analisis sistem pengendalian internal atas prosedur
TRANSCRIPT
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PROSEDURPEMBELIAN/PENGADAAN BARANG DAN PENGELUARAN KAS PADA
PERUSAHAAN KONSTRUKSI PT. XYZ
Oleh:
KINANTI SURYA VITA
200712046
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi Sebagian Syarat
Dalam mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
INDONESIA BANKING SCHOOL
JAKARTA
2011
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
i
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PROSEDUR
PEMBELIAN/PENGADAAN BARANG DAN PENGELUARAN KAS PADA
PERUSAHAAN KONSTRUKSI PT. XYZ
Oleh:
KINANTI SURYA VITA
200712046
Diterima dan disetujui untuk diajukan dalam Ujian Komprehensif
2011
Jakarta, 28 Juli 2011
Dosen Pembimbing
Novy Silvia Dewi, SE., MM.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI KOMPREHENSIF
Nama : KINANTI SURYA VITA
NIM : 200712046
Judul Skripsi : Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Prosedur
Pembelian/Pengadaan Barang dan Pengeluaran Kas
Pada Perusahaan Konstruksi PT. XYZ
Tanggal Ujian Komprehensif : 25 Oktober 2011
Penguji
Ketua : Ira Geraldina, SE.Ak., MSi.
Anggota : 1. Novy Silvia Dewi, SE., MM.
2. Ahmad Setiawan Nuraya
Menyatakan bahwa mahasiswa dimaksud di atas telah mengikuti ujian komprehensif :
Pada : 25 Oktober 2011
Dengan Hasil : LULUS
Penguji,
Ketua
(Ira Geraldina, SE.Ak., MSi.)
Anggota I Anggota II
(Novy Silvia Dewi, SE., MM.) (Ahmad Setiawan Nuraya)
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
Nama : KINANTI SURYA VITA
NIM : 200712046
Judul Skripsi : Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Prosedur
Pembelian/Pengadaan Barang dan Pengeluaran Kas
Pada Perusahaan Konstruksi PT. XYZ
Pembimbing Skripsi
(Novy Silvia Dewi, SE., MM.)
Tanggal Lulus : 25 Oktober 2011
Mengetahui,
Ketua Panitia Ujian Ketua Jurusan Akuntansi
(Ira Geraldina, SE.Ak., MSi.) (Etika Karyani SE.AK, MSM)
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah S.W.T, karena atas Rahmat dan Hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Pada skripsi ini penulis
mengambil judul “Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Prosedur
Pembelian/Pengadaan Barang Dan Pengeluaran Kas Pada Perusahaan Konstruksi PT.
XYZ”
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai
gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada STIE Indonesia Banking School.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan, bimbingan, dan doa dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Novy Silvia Dewi, SE, MM selaku pembimbing skripsi yang telah bersedia
membimbing, memberikan petunjuk, dan memberikan banyak bantuan kepada saya
dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Dr. Siti Sundari Arie selaku Ketua STIE Indonesia Banking School, Ibu Etika
Karyani SE.AK, MSM selaku Ketua jurusan Akuntansi STIE Indonesia Banking
School dan Bapak Gunawan, SE., MM. selaku pembimbing akademik, serta para
dosen STIE Indonesia Banking School yang telah memberikan semangat, motivasi,
masukan dan nasihat selama menjalankan perkuliahan di STIE Indonesia Banking
School.
3. Seluruh staf administrasi atas bantuan serta informasi yang diberikan kepada penulis
selama mengikuti perkuliahan di STIE Indonesia Banking School.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
v
4. Pimpinan dan seluruh staf PT. XYZ atas bantuan dan bimbingan yang diberikan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sesuai dengan yang
diharapkan.
5. Kedua orangtua penulis, Bapak Sri Wiratno dan Mama Endang Gumelar, serta
seluruh keluarga, berkat doa dan dukungan yang diberikan mereka penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Para penyemangat, Denley Harindah Lafanny Darwin, Isnaini Latifah, Amanda
Larasati, Fizza Shallabratiana, Dian Haryati, Anissa Paramitha Mesya, Vanesya,
Putri Cirrus, Annisa Caca, Devina Nuryani, Reima Rusma, Dessy Liany, Sukma
Puspita, Anggraini Ahma, dan Ayu Nursukmawati yang telah mendukung penuh
perjuangan penulis selama ini, yang selalu ada di samping penulis saat susah maupun
senang.
7. Teman-teman angkatan 2007 dan juga pihak-pihak yang telah membantu penulis
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak
yang memerlukannya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
sehubungan dengan keterbatasan yang ada dalam diri penulis. Oleh karena itu, penulis
membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Terima kasih.
Jakarta, September 2011
Penulis
Kinanti Surya Vita
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
vi
ABSTRACT
This Study is intended to observe and examine the expenditure cycle that applied in
PT. XYZ, a company engaged in construction service. This study also analyzed to assess and
identify potential weaknesses of purchase / procurement of goods and cash disbursement
procedures, and the internal controls related with it. In addition it provides
recommendations based on the theory of vulnerabilities found.
This study uses qualitative methods of analysis, where the methods used in analyzing
the implementation of internal control systems in the process of purchase / procurement of
goods and cash disbursement on PT. XYZ particularly on Palm Oil Mill Project.
The result of this study is that there are still some weaknesses in the process of
purchase / procurement of goods and cash disbursement by business expenditure. This
happens because some procedures are inconsistent with theories that have been raised.
Keyword : internal control system, purchase/procurement of goods and cash disbursement
procedures, construction service company
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
vii
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Kinanti Surya Vita
NPM : 200712046
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini merupakan
hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata kemudian hari hasil penulisan
Skripsi ini merupakan plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya
bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan
peraturan tata tertib STIE IBS.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan keadaan sadar.
Penulis,
(Kinanti Surya Vita)
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING …………………………………….. i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………… ii
ABSTRACT ……………………………………………………………………………………. iv
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI ……………………………………………… v
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….. vi
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………………. ix
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………………. x
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………………….. xi
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………………………….
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………
1.2 Masalah Penelitian ……………………………………………………………......
1.2.1 Identifikasi Masalah ………………………………………………………..
1.2.2 Perumusan Masalah ………………………………………………………...
1.2.3 Pembatasan Masalah ……………………………………………………….
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………………………
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………………………..
1.5 Sistematika Pembahasan ………………………………………………………….
1
1
6
6
7
7
7
8
9
BAB II. LANDASAN TEORI …………………………………………………………………
2.1 Tinjauan Pustaka …………………………………………………………………..
2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi….……………………………………………...
2.1.1.1 Definisi Sistem….. …………………………………………………
2.1.1.2 Definisi Informasi ..…………………………………………………
2.1.1.3 Definisi Sistem Informasi …………………………………………..
2.1.1.4 Sistem Informasi Akuntansi …………………………………..……
2.1.1.5 Sistem Akuntasi Pembelian Perusahaan Jasa Konstruksi…….
2.1.1.5.1 Pengertian Pembelian………………………………
2.1.1.5.2 Fungsi-Fungsi yang Terkait Pada Sistem PembelianPerusahaan Jasa Konstruksi ……………………......
2.1.1.5.3 Dokumen yang Digunakan Pada Sistem Pembelian
11
11
11
11
12
13
13
15
15
16
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
ix
Perusahaan Jasa Konstruksi………………………..
2.1.1.5.4 Catatan Akuntansi yang Digunakan Pada SistemPembelian Perusahaan Jasa Konstruksi………….....
2.1.1.5.5 Prosedur yang Membentuk Sistem AkuntansiPembelian Perusahaan Jasa Konstruksi…………….
2.1.1.6 Sistem Akuntansi Kas Pada Perusahaan Jasa Konstruksi ………….
2.1.1.6.1 Pengertian Kas……………………………………………
2.1.1.6.2 Catatan-Catatan Yang terkait Pengeluaran Kas Pada
Perusahaan Konstruksi…………………………………..
2.1.1.6.3 Prosedur Terkait Pengeluaran Kas Pada Perusahaan
Kontruksi………………………………………………...
2.1.1.6.4 Stock Opname…………………………………………….
2.1.2 Bagan Alir Sistem……………………………………………………………
2.1.3 Sistem Pengendalian Internal………………………………………..………
2.1.3.1 Definisi Pengendalian Internal………………………………….
2.1.3.2 Konsep Dasar Pengendalian Internal…………………………...
2.1.3.3 Pengendalian Internal Pada Sistem Pembelian…………………
2.1.3.4 Pengendalian Internal Pada Sistem Pengeluaran Kas…………..
2.2 Rerangka Pemikiran ……………………………………………………………….
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
24
29
30
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………………………..
3.1 Objek Penelitian …………………………………………………………………...
3.2 Jenis Penelitian …………………………………………………………………….
3.3 Sumber Data ……………………………………………………………………….
3.4 Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………………...
3.5 Teknik Pengolahan Data …………………………………………………………..
32
32
33
34
34
36
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ………………………………………………….
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ……………………………………………….
4.1.1 Sejarah Perusahaan ………………………………………………………….
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan …………………………………………………...
4.1.3 Kegiatan Usaha………………….…………………………………………...
4.1.4 Bidang Usaha. ……………………………………………………………….
4.1.5 Struktur Organisasi…………...……………………………………………...
37
37
37
39
39
41
43
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
x
4.2 Analisis dan Pembahasan ………………………………………………………….
4.2.1 Prosedur Pembelian/Pengadaan Barang dan Pengeluaran Kas PT. XYZ…...
4.2.1.1 Prosedur Pembelian/Pengadaan Barang PT. XYZ………………….
4.2.1.2 Prosedur Pengeluara Kas PT. XYZ…………………………………
4.2.2 Analisis Sistem Pengendalian Internal Pada Prosedur Pembelian/Pengadaan
Barang dan Pengeluaran Kas PT. XYZ……………………………………..
4.2.2.1 Analisis Sistem Pengendalian Internal Pada Prosedur
Pembelian/Pengadaan Barang……………………………………..
4.2.2.2 Analisis Sistem Pengendalian Internal Pada Prosedur Pengeluaran
Kas………………………………………………………………...
4.2.3 Analisis Kelemahan Pada Sistem Pengendalian Internal PT. XYZ………...
46
46
51
54
58
58
78
81
BAB V. PENUTUP …………………………………………………………………………….
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………..
5.2 Saran …………………………….………………………………………………...
84
84
86
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Simbol Bagan Alir 21
Tabel 4.1 Daftar Pemesanan Engineer 65
Tabel 4.2 Penawaran Supplier A 68
Tabel 4.3 Penawaran Supplier B 70
Tabel 4.4 Penwaaran Supplier C 73
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Rerangka Pemikiran 31
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Proyek 44
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Struktur Oganisasi
Lampiran 2 Proses Pengadaan Barang
Lampiran 3 Seleksi Teknik dan Komersial
Lampiran 4 Seleksi Final
Lampiran 5 Monitoring & Expediting Pengadaan Barang
Lampiran 6 Prosedur Pengadaan Barang Proyek – Engineering
Lampiran 7 Prosedur Pengadaan Barang Proyek - Procurement
Lampiran 8 Prosedur Pengadaan Barang Proyek - Logistik
Lampiran 9 Prosedur Pengadaan Barang Proyek - Keuangan
Lampiran 10 Dokumen Pengadaan Barang dan Pengeluaran Kas – Purchase Order
Lampiran 11 Dokumen Pengadaan Barang dan Pengeluaran Kas – Purchase Order (2)
Lampiran 12 Dokumen Pengadaan Barang dan Pengeluaran Kas – Surat Jalan
Lampiran 13 Dokumen Pengadaan Barang dan Pengeluaran Kas – Berita Acara
Lampiran 14 Dokumen Pengadaan Barang dan Pengeluaran Kas – Nota Pembayaran
Lampiran 15 Dokumen Pengadaan Barang dan Pengeluaran Kas – Invoice
Lampiran 16 Dokumen Pengadaan Barang dan Pengeluaran Kas – Bukti Pengeluaran Kas
Lampiran 17 Dokumen Pengadaan Barang dan Pengeluaran Kas – Daftar Hutang
Lampiran 18 Prosedur Pengadaan Barang Pada Perusahaan Pusat
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Persaingan perusahaan yang terjadi pada perekonomian di Indonesia saat
ini telah menuntut perusahaan-perusahaan untuk lebih meningkatkan kualitas
kinerjanya, agar dapat mengatasi tuntutan konsumen terhadap produk barang atau
jasa, dan juga untuk menghadapi ancaman baik dari faktor internal maupun
eksternal yang dapat menghambat kelangsungan hidup perusahaan. DeGeus
(1988) dan Senge (1990), yang dikutip oleh Prabowo (2006), menyatakan
bahwa untuk mempertahankan keunggulan kompetitif, perusahaan perlu
beradaptasi secara cepat terhadap lingkungan mereka, konsekuensinya apabila
perusahaan menghadapi peningkatan persaingan dan mereka tidak mampu
mengadopsi serta mengimplementasikan strategi yang tepat maka kinerja
perusahaan akan dianggap buruk. Oleh karena itu, strategi yang tepat sangatlah
penting dalam mewujudkan tujuan perusahaan agar suatu perusahaan dapat lebih
unggul dari perusahaan lainnya.
Dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai, perusahaan harus
mempunyai fungsi manajemen yang baik untuk melaksanakan strategi yang telah
ditentukan. Hal tersebut dapat diimplementasikan dengan adanya Sistem
Pengendalian Internal (SPI) yang memadai, seperti yang telah dikemukakan oleh
Arens (2008:370) sebagai berikut:
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
2
“Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang
dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa
perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya. Kebijakan dan prosedur ini
sering kali disebut pengendalian, dan secara kolektif membentuk
pengendalian internal entitas tersebut”
Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) Pengendalian Internal
di definisikan sebagai berikut:
“Sistem Pengendalian Internal meliputi organisasi serta semua metode dan
ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk
melindungi harta miliknya, mengecek kecermatan dan keandalan data
akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha, dan mendorong di taatinya
kebijakan manajemen yang telah digariskan.”
Maka dari itu demi mewujudkan tujuan perusahaan, suatu perusahaan juga
memerlukan Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang baik agar semua asset
perusahaan dapat dikelola dengan efektif dan efisien sejalan dengan penerapan
strategi yang telah ditentukan oleh manajemen perusahaan.
Sistem pengendalian internal juga sangat penting demi memberikan
pertanggungjawaban perusahaan kepada pihak eksternal perusahaan, contohnya
pemegang saham. Bentuk pertanggung jawaban perusahaan yang penting dan
dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pemegang saham salah satunya
adalah pelaporan keuangan perusahaan yang dilaporkan secara berkala. Oleh
karena itu, pengendalian internal juga sangat diperlukan dalam Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) perusahaan. Tujuan umum pengendalian internal yang mengacu
pada pengendalian Sistem Informasi Akuntansi yang diungkapkan oleh Arens
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
3
(2008:370), yaitu: (1) Keandalan pelaporan keuangan, yang mendorong
manajemen untuk bertanggung jawab untuk menyiapkan laporan bagi para
investor, kreditor, dan pemakai lainnya. (2) Efisiensi dan efektivitas operasi, yang
mengacu pada pengendalian dalam perusahaan yang akan mendorong pemakaian
sumber daya secara efektif dan efisien untuk mengoptimalkan sasaran-sasaran
perusahaan. Dan (3) Ketaatan pada hukum dan peraturan, yang mengharuskan
semua perusahaan publik mengeluarkan laporan tentang keefektifan pelaksanaan
pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
Dalam penelitian ini, Penulis tertarik untuk meneliti perusahaan
konstruksi karena perkembangan usahanya yang stabil seperti yang telah
disinggung oleh Suraji (2007) pada Soemardi (2008) menyatakan bahwa,
“Sektor konstruksi Indonesia telah tumbuh sejak awal awal tahun 1970an. Data
BPS menunjukan bahwa kontribusi sektor konstruksi nasional terhadap PDB
terus meningkat dari 3,9% di tahun 1973 hingga mencapai lebih dari 8% di tahun
1997. Seiring dengan terjadinya krisis ekonomi, sejak tahun 1998 pertumbuhan di
semua sektor mengalami penurunan yang sangat tajam, tak terkecuali sektor
konstruksi yang kontribusinya terhadap PDB merosot hingga menjadi sekitar 6%
saja di tahun 2002. Selanjutnya, sejak 2003 sektor ini kembali menunjukan
kecenderungan membaik, yang ditandai dengan kontribusinya terhadap PDB
sebesar 6,35% di tahun 2005.” Dan dapat dilihat pada Biro Pusat Statistik (BPS),
bahwa laju pertumbuhan kumulatif PDB menurut lapangan usaha tahun 2008
sebesar 7,51% sedangkan pada tahun 2009 karena adanya krisis ekonomi yang
menyebabkan seluruh sektor industri menurun membuat industri konstruksi juga
mengalami penurunan menjadi 7,05% dan pada tahun 2010 menjadi 6,79%.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
4
Soemardi (2008) juga menyatakan bahwa, “Sebagai salah satu sektor
penting, pertumbuhan industri konstruksi nasional ini tentunya merupakan
peluang emas bagi para pelaku jasa konstruksi nasional untuk lebih berkarya dan
berpartisipasi dalam pembangunan nasional. Namun pertumbuhan tersebut bukan
tanpa tantangan, dengan adanya perkembangan teknologi dan tuntutan
masyarakat yang semakin tinggi terhadap produk-produk konstruksi, menjadi
peluang sekaligus tantangan yang harus dihadapi oleh pelaku industri
konstruksi.” Maka dari itu, salah satu upaya untuk menjaga dan meningkatkan
daya saing adalah dengan meningkatkan pengendalian internal dari perusahaan
sehingga setiap aktivitas operasional yang dilakukan oleh perusahaan dapat
berjalan dengan efektif.
Alasan lainnya adalah karena perusahaan konstruksi adalah salah satu
perusahaan jasa yang memanfaatkan berbagai sumber daya, baik sumber daya
manusia (SDM) ataupun sumber daya alam (SDA). Dengan demikian, maka
perusahaan jasa konstruksi memiliki potensi untuk mendorong tumbuhnya
kegiatan industri lain yang berhubungan dengan bahan baku yang dimanfaatkan
oleh perusahaan jasa konstruksi, misalnya bahan baku pembangunan, dan
perusahaan jasa konstruksi juga memiliki potensi untuk memperluas lapangan
pekerjaan yang dapat mendorong tumbuhnya pendapatan masyarakat dan
mengurangi tingkat pengangguran yang ada.
Perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi harus
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya dengan memenangkan
tender yang ditawarkan. Dengan demikian, perusahaan jasa konstruksi harus
berusaha untuk mendapatkan kepercayaan dari pemberi tender untuk dapat
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
5
memenangkannya. Seperti yang telah diuraikan oleh Kiagus Andi (2002) bahwa
“Untuk mencapai keberhasilan perusahaan jasa konstruksi dengan berbagai
permasalahan yang dihadapi, dituntut adanya Standard Professional
Performance, yang berarti keahlian dibidang teknik semata tidaklah cukup,
namun perlu adanya disiplin ilmu lain, diantaranya ilmu manajemen dan
akuntansi”. Untuk itu, perusahaan jasa konstruksi harus merencanakan
perencanaan strategi yang tepat agar tujuan perusahaan tercapai. Tercapainya
tujuan perusahaan adalah karena pengambilan keputusan yang tepat oleh
manajemen, dan “Sumber informasi yang terbesar dan bersifat sistematis yang
dibutuhkan manajemen adalah berasal dari informasi akuntansi” Kiagus Andi
(2002). Bukan hanya untuk memenangkan tender yang harus dijaga, namun
kinerja pada saat pembangunan proyek juga tentunya sangatlah penting untuk
memperlancar kegiatan operasional perusahaan. Pengelolaan biaya yang baik
dalam pengadaan barang juga dapat mempertahankan posisi laba dengan
mempertahankan keseimbangan antara persediaan bahan dengan pencatatannya.
Oleh karena itu, Penulis ingin meneliti tentang Sistem Pengendalian Internal dari
siklus pembelian/pengadaan barang dan pengeluaran kas pada perusahaan
konstruksi.
Berdasarkan uraian diatas, Penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS
PROSEDUR PEMBELIAN/PENGADAAN BARANG DAN
PENGELUARAN KAS PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI PT. XYZ”
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
6
1.2 Masalah Penelitian
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, terdapat beberapa masalah yang
akan timbul mengenai sistem pengendalian internal atas sistem
pembelian/pengadaan barang dan pengeluaran kas pada PT. XYZ. Pertama, unit
pembelian yang mempunyai wewenang untuk melakukan pembelian untuk
memenuhi kebutuhan perusahaan, sehingga pengendalian internal sangatlah
diperlukan untuk memastikan apakah proses pembelian/pengadaan barang yang
dilakukan telah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Permasalahan akan timbul apabila proses pembelian/pengadaan barang tidak
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Kedua adalah proses pengeluaran kas yang dilakukan untuk melakukan
aktivitas pembelian perusahaan. Seluruh kegiatan pengeluaran kas tentunya harus
melalui persetujuan kantor pusat atau dengan otorisasi oleh karyawan yang
jabatannya lebih tinggi. Untuk itu diperlukan pengendalian yang memadai
mengenai proses pengeluaran kas.
1.2.2 Perumusan Masalah
Dengan adanya latar belakang yang telah diungkapkan sebelumnya,
Penulis akan mencoba untuk mengidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur pembelian/pengadaan barang dan pengeluaran
kas pada PT. XYZ?
2. Bagaimana sistem pengendalian internal atas prosedur
pembelian/pegadaan barang dan pengeluaran kas pada PT. XYZ?
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
7
3. Apa kelemahan yang terjadi pada sistem pengendalian internal atas
prosedur pembelian/pengadaan barang dan pengeluaran kas pada PT.
XYZ?
1.2.3 Pembatasan Masalah Penelitian
Dengan adanya keterbatasan sarana dan prasarana dari Penulis, maka
Penulis membatasi masalah penelitian dengan meneliti tentang Sistem
Pengendalian Internal (SPI) pada proses pembelian/pengadaan barang dan
pengeluaran kas pada perusahaan konstruksi PT. XYZ dengan mengambil satu
contoh kasus pada proyek terakhir yaitu Proyek Pabrik Kelapa Sawit, khususnya
pada satu transaksi pembelian/pengadaan barang sampai dengan pengeluaran kas
dengan PT. Tri Jaya selaku Supplier. Dimana Penulis akan menganalisa unsur-
unsur SPI dan membandingkannya pada prosedur pembelian/pengadaan barang
dan pengeluaran kas pada perusahaan.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh Penulis melalui adanya penelitian ini,
yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pembelian dan pengeluaran
kas pada PT. XYZ.
2. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengendalian internal atas
prosedur pembelian/pengadaan barang dan pengeluaran kas pada PT.
XYZ.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
8
3. Untuk mengetahui kelemahan yang terjadi pada sistem pengendalian
internal atas prosedur pembelian/pengadaan barang dan pengeluaran
kas pada PT. XYZ.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi Penulis
mengenai pengendalian internal sistem informasi akuntansi dari sistem
pembelian/pengadaan barang dan pengeluaran kas pada perusahaan jasa
konstruksi. Dan penulisan skripsi ini juga digunakan sebagai salah satu syarat
guna mengikuti sidang kelulusan Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
di STIE Indonesia Banking School.
2. Bagi perusahaan
Penulis berharap bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan
dan evaluasi bagi perusahaan mengenai pentingnya pengendalian internal
sistem informasi akuntansi pada perusahaan.
3. Bagi pihak lain
Penulis berharap bahwa hasil penelitian ini dapat berguna bagi pihak-pihak
lainnya, baik untuk dijadikan masukan dalam mengadakan penelitian yang
serupa atau menjadi dasar pengambilan keputusan.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
9
1.5 Sistematika Pembahasan
Penulisan skripsi ini terdiri atas 5 bab, yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, batasan
masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika
pembahasan dari penyusunan skripsi ini.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang tinjauan teoritis tentang pengertian – pengertian
yang dijadikan landasan teori tentang pengendalian internal, dan sistem informasi
akuntansi dari prosedur pembelian/pengadaan barang dan pengeluaran kas yang
merupakan aktivitas dari perusahaan konstruksi yang diteliti.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang kegiatan yang dilakukan yang meliputi jenis studi,
sumber data dan teknik pengumpulannya, variabel dan pengukurannya, model
analisa dan teknik analisa data serta metode dalam menganalisa data penelitian.
BAB IV : HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini Penulis menjelaskan mengenai data yang dipakai dan melakukan
analisa terhadap data studi kasus dengan memaparkan data yang ada dan
mengolahnya sehingga data tersebut dapat membantu Penulis dalam meneliti
apakah pengendalian internal dari perusahaan tersebut telah berjalan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
10
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan dalam bab – bab
sebelumya dan saran – saran yang diperlukan dalam pelaksanaan hasil pemecah
masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi
2.1.1.1 Definisi Sistem
Menurut Hall (2007:6), sistem adalah kelompok dari dua atau lebih
komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan
yang sama. Menurut Romney (2009:2), sistem adalah dua atau lebih komponen
yang saling berhubungan yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa sistem adalah dua kelompok atau lebih yang memiliki tujuan
yang sama dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut. Sedangkan
menurut Sutabri (2005:8) suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur
yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu. Dari uraian tersebut, suatu sistem dapat dirinci sebagai
berikut:
a. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur. Unsur-unsur suatu sistem terdiri dari
subsistem yang lebih kecil, yang terdiri pula dari kelompok unsur yang
membentuk subsistem tersebut.
b. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian dari sistem yang bersangkutan.
Unsur-unsur sistem berhubungan erat satu dengan yang lain dan sifat kerja
sama antar unsur sistem tersebut mempunyai bentuk tertentu.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
12
c. Unsur sistem bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem. Setiap sistem
mempunyai tujuan tertentu dan bekerja sama satu dengan yang lain dengan
melalui suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu.
d. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.
Gordon B. Davis dalam Sutabri (2005:9) menyatakan, sistem bisa berupa
abstrak atau fisis. Sistem yang abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan-
gagasan atau konsepsi yang saling bergantung. Norman L. Enger dalam bukunya
menyatakan, suatu sistem dapat terdiri atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan
guna mencapai tujuan-tujuan perusahaan seperti pengendalian inventaris atau
penjadwalan produksi. Sedangkan Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirjo
menyatakan, suatu sistem terdiri atas objek-objek atau unsur-unsur atau komponen-
konponen yang berkaitan dan berhubungan satu ama lain sedemikian rupa sehingga
unsur-unsur tersebut merupakan suatu kesatuan pemrosesan atau pengolahan yang
tertentu.
2.1.1.2 Definisi Informasi
Hall (2007:7) mengemukakan bahwa Informasi menyebabkan pengguna
mengambil tindakan yang akan dilakukan atau tidak dilakukan. Informasi berarti
data yang telah dibentuk menjadi sesuatu arti dan berguna bagi manusia. Dan
Sutabri (2005:23) menyatakan bahwa informasi adalah data yang telah
diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses
pengambilan keputusan. Sistem pengolahan informasi mengolah data menjadi
informasi atau tepatnya mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi berguna
bagi penerimanya. Nilai informasi berhubungan dengan keputusan, bila tidak ada
pilihan atau keputusan, maka informasi menjadi tidak diperlukan.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
13
2.1.1.3 Definisi Sistem Informasi
Sedangkan definisi sistem informasi menurut Hall (2007:9) adalah
serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi
dan didistribusikan ke para pengguna. Menurut Romney (2009:10), informasi
adalah data yang telah diorganisir dan diproses untuk memberikan arti kepada
pengguna. Pada definisi yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi adalah serangkaian prosedur tentang data yang dihasilkan oleh perusahaan
dan diproses menjadi suatu informasi yang dapat berguna bagi pihak pengguna.
Sistem informasi menurut Sutabri (2005:42) adalah suatu sistem di dalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang
mendukung fungsi operasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari
suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan
laporan-laporan yan diperlukan.
2.1.1.4 Sistem Informasi Akuntansi
Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi
nonkeuangan yang secara langsung memengaruhi pemrosesan transaksi
keuangan. Menurut Hall (2007:13), SIA terdiri atas tiga subsistem, yaitu:
Sistem pemrosesan transaksi (transaction processing system-TPS)
Sistem yang mendukung operasi bisnis harian melalui berbagai dokumen serta
pesan untuk para pengguna di seluruh perusahaan. Sistem ini penting untuk
keseluruhan fungsi dari sistem informasi, karena:
Mengonversikan berbagai kegiatan ekonomi ke dalam transaksi
keuangan
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
14
Mencatat berbagai transaksi keuangan ke dalam catatan akuntansi
(jurnal dam buku besar)
Mendistribusikan informasi keuangan yang penting untuk personel
operasional dalam mendukung operasi hariannya.
Sistem pemrosesan transaksi berhubungan dengan berbagai kegiatan
bisnis yang sering terjadi. TPS terdiri atas tiga siklus transaksi: siklus pendapatan,
siklus pengeluaran, dan siklus konversi. Tiap siklus menangkap dan memproses
berbagai transaksi keuangan yang berbeda jenisnya.
Sistem buku besar/pelaporan keuangan (general ledger/financial reporting
system-GL/FRS)
Sistem yang menghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba rugi,
neraca, arus kas, pengembalian pajak, serta berbagai laporan lainnya yang
disyaratkan oleh hukum. GLS dan FRS adalah dua subsistem yang erat
hubungannya satu sama lain. Akan tetapi, karena interdependensi operasional
keduanya, maka keduanya secara umum dipandang sebagai satu sistem
terintregasi – GL/FRS. Banyaknya input ke bagian GL dari sistem tersebut
berasal dari berbagai siklus transaksi. Ringkasan mengenai aktivitas siklus
transaksi diproses oleh GLS untuk memperbarui sistem pengendalian buku besar.
Sistem pelaporan keuangan mengukur dan melaporkan kondisi sumber daya
keuangan serta berbagai perubahan atas sumber daya tersebut. FRS
mengomunikasikan informasi ini terutama untuk pengguna eksternal.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
15
Sistem pelaporan manajemen (management reporting system-MRS)
Sistem yang menyediakan pihak manajemen internal berbagai laporan
keuangan bertujuan khusus serta informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan
keputusan, seperti anggaran, laporan kinerja, serta laporan pertanggungjawaban.
2.1.1.5 Sistem Akuntasi Pembelian Perusahaan Jasa Konstruksi
2.1.1.5.1 Pengertian Pembelian
Menurut Mulyadi (2006:299), fungsi yang terkait dalam sistem pembelian
adalah :
1. Fungsi Gudang
Dalam sistem pembelian, fungsi gudang bertanggung jawab untuk
mengajukan permintaan sesuai dengan posisi yang ada pada gudang dan
untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan.
Untuk barang-barang yang langsung dipakai (tidak diselenggarakan
persediaan barang di gudang), permintaan pembelian diajukan oleh
pemakai barang.
2. Fungsi Pembelian
Fungsi ini bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai
harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan
barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih.
3. Fungsi Penerimaan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap
jenis, mutu dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok guna
menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
16
perusahaan. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk menerima barang
dari pembeli yang berasal dari transaksi return penjualan.
4. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi
pencatat utang dan fungsi pencatat persediaan. Dalam sistem pembelian,
fungsi pencatat utang bertanggung jawab untuk mencatat transaksi
pembelian kedalam register bukti kas keluar dan untuk menyelenggarakan
arsip dokumen sumber (bukti kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan
utang atau menyelenggarakan kartu utang sebagai buku pembantu utang.
Sedangkan fungsi pencatatan persediaan bertanggung jawab untuk
mencatat harga pokok persediaan barang yang dibeli ke dalam kertu
persediaan.
2.1.1.5.2 Fungsi-Fungsi yang Terkait Pada Sistem Pembelian Perusahaan Jasa
Konstruksi
Berikut adalah beberapa fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi
pembelian pada perusahaan jas konstruksi:
Fungsi gudang
Dalam sistem akuntansi pembelian perusahaan jasa konstruksi, fungsi
gudang bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai
dengan proyek yang dikerjakan.
Fungsi pembelian
Fungsi pembelian perusahaan jasa konstruksi bertanggung jawab untuk
memperoleh informasi mengenai harga alat dan material beserta kuantitas
barang yang diterima dari supplier.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
17
Fungsi akuntansi
Dalam sistem akuntansi pembelian perusahaan jasa konstruksi, fungsi
akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembelian ke dalam
register bukti kas keluar dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber
(bukti kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan utang atau
menyelenggarakan kartu utang sebagai buku pembantu piutang.
2.1.1.5.3 Dokumen yang Digunakan Pada Sistem Pembelian Perusahaan Jasa
Konstruksi
Dalam sistem akuntansi pembelian pada perusahaan jasa konstruksi
menggunakan dokumen-dokumen sebagai berikut:
Surat permintaan pembelian
Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh bagian gudang untuk
meminta bagian pembelian melakukan pembelian alat atau material dengan
jenis, jumlah dan mutu yang diinginkan. Kemudian dokumen ini diotorisasi
oleh yang memiliki wewenang dalam bagian pembelian
Surat order pembelian/surat pesanan
Dokumen ini diisi oleh bagian pembelian dan digunakan untuk memesan
alat atau material kepada supplier yang dipilih. Dokumen pesanan ini dibuat
sebanyak empat rangkap, yaitu pertama, diserahkan kepada supplier yang
dipilih; kedua, diserahkan kepada bagian akuntansi (disebut juga bagian
pembelian kredit kantor); ketiga ke bagian penerimaan barang dan keempat,
disimpan sebagai arsip
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
18
Bukti kas keluar
Bukti kas keluar adalah dokumen yang berfungsi sebagai perintah
pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada supplier dan sekaligus
sebagai pemberitahuan mengenai maksud pembayaran
2.1.1.5.4 Catatan Akuntansi yang Digunakan Pada Sistem Pembelian Perusahaan
Jasa Konstruksi
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian perusahaan
jasa konstruksi meliputi:
a. Jurnal pembelian
b. Jurnal kas keluar
c. Kartu utang
d. Kartu persediaan
2.1.1.5.5 Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Pembelian Perusahaan
Jasa Konstruksi
Prosedur permintaan pembelian
Dalam prosedur ini bagian gudang mengajukan permintaan pembelian
dalam formulir surat permintaan pembelian kepada bagian pembelian. Bagian
pembelian membuat surat order pembelian sesuai dengan permintaan bagian
gudang. Setelah diotorisasi oleh pimpinan bagian pembelian, surat order
pembelian dibuat empat rangkap, rangkap pertama dikirim ke supplier yang
dipilih, kedua ke bagian akuntansi, ketiga dikirim ke bagian penerimaan, dan
keempat disimpan sebagai arsip.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
19
Prosedur penerimaan barang
Setelah barang dipesan, barang akan dikirim ke bagian penerimaan
barang. Barang yang datang dicocokan dengan surat pemesanan barang.
Setelah sesuai dengan surat pesanan barang, bagian penerimaan akan
membuat laporan penerimaan barang yang dibuat rangkap tiga, satu sierahkan
kembali ke supplier, yang kedua diserahkan ke bagian pembelian kredit
kantor, dan yang ketiga disimpan sebagai arsip
Prosedur pencatatan utang
Fungsi akuntansi (pembelian kredit kantor) perusahaan jasa konstruksi
memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pembelian (surat
order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari suppier) dan
menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen dalam kartu
utang. Setelah itu, akuntansi membuat BKK (bukti kas keluar) untuk
pembayaran setelah jatuh tempo
2.1.1.6 Sistem Akuntansi Kas Pada Perusahaan Jasa Konstruksi
2.1.1.6.1 Pengertian Kas
Menurut Ida Bagus (2010:123), kas merupakan suatu alat
pertukaran dan juga sering digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi.
Dalam neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar, dalam arti paling
sering berubah. Hampir dalam setiap transaksi dengan pihak lain selalu
mempengaruhi kas. Dalam pengertian demikian, kas meliputi uang tunai
dan instrumen/alat-alat pembayaran yang diterima oleh umum, baik yang
ada di dalam perusahaan maupun yang disimpan di bank.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
20
2.1.1.6.2 Catatan-Catatan Yang Terkait Pengeluaran Kas Pada Perusahaan
Jasa Konstruksi
Catatan Terkait Pengeluaran Kas yang Digunakan Oleh Perusahaan
Jasa Konstruksi
Bukti pengeluaran uang
Dalam bukti pengeluaran uang dicatat sebesar jumlah yang dikeluarkan
oleh perusahaan untuk melakukan proses produksi pembangunan gedung
atau bangunan yang termasuk di dalamnya biaya-biaya umum, biaya tenaga
kerja, biaya overhead pabrik, biaya subkontrak, dan biaya-biaya yang
terjadi di proyek maupun di perusahaan
2.1.1.6.3 Prosedur Terkait Pengeluaran Kas Pada Perusahaan Jasa Konstruksi
Prosedur terkait pengeluaran kas pada perusahaan jasa konstruksi.
Proses pengeluaran kas pada perusahaan onstruksi adalah sebagai berikut:
a. Bagian yang memerlukan kas untuk berbagai kepentingan, misalnya
untuk: membayar hutang; membayar biaya; membeli barang dengan
tunai; membuat atau menyiapkan, atau menerima bukti pendukung
untuk pegeluaran kas
b. Bukti pendukung disahkan atau ditanda tangani oleh pejabat yang
berhak, misalnya oleh kepala bagian
c. Bukti pendukung (asli) diberikan kepada bagian akuntansi sedangkan
salinan/copy-an di berikan kepada bagian keuangan
d. Bagian akuntansi memverifikasi bukti-bukti pendukung misalnya
tentang kebenaran penggunaannya
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
21
e. Setelah bukti diverifikasi begaian akuntasi mengotorisasi pengeluaran
cek dengan jalan membuat bukti kas keluar atau surat perintah bayar.
Bukti kas keluar dibuat prenumbered dan dipakai sesuai nomor yang
berurutan
2.1.1.6.4 Stock Opname
Stock opname yaitu membandingkan dokumen yang terkait dengan kas
keluar, dengan pencatatan yang dilakukan oleh Divisi Keuangan proyek,
lalu akan dibandingkan dengan kas yang ada pada bank.
2.1.2 Bagan Alir Sistem
Untuk mempermudah dalam memahami bagan alir sistem yang ada,
terdapat keterangan simbol yang telah diungkapkan dalam buku Auditting yang
ditulis oleh Mulyadi (2009:204) sebagai berikut:
Tabel 2.1 Simbol Bagan Alir
Simbol Nama Keterangan
Dokumen Digunakan untuk semua jenis
dokumen. yang merupakan
formulir untuk merekam transaksi
Berbagai dokumen Menggambarkan berbagai jenis
dokumen yang digabungkan
bcrsama dalam satu paket
13A
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
22
Keputusan Simbol ini menggambarkan
keputusan yang harus dibuat dalam
proses pengolahan data. Keputusan
yang dibuat ditulis di dalam simbol.
Penghubung pada halaman
yang sama
Menggambarkan alir dokumen dibuat
mengalir dari atas ke bawah dan dari
kiri kekanan. Simbol penghubung
yang memungkinkan aliran dokumen
berhenti di suatu lokasi pada halaman
tertentu dan kembali berjalan pada
halaman yang sama.
Penghubung pada halaman
yang berbeda
Untuk menggambarkan bagan alir
dokumen suatu sistem diperlukan
lebih dari satu halaman.
Kegiatan manual Untuk menggambarkan kegiatan
manual seperti : menerima order,
mengisi formulir,membandingkan dll
Terminator Permulaan/akhir program.
Sumber : Auditing, Mulyadi (2009)
2.1.3 Sistem Pengendalian Internal
2.1.3.1 Definisi Pengendalian Internal
Menurut Arens (2008:370), pengendalian internal di definisikan sebagai
sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang
Ya
Tidak
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
23
untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa perusahaan telah
mencapai tujuan dan sasarannya. Kebijakan dan prosedur ini sering kali disebut
pengendalian, dan secara kolektif membentuk pengendalian internal entitas
tersebut.
Sedangkan suatu sistem pengendalian internal menurut IAI dalam SPAP
(2001: 319.2) adalah “suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakian
memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (1) keandalan
pelaporan keuangan, (2) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (3) kepatuhan
terhadap hukum dan perundang-undangan yang berlaku”.
SA Seksi 319 Pertimbangan atas Pengendalian Internal dalam Audit
Laporan Keuangan paragraf 06 yang tercantum pada buku Auditting oleh
Mulyadi (2009:180), mendefinisikan pengendalian internal sebagai suatu proses
– yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain – yang
didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga
golongan tujuan berikut ini:
1. Keandalan pelaporan keuangan
2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
3. Efektivitas dan efisiensi operasi.
2.1.3.2 Konsep Dasar Pengendalian Internal
Dalam buku “Accounting Information System” yang ditulis oleh Hall
(2007:181), diungkapkan bahwa Sistem Pengendalian Internal (internal control
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
24
system) terdiri atas berbagai kebijakan, praktik, dan prosedur yang diterapkan
oleh perusahaan untuk mencapai empat tujuan umumnya, yaitu:
1. Menjaga aktiva perusahaan
2. Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi
3. Mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan
4. Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan
oleh pihak manajemen
2.1.3.3 Pengendalian Internal Pada Sistem Pembelian
Pengendalian internal yang dapat dilakukan dalam sistem pembelian,
menurut Ida Bagus (2010:90), adalah menjaga kekayaan (persediaan) dan
kewajiban perusahaan jasa konstruksi (utang dagang atau bukti kas keluar yang
akan dibayar) harus dijamin ketelitian dan keandalan data akuntansi (utang dan
persediaan). Untuk merancang unsur-unsur pengendalian internal akuntansi yang
diterapkan dalam sistem akuntansi pembelian, unsur pokok sistem pengendalian
internal terdiri dari:
Organisasi
Organisasi harus didasarkan pada unsur pokok sistem pengendalian
internal, yaitu:
1. Dalam organisasi harus dipisahkan tiga fungsi pokok berikut yang fungsi
operasi, penyimpanan dan akuntansi
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
25
2. Tidak ada satupun transaksi yang dilaksanakan dari awal sampai akhir
hanya oleh satu orang atau fungsi saja
Dalam neraca organisasi yang berkaitan dengan sistem akuntansi
pembelian, dua unsur pokok sistem pengendalian internal dijabarkan sebagai
berikut:
1. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi penerimaan.
2. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi. Salah satu pokok
sistem pengendalian internal mengharuskan pemisahan fungsi operasi,
fungsi penyimpanan dan fungsi akuntansi. Dalam sistem akuntansi
pembelian fungsi akuntansi yang melaksanakan pencatatan utang dan
persediaan barang harus dipisahkan dari fungsi operasi yang
melaksanakan transaksi pembelian.
3. Fungsi penerimaan harus terpisah dari fungsi penyimpanan barang.
Fungsi penerimaan merupakan fungsi operasi yang bertanggung jawab
atas penerimaan atau penolakan barang yang diterima dari supplier.
Fungsi penerimaan merupakan fungsi yang bertanggung jawab atas
penyimpanan barang yang telah dinyatakan diterima oleh fungsi
penerimaan.
4. Transaksi harus dilaksanakan oleh lebih sari satu orang atau lebih dari
satu fungsi. Setiap transaksi harus dilaksanakan dengan melibatkan lebih
dari satu karyawan atau lebih dari satu fungsi. Dengan penggunaan unsur
sistem pengendalian internal tersebut, setiap pelaksanaan transaksi selalu
akan tercipta internal check yang mengakibatkan pekerjaan karyawan atau
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
26
fungsi yang satu dicek ketelitiannya dan keandalannya oleh karyawan
atau fungsi yang lain.
Sistem organisasi dan prosedur pencatatan
Sistem transaksi terjadi dengan otorisasi dari yang berwenang dan dicatat
melalui prosedur pencatatan tertentu, maka kekayaan perusahaan konstruksi
akan terjamin keamanannya dan data akuntansi yang dicatat terjamin ketelitian
dan keandalannya.
1. Surat permintaan pembelian/pesanan diotorisasi oleh fungsi gudang untuk
barang yang disimpan dalam gudang atau oleh kepala fungsi pemakai
barang untuk barang yang langsung pakai.
2. Laporan penerimaan diotorisasi oleh fungsi penerimaan.
3. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi atau pejabat yang lebih
tinggi.
4. Pencatatan terjadinya utang didasarkan pada bukti kas keluar yang
didukung dengan order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur
dari supplier.
5. Pencatatan ke dalam kartu utang dan bukti kas keluar diotorisasi oleh
fungsi akuntansi.
Praktik yang sehat
1. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
27
Untuk menciptakan praktik yang sehat furmulir penting yang digunakan
dalam perusahaan kontruksi harus bernomor urut tercetak dan
pernggunaan nomor urut tersebut dipertanggung jawabkan oleh manajer
yang memiliki wewenang untuk menggunakan formulir tersebut
2. Supplier dipilih berdasarkan jawaban penawaran harga bersaing dari
berbagai supplier
Supplier harus dipilih tidak berdasarkan hubungan istimewa dan pribadi
diantara fungsi pembelian dengan supplier, namun berdasarkan
perbandingan penawaran harga bersaing yang diterima dari berbagai
supplier.
3. Barang hanya diperiksa dan diterima penerimaan jika fungsi ini telah
menerima tembusan order pembelian dari fungsi pembelian
Dalam penerimaan barang harus diciptakan unsur pengendalian internal
sebagai berikut: tidak ada barang yang diterima oleh fungsi penerimaan
tanpa didahului dengan dikeluarkannya order pembelian dari fungsi
pembelian. Fungsi penerimaan hanya melakukan pemeriksaan dan
perhitungan barang yang diterima dari supplier jika sebelumnya telah
menerima tebusan surat order pembelian yang telah diotorisasi oleh
berwenang.
4. Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan barang yang diterima dari
supplier dengan cara menghitung dan menginspeksi barang tersebut dan
membandingkan dengan tebusan surat order pembelian
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
28
Agar perusahaan jasa konstruksi dapat memperoleh barang yang dibeli
sesuai dengan yang dipesan fungsi penerimaan harus melakukan
pemeriksaan terhadap barang yang diterima dari supplier dengan cara
menghitung dan menginspeksi barang tersebut serta membandingkan
dengan tembusan surat order pembelian.
5. Terdapat pengecekan harga surat pembelian dan ketelitian perkalian
dalam faktur dari supplier sebelum faktur tersebut diproses untuk di bayar
Bukti kas keluar hanya dibuat oleh fungsi akuntansi setelah fungsi ini
melakukan pengecekan harga, syarat pembelian dan ketelitian perkalian
dan penjumlahan yang tercantum dalam faktur dari supplier.
6. Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu utang secara periodik di
rekonsiliasi dengan rekening control utang dalam buku besar
Rekonsiliasi merupakan cara pencocokan data yang tercatat dalam catatan
akuntansi yang beda namun berasal dari sumber yang sama. Dalam
pencatatan utang dengan sistem bukti kas keluar dokumen sumber berupa
bukti kas keluar yang di lampiri dengan dokumen pendukung diarsipkan
menurut tanggal jatuh tempo faktur dari supplier.
7. Pembayaran faktur dilakukan sesuai dengan syarat pembayaran guna
mencegah hilangnya kesempatan untuk memperoleh potongan tunai
Jika perusahaan konstruksi memperoleh potongan tunai dari supplier
karena melunasi kewajibannya dalam jangka waktu potongan berarti
dapat menghemat kekayaan perusahaan konstruksi.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
29
8. Bukti kas keluar beserta pendukunganya di cap “lunas” oleh fungsi
pengeluaran kas setelah cek dikirimkan ke supplier
Bukti kas keluar merupakan dokumen yang digunakan untuk memberi
otorisasi fungsi keuangan untuk mengisi cek dan mengirimkan ke
supplier.
2.1.3.4 Pengendalian Internal Pada Sistem Kas
Kas mempunyai sifat mudah untuk dipindah tangankan dan tidak dapat
dibuktikan pemiliknya, maka kas mudah digelapkan, oleh karena itu Ida bagus
(2010:132) mengungkapkan perlunya pengawasan yang ketat terhadap kas. Pada
umumnya sistem pengendalian internal terhadap kas dilakukan dengan
memisahkan fungsi-fungsi penyimpanan, pelaksanaan dan pencatatan.
Karena bentuk dan jenis perusahaan bermacam-macam, maka sistem
pengendalian internal suatu perusahaan akan berbeda-beda juga dengan
perusahaan lainnya. Tetapi ada dasar-dasar tertentu yang bisa digunakan sebagai
pedoman untuk mengadakan pengendalian internal terhadap kas suatu
perusahaan.
Pengendalian internal kas keluar pada perusahaan jasa konstruksi
Sistem pengendalian internal yang baik dalam sistem kasnya juga
mensyaratkan agar dilibatkannya pihak luar (bank) ikut serta dalam mengawasi
kas perusahaan. Hal tersebut dimaksudkan agar ada pencatatan dari pihak luar
selain pencatatan oleh perusahaan. Agar tidak terjadinya penggelapan atau
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
30
penyalahgunaan dana kas keluar dari perusahaan, maka digunakan beberapa
prosedur pengendalian internal. Beberapa prosedur pengendalian internal adalah
sebagai berikut:
a. Semua pengeluaran kas dilakukan dengan cek.
b. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan melalui cek dilakukan
melalui dana kas kecil yang diselenggarakan dengan inprest system.
c. Penulisan cek dilakukan bila didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan
authentic atau dengan kata lain menggunakan sistem voucher.
d. Dipisahkan antara orang-orang yang mengumpulkan bukti-bukti
pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek dan yang
mencatat pengeluaran kas.
e. Diadakan pemeriksaan internal dengan jangka waktu yang tidak tentu.
f. Diharuskan membuat laporan kas harian
2.2 Rerangka Pemikiran
Dalam penelitian yang akan di kerjakan oleh Penulis, langkah pertama dalam
penelitian ini adalah menjelaskan tentang prosedur pembelian/pengadaan barang dan
pengeluaran kas pada PT. XYZ yang diteliti oleh Penulis. Langkah kedua, Penulis
akan menganalisa sistem pengendalian internal atas prosedur pembelian/pengadaan
barang dan pengeluaran kas yang ada pada PT. XYZ. Langkah ketiga adalah
menganalisa kelemahan-kelemahan yang terjadi atas sistem pengendalian internal
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
31
pada prosedur pembelian/pengadaan barang dan pengeluaran kas PT. XYZ. Dan
langkah terakhir yang akan dikerjakan oleh Penulis adalah memeberikan kesimpulan
atas sistem pengendalian internal pada PT. XYZ dan memberikan saran atas
kelemahan yang terjadi.
Gambar 2.2 Rerangka Pemikiran
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam penyusunan penelitian ini, Penulis melakukan penelitian pada PT.
XYZ yang bergerak dalam bidang Jasa Konstruksi. Proyek yang dikerjakan
adalah antara lain adalah proyek Grass Root yaitu proyek pembangunan dari
awal, mulai dari pembebasan tanah, persiapan lokasi, pemeriksaan lahan, cut &
fill, akses jalan, sampai dengan pelaksanaan konstruksi. Jenis proyek kedua
adalah Expansion, yaitu proyek yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas
pabrik yang ada atau instalasi pabrik. Jenis proyek yang ketiga adalah
Revamping, yaitu sebuah proyek yang bertujuan untuk memperbaiki pabrik yang
ada atau instalasi pabrik. Dan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah
bagaimana prosedur pembelian/pengadaan barang dan pengeluaran kas dari PT.
XYZ serta bagaimana Sistem Pengendalian Internal dari prosedur
pembelian/pengadaan barang penerimaan kas, dan pengeluaran kas yang terjadi
dalam proyek.
Penelitian yang dilakukan oleh Penulis membutuhkan waktu selama enam
bulan, karena Penulis mencari data terlengkap dari proyek yang dilakukan oleh
PT. XYZ, oleh karena itu memerlukan waktu untuk mengumpulkannya. Dan
penelitian ini dilakukan dengan mengambil data dari PT. XYZ yang beralamat di
Jl. DI. Panjaitan, Jakarta.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
33
Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus,
dimana menurut Sekaran (2006:163) studi kasus meliputi analisis konstektual
dan mendalam terhadap hal yang berkaitan dengan situasi serupa dalam
organisasi lain. Dan studi kasus yang bersifat kualitatif adalah berguna dalam
menerapkan solusi pada masalah terkini berdasarkan pengalaman pemecahan
masalah di masa lalu, dan berguna dalam memahami fenomena tertentu, dan
menghasilkan teori lebih lanjut untuk pengujian empiris.
3.2 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh Penulis mempunyai jenis penelitian yang
bersifat Deskriptif Kualitatif. Menurut Sekaran (2006:158), Studi Deskriptif
(descriptive study) yang dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk
menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi. Studi
Deskriptif juga dilakukan untuk memahami karakteristik organisasi yang
mengikuti praktik umum tertentu. Dan data kualitatif yang diperoleh dengan
wawancara dan observasi mungkin membantu dalam memahami fenomena pada
tahap eksploratif studi.
Studi Deskriptif yang dilakukan oleh Penulis dengan melihat sistem
pengendalian internal pada PT. XYZ yang ditentukan dari kesamaan praktek
dengan prosedur yang ada. Serta melihat sistem operasional perusahaan yang
mungkin tidak sesuai dengan prosedurnya sehingga menimbulkan kelemahan
pada sistem pengendalian internal perusahaan, yang akan menjadi acuan bagi
Penulis untuk memberikan saran kepada perusahaan guna memperbaiki sistem
operasionalnya.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
34
3.2 Sumber Data
Data yang dihimpun dalam penelitian yang dilakukan oleh Penulis adalah
data primer dan data sekunder. Dimana menurut Sekaran (2006:61, Edisi 2)
yang menyatakan bahwa Sumber Data Primer (primary data) adalah responden
individu, kelompok fokus, dan panel yang secara khusus ditentukan oleh peneliti
dan di mana pendapat bisa dicari terkait persoalan tertentu dari waktu ke waktu,
atau sumber umum seperti majalah atau buku tua. Dan Sumber Sekunder
(secondary sources) misalnya, catatan atau dokumentasi perusahaan, publikasi
pemerintah, analisis industry oleh media, situs Web, Internet, dan seterusnya,
bahkan lingkungan atau situasi dan peristiwa khusus pun dapat menjadi sumber
data.
Dalam penelitian ini, Sumber Data Primer yang digunakan oleh Penulis
adalah berupa data-data prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan, dan
dokumen-dokumen bukti transaksi yang dilakukan oleh perusahaan, serta hasil
dari wawancara yang dilakukan langsung oleh Penulis kepada beberapa karyawan
perusahaan. Sedangkan sumber sekunder yang digunakan oleh Penulis adalah
dengan cara penelitian kepustakaan, yaitu data yang diperoleh dari buku, jurnal,
serta bahan tertulis yang berhubungan dengan penilitian.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Penulis menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data dan informasi
yang diperlukan, antara lain:
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
35
1) Studi lapangan (field study)
a. Observasi (observation), menurut Sekaran (2006:102, Edisi 2) Survei
Observasional adalah memperoleh data tanpa mengajukan pertanyan
kepada responden, dengan mengamati dalam lingkungan kerja sehari-
hari atau dalam situasi lab, dan aktivitas serta perilaku mereka atau
item minat lainnya bisa dicatat dan direkam. Dalam penelitian yang
Penulis lakukan, Penulis memeriksa dokumen-dokumen yang ada, dan
membandingkannya dengan prosedur yang telah di tetapkan oleh
perusahaan, serta memeriksa kelemahan-kelemahan yang mungkin
akan terjadi atas prosedur yang tidak dilakukan dengan baik.
b. Wawancara, adalah salah satu metode pengumpulan data dengan cara
mewawancara/memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden
untuk memperoleh informasi mengenai isu yang diteliti. Dalam
penelitian ini Penulis melakukan wawancara kepada pihak yang
berkaitan dengan Sistem Pembelian/Pengadaan barang dan Sistem
Pengeluaran Kas pada PT. XYZ khususnya Proyek Pabrik Kelapa
Sawit.
c. Dokumentasi, adalah dengan mempelajari catatan-catatan dan
dokumen-dokumen perusahaan berupa
2) Penelitian kepustakaan (library research)
Dengan penelitian kepustakaan, Penulis mengumpulkan teori-teori dari
berbagai sumber yaitu buku, jurnal, serta bahan tertulis yang berhubungan
dengan topik pembahasan
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
36
3.4 Teknik Pengolahan Data
Penulis melakukan penelitian melalui pendekatan Deskriptif Kualitatif,
dimana penelitian deskriptif menurut Sekaran (2006:158), dapat didefinisikan
sebagai penelitian yang dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk
menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam satu situasi. Sedangkan
data kualitatif pada studi deskriptif adalah data yang diperoleh dengan
mewawancarai orang yang mungkin dapat membantu memahami penelitian yang
dilakukan. Pada penelitian ini, data diambil berdasarkan fakta yang ada dengan
melakukan wawancara kepada orang yang bersangkutan, dan melihat dokumen-
dokumen yang dimiliki oleh perusahaan untuk membandingkannya dengan
prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan, serta menganalisa kelemahan
yang ada atas adanya kemungkinan tidak berjalannya Sistem Pengendalian
Internal yang baik sehingga dapat dibuat kesimpulan dan saran yang dapat
berguna bagi perusahaan.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
37
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Perusahaan
PT. XYZ didirikan pada tahun 1975 sebagai perusahaan konstruksi baru
dan tumbuh menjadi penyedia jasa terpadu nasional yang komprehensif, teknik
dan pengadaan jasa konstruksi untuk infrastruktur, pabrik dan proyek pembangkit
industri di bidang air, listrik, minyak, gas, dan petrokimia.
Dengan pengalaman yang luas dalam Bisnis Konstruksi Core selama
lebih dari 25 tahun, melalui strategi manajemen bijaksana, beberapa tahun yang
lalu, PT. XYZ memutuskan untuk memulai diversifikasi strategi bisnis inti.
PT. XYZ memperluas lini bisnis dari Jasa Konstruksi untuk menutupi
Tanaman dan Pemeliharaan Jasa, Power Transformer Manufacturing,
Independent Power Producer, Kebudayaan laut (pengembangan laut) dan Agro
Industri.
Berikut adalah sejarah perusahaan PT. XYZ:
1975
Beberapa pengusaha lulus dari Institut Teknologi Bandung (ITB) berbagi
idealisme yang sama mendirikan PT. XYZ menanggapi panggilan pemerintah
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
38
untuk mempromosikan teknik lokal dan jasa konstruksi. Pada tahap awal,
perusahaan berfokus pada memberikan jasa konstruksi.
Selama tiga dekade berikutnya, PT. XYZ berhasil meningkatkan capabilitiy
untuk memperluas bisnisnya untuk infrastruktur, minyak, gas, petrokimia, dan
proyek listrik. Saat ini, perusahaan telah menjadi salah satu perusahaan yang
berkembang cepat dan terhormat yang melayani untuk rekayasa, pengadaan dan
konstruksi (EPC) jasa.
1995-2001
Erat terkait dengan bisnis inti PT. XYZ mengatur salah satu proyek utama yang
berhubungan dengan tegangan tinggi (150 volt kilo) gardu dan jalur transmisi
untuk perusahaan listrik milik negara (PLN) yang dibangun di Jawa Barat dan
Jakarta untuk memperkuat permintaan pasokan listrik.
2004
PT. XYZ tidak hanya mempekerjakan tenaga yang berpengalaman termasuk
insinyur, manajer proyek, supervisor, dan staf pendukung tetapi juga dilengkapi
dengan fasilitas modern memiliki prosedur sistem kerja lengkap dan sertifikat
seperti ISO 9001 1994/2000 diberikan pada tahun 2000 dan OHSAS untuk
Keselamatan dan Kesehatan diberikan dalam 2004. Sebuah daftar panjang proyek
berhasil dijalankan oleh PT. XYZ adalah bukti kemampuan perusahaan
menangani proyek-proyek dari berbagai ukuran.
Sebagai hasil dari kerja keras, PT. XYZ dianugerahi Kontraktor Listrik Terbaik
Sertifikat oleh AFEEC (ASEAN Federasi Kontraktor Teknik Elektro). dan AKLI
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
39
(Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia - Asosiasi Indonesia dari
Contractoirs Listrik dan Mechanicals).
PT. XYZ juga merupakan anggota pendiri Asosiasi Terpadu Konstruksi (EPC /
Epsi) Penyedia Jasa (GAPENS) dan anggota AKI (Asosiasi Kontraktor Indonesia
- Asosiasi Kontraktor Indonesia).
2005 – Present
Dalam beberapa tahun terakhir PT. XYZ telah mengembangkan bisnisnya untuk
menutupi operasi pabrik dan pemeliharaan tanaman, perkebunan kelapa sawit dan
pengembangan proyek produsen listrik perusahaan swasta.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT. XYZ
Dalam menjalankan usahanya, PT. XYZ mempunyai visi sebagai berikut:
“Untuk menjadi perusahaan terkemuka di kalangan industri jasa konstruksi yang
terintegrasi”
Misi PT. XYZ
Untuk mewujudkan visi yang telah ditentukan, PT. XYZ memiliki misi:
“Untuk mengembangkan layanan yang berkualitas tinggi konstruksi yang
terintegrasi dan untuk memenuhi kebutuhan stakeholder”
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
40
4.1.3 Kegiatan Usaha
Layanan yang diberikan oleh PT. XYZ adalah mencakup:
1) Total EPC & C (opsional), yaitu pelaksanaan proyek yang mencakup
layanan Engineering, Procurement, Konstruksi, dan Commisioning
(opsional).
2) Layanan manajemen proyek, yaitu dengan menyediakan tim manajemen
proyek yang melibatkan tugas-tugas perencanaan, penjadwalan, pelaporan
kemajuan sistem perangkat lunak untuk mengelola proyek pelanggan.
3) Pengadaan jasa, yaitu layanan pembelian, pengiriman peralatan
pembangunan dan bahan bangunan (domestik atau impor)
4) Konstruksi & Commisioning (opsional), yaitu dengan menyediakan tim
manajemen konstruksi, melakukan jasa konstruksi, pekerjaan instalasi, dan
commissioning (opsional)
5) Pembiayaan proyek, mencakup pengorganisasian pembiayaan proyek, yang
dapat diperoleh dari dalam negeri dan/atau pinjaman luar negeri
6) Pengembangan proyek, dengan mengidentifikasi, mempelajari,
mempromosikan, mengembangkan proyek dan bertindak sebagai sponsor
proyek
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
41
PT. XYZ memiliki berbagai jenis proyek dalam melakukan usahanya,
diantaranya adalah:
1) Grass root, yaitu sebuah proyek baru yang berurusan dengan pembebasan
lahan, persiapan lokasi, penyelidikan lahan, cut & fill, akses jalan,
konstruksi dan commissioning.
2) Expansion, yaitu sebuah proyek yang bertujuan untuk meningkatkan
kapasitas pabrik yang ada atau instalasi.
3) Revamping, sebuah proyek yang dimaksudkan untuk meningkatkan pabrik
yang ada atau instalasi.
4.1.4 Bidang Usaha
EPC Strategi Bisnis
Didukung dengan pengalaman proyek yang luas, PT. XYZ mempunyai elemen
kunci dalam menetapkan strategi bisnis untuk meningkatkan kemampuan bisnis
yang komprehensif dengan bekerjasama dengan perusahaan luar negeri melihat
dari keahlian yang cukup serta besarnya jaringan yang dimilikinya. Bidang usaha
yang dimiliki oleh PT. XYZ adalah sebagai berikut:
1. Electrical
a. High Voltage and Extra High Voltage Substation
b. High Voltage and Extra High Voltage Transmission
Line
c. Power Plant
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
42
d. High Rise Building
e. Process Plant & Industrial Facility
f. Distribution Line
g. Fire Protection
2. Mechanical
a. Power Plant
b. Process Plant & Industrial Facility
c. Plant Piping
d. Tank
e. Boiler
f. Air Conditioning System
g. Insulation
h. Fire Fighting
3. Civil & Structure
a. Equipment Fondation
b. Substation Control Building
c. Power House
d. Jetty
e. Bridge
f. Tower
4. Pipeline
a. Oil & Gas Pipe Line
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
43
b. Water Distribution Pipe Line
5. Control System, Scada & Instrumentation
a. Power Plant
b. Process Plant & Industrial Facility
4.1.5 Struktur Organisasi
PT. XYZ dipimpin oleh seorang President Director yang dibantu oleh
Committee ISO & Internal Audit dalam mengawasi tiga bidang yang ada (bagan
organisasi terdapat di Lampiran 1). Keempat bidang tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Oil & Gas Director dan Non Oil & Gas Director, dengan dibantu oleh bidang
Contract Administration dan bidang Project Control untuk mengawasi dua
bidang yaitu Div. Operation dan Div. Marketing and Business Development.
Dimana Div. Operation mengawasi bidang Project Manager yang
membawahi empat bidang, yaitu: (1) Field Engineering, (2) Gen. Supervisor,
(3) QC/FSHE, dan (4) Project Control.
2. Technical Support V.P, yang mengawasi dua bidang, yaitu Div Engineering
dan Div. Procurement. Serta mengawasi dua bidang yaitu Bid. Support
Manager dan QC. Manager.
3. Financial & Administration Director, yang mengawasi dua bidang yaitu
Accounting & Finance G M dan HRD & General Affair G M. serta
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
44
mengawasi tiga bidang lainnya, yaitu Sect. BOD Manager, Legal Manager,
dan IT/System Manager.
Dalam sebuah proyek yang dikerjakan, PT. XYZ membentuk suatu
struktur organisasi yang lebih terperinci dalam menjalankan aktivitas
pembangunan proyeknya agar kinerja yang dihasilkan lebih efisien. Struktur
organisasi tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Proyek
Sumber : PT. XYZ
Aktivitas proyek yang dikerjakan oleh PT. XYZ, ditunjuk seorang Project
Manager yang memimpin berjalannya suatu proyek, yang akan mengawasi empat
bidang, bidang pertama adalah Cost Control yang akan mengawasi masuk dan
keluarnya biaya pada suatu proyek, bidang yang kedua adalah Site Manager yang
akan membawahi tiga bagian, yaitu Supervisor, Bagian Peralatan, dan Bagian
Logistik, bidang yang ketiga adalah Bagian Administrasi & Keuangan yang akan
mengeluarkan dan mencatat kegiatan arus kas proyek, dan bidang yang keempat
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
45
adalah Bagian Procurement atau biasa disebut Bagian Pembelian/Pengadaan
Barang bagi sebuah proyek yang akan membeli bahan material yang diperlukan
dalam menunjang kegiatan pembangunan proyek.
Wewenang dan Tanggung Jawab
Dalam pengerjaan proyek, biasanya memiliki suatu tim khusus yang
memiliki wewenang tertentu dalam menjalankan kegiatan pembangunan. Tim
tersebut dibawahi oleh Project Manager yang mempunyai tugas untuk membuat
garis kebijakan dalam pelaksanaan proyek dan pertanggung jawaban keseluruhan
pelaksanaan proyek tersebut. Tim terdiri dari lima divisi, yaitu:
a. Divisi Site Manager, bertugas untuk menjadi koordinator kegiatan
harian/tugas harian proyek yang diberikan oleh Project Manager.
b. Divisi Engineering, bertugas untuk menentukan barang atau material apa
saja yang diperlukan untuk membangun sebuah proyek, menentukan mutu
dan kualitas dari barang yang akan dibeli, menentukan berapa jumlah
barang/material yang akan dibeli, dan menentukan waktu pembelian
barang/material.
c. Divisi Cost Control, bertugas untuk memeriksa dokumen yang diberikan
oleh bagian keuangan sebagai dasar pemberian keputusan dikeluarkannya
kas perusahaan, dengan memeriksa kelengkapan dokumen yang ada.
d. Divisi Keuangan, bertugas untuk membayar pembelian barang/material,
membuat pencatatan keluar masuk uang khusus proyek, menagih dan
membayar ke pemberi proyek, menagih biaya operasi proyek ke kantor
pusat untuk menyelenggarakan pekerjaan.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
46
e. Divisi Procurement, bertugas untuk membeli barang/material berdasarkan
pesanan Divisi Engineering.
4.2 Analisis dan Pembahasan
4.2.1 Prosedur Pembelian/Pengadaan Barang dan Pengeluaran Kas PT XYZ
Sistem Pembelian atau dapat disebut Sistem Pengadaan Barang
(Procurement) adalah suatu sistem yang sangat penting bagi perusahaan
konstruksi seperti PT. XYZ. Karena dalam Sistem Pembelian, dapat dilihat
apakah barang yang digunakan dalam membangun suatu proyek berkualitas baik
dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Dengan Sistem Pembelian
yang baik, maka dapat dilihat material yang dipakai untuk membangun sebuah
proyek berkualitas baik sehingga mendapatkan hasil pembangunan yang
memuaskan, dengan begitu perusahaan dapat memperoleh kepercayaan yang
lebih dari pemberi proyek dan perusahaan dapat dengan mudah memenangkan
tender selanjutnya.
PT. XYZ mempunyai ketentuan tertentu dalam melakukan aktivitasnya,
salah satunya adalah Prosedur Pembelian atau Pengadaan Barang. Prosedur
pembelian mempunyai ketentuan-ketentuan umum yang harus ditaati oleh
perusahaan dalam menjalankan suatu proyek manapun, baik proyek besar
maupun proyek kecil. Prosedur Pembelian/Pengadaan Barang akan dicantumkan
pada Lampiran 2, namun secara umum proses tersebut akan dijelaskan sebagai
berikut:
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
47
1. Dilakukan Pra Seleksi (Bidder Selection) yaitu proses seleksi calon
pemasok untuk dimasukkan ke dalam Daftar Induk Pemasok (DIP)
yang disimpan dalam Perangkat Lunak Sistem (PLS).
2. Setelah dilakukannya proses Pra Seleksi pemasok/supplier, maka
dilakukan Seleksi Teknik dan Komersial (Lampiran 3), yaitu seleksi
secara teknik dan harga yang ditawarkan oleh supplier, serta penilaian
kemampuan dalam aspek mutu material yang ditawarkan. Berikut
proses Seleksi Teknik dan Komersial dilakukan:
a. Engineering membuat spesifikasi daftar pemesanan dengan
membuat Purchase Requisition yang akan disetujui oleh
Project Manager.
b. Purchase Requisition tersebut akan diserahkan kepada Divisi
Procurement untuk melakukan pemilihan supplier dengan
meminta penawaran dari Supplier.
c. Setelah menerima penawaran dari Supplier, akan dilakukan
Evaluasi Teknik oleh Engineering dengan melihat mutu dari
material yang ditawarkan, jika memenuhi syarat, maka akan
diteruskan pada Evaluasi Komersial yang dilakukan oleh
Divisi Procurement.
d. Jika hasil dari Evaluasi Teknik dan Komersial telah memenuhi
syarat, maka dikeluarkan Technic and Commercial
Clarification yang menunjukkan bahwa calon supplier telah
dipilih.
e. Tahap selanjutnya, Divisi Procurement akan mengeluarkan
Commercial Bid Tabulation sebagai dasar keputusan bagi
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
48
Komite dari Divisi Procurement untuk menentukan pemenang
dalam pemilihan supplier.
3. Seleksi final, dapat dilihat pada Lampiran 4, merupakan kegiatan
yang dilakukan setelah Pra Seleksi supplier, yaitu seleksi yang
meliputi proses negosiasi dan approval oleh Komite Divisi
Procurement untuk menentukan pemenang dalam kegiatan seleksi
dari supplier barang/material. Kegiatan tersebut meliputi:
a. Penerimaan Commercial Bid Tabulation yang telah
dikeluarkan oleh Divisi Procurement dan menentukan
pemenang dalam pemilihan Supplier.
b. Dalam hal ini, terdapat dua jenis keputusan yang akan
dikeluarkan, yaitu penentuan Ya dan Tidak. Jika keputusan
yang dikeluarkan adalah ”Ya”, maka Komite akan
mengeluarkan Surat Keputusan Pemenang. Namun jika
keputusan yang dikeluarkan adalah ”Tidak” maka Komite
akan mengelurkan Surat Pemberitahuan yang artinya supplier
tersebut gugur dalam pemilihan pemenang.
4. Dengan adanya persetujuan dari Divisi Procurement, maka diterbitkan
Purchase Order (PO) yang merupakan Surat Pesanan atau Surat
Perjanjian Jual Beli sebagai bukti pemesanan material proyek dari
perusahaan kepada supplier.
5. Proses selanjutnya adalah proses Monitoring dan Expediting yang
akan dilakukan oleh Expeditor dan Project Engineer. Proses ini
merupakan pemantauan terhadap supplier/pemasok barang mulai dari
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
49
rapat dengan perwakilan dari supplier. Rincian proses Monitoring dan
Expediting terdapat pada Lampiran 5.
6. Tahap selanjutnya adalah pengiriman barang ke proyek, dengan
diawasi oleh Traffic Staff atau Divisi Procurement untuk memantau
barang yang akan dikirim apakah sesuai dengan pesanan. Proses ini
merupakan proses perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan lalu
lintas pengiriman Material & Peralatan mulai dari tempat pemuatan
barang (loading point) di dalam maupun luar negeri sampai di lokasi
proyek sesuai dengan jadwal termasuk pengurusan Custom Clearance.
7. Selanjutnya barang dikirim ke Proyek dengan diawasi oleh Traffic
Staff atau Divisi Procurement.
Namun proyek yang dilaksanakan oleh PT. XYZ biasanya memiliki
kondisi-kondisi khusus dalam proyek kali ini mengambil pada kondisi khusus
pada poin 7.10 (lampiran 18) yang menyebutkan bahwa ”Dalam kondisi khusus
proyek, Project Manager diberi wewenang untuk melakukan penyederhanaan
prosedur pengadaan barang dan jasa. Yang dimaksud dengan kondisi khusus
proyek adalah jika Owner Pemberi Tugas (proyek) merupakan Crass Program
dalam hal waktu” (Prosedur Pengadaan Barang terlampir), maka dibentuklah
suatu Instruksi Kerja dalam melaksanakan kegiatan proyek tersebut. Dalam hal
ini, Penulis akan menganalisa Instruksi Kerja yang digunakan oleh PT. XYZ
yang merupakan pedoman dalam melakukan kegiatan Pembelian/Pengadaan
Barang suatu proyek. Proyek yang dijadikan contoh adalah proyek terakhir yang
dilakukan oleh PT. XYZ yaitu Proyek Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit dengan
rincian sebagai berikut:
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
50
Proyek Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit
Pemilik : PT. ABC
Lokasi : Banyuasin, Sumatera Selatan
Jenis Proyek : Membangun pabrik pengolahan Kelapa Sawit dengan
kapasitas 30 Ton per Jam
Nilai Investasi : Rp. 33.500.000.000,-
Waktu : 1,5 Tahun (1 Agustus 2009 s/d 31 Desember 2010)
Pembentukan Instruksi Kerja (IKA) pada proses pembelian/pengadaan
barang oleh PT. XYZ mempunyai tujuan dan sasaran yang sama seperti Prosedur
Pembelian/Pengadaan Barang. Tujuan dan sasaran tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Menjamin kualitas barang Proyek memenuhi persyaratan yang ditetapkan
oleh Pelanggan, serta kode / standar yang disyaratkan oleh Peraturan
Pemerintah dalam aspek Mutu, K3 dan Lindungan Lingkungan.
2) Menjamin kualitas pekerjaan yang disubkontrakkan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan oleh Pelanggan, serta kode / standar yang
digunakan dan peraturan pemerintah. Peraturan Pemerintah dalam aspek
Mutu, K3 dan Lindungan Lingkungan.
3) Pengelompokkan barang dan jasa yang serupa jika diperlukan dibeberapa
proyek berjalan, terkait dengan optimasi harga dan efisiensi pengadaan.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
51
Pembelian atau Pengadaan Barang tentunya tidak dilakukan tanpa melalui
suatu proses. Proses tersebut juga sebelumnya diperiksa dan dikaji sehingga
tercipta proses yang efektif dan efisien bagi perusahaan. Pada PT. XYZ, Proses
Pembelian atau Proses Pengadaan Barang dibuat oleh Manager Procurement,
diperiksa oleh Ketua Komite dan Direktur Operasi, serta disetujui oleh Direktur
Utama, sehingga pembuatan prosedur tersebut telah terkendali. Berikut Proses
Pembelian atau Proses Pengadaan Barang secara garis besar.
Sesuai dengan pedoman Prosedur Pengadaan Barang dan Subkontraktor
Proyek pasal 7 ayat 7.10, bahwa Project Manager diberikan penyederhanaan
dalam proses pengadaan barang dan jasa pada kondisi khusus proyek, maka
dibentuk Instruksi Kerja sebagai berikut.
4.2.1.1 Prosedur Pembelian/Pengadaan Barang PT. XYZ
Berikut ini adalah prosedur pembelian/pengadaan barang pada PT. XYZ,
khususnya pada Proyek Pabrik Kelapa Sawit, bagan dari prosedur ini terlampir
pada Lampiran 6 dan Lampiran 7.
1. Divisi Engineering membuat perencanaan pengadaan barang dan jasa,
dengan mencatat perencanaan barang baik dari segi jenis barang, jumlah
barang yang diperlukan, dan kapan barang tersebut diperlukan/dipesan
kepada supplier. Misalnya Divisi Engineering memesan Kabel NYY
dengan ukuran 4x25 mm2 sebanyak 100 meter, dan barang harus dipesan
pada bulan Agustus 2010. Selanjutnya Divisi Engineering menyerahan
perencanaan tersebut kepada Divisi Procurement untuk diperiksa.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
52
2. Divisi Procurement akan melakukan menerima Daftar Pemesanan yang
diberikan oleh Divisi Engineering dan mengeluarkan Inquiry
(permintaan) kepada beberapa Supplier, yaitu dengan menyebarkan Daftar
Pemesanan kepada beberapa Supplier. Para Supplier akan melakukan
berbagai macam penawaran, mulai dari kualitas barang dan harga.
3. Supplier dinilai oleh Divisi Procurement berdasarkan beberapa kriteria
berikut ini:
a. Mutu dari barang yang ditawarkan baik. Kualitas barang yang
ditawarkan oleh Supplier sesuai dengan yang diminta oleh Divisi
Engineering
b. Memiliki harga yang paling murah dibanding supplier lainnya.
Misalnya Supplier A menawarkan harga Rp. 100.000,- per meter,
Supplier B menawarkan harga Rp. 110.000,- per meter, dan
Supplier C menawarkan harga Rp. 105.000,- per meter dengan
kualitas barang yang sama. Maka Divisi Procurement akan
memilih Supplier A karena harganya paling murah dibandingkan
dengan Supplier lainnya.
c. Memiliki syarat pembayaran yang paling bagus. Misalnya, jika
harga yang ditawarkan oleh Supplier seperti pada poin b, namun
Supplier C menawarkan syarat pembayaran yang lebih lunak (bisa
dicicil dua kali), maka Divisi Procurement akan lebih memilih
Supplier C.
d. Kebutuhan (ketepatan) delivery sesuai dengan perusahaan. Divisi
Procurement akan memilih Supplier yang sanggup mengirimkan
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
53
barang/material yang dipesan sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
4. Supplier yang telah dinilai oleh Divisi Procurement akan dievaluasi oleh
Tim Site Manager, dengan menilai berdasarkan uraian/kriteria yang ada
dan dibandingkan pada kebutuhan perusahaan. Site Manager akan
memeriksa apakah Supplier yang telah dipiih oleh Divisi Procurement
telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
5. Penawaran Supplier yang telah dievaluasi oleh Tim Site Manager akan
disahkan/diotorisasi oleh Project Manager yang akan dibuat dalam
bentuk Purchase Order (PO).
6. Purchase Order (PO) dikirim kepada pihak Supplier yang berisikan daftar
pemesanan yang telah dibuat oleh Divisi Engineering.
Prosedur Penyerahan Barang
Bagan pada prosedur ini terlampir pada Lampiran 8.
1. Pihak Supplier mengirimkan barang sesuai dengan Purchase Order (PO) yang
diberikan oleh Divisi Procurement dan akan diterima oleh Divisi Logistik.
2. Divisi Logistik akan meminta Divisi Engineering untuk memeriksa barang yang
diterima. Divisi Engineering akan memeriksa kualitas/mutu barang yang
diterima, jumlah barang yang diterima, dan spesifikasi lainnya apakah sesuai
dengan yang telah dipesan.
3. Laporan dari Divisi Engineering tersebut akan diperiksa dan disahkan oleh Site
Manager yang akan memeriksa kelengkapan dokumen dari penyerahan barang.
Dokumen-dokumen tersebut adalah dokumen Purchase Order (PO) dan Surat
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
54
Jalan yang dikeluarkan oleh Supplier. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan hingga
pengiriman barang yang dipesan telah selesai, karena pengiriman barang dari
Supplier biasanya tidak dilakukan sekaligus.
4. Setelah memeriksa kelengkapan dokumen, Site Manager akan mengembalikan
dokumen-dokumen tersebut kepada pihak Supplier untuk sebagai dasar bagi
Supplier untuk melakukan penagihan pembayaran, dan Berita Acara Serah
Terima Barang kepada Divisi Procurement.
5. Divisi Procurement akan membuatkan Nota Pembayaran atas
pembelian/pengadaan barang yang dilakukan kepada Supplier, dan
menyerahkannya kepada Divisi Keuangan.
4.2.1.2 Prosedur Pembayaran / Pengeluaran Kas
Kas Kecil Proyek merupakan pos paling penting dalam laporan keuangan
(neraca) mengingat kas merupakan alat tukar dalam perekonomian secara
langsung atau tidak langsung dalam hampir semua transaksi usaha. Dalam
pelaksanaan proyek, kas kecil berguna untuk kegiatan operasional rutin yang
jumlahnya tidak terlalu besar dan diperlukan dalam waktu yang relatif cepat,
seperti contohnya untuk biaya pembelian barang/material untuk digunakan dalam
membangun sebuah proyek. Adanya kas kecil dalam proyek bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan uang tunai setiap saat yang relatif besar jumlahnya untuk
kebutuhan rutin proyek, dan untuk menghemat jumlah transaksi yang harus
dicatat, menjadi kelompok transaksi yang sejenis, sehingga memudahkan
pengendalian, pencatatan dan mengurangi jumlah record dalam pencatatan.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
55
Dalam penggunaan kas kecil, terdapat beberapa kebijakan dalam
menentukan besaran dan kebutuhan apa saja yang dapat dibayar melalui dana Kas
Kecil Proyek, yaitu:
1. Kas Kecil Proyek ditetapkan besarannya berdasarkan kebutuhan rutin
lapangan, yang ditentukan atas permintaan VP Konstruksi yang disetujui
VP Finance.
2. Kas Kecil Proyek hanya diperuntukkan membiayai kebutuhan rutin
lapangan yaitu biaya umum lapangan (project overhead)
Metode Kas Kecil Proyek adalah Imprest Fund, artinya saldo Kas Kecil
Proyek akan dibuat selalu sama besarnya dan mekanisme pengisian kembali
adalah berdasarkan expenditure yang direimburse, sehingga saldo Kas Kecil
Proyek akan tetap sama.
Penyimpanan atas dana Kas Kecil tersebut ditentukan sebagai berikut :
a. Rp 20.000.000,- disimpan pada Tabungan Bank atas nama Manajer
Proyek yang dibukukan khusus untuk keperluan ini.
b. > Rp 20.000.000,- disimpan pada rekening giro Bank atas nama
perusahaan.
Penyimpanan dana Kas Kecil di tabungan bank atas nama Manajer
Proyek, adalah tetap merupakan asset perusahaan dan oleh karenanya pada hal
tersebut tidak boleh ada transaksi pribadi Manajer Proyek.
Berikut adalah ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh PT.
XYZ dalam mengelola kas kecil yang didalamnya terdapat ketentuan tentang
sistem pengeluaran kas pada proyek:
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
56
1. Manajer Proyek mengajukan Kas Kecil Proyek (awal) yang disetujui oleh
Direktur Teknik Konstruksi berdasarkan anggaran biaya umum lapangan
kepada Direktur Administrasi & Keuangan.
2. Setelah disetujui oleh Direktur Adm & Keuangan, Manajer Keuangan
beserta Account Payable dan Internal Audit secara berurut memeriksa
pengajuan tersebut, sehingga sampai dapat disimpulkan bahwa pengajuan
dapat segera dilaksanakan.
3. Pelaksanaan pembayaran dilakukan oleh Kasir Kantor Pusat melalui
transfer ke rekening yang telah disiapkan a/n PT. XYZ Engineering atau
a/n Manajer Proyek sesuai dengan kebijakan umum tentang penyimpanan
dana Kas Kecil.
4. Pelaksanaan pengeluaran dana Kas Kecil dilakukan oleh bagian
administrasi dan keuangan proyek setelah formulir pembayaran ditanda
tangani Manajer Proyek serta dilampirkan dokumen asli yang mendukung
pengeluaran tersebut.
5. Manager Proyek secara berkala, minimal 1 (satu) bulan sekali, melakukan
pengisian kembali (reimburse) dengan mengirimkan dokumen asli
pengeluaran yang disertai dengan rekapitulasi pengeluaran.
6. Kantor Pusat memproses kembali seperti pengajuan pengisian Kas Kecil
Proyek untuk pengeluaran dananya.
7. Pengajuan pengisian kembali (reimburse) Kas Kecil Proyek ditujukan
kepada Direktur Administrasi & Keuangan up. Manajer Keuangan.
Dengan mengikuti kondisi khusus yang ada pada proyek Pabrik Kelapa
Sawit, Project Manager diberikan wewenang untuk menyederhanakan prosedur
yang ada, namun tidak terlepas dari ketentuan yang berlaku. Oleh karena itu,
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
57
Project Manager membentuk suatu sistem pengeluaran kas yang baru untuk
Proyek Pabrik Kelapa Sawit sebagai berikut (Lampiran 9):
1. Nota Pembayaran yang dikeluarkan oleh Divisi Procurement akan
diterima oleh Divisi Keuangan sebagai dasar pembayaran atas transaksi
pembelian/pengadaan barang yang dilakukan dengan Supplier yang
bersangkutan.
2. Supplier akan menerbitkan invoice atas pembelian/pengadaan barang
yang dilakukan proyek dengan menyertakan dokumen-dokumen seperti
Purchase Order (PO) dan Surat Jalan dan akan diserahkan kepada Divisi
Keuangan untuk menagih pembayaran atas pembelian barang yang telah
dilakukan.
3. Divisi Keuangan akan meminta pengesahan dari Cost Control.
4. Dalam melakukan pengesahan, Cost Control akan memeriksa terlebih
dahulu kelengkapan dokumen-dokumen yang di serahkan oleh pihak
Supplier sebelum menyetujui pengeluaran kas. Kelengkapan dokumen
tersebut adalah adanya Purchase Order (PO), Berita Acara (BA) serah
terima barang, Surat Jalan dari Supplier, dan Surat Hutang yang
dikeluarkan oleh Divisi Procurement.
5. Setelah disetujui, Divisi Keuangan akan melakukan pembayaran kepada
Supplier, dengan jumlah yang sesuai dengan yang tercantum di Nota
Pembayaran dengan mengeluarkan Bukti Pengeluaran Kas yang
ditandatangani oleh Project Manager
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
58
4.2.2 Analisis Sistem Pengendalian Internal Pada Prosedur Pembelian/Pengadaan
Barang dan Pengeluaran Kas PT. XYZ
4.2.2.1 Analisis Sistem Pengendalian Internal Pada Sistem Pembelian/Pengadaan
Barang
Dalam menganalisa Sistem Pengendalian Internal pada Sistem
Pembelian/Pengadaan Barang, Penulis mengambil contoh dari proyek terakhir
yang dikerjakan oleh PT. XYZ yaitu pengerjaan Proyek Pabrik Kelapa Sawit
(PKS). Unsur pertama yang akan dibahas oleh Penulis adalah Sistem
Pengendalian Internal pada Organisasi yang terkait dengan Sistem
Pembelian/Pengadaan Barang pada PT. XYZ.
Organisasi harus didasarkan pada unsur pokok sistem pengendalian
internal, yaitu:
1. Dalam organisasi harus dipisahkan tiga fungsi pokok berikut yang fungsi
operasi, penyimpanan dan akuntansi. Pada PT. XYZ, telah dilakukan
pemisahan fungsi pada ketiga fungsi tersebut. Yaitu fungsi operasi
dilakukan oleh Divisi Procurement dimana divisi tersebut yang
melakukan pemesanan pembelian kepada para Supplier atas dasar daftar
pemesanan yang diberikan oleh Divisi Engineering. Fungsi kedua adalah
fungsi penyimpanan yang dilakukan oleh Divisi Logistik, dimana divisi
ini bertanggung jawab untuk menerima barang yang telah dipesan oleh
Divisi Procurement atas dasar Purchase Order (PO) yang diberikan oleh
Divisi Procurement dan Supplier dengan cara mencocokan kedua PO
tersebut untuk membandingkan dengan barang yang dikirim oleh Supplier
dan agar tidak terjadi kesalahan pengiriman barang. Fungsi ketiga adalah
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
59
fungsi akuntansi yang dilakukan oleh Divisi Admistrasi dan Keuangan
yang bertugas untuk mencatat daftar hutang atas pembelian/pengadaan
barang pada proyek, dan bertugas untuk membayar tagihan/invoice dari
supplier dengan menyerahkan dokumen-dokumen yang terkait kepada
Divisi Cost Control untuk dapat disahkan sehingga pembayaran dapat
dilakukan.
2. Tidak ada satupun transaksi yang dilaksanakan dari awal sampai akhir
hanya oleh satu orang atau fungsi saja. Terdapat empat fungsi yang ada
pada transaksi pembelian/pengadaan barang, yaitu pertama Divisi
Engineering yang menentukan barang/material yang akan dipesan,
termasuk didalamnya adalah jenis barang/material yang dibutuhkan, mutu
atau kualitas barang/material yang dipesan haruslah sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Yang kedua adalah Divisi Procurement yang
melakukan tawar menawar dengan berbagai Supplier, dimana tawar
menawar tersebut berdasarkan daftar pemesanan yang diberikan oleh
Divisi Engineering dan membandingkan penawaran yang diberikan dari
Supplier, berupa harga, kualitas, dan syarat pembayaran. Kegiatan
pemilihan supplier tersebut dilakukan oleh satu tim bertugas untuk
melakukan tawar menawar dengan supplier. Site Manager akan
melakukan evaluasi/pemeriksaan atas kegiatan tawar menawar yang
dilakukan oleh Divisi Procurement dan persetujuannya ditandai dengan
dibuatnya Pusrchase Order (PO) yang berisi daftar pesanan barang,
jumlah, dan nominal seperti yang tertera pada daftar pemesanan dari
Divisi Engineering dan berdasarkan penawaran yang dilakukan supplier.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
60
Dan yang terakhir adalah Project Manager yang melakukan
pengesahan/penandatanganan Purchase Order (PO) sebagai dasar
pemesanan barang, yang akan dikirim kepada Supplier.
Dalam neraca organisasi yang berkaitan dengan sistem akuntansi
pembelian, dua unsur pokok sistem pengendalian internal dijabarkan sebagai
berikut:
1. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi penerimaan. Pada Sistem
Alur Pembelian/Pengadaan Barang PT. XYZ, fungsi pembelian atau
disebut Divisi Procurement tentunya terpisah dari fungsi penerimaan
barang yaitu Divisi Logistik. Divisi Procurement hanya bertugas untuk
melakukan pemilihan Supplier barang/material dengan kriteria atau syarat
yang telah ditentukan oleh perusahaan. Sedangkan Divisi Logistik
mempunyai tanggung jawab untuk menerima barang yang dikirim dari
supplier, menyimpan, dan mencatat pemasukan dan pengeluaran barang
yang dilakukan pada saat pengerjaan proyek.
2. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi. Seperti yang dapat
dilihat pada prosedur pembelian yang telah ditentukan oleh PT. XYZ,
fungsi pembelian dijalankan oleh Divisi Procurement yang bertugas
melakukan tawar menawar dengan beberapa calon supplier dan proses
pembelian diakhiri dengan disahkannya Purchase Order (PO) oleh
Project Manager. Fungsi akuntasi pada PT. XYZ dijalankan oleh Divisi
Administrasi dan Keuangan, dimana setelah dikeluarkannya Purchase
Order (PO) oleh Project Manager, maka tugas Divisi Keuangan adalah
mencatat dan mengeluarkan uang untuk pembayaran atas pembelian yang
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
61
dilakukan oleh Divisi Procurement setelah sebelumnya dilakukan
pemeriksaan atas dokumen-dokumen yang terkait dengan transaksi
pembelian kepada supplier yang bersangkutan.
3. Fungsi penerimaan harus terpisah dari fungsi penyimpanan barang. Dalam
hal ini, fungsi penerimaan dan fungsi penyimpanan dilakukan oleh satu
divisi, yaitu Divisi Logistik, dimana Divisi Logistik mempunyai tanggung
jawab untuk menerima barang yang dikirim oleh supplier, menyimpan,
dan mencatat pengeluaran/pemasukan barang yang terjadi pada saat
proyek berjalan.
4. Transaksi harus dilaksanakan oleh lebih sari satu orang atau lebih dari
satu fungsi. Transaksi pembelian yang dilakukan oleh PT. XYZ
dilaksanakan oleh lebih dari satu divisi yang memiliki perbedaan fungsi
pada masing-masing divisinya. Sehingga dalam perbedaan orang dan
fungsi tersebut, dapat dilakukan internal check yang dapat meneliti
ketelitian karyawan dan keandalannya dalam melakukan kegiatan apakah
sesuai prosedur yang telah ditentukan atau tidak.
Unsur kedua dalam pembahasan Sistem Pengendalian Internal adalah
Sistem organisasi dan prosedur pencatatan yang dilakukan oleh PT. XYZ, yang
sesuai dengan teori yang ada akan dibahas beberapa poin berikut ini:
1. Surat permintaan pembelian/pesanan diotorisasi oleh fungsi gudang untuk
barang yang disimpan dalam gudang atau oleh kepala fungsi pemakai
barang untuk barang yang langsung pakai. Dalam hal ini, surat
permintaan pembelian atau yang disebut Purchase Order (PO) hanya
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
62
ditandatangani oleh Project Manager dan Supplier, karena PO disetujui
dan disahkan hanya oleh Project Manager dan diserahkan kepada
Supplier yang bersangkutan secara langsung. Hal ini menunjukan adanya
kontrak kerjasama dalam menyediakan barang/material yang dibutuhkan
dalam membangun proyek tersebut antara PT. XYZ dengan Supplier,
yang dalam contoh diatas adalah PT. Tri Jaya. Namun, barang yang telah
diterima oleh Divisi Logistik akan diperiksa oleh Divisi Engineering dan
dilihat apakah barang yang dikirim oleh Supplier adalah benar barang
yang telah dipesan, dan diperiksa kualitas barang tersebut.
2. Laporan penerimaan diotorisasi oleh fungsi penerimaan. Dalam hal ini,
laporan penerimaan atau dalam PT. XYZ disebut Berita Acara yang
menunjukkan bahwa barang/material yang dipesan telah datang dan
dilakukan kegiatan pemeriksaan barang/material diotorisasi oleh Site
Manager dan Supplier. Namun dalam contoh kasus yang diambil oleh
Penulis, terjadi kelalaian dari Site Manager yang tidak melakukan
otorisasi pada dokumen Berita Acara (Lampiran 4.17). Hal ini
menunjukkan tidak adanya pengendalian yang dilakukan oleh Site
Manager atas pemeriksaan yang dilakukan oleh Divisi Logistik yan telah
menerima barang serta pemeriksaan dokumen-dokumen yang terkait.
3. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi atau pejabat yang lebih
tinggi. Divisi Keuangan mengeluarkan bukti kas keluar (Bukti
Pengeluaran Kas) yang diotorisasi oleh Project Manager dan ditanda
tangani oleh Supplier. Bukti kas keluar yang diotorisasi oleh Project
Manager ini dapat dilihat pada Lampiran 4.20.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
63
4. Pencatatan terjadinya utang didasarkan pada bukti kas keluar yang
didukung dengan order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur
dari supplier. Nota Pembayaran akan dikeluarkan oleh Divisi
Procurement dengan sebelumnya memeriksa dokumen-dokumen yang
bersangkutan dengan pembelian barang/material tesebut yang
pemeriksaannya disahkan oleh Site Manager. Pertama Divisi
Administrasi dan Keuangan akan membandingkan Purchase Order (PO)
yang diterima dari Divisi Procurement dan Supplier (Lampiran 9 dan
10) dengan melihat apakah tidak ada perbedaan dan kesalaham dari
masing-masing PO. Setelah membandingkan PO, Divisi Administrasi dan
Keuangan akan melihat Surat jalan (Lampiran 12) dan
membandingkannya dengan PO yang dikeluarkan oleh Divisi
Procurement serta membandingkannya dengan Berita Acara (Lampiran
13). Disini Divisi Administrasi dan Keuangan hanya melihat daftar
rincian barang, perkalian, dan jumlah total dari ketiga dokumen tersebut
apakah telah sesuai. Setelah itu, dilakukan pencocokan jumlah tagihan
pada Nota Pembayaran yang dikeluarkan oleh Divisi Procurement dan
Invoice yang dikeluarkan oleh Supplier. Jika semua dokumen telah sesuai,
maka Divisi Keuangan dapat mencatatnya pada kartu hutang/daftar
hutang yang dibuat secara periodik (Lampiran 17).
5. Pencatatan ke dalam kartu utang dan bukti kas keluar diotorisasi oleh
fungsi akuntansi. Pada PT. XYZ, Nota Pembayaran dibuat oleh Divisi
Keuangan, dan diotorisasi oleh Project Manajer. Kegiatan ini
menunjukkan dilakukannya pengendalian atas pengeluaran kas, karena
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
64
Project Manager mempunyai wewenang yang lebih tinggi dalam
melakukan pengesahan dalam kegiatan pengeluaran kas.
Unsur ketiga dalam pembahasan Sistem Pengendalian Internal pada
Sistem Pembelian/ Pengadaan Barang adalah praktik yang sehat yang dilakukan
oleh PT. XYZ, apakah telah memenuhi kriteria praktik yang sehat menurut teori.
Pembahasannya adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak. Formulir yang dikeluarkan
oleh PT. XYZ selalu bernomor urut agar memudahkan untuk memproses
transaksi dan mempermudah pencatatannya. Seperti contoh yang diambil,
Purchase Order (PO) bernomor urut ME/PKS-PLG/220/1-2011 (ada pada
lampiran). Nomor tersebut mempunyai arti sebagai berikut:
ME : Kode perusahaan PT. XYZ
PKS : Pabrik kelapa sawit
PLG : Palembang
220 : Nomor urut Purchase Order (PO) yang
dikeluarkan
1-2011 : Januari 2011
2. Supplier dipilih berdasarkan jawaban penawaran harga bersaing dari
berbagai supplier. Berdasarkan yang telah diuraikan sebelumnya, PT.
XYZ melakukan permintaan barang pada tiga Supplier, yaitu PT. Muara,
PT. Tri Jaya, dan PT. Dua Perkasa. Ketiganya mempunyai kualitas barang
yang sama namun dalam penawaran yang diberikan, ketiganya
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
65
memberikan harga yang berbeda-beda. Keputusan yang diambil oleh
Divisi Procurement adalah dengan melakukan kerja sama dengan PT. Tri
Jaya karena walaupun harga yang ditawarkan lebih mahal daripada PT.
Muara, namun PT. Tri Jaya menawarkan syarat pembayaran yang lebih
lunak dibanding dengan supplier-supplier lainnya.
Penulis mengambil contoh pembelian yang dilakukan PT. XYZ
atas Purchase Order nomor ME/PKS-PLG/220/12-2010. Kegiatan
pertama yang dilakukan dalam melakukan pembelian yaitu Divisi
Engineering menentukan barang yang ingin dibeli, dengan membuat
daftar barang yang akan dibeli. Daftar tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Daftar Pemesanan Divisi Engineering
NO URAIAN SAT JUMLAH
1 Gerinda 4’’ NR Bh 25
2 Cutting 4’’ NR Bh 19
3 Benang Tukang Bh 6
4 Gardex Thinner Ltr 24
5 Gardex Hijau Gln 10
6 Skrup Gypsu, 6 X 12 Ktk 1
7 Skrup Gypsum 6 X 1 Ktk 2
8 Sepatu Safety Kines Psg 1
9 Klem Selang 5/8 Pcs 100
10 Kapur Besi Ktk 2
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
66
11 Thinner Terano 20 Liter Drg 2
12 Gardex Cokelat Gln 2
13 Gardex Orange Muda Gln 8
14 Majun 50 Kg Kg 50
15 Noozle Salery Bh 1
16 Mt. Bor 3,5 sf Bh 10
17 Gardex prem 6433 Gln 1
18 Gardex prem 10016 Gln 10
19 Paku rivets 3,2 Ktk 3
20 Cutting 4’’ NR Bh 20
21 Gerinda 4’’ NR Bh 25
22 Terano Drg 1
23 Lasbo 3’’ Bh 4
24 Lasbo 2’’ Bh 4
25 Elbo 6’’ Bh 2
26 Gardex bs yellow Ltr 12
27 Gardex bs A 1017 peach Gln 4
28 Ahm D,5 Roll 2
29 Cornice Zak 2
30 Gardex prem Gln 3
31 Tee 3 X 1 ½ Pcs 10
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
67
32 Tee 3 X 1 ½ Pcs 3
33 Kuas 2 ½ Pcs 12
34 Lakban hitam Pcs 1
35 Tinner ND 25 Liter Drg 1
36 Seng 0,35 Roll 1
37 Gardex prem 2362 orange tua Klng 12
38 Thinner Gardex Klng 12
Sumber : PT. XYZ
Selanjutnya daftar tersebut diserahkan kepada Divisi Procurement
agar dapat dikirim pada berbagai Supplier dan dapat melakukan tawar
menawar harga dari barang/material yang dipesan. Dalam contoh
pemilihan Supplier ini, terdapat tiga Supplier yang melakukan tawar
menawar dengan PT. XYZ, yaitu:
1) Supplier A : PT. Muara
PT. Muara memberikan daftar penawaran harga sesuai dengan
barang yang dipesan oleh Divisi Procurement PT. XYZ. PT.
Muara memberikan ketentuan pembayaran bahwa PT. XYZ
membayar pada hari yang sama saat barang diterima oleh PT.
XYZ. Berikut daftar harga penwaran dari PT. Muara:
Tabel 4.2 Penawaran Supplier A
NO URAIAN HARGA SATUAN
(Rp)
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
68
1 Gerinda 4’’ NR 11,000
2 Cutting 4’’ NR 10,000
3 Benang Tukang 3,000
4 Gardex Thinner 22,000
5 Gardex Hijau 305,000
6 Skrup Gypsu, 6 X 12 100,000
7 Skrup Gypsum 6 X 1 20,000
8 Sepatu Safety Kines 250,000
9 Klem Selang 5/8 2,000
10 Kapur Besi 9,500
11 Thinner Terano 20 Liter 245,000
12 Gardex Cokelat 300,000
13 Gardex Orange Muda 545,000
14 Majun 50 Kg 8,000
15 Noozle Salery 90,000
16 Mt. Bor 3,5 sf 5,000
17 Gardex prem 6433 300,000
18 Gardex prem 10016 545,000
19 Paku rivets 3,2 50,000
20 Cutting 4’’ NR 10,000
21 Gerinda 4’’ NR 10,000
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
69
22 Terano 245,000
23 Lasbo 3’’ 50,000
24 Lasbo 2’’ 20,000
25 Elbo 6’’ 145,000
26 Gardex bs yellow 80,000
27 Gardex bs A 1017 peach 300,000
28 Ahm D,5 1,220,000
29 Cornice 60,000
30 Gardex prem 300,000
31 Tee 3 X 1 ½ 15,000
32 Tee 3 X 1 ½ 15,000
33 Kuas 2 ½ 50,000
34 Lakban hitam 15,000
35 Tinner ND 25 Liter 245,000
36 Seng 0,35 1,900,000
37 Gardex prem 2362 orange tua 110,000
38 Thinner Gardex 18,000
Jumlah 7,628,500
Sumber : PT. XYZ
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
70
2) Supplier B : PT. Tri Jaya
PT. Tri Jaya memberikan penawaran harga barang/material sesuai
yang telah dipesan oleh PT. XYZ, dan ketentuan pembayaran yang
diberikan oleh PT. Tri Jaya adalah pembayaran dilakukan 14 hari
setelah barang diterima oleh PT. XYZ. Berikut adalah rincian
penawaran harga yang diberikan oleh PT. Tri Jaya:
Tabel 4.3 Penawaran Supplier B
NO URAIAN HARGA SATUAN
(Rp)
1 Gerinda 4’’ NR 10,000
2 Cutting 4’’ NR 9,500
3 Benang Tukang 2,500
4 Gardex Thinner 22,000
5 Gardex Hijau 305,000
6 Skrup Gypsu, 6 X 12 95,000
7 Skrup Gypsum 6 X 1 25,000
8 Sepatu Safety Kines 275,000
9 Klem Selang 5/8 2,500
10 Kapur Besi 10,000
11 Thinner Terano 20 Liter 245,000
12 Gardex Cokelat 305,000
13 Gardex Orange Muda 535,000
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
71
14 Majun 50 Kg 8,000
15 Noozle Salery 90,000
16 Mt. Bor 3,5 sf 4,500
17 Gardex prem 6433 305,000
18 Gardex prem 10016 535,000
19 Paku rivets 3,2 50,000
20 Cutting 4’’ NR 11,000
21 Gerinda 4’’ NR 11,000
22 Terano 245,000
23 Lasbo 3’’ 49,000
24 Lasbo 2’’ 25,000
25 Elbo 6’’ 145,000
26 Gardex bs yellow 88,000
27 Gardex bs A 1017 peach 305,000
28 Ahm D,5 1,225,000
29 Cornice 65,000
30 Gardex prem 305,000
31 Tee 3 X 1 ½ 15,000
32 Tee 3 X 1 ½ 15,000
33 Kuas 2 ½ 6,000
34 Lakban hitam 13,000
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
72
35 Tinner ND 25 Liter 245,000
36 Seng 0,35 1,945,000
37 Gardex prem 2362 orange tua 105,000
38 Thinner Gardex 20,000
Jumlah 7,672,000
Sumber : PT. XYZ
3) Supplier C : PT. Dua Perkasa
PT. Dua Perkasa memberikan daftar penawaran harga sesuai
dengan barang/material yang telah dipesan oleh PT. XYZ, dengan
ketentuan pembayaran dilakukan 10 hari setelah barang dikirim
kepada PT. XYZ. Berikut adalah rincian penawaran harga yang
diberikan oleh PT. Dua Perkasa:
Tabel 4.4 Penawaran Supplier C
NO URAIAN HARGA SATUAN
(Rp)
1 Gerinda 4’’ NR 12,000
2 Cutting 4’’ NR 10,000
3 Benang Tukang 3,000
4 Gardex Thinner 25,000
5 Gardex Hijau 300,000
6 Skrup Gypsu, 6 X 12 100,000
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
73
7 Skrup Gypsum 6 X 1 25,000
8 Sepatu Safety Kines 275,000
9 Klem Selang 5/8 3,000
10 Kapur Besi 10,000
11 Thinner Terano 20 Liter 250,000
12 Gardex Cokelat 300,000
13 Gardex Orange Muda 540,000
14 Majun 50 Kg 10,000
15 Noozle Salery 90,000
16 Mt. Bor 3,5 sf 5,000
17 Gardex prem 6433 300,000
18 Gardex prem 10016 540,000
19 Paku rivets 3,2 50,000
20 Cutting 4’’ NR 15,000
21 Gerinda 4’’ NR 15,000
22 Terano 250,000
23 Lasbo 3’’ 50,000
24 Lasbo 2’’ 25,000
25 Elbo 6’’ 150,000
26 Gardex bs yellow 90,000
27 Gardex bs A 1017 peach 300,000
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
74
28 Ahm D,5 1,220,000
29 Cornice 65,000
30 Gardex prem 300,000
31 Tee 3 X 1 ½ 20,000
32 Tee 3 X 1 ½ 20,000
33 Kuas 2 ½ 8,000
34 Lakban hitam 15,000
35 Tinner ND 25 Liter 250,000
36 Seng 0,35 1,950,000
37 Gardex prem 2362 orange tua 100,000
38 Thinner Gardex 20,000
Jumlah 7,711,000
Sumber : PT. XYZ
Berdasarkan daftar penawaran yang diberikan oleh ketiga calon
supplier, Divisi Procurement memeriksa dan membandingkan kualitas
barang/material yang ditawarkan oleh ketiga calon supplier apakah telah
memenuhi persyaratan dari Divisi Engineering, dan membandingkan
harga ketiganya. Dalam daftar penawaran diatas, dapat dilihat bahwa
harga Supplier A yaitu PT. Muara menawarkan harga yang paling murah
dibandingkan dengan kedua supplier lainnya, namun PT. Muara
menetapkan pembayaran di hari yang sama saat barang dikirimkan kepada
PT. XYZ, artinya syarat pembayaran PT. Muara tidak lunak bagi PT.
XYZ. Sedangkan Supplier C yaitu PT. Dua Perkasa menawarkan harga
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
75
yang lebih tinggi dari PT. Muara dengan persyaratan pembayaran 10 hari
setelah barang/material dikirim kepada PT. XYZ. Supplier B yaitu PT. Tri
Jaya dilihat lebih menguntungkan dari ketiga supplier karena harganya
lebih murah dan jangka waktu pembayaran lebih lama daripada yang
ditawarkan oleh PT. Dua Perkasa, yaitu dengan syarat pembayaran
dilakukan 14 hari setelah barang/material dikirimkan kepada PT. XYZ.
Maka, PT. XYZ memilih untuk membeli barang/material pada PT. Tri
Jaya karena syarat pembayaran paling lunak diantara kedua supplier
lainnya.
Daftar penawaran harga dari PT. Tri Jaya tersebut kemudian
dievaluasi kepada Site Manager untuk diperiksa apakah pemesanan
barang/material telah sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan telah
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, selajutnya hasil pemeriksaan
oleh Site Manager tersebut akan diserahkan kepada Project Manager
untuk diotorisasi yang kemudian akan dibuatkan Purchase Order (PO).
Purchase Order yang dikeluarkan oleh Project Manager dapat dilihat
pada lampiran.
Dalam prosedur yang dijalankan pada Proyek Pabrik Kelapa Sawit
ini ditemukan adanya perbedaan dengan ketentuan/prosedur perusahaan
pusat pada PT. XYZ. Yaitu pada prosedur poin 5.15.2 (lampiran 18)
yang menuliskan bahwa proses pengadaan barang untuk nilai Pengadaan
sampai dengan Rp. 100 juta harus dilakukan oleh Purchase Procurement
proyek, dan disetujui oleh Project Manager dan Head of Procurement.
Dimana, pada Proyek Pabrik Kelapa Sawit proses Pengadaan
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
76
Barang/Supplier dilakukan oleh Tim Site Manager dan disetujui oleh
Project Manager. Hal ini merupakan salah satu kelemahan yang terjadi
pada proses yang dijalankan oleh Proyek Pabrik Kelapa Sawit, karena
tidak diterapkannya ketentuan yang telah dibuat oleh Perusahaan Pusat,
dan tidak adanya prosedur dan dokumen khusus/memo yang menunjukan
bahwa Site Manager mempunyai wewenang dalam melakukan pemilihan
Supplier untuk melakukan Pengadaan Barang.
3. Barang hanya diperiksa dan diterima penerimaan jika fungsi ini telah
menerima tembusan order pembelian dari fungsi pembelian. Dalam
prosedur yang telah dibuat oleh PT. XYZ dan dalam transaksi yang
terjadi, barang diterima oleh Divisi Logistik, sedangkan yang memeriksa
barang yang dikirim oleh supplier tersebut adalah Divisi Engineering.
Dalam penerimaan barang, Divisi Logistik akan menerima jika
sebelumnya telah dikeluarkan Purchase Order (PO) yang telah diotorisasi
oleh Project Manager. Hal tersebut menandakan bahwa perusahaan
memang benar memesan barang kepada supplier tersebut.
4. Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan barang yang diterima dari
supplier dengan cara menghitung dan menginspeksi barang tersebut dan
membandingkan dengan tebusan surat order pembelian. Pada PT. XYZ,
terdapat dua rangkap Purchase Order (PO), dapat dilihat pada Lampiran
9 dan 10, yang akan diserahkan kepada Divisi Logistik dan diberikan
pada Supplier, gunanya agar Divisi Logistik dapat memeriksa barang
yang dikirim oleh supplier dengan PO yang ada. Divisi Logistik juga akan
memeriksa kelengkapan dokumen yang dibawa oleh supplier yaitu adanya
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
77
Purchase Order (PO) dan Surat Jalan yang harus dilampirkan sebagai
dasar pembuatan Berita Acara yang akan dibuat apabila dokumen-
dokumen telah lengkap dan sesuai.
5. Terdapat pengecekan harga surat pembelian dan ketelitian perkalian
dalam faktur dari supplier sebelum faktur tersebut diproses untuk di
bayar. Terdapat dua jenis pengecekan barang yang dilakukan pada saat
barang dikirim ke proyek, yaitu pengecekan yang dilakukan oleh Divisi
Engineering adalah pengecekan kualitas barang yang diterima dan
jumlahnya, apakah sesuai dengan Purchase Order (PO) yang dikeluarkan
oleh Project Manager. Dan yang kedua adalah pengecekan harga, yang
diperiksa oleh Divisi Keuangan dan Cost Control dengan melihat
ketelitian perkalian dan penjumlahan yang tercantum pada dokumen
(faktur) yang diterima dari supplier. Jika pada dokumen telah benar
perkalian dan jumlahnya, maka Divisi Keuangan dapat mengeluarkan
Bukti Kas Keluar sebagai bukti pembayaran kepada Supplier.
6. Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu utang secara periodik di
rekonsiliasi dengan rekening control utang dalam buku besar. Dapat
dilihat pada Lampiran 17, PT. XYZ membuat catatan hutang berupa
Rekapitulasi Hutang Supplier yang berisi catatan hutang yang belum
dibayar oleh perusahaan atas barang/material yang telah dibeli kepada
supplier yang bersangkutan, dan secara periodik Rekapitulasi Hutang
Supplier Tersebut di rekonsiliasi dengan rekening control hutang dalam
buku besar.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
78
7. Pembayaran faktur dilakukan sesuai dengan syarat pembayaran guna
mencegah hilangnya kesempatan untuk memperoleh potongan tunai.
Dalam contoh pembelian dengan nomor PO ME/PKS-PLG/220/1-2011,
Purchase Order (PO) dikeluarkan pada tanggal 5 Januari 2011, dan pada
Nota Pembayaran tertera bahwa jatuh tempo pembayaran tanggal 18
Februari 2011, namun pembayaran untuk pembelian kepada PT. Tri Jaya
baru dapat dilakukan pada tanggal 21 Maret 2011 karena kondisi yang
tidak dapat disebutkan. Hal ini membuat PT. XYZ tidak memenuhi
kewajibannya dalam jangka waktu yang telah ditentukan sehingga
perusahaan tidak dapat memperoleh potongan tunai dari supplier dan
menyebabkan perusahaan tidak dapat menghemat kekayaan.
8. Bukti kas keluar beserta pendukunganya di cap “lunas” oleh fungsi
pengeluaran kas setelah cek dikirimkan ke supplier. Pada Bukti Kas
Keluar yang dikeluarkan oleh Divisi Keuangan PT. XYZ, ditandatangani
oleh Project Manager dan terdapat tanda terima dari Supplier berupa
tanda tangan dan cap dari perusahaan Supplier yang dalam contoh kali ini,
supplier tersebut adalah PT. Tri Jaya. Namun tidak terdapat cap “lunas”
dari PT. XYZ karena Bukti Kas Keluar hanya dikeluarkan jika perusahaan
telah melunasi hutangnya, artinya bukti tersebut telah merupakan bukti
bahwa perusahaan telah melunasi hutang atas pembelian/pengadaan
barang yang dilakukannya.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
79
4.2.2.2 Analisis Sistem Pengendalian Internal Pada Sistem Pengeluaran Kas
Pengendalian internal kas keluar pada perusahaan jasa konstruksi
Sistem pengendalian internal yang baik dalam sistem kasnya juga
mensyaratkan agar dilibatkannya pihak luar (bank) ikut serta dalam mengawasi
kas perusahaan. Hal tersebut dimaksudkan agar ada pencatatan dari pihak luar
selain pencatatan oleh perusahaan. Agar tidak terjadinya penggelapan atau
penyalahgunaan dana kas keluar dari perusahaan, maka digunakan beberapa
prosedur pengendalian internal. Beberapa prosedur pengendalian internal adalah
sebagai berikut:
a. Semua pengeluaran kas dilakukan dengan cek. Pengendalian Internal
ini dilakukan oleh PT. XYZ, yaitu dengan mengeluarkan kas dengan
penggunaan cek perusahaan agar dapat tercatat dengan baik.
b. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan melalui cek dilakukan
melalui dana kas kecil yang diselenggarakan dengan imprest system.
PT. XYZ memakai sistem imprest dalam penerapan metode kas
kecilnya, artinya saldo kas kecil yang ada akan dibuat selalu sama
besarnya (jumlahnya), dan mekanisme pengisian kembali adalah
berdasarkan expenditure yang direimburse, sehingga saldo Kas Kecil
Proyek akan tetap sama.
c. Penulisan cek dilakukan bila didukung oleh bukti-bukti yang lengkap
dan authentic atau dengan kata lain menggunakan sistem voucher.
Bukti Kas Keluar hanya dikeluarkan apabila Divisi Keuangan telah
memeriksa dokumen-dokumen yang terkait dengan transaksi
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
80
pembelian, dan dokumen tersebut telah lengkap dan sesuai dengan
syarat yang telah ditentukan. Misalnya kelengkapan Faktur
Pembelian, penandatanganan atau pengotorisasian dari setiap faktur
dan invoice, mulai dari Purchace Order (PO) yang dikeluarkan
sampai dengan Nota Pembayaran yang digunakan oleh Supplier untuk
menerima tebusan pembayaran telah ditanda-tangani oleh yang
bersangkutan. Hal tersebut menandakan telah diadakan pemeriksaan
pada dokumen-dokumen tersebut dengan adanya tanda tangan oleh
pihak yang mempunyai wewenang.
d. Dipisahkan antara orang-orang yang mengumpulkan bukti-bukti
pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek dan yang
mencatat pengeluaran kas. Dalam hal ini, orang yang bertugas untuk
mengumpulkan bukti pengeluaran kas, yang menulis cek, dan yang
mencatat pengeluaran kas adalah dari Divisi Keuangan yang tentunya
merupakan orang yang berbeda-beda. Sedangkan yang
menandatangani cek pengeluaran kas adalah Project Manajer.
e. Diadakan pemeriksaan internal dengan jangka waktu yang tidak tentu.
Dalam hal ini, PT. XYZ melakukan pemeriksaan internal dengan cara
pemeriksaan secara berkala yang dilakukan setahun sekali.
Pemeriksaan tersebut dinamakan stock opname, yaitu
membandingkan dokumen yang terkait dengan kas keluar, dengan
pencatatan yang dilakukan oleh Divisi Keuangan proyek, lalu akan
dibandingkan dengan kas yang ada pada bank.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
81
f. Diharuskan membuat laporan kas harian. Proyek diharuskan untuk
membuat laporan kas secara harian, namun laporan yg disampaikan
tidak secara harian, hal tersebut bergantung pada saat posisi kas akan
diisi kembali oleh kantor pusat.
4.2.3 Analisis Kelemahan Pada Sistem Pengendalian Internal PT. XYZ
Dalam analisa yang telah dilakukan oleh Penulis, terdapat beberapa
kelemahan yang terjadi pada pengendalian internal yang dilakukan oleh PT.
XYZ, diantaranya adalah:
1) Dalam teori yang ada, dijelaskan bahwa fungsi penerimaan harus terpisah
dari fungsi penyimpanan barang. Pada PT. XYZ khususnya pada Proyek
Pabrik Kelapa Sawit yang dikerjakan, fungsi penerimaan dan
penyimpanan dilakukan oleh satu divisi, yaitu Divisi Logistik. Walaupun
terdapat perbedaan orang dalam menerima dan menyimpan, tetapi
beberapa orang tersebut masih dalam satu divisi, yaitu Divisi Logistik.
Hal ini dapat memungkinkan terjadinya kecurangan dalam penyimpanan
barang, misalnya terdapat barang/material yang dengan sengaja tidak
dicatat walaupun sudah diterima.
2) Dalam contoh kasus pembelian/pengadaan barang yang dilakukan oleh
PT. XYZ pada Proyek Pabrik Kelapa Sawit nya, pemilihan Supplier
dilakukan oleh Tim Site Manager. Hal ini berbeda dengan
ketentuan/prosedur yang telah dibuat oleh Perusahaan Pusat yang
menentukan bahwa pemilihan Supplier atas Pengadaan Barang harus
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
82
dilakukan oleh Purchaser Procurement Proyek. Kewenangan yang
diberikan oleh Tim Site Manager dalam memilih Supplier tersebut, tidak
didukung oleh prosedur khusus atau memo. Hal ini memungkinkan
terjadinya kecurangan karena Tim Site Manager tidak mempunyai
kapasitas/kemampuan untuk menilai supplier/supplier yang telah dipilih
oleh Divisi Procurement, dan dugaan korupsi dapat terjadi karena adanya
penyalahgunaan wewenang/konflik kepentingan (conflict of interest).
Selanjutnya, terdapat dokumen Berita Acara yang tidak diotorisasi oleh
pihak yang berwenang, yaitu dalam prosedur yang ada, Site Manager
harus menandatangani dokumen tersebut untuk menunjukkan bahwa telah
dilakukannya pengesahan atas pemeriksaan barang yang dilakukan oleh
Divisi Logistik. Hal ini menunjukkan lemahnya Sistem Pengendalian
Internal pada proses penerimaan barang, dan terdapat kemungkinan
terjadinya kecurangan atas proses penerimaan barang tersebut.
3) Teori yang ada menjelaskan bahwa surat permintaan pembelian atau
Purchase Order (PO) diotorisasi oleh fungi gudang untuk barang yang
disimpan dalam gudang atau oleh kepala fungsi pemakai barang yang
langsung pakai. Dalam Proyek Pabrik Kelapa Sawit, surat pesanan atau
Purchase Order (PO) ditandatangani oleh Project Manager, bukan oleh
fungsi gudang. Namun sebenarnya, hal ini bukanlah suatu yang dapat
menjadi kelemahan dari perusahaan, karena Project Manager mempunyai
kewenangan untuk melakukan otorisasi terhadap kegiatan
pembelian/pengadaan barang suatu proyek, seperti yang ada pada
prosedurnya.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
83
4) Pada contoh yang dikemukakan oleh Penulis, pembelian dilakukan pada
tanggal 5 Januari 2011 yang jatuh tempo pembayarannya tanggal 18
Februari 2011. Namun yang terjadi adalah, pembayaran yang dilakukan
oleh PT. XYZ dilakukan pada tanggal 21 Maret 2011. Walaupun dalam
contoh kali ini Supplier tidak melakukan klaim, namun pada hasil
wawancara yang dilakukan Penulis, jika terjadi keterlambatan
pembayaran atas pembelian/pengadaan barang, Supplier dapat
mengajukan klaim yang artinya PT. XYZ dituntut untuk membayar pokok
beserta bunga dari Bank (biasanya keterlambatan per bulan dikenakan
2%). Hal ini menunjukkan kurangnya Sistem Pengendalian Internal yang
baik pada PT. XYZ karena hilangnya kesempatan bagi perusahaan untuk
dapat menghemat kekayaan perusahaan jika pembayaran dilakukan pada
saat jatuh tempo.
5) Tidak dilakukannya Surprise Audit oleh PT. XYZ atas proyek-proyek
yang dikerjakan. Hal ini tentunya menjadi kelemahan karena adanya
kemungkinan bahwa laporan yang dibuat oleh proyek merupakan laporan
yang bukan apa adanya, sehingga tidak mencerminkan ciri-ciri laporan
keuangan yang baik.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
84
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukannya analisa tentang Sistem Pengendalian Internal atas
sistem pembelian dan pengeluaran kas PT. XYZ pada Proyek Pabrik Kelapa
Sawit, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Prosedur Pembelian dan Pengeluaran Kas PT. XYZ pada Proyek Pabrik
Kelapa Sawit telah dilakukan dengan baik. Artinya, proses
pembelian/pengadaan barang dan pengeluaran kas yang terjadi pada PT.
XYZ telah berjalan sesuai dengan prosedur yang ada.
2. Sistem Pengendalian Internal atas sistem pembelian dan pengeluaran kas
PT. XYZ telah berjalan sesuai dengan teori yang ada, namun masih
terdapat beberapa kelemahan karena terdapat beberapa prosedur yang
tidak sesuai dengan teori tentang Sistem Pengendalian Internal, pada
prosedur pembelian/pengadaan barang, dari 19 unsur SPI yang dianalisa,
masih terdapat 4 unsur yang tidak sesuai dengan teori, artinya masih
terdapat kelemahan sebesar 21% yang terjadi pada perusahaan.
Sedangkan pada prosedur pengeluaran kas, dari 6 unsur SPI yang
dianalisa, masih terdapat 1 unsur yang tidak sesuai dengan teori, aritanya
masih terdapat kelemahan sebesar 17% pada perusahaan.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
85
3. Dalam analisa yang telah dilakukan oleh Penulis, terdapat beberapa
kelemahan yang terjadi pada pengendalian internal yang dilakukan oleh
PT. XYZ, diantaranya adalah:
1) Fungsi penerimaan dan fungsi penyimpanan pada PT. XYZ
khususnya pada Proyek Pabrik Kelapa Sawit dilakukan oleh satu
divisi, yaitu Divisi Logistik.
2) Tidak adanya pengendalian yang dilakukan oleh Site Manager,
ditunjukkan dengan tidak diotorisasinya dokumen Berita Acara,
dimana seharusnya Site Manager melakukan penandatangan untuk
menunjukkan bahwa telah dilakukan pemeriksaan atas penerimaan
barang oleh Divisi Logistik.
3) Terdapat perbedaan antara teori dengan proses yang terjadi pada PT.
XYZ. Teori yang ada menjelaskan bahwa surat permintaan
pembelian atau Purchase Order (PO) diotorisasi oleh fungi gudang
untuk barang yang disimpan dalam gudang atau oleh kepala fungsi
pemakai barang yang langsung pakai. Dalam Proyek Pabrik Kelapa
Sawit, surat pesanan atau Purchase Order (PO) ditandatangani oleh
Project Manager, bukan oleh fungsi gudang.
4) Terdapat keterlambatan pembayaran atas pembelian/pengadaan
barang. Hal ini membuat perusahaan tidak dapat memperoleh
potongan tunai dari Supplier.
5) Tidak adanya pemeriksaan internal dalam jangka waktu yang tidak
tertentu, atau yang biasa disebut dengan Surprise Audit.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
86
5.2 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian yang dilakukan penulis, terdapat beberapa keterbatasan
penelitian, yaitu:
1. Penulis hanya meneliti pada contoh Kasus Proyek Pabrik Kelapa Sawit,
yaitu transaksi pembelian/pengadaan barang dengan PT. Tri Jaya sampai
dengan pengeluaran kas yang dilakukan oleh PT. XYZ.
2. Dalam Proyek Pabrik Kelapa Sawit yang diteliti, tidak terdapat prosedur
tertulis untuk menganalisa Sistem Pengendalian Internal dari transaksi
pembelian/pengadaan barang dan pengeluaran kas. Hal tersebut
merupakan suatu keterbatasan dalam penelitian ini, dimana idealnya
untuk menganalisa sesuai dengan teori Sistem Pengendalian Internal
yang ada, harus dihubungkan dengan prosedur proyek.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah dianalisa, maka Penulis
memberikan beberapa saran yang dapat berguna bagi perusahaan dan pihak lain
yang memiliki kepentingan antara lain:
1. Sebaiknya Fungsi Penerimaan harus terpisah dengan Fungsi Penyimpanan
barang. Karena Fungsi Penerimaan lebih baik dilakukan oleh Divisi
Procurement dimana divisi tersebut yang melakukan pembelian dan lebih
mengetahui tentang rincian material yang dipesan. Sedangkan Fungsi
Penyimpanan sebaiknya dilakukan oleh Divisi Logistik yang bertugas
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
87
untuk menyimpan, menyalurkan, dan memelihara material yang telah
dikirim ke proyek.
2. Dalam pelaksanaan prosedur yang telah dijalani, sebaiknya terdapat
pemeriksaan kembali atas dokumen-dokumen yang dikeluarkan. Seperti
pemeriksaan apakah dokumen tersebut telah diotorisasi yang
menunjukkan bahwa pada kegiatan sebelumnya telah dilakukan
pemeriksaan.
3. Bukti Kas Keluar yang dikeluarkan oleh Divisi Administrasi dan
Keuangan sebaiknya diotorisasi oleh fungsi akuntansi atau divisi yang
mengeluarkan dokumen tersebut. Hal ini mencegah adanya fungsi ganda
yang dijalankan oleh Project Manager dalam proses pengadaan barang
dan pengeluaran kas, dimana proses tersebut merupakan kegiatan yang
berhubungan satu sama lain.
4. Perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan jatuh tempo pembayaran atas
pemesanan barang yang dilakukan, untuk menghindari adanya klaim yang
dijatuhkan dari Supplier kepada perusahaan apabila terjadi keterlambatan
pembayaran. Dengan begitu, perusahaan akan lebih menghemat kekayaan.
5. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan internal dalam jangka waktu yang tidak
tertentu (surprise audit) sehingga laporan keuangan dapat terbukti
keasliannya.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
DAFTAR PUSTAKA
Andi, Kiagus. 2002. Pengaruh Frekwensi dan Jenis Informasi Akuntansi TerhadapKeberhasilan Perusahaan Jasa Konstruksi Klasifikasi A di Sumatera Selatan.Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Volume 4 No 1.
Arens, Alvin A, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. 2008. Auditing dan JasaAssurance, Pendekatan Terintegritasi Jilid 1, Edisi Keduabelas. Jakarta: Erlangga.
Hall, 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Ketiga, Terjemahan Amir Abadi Yusuf,Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi. 2009. Auditing. Edisi ke-6. Yogyakarta: PT Salemba Empat.
Mulyadi, 2006, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Yogyakarta : Salemba Empat.
Prabowo, Faisal. 2008. Pengaruh Intensitas Persaingan Pasar, Strategi DanKetidakpastian Lingkungan yang Dirasakan Terhadap Penggunaan InformasiSistem Akuntansi Manajemen Dan Kinerja Unit Bisnis. Skripsi. FakultasEkonomi Universitas Diponegoro. Semarang.
Prianthara, Ida Bagus. 2010. Sistem Akuntansi Perusahaan Jasa Konstruksi. CetakanPertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Romney, Paul John Steinbart, 2009. Accounting Information System, Ninth Edition,Prentice Hall
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis Buku 1 Edisi 4. Jakarta:Salemba Empat.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banking School. 2010. Pedoman dan TeknikPenyusunan Skripsi. Edisi II. Jakarta.
Soemardi, Biemo. 2008. Peningkatan Daya Saing Konstruksi Nasional Melalui InovasiKonstruksi. From :http://www.ftsl.itb.ac.id/kk/manajemen_dan_rekayasa_konstruksi/wp-content/uploads/2008/06/peningkatan-daya-saing.pdf
Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
Lampiran : 1 STRUKTUR ORGANISASI (sumber : PT. XYZ)
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
Lampiran : 2PROSEDUR PENGADAAN BARANG
PROSES PENGADAAN BARANG
CUSTOM CLEARANCECustom Clearance Staff
PRA SELEKSI(Bidder Selection)
(PLS-Supplier)Eng, Finance, QC&FSHE, Pengadaan
SELEKSI TEKNIK&KOMERSIAL(Tech&Comm Evaluation)
(PLS-Request for Quotation)Eng, Finance, QC&FSHE, Pengadaan, Konstruksi
SELEKSI FINAL(Negotiation & Approval)
Komite Pengadaan
PO(Contract)
(PLS-Purchase Order)Buyer
TRANSPORT KE SITETraffic Staff / Procurement Project
Material on Site
PROSESPURCHASING
PROSESTRAFFIC
PROSESEXPEDITING
PENGIRIMAN KE CIF JAKARTATraffic Staff / Procurement Project
MONITORING & EXPEDITINGExpeditor & Project Engineer
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
Lampiran : 3PROSEDUR PENGADAAN BARANG
SELEKSI TEKNIK & KOMERSIAL
ENGINEERING PROCUREMENT CONSTRUCTION/PROYEK
MTO, DATA SHEET &TP&G
Engineering
PLS-PurchaseRequisition
Project Manager
Recv’d SupplierQuotation
Supplier
Tech’Evaluation
Engineering
Commrc’lEvaluationPurchaser
Commercial BidTabulation
Purchaser
PLS- Request forQuotation
Purchaser
Tech & Comm ClarificationEngineering, Purchaser
Y
T
STOP
YT
STOP
PLS - Request ForQuotation
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
Lampiran : 4PROSEDUR PENGADAAN BARANG
SELEKSI FINAL
Y
Commercial BidTabulation
Purchaser
Seleksi FinalKomite Pengadaan
T
GUGURGUGUR
Surat KeputusanPemenang
SuratPemberitahuan
Y
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
Lampiran : 5PROSEDUR PENGADAAN BARANG
MONITORING & EXPEDITINGPENGADAAN BARANG
ENGINEERING PROCUREMENT KONSTRUKSI QC/FSHE
Kick of Meeting
Monitoring and Expediting&
Reporting
Potensi terjadiketerlambatan
Investigasi, Usulan perbaikan, Take Action
Koordinasi thd perubahan Desain, Approval, Schedule & Delivery
Delivery
N
SPB / SPJB
Fabrikasi/Inspeksi
Complete
Y
T
Y
T
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
Lampiran : 6PROSEDUR PENGADAAN BARANG
ENGINEERING
Mulai
MembuatDaftar
Pesanan
Daftar Pesanan
1
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
Lampiran : 7PROSEDUR PENGADAAN BARANG
PROCUREMENT
Daftar Pesanan
MencariSupplier
Supplier
DaftarPenawaran
PenilaianSupplier
Keputusan
Ya
Tidak
PembuatanPO
PO
Supplier
1
2
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
Lampiran : 8PROSEDUR PENGADAAN BARANG
LOGISTIK
PO
Supplier
KirimBarang
Surat Jalan
PO
PemeriksaanBarang
Disahkano/ Site
Manager
Berita AcaraSupplier
DivisiProcurement
NotaPembayaran
2
3Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
Lampiran : 9PROSEDUR PENGADAAN BARANG
KEUANGAN
NotaPembayaran
Supplier
PO
Keuangan
Pengesahano/ Divisi
Cost Control
PemeriksaanDokumen
Keputusan
Diterimao/ Kasir
Pelunasan
Selesai
Ya
Tidak
Surat JalanInvoice
3
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
Lampiran : 10DOKUMEN PENGADAAN BARANG & PENGELUARAN KAS
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
Lampiran : 11DOKUMEN PENGADAAN BARANG & PENGELUARAN KAS
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
Lampiran : 12DOKUMEN PENGADAAN BARANG & PENGELUARAN KAS
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
Lampiran : 13DOKUMEN PENGADAAN BARANG & PENGELUARAN KAS
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
Lampiran : 14DOKUMEN PENGADAAN BARANG & PENGELUARAN KAS
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
Lampiran : 15DOKUMEN PENGADAAN BARANG & PENGELUARAN KAS
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
Lampiran : 16DOKUMEN PENGADAAN BARANG & PENGELUARAN KAS
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
DIBUAT DIPERIKSA DISETUJUI
Tgl : 16 Juni 2009
Abdhel RamadhianMgr. Procurement
Tgl : 22 Juni 2009
SumadionoKetua Komite
Tgl : 26 Juni 2009
Said BadarDirektur Operasi
Tgl : 1 Juli 2009
Herry WinarnoDirektur Utama
STATUS DOKUMEN
Copy : ________
Tgl : __________
Copy : ________
Tgl : ________
Copy : ________
Tgl :_________
Copy : _______
Tgl : _______
Dokumen ini dinyatakan sah dan terkendali apabila telah dibubuhi cap “ INDUK “ atau “TERKENDALI “ yang asli. Bagi para pengguna dokumen yang “ TIDAK TERKENDALI “disarankan untuk senantiasa melakukan pengecekan terhadap dokumen terkendali yangdisimpan pada Petugas Pengendali Dokumen, guna memastikan dan meyakinkankeabsahan dari isi dokumen tersebut.
KRONOLOGIS DOKUMENNo. REVISI TGL.PENGESAHAN TGL.BERLAKU PEMBUAT
1234
00010203
13 Nopember 200602 Juni 200802 Februari 2009
13 Nopember 200602 Juni 200802 Februari 2009
Sri WiratnoAbdhel RamadhianAbdhel Ramadhian
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
1. Ruang Lingkup
1.1. Prosedur ini mengatur proses pengadaan Barang dan Subkontraktor Proyekmulai dari tahap permintaan penawaran dari Pemasok dan Subkontraktorsampai dengan pemilihan dan penyerahan akhir barang / jasa kepadaPelanggan baik yang dilakukan dengan proses manual maupunmenggunakan Perangkat Lunak Sistem (PLS).
1.2. Ruang lingkup prosedur ini meliputi seperti terlihat pada lampiran 8.1:1.2.1. Proses Pembelian (Purchasing) yang terdiri dari proses:
1.2.1.1. Praseleksi Pemasok / Subkontraktor(Vendor / Bidder Selection),
1.2.1.2. Permintaan Penawaran Harga(RFQ / Request for Quotation),
1.2.1.3. Evaluasi / Klarifikasi Teknis & Komersial(Technical & Commercial Evaluation & Clarification),
1.2.1.4. Rekomendasi&persetujuan penunjukan Pemasok /Subkontraktor(Vendor / Bidder Recommendation and Approval),
1.2.1.5. Penerbitan Order / Kontrak(Order Placement)
1.2.2. Proses Monitoring & Expediting1.2.3. Proses Pengiriman (Traffic) untuk pengadaan barang.
2. Tujuan / Sasaran
2.1. Menjamin kualitas barang Proyek memenuhi persyaratan yang ditetapkanoleh Pelanggan, serta kode / standar yang disyaratkan oleh PeraturanPemerintah dalam aspek Mutu, K3 dan Lindungan Lingkungan.
2.2. Menjamin kualitas pekerjaan yang disubkontrakkan memenuhi persyaratanyang ditetapkan oleh Pelanggan, serta kode / standar yang digunakan danperaturan pemerintah. Peraturan Pemerintah dalam aspek Mutu, K3 danLindungan Lingkungan.
2.3. Pengelompokkan barang dan jasa yang serupa jika diperlukan dibeberapaproyek berjalan, terkait dengan optimasi harga dan efisiensi pengadaan.
3. Definisi
3.1. Perusahaan adalah PT. XYZ.3.2. Pelanggan (Client) adalah Pemilik Proyek (Owner) atau Pihak Ketiga yang
bertindak untuk dan atas nama Pemilik Proyek.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
3.3. Pemasok (Supplier) adalah Badan Usaha / Perorangan yang menyediakanproduk melalui sumber daya material.
3.4. Subkontraktor adalah Badan Usaha / Perorangan yang menghasilkan jasamelalui sumber daya material dan jasa.
3.5. Proyek adalah Fasilitas / Sistem yang akan dibangun oleh Perusahaanberdasarkan Kontrak Kerja (Contract Agreement) antara Perusahaan denganPelanggan.
3.6. Perangkat Lunak Sistem adalah sistim aplikasi software untuk pencatatandan pengolahan data secara terintegrasi untuk proses bisnis Perusahaan.
3.7. Project Execution Plan (PEP) adalah dokumen yang mencakup segala halmengenai rencana pelaksanaan proyek dan didalamnya terdapat rencanapengadaan Barang dan Subkontraktor (Procurement Plan).
3.8. Purchase Requisition adalah Surat Permintaan Pengadaan Barang dariProyek / User kepada Divisi Pengadaan (Procurement) untuk diprosespengadaannya.
3.9. Purchaser adalah staff divisi Procurement yang ditugaskan untuk melakukanproses pembelian (purchasing).
3.10. Komite Pengadaan adalah unit organisasi task force yang dibentuk untukmengambil keputusan mengenai harga penawaran Supplier / Subkontraktor.
3.11. Barang Proyek adalah material dan / atau peralatan yang merupakan bagian/ komponen tetap dari fasilitas / sistem yang dibangun pada Proyek yangdikerjakan oleh Perusahaan.
3.12. Praseleksi (Vendor / Bidder Selection) adalah seleksi calon Pemasok ataucalon Subkontraktor (untuk dimasukkan kedalam Daftar Induk Pemasok (DIP)atau Daftar Induk Subkontraktor (DIS) atau Database yang disimpan dalamPerangkat Lunak Sistem.
3.13. Seleksi Teknik & Komersial adalah seleksi secara teknik maupun hargayang ditawarkan oleh Pemasok / Subkontraktor yang diseleksi dari DaftarInduk Pemasok (DIP) atau Daftar Induk Subkontraktor (DIS). Termasuk didalam proses ini adalah penilaian kemampuan dalam aspek mutu,keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan.
3.14. Seleksi Final adalah seleksi terakhir yang meliputi proses negosiasi danapproval oleh Komite Pengadaan untuk menentukan pemenang dalampemilihan Pemasok atau Subkontraktor.
3.15. Monitoring & Expediting adalah proses pemantauan Pemasok /Subkontraktor selama proses pengadaan barang/jasa sejak Kick of Meetingdengan Pemasok / Subkontraktor dan akan diatur dalam IK Expediting No.ME/KOM/IK.022.
3.16. Shipping & Traffic adalah proses perencanaan, pelaksanaan danpemantauan lalu lintas pengiriman Material & Peralatan mulai dari tempatpemuatan barang (loading point) di dalam maupun luar negeri sampai di
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
lokasi proyek sesuai dengan jadwal termasuk pengurusan CustomClearance untuk material impor dan akan diatur dalam IK Shipping & TrafficNo. ME/KOM/IK.023.
3.17. Daftar Induk Pemasok (DIP) adalah daftar yang memuat nama-namaPemasok yang telah lulus praseleksi oleh Perusahaan.
3.18. Daftar Induk Subkontraktor (DIS) adalah daftar yang memuat nama-namaSubkontraktor yang telah lulus praseleksi oleh Perusahaan.
3.19. Daftar Kebutuhan Barang Proyek (Project Requisition / Demand) adalahdaftar yang memuat data-data (jenis, jumlah, dan spesifikasi) dari Materialproyek yang akan digunakan untuk proyek termaksud.
3.20. Surat Perjanjian Kerja (SPK) dan atau Surat Perjanjian Pemborongan(SPK) adalah Bukti Perjanjian Kerja antara Perusahaan denganSubkontraktor.
3.21. Surat Pesanan (Purchase Order / PO) dan atau Surat Perjanjian Jual Beliadalah bukti pemesanan material proyek dari Perusahaan kepada Pemasok.
3.22. LOI (Letter Of Intent) / MOU (Memorandum Of Understanding) adalahsuatu ikatan antara Perusahaan dan Pemasok (Supplier) sebelum POdikeluarkan.
4. Wacana
4.1. ISO 9001:2008 klausul 7.4.4.2. OHSAS 18001:2007 klausul 4.4.6.4.3. ISO 14001:2004 klausul 4.4.6
5. Ketentuan Umum
5.1. Proses Pengadaan Barang dan Subkontraktor harus menggunakan prinsip-prinsip efektifitas, efisiensi serta mengutamakan kepentingan Perusahaansecara keseluruhan. Calon pemasok yang diikutsertakan dalam prosespengadaan barang dan jasa paling sedikit 3 peserta (Three Price QuotationPolicy), kecuali pada kondisi tertentu yang tidak memungkinkan denganpersetujuan Direktur Operasi.
5.2. Sebelum mengeksekusi, proyek harus menyusun Project Execution Plan,diantaranya memuat Perencanaan Pengadaan Barang dan Subkontraktoratau Materials Requirement Planning (MRP).
5.3. Berdasarkan MRP tersebut, MTO dan Specification dari Engineering,Procurement Coordinator proyek harus membuat Purchase Requisitiondalam Perangkat Lunak Sistem yang disetujui oleh Project Manager. Dankemudian dapat digunakan oleh Purchaser di Procurement Pusat atauprocurement proyek untuk memproses Permintaan Penawaran Harga (RFQ).
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
5.4. Proses Pembelian / Purchasing, dapat dikerjakan setelah menerimaPurchase Requisition dari User / Proyek. Kemudian diikuti dengan prosesSeleksi calon Pemasok (Appproved Vendor / Bidder List), ProsesPermintaan Penawaran Harga (RFQ), Evaluasi / Klarifikasi Teknis &Komersial (Evaluation & Clarification), Proses Rekomendasi & PersetujuanPenunjukan Pemasok (Recommendation & Approval), dan ProsesPenerbitan Kontrak (Order Placement). sesuai dengan diagram padalampiran 8.1.
5.5. Tahap Subcontracting dapat dikerjakan setelah menerima SubcontractBidding Requisition dari User / Proyek. Kemudian diikuti dengan prosesSeleksi calon Subkontraktor (Approved Subcontractor List), ProsesPenawaran Harga (Bidding), Evaluasi / Klarifikasi Teknis & Komersial(Evaluation & Clarification), Proses Negosiasi & persetujuan penunjukanSubkontraktor (Negotiation & Approval), dan Proses penerbitan Kontrak /Order Placement sesuai dengan diagram pada lampiran 8.2.
5.6. Semua Perjanjian Kerjasama baik dalam hal pengadaan barang(procurement) maupun jasa (subcontracting) harus dibuatkan kontraknyatanpa terkecuali.
5.7. Proses Praseleksi calon Pemasok disiapkan secara manual oleh Purchaser,di review secara manual oleh Head of Procurement, Project Manager dandibantu oleh Head of Engineering serta Head of QC/FSHE dan diprosessesuai lampiran 8.3.Proses evaluasi calon Pemasok dengan menggunakan kriteria pemilihansesuai dengan formulir lampiran 8.9.Hasil praseleksi calon Pemasok dimasukkan kedalam Perangkat LunakSistem (PLS) dan menghasilkan Daftar Induk Pemasok (DIP) sesuai denganlampiran 8.11.
5.8. Proses Praseleksi calon Subkontraktor disiapkan secara manual olehPurchaser, di review secara manual oleh oleh Head of Procurement, ProjectManager dan dibantu oleh Head of Engineering dan Head of QC/FSHE dandiproses sesuai lampiran 8.4.Proses evaluasi calon Subkontraktor dengan menggunakan kriteria pemilihansesuai formulir lampiran 8.10.Hasil praseleksi calon Pemasok dimasukkan kedalam Perangkat LunakSistem dan menghasilkan Daftar Induk Subkontraktor (DIS) sesuai denganlampiran 8.12.
5.9. Daftar Induk Pemasok (DIP) dan Daftar Induk Subkontraktor (DIS) harusdirevisi, sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
5.10. Daftar Induk Pemasok (DIP) dan Daftar Induk Subkontraktor (DIS) KantorPusat harus didistribusikan kepada setiap Proyek.
5.11. Proses dari MTO Engineering, Purchase Requisition, RFQ dan Evaluasi/Klarifikasi Teknis & Komersial dilaksanakan sesuai dengan diagram padalampiran 8.5.
5.12. Evaluasi Teknis penawaran Pemasok dilakukan oleh Engineering dibantuoleh QC/FSHE & Project Manager dan harus didasarkan pada materi sesuaicontoh lampiran 8.13.
5.13. Evaluasi Komersial penawaran Subkontraktor dilakukan oleh Procurement,Finance & Project Manager dan harus didasarkan pada materi sesuai contohlampiran 8.14.
5.14. Proses Seleksi Final terhadap calon Pemasok dan Subkontraktor dilakukanoleh Komite Pengadaan dan harus dilaksanakan sesuai dengan lampiran8.6.
5.15. Proses Pengadaan Barang dan Subkontraktor diatur berdasarkan nilai :5.15.1. Untuk nilai Pengadaan diatas Rp.100 juta :
5.15.1.1. Pengadaan dilakukan oleh Purchaser Procurement Pusat.5.15.1.2. Persetujuan terhadap pengadaan dilakukan oleh Komite
Pengadaan.5.15.1.3. Komponen didalam unit kerja Komite Pengadaan
sebagaimana terurai didalam butir 6.7.1 dan 6.7.2.
5.15.2. Untuk nilai Pengadaan sampai dengan Rp. 100 juta :5.15.2.1. Pengadaan dilakukan oleh Purchaser Procurement
Proyek.5.15.2.2. Persetujuan terhadap Pengadaan dilakukan oleh Project
Manager dan Head of Procurement.5.15.2.3. Komponen di dalam unit kerja Pengadaan adalah
sebagaimana terurai didalam butir 6.8.1.
5.16. Daftar Otorisasi setiap tahap dalam proses pengadaan barang dansubkontraktor di Kantor Pusat adalah sebagai berikut:
No. Documents Di buat Review Approved
1. Material RequirementPlanning / PurchaseRequisition (MRP/PR )
Engineer/User
Project Control Head ofengineering /Project Manager
2. App. Bidder List Purchaser Head of Procurement Head of Proc. andProject Manager
3. LOI / CO Purchaser Head of ProcurementProject Control
Project Mgr / Headof Procurement
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
4. PO Purchaser Head of Procurement& Project Control
SesuaiAuthorization Level
5. PO Supplement(addendum)
Purchaser Head of Procurement& Project Control
SesuaiAuthorization Level
Proses LOI/CO dapat di lewati berdasarkan kondisi yang di hadapi.
5.7. Daftar Otorisasi Purchase Order / Pengeluaran Kontrak di Site Office(Proyek) adalah sebagai berikut:
No. Documents Prepare Review Approved
1. Requisition (PR ) User Project Control Site Mngr / Project Mngr
2. App. Bidder List Officer Project Control Site Mngr / Project Mngr
3. RFQ Officer Project Control Site Mngr / Project Mngr
4. CO Officer Project Control Project Mngr & ProjectControl
5. PO Officer Project Control Project Mngr & ProjectControl
6. PO Supplement Officer Project Control Project Mngr & ProjectControl
5.8. Adapun Detail Proses Pengadaan Barang / Jasa adalah sesuai denganLampiran 8.17.
5.9. Setelah Proses Evaluasi, Klarifikasi dan Negosiasi, Project Manager danHead of Procurement mengajukan permohonan persetujuan kepada KomitePengadaan dengan cara mengedarkan kepada seluruh anggota KomitePengadaan untuk dimintai komentar & usulan terhadap bidangnya masing-masing (jika ada) sesuai Lampiran 8.17.Dan kemudian diputuskan dengan ditandai dengan terbitnya SuratKeputusan Pemenang sesuai Lampiran 8.18.
5.10.Dan jika setelah diedarkan tetap belum mendapatkan Keputusan, makadiadakan Rapat Komite Pengadaan.
5.11.Rapat Komite Pengadaan dapat mengundang calon Pemasok / calon Subkontraktor untuk mendapatkan tambahan informasi yang digunakan untukpengambilan keputusan.
5.12.Risalah rapat didalam rapat Komite Pengadaan harus menggambarkan alurproses pengambilan keputusan dan keputusan rapatnya dengan bukti – buktikerja sesuai lampiran 8.15, 8.16, dan 8.17.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
5.13.Proses penentuan format dokumen Pengadaan Barang dan Subkontraktorharus dilaksanakan sesuai lampiran 8.7 dengan bukti – bukti kerja sesuailampiran 8.18, 8.19, 8.20, dan 8.21.
5.14.Pada saat penentuan pemenang sudah di lakukan oleh Komite Pengadaan,maka proses detail selanjutnya adalah sebagai berikut :
Pembuatan & Pengeluaran PO.Setelah pemenang tender di tentukan maka Purchaser melakukanpenginputan data PO ke dalam Perangkat Lunak Sistem (PLS), authorizationatas PO di atur sesuai dengan Manual Authoriry yang sudah di tetapkan.Setelah PO di setujui, Purchaser akan meminta Vendor menanda tanganiKontrak Kerja dan memberikan PO original ke Vendor. PO dan CopyKontrak yang sudah di tanda tangani oleh Vendor akan di distribusikan keDepartemen Terkait
Vendor : Original scannedProcurement : Original CopyWarehouse/ site : Copy – unpriceAccounting/Finance : CopyUser/ issuer : Copy – unpriceProject Control : CopyProject Owner/Client
: Copy (if required)
Procurement Status Report per Proyek harus dibuat dan di update secaraberkala (mingguan) dimana setiap Procurement Activity Plan harusdibandingkan dengan aktual di mulai dari penerimaan MRP / PR dariEngineering atau Project Management sampai dengan PO di keluarkan danstatus pengiriman barang vendor.
5.15.Proses Monitoring dan Expediting harus dilaksanakan sesuai proses padalampiran 8.8.
5.16.Terhadap semua barang yang diterima harus dilakukan inspeksi penerimaanbarang di lokasi Proyek (teknis inspeksi diatur didalam prosedur lain).
5.17.Dalam rangka pengendalian terhadap supplier/subkontraktor, untukpengadaan barang–barang yang difabrikasi dan pekerjaan subkontraktorharus dilakukan inspeksi (teknis inspeksi / ekspediting diatur didalamprosedur lain).
5.18. Jika dalam Perjanjian Kerja antara Perusahaan dengan Pelanggandipersyaratkan adanya keikutsertaan Pelanggan dalam inspeksi penerimaanbarang proyek di tempat Pemasok, maka Project Manager diwajibkanmengundang Pelanggan untuk ikut serta dalam inspeksi dimaksud.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
5.19.Setelah Pemasok menyelesaikan pekerjaannya, Purchaser kantor pusatharus melakukan evaluasi kinerja Pemasok berdasarkan kriteria penilaianpada Lampiran 8.23 dan laporan selama proses pengadaan dari Expeditordan Traffic. Evaluasi Kinerja Pemasok harus disetujui oleh Head ofProcurement. Lampiran 8.25
5.20.Setelah Sub kontraktor menyelesaikan pekerjaannya, Purchaser proyekharus melakukan evaluasi kinerja Subkontraktor berdasarkan kriteriapenilaian pada Lampiran 8.24 dan laporan proses pekerjaan dariSuperintendent dan Site Manager. Evaluasi Kinerja Subkontraktor harusdisetujui oleh Project Manager & Head of Procurement. Lampiran 8.26
5.21.Pemasok yang menunjukkan kinerja yang tidak memuaskan untukmemenuhi persyaratan perusahaan maka pada saat revisi DIP harusdikeluarkan dari DIP.
5.22.Subkontraktor yang menunjukan kinerja yang tidak memuaskan untukmelaksanakan pekerjaan borongan yang dipersyaratkan perusahaan, makapada saat revisi DIS harus dikeluarkan dari DIS.
5.23.Dalam pelaksanaan pengadaan barang proyek, dilarang melakukansubstitusi barang proyek tanpa adanya persetujuan tertulis dari ProjectManager dan Pelanggan (Jika dipersyaratkan dalam kontrak).
6. Wewenang dan Tanggung jawab
6.1. Project Manager sebelum mengeksekusi proyek menyusun Project
Execution Plan, diantaranya memuat perencanaan pengadaan barang dan
subkontraktor. Jenis barang dan subkontraktor yang akan diadakan disusun
secara packaging dan dipisahkan menjadi 2 (dua) kelompok, kelompok
yang rencana akan diadakan oleh Procurement Kantor Pusat dan kelompok
yang akan diadakan di proyek. (lihat butir 7.8.)
6.2. Engineering Proyek diwajibkan memberikan informasi yang jelas dan rincitentang : jenis barang, spesifikasi, jumlah, pelaksanaan inspeksipenerimaan, waktu dan tempat penyerahan dan dokumen pendukung yangdipersyaratkan untuk kemudian dituangkan dalam Purchase Requisition.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
6.3. Project Manager diwajibkan memberikan informasi yang jelas dan rincikepada Subkontraktor tentang : uraian pekerjaan, volume pekerjaan,standar mutu dan K3L yang dipersyaratkan, pelaksanaan inspeksi, waktudan tempat penyerahan, dan dokumen pendukung yang dipersyaratkanuntuk kemudian dituangkan dalam Purchase Requisition.
6.4. Yang diberi wewenang untuk melakukan Pengadaan Barang danSubkontraktor adalah Procurement Kantor Pusat, yang dipimpin oleh Headof Procurement dan Procurement Proyek yang secara struktural dibawahProject Manajer tetapi fungsional disupervisi oleh Head of Procurement.
6.5. Dalam pelaksanaan tender untuk Pengadaan Barang dan Subkontraktorsekurang - kurangnya harus diikuti oleh 3 (tiga) Pemasok, kecuali barangproyek yang harus dibeli dari Agen pemegang lisensi atau produsentunggal, atau yang dipersyaratkan oleh Pelanggan.
6.6. Evaluasi terhadap Calon Pemasok dan Subkontraktor dalam tahap SeleksiTeknik & Komersial meliputi beberapa aspek sbb :a. Engineering oleh : Head of Engineeringb. Finance oleh : Head of Financec. QC & FSHE oleh : Head of QC & FSHEd. Procurement oleh : Head of Procurement Kantor Pusate. Konstruksi oleh : Project ManagerJika Head of Procurement dalam Praseleksi dan Seleksi Teknik &Komersial calon Subkontraktor untuk pekerjaan fabrikasi, ereksi daninstalasi meragukan tentang data – data yang diberikan oleh calonSubkontraktor termaksud, maka Head of Procurement dapat memintabantuan Head / Pimpinan Unit Kerja terkait untuk melakukan pemeriksaandan penelitian sumber daya dan cara kerja Subkontraktor di tempatkerjanya.
6.7. Batas kewenangan Komite Pengadaan diatur dan ditetapkan sbb :6.7.1. Untuk nilai Rp. 500 juta keatas :
a. Ketua : Direksib. Wakil Ketua : Head of Procurementc. Sekretaris : Project Managerd. Anggota : - Salah satu DD didalam Direktorat Keuangan
- GM Engineering- GM Marketing- Salah satu GM Operasi- Head Sekretariat Perusahaan (fungsi legal)
6.7.2. Untuk nilai diatas Rp. 50 juta sampai Rp. 500 juta :a. Ketua : Salah satu General Managerb. Wakil Ketua : Head of Procurement
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
c. Sekretaris : Project Managerd. Anggota : - Salah satu Head didalam Direktorat
Keuangan- Head of Engineering- Head of Marketing- Staf Sekretariat Perusahaan (fungsi legal)
6.7.3. Untuk nilai sampai dengan Rp. 50 juta:a. Ketua : Project Managerb. Wakil Ketua : Project Engineerc. Sekretaris : Project Procurementd. Anggota : - Site Manager
- Project Control- Keuangan Proyek.
6.8. Pengambilan keputusan di dalam rapat Komite Pengadaan kewenanganKomite Pengadaan:6.8.1. Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah dan
mufakat.6.8.2. Materi yang digunakan didalam pengambilan keputusan adalah
rekomendasi seleksi final yang sudah ditandatangani oleh Head ofProcurement
6.8.3. Rapat dipimpin oleh Ketua Komite Pengadaan. Bila Ketua KomitePengadaan berhalangan hadir maka bisa diwakilkan kepada WakilKetua Komite Pengadaan.
6.8.4. Anggota Komite Procurement wajib menghadiri rapat procurement.Jika yang bersangkutan berhalangan hadir harus menunjuk wakilyang diberi kuasa untuk mengambil keputusan. Dan jika wakil yangditunjuk juga tidak dapat hadir maka dianggap setuju dengansegala keputusan yang diambil di dalam rapat.
6.8.5. Keputusan dianggap sah jika disepakati oleh minimal 2/3 darikomponen Komite Pengadaan yang hadir.
6.9. Pengambilan keputusan di dalam rapat team pengadaan yang diadakan diproyek.6.9.1. Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah dan
mufakat.6.9.2. Materi yang digunakan didalam pengambilan keputusan adalah
rekomendasi seleksi final yang sudah ditandatangani oleh Head ofProcurement.
6.9.3. Rapat dipimpin oleh Project Manager. Bila Project Managerberhalangan hadir maka bisa diwakilkan kepada Wakil Ketua.
6.9.4. Rapat dianggap sah bila dihadiri oleh 2/3 dari seluruh jumlahkomponen team pengadaan.
6.9.5. Keputusan dianggap sah jika disepakati oleh minimal 2/3 darikomponen Komite Pengadaan yang hadir.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
6.10. Wewenang otorisasi penandatanganan dokumen pengadaan adalah sbb :6.10.1. Purchase Requisition (PR) oleh : Project Manager6.10.2. PO Oleh : Sesuai Authority Matrix6.10.3. Surat Perjanjian Jual Beli (Kontrak) sesuai dengan batas
kewenangan pada poin 6.76.10.4. Surat Perintah Kerja oleh : Project Manager & Head of
Procurement6.10.5. Surat Perjanjian Borongan (Kontrak) sesuai dengan batas
kewenangan pada poin 6.7
6.11. Jika Pemasok dan Subkontraktor menunjukan kinerja yang tidakmemuaskan maka Project Manajer yang bersangkutan harus memberikanteguran tertulis kepada Pemasok dan Subkontraktor dengan tembusankepada Head of Procurement.
6.12. Project Manager diharuskan membuat laporan evaluasi kinerja dari setiapPemasok dan Subkontraktor yang mendapatkan SP, SPJB, SPK, SPB dariPerusahaan, sesuai dengan lampiran 8.22, 8.23, 8.24, 8.25 dan 8.26.
7. Kondisi Khusus
7.1. Dalam hal tertentu, pelaksanaan pelelangan Pengadaan Barang danSubkontraktor dapat dilakukan sebelum kontrak ditandatangani olehPelanggan. Dalam pelaksanaanya dapat dilakukan oleh team Task ForceTender bersama-sama dengan Procurement.
7.2. Letter Of Intent (LOI) yang ditandatangani oleh Direksi dapat diterbitkan,walaupun kontrak belum ditandatangani asalkan ada persyaratan bahwa LOIberlaku kalau Pelanggan setuju pada saat approval spesifikasi.
7.3. Jika Project Manager mengusulkan calon Pemasok / Subkontraktor yangtidak terdapat dalam DIP / DIS, maka Perusahaan harus tetap melakukanpraseleksi dan seleksi sesuai dengan ketentuan dalam prosedur ini, kecualicalon Pemasok / calon Subkontraktror yang lulus dapat segera diikutkandalam tender walaupun revisi DIP / DIS belum dilakukan.
7.4. Jika Pelanggan mengusulkan calon Pemasok / Subkontraktor yang tidakterdapat dalam DIP / DIS, maka perusahaan harus tetap melakukanpraseleksi dan pelaksanaan seleksi sesuai dengan ketentuan dalam prosedurini.
7.5. Jika calon Pemasok / Subkontraktor yang diusulkan oleh pelanggan dalamhasil seleksi oleh perusahaan ternyata tidak lulus, maka Perusahaandiharuskan segera memberitahukan secara tertulis kepada Pelanggan.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
7.6. Jika calon Pemasok / Subkontraktor yang diusulkan oleh Pelanggan ternyatalulus dalam seleksi yang dilakukan oleh perusahaan tetapi hargapenawarannya melebihi harga Pemasok / Subkontraktor lainnya dan / atauwaktu penyerahannya tidak sesuai dengan rencana waktu Perusahaan, makaPerusahaan akan menyelesaikan masalah ini secara khusus denganPelanggan.
7.7. Jika Pelanggan menetapkan Pemasok / Subkontraktor yang harusdigunakan, maka ketetapan pelanggan ini dapat dilaksanakan tanpa harusmengikuti ketentuan – ketentuan dalam prosedur ini. Hal ini berlaku jikaPelanggan mensyaratkan secara tertulis dan memberikan jaminannya atassegala resiko yang mungkin terjadi kepada Perusahaan.
7.8. Jika diperlukan, atas persetujuan Direksi, Proyek bisa melaksanakan prosesPengadaan Barang dan Subkontraktor dengan nilai diatas Rp. 100 juta,dimana proses pengambilan keputusannya mengikuti ketentuan dalam butir6.7.1 dan 6.7.2.
7.9. Semua perjanjian pekerjaan dan perjanjian pengadaan harus menyertakanJaminan Pelaksanaan / Performance Bond kecuali jika diusulkan oleh ProjectManager untuk ditiadakan dan disetujui oleh Direksi.
7.10. Dalam kondisi khusus proyek, Project Manager diberi wewenang untukmelakukan penyederhanaan prosedur pengadaan barang dan jasa. Yangdimaksud dengan kondisi khusus proyek adalah jika Owner Pemberi Tugas(proyek) merupakan Crass Program dalam hal waktu.
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
Lampiran 17DAFTAR HUTANG
PT. XYZ
NO. Nama Subcontract/SupplierUraian Pekerjaan BASIC PPN BASIC PPN BASIC PPN TOTAL
1 PT. MULTI JAYAMAS ENGINEERING 943,939,800 94,393,980 895,374,810 89,537,481 48,564,990 4,856,499 53,421,489a Pengadaan Rantai & Sproket Transport 942,499,800 94,249,980 188,499,960 18,849,996
PO NO : ME/PKS-PLG/135/01-2011b Pengadaan 2 Unit Sprocket 4"x10T 706,874,850 70,687,485 47,124,990 4,712,499 51,837,489
2 PT. SRI METRIKO UTAMAWIDJAJA 2,057,900,000 205,790,000 1,803,200,000 180,320,000 180,320,000 18,032,000 198,352,000a Pengadaan Electro Panel 1,960,000,000 196,000,000 392,000,000 39,200,000
PO NO : ME/PKS-PLG/154/01-2011 1,411,200,000 141,120,000156,800,000 15,680,000 172,480,000
b Pengadaan Rolling Plate Cone Sterilizer 7,500,000 750,000 7,500,000 750,000 8,250,000
Nilai PO / Kontrak SUDAH DIBAYAR HUTANG
PROYEK PKS Cap. 30 Ton/jamREKAPITULASI HUTANGSUPPLIER Last Update : 27-March-11
b Pengadaan Rolling Plate Cone Sterilizer 7,500,000 750,000 7,500,000 750,000 8,250,000PO NO : ME/PKS-PLG/160/01-2011
c Pengadaan modifikasi Bushing Fluid 2,000,000 200,000 2,000,000 200,000 2,200,000PO NO : ME/PKS-PLG/162/01-2011
d Pengadaan Cable 88,400,000 8,840,000 88,400,000 8,840,000 97,240,000PO NO : ME/PKS-PLG/164/01-2011
3 PT. TRI JAYA 27,480,500 2,748,050 27,480,500 2,748,050 30,228,550Pengadaan Gardex, Masun, Klem Selang 27,480,500 2,748,050 27,480,500 2,748,050 30,228,550PO NO : ME/PKS-PLG/220/01-2011
4 PT. YASA HIJAU LESTARI 1,545,000,000 154,500,000 618,000,000 61,800,000 927,000,000 92,700,000 1,019,700,000Pengadaan Reverse Osmosis System 1,545,000,000 154,500,000 309,000,000 30,900,000PO NO : ME/PKS-PLG/231/02-2011 772,500,000 77,250,000 849,750,000
309,000,000 30,900,000154,500,000 15,450,000 169,950,000
5 PT. PUTRA JAYA MANDIRI CEMERLANG 126,845,000 12,684,500 126,845,000 12,684,500 139,529,500Pengadaan Penmbahan Geared 126,845,000 12,684,500 126,845,000 12,684,500 139,529,500PO NO : ME/PKS-PLG/176/12-2010
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011
Lampiran 17DAFTAR HUTANG
NO. Nama Subcontract/SupplierUraian Pekerjaan BASIC PPN BASIC PPN BASIC PPN TOTAL
6 PT. NALCO INDONESIA 5,336,500 533,650 5,336,500 533,650 5,870,150Pengadaan Chemical Boiling OutPO NO : ME/PKS-PLG/238/03-2011
7 PT. OMERACO ARYA SAMANTA 524,581,200 52,458,120 471,931,200 47,193,120 52,650,000 5,265,000 57,915,000a Pengadaan 1 Unit Diesel Genset 450 kVA 390,073,200 39,007,320 79,065,600 7,906,560
PO NO : ME/PKS-PLG/212/02-2011 271,857,600 27,185,76039,150,000 3,915,000 43,065,000
b Pengadaan 1 Unit Diesel Genset 150 kVA 134,508,000 13,450,800 27,264,000 2,726,400PO NO : ME/PKS-PLG/239/03-2011 93,744,000 9,374,400
13,500,000 1,350,000 14,850,0008 PT. TRADSCONT 2,562,659,291 256,265,929 2,562,659,291 256,265,929 2,818,925,220
Pengadaan Sprocket Transmisi & FlexiblePengadaan Cable & Cable TrayPengadaan 1 unit Vacuum Dearator
Nilai PO / Kontrak SUDAH DIBAYAR HUTANG
Pengadaan 1 unit Vacuum DearatorPengadaan Peralatan LaboratoriumPO NO : ME/PKS-PLG/242/03-2011 2,562,659,291 256,265,929 2,562,659,291 256,265,929 2,818,925,220
136,819,699 1,505,016,6897,793,742,291 779,374,229 3,788,506,010 378,850,601 1,368,196,990
Analisis Sistem Pengendalian..., Kinanti Surya Vita, Ak.-Ibs, 2011