skripsi analisis sistem pengendalian internal atas

69
SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PENERIMAAN KAS PADA PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA MEDAN OLEH HARTATI SITUMORANG 110522146 PROGRAM STUDI AKUNTANSI EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

SKRIPSI

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

ATAS PENERIMAAN KAS

PADA PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA MEDAN

OLEH

HARTATI SITUMORANG

110522146

PROGRAM STUDI AKUNTANSI EKSTENSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan

sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ Analisis Sistem Pengendalian

Internal Atas Penerimaan Kas Pada Perusahaan Daerah Pasar (PD Pasar) Kota

Medan” adalah benar hasil karya tmulis saya disusun sebagai tugas akademik

guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,

dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapatkan izin, dan/atau

dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma, kaidah dan etika penulisan

ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam

skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, November 2013

Hartati Situmorang

110522146

i

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan pengetahuan, kekuatan,

dan kebijaksanaan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan judul:

“Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Penerimaan Kas Pada

Perusahaan Daerah Pasar (PD Pasar) Kota Medan”

Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan

penulis khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Selain

itu penelitian ini dilaksanakan juga untuk memenuhi salah satu syarat untuk

meraih gelar sarjana ekonomi pada Universitas Sumatera Utara pada Program

Studi Akuntansi.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan dan doa dari

semua pihak baik secara moril maupun materil khususnya kepada orang tua

penulis M.Situmorang dan F.Br Lumban Gaol. Dengan segala kerendahan hati,

maka penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua

Departemen dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak selaku sekretaris

Departemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak dan ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak

selaku Ketua dan sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si., Ak, selaku pembimbing penulis yang

telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, memberi

petunjuk, dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Erwin Abubakar, MBA, Ak selaku dosen pembaca yang telah

meluangkan waktunya untuk memberi petunjuk dan pengarahan kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepada saudara – saudara penulis abang Franky dan abang Jhonly, adik-

Surya dan adik Juliyanto.

7. Kepada Rances Tampubolon yang telah memberikan semangat dan

dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

8. Kepada teman – teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima

kasih untuk kasih sayang dan dukungan yang diberikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat

dijadikan acuan dalam penulisan karya – karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata,

penulis berharap skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi Pembaca.

Medan, November 2013

Penulis

Hartati Situmorang

NIM 110522146

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

ABSTRAK

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PENERIMAAN

KAS PADA PERUSAHAAN DAERAH PASAR (PD PASAR) KOTA

MEDAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kebijakan

pelaksanaan sistem pengendalian internal pada PD. Pasar dan untuk mengetahui

apakah penerapan sistem pengendalian internal atas penerimaan kas di PD Pasar

dilaksanakan dengan baik.

Metode analisis data yang dilakukan dengan metode deskriptif yaitu

mengumpulkan, mengolah dan menginterprestasikan data yang diperoleh

sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan yang diteliti

dan memberikan keterangan yang dihadapi.

Penulis telah melakukan analisis mengenai struktur organisasi, prosedur

dan sistem penerimaan kas pada PD Pasar Kota Medan dan mendapatkan

kesimpulan yaitu pada prinsipnya PD Pasar Kota Medan telah melakukan sistem

pengendalian internal atas penerimaan kas sudah sesuai.

Kata Kunci : Sistem, Pengendalian Internal, Kas, Penerimaan Kas

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

ABSTRACT

ANALYSIS OF INTERNAL CONTROL TO ACCEPTANCE CASH OF AT

PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA MEDAN

The purpose of this study was to determine how the policy implementation

of the internal control system in PD. Pasar and to determine whether the

application of the system of internal control over cash receipts in the PD Pasar is

implemented properly.

Method analyse the data conducted witth the descriptive method that is

collect the, process and interpretive data obtained so that can give the clear picture

hit the accurate ciecumstance and give the boldness for trouble-shooting which is

in facing.

Writer have conducted the analysis of concerning organization chart,

procedure and system of acceptance cash of at On PD Pasar Kota Medan and get

some conclusion that is in principle On PD Pasar Kota Medan have conducted the

system of internal control of acceptance cash of applied according.

Keyword : System, Internal Control, Cash, Acceptance Cash.

.

v

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

DAFTAR ISI

Halaman

SURAT PERNYATAAN .............................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

ABSTRAK ..................................................................................................... iv

ABSTRACT ................................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ............................................................. 4

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................. 4

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 6

2.1. Tinjauan Pustaka ................................................................. 6

2.1.1. Pengertian Sistem ..................................................... 6

2.1.2. Pengertian Sistem Pengendalian Internal ................ 6

2.1.3. Fungsi Sistem Pengendalian Internal ....................... 8

2.1.4. Tujuan Sistem Pengendalian Internal ....................... 8

2.1.5. Prinsip Pengendalian Internal ................................... 9

2.1.6. Komponen Sistem Pengendalian Internal ................ 10

2.1.7. Pengertian Kas ......................................................... 10

2.1.8. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas........................ 12

2.1.9. Aktivitas Pengendalian Kas ...................................... 15

2.1.10. Keterbatasan Sistem Pengendalian

Internal Pemerintah ................................................... 18

2.2. Kerangka Konseptual ........................................................... 20

2.3. Hipotesis .............................................................................. 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 22

3.1. Jenis Penelitian .................................................................... 22

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 22

3.3. Batasan Operasional ............................................................. 22

3.3.1. Variabel Bebas ( Independen variabel) .................... 22

3.3.2. Variabel Terikat ( Dependen Variabel) .................... 23

3.4. Definisi Operasional ............................................................ 23

3.5. Skala Pengukuran Variabel .................................................. 24

3.6. Jenis Data ............................................................................. 25

3.7. Metode Pengumpulan Data .................................................. 25

3.7.1. Penelitian Lapangan (Field Research) ..................... 25

3.7.2. Studi Kepustakaan ................................................... 26

3.8. Teknik Analisis ................................................................... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 27

4.1. Gambaran Umum ................................................................. 27

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

4.2. Hasil Penelitian .................................................................... 33

4.3. Pembahasan .......................................................................... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 49

5.1. Kesimpulan .......................................................................... 49

5.2. Saran ..................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

3 Opersional Variabel Sistem Pengendalian Internal 23

3.1 Opersional Variabel Penerimaan Kas 24

4 Jumlah Karyawan PD Pasar Kota Medan 29

4.1 Jumlah Pedagang di PD Pasar Kota Medan 30

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2 Kerangka Konseptual 20

4 Logo PD Pasar Kota Medan 34

4.1 Struktur Organisasi 58

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Struktur Organisasi PD Pasar Kota Medan 54

x

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perubahan sistem pemerintahan dari sistem terpusat menjadi sistem

otonomi daerah telah memberi dampak yang besar pada sistem penyelenggaraan

pemerintahan dan ruang lingkup kinerja. Hal ini juga memberi dampak pada

pengaturan sistem keuangan pemerintah di daerah. Otonomi daerah menuntut

pemerintahan daerah untuk lebih memberikan pelayanan publik yang didasarkan

asas-asas pelayanan publik yang meliputi: transparansi, akuntabilitas, kondisional,

partisipatif, kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban demi tercapainya

“good goverment”.

Pengendalian internal merupakan alat bantu yang diharapkan dapat

membantu manajemen menjaga harta milik perusahaan, menguji ketelitian dan

kebenaran data akurat, meningkatkan efisiensi operasi dan ketaatan atas kebijakan

yang telah ditetapkan. Sistem pengendalian intern yang dirancang dengan baik

terhadap struktur organisasi yang didalamnya terdapat pembagian tanggung jawab

fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan pokok perusahaan, seperti pemisahan fungsi operasional, fungsi

penyimpanan dan fungsi pencatatan.

Pada umumnya, untuk mencapai hal tersebut diperlukan pengembangan

sistem penyelenggaraan pemerintah dan memanfaatkan kemajuan tekhnologi

informasi dan ilmu pengetahuan dengan tersedianya data dan informasi pada

instansi pemerintah yang dapat dianalisis dan dimanfaatkan secara cepat, akurat

dan aman. Salah satunya yakni sistem akuntansi sektor publik dimana akuntansi

1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

pemerintahan merupakan salah satu bagiannya. Selama ini sistem akuntansi sektor

publik mulai mengalami perkembangan sesuai dengan perubahan sistem

pemerintahan tersebut.

Pembangunan yang sedang dilaksanakan di negara kita saat ini untuk

mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur tentunya memerlukan sumber

pembiayaan yang tidak sedikit baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang

berasal dari luar negeri. Hak dan kewenangan yang luas yang diberikan kepada

daerah, pada hakekatnya merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabkan

secara akuntabel dan transparan, baik kepada masyarakat di daerah maupun

kepada pemerintah pusat yang telah membagikan dana perimbangan kepada

seluruh daerah di Indonesia.

Pembaharuan manajemen keuangan daerah di era otonomi daerah ini,

ditandai dengan perubahan yang sangat mendasar, mulai dari sistem

penganggarannya, perbendaharaan sampai kepada pertanggungjawaban laporan

keuangannya. Sebelum bergulirnya otonomi daerah, pertanggungjawaban laporan

keuangan daerah yang harus disiapkan oleh Pemerintahan Daerah hanya berupa

Laporan Perhitungan Anggaran dan Nota Perhitungan dan sistem yang digunakan

untuk menghasilkan laporan tersebut adalah MAKUDA (Manual Administrasi

Keuangan Daerah) yang diberlakukan sejak tahun 1981.

Sejak bergulirnya otonomi daerah, laporan pertanggungjawaban keuangan

yang harus dibuat oleh Kepala Daerah adalah berupa Laporan Perhitungan

Anggaran, Nota Perhitungan, Laporan Arus kas dan Neraca Daerah. Kewajiban

untuk menyampaikan laporan keuangan daerah ini diberlakukan sejak 1 Januari

2001, tetapi hingga saat ini pemerintah daerah masih belum memiliki standar

2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

akuntansi pemerintahan yang menjadi acuan di dalam membangun sistem

akuntansi keuangan daerahnya.

Kas diakui sebesar nilai nominal dari uang tunai atau yang dapat

dipersamakan dengan uang tunai, serta rekening giro di bank yang tidak dibatasi

penggunaannya. Perubahan kas dipengaruhi oleh dua aktivitas yaitu: penerimaan

dan pengeluaran kas. Penerimaan kas meliputi transaksi-transaksi yang

mengakibatkan bertambahnya saldo kas tunai dan atau rekening bank milik

entitas pemerintah daerah, baik yang berasal dari pendapatan tunai, penerimaan

piutang, penerimaan transfer, penerimaan pinjaman, maupun penerimaan lainnya.

Kas sifatnya yang paling likuid diantara komponen aktiva lainnya, maka

kas mudah langsung dapat digunakan dan sangat rentan terhadap penyalahgunaan

dan penyelewengan. Sifat-sifat ini menjadikan kas sering disalahgunakan dan

merupakan objek penyelewengan yang akhirnya akan mengganggu stabilitas

perusahaan dan akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan, maka sangat

penting dibuatkan suatu perlindungan terhadap kas dalam aktivitas perusahaan.

Perusahaan Daerah Pasar (PD Pasar) Kota Medan merupakan salah satu

Badan Usaha Milik Daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kota Medan sesuai

dengan Perda No. 8 Tahun 2001 tentang pembentukan Daerah Pasar Kota Medan

yang bergerak dibidang penataan pasar. Adapun Kantor yang dijadikan kantor

PD. Pasar Kota Medan, Jl. Razak Baru No. 1-A Pasar Petisah Lt. III Medan.

Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan mempunyai pasar di Kota Medan sebanyak

56 pasar yang berada di 22 kecamatan dengan luas 172.510.35 m2 dengan jumlah

kios sebanyak 8.795 stand sebanyak 8.409 dan toko sebanyak 63 unit dengan

3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

jumlah pedagang ±22.922 orang. Dimana mempunyai visi dan misi serta tujuan

yang ingin di capai.

Sebagai suatu Badan Usaha Milik Daerah Perusahaan Daerah pasti

mempunyai kas.. Untuk melindungi kas dan menjamin keakuratan catatan

akuntansi atas penerimaan kas. Maka dari itu PD Pasar Medan memerlukan

adanya sistem pengendalian intern terhadap Penerimaan kas yang efektif.

Pengendalian internal terhadap penerimaan kas sangat penting bagi perusahaan.

Besarnya pengaruh kas terhadap perkembangan perusahaan dan mudahnya kas

disalahgunakan oleh karyawan, hal-hal inilah yang membuat saya tertarik untuk

meneliti dan membahas pengendalian internal penerimaan kas, maka saya

memilih judul “Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Penerimaan Kas

Pada Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan”

1.2. Perumusan Masalah

Untuk dapat mengarahkan dan memudahkan dalam melakukan penelitian

sistematis, penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam

penulisan skripsi ini adalah: Apakah penerapan sistem pengendalian internal atas

penerimaan kas di PD Pasar telah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan

penelitian ini yaitu: Untuk mengetahui sejauh mana penerapan sistem

pengendalian internal atas penerimaan kas pada PD Pasar Kota Medan apakah

telah mencapai tujuan yang diharapkan.

1.4. Manfaat Penelitian

4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam hal:

1.4.1. Bagi Perusahaan: Sebagai informasi bagi pihak perusahaan untuk

mengetahui aktivitas pengendalian internal yang dilakukan, sebagai

informasi tambahan bagi pihak perusahaan dalam melakukan

evaluasi terhadap aktivitas pengendalian internal perusahaan

khususnya terhadap hal-hal yang menyangkut penerimaaan kas.

1.4.2. Bagi Penulis: Untuk mengetahui dan memperoleh informasi

perlunya sistem pengendalian internal atas penerimaan kas dalam

suatu perusahaan, sebagai bahan bagi penulis dalam memahami

sistem pengendalian internal terhadap kas.

1.4.3. Bagi Fakultas: Sebagai bahan masukan bagi fakultas atas penelitian

mengenai pengendalian internal penerimaan kas, sehingga kelak

dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau referensi bagi

mereka yang berniat dalam penelitian selanjutnya.

5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Pengertian sistem

Pada dasarnya sistem digunakan untuk menangani suatu

permasalahan atau pekerjaan agar mencapai tujuan perusahaan. Dalam

melaksanakan kegiatan usahanya perusahaan memerlukan suatu sistem

kerja yang teratur, agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan

pemanfaatan sumber-sumber ekonomi yang tersedia dalam perusahaan.

Menurut Marshall dkk (2005 : 1) “Sistem adalah rangkaian dari dua atau

lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi

mencapai suatu tujuan tertentu”.

2.1.2. Pengertian sistem pengendalian internal

Pengertian pengendalian internal dalam arti luas dapat dibagi dua

yaitu pengawasan administratif dan pengawasan akuntansi. Pengawasan

administratif meliputi rencana organisasi dan semua cara serta prosedur-

prosedur yang berhubungan dengan efisiensi usaha dan ketaatan terhadap

kebijakan pimpinan perusahaan. Pengawasan akuntansi meliputi rencana

organisasi dan semua cara serta prosedur-prosedur yang berhubungan

dengan pengamanan harta milik perusahaan serta dapat dipercayanya

laporan keuangan.

Pengendalian internal sangat penting dalam perkembangan operasi

perusahaan, karena masalah–masalah yang timbul sangat kompleks.

Pengendalian internal yang baik dan memadai sangat diperlukan sesuai

6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

dengan perkembangan zaman dan juga perkembangan zaman dan juga

perkembangan dunia usaha. Istilah pengawasan internal pun mengalami

perkembangan tidak hanya untuk mengawasi kecermatan dan pembukuan,

tetapi mempunyai arti luas yaitu meliputi seluruh organisasi perusahaan.

Menurut Boynton dkk (2003 : 373) meyatakan bahwa

Pengendalian adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh dewan

direksi, manajemen dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang

dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan

dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut: keandalan

pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan

yang berlaku, efektivitas dan efisiensi operasi.

Pengendalian internal merupakan suatu proses, ini berarti alat

untuk mencapai suatu akhir, bukan akhir itu sendiri, pengawasan internal

terdiri dari serangkaian tindakan yang meresap dan terintegrasi dengan

tidak ditambahkan kedalam infrastruktur suatu entitas. Pengendalian

internal dilaksanakan oleh orang bukan suatu dewan direksi, manajemen

dan personal lainnya.

Menurut Nugroho Widjajanto (2001 : 18) menyatakan bahwa

Sistem Pengendalian Internal adalah sistem pengendalian yang

meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang

diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk: mengamankan

aktiva perusahaan, mengecek kecermatan dan ketelitian data

akuntansi, meningkatkan efisiensi dan mendorong agar kebijakan

manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran organisasi.

Pengertian sistem pengendalian internal diatas dapat dipahami

bahwa pengawasan internal bertujuan untuk menjaga integritas informasi

akuntansi, melindungi aktiva perusahaan terhadap kecurangan,

pemborosan dan pencurian yang dilakukan pihak didalam maupun diluar

perusahaan, selain itu pengendalian internal juga harus dapat memudahkan

pelacakan kesalahan baik disengaja ataupun tidak, sehingga

7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

mempermudah prosedur audit. Pengendalian internal agar berjalan efektif

memerlukan adanya pembagian tanggung jawab secara khusus tujuannya

adalah agar setiap karyawan dapat mengkonsentrasikan perhatian kepada

lingkup tanggungjawabnya masing-masing sehingga tidak ada suatu fungsi

yang tidak tertangani.

2.1.3. Fungsi sistem pengendalian internal

Menurut Romney dkk (2006 : 230), menyatakan bahwa

pengendalian internal melaksanakan tiga fungsi penting meliputi:

a. Pengendalian untuk pencegahan (preventive control),

Dibutuhkan untuk mencegah timbulnya suatu masalah sebelum

mereka muncul. Misalnya mempekerjakan personil akuntansi

yang berkualitas tinggi, pemisahan tugas pegawai yang

memadai, dan secara efektif mengendalikan akses fisik atas

aset, fasilitas dan informasi.

b. Pengendalian untuk pemeriksaan (detective control),

Dibutuhkan untuk mengungkap masalah begitu masalah

tersebut muncul. Misalnya pengendalian untuk pemeriksaan

adalah pemeriksaan salinan atas perhitungan, mempersiapkan

rekonsiliasi bank dan neraca saldo setiap bulan.

c Pengendalian korektif (corrective control), Dibutuhkan untuk

memecahkan masalah yang ditemukan oleh pengendalian

untuk pemeriksaan. Pengendalian ini mencakup prosedur yang

dilaksanakan untuk mengidentifikasikan penyebab masalah,

memperbaiki kesalahan atau kesulitan yang ditimbulkan, dan

mengubah sistem agar masalah dimasa mendatang dapat

diminimalisasikan atau dihilangkan.

2.1.4. Tujuan sistem pengendalian internal

Sedangkan Menurut Mulyadi (2001 : 163), menyatakan bahwa

tujuan sistem pengendalian internal dilihat dari definisi sistem

pengendalian intern adalah:

a. Menjaga kekayaan organisasi

b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

c. Mendorong Efisiensi

d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

2.1.5. Prinsip-prinsip pengendalian internal

Menurut Weygant dkk (2007 : 455) “ Prinsip-prinsip pengendalian

internal meliputi: pembentukan tanggung jawab, pemisahan tugas,

8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

prosedur dokumentasi, pengendalian fisik, mekanik dan elektronik, dan

verifikasi internal independent dan pengendalian lainnya”.

Menurut Weygant dkk (2007 : 455) menyatakan bahwa

Berikut ini adalah penjelasan dari prinsip-prinsip pengendalian

internal :

a. Karekteristik penting dalam pengendalian internal adalah

penyerahan tanggung jawab kepada karyawan tertentu.

Pengendalian akan paling efektif jika hanya seseorang yang

bertanggung jawab pada sebuah pekerjaan tertentu.

b. Pemisahan tugas merupakan hal yang tak terelakan dalam

sistem pengendalian internal. Ada dua penerapan yang umum

dari prinsip ini yaitu aktivitas-aktivitas terkait seharusnya

ditugaskan ke orang yang berbeda-beda dan penciptaan

akuntabilitas (dengan pencatatan) atas asset yang seharusnya

terpisah dari penjagaan fisik asset tersebut.

c. Dokumen memberikan bukti bahwa transaksi dan peristiwa

sudah terjadi. Beberapa prosedur seharusnya ditetapkan untuk

dokumen yaitu dokumen seharusnya diberi nomor terlebih

dahulu (prenumbered), seluruh dokumen dihitung dan

penyerahan dokumen ke departemen yang benar sehingga

membantu penjaminan pencatatan transaksi tepat waktu.

d. Penggunaan pengendalian fisik, mekanik, dan elektronik

adalah penting. Pengendalian fisik sangat terkait dengan

perlindungan aset. Pengendalian mekanik dan elektronik juga

melindungi aset dan sebagian mempertinggi keakuratan dan

kebenaran pencatatan akuntansi.

e. Verifikasi internal independen sebagian besar pengendalian

internal memberikan verifikasi internal independen. Prinsip ini

melibatkan tinjauan, perbandingan, dan rekonsilasi data yang

dibuat oleh karyawan lain. Untuk mendapatkan manfaat yang

maksimal dari verifikasi internal independen perlu dilakukan:

1. Verifikasi seharusnya dilakukan setiap periodik atau

mendadak.

2. Verifikasi seharusnya dilakukan oleh seseorang yang

independen atas karyawan yang bertanggung jawab atas

informasi yang terkait.

3. Perselisihan dan pengecualian seharusnya dilaporkan di

tingkat manajemen yang dapat memberikan tindakan

korektif.

Diperusahaan besar, verifikasi independen sering ditugaskan

kepada auditor internal. Auditor internal adalah karyawan yang

mengevaluasi secara berkesinambungan tingkat efektivitas sistem

pengendalian perusahaan.

9

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

2.1.6. Komponen sistem pengendalian internal

Berdasarkan COSO dalam buku Boynton (2003 : 374),

menyatahkan bahwa

lima komponen model pengendalian internal yang saling

berhubungan :

a. Lingkungan pengendalian (control environment), menetapkan

suasana suatu organisasi, yang mempengaruhi kesadaran akan

pengendalian dari orang-orangnya. Lingkungan pengendalian

menjadi pondasi dari semua komponen pengendalian internal

lainnya, yang menyedikan disiplin dan struktur.

b. Penentuan resiko (risk assessment), merupakan

pengidentifikasi dan analisis entitas mengenai resiko yang

relevan terhadap pencapaian tujuan entitas, yang membentuk

suatu dasar mengenai bagaimana resiko harus dikelola.

c. Aktivitas pengendalian (control activities), merupakan

kebijakan dan prosedur yang membantu menyakinkan bahwa

perintah manajemen telah dilaksanakan.

d. Informasi dan komunikasi (information and communication),

merupakan pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran

informasi dalam suatu bentuk dan kerangka waktu yang

membuat orang mampu melaksanakan tanggung jawabnya.

e. Pemantauan (monitoring), merupakan suatu proses yang

menilai kualitas kinerja pengendalian internal pada suatu

waktu.

2.1.7. Pengertian kas

Kas Menurut Mulyadi (2001 : 163) adalah “Kas diartikan sebagai

alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi.

Berdasarkan keterangan diatas maka dapat disimpulkan kas merupakan

alat pertukaran atau pembayaran finansial yang mempunyai sifat paling

tinggi tingkat likuiditasnya”.

Sedangkan menurut Zaki Baridwan (2008 : 83) adalah “Kas

merupakan suatu alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam

akuntansi. Dalam neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar, dalam

arti paling sering berubah. Hampir setiap transaksi dengan pihak luar

selalu mempengaruhi kas”.

10

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan kas adalah uang atau

alat pertukaran yang digunakan sebagai alat pembayaran financial.

Menurut Bastian (2006 : 119) menyatakan bahwa

Secara umum Prosedur kas bertujuan untuk:

a. Memberikan prosedur yang baku atas aktivitas yang berkaitan

dengan perolehan mengenai kas dari pengakuan sampai proses

penerimaannya.

b. Mendapatkan data atau catatan yang akurat tentang kas sesuai

dengan input dari masing-masing dinas/unit kerja.

c. Mendukung pembuatan keputusan personel yang

mengendalikan fungsi kas.

Kas diakui sebesar nilai nominal dari uang tunai yang dapat

dipersamakan dengan uang tunai, serta rekening giro di bank yang tidak

dibatasi penggunaannya. Perubahan kas dipengaruhi oleh dua aktivitas,

yaitu penerimaan dan pengeluaran kas. Penerimaan kas meliputi transaksi-

transaksi yang mengakibatkan bertambahnya saldo kas tunai dan rekening

bank milik entitas pemerintah daerah, baik yang berasal dari pendapatan

tunai, penerimaan piutang, penerimaan transfer, penerimaan pinjaman,

maupun penerimaan lainnya. Penerimaan kas dicatat harian pada saat

terjadinya sebesar nilai nominal yang diterima.

2.1.8. Prosedur akuntansi penerimaan kas

Menurut Abdul Halim (2007 : 78) menyatakan bahwa

Prosedur akuntansi penerimaan kas meliputi: serangkaian proses,

baik manual maupun komputerisasi, mulai dari pencatatan,

penggolongan dan peringkasan transakasi dan/atau kejadian

keuangan, hingga pelaporan keuangan dalam rangka

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan

penerimaan kas pada SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)

dan/atau SKPKD (Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah).

2.1.8.1. Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi penerimaan

kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada

PPK-SKPD (Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan

11

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

Kerja Perangkat Daerah), sedangkan pada SKPKD

dilaksanakan oleh fungsi akuntansi SKPKD.

2.1.8.2. Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi

penerimaan kas pada SKPD dan/atau SKPKD terdiri dari:

a. Surat ketetapan pajak daerah, digunakan untuk

menetapkan pajak yang dibuat oleh PPKD.

b. Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD), digunakan

untuk menetapkan retribusi daerah atas wajib

retribusi yang dibuat oleh pengguna anggaran.

c. Surat Tanda Bukti Penerimaan (STBP), digunakan

untuk mencatat setiap penerimaan pembayaran dari

pihak ketiga yang diselenggarakan oleh bendahara

penerimaan.

d. Surat Tanda setoran (STS), digunakan untuk menyetor

penerimaan daerah yang diselenggarakan oleh

bendahara penerimaan pada SKPD.

e. Bukti transfer, merupakan dokumen atau bukti atas

transfer penerimaan daerah.

f. Nota kredit bank, dokumen atau bukti dari bank yang

menunjukan adanya transfer uang masuk ke

rekening kas.

g. Buku jurnal penerimaan kas, merupakan catatan yang

diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk

12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau

kejadian yang berhubungan dengan penerimaan kas.

h. Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan

oleh fungsi akuntansi untuk memosting semua

transakasi atau kejadian selain kas dari jurnal

penerimaan kas ke buku besar untuk setiap rekening

aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja,

dan pembiayaan.

i. Buku besar pembantu, merupakan catatan yang

diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk

mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi

rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang

dianggap perlu.

2.1.8.3. Penjelasan uraian prosedurnya sebagai berikut :

a. Prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD

dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-

SKPD, sedangkan SKPKD dilaksanakan oleh fungsi

akunatnsi pada SKPKD.

b. Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan

bukti transakasi penerimaan kas melakukan

pencatatan kedalam jurnal penerimaan kas, disertai

rekening lawan asal penerimaan kas tersebut.

c. Bukti transaksi penerimaan kas mencakup surat

tanda bukti pembayaran (STBP), surat tanda setoran,

13

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

bukti setoran, nota kredit, dan bukti penerimaan

lainnya.

d. Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi

akuntansi pada SKPKD secara periodik atau berkala

melakukan posting ke buku besar.

e. Jika dianggap perlu, fungsi akuntansi pada PPK-

SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD dapat

membuat buku besar pembantu yang berfungsi

sebagai rincian buku besar dan berlaku sebagai

kontrol.

f. Pencatatan kedalam jurnal penerimaan kas, buku

besar, dan buku besar pembantu dilaksanakan oleh

fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi

akuntansi pada SKPKD sesuai dengan tugas pokok

dan fungsi yang telah ditetapkan dalam ketentuan

yang berlaku.

g. Pada akhir periode, fungsi akuntansi pada PKK-

SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD

menyusun laporan keuangan.

2.1.9. Aktivitas pengendalian kas

Pengendalian terhadap kas merupakan struktur organisasi dan

semua cara serta alat-alat yang dikoordinasikan, yang digunakan di dalam

perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan kas perusahaan,

memeriksa ketelitian dan kebenaran data mengenai kas, memajukan

14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

efisiensi dalam operasi dan membantu menjaga dipatuhinya kebijakan

yang ditetapkan sebelumnya.

Berikut ini adalah penjelasan dari aktivitas pengendalian kas:

2.1.9.1. Pemisahan fungsi pemegang penerimaan kas dan

pencatatan penerimaan kas, agar tidak terjadi kecurangan

atau penyelewengan dana kas dan transaksi penerimaan

kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh fungsi

penyimpanan kas sejak awal sampai akhir tanpa campur

tangan dari fungsi yang lain.

2.1.9.2. Semua penerimaan kas didepositkan/disimpan secara utuh

setiap hari, prosedur ini memungkinkan juga

diperlukannya duplikat deposit slip yang dikirim oleh

bank atau petugas lain (selain kasir) kepada departemen

tersendiri untuk digunakan dalam pemeriksaan.

2.1.9.3. Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas

yang ada di tangan dengan jumlah kas menurut catatan

dan pemeriksaan internal juga dilakukan pada selang

waktu yang tidak teratur.

2.1.9.4. Pengecekan secara independen untuk meneliti pembukuan

sehingga dapat diuji dengan membandingkan saldo

dalam rekening buku besar umum dengan jumlah saldo-

saldo dalam buku pembantu. Hal ini juga akan

mengurangi kesalahan-kesalahan dalam buku besar

umum.

15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

2.1.9.5. Pelaporan kinerja untuk mempresentasikan dan melaporkan

kinerja semua aktivitas yang perlu dipertanggung

jawabkan.

2.1.9.6. Perencanaan dan penggunaan dokumen dan catatan yang

memadai untuk membantu pencatatan secara semestinya

atas transakasi penerimaan kas yang dibuat berdasarkan

nomor urut cetak.

Menurut Bastian (2006 : 124) menyatakan bahwa

Aktivitas pengendalian kas yaitu fungsi penagihan/pemungutan

pendapatan harus terpisah dari fungsi penyimpanan uang, aktivitas

pengendalian meliputi:

a. Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi (pencatatan).

b. Jumlah kas yang diterima dari proses pendapatan harus disetor

seluruhnya ke kas daerah dalam tempo 1 x 24 jam di hari yang

sama dengan saat penerimaan.

c. Perhitungan saldo kas yang ada ditangan dari fungsi kas

dilakukan secara periodik dan secara mendadak oleh fungsi

pengendalian internal.

d. Bukti kas keluar harus dilampiri dokumen pendukung yang

lengkap dan sah.

e. Setiap pencatatan ke register bukti kas keluar harus didukung

dengan bukti kas keluar yang dilampiri dokumen pendukung

yang lengkap.

f. Pengecekan secara independen terhadap posting kedalam buku

besar pembantu penerimaan kas dan buku pembantu

pengeluaran kas dengan akun kontrolnya di buku besar kas.

g. Pertanggungjawaban secara periodik terhadap semua formulir

bernomor urut tercetak.

h. Panduan rekening dan tinjauan terhadap pemberian kode

rekening.

Menurut Stice dan Skousen (2004 : 499) menyatakan bahwa

Karakteristik dasar dari suatu sistem pengendalian internal kas

adalah:

a. Tanggung jawab yang diserahkan secara khusus untuk

menangani penerimaan kas.

b. Pemisahan penanganan dan pencatatan penerimaan kas.

c. Penyetoran seluruh kas yang diterima setiap hari (lazimnya ke

rekening bank).

d. Sistem voucher untuk mengendalikan pembayaran kas.

e. Audit internal pada selang waktu yang tidak terduga.

16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

f. Pelanggaran ganda atas kas dan pembukuan, dengan rekonsiliasi

yang dilaksanakan oleh seseorang diluar bagian akuntansi.

Ada pembagian tugas dan wewenang yang jelas dalam struktur organisasi,

sehingga ada pemisahan tugas antara pemegang dana kas dan yang

melakukan pencatatan, hal ini dilakukan untuk melindungi kas. Kas yang

diterima harus langsung disetorkan maksimal dalam waktu 1x24 jam di

hari yang sama pada saat menerima kas. Adanya catatan ganda untuk kas

baik di bank dan pembukuan agar bisa melakukan rekonsiliasi.

Pengendalian semacam ini cenderung lebih banyak diselewengkan oleh

perusahaan besar dengan banyak karyawan. Perusahaan kecil dengan

beberapa karyawan umumnya mendapat kesulitan dalam memisahkan

sepenuhnya tugas-tugas akuntansi dan penanganan kas.

2.1.10. Keterbatasan sistem pengendalian internal pemerintah

Berkaitan dengan konsep dasar sistem pengendalian internal yang

dipengaruhi oleh manusia sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya,

keberadaan sebuah sistem pengendalian internal tidak dimaksudkan untuk

meniadakan semua peluang terjadinya kesalahan atau pelanggaran. Dengan

kata lain, tetap ada unsur keterbatasan atau kelemahan atas sistem

pengendalian intern dalam organisasi tersebut, sebaik apapun sistem

pengendalian internal itu dirancang. Keterbatasan atau kelemahan tersebut

meliputi:

2.1.10.1. Pertimbangan yang kurang matang

Efektivitas pengendalian seringkali dibatasi oleh adanya

keterbatasan manusia dalam pengambilan keputusan. Suatu

keputusan diambil oleh manajemen umumnya didasarkan pada

17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

pertimbangan-pertimbangan yang antara lain mencakup informasi

yang tersedia, waktu yang ada dan beberapa variabel lain baik

intern maupun ekstern. Dalam kenyataannya sering dijumpai

bahwa beberapa keputusan yang diambil dengan kondisi

keterbatasan waktu dan informasi akan memberikan hasil yang

kurang efektif dibandingkan dengan apa yang diharapkan.

2.1.10.2. Kesalahan dalam menerjemahkan perintah

Walaupun pengendalian telah dirancang dengan sebaik-

baiknya, namun kegagalan dapat terjadi yang disebabkan adanya

pegawai yang salah menerjemahkan suatu perintah. Kesalahan

dalam menerjemahkan suatu perintah dapat disebabkan dari

ketidaktahuan atau kecerobohan pegawai yang bersangkutan.

Terjadinya kegagalan dapat lebih besar jika kesalahan

menerjemahkan perintah dilakukan oleh seorang pimpinan.

2.1.10.3. Pengabaian manajemen

Suatu pengendalian intern dapat berjalan efektif apabila

semua pihak atau unsur dalam organisasi mulai dari tingkat

tertinggi hingga terendah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai

dengan kewenangan dan tanggung jawabnya. Meskipun suatu

organisasi memiliki sistem pengendalian yang memadai,

pengendalian tersebut tidak akan mencapai tujuannya jika pegawai

atau bahkan pimpinan mengabaikan pengendalian. Pengabaian

tersebut dapat terjadi antara lain karena adanya kepentingan di luar

organisasi, seperti kepentingan pribadi seorang pimpinan.

18

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

2.1.10.4. Adanya kolusi

Kolusi merupakan salah satu ancaman dari pengendalian

yang efektif. Walaupun pemisahan tugas dan fungsi telah

dilakukan namun jika manusianya melakukan suatu kecurangan

untuk kepentingan pribadi atau kepentingan tertentu selain

organisasi, maka pengendalian yang sebaik apapun tidak akan

dapat mencegah terjadinya suatu tindakan yang merugikan

organisasi

2.2. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dimaksudkan sebagai konsep untuk menjelaskan dan

mengungkapkan katerkaitan antara variabel yang akan diteliti, berdasarkan

batasan dan rumusan masalah, berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang

telah dikemukakan diatas dapat dijelaskan bahwa untuk mengurangi tindakan

kecurangan yang terjadi pada suatu perusahaan, penerapan sistem pengendalian

internal terhadap penerimaan kas harus efektif. Sistem pengendalian intern

penerimaan kas adalah suatu susunan yang didalamnya meliputi struktur

organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga

penerimaan saldo dalam kas. Untuk lebih menyederhanakan kerangka pemikiran

tersebut maka dibuatlah kerangka konseptual seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 2 : Kerangka konseptual

Sumber : Malthis (2001), Manullang (2001)

Sistem Pengendalian

Internal

(X)

Penerimaan

Kas

(Y)

19

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

2.3. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu proporsi, kondisi atau prinsip yang dianggap

benar dan barang kali tanpa keyakinan, agar bisa ditarik suatu konsekuensi yang

logis dan dengan cara ini kemudian diadakan pengujian tentang kebenarannya

dengan menggunakan data (fakta) yang ada. Dengan demikian hipotesis adalah

jawaban sementara terhadap perumusan penelitian yang kebenarannya harus

diuji.

Adapun hipotesis tentang penelitian ini adalah: Prosedur sistem

pengendalian internal atas penerimaan kas di PD Pasar Medan sudah memadai

dan penerapan sistem pengendalian internal atas penerimaan kas di PD Pasar juga

sudah dilaksanakan dengan baik.

20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi kasus, yakni penulis

mengumpulkan data-data penelitian yang diperoleh dari objek penelitian dan

literatur-literatur lainnya, kemudian menguraikan secara rinci untuk mengetahui

permasalahan penelitian dan mencari permasalahannya.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan yang

beralamat Jl. Razak Baru No 1-A Pasar Petisah Lantai III Medan. Penelitiannya

direncanakan dari bulan Mei 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013.

3.3. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini yaitu: satu variabel bebas

(Independent) dan satu variabel terikat (dependent) dimana kedua variabel

tersebut diambil dari judul skripsi yang dipilih oleh penulis yaitu “Analisis Sistem

Pengendalian Internal Atas Penerimaan Kas Pada Perusahaan Daerah Pasar Kota

Medan.

3.3.1. Variabel bebas (independen variabel)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.

Bahkan variabel independen merupakan variabel yang keberadaanya

21

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

menjadi faktor penyebab yang dapat mempengaruhi variabel lain, dalam

hal ini variabel independennya adalah: Sistem Pengendalian Internal (X).

3.3.2. Variabel terikat (dependen variabel)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel yang situasi dan

kondisinya dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen

pada penelitian ini adalah: Penerimaan Kas (Y).

3.4. Definisi Operasional

Untuk variabel X (sistem pengendalian internal) atau variabel bebas diukur

dengan indikator komponen sistem pengendalian internal, dimana dalam indikator

tersebut terdapat 5 (lima) sub indikator, yaitu: lingkungan pengendalian,

penaksiran resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta

pemantauan. Untuk variabel Y (Penerimaan Kas) atau variabel terikat diukur

melalui konsep penerimaan kas yang dibagi menjadi 4 (empat) sub indikator,

yaitu: organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, praktik yang sehat,

dan karyawan yang berkualitas.

Tabel 3

Operasional Variabel Sistem Pengendalian Internal

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR

Sistem

Pengendalian

Internal (X)

1. Komponen Sistem

Pengendalian Internal

a. Lingkungan Pengendalian

b. Penentuan Resiko

c. Aktivitas Pengendalian

d. Informasi dan Komunikasi

e. Pemantauan

2. Unsur-unsur

Pengendalian Internal

1. Struktur organisasi

2. Sistem wewenang dan

prosedur pencatatan

3. Pelaksanaan Kerja yang

sehat

22

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

4. Karyawan yang berkualitas

3. Keterbatasan Sistem

Pengendalian Internal

1. Kesalahan dalam

pertimbangan Gangguan.

2. Kolusi

3. Pengabaian oleh manajemen

4. Biaya lawan manfaat.

Sumber : Malthis (2001), Manullang (2001)

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penerimaan Kas

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR

Penerimaan Kas

(Y)

Sistem Pengendalian

intern terhadap

Penerimaan Kas

a. Organisasi

b. Sistem Otorisasi dan Prosedur

Pencatatan

c. Praktek yang Sehat

d. Karyawan yang Kompoten

Sumber : Malthis (2001), Manullang (2001)

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.

Skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator

variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan dijadikan sebagai titik tolak

untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau

pertanyaan. (Sugiyono, 2005 : 86)

Dalam pengolahan data hasil kuesioner yang penulis sajikan menggunakan

pertanyaan tertutup, yaitu daftar pertanyaan yang memungkinkan jawabannya

sudah ditentukan terlebih dahulu.

3.6. Jenis Data

23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini diperoleh dari dua

sumber, yaitu sebagai berikut:

3.6.1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek

penelitian, dengan menggunakan instrumen kuesioner.

3.6.2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari berbagai sumber baik

dari dokumen yang ada maupun literatur yang mendukung.

3.7. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

3.7.1. Penelitian lapangan (field research)

Yaitu penelitian ini dilakukan secara langsung pada objek

penelitian dengan tujuan untuk memperoleh data-data primer.

Pengumpulan data-data primer tersebut dilakukan melalui:

3.7.1.1. Wawancara

Peneliti mengumpulkan data dengan cara mengadakan

tanya jawab secara langsung kepada pihak yang

dijadikan sumber data. Dalam hal ini adalah manajemen

dan karyawan perusahaan yang berkaitan dengan

penerimaan kas.

3.7.1.2. Observasi

Obeservasi yang dilakukan oleh penulis adalah obsevasi

partisipasi pasif. Peneliti datang di tempat kegiatan

orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam

kegiatan tersebut. Jadi, peneliti mengadakan

pengamatan secara langsung pada tempat penelitian dan

24

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

mencatat gejala atau fenomena yang diteliti, yang terkait

dengan penerimaan kas.

3.7.1.3. Dokumentasi

Dokumen merupakan teknik pengumpulkan data yang

diperlukan dengan mencatat dokumen-dokumen yang

diperoleh dari perusahaan. Peneliti mengumpulkan data-

data berupa catatan, buku, formulir-formulir yang

digunakan perusahaan dan sebagainya.

3.7.2. Studi kepustakaan

Tehnik ini dilaksanakan untuk memperoleh data-data sekunder

guna mendukung data-data primer yang diperoleh selama penelitian. Data

sekunder ini diperoleh dari buku-buku srta referensi-referensi lainnya yang

berkaitan dengan objek penelitian. Langkah ini dipakai sebagai landasan

teoritis serta pedoman dalam menganalisa masalah.

3.8. Teknik Analisis

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang telah diperoleh di lapangan, sehingga nantinya dapat dengan mudah

dipahami dan diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2008). Metode

analisa data pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif pada

pendekatan kualitatif atau analisa non statistic yang bersifat melukiskan atau

menggambarkan suatu fenomena sebagaimana adanya. Analisa data dilakukan

berdasarkan data-data yang telah diperoleh di lapangan. Data yang diperoleh

dianalisa dan dievaluasi dengan membandingkan dengan teori yang ada untuk

menemukan kemungkinan adanya permasalahan atas sistem yang dimiliki oleh

25

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

perusahaan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data

adalah:

3.8.1. Menganalisa struktur organisasi yang ada pada Perusahaan Daerah

Pasar Kota Medan.

3.8.2. Menganalisa sistem pengendalian internal atas penerimaan kas

yang ada pada Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan, meliputi:

sumber, prosedur, fungsi, dan dokumen yang digunakan serta

informasi yang terkait.

Hasil analisa dan evaluasi tersebut akan ditarik sebagai kesimpulan untuk

menjawab permasalahan yang muncul dalam sistem pengendalian internal atas

penerimaan kas pada Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan.

26

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Tentang Perusahaan

4.1.1. Mengenai perusahaan

Perusahaan Daerah Pasar (PD) Kota Medan merupakan salah satu

Badan Usaha Milik Daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kota Medan

sesuai dengan Perda No. 8 tahun 2001 tentang pembentukan Daerah Pasar

Kota Medan yang bergerak dibidang penataan pasar.

Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan mempunyai pasar di Kota

Medan sebanyak 56 pasar yang berada di 22 kecamatan dengan luas

172.510.35 m2 dengan jumlah kiosk sebanyak 8.795 stand sebanyak 8.409

dan toko sebanyak 63 unit dengan jumlah pedagang ±22.922 orang.

Melihat potensi yang cukup besar, tentu perlu penataan pasar

secara teratur yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana tempat

berjualan. Maka PD Pasar Kota Medan merupakan solusi yang tepat untuk

mengatasi dan sebagai fasilisator bagi para pedagang. Mengingat

perkembangan ekonomi yang sangat dinamis pada era globalisasi ini,

maka pelaku setiap bisnis harus benar-benar profesional dalam

menjalankan roda organisasi perusahaan.

Sampai pada saat ini PD Pasar Kota Medan mengadakan kerjasama

yang saling menguntungkan/mitra kerja yang ada sebagai berikut:

4.1.1.1. Developer

4.1.1.2. Rekanan

4.1.1.3. PT.PLN

27

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

4.1.1.4. PT. TELKOM

4.1.1.5. PDAM Tirtanadi

4.1.1.6. Aparat Keamanan

4.1.1.7. Instansi Pemerintah

4.1.1.8. Organisasi Masyarakat

4.1.2 . Pelaksanaan kebijakan

4.1.2.1. Aspek sumber daya manusia (SDM).

Keberadaan Sumber Daya Manusia PD Pasar Kota Medan sangat

perlu disesuaikan dengan kondisi yang berkembang saat ini.

Penempatan karyawan sesuai dengan keahlian/kedisiplinan dengan

bidang kerjanya. Jumlah karyawan terdiri dari Direksi, Karyawan,

dan BHL Kebersihan. Jumlah karyawan dalam kurun waktu 5

(lima) tahun ini adalah:

Tabel 4

Jumlah Karyawan

Tahun Jumlah

2008 759

2009 756

2010 729

2011 723

2012 708

4.1.2.2. Aspek pelanggan

Pedagang pasar merupakan salah satu unsur yang sangat

penting dalam menentukan kinerja PD. Pasar Kota Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

Pedagang pasar merupakan pelanggan utama dan menjadi target

utama yang harus diperhatikan.

Pedagang pasar ini berpengaruh dalam pemasukan bagi

PD. Pasar Kota Medan. Posisi jumlah pedagang 2008-2012.

Tabel 4.1

Jumlah Pedagang di P.D. Pasar Medan

Tahun 2008-2012

Jenis Jumlah Pedagang

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

Kiosk 8090 8108 7994 8983 8795

Stand 8765 8753 9436 8977 8409

Pedagang Informal 893 913 821 4589 987

4.1.3. Visi

Adapun visi dari PD. Pasar Kota Medan adalh “sebagai fasilisator

terdepan dalam mewujudkan pelayanaan umum di sektor pasar

ditengah Masyarakat Kota Medan”.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Kota Medan No. 8 tahun 2001

Bab II pasal 6 menjelaskan tugas pokok dan fungsi PD. Pasar Kota Medan

dibentuk untuk memenuhi pelayanan secara umum di bidang pasar bagi

masyarakat melalui kebijakan umum Pemerintah Kota Medan dan

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) . Untuk mencapai tujuan

dari pembentukan PD. Pasar Kota Medan tersebut perlu diambil langkah

strategis lmisi yang telah ditetapkan.

4.1.4. Misi

4.1.4.1. Mewujudkan akuntabilitas publik oleh perusahaan serta

menciptakan aparatur yang bersih.

28

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

4.1.4.2. Meningkatkan kualitas pelayanan dalam rangka

meningkatkan kinerja perusahaan.

4.1.4.3. Menumbuh kembangkan perusahaan dalam menghadapi

pasar global dengan melaksanakan perencanaan

pembangunan, pemeliharaan dan pengawasan.

4.1.4.4. Memberikan kontribusi bagi pemasukan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) dengan manajeman perusahaan yang

bersih.

4.1.5. Sejarah singkat PD Pasar Kota Medan

Semula kondisi pasar belum teorganisir secara baik dan belum

terpelihara, barulah setelah beberapa lama Kotamadya Medan mulai

terfikir pendiri pasar. Pasar yang pertama dibangun oleh Gemante Medan

adalah Bundar Petisah pada tahun 1919 dan telah dibongkar pada tahun

1973 yang dipindahkan ke proyek Pusat Pasar,sedangkan pasar lainnya

dalah pasar swasta seperti miliknya Tjong A Fei bernama Pasar Ikan di

Jalan Ahmad Yani (Jalan Perniagaan) yang kemudian di pindahkan ke

Jalan Cirebon untuk dibangun pasar yang lebih baik.

Berdasarkan hasil sidang Gemente pada tanggal 29 April 1929

dibangun pasar diatas sebidang tanah datar yang tadinya lapangan lomba

kuda. Pembangunan tersebut terdiri dari 4(empat) buah loods besar

masing-masing ukuran 36 X 15 meter dan dikelilingi 183 toko permanen

yang dimulai tanggal 31 Desembar 1932 dengan biaya Rp. 1.567.208.

Sesuai dengan keputusaan DPRD tahun 1957 dibangun beberapa kiosk

diantar loods dan kemudian dibongkar dalam rangka pembangunan pasar

29

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

Mercu Buana, yang menggantikan loods yang terbakar tanggal 27

November 1971. Pada tahun 1986 kepadatan pedagang di pusat pasar kota

Medan tidak tertampung lagi, penerbitan yang dilakukan tidak membawa

hasil yang diharapkan, maka dengan berbagai pertimbangan di bangun

pasar proyek C yang terbakar pada tanggal 17 Maret 1973.

Demikian perkembangan pasar semakin pesat seperti bangunan

pasar-pasar impres didaerah perluasan serta menggantikan pasar Ex Loods

dan proyek C adalah Proyek Pusat Pasar Medan yang diresmikan tanggal

31 Agustus 1987. Melihat banyaknya pasar yang ada, maka pemerintah

menentukan suatu kantor untuk mengatur ketertiban pasar dan

memperlancar produsen dan konsumen atau antara penjual dan pembeli.

Sebelum PD Pasar Kota Medan terbentuk penanganan pasar-pasar yang

berada si Kotamadya Medan ditangani oleh Dinas Pasar Kotamadya

Tingkat II Medan.

Pada tanggal 7 Juni 1993 sesuai dengan Perda No. 15 tahun 1992

yang disyahkan oleh Gubernur Kepada Daerah Tingkat I Sumatera Utara

dengan keputusan No.188.342-9/tahun 1995 tanggal 15 Februari 1993 dan

telah diundangkan dalam lembaran daerah Kodati II Medan No.9 seri D

No. 6 tanggal 13 Maret 1993, terbentuklah Perusahaan Daerah Pasar Kota

Medan. Setelah Perusahaan Daerah Pasar terbentuk maka Dinas Pasar

yang sebelumnya mengelola pasar-pasar tersebut dilebur menjadi

Perusahaan Daerah Pasar. PD Pasar merupakan Badan Usaha Milik

Daerah (BUMD) dan sudah berjalan sampai sekarang. Adapun tujuan

didirikannya PD. Pasar Kota Medan adalah:

30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

4.1.5.1. Mewujudkan dan meningkatakan pelayanan umum kepada

masyarakat di bidang sarana pasar.

4.1.5.2. Meningkatkan pendapatan asli Daerah.

Adapun tugas pokok PD Pasar adalah:

a. Mengelola pasar-pasar di Kotamadya sebagai

sumber pendapatan daerah.

b. Melaksanakan kombinasi kerja dengan instansi

terkait untuk menciptakan pasar tersebut menjadi

bersih, tertib, dan rapi, sehingga menyenangkan bagi

konsumen yang berbelanja.

c. Melaksanakan tugas-tugas yang diserahkan oleh

Kepala Daerah sesuai dengan bidang tugasnya.

d. Melaksanakan tugas pengutipan retribusi pasar.

4.1.6. Makna dan Logo PD Pasar Kota Medan

Gambar 4

Logo P.D. Pasar Medan

PD Pasar Kota Medan memiliki makna logo yaitu “Tekad yang

bulat untuk meluruskan kebersamaan dan kemakmuran pada

pedagang dan Perusahaan Daerah Kota Medan”.

4.1.7. Struktur Organisasi

31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

Organisasi adalah bentuk atau susunan orang-orang atau badan-

badan dengan tugas-tugas pokok dan fungsi masing-masing dan diatur

prosedurnya, sehingga terdapat hubungan serta kerjasama antara beberapa

orang guna mencapai suatu tujuan dari organisasi/ perusahaan tersebut.

Suatu organisasi biasanya mempunyai tugas-tugas pokok dan fungsi

apabila terlaksana dengan baik maka tujuan yang digariskan akan dapat

segera tercapai dengan hasil yang maksimal.

Pada umumnya struktur organisasi dibuat bertujuan untuk:

4.1.7.1. Mempermudah pelaksanaan tugas-tugas.

4.1.7.2. Meningkatkan pelaksanaan tugas-tugas.

4.1.7.3. Mempermudah pengawasan.

4.1.7.4. Meningkatkan efisiensi kerja.

4.1.7.5. Menghindari duplikasi.

4.1.7.6. Meningkatkan skill personil yang akan dibutuhkan

organisasi.

4.1.7.7. Supaya mempertanggungjawabkan pekerjaannya.

Agar tujuan organisasi tercapai dengan baik, maka dalam

pelaksanaan kerja sama tersebut perlu adanya koordinasi yaitu kontak dan

keselarasan antara personil yang melakukan aktivitasnya sehingga

pekerjaan berjalan dengan baik dan berirama kearah tercapainya tujuan

yang sebelumnya telah disepakati.

Adapun struktur PD Pasar kota medan ditetapkan melalui

Keputusan Walikota madya Kepada Daerah Tingkat II Medan No.539

2367/SK/1997 tentang organisasidan tata kerja PD Pasar kodati II Medan.

32

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

Struktur Organisasi PD Pasar Kodati II Medan adalah berbentuk garis.

Struktur organisasi garis adalah tipe yang paling sederhana dimana dalam

organisasi garis kewenangan langsung dari pimpinan bawahan. Garis

dalam hal ini diartikan sebagai garis atau jalan pelaporan tanggungjawab

sedangkan kebawah adalah sebagai pendelegasian tugas atau wewenang.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Jenis penerimaan kas

Berikut ini hal-hal yang berkaitan dengan penerimaan kas pada PD Pasar

Medan adalah:

4.2.1.1. Sumber–sumber penerimaan Daerah

Penerimaan kas yang dicatat sebagai pendapatan pada

PD Pasar Medan diperoleh dari:

a. Tagihan bulanan dalam tempat berjualan

b. Prasarana pasar

c. Kebersihan

d. Penjualan karsis

e. Surat izin/keterangan

f. Kerja sama dari pihak ketiga

4.2.2.2. Prosedur akuntansi penerimaan kas

Prosedur yang dilakukan oleh PD Pasar Medan dalam

penerimaan kas yang berkaitan dengan tagihan bulanan adalah:

a. Kepala pasar

1. Menagih piutang kontribusi/iuran bulanan kepada

pedagang dengan menerima uang dan

33

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

menyerahkan (bukti tagihan) BT1 kepada

pedagang

2. Menghitung uang hasil tagihan dan menyakinkan

akan kebenaran jumlah uang yang diterima dari

hasil penagihan piutang yang tertagih

3. Membuat Bukti Setor Bank (BSB) rangkap 6

(enam)

4. Menyetorkan seluruh uang hasil tagihan ke Bank

yang telah ditunjuk oleh Direksi (setiap hari)

5. Setelah penyetoran uang ke Bank, menerima BSB

1-6 dari bank

6. Membuat Laporan hasil Tagihan (LHT) rangkap 5

(lima)

7. Menyerahkan BSB1-6, LHT1-5, BT2 kepada Sub.

Bag Penagihan

8. Menerima BSB6 , LHT5 dari Sub. Bag Penagihan

9. Mencatat (mengkredit) kedalam Buku Kendali

Penagihan (BKP) dan Buku Kas Tabelaris (BKT)

10. Mengarsipkan BSB6 dan LHT5.

b. Sub bagian penagihan

1. Menerima BSB1-6 , LHT1-5 dan BT2 dari Kepala

pasar

2. Membuka arsip Daftar Pendapatan yang akan

ditagih (DPYAT)

34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

3. Meneliti kesesuian BSB1-6 dengan LHT1-5 dan BT2

4. Menentukan tagihan yang belum tertagih pada

DPYAT

5. Menandatangani tagihan yang belum tertagih pada

DPYAT

6. Menyerahkan:

a. BSB1 kepada Sub. Bag Kas

b. BSB2, LHT2 dan BT2 kepada Sub Bag

Pembukuan

c. BSB3, LHT3 kepada Sub Bag Anggaran

d. BSB5, LHT4 kepada Unit

e. BSB6, LHT5 kepada Kepala pasar

7. Mencatat LHT1 kedalam BKP

8. Mengarsipkan BSB4, LHT1 secara bersama

c. Sub bagian kas

1. Menerima BSB1 dari Sub bag penagihan

2. Mencatat BSB1 ke dalam Buku Kas Bank (BKB)

3. Mengarsipkan BSB1

4. Konfirmasikan mencatat LHT1 ke dalam BKP

d. Unit-unit

1. Menerima BSB dan LHT dari Sub bag penagihan

2. Mencatat LHT kedalam Buku Kas Bank (BKB)

3. Mengarsipkan BSB dan LHT

e. Sub bag pembukuan

35

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

1. Menerima BSB2, LHT2 dan BT2 dari Sub bag

penagihan

2. Meneliti kebenaran/kesesuaian BSB2 dengan LHT2

dan BT2 jika tidak terdapat kesesuaian, laporan ke

atasan dan tunggu sampai diperoleh penyelesaian.

Jika terdapat penyesuaian dan/atau telah ada

penyelesaian, lanjut pada tahap berikut

3. Membuka arsip DPYAT2

4. Menentukan tagihan yang belum tertagih pada

DPYAT2

5. Mencatat BSB2, ke dalam Jurnal kas Masuk

(JKM)

6. Mencatat LHT2 ke dalam Buku Pembantu Piutang

(BPP)

7. Mengarsipkan BSB2 dan LHT2 bersama DPYAT2

8. Secara berkala pindahkan catatan Jurnal Kas

Masuk (JKM) ke dalam Buku Besar (BB).

f. Sub bag anggaran

1. Menerima BSB3 dan LHT3 dari Sub bag Penagihan

2. Mencatat LHT3 ke dalam Buku Realisasi (BR)

3. Mengarsipkan BSB3 dan LHT3

4.2.2. Fungsi yang terkait

Fungsi yang terkait dalam penerimaan kas pada PD Pasar Medan adalah:

4.2.2.1. Fungsi perizinan/operasional

36

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

Fungsi perizinan/operasional pada PD Pasar Medan

ditangani oleh bagian operasi pada Sub bag pemasaran dan

perizinan.

4.2.2.2. Fungsi kas

Fungsi kas pada PD Pasar Medan ditangani oleh bagian

administrasi dan keuangan pada Sub bagian kas dan pajak

4.2.2.3. Fungsi akuntansi/pembukuan

Fungsi akuntansi pada PD Pasar Medan ditangani oleh

bagian administrasi dan keuangan pada sub akuntansi.

4.2.3. Dokumen yang digunakan PD Pasar Medan dalam penerimaan

kas

Formulir dan dokumen yang digunakan oleh PD Pasar Medan

berkaitan dengan penerimaan kas adalah:

4.2.3.1. Bukti dasar

a. Bukti kas (BKM/BKK)

b. Bukti bank (BBM/BBK)

c. Bukti memorial (BM)

4.2.3.2. Bukti entry jurnal (BEJ)

a. Bukti pembukuan (BP)

4.2.3.3. Bukti pendukung (BPn)

a. Kuitansi penerimaan (KP)

b. Bukti setor bank (BSB)

c. Daftar kas (DK)

d. Lain-lain

37

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

4.2.3.4. Daftar/buku harian (BH)

a. Daftar harian kas (DHK)

b. Daftar harian bank (DHB)

4.3. Pembahasan

4.3.1. Analisis dan evaluasi terhadap struktur organisasi perusahaan

Struktur organisasi pengelolaan keuangan daerah pada PD pasar

kota Medan berbentuk garis, dimana atasan mempunyai sejumlah bawahan

dan tanggungjawab langsung mengenai tugas-tugasnya kepada atasannya.

Hal ini mempermudah koordinasi antara atasan dengan bawahan dan

mempermudah pengawasan oleh atasan kepada bawahan.

Struktur organisasi memisahkan tanggung jawab fungsional secara

tegas. Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian

tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk

untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Struktur

organisasi diharapkan dapat mencerminkan pembagian wewenang dan

tanggung jawab yang jelas serta adanya pemisahan tugas dan fungsi untuk

mencegah timbulnya penyelewengan.

Struktur organisasi di PD Pasar Kota Medan telah mencerminkan

adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas serta adanya

pemisahan fungsi otorisasi dengan fungsi yang menangani kas. Fungsi

otorisasi dilaksanakan oleh bidang anggaran sedangkan fungsi teknis di

bidang pengelolaan keuangan daerah adalah seluruh kegiatan yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,

pertanggungjawaban, dan pengawas keuangan daerah. Pada struktur

38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

organisasi pengendalian internal penerimaan kas PD Pasar Kota Medan

dipimpin oleh Walikota.

Berikut ini organisasi fungsional yang terkait adalah:

4.3.1.1. Bagian perizinan / operasional

Bagian ini membuat ijin untuk Hak sewa kios / stand,

memasukan data dan nama-nama pedagang kedalam komputer.

Dan perizinan tersebut harus ditandatangani oleh Kepala Pasar.

4.3.1.2. Bagian kas

Bagian ini bertugas menerima uang kas, bukti penerimaan

dari operasional, memasukkan data pedagang dan membuat daftar

harian kas beserta bukti kas masuk dan bukti Bank masuk,

membuat buku kas atas penerimaan sebagai dokumen pendukung

untuk bagian kas.

4.3.1.3. Bagian akuntansi / pembukuan

Bagian ini menerima daftar harian maupun bulanan kas

dan bukti kas masuk dari bagian kas, melakukan pencatatan dan

memposting setiap transaksi penerimaan kas sebagai laporan

pertanggungjawaban kepada Kepala Pasar.

4.3.2. Analisis dan evaluasi penerapan pengendalian internal

Berdasarkan hasil penelitian penulis dan setelah dibandingkan

dengan landasan teori yang terdapat pada bab sebelumnya maka unsur

pengendalian intenal pada perusahaan sudah memadai.

4.3.2.1. Struktur organisasi

39

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

Struktur organisasi PD Pasar Kota Medan seperti yang

dijelaskan sebelumnya berbentuk garis. Setiap pimpinan satuan

organisasi wajib melaksanakan sistem pengendalian internal di

lingkungan masing-masing yang memungkinkan terlaksananya

mekanisme uji silang. Setiap pimpinan satuan organisasi juga

betanggung jawab memimpin, mengkoordinasikan, mengawasi

bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta

petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.

4.3.2.2. Pegawai yang cakap

Pengangkatan pejabat struktural pada PD psar Kota

Medan dilaksanakan berdasarakan peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Walikota dalam melakukan pengangkatan atau

pengisian formasi jabatan struktural dapat menggunakan uji

kompetensi, uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test)

dan/atau berbagai mekanisme lainnya sbagai salah satu bahan

pertimbangan untuk mendapatkan jabatan berkualitas dan memiliki

loyalitas kepada walikota.

4.3.2.3. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan

Resi penerimaan dapat dipakai dibagian kasir untuk

menerima sejumlah uang dari bagian operasional. Terlebih dahulu

resi penerimaan ditandatangani oleh petugas bagian operasional

dan dibubuhi tanda cap lunas sebagai bukti adanya penerimaan

tagihan atas kontribusi dan iuran wajib. Dari resi penerimaan

tersebut, bagian operasional membuat daftar penerimaan dan bukti

40

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

setor kas yang ditandatangani oleh petugas dan pejabat bagian

operasional yang akan diberikan kepada kasir. Untuk sistem

pengendalian bagian operasional membuat buku ekspedisi sebagai

dokumen atas penyetoran uang ke kasir yang harus ditandatangani

oleh kasir.

Dengan memakai daftar penerimaan dan resi penerimaan

sebagai bukti perbandingan terhadap kasir dalam menghitung

jumlah uang yang diterima. Setelah melakukan perhitungan fisik

uang, kasir memasukkan data pedagang. Bukti kas masuk

ditandatangani oleh bagian akuntansi / keuangan, sub bagian kas

dan petugas operasional. Bukti Kas Masuk (BKM) dapat dijadikan

sebagai dasar untuk melakukan pencatatan oleh bagian akuntansi.

4.3.2.4. Praktek yang sehat

Didalam PD Pasar praktek yang sehat dengan:

1. Penggunaan formulir berurut tercetak. Dalam

penerimaan kas, formulir pokok menggunakan

nomor urut tercetak. Hal ini dapat dilihat dalam

kuitansi pembayaran yang menggunakan nomor urut

tercetak.

2. Secara setiap hari bagian kas memberikan laporan

kepada bagian pembukuan/akuntansi mengenai

berapa kas yang masuk pada hari itu dan

memberikan penerimaan kas pada bagian akuntansi.

41

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

3. Penyetoran kas yang diterima pada hari ini akan

disetor ke Bank pada hari itu juga.

4. Terdapat staf pemeriksa intern yang dalam

perusahaan disebut Staf Pengawas Intern (SPI)

5. Selama karyawan cuti, jabatan karyawan yang

bersangkutan digantikan sementara oleh jabatan lain.

6. Perputaran jabatan diadakan secara rutin supaya

menghindari persekongkolan diantara karyawan lain.

Dalam rangka meningkatkan kinerja transparansi dan akuntabilitas

pengelola keuangan daerah, Walikota mengatur dan menyelenggarakan

sistem pengendalian internal di lingkungan pemerintahan daerah yang

dipimpinnya. Pengendalian internal merupakan proses yang dirancang

untuk memberikan keyakinan yang memadai kabupaten yang tercermin

dari keandalan laporan keuangan, efesiensi dan efektivitas pelaksanaan

program dan kegiatan serta dipatuhinya peraturan perundang-undangan.

Berikut ini kriteria yang sekurang-kurangnya harus dipenuhi dalam rangka

pengendalian intern:

a. Terciptanya lingkungan pengendalian yang sehat.

Merupakan tindakan, kebijakan dan prosedur yang

mencerminkan sikap menyeluruh pimpinan dan personel di

lingkungan PD Pasar kota Medan terhadap pengendalian

penerimaan kas terhadap kondisi organisasi secara keseluruhan.

Lingkungan pengendalian meliputi: integritas dan nilai-nilai

etika, komitmen terhadap kompetensi, kepemimpinan yang

42

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 55: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

kondusif, pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan

kebutuhan, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dan

kebijakan sumber daya manusia dan kebijakannya.

b. Terselenggaranya penilaian resiko

Melaksanakan penaksiran resiko, Walikota beserta Kepala Pasar

selalu memperhatikan adanya kemungkinan-kemungkinan

dalam perubahan situasi dan kondisi yang menyebabkan

kendala-kendala didalam melaksanakan kegiatan operasional

sehari-hari. Kepala Pasar selalu berkoordinasi untuk

menghadapi kemungkinan resiko-resiko yang terjadi.

c. Terselenggaranya aktivitas pengendalian

Melakukan pengendalian internal di daerah adalah Walikota dan

pengawasan eksternal oleh BPK.

d. Terselenggaranya sistem informasi dan komunikasi

Didalam pelaksanaan sistem pengawasan internal terhadap

penerimaan kas membutuhkan suatu prosedur yang sistematis

dan sesuai dengan undang-undang berlaku.

e. Terselenggaranya kegiatan pemantauan pengedalian

Didalam melakukan pemantauan terhadap penerapan struktur

pengawasan internal di lingkungan PD Pasar medan, maka

kepala pasar beserta kepala bidang selalu memperhatikan

adanya informasi dan masukan-masukan dari pihak yang terkait,

baik langsung atau tidak langsung terhadap tata cara

pelaksanaan pengelolaan penerimaan kas.

43

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 56: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

4.3.3. Analisis dan evaluasi pengendalian internal penerimaan kas

Penerimaan kas yang dicatat sebagai pendapatan pada PD Pasar

Medan diperoleh dari:

4.3.3.1. Tagihan bulanan dalam tempat berjualan

4.3.3.2. Prasarana pasar

4.3.3.3. Kebersihan

4.3.3.4. Penjualan karsis

4.3.3.5. Surat izin/keterangan

4.3.3.6. Kerja sama dari pihak ketiga

Sistem pengendalian internal kas yang dilakukan oleh PD Pasar

Kota Medan adalah:

a. Penggunaan formulir berurut tercetak, yang terdapat

didalam kuitansi pembayaran yang menggunakan

nomor urut tercetak.

b. Tanggung jawab yang diserahkan secara khusus

untuk menangani penerimaan kas.

c. Pemisahan penanganan dan pencatatan penerimaan

kas.

d. Secara setiap hari bagian kas memberikan laporan

kepada bagian akuntansi mengenai berapa kas yang

masuk pada hari itu dan memberikan penerimaan kas

pada bagian akuntansi.

e. Penyetoran seluruh kas yang diterima pada hari ini

akan disetor ke Bank pada hari itu juga.

44

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 57: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

f. Terdapat staf pemeriksa internal yang dalam

perusahaan disebut Staf Pengawas Internal (SPI) dan

adanya pihak yang melakukan pemeriksaan

operasional pada PD Pasar Kota Medan adalah

Badan Pengawas Keuangan (BPK).

45

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 58: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Menurut pembahasan dan analisis tentang analisis sistem pengendalian

internal atas penerimaan kas pada PD Pasar Kota Medan, maka pada bab penutup

ini penulis mengambil kesimpulan dan saran-saran yang kiranya berguna bagi PD

Pasar Kota Medan dalam rangka meningkatkan kelangsungan usahanya. Menurut

penulis secara keseluruhan sistem pengendalian internal atas penerimaan kas pada

PD Pasar Kota Medan, sudah cukup memadai. Berikut ini kesimpulan yang dapat

diambil dalam penelitian ini adalah:

5.1.1. Adanya struktur organisasi PD Pasar Kota Medan sudah

menggambarkan pemisahan fungsi, wewenang setiap bagian.

Setiap bagian bertanggungjawab atas bidangnya masing-masing

dan harus mampu mempertanggungjawabkan kepada

pimpinannya masing-masing.

5.1.2. Pihak atau pejabat yang melakukan pemeriksaan operasional

pada PD Pasar Kota Medan adalah Badan Pengawas Keuangan

(BPK).

5.1.3. Adanya dokumen-dokumen dan bukti transaksi yang memadai

seperti: bukti kas, bukti bank, bukti memorial, bukti entri jurnal

yang terdiri atas pembukuan, dan bukti pendukung yang terdiri

atas kuitansi penerimaan, bukti setor bank, daftar kas, dimana

dokumen dibubuhi dengan tanda tangan pejabat yang berwenang.

46

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 59: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

5.1.4. Adapun prosedur yang dilaksanakan di PD Pasar Kota Medan

dalam penerimaan kas adanya fungsi yang terkait, dokumen yang

digunakan. Prosedur penerimaan kas yang dilaksanakan oleh PD

Pasar Kota Medan pada dasarnya sudah memadai karena

didasarkan atas bukti dalam setiap transaksi penerimaan kas dan

adanya pemisahan fungsi kas dan fungsi akuntansi.

5.1.5. Adanya otorisasi dari pihak yang berwenang dalam menerima

kas.

5.2. Saran

Dikarenakan adanya tuntutan transparansi keuangan daerah sekarang ini,

maka penulis menyarankan agar sistem ini dilaksanakan secara efisien dan efektif

dengan mengacu pada peraturan yang berlaku. Selain itu ada saran yang

ditawarkan oleh penulis menyangkut pembahasan dalam skripsi ini adalah:

5.2.1. Meningkatkan dan mempertahankan adanya pembagian wewenang

dan tanggung jawab yang jelas dan adanya pemisahaan fungsi di PD

Pasar Kota Medan.

5.2.2. Untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan pada kas perusahaan

maka sebaiknya PD Pasar Kota Medan memang harus mengadakan

rotasi kerja atau perputaran jabatan pegawai. Hal ini dimaksud untuk

menjaga terjadinya penyelewengan kas.

47

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 60: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Bastian, Indra, 2006. Sistem Akuntansi Sektor Publik, Edisi Tujuh, Jilid I,

Erlangga, Jakarta.

Halim, Abdul, 2007. Akuntansi Keuangan Daerah, Edisi Ketiga, Salemba Empat,

Jakarta.

Haryono, Jusup, 2001. Auditing (pengauditan), Bagian penerbitan Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat,

Jakarta.

James, A. Hall, 2011. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Empat, Salemba Empat,

Jakarta.

Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik, Andi Yogyakarta, Yogyakarta.

Marshall, Romney B, dan Paul John Steinbart, 2005. Sistem Informasi Akuntansi,

Buku I, Edisi Sembilan, Terjemahan Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Salemba Empat,

Jakarta.

Nazir, Moh, 2002. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.

Warren, Carl S. dkk, 2005. Pengantar Akuntansi, Edisi 21, Terjemahan Salemba

Empat, Jakarta.

William,C. Boynton,dkk, 2003. Accounting - Modern Auditing, Edisi Ketujuh.

Erlangga, Jakarta.

Zaki, Baridwan, 1993. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode,

BPFE, Yogyakarta.

48

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 61: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

Penjelasan Lampiran 1

Pembagian Tugas dalam Struktur

Organisasi Perusahaan Daerah Pasar (PD Pasar) Kota Medan

1. Direktur Utama

Bertugas:

a. Menetapkan kebijakan dan memimpin pelaksanaan tugas perusahaan serta

mempertanggung jawabkan jalannya perusahaan sesuai dengan ketentuan

dan peraturan yang berlaku.

b. Menyampaikan rencana kerja Anggaran Perusahaan kepada walikota

melalui badan pengawas.

c. Menandatangan izin-izin dan menjalin kemitraan dalam pengelolaan potensi

pasar.

d. Melaporkan perkembangan perusahaan kepada Walikota Medan melalui

badan pengawas mengenai seluruh kegiatan Perusahaan, neraca dan

perhitungan laba/rugi.

e. Melaksanakan perencanaan dan pengembangan perusahaan.

f. Menjalin hubungan kerjasama dengan pihak ketiga dalam peremajaan dan

pengembangan pasar dengan persetujuan Walikota Medan melalui Badan

Pengawas.

g. Mewakili perusahaan baik didalam dan diluar perusahaan.

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan Walikota Medan.

2. Direktur Pengembangan dan SDM

Bertugas:

49

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 62: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

a. Melaksanakan tugas dan koordinasi dengan bagian lainnya berdasarkan

arahan Direktur Utama disesuaikan bidang tugasnya.

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja di Bagian Pengembangan

Pasar dan Sumber Daya Manusia.

c. Melakukan kerja sama dengan Direktur Operasional dan Direktur

Administrasi dan Keuangan.

d. Menyusun kebijakan/strategi perusahaan dalam bidang pengembangan pasar

menyangkut tata ruang, estetika, arsitektur, konstruksi, penzoningan,

pengolahan data pasar dan pengadaan serta pembagian sumber daya

manusia berdasarkan pertimbangan beban kerja dan produktivitas.

e. Mengawasi, mengevaluasi dan melakukan pembinaaan pelaksanaan tugas

unit kerja bawahan.

f. Memberikan laporan pertanggung jawaban tertulis berkala setiap triwulan

kepada Direktur Utama atas pengembangan dan pelaksanaan program kerja

pada bagian-bagian dibawah Direktur pengembangan dan SDM.

g. Membantu Direktur Utama dalam rencana keputusan, kebijakan, strategi

dalam pengembangan perusahaan.

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur Utama sesuai

dengan bidang tugasnya.

3. Direktur Administrasi dan Keuangan

Bertugas:

a. Melaksanakan tugas dan koordinasi dengan bagian lainnya berdasarkan

arahan Direktur Utama disesuaikan bidang tugasnya.

50

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 63: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja di bagian administrasi,

Keuangan dan Hukum – Humas.

c. Membuat laporan rencana sumber dan penggunaan dana pengelolaan harta

kekayaan perluasan setiap akhir tahun.

d. Mengkoordinir penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan Biaya

Perusahaan.

e. Mengawasi, mengevaluasi dan melakukan pembinaan pelaksaan tugas unit

kerja bawahan.

f. Menyelenggarakan kegiatan administrasi surat menyurat, keuangan dan

kegiatan rumah tangga hukum dan humas.

g. Membantu Direktur Utama dalam rencana keputusan, kebijakan, strategi

dalam pengembangan perusahaan.

h. Memberikan laporan tertulis dan pertanggung jawaban tertulis secara

berkala setiap triwulan kepada Direktur Utama atas pengembangan dan

pelaksaan program kerja pada bagian-bagian di bawah administrasi dan

keuangan.

i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur Utama sesuai

dengan bidang tugasnya.

4. Direktur Operasional

Bertugas:

a. Melaksanakan tugas dan koordinasi dengan bagian lainnya berdasarkan

arahan Direktur Utama disesuaikan bidang tugasnya.

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja di Bagian Usaha dan

penertiban/ kebersihan

51

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 64: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

c. Menyusun kebijakan/ strategi Perusahaan dalam bidang usaha dan

penertiban/ kebersihan untuk mewujudkan pasar bersih, tertib, aman, rapih

dan indah.

d. Mengkoodinir penertiban dan penataan pedagang yang dilaksanakan terpadu

dengan instansi terkait pemerintah kota Medan dalam penertiban dan

penataan pedagang yang berada diluar pasar.

e. Mengawasi, mengevaluasi dan melakukan pembinaan pelaksanaan tugas

unit kerja bawahan.

f. Membantu Direktur Utama dalam rencana keputusan, kebijakan , strategi

dalam pengembangan perusahaan.

g. Memberikan laporan tertulis dan pertanggung jawaban tertulis secara

berkala setiap bulan kepada Direktur Utama atas pengembangan dan

pelaksanaan program kerja pada bagian-bagian di bawah administrasi dan

keuangan.

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur Utama sesuai

dengan bidang usahanya.

5. Kepala Satuan Pengawasan Internal

Bertugas:

a. Membantu Direktur Utama dalam pelaksanaan tugas pengawas intern.

b. Menyelenggarakan fungsi pengawasan dan pembinaan atas pelaksanaan

sistem dan mekanisme manajemen perusahaan

c. Membuat laporan hasil pengawasan intern secara berkala kepada Direktur

Utama.

52

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 65: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur Utama sesuai

dengan bidang usahanya.

6. Kepala Bagian Kepegawaian

Bertugas:

a. Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan

tugasnya.

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja bagiannya.

c. Menyusun program rekruitmen, kesejahteraan pegawai serta kesehatan dan

keselamatan kerja.

d. Membuat rencana program kriteria dan proses penerimaan dan

pemberhentian kenaikan pangkat

e. gaji berkala cuti sanksi dan segala sesuatu yang berkaitan dengan

kesejahteraan pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta biaya

perjalanan dinas.

f. Membuat dan melaksanakan proses penggajian serta honor lainnya yang

berhubungan dengan ini.

g. Mengajukan dan memproses uang honor rutin Badan Pengawas, Penasehat

Hukum dan instansi terkait.

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur Pengembangan dan

SDM sesuai dengan bidang tugaasnya.

7. Kepala Bagian Perencanaan

Bertugas:

a. Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan

bagiannya.

53

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 66: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 67: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja bagiannya.

c. Melaksanakan dan membuat studi kelayakan revitalisasi, mengawasi serta

mengkaji pembangunan maupun peremajaan pasar serta menetapkan nilai

pasar.

d. Merencanakan dan menyusun planning usaha bekerjasama dengan bagian

lainnya baik planning jangka pendek maupun jangka panjang.

e. Mengevaluasi dan menganalisa potensi pasar terhadap tujuan perusahaan.

f. Menyelenggarakan pengolahan data yang menyangkut perkembangan pasar.

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan direktur pengembangan SDM

sesuai dengan bidang tugasnya.

h. Memberi saran dan mempertimbangkan kepada Direktur Pengembangan

dan SDM sesuai dengan bagiannya.

i. Berkoordinasi dengan instansi eksternal terkait untuk mengawasi stabilitas

harga pasar dan distribusi harga pokok melaksanakan program terkait.

8. Kepala Bagian Umum

Bertugas:

a. Melakukan koordinasi dengan sub bagian lainnya yang berhubungan dengan

sub bagiannya.

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja bagiannya.

c. Menyelenggarakan dan menata sistem pengarsipan surat menyurat

perusahaan.

d. Mencatat, menyimpan, mengamankan dan memelihara dokumen perusahaan

dan barang-barang keperluan operasional perusahaan.

e. Membuat dan memproses uang koordinasi dengan instansi terkait.

55

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 68: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

f. Menyelenggarakan pengolahan data yang menyangkut perkembangan pasar.

g. Menyelenggarakan kegiatan rumah tangga dan menyusun kebutuhan

perlengkapan operasional.

h. Mengendalikan kegiatan expedisi surat menyurat dan perlengkapan.

9. Kepala Bagian Keuangan

Bertugas:

a. Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan

bagiannya.

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja bagiannya

c. Melaksanakan optimalisasi dalam pelaksanaan realisasi anggaran

pendapatan dan biaya perusahaan

d. Mengatur dan menyusun rencana pembayaran hutang jangka pendek,

menengah dan jangka perusahaan

e. Menyusun, mengevaluasi serta meneliti proses penggunaan dana dan surat

berharga sesuai standarisasi keuangan dan peraturan perundang undangan

yang berlaku

f. Membuat laporan harta kekeayaan dan kewajiban perusahaan secara

periodik.

g. Memeriksa kelengkapan dokumen pembayaran

10. Kepala Bagian Hukum dan Humas

Bertugas :

a. Melakukan koordinasi dengan sub bagian lainnya yang berhubungan

dengan sub bagiannya

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja sub bagiannya

56

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 69: SKRIPSI ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS

c. Mengumpulkan data atau informasi yang menyangkut kebijakan

perusahaan

d. Memberikan informasi yang perlu disampaikan kepada masyarakat dan

pihak yang membutuhkan

e. Membuat notulen rapat pada setiap rapat direksi atau instansi terkait yang

menyangkut masalah perusahaan

f. Membuat laporan kegiatan hukum pengolahan pembinaan pedagang

g. Membangun komunikasi dan koordinasi dalam bidang kehumasan

11. Kapala Bagian Tata Usaha

Bertugas :

a. Melakukan koordinasi dengan sub bagian lainnya yang berhubungan

dengan sub bagiannya

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja sub bagiannya

c. Melaksanakan proses pembatalan dan pencabutan tempat berjualan

d. Melaksanakan pengendalian penangihan kontribusi

e. Melaksanakan penerbitan dan pendistribusian kwitansi dan karcis sebagai

alat bukti penawaran.

12. Kepala Bagian Penerbitan/Kebersihan

Bertugas :

a. Melakukan koordinasi dengan sub bagian lainnya yang berhubungan

dengan sub bagiannya

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja sub bagiannya.

c. Membuat laporan secara periodik tentang hasil-hasil perawatan/kebersihan

d. Mengatur jadwal pengangkutan sampah dan melakukan pemeriksaan

kepada kebersihan pasar

e. Menyelenggarakan administrasi perawatan bangunan dan kendaraan pasar

serta menyusun program kerja kebersihan seluruh pasar.

57

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA