skripsi - core.ac.uk · sarjana kedokteran gigi di fakultas kedokteran gigi universitas...

68
i PREVALENSI INFEKSI OROMAKSILOFASIAL YANG DISEBABKAN OLEH INFEKSI ODONTOGENIK DI RS. IBNU SINA DAN RS. SAYANG RAKYAT PADA TAHUN 2011-2015 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran Gigi AINUN RAMADHANY NATSIR J111 12 142 BAGIAN BEDAH MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015

Upload: phungkien

Post on 14-Mar-2019

309 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

i

PREVALENSI INFEKSI OROMAKSILOFASIAL YANG DISEBABKAN

OLEH INFEKSI ODONTOGENIK DI RS. IBNU SINA DAN RS. SAYANG

RAKYAT PADA TAHUN 2011-2015

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Kedokteran Gigi

AINUN RAMADHANY NATSIR

J111 12 142

BAGIAN BEDAH MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

Page 2: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

ii

PREVALENSI INFEKSI OROMAKSILOFASIAL YANG DISEBABKAN

OLEH INFEKSI ODONTOGENIK DI RS. IBNU SINA DAN RS. SAYANG

RAKYAT PADA TAHUN 2011-2015

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

AINUN RAMADHANY NATSIR

J111 12 142

BAGIAN BEDAH MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

Page 3: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

iii

Page 4: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

iv

Dengan ini menyatakan bahwa mahasiswa yang tercantum namanya dibawah ini :

Nama : Ainun Ramadhany Natsir

NIM : J111 12 142

Judul Skripsi : Prevalensi infeksi oromaksilofasial yang disebabkan oleh infeksi

odontogenik di Rs. Ibnu sina dan Rs. Sayang rakyat pada tahun

2011-2015.

Menyatakan bahwa judul skripsi yang diajukan adalah judul yang baru dan tidak

terdapat di Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin

Makassar, Oktober 2015

Staf Perpustakaan FKG-UH

Nuraeda A, S.Sos

Page 5: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

v

PREVALENSI INFEKSI OROMAKSILOFASIAL YANG DISEBABKAN

OLEH INFEKSI ODONTOGENIK DI RS. IBNU SINA DAN RS. SAYANG

RAKYAT PADA TAHUN 2011-2015

Ainun Ramadhany Natsir

ABSTRAK

Infeksi odontogenik adalah salah satu infeksi yang paling umum terjadi dari rongga

mulut. Dapat disebabkan oleh karies gigi. Dalam semua kasus infeksi tersebut

berasal dari mikroba mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi

infeksi oromaksilofasial yang disebabkan infeksi odontogen di RS. Sayang rakyat

dan RS. Ibnu sina periode 2011-2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah

observasional deskriptif. Rancangan penelitian adalah cross sectional study.

Penelitian ini merupakan penelitian dasar dimana penelitian dilakukan dengan cara

mengambil data dari buku rekam medik 2011-2015, kemudian hasilnya dimasukkan

ke dalam tabel distribusi dan grafik. Hasil penelitian terklasifikasi menderita kasus

infeksi oromaksilofasial yang disebabkan infeksi odontogen di RS Ibnu Sina dan RS

Sayang Rakyat Periode Tahun 2011-2015 berdasarkan klasifikasi infeksi

oromaksilofasial berdasarkan spasium yang terkena, dari 142 orang (100%) yang

diperiksa dan didiagnosa infeksi oromaksilofasial, didapatkan 1 orang (0,70%)

menderita infeksi spasium subperiosteal, 1 orang (0,70%) menderita infeksi spasium

fossa kanina, 29 orang (20,42%) yang terklasifikasi infeksi spasium bukal, 75 orang

(52,81%) menderita infeksi spasium submandibula, 35 orang (24,64%) menderita

infeksi sublingual, dan 1 orang (0,70%) menderita infeksi spasium submental.

Kata kunci : infeksi oromaksilofasial, odontogenik, spasium submandibula.

Page 6: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

vi

PREVALENCE OROMAXILLOFACIAL INFECTION CAUSED BY

ODONTOGENIC INFECTION AT IBNU SINA HOSPITAL AND SAYANG

RAKYAT HOSPITAL IN 2011-2015

Ainun Ramadhany Natsir

ABSTRACT

Odontogenic infections are one of the most common infections of the oral cavity.

Can be caused by dental caries. In all cases the infection comes from microbial

mouth. This study aims to determine the prevalence oromaxillofacial infection

caused by odontogenic infection at Ibnu Sina Hospital and Sayang Rakyat Hospital

in 2011-2015. This type of research is an observational descriptive. The study design

was a cross-sectional study. This research is the basis on which research is done by

taking data from medical records book 2011-2015, then the results are inserted into

the distribution tables and graphs. Case study results classified suffer from infections

caused by infection odontogen oromaxillofacial at Ibnu Sina Hospital and Sayang

Rakyat Hospital in 2011-2015 is based on the classification of infection

oromaxillofacial based spasium affected, of 142 person (100%) were examined and

diagnosed oromaxillofacial infections, obtained 1 person (0.70%) spasium

subperiosteal infection, 1 person (0.70%) spasium fossa canine infection, 29 person

(20.42%) were classified spasium buccal infection, 75 person (52.81%) spasium

submandibular infection, 35 person (24.64%) sublingual infection, and 1 person

(0.70%) spasium submental infection.

Keywords: oromaxillofacial infection, odontogenic, spasium submandibular.

Page 7: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum WarahmatullahiWabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT atas nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul “Prevalensi infeksi oromaksilofasial yang

disebabkan oleh infeksi odontogenik di Rs. Ibnu sina dan Rs. Sayang rakyat pada

tahun 2011-2015”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak

lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

SAW.

Dalam penyusunan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang dihadapi,

namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga penyusunan

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. drg. A. Tajrin, M.Kes., Sp. BM selaku dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan memberikan petunjuk serta

bimbingan bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi

ini hingga selesai.

2. Dr. drg. Bahruddin Thalib, M.Kes., Sp.Pros sebagai Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin beserta seluruh staf atas bantuannya

selama penulis mengikuti pendidikan.

Page 8: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

viii

3. drg. Netty N Kawulusan, M.Kes., selaku Penasehat Akademik atas bimbingan,

perhatian, nasehat dan dukungan bagi penulis selama perkuliahan.

4. Buat kedua orang tua yang tersayang dan tercinta, Ayahanda Drs. H. A. Natsir

Mappa dan Ibu Dra. Hj. A. Ratnawati Nurdin, saudara penulis A. Ramlan

Natsir, S.Sos., dr. A. N. Suhria Natsir, A. D.Julfayanti Natsir, S.Sos., kakak

ipar penulis A. Sofyan Yusri, ST., A. Rosni Santi, S.Sos., A. Afwan Ashar,

S.STP., M.Si., serta keluarga besar penulis yang telah banyak memberikan doa,

dukungan moril dan materil, dan terima kasih atas segala pengertian yang telah

diberikan selama proses penyusunan skripsi ini hingga selesai.

5. Teman-teman MASTIKASI 2012 terima kasih atas dukungan penuh dan

semangat yang terus diberikan kepada penulis, terima kasih atas tangis haru canda

dan tawanya selama 3 tahun, saya bangga bias menjadi bagian dari 103 bintang.

Semoga tetap kompak dan semoga MASTIKASI sukses untuk kedepannya.

6. Sahabat penulis Nana, Kais, Cindra, Keky, Lala, Kiki, Abang, Guce, Agung,

Husein, Alief, Awal, terima kasih atas hiburan, liburan dan motivasinya dalam

menyelesaikan skripsi ini dan terkhusus untuk (alm.) Septian Eko Cahyo dan

keluarganya (Mama Aina, Ayah Wahyu, Adik Yogie) terima kasih atas

motivasi dan semangatnya, terima kasih juga yang hingga saat ini masih perhatian

dan sayang pada penulis.

7. Teman skripsi bagian bedah mulut Evha, Ammar, Dhia, Iis, Qadafi, Bani,

Nana, Filia, dan Jumriana terima kasih atas ide-ide serta masukan yang

diberikan kepada penulis.

Page 9: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

ix

8. Saudara-saudara kesayangan ReskyD, Fadiah, Dama, Winda, Sri, Daya dan A.

Fitri terima kasih banyak atas doa, dukungan, hiburan dan liburannya disela-sela

pusing dan ribetnya penelitian.

9. Kanda-kanda senior Kanda-kanda Atrisi 2010, Kanda-kanda Oklusal 2011,

Himpunan mahasiswa Islam Komisariat Kedokteran Gigi, BEM FKG

Unhas, Maperwa FKG Unhas dan semua kanda-kanda senior yang tidak bisa

disebutkan satu-persatu. Terima kasih atas masukan dan dukungannya.

10. Saudara penulis selama ber-KKN, Annisa Hardiyanti Yunus, Salma Haris,

Muhammad Zulfiqar, Akbar yanto, terima kasih atas pengertian dan

motivasinya selama di posko. Terima kasih juga untuk hiburan dan liburannya.

11. Seluruh Dosen, Staf Akademik, Staf Tata Usaha, Staf Perpustakaan FKG

UNHAS dan Staf Bagian Bedah Mulut yang telah banyak membantu penulis.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas

bantuannya.

Dengan segala kerendahan hati, penulis memohon maaf jika terdapat kesalahan

dalam penulisan skripsi. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca

dan penulis sendiri.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, Oktober 2015

Penulis

Page 10: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................ i

Halaman Pengesahan .............................................................................................. iii

Surat Pernyataan...................................................................................................... iv

Abstrak ................................................................................................................... v

Kata Pengantar ....................................................................................................... vii

Daftar Isi ................................................................................................................. x

Daftar Gambar ........................................................................................................ xiii

Daftar Tabel ........................................................................................................... xiv

Daftar Diagram ....................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar belakang ................................................................................................. 1

1.2. Rumusan masalah ............................................................................................ 6

1.3. Tujuan penelitian ............................................................................................. 6

1.4. Manfaat penelitian ........................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 8

2.1. Infeksi ............................................................................................................... 8

2.2. Infeksi non-odontogen .................................................................................... 10

2.3. Infeksi odontogenik ......................................................................................... 11

2.3.1. Klasifikasi infeksi odontogenik ............................................................. 14

2.3.2. Tahap infeksi odontogenik ..................................................................... 15

Page 11: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

xi

2.3.3. Patogenesis infeksi Odontogenik .............................................................. 16

2.3.4. Tanda dan gejala infeksi odontogenik ....................................................... 16

2.4. Macam-macam infeksi odontogenik berdasarkan spasium ............................... 18

2.4.1. Spasium subperiosteal ............................................................................... 18

2.4.2. Spasium fosa kanina ................................................................................19

2.4.3. Spasium bukal .........................................................................................19

2.4.4. Spasium infratemporal .............................................................................20

2.4.5. Spasium submasseter ...............................................................................21

2.4.6. Spasium submandibula .............................................................................22

2.4.7. Spasium sublingual ..................................................................................23

2.4.8. Spasium submental ...................................................................................24

2.4.9. Spasium parafaringeal ..............................................................................25

2.5. Penatalaksanaan infeksi ...................................................................................26

BAB III KERANGKA KONSEP ......................................................................... 31

BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................................... 32

4.1. Jenis penelitian ............................................................................................... 32

4.2. Rancangan penelitian ..................................................................................... 32

4.3. Subjek penelitian ............................................................................................ 32

4.4. Waktu dan tempat penelitian .......................................................................... 32

4.5. Kriteria penelitian ........................................................................................... 33

4.6. Variabel penelitian ......................................................................................... 33

Page 12: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

1

4.7. Alat dan bahan penelitian ............................................................................... 33

4.8. Definisi operasional Variabel ......................................................................... 34

4.9. Teknik pengambilan sampel penelitian .......................................................... 34

4.10. Data penelitian ............................................................................................ 34

4.11. Alur penelitian ............................................................................................ 35

BAB V HASIL PENELITIAN . ............................................................................ 36

BAB VI PEMBAHASAN ...................................................................................... 42

BAB VII PENUTUP. ............................................................................................. 47

7.1. Simpulan ........................................................................................................ 47

7.2. Saran ............................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 50

LAMPIRAN

Page 13: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

2

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ilustrasi gambar Abses subperiosteal ........................................... 18

Gambar 2.2 Ilustrasi gambar Abses Submukosa .............................................. 19

Gambar 2.3 Ilustrasi abses Fossa kanina ......................................................... 20

Gambar 2.4 Ilustrasi gambar memperlihatkan abses lateral muskulus buccinator

....................................................................................................... 21

Gambar 2.5 Ilustrasi gambar penyebaran abses ke rongga infratemporal ........ 22

Gambar 2.6 Ilustrasi gambar abses submasseter .............................................. 23

Gambar 2.7 Ilustrasi gambar abses submandibular .......................................... 24

Gambar 2.8 Perkembangan abses di daerah sublingual ....................................25

Gambar 2.9 Ilustrasi penyebaran abses ke daerah submental ...........................26

Gambar 2.10 Anatomi letak paraphryngeal ........................................................27

Page 14: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

3

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Prevalensi infeksi oromasilofasial yang disebabkan oleh infeksi

odontogenik di RS Ibnu Sina dan RS Sayang Rakyat Periode Tahun

2011-2015 klasifikasi infeksi oromaksilofasial berdasarkan spasium

yaang terkena ....................................................................................... 37

Tabel 5.2 Prevalensi infeksi oromasilofasial yang disebabkan oleh infeksi

odontogenik di RS Ibnu Sina dan RS Sayang Rakyat Periode Tahun

2011-2015 klasifikasi infeksi oromaksilofasial berdasarkan jenis

kelamin ................................................................................................. 38

Tabel 5.3 Prevalensi infeksi oromasilofasial yang disebabkan oleh infeksi

odontogenik di RS Ibnu Sina dan RS Sayang Rakyat Periode Tahun

2011-2015 klasifikasi infeksi oromaksilofasial berdasarkan kelompok

umur ..................................................................................................... 39

Table 5.4 Prevalensi infeksi oromasilofasial yang disebabkan oleh infeksi

odontogenik di RS Ibnu Sina dan RS Sayang Rakyat Periode Tahun

2011-2015 klasifikasi infeksi oromaksilofasial berdasarkan rentangan

tahun ...................................................................................................... 40

Page 15: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

4

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 5.1 Prevalensi infeksi oromasilofasial yang disebabkan oleh infeksi

odontogenik di RS Ibnu Sina dan RS Sayang Rakyat Periode Tahun

2011-2015 klasifikasi infeksi oromaksilofasial berdasarkan spasium

yaang terkena ................................................................................... 38

Diagram 5.2 Prevalensi infeksi oromasilofasial yang disebabkan oleh infeksi

odontogenik di RS Ibnu Sina dan RS Sayang Rakyat Periode Tahun

2011-2015 klasifikasi infeksi oromaksilofasial berdasarkan jenis

kelamin ............................................................................................ 39

Diagram 5.3 Prevalensi infeksi oromasilofasial yang disebabkan oleh infeksi

odontogenik di RS Ibnu Sina dan RS Sayang Rakyat Periode Tahun

2011-2015 klasifikasi infeksi oromaksilofasial berdasarkan

kelompok umur ................................................................................ 40

Diagram 5.4 Prevalensi infeksi oromasilofasial yang disebabkan oleh infeksi

odontogenik di RS Ibnu Sina dan RS Sayang Rakyat Periode Tahun

2011-2015 klasifikasi infeksi oromaksilofasial berdasarkan

rentangan tahun ................................................................................ 41

Page 16: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Manusia biasanya hidup berdampingan secara mutualistik dengan mikrobiota

rongga mulut. Gigi dan mukosa yang utuh merupakan pertahanan pertama yang

hampir tidak tertembus apabila sistem kekebalan hospes dan pertahanan selular

berfungsi dengan baik. Apabila sifat mikroflora berubah, baik kualitas maupun

kuantitasnya, apabila mukosa mulut dan pulpa terpenetrasi, atau apabila sistem

kekebalan dan pertahanan selular terganggu maka infeksi dapat terjadi.1

Ada banyak manusia yang mengalami infeksi, seperti infeksi akut yang

menyebabkan abses. Abses adalah pengumpulan nanah secara lokal dalam suatu

kavitas yang terjadi karena hancurnya suatu jaringan biasanya disebabkan oleh

kuman-kuman piogenik.2 Pada umumnya abses tersebut disebabkan oleh infeksi

pada jaringan sekitar dan infeksi dapat juga berasal dari gigi. Seperti yang kita

ketahui juga ada banyak manusia yang terkena abses oromaksilofasial yang

disebabkan oleh infeksi odontogenik seperti abses periapikal, abses perikoronal dan

abses periodontal.4

Infeksi dapat bersifat akut atau kronis. Suatu kondisi dikatakan akut biasanya

disertai dengan pembengkakan dan rasa sakit yang hebat dengan manifestasi sistemik

yaitu malaise dan demam berkepanjangan. Bentuk kronis bisa berkembang dari

Page 17: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

2

penyembuhan sebagian keadaan akut, serangan yang lemah atau pertahanan yang

kuat. Infeksi kronis sering ditandai dengan ketidaknyamana dalam berbagai tingkatan

dan bukannya rasa sakit, serta reaksi ringan dari jaringan sekitarnya misalnya edema,

kemerahan, rasa sakit tekan, nanah dan drainase dengan pembentukan fistula,

kematian jaringan, nekrosis, dan manifestasi sistemik episodik yaitu demam ringan,

alergi dan lemah badan.1

Infeksi odontogenik adalah salah satu infeksi yang paling umum terjadi dari

rongga mulut. Dapat disebabkan oleh karies gigi. Dalam semua kasus infeksi tersebut

berasal dari mikroba mulut. Tergantung pada jenis, jumlah dan virulensi dari

mikroorganisme yang dapat menyebar ke jaringan lunak, keras dan sekitarnya.

Infeksi odontogenik selalu berasal dari berbagai macam mikroba seperti bakteri

aerob dan anaerob fakultatif. Adapun penyebab dari infeksi odontogenik Infeksi

odontogenik biasanya juga penyebab paling sering terjadi dari kondisi peradangan di

wilayah servikofasial.3,8

Penyebaran infeksi odontogenik akan melalui tiga tahap yaitu tahap abses

dentoalveolar, tahap yang menyangkut spasium dan tahap lebih lanjut yang

merupakan tahap komplikasi. Suatu abses akan terjadi bila bakteri dapat masuk ke

jaringan melalui suatu luka ataupun melalui folikel rambut. Pada abses rahang dapat

melalui foramen apikal atau marginal gingival.12

Penyebaran infeksi melalui foramen apikal berawal dari kerusakan gigi atau karies,

kemudian terjadi proses inflamasi di sekitar periapikal di daerah membran

periodontal berupa suatu periodontitis apikalis. Rangsangan yang ringan dan kronis

menyebabkan membran periodontal di apikal mengadakan reaksi membentuk

Page 18: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

3

dinding untuk mengisolasi penyebaran infeksi. Respon jaringan periapikal terhadap

iritasi tersebut dapat berupa periodontitis apikalis yang supuratif atau abses

dentoalveolar.12

Berdasarkan Fragiskos, mayoritas terjadinya abses yang disebabkan oleh infeksi

odontogenik yaitu 90-95% dari infeksi yang nyata di wilayah orofasial yang

odontogenik. Dari jumlah tersebut, sekitar 70% hadir sebagai peradangan periapikal,

terutama abses dentoalveolar akut, dengan abses periodontal.4

Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Aleksandra W, Barbara K.H, Jan N, Maciej G, Marek

J.S dengan judul jurnal Odontogenic Inflammatory Processes of Head and Neck in

Computed Tomography Examinations yaitu infeksi asal odontogenik merupakan

penyebab paling umum dari penyakit radang kepala dan daerah leher. Computed

tomography (CT) memungkinkan untuk mendefinisikan lokalisasi dan luasnya

inflamasi lesi, visualisasi keterlibatan jaringan lunak, adanya abses atau lesi osteolitis

penyebab gigi sekitar. Abses dan infiltrasi inflamasi yang paling sering mencakup

beberapa ruang (82%), sedangkan yang terbatas pada satu ruang di sejumlah kecil

kasus (18%). Yang paling sering terlibat ruang fasia leher dalam suatu kelompok

penelitian adalah ruang masticator ( 82%). Kami bagi ruang mastikator untuk presisi

lebih besar dari penilaian, sehingga frekuensi keterlibatan kompartemen individual

ruang ini adalah sebagai berikut: otot masseter (74%), otot pterygoideus medial

(55%), otot pterygoideus lateralis (29%), dan ruang temporal (16%). Ruang

submandibular (71%) adalah ruang lain yang dievaluasi sehubungan dengan

frekuensi terjadinya lesi inflamasi. Ruang sublingual terlibat dalam 58%, diruang

bukal 52%, paling sering ketika ruang otot masseter juga terpengaruh. Ruang

parapharyngeal terpengaruh pada 37% kasus.6

Page 19: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

4

Umumnya, di wilayah oromaksilofasial kebanyakan bakteri infeksi melibatkan

gangguan dari flora normal, di mana mereka biasanya tidak terlihat. Mereka dapat

berkisar dari periapikal abses, infeksi superfisial dan dalam di leher.5

Reaksi infeksi biasanya didapatkan dari reaksi inflamasi lokal ditandai dengan

peningkatan aliran darah awal ke lokasi cedera, meningkatkan permeabilitas

pembuluh darah, dan akumulasi selektif sel efektor yang berbeda dari darah perifer

ke daerah luka. Cedera sel dapat terjadi karena trauma, kerusakan genetik, agen fisik

dan kimia, nekrosis jaringan, agen tubuh asing, reaksi imun dan infeksi. Sehingga

inflamasi dapat cepat diperluas dari periodontum kepala dan leher tertentu dan dapat

menyebar lebih jauh, melintasi membran fasia yang memisahkan mereka. Jika tidak

diobati, mereka umumnya menyebar ke ruang fasia yang saling berdekatan misalnya

masseter, sublingual, submandibula, temporal, bukal, kaninus dan parapharyngeal

dan dapat menyebabkan komplikasi tambahan.5 Inflamasi dapat membesar dari

kedua submaxillary dan ruang sublingual (Ludwig angina) adalah salah satu

komplikasi lebih berbahaya yang dapat menyebabkan saluran udara obstruksi akut

yang memerlukan trakeostomi.6

Pengobatan infeksi odontogenik melibatkan terapi medis, bedah, atau

kombinasinya. Infeksi asal gigi memerlukan pengobatan definitif jika sumber

infeksinya dari gigi yang terkena maka harus dihilangkan. Setelah gigi telah

diidentifikasi, menghilangkan endodontik pulpa yang terinfeksi, skeling periodontal

dalam, atau ekstraksi harus dilakukan. Metode pengobatan gigi ditentukan oleh

faktor-faktor seperti tingkat infeksi, status kesehatan umum pasien, tingkat trismus,

dan kebutuhan biomekanik mempertahankan gigi. Bagaimana pernah, faktor terakhir

Page 20: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

5

tidak harus bergoyang penilaian ahli bedah untuk merugikan kesejahteraan pasien.

Ketika mendiagnosis penyakit gigi para dokter harus lebih teliti karena dapat

memiliki konsekuensi serius jika infeksi besar hadir. Ekstraksi melibatkan gigi

adalah metode yang paling cepat membangun drainase sekaligus menghilangkan

nodus mikroorganisme dalam ruang pulpa dan kanal. Atau, terapi endodontik dapat

digunakan untuk menghilangkan sumber infeksi.12

Beberapa dekade pertanyaan apakah sebuah gigi bengkak harus diekstraksi

dengan adanya infeksi akut telah menjadi kontroversi. Keprihatinan atas potensi

penyebaran iatrogenik dari infeksi oleh manipulasi gigi telah ditentang oleh orang-

orang yang percaya bahwa ekstraksi awal mengarah ke resolusi awal infeksi dengan

menghilangkan sumber infeksi dan menyediakan jalan untuk drainase. Meskipun

banyak studi klinis mengenai hal ini menunjukkan bahwa ekstraksi langsung tidak

menyebabkan perluasan infeksi dan mungkin memang mengakibatkan masalah pasca

operasi kurang dari ekstraksi akhir, studi ini tidak konklusif. Buktinya menunjukkan

bahwa ekstraksi gigi molar rendah di hadapan infeksi meningkatkan kejadian osteitis

alveolar. Oleh karena itu terapi antibiotik harus digunakan bila gigi harus diekstraksi

selama tahap akut infeksi menyebar atau mendalam, terutama yang melibatkan gigi

molar tiga rahang bawah.12

Sehingga reaksi dari infeksi yang disebabkan oleh inflamasi dapat terjadi abses yang

ringan hingga berat berdasarkan tinjauan klinisnya, dapat dilihat juga berdasarkan

organisme penyebab infeksi, berdasarkan lokasi masuknya dan berdasarkan wilayah

spasium yang terkena.

Page 21: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

6

Di Bagian Ilmu Bedah Mulut, Rumah Sakit Ibnu Sina dan Rumah Sakit

Sayang Rakyat terdapat beberapa kasus infeksi oromaksilofasial yang disebabkan

ileh infeksi odontogenik, sehingga berdasarkan uraian latar belakang diatas

peneliti berniat ingin melakukan penelitian tentang “prevalensi infeksi

oromaksilofasial yang disebabkan oleh infeksi odontogenik di Rumah Sakit Ibnu

Sina dan Rumah Sakit Sayang Rakyat” dengan interval waktu pada periode 2011-

2015.

1.2.Rumusan masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat terjadinya infeksi oromaksilofasial yang disebabkan oleh

infeksi odontogenik pada tahun 2011-2015 di Rumah Sakit Ibnu Sina dan

Rumah Sakit Sayang Rakyat ?

1.3. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi infeksi

oromaksilofasial yang disebabkan oleh infeksi odontogenik pada tahun 2011-2015

di Rumah Sakit Ibnu Sina dan Rumah Sakit Sayang Rakyat.

Page 22: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

7

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

1. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber informasi mengenai

prevalensi penderita infeksi oromaksilofasial yang disebabkan oleh infeksi

odontogenik di Rumah Sakit Ibnu Sina dan Rumah Sakit Sayang Rakyat.

2. Memberikan informasi prevalensi yang paling banyak terkena infeksi

oromaksilofasial yang di sebabkan oleh infeksi odontogenik pada tahun

2011 – 2015 di Rumah Sakit Ibnu Sina dan Rumah Sakit Sayang Rakyat.

3. Diharapkan peneliti ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan

bagi pembaca serta menginspirasi peneliti lain untuk melakukan penelitian

serupa.

Page 23: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Infeksi

Istilah infeksi didefinisikan sebagai kolonisasi merugikan dari organisme inang

oleh mikroorganisme asing. Peradangan adalah istilah yang menggambarkan respon

host terhadap rangsangan termasuk infeksi. Timbulnya infeksi tergantung pada

keseimbangan antara virulensi mikroorganisme dan defenses. Infeksi host dihasilkan

dari mikroorganisme menyerang dari luar host disebut sebagai "infeksi eksogen"

sementara infeksi disebabkan oleh mikroorganisme yang sudah berada dalam tubuh

disebut "infeksi endogen". Infeksi mulut dan maksilofasial umumnya memiliki ciri-

ciri sebagai berikut: (1) sebagian besar adalah endogen, dan umumnya melibatkan

mikroorganisme yang berada di mulut; (2) infeksi yang sering berasal dari penyakit

gigi dan periodontal yang ada.8

infeksi merupakan akibat dari invasi mikroorganisme patogen ke dalam tubuh

dan reaksi jaringan yang terjadi pada penjamu terhadap organisme dan toksinnya.

sebenarnya hanya ada beberapa dari beribu-ribu mikroorganisme di alam ini yang

bersifat patogen terhadap manusia. organisme patogen berperan sebagai flora normal

dan mereka ini menimbulkan daya tahan tubuh alamiah terhadap invasi

mikroorganisme.13

Page 24: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

9

Tanda klinis dari infeksi adalah kemerahan, bengkak, panas dan nyeri. Fungsi

yang hilang merupakan tanda klinis lain yang juga sering terlihat. Tanda-tanda yang

tidak spesifik lain termasuk demam, takikardi dan juga menggigil. Leukositosis

merupakan bukti adanya infeksi secara laboratorium. Hitung jenis sel darah putih

umumnya menunjukkan pergeseran ke kiri dimana 85% sel darah putih yang terlihat

pada sediaan hapus darah tepi adalah sel-sel granulosit imatur.13

Perubahan hemo dinamik dimulai segera setelah cedera dan kemajuan pada

tingkat yang berbeda-beda, sesuai dengan tingkat cedera. Mereka mulai dengan

pelebaran arteriol dan pembukaan kapiler baru dan di daerah persinggahan venular.

Hal ini menyebabkan aliran darah dipercepat, akuntansi untuk tanda-tanda panas dan

kemerahan. Selanjutnya mengikuti meningkatnya permeabilitas mikrosirkulasi, yang

memungkinkan kebocoran protein kaya cairan keluar dari pembuluh darah kecil dan

masuk ke kompartemen cairan ekstravaskuler, akuntansi untuk edema inflamasi.12

Eksudat adalah cairan ektraselular yang umumnya mengumpul dan menandakan

adanya infeksi. Cairan ini harus diperiksa oleh dokter, baik warna, bau,

konsistensinya, dan ciri-ciri lain yang dapat membantu menggologkan organisme

penyebab. Sebagai tambahan, pewarnaan gram terhadap eksudat adalah prosedur

yang harus dikerjakan untuk mendapat terapi yang sesuai. Pada beberapa kasus

infeksi, biopsi jaringan akan diperlukan untuk kepentingan diagnosis.13

Page 25: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

10

2.2. Infeksi Non-Odontogen

Presentasi klinis nyeri non-odontogenik bervariasi dan dapat meniru gangguan

nyeri lainnya yang mungkin tidak berasal dari daerah orofasial. Tingkat nyeri dapat

bervariasi dari rasa sakit yang sangat ringan dan intermiten hingga berat, tajam, dan

berkesinambungan. Selain itu, rasa sakit yang dirasakan di gigi tidak selalu berasal

dari struktur gigi, sehingga sangat penting untuk membedakan antara situs dan

sumber nyeri untuk memberikan diagnosis yang benar dan perawatan yang tepat.

Situs nyeri adalah tempat rasa sakit yang dirasakan oleh pasien, sedangkan sumber

rasa sakit adalah struktur dari mana rasa sakit sebenarnya berasal. Dalam sakit

primer, situs dan sumber rasa sakit yang kebetulan dan di lokasi yang sama. Artinya,

nyeri terjadi di mana kerusakan struktur telah terjadi. Terapi untuk nyeri primer jelas

dan tidak menimbulkan dilema diagnostik bagi dokter. Nyeri dengan situs dan

sumber nyeri yang berbeda, yang dikenal sebagai nyeri heterotopic, bisa diagnosa

menantang. Setelah didiagnosis, pengobatan harus diajukan pada sumber rasa sakit,

daripada situs.5,11

Mekanisme neurologis nyeri heterotopic tidak dipahami dengan baik tetapi

diperkirakan berhubungan dengan efek sentral input nociceptive konstan dari

struktur-struktur dalam seperti otot, sendi dan ligamen. Meskipun istilah nyeri

heterotopic dan disebut nyeri sering digunakan secara bergantian, ada pembedaan

spesifik antara istilah-istilah ini. Nyeri heterotopic dapat dibagi menjadi 3 jenis

umum: a) Nyeri pusat, b) diproyeksikan sakit, dan c) nyeri. Nyeri sentral hanya nyeri

yang berasal dari sistem saraf pusat yang mengakibatkan rasa sakit yang dirasakan

perifer. Contoh dari nyeri sentral adalah intrakranial karena hal ini biasanya tidak

Page 26: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

11

akan menyebabkan nyeri pada SSP karena ketidakpekaan otak untuk rasa sakit

melainkan dirasakan peripherally. Nyeri yang diproyeksikan adalah nyeri yang terasa

di perifer distribusi saraf yang sama yang dimediasi nociceptive input primer. Contoh

dari nyeri yang diproyeksikan adalah nyeri yang terasa di distribusi dermatom pasca-

herpes neuralgia.11

Nyeri dimaksud adalah nyeri heterotopic spontan terasa di situs nyeri dengan

persarafan terpisah dengan sumber utama dari rasa sakit. Hal ini diduga dimediasi

oleh kepekaan interneurons terletak di dalam sistem saraf pusat. Nyeri dirujuk dari

otot sternokleidomastoid ke sendi temporomandibular adalah contoh dari nyeri

disebut.11

2.3. Infeksi Odontogenik

Infeksi odontogenik telah menjangkiti umat manusia selama sebagai spesies

manusia telah ada. Namun, bahkan setelah berabad-abad penelitian, manusia belum

berhasil memberantas bakteri infeksi. Umumnya, di wilayah orofasial, kebanyakan

bakteri infeksi melibatkan baik gangguan dari flora normal atau perpindahan dari

organisme yang normal ke situs, di mana mereka biasanya tidak terlihat. Infeksi oro-

fasia piogenik yang paling sering berasal dari odontogenik. Mereka dapat berkisar

dari abses periapikal, infeksi superfisial dan dalam di leher. Jika tidak diobati,

mereka umumnya menyebar ke berdekatan ruang fasia (masseter, sublingual,

submandibula, temporal, bukal, kaninus dan parapharyngeal) dan dapat

menyebabkan komplikasi tambahan. Oleh karena itu, pengakuan awal infeksi dan

Page 27: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

12

terapi yang tepat sangat penting. Terapi antibiotik modern telah sangat mengurangi

komplikasi dari penyebaran infeksi ini.5

Penyebab infeksi odontogenik biasa adalah nekrosis pulpa dari gigi, yang diikuti oleh

invasi bakteri melalui ruang pulpa dan kedalam jaringan yang lebih dalam. Nekrosis

pulpa adalah hasil dari karies dalam di gigi, yang pulpa merespon dengan reaksi

inflamasi yang khas. Vasodilatasi dan edema tekanan penyebab di gigi dan sakit

parah sebagai dinding kaku gigi mencegah pembengkakan. Jika tidak diobati

tekanan menyebabkan strangulasi dari pasokan darah ke gigi melalui nekrosis

puncak dan konsekuen. Nekrosis pulpa kemudian memberikan pengaturan yang

sempurna untuk invasi bakteri ke dalam jaringan tulang.14

Setelah bakteri telah menyerang tulang, infeksi menyebar merata kesegala arah

sampai lempeng kortikal ditemui. Selama masa penyebaran infraboni, pasien

biasanya mengalami rasa sakit yang cukup untuk mencari pengobatan. Ekstraksi gigi

(atau penghapusan nekrosis pulpa dengan prosedur endodontik) menghasilkan

resolusi infeksi.17

Infeksi odontogenik adalah penyakit yang paling umum di seluruh dunia dan itu

adalah alasan utama untuk mencari doter gigi. Infeksi darurat umum odontogenik

adalah abses periapikal (25%), perikoronitis (11%) dan abses periodontal (7%).

Signifikansi dalam masalah kesehatan juga tercermin oleh kenyataan bahwa 12%

dari antibiotik yang diresepkan untuk alasan infeksi odontogenik. Infeksi

odontogenik juga merupakan penyebab umum sepsis pada kepala dan leher. Infeksi

sering menyebar dalam pola diprediksi dalam ruang fasia leher dan dapat

Page 28: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

13

menyebabkan napas kompromi. Seringkali kondisi pasien tercermin pada tingkat

morbiditas yang signifikan dan rumah sakit yang berkepanjangan tinggal.15,16

Sebagian besar infeksi orofasial memiliki asal-usul berasal dari odontogenik.

infeksi odontogenik istilah meliputi segala bentuk penyakit infeksi gigi. Namun,

infeksi odontogenik terutama dianggap menjadi infeksi nanah memproduksi terkait

dengan gigi dan struktur jaringan pendukung sekitarnya dan karies gigi dan radang

gusi karena itu tidak termasuk dalam kategori ini dari penyakit. Infeksi odontogenik

terdiri dari tiga utama jenis: (1) abses periapikal, yang melibatkan nekrosis dari

pulpa gigi dan infeksi berikutnya saluran akar; (2) abses periodontal dibentuk pada

asosiasi periodontitis; dan (3) perikoronitis, yang merupakan infeksi pericoronal

lembut jaringan yang melapisi mahkota gigi. Sebagian besar infeksi odontogenik

adalah berasal dari abses periapikal. Infeksi purulen berhubungan dengan periapikal

sering digambarkan sebagai sebuah dentoalveolar abses, meskipun setiap infeksi

nanah memproduksi melibatkan gigi dan sekitarnya mendukung struktur sering

dianggap sebagai abses dentoalveolar. Koleksi nanah merupakan abses yang reaksi

defensif terhadap penyebaran infeksi. Hampir semua Infeksi odontogenik

menunjukkan unsur-unsur dari kedua selulitis dan pembentukan abses. Infeksi

biasanya mulai sebagai selulitis dan cenderung melokalisir dan berkembang menjadi

Abses selama beberapa hari. Di negara maju, kejadian parah Infeksi odontogenik

telah sangat menurun, terutama karena peningkatan kualitas dan ketersediaan

perawatan gigi, fluoridasi luas air publik persediaan, peningkatan penggunaan pasta

gigi yang mengandung fluoride, dan peningkatan ketersediaan dan penggunaan

antibiotik. Namun, harus diakui bahwa Infeksi odontogenik dapat

Page 29: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

14

berkembang secara luas dan pada kecepatan yang mengkhawatirkan dan dapat

menyebabkan serius dan komplikasi yang fatal.1,4,5,8

2.3.1. Klasifikasi Infeksi odontogenik7

A. Berdasarkan organisme penyebab Infeksi

1. Bakteri

2. Virus

3. Parasit

4. Mikotik

B. Berdasarkan Jaringan

1. Odontogenik

2. Non-odontogenik

C. Berdasarkan lokasi masuknya

1. Pulpa

2. Periodontal

3. Perikoronal

4. Fraktur

5. Tumor

6. Oportunistik

D. Berdasarkan tinjauan klinis

1. Akut

2. Kronik

E. Berdasarkan spasium yang terkena

1. Spasium kaninus

Page 30: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

15

2. Spasium bukal

3. Spasium infratemporal

4. Spasium submental

5. Spasium sublingual

6. Spasium submandibula

7. Spasium masseter

8. Spasium pterigomandibular

9. Spasium temporal

10. Spasium Faringeal lateral

11. Spasium retrofaringeal

12. Spasium prevertebral

2.3.2. Tahapan Infeksi7

Infeksi odontogenik umumnya melewati tiga tahap sebelum mereka menjalani

resolusi:

1. Selama 1 sampai 3 hari - pembengkakan lunak, ringan, lembut, dan adonannya

konsisten.

2. Antara 5 sampai 7 hari – tengahnya mulai melunak dan abses merusak kulit atau

mukosa sehingga membuatnya dapat di tekan. Pus mungkin dapat dilihat lewat

lapisan epitel, membuatnya berfluktuasi.

3. Akhirnya abses pecah, mungkin secara spontan atau setelah pembedahan secara

drainase. Selama fase pemecahan, regio yang terlibat kokoh/tegas saat dipalpasi

disebabkan oleh proses pemisahan jaringan dan jaringan bakteri.

Page 31: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

16

2.3.3. Patogenesis

Penyebaran infeksi odontogenik akan melalui tiga tahap yaitu tahap abses

dentoalveolar, tahap yang menyangkut spasium dan tahap lebih lanjut yang

merupakan tahap komplikasi. Suatu abses akan terjadi bila bakteri dapat masuk ke

jaringan melalui suatu luka ataupun melalui folikel rambut. Pada abses rahang dapat

melalui foramen apikal atau marginal gingival.12

Penyebaran infeksi melalui foramen apikal berawal dari kerusakan gigi atau

karies, kemudian terjadi proses inflamasi di sekitar periapikal di daerah membran

periodontal berupa suatu periodontitis apikalis. Rangsangan yang ringan dan kronis

menyebabkan membran periodontal di apikal mengadakan reaksi membentuk

dinding untuk mengisolasi penyebaran infeksi. Respon jaringan periapikal terhadap

iritasi tersebut dapat berupa periodontitis apikalis yang supuratif atau abses

dentoalveolar.12

2.3.4. Tanda dan Gejala12

1. Adanya respon Inflamasi

Respon tubuh terhadap agen penyebab infeksi adalah inflamasi. Pada keadaan ini

substansi yang beracun dilapisi dan dinetralkan. Juga dilakukan perbaikan jaringan,

proses inflamasi ini cukup kompleks dan dapat disimpulkan dalam beberapa tanda :

A. Hiperemi yang disebabkan vasodilatasi arteri dan kapiler dan peningkatan

permeabilitas dari venula dengan berkurangnya aliran darah pada vena.

B. Keluarnya eksudat yang kaya akan protein plasma, antiobodi dan nutrisi dan

berkumpulnya leukosit pada sekitar jaringan.

Page 32: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

17

C. Berkurangnya faktor permeabilitas, leukotaksis yang mengikuti migrasi leukosit

polimorfonuklear dan kemudian monosit pada daerah luka.

D. Terbentuknya jalinan fibrin dari eksudat, yang menempel pada dinding lesi.

E. Fagositosis dari bakteri dan organisme lainnya

F. Pengawasan oleh makrofag dari debris yang nekrotik

2. Adanya gejala infeksi

Gejala-gejala tersebut dapat berupa : rubor atau kemerahan terlihat pada daerah

permukaan infeksi yang merupakan akibat vasodilatasi. Edema merupakan

pembengkakan daerah infeksi. Kalor atau panas merupakan akibat aliran darah yang

relatif hangat dari jaringan yang lebih dalam, meningkatnya jumlah aliran darah dan

meningkatnya metabolisme. Dolor atau rasa sakit, merupakan akibat rangsangan

pada saraf sensorik yang di sebabkan oleh pembengkakan atau perluasan infeksi.

Akibat aksi faktor bebas atau faktor aktif seperti kinin, histamin, metabolit atau

bradikinin pada akhiran saraf juga dapat menyebabkan rasa sakit. Fungsio laesa atau

kehilangan fungsi, seperti misalnya ketidakmampuan mengunyah dan kemampuan

bernafas yang terhambat. Kehilangan fungsi pada daerah inflamasi disebabkan oleh

faktor mekanis dan reflek inhibisi dari pergerakan otot yang disebabkan oleh adanya

rasa sakit.

3. Limphadenopati

Pada infeksi akut, kelenjar limfe membesar, lunak dan sakit. Kulit di sekitarnya

memerah dan jaringan yang berhubungan membengkak. Pada infeksi kronis

perbesaran kelenjar limfe lebih atau kurang keras tergantung derajat inflamasi,

seringkali tidak lunak dan pembengkakan jaringan di sekitarnya biasanya tidak

Page 33: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

18

terlihat. Lokasi perbesaran kelenjar limfe merupakan daerah indikasi terjadinya

infeksi. Supurasi kelenjar terjadi jika organisme penginfeksi menembus sistem

pertahanan tubuh pada kelenjar menyebabkan reaksi seluler dan memproduksi pus.

Proses ini dapat terjadi secara spontan dan memerlukan insisi dan drainase.

2.4. Macam-macam infeksi Odontogenik berdasarkan spasium yang terkena

2.4.1. Spasium subperiosteal

Gejala klinis abses subperiosteal ditandai dengan selulitis jaringan lunak mulut

dan daerah maksilofasial. Pembengkakan yang menyebar ke ekstra oral, warna kulit

sedikit merah pada daerah gigi penyebab. Penderita merasakan sakit yang hebat,

berdenyut dan dalam serta tidak terlokalisir. Pada rahang bawah bila berasal dari gigi

premolar atau molar pembengkakan dapat meluas dari pipi sampai pinggir

mandibula, tetapi masih dapat diraba. Gigi penyebab sensitif pada sentuhan atau

tekanan.

Gambar 2.1 : a. Ilustrasi gambar Abses subperiosteal dengan lokalisasi di

daearah lingual

b. Tampakan Klinis Abses Subperiosteal Sumber : Oral Surgery, Fargiskos Fragiskos D, Germany, Springer.

Page 34: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

19

2.4.2. Spasium fosa kanina

Fosa kanina sering merupakan tempat infeksi yang bersal dari gigi rahang atas

pada regio ini terdapat jaringan ikat dan lemak, serta memudahkan terjadinya

akumulasi cairan jaringan. Gejala klinis ditandai dengan pembengkakan pada muka,

kehilangan sulkus nasolabialis dan edema pelupuk mata bawah sehingga tampak

tertutup. Bibir atas bengkak, seluruh muka terasa sakit disertai kulit yang tegang

berwarna merah.

Gambar 2.3 : a. Ilustrasi abses Fossa kanina

b. Tampakan klinis Abses Fossa kanina

Sumber : Oral Surgery, Fragiskos Fragiskos D, Germany, Springer

2.4.3. Spasium bukal

Spasium bukal berada diantara m. masseter, m. pterigoidus interna dan m.

Businator. Berisi jaringan lemak yang meluas ke atas ke dalam diantara otot

Page 35: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

20

pengunyah, menutupi fosa retrozogomatik dan spasium infratemporal. Abses dapat

berasal dari gigi molar kedua atau ketiga rahang atas masuk ke dalam spasium bukal.

Gejala klinis abses ini terbentuk di bawah mukosa bukal dan menonjol ke arah

rongga mulut. Pada perabaan tidak jelas ada proses supuratif, fluktuasi negatif dan

gigi penyebab kadang-kadang tidak jelas. Masa infeksi/pus dapat turun ke spasium

terdekat lainnya. Pada pemeriksaan estraoral tampak pembengkakan difus, tidak jelas

pada perabaan.

Gambar 2.4 : a. Ilustrasi gambar memperlihatkan penyebaran abses

lateral ke muskulus buccinator

b. Tampakan Klinis

Sumber : Oral Surgery, Fragiskos Fragiskos D, Germany, Springer

2.4.4. Spasium infratemporal

Abses ini jarang terjadi, tetapi bila terjadi sangat berbahaya dan sering

menimbulkan komplikasi yang fatal. Spasium infratemporal terletak di bawah

Page 36: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

21

dataran horisontal arkus-zigomatikus dan bagian lateral di batasi oleh ramus

mandibula dan bagian dalam oleh m.pterigoid interna. Bagian atas dibatasi oleh

m.pterigoid eksternus. Spasium ini dilalui a.maksilaris interna dan n.mandibula,

milohioid, lingual, businator dan n.chorda timpani. Berisi pleksus venus pterigoid

dan juga berdekatan dengan pleksus faringeal.

Gambar 2.5 : a. Ilustrasi gambar penyebaran abses ke rongga

infratemporal

b. Tampakan klinis

Sumber : Oral Surgery, Fargisos Fragiskos D, Germany, Springer

2.4.5. Spasium submasseter

Spasium submasseter berjalan ke bawah dan ke depan diantara insersi otot

masseter bagian superfisialis dan bagian dalam. Spasium ini berupa suatu celah

sempit yang berjalan dari tepi depan ramus antara origo m.masseter bagian tengah

dan permukaan tulang. Keatas dan belakang antara origo m.masseter bagian tengah

dan bagian dalam. Disebelah belakang dipisahkan dari parotis oleh lapisan tipis

Page 37: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

22

lembar fibromuskular. Infeksi pada spasium ini berasal dari gigi molar tiga rahang

bawah, berjalan melalui permukaan lateral ramus ke atas spasium ini.

Gejala klinis dapat berupa sakit berdenyut diregio ramus mandibula bagian

dalam, pembengkakan jaringan lunak muka disertai trismus yang berjalan cepat,

toksik dan delirium. Bagian posterior ramus mempunyai daerah tegangan besar dan

sakit pada penekanan.

Gambar 2.6 : a. Ilustrasi gambar menunjukkan penyebaran abses ke

daerah submasseter

b. Tampakan klinis

Sumber : Oral Surgery, Fragiskos Fragiskos D, Germany, Springer

2.4.6. Spasium submandibula

Spasium ini terletak dibagian bawah m.mylohioid yang memisahkannya dari

spasium sublingual. Lokasi ini di bawah dan medial bagian belakang mandibula.

Dibatasi oleh m.hiooglosus dan m.digastrikus dan bagian posterior oleh m.pterigoid

eksternus. Berisi kelenjar ludah submandibula yang meluas ke dalam spasium

Page 38: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

23

sublingual. Juga berisi kelenjar limfe submaksila. Pada bagian luar ditutup oleh fasia

superfisial yang tipis dan ditembus oleh arteri submaksilaris eksterna.

Infeksi pada spasium ini dapat berasal dari abses dentoalveolar, abses

periodontal dan perikoronitis yang berasal dari gigi premolar atau molar mandibula.

Gambar 2.7 : a. Ilustrasi gambar penyebaran dari abses ke daerah

submandibular di bawah muskulus mylohyoid

b. Tampakan klinis

Sumber : Oral Surgery, Fragiskos Fragiskos D, Germany, Springer

2.4.7. Spasium sublingual

Spasium sublingual dari garis median oleh fasia yang tebal, terletak diatas

m.milohioid dan bagian medial dibatasi oleh m.genioglosus dan lateral oleh

permukaan lingual mandibula.

Gejala klinis ditandai dengan pembengkakan dasar mulut dan lidah terangkat,

bergerser ke sisi yang normal. Kelenjar sublingual aan tampak menonjol karena

Page 39: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

24

terdesak oleh akumulasi pus di bawahnya. Penderita akan mengalami kesulitan

menelen dan terasa sakit.

Gambar 2.8 : a. Perkembangan abses di daerah sublingual

b. Pembengkakan mukosa pada dasar mulut dan elevasi

lidah ke arah berlawanan

Sumber : Oral surgery, Fragiskos Fragiskos D, Germany, Springer

2.4.8. Spasium submental

Spasium ini terletak diantara m.milohioid dan m.plastima. di depannya melintang

m.digastrikus, berisi kelenjar limfe submental. Perjalanan abses kebelakang dapat

meluas ke spasium mandibula dan sebaliknya infeksi dapat berasal dari spasium

submandibula. Gigi penyebab biasanya gigi anterior atau premolar.

Gejala klinis ditandai dengan selulitis pada regio submental. Tahap akhir akan

terjadi supuratif dan pada perabaan fluktuatif positif. Pada pemeriksaan intra oral

tidak tampak adanya pembengkakan. Kadang-kadang gusi disekitar gigi penyebab

lebih merah dari jaringan sekitarnya. Pada tahap lanjut infeksi dapat menyebar juga

kearah spasium yang terdekat terutama kearah belakang.

Page 40: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

25

Gambar 2.9 : a. Ilustrasi penyebaran abses ke daerah submental

b. Tampakan klinis

Sumber : Oral Surgery, Fragiskos Fragiskos D, Germany, Springer

2.4.9. Spasium parafaringeal

Spasium parafaringeal berbentuk konus dengan dasar kepala dan apeks

bergabung dengan selubung karotid. Bagian luar dibatasi oleh muskulus pterigoid

interna dan sebelah dalam oleh muskulus kostriktor. Sebelah belakang oleh glandula

parotis, muskulus prevertebalis dan prosesus stiloideus serta struktur yang berasal

dari prosesus ini. Kebelakang dari spasium ini merupakan lokasi arteri karotis, vena

jugularis dan nervus vagus, serta sturktur saraf spinal, glosofaringeal, simpatik,

hipoglosal dan kenjar limfe.

Infeksi pada spasium ini mudah menyebar keatas melalui berbagai foramina

menuju bagian otak. Kejadian tersebut dapat menimbulkan abses otak, meningitis

atau trombosis sinus. Bila infeksi berjalan ke bawah dapat melalui selubung karotis

sampai mediastinuim.

Page 41: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

26

Gambar 2.10 : anatomi letak paraphryngeaal

Sumber :

http://www.drmkotb.com/EN/index.php?page=students&case=&A=4&B=4&C=3

2.6. Penatalaksanaan Infeksi

Prinsip dasar perawatan kasus infeksi odontogen antara lain; (1)

mempertahankan dan meningkatkan faktor pertahanan tubuh penderita,

(2) pemberian antibiotik yang tepat dengan dosis yang memadai, (3) tindakan

drainase secara bedah dari infeksi yang ada, (4) menghilangkan secepat mungkin

sumber infeksi dan (5) evaluasi terhadap efek perawatan yang diberikan. Pada kasus-

kasus infeksi fascial space, pada prinsipnya sama dengan perawatan infeksi

odontogen lainnya, tetapi tindakan yang dilakukan harus lebih luas dan agresif.18

Mempertahankan dan meningkatkan faktor pertahanan tubuh penderita meliputi : (a)

meningkatkan kualitas nutrisi, termasuk pemberian vitamin tambahan, diet tinggi

kalori dan protein, (b) mempertahankan keseimbangan cairan tubuh dan (c)

Page 42: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

27

pemberian analgesik. Pencabutan gigi atau menghilangkan faktor penyebab lain yang

menjadi sumber infeksi harus segera dilakukan setelah gejala infeksi akut mereda.

Hal ini untuk mencegah timbulnya kekambuhan dari infeksi.18

Prinsip dasar perawatan infeksi dalam rangka untuk mengobati infeksi

dentoalveolar akut serta abses ruang fasia dengan benar, berikut dianggap mutlak

dilakukan :

1. Ambil riwayat kesehatan yang rinci dari pasien.

2. Drainase nanah, ketika kehadirannya di jaringan didirikan. Hal ini dicapai (1)

dengan cara saluran akar, (2) dengan sayatan intraoral, (3) dengan ekstraoral

sayatan, dan (4) melalui alveolus dari ekstraksi. Tanpa evakuasi pus, yaitu

dengan pemberian antibiotik saja, infeksi tidak akan menyelesaikan.

3. Pengeboran gigi yang bertanggung jawab selama awal fase inflamasi, untuk

mengalirkan eksudat melalui saluran akar, bersama-sama dengan terapi panas.

Didalam cara penyebaran peradangan dihindari dan pasien dibebaskan dari rasa

sakit. Drainase juga mungkin dilakukan dengan trepanasi tulang bukal, ketika

saluran akar tidak dapat diakses.

4. Antisepsis daerah dengan cairan antiseptik sebelum sayatan.

5. Anestesi dari daerah di mana insisi dan drainase abses harus dilakukan, dengan

teknik blok bersama dengan perangkat infiltrasi anestesi agak jauh dari daerah

yang meradang, untuk menghindari risiko mikroba yang ada menyebar ke

jaringan dalam.

6. Perencanaan sayatan :

a. Cedera duktus (Wharton, Stensen) dan vessel besar dan saraf dihindari.

Page 43: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

28

b. Drainase yang memadai diperbolehkan. Sayatan dalam dilakukan dangkal,

pada titik terendah dari akumulasi, untuk menghindari rasa sakit dan

memfasilitasi evakuasi nanah di bawah gravitasi.

c. Sayatan tidak dilakukan di daerah yang terlihat, untuk alasan estetika, jika

mungkin dilakukan intraoral.

d. Insisi dan drainase abses harus dilakukan pada waktu yang tepat. Ini

dikarenakan ketika nanah telah terakumulasi dalam jaringan lunak dan

berfluktuasi selama palpasi, yaitu saat ditekan antara ibu jari dan jari tengah,

ada gelombang seperti pergerakan dari cairan di dalam abses. Jika sayatan

prematur, biasanya ada sejumlah perdarahan kecil, tidak ada nyeri untuk

pasien dan edema tidak mereda.

e. Lokalisasi tepat nanah dalam jaringan lunak (jika tidak ada fluktuasi hadir)

dan sayatan untuk drainase harus dilakukan setelah interpretasi data tertentu.

Misalnya, memastikan paling lembut titik pembengkakan selama palpasi,

atau kemerahan pada mucosa kulit, dan titik paling menyakitkan untuk

tekanan. Daerah ini menunjukkan di mana untuk membuat insisi dengan

pisau bedah. Jika tidak ada indikasi akumulasi nanah untuk memulai

dengan, bilasan panas intraoral dengan chamomile dianjurkan untuk

mempercepat pengembangan abses dan memastikan bahwa abses ini

matang.

f. Hindari aplikasi panas kompres ekstraoral, karena ini memerlukan

peningkatan risiko evakuasi nanah terhadap kulit (drainase spontan).

g. Drainase abses pada awalnya dilakukan dengan hemostat yang dimasukkan

ke dalam rongga abses dengan paruh tertutup, digunakan dengan lembut

Page 44: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

29

mengeksplorasi rongga dengan paruh terbuka dan ditarik lagi dengan paruh

yang terbuka. Pada saat yang sama dengan diseksi tumpul sedang dilakukan,

jaringan lunak dari wilayah ini dipijat lembut, untuk memudahkan evakuasi

nanah.

h. Penempatan karet saluran di dalam rongga dan stabilisasi dengan jahitan

pada satu bibir insisi, yang bertujuan untuk menjaga insisi terbuka untuk

drainase terus menerus baru akumulasi nanah.

i. Pencabutan gigi yang bertanggung jawab secepat mungkin untuk

memastikan drainase segera inflamasi material, dan penghapusan tempat

infeksi. Ekstraksi dihindari jika gigi dapat diawetkan, atau jika ada

peningkatan risiko serius komplikasi dalam kasus di mana pencabutan gigi

sangat sulit.

j. Pemberian antibiotik, ketika pembengkakan adalah umumnya menyebar dan

menyebar, dan terutama jika ada demam hadir, dan infeksi menyebar ke

ruang fasia, terlepas dari apakah ada indikasi adanya nanah.4,7,8

Perawatan pada abses pada prinsipnya adalah insisi dan drainase. Insisi adalah

pembuatan jalan keluar nanah secara bedah (dengan scapel). Drainase adalah

tindakan eksplorasi pada fascial space yang terlibat untuk mengeluarkan nanah dari

dalam jaringan, biasanya dengan menggunakan hemostat. untuk mempertahankan

drainase dari pus perlu dilakukan pemasangan drain, misalnya dengan rubber drain

atau penrose drain, untuk mencegah menutupnya luka insisi sebelum drainase pus

tuntas.19,20

Page 45: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

30

Apabila belum terjadi drainase spontan, maka perawatan abses vestibular adalah

insisi dan drainase pada puncak fluktuasi dan drainase dipertahankan dengan

pemasangan drain (drain karet atau kasa), pemberian antibiotik untuk mencegah

penyebaran infeksi dan analgesik sebagai penghilang sakit. Pencabutan dilakukan

setelah gejala akutnya mereda. Apabila sudah terjadi drainase spontan (sudah ada

fistula) maka dapat langsung dilakukan pencabutan gigi penyebab. Pencabutan gigi

yang terlibat (menjadi penyebab abses) biasanya dilakukan sesudah pembengkakan

sembuh dan keadaan umum penderita membaik. Dalam keadaan abses yang akut

tidak boleh dilakukan pencabutan gigi karena manipulasi ekstraksi yang dilakukan

dapat menyebarkan radang sehingga mungkin terjadi osteomyelitis.19,20

Ada beberapa tujuan dari tindakan insisi dan drainase, yaitu mencegah terjadinya

perluasan abses/infeksi ke jaringan lain, mengurangi rasa sakit, menurunkan jumlah

populasi mikroba beserta toksinnya, memperbaiki vaskularisasi jaringan (karena

pada daerah abses vakularisasi jaringan biasanya jelek) sehingga tubuh lebih mampu

menanggulangi infeksi yang ada dan pemberian antibiotok lebih efektif, dan

mencegah terjadinya jaringan parut akibat drainase spontan dari abses. Selain itu,

drainase dapat juga dilakukan dengan melakukan open bur dan ekstirpasi jarngan

pulpa nekrotik, atau dengan pencabutan gigi penyebabnya.19

Page 46: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

14

BAB III

KERANGKA KONSEP

KETERANGAN :

: TIDAK DITELITI

: DITELITI

Infeksi

Infeksi oromaksilofasial

Infeksi non odontogen Infeksi odontogen

Berdasarkan spasium yang

terkena

1. Spasium subperiosteal

2. Spasium fosa kanina

3. Spasium bukal

4. Spasium infratemporal

5. Spasium submasseter

6. Spasium submandibula

7. Spasium sublingual

8. Spasium ssubmental

9. Spasium parafaringeal

Penatalaksanaan

Page 47: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

32

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Observasional

Deskriptif.

4.2. Rancangan penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross

Sectional Study.

4.3. Subjek penelitian

Pasien yang di diagnosis infeksi oromaksilofasial di RS. Ibnu Sina dan RS

Sayang Rakyat pada tahun 2011-2015.

4.4. Tempat dan Waktu penelitian

Tempat penelitian di tiga rumah sakit yaitu RS. Ibnu Sina dan RS Sayang Rakyat

pada periode 2011-2015. Penelitian dilakukan pada tanggal 1 – 30 April 2015.

Page 48: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

33

4.5. Kriteria sampel

Kriteria sampel terdiri atas kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, yaitu:

1. Kriteria inklusi

Data-data kartu status pasien yang di diagnosis infeksi oromaksilofasial yang

disebabkan oleh odontogen rongga mulut pada bagian radiologi dan bedah mulut

di Rumah Sakit Ibnu Sina dan Rumah Sakit Sayang Rakyat pada periode tahun

2011-2015

2. Kriteria eksklusi

Tidak adanya faktor odontogen sebagai sumber terjadinya ifeksi oromaksilofasial

rongga mulut pada bagian rekam medik, RS Ibnu Sina dan RS Sayang Rakyat.

4.6. Variabel penelitian

- Variabel terikat/akibat/dependen : Prevalensi infeksi Oromaksilofasial.

- Variabel bebas/sebab/independen : Infeksi odontogenik.

4.7. Alat dan bahan

Bahan yang digunakan berupa kartu status ataupun data foto rontgen yang ada di

Rumah Sakit Ibnu Sina dan Rumah Sakit Sayang Rakyat tentang penderita infeksi

oromaksilofasial yang disebabkan oleh infeksi odontogenik pada periode 2011 -

2015, sedangkan alat yang digunakan berupa pulpen, buku dan kalkulator untuk

mencatat dan menghitung prevalensinya.

Page 49: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

34

4.8. Definisi operasional variabel

- Prevalensi infeksi oromaksilofasial adalah Jumlah orang yang mengalami

infeksi oromaksilofasial pada Rumah Sakit Ibnu Sina dan Rumah Sakit Sayang

Rakyat.

- Infeksi odontogenik adalah infeksi yang terjadi pada jaringan gigi yang

awalnya bersumber dari gigi menembus periapikal kemudian masuk ke tulang

alveolar hingga ke periosteal lalu ke jaringan lunak.

4.9. Teknik pengambilan sampel

Penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling yaitu purposive

sampling.

4.10. Data

a. Jenis data : data primer.

b. Pengolahan data : pengolahan data penelitian ini dilakukan dengan perhitungan

secara manual.

c. Penyajian data : data disajikan dalam bentuk tabel dan diagram .

d. Analisi data : secara deskriptif yakni dengan membuat uraian secara sistematik

mengenai keadaan dari hasil penelitian.

Page 50: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

35

4.11. Alur penelitian

Survei lokasi

Bagian rekam

medik

RS. Ibnu Sina dan RS.

Sayang Rakyat

Pengumpulan dan

pengambilan data

Kesimpulan dan

saran

Diagram Tabel distribusi

Penyajian data

Olah / analisis data

Page 51: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

36

BAB V

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan yaitu prevalensi infeksi oromaksilofasial

yang disebabkan oleh infeksi odontogen odontogen rongga mulut di RS Ibnu Sina

dan RS Sayang Rakyat Makassar periode tahun 2011-2015 yang dilakukan dibagian

poli gigi dan rekam medik operasi bedah mulut, pada bulan April-Agustus. Yang

kemudian di rekap data yang telah diperoleh berdasarkan data rekam medik poli gigi

dan rekam medik operasi bedah, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 5.1 Prevalensi infeksi oromasilofasial yang disebabkan oleh infeksi

odontogenik di RS Ibnu Sina dan RS Sayang Rakyat Periode Tahun 2011-2015

klasifikasi infeksi oromaksilofasial berdasarkan spasium yaang terkena.

Klasifikasi infeksi

oromaksilofasial

Frekuensi (n) Presentase (%)

Spasium Subperiosteal 1 0.70

Spasium Fossa kanina 1 0.70

Spasium Bucal 29 20.42

Spasium Infra temporal 0 0

Spasium Submasseter 0 0

Spasium Submandibula 75 52.81

Spasium SubLingual 35 24.64

Spasium Submental 1 0.70

Spasium Parafaringeal 0 0

Jumlah 142 100,0

Page 52: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

37

Diagram 5.1 Prevalensi infeksi oromasilofasial yang disebabkan oleh infeksi

odontogenik di RS Ibnu Sina dan RS Sayang Rakyat Periode Tahun 2011-2015

klasifikasi infeksi oromaksilofasial berdasarkan spasium yaang terkena.

01020304050607080

Frekuensi (n)

Frekuensi (n)

1% 1%

20%

0%

0%

53%

24%

1% 0%

Persentase (%)

Spasium Subperiosteal

Spasium Fossa kanina

Spasium Bucal

Spasium Infra temporal

Spasium Submasseter

Spasium Submandibula

Spasium SubLingual

Spasium Submental

Spasium Parafaringeal

Page 53: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

38

Tabel 5.2 Prevalensi infeksi oromasilofasial yang disebabkan oleh infeksi

odontogenik di RS Ibnu Sina dan RS Sayang Rakyat Periode Tahun 2011-2015

klasifikasi infeksi oromaksilofasial berdasarkan jenis kelamin.

Jenis infeksi

oromaksilofasial

Jenis kelamin

Perempuan Laki-laki

N % n %

Sub periosteal 1 1,25 0 0

Fosa canina 0 0 1 1,61

Bucal 13 16,25 16 25,80

Infra temporal 0 0 0 0

Sub massester 0 0 0 0

Sub mandibula 43 53,75 32 51,61

Sub lingual 22 27,50 13 21,74

Sub mental 1 1,25 0 0

Paraferingeal 0 1,25 0 0

Jumlah 80 100,0 62 100,0

Diagram 5.2 Prevalensi infeksi oromasilofasial yang disebabkan oleh infeksi

odontogenik di RS Ibnu Sina dan RS Sayang Rakyat Periode Tahun 2011-2015

klasifikasi infeksi oromaksilofasial berdasarkan jenis kelamin.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

frekuensi infeksioromaksilofasialPerempuan

frekuensi infeksioromaksilofasial Laki-laki

Page 54: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

39

1% 0%

16%

0%

0%

54%

28%

1% 0%

Persentase Perempuan (%)

Sub periosteal

Fosa canina

Bucal

Infra temporal

Sub massester

Sub mandibula

Sub lingual

Sub mental

Paraferingeal

0% 2%

26%

0%

0%

51%

21%

0%

0% Persentase Laki-laki (%)

Sub periosteal

Fosa canina

Bucal

Infra temporal

Sub massester

Sub mandibula

Sub lingual

Sub mental

Paraferingeal

Page 55: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

40

Tabel 5.3 Prevalensi infeksi oromasilofasial yang disebabkan oleh infeksi

odontogenik di RS Ibnu Sina dan RS Sayang Rakyat Periode Tahun 2011-2015

klasifikasi infeksi oromaksilofasial berdasarkan kelompok umur.

Kelompok umur Frekuensi (n) Presentase (%)

Anak-anak (5-11 tahun) 33 23.24

Remaja (12-25 tahun) 37 26.11

Dewasa (26-45 tahun) 45 31.69

Lansia (≥46 tahun) 27 19.01

jumlah 142 100

Diagram 5.3 Prevalensi infeksi oromasilofasial yang disebabkan oleh infeksi

odontogenik di RS Ibnu Sina dan RS Sayang Rakyat Periode Tahun 2011-2015

klasifikasi infeksi oromaksilofasial berdasarkan kelompok umur.

0

20

40

60

Anak-anak (5-11tahun)

Remaja (12-25tahun)

Dewasa (26-45tahun)

Lansia (≥46 tahun)

Frekuensi (n)

Frekuensi (n)

23%

26% 32%

19%

Persentase(%)

Anak-anak (5-11 tahun)

Remaja (12-25 tahun)

Dewasa (26-45 tahun)

Lansia (≥46 tahun)

Page 56: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

41

Table 5.4 Prevalensi infeksi oromasilofasial yang disebabkan oleh infeksi

odontogenik di RS Ibnu Sina dan RS Sayang Rakyat Periode Tahun 2011-2015

klasifikasi infeksi oromaksilofasial berdasarkan rentangan tahun.

Tahun Frekuensi (n) Presentase (%)

2011 18 12.67 2012 31 21.83 2013 26 18.30 2014 48 33.80 2015 19 13.38

jumlah 142 100

Table 5.4 Prevalensi infeksi oromasilofasial yang disebabkan oleh infeksi

odontogenik di RS Ibnu Sina dan RS Sayang Rakyat Periode Tahun 2011-2015

klasifikasi infeksi oromaksilofasial berdasarkan rentangan tahun.

18

31 26

48

19

0

10

20

30

40

50

60

2011 2012 2013 2014 2015

Frekuensi (n)

Frekuensi (n)

13%

22%

18%

34%

13%

Persentase (n)

2011

2012

2013

2014

2015

Page 57: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

42

BAB VI

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan yaitu prevalensi infeksi oromaksilofasial

yang disebabkan oleh infeksi odontogen di RS Ibnu Sina dan RS Sayang Rakyat

Makassar periode tahun 2011-2015 yang dilakukan dibagian poli gigi dan rekam

medik operasi bedah mulut, pada bulan April-Agustus. Yang kemudian di rekap data

yang telah diperoleh berdasarkan data rekam medik poli gigi dan rekam medik

operasi bedah, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Dari tabel 5.1 dan diagram 5.1 dapat dilihat bahwa pasien infeksi

oromaksilofasial yang disebabkan infeksi odontogen di RS Ibnu Sina dan RS Sayang

Rakyat Periode Tahun 2011-2015 berdasarkan klasifikasi infeksi oromaksilofasial

berdasarkan spasium yang terkena, dari 142 orang (100%) yang diperiksa dan

didiagnosa infeksi oromaksilofasial, didapatkan 1 orang (0,70%) menderita infeksi

spasium subperiosteal, 1 orang (0,70%) menderita infeksi spasium fossa kanina, 29

orang (20,42%) yang terklasifikasi infeksi spasium bukal, 75 orang (52,81%)

menderita infeksi spasium submandibula, 35 orang (24,64%) menderita infeksi

sublingual, dan 1 orang (0,70%) menderita infeksi spasium submental. Oleh karena

itu data yang didapatkan dari RS Ibnu Sina dan RS sayang Rakyat dapat disimpulkan

bahwa pasien yang menderita infeksi oromaksilofasial yang disebabkan infeksi

odontogen berdasarkan klasifikasi spasium yang terkena lebih banyak dengan jenis

Page 58: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

43

vinfeksi spasium submandibula dibandingkan dengan jenis infeksi oromaksilofasial

yang disebabkan infeksi odontogen lainnya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Aleksandra W, Barbara K.H, Jan N, Maciej G, Marek J.S dengan

judul jurnal Odontogenic Inflammatory Processes of Head and Neck in Computed

Tomography Examinations yang memiliki hasil penelitian yaitu tingkat kejadian dari

submandibula lebih tinggi 71% dari spasium lainnya kemudian diikuti spasium

sublingal 58% dan spasium bucal 52%, hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan peneliti.6 Spasium submandibula disini memiliki presentase yang lebih

tinggi karena spasium submandibula terdiri dari ruang sublingual dan spasium

submaksila. Spasium sublingual dipisahkan dari spasium submaksila oleh otot

milohyoid. Spasium submaksila selanjutnya dibagi lagi atas spasium submental dan

ruang submaksilla (lateral) oleh otot digastrikus anterior. Sehingga abses dapat

terbentuk di spasium submandibula karena kontinuitas dasar mulut dan regio

submandibula yaitu daerah sekeliling batas posterior muskulus milohyoideus dan

dalamnya akar-akar gigi molar dibawah milohyoid, maka infeksi supuratif pada

mulut dan gigi geligi dapat timbul di trigonum submandibula yang sesuai dalam

buku Rosen EJ, Bailey BJ. Deep Neck and Infection.21

Dari tabel 5.2 dan diagram 5.2 dapat dilihat bahwa pasien infeksi

oromaksilofasial yang disebabkan oleh infeksi odontogen di RS Ibnu Sina dan RS

Sayang Rakyat Periode Tahun 2011-2015 berdasarkan jenis kelamin, dari 142 orang

(100%) yang diperiksa dan didiagnosa infeksi oromaksilofasial yang disebabkan oleh

infeksi odontogen, didapatkan 80 orang pasien perempuan dan 62 orang pasien laki-

laki yang menderita infeksi oromaksilofasial yang disebabkan oleh infeksi

Page 59: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

44

odontogen. Oleh karena itu data yang didapatkan dari RS Ibnu Sina dan RS Sayang

Rakyat Periode Tahun 2011-2015 dapat disimpulkan bahwa infeksi oromaksilofasial

yang disebabkan oleh infeksi odontogen berdasarkan jenis kelamin banyak terjadi

pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini memang sesuai bila melihat

hasil penelitian badan pusat statistik (BPS) terbaru pada wilayah Makassar yang

menyatakan bahwa komposisi penduduk perempuan lebih banyak daripada laki-laki

dalam BPS presentase laki-laki 48,84% dan perempuan 51,16%.22

Namun, hal ini

juga bisa hanya suatu ketidaksengajaan, mungkin pada saat peneliti melakukan

penelitian pada saat itu pasien perempuan yang datang lebih banyak daripada pasien

laki-laki.

Dari tabel 5.3 dan diagram 5.3 dapat dilihat bahwa pasien infeksi

oromaksilofasial yang disebabkan oleh infeksi odontogen di RS Ibnu Sina dan RS

Sayang Rakyat Periode Tahun 2011-2015 berdasarkan kelompok umur pasien, dari

142 orang yang terkena infeksi oromaksilofasial yang disebabkan oleh infeksi

odontogen yaitu pada kelompok umur anak-anak 5-11 tahun terdapat 33 orang yang

terkena infeksi oromaksilofasial, pada kelompok umur remaja 12-25 tahun terdapat

37 orang yang terkena infeksi oromaksilofasial, pada kelompok umur dewasa 26-45

tshun terapat 45 orang yang terkena infeksi oromaksilofasial dan pada kelompok

umur lansia >46 tahun terdapat 27 orang yang terkena infeksi oromaksilofasial. Oleh

karena itu data yang didapatkan dari RS Ibnu Sina dan RS Sayang Rakyat Periode

Tahun 2011-2015 dapat disimpulkan bahwa Hasil penelitian yang terlihat pada tabel

5.3 mengenai umur pada penelitian ini didapatkan rata-rata usia yang datang dengan

Page 60: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

45

keluhan infeksi oromaksilofasial berkisar 20-45 tahun. Untuk kasus infeksi

oromaksilofasial peneliti belum menemukan teori atau pendapat yang menyebutkan

pada usia berapa seseorang rentan terkena infeksi oromaksilofasial. Namun, infeksi

oromaksilofasial bisa saja di alami oleh semua umur yang muda maupun yang tua,

tidak ada yang mengkhususkan di umur berapa seseorang dapat terkena abses

odontogenik, karena tergantung dari bagaimana seseorang dapat menjaga kebersihan

gigi dan mulutnya. Rata-rata usia yang peneliti dapatkan dari hasil penelitian, itu

mungkin disebabkan pada saat peneliti melakukan penelitian jumlah sampel yang

ada berusia rata-rata 20-40 tahun.

Dari tabel 5.4 dan diagram 5.4 dapat dilihat bahwa pasien infeksi

oromaksilofasial yang disebabkan oleh infeksi odontogen di RS Ibnu Sina dan RS

Sayang Rakyat Periode Tahun 2011-2015 berdasarkan rentangan tahun selama 5

tahun terakhir 2011-2015, yang diperiksa dan didiagnosa pasien infeksi

oromaksilofasial yang disebabkan oleh infeksi odontogen, didapatkan 18 orang yang

menderita infeksi oromaksilofasial pada tahun 2011, 31 orang yang menderita

infeksi oromaksilofasial pada tahun 2012, 26 orang yang menderita infeksi

oromaksilofasial pada tahun 2013, 48 orang yang menderita infeksi oromaksilofasial

pada tahun 2014, 19 orang yang menderita infeksi oromaksilofasial pada tahun 2015.

Dalam hal ini peneliti belum mendapatkan penelitian yang menjelaskan tentang

peningkatan dan penurunan tingkat kejadian infeksi oromaksilofasial pertahunnya

namun peneliti dapat menganalisa jika dilihat dari tingkat kesadaran dari masyarakat

mengenai kesehatan gigi dan mulut masih terjadi penurunan dan peningkatan

disetiap tahunnya karena pada tahun 2011 terjadi peningkatan dari kesadaran

masyarakat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut sehingga hanya sedikit yang

Page 61: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

46

terkena infeksi oromaksilofasial, namun tahun 2012 terjadi penurunan kesehatan gigi

dan mulut karena dapat dilihat dari hasil penelitian pada tahun 2012 banyak yang

terkena infeksi oromaksilofasial begitu seterusnya terjadi peningkatan dan penurunan

dari kesadaran masyarakat menjaga kesehatan gigi dan mulut hingga memasuki

tahun 2015. Hal ini disebabkan belum stabilnya pengetahuan masyarakat tentang

pentingnya kesehatan gigi dan mulut agar tidak terjadi penyakit seperti infeksi

oromaksilofasial ini, diperlukan sosialisasi yang lebih lagi untuk masyarakat untuk

mengetahui pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, agar kesehatan gigi dan

mulut di RS Ibnu sina dan RS Sayang Rakyat dapat meningkat. Oleh karena itu data

yang didapatkan dari RS Ibnu Sina dan RS Sayang Rakyat dapat disimpulkan bahwa

sejak tahun 2011 sampai tahun 2015 ada 142 pasien yang menderita pasien infeksi

oromaksilofasial yang disebabkan oleh infeksi odontogen.

Page 62: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

47

BAB VII

PENUTUP

7.1. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan yaitu :

1. Kasus infeksi oromaksilofasial yang disebabkan infeksi odontogen di RS

Ibnu Sina dan RS Sayang Rakyat Periode Tahun 2011-2015 berdasarkan

klasifikasi infeksi oromaksilofasial berdasarkan spasium yang terkena, dari

142 orang (100%) yang diperiksa dan didiagnosa infeksi oromaksilofasial,

didapatkan 1 orang (0,70%) menderita infeksi spasium subperiosteal, 1 orang

(0,70%) menderita infeksi spasium fossa kanina, 29 orang (20,42%) yang

terklasifikasi infeksi spasium bukal, 75 orang (52,81%) menderita infeksi

spasium submandibula, 35 orang (24,64%) menderita infeksi sublingual, dan

1 orang (0,70%) menderita infeksi spasium submental.

2. Infeksi oromaksilofasial yang disebabkan oleh infeksi odontogen berdasarkan

jenis kelamin, didapatkan 80 orang pasien perempuan dan 62 orang pasien

laki-laki yang menderita infeksi oromaksilofasial yang disebabkan oleh

infeksi odontogen. Oleh karena itu data yang didapatkan dari RS Ibnu Sina

dan RS Sayang Rakyat Periode Tahun 2011-2015 dapat disimpulkan bahwa

infeksi oromaksilofasial yang disebabkan oleh infeksi odontogen berdasarkan

jenis kelamin banyak terjadi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki.

Page 63: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

48

3. Pasien infeksi oromaksilofasial yang disebabkan oleh infeksi odontogen di

RS Ibnu Sina dan RS Sayang Rakyat Periode Tahun 2011-2015 berdasarkan

kelompok umur pasien, dari 142 orang yang terkena infeksi oromaksilofasial

yang disebabkan oleh infeksi odontogen yaitu pada kelompok umur anak-

anak 5-11 tahun terdapat 33 orang yang terkena infeksi oromaksilofasial,

pada kelompok umur remaja 12-25 tahun terdapat 37 orang yang terkena

infeksi oromaksilofasial, pada kelompok umur dewasa 26-45 tshun terapat 45

orang yang terkena infeksi oromaksilofasial dan pada kelompok umur lansia

>46 tahun terdapat 27 orang yang terkena infeksi oromaksilofasial.

4. Pasien infeksi oromaksilofasial yang disebabkan oleh infeksi odontogen di

RS Ibnu Sina dan RS Sayang Rakyat Periode Tahun 2011-2015 berdasarkan

rentangan tahun selama 5 tahun terakhir 2011-2015, yang diperiksa dan

didiagnosa pasien infeksi oromaksilofasial yang disebabkan oleh infeksi

odontogen, didapatkan 18 orang yang menderita infeksi oromaksilofasial

pada tahun 2011, 31 orang yang menderita infeksi oromaksilofasial pada

tahun 2012, 26 orang yang menderita infeksi oromaksilofasial pada tahun

2013, 48 orang yang menderita infeksi oromaksilofasial pada tahun 2014, 19

orang yang menderita infeksi oromaksilofasial pada tahun 2015.

7.2. SARAN

1. Dokter gigi hendaknya mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai

infeksi oromaksilofasial yang disebakan oleh infeksi odontogen terkhusus

klasifikasi infeksi oromaksilofasial berdasarkan spasium yang terkena,

Page 64: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

49

dikarenakan anatomi dari abses leher dalam sangat kompleks dan tertutupi

oleh beberapa jaringan lunak sehingga sulit menentukan lokasi abses. Oleh

karena itu sedikit sulit menegakkan diagnosis dan melakukan perawatan

dengan tepat pada penderita infeksi oromaksilofasial.

2. Hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai prevalensi infeksi

oromaksilofasial yang disebabkan oleh infeksi odontogen, agar dapat

menambah wawasan yang lebih dalam dalam bidang bedah mulut.

Page 65: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

50

DAFTAR PUSTAKA

1. Gordon WP. Buku ajar praktis bedah mulut. Alih bahasa : purwanto, basoeseno.

Philadelphia. Jakarta: EGC. 1996. Hal.191-2.

2. Harti FJ, Ogston R. Kamus kedokteran gigi (concise illustrated dental

dictionary). Alih bahasa, Narlan S. Jakarta: EGC.1995. Hal.2.

3. K. Serkan A, S. Serhat A, Belgin G, Ferhan Y, M. Can U, Yusuf A. Case report:

canine fossa abscess; a rare etiological factor: The lower canine toot. J Int Dent

Med Res 2013; 6 (1): p.36-9.

4. Fragiskos. 2007. Oral surgery. Greece: Springer. Verlag Berlin Heidelberg.

p.205-08.

5. Rashi B, Sumeet S, Kanwardeep S, Nilanchal S,Mohita G. Odontogenic

infections: Microbiology and management. Contemporary Clinical Dentistry,

Jul-Sep 2014; 5 (3): p.307-11.

6. Aleksandra W, Barbara K.H, Jan N, Maciej G, Marek J.S. Odontogenic

Inflammatory Processes of Head and Neck in Computed Tomography

Examinations 9. Pol J Radiol, 2014; 79: p.431-8.

7. Balaji, S.M. 2009. Textbook of oral and maxillofacial surgery. India: elsevier.

p.116-20.

8. Lars Andersson, Karl Erik Kahnberg, M.Anthony. 2010. Oral and

maaxillofacial surgery. 1st edition. Willey Blackwell: United State. p.467-70.

9. Punit VP, Sheela KG, Amrita P. Periodontal Abscess : A review. Journal of

clincal and diagnostic research, Apr 2011;5(2): p.404-9.

Page 66: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

51

10. SC Chandrasekaran, V Bagarad G, P Preethi. Gingival abscess revisited. Indian

journal of multydiciplinary dentistry, nov – des 2010 ;1(1): p.33-6.

11. Ramesh B, Lena NT, Dena F, Gary DK, Jeffrey PO. Non-Odontogenic

toothache revisited. Open journal Of Stomatology, 2011;1: p.92-102.

12. Topazian RG, Golberg MH. 2002. Oral and maxillofacial infection. 4th

edition.

Philadhelpia : WB saunders compan. p.159-163, 192-4.

13. Miloro M. 2004 . Peteron’s principles of Oral and Maxillofacial Surgery. 2nd

ed.

BC Dacker Inc : Hamilton London.p.277-80.

14. Daud ME., Karasutisna T. 2001. Infeksi odontogenik 1thed. Bandung. Bagian

Bedah Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Unpad. p.1-12.

15. Baxter, C. 1990. The normal healing process. In: New Directions in Wound

Healing. Wound Care Manual. Princeton, NJ : E.R. Squlbb & Sons, Inc.

16. Peterson et al. 2003 . Contemporary Oral and Maxillofaxial Surgery.

4th ed.Missouri : Mosby

17. Roeslan BoediOetomo (2002), Respon Imun di Dalam Rongga Mulut, Majalah

Ilmiah Kedokteran Gigi, Scientific Journal in Dentistry No.49 Tahun

17,September 2002.

18. Soemartono. 2000. Majalah Kedokteran Gigi; Edisi Khusus Temu Ilmiah

Nasional III:323.

19. Karasutisna, Tis dkk. 2001. Buku Ajar Ilmu Bedah Mulut. Infeksi

Odontogenik. Bandung: FKG Universitas Padjadjaran.

Page 67: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

52

20. López-Píriz R, Aguilar L, Giménez MJ. Management of odontogenic infection

of pulpal and periodontal origin. Med Oral Patol Oral Cir Bucal 2007;12: p.154-

9.

21. Rosen EJ, Bailey BJ. 2002. Deep Neck Space and Infection. University of

Texas Medical Branch at Galveston. Dept. Of Otolaringology. Editor Quinn FB,

Ryan MW.

22. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan, indikator sensus

penduduk, berbagai tahun penerbitan.

Page 68: SKRIPSI - core.ac.uk · Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad

53

LAMPIRAN