skripsi analisis laporan keuangan sebagai salah …
TRANSCRIPT
SKRIPSI
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU
ALAT UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT.
TELKOM (Devisi Regional Area VII) MAKASSAR
MISBAHUL JANNAHNIM: 105730 2291 10
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2015
SKRIPSI
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU
ALAT UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT.
TELKOM (Devisi Regional Area VII) MAKASSAR
MISBAHUL JANNAHNIM: 105730 2291 10
Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SarjanaEkonomi Strata Satu (S1) Pada Jurusan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammdiyah Makassar
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2015
v
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, Tuhan Semesta alam.
Shalawat dan salam tetap terlantun bagi kekasih-Nya Muhammad Shalallahu
’alaihi wa sallam, beserta keluarganya yang mulia, sahabatnya yang tercinta, dan
pengikutnya yang setia hingga akhir zaman memberikan Rahmat, Taufik, dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
"ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT
UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT. TELKOM (Devisi Regional
Area VII) MAKASSAR.”
Selama menyusun skripsi ini,penulis menghadapi banyak tantangan dan
hambatan. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung, skripsi ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya.
Segala daya dan upaya telah penulis serahkan untuk membuat tulisan ini selesai
dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam ruang
lingkup Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam penyelesaian tulisan
ini.segala rasa hormat,penulis mengucapkan terimakasi yang tak terhingga
kepada:
vi
1. kedua orang tuaku Hatamuddin dan Darmini yang telah berjuang, berdoa,
mengasuh, membesarkan, mendidik dan membiayai penulis dalam proses
pencarian ilmu.
2. Demikian pula, penulis mengucapkan kepada Hj. Lilly Ibrahim, SE., M.si
sebagai pembimbing I dan Abd. Salam, SE., M.si., Ak.CA sebagai pembimbing
II yang penuh keikhlasan meluangkan sebagian waktu, tenaga, dan
pemikirannya untuk membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini.
3. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada; Dr.H. Irwan akib,
M.pd., sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah
memimpin unuversitas ini dengan baik.
4. Dr.H. Mahmud Nuhung, M.A sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian.
5. Ismail Badollahi, SE.,Msi.Ak.CA sebagai ketua jurusan akuntansi yang telah
memberikan petunjuk dan arahan selama penulis menempuh pendidikan, serta
seluru dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultasa Ekonomi Dan
Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis
dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
6. Saudara-saudaraku yang tersayang Khairil Mahfud dan Ainun Mardiah.
7. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada Selaku
pemimpin PT. Telkom Makassar serta staf yang telah memberikan izin dan
bantuan untuk melakukan penelitian.
vii
8. Penulis juga mengucapkan trima kasih kepada teman-teman seperjuanganku
yang selalu memotivasi dan rela mengorbankan waktunya untuk membantu
penulis serta rekan mahasiswa Jurusan Akuntansi angkatan 2010 dan 2011 atas
segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis.
Segenap kemampuan, tenaga dan daya pikir telah tercurahkan dalam
merampungkan penulisan ini untuk mencapai hasil yang maksimal. Namun
ketidak sesempurnaan manusia adalah ketika ia melakukan kesalahan, oleh karena
itu penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat
dalam tulisan ini dan semoga tulisan ini bermanfaat.
Wahai Rabbi kami, terimalah segala usaha kami. Engkau adalah Maha
Mendengar dan Maha Mengetahui. Semoga Allah SWT membalas pahala yang
berlipat kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tulisan ini,
Amin ...
Makassar, September 2015
Penulis
iv
MOTTO
“ Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya” (QS. Al Baqarah : 286)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
maka apabila kamu telah selesai (dari semua
urusan), maka kerjakanlah dengan sungguh-
sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (QS. Al
insyirah : 6-8
Skripsi ini kupersembahkan:
Kedua orang tuaku tercinta Hatamuddin dan Darmini
Saudara-saudaraku tersayang
viii
ABSTRAK
Misbahul jannah, 2015. Analisis laporan keuangan sebagai salah satu
alat untuk menilai kinerja keuangan PT Telkom (divisi regional area VII)
Makassar. Dibimbing oleh Hj. Lilly Ibrahim,SE.,M.si dan Abd.
Salam,SE.,M.si.,Ak.,CA. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai kinerja keuangan PT Telkom
(divisi regional area VII) Makassar dengan cara menganalisis laporan
keuangan menggunakan rasio keuangan. Data penelitian ini diperoleh dari PT.
Telkom (divisi regional area VII) Makassar itu sendiri. Hasil penelitian
menunjukkan kinerja PT Telkom Indonesia berdasarkan rasio likuiditas pada
tahun 2012 sampai tahun 2014 kurang baik, dimana current ratio perusahaan
pada tahun 2012 sampai tahun 2014 kurang dari 100%. Rasio profitabilitas PT
Telkom (divisi regional area VII) Makassar pada tahun 2013 sampai tahun
2014 baik, dimana hasil perhitungan profitabilitas lebih besar dari suku bunga
deposito berjangka satu tahun. Rasio aktivitas PT Telkom (divisi regional area
VII) Makassar pada tahun 2012 sampai tahun 2014 kurang baik, Dimana
Total Asset Turn Over (TATO) kurang dari 1, yang artinya perusahan kurang
produktif.
Kata kunci: Analisis laporan keuangan, kinerja keuangan, rasio keuangan.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .........................................................................................i
PENGESAHAN PENGUJI ..............................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................iii
MOTTO .............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................v
ABSTRAK .........................................................................................................viii
DAFTAR ISI......................................................................................................ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................4
D. Manfaat Penelitian ..........................................................................4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori.................................................................................5
1. Arti Pentingnya Laporan Keuangan...........................................5
2. Pengertian dan Laporan Keuangan ............................................6
3. Tujuan Laporan Keuangan.........................................................8
4. Sifat dan keterbatasan Laporan Keuangan.................................10
5. Analisa Laporan Keuangan........................................................12
6. Bentu-bentuk Laporan Keuangan ..............................................16
x
7. Pengertian Kinerja Keuangan ....................................................19
8. Kinerja Laporan Keuangan ........................................................21
9. Analisa Rasio Keuangan ............................................................22
10. Variable dan Evaluasi Kinerja Keuangan ..................................24
11. Pendekatan dalam Mengukur Kinerja Keuangan.......................27
12. Pendekatan dalam Mengukur Kinerja Keuangan.......................31
13. Penelitian Terdahulu ..................................................................32
B. Kerangka Pikir.................................................................................32
C. Hipotesis ..........................................................................................35
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................36
B. Metode Pengumpulan Data .....................................................................36
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................................37
D. Metode Analisis ......................................................................................38
IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat PT. Telkom ...................................................................42
B. Struktur Organisasi .................................................................................44
C. Kegiatan Usaha ......................................................................................45
D. Visi Misi..................................................................................................46
E. Motto ......................................................................................................47
F. Makna Logo ...........................................................................................48
xi
V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisa Rasio ...........................................................................................51
1. Rasio Likuiditas PT Telkom.................................................................51
2. Rasio Solvabilitas PT Telkom .............................................................53
3. Rasio Profitabilitas PT Telkom............................................................54
4. Rasio Aktivitas PT Telkom Telkom ....................................................57
B. Kinerja Keuangan PT Telkom..................................................................59
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................................60
B. Saran .......................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Rasio Likuiditas PT. Telkom (Divisi Regional Area VII) Makassar........35
2. Rasio Solvabilitas PT. Telkom (Divisi Regional Area VII) Makassar .....37
3. Rasio Profitabilitas PT. Telkom (Divisi Regional Area VII) Makassar....40
4. Rasio Aktivitas PT. Telkom (Divisi Regional Area VII) Makassar .........42
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Kerangka Pikir .................................................................................................24
2. Struktur Komisaris PT. Telkom .......................................................................36
3. Struktur Direksi PT. Telkom............................................................................37
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi
yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja
sebuah perusahaan. Perusahaan-perusahaan di Indonesia, khususnya
perusahaan yang go public diharuskan membuat laporan keuangan setiap
periodenya. Laporan keuangan tersebut mempunyai tujuan untuk memberikan
informasi tentang posisi keuangan kinerja, dan arus kas perusahaan yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka
membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung
jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya
yang dipercayakan kepada mereka.
Dewasa ini, banyak perusahaan berskala besar atau kecil baik yang
bersifat profit maupun non profit, mempunyai perhatian yang besar di bidang
keuangan. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, persaingan
antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya semakin tinggi
mengakibatkan adanya perusahaan yang tiba-tiba mengalami
kemunduran.Oleh karena itu, agar perusahaan dapat bertahan dan bisa tumbuh
berkembang, perusahaan harus mencermati kondisi dan kinerja perusahaan.
Untuk mengetahui dengan tepat bagaimana kondisi dan kinerja perusahaan
maka dibutuhkan pula suatu analisis yang tepat.
2
Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah
sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya, laporan
keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja, tetapi juga sebagai dasar untuk
dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan yang
bersangkutan dengan melakukan analisis. Melalui hasil analisis tersebut, dapat
diketahui pengunaan sumber-sumber ekonomi, kewajiban yang harus dipenuhi
dan modal yang dimiliki oleh perusahaan, serta hasil-hasil yang telah dicapai
perusahaan tersebut.
Media yang dapat dipakai untuk menilai kinerja perusahaan adalah
laporan keuangan. Laporan keuangan adalah gambaran tentang hasil atau
perkembangan usaha perusahaan.Laporan keuangan tersebut digunakan untuk
membantu para pemakai laporan keuangan dalam menilai kinerja perusahaan
sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat.
Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diukur dan dilihat melalui
laporan keuangan dengan cara menganalisis laporan keuangan. Menurut
Harahap (2011) mengatakan bahwa kegiatan analisis laporan keuangan
merupakan salah satu media untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak,
lebih baik, akurat, dan dijadikan sebagai bahan dalam proses pengambilan
keputusan. Analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting
untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan
perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai sehubungan dengan pemilihan
stategi perusahaan yang akan ditetapkan. Selain itu, dengan melakukan
analisis laporan keuangan perusahaan, maka pimpinan perusahaan dapat
3
mengetahui keadaan finansial perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai
diwaktu lampau dan diwaktu yang sedang berjalan.
Sebagaimana diketahui, tujuan utama laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatau perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakainya dalam pengambilan keputusan ekonomi. Artinya, Laporan
keuangan merupakan alat untuk memperoleh informasi mengenai posisi
keuangan dan hasil operasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan.
Informasi tersebut nantinya akan digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan, baik oleh manajemen perusahaan maupun
pihak ekstern perusahaan. Sehubungan dengan penilaian kinerja keuangan
perusahaan PT. Telekom (Devisi Regional Area VII Makassar) menarik bagi
penulis untuk diteliti.
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dikemukakan di
atas, maka penulis tertarik memilih judul: “ANALISIS LAPORAN
KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENILAI KINERJA
KEUANGAN PT. TELKOM (Devisi Regional Area VII) MAKASSAR.’’
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan penjelasan dari latar belakang yang
dikemukakan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah penelitian
yaitu:
4
Bagaimana kinerja keuangan PT Telkom (divisi regional area VII) Makassar
diukur berdasarkan analisis laporan keuangan dengan menggunakan metode
rasio keuangan tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan PT.
Telkom (divisi regional area VII) Makassar diukur berdasarkan analisis laporan
keuangan dengan menggunakan metoderasio keuangan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan serta
informasi penulis, khususnya mengenai laporan keuangan yang diukur
berdasarkan analisis laporan keuangan suatu perusahaan.
2. Perusahaan
Penelitian diharapkan dapat memberikan informasi, masukan, dan evaluasi
yang berguna bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan, perbaikan dan
penyempurnaan dalam perkembangan kondisi keuangan perusahaan serta
proses pengambilan keputusan.
3. Bagi Masyarakat
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan masyarakat akan
kinerja keuangan yang diukur berdasarkan analisis laporan keuangan suatu
perusahaan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Arti Dan Pentingnya Laporan Keuangan
Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu
perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan
tersebut, dan kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari
laporan keuangan yang bersangkutan, yang terdiri dari neraca: laporan
perhitungan rugi laba serta laporan-laporan keuangan lainnya. Dengan
menganalisa pos-pos neraca akan dapat diketahui atau akan diperoleh gambaran
tentang posisi keuangannya, sedangkan analisa terhadap laporan laba rugi
labanya akan memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha
perusahaan yang bersangkutan.
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya
karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko
atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Analisis keuangan yang mencakup
analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang finansial
akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan
prospeknya di masa datang.
Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat
memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang
telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu, keadaan inilah
6
yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan.Apalagi informasi mengenai
kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat untuk berbagai pihak,
seperti investor, kreditur, pemerintah, bankers, pihak manajemen sendiri dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Arti penting analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Bagi pihak manajemen: untuk mengevaluasi kinerja perusahaan,
kompensasi, pengembangan karier.
b. Bagi pemegang saham: untuk mengetahui kinerja perusahaan,
pendapatan, keamanan investasi.
c. Bagi kreditor: untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi
utang beserta bunganya.
d. Bagi pemerintah: pajak, persetujuan untuk go public.
e. Bagi karyawan: Penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan
kerja.
2. Pengertian dan Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan kombinasi dari data keuangan suatu
perusahaan yang menggambarkan kemajuan perusahaan dibuat secara
periodik. Ada beberapa pengertian laporan keuangan daiantaranya sebagai
berikut:
Menurut Munawir (2000:2) laporan keuangan adalah hasil dai proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang
7
berkepentingan dengan dana atau aktivitas tersebut. Menurut IAI (2002:2),
laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang
lengkap yang biasa meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan
arus kas atau laporan arus dana) catatan (notes) dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian dari integral dari laporan keuangan.
Menurut Susanto (2005:3) laporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba
rugi serta segala keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-
lampirannya antara lain laporan sumber dan penggunaan dana. Menurut Fahmi
(2012:12), laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan
kondisi keuangan suatu perusahaan dan lebih jauh informasi tersebut dapat
disajikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut.
Laporan Keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu
perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan
ekonomi, untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan. Laporan
keuangan adalah laporan yang memuat hasil-hasil perhitungan dari proses
akuntansi yang menunjukkan kinerja keuangan suatu perusahaan pada suatu
saat tertentu.
Sedangkan pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi
Keuangan (2002:2) menyatakan bahwa laporan keuangan meliputi neraca,
laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan
dalam berbagai cara seperti misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan
arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan merupakan bagian
8
integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan
informasi tambahan dalam laporan tersebut.
Ditinjau dari segi intern perusahaan laporan keuangan dapat
digunakan untuk berbagai tujuan. Data laporan keuangan terutama akan
memberikan informasi bagi manajemen sebagai bahan analisa dan laporan
interprestasi untuk mengadakan evaluasi terhadap aktivitas perusahaan.
Laporan keuangan akan menunjukkan seberapa jauh efesiensi pelaksanaan
kegiatan serta perkembangan perusahaan yang telah dicapai oleh manajemen.
3. Tujuan Laporan Keuangan
Laporan disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi terkait
dengan posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu entitas
yang berguna untuk pengambilan keputusan para pemakainya. Keputusan yang
diambil oleh para pemakai laporan keuangan sangat bervariasi, tergantung
kepentingan mereka. Informasi keuangan yang ada pada laporan keuangan
harus memiliki karakteristik tertentu agar dapat memenuhi kebutuhan
pemakainya. Karakteristik yang harus dipenuhi suatu informasi yang harus ada
pada laporan keuangan ditetapkan dalam rangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan atau IFRS Framework. (Purba, 2010:27)
Standar akuntansi keuangan (Sawir, 2001:2) laporan keuangan
bertujuan untuk:
9
a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambil keputusan.
b. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh
sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh
keuangan dari kejadian masa lalu.
c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen
(stewardship), atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya
yang dipercayakan kepadanya.
Suwardjono (2003:30) menyatakan tujuan penyampaian informasi
keuangan unit organisasi perusahaan adalah:
a. Menyediakan informasi keuangan yang dapat dipercaya dan bermanfaat
bagi investor dan kreditor untuk dasar pengambilan keputusan investasi dan
pemberian kredit.
b. Menyediakan informasi dan posisi keuangan peruasahaan dengan
menunjukkan sumber-sumber ekonomik (asset) perusahaan serta asal
kekayaan tersebut (siapa pihak yang mempunyai hak atas asset tersebut).
c. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan prestasi
keuangan yang dapt menghasilkan laba (earning power).
d. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan
perusahaan yang dapat melunasi utang-utangnya.
e. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber-sumber
pembiayaan (pendanaan) perusahaan.
10
f. Menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam
memprediksi aliran kas perusahaan.
g. Menyediakan informasi lain yang membantu pemakai untuk menilai prestasi
dan pertanggung jawaban keuangan manajemen.
Jadi dibuat suatu kesimpulan berdasarkan pendapat-pendapat yang
telah diberikan tersebut bahwa tujuan dari laporan keuangan adalah untuk
memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan
ekonomi. Selain itu, laporan keuangan juga bertujuan melaporkan aktivitas
dan kinerja perusahaan yang berpengaruh terhadap semua pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan (stakeholders), baik pihak internal
maupun eksternal.
4. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan keuangan dipersiapkan atau disusun dengan maksud untuk
memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progress report) secara periodic
yang dilakukan para manajemen dan perusahaan (Munawir, 2002:6)
menyebutkan bahwa laporan keuangan harus bersifat historis dan menyeluruh.
Sebagai suatu progress report, laporan keuangan terdiri dari data-data
yang merupakan hasil dari suatu kombinasi:
a. Fakta yang telah dicatat (recorded fact)
Laporan keuangan dibuat dasar fakta dari catatan akuntansi, seperti jumlah
uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang telah disimpan di
11
bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan, utang maupun aktiva
tetap yang dimiliki perusahaan.
b. Prinsip-prinsip kebiasaan dalam akuntansi (accounting convention and
postulate).
Data yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan
tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
(Generally Accepted Accounting Principles-GAAP) atau sekarang ini
dikenal international financial reporting standards. hal ini dilakukan dengan
tujuan memudahkan pencatatan atau untuk keseragaman.
c. Pendapat Pribadi (Personal Judgment)
Walaupun pencataaptan telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil
dasar yang sudah di tetapkan dan sudah menjadi dasar praktik pembukuan,
namun penggunaan dari konvensi-konvensi dan dalil dasar tersebut
tergantung daripada akuntan dan manajemen perusahaan yang
bersangkutan.
Dengan memperhatikan sifat-sifat laporan keuangan diatas. Dapat
ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan itu memiliki keterbatasan
antara lain:
a. Laporan keuangan dibuat secara periodic pada dasarnya merupakan intern
report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sememntara)
dan buka merupakan laporan final. Karena itu semua jumlah-jumlah atau
hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukkan nilai
12
likuidasi atau realisasi dimana laporan ini terkandung pendapat pribadi yang
dilakukan oleh akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan.
b. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya
bersifat pasti dan tetap, tetapi sebenarnya penyusunannya dengan standar
nilai yang mungkin berbeda atau berubah.
c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan
atau nilai rupiah berbagi waktu dan tanggal yang lalu dimana daya beli uang
tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya
sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah tertentu
menentukan unit yang terjual semakin besar, mungkin kenaikan itu
disebabkan karena naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga
diikuti dengan kenaikan tingkat-tingkat harga.
d. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai factor yang dapat
mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan factor-faktor
tersebut tidak dapat di ukur dengan satuan uang (Munawir, 2002:9).
Dengan memahami sifat dan keterbatasan yang terdapa dalam suatu
laporan keuangan, maka pengguna informasi dalam laporan keuangan dapat
menjaga kemungkinan salah tafsir terhadapinfirmasi Yng diberikan,
sehingga keputusan yang diambil dapat lebih akurat.
5. Analisa laporan keuangan
Analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai berbagai
tujuan, misalnya dapat digunakan sebagai alat screening awal dalam memilih
13
alternative investasi atau merger sebagai alat forecasting mengenai kondisi
dan kinerja keuangan dimasa yang akan datang sebagai proses diagnosis
terhadap masalah-masalah manajemen, operasi atau masalah-masalah lainnya
atau sebagai alat evaluasi terhadap manajemen.
Menurut Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty (2002:53) adapun langkah-
langkah yang ditempuh dalam menganalisis laporan keuangan sebagai berikut:
a. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan.
b. Memahami kondisi yang berpengaruh dalam perusahaan.
c. Mempelajari dan mereview laporan keuangan.
d. Menganalisis laporan keuangan.
Analisa laporan keuangan berkaitan erat dengan bidang akuntansi.
Kegiatan akuntansi pada dasarnya merupakan kegiatan mencatat, menganalisa,
menyajikan, dan menafsirkan data keuangan dari lembaga perusahaan dan
lembaga lainnya dimana aktifitasnya berhubungan dengan produksi dan
pertukaran barang-barang atau jasa-jasa. Bagi lembaga yang bertujuan
memperoleh keuntungan akuntansi memberikan metode untuk menentukan
apakah lembaga tersebut memperoleh keuntungan atau menderita kerugian
sebagai hasil dari transaksi-transaksi yang dilakukannya, akuntansi dapat
memberikan informasi tentang kondisi keuangan dan basil operasi perusahaan
seperti tercermin pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.Oleh
karena itu laporan keuangan dapat dipakai sebagai alat untuk berkomunikasi
dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan perusahaan,
dan karena fungsi-fungsi inilah akuntansi sering disebut sebagai Language of
14
business. IAI (2002:1) mendifinisikan laporan keuangan merupakan bagian
dari proses pelaporan keuangan, laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca, perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai
cara seperti misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan, disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan
yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen
industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. Definisi
ini berlaku untuk laporan keuangan semua jenis perusahaan komersial, baik
sektor publik maupun sektor swasta.
Kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang tercermin pada
laporan-laporan keuangan perusahaan, pada hakekatnya merupakan hasil akhir
dari kegiatan akuntansi perusahaan yang bersangkutan.Tujuan laporan
keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Informasi tentang kondisi keuangan perusahaan dan hasil operasi perusahaan
sangat berguna bagi berbagai pihak yang berada diluar perusahaan.
Laporan keuangan ditujukan dan lebih banyak berorientasi kepada
kepentingan pihak ekstem yang terdiri dari banyak pihak. Namun tidak berarti
bahwa laporan keuangan tidak berguna bagi pihak intern (khususnya
manajemen). Dari laporan keuangan itu manajemen memperoleh banyak
informasi yang bermanfaat untuk :
15
a. Merumuskan, melaksanakan dan mengadakan penilaian terhadap
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianggap perlu.
b. Mengorganisasi dan mengkoordinasi kegiatan-kegiatan atau aktifitas
dalam perusahaan.
c. Merencanakan dan mengendalikan kegiatan atau aktifitas sehari-hari
dalam perusahaan.
Mempelajari aspek tahap-tahap kegiatan tertentu dalam perusahaan.
Sebagai pertanggung jawaban bagimana manajemen kepada semua pihak yang
menanamkan dan mempercayakan pengelolaan dananya didalam perusahaan
tersebut terutama kepada pemilik. Bagi mereka yang tergolong pihak ekstern
dalam banyak hal tidak mempunyai kewenangan dan kebebasan seperti yang
dimiliki oleh manajemen untuk mendapatkan informasi yang berhubungan
dengan segala sesuatu yang menyangkut pengelolan, transaksi-transaksi dan
kegiatan lain serta hasilnya yang telah dicapai oleh perusahaan. Maka melalui
laporan keuangan yang dipublikasikanmasing-masing pihak ekstern dapat
memperoleh informasi keuangan yang bersangkutan dengan perusahaan
tersebut. Informasi yang berguna tersebut misalnya tentang kemampuan
perusahaan untuk melunasi hutang-hutang jangka pendek, kemampuan
perusahaan dalam membayar bunga dan pokok pinjaman, serta keberhasilan
perusahaan dalam meningkatkan besarnya modal sendiri, pihak-pihak yang
bersangkutan tersebut antara lain adalah:
a. Pimpinan Perusahaan Atau Manajemen.
16
Manajemen sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan dari
perusahaan yang dipimpinnya untuk dapat mengetahui keadaan dan
perkembangan finansial dari perusahaannya dan akan dapat diketahui
hasil-hasil finansial yang telah dicapai diwaktu-waktu lalu dan
diwaktu-waktu yang sedang bejalan.
b. Kreditur.
Para kreditur berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan
untuk mengambil keputusan menerima atau menolak permintaan kredit
dari suatu perusahaan dengan mengukur kemampuan perusahaan
tersebut untuk membayar kembali hutang-hutangnya beserta beban-
beban bunganya.
c. Investor.
Para investor berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu
perusahaan dalam rangka penentuan kebijaksanaan penanaman
modalnya. Bagi investor yang penting adalah tingkat pengembalian
dari dana yang akan diinvestasikan dalam surat-surat berharga yang
dikeluarkan oleh suatu perusahaan.
d. Pemerintah.
Pemerintah berkepentingan terhadap laporan keuangan untuk
menentukan besarnya pajak yang dibebankan pada perusahaan atas
laba yang dihasilkan.
e. Pemasok.
Pemasok berkpentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan
17
untuk dapat menilai apakah perusahaan tersebut mampu melunasi
kewajibannya kepada setiap pemasok tepat pada waktunnya.
6. Bentuk-bentuk Laporan Keuangan.
Dalam pengertian laporan keuangan diatas telah dijelaskan bahwa
laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan.Karena analisa rasio menggunakan data
keuangan yang diambil dari neraca dan laporan laba rugi perusabaan, maka ada
baiknya dimulai dengan pengenalan atas laporan keuangan tersebut. Laporan
keuangan yang disusun guna memberikan informasi bagi berbagai pihak terdiri
dari.
a. Neraca.
Neraca adalah laporan keuangan yang dapat memberikan inormasi
tentang sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan sumber
pembelanjaan untuk memperolehnya. Laporan ini menyajikan posisi
keuangan perusahaan (Soemarso, 2004:34). Mengambarkan kondisi
keuangan dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu umumnya pada
akhir tahun pada saat penutupan buku. Neraca ini memuat aktiva (harta
kekayaan yang dimiliki perusahaan), utang (kewajiban perusahaan untuk
membayar dengan uang atau aktiva lain kepada pihak lain pada tanggal
tertentu dimasa datang), dan modal (kelebihan aktiva diatas modal).
b. Laporan Laba Rugi.
18
Setiap jangka waktu tertentu, umumnya satu tahun, perusahaan perlu
memperhitungkan hasil usaha yang perlu dituangkan dalam bentu
laporan laba rugi. Darso dan Ashari (2005:20) mengartikan laporan laba
rugi (income statement) sebagai akumulasi aktivitas yang berkaitan
dengan pendapatan dan biaya selama periode tertentu, misalnya bulanan
atau tahunan.
c. Laporan Bagian LabaYang Ditahan.
Laporan bagian laba yang ditahan digunakan dalam perusahaan yang
berbentuk perseroan, menunjukkan suatu analisa perubahan besarnya
bagian laba yang ditahan selama jangka waktu tertentu, sedang laporan
modal sendiri diperuntukkan bagi perusahaan perseorangan dan bentuk
persekutuan, meringkaskan perubahan besarnya modal pemilik atau
pemilik-pemilik selama periode tertentu.
d. Laporan Perubahan Posisi Keuangan.
Laporan perubahan posisi keuangan memperlihatkan aliran modal kerja
selama periode tertentu. Laporan ini memperlihatkan sumber-sumber
dimana modal kerja telah diperoleh dan penggunaan atau pengeluaran
modal kerja yang telah dilakukan selama jangka waktu tertentu.
e. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas memperlihatkan aliran kas selama periode
tertentu.Laporan ini memperlihatkan aliran kas masuk dan aliran kas
keluar selama jangka waktu tertentu. Disamping laporan keuangan
umum perlu juga disusun laporan keuangan lain untuk keperluan
19
penetapan pajak yang disampaikan kepada Inspeksi Pajak sedang untuk
kepentingan pemerintah lainnya seperti Biro Pusat Statistik, Dinas
Perindustrian, kantor Perdagangan, Departemen Tenaga Kerja dan dinas
lainnya diperlukan laporan-laporan lain yang bersifat khusus.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, laporan keuangan sebagai
pertanggungan jawab kepada pihak ekstemal disusun sedemikian rupa
sehingga:
a. memberikan informasi keuangan secara kuantitatif mengenai
perusahaan tertentu, guna memenuhi keperluan para pemakai dalam
Dapat mengambil keputusan.
b. Dapat menyajikan informasi yang dapat dipercaya mengenai posisi
keuangan dan perubahan-perubahan kekayaan bersih perusahaan.
c. Dapat menyajikan informasi keuangan yang dapat membantu para
pemakai dalam menaksir kemampuan memperoleh laba dari
perusahaan.
d. Dapat menyajikan informasi-informasi lain yang diperlukan
mengenai perubahan-perubahan dalam harta dan kewajiban, serta
mengungkapkan informasi lain yang sesuai dengan keperluan
pemakai.
1) Relevan.
2) Jelas dan dapat dimengerti.
3) Dapatdiujikebenarannya.
20
4) Mencermingkan keadaan perusahaan menurut waktunya
secara tepat.
5) Dapat dibandingkan.
6) Lengkap
7) Netral.
7. Pengertian Kinerja Keuangan
Setiap organisasi yang beriorientasi pada pencapaian laba maupun tidak,
akan membawa konsekuensi bagi pimpinan puncak untuk membagi kegiatan
kegiatandan pertanggung jawabannya serta bagaimana mengkoordinasikan
keputusanyang diambil. Hal yang tidak dapat dihindari adalah manajemen
puncak harus mendistribusikan kekuasaannya dalam mengambil keputusan atas
kebijaksanaan pengelolaan atau pelaksanaan kegiatannya. Namun demikian
satu hal yang mutlak harus diperhatikan agar perusahaan secara keseluruhan
tetap berjalan sesuai dan dapat memaksimalkan satu hal kekayaan pemegang
saham serta harapan para penyandang dana lainnya. Untuk meningkatkan
efiensi serta efektivitas dalam melaksanakan kegiatannya, maka harus ada
keharmonisan antara tujuan- tujuan perusahaan secara keseluruhan. Sehingga
dapat berjalan seiring dan sejalan dalam kerangka yang sama demi tercapainya
tujuan utama organisasi.
Kinerja keuangan merupakan suatu hasil atau prestasi dari keuangan
suatu perusahaan pada waktu tertentu dan memberikan gambaran tentang
kondisi keuangan yang dicapai dalam waktu tertentu. Penyajian kinerja
21
keuangan sesuai dengan laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan
laba rugi yang dimaksudkan untuk memberikan informasi yang kuantitatif guna
melakukan penilaian mengenai keuangan perusahaan tersebut pada suatu
periode baik untuk kepentingan manajemen, pemilik perusahaan, pemerintah,
atau pihak-pihak lainnya.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan penilaian mengenai kondisi
keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan suatu alat analisis. Menurut
Van Horne (1997:13) mengemukakan bahwa untuk mengevaluasi kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan, maka analisis harus melakukan pemeriksaaan
terhadap kesehatan keuangan perusahaan. Alat yang biasa digunakan dalam
pemeriksaan ini adalah rasio keuangan atau indeks yang menghubungkan data-
data keuangan dengan jalan membagi satu dengan yang lainnya. Dalam
menganalisis setiap ukuran (rasio) di atas, angka-angka yang diperoleh dari
hasil perhitungan dapat dilakukan dengan cara membandingkan suatu perusaaan
dari satu periode ke periode lainnya.
Kinerja perusahaan adalah hasil atau prestasi yang dicapai oleh
perusahaan dalam periode tertentu (biasanya satu periode akuntansi). Salah satu
cara yangdapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan melalui
analisis atas laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan standar akuntansi
keuangan (SAK). Berkaitan dengan pernyataan tersebut, ditambahkan bahwa
analisis kinerja perusahaan harus berdasarkan data keuangan yang
dipublikasikan pada laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan prinsip
akuntansi yang lazim. Di manalaporan ini merupakan data yang paling umum
22
tersedia utuk tujuan tersebut, walapun seringkali tidak mewakili hasil dari
kondisis ekonomi, karena laporan keuangan adalah kartu yang memuat hasil
investasi, operasi dan pembiayaan perusahaan.
8. Kinerja Laporan Keuangan.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (Kusumadiyanto:2006) “Kinerja
diartikan sebagai sesuatuyang dicapai/prestasi yang diperlihatkan/kemampuan
kerja”. Kinerja yaitu berkemampuan dengan menggunakan tenaga. Sedangkan
menurut menurut Riyanto (2001:354) “kinerja adalah kemampuan perusahaan
di bidang keuangan yang dapat memberikan informasi tentang aliran dana baik
datangnya data maupun untuk apa dana itu digunakan”.
Maksud kinerja keuangan menurut acuan diatas adalah kemampuan
kerja manajemen yang dilihat dari sisi financial atau dalam hal ini melihat dari
laporan keuangan suatu perusahaan. Unsur yang berkaitan secara langsung
dengan pengukuran kinerja perusahaan disajikan pada laporan keuangan yang
disebut laporan laba rugi. Penghasilan bersih (laba) sering ka1i digunakan
sebagai ukuran kinerja. Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran
penghasilan bersih ini adalah penghasilan (income) pada beban (expense).
Dengan menggunakan laporan keuangan sebagai informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kita dapat mengetahui kinerja dan perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pemakai dan pengambilan
keputusan ekonomi. Posisi kinerja keuangan perusahaan yang dipengaruhi oleh
sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas, solvabilitas,
23
serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Informasi menilai
perubahan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai peruhahan
potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan,
sehingga dapat memperediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan kas
serta untuk merumuskan efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan
tambahan sumber daya.
9. Analisa Rasio Keuangan
Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis
rasio keuangan juga memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang
digunakan adalah rasio atau indeks yang menghubungksn dua data keuangan
yang satu dengan yang lainnya. Analisis dan interprestasi dari macam-macam
rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan
dan prestasi perusahaan.
Yang dimaksud dengan rasio dalam analisis laporan keuangan adalah
suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lain
dalam laporan keuangan hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan
tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana (Djarwanto,
2004:143).
Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang
menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan
penyerderhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos-pos
24
tersebut dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat
memperoleh informasi dan memberikan penilaian.
Analisa rasio seperti halnya alat-alat analisa yang lain adalah “future
oriented”. Oleh karena itu, penganalisa harus mampu menyesuaikan factor-
faktor yang ada pada periode dan waktu ini dengan factor-faktor dimasa yang
akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil
operasi perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian kegunaan atau
manfaat suatu angka rasio sepenuhnya tergantung kepada kemampuan atau
kecerdasan penganalisa dalam menginterprestasikan data yang bersangkutan.
10. Variabel Dalam Evaluasi Kinerja Keuangan.
Variabel-variabel yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja
keuangan suatu perusahaan, dalam hal ini adalah:
a. Aktiva
Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan
yang biasanya dinyatakan dalam suatu satuan mata uang. Jenis sumber-
sumber ekonomi atau 1azim disebut harta perusahaan bisa bermacam-
macam. Ada kekayaan berupa barang-barang berwujud seperti tanah,
gedung, dan mesin. Adapula yang berupa tagihan yang didalam istilah
akuntansi disebut piutang dagang, dan ada pula dalam bentuk pembayaran
dimuka (uang muka) atas jasa-jasa tertentu yang baru akan diterima dimasa
yang akan datang, misalnya premi asuransi dibayar dimuka. Sementara
dikatakan juga bahwa aktiva adalah sumber daya yang dikendalikan oleh
25
perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu yang dibarapkan akan
memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan dimasa datang. Manfaat
ekonomi dimasa depan yang berwujud dalam aktiva tetap adalah potensi
aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak
langsung arus kas kepada perusahaan. Potensi ini dapat berbentuk sesuatu
yang produktif dan merupakan bagian dari aktifitas operasional. Manfaat
ekonomi digunakan dalam produksi barang dan jasa, ditukarkan dengan
aktiva lain, digunakan untuk menyelesaikan kewajiban, atau dibagikan
kepada pemilik perusahaan.
Aktiva perusahaan berasal dari transaksi atau peristiwa lain yang
terjadi dimasa lalu, oleh karena itu transaksi atau peristiwa yang diharapkan
terjadi dimasa depan tidak dengan sendirinya memunculkan aktiva.
Disamping itu ada hubungan erat antara terjadinya pengeluaran dan
timbulnya aktiva, namun kedua peristiwa ini tidak perlu harus bersamaan
untuk menentukan timbulnya suatu aktiva.
b. Kewajiban.
Kewajiban merupakan hutang perusahaan pada masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan akanmengakibatkan
arus keluar sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
Kewajiban suatu perusahaan dapat diselesaikan dengan cara melakukan
pembayaran kas, menyerahkan aktiva lain, memberi jasa, mengganti
kewajiban dengan kewajiban lain, mengkonversi kewajiban menjadi
ekuitas, atau dengan cara dihapuskan. Seperti halnya aktiva, kewajiban juga
26
timbul dari transaksi atau peristiwa masa lalu. Perlu dibedakan antara
kewajiban sekarang dan komitmen dimasa depan. Keputusan manajemen
untukmembeli aktiva dimasa depan (komitmen) tidak dengan sendirinya
menimbulkan kewajiban sekarang.
c. Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual (residual interest) atas aktiva setelah
dikurangi semua kewajiban (aktiva bersih). Dalam perseroan terbatas,
setoran modal oleh pemegang saham, saldo laba ditahan, penyisihan saldo
laba, dan penyisihan penyesuaian pemeliharaan modal dapat disajikan
secara terpisah. Penyajian seperti ini berguna untuk mengidentifikasikan
pembatasan hukum dan pembatasan lainnya terhadap kemampuan
perusahaan untuk membagikan atau menggunakan ekuitas serta
merefleksikan fakta bahwa berbagai pihak mempunyai hak yang berbeda.
Jumlah ekuitas yang disajikan pada neraca tergantung pada pengukuran
aktiva dan kewajiban.
d. Penghasilan.
Penghasilan adalah manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi
dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi (setoran) penanaman modal. Penghasilan meliputi pendapatan
(Revenues) maupun keuntungan (gains). Pendapatan timbul dalam
pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa (normal) seperti penjualan,
penghasilan jasa, bunga deviden royalty dan sewa. Sedangkan keuntungan
27
mencerminkan pos lainnya yang memenuhi defenisi penghasilan dan
mungkin timbul atau tidak dalam pelaksanaan aktifitas perusahaan yang
biasa.Penghasilan juga meliputi keuntungan yang belum direalisasi,
misalnya aktiva jangka panjang. Pada laporan laba rugi, keuntungan
biasanya dicantumkan terpisah dan dilaporkan dalam jumlah bersih setelah
dikurangi dengan beban yang bersangkutan. Selain dapat diterimadalam
berbagai bentuk aktiva (piutang, barang dan jasa), penghasilan dapat juga
berasal dari penyelesaian kewajiban, misalnya penyerahan barang untuk
melunasi pinjarilah.
e.Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanam modal. Beban mencangkup
kerugian (loss) maupun beban yang dalam pelaksanaan aktifitas perusahaan
yang biasa. Beban yang timbul dari pelaksanaan aktifitas biasa ini meliputi
antara lain beban pokok penjualan, gaji dan depresiasi, yang biasanya
berbentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas, persediaan dana
aktiva tetap. Kerugian mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi
beban yang mungkin timbul atau tidak dalam pelaksanaan aktifitas
perusahaan yang biasa.Kerugian ini dapat timbul dari bencana kebakaran,
banjir maupun pelepasan aktiva tidak lancar.Definisi beban juga meliputi
kerugian yang belum direalisasi misalnya kerugian karena selisih kurs
28
valuta asing.Pada laporan laba rugi, kerugian biasanya dicantumkan terpisah
dan dilaporkan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan penghasilan
yang bersangkutan.
11. Pendekatan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan.
Dalam mengukur kinerja keuangan, digunakan analisis keuangan
karena analisis keuangan melibatkan penilaian terhadap keuangan dimasa
akan datang. Tujuannya adalah untuk menemukan kelemahan-kelemahan
didalam kinerja keuangan perusahaan yang dapat menyebabkan masalah-
masalah dimasa akan datang, dan untuk menentukan kekuatan-kekuatan yang
dapat diandalkan.
Rasio keuangan merupakan alat utama dalam analisis keuangan,
dikarenakan dapat dipergunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan
mengenai kesehatan keuangan pemsahaan. Dalam hal ini dengan melihat
laporan keuangan perusahaan yaitu neraca dan laporan laba rugi.Analisa
laporan keuangan ini juga digunakan oleh manajemen untuk memonitor
keadaan perusahaan dari satu periode keperiode lainnya. Adanya perubahan-
perubahan yang tidak diharapkan akan segera diketahui, dan kemudian dicari
langkah-langkah pemecahannya. Hal ini dapat diartikan bahwa perkembangan
suatu perusahaan dibandingkan dengan masa lalunya.Setiap perkembangan
yang tidak diinginkan harus segera diperbaiki dan diarahkan kepada tujuan
yang telah ditetapkan semula. Dalam menggunakan rasio-rasio keuangan perlu
diperbaikan beberapa hal antara lain:
29
a. Sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan
operasi yang telah dilakukan. Untuk menilai keadaan pemsahaan secara
keseluruhan, sejumlah rasio baruslah dinilai secara bersama-sama.
b. Perbandingan yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang sejenis dan
pada saat yang sama.
c. Sebaiknya perhitungan rasio keuangan didasarkan pada laporan
keuangan yang sudah diaudit (diperiksa). Laporan keuangan yang
belurn diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang
dihitungjuga akurang.
d. Yang sangat penting diperhatikan adalah bahwa pelaporan akuntansi
yang digunakan hampir sama.
Rasio keuangan atau Financial Rasw pada dasarnya dapat dibagi
dalamtiga kelompok, yaitu rasio likuiditas dan aktifitas, debt ratio,serta
profitability ratio. Selain hal tersebutjuga diperlukan analisis mengenai
rentabilitas.
Uraian berikut merupakan teori pendekatan atau tolok ukur dalam
menilai kinerja keuangan suatu perusahaan.
1). Rasio Aktifitas.
Rasio aktifitas atau rasio efesiensi memberikan dasar bagi penilai
mengenai efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber
daya untuk mencetak angka penjualan. Hal ini dapat ditemukan
pada tiap kategori aktiva yang diinvestasikan perusahaan. Rasio
ini berkenaan dengan piutang dagang, persediaan, aktiva tetap
30
dan total aktiva. Dengan kata lain rasio aktifitas menunjukan
bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal,
kemudian dengan cara membandingkan rasio aktifitas dengan
standar industri, maka dapat diketahui tingkat efesiensi
perusahaan dalam industri.
2). Rasio Profitabilitas.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh
laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun
modal sendiri.Rasio profitabilitas membantu menjawab
pertanyaan mengenai efektifitas manajemen perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dari aktiva atau seumber penghasilan
yang dipercayakan kepada mereka.Untuk kelangsungan
hidupnya suatu perusahaan harus berada dalam keadaan
menguntungkan atau profitable.
3) Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara
laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
Atau dapat juga dikatakan bahwa rentabilitas adalah kemampuan
suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama kurun waktu
atau periodetertentu.
4). Rasio likuiditas.
Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan
suatuperusahaan untuk membayar semua kewajiban
31
financialnya. Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai
kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban
financial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan
menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuiditas badan
usaha berarti kemampuan perusabaan untuk dapat menyediakan
alat-alat likuiditas sehingga dapat memenuhi kewajiban
financialnya pada saat ditagih.
5). Rasio Solvabilitas.
Solvabilitas perusahaan menunjukkan perusabaan untuk
memenuhi segala kewajiban financialnya pada saat
dilikuidasikan. Atau dengan kata lain solvabilitas merupakan
kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-
hutangnya baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka
panjang. Solvabilitas suatu perusahaan dapat dilihat dari
neracanya. Suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila
mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar
hutang-hutangnya.
12. Penilaian Kinerja Keuangan.
Dalam menilai kinetja keuangan, suatu perusahaan menggunakan
analisis rasio keuangan, angka-angka absolut atau rasio tidak akan memberikan
arti apabila tidak dikomparasikan atau dibandingkan dengan angka lainnya.
Oleh karena itu diperlukan suatu pedoman untuk dapat menentukan arti dari
suatu rasio atau ukuran-ukuran lain yang dihitung. Salah satu acuan dalam
32
membandingkan dan manilai angka-angka atau rasio adalah dengan
menggunakan analisis diskriptif, perbandingan prestasi dan posisi keuangan.
Dengan melihat kecendrungan angka-angka rasio tertentu dapat diperoleh
gambaran apakah rasio-rasio tersebut cendrung naik, turun atau relative
konstan.
Dari gambaran tersebut dapat dideteksi masalah-masalah yang sedang
dihadapi oleh perusahaan dan dapat diobservasi baik buruknya pengelolaan
perusahaan, dalam hal ini PT Telkom.
13. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang PT. Telkom telah banyak dilakukan oleh para
peneliti sebelumnya, baik dari kalangan akkdemis maupu praktisi secara
organisasi kelembagaan maupun secara individual. Adapun peneliti terdahulu
yang dijadikan rajukan bagi para peneliti yaitu:
Nama Tahun Judul Hasil
Dessy Dwi
ratna pertiwi
Darminto
Devi arah
Azizah
2014
Analisa Rasio Keuangan
sebagai Salah Satu Alat
Untuk Menilai Kinerja
Keuangan pada PT. Japfa
Compeed Indonesia Tbk
dan PT. Charoen
Pokhand Indonesia Tbk
Pada PT. Japfa Compeed Inonesia Tbk
menunjukkan bahwa pada kondisi
keuangannya kurang baik karena dari
rasio likuiditas, rasio aktivitas dan
profitabilitasnya yang mengalami
fluktasi dan rasio hutang mengalami
peningkatan sedangkan pada PT.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk dalam
keadaan baik karena rasio likuiditas dan
rasio hutang dalam keadaan sangat baik
serta rasio aktivitas dan profitabilita
dalam keadaan ukup baik.
33
B. Kerangka Pikir
Pada mulanya, laporan keuangan hanyalah sebagai alat penguji dari
pekerjaan bagian pembukuan bagi suatu perusahaan. Namun dalam perekonomian
modern sekarang, laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi
juga sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan
tersebut. Selain itu, laporan keuangan merupakan media penting bagi pihak-pihak
yang berkepentingan dalam proses pengambilan keputusan ekonomis. Jadi untuk
mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta-hasil-hasil yang telah dicapai
oleh perusahaan tersebut, perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang
bersangkutan.
Menurut Sutrisno (2001), laporan keuangan merupakan hasil akhir dari
proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni neraca dan laporan laba
rugi. Sedangkan Myer dalam bukunya Financial Statement Analysis (Munawir,
2002:5) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah dua
daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua
daftar itu adalah neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau
daftar laba-rugi. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi
perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau
daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan). Laporan keuangan yang utama
yang terdiri dari Neraca dan Laba Rugi sebenarnya memberikan informasi
menyeluruh mengenai kondisi perusahaan. Oleh karena sifatnya menyeluruh, maka
kedalaman informasi yang diperoleh berkurang. Apalagi diketahui sifat-sifat
akuntansi itu sendiri mengandung berbagai hal yang menimbulkan keterbatasan dan
34
kelemahannya sendiri.Untuk tidak terjebak oleh masalah ini, di samping agar bisa
menggali informasi yang lebih luas, maka perlu dilakukan analisis laporan
keuangan.
Analisis laporan keuangan dapat memperluas dan mempertajam
informasi yang disajikan oleh laporan keuangan. Kegiatan analisis ini dapat
menggali dan mengungkapkan berbagai hal yang tersembunyi dalam laporan
keuangan. Hasil analisis ini dapat memberikan informasi dengan tujuan screening,
diagnosis, evaluasi, dan prediksi keadaan ekonomi perusahaan. Dengan demikian
analisis laporan keuangan ini menjadi sangat bermanfaat bagi manajemen, investor
dan pihak-pihak lainnya. Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses
membedah bedah laporan keuangan kedalam komponen-komponennya. Penelaahan
mendalam terhadap masing-masing komponen dan hubungan di antara komponen-
komponen tersebut akan menghasilkan pemahaman menyeluruh atas laporan
keuangan itu sendiri.
Analisis laporan keuangan pada hakekatnya bertujuan untuk
memberikan dasar pertimbangan yang lebih layak dan sistematis dalam rangka
memprediksi kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Selain itu,
analisis laporan keuangan juga akan mampu mengurangi dan mempersempit
berbagai ketidakpastian. Dengan kata lain hasil analisis laporan keuangan akan
membantu meniterpretasikan berbagai hubungan kunci dan kecenderungan yang
dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan
di masa yang akan datang. Secara umum, metode analisis laporan keuangan dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu metode analisis horizontal dan metode
35
analisis vertikal. Metode analisis horizontal adalah metode analisis yang dilakukan
dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun (periode),
sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya.
Gambar 2.1
Kerangka Piikir
C. Hipotesis
Berdasarkan permasalahan dan landasan teori, maka penulis
mengajukan hipotesis sebagai berikut: “Diduga bahwa pengelolaan keuangan
PT. Telkom (divisi regional area VII) Makassar telah berjalan secara efisien dan
efektif”.
Analisis LaporanKeuangan
Metode RasioKeuangan
PT. Telkom
(Devisi RegionalArea VII Makassar)
Kinerja KeuanganPerusahaan
36
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian, penulis mengumpulkan data dan informasi
yang relevan dengan masalah yang terjadi. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Nazir (2003, 54) menyatakan
bahwa metode deskriptif analisis yaitu metode yang menyajikan dan menganalisis
data yang diperoleh kemudian membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antara objek yang diteliti sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Telkom (Devisi Regional Area VII
Makassar).
2. Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian ini diperkirakan mulai bulan maret sampai
dengan april tahun 2015.
B. Metode Pengumulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh
data yang relevan dan akurat dengan masalah yang dibahas. Metode
pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut:
37
1. Observasi
Observasi langsung, yakni teknik pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala atau objek yang
diteliti.
2. Wawancara
Yaitu, Tanya jawab secara lansung dengan staff dari pengelolah bagian
keuangan dan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan objek yang
diteliti , wawancara ini di laksanakan untuk memperoleh data mengenai
sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan aktivitas
perusahaan yang dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan dari
kegiatan perusahaan.
3. Studi Kepustakaan (Library Research)
Metode ini dilakukan dengan mempelajari teori-teori dan konsep-konsep
yang sehubungan dengan masalah yang diteliti penulis pada buku-buku,
masalah, dan jurnal guna memperoleh landasan teoritis yang memadai
untuk melakukan pembahasan.
4. Mengakses Web dan Situs-situs Terkait
Metode ini digunakan untuk mencari informasi terkait dengan masalah
yang diteliti.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
38
a. Data kualitatif diproleh secara lisan aupun tulisan. Data kualitatif
dalam hal ini adalah prosedur oprasional perusahaan.
b. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka .
1. Sumber data.
c. Data primer adalah data yang diproleh secara langsung
d. Data sekunder adalah data yang telah dibuat oleh orang lain
sebelummya.
D. Metode analisis
Penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif dengan penekanan pada
hal yang berhubungan dengan angka dan rumus tertentu dengan menggunakan
metode analisis laporankeuangan. Adapun metode analisis laporan keuangan
yang digunakan terdiri atas:
1. Ratio likuiditas
1.Current Rasio
a. Current Ratio (CR) =
b. Quick Test Ratio (QTR) =
Kas + investasi jangka pendek + piutang dagang bersihKewajiban lancer
c. Net Working Capital (NWC)=
___Aktiva Lancar____Kewajiban lancar
Aktiva lancar – kewajiban lancarKewajiban lancar
39
Rule of thumb (pedoman) dalam menganalisis adalah current ratio antara 100%
s.d. 200% berarti banyak aktiva yang menganggur (Darsono dan Ashari,
2005:52).
2. Ratio Solvabilitas
a. Debt To Asset Ratio DAR =
b. Debt To Equity Ratio =
c. Equity Multiplier =
d. Interest Coverage =
Rule of thumb dari rasio solvabilitas adalah maksimal 100%. Artinya perusahaan
banyak mengandalkan modal dari dalam, bukan utang (Darsono dan Ashari,
2005:54).
3. Ratio Profitabilitas
a. Gross Profit Margin (GPM) =
b. Net Profit Margin (NPM) =
c. Return On Asset (ROA) =
Total KewajibanTotal Aktiva
Total kewajibanTotal equitas
Total AktivaTotal Ekuitas
_____EBIT___Biaya bunga
Penjualan Bersih – HPPPenjualan Bersih
___Laba Bersih__Penjualan Bersih
Laba BersihTotal Aktiva
___Laba Bersih__Rata-Rata Eqiutas
40
d. Return On Equity (ROE) =
e. Earning Per Share (EPS) =
f. Payout Ratio (PR) =
g. Retention Ratio (RR) =
h. Productivity Ratio (PR) =
Rule of thumb pada setiap rasio ini adalah bahwa hasil rasio harus lebih besar
dari bunga deposito berjangka satu tahun. Jika hasil perhitungan rasio lebih
kecildari suku bunga satu tahun, maka hasil investasi yang dilakukan lebih kecil
daripada investasi pada deposito berjangka (Darsono dan Ashari, 2005:56).
4. Ratio Aktivitas
a. Receivable Turn Over (RTO) =
b. Rata-Rata Penerimaan Piutang (RPP) =
c. Inventory Turn Over (ITO) =
d. Lama Persediaan Mengendap =
_________Laba Bersih_____Jumlah Saham Yang Beredar
Deviden kasLaba bersih
Laba ditahan tahun berjalanLaba bersih
Penjualan bersihRata-rata aktiva
____Penjualan Bersih___Rata-Rata Piutang Dagang
_______365________Receivable Turn Over
Harga Pokok PenjualanRata-Rata Persediaan
_______365_____Inventory turn over
41
e. Total Asset Turn Over (TATO) =
Rule of thumb receivable turn over adalah sekitar 6 – 12 kali sehingga waktu
mengendap piutang adalah 30 sampai 60 hari. Untuk persediaan stok berkisar 30
– 45 hari . total asset turn over bagi perusahaan yang produktif harus di atas 1
(Darsono dan Ashari, 2005:59).
__Penjualan bersih__Rata-rata total aktiva
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis laporan keuangan. Analisis
laporan keuangan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan dan diukur
dengan bantuan rasio keuangan.
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. atau dikenal dengan PT. Telkom
adalah perusahaan penyedia jasa informasi dan komunikasi dengan produk
unggulannya adalah Telepon Jaringan ( Telepon Rumah Telkom dan Telepon
tanpa Jaringan / Wireless ( FLEXI ). Adapun sejarah singkat PT. Telkom adalah
sebagai berikut :
Era Kolonial
Pada tahun 1882, didirikan sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan
telegraf. Layanan komunikasi kemudian dikonsolidasikan oleh Pemerintah Hindia
Belanda ke dalam jawatan Post Telegraaf Telefoon (PTT).
Perusahaan Negara
Pada tahun 1961, status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan
Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian pada tahun 1965, PN Postel dipecah
menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro) dan Perusahaan
Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).
Perumtel
43
Pada tahun 1974, PN Telekomunikasi diubah namanya menjadi Perusahaan
Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi
nasional maupun internasional. Tahun 1980 seluruh saham PT. Indonesian
Satellite Corporation Tbk. (Indosat) diambil alih oleh pemerintah RI menjadi
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menyelenggarakan jasa
telekomunikasi internasional, terpisah dari Perumtel. Pada tahun 1989, ditetapkan
Undang-undang Nomor 3 Tsahun 1989 tentang Telekomunikasi, yang juga
mengatur peran swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi.
PT. Telkom ( Persero )
Pada tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25
Tahun 1991.
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
Pada tanggal 14 November 1995 dilakukan Penawaran Umum Perdana saham
TELKOM. Sejak itu saham TELKOM tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek
Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), Bursa Saham New York (NYSE) dan
Bursa Saham London (LSE). Saham TELKOM juga diperdagangkan tanpa
pencatatan di Bursa Saham Tokyo.Tahun 1999 ditetapkan Undang-undang
Nomor 36 Tahun 1999 tentang Penghapusan Monopoli Penyelenggaraan
Telekomunikasi. Memasuki abad ke-21, Pemerintah Indonesia melakukan
diregulasi di sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas.
Dengan demikian, Telkom tidak lagi memonopoli telekomukikasi
Indonesia.Tahun 2001 TELKOM membeli 35% saham Telkomsel dari PT
44
INDOSAT sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa
telekomunikasi di Indonesia yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan
bersama dan kepemilikan silang antara PT. TELKOM dan PT. INDOSAT. Sejak
bulan Agustus 2002 terjadi duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal.
B. Struktur Organisasi
Dalam tim manajemen PT. Telkom terdiri atas dua kepemimpinan yaitu
Komisaris dan Direksi. Berikut adalah bagan struktur organisasi dari tim
manajemen dari PT. Telkom
Gambar 1.2
Struktur Komisaris PT. Telkom
Sumber: situs web PT. Telkom
Berdasarkan bagan struktur organisasi dewan Komisaris diatas dapat
dilihat bahwa PT. Telkom dipimpin oleh Komisaris utama dibantu oleh dua
orang Komisaris dan duan orang Komisaris Independent.
Komisaris Independent Komisaris Independent
Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
45
Gambar 1.3
Struktur Direksi PT. Telkom
Sumber: situs web PT. Telkom
C. Kegiatan Usaha
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup bisnis kami
kegiatan Perusahaan adalah menyelenggarakan jaringan dan layanan
telekomunikasi, informatika serta optimalisasi sumber daya Perusahaan.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, Perusahaan menjalankan kegiatan
usaha yang meliputi:
DirekturInformationTeknologi
Direktur Utama
DirekturKeuangan
DirekturHumanTeknologi
DirekturEnterprise&Wholesale
DirekturCompliance& RiskManageme
DirekturKonsumer
DirekturNetwork& Solution
46
a. Usaha Utama
1. Merencanakan, membangun, menyediakan, mengembangkan,
mengoperasikan, memasarkan atau menjual/menyewakan dan
memelihara jaringan telekomunikasi dan informatika dalam arti yang
seluas-luasnya dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2. Merencanakan, mengembangkan, menyediakan, memasarkan atau
menjual dan meningkatkan layanan jasa telekomunikasi dan
informatika dalam arti yang seluas-luasnya dengan memperhatikan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Usaha Penunjang
1. Menyediakan layanan transaksi pembayaran dan pengiriman uang
melalui jaringan telekomunikasi dan informatika.
2. Menjalankan kegiatan dan usaha lain dalam rangka optimalisasi
sumber daya yang dimiliki Perusahaan, antara lain pemanfaatan aset
tetap dan aset bergerak, fasilitas sistem informasi, fasilitas pendidikan
dan pelatihan dan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan.
D. Visi, Misi dan Motto
1. Visi
PT .Telkom Indonesia memiliki visi yaitu “To become a leading InfoCom
player in the region”.Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai
47
perusahaan InfoCom terkemuka dalam bidang kinerja finansial, pasar dan
operasional di kawasan Asia .
2. Misi
PT .Telkom Indonesia mempunyai misi yaitu “ to provide one stop
Infocome services with excellent quality and competitive price “. Telkom
berkomitmen
a. Memberikan layanan terbaik dan berkualitas, untuk kemudahan bagi
pelanggan dengan harga yang kompetitif .
b. Memaksimalkan “Nilai Perusahaan” melalui ekspansi dan pengembangan
portofolio usaha di bidang adjacent industries telekomunikasi.
c. Menjadi perusahaan holding strategis demi pertumbuhan tinggi dan
sinergi melalui anak-anak perusahaan dan unit bisnis strategis.
d. Menjadi kontributor pendapatan yang utama bagi pemegang saham.
E. Motto
Setiap perusahaan khususnya perusahaan besar tentu memiliki suatu
motto atau slogan sebagai bentuk pencitraan perusahaannya. Motto juga biasa
digunakan sebagai identitas suatu perusahaan. Suatu motto tentu mempunyai
suatu maksud yang ingi di sampaika suatu perusahaan kepada stakeholders
(pelanggan, mitra kerja, pemegang saham, competitor, masyarakat). Begitu juga
dengan PT. Telkom yang mempunyai motto “Commited 2 U”.
48
Dlam rangka memberikan yang terbaik kepada stokeholders, setiap insan
PT. Telkom wajib menjaga dan mempunyai nilai kerja yang merupakan wujud
nyata dari “Commited 2 U” yaitu:
1. Kejujuran (jujur dan tulus,dapat dipercaya,satunya kata dengan perbuatan,
keteladanan).
2. Transparan (menyatakan apa adanya, no hidden agenda)
3. Komitmen (memiliki kesatuan tekad dan tujuan, loyal kepada perusahaan ,
konsisten kepada keputusan , dedikasi kepada stakeholders)
4. Kerjasama (open minded , menerima perbuatan dan kritik, positive thinking,
tidak sektoral, tidak menyalahkan orang lain)
5. Disiplin (patuh pada aturan dan system)
6. Peduli (customer centric, respect for others, emphatic)
7. Tanggungjawab (kepatutan “proper”, excellentresult, continuous
improvement).
F. Makna Logo
Logo baru TELKOM mencerminkan brand positioning ”Life Confident”
dimana keahlian dan dedikasi akan diberikan bagi semua pelanggan untuk
mendukung kehidupan mereka dimanapun mereka berada. Brand positioning ini
didukung oleh “service culture” baru yaitu: expertise, empowering, assured,
progressive dan heart. Sekilas logo bulat dengan siluet tangan terkesan simpel.
Simplifikasi logo ini terdiri dari lingkaran biru yang ada di depan tangan berwarna
kuning. Logo ini merupakan cerminan dari “brand value” baru yang selanjutnya
49
disebut dengan “Life in Touch” dan diperkuat dengan tag line baru pengganti
“committed 2U” yakni “the world is in your hand”. Untuk lebih mengenal logo
ini, ada baiknya kita memaknai arti dari simbol-simbol tersebut
Gambar 2. Logo Telkom
a. Expertise : makna dari lingkaran sebagai simbol dari kelengkapan
produk dan layanan dalam portofolio bisnis baru TELKOM yaitu
TIME (Telecommunication, Information, Media & Edutainment).
b. Empowering : makna dari tangan yang meraih ke luar. Simbol ini
mencerminkan pertumbuhan dan ekspansi ke luar.
c. Assured : makna dari jemari tangan. Simbol ini memaknai sebuah
kecermatan, perhatian, serta kepercayaan dan hubungan yang erat
d. Progressive : kombinasi tangan dan lingkaran. Simbol dari matahari
terbit yang maknanya adalah perubahan dan awal yang baru.
e. Heart : simbol dari telapak tangan yang mencerminkan kehidupan
untuk menggapai masa depan.
Selain simbol, warna-warna yang digunakan adalah :
a. Expert Blue pada teks Telkom melambangkan keahlian dan
pengalaman yang tinggi
50
b. Vital Yellow pada telapak tangan mencerminkan suatu yang atraktif,
hangat, dan dinamis
c. Infinite sky blue pada teks Indonesia dan lingkaran bawah
mencerminkan inovasi dan peluang yang tak berhingga untuk masa
depan.
51
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisa Rasio
1. Rasio Likuditas PT. Telkom
Ratio likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek, meliputi:
a. Current Ratio (CR) =
b. Quick Test Ratio (QTR) =
Kas + investasi jangka pendek + piutang dagang bersihKewajiban lancer
c. Net Working Capital (NWC)=
Rule of thumb (pedoman) dalam menganalisis adalah current ratio
antara 100% s.d. 200% berarti banyak aktiva yang menganggur (Darsono dan
Ashari, 2005:52).
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa besarnya rasio lancar (current
ratio) PT. Telkom pada tahun 2012 adalah 61%, tahun 2013 adalah 91% dan
tahun 2014 adalah 96%. Rasio ini menggambarkan setiap Rp 1 utang lancar
dijamin aktiva lancar sebesar 0,61 untuk tahun 2012, untuk tahun 2013 sebesar
0,91, dan tahun 2014 sebesar 0,96. Hasil tersebut menunjukkan bahwa PT.
Telkom kurang mampu membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva
__Aktiva lancar__Kewajiban lancar
Aktiva lancar – kewajiban lancarKewajiban lancar
52
lancar yang dimiliki. Walaupun demikian persentase rasio PT. Telkom
mengalami peningkatan setiap tahunnya selama 3 tahun. Sedangkan Quick Test
Ratio atau rasio cepat PT. Telkom pada tahun 2012 adalah 45%. Tahun 2013
adalah 68% dan tahun 2014 adalah 67%. Artinya, rasio cepat PT. Telkom
mengalami peningkatan pada tahun 2012 sampai 2013 dan pada tahun 2014
mengalami penurunan 1% dari tahun sebelumnya. Sedangakan rasio modal
kerja bersih atau Net Working Capital (NWC) PT. Telkom mengalami
peningkatan dari tahu ke tahun . hal ini dapat dilihat dari aktiva lancar yang
cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya.
Table 1.1 rasio likuiditas PT. Telkom (Devisi regional area VII) Makassar
tahun 2012 - 2014
Keterangan Tahun
2012 2013 2014Kas 7.805.460.000.000 9.120.000.000.000 9.634.000.000.000
Investasi JangkaPendek 359.507.000.000 370.000.000.000 361.000.000.000
Piutang DagangBersih 3.789.634.000.000 4.344.000.000.000 4.915.000.000.000
Kewajiban Lancar 26.717.414.000.000 20.473.000.000.000 22.189.000.000.000Aktiva Lancar 16.186.024.000.000 18.729.000.000.000 21.189.000.000.000
Current RaTio (Cr) 61% 91% 96%
Quick Test Ratio 45% 68% 67%
Net WorkingCapital -39% -9% -4%
Sumber: data diolah.
53
2. Ratio solvabilitas PT. Telkom
a. Debt To Asset Ratio DAR =
b. Debt To Equity Ratio =
c. Equity Multiplier =
Rule of thumb dari rasio solvabilitas adalah maksimal 100%. Artinya
perusahaan banyak mengandalkan modal dari dalam, bukan utang (Darsono
dan Ashari, 2005:54).
Berdasarkan tabel 1.2 menunjukkan bahwa Debt To Asset Ratio
(DAR) rasio utang terhadap aktiva PT. Telkom pada tahun 2012 sebesar
49%, tahun 2013 sebesar 44%, dan tahun 2014 sebesar 41%. Maksud dari
rasio ini adalah bahwa tahun 2012 PT. Telkom menggunakan dana dari
kreditur sebesar 49%, tahun 2013 sebesar 44%, dan tahun 2014 sebesar 41%
dari total aktiva yang dimilikinya. Persentase DAR yang semakin menurun
setiap tahunnya menunjukkan bahwa sebagian besar investasi didanai oleh
modal sendiri, bukan utang. Tabel 1.2 menunjukkan rasio tang terhadap
modal atau Debt To Equity Ratio (DER) pada tahun 2012 sebesar 122%,
tahun 2013 sebesar 78%, dan tahun 2014 sebesar 69%.. artinya setiap Rp 1
modal perusahaan menjamin utang peusahaan senilai Rp 1,22 untuk tahun
2012, tahun 2013 sebesar Rp 0,78 dan tahun 2014 sebesar 0,69. Semakin
kecil rasio ini berarti semakin besar jumlah aktiva yang didanai oleh modal
perusahaan. Sama halnya Debt To Asset Ratio (DAR) dengan Debt To Equity
Ratio (DER), Ratio Equity Multiplier (REM), juga mengalami penurunan
selama 3 tahun terakhir. Semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa laba
yang tersedia untuk membayar biaya bunga juga semaki besar. Dapat
disimpulkan bahwa rasio solvabilitas PT. Telkom selama 3 tahun adalah baik,
Total KewajibanTotal Aktiva
Total kewajibanTotal equitas
Total AktivaTotal Ekuitas
54
dimana perusahaan mampu membayar kewajibannya apabila perusahaan
dilikuidasi.
Tabel 1.2 rasio solvabilitas PT. Telkom (devisi regional area VII) Makassar
tahun 2012 -2014
Keterangan Tahun
2012 2013 2014
Total Aktiva 97.559.606.000.000 100.501.000.000.000 103.054.000.000.000Total
Kewajiban 47.636.512.000.000 44.086.000.000.000 42.073.000.000.000Total Ekuitas 38.989.747.000.000 56.415.000.000.000 60.981.000.000.000Beban Bunga 2.000.023.000.000 1.928.000.000.000 1.637.000.000.000
Debt ToAsset Ratio 49% 44% 41%
Debt ToEquity Ratio 122% 78% 69%
EquityMultiplier 250% 178% 169%
Sumber: data diolah
3. Ratio profitabilitas PT. Telkom
Rasio adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio ini meliputi:
a. Gross Profit Margin (GPM) =
b. Net Profit Margin (NPM) =
c. Return On Asset (ROA) =
Penjualan Bersih – HPPPenjualan Bersih
___Laba Bersih__Penjualan Bersih
Laba BersihTotal Aktiva
___Laba Bersih__Rata-Rata Eqiutas
55
d. Return On Equity (ROE) =
e. Earning Per Share (EPS) =
f. Payout Ratio (PR) =
g. Retention Ratio (RR) =
h. Productivity Ratio (PR) =
Rule of thumb pada setiap rasio ini adalah bahwa hasil rasio harus lebih besar
dari bunga deposito berjangka satu tahun. Jika hasil perhitungan rasio lebih
kecildari suku bunga satu tahun, maka hasil investasi yang dilakukan lebih
kecil daripada investasi pada deposito berjangka (Darsono dan Ashari,
2005:56).
Berdasarkan tabel 1.3dapat dilihat bahwa Gross Profit Margin
(GPM) PT. Telkom tahun 2012 adalah 34,99%, tahun 2013 adalah 33,14%,
dan tahun 2014 adalah 30,52%. Itu artinya bahwa setiap Rp 1 penjualan
menghasilkan laba kotor sebesar Rp 0,3499 pada tahun 2012, Rp 0.33,14
tahun 2013, Rp 0,3052 pada tahun 2014. Berbeda dengan halnya Net Profit
Margin (NPM) perusahaan yang berfluktuasi selama kurun waktu 3 tahun
yakni tahun 2012 sebesar 17,54%, tahun 2013 sebesar 16,68%, dan tahun
2014 sebesar 21,53%.
_________Laba Bersih_____Jumlah Saham Yang Beredar
Deviden kasLaba bersih
Laba ditahan tahun berjalanLaba bersih
Penjualan bersihRata-rata aktiva
56
Tabel 1.3 juga menunjunkkan Return On Asset (ROA) pada tahun
2012 sebesar 11,62 %, tahun 2013 sebesar 11,48% dan tahun 2014 sebesar
15,02%. Ini berarti bahwa setiap Rp 1 mampu menghasilkan laba bersih
untuk tahun 2012 sebesar Rp 0,1162, tahun 2013 sebesar Rp 0,1148 dan
tahun 2014 sebesar Rp 0,1502. Sedangka Retun On Equity (ROE) pada
tahun 2012 sebesar 30,92%, tahun 2013 sebesar 24,19% dan tahun 2014
sebesar 26,37%. Persentase ini menggambarkan bahwa setiap Rp 1 modal
mampu menghasilkan Rp 0,3092 untuk tahun 2012, tahun 2013 sebesar Rp
0,2419 dan tahun 2014 sebesar Rp 0,26,37. Sementara besarnya
pengambilan modal untuk satu lembar saham atau Earning Per Share (EPS)
sebesar Rp 562,11 untuk tahun 2012, tahun 2013 sebesar Rp 572,27 dan
tahun 2014 sebesar Rp 767,91. Kemudian Payaout Ratio perusahaan pada
tahun 2012 sebesar 52,25%, tahun 2013 sebesar 56,37% dan tahun 2014
48,32%. Rasio ini menggambarkan persentase deviden kas yang diterima
oleh pemegang saham terhadap laba bersih yang diterima oleh perusahaan.
Retentio Ratio perusahaan tahun 2012 sebesar 322%, tahun 2013 sebesar
133%, dan tahun 2014 sebesar 304%. Rasio ini menggambarkan persentase
laba bersih yang digunakan untuk menambah modal perusahaan.
Produktivity Ratio perusahaan pada tahun 2012 sebesar 68,42%, tahun 2013
sebesar 69,85% dan tahun 2014 sebesar 70,66%. Rasio ini menggambarkan
kemampuan operasional perusahaan dalam menjual dengan aktiva yang
dimiliki.
57
Tabel 1.3 rasio profitabilitas PT. Telkom tahun 2012 - 2014
Keterangan Tahun
2012 2013 2014
Pejualan Bersih 64.596.635.000.000 69.177.000.000.000 71.918.000.000.000Hpp 41.993.494.000.000 46.245.000.000.000 49.970.000.000.000
Laba Bersih 11.332.140.000.000 11.537.000.000.000 15.481.000.000.000
Total Aktiva 97.559.606.000.000 100.501.000.000.000103.054.000.000.000
Rata-Rata Ekuitas 36.651.909.000.000 47.702.373.500.000 58.698.000.000.000Jumlah SahamYang Beredar 20.167.000.000 20.160.000.000 20.160.000.000Deviden Kas 5.807.721.750.000 6.503.406.900.000 7.480.419.200.000Laba Ditahan
Tahun Berjalan 15.336.746.000.000 47.054.000.000.000
Rata-Rata Aktiva 94.407.928.000 99.030.303.000.000101.777.500.000.000
Gpm 34,99% 33,14% 30,52%Npm 17,54% 16,68% 21,53%Roa 11,62% 11,48% 15,02%Roe 30,92% 24,19% 26,37%
Eps (Rp) 562,11 572,27 767,91Payout Ratio 51,25% 56,37% 48,32%
Retention Ratio 322% 133% 304%
Productivity Ratio 68,42% 69,85% 70,66%Sumber: data diolah
4. Ratio Aktivitas PT Telkom
a. Receivable Turn Over (RTO) =
b. Rata-Rata Penerimaan Piutang (RPP) =
c. Inventory Turn Over (ITO) =
____Penjualan Bersih___Rata-Rata Piutang Dagang
_______365________Receivable Turn Over
Harga Pokok PenjualanRata-Rata Persediaan
58
d. Lama Persediaan Mengendap =
e. Total Asset Turn Over (TATO) =
Rule of thumb receivable turn over adalah sekitar 6 – 12 kali sehingga waktu
mengendap piutang adalah 30 sampai 60 hari. Untuk persediaan stok berkisar 30
– 45 hari . total asset turn over bagi perusahaan yang produktif harus di atas 1
(Darsono dan Ashari, 2005:59).
Berdasarkan tabel 1.4 dapat dilihat Receivable Turn Over (RTO) PT.
Telkom pada tahun 2012 adalah 17 kali, tahun 2013 adalah 17 kali dan tahun
2014 adalah 15 kali, maka rata-rata piutang atau lamanya piutang dapat diubah
menjadi kas adalah 21 hari untuk tahun 2012, tahun 2013 adalah 22 hari dan
tahun 2014 adalah 25 hari. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Telkom sangat
cepat mengkonversi piutang menjadi kas sedangkan Inventory Turn Over (ITO)
PT. Telkom pada tahun 2012 adalah 89 kali, tahun 2013 adalah 97 kali dan
tahun 2014 sebesar 79 kali , maka rata-rata jangka waktu persediaan mengendap
digudang adalah 3 hari pada tahun 2012 adalah 4 hari , tahun 2013 selama 4 hari
dan tahun 2014 adalah 5 hari. Hal ini menunjukkan bahwa prusahaan sangat
cepat menjual persediaan yang dimilikinya. Sementara Total Asset Turn Over
(TATO) PT. Telkom tahun 2012 adalah 0,69 kali, tahun 2013 adalah 0,70
kalidan tahun 2014 adalah 0.71 kali. Dengan melihat rasio ini, kita bias
mengetahui efektivitas penggunaan aktiva dan menghasilkan penjualan tidak
cukup 1. Itu artinya perusahaan selama 3 tahun kurang produktif.
_______365_____Inventory turn over
__Penjualan bersih__Rata-rata total aktiva
59
Tabel 1.4 rasio aktivitas PT. Telkom tahun 2012-2014
Keterangan Tahun
2012 2013 2014
Penjualan Bersih 64.596.635.000.000 69.177.000.000.000 71.918.000.000.000Rata-Rata Piutang
Dagang 3.768.176.000.000. 4.175.354.500.000 4.841.500.000.000Harga Pokok
Penjualan 41.993.494.000.000 46.254.000.000.000 49.970.000.000.000Rata-Rata Persediaan 473.597.000.000 475.122.000.000 636.500.000.000
Rata-Rata TotalAktiva 94.407.928.000.000 99.030.303.000.000 101.777.500.000.000
Receivable TurnOver (RTO) 17 Kali 17 Kali 15 KaliRata-Rata
Penerimaan Piutang(RPP)
21 Hari22 Hari 25 Hari
Inventori Turn Over(ITO) 89 Kali 97 Kali 79 Kali
Lama PersediaanMengendap (LPM) 4 Hari 4 Hari 5 HariTotal Asset Turn
Over (TATO) 0,68 Kali 0,70 Kali 0,71 KaliSumber : data diolah
B. Kinerja Keuangan PT Telkom
Kinerja keuangan PT Telkom pada triwulan pertama tahun 2014
memberikan indikasi pertumbuhan yang menggembirakan. Hal ini ditunjukkan
dengan pertumbuhan laba bersih yang mencapai dua digit (13%) dibandingkan
periode tahun sebelumnya.
Pertumbuhan pada pendapatan operasi ini dipacu oleh pertumbuhan yang
terjadi pada data internet dan teknologi informatika yang mencapai 24,7%.
Dengan pencapaian ini, maka konstribusi pendapatan operasi mencapai 30,1%
,meningkat dari tahun 2013 yang mencapai 25,7%. Disamping pendapatan data,
internet dan teknologi informatika ini mencerminkan strategi perusahaan dalam
pertumbuhan bisnis New Wave semakin menunjukkan hasil yang terus
60
meningkat. Sementara itu pada bisnis legacy berupa pendapatan seluler
mengalami pertumbuhan sebesar 3,0 % menjadi Rp 6,7 triliun yang sejalan
dengan peningkatan pelanggang. Telkomsel menyetor pajak sebesar 8,7 Triliun
rupiah ke kas Negara sehingga menempatkan Telkomsel sebagai salah satu
konstribusi pajak yang signifikan di Indonesia . pencapaian telkomsel ini tidak
lepas dari focus perusahaan kepada tiga program utama 2014, yakni penguatan
Telkomsel, Indonesia Digital Network (IDN) dan Internasional Expansion. Focus
tersebut dipilih untuk mempertahankan pertumbuhan kinerja perseroan diatas
rata-rata pertumbuhan industri. Ketiga program utama ini dijalankan melalui
sinergi bisnis antar seluruh entitas Telkom Group. Telkomsel merupakan anak
usaha yang masih jadi andalan tahun 2014, ditargetkan Telkomsel ini dapat
mewujudkan pertumbuhan revenue dan Net Income Double Digit, melanjutkan
kesuksesan tahun 2014.
Program utama Telkom yang kedua adalah perluasan penetrasi
infrastruktur broadband melalui IDN. Telkom melalui Telin kembali bergabung
bersama operator kelas dunia lainnya dalam Konsorsium South East Asia –
United States (SEA – US) melakukan penandatanganan kontrak kerja bersama.
.
67
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti
PT. Telkom, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa:
1. Kinerja PT. Telkom berdasarkan rasio likuiditas pada tahun 2012 sampai tahun
2014 kurang baik, dimana rasio lancer (current ratio) PT. Telkom pada tahun
2012 adalah 61%, tahun 2013 adalah 91% dan tahun 2014 adalah 96%. Rasio
ini menggambarkan setiap Rp 1 utang lancer dijamin aktiva lancer sebesar 0,61
untuk tahun 2012, untuk tahun 2013 sebesar 0,91, dan tahun 2014 sebesar 0,96.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa PT. Telkom kurang mampu membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimiliki. Sedangkan
solvabilitasnya menunjukkan bahwa Debt To Asset Ratio (DAR) rasio utang
terhadap aktiva PT. Telkom pada tahun 2012 sebesar 49%, tahun 2013 sebesar
44%, dan tahun 2014 sebesar 41%. Maksud dari rasio ini adalah bahwa tahun
2012 PT. Telkom menggunakan dana dari kreditur sebesar 49%, tahun 2013
sebesar 44%, dan tahun 2014 sebesar 41% dari total aktiva yang dimilikinya.
Persentase DAR yang semakin menurun setiap tahunnya menunjukkan bahwa
sebagian besar investasi didanai oleh modal sendiri, bukan utang.
2. Kinerja keuangan rasio profitabilitas PT. Telkom pada tahun 2012 sampai
2014 baik, dimana hasil perhitungan rasio profitabilitas lebih besar dari suku
bunga deposito berjangka satu tahun. Sementara rasio aktivitas PT. Telkom
68
kurang baik, dimana Total Asset Turn Over (TATO) kurang dari 1, yang
artinya perusahaan kurang produktif.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang dapat dijadikan
bahan masukan bagi manajemen PT. Telkom yaitu:
1. Manajemen perusahaan hendaknya lebih meningkatkan asset lancar dan
menekankan utang pendek agar kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan
lancar.
2. Manajemen perusahaan hendaknya lebih menekankan penggunaan aktiva
dengan cara meningkatkan penjualan sehingga perusahaan lebih produktif.
62
DAFTAR PUSTAKA
Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktisi Laporan Keuangan.Yogyakarta : Andi.
Fahmi, Irham, 2012, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Kedua,Bandung Alfabeta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2002. Teori Akuntansi Laporan Keuangan, Edisi 1.Jakarta: Bumi
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta:Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan per 1 Juli 2009.Jakarta : Salemba Empat.
Kususmadiyanto, Andra. 2006. Analisis Laporan Keuangan Untuk MenilaiKinerja Peusahaan Pada Kelompok Industri Rokok. (Studi Survei PadaKelompok Industri Rokok). Bandung: Fakultas Ekonomi UniversitasWidiyatama.
Munawir, 2002. Analisis Laporan Keuangan, Edisi keempat, Yogyakarta:Liberty Yogyakarta.
Nazir, Mohammad. 2003. Pengertian Metode Penelitian Deskriptif Analitis,(online)(http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&ved=
Prastowo Dwi Dan Rifka Juliaty, SE. 2002. Analisa Laporan Keuangan KonsepDan Aplikasi. Yogyakarta; UPP AMP YKPN.
Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat.Yogyakarta: BPFE – Yogyakarta.
Rudianto, Dudi. 2012. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan PT Telkom Tbkdengan PT Indosat Tbk Periode 2005-2010, (Online), Vol.3, No.1,(diakses tanggal 10 Januari 2013).
Sawir, Aqnes. 2001, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan KeuanganPerusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama.
63
Susanto, Bambang, 2005. Manajemen Akuntansi, Cetakan pertama,Jakarta: Sansu Moto.
Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:Ekonisia.
Horne, Van James C., and Wachowicz, Jhon M. 1997. Prinsip-prinsip
Manajemen Keuangan. Edisi Kesembilan. Edisi Indonesia. Penerbit
Salemba Emapat: Jakarta.
34
PT. TELKOM INDONESIA TbkNERACA
PER 31 DESEMBER 2012
AssetAset LancarKas dan setara kas 7.805.460.000.000Penyertaan sementara 359.507.000.000Pitang usaha
Pihak yang mempunyai hubunganistimewa 604.768.000.000
Pihak ketiga 3.184.916.000.000Piutang lain 128.025.000.000Persediaan 435.244.000.00Beban dibayar dimuka 2.496.539.000.000Tagihan restitusi pajak 666.351.000.000Pajak dibayar dimuka 379.732.000.000Aset lancar lainnya 125.482.000.000Jumlah aset lancar 16.186.024.000.000Aset tidak lancarPenyertaan jangka panjang 151.553.000.000Aset tetap 76.053.966.000.000Aset tetap pola bagi hasil 365.931.000.000Pensiun dibayar dimuka 497.000.000Uang muka dan aset tidak lancar lainnya 2.234.288.000.000Goodwill dan aset tidak berwujud lainnya 2.428.280.000.000Rekening escrow 44.114.000.00Aset pajak tangguhan 94.953.000.000Jumlah aset tidak lancar 81.373.582.000.000Jumlah aset 97.559.606.000.000Kewajiban dan ekuitasKewajiban jangka pendekHutang usaha
Pihak yang mempunyai hubunganistimewa 1.759.468.000.000
Pihak ketiga 8.084.199.000.000Hutang lain-lain 3.162.000.000Hutang pajak 1.749.789.000.000Hutang deviden 405.175.000.000Beban yang masih dibayar 4.103.964.000.000Pendapatan diterima dimuka 2.827.156.000.000
35
Sumber www.idx.co.id
Uang muka pelanggang dan pemasok 111.356.000.000Hutang bank jangka pendek 43.850.000.000Hutang jangka panjang yang jatuh tempodalam 1 tahun 7.629.295.000.000Jumlah kewajiban jangka pendek 26.717.414.000.000Kewajiban jangka panjangKewajiban pajak tangguhan-bersih 3.343.201.000.000Pendapatan pola bagi hasil ditangguhkan 187.544.000.000Kewajban penghargaan masa kerja 212.518.000.000Kewajiban imbalan kesehatan pasca kerja 1.801.776.000.000Kewajiban pensiun dan imbalan pascakerja lainnya 808.317.000.000Hutang jangka panjang-bagian yang jatuhtempo dalam 1 tahun
Kewajiban sewa pembiayaan 208.088.000.000Pinjaman penerusan-pihak berelasi 3.094.110.000.000Wesel bayar 68.777.000.000Hutang bank 11.086.688.000.000Nilai perolehan penggabungan usaha
yang digabungkan 108.079.000.000Jumlah kewajiban jangka panjang 20.919.098.000.000Hak minoritas 10.933.347.000.000EkuitasModal saham 5.040.000.000.000Tambahan modal disetor 1.073.333.000.000Modal saham yang diperoleh kembali (4.264.073.000.000)Selisih rektrukturisasidanntransaksilainnya entitas sepengendali 478.000.000.000Selisih transaksi perubahan ekuitasperusahaan asosiasi 385.595.000.000(rugi) laba yang belum direalisasi ataspemilikan efek yang tersedia untuk dijual 18.136.000.000Selisih kurs karena penjabaran laporankeuangan 230.995.000.000Selisih transaksi aluisis kepemilikanminoritas pada anak perusahaan ( 439.444.000.000 )Saldo laba
Ditentukan penggunaanya 15.336.746.000.000Belum ditentukan penggunanannya 21.130.459.000.000
Jumlah ekuitas 38.989.747.000.000Jumlah kewajiban dan ekuitas 97.559.606.000.000
36
PT. TELKOM INDONESIA TbkNERACA
PER 31 DESEMBER 2013AssetAset lancerKas dan setara kas 9.120.000.000.000Aset keuangan yang tersedia dijual 370.000.000.000Piutang usaha
pihak berelasi 780.000.000.000
pihak ketiga 3.564.000.000.000Piutang lain-lain 89.000.000.000Persediaan 515.000.000.000
Uang muka dan beban di bayar dimuka 3.441.000.000.000Tagihan restitusi pajak 133.000.000.000Pajak dibayar dimuka 716.000.000.000Aset tersedia untuk di jual -
Aset lancar lainnya1.000.000.000
Jumlah aset lancar 18.729.000.000.000Aset tidak lancerPenyertaan jangka panjang 254.000.000.000Aset tetap 75.832.000.000.000Pensiun dibayar dimuka 744.000.000.000Uang muka dan aset tidak lancar lainnya 3.095.000.000.000Aset tak berwujud 1.785.000.000.000
Aset pajak tangguhan 62.000.0000.000Jumlah aset tidak lancar 81.772.000.000.000Jumlah asset 100.501.000.000.000Liabilitas dan kewajibanKewajiban jangka pendekHutang usaha
pihak berelasi 1.154.000.000.000pihak ketiga 6.357.000.000.000
Hutang lain-lain 21.000.000.000
Hutang pajak 736.000.000.000
37
Hutang deviden 225.000.000.000Beban yang masih harus dibayar 3.409.000.000.000Pendapatan diterima dimuka 2.681.000.000.000Uang muka pelanggan dan pemasok 500.000.000.000Hutang bank jangka pendek 56.000.000.000Hutang jangka panjang yang jatuh tempo satutahun 5.304.000.000.000Jumlah kewajiban jangka pendek 20.473.000.000.000Kewajiban jangka panjangKewajiban pajak tangguhan-bersih 4.074.000.000.000Pendapatan diterima dimuka 312.000.000.000Kewajiban penghargaan masa kerja 242.000.000.000
Kewajiban imbalan kesehatan pasca kerja 1.050.000.000.000Kewajiban pensiun danimbalan pasca kerjalainnya 1.280.000.000.000Hutang jangka panjang-bagian yang jatuh temposatu tahun
kewajiban sewa pembiayaan 409.000.000.000pinjaman penerusan-pihak berelasi 2.741.000.000.000obligasi dan wesel bayar 3.249.000.000.000
hutang bank10.256.000.000.000
nilai perolehan kombinasi bisnis yangditangguhkan -Jumlah kewajiban jangka panjang 23.613.000.000.000Jumlah liabilitas 44.086.000.000.000Ekuitas
Modal saham 5.040.000.000.000
Tambahan modal disetor 1.073.000.000.000
Modal saham yang diperoleh kembali (4.264.000.000.000)Selisih rektrukturisasi dan transaksi lainnyaentitas sepengendali 478.000.000.000Selisih transaksi perubahan ekuitas perubahanasosiasi 386.000.000.000(rugi) laba belum direalisasi atas pemilikan efekyang tersedia untuk di jual 50.000.000.000Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 233.000.000.000Selisih transaksi akuisisi kepemilikan minoritaspada anak perusahaan (485.000.000.000)
38
Saldo labaditentukan penggunaannya 15.337.000.000.000belum ditentukan penggunaannya 26.571.000.000.000
Jumlah ekuitas yang dapat didistribusikankepada pemilik entitas induk 44.419.000.000.000Kepentingan nonpengendali 11.996.000.000.000Jumlah ekuitas 56.415.000.000.000Jumlah kewajiban dan ekuitas 100.501.000.000.000
Sumber:www.idx.co.id
PT. TELKOM INDONESIA TbkNERACA
PER 31 DESEMBER 2014
AssetAset lancerKas dan setara kas 9.634.000.000.000Aset keuangan yang tersedia dijual 361.000.000.000Piutang usaha
Pihak berelasi 932.000.000.000Pihak ketiga 3.983.000.000.000
Piutang lain-lain 335.000.000.000
Persediaan 758.000.000.000Uang muka dan beban di bayar dimuka 3.294.000.000.000Tagihan restitusi pajak 371.000.000.000Pajak dibayar dimuka 787.000.000.000Aset tersedia untuk di jual 791.000.000.000
Aset lancar lainnya 12.000.000.000Jumlah aset lancar 21.258.000.000.000Aset tidak lancerPenyertaan jangka panjang 235.000.000.000Aset tetap 74.897.000.000.000Pensiun dibayar dimuka 991.000.000.000Uang muka dan aset tidak lancar lainnya 3.817.000.000.000Aset tak berwujud 1.789.000.000.000Aset pajak tangguhan 67.000.000.000Jumlah aset tidak lancar 81.796.000.000.000Jumlah asset 103.054.000.000.000
39
Liabilitas dan kewajibanKewajiban jangka pendekHutang usaha
Pihak berelasi 838.000.000.000Pihak ketiga 7.479.000.000.000
Hutang lain-lain 37.000.000.000Hutang pajak 1.039.000.000.000Hutang deviden 1.000.000.000Beban yang masih harus dibayar 4.790.000.000.000Pendapatan diterima dimuka 2.821.000.000.000Uang muka pelanggan dan pemasok 271.000.000.000Hutang bank jangka pendek 100.000.000.000Hutang jangka panjang yang jatuh tempo satutahun 4.813.000.000.000Jumlah kewajiban jangka pendek 22.189.000.000.000Kewajiban jangka panjangKewajiban pajak tangguhan-bersih 3.794.000.000.000
Pendapatan diterima dimuka 242.000.000.000Kewajiban penghargaan masa kerja 287.000.000.000Kewajiban imbalan kesehatan pasca kerja 888.000.000.000Kewajiban pensiun dan imbalan pasca kerjalainnya 1.715.000.000.000Hutang jangka panjang-bagian yang jatuh temposatu tahun
Kewajiban sewa pembiayaan 314.000.000.000Pinjaman penerusan-pihak berelasi 2.012.000.000.000Obligasi dan wesel bayar 3.401.000.000.000Hutang bank 7.231.000.000.000Nilai perolehan kombinasi bisnis yang
ditangguhkan -Jumlah kewajiban jangka panjang 19.884.000.000.000
Jumlah liabilitas 42.073.000.000.000EkuitasModal saham 5.040.000.000.000Tambahan modal disetor 1.073.000.0000.000Modal saham yang diperoleh kembali (6.323.000.000.000)Selisih rektrukturisasi dan transaksi lainnya entitassepengendali 478.000.000.000Selisih transaksi perubahan ekuitas perubahanasosiasi 386.000.000.000
40
(Rugi) laba belum direalisasi atas pemilikan efekyang tersedia untuk di jual 47.000.000.000Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 240.000.000.000Selisih transaksi akuisisi kepemilikan minoritaspada anak perusahaan (485.000.000.000)Saldo laba
Ditentukan penggunaannya 15.337.000.000.000Belum ditentukan penggunaannya 31.717.000.000.000
Jumlah ekuitas yang dapat didistribusikankepada pemilik entitas induk 47.510.000.000.000Kepentingan nonpengendali 13.471.000.000.000Jumlah ekuitas 60.981.000.000.000
Jumlah kewajiban dan ekuitas 103.054.000.000.000Sumber:www.idx.co.id
PT. TELKOM INDONESIA TbkLABA RUGI
31 DESEMBER 2012
pendapatan usahaTelepon
tidak bergerak 8.644.867.000.000Seluler 27.201.827.000.000
InterkoneksiPendapatan 10.551.205.000.000Beban (2.929.260.000.000)Bersih 7.621.945.000.000
data, internet, dan jasa teknologi informasi 18.506.158.000.000kerjasama operasi -Jaringan 1.218.013.000.000pola bagi hasil -jasa telekomunilasi lainnya 1.403.825.000.000jumlah pendapatan usaha 64.596.635.000.000
beban usahapenyusutan 12.565.928.000.000karyawan 8.533.157.000.000oprerasi, pemeliharaan, dan jasa
telekomunikasi 14.582.285.000.000
41
umum dan administrasi 4.052.664.000.000pemasaran 2.259.460.000.000
jumlah beban usaha 41.993.494.000.000
laba usaha 22.603.141.000.000(beban) penghasilan lain-lain
pendapatan bunga 462.169.000.000bagian laba (rugi) bersih perusahaan
asosiasi (29.715.000.000)beban bunga (2.000.023.000.000)(kerugian) keuntungan selisih kurs-
bersih 972.947.000.000lain-lain bersih 340.769.000.000(beban) penghasilan lain-lain bersih (253.853.000.000)
laba sebelum pajak 22.349.288.000.000(beban) manfaat pajak
pajak kini (6.029.701.000.000)pajak tangguhan (343.375.000.000
(6.373.076.000.000)
laba sebelum hak minoritas atas lababersih anak perusahaan yangdikonsolidasi-bersih 15.976.212.000.000laba bersih (4.644.072.000.000)
laba per saham dasarlaba bersih per saham 576,13laba bersih per ADS (40 saham seri B
per ADS) 23.045,20Sumber: www.idx.co.id
42
PT. TELKOM INDONESIA TbkLABA RUGI
31 DESEMBER 2013PENDAPATAN 68.629.000.000.000Penghasilan lain-lain 548.000.000.000BEBAN
Operasi, pemeliharaan, dan jasatelekomunikasi (16.046.000.000.000)
Penyusutan dan amortisasi (14.612.000.000.000)Karyawan (7.332.000.000.000)Interkoneksi (3.086.000.000.000)Pemasaran (2.525.000.000.000)Umum dan administrasi (2.537.000.000.000)(Rugi) laba selisih kurs - bersih (43.000.000.000)Bagian rugi bersih entitas asosiasi (14.000.000.000)Beban lain-lain (145.000.000.000)Jumlah Beban (46.340.000.000.000)
LABA SEBELUM (BIAYA)PENGHASILAN- 22.923.000.000.000PENDANAAN DAN PAJAKPENGHASILAN
Penghasilan pendanaan 421.000.000.000Biaya pendanaan (1.928.000.000.000)Jumlah Biaya Pendanaan -Bersih (1.507.000.000.000)
LABA SEBELUM PAJAKPENGHASILAN 21.416.000.000.000(BEBAN) MANFAAT PAJAKPENGHASILAN
Pajak kini (4.669.000.000.000)Pajak tangguhan (877.000.000.000)
(5.546.000.000.000)LABA TAHUN BERJALAN 15.870.000.000.000PENDAPATAN KOMPREHENSIFLAIN
Selisih kurs karena penjabaran laporankeuangan 2.000.000.000
Perubahan bersih nilai wajar asetkeuangan tersedia untuk dijual 32.000.000.000
Jumlah Pendapatan KomprehensifLain - Bersih Setelah Pajak 34.000.000.000
43
JUMLAH LABA KOMPREHENSIFTAHUN BERJALAN 15.904.000.000.000
Laba tahun berjalan yang dapatdidistribusikan kepada:
Pemilik entitas induk 11.537.000.000.000Kepentingan nonpengendali 4.333.000.000.000
15.870.000.000.000Jumlah laba komprehensif yang dapatdidistribusikan kepada:
Pemilik entitas induk 11.571.000.000.000Kepentingan nonpengendali 4.333.000.000.000
15.904.000.000.000LABA PER SAHAM DASAR
Laba bersih per saham 586,54Laba bersih per ADS (40 saham Seri B
per ADS) 23.461,60
PT. TELKOM INDONESIA TbkLABA RUGI
31 DESEMBER 2014PENDAPATAN 71.253.000.000.000Penghasilan lain-lain 665.000.000.000BEBAN
Operasi, pemeliharaan, dan jasatelekomunikasi (16.372.000.000.000)
Penyusutan dan amortisasi (14.863.000.000.000)Karyawan (8.555.000.000.000)Interkoneksi (3.555.000.000.000)Pemasaran (3.278.000.000.000)Umum dan administrasi (2.935.000.000.000)(Rugi) laba selisih kurs - bersih (210.000.000.000)Bagian rugi bersih entitas asosiasi (10.000.000.000)Beban lain-lain (192.000.000.000)Jumlah Beban (49.970.000.000.000
LABA SEBELUM (BIAYA)PENGHASILAN-PENDANAAN DAN PAJAK 21.948.000.000.000
44
PENGHASILANPenghasilan pendanaan 546.000.000.000Biaya pendanaan (1.637.000.000.000)Jumlah Biaya Pendanaan -Bersih (1.091.000.000.000)
LABA SEBELUM PAJAKPENGHASILAN 20.857.000.000.000(BEBAN) MANFAAT PAJAKPENGHASILANPajak kini (5.673.000.000.000)Pajak tangguhan 286.000.000.000
(5.387.000.000.000)LABA TAHUN BERJALAN 15.470.000.000.000PENDAPATAN KOMPREHENSIFLAIN
Selisih kurs karena penjabaran laporankeuangan 7.000.000.000
Perubahan bersih nilai wajar asetkeuangan tersedia Untuk Dijual 4.000.000.000
Jumlah Pendapatan Komprehensif Lain -Bersi Setelah Pajak 11.000.000.000JUMLAH LABA KOMPREHENSIFTAHUN BERJALAN 15.481.000.000.000
Laba tahun berjalan yang dapatdidistribusikan kepada:
Pemilik entitas induk 10.965.000.000.000Kepentingan nonpengendali 4.505.000.000.000
15.470.000.000.000Jumlah laba konfrehensif yang dapatdidistribusikan kepada;
Pemilik entitas induk 10.976.000.000.000Kepentingan non pengendali 4.505.000.000.000
15.481.000.000.000LABA PER SAHAM DASAR
Laba bersih per saham 559,67Laba bersih per ADS (40 saham Seri B
per ADS) 22.386,80Sumber: www.idx.co.id