skripsi administrasi negara = penerapan sanksi administrasi terhadap ketidakpatuhan membayar pajak...

79
Skripsi ini di Download dari -------------------------- --------------------- Datakomputer.Com ------------------------------------------------------- ------------------------------------------- 1

Upload: didik-windiarto

Post on 28-Jul-2015

1.695 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI TERHADAP KETIDAKPATUHAN MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI KECAMATAN SUNGKAI SELATAN : SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

Skripsi ini di Download dari-----------------------------------------------

Datakomputer.Com--------------------------------------------------------------------------------------------------

RIBUAN FILE SKRIPSI GRATIS

GAK USAH BAYAR

Software, Skripsi, Tutorial, Shop, Forum, Media sosial

1

Page 2: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI TERHADAP

KETIDAKPATUHAN MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN

BANGUNAN (PBB) DI KECAMATAN SUNGKAI SELATAN

2

Page 3: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan tidak dapat digerakan tanpa adanya dukungan dana terutama yang

berasal dari dalam negeri sehingga pada sektor ini penerimaan dalam negeri

sangat diperlukan. Pemerintah berupaya setiap tahunnya penerimaan dalam

negeri terutama dari pajak terus meningkat. Demikian penting pajak bagi negara,

maka pemungutannya didasarkan pada ketentuan Undang-Undang Dasar 1945

Pasal 23 huruf (a), bahwa segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan

Undang-undang.

Bumi dan bangunan memberikan keuntungan dan kedudukan sosial ekonomi yang

lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai hak atasnya atau memperoleh

manfaat dari padanya, oleh karena itu wajar apabila mereka diwajibkan

memberikan sebagian dari manfaat atau kenikmatan yang diperolehnya kepada

negara melalui pajak, yaitu Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). pengaturan PBB,

terdapat dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985, yang di ubah dengan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan atau

yang disebut dengan UUPBB.Undang-undang ini merupakan landasan hukum

dalam pengenaan pajak sehubungan dengan hak atas bumi dan/atau perolehan

manfaat atas bumi dan/atau kepemilikan, penguasaan dan/atau perolehan manfaat

atas bangunan.

3

Page 4: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

Pajak Bumi dan Bangunan adalah Pajak Negara, yaitu suatu jenis pajak yang

dikelola oleh Direktorat Jendral Pajak dengan instansi operasionalnya Kantor

Pelayanan Pajak Pratama. Kemudian menurut pasal 18 UU PBB, menyebutkan:

a. Hasil penerimaan pajak merupakan penerimaan negara yang dibagi antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan imbangan pembagian

sekurang-kurangnya 90% (sembilan puluh persen) untuk pemerintahan daerah

tingkat II dan pemerintah daerak tingkat I sebagai pendapatan daerah yang

bersangkutan (pemerintahan daerah tingkat II sekarang adalah pemerintah

kabupaten sedangkan pemerintahan tingkat I adalah pemerintahan propinsi).

b. Bagian penerimaan pemerintahan daerah sebagai mana yang dimaksud dalam

Ayat (1), sebagian besar diberikan kepada pemerintah daerah tingkat II

(pemerintahan kabupaten).

c. Imbangan pembagian hasil penerimaan pajak sebagaimana dimaksud dalam

Ayat (1) dan Ayat (2) diatur dengan peraturan pemerintah.

Umumnya masyarakat yang tidak membayar PBB dikarenakan keadaan ekonomi

dan tingkat pendidikan rendah, serta kurangnya kesadaran dan kepatuhan untuk

membayar pajak atau bahkan tidak tahu seluk beluk pajak. Disamping itu, ada

juga orang yang memiliki perekonomian, pendidikan yang baik serta yang tahu

seluk beluk pajak dan manfaat pajak bagi negara maupun bagi dirinya sendiri

tidak membayar pajak atau tidak disiplin tepat pada waktunya membayar PBB.

Maka, diperlukan sanksi dan alat paksa yang dapat digunakan untuk memaksa

wajib pajak agar menerapkan kewajibanya dan sadar akan kewajibanya.

4

Page 5: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

Menurut Rochmat Soemitro (1991:85), sanksi pajak itu sendiri ada dua jenis yaitu:

a. Sanksi Pidana adalah sanksi yang dijatuhkan oleh hakim pidana dalam suatu putusan (vonnis) dalam sidangnya kepada seseorang,baik ia wajib pajak,orang belusm wajib pajak maupun pejabat pajak,yang telah melakukan perbuatan-perbuatan dibidang perpajakan yang memenuhi rumusan Undang-Undang yang oleh Undang-Undang diancam dengan sanksi pidana.

b. Sanksi Administratif, sifat dan pelaksanaanya lain dari pada sanksi pidana. Sanksi Administratif adalah hukuman yang dijatuhkan oleh pejabat Administrasi terhadap wajib pajak yang melanggar ketentuan Undang-Undang yang dikualifikasikan lebih ringan daripada tindak pidana, yang selalu berupa sejumlah uang, baik suatu jumlah tetap atau suatu perkalian atau persentase dari jumlah pajak yang terutang.

Sanksi administratif bagi wajib PBB telah diatur dalm UUPBB yaitu Pasal 9 Ayat

(2), Pasal 10 Ayat (2), (3) dan Ayat (4) dan dalam Pasal 11 Ayat (3) UUPBB

adalah sebagai berikut:

a. denda administrasi sebesar 25% dihitung dari pokok pajak bagi wajib pajak

yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Obyek Pajak (SPOP)

walaupun sudah ditegur secara tertulis seperti yang dirumuskan dalam Pasal 9

Ayat (2) dan Pasal 10 Ayat (2) huruf a dan Ayat (3) UUPBB.

b. denda administrasi sebesar 25% dari selisih pajak yang terhutang bagi wajib

pajak yang melaporkan data obyek pajak tidak benar (lebih kecil dari hasil

pemeriksaan Drirektorat Jendral Pajak). Hal tersebut telah dirumuskan dalam

Pasal 10 Ayat (2) huruf b dan Ayat (4) UUPBB.

c. dikenakan denda administrasi sebesar 2% sebulan,yang dihitung dari saat

jatuh tempo sampai dengan hari pembayaran. Untuk jangka waktu paling lama

24 bulan untuk pajak terhutang yang pada saat jatuh tempo pembayaran tidak

dibayar atau pembayaran kurang, seperti yang dirumuskan dalam Pasal 11

Ayat (3) UU PBB.

5

Page 6: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

Dalam penjatuhkan sanksi Administratif dilakukan oleh aparatur negara yang

terdiri dari fungsionaris/ pejabat atau lembaga negara yang diberi wewenang dan

kewajiban berdasarkan peraturan perundang-undangan, untuk melaksanakan

segala ketentuan yang sudah ditentukan dalam undang-undang perpajakan.

Untuk memudahkan wajib pajak menerapkan kewajibannya, maka pemerintah

menyediakan berbagai fasilitas diantaranya adalah: Bank, Pos dan Giro, dan

tempat lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Hal ini menunjukan begitu

besarnya perhatian dan fasilitas yang diberikan kepada wajib pajak untuk

melaksanakan kewajibannya, tetapi dilapangan dalam penerapan pemungutan

PBB tidak semudah yang dibayangkan karena masih ada wajib pajak yang belum

menyadari akan pentingnya pemenuhan kewajiban tersebut bagi dirinya dan

Negara, sehingga mereka belum mau membayar PBB.

Dalam hal penerapan pemungutan PBB pada Dinas Pendapatan Daerah

Kabupaten Lampung Utara, ditemukan bahwa terdapat permasalahan

ketidakpatuhan/kelalaian wajib pajak PBB di Kabupaten lampung Utara. Hal ini

tergambar data tentang target dan capaian pendapatan pajak PBB Kabupaten

Lampung Utara tahun anggaran 2008, sebagai berikut: PBB yang ditergetkan oleh

APBD sebesar Rp.4.998.769.768,- tetapi realisasinya hanya mencapai

Rp.3.698.369.808,- atau 73,99 %dengan capaian terendah yang terdapat di

Kecamatan Sungkai Selatan yaitu Rp.246.313.030,- atau 57,22%.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti dan

mengkaji permasalahan yang ada dan membahas permasalahan tersebut kedalam

bentuk skripsi yang berjudul: “Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap

6

Page 7: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Di Kecamatan

Sungkai Selatan Lampung Utara”.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang

akan dibahas adalah bagaimana bentuk-bentuk atau jenis-jenis sanksi administrasi

dalam penerapan terhadap ketidakpatuhan membayar pajak bumi dan bangunan

yaitu berupa:

a. Bagaimana penerapan sanksi administrasi terhadap ketidakpatuhan wajib

pajak dalam membayar PBB di Kecamatan Sungkai Selatan ?

b. Faktor-faktor apakah yang menghambat penerapan sanksi administratif

terhadap ketidakpatuhan wajib pajak dalam membayar PBB di Kecamatan

Sungkai Selatan Kabupaten Lampung Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami:

a. Untuk mengetahui dan memahami penerapan sanksi administrasi terhadap

ketidakpatuhan wajib pajak dalam membayar PBB;

b. Untuk mengetahui dan memahami faktor yang menghambat penerapan sanksi

administrasi terhadap ketidakpatuhan wajib pajak dalam membayar PBB;

7

Page 8: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna, baik secara teoritis dan praktis:

1.4.1

Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan berguna untuk dapat menemukan atau

menghasilkan tatacara penerapan sanksi administrasi kepada wajib pajak

PBB yang tidak patuh menunaikan kewajiban

1.4.2 Kegunaan Praktis

Penelitian ini berguna sebagai acuan atau referensi bagi pemerintahan

daerah dalam rangka menghasilkan keputusan pemberian sanksi

administrasi terhadap wajib pajak PBB yang tidak patuh menunaikan

kewajibannya.

8

Page 9: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang PBB

2.1.1 Pengertian PBB

Pengertian PBB menurut UUPBB adalah iuran yang dikenakan terhadap pemilik,

pemegang kekuasaan, penyewa dan yang memperoleh manfaat dari bumi dan atau

bangunan. Pengertian Bumi disini adalah termasuk permukaan bumi dan tubuh

bumi yang ada dibawahnya. Bumi menunjuk pada permukaan bumi meliputi

tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah Indonesia. Bangunan adalah

konstruksi teknik yang ditanam atau diletakan secara tetap pada tanah dan atau

perairan dan digunakan sebagai tempat tinggal atau tempat berusaha.

Dari peranan di atas, dapat disimpulh\kan bahwa pengertian PBB adalah iuran

yang dikenakan terhadap orang atau badan yang secara nyata mempunyai hak,

memilik, menguasai dan memperoleh manfaat dari buni dan bangunan.

2.1.2 Objek PBB

Berdasarkan Pasal 2 Ayat (1) UU PBB, yang menjadi Objek PBB adalah bumi

dan atau bangunan. bumi, permukaan bumi, tanah (perairan) dan tubuh bumi

yang ada dibawahnya. Sedangkan bangunan yang juga dijadikan objek PBB

9

Page 10: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

adalah konstruksi teknik yang ditanam atau diletakan secara tetap pada tanah dan

atau perairan.

Selanjutnya penjelasan dari Pasal 1 Angka (2) UUPBB, menguraikan lebih lanjut

mengenai pengertian bangunan yang menjadi objek PBB adalah :

a. Jalan lingkungan yang terletak dalam suatu komplek suatu bangunan seperti

hotel, pabrik, dan emplasemennya, dan lain-lain yang merupakan satu

kesatuan denan kompleks banguan tersebut;

b. Jalan TOL;

c. Kolam renang;

d. Pagar mewah;

e. Tempat olahraga;

f. Galangan kapal;

g. Darmaga;

h. Taman mewah;

i. Tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas;

j. Pipa minyak;

k. Fasilitas lain yang memberi manfaat

Dalam rangka memberikan manfaat kepada pemerintahan atau berupaya dalam

pelaksanaan pemungutan PBB secara adil maka undang-undang memberikan

kewenangan kepada Menteri Keuangan untuk mengatur tentang klasifikasi objek

pajak.yang dimaksud dengan klasifikasi objek bumi dan bangunan adalah

pengelompokan bumi dan bangunan menurut nilai jualnya dan digunakan sebagai

pedoman serta untuk memudahkan penghitungan pajak terhutang.

10

Page 11: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

Menurut Mardiasmo (2002:271) dalam menentukan klasifikasi bumi dan

bangunan Menteri Keuangan harus memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

a. Bumi/tanah:

1) Letak;

2) Peruntukan;

3) Pemanfaatan;

4) Kondisi;

b. Bangunan:

1) Bahan yang digunakan;

2) Rekayasa;

3) Letak;

4) Kondisi lingkungan dan lain-lain;

Objek PBB yng tidak dikenakan PBB pasal 3 UUPBB yaitu objek pajak yang :

a. Digunakan semata-semata untuk melayani kepentingan umum yang tidak

dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan;

b. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan

itu;

c. Merupakan hutan lindung, hutan seuka alam, hutan wisata, taman nasional,

tanah pengembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum

dibebani oleh suatu hak;

d. Digunakan oleh perwakilan diplomatic, konsultan berdasarkan asas

perlakuan timbal balik;

e. Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang

ditentukan oleh mentri keuangan;

11

Page 12: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

f. Objek pajak digunakan oleh untuk penyelenggaraan pemerintahan;

g. Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (OJOPTKP) ditetapkan

paling besar Rp.12.000.000 (dua belas juta rupiah) untuk setiap Wajib pajak.

2.1.3 Subjek PBB

Subjek PBB menurut Pasal 4 UUPBB adalah orang atau badan yang secara nyata

mempunyai suatu hak atas bumi, dan atau memperoleh manfaat atas bumi, dan

atau memiliki, menguasai, dan atau memperoleh manfaat atas bangunan.

Selanjutnya dapat dirinci, bahwa yang dimksud subjek pajak sebagaimana

dimaksudkan diatas adalah terdiri dari orang atau badan yang:

a. Memiliki atau mempunyai hak atas bumi dan atau bangunan:

1) Memiliki atau mempunyai hak atas bumi (tanah) saja;

2) Memiliki atau mempunyai hak atas bangunan saja; dan

3) Memiliki atau mempunyai hak atas bumi (tanah dan bangunan).

b. Menguasai bumi dan atau bangunan:

1) Menguasai bumi (tanah) saja;

2) Menguasai bangunan saja; dan

3) Menguasai bumi (tanah) dan bangunan;

c. Memperoleh manfaat atas bumi dan atau bangunan:

1) Memperoleh manfaat atas bumi (tanah) saja;

2) Memperoleh manfaat atas bangunan saja; dan

3) Memperoleh manfaat atas bumi (tanah) dan bangunan.

12

Page 13: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

Berdasarkan rincian diatas, dapat disimpulkan bahwa subjek PBB adalah:

a. Pemilik;

b. Pemegang kekuasaan;

c. Penyewa atau sebagainya.

Subjek pajak sebagaimana diuraikan diatas, adalah pihak yang berkewajiban

mendapatkan objek pajak dan membayar PBB. Dalam hal ini disebut wajib pajak.

Terhadap objek pajak yang belum jelas wajib pajaknya, UUPBB memberikan

wewenang pada Ditjen pajak untuk menetapkan subjek pajak sebagai wajib

pajak.sebagai keseimbangan, UUPBB memberikan hak kepada subjek pajakyang

telah ditetapkan sebagai wajib pajak untuk dapat memberikan keterangan secara

tertulis kepada Ditjen pajak bahwa ia bukan wajib pajak terhadap objek pajak

dimaksud.atas keberatan tersebut dalam waktu sebulan sejak diterimannya surat

keterangan ini Ditjen pajak akan mengeluarkan surat keputusan disertai dengan

alasan-alasannya. ( Pasal 4 UUPBB).

2.2 Tinjauan Tentang Sanksi Administrasi

2.2.1 Pengertian Sanksi Administrasi dan Ketidakpatuhan Wajib Pajak

Sanksi merupakan penegak hukum selain pengawasan,sanksi merupakan bagian

penting dalam setiap peraturan parunang-undangan. Sanksi biasanya dicantumkan

pada bagian akhir suatu perundang-undangan (incaun davenenum). Sanksi

diperlukan sebagai instrumen untuk menjamin penegakan hukum administrasi,

karena sanksi mempuyai sifat memaksa.

13

Page 14: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

Menurut Philipus M Hadjon (2002 : 245) mendefinisikan secara jelas tentang pengertian sanksi administrasi, tetapi hanya memberikan batasan bahwa dalam hukum administrasi, penggunaan dan penerapan sanksi administrasi merupakan wewenang pemerintah. Sanksi administrasi ditinjau dari hukum administrasi, karena merupakan alat kekuasaan yang bersifat publik yang dapat digunakan oleh pemerintah sebagai reaksi atas ketidakpatuhan terhadap kewajiban yang telah ditetapkan dalam norma hukum administrasi negara.

S Prajudi Atmosudirjo (1994 : 141) mendefinisikan secara jelas tentang pengertian sanksi administrasi tetapi hanya menyebutkan bahwa bilamana dalam suatu tindakan hukum administrasi terhadap suatu ikatan hukum (rechtsbetrekking) diantara administrasi dan seorang warga masyarakat, dimana si warga masyarakat terikat (veplichting) untuk melakukan atau memenuhi sesuatu, sedangkan ia lalai atau tidak dapat menunaikannya, maka administrasi dapat melakukan danksi hukum adminstrasi negara terhadapnya tanpa perantara atau melalui hakim.

Dari kedua pendapat diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian sanksi

administrasi adalah alat kekuasaan pemerintah yang bersifat publik memaksa,

yang digunakan sebagai reaksi dari kelalaian warga masyarakat terhadap

kewajibannya, yang pelaksanaannya tidak memerlukan putusan pengadilan

terlebih dahulu.

Menurut Rochmat Soemitro (1991:84) mengatakan bahwa sanksi administrati sifat dan pelaksanaanya lian dari pada sanksi pidana. Sanksi administratif adalah hukuman yang dijatuhkan oleh pejabat administrasi terhadap wajib pajak yang melanggar ketentuan Undang-Undang yang dikualifikasikan lebih ringan dari pada tindak pidana, yang selalu berupa sejumlah uang, baik suatu jumlah tetap atau suatu perkalian atau persentase dari jumlah pajak yang terutang.

Sedangkan menurut Marsono (1986:46) sanksi administrasi merupakan sanksi

yang dikenakan bagi subyek pajak atau wajib pajak dalam hal tidak memenuhi

ketentuan-ketentuan yang berkenaan dengan data obyek pajak dan waktu

pembayaran pajak

14

Page 15: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

2.2.2 Jenis Sanksi Administrasi

Menurut Philipus M Hadjo (2002 : 245) sanksi Administrasi terdiri dari :

a. Paksaan pemerintah (bestuursdwang), yaitu tindakan nyata yang dilakukan

oleh odgan pemerintahan atau atas nama pemerintah untuk memindahkan,

mengosongkan, menghalang-halangi, memperbaiki pada keadaan semula

terhadap hal yang telah dilakukan atau sedang dilakukan yang bertentangan

dengan peraturan perudang-undangan.

b. Penarikan kembali keputusan (ketetapan) yang menguntungkan.

c. Pengenaan denda administrasi yang bersifat tambahan terhadap hukuman yang

telah dijatuhkan atas pelanggaran peraturan perundang-undangan, sanksi ini

biasanya terdapat pada hukum pajak, jaminan sosial dan hukum kepegawaian.

d. Pengenaan uang paksa (dwangsom) diterapkan kepada warga negara yang

tidak mematuhi atau melanggar peraturan perundang-undangan .

Menurut Bambang Waluyo (1989:84) dalam bukunya tindak pidana perpajakan

menyatakan bahwa saksi administratif sampai dengan saksi pidana yang berupa

saksi pidana pencabutan kemerdekaan dikenakan terhadap wajib pajak yang

menyimpang dari ketentuan kewajiban perpajakan. Dan saksi administratif

perpajakan itu sendiri ada 3 (tiga) macam yang dapat dikenakan terhadap wajib

pajak sesuai dengan sistem Undang-Undang perpajakan, tiga macam sanksi

administrasi tersebut adalah:

a. Denda Aministrasi;

b. Sanksi Bunga;

c. Sanksi Kenaikan Pajak;

15

Page 16: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

Berdasarkan dari tiga macam sanksi administrasi tersebut adalah:

1) Denda administrasi

Besar saksi administrasi yang berupa denda administrasi sangat bervariasi dan

bergantung pada tingkat kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban

formal penyampaian Surat Pemberutahuan Tahunan (SPT), seperti:

1) Adanya kekeliruan dalam pengisian SPT

2) Adanya kelalaian pengisian faktur pajak dan

3) Adanya keterlambatan pembayaran pajak terhutang.

Secara rinci denda administrasi yang dimaksud meliputi:

a) Denda administrasi sebesar Rp. 50.000,00 (lima puluh

ribu rupiah) dan 100.000,00 (seratus ribu rupiah) dikenakan terhadap wajib

pajak yang tidak menyampaikan atau terlambat menyampaikan SPT, yaitu

apabila terlambat menyampaikan SPT melampaui batas 20 (dua puluh) hari

bagi penyampaian surat pemberitahuan masa dan 3 (tiga) bulan bagi

penyampaian surat pemberitahuan tahunan. (Pasal 3 dan Pasal 7 Undang-

Undang Nomor 16 tahun 2000 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan yang selanjutnya disebut UU KUP).

b) Denda administrasi sebesar dua kali jumlah pajak

yang kurang dibayar. Sanksi ini dikenakan terhadap wajib pajak yang

dengan kemauan sendiri mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya

disertai pelunasan kekurangan pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya

terhutang ( Pasal 8 Ayat (3) UU KUP). Pasal 8 Ayat (3) menyebutkan

bahwa:

16

Page 17: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

sekalipun telah dilakukan tindak pemeriksaan, tetapi sepanjang belum

dilakukan tindakan penyidikan mengenai adanya ketidakbenaran yang

dilakukan wajib pajak sebagai mana dimaksud dalam Pasal 38 UU KUP,

terhadap ketidak benaran wajib pajak tersebut tidak akan dilakukan

penyidikan, apabila wajib pajak dengan kemauan sendiri mengungkapkan

ketidak benaran perbuatannya tersebut dengan disertai pelunasan

kekurangan pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya terutang beserta

sanksi administrasi berupa denda sebesar 2 (dua) kali jumlah pajak yang

kurang dibayar.

c) Denda administrasi sebesar 2% (dua persen) dari

dasar pengenaan pajak, dikenakaan terhadap pengusaha kena pajak yang

tidak melaporkan usahanya kepada Direktur Jenderal pajak ditempat

pengusaha bertempat tinggal atau berkedudukan dan tidak membuat atau

tidak mengisi selengkapnya faktur pajak ( Pasal 14 UUKUP).

d) Denda administrasi sebesar 2% (dua persen ) sebulan.

Menurut Pasal 11 Ayat (3) UU PBB: pajak yang terhutang yang pada saat

jatuh tempo pembayaran tidak dibayar atau kurang dibayar, dikenakan denda

administrasi sebesar 2% (dau persen) sebulan, yang dihitungdari saat

jatuhtempo sampai dengan hari pembayaran untuk jangka waktu paling lama

24 (dua puluh empat) bulan.

e) Denda administrasi sebesar 25% dari pokok pajak.

Denda administrasi sebesar ini dikenakan terhadap wajib pajak yang tidak

menyampiakan Surat Pemberitahuan Obyek Pajak (SPOP) dalam waktu 30

(tiga puluh) hari setelah diterimanya SPOP dan setelah ditegur secara tertulis

17

Page 18: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

melalui surat teguran ( Pasal 9 Ayat (2) dan Pasal 10 Ayat (2) huruf a dan

Ayat (3) UU PBB).

f)Denda administrasi sebesar 25% dari selisih pajak yang terhutang.

Pengenaan sanksi yang demikian ditujukan terhadap wajib pajak yang

mengisi SPOP tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya yaitu berdasarkan

hasil pemeriksaan ternyata jumlah pajak yang terhutang lebih besar dari

jumlah pajak yang dihitung berdasarkan SPOP yang disampaikan oleh wajib

pajak ( Pasal 10 Ayat (2) huruf b dan Ayat (4) UU PBB).

g) Denda administrasi sebesar 200% (dua ratus persen)

dari bea materai yang tidak atau kurang dibayar.

b. Sanksi Bunga

Pengenaan sanksi berupa bunga sebesar 2% perbulan dikenakan terhadap

wajib pajak yang pembayaran pajaknya tidak sesuai dengan ketentuan atau

terlambat dibayar ( Pasal 8 Ayat (2), Pasal 14 Ayat (3) dan Pasal 19 UU

KUP)

c. Sanksi Kenaikan Pajak

Wajib pajak melakukan ketidak benaran dalam pengisian SPT dapat

dikenakan sanksi berupa ketetapan pajak tambahan dengan kenaikan pajak

sebesar 50% (lima puluh persen) bagi wajib pajak yang membayar sendiri

beban pajaknya ataau 100% bagi pemotong atau pemungut pajak (Pasal 15

UU KUP).

sanksi administrasi adalah hukuman ringan dari pejabat administrasi terhadap

subyek pajak atau wajib pajak yang melanggar ketentuan Undang-Undang

18

Page 19: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

Perpajakan (UU PBB) yang berlaku, sanksi administrasi tersebut dapat berupa

bunga, denda dan kenaikan jumlah pajak yang harus dibayarkan.

2.2.3 Sanksi Administrasi Dalam UUPBB

Sanksi administratif bagi wajib PBB telah diatur dalm UUPBB yaitu Pasal 9 Ayat

(2), Pasal 10 Ayat (2), (3) dan Ayat (4) dan dalam Pasal 11 Ayat (3) UUPBB

adalah sebagai berikut:

a. denda administrasi sebesar 25% dihitung dari pokok pajak bagi wajib pajak

yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Obyek Pajak (SPOP)

walaupun sudah ditegur secara tertulis seperti yang dirumuskan dalam Pasal

9 Ayat (2) dan Pasal 10 Ayat (2) huruf a dan Ayat (3) UUPBB yaitu:

Pasal 9 Ayat (2) menyebutkan bahwa :

Surat pemberitahuan Obyek Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat(1)

harus diisi dengan jelas, benar,dan lengkap serta ditandatangani dan

disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya

meliputi obyek pajak,selambat-lambatnya 30 hari setelah tanggal

diterimanya surat pemberitahuan Obyek Pajak dan Subyek Pajak.

Pasal 10 ayat(2) huruf a menyebutkan bahwa:

apabila Surat Pemberitahuan Obyek pajak tidak disampaikan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 9ayat(2) dan telah ditegur secara tertulis tidak

disampaikan sebagaimana ditentukan dalam surat teguran.

Pasal 10 ayat(3) menyebutkan bahwa :

jumlah pajak yang terhutang dalam Surat Ketetapan Pajak sebagai mana

dimaksud dalan Ayat (2) huruf a, adalah pokok pajak ditambah dengan

19

Page 20: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

denda administrasi sebesar 25% (dua puluh lama persen) dihitung dari

pokok pajak.

b. denda administrasi sebesar 25% dari selisih pajak yang terhutang bagi wajib

pajak yang melaporkan data obyek pajak tidak benar (lebih kecil dari hasil

pemeriksaan Drirektorat Jendral Pajak). Hal tersebut telah dirumuskan

dalam Pasal 10 Ayat (2) huruf b dan Ayat (4) UUPBB yaitu:

Pasal 10 Ayat (2) huruf b, meyebutkan bahwa apabila berdasarkan

pemeriksaan atau keterangan lain ternyata jumlah pajak yang terhutang lebih

besar dari jumlah pajak yang dihutangkan berdasarkan Surat Pemberitahuan

Obyek Pajak yang disampaikan oleh wajib pajak.

Pasal 10 Ayat (4) menyebutkan bahwa :

Jumlah pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak senagai mana yang

dimaksud dalam Ayat (2) huruf b,adalah selisih pajak yang terutang

berdasarkan hasil pemeriksan tau keterangan lain dengan pajak yang

terutang yang dihitung berdasarkan Surat Pemberitahuan Obyek Pajak

ditambah denda administrasi sebesar 25% dari selisih pajak terhutang.

c. dikenakan denda administrasi sebesar 2% sebulan,yang dihitung dari saat

jatuh tempo sampai dengan hari pembayaran. Untuk jangka waktu paling

lama 24 bulan untuk pajak terhutang yang pada saat jatuh tempo

pembayaran tidak dibayar atau pembayaran kurang, seperti yang dirumuskan

dalam:

Pasal 11 Ayat (3) UU PBB yaitu:

Pajak yang terutang pada saat jatuh tempo pembayaran tidak dibayar atau

kurang dibayar, dikenakan denda administrasi sebesar 2% sebulan, yang

20

Page 21: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

dihitung pada saat jatuh tempo sampai dengan hari pembayaran untuk

jangka waktu paling lama 24 bulan.

Yang perlu diperhatikan oleh wajib pajak adalah saat pelunasan denda

administrasi tadi ditambah dengan hutang pajak yang belum atau kurang dibayar

yaitu paling lambat dibayar dalam waktu 1 bulan sejak tanggal diterimanya surat

tagihan pajak oleh wajib pajak. Mengenai tempat pembayaran pajak yang

terutang, ditentukan dibank, kantor Pos dan Giro ataupun tempat lain yang

ditunjuk ( Pasal 11 Ayat (4) dan (5) UU PBB).

2.2.4 Pengertian Ketidakpatuhan

Kata dasar dari ketidakpatuhan adalah patuh, dan yang dimaksud dengan patuh

adalah taat, setia, atau loyal (M. D. J.AL Barri, 1996:326).

Patuh adalah selalu menurut selalu taat, mematuhi, manaati (Suwardi

Notosudirjo,1990 : 223). Sedangkan pengertian patuh menurut kamus Besar

Bahasa Indonesia,(1997:654) adalah suka menurut (perintah dan sebagai),

berdisiplin, mematuhi, mantaati.

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa ketidakpatuhan adalah sikap yang

tidak taat, tidak mematuhi, tidak berdisiplin, dan tidak menuruti terhadap perintah

dan peraturan atau ketentuan yang berlaku.

Ketidakpatuhan wajib pajak (wajib PBB) dalam memenuhi kewajiban

perpajakannya dapat mempengaruhi penerimaan pajak dan peningkatan

penerimaan pajak. Untuk itu apabila terdapat wajib PBB yang tidak memenuhi

21

Page 22: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

kewajibannya, maka selayaknya pejabat administrasi dari suatu kantor pelayanan

pajak untuk memberi sanksi sesuai aturan yang ada.

2.2.5 Jenis Ketidakpatuhan wajib pajak PBB

Ketidakpatuhan wajib pajak dalam UUPBB dapat dirinci sebagai berikut:

a. Wajib pajak tidak menyampaikan SPOP walaupun sudah ditegur secara

tertulis (Pasal 9 Ayat (2) dan Pasal 10 Ayat (2) huruf a UU PBB).

b. Wajib pajak melaporkan data obyek pajak tidak benar (lebih kecil dari hasil

pemeriksaan Ditjen Pajak).(Pasal 10 Ayat (2) huruf b UU PBB).

c. Pajak terutang yang pada saat jatuh tempo pembayaran tidak dibayar atau

kurang dibayar (Pasal 11 Ayat (3) UUP BB).

Menurut Salamun AT (1990: 191) terdapat Enam (6) hal yang mempengaruhi

kepatuhan wajib pajak, yaitu:

a. Tarif pajak ;

b. Pelaksanaan penagihan yang rapi, konsisten dan konsekuen;

c. Ada tidaknya sanksi pelanggaran;

d. Pelaksanaan sanksi secara konsisten, konsekuen dan tanpa pandang bulu;

e. Pembelanjaan dan penggunaan dana tersebut harus untuk kepentingan umum

dan kesejahteraan masyarakat, maksudnya adalah hasil dari pajak tersebut

terlihat oleh masyarakat dan berwujud nyata;

f. Pelayanan birokrasi pemerintahan yang baik dan bersih tanpa adanya

kesulitan, pemungutan liar dan korupsi.

22

Page 23: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

Dari ke-Enam hal tersebut empat hal (1-4) hal berada dalam kewenangan Dirjen

Pajak sedangkan sisanya berdada diluar kewenangan Dirjen pajak.

Menurut Salamun AT (1990:191) Sebab-sebab ketidakpatuhan wajib pajak dalam

melaksanakan kewajibanya secara umum dibagi dalam dua bagian:

a. Sebab-sebab yang berasal dari individu:

a) Kondisi ekonomi, yaitu rendahnya tingkat pendapatan;

b) Tingkat pendidikan yang rendah;

c) Kesadaran moral yang rendah;

b. Sebab - sebab yang berasal dari luar individu:

1) Sistem pemungutan itu sendiri;

2) Lemahnya sanksi yang diterapkan;

2.3 Tata Cara Pembayaran dan Penagihan PBB

Tata cara pembayaran dan penagihan PBB telah ditentukan dalam Pasal 11, 12,

13, dan 14 UUPBB, yang pokoknya mengatur hal-hal berikut:

a. Jangka waktu pembayaran PBB yang terutang berdasarkan SPPT (Surat

Pemberitahuan Pajak Terhutang), selambat-lambatnya enam bulan sejak

tanggal diterimanya SPPT oleh wajib pajak.

b. Jangka waktu pembayaran PBB yang terutang berdasarkan surat ketetapan

pajak (SKP), selambat-lambatnya satu bulan sejak tanggal diterimanya SKP

oleh wajib pajak.

c. Denda administrasi atas pajak yang terutang (tidak atau kurang bayar)

setelah jatuh tempo sebesar 2% (dua persen) sebulan, yang dihitung dari saat

23

Page 24: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

jatuh tempo sesuai dengan hari pembayaran untuk jangka waktu paling lama

24 (dua puluh empat) bulan.

d. Penagihan dengan Surat Tagihan Pajak (STP) harus dilunasi selambat -

lambatnya 1(satu) bulan sejak tanggal diterimanya STP oleh wajib pajak.

Tempat pembayaran PBB adalag di bank, kantor pos dan giro, dan tempat

lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.

e. SPPT, SKP dan STP merupakan dasar penagihan pajak.

f. Surat paksa untuk jumlah pajak yang terutang berdasarkan STP yang tidak

dibayar pada waktunya.

g. Pelimpahan wewenang penagihan PBB kepada Gubernur atau

Bupati/Walikota.

2.4 Dasar hukum penerapan sanksi administrasi

Sanksi administrasi terhadap ketidak patuhan wajib pajak dalam membayar pajak

PBB di atur dalam :

a. Undang-Undang Nomor 16 tahun 2000 tentang ketentuan umum dan tatacara

perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2007 tentang KUTAP.

b. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang PBB sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1994 tentang Perubahan

Pertama Undang-Undang Nomor 12 tahun 1985 tentang PBB.

c. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak Dengan

Surat Paksa.

24

Page 25: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

2.5 Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung PBB

Untuk menghitung besarnya PBB, telah ditentukan dalam Pasal 5, 6, dan 7 UU

PBB dengan unsur-unsur sebagai berikut:

Uraian dari unsur-unsur tersebut di atas adalah sebagai berikut:

1. Tarip Pajak berdasarkan Pasal 5 UUPBB menyebutkan bahwa tariff pajak

yang dikenakan atas objek pajak adalah sebesar 0,5 % (lima per sepuluh

persen).

2. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP); NJOP yang berupa tanah (bumi) dan

bangunan dapat ditentukan sebagai berikut:

a) Pendekatan perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, yaitu

suatu pendekatan untuk menentukan NJOP dengan cara

membandingkanya dengan harga objek lain yang sejenis dan letaknya

berdekatan serta telah diketahui harga jualnya.

b) Pendekatan nilai perolehan baru, yaitu pendekatan untuk menentukan

NJOP derngan cara menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh/membangun objek pajak dengan dipergunakan unit biaya

dari material/ komponen bangunan.

c) Pendekatan nilai jual pengganti, yaitu suatu pendekatan untuk

menentukan NJOP dengan memperhitungkan hasil produksi/ pendapatan

objek pajak yang bersangkutan. Berdasarkan pasal 6 ayat (2) UUPBB

bahwa besarnya NJOP ditetapkan setiap 3 tahun oleh mentri keuangan

RI. Namun demikian, untuk daerah tertentu yang tingkat

25

Page 26: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

pembangunannya mengakibatkan peningkatan NJOP-nya terlalu besar,

maka NJOP ditetapkan setahun sekali. Dalam hal penetapan nilai jual

mentri keuangan RI mendengar pertimbangan gubernur serta

memperhatikan asas self assessment (wajib pajak diberi kepercayaan

untuk menghitung dan membayar sendiri pajak yang terutang).

3. Dasar penghitungan Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) adalah NJKP yang

ditetapkan serendah-rendahnya 20% (dua puluh persen) dan setinggi-

tingginya 100% dari NJOP.

4. Rumusan menghitung PBB untuk menghitung besarnya PBB yang terutang

adalah dengan cara mengalihkan tarif pajak yang besarnya 0,5% (lima per

sepuluh persen) dari NJKP (pasal 7 UUPBB).

26

Page 27: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Masalah

Pendekatan Normatif adalah salah satu pendekatan yang dilakukan dengan cara

melihat, mengumpulkan, menelaah dan mempelajari peraturan perundang-

undangan, literatur-literatur serta dokumen-dokumen, doktrin-doktrin hukum dan

sistem hukum yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas.

Pendekatan empiris adalah suatu pendekatan yang dilakukan dengan cara melihat,

mengumpulkan, dan mempelajari semua informasi mengenai penerapan hukum

didalam perakteknya, dalam hal ini menyangkut dengan penerapan sanksi

administrasi terhadap ketidak patuhan membayar pajak bumi dan bangunan di

Kabupaten Lampung Utara.

3.2 Sumber Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian,

sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dengan mempelajari bahan-

bahan kepustakaan yang berupa peraturan perundang-undangan dan literatur-

literatur lainya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

27

Page 28: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

3.3 Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

3.3.1 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Studi kepustakaan (Library Research) atau setudi dokumen, untuk

memperoleh data sekunder dipergunakan studi kepustakaan,yang dilakukan

denagn cara membaca, mempelajari, mengutip, dan merangkum data yang

berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas.

b. Studi Lapangan, untuk memperoleh data primer adalah dengan cara

mengadakan pengamatan langsung di tempat yang dijadikan obyek penelitian,

dengan mengadakan wawancara yang ditujukan kepada responden yang

ditentukan secara purposive sampling, yaitu pengambilan sampel secara

tunjuk, karena mereka inilah yang mengetahui permasalahan yang diteliti.

Responden terdiri dari:

a) Ibu Hj. Nuraini Shoheh, S.IP., selaku Koordinator penerimaan PBB di

Kecamatan Sungkai Selatan Kabupaten Lampung Utara.

b) Bapak Nizar Agung, S.H., selaku Kepala seksi penerimaan dan penagihan

PBB Dipenda Kabupaten Lampung Utara.

c) Bapak Badarrudin selaku Juru sita dan penagihan PBB KP-PBB Kota

Bumi.

d) Wajib PBB (10 orang) dengan asumsi bahwa sampel tersebut memahami

tentang arti penting PBB.

28

Page 29: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

3.3.2 Prosedur Pengolahan Data

Apabila data yang telah dikumpulkan baik itu data primer maupun sekunder

kemudian diolah melalui tahapan sebagai berikut:

a. Pemeriksaan data (Editing), yaitu memeriksa data yang telah diperoleh secara

keseluruhan untuk mendapatkan akurasi data yang berhubungan dengan

penelitian dan memastikan tidak terjadi kesalahan dalam data yang akan

dijadikan bahan analisis.

b. Klasifikasi data, yaitu pengelompokan data yang telah dievaliasi dan

dikategorisasi menurut bahasanya masing-masing setelah dianalisis agar

sesuai dengan pokok bahasan dalam penelitian ini.

c. Sistematisasi data, yaitu penyusunan data secara kronologis terhadap data

yang telah diedit dan diklasifikasikan agar mudah dianalisis.

3.4 Analisis Data

Data yang telah diolah kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis

deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah analisis yang diwujudkan

dengan cara menggambarkan kenyataan atau keadaan-keadaan atas suatu obyek

dalam bentuk uraian kalimat berdasarkan keterangan-keterangan dari pihah-pihak

yang berhubungan langsung dengan penelitian ini. Hasil analisis tersebut

kemudian diinterprestasikan guna memberikan gambaran yang jelas terhadap

permasalahan yang diajukan.

29

Page 30: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kecamatan Sungkai Selatan

4.1.1 Keadaan Wilayah

Kecamatan Sungkai Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten

Lampung Utara. Kecamatan ini memiliki luas wilayah 19.419 Ha, yang berbatas

wilayah dengan:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sungkai Utara,

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sungkai Tengah,

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sungkai Barat,

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Hulu Sungkai.

Kecamatan ini terbagi dalam 10 (sepuluh) Kampung dan 3 (tiga) Kelurahan, 62

(enam puluh dua) dusun, 145 (seratus empat puluh lima) Rukun warga dan 445

( empat ratus empat puluh lima) Rukun tetangga, kampung dan kelurahan tersebut

adalah: Ketapang, Banjar Ketapang, Kota Agung, Gedung Ketapang, Karang Rejo

I, Sidodadi, Labuhan Ratu Kampung, Labuhan Ratu Pasar, Bumi Ratu dan Sinar

Galih.

30

Page 31: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

4.1.2 Keadaan Penduduk

Kecamatan Sungkai Selatan merupakan salah satu kampung di Kabupaten

Lampung Utara dan jumlah penduduk Kecamatan Sungkai Selatan sampai dengan

tahun 2008 mencapai 97.555 orang dan berkepadatan per Km2 mencapai 502

jiwa, dengan jumlah kepala keluarga 22.459 KK, jumlah penduduk laki-laki

47.044 orang dan jumlah penduduk perempuan 50.511 orang

Untuk dapat lebih jelas memahami kondisi sosial ekonomi penduduk Kecamatan

Sungkai Selatan, berikut ini disajikan data jumlah penduduk berdasarkan tingkat

pendidikan dan berdasarkan mata pencariannya.

Tabel 1. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis kelaminnya di kecamatan Sungkai Selatan

No Tingkat pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah1 Tidak sekolah 6350 7259 136092 SD tidak tamat 7235 8270 155053 SLTP 8572 9787 183594 SMU/SMK/Sederajat 7237 8308 155815 Diploma 564 645 11916 Sarjana 381 435 8167 Pasca Sajana - - -

jumlah 30339 34704 65061(Sumber: Data Monografi Kecamatan Sungkai Selatan tahun 2008

Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian dan jenis kelaminnya di Kecamatan Sungkai Selatan

No Mata Pencarian Laki-laki Perempuan Jumlah1 Pertanian 31989 36568 685572 Perkebunan 10 - 103 Industri Kecil 3151 3603 67544 Industri Pabrik 1082 1236 23165 Perdagangan dan Jasa 5221 5969 111906 Lain-lain

(PNS,TNI.POLRI)5598 6399 11997

jumlah 47051 53775 100824(Sumber: Data Monografi Kecamatan Sungkai Selatan Tahun 2008)

31

Page 32: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

Dari data di atas, dapat dikatakan bahwa penduduk Kecamatan Sungkai Selatan

masih banyak yang berpendidikan rendah dan memiliki penghasilan yang rendah

pula. Asumsi ini ditujukan dengan masih banyaknya penduduk yang tidak sekolah

atau tidak tamat SD dan sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani,

baik petani penggarap atau petani mandiri yang lahan garapanya tidak luas

(kurang dari 2 Ha)

Untuk dapat mengetahui jumlah wajib pajak PBB di Kecamatan Sungkai Selatan

digunakan laporan tahunan pemerintah PBB Kecamatan Sungkai Selatan. Laporan

tersebut berisi jumlah penduduk, target, realisasi dan jumlah pajak yang terhutang.

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Hj. Nuraini Shoheh, S.IP. pada tanggal 10

Maret 2009, bahwa data yang ada tersebut sewaktu-waktu dapat berubah baik

mengenai jumlah wajib pajaknya maupun jumlah penerimaannya. Untuk dapat

mengtahui jumlah wajib pajak di Kecamatan Sungkai Selatan di bawah ini

disajikan data jumlah wajib pajak PBB tahun 2008 yang dirinci berdasarkan

kampung.

Tabel 3. Jumlah wajib pajak perkampung di Kecamatan Sungkai Selatan

No Kampung / Kelurahan Jumlah WP1 Ketapang 9802 Banjar Ketapang 1.0253 Kota Agung 3504 Gedung Ketapang 6315 Karang Rejo I 6806 Sidodai 1.5737 Labuhan Ratu Kampung 7058 Labuhan Ratu pasar 1.3509 Bumi Ratu 2.06610 Sinar Galih 2.773

Jumlah 12.133(Sumber: laporan penerimaan PBB Kecamatan Sungkai Selatan tahun 2008)

32

Page 33: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

Dari data di atas (tabel 1dan 2), diperoleh gambaran awal bahwa kelalaian

membayar PBB di Kecamatan Sungkai Selatan dikarenakan keadaan ekonomi

masyarakat, hal ini didasarkan pada data tentang keadaan ekonomi penduduk

yaitu kurang lebih 12,2% dari total penduduk Kecamatan Sungkai Selatan.

Untuk mengatasi kondisi seperti diatas, pemerintahan pusat telah membuat

kebijakan yang tertuang dalam Surat Keputusan Menteru Keuangan RI Nomor

362/KMK.04/1999 tentang Pengurangan PBB.

Berdasarkan Pasal 1 angka (4) SK Menteri Keuangan RI Nomor

362/KMK.04/1999 dikemukakan bahwa, dalam kondisi tertentu wajib pajak dapat

mengajukan pengurangan PBB dengan alasan:

a. Objek pajak berupa lahan pertanian/perkebunan/perikanan/perternakan yang

hasilnya sangat terbatas yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh

wajib pajak orang pribadi.

b. Objek pajak yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh wajib pajak

orang pribadi yang berpenghasilan rendah yang nilai jualnya meningkat akibat

adanya pembangunan atau perkembangan ekonomi.

c. Objek pajak yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh wajib pajak

orang pribadi yang penghasilannya semata-mata berasal dari pensiunan

sehingga kewajiban PBB-nya sulit dipenuhi.

d. Objek pajak yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh wajib pajak

orang pribadi yang berpenghasilan rendah sehinggakewajiban PBB-nya sulit

dipenuhi.

33

Page 34: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

e. Objek pajak yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh veteran

pejuang kemerdekaan dan veteran pembela kemerdekaan.

f. Objek pajak yang dimiliki, dikuasai,dan atau dimanfaatkan oleh wajib pajak

badan yang mengalami kerugian dan kesulitan likuiditas yang serius

sepanjang tahun sehingga tidak dapat memenuhi kewajiban rutin perusahaan

Berdasarkan Pasal 3 SK Menteri Keuangan Nomor 362/KMK.04/1999

pengurangan PBB diberikan atas pajak yang terutang yang tercantum dala Surat

Pemberutahuan Paja Terhutang (SPPT) atau Surat Keterapan Pajak (SKP)

Sedangkan tujuan pemberian pengurangan PBB berdasarkan pasal 5 SK Menteri

Keuangan RI Nomor 362/KMK.04/1999 adalah untuk meringankan wajib pajak

PBB tertentu agar dapat melaksanakan kewajibannya dengan baik dan untuk

mendapatkan pengurangan PBB, wajib pajak PBB bersangkutan dapat

mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor PelayananPajak PBB yang

menerbitkan SPPT atau SKP dengan mensantumkan besarnya persentase

pengurangan yang dimohonkan.

4.2. Penerapan Sanksi Administrasi Tehadap Ketidakpatuhan Membayar PBB di Kecamatan Sungkai Selatan

4.2.1 Jenis Sanksi Administrasi PBB yang Dilakssanakan di Kecamatan Sungkai Selatan Kabupaten Lampung Utara

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Hj. Nuraini Shoheh, S.IP selaku

Koordinator penerimaan PBB Kecamatan Sungkai Selatan, diperoleh keterangan

bahwa jenis sanksi yang dilaksanakan di kecamatan ini adalah sanksi aministrasi

berupa bunga sebesar 2% perbulan dari pokok pajak terutang yang penagihan

34

Page 35: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

pajaknya berdasarkan SPPT bukan berdasarkan SKP. Alasan pengenaan sanksi

tersebut adalah agar wajib pajak PBB segera membayar kewajibannya sehingga

target anggaran yang berasal dari PBB dapat tercapai dan terciptanya tertib

administrasi bidang perpajakan serta adanya kepastian hukum dalam hal

pemilikan, penguasaan dan atau pemanfaatan objek PBB.

Untuk lebih memperjelas alur penerapan sanksi, beliau juga memaparkan proses

pelaksanaan sanksi yaitu:

a. Setelah SPPT disampaikan oleh petugas pemungut pajak tingkat Desa (kepala

desa dibantu bayan/RT) kepada wajib pajak, si wajib pajak tidak

melaksanakan kewajibannya yaitu membayar PBB-nya dalam toleransi waktu

yang diberikan (6 bulan).

b. Setelah itu petugas pemungut pajak tingkat desa (kepala desa dibantu

bayan/RT) akan memberitahukan bahwa wajib pajak dimaksud belum

memenuhi kewajibannya yaitu membayar PBB dalam waktu yang telah

ditentukan.

c. Baru setelah itu wajib pajak akan dikenakan sanksi administrasi berupa bunga

sebesar 2% per bulan dari pokok pajak ang dihitung setelah lewat masa

toleransi pembayaran PBB (6 bulan) dan pembayaran dilakukan di Bank

Rakyar Indonesia (BRI) Unit Kota Bumi atau dapat dititipkan kepada kolektor

pemungut pajak (pamong desa atau kecamatan) lalu pamong desa/kecamatan

membayarkannya ke BRI Unit Kota Bumi beserta bunganya.

35

Page 36: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

Berikut ini disajikan contoh penghitungan PBB yang terlambat bayar dan telah

dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan dari pokok

pajak terhutang.

SPPT tahun 2008 diterima pada tanggal 1 Maret 2008 dengan pajak terhutang sebesar Rp. 100.000.- (seratus ribu rupiah). Sesuai dengan ketentuan UU jatuh tempo pembayaran PBB tersebut adalah 6 (enam) bulan setelah SPPT diterima yaitu tanggal 31 Agustus 2008.dalam contoh kasus ini si wajib pajak baru membayar pada tanggal 21 Oktober 2008, jadi terlambat sebulan 20 (dua puluh) hari maka dihitung menjadi 2 bulan.besarnya denda yang dikenakan adalah 2 x 2% x Rp.100.000,-= Rp.4000,-.

Jadi pajak yang harus dibayar adalah RP.100.000 + Rp.4000, = Rp.104.000,-.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Nizar Agung,S.H.tempat

pembayaran PBB untuk wilayah Kecamatan Sungkai Selatan baik yang tepat

waktu atau yang menunggak adalah Bank Rakyat Indonesia Unit Kota Bumi atau

dapat dititipkan kepada pamong desa/kecamatan. Sanksi administrasi berupa

bunga sebesar 2% per bulan dari pokok pajak adalah sanksi yang wajar dikenakan

terhadap wajib pajak PBB yang tidak melaksanakan kewajibannya.

Dari uraian diatasdapat disimpulkan bahwa penagihan PBB di Kecamatan

Sungkai Selatan hanya berdasarkan SPPT, sedangkan penagihan dengan

menggunakan SKP tidak ada oleh karena itu penagihan pajak dengan surat paksa

dan jenis sanksi administrasi berupa penyitaanobjek pajak yang belum pernah ada.

4.2.2 Penerapan Sanksi Administrasi PBB di Kecamatan Sungkai Selatan Kabupaten Lampung Utara

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Badarrudin selaku juru sita dan penagihan

PBB KP-PBB Kota Bumi pada tanggal 15 Maret 2009 bahwa wajib pajak PBB

Kecamatan Sungkai Selatan yang belum melaksanakan kewajibannya cukup

36

Page 37: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

banyak, hal ini dapat dilihat pada tabel jumlah penunggak PBB tahun 2008

dibawah ini.

Tabel 4. Jumlah wajib pajak yang menunggak dan jumlah tunggakan tahun 2008

No Kampung/Kelurahan Jumlah WP Penunggakan Tunggakan (RP)

1 Ketapang 980 225 8,013,5302 Banjar Ketapang 1025 256 17,127,9893 Kota Agung 350 71 9,081,0824 Gedung Ketapang 631 180 17,014,6615 Karang Rejo I 680 205 29,965,2466 Sidodai 1573 558 25,858,1377 Labuhan Ratu Kampung 705 251 60,659,9868 Labuhan Ratu pasar 1350 532 25,547,9479 Bumi Ratu 2066 927 75,254,10110 Sinar Galih 2773 1125 63,605,122

Jumlah 12133 5318 332.127.801(Sumber: Laporan Tahunan KP-PBB Kota Bumi 2008)

Berdasarkan table diatas, dapat disimpulkan bahwa tunggakan PBB di Kecamatan

Sungkai Selatan tahun 2008 adalah Rp.33,127,801,- (tiga ratus tiga puluh dua juta

seratus dua puluh tujuh ribu delapan ratus satu rupiah) dari 5.318 (lima ribu tga

ratus delapan belas) wajib pajak yang menunggak. Jadi lebih kurang 57,22% (lima

puluh tujuh koma dua puluh dua persen) dari 12.133 (dua belas ribu seratus tiga

puluh tiga) wajib pajak PBB di Kecamatan Sungkai Selatan yang menunggak

PBB dan terkena sanksi administrasi.

Kemudian setelah diberitahukan bahwa wajib pajak dimaksud belum

melaksanakan kewajibannya dan selanjutnya dikenakan sanksi administrasi

berupa bunga sebesar 2% dari pokok pajak, terlihat bahwa hanya sedikit sekali

yang melaksanakan kewajibannya yaitu hanya 8,14% dari jumlah wajib pajak

yang menunggak tetapi jika dilihat angka nominalnya maka jumlahnya sangat

37

Page 38: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

signifikan yaitu Rp.101,913,711 (seratus satu juta sembilan ratus tiga belas ribu

seratus tujuh puluh tujuh rupiah) atau kurang lebih 31% dari target penerimaan

PBB Kecamatan Sungkai Selatan.

Pemungutan dan pengenaan sanksi kepada wajib pajak yang tunggakan pajaknya

lebih dari Rp.500.000 (lima ratus ribu rupiah) adalah dalam rangka penerapan

pemungutan sehingga pendapatan yang diperoleh jauh lebih besar dibandingkan

dengan biaya pemungutan PBB

Dari hasil wawancara dengan Ibu Hj. Nuraini Shoheh, S.IP, keadaan mengenai

masih banyaknya wajib pajak yang belum membayar dikarenakan beberapa hal

yaitu:

a. Adanya kemungkinan SPPT tidak sampai pada yang bersangkutan atau tidak

diterima oleh wajib pajak PBB, bias dikarenakan alamat wajib pajak PBB

tidak jelas, tidak diketahui siapa wajib pajak PBB-nya atas suatu objek pajak.

b. Kurangnya petugas pemungut pajak, yaitu hanya sebanyak 5 (lima) orang per

kampong/kelurahan.

c. Adanya petugas kolektor yang tidak bertanggung jawab sehingga

mengakibatkan tidak sampainya SPPT atau bahkan tidak disetorkannya uang

pajak.

d. Kesadaran wajib pajak untuk membayar PBB yang masih rendah sehingga

menyebabkan mereka malas untuk melaksanakan kewajibannya.

e. Wajib pajak kurang mengerti manfaat dari membayar PBB.

38

Page 39: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

Dari hasil wawancara dengan Bapak Nizar Agung, S.H. selaku Kasi Penerimaan

dan Penagihan PBB Dipenda Kabupaten Lampung Utara, beliau mengemukakan

bahwa aparat pemerintah Kecamatan Sungkai Selatan juga mempunyai tugas agar

pelaksanaan sanksi administrasi berjalan dengan baik dan lancar, seperti tugas

yang dilakukan oleh camat yang selain sebagai kepala wilayah juga mempunyai

tugas di bidang penerimaan PBB yaitu:

a. Selaku penanggung jawab penerimaan PBB pada 10 (sepuluh) kampung.

b. Mengawasi dan memantau terhadap penerimaan PBB dan penerapan undang-

undang perpajakan terutama PBB.

c. Mengawasi dan bertanggung jawab atas penerimaan ketetapan PBB kampung

se-Kecamatan Sungkai Selatan.

d. Mengambil kebijakan atau rekomendasi sesuai dengan kewenangannya setelah

terlebih dahulu berkoordinasi dengan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Lampung Utara atau Kantor Pelayanan Pajak PBB Kota Bumi.

e. Dalam melaksanakan tugasnya camat dibantu oleh pembantu kolektor

(penerimaan) kecamatan sekaligus bertugas selaku koordinator penerimaan

dan bertanggung jawab atas pengendalian penerimaan dan penanganan

permasalahan PBB, yaitu:

a) Melaksanakan pemantauan terhadap permasalahan PBB yang berkaitan

dengan pokok-pokok ketetapan, potensi daerah, realisasi penerimaan,

piutang pajak, realisasi penerimaan piutang pajak, pelaksanaan dan

pengawasan sanksi hukum yang telah ditetapkan, usaha-usaha dalam

pemantauan dan pencarian tunggakan.

39

Page 40: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

b) Menangani dalam hal terdapat permohonan keberatan dan atau

pengurangan PBB antara lain: pengajuan tentang keberatan kelas tanah

atau kelas bangunan, luas bangunan atau luas tanah, salah nama atau

alamat wajib pajak dan objek pajak.

c) Ketetapan PBB yang menyangkut antara lain; penyampaian SPPT, objek

atau subjek yang tidak jelas, adanya SPPT ganda.

d) Pendataan dan penilaian antara lain menyangkut; Data banyak yang tiak

seuai dengan objek atau subjek, masih bayak objek atau subjek yang

tidak terdaftar.

e) Proses pembayaran misalnya: STSS (surat tanda terima setoran) belum

sampai ke Bank tempat pembayaran, mengatasi STSS yang belum

masuk dengan menggunakan terlebih dahulu TTS (tanda terima

sementara).

f) Membantu pemecahan masalah PBB dan mengikuti rapat-rapat

koordinasi antara dinas dalamrangka optimalisasi pemungutan.

Menurut Bapak Badarrudin, dalam rangka mengatasi permasalahan

ketidakpatuhan wajib pajak dalam membayar PBB-nya Pemerintah Daerah

Kabupaten Lampung Utara melakukan pendekatan secara persuasif yaitu dengan

mempengaruhi, mendidik dan memberikan penjelasan tentang pentingnya pajak

kepada wajib pajk itu sendiri serta menggali permasalahan yang menjadi kendala

masyarakat dalam membayar PBB. Sehingga dapat diketahui sebab - sebab dari

ketidakpatuhan tersebut dan pemecahannya. Apabila wajib pajak tidak mampu

membayar PBB-nya maka ia dapat mengajukan keberatan dengan dibantu oleh

aparat kecamatan yang membidangi pemungutan pajak khususnya PBB dalam

40

Page 41: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

membuat surat permohonan pengurangan PBB dengan ketentuan yang sudah

diatur dalam Pasal 6 Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 362/KMK.04/1999

tentang pemberian pengurangan PBB, yaitu:

a. Permohonan pengurangan pajak terutang dapat diajukan secara kolektif atau

perseorangan.

b. Dalam hal permohonan pengurangan pajak terutang diajukan secara

perorangan, maka wajib pajak harus melampirkn:

a) Fotokopi SPPT/ SKP dari tahun pajak yang diajukan permohonan

pengurangannya.

b) Fotokopi tanda anggota veteran bagi anggota veteran.

c. Dalm hal permohonan pengurangan pajak terutang diajukan secara kolektif

dapat diajukan sebelum SPPT ditertibkan, selambat-lambatnya tanggal 10

Januari untuk tahun pajak yang bersangkutan melalui:

a) Pemerintah daerah setempat, atau

b) Organisasi Liguin Veteran Republik Indonesia, bagi anggota veteran

d. Dalam hal permohonan pengurangan pajak terutang diajukan oleh wajib pajak

maka harus melampirkan:

a) Fotokopi SPPT/ SKP dari tahun pajak yang diajukan permohonan

pengurangannya,

b) Fotokopi SPT PPH dari tahun pajak terakhir beserta lampirannya ,dan

c) Laporan keuangan.

e. Permohonan pengurangan pajak terutang sebagai mana dimaksud dalam Pasal

2 Angka (2) harus melampirkan surat keterangan dari pemerintah daerah

setempat/instansi terkait.

41

Page 42: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

f. Wajib pajak dapat mengajukan permohonan pengurangan pajak terutang

apabila telah melunasi PBB untuk tahun sebelumnya atas objek yang sama.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ketentuan dan penerapan sanksi

administrasi bertujuan untuk menumbuhkan kepatuhan wajib pajak dalam

menunaikan kewajibannya. Dalam rangka menambah penerimaan Negara dan

tujuan lain yaitu tertib administrasi.

4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Sanksi Administrasi PBB di Kecamatan Sungkai Selatan Kabupaten Lampung Utara

Pelaksanaan sanksi administrasi terhadap wajib pajak di Kecamatan Sungkai

Selatan masih menghadapi hambatanb - hambatan yang cukup menyulitkan bagi

penerapan sanksi tersebut. Berikut ini akan disajikan keterangan dari koordinasi

kolektor PBB kecamatan Sungkai Selatan dan juru sita dan penagihan Kabupaten

Lampung Utara.

Menurut koordinator kolektor PBB Kecamatan Sungkai Selatan, faktor-faktor

yang mempengaruhi pelaksanaan sanksi tersebut dalah:

a. Kurangnya data tentang objek pajak dan subjek pajak sehingga fiskus

mengalami kesulitan dalam menentukan siapa wajib pajaknya dan berapa nilai

riil pajaknya.

b. Kurangnya kesadaran wajib pajak mengenai pentingnya membayar pajak,

masyarakat wajib pajak beranggapan bahwa pajak merupakan beban

masyarakat kecil, hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan yang rendah

dan kurang adanya penyuluhan tentang pentingnya pajak khususnya PBB.

42

Page 43: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

c. Masih terdapat wajib pajak yang tidak mengetahui bahwa tanah atau bangunan

yang ia miliki adalah merupakan objek PBB. Hal ini disebabkan karena

terdapat objek pajak yang telah disewakan kepada orang lain untuk waktu

yang cukup lama dan menggunakan perjanjian sewa menyewa yang kurang

jelas atau bahkan hanya perjanjian lisan.

d. Kurangnya sosialisasi dari aparat perpajakan dan kurangnya peran serta

petugas kntor pelayanan pajak PBB di kelurahan, hal ini disebabkan tidak

aktifnya petugas teknis kantor pelayanan pajak PBB atau petugas yang

ditunjuk oleh kantor pelayanan pajak PBB dalam tugas pelayanan yang efektif

dan efisien.

Sedangkan menurut Bapak Badarrudin selaku juru sita dan penagihan PBB KP-

PBB Kota Bumi, faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan sanksi tersebut

adalah:

a. Faktor data, data yang tidak akurat mengenai subjek pajak, objek pajak dan

nilai objek pajak sehingga menyulitkan pemberian SPPT kepada wajib pajak,

b. Faktor wajib pajak, wajib pajak kurang menyadari pentinnya membayar pajak

dan kurang tepatnya waktu pembayaran pajak.

c. Faktor aparat-aparat yang ada dilapangan yang berfungsi sebagai ujung

tombak penagihan pajak tidak secara serius melaksanakan kewajibannya.

43

Page 44: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

4.3 Upaya yang Ditempuh dalam Penerapan Sanksi Administrasi

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Hj. Nuraini Shoheh, S.IP, diperoleh

keterangan banwa Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Utara khususnya

Kecamatan Sungkai Selatan dalam rangka optimalisasi dan pelaksanaan sanksi

administrasi telah melakukan upaya-upaya sebagai berikut:

a. Memberikan himbauan atau tegurn kepada wajib pajak PBB yang terkena

sanksi agar patuh dan segera melaksanakan kewajibannya. Pemberitahuan dan

teguran tersebut dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait,

sepertiaparat kampung, aparat kecamatan, Badan Pusat Statistik Kabupaten

Lampung Utara dan Dipenda Kabupaten Lampung Utara.

b. Mengadakan pendekatan secara persuasif yaitu pendekatan langsung kepada

wajib pajak PBB yang bersangkutan sehingga dapat diketahui sebab tidak

dibayarnya PBB.

c. Mengadakan penyuluhan tentang PBB sehingga diharapkan dengan

penyuluhan tersubut, agar masyarakat tergugah untuk membayar PBB-nya.

d. Mendidik aparat pemungut pajak/ kolektor PBB sehingga diharapkan aparat

tersebut dapat menjadi aparat yang profesional dalam menjalankan tugas dan

kewajibannya.

e. Mengadakan pendataan ulang mengenai objek dan wajib pajak sehingga baik

data yang sudah ada atau data yang belum ada dapat diperjelas statusnya.

f. Mengadakan bulan bakti penerimaan PBB setiap tahun. Pada bulan ini para

kolektor PBB mengadakan penagihan kepada wajib pajak PBB, memberikan

penyuluhan dan memberikan himbauan kepada wajib pajak PBB dengan

44

Page 45: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

tujuan pada akhir periode nanti target peneriman PBB dapat tercapai tanpa

menghadapi hambatan yang berarti.

g. Mengadakan koordinasi rutin antara kolektor PBB tingkat kampung, kolektor

PBB tingkat kecamatan dengan KP-PBB Kota Bumi dalam rangka penyatuan

visi dan misi mengenai cara pemungutan PBB di Kabupaten Lampung Utara

khususnya Kecamatan Sungkai Selatan.

45

Page 46: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan dalam bab terdahulu, dapat diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

a. Penerapan sanksi administrasi terhadap ketidakpatuhan membayar PBB di

Kecamatan Sungkai Selatan belum berjalan sebagaimana mestinya.

dikarenakan masih banyak kendala yang dihadapi baik yang berasal dari wajib

pajak, objek pajak ataupun yang berasal dari aparat pemungut sanksi

administrasi berupa bunga sebesar 2% dari pokok pajak, meskipun nunggak

wajib Pajak masih harus tetap membayar denda tunggakannya.

b. Faktor yang mempengaruhi penerapan sanksi administrasi di Kecamatan

Sungkai Selatan antara lain, kurangnya data tentang objek pajak dan subjek

pajak, kurangnya kesadaran wajib pajak mengenai pentingnya membayar

pajak, masih terdapat wajib pajak yang tidak mengetahui bahwa tanah atau

bangunan yang ia miliki adalah merupakan objek pajak, kurangnya sosialisasi

dari aparat perpajakan dan kurangnya peran serta petugas kantor pelayanan

pajak PBB di kelurahan,

46

Page 47: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

5.2 Saran

Dalam rangka pencapaian tujuan pemungutan pajak yaitu tercapainya target

penerimaan pajak dan tercapainya tertib administrasi perpajakan, disarankan agar

pemerintah daerah (fiskus) melakukan hal dibawah ini:

a. Sosialisasi terhadap wajib pajak harus dilakukan secara berkesinambungan

agar masyarakat semakin mengerti arti penting pajak dan diharapkan dengan

pemahaman masyarakat akan arti penting pajak, maka mereka mau untuk

melaksanakan kewajibannya secara sukarela.

b. Hendaknya diberikan pendidikan lanjutan bagi para petugas pemungut pajak

baik tingkat kampung maupun tingkat kecamatan agar mereka semakin

memahami teknik pemungutan pajak yang baik sehingga diharapkan proses

pemungutan dan penerapan sanksi administrasi dapat dilakukan secara

profesional.

47

Page 48: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul........................................................................................ iAbstrak...................................................................................................... iiHalaman Persetujuan............................................................................... iiiHalamam Pengesahan.............................................................................. ivRiwayat Hidup........................................................................................... vMotto.......................................................................................................... viKata Pengantar......................................................................................... viiDaftar Isi.................................................................................................... viii

BAB I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 11.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup...................................................... 51.3 Tujuan Penelitian................................................................................. 51.4 Kegunaan Penelitan.............................................................................. 6

1.4.1 Kegunaan Teoritis........................................................................61.4.2 Kegunaan Praktis..........................................................................6

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang PBB............................................................................72.1.1 Pengertian PBB ...............................................................................72.1.2 Objek PBB………………………………………………………...72.1.3 Subjek PBB......................................................................................10

2.2 Tinjauan Tentang Sanksi Administrasi.....................................................112.2.1 Pengertian Sanksi Administrasi dan Ketidakpatuhan Wajib Pajak..112.2.2 Jenis Sanksi Administrasi ................................................................132.2.3 Sanksi Administrasi Dalam UUPBB ..............................................172.2.4 Pengertian Ketidakpatuhan………………………………………..192.2.5 Jenis Ketidak patuhan wajib pajak PBB..........................................20

2.3 Tata Cara Pembayaran dan Penagihan PBB..............................................21

2.4 Dasar hukum penerapan sanksi administrasi.............................................22

2.5 Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung PBB...........................................23

48

Page 49: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

BAB III.METODELOGI PENELITAN HUKUM

3.1 Penedekatan Masalah…....................................................................... 253.2 Sumber Data………............................................................................ 253.3 Prosedur Pengumpulan dan pengolahann Data.....................................26

3.3.1 Prosedur Pengumpulan Data....................................................... 263.3.2 Prosedur Pengolahan Data ......................................................... 27

3.4 Analisis Data........................................................................................ 27

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kecamatan Sungkai Selatan………………………...28

4.1.1 Keadaan Wilayah……………………………………………….284.1.2 Keadaan Penduduk……...……………………………................29

4.2 Penerapan Sanksi Administrasi Tehadap Kelalaian Membayar PBB di Kecamatan Sungkai Selatan…..…………….…………………324.2.1 Jenis Sanksi Administrasi yang Dilaksanakan di Kecamatan

Sungkai Selatan Kabupaten Lampung Utara……………………...324.3.2 Penerapan Sanksi Administrasi di Kecamatan Sungkai-

Selatan Kabupaten Lampung Utara………………………………354.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Sanksi Administrasi

di Kecamatan Sungkai Selatan Kabupaten Lampung Utara…………….404.4 Upaya yang Ditempuh dalam Penerapan Sanksi Administrasi…….……41

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan………………………………………………………………44

5.2 Saran…………………………………………………………………..45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

49

Page 50: SKRIPSI ADMINISTRASI NEGARA = Penerapan Sanksi Administrasi Terhadap Ketidakpatuhan Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Di Kecamatan Sungkai Selatan Bbb

Skripsi ini di Download dari-----------------------------------------------

Datakomputer.Com--------------------------------------------------------------------------------------------------

RIBUAN FILE SKRIPSI GRATIS

GAK USAH BAYAR

Software, Skripsi, Tutorial, Shop, Forum, Media sosial

50