melakukan penelitian yang berjudul “Analisis

Kesalahan Pelafalan Fonem Beraspirasi dan Tidak Beraspirasi dalam Kosa

Page 33: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

13

kata Bahasa Mandarin Oleh Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Kendal”. Penelitian

ini meneliti tentang jenis kesalahan fonem beraspirasi dan tidak beraspirasi dan

cara mengatasi kesalahan pelafalan fonem beraspirasidan tidak beraspirasi

dalam kosa kata bahasa mandarin.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesalahan yang paling banyak

terdapat pada pelafalan fonem beraspirasi song qi yin dan tidak beraspirasi bu

song qi yin dalam kosa kata bahasa Mandarin pada siswa Kelas XI SMK N 1

Kendal, mereka menjawab dengan pelafalan yang terbalik-balik. Dan faktor

penyebab utama dari kesalahan pelafalan tersebut adalah adanya interferensi

bahasa ibu ke bahasa kedua (bahasa Mandarin) dan kurang fahamnya siswa

terhadap perbedaan fonem beraspirasi dan tidak beraspirasi.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh

Istito’ah adalah mengkaji tentang kesalahan berbahasa. Jenis dan desain

penelitian ini juga memiliki persamaan yaitu menggunakan pendekatan

kualitatif deskriptif dan meneliti data yang bersifat lisan (pelafalan).

Perbedaannya terletak pada objek penelitian, penelitian ini mempunyai objek

penelitian siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang dengan

keterampilan membaca, sedangkan Istito’ah objek penelitiannya adalah siswa

kelas XI SMK Negeri 1 Kendal.

Sopiana Sholehah (2017), melakukan penelitian yang berjudul “Analisis

Kesalahan Makhorijul Huruf dalam Kemampuan Membaca pada

Pembelajaran Bahasa Arab Siswa Kelas VII MTs Nurul Ishlah Gegelangan

Page 34: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

14

Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017”. Penelitian ini meneliti tentang

kesalahan fonologi yang ditinjau dari segi fonetiknya atau makhorijul huruf

dalam keterampilan membaca siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kesalahan atau

kesulitan pengucapan pada makhraj al Halaq (tenggorokan) dalam kemampuan

membaca pada pengucapan/bunyi huruf ,ح, خ dan ه para siswa susah untuk

membedakan bunyinya. Selain itu juga terdapat kesalahan/kesulitan

pengucapan huruf pada makhraj al Lisan (Lidah). Pengaruh atau penyebab dari

kesalahan tersebut adalah adanya bahasa ibu atau bahasa pertama siswa dan

huruf bahasa Arab yang terbatas pada huruf latin, serta kurangnya latihan dan

motivasi siswa yang cenderumg rendah.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Sopiana

Sholehah adalah mengkaji tentang analisis kesalahan berbahasa dalam bidang

fonologi dalam keterampilan membaca. Jenis dan desain penelitian ini juga

memiliki persamaan yaitu menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif

dengan desain penelitian studi kasus. Sedangkan perbedaannya terdapat pada

objek penelitiannya, penelitian ini membahas tentang kesalahan-kesalahan

berbahasa dalam keterampilan membaca siswa kelas XI SMA Islam Sultan

Agung Semarang dan menganalisis fonologi secara keseluruhan, sedangkan

Sopiana Sholehah meneliti kesalahan fonetiknya saja atau makharijul huruf

pada percakapan bahasa Arab siswa kelas VII MTs Nurul Ishlah Gegelang

Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017.

Page 35: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

15

Ika Tri Ardiani (2018) , melakukan penelitian yang berjudul

“Kesalahan Penerjemahan Teks Bahasa Indonesia ke Bahasa Arab Melalui

Imtranslator (Analisis Gramatikal)”. Penelitian ini meneliti tentang kesalahan

secara gramatikal dalam penerjemahan karya sastra, karya ilmiah, dan media

massa melalui ImTranslator.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjemahan karya sastra

memiliki kesalahan sintaksis dan morfologis lebih banyak dibandingkan yang

lain, dan hasil terjemahan media massa menjadi hasil terjemahan yang paling

rendah kesalahan gramatikalnya. Adanya mesin penerjemahan disebutkan

masih mempunyai kelemahan, di samping itu pula terdapat perbedaan kaidah

gramatikal yang mendasar antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika Tri

Ardiani adalah mengkaji tentang kesalahan dalam bahasa Arab. Jenis dan desain

penelitian ini juga memiliki persamaan yaitu menggunakan pendekatan

kualitatif deskriptif. Perbedaannya terletak pada subje penelitian, penelitian ini

mempunyai objek penelitian siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1

Semarang dengan keterampilan membaca serta meneliti ilmu bunyi bahasa atau

fonologi, sedangkan Ika Tri Ardiani menggunakan objek hasil terjemahan dari

bahasa Indonesia ke dalam bahasa Arab menggunakan ImTranslator dan

meneliti dari segi gramatikalnya.

Page 36: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

16

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian

Sebelumnya

No. Nama Judul Persamaan Perbedaan

1. Aida Nurjanah

(2016)

Kesalahan Berbahasa

Tataran Fonologi

Pada Karangan Siswa

(Studi Deskriptif)

pada Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 4 Kota

Semarang

Penelitian

kualitatif

yang

mengkaji

tentang

kesalahan

berbahasa

Jenis dan

Objek

Penelitian

2. Eko Cahyo Susilo

(2017)

Analasis Kesalahan

Berbahasa dalam

Pelafalan Makhorijul

Huruf pada

Percakpaan Bahasa

Arab Siswa Kelas VII

MTs N 1 Semarang

(Analisis Fonetik)

Penelitian

kualitatif

yang

mengkaji

tentang

kesalahan

berbahasa

Jenis dan

Objek

Penelitian

3. Istito’ah (2017) Analisis Kesalahan

Pelafalan Fonem

Beraspirasi dan Tidak

Beraspirasi dalam

Penelitian

kualitatif

yang

mengkaji

Jenis dan

Objek

Penelitian

Page 37: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

17

Kosa kata Bahasa

Mandarin Oleh Siswa

Kelas XI SMK Negeri

1 Kendal

tentang

kesalahan

berbahasa

4. Sopiana Sholehah

(2017)

Analisis Kesalahan

Makhorijul Huruf

dalam Kemampuan

Membaca pada

Pembelajaran Bahasa

Arab Siswa Kelas VII

MTs Nurul Ishlah

Gegelangan Lombok

Barat Tahun Pelajaran

2016/2017

Penelitian

kualitatif

yang

mengkaji

tentang

kesalahan

berbahasa

Jenis dan

Objek

Penelitian

5. Ika Tri Ardiani

(2018)

Kesalahan

Penerjemahan Teks

Bahasa Indonesia ke

Bahasa Arab Melalui

Imtranslator (Analisis

Gramatikal)

Penelitian

kualitatif

yang

mengkaji

tentang

kesalahan

dalam bahasa

Jenis

Penelitian

Page 38: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

18

Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut, dapat disimpulkan bahwa

penelitian yang berhubungan dengan analisis kesalahan berbahasa sudah

dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Penelitian ini diharapkan dapat berperan

untuk menambah ilmu dan wawasan dalam menganalisis fonologi serta

pembaruan dari penelitian ini yaitu mejelaskan kesalahan fonologi baik dari

fonetik maupun fonemiknya apabila ditemukan peran bunyi yang menjadi

pembeda makna. Penelitian tentang analisis kesalahan fonologi dalam

keterampilan membaca siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang

ini belum pernah dilakukan sehingga terhindar dari unsur plagiarisme. Oleh

karena itu, peneliti tertarik dan ingin mencoba untuk melakukan penelitian ini.

2.2 Landasan Teoretis

2.2.1 Keterampilan Membaca

Pada hakikatnya, membaca merupakan sesuatu yang rumit yang

tidak hanya sekadar melafalkan tulisan, namun juga melibatkan aktivitas

visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitik (Rahim, 2005:3).

Proses visual membaca adalah proses menerjemahkan simbol tulis (huruf)

ke dalam kata-kata lisan. Sebagai proses berfikir, membaca mencakup

aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca

kritis, dan juga pemahaman kreatif. Menurut Mujib dan Nailur

mengungkapkan bahwa salah satu keterampilan berbahasa yang paling

penting adalah keterampilan membaca (Ramadhani dan Zukhaira,

2019:73). Dengan keterampilan membaca, keberhasilan siswa dalam

Page 39: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

19

proses belajar mengajar di sekolah dapat ditentukan oleh penguasaan

siswa terhadap keterampilan tersebut.

Menurut Syafi’i dalam Rahim (2005:2) menyebutkan bahwa

terdapat tiga istilah yang sering digunakan untuk memberikan komponen

dasar dari proses membaca, yaitu recording, decoding, dan meaning.

Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat, kemudian

mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyi yang sesuai dengan sistem

tulisan yang digunakan. Proses decoding (penyadian) merujuk pada

proses penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-kata. Pada tahap ini

merupakan proses perseptual, yaitu pengenalan korespodensi rangkaian

huruf dengan bunyi-bunyi bahasa. Sedangkan meaning merupakan proses

untuk memahami makna.

Dalam hal ini juga sependapat dengan pernyataan Anderson dalam

Tarigan (2008:7) bahwa membaca adalah suatu proses penyandian

kembali dan pembaca sandi (a recording and decoding prosess), berlainan

dengan berbicara dan menulis justru melibatkan penyandian (encoding).

Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-

kat tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language

meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi

yang bermakna.

Salah satu proses linguistik adalah membaca, skema pembaca

membantunya membangun makna, sedangkan secara fonologis, semantik,

Page 40: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

20

dan fitur sintaksis membantunya mengomunikasikan dan

menginterpretasikan pesan-pesan. Klein, dkk dalam Rahim (2005:3)

mengemukakan definisi membaca mencakup (1) membaca merupakan

suatu proses, (2) membaca adalah strategi, dan (3) membaca merupakan

interaktif.

Membaca merupakan proses maksudnya adalah informasi dari

teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan

penting atau utama dalam membentuk makna. Membaca merupakan suatu

strategis artinya pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi

membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka

mengkonstruk makna ketika membaca, dan strategi tersebut bervariasi

sesuai dengan jenis teks dan tujuan membaca. Dan membaca adalah

interaktif, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami (reaadable)

sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks.

Berdasarkan beberapa definisi yang telah dipaparkan di atas dapat

ditarik kesimpulan bahwa membaca merupakan suatu kegiatan dimana

salah satunya mencakup proses visual yang digunakan untuk mengenal

lafal-lafal bacaan atau simbol-simbol tulis, melafalkan simbol-simbol

tersebut, dan memahami isi bacaan teks pada suatu tingkat tertentu.

2.2.1.1 Tujuan Membaca

Setiap keterampilan dalam berbahasa hendaknya

mempunyai tujuan, termasuk juga dalam ketermapilan membaca.

Page 41: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

21

Seseorang yang membaca dengan tujuan, cenderung lebih mudah

memahami dibandingakan dengan orang yang tidak mempunyai

tujuan.

Tujuan membaca menurut Blanton, dkk. dan Irwin adalah

sebagai berikut:

1. Kesenangan;

2. Menyempurnakan membaca nyaring;

3. Menggunakan strategi tertentu;

4. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik;

5. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah

diketahuinya;

6. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis;

7. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi;

8. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan

informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara

lain dan mempelajari tentang struktur teks;

9. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik (Rahim,

2005:12).

Dalam proses pembelajaran bahasa asing, tujuan membaca

yang paling dasar adalah menyempurnakan membaca nyaring dimana

hal tersebut dapat memudahkan pendidik untuk mengetahui

kemampuan dan kesalahan siswa. Sehingga peneliti mengambil tujuan

membaca nyaring yang digunakan dalam penelitian.

Page 42: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

22

2.2.1.2 Aspek-aspek Membaca

Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks

dimana melibatkan suatu keterampilan yang lebih kecil. Menurut

Broughton dalam Tarigan (2008:12) terdapat dua aspek penting

dalam membaca, yaitu:

a) Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang

dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower

order), yag mencakup:

1. Pengenalan huruf;

2. Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata,

frase, pola klausa, kalimat, dan lain-lain);

3. Pengenalan hubungan/korespodensi pola ejaan dan bunyi

(kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau “to bark at

print”);

4. Kecepatan membaca ke taraf lambat.

b) Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension

skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih

tinggi (higher order), yang mencakup:

1. Memahami pengertian sederhana (lekasikal, gramatikal,

retorikal);

2. Memahami signifikan atau makna (maksud dan tujuan

pengarang, relevansi/keadaan kebudayaan, dan reaksi

pembaaca);

Page 43: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

23

3. Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk);

4. Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah

disesuaikan dengan keadaan.

Menurut Tarigan (2008:13) untuk mencapai tujuan yang

terkandung dalam keterampilan mekanis (mechanical skills)

tersebut, aktivitas yang sesuai adalah dengan membaca nyaring

(reading aloud) dan membaca bersuara (oral reading). Sedangkan

untuk pemahaman (comprehension skills), yang paling erat adalah

dengan membaca dalam hati (silent reading). Berdasarkan hal

tersebut, aspek yang digunakan peneliti adalah aspek mekanis.

2.2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Membaca

Banyak faktor yang mempengaruhi keterampilan

membaca, baik membaca permulaan maupun membaca lanjut

(membaca pemahaman).

Curtin dkk dalam Abu Rabia (2006:167) “suggest that the

spelling process involves shared efforts of some sources that also

motivate the readers’ reading skill”, menyarankan bahwa proses

pengejaan melibatkan upaya bersama dari beberapa sumber yang

juga memotivasi keterampilan membaca para pembaca. Menurut

Lamb dan Arnold terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi

membaca permulaan ialah faktor fisiologis, intelektual,

lingkungan, dan psikologis (Rahim, 2005:16).

Page 44: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

24

1. Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik,

pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin. Kelelahan juga

merupakan kondisis yang tidak menguntungkan bagi anak

untuk belajar, khususnya belajar membaca. Beberapa ahli

mengungkapkan bahwa keterbatasan neurologis (misalnya

berbagai cacat otak) dan kekurangan secara fisik merupakan

salah satu faktor yang dapat menyebabkan anak gagal dalam

meningkatkan kemampuan membaca mereka.

Disamping itu juga gangguan pada alat bicara, alat

pendengaran, dan alat penglihatan bisa memperlambat

kemajuan belajar membaca anak. Analisis bunyi misalnya,

mungkin akan sukar bagi anak yang mempunyai masalah pada

alat bicara dan pendengaran.

Menurut Lamb dan Arnold dalam Rahim (2005:17)

walaupun anak tidak mempunyai gangguan pada alat

penglihatannya, beberapa anak mengalami kesukaran belajar

membaca. Hal tersebut terjadi karena belum berkembangnya

kemampuan membaca mereka dalam membedakan simbol-

simbol cetakan, seperti huruf-huruf, angka-angka, dan kata-

kata.

2. Faktor Intelektual

Page 45: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

25

Heinz dalam Rahim (2005:17) mendefinisikan istilah

intelegensi sebagai suatu kegiatan berpikir yang terdiri dari

pemahaman yang esensial tentang situasi yang diberikan dan

meresponnya secara tepat. Sedangkan menurut Rubin dalam

Rahim (2005:17) juga memperlihatkan hasil penelitiannya

bahwa tidak semua siswa mempunyai kemampuan intelegensi

tinggi menjadi pembaca yang baik.

Secara umum. Intelegensi anak tidak sepenuhnya

mempengaruhi berhasil tidaknya anak dalam membaca

permulaan. Faktor metode mengajar guru, prosedur, dan

kemampuan guru juga turut mempengaruhi kemampuan

membaca permulaan anak.

3. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan juga mempengaruhi kemajuan

kemampuan membaca siswa. Faktor lingkungan disini

mencakup dua hal, yaitu:

a. Faktor latar belakang dan pengalaman siswa di rumah

Lingkungan dapat membentuk pribadi, sikap, nilai, dan

kemampuan bahasa anak sendiri. Kondisi di rumah

mempengaruhi pribadi dan penyesuaian diri anak dalam

masyarakat. Kondisi tersebut dapat membantu anak, atau

bahkan menghalangi anak belajar membaca.

b. Faktor sosial ekonomi

Page 46: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

26

Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa status

sosioekonomi siswa mempengaruhi kemampuan verbal siswa.

Semakin tinggi status sosioekonomi siswa semakin tinggi

kemampuan verbal siswa. Begitupula dengan kemampuan

membaca anak.

4. Faktor Psikologis

Faktor psikologis mencakup tiga hal antara lain:

a. Motivasi

Motivasi adalah faktor kunci dalam belajar membaca. Eanes

dalam Rahim (2005:19) mengemukakan bahwa kunci motivasi

itu sederhana, tetapi tidak mudah untuk mencapainya. Kunci

dari itu adalah guru harus mampu mendemonstrasikan kepada

siswa praktik pengajaran yang relevan dengan minat dan

pengalaman anak sehingga anak memahami belajar itu sebagai

suatu kebutuhan.

Depdiknas (2003) mengemukakan beberapa prinsip motivasi

belajar diantaranya adalah: (a) Kebermaknaan; (b)

Pengetahuan dan keterampilan prasyarat; (c) Model; (d)

Komunikasi terbuka; (e) Keaslian dan tugas yang menantang,

latihan yang tepat dan aktif; (f) Kondisi dan konsekuensi yang

menyenangkan; (g) Keragaman pendekatan; (h)

Mengembangkan beberapa kemampuan; (i) Melibatkan

sebanyak mungkin indera.

Page 47: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

27

Sedangkan menurut Eanes dalam Rahim (2005:28) lebih lanjut

bahwa kunci motivasi intrinsik sederhana, tetapi tidak mudah

mendapatkannya. Cara yang paling penting untuk

mendapatkan pengaruh positif pada sikap membaca dan

belajar siswa ialah dengan memberikan model membaca yang

menyenangkan dan memperlihatkan antusias guru dalam

mengajar.

b. Minat

Minat baca ialah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha

seseorang untuk membaca. Frymeir (dalam Rahim; 2005)

mengidentifikasi tujuh faktor yang mempengaruhi

perkembangan minat anak, yaitu sebagai berikut:

a) Pengalaman sebelumnya; siswa tidak akan mengembangkan

minat terhadap sesuatu jika mereka belum pernah

mengalaminya.

b) Konsepsinya tentang diri; siswa akan menolak informasi

yang dirasa mengancamnya, sebaliknya siswa akan menolak

informasi itu dipandang berguna dan membantu

meningkatkan dirinya.

c) Nilai-nilai; minat siswa timbul jika sebuat mata pelajaran

disajikan oleh orang yang berwibawa.

d) Mata pelajaran yang bermakna; informasi yang mudah

dipahami oleh anak akan menarik minat mereka.

Page 48: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

28

e) Tingkat keterlibatan tekanan; jika siswa merasa dirinya

mempunyai beberapa tingkat pilihan dan kurang tekanan,

minat membaca mereka mungkin akan lebih tinggi.

f) Kekompleksitaan materi pelajaran; siswa yang mampu

secara intelektual dan fleksibel secara psikologis lebih

tertarik pada hal yang lebih kompleks.

Dari hal-hal diatas dapat disimpulkan bahwa guru harus

berusaha memotivasi siswanya. Siswa mempunyai motivasi

yang tinggi terhadap membaca, akan mempunyai minat yang

tinggi pula terhadap kegiatan membaca.

c. Kematangan sosio dan emosi serta penyesuaian diri

Dalam hal ini terdapat tiga aspek kematangan emosi dan sosial,

yaitu:

a) Stabilitas emosi

Seorang anak mempunyai pengontrolan emosi pada tingkat

tertentu. Anak yang mudah marah, menangis, dan bereaksi

secara berlebihan ketika mereka tidak mendapatkan sesuatu,

atau menarik diri atau mendongkol akan mendapat kesulitan

dalam pelajaran membaca, begitu pula sebaliknya.

b) Kepercayaan diri

Percaya diri sangat dibutuhkan oleh anak-anak. Anak yang

kurang percaya diri di dalam kelas, tidak akan bisa

mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya walaupun

Page 49: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

29

tugas itu sesuai dengan kemampuannya, mereka sangat

bergantung kepada orang lain.

c) Kemampuan berpartisipasi dalam kelompok.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam

membaca bersifat homogen. Sehingga peneliti untuk

menggunakan faktor-faktor tersebut di samping faktor

kebahasaan itu sendiri.

2.2.1.4 Kompetensi Keterampilan Membaca Kelas XI di SMA Islam

Sultan Agung 1 Semarang

Keterampilan membaca di SMA Islam Sultan Agung 1

Semarang terkhusus di kelas XI adalah keterampilan membaca

bahasa Arab sesuai dengan adanya silabus yang digunakan dalam

jangka waktu satu tahun. Penelitian ini menggunakan kompetensi

dasar (KD) dan dua materi di semester genap yang disesuaikan

dengan waktu penelitian, dengan tema fasilitas umum dan sosial dan

fasilitas untuk ibadah. Untuk lebih jelas dapat melihat tabel di bawah ini:

Page 50: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

30

Tabel 2.2 Kompetensi Dasar dan Materi Pembelajaran

Keterampilan Membaca Siswa Kelas XI SMA Islam Sultan

Agung 1 Semarang

No. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran

1. 3.1 Mengidentifikasi bunyi kata, frase,

dan kalimat bahasa Arab yang berkaitan

dengan المراهقين , الصحة والرعاية آمال

الصحية , النظافة في الإسلام , التسهيلات العامة

والاجتماعية , التسهيلات لعبادة الله

secara tulis maupun lisan.

آمال المراهقين , الصحة

والرعاية الصحية , النظافة في

الإسلام , التسيهلات العامة

والاجتماعية , التسهيلات

لعبادة الله

2. 4.4 Menyusun teks lisan dan tulis

sederhana untuk menangkap informasi

terkait dengan آمال المراهقين , الصحة

والرعاية الصحية , النظافة في الإسلام ,

التسهيلات العامة والاجتماعية , التسهيلات

لعبادة الله

آمال المراهقين , الصحة

والرعاية الصحية , النظافة في

الإسلام , التسهيلات العامة

والاجتماعية , التسهيلات

لعبادة الله

Page 51: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

31

dengan memperhatikan unsur

kebahasaan struktur teks, dan unsur

budaya secara benar dan sesuai

2.2.2 Analisis Kesalahan

2.2.2.1 Pengertian Kesalahan

Kesalahan merupakan bentuk-bentuk bahasa yang secara

gramatikal maupun interpretasi tidak benar, baik diucapkan atau

didengar oleh seseorang. Disamping istilah kesalahan, ada satu

istilah yang hampir mirip yaitu kekeliruan. Kekeliruan merupakan

penyimpangan yang disebabkan ketidaksengajaan oleh pembicara,

bukan karena ia tidak memahami kaidah bahasa sasaran tersebut.

Sedangkan kesalahan adalah penyimpangan yang disebabkan oleh

ketidakfahaman pembicara terhadap kaidah atau sistem bahasa

sasaran.

Dalam pembelajaran bahasa Asing, berdasarkan jenis

kesalahannya dikategorikan menjadi beberapa tingkatan. Corder

dalam Batmang (2013:24) menjelaskan bahwa ada tiga bentuk

ketegori kesalahan yang bisa ditemukan dalam proses

pembelajaran bahasa kedua, yaitu:

a. Mistake, merupakan kesalahan yang secara normal atau sadar

diketahui oleh penutur bahasa dan kemudian diperbaikinya.

Page 52: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

32

b. Error, merupakan suatu bentuk kesalahan yang dilakukan

karena ketidakfokusan, kelalaian, dan ketidakcermatan penutur.

c. Slip, merupakan kesalahan yang dapat diperbaiki oleh penutur

tanpa umpan balik dari penutur lainnya.

Dalam belajar bahasa asing, seperti bahasa Arab, siswa

atau peserta didik akan membuat kesalahan dan kekeliruan. Secara

alamiah ini dapat terjadi karena belajar bahasa asing merupakan

proses yang tidak singkat dan kesalahan yang dilakukan tidak bisa

dihindarkan.

Berdasarkan uraian pendapat tersebut, dapat disimpulkan

bahwa kesalahan merupakan suatu bentuk ketidaksesuaian dalam

bahasa baik secara gramatikal maupun inteprestasi yang

diucapkan maupun yang didengar oleh seseorang.

2.2.2.2 Analisis Kesalahan Berbahasa

Kesalahan berbahasa merupakan suatu penyimpangan

kaidah bahasa yang merupakan gejala alami dalam proses belajar

kedua. Kesalahan berbahasa adalah penyimpangan yang dilakukan

tanpa disengaja dan kesalahan itu tidak dapat diperbaiki oleh

penutur itu sendiri, hal itu kerana ketidaktahuannya (James dalam

Batmang, 2013:24). Richard mendefinisikan kesalahan berbahasa

sebagai penyimpangan norma yang terdapat di dalam ujaran

sebagai akibat dari kedekatan dengan bahasa pertamanya

(Batmang, 2013:25).

Page 53: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

33

Dulay, Bust, dan Krashen (dalam Arifatun, 2012:4)

menjelaskan bahwa dalam mendeskripsikan kesalahan berbahasa

dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu:

a. Kategori linguistik

b. Kategori strategi lahiriah

c. Kategori komparatif

d. Kategori efek komunikasi

Namun, untuk menyesuaikan dengan kepentingan analisis

penelitian ini maka kategori kesalahan berbahasa yang dibahasa

dalam kajian ini adalah kategori linguistik.

Kesalahan berbahasa dianggap sebagai bagian dari proses

belajar mengajar. Artinya bahwa kesalahan berbahasa adalah

bagian integral dari pembelajaran bahasa, baik pembelajaran

bahasa yang bersifat informal maupun yang bersifat formal.

Kaitan antara pembelajaran bahasa dan kesalahan berbahasa

sangatlah erat.

Menurut Anakes dalam Gufron (2015:3) menyebutkan

langkah-langkah dalam analisis kesalahan berbahasa yang

meliputi:

1. Pengumpulan sampel

2. Pengidentifikasian kesalahan

3. Penjelasan Kesalahan

4. Pengklasifikasian kesalahan

Page 54: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

34

5. Pengevaluasian kesalahan

Berdasarkan langkah-langkah tersebut dapat disimpulkan

bahwa analisis kesalahan berbahasa merupakan suatu prosedur

kerja yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa

yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan

yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalah tersebut,

pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta

pengevaluasian atau penilaian taraf keseriuasan kesalahan

tersebut.

2.2.2.3 Tujuan dan Manfaat Analisis Kesalahan Berbahasa

Menganalisis kesalahan berbahasa yang dibuat oleh

pembelajar bahasa jelas memberikan manfaat tertentu karena

pemahaman terhadap kesalahan itu merupakan umpan balik yang

berguna bagi pengevaluasian dan perencanaan menyusun materi

dan strategi pembelajaran bahasa di kelas.

Menurut Sridhar dalam Gufron (2015:4) mengatakan

bahwa tujuan dari analisis kesalahan berbahasa terhadap proses

belajar mengajar antara lain:

1. Menentukan urutan penyajian butir-butir yang diajarkan dalam

kelas dan buku teks, misalnya urutan dari yang mudah ke yang

sukar, dari sederhana ke yang kompleks, dan seterusnya.

Page 55: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

35

2. Menentukan jenjang penekanan, penjelasan, dan pelatihan

berbagai butir bahan yang diajarkan.

3. Merencanakan pelatihan dan pembelajaran remedial.

4. Memilih butir-butir bagai pengujian kemahiran siswa.

Dahulu tujuan analisis kesalahan bersifat aplikatif, yaitu

memperbaiki dan mengurangi kesalahan berbahasa siswa. Tujuan

ini ternyata mengabaikan hal yang penting, yaitu dalam

penyusunan dan pengembangan teori pembelajaran mengenai

performasi siswa. Padahal, tujuan analisis kesalahan berbahasa

tidak hanya bersfat aplikatif, tetapi juga bersifat teoretis. Aspek

teoretis analisis kesalahan sama pentingnya dengan pengkajian itu

sendiri, yani pemerolehan bahasa para siswa tersebut yang pada

gilirannya dapat memberikan pemahaman ke arah proses

pemerolehan bahasa secara umum.

Dari pemapatan di atas, bahwa analisis kesalahan bahasa

berdampak positif terhadap pembelajaran bahasa. Bahasa sebagai

perangkat kebiasaan dipakai setiap orang sebagai media

komunikasi yang sangat kompleks. Pada umumnya pemakai

bahasa dalam berbahasa cenderung menggunakan jalan fikirannya

tanpa mempertimbangkakn aturan-aturan yang ada dalam bahasa.

Tetapi, disamping itu ada juga pembelajar bahasa yang

memperhatikan kaidah-kaidah atau aturan-aturan bahasa yang

Page 56: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

36

berlaku sehingga menghasilkan konsep sesuai dengan struktur

bahasa yang dipelajari.

2.2.2.4 Metode Analisis Kesalahan Berbahasa

Kesalahan berbahasa dapat terjadi pada siapa saja. Metode

analisis kesalahan berbahasa mengumpulkan bentuk-bentuk

kalimat atau wacana yang dianggap tidak tepat terhadap kaidah-

kaidah bahasa tersebut. Kesalahan berbahasa yang sudah

terkumpul kemudian dianalisis dengan langkah-langkah sebagai

berikut menurut Gufron (2015:6) yaitu:

1. Mengklasifikasikan kesalahan berbahasa itu berdasarkan

tataran kebahasaan misalnya kesalahan fonologi, morfologis,

sintaksis, kewacanaan, atau sematis.

2. Mengurutkan kesalahan berbahasa berdasarkan frekuensinya.

3. Menggambarkan letak kesalahan dan memperkirakan

penyebab kesalahan berbahasa itu.

4. Memperkirakan atau memprediksi daerah atau butir

kebahasaan yang rawan kesalahan.

5. Mengoreksi kesalahan atau memperbaiki kesalahan.

Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja.

Sebagai suatu prosedur kerja, analisis kesalahan berbahasa

mempunyai langkah-langkah kerja tertentu. Langkah-langkah

Page 57: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

37

kerja tertentu inilah yang dinamakan metode analisis kesalahan

berbahasa.

Dalam metode analisis kesalahan berbahasa, telah

dikemukakan pendapat para ahli mengenai langkah-langkah kerja

analisis kesalaha berbahasa tersebut. Menurut Ellis dalam Gufron

(2015:7) menyatakan bahwa adal lima langkah analisis kesalahan

berbahsa atau metode analisis kesalahan berbahasa, antara lain:

1. Mengumpulkan sampel kesalahan

2. Mengidentifikasi kesalahan

3. Menjelaskan kesalahan

4. Mengklasifikasikan kesalahan

5. Mengevaluasi kesalahan

Dari kedua pendapat tersebut masih terdapat kesamaan,

hanya saja berbeda pada langkah mengidentifikasi daerah

kesukaran/kesalahan. Dalam hal ini dapat terlihat bahwa metode

analisis kesalahan berbahasa bersifat tetap atau kurang

berkembang.

Berdasarkan prosedur kerja atau langkah-langkah analisis

kesalahan diatas, Gufron (2015) menghasilkan modifikasi

mengenai metode analisis kesalahan berbahasa, antara lain:

1. Mengumpulkan data

2. Mengidentifikasi kesalahan

Page 58: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

38

3. Memeringkat kesalahan

4. Menjelaskan kesalahan

5. Memprediksi kesalahan

6. Memprediksi tataran kebahasaan yang rawan kesalahan

7. Mengoreksi kesalahan

Dalam penelitian ini, penelitian ini mengasumsi

pendapat dari Ellis yang diawali dengan mengumpulkan sampel

kesalahan, mengindentifikasi kesalahan, menjelaskan kesalahan,

mengklasifikasi kesalahan, serta mengevaluasi kesalahan.

2.2.3 Fonologi

Secara garis besar, fonologi adalah sub disiplin dalam ilmu bahasa

atau linguistik yang membicarakan tentang ‘bunyi bahasa’. Lebih sempit

lagi, fonologi murni membicarakan fungsi, perilaku serta organisasi

sebagai unsur linguistik (Lass Roger; 1991:1). Fonologi merupakan

bidang linguistik yang membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa.

Secara etimologi, fonologi terbentuk dari kata fon yaitu bunyi, dan logi

yaitu bunyi. Sedangkan menurut hirerarki satuan bunyi yang menjadi studi

objek fonologi dibedakan menjadi fonetik dan fonemik.

Secara umum fonetik biasa dijelaskan sebagai cabang fonologi

yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi-

bunyi tersebut mempunyai fungsi pembeda atau tidak (Chaer, 2007:102).

Kridalaksana dalam Irawati (2013) mengungkapkan bahwa fonetil

Page 59: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

39

(phonetics) adalah ilmu yang menyelidiki penghasilan, penyampaian, dan

penerimaan bunyi bahasa; ilmu interdisipliner linguistik dengan fisika,

anatomi, dan psikologi atau bagian dari linguistik yang mempelajari

ujaaran.

Sedangkan fonemik adalah ilmu yang mempelajari fungsi bunyi

bahasa sebagai pembeda makna (Irawati, 2013: 64). Menurut Chaer

(2007:102) fonemik merupakan cabang studi fonologi yang mempelajari

bunyi dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai pembeda

makna. Fonologi berbeda dengan fonetik karena fonetik mempelajari

bunyi-bunyi tanpa membatasi perhatiannya pada bahasa tertentu,

sedangkan fonologi membahas bunyi-bunyi bahasa tertentu, mempelajari

fungsi bunyi untuk membedakan atau mengidentifikasi kata-kata tertentu

(Chaedar; 1993:105).

Jadi, fonologi bahasa Arab adalah kajian mengenai bunyi-bunyi

bahasa Arab terutama bagaimana suatu bunyi bahasa Arab diucapkan

dengan fasih sesuatu dengan kaidah pemilik bahasa dan bagaimana

pendengar dapat memahami ketika suatu bunyi Arab tersebut diucapkan

kepadanya.

Berdasarkan hirerarkinya, fonologi dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Fonetik

Fonetik merupakan bidang linguistik yang mempelajari bunyi

bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai

Page 60: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

40

makna atau tidak. Fonetik mnurut urutan proses terjadinya bunyi

bahasa itu, dibedakan menjadi tiga jenis, antara lain:

1. Fonetik artikulatoris (fonetik organis/fisiologis)

Yaitu mepelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara

manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa, serta

bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan.

2. Fonetik Akustik

Yaitu mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau

fenomena alam. Bunyi-bunyi tersebut diselidiki frekuensi

getarannya, amplitudonya, intensitasnya, dan timbrenya.

3. Fonetik Auditoris

Yaitu mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi

bahasa itu oleh telinga kita. (Chaer, 2007:103)

Dari ketiga jenis fonetik tersebut yang paling dominan

dengan dunia linguistik adalah jenis fonetik artikulatoris.

Karena ini berkaitan dengan pembahasan mekanisme bunyi-

bunyi bahasa tersebut diproduksi oleh seseorang. Sedangkan

fonetik akustik berkenaan dengan karakteristik bunyi, dan

fonetik auditoris berkenaan dengan bidang ilmu kesehatan.

b. Fonemik

Fonemik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari

bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai

pembeda makna (Chaer, 2007:102). Objek kajian fonemik adalah

Page 61: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

41

fonem, yaitu bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi membedakan

makna. Nurbayan dalam Hidayat (2019:205), apabila pembelajar

mengucapkan kata نعمة dengan kata نقمة, perbedaan antara huruf

‘ain dan qaf ini merupakan perbedaan fonemik dalam bahasa Arab.

Dalam mempelajari fonologi tidak lepas dengan bunyi

bahasa. Bunyi bahasa mempengaruhi pendengaran dimana hal

tersebut bersumber dari alat bunyi atau alat-alat ucap. Alat bunyi

yaitu anggota yang berada sekitar rongga tenggorokan, mulut, dan

hidung. Secara anatomi, alat bunyi tidak hanya berfungsi untuk

mengeluarkan bunyi-bunyi bahasa, namun juga mempunyai fungsi

lain seperti makan, minum, bernafas dan sebagainya (Mu’izzuddin,

2002:73).

Menurut Kamal Ibrahim Badri dalam Batmang (2013:26-27)

pada Jurnal Kesalahan Fonologis dalam Berbicara Bahasa Arab

pada Mahasiswa Matrikulasi STAIN Kendari, fonologi merupakan

bagian dari ilmu linguistik umum dan dianggap penting dalam

belajar berbicara, yang mengkhususkan pada tiga aspek yaitu:

1. Mempelajari tentang ilmu suara yang dikeluarkan lewat lidah

bibir ( شفهية –لثوية) dan bagaimana cara menggunakannya

dalam berbicara meletup-tertahan (احتكاكية –)انفجارية dengan

Page 62: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

42

memiliki jelas-kabur/samar (مهموسة -مجهورة) dan jenisnya

secara mulut hidung ( فموية –أنفية) dan sebagainya.

2. Cara pembentukkan suara dan bagian yang digunakan.

3. Fungsi suara yang diucapkan/dikatakan.

2.2.3.1 Fonologi Bahasa Arab

Bahasa Arab memiliki aturan dalam fonologi pada tataran

fonem segmental (segmental phonemes/ القطعية الفونيمات ) yaitu

konsonan ( الأصوات الصامتة). Sistem artikulasi bunyi dari konsonan

di dalamya sebagai berikut:

a. Bunyi yang keluar dari dua bibir (bilabial/ yaitu )أصوات شفتانية

/ب/ dan /م/

b. Bunyi antara bibir dan kedua gigi (Labio-dental / - هيةشف

./ف/ yaitu ( أصوات أسنانية

c. Bunyi antara gigi (inter-dental / أصوات بين أسنانية ) yaitu / ث/

dan /ذ/.

Page 63: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

43

d. Bunyi dibelakang gigi di ujung langit-langit (apico-alveolar/

./ ر/ dan ,/ ز /, / س /, / ص / (أصوات ذلقية لثوية

e. Bunyi di ujung langit-langit – lidah – dua gigi ( أصوات ذلقية لثوية

Bunyi-bunyi ini ./ن / dan ,/ ت /, /د/, /ط/, /ض/, /ل / yaitu (أسنانية

terbagi atas tiga bagian:

1. Bunyi letup (أصوات الآنفجارية) yaitu / /ت/, /د/, /ض/, /ط/

2. Bunyi Laterais ( صوات جانبيةأ ) yaitu /ل/

3. Bunyi Nasal (أصوات أنفية) yaitu /ن/

f. Bunyi berada di langit-langit bagian depan ( fronto-palatals /

غاريةطرفية – أصوات ) yaitu / ج/ dan /ش /

g. Bunyi berada di langit-langit bagian tengah (centro-palatals/ و

/ي / yaitu (سطية أصوات غارية

h. Bunyi belakang lidah dengan bagian langit-langit (dorso

velars/ أصوات قصية -طبقية ) yaitu / ك/, /غ/, /خ / dan /و /

Page 64: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

44

i. Bunyi belakang lidah dengan getaran lidah (dorso-uvulars/

أصوات ويةله -قصية ) yaitu /ق/

j. Bunyi saluran kerongkongan (rooto- pharyngeals / أصوات

/ع/ dan /ح/ yaitu (جذرية حلقية

k. Bunyi dalam celah suara (glottals/ أصوات حذجرية ) yaitu /ء/ dan

/ه/

Dalam Jurnal Analisis Fonologi Arab karya Moch.

Mu’izzuddin (2002:76), didalamnya menurut para ahli bahasa

Arab modern dan para Qari kenamaan di Republik Arab Mesir,

bahwa Makharijul-Aswat bahasa Arab itu adalah sebagai berikut:

1. Bibir/Syaffah: ب-م-و

2. Gigi bersama bibir/ Asnaniyah Syafawiyah: ف

3. Antara gigi atas dan bawah/Ma bainal asnan: ث-ذ-ظ

4. Gigi dan gusi/ Asnaniyah lisawiyah: ت-د-ط-ض

5. Gusi/Lisawiyah: ر-ز-س-ص

Page 65: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

45

6. Gusi dan langit-langit/Lisawiyah hanakiyah: ج-ش

7. Langit-langit tengah/Wasatul-hanaki: ي

8. Langit-langit dalam/ Aqsal-hanaki: خ-غ-ك-و

9. Tekak/Luhatu: ق

10. Tenggorokan/Khalaq: ح-ع

11. Glotal/Hanjarah: ه-ء

Sedangkan menurut para ahli bahasa klasik seperti Imam

Khalil ibn Ahmad, Sibawaih dan lbn Jinny (dalam Mu’izzudin,

2002:76-77), Makharijul Aswat itu terdapat lima belas macam

yaitu:

1. Antara dua bibir/Ma bainasy-syafataini: ب-م-و

2. Bibir bawah dan gigi/ Asy-syafatus-sufla wal-asnan: ف

3. Ujung lidah dan gigi/Tarful-lisan wa atrafus-sanaya: ث-ذ-ظ

4. Ujung lidah dan tengah gigi/Tarful-lisan wa fawiqus-

sanaya ز:-س-ص

Page 66: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

46

5. Ujung lidah dan pangkal gigi/Tarful-lisan wa usulus-sanaya:

ت-د-ط

6. Antara ujung lidah dan tengah gigi/Ma baina tarful-lisan wa

fawiqussana: ن

7. Antara ujung lidah dan tengah lidah masuk ke dalam / Ma

baina tarful-lisan wa fawiqus-sanaya adkhala fi zahril-lisan:

ر

8. Pinggir lidah sampai ujung/Hafatul-lisani ila at-tarfi wa ma

fauqaha: ل

9. Awal pinggir lidah dan geraham/ Awalu hafatul-lisani wa ma

yalihi minal-adrasi: ص-ش

10. Tengah lidah dan langit-langit/Wasatul-hanaki wa ma yalihi

minal hanakil-a'la: ج-ي

11. Lidah dan langit-langit atas/Muakharul-lisan wa ma yalihi

minalhanakil-a'la: ك

12. Pangkal, lidah dan langit-langit atas/ Aqsal-'lisani wa ma

yalihi minal hanakil a'la: ق

Page 67: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

47

13. Tenggorokan dekat/ Adnal-halaqi: خ-غ

14. Tenggorokan tengah/Wasatul-hanaki: ح-ع

15. Tenggorokan jauh/ dalam/ Aqsal-hanaki: ه-ء

2.2.3.2 Kesalahan Fonologi Bahasa Arab

Kesalahan fonologi merupakan suatu bentuk kesalahan

berbahasa dari segi fonologi atau ilmu bunyi yang tidak sesuai

dengan aturan fonologi yang ada dalam suatu bahasa.

Kesalahan fonologis secara lisan terdiri dari kesalahan

segmental (الفونية لقطعية ) yaitu:

a. Konsonan (الآصوات الصامتة)

Bunyi konsonan adalah bunyi yang diujarkan dari

rongga tenggorokan yang mendapat halangan dari alat ucap

lainnya baik yang bersuara maupun yang tidak bersuara. Sudah

seharusnya guru mengetahui huruf bahasa Arab konsonan

yang akan diajarkan pada peserta didik dalam pembelajaran

yaitu semua huruf hijaiyah (Mu’izzudin, 2002:83).

Diantaranya hamzah qata’, alif, ba’, ta, tsa’, jim, ha, kha’, dal,

zal, ra’, zai, sin, syin, sad, dad, ta’, za’, ‘ain, gain, fa’, qaf, kaf,

lam, nun, wawu, ha’, dan ya’. Bunyi konsonan dalam bentuk

huruf adalah:

Page 68: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

48

أ ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن و ه ي

b. Vokal (الآصوات اللينة)

Sedangkan bunyi vokal bahasa Arab dilambangkan

dengan harokat. Dalam bahasa Arab terdapat tiga bagian yaitu

harokat fathah, kasrah, dan dammah yang berbunyi a, i, dan u.

Harokat-harokat tersebut ada yang panjang dan pendek dalam

pengucapannya. Tanda harokat pendek dalam penulisan

bahasa Arab yaitu: - ) (- – . Disamping itu, harokat

panjang yang dikenal dalam bahasa Arab adalah mad atau lain,

yaitu:

1. Alif dalam contoh قال (fathah yang panjang)

2. Ya’ dalam contoh القاضي (kasrah yang panjang)

3. Wawu dalam contoh يدعو (dammah yang panjang)

Huruf wawu dan ya’ dalam bahasa Arab mempunyai

dua fungsi, yaitu sebagai bunyi vokal panjang dan sebagai

bunyi konsonan. Sedangkan jika letak posisinya terletak

setelah harokat fathah, seperti dalam contoh حوض dan بيت ,

sebagian para ahli bahasa menggap bahwa unsur diftong.

Page 69: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

49

Menurut Prochazka (2006:423) menjelaskan bahwa

vokal dalam bahasa Arab terdiri dari tiga vokal yaitu /a, i, u/,

dengan kontras fonemik pendek dan panjang. Berbeda dengan

jumlah vokal yang relatif sedikit, bahasa Arab mempunyai 28

fonem konsonan juga disertai dengan fonemik kontras panjang

pendek.

Sedangkan kesalahan supra semental ( الفونيمات فوق

(القطعية adalah sebagai berikut:

a. Stress / Tekanan ( النبر)

Tekanan menyangkut akan masalah keras lunaknya

bunyi.

b. Juncture / Jeda الوقفة()

Jeda berkenaan dengan hentian bunyi dalam arus ujar.

c. Pitch / Nada (الصوت طبقة)

Nada berkenaan dengan tinggi rendahnya suatu bunyi.

Page 70: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

120

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti paparkan pada bab-bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan sesuai dengan rumusan masalah dalam

penelitian, yaitu:

Bentuk kesalahan fonologi dalam keterampilan membaca teks

berbahasa Arab siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang, terdapat

18 kesalahan fonologi. Pertama, kesalahan konsonan yang mencakup, (1)

kesalahan kelompok tenggorokan (الحلق) seperti; (a) Kesalahan siswa dalam

mengucapkan huruf [ء] dan [ع], (b) Kesalahan siswa dalam mengucapkan huruf

(d) ,[غ] dan [خ] Kesalahan siswa dalam mengucapkan huruf (c) ,[ه] dan [ح]

Kesalahan siswa dalam mengucapkan huruf [خ] dan [ه], (e) Kesalahan siswa

dalam mengucapkan huruf [ح] dan [خ], dan (2) kesalahan kelompok lidah

(b) ,[ك] dan [ق] seperti; (a) Kesalahan siswa dalam mengucapkan huruf (اللسان)

Kesalahan siswa dalam mengucapkan huruf [د] dan [ض], (c) Kesalahan siswa

dalam mengucapkan huruf [د] dan [ظ], (d) Kesalahan siswa dalam mengucapkan

huruf [ز] dan [ظ], (e) Kesalahan siswa dalam mengucapkan huruf [ت] dan [ط],

(f) Kesalahan siswa dalam mengucapkan huruf [ذ] dan [ز], (g) Kesalahan siswa

dalam mengucapkan huruf [ث] dan [س], (h) Kesalahan siswa dalam

mengucapkan huruf [س] dan [ص]. Kedua, yaitu kesalahan vokal diantarnya; (a)

Page 71: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

121

Kesalahan Penghilangan Vokal, (b) Kesalahan Pergantian Vokal, dan (c)

Kesalahan Vokal Panjang Pendek. Ketiga adalah kesalahan diftong, dan yang

keempat yaitu kesalahan sandang )ال(.

Adapun faktor-faktor penyebab kesalahan berbahasa pada keterampilan

membaca teks berbahasa Arab siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1

Semarang terdiri dari faktor linguistik dan faktor non linguistik. Faktor

linguistik diantaranya yaitu adanya perbedaan karakteristik bahasa Arab dengan

bahasa Indonesia. fonem-fonem dalam bahasa Arab tidak mempunyai

padanannya dalam bahasa Indonesia sehingga bagi siswa atau pembelajar

pemula akan merasa kesulitan dalam mengucapkan fonem-fonem tersebut,

selain itu huruf satu dengan yang lain dalam bahasa Arab dari segi bentuk

hampir sama dan adanya bermacam vokal panjang pendek menjadi kendala bagi

siswa karena belum terbiasa. Sedangkan faktor non linguitik, terdapat faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal diantaranya yaitu kurangnya minat

atau semangat dan motivasi siswa dalam belajar bahasa Arab, kurangnya siswa

dalam latihan atau mentahsin bacaan berbahasa Arab, dan rendahnya percaya

diri siswa. Sementara faktor eksternal mencakup (a) faktor fisiologis seperti

kelelahan; belum berkembangnya simbol-simbol cekatan dalam angka dan

kata-kata siswa, (b) faktor intelektual seperti latar belakang pendidikan siswa;

kemampuan guru, media, dan metode yang digunakan dalam mengajar; (c)

faktor lingkungan seperti fasilitas dan alokasi waktu; kurang maksimalnya

kegiatan yang melatih dan membantu dalam bahasa Arab; latar belakang dan

pengalaman siswa di rumah.

Page 72: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

122

5.2 Saran

Pertama, bagi siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang

hendaknya menumbuhkan semangat dalam belajar bahasa Arab. Selain itu juga

siswa dapat meningkatkan kemampuan membaca dengan memperbanyak

latihan dan mentahsin bacaan dengan memperhatikan bacaan dengan baik dan

cermat, serta tidak tergesa-gesa saat membaca sehingga meminimalisir

kesalahan dalam membaca teks berbahasa Arab.

Kedua, bagi guru bahasa Arab, hendaknya mampu memberikan

motivasi siswa dalam belajar dan mendesain pembelajaran yang

menyenangkan, serta guru juga dapat membimbing dan meluruskan

pemahaman siswa ketika siswa melakukan kesalahan pemahaman dalam

belajar.

Ketiga, bagi sekolah hendaknya dapat menyediakan laboratorium

bahasa untuk menambah pengalaman baru bagi siswa dan menjadikan

pembelajaran yang tidak menjenuhkan, dan untuk meningkatkan kemampuan

siswa dalam belajar bahasa Arab, sekolah dapat memberikan ekstrakurikuler

yang berkaitan dengan bahasa Arab.

Page 73: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

123

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku

Alwasilah, Chaedar. 1993. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Asrori, Imam. 2011. Strategi Belajar Bahasa Arab: Teori dan Praktek. Malang:

MISYKAT.

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Effendy, Ahmad Fuad. 2017. Metodelogi Pengajaran Bahasa Arab. Malang:

MASYKAT.

Gufron, Syamsul. 2015. Kesalahan Berbahasa: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:

Ombak.

Irawati, Retno Purnama. 2013. Mengenal Sejarah Sastra Arab. Semarang:

EGAACITYA.

Lass, Rager. 1991. Fonologi Sebuah Pengantar untuk Konsep-Konsep Dasar.

Semarang: IKIP Semarang Press.

Mahsun. 2014. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan

Tekniknya. Jakarta: Rajawali.

Margono, S. 2003. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Mufid. 2014. Mudahnya Belajar Bahasa Arab. Yogyakarta: Buku Pintar.

Rahim, Farida. 2005. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Salman, Mamun. Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an Kelas X. LPIT Thariq Bin

Ziyad.

Subagyo, Joko P. 1997. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2011. Metodelogi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya).

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. 2007. Metode Penelitian Pendidikan

Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Page 74: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

124

Tarigan, Henry Guntur. 2018. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: ANGKASA

Zuriah, Nurul. 2007. Metodelogi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Teori-

Aplikasi). Jakarta: Sinar Grafika Offset

2. Skripsi

Ardiani, Ika Tri. 2018. Kesalahan Penerjemahan Teks Bahasa Indonesia ke Bahasa

Arab Melalui Imtranslator (Analisis Gramatikal). Skripsi. Universitas

Negeri Semarang, Semarang.

Indriani, Sindy Aulia. 2019. Efektivitas Metode Gallery Walk untuk Keterampilan

Membaca dan menulis Pembelajaran Bahasa Arab Siswa Kelas XI SMA

Islam Sultan Agung 1 Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang,

Semarang.

Istito’ah. 2017. Analisis Kesalahan Pelafalan Fonem Beraspirasi dan Tidak

Beraspirasi dalam Kosa kata Bahasa Mandarin Oleh Siswa Kelas XI SMK

Negeri 1 Kendal. Skripsi. Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Nurjanah, Aida. 2016. Kesalahan Berbahasa Tataran Fonologi Pada Karangan

Siswa (Studi Deskriptif) pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Kota

Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Sholehah, Sopiana. 2017. Analisis Kesalahan Makhorijul Huruf dalam

Kemampuan Membaca pada Pembelajaran Bahasa Arab Siswa Kelas VII

MTs Nurul Ishlah Gegelang Lombok Barat. Skripsi. Universitas Islam

Negeri (UIN) Mataram, Mataram.

Susilo, Eko Cahyo. 2017. Analisis Kesalahan Berbahasa Dalam Pelafalan

Makhorijul Huruf pada Percakapan Bahasa Arab Siswa Kelas VII MTs N 1

Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang, Semarang.

3. Jurnal

Arifatun, Novia. 2012. Kesalahan Penerjemahan Teks Bahasa Indonesia ke Bahasa

Arab Melalui Google Translate (Studi Analisis Sintaksis). Hlm 1-6.

Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Batmang. 2013. Kesalahan Fonologis Dalam Berbicara Bahasa Arab pada

Mahasiswa Matrikulasi STAIN Kendari. Vol.8, No.1.

Fahrurrozi, Aziz. 2014. Pembelajaran Bahasa Arab: Problematika dan Solusinya.

Arabiyat: Vol. I, No. 2.

Hidayat, Muhammad Syaiful Bahri. 2019. Pembelajaran Fonologi Arab dengan

Minimal Praise dan Tongue Twister. Jurnal Tanding, Vol. II, No. 2 Hal 197-

216

Mu’izzuddin, Moch. 2002. Analisis Fonologi Bahasa Arab: Tinjauan Linguistik

Modern. Vol. 19, No. 93.

Page 75: SKRIPSI - UNNESlib.unnes.ac.id/38706/1/2303416002.pdfdan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya, sedangkan fonemik merupakan

125

Nurjanah, Hasan Busri, dan Nailur R. 2019. Integrasi Bahasa Arab dalam Kamus

Lengkap Bahasa Sunda Karya Budi Rahayu Tamsyah (Analisis Fonologi

dan Semantik). Hlm. 1-8. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Prochazka, S. 2006. Jurnal Arabic. Hlm. 427-230. Australia, Viena: University of

Vienna.

Ramadhani, Aisyah Intan dan Zukhaira. 2019. Pengembangan Arabic Treasure

Hunter Untuk Keterampilan Membaca Bahasa Arab Siswa Kelas VIII MTs

Di Kabupaten Klaten. Hlm. 72-81. Semarang: Universitas Negeri

Semarang.