skrining panjang gelombang serapan maksimum …

63
SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM TABLET AMOKSISILIN YANG DIJUAL DI PASAR PRAMUKA DENGAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH Anita Ratna Ningrum NIM: 108103000010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN

MAKSIMUM TABLET AMOKSISILIN YANG DIJUAL

DI PASAR PRAMUKA DENGAN

SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH

Anita Ratna Ningrum

NIM: 108103000010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011

Page 2: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar stata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 September 2011

Anita Ratna Ningrum

Page 3: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

iii

SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM TABLET

AMOKSISILIN YANG DIJUAL DI PASAR PRAMUKA DENGAN

SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Kedokteran (S.Ked)

Oleh

Anita Ratna Ningrum

NIM: 108103000010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Pembimbing I

dr. Nurul Hiedayati, Ph.D

Pembimbing II

dr. Rachmania Diandini, MKK

Page 4: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan penelitian berjudul SKRINING PANJANG GELOMBANG

SERAPAN MAKSIMUM TABLET AMOKSISILIN YANG DIJUAL DI

PASAR PRAMUKA DENGAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS yang

diajukan oleh Anita Ratna Ningrum (NIM: 108103000010), telah diujikan dalam

sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 19 September 2011.

Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Jakarta, 19 September 2011

DEWAN PENGUJI

Penguji II

Nurmeilis, M.Si, Apt

Penguji III

dr. Rachmania Diandini, MKK

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN

Prof. DR. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd

Kaprodi PSPD FKIK UIN

DR. dr. Syarif Hasan Lutfie, Sp.KFR

Page 5: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu

melimpahkan rahmat, hikmah, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian yang berjudul “Skrining panjang gelombang serapan

maksimum tablet Amoksisilin yang dijual di pasar pramuka dengan

spektrofotometer uv-vis”, sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana

kedokteran. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad

SAW, beserta keluarga, sahabat,dan umatnya.

Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari pihak, sulit bagi

saya untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan

banyak terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. (Hc) dr. M. K. Tadjudin, Sp. And selaku dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan yang selalu berusaha dan memberikan

yang terbaik kepada mahasiswa PSPD.

2. Kaprodi PSPD FKIK UIN, dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp. RM.

3. dr. Nurul Hiedayati. Ph.D dan dr. Racmadiandini. MKK selaku dosen

pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran

untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan dorongan moril

kepada saya dalam penyusunan penelitian ini.

4. Silvia Fitrina Nasution, M Biomed selaku penanggung jawab penelitian

untuk PSPD 2008 yang selalu mengingatkan dan memberikan arahan

untuk segera menyelesaikan penelitian ini.

5. Semua dosen-dosen saya, yang telah begitu banyak membimbing dan

memberikan kesempatan saya untuk menimba ilmu selama saya menjalani

masa pendidikan di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, rasa hormat

saya atas segala yang telah mereka berikan.

6. Danny dan Ayu Latifa sebagai pembantu Laboratorium yang menemani

dan mengarahkan penulis saat melakukan penelitian di laboratorium.

Page 6: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

vi

7. Kedua orang tua saya, Sunardi Setyo Budi , SE dan Deswati, SSi. MPd

yang selalu memotivasi baik moril maupun materil dalam pendidikan

untuk meraih kesuksesan.

8. Adik-adik saya, Billy Aditya Pratama; Carlin Fadhil Sayyadad dan Calya

Nabila Ghania yang selalu menghibur dan menemani penulis ketika

penulisan penelitian ini.

9. Rr.Alvira Widjaya, yang selalu menginspirasi, mengoreksi dan

memberikan dukungan kepada penulis.

10. Seluruh teman dan sahabat di PSPD angkatan 2008, USMR, teman-teman

satu kelompok selama melakukan penelitian, dan teman-teman lain yang

telah memberikan bantuan dan dukungannya sehingga penelitian ini dapat

terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna dan masih

banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

dapat menambah informasi sehingga penelitian ini dapat lebih sempurna. Semoga

penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat dalam bidang ilmu

pengetahuan dan menjadi bagian dari amal ibadah penulis di mata Allah SWT.

Ciputat, 15 September 2011

Anita Ratna Ningrum

Page 7: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

vii

ABSTRAK

Anita Ratna Ningrum. Program Studi Pendidikan Dokter. Skining Panjang

Gelombang Serapan Maksimum Tablet Amoksisilin yang Dijual di Pasar

Pramuka dengan Spektrofotometer Uv-Vis.

Berdasarkan laporan terakhir yang dikeluarkan United States Trade

Representative (USTR) tahun 2008 lalu, diperkirakan 25 persen dari obat yang

beredar di Indonesia adalah palsu. Obat palsu dampaknya sangat serius terhadap

kesehatan. Pemakaian Amoksisilin sebagai terapi infeksi saluran pernafasan atas

cukup sering digunakan, apabila Amoksisilin yang diberikan tidak mempunyai

kandungan zat aktif, tentulah efek terapi tidak akan muncul.

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dekskriptif untuk melihat

kesesuaian antara panjang gelombang serapan maksimum sampel dengan puncak

panjang gelombang Amoksisilin standar dengan menggunakan spektrofotometer

UV-Vis. Sampel pada penelitian berjumlah 73 sampel. Penelitian ini

menggunakan standar Amoksisilin dengan panjang gelombang serapan

maksimum 228,6 nm. Pengukuran panjang gelombang serapan maksimum setiap

sample dilakukan sebanyak dua kali.Untuk analisis sampel peneliti menggunakan

rerata (mean) dari kedua pengukuran. Setelah itu hasil dari rerata tersebut

dianalisis dengan standar deviasi 2 Å nm. Dari 73 sampel didapatkan 6 (8,2%)

sampel yang tidak sesuai dengan standar. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk

menghitung kadar Amoksisilin pada setiap sampel secara kuantitatif.

Kata kunci: skrining, panjang gelombang serapan maksimum, amoksisilin.

Spektrofotometer UV-Vis.

Anita Ratna Ningrum. Faculty of Medicine. Screening of the wavelength of

Maximum Absorbance of Amoxicillin Tablets Sold at Pramuka Market using

Uv-Vis Spectrophotometer.

Based on last report by United States Trade Representative (USTR), in last

2008, it is estimated that 25 percent of drugs in Indonesia is fake. Fake drugs will

have serious effect on health. Furthermore, Amoxicillin is frequently used as

upper respiratory tract infection treatment. If the amoxicillin tablet does not

contain sufficient active ingredients, of course will not therapeutic effect. It

research each study design is descriptive cross sectional to measure the

wavelength of maximum absorbance of the sample drug and standard amoxicillin

and compare them using Uv-Vis Spectrophotometer. The sample consists of 73

sample. This research used amoxicillin with standard wavelength peak of 228,6

nm. The measurement of each sample’s peak wavelength is done twice. For the

sample analysis researcher used the mean of two measurement is checked

wheather within the range of 2 Å nm deviation standard. The result of the analysis

shows that there are 6 (8,2%) of the sample that are not as the standard. Further

research are needed to calculate Amoxicillin content on each sample

quantitatively.

Keywords : screening, wavelength of maximum absorbance, Amoksisilin, Uv-Vis

spectrophotometer

Page 8: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL...................................................................................................i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.............................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................iv

KATA PENGANTAR............................................................................................v

ABSTRAK............................................................................................................vii

DAFTAR ISI......................................................................................................viiii

DAFTAR TABEL.................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii

DAFTAR BAGAN..............................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv

DAFTAR SINGKATAN......................................................................................xv

BAB 1: PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................3

1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................3

BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................5

2.1. Obat.............................................................................................................5

2. 2.Obat Palsu ...................................................................................................5

2.2.1. Definisi Obat Palsu..........................................................................5

2.2.2. Upaya Pemberantasan Obat Palsu...................................................6

2.2.2.1. Apotek Rakyat..................................................................6

2.2.2.2. Slogan S.T.O.P. dengan C.I.N.T.A...................................8

2.3 Antibiotik ....................................................................................................9

2.3.1. Klasifikasi dan Mekanisme kerja.....................................................9

2.4 Amoksisilin.................................................................................................10

2.4.1. Identitas..........................................................................................10

2.4.2. Farmakodinamik............................................................................11

2.4.3. Farmakokinetik..............................................................................11

2.4.4. Indikasi...........................................................................................12

2.4.5. Kontraindikasi................................................................................12

2.4.6. Dosis..............................................................................................12

2.4.7. Efek Samping.................................................................................13

2.4.8. Interaksi Obat.................................................................................15

2.5 Spektrofotometer UV-Vis...........................................................................16

2.5.1. Definisi..........................................................................................16

2.5.2. Cara Kerja Spektrofotometer UV-Vis............................................16

2.5.3. Mekanisme Pembentukkan Spektrum ...........................................18

2.5.4. Variasi Absorpsivitas dengan panjang gelombang........................21

Page 9: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

ix

2.5.5. Kelebihan dan kekurangan spektrofotometer UV-Vis...................21

2.6. Kerangka Konsep.......................................................................................22

2.9. Definisi Operasional...................................................................................23

BAB 3: METODE PENELITIAN ......................................................................24

3.1 Desain Penelitian..........................................................................................24

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian......................................................................24

3.2.1. Lokasi Penelitian............................................................................24

3.2.2. Waktu Penelitian............................................................................24

3.3 Populasi dan Sampel..................................................................................24

3.3.1. Populasi Terjangkau.......................................................................24

3.3.2. Populasi Target..............................................................................24

3.3.3. Sampel............................................................................................24

3.3.4. Jumlah Sampel...............................................................................25

3.3.5. Kriteria Sampel..............................................................................26

3.3.5.1. Kriteria Inklusi................................................................26

3.3.5.2. Kriteria Ekslusi................................................................26

3.4 Cara Kerja Penelitian..................................................................................26

3.4.1. Alur Penelitian...............................................................................26

3.4.2. Cara Kerja......................................................................................27

3.4.2.1. Persiapan Penelitian........................................................27

3.4.2.2. Pembuatan Larutan Amoksisilin Standar........................27

3.4.2.3. Pembuatan Larutan Amoksisilin Sampel........................27

3.4.2.4. Persiapan Alat Spektrofotometer UV-Visibel.................28

3.4.2.5. Pembacaan Panjang Gelombang Amoksisilin Standar...28

3.4.2.6. Pembacaan Panjang Gelombang Amoksisilin Sampel...28

3.5 Managemen Data........................................................................................29

3.5.1. Teknik Pengumpulan Data.............................................................29

3.5.2. Pengolahan Data............................................................................29

3.5.3. Analisa Data...................................................................................29

3.5.4. Penyajian Data...............................................................................29

BAB 4: HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................30

4.1 Karakteristik Sampel...................................................................................30

4.2 Hasil Penelitian............................................................................................31

4.2.1. Gambaran Panjang Gelombang Serapan Maksimum Amoksisilin

Standar..........................................................................................31

4.2.2. Gambaran Panjang Gelombang Serapan Maksimum sampel dan

Hubungannya dengan Panjang Gelombang Standar....................31

4.2.3. Gambaran Persentase Panjang Gelombang Serapan Maksimum

Sampel yang Tidak Memebuhi Standar.......................................34

4.3 Pembahasan.................................................................................................34

4.4 Keterbatasan Penelitian...............................................................................38

4.4.1. Variabel Penelitian.........................................................................38

4.4.2. Sampel Penelitian...........................................................................38

BAB 5: SIMPULAN DAN SARAN....................................................................39

Page 10: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

x

5.1 Simpulan......................................................................................................39

5.2 Saran............................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................40

LAMPIRAN..........................................................................................................43

Lampiran 1.........................................................................................................43

Lampiran 2.........................................................................................................44

Lampiran 3.........................................................................................................46

Lampiran 4.........................................................................................................47

Page 11: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.Panduan Penentuan Dosis Amoksisilin .................................................13

Tabel4.1.Gambaran Panjang Gelombang Serapan Maksimum Amoksisilin

Standar...................................................................................................31

Tabel 4.2. Gambaran Panjang gelombang serapan maksimum Sampel dan

Hubungannya dengan Panjang Gelombang Standar............................................32

Tabel 4. 3. Gambaran Persentase Panjang Gelombang Serapan Maksimum Sampel

yang Tidak Memenuhi Standar..............................................................................34

Page 12: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur Kimia Amoksisilin..............................................................10

Gambar 2.2. Perpindahan Energi ..........................................................................16

Gambar 2.3. Mekanisme Kerja Spektrofotometer.................................................16

Gambar 2.4. Orbital molekular ikatan S................................................................18

Gambar 2.5. Orbital Molekular Ikatan P................................................................18

Gambar 2.6. Orbital Atomik Non Bonding............................................................19

Gambar 2.7. Transisi energi dalam absorpsi sinar UV dan Sinar Tampak............19

Gambar 2.8. Kelompok molekul Jenuh..................................................................19

Gambar 2. 9 Ikatan ganda pada dua atom yang tidak memilliki pasangan elektron

bebas.................................................................................................20

Gambar 2. 10. Ikatan Rangkap pada atom yang memiliki pasangan elektron

bebas.................................................................................................20

Page 13: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1. Skema Kerangka Konsep Penelitian....................................................22

Bagan 3. 1. Alur Penelitian....................................................................................26

Page 14: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Uji Statistik................................................................... ........43

Lampiran 2 Spektrum Amoksisilin Standar dan Sampel ..................................44

Lampiran 3 Sertifikat Analisis Amoksisilin Standar.........................................46

Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup......................................................................47

Page 15: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

xv

DAFTAR SINGKATAN

USTR United States Trade Representative adalah instansi pemerintahan

Amerika Serikat yang mengembangkan dan merekomendasikan

kebijakan Amerika Serikat bagian perdagangan.

IPMG International Pharmaceutical Manufacturers Group adalah

organisasi nirlaba yang beranggotakan 26 perusahaan farmasi

multinasional berbasis riset di Indonesia.

FDA Food and Drug Administration adalah Badan Pengawas Obat dan

Makanan yang terdapat di Amerika Serikat.

BPOM Badan Pengawas Obat dan Makanan

Sinar UV Sinar Ultraviolet

Uv-Vis Ultraviolet-Visibel

SK Surat Keputusan

KepMenkes Keputusan Menteri Kesehatan

WHO World Health Organization adalah salah satu badan PBB yang

bertindak sebagai sebagai koordinator kesehatan umum

internasional.

S.T.O.P. Supaya Terhindar Obat Palsu

C.I.N.T.A. Cermati kemasan dan obatnya, Ingat untuk merusak kemasan

lama, Niat hidup lebih sehat, Ajak semua untuk saling

mengingatkan.

BPFI Baku Pembanding Farmakope Indonesia

PO Per Oral

tid ter in die (tiga kali sehari)

bid bis in die (dua kali sehari)

CL Clirens Creatinin

Ig E Imunoglobulin E

Ig G Imunoglobulin G

Ig M Imunoglobulin M

SGPT Serum Glutamic Piruvic Transaminase, enzim ini banyak terdapat

di hati.

Page 16: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

xvi

SGOT Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase, sebuah enzim yang

secara normal berada di sel hati dan organ lain

CPK Creatine phosphokinase adalah suatu enzim yang ditemukan di

jantung, otak, dan otot rangka.

KB Keluarga Berencana

amax maximum absorbance adalah serapan maksimum dari suatu

panjang gelombang

SPSS Sofware Statistical Program for Social Science merupakan

suatu software statistik

Page 17: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

1

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Terdapat beberapa kasus obat palsu, berdasarkan laporan terakhir yang

dikeluarkan USTR sebanyak 301 laporan di tahun 2008 lalu, diperkirakan 25

persen dari obat yang beredar di Indonesia adalah palsu. Apalagi di saat situasi

sulit, resesi global dan melambungnya biaya hidup, tidak dipungkiri harga

murah menjadi salah satu faktor penentu dalam membeli barang termasuk

obat.1

Menurut Ketua I, menyatakan tingginya peredaran obat palsu di

Indonesia saat ini karena harganya lebih murah dibandingkan obat yang

memiliki hak paten. Selain itu, dengan rendahnya tingkat pengetahuan

masyarakat terhadap obat maka kebanyakan dari mereka hanya membeli,

mereka tidak memperdulikan apakah obat yang dibeli baik atau kurang baik,

asli atau palsu, apabila sudah membutuhkan obat pasti mereka akan asal

membeli. Ditambah lagi dengan kenaikan harga obat yang semakin tinggi,

masyarakat tentunya akan membeli obat yang murah. Padahal obat yang murah

tersebut belum tentu obat asli, justru harga obat palsu cenderung murah

dibandingkan obat yang asli.2

Obat palsu dampaknya sangat serius terhadap kesehatan. Tingkat

bahayanya tergantung pada zat yang dikandung. Menurut FDA tahun 2009,

banyak kemungkinan bahwa obat palsu hanya mengandung zat-zat yang tidak

aktif, dosis obat yang tidak sesuai, atau bahkan mengandung bahan subpoten

atau superpoten yang berbahaya. Obat palsu mempunyai beberapa efek

tergantung dengan zat apa yang dikandungnya. Efek toksik, efek yang tidak

teridentifikasi, dan efek kegagalan terapi merupakan contoh efek yang dapat

ditimbulkan oleh obat palsu.3

Sejak 1999-2006, BPOM menemukan sekitar 89 merk obat yang

dipalsukan di pasar domestik. Obat-obat yang dipalsukan adalah obat yang

Page 18: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

2

2

laku di pasar, salah satunya adalah obat dengan merk Amoxan yaitu

amoksisilin.4

Kebanyakan dokter meresepkan antibiotik dengan berbagai indikasi.

Antibiotik yang beredar di pasaran diantaranya adalah amoxicilin yang

merupakan antibiotik golongan penisilin dan banyak digunakan dalam

pengobatan karena harga antibiotik golongan ini relatif murah dan indikasi

pengobatannya adalah untuk infeksi saluran pernafasan atas. Amoksisilin yang

beredar di pasaran ada dalam berbagai bentuk sediaan, diantaranya dalam

bentuk tablet.5

Kepala BPOM Sampurno mengemukakan, pada tahun 2005 lalu, lebih

dari 80 persen kios obat di Jakarta tidak memiliki izin menjual obat. Penelitian

yang dilakukan BPOM ini dilakukan selama tiga bulan di tiga pasar yang

dikelola PD Pasar Jaya, yaitu Pasar Pramuka, Rawa Bening, dan Kramat Jati.

Di Pasar Pramuka hanya 33 unit atau 15% saja yang memiliki izin, di Pasar

Rawa Bening hanya 5 dari 94 kios obat, dan di Pasar Kramat Jati hanya 11 dari

66 kios. Kios obat tidak berizin inilah yang dicurigai menjadi sasaran utama

sindikat peredaran obat palsu lokal.6

Pasar pramuka merupakan salah satu pusat perdagangan obat terbesar di

Indonesia. Oleh karena itu peniliti memilih pasar pramuka sebagai objek untuk

diteliti. Dengan diketahuinya persentase obat palsu di pasar pramuka,

masyarakat bisa lebih berhati-hati dalam membeli obat.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian tentang ”Skrining panjang gelombang serapan

maksimum tablet Amoksisilin yang dijual di pasar pramuka dengan

spektrofotometer uv-vis”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka yang menjadi

masalah dalam penelitian ini adalah apakah tablet Amoksisilin yang dijual di

pasar pramuka memiliki panjang gelombang serapan maksimum yang sesuai

dengan puncak gelombang Amoksisilin standar?

Page 19: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

3

3

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui adanya kesesuaian antara panjang gelombang

serapan maksimum tablet Amoksisilin yang dijual pada pasar pramuka

dengan panjang gelombang serapan maksimum Amoksisilin standar.

1.3. 2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui panjang gelombang serapan maksimum Amoksisilin

standar

2. Mengetahui panjang gelombang serapan maksimum sampel

3. Mengetahui hubungan antara panjang gelombang serapan

maksimum Amoksisilin sampel dengan panjang gelombang

serapan maksimum Amoksisilin standar

4. Mengetahui persentase panjang gelombang serapan maksimum

sampel yang tidak memenuhi standar.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat bagi peneliti

Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan pengalaman

dalam menganalis panjang gelombang serapan maksimum Amoxicilin.

Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat sebagai prasyarat untuk

menempuh jenjang pendidikan klinik Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.4.2. Bagi Institusi

Hasil Penelitian ini diharapkan menjadi data dasar untuk

penelitian lebih lanjut mengenai perhitungan kadar tablet Amoksisilin

yang dijual di pasar pramuka. Selain itu hasil penelitian ini bisa sebagai

bahan informasi kepada BPOM tentang persentase obat palsu yang

beredar di pasar pramuka

Page 20: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

4

4

1.4.3. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini juga diharapkan bisa memberikan informasi

kepada masyarakat tentang presentasi obat yang dicurigai palsu yang

beredar di pasar pramuka agar masyarakat lebih berhati-hati dalam

membeli obat.

Page 21: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

5

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Obat

Menurut SK Menteri Kesehatan R.I. No.125/Kab/B.VII/71 tanggal 9 Juni

1971, yang dimaksud dengan obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-

bahan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangi,

menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau

kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan termasuk untuk

memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia. 7

Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan karena

penanganan dan pencegahan berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan dari

tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi. 8

2.2. Obat Palsu

2.2.1. Definisi Obat Palsu

Menurut KepMenkes No. 1010/2008, obat palsu adalah obat yang

diproduksi oleh yang tidak berhak berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku atau produksi obat dengan penandaan yang meniru identitas obat

lain yang telah memiliki izin edar. Sedangkan definisi obat palsu menurut

WHO adalah obat-obatan yang secara sengaja pendanaannya dipalsukan, baik

identitasnya maupun sumbernya. Menurut WHO, obat palsu dikelompokkan

dalam lima kelompok yaitu: 9

Produk tanpa zat aktif (API)

Produk dengan kandungan zat aktif yang kurang

Produk dengan zat aktif berbeda

Produk yang diproduksi dengan menjiplak produk milik pihak lain

Produk dengan kadar zat aktif yang sama tetapi menggunakan label

dengan nama produsen atau negara asal berbeda.

Page 22: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

6

6

2.2.2. Upaya Pemberantasan Obat Palsu

2.2.2.1. Apotek Rakyat

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan nomor.

284/MENKES/PER/III/2007 definisi apotek rakyat adalah sarana

kesehatan tempat dilaksanakannya pelayanan kefarmasian dimana

dilakukan penyerahan obat dan perbekalan kesehatan dan tidak

melakukan peracikan. 10

a. Alasan didirikan Apotek Rakyat 10

Dalam rangka meningkatkan dan memperluas akses masyakat dalam

memperoleh obat dan untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian

perlu dibuka kesempatan pengembangan Pedangan Eceran Obat

menjadi Apotek Rakyat.

Bahwa agar apotek rakyat dapat memberikan pelayanan kefarmasian

dengan baik perlu mengatur pengelolaan Apotek Rakyat dengan

peraturan Menteri Kesehatan

b. Pengaturan Apotek Rakyat

Setiap orang atau badan usaha dapat mendirikan apotik rakyat.

Pedagang eceran obat dapat merubah statusnya menjadi apotik rakyat

bila merupakan satu atau gabungan paling banyak 4 pedagang eceran

obat. 10

Jika bergabung maka harus: 10

o Mempunyai ikatan kerjasama dalam bentuk badan usaha atau

bentuk badan lainnya

o Letak lokasi pedagang eceran obat berdampingan yang

memungkinkan dibawah satu pengelolaan

o Apotek rakyat dalam pelayanan kefarmasian harus

mengutamakan obat generik

o Apotek rakyat harus memiliki satu orang apoteker sebagai

penanggung jawab dan dapat dibantu oleh asisten apoteker

Page 23: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

7

7

o Apotek rakyat harus memenuhi standar dan persyaratan

o Pedagang eceran obat yang statusnya sudah berubah menjadi

apotek sederhana dianggap telah menjadi apotek rakyat dan

harus mengganti izin apotek sederhana tersebut oleh dinkes

kab/kota

c. Larangan Jika Sudah Menjadi Apotek Rakyat

Apotek rakyat dilarang menyediakan narkotika dan

psikotropika, meracik obat dan menyerahkan obat dalam jumlah

besar. 10

d. Pembinaan Apotek Rakyat

Pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh departemen

kesehatan, BPOM, dinas kesehatan kabupaten/kota dengan

mengikutsertakan organisasi profesi. 10

e. Sanksi

Dalam rangka pembinaan dan pengawasan apotek rakyat yang

melanggar dapat dikenakan tindakan administratif berupa : 10

Teguran lisan

Tertulis

Pencabutan izin

f. Keuntungan dan Kerugian Didirikan Apotek Rakyat

Keuntungan: 10

Apotek rakyat menurut permenkes tersebut mempermudah

rakyat untuk memperoleh obat dengan mudah, murah dan aman

karena apotek rakyat juga diperkuat dengan diluncurkannya

“Obat Rakyat Murah dan Berkualitas” atau biasa kita sebut

dengan “obat serba seribu” dimana harga obat yang tersedia per

stripnya yang terdiri dari 8 – 10 buah dengan harga seribu.

Page 24: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

8

8

Pendirian Apotek Rakyat juga dimaksudkan untuk

meningkatkan penertiban peredaran obat-obatan di sentra-sentra

perdagangan dimana pada sentra sentra perdagangan ini dijual

obat secara bebas dan tidak dipungkiri banyak terjadi penjualan

penjualan obat yang tidak legal.

Kerugian: 10

Konsep apoteker pada apotek rakyat adalah “apoteker tidak

diwajibkan selalu berada di apotek.” Secara sederhana telah

dapat ditelaah bahwa tidak akan terjadinya pelayanan asuhan

kefarmasian pada apotek dan pada akhirnya rakyat yang

dirugikan.

Apotek rakyat terkesan hanya untuk melegalkan praktek-praktek

penjualan obat yang dilakukan pada tempat tempat tertentu yang

berbau ilegal dan apotek rakyat juga terkesan untuk melegalkan

kios-kios obat menjual obat resep.

Diharapkan dengan pembentukkan apotek rakyat di Pasar

Pramuka dapat memutus rantai perdangangan obat palsu.

2.2.2.2. Slogan S.T.O.P dengan C.I.N.T.A

IPMG juga menyadari bahwa peredaran obat palsu masih

banyak di masyarakat. Sehingga untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat terhadap beredarnya obat palsu dan memberikan cara untuk

menghindari obat palsu. 11

Untuk dapat memutus rantai peredaran obat palsu dan

bahayanya maka diperlukan S.T.O.P.: 11

S: Supaya

T: Terhindar

O: Obat

P: Palsu

Page 25: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

9

9

Setelah melakukan S.T.O.P., untuk menghindari obat palsu

dapat dilakukan slogan C.I.N.T.A: 11

C: Cermati kemasan dan obatnya

I: Ingat untuk merusak kemasan lama

N: Niat hidup lebih sehat.

T: Tempat membeli obat di apotek

A: Ajak semua untuk saling mengingatkan

Dengan melakukan S.T.O.P. dengan C.I.N.T.A. maka masyarakat dapat

memutus perdagangan dan menghindari obat palsu. 12

2.3. Antibiotik

Pengertian antibiotik secara sempit adalah senyawa yang dihasilkan oleh

berbagai jenis mikroorganisme antara lain bakteri, fungi, dan aktinomiteses

yang menekan pertumbuhan mikroorganisme lainnya. Namun, penggunaaanya

secara umum sering kali memperluas istilah antibiotik hingga meliputi

senyawa antimikroba sintetik, seperti sulfonamida dan kuinolon. Ratusan

antibiotik berhasil diidentifikasi dan dikembangkan sehingga dapat

dimanfaatkan dalam terapi penyakit infeksi. Senyawa-senyawa antibiotik

sangat berbeda dalam sifat fisik, kimia, dan farmakologinya, dalam spektrum

antibakteri serta dalam mekanisme kerjanya.13

2. 3. 1. Klasifikasi dan Mekanisme Kerja

Secara historis, klasifikasi yang paling umum didasarkan pada struktur

kimia dan mekanisme kerja yang diajukan, sebagai berikut: 13

Senyawa yang menghambat sintesis dinding sel bakteri misalnya

penisilin dan sefalosporin.

Senyawa yang bekerja langsung pada membran sel

mikroorganisme, memengaruhi permeabilitas dan menyebabkan

kebocoran senyawa-senyawa intraselular misalnya polimiksin,

nistatin, dan amfotericin B.

Page 26: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

10

10

Senyawa yang memengaruhi fungsi subunit ribosom 30S atau 50S

sehingga menyebabkan penghambatan sintesis protein yang

reversibel misalnya kloramfenikol, tetrasiklin, eritromisin, dan

klindamisin.

Senyawa yang berikatan dengan subunit ribosom 30S dan

mengubah sintesis protein, yang pada akhirnya akan

mengakibatkan kematian sel contohnya aminoglikosida.

Senyawa yang mempengaruhi metabolisme sintesis asam nukleat

bakteri contohnya rifamisin, gol. Kuinolon.

Kelompok antimetabolit, termasuk diantaranya trimetoprin dan

sulfonamida.

Beberapa senyawa antivirus misanya analog asam nukleat, inhibitor

transkriptase balik non-nukleosida, dan inhibitor enzim-enzim

esensial virus.

2.4. Amoksisilin

Amoksisilin merupakan penisilin semisintetik yang rentan teradap

penisilinase dan secara kimia serta farmakologisnya berhubungan erat dengan

ampisilin.13

2.4.1. Identitas

Rumus Kimia : C16H19N3O5S 14

Rumus Bangun :

Page 27: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

11

11

Gambar 2.1. Struktur Kimia Amoksisilin

Sumber: DepKes RI. Farmakope Indonesia Edisi IV Jakarta: DepKes RI; 1995.

Sinonim :(2S,5R,6R)- 6-{[(2R)-2-amino- 2-(4-hydroxyphenyl)-

acetyl]amino}- 3,3-dimethyl- 7-oxo- 4-thia- 1-

azabicyclo[3.2.0]heptane- 2-carboxylic

acidhydrochloride 14

Berat Molekul : 365.4 g/mol14

Pemerian : Serbuk hablur, putih; praktis tidak berbau. 14

Kelarutan : Sukar larut dalam air dan metanol,tidak larut dalam

benzena, dalam karbon tetraklorida dan dalam

kloroform. 14

Baku Pembanding :Amoksisilin BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum

digunakan. 14

PH : Antara 3,5 sampai 6,0 lakukan penetapan

menggunakan larutan 2 mg per ml. 14

Sifat-sifat Fisika : Amoksisilin dalam larutan asam, mengandung tiga

proton yang dapat terdisosiasi, masing-masing terikat

pada gugus karboksil, hidroksil aromatik dan pada

gugus α-amonium. Kelembapan dan suhu yang tinggi

memberikan efek merugikan pada stabilitasnya. Satu

gram dapat larut dalam kira-kira 370 mL air dan kira-

kira 2000 mL alkohol. 15

2.4.2. Farmakodinamik

Obat ini stabil dalam suasana asam dan dirancang untuk penggunaan

oral. Absorpsinya dari saluran gastrointestinal lebih cepat dan lebih

sempurna daripada ampisilin.13

2.4.3. Farmakokinetik

Konsentrasi puncak amoksisilin dalam plasma adalah dua setengah

kali lebih tinggi daripada ampisilin setelah pemberian oral dengan dosis

Page 28: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

12

12

yang sama; konsentrasi tersebut dicapai dalam waktu 2 jam dan rata-rata

sekitar 4 μg/ml jika diberikan 250 mg. Adanya makanan tidak

mempengaruhi absorpsinya. Sekitar 20 % amoksisilin terikat oleh protein

plasma. Sebagian besar dosis antibiotik ini diekskresikan dalam bentuk

aktif dalam urin. Probenesid dapat menunda ekskresi obat ini. 13

2.4.4. Indikasi

Amoksisilin aktif terhadap S. Pyogenes dan berbagai galur S.

Pneumoniae dan H. Influenzae yang merupakan bakteri patogen utama

pada saluran pernafasan atas. Obat ini memberikan terapi yang efektif

untuk sinusitis, otitis media, bronkitis kronis yang memburuk secara akut,

dan epiglotitis yang disebabkan galur-galur organisme ini yang peka.

Amoksisilin merupakan senyawa yang paling aktif diantara senyawa

antibiotik β-laktam terhadap S. Pneumoniae yang peka maupun yang

resisten terhadap penisilin. Bedasarkan peningkatan prevalensi resistensi

pneumokokus terhadap penisilin, dianjurkan untuk melakukan peningkatan

dosis amoksisislin oral yaitu mulai dari 40 sampai 45 mg/kg hingga 80

sampai 9- mg/kg per hari untuk pengobatan empiris otitis media akut pada

anak-anak. H. Influenzae yang resisten terhadap ampisilin dapat menjadi

masalah di banyak daerah. Penambahan inhibitor β-laktamase dalam hal

ini amoksisilin-klavulanat yang memperluas spektrum terhadap H.

Influenzae dan Enterobacteriaceae yang menghasilkan β-laktamase. 13

2.4.5. Kontraindikasi

Pemberian penisillin dikontraindikasikan kepada pasien yang

mempunyai riwayat hypersensitifitas terhadap penisilin. 13

Page 29: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

13

13

2.4.6. Dosis

Dosis untuk amoksisilin dapat dilihat pada tabel dibawah ini: 16

Tabel 2.1. Panduan Penentuan Dosis Amoksisilin

Antibiotika

(cara pemberian) Dosis Dewasa Dosis Anak

(a)

Penyesuaian dosis

berdasarkan klirens

kreatinin (CLcr)

CLcr rata-

rata 50

mL/min

CLcr

rata-rata

10

mL/min

Amoksisilin

(PO) 0,25-0,5 g tid

20-40 mg/kg/h

dalam 3 dosis 66% 33%

Amoksisilin /as.

Klavulanat (PO)

500/125-875/125 mg

bid-tid

20-40 mg/kg/h

dalam 3 dosis 66% 33%

(a)Dosis total < dosis dewasa

Sumber: Syarif, Amir. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Departemen

Farmakologi dan terapeutik FKUI; 2007.

2.4.7. Efek samping

Efek samping penisilin dapat terjadi pada semua cara pemberian,

dapat melibatkan berbagai organ dan jaringan secara terpisah maupun

bersama-sama dan dapat muncul dalam bentuk yang ringan sampai fatal. 16

Frekuensi kejadian efek samping bervariasi, tergantung dari sediaan

dan cara pemberian. Pada umumnya pemberian oral lebih jarang

menimbulkan efek samping daripada pemberian parenteral. 16

a. Reaksi Alergi

Reaksi alergi merupakan bentuk efek samping yang tersering

dijumpai pada golongan penisilin bahkan penisilin G khususnya

merupakan salah satu obat yang tersering menimbulkan reaksi alergi.

Terjadinya reaksi alergi didahului oleh adanya sensitisasi. Namun mereka

yang belum pernah diobati dengan penisilin dapat juga mengalami reaksi

alergi. Dalam hal ini diduga sensitisasi terjadi akibat pencemaran

lingkungan oleh penisilin misalnya makanan asal hewan atau jamur. 16

Page 30: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

14

14

Manifestasi klinik reaksi alergi penisilin yang terberat adalah reaksi

anafilaktis yang termasuk dalam keompok reaksi alergi immediate. Reaksi

ini umumnya akibat reaksi IgE dengan determinan minor dan lebih banyak

terjadi pada pemberian parenteral, tetapi pemberian oral dan pemberian uji

kulit intradermal dapat pula menimbulkan reaksi anafilaksis yang fatal.

Reaksi alergi yang lain yang sifatnya berat adalah angioderma, penyakit

serum dan fenomena Arthus. 16

Anemia hemolitik oleh penisilin juga terjadi berdasarkan mekanisme

imun dengan zat anti IgG atau IgM, atau kedua-duanya terlibat dalam hal

ini. 16

Gangguan fungsi hati oleh penisilin diperkirakan berdasarkan

mekanisme reaksi imun pula dapat berkembang sampai menjadi hepatitis

anikterik dengan nekrosis sel hati tanpa kolesterol. SGPT, SGOT, CPK

dan fosfatase alkali meningkat cukup tinggi. Selain oleh karbenisilin, efek

samping ini dapat pula ditimbulkan oleh ampisilin dan oksasilin. Reaksi

alergi yang sifatnya ringan sampai sedang berupa berbagai bentuk

kemerahan kulit, dermatitis kontak, glositis, serta gangguan lainnya pada

mulut, demam yang kadang-kadang disertai menggigil. Yang paling sering

terjadi diantara semuanya adalah kemerahan kulit.16

Tindakan yang diambil terhadap reaksi alergi adalah menghentikan

pemberian obat dan memberikan terapi simtomatik dengan adrenalin. Bila

perlu ditambahkan dengan antihistamin dan kortikosteroid sesuai dengan

kebutuhan. Pemberian antihistamin sebelum atau bersama-sama dengan

pemberian penisilin tidak bermanfaat untuk mencegah reaksi alergi berat

(anafilaktik), sebab reaksi ini diperantai oleh berbagai zat, termasuk

histamin, serotonin dan brandikinin. 16

b. Reaksi Toksik dan Iritasi Lokal.

Pada manusia, penisilin umumnya tidak toksik. Banyak diantara

reaksi yang digolongkan sebagai efek toksik terjadi berdasarkan sifat

Page 31: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

15

15

iritatif penisilin dalam kadar tinggi. Batas dosis tertinggi penisilin yang

dapat diberikan secara aman belum dapat dipastikan. 16

Hanya sebagian kecil kemerahan kulit oleh ampisilin berdasarkan

reaksi alergi dan disini pemberian ampisilin harus dihentikan. Namun

sebagian besar kemerahan kulit diperkirakan karena reaksi toksik.

Kemerahan ini bersifat difus, tidak gatal, berbentuk makulo papular dan

bersifat non urtikarial. kemerahan kulit ini sering timbul 7-10 hari setelah

dimulainya terapi dan menghilang sendiri walaupun pemberian ampisilin

diteruskan. Efek samping ini sering timbul bila ampisilin diberikan kepada

pasien infeksi virus misalnya mononukleosis infeksiosa. Jadi sebaiknya

penisilin tidak diberikan pada pasien mononukleosis. Ampisilin dapat

menyebabkan ruam kulit yang tidak berdasarkan reaksi alergi, berupa

delayed-erythema.16

c. Perubahan Biologik.

Perubahan biologik oleh penisilin terjadi akibat gangguan flora

bakteri di berbagai bagian tubuh. Abses dapat terjadi pada tempat

suntikan dengan penyebab stafilokokus atau bakteri gram-negatif. Gejala

pelagra, terutama pada daerah selangkang dan skrotum, mungkin

berhubungan dengan gangguan flora usus yang mengakibatkan defesiensi

asam nikotinat. 16

2.4.8. Interaksi obat

Amoksisilin merupakan antibiotik golongan penisilin. Antibiotik

penisilin mempunyai beberapa interaksi bila digunakan bersamaan

dengan:17

Kloramfenikol: interaksinya berupa efek penisilin yang

berkurang.

Page 32: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

16

16

Eritromisin: interaksinya berupa efek masing-masing antibiotik

baik penisilin maupun eritromisin dapat meningkat ataupun

berkurang.

Pil KB: interaksinya berupa efek pil KB berkurang.

Estrogen: interaksinya berupa efek estrogen dapat berkurang.

Tetrasiklin: interaksinya berupa efek penisilin yang berkurang.

2.5. Spektrofotometer Uv-Vis

2.5.1. Definisi

Spektrofotometri UV-VIS adalah pengukuran panjang gelombang dan

intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh sampel.

Penyerapan sinar tampak dan ultraviolet oleh suatu molekul akan

menghasilkan transisi di antara tingkat energi. Transisi tersebut pada

umumnya antara orbital ikatan (bonding) atau orbital pasangan bebas (non-

bonding) dan orbital bukan ikatan atau orbital anti ikatan (anti-bonding). 18

Gambar 2.2. Perpindahan Energi

Sumber: Clark, Jim. Edexcel IGCSE Chemistry.UK: Pearson company; 2009

Panjang gelombang serapan merupakan ukuran perbedaaan tingkat-

tingkat energi dari orbital yang bersangkutan.18

Page 33: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

17

17

2.5.2. Cara Kerja Spektrofotometri UV-Vis

Gambar 2.3. Mekanisme Kerja Spektrofotometer

Sumber: Clark, Jim. Edexcel IGCSE Chemistry.UK: Pearson company; 2009

Keterangan Gambar:

Sumber sinar yang diperlukan adalah sumber sinar yang menyediakan

seluruh spektrum tampak dan ultra-ungu dekat sehingga didapatkan

spektrum pada daerah 200 nm – 800 nm. Karena alasan tersebut maka

sumber sinar yang digunakan adalah kombinasi dari lampu deutrium untuk

mendapatkan spektrum UV dan lampu tungsten/halogen untuk mendapatkan

spektrum tampak. Kemudian hasil kombinasi kedua lampu tersebut

difokuskan pada kisi difraksi. Tanda panah biru menunjukan jalur berbagai

panjang gelombang sinar diteruskan dengan arah yang berbeda. Celah (slit)

hanya menerima sinar pada daerah panjang gelombang yang sangat sempit

untuk diteruskan ke spektrometer. Sinar datang dari kisi difraksi dan celah

akan mengenai lempeng putar dan satu dari tiga hal berikut dapat terjadi: 19

1. Jika sinar mengenai bagian transparan, sinar akan mengarah

langsung dan melewati sel yang mengandung sampel. Kemudian

sinar akan dipantulkan oleh cermin ke lempeng putar kedua.

Lempeng ini berputar ketika sinar datang dari lempeng yang

pertama, sinar akan mengenai bagian cermin lempeng kedua.

Yang kemudian sinar akan dipantulkan ke detektor.Selanjutnya

sinar mengikuti jalur merah pada diagram diatas.

Page 34: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

18

18

2. Jika berkas asli sinar dari celah mengenai bagian cermin

lempeng putar pertama, berkas akan dipantulkan sepanjang jalur

hijau. Setelah cermin, sinar melewati sel referens. Akhirnya

sinar mencapai lempeng kedua yang berputar, sehingga sinar

mengenai bagian transparan. Selanjutnya sinar akan melewati

detektor.

3. Jika sinar mengenai bagian hitam lempeng pertama, sinar akan

dihalangi dan untuk sesaat tidak ada sinar yang melewati

spektrometer. Komputer akan memroses arus yang dihasilkan

oleh detektor karena tidak ada sinar yang masuk.

Sel sampel dan referens

Keduanya adalah berupa wadah gelas atau kuarsa kecil, sering juga

dibuat sedemikian rupa sehingga jarak yang dilalui berkas sinar adalah 1

cm. Sel sampel berisi larutan materi yang akan diuji dan biasanya sangat

encer. Pelarut dipilih yang tidak menyerap sinar secara signifikan pada

daerah panjang gelombang yang digunakan yaitu antara 200 nm sampai 800

nm. Sel referens hanya berisi pelarut murni. 20

2.5.3. Mekanisme pembentukkan spektrum

Spektrometri molekular dapat digunakan dalam penentuan kualitatif

untuk memberikan informasi struktural, seperti adanya gugus fungsional

dalam suatu unsur tertentu. Informasi ini dapat diperoleh dengan mengukur

besarnya radiasi yang diserap oleh suatu unsur pada panjang gelombang

tertentu. Hasil pengukuran berupa grafik antara absorbansi versus panjang

gelombang inilah yang disebut spektrum absorpsi. 19

Ada 3 jenis orbital keadaan dasar yang mungkin terlibat :

a. Orbital molekular ikatan s

Page 35: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

19

19

Gambar 2.4. Orbital molekular ikatan S

Sumber: Clark, Jim. Edexcel IGCSE Chemistry.UK: Pearson company; 2009

b. Orbital molekular ikatan p

Gambar 2.5. Orbital Molekular Ikatan P

Sumber: Clark, Jim. Edexcel IGCSE Chemistry.UK: Pearson company; 2009

c. Orbital atomik non-bonding n

Gambar 2.6. Orbital Atomik Non Bonding

Sumber: Clark, Jim. Edexcel IGCSE Chemistry.UK: Pearson company; 2009

Dua jenis orbital anti-bonding yang terlibat dalam transisi adalah :

o orbital s* (sigma star)

o orbital p*(pi star)

Orbital anti bonding n* tidak terlibat karena elektron-elektron ini tidak

membentuk ikatan. Transisi yang terjadi dalam absorpsi sinar UV dan sinar

tampak adalah :

Page 36: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

20

20

Gambar 2.7. Transisi energi dalam absorpsi sinar UV dan Sinar Tampak

Sumber: Clark, Jim. Edexcel IGCSE Chemistry.UK: Pearson company; 2009

transisi s → s * dan n → s * memerlukan energi yang besar dan oleh karena

itu terjadi pada UV jauh atau lemah pada daerah 180-240 nm. Oleh karena

itu kelompok-kelompok jenuh seperti yang dibawah ini tidak akan terjadi

absorbsi yang kuat pada daerah UV – tampak. 19

Gambar 2.8. Kelompok molekul Jenuh

Sumber: Clark, Jim. Edexcel IGCSE Chemistry.UK: Pearson company; 2009

Transisi n→p * dan p→p

* terjadi dalam molekul tak jenuh dan memerlukan

energi lebih sedikit dari pada transisi ke orbital antibonding s *.19

Dua jenis gugus yang mempengaruhi spektrum absorpsi suatu senyawa

a. Kromofor

Kromofor adalah suatu gugus fungsi, tidak terhubung dengan gugus

lain, yang menampakkan spektrum absorpsi karakteristik pada daerah sinar

UV-sinar tampak. Ada 3 jenis Kromofor sederhana :19

Ikatan ganda antara dua atom yang tidak memiliki pasangan elektron

bebas

Contoh :

Gambar 2. 9 Ikatan ganda pada dua atom yang tidak memilliki pasangan elektron bebas

Sumber; Clark, Jim. Edexcel IGCSE Chemistry.UK: Pearson company; 2009

Ikatan ganda antara dua atom yang memiliki pasangan elektron bebas

Page 37: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

21

21

Contoh :

Gambar 2. 10. Ikatan Rangkap pada atom yang memiliki pasangan elektron bebas

Sumber: Clark, Jim. Edexcel IGCSE Chemistry.UK: Pearson company; 2009

Cincin Benzena. Jika beberapa Kromofor berhubungan maka absorpsi

menjadi lebih kuat dan berpindah ke panjang gelombang yang lebih

panjang. 19

a) Auksokrom

Auksokrom tidak menyerap pada panjang gelombang 200-800nm,

namun mempengaruhi spektrum chromophore dimana auxochrome tersebut

terikat- CH3 – OH -NH2 – NO2. Auksokrom dapat mempengaruhi sebagai

berikut :

Menggeser ke panjang gelombang lebih panjang (red shift) disebut

efek batokromik

Menggeser ke panjang gelombang lebih pendek (blue shift) disebut

efek hipsokromik

amax meningkat atau peningkatan intensitas disebut hiperkromik. amax

menurun atau penurunan intensitas disebut hipokromik. 21

2.5.4. Variasi Absorpsivitas dengan Panjang Gelombang

Absorpsivitas atau absorpsivitas molar adalah konstan untuk suatu

unsur atau senyawa pada panjang gelombang tertentu. Ini merupakan ukuran

seberapa kuat suatu unsur menyerap cahaya pada panjang gelombang

tertentu. Karena suatu unsur akan menyerap cahaya lebih kuat pada panjang

gelombang tertentu daripada yang lainnya, dikatakan absorpsivitas

bervariasi sesuai dengan panjang gelombang. Absorpsivitas akan

maksimum pada panjang gelombang absorbansi maksimum.19

Page 38: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

22

22

2.5.5. Kelebihan dan Kekurangan Spektrofotometer UV-Vis

a. Kelebihan Spektrofotometri UV-Vis: 22

Panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi

Caranya sederhana

Dapat menganalisa larutan dengan konsentrasi yang sangat kecil

a. Kekurangan Spektrofotometri UV-Vis: 22

Absorbsi dipengaruhi oleh pH larutan, suhu dan adanya zat

pengganggu dan kebersihan dari kuvet

Hanya dapat dipakai pada daerah ultra violet yang panjang gelombang

>185 nm

Pemakaian hanya pada gugus fungsional yang mengandung elektron

valensi dengan energi eksitasi rendah

Sinar yang dipakai harus monokromatis

2.6. Kerangka Konsep

Pada kerangka konsep ini dijelaskan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

panjang gelombang serapan maksimum amoksisilin sampel. Faktor-faktor tersebut

diantaranya: kandungan amoksisilin, pengotor, pelarut, vehikulum, proses pembuatan

tablet. Penelitian kali tidak dibahas pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap panjang

gelombang serapan maksimum amoksisilin. Penelitian kali ini hanya bersifat

kualitatif, yaitu hanya melihat puncak panjang gelombang berdasarkan hasil

perekaman panjang gelombang sampel dengan spektrofotometer Uv-vis. Berikut

bagan kerangka konsep pada penelitian kali ini:

Page 39: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

23

23

: Diteliti pada penelitian ini

: tidak diteliti pada penelitian ini

Bagan 2.1. Skema Kerangka Konsep Penelitian

2.7. Definisi Operasional

Tabel 2. 2. Definisi Operasional

No. Variabel Pengukur Alat Ukur Cara Pengukuran Skala Pengukuran

1. Panjang

gelombang

serapan

maksimum

Peneliti Spektrofoto

meter UV-

Vis Hitachi

U910

Sesuai dengan prosedur

baku Clarke23

untuk

pengukuran panjang

gelombang serapan

maksimum

Dibagi atas:

Sesuai : ± 2 Å nm dari

panjang gelombang

serapan maksimum

standar amoksisilin

Tidak sesuai: >2 Å

nm dan <2 Å nm dari

panjang gelombang

serapan maksimum

standar amoksisilin.

Katagorik

Sesuai standar

Spektrofotometer Uv-vis Panjang gelombang

serapan maksimum

Amoksisilin sampel

Tidak sesuai

standar

Kandungan Amoksisilin

Pengotor

Pelarut

Vehikulum

Proses pembuatan tablet

Page 40: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

24

24

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain dekskriptif katagorik.

3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pasar Pramuka dan Laboratorium

Farmakokinetik dan Farmasetika UIN Syarif Hidayatullah

3.2.2.Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Februari dan

bulan Agustus 2011. Pengambilan sampel dilakukan di Pasar

Pramuka pada bulan Februari 2011.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau penelitian ini adalah seluruh tablet

amoksisilin yang dijual di seluruh kios obat di Pasar Pramuka.

3.3.2. Populasi Target

Populasi target penelitian ini adalah seluruh tablet amoksisilin

500 mg yang dijual di kios obat yang menjadi responden penelitian

di Pasar Pramuka.

3.3.3. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah seluruh tablet amoksisilin

500 mg yang dijual oleh kios obat yang menjadi responden

penelitian di Pasar Pramuka. Pengambilan sampel dilakukan di Pasar

Pramuka pada bulan Februari 2011. Pengambilan sample dilakukan

di pasar pramuka dengan cara membeli tablet amoksisilin.

Pengambilan sample dilakukan tanpa memberikan inform consent.

Page 41: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

25

25

Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya bias. Teknik

pengambilan sampel adalah simple random sampling dengan

berpendapat bahwa karakteristik subjek penelitian adalah homogen

pada sampling frame yaitu Pasar Pramuka.

3.3.4. Jumlah Sampel

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini dihitung

dengan rumus deskriptif katagorik 24

, yaitu:

Zα2

x P x Q

N=

d2

Ket :

N : jumlah sampel

Zα : deviat baku alfa, α5% (Zα = 1,96)

P : merupakan proporsi dari kategori variabel yang diteliti

(25%). Angka 25% ini didapatkan dari laporan USTR pada

2008 lalu.(1)

Q : 1-P (75%)

D : merupakan kesalahan penilitian yang masih bisa diterima untuk

memprediksi proporsi yang akan diperoleh. Peneliti

menetapkan presisi sebesar 10%.

Dengan demikian sample yang diambil pada penelitian ini adalah:

N = Zα² x P x Q

N= (1,96)² x 0,25 x 0,75

0.1²

= 73

Dengan demikian sample yang diambil pada penelitian ini

sebanyak 73 sampel.

Page 42: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

26

26

3.3.5. Kriteria Sampel

3.3.5.1. Kriteria Inklusi

Tablet Amoksisilin 500 mg yang dijual di kios-kios obat di pasar

Pramuka

3.3.5.2. Kriteria Ekslusi

Tablet Amoksisilin 500 yang tidak tersedia di kios obat di

pasar Pramuka

Tablet Amoksisilin yang sudah kadaluarsa.

3.4. Cara kerja Penelitian

Penelitian dilakukan dengan cara membeli tablet Amoksisilin.

Pengambilan sample dilakukan tanpa memberikan inform consent. Hal ini

dimaksudkan untuk menghindari adanya bias. Teknik pengambilan sampel

adalah simple random sampling.

3.4.1. Alur Penelitian

Bagan 3. 1. Alur Penelitian

Persiapan Penelitian

Pengambilan sampel (dengan metode random sampling)

Tanpa Informed consent

Penggerusan Tablet

Pembuatan Larutan

Amoksisilin Standar Amoksisilin Sampel

Sentrifuge larutan

Pembacaan Panjang gelombang serapan maksimum dengan Spektrofotometer Uv-Vis

Input data ke SPSS 16.0

Analisis Data

Page 43: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

27

27

3.4.2. Cara Kerja

3.4.2.1. Persiapan Penelitian

Alat

Alat-alat yang digunakan adalah satu unit

spektrofotometer UV-Visible (Hitachi U2910), seperangkat

computer (Hp, Windows Xp), tabung reaksi, pipet (Nichipet

Ex), stamper, alu, gelas beker, rak tabung reaksi, vortex

(SRS710HA Advantex), dan mesin sentrifuge (Hettich EBA

21).

Bahan

Bahan uji yang digunakan adalah amoksisilin standar,

73 sampel tablet amoksisilin yang dijual dari Pasar

Pramuka, aquades.

3.4.2.2. Pembuatan larutan Amoksisilin Standar

Pembuatan larutan amoksisilin standar ini

menggunakan metode sesuai yang telah ditetapkan

Farmakope14

dengan sedikit modifikasi, yaitu amoksisilin

standar sebanyak 50 mg dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

Tambahkan aquades sebanyak 10 ml ke dalam tabung.

Kemudian lakukan homogenisasi dengan vortex. Langkah

selanjutnya, lakukan sentrifugasi dengan kecepatan 2000 rpm

selama 3 menit. Sentrifugasi dimaksudkan agar partikel yang

tidak larut bisa mengendap dan tidak menjadi pengganggu

pada saat pembacaan panjang gelombang serapan maksimum

pada spektrofotometer Uv-Vis.

3.4.2.3. Pembuatan Larutan Amoksisilin Sampel

Pembuatan larutan amoksisilin sampel ini

menggunakan metode sesuai yang telah ditetapkan

Farmakope14

dengan sedikit modifikasi, yaitu tablet

amoksisilin digerus dengan stamper sampai halus. Lalu

ambil sekitar 50 mg dari serbuk amoksisilin tersebut.

Masukkan ke dalam tabung reaksi. Tambahkan aquades

Page 44: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

28

28

sampai 10 ml lalu homogenisasi dengan vortex. Langkah

selanjutnya, lakukan sentrifugasi dengan kecepatan 2000 rpm

selama 3 menit. Sentrifugasi dimaksudkan agar partikel yang

tidak larut bisa mengendap dan tidak menjadi pengganggu

pada saat pembacaan panjang gelombang serapan maksimum

pada spektrofotometer Uv-Vis.

3.4.2.4. Persiapan alat Spektrofotometer UV-Visibel

Penggunaan spektrofotometer UV-Vis ini berdasarkan

metode yang telah ditetapkan oleh Clarke.23

Secara singkat

penggunan spektrofotometer uv-vis sebagai berikut:

Nyalakan mesin spektrofotometer uv-vis yang telah

terhubung dengan komputer. Spektrofotometer uv-vis ini

memerlukan waktu 30 menit setelah dinyalakan sebelum

digunakan untuk mengukur panjang gelombang larutan.

Setelah 30 menit mesin menyala, lakukan pengaturan metoda

yang akan dipilih, dibuat kurva serapannya pada panjang

gelombang 200-300 nm. Sebelum melakukan pengukuran,

dilakukan penetapan base line. Penetapan base line dilakukan

menggunakan blanko, dalam hal ini blanko yang digunakan

peneliti adalah aquades.

3.4.2.5. Pembacaan Panjang Gelombang Amoksisilin standar

Siapkan salah satu kuvet yang akan digunakan, isi

kuvet dengan larutan amoksisilin standar sebanyak 3,5 mL

dengan menggunakan pipet. Masukkan kuvet tersebut ke

dalam mesin spektrofotometer uv-vis. Kemudian lakukan

pembacaan panjang gelombang dengan rentang 200-300 nm.

3.4.2.6. Pembacaan Panjang Gelombang Amoksisilin Sampel

Siapkan salah satu kuvet yang akan digunakan. Untuk

pembilasan kuvet, isi kuvet dengan larutan amoksisilin

sampel sebanyak 1,5 mL dengan menggunakan pipet.

Larutan tersebut dipergunakan untuk membilas kuvet. Setelah

itu larutan tersebut dibuang. Setelah itu isi kuvet dengan

Page 45: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

29

29

larutan amoksisilin sampel sebanyak 3,5 mL dengan

menggunakan pipet. Masukkan kuvet tersebut ke dalam

mesin spektrofotometer uv-vis. Kemudian lakukan

pembacaan panjang gelombang dengan rentang 200-300 nm.

3.5. Managemen Data

3.5.1. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

Pengumpulan data dilakukan saat penelitian pada bulan

Februari 2011 dan Agustus 2011.

Data yang diperoleh, yaitu dari data primer, yaitu data yang

didapatkan berdasarkan pembacaan panjang gelombang

dengan spektrofotometer Uv-Vis.

3.5.2. Pengolahan Data

Data yang didapatkan diedit dan dikoding untuk kemudian

dimasukkan dan dilakukan perhitungan statistik dengan

menggunakan SPSS versi 16.0 dekskriptif.

3.5.3. Analisis Data

Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

analisa univariat dengan menampilkan gambaran panjang

gelombang serapan maksimum amoksisilin standar dan sampel

dan kemudian di analisis berdasarkan standar deviasi untuk

pengukuran panjang gelombang maksimum menurut Clarke.23

3.5.4. Penyajian Data

Data yang didapat akan disajikan dalam bentuk tekstuler dan

tabuler.

Page 46: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

30

30

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Sampel

Penelitian tentang skrining panjang gelombang Amoksisilin yang dijual

di pasar pramuka dengan metode spektrofotometer UV-Vis dilaksanakan selama

1 bulan di pasar pramuka dan di laboratorium Farmakokinetik Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengambilan

sampel penelitian dilakukan pada awal bulan Februari 2011 kemudian

pengukuran pertama dilakukan pada pertengahan bulan Februari 2011 dan

dilakukan pengukuran kedua pada bulan Agustus 2011.

Pengambilan sampel dilakukan di pasar pramuka dengan cara membeli

tablet amoksisilin. Penelitian ini menggunakan amoksisilin yang dijual di Pasar

Pramuka baik generik maupun paten sebagai objek penelitian. Pengambilan

sample dilakukan dengan metode simple random sampling dan tanpa

memberikan inform consent. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya

bias. Pada saat pengambilan sample, terdapat beberapa kios yang tidak menjual

amoksisilin dan beberapa kios diantaranya tutup, sedangkan dari beberapa kios

yang tidak menjual amoksisilin dan beberapa kios tutup tersebut merupakan

tempat pengambilan sample pada penelitian ini. Karena hal tersebut, peneliti

mengganti kios yang tidak menjual Amoksisilin dan kios tutup tersebut dengan

kios terdekat yang menjual amoxicilin dan kios terdekat yang buka.

Pada penelitian kali ini, dilakukan pengukuran sampel sebanyak dua kali.

Hal ini dimaksudkan untuk menghindari bias pada data yang diperoleh. Peneliti

juga menggunakan standar amoksisilin berupa bubuk yang didapatkan dari

pabrik obat Wako, Jepang sebagai acuan pengukuran panjang gelombang

serapan maksimum pada sampel.

Page 47: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

31

31

4.2. Hasil Penelitian

Pada penelitian ini, diperoleh hasil yang akan disajikan dalam bagian-

bagian sebagai berikut: gambaran panjang gelombang serapan maksimum

amoksisilin standar; gambaran panjang gelombang serapan maksimum sampel

dan hubungannya dengan panjang gelombang standar; gambaran persentase

panjang gelombang serapan maksimum sampel yang tidak memenuhi standar

4.2.1. Gambaran Panjang Gelombang Serapan Maksimum Amoksisilin Standar

Penelitian didahului dengan menghitung panjang gelombang serapan

maksimum amoksisilin standar untuk dijadikan sebagai tolak ukur dalam

analisis hasil penelitian. Standar amoksisilin tersebut peneliti dapatkan dari

pabrik obat Wako, Jepang dalam bentuk bubuk dan berisi kandungan

amoksisilin murni tanpa bahan tambahan seperti vehikulum dan pengotor

lainnya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh panjang gelombang serapan

maksimum amoksisilin standar terlihat pada tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1. Gambaran Panjang Gelombang Serapan Maksimum Amoksisilin Standar

Standar Amoksisilin Panjang gelombang

Serapan Maksimum

Amoksisilin Wako,

Jepang

228,60

Dari tabel 4. 1 terlihat bahwa panjang gelombang serapan maksimum

standar amoksisilin adalah 228,60 nm. Dari hasil inilah nanti akan menjadi

tolak ukur untuk dibandingkan dengan panjang gelombang serapan

maksimum pada sampel.

4.2.2. Gambaran Panjang gelombang serapan maksimum Sampel dan

Hubungannya dengan Panjang Gelombang Standar

Setelah diketahui panjang gelombang serapan maksimum amoksisilin

standar, maka dilakukan penghitungan panjang gelombang serapan

maksimum semua sampel penelitian. Setelah itu dibuat tabel analisis

antara panjang gelombang serapan maksimum amoksisilin standar dengan

Page 48: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

32

32

panjang gelombang serapan maksimum sampel. Maka didapatlah hasil

sebagai berikut:

Tabel 4.2. Gambaran Panjang gelombang serapan maksimum Sampel dan

Hubungannya dengan Panjang Gelombang Standar

No Sampel λ 1 max λ 2 max Mean Keterangan

1 1 229,6 229,4 229.5 sesuai standar

2 3 228,0 229,2 228,6 sesuai standar

3 5 226,8 230,6 228,7 sesuai standar

5 8 227,6 230,0 228,8 sesuai standar

6 11 229,2 227,8 228,5 sesuai standar

7 13 226,2 230,4 228,3 sesuai standar

8 14 231,4 230,0 230,7 tidak sesuai standar

9 15 226,4 227,6 227,0 sesuai standar

10 17 228,2 229,4 228,8 sesuai standar

11 18 225,4 228,2 226,8 sesuai standar

12 21 229,4 230,0 229,7 sesuai standar

13 24 228,4 227,8 228,1 sesuai standar

14 27 227,6 230,4 229,0 sesuai standar

15 28 225,6 225,4 225,5 tidak sesuai standar

16 29 227,8 227,6 227,7 sesuai standar

17 30 229,8 229,6 229,7 sesuai standar

18 33 228,2 228,8 228,5 sesuai standar

19 35 227,0 230,2 228,6 sesuai standar

20 36 230,6 228,2 229,4 sesuai standar

21 39 229,6 227,2 228,4 sesuai standar

22 41 226,6 226,4 226,5 tidak sesuai standar

23 45 229,0 227,4 228,2 sesuai standar

24 47 229,2 229,4 229,3 sesuai standar

25 50 228,8 227,2 228,0 sesuai standar

26 51 227,4 227,4 227,4 sesuai standar

27 53 227,8 226,6 227,2 sesuai standar

28 55 227,2 228,8 228,0 sesuai standar

29 58 229,6 229,0 229,3 sesuai standar

30 60 228,0 2278 227,9 sesuai standar

31 65 229,4 230,8 230,1 sesuai standar

32 67 227,2 224,8 226,0 tidak sesuai standar

33 69 230,0 228,8 229,4 sesuai standar

34 70 228,8 226,8 227,8 sesuai standar

35 73 227,6 228,2 227,9 sesuai standar

36 74 229,6 227,4 228,5 sesuai standar

37 76 228,8 228,8 228,8 sesuai standar

38 78 227,4 227,6 227,5 sesuai standar

39 80 227,4 228,0 227,7 sesuai standar

40 82 229,4 228,8 229,1 sesuai standar

41 85 229,6 228,4 229,0 sesuai standar

42 87 227,4 227,4 227,4 sesuai standar

43 89 228,8 228,0 228,4 sesuai standar

44 91 231,4 228,8 230,1 sesuai standar

45 93 229,2 229,4 229,3 sesuai standar

46 95 228,8 246,6 237,7 tidak sesuai standar

47 99 229,0 229,2 229,1 sesuai standar

49 104 230,6 230,6 230,6 sesuai standar

50 107 227,6 228,0 227,8 sesuai standar

Page 49: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

33

33

No Sampel λ 1 max λ 2 max Mean Keterangan

52 192 228,0 223,8 225,9 tidak sesuai standar

53 201 228,4 230,0 229,2 sesuai standar

54 203 227,4 227,8 227,6 sesuai standar

55 207 230,4 229,4 229,9 sesuai standar

56 212 229,6 228,2 228,9 sesuai standar

57 222 229,6 229,0 229,3 sesuai standar

58 225 228,0 230,0 229,0 sesuai standar

59 228 227,8 229,8 228,8 sesuai standar

60 231 228,8 227,6 228,2 sesuai standar

61 234 230,2 227,6 228,9 sesuai standar

62 236 228,4 229,0 228,7 sesuai standar

63 239 229,2 226,4 227,8 sesuai standar

64 241 229,0 227,4 228,2 sesuai standar

65 244 229,0 228,6 228,8 sesuai standar

66 245 228,4 226,0 227,2 sesuai standar

67 247 228,0 226,2 227,1 sesuai standar

68 253 228,4 228,6 228,5 sesuai standar

69 257 228,4 228,4 228,4 sesuai standar

70 258 229,4 224,6 227,0 sesuai standar

71 259 228,6 228,6 228,6 sesuai standar

72 263 229,0 227,8 228,4 sesuai standar

73 267 228,0 228,8 228,4 sesuai standar

Pada penelitian kali ini, pengukuran panjang gelombang serapan

maksimum setiap sampel dilakukan sebanyak dua kali. Hal ini

dimaksudkan untuk menghindari bias pada data yang diperoleh. Untuk

analisis terhadap standar amoksisilin, peneliti menggunakan rerata (mean)

dari kedua pengukuran. Setelah itu hasil dari rerata tersebut dianalisis

dengan standar deviasi 2 Å nm sesuai dengan metode Clarke 23

untuk

analisis panjang gelombang serapan maksimum. Bila dalam penelitian kali

ini didapatkan hasil panjang gelombang dari sampel berkisar antara 226,60

nm hingga 230,60 nm maka dapat dikatakan sampel tersebut sesuai dengan

standar amoksisilin. Bila hasil panjang gelombang sampel diluar ± 2 Å nm

dari 228,6 nm, maka sampel tersebut dikatakan tidak sesuai standar.

Berdasarkan hasil dari analisis dengan standar deviasi 2 Å nm

didapatkan bahwa terdapat 6 sample amoksisilin yang tidak memenuhi

standar panjang gelombang serapan maksimum Amoksisilin.

Page 50: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

34

34

4.2.3. Gambaran Persentase Panjang Gelombang Serapan Maksimum Sampel

yang Tidak Memenuhi Standar.

Dari tabel analisis diatas didapatkan 6 sampel yang tidak memenuhi

standar. Dari hasil inilah, dibuat tabel gambaran presentase panjang

gelombang serapan maksimum sampel yang tidak memenuhi standar.

Tabel 4. 3. Gambaran Persentase Puncak Panjang Gelombang Sampel

yang Tidak Memenuhi Standar.

Sampel Amoksisilin Persentase (100%)

Memenuhi standar 91,8 %

Tidak memenuhi standar 8,2 %

Dari seluruh sampel pada penelitian ini sejumlah 73 sample, diperoleh

sebagian besar sampel yang diteliti sebanyak 67 sampel (91,8%) telah

memenuhi standar tetapi terdapat 6 sampel (8,2 %) yang tidak memenuhi

standar.

4.3. Pembahasan

Pengertian antibiotik secara sempit adalah senyawa yang dihasilkan oleh

berbagai jenis mikroorganisme antara lain bakteri, fungi, dan aktinomiteses

yang menekan pertumbuhan mikroorganisme lainnya. Namun, penggunaaanya

secara umum sering kali memperluas istilah antibiotik hingga meliputi

senyawa antimikroba sintetik, seperti sulfonamida dan kuinolon. Ratusan

antibiotik berhasil diidentifikasi dan dikembangkan sehingga dapat

dimanfaatkan dalam terapi penyakit infeksi. Senyawa-senyawa antibiotik

sangat berbeda dalam sifat fisik, kimia, dan farmakologinya, dalam spektrum

antibakteri serta dalam mekanisme kerjanya.13

Terdapat banyak klasifikasi antibiotik yang didasarkan pada struktur

kimia dan mekanisme kerjanya. Salah satu klasifikasi antibiotik adalah

senyawa yang menghambat sintesis dinding sel bakteri seperti penisilin dan

sefalosporin. Amoksisilin merupakan penisilin semisintetik yang rentan

Page 51: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

35

35

teradap penisilinase dan secara kimia serta farmakologisnya berhubungan erat

dengan ampisilin. 13

Kebanyakan dokter meresepkan antibiotik dengan berbagai indikasi.

Antibiotik yang beredar di pasaran diantaranya adalah amoksisilin yang

merupakan antibiotik golongan penisilin dan banyak digunakan dalam

pengobatan karena harga antibiotik golongn ini relatif murah dan indikasi

pengobatannya adalah untuk infeksi saluran pernafasan atas.5

Obat palsu dampaknya sangat serius terhadap kesehatan. Tingkat

bahayanya tergantung pada zat yang dikandung. Ditambah lagi pemakaian

amoksisilin sebagai terapi infeksi saluran pernafasan atas cukup sering

digunakan. Apabila amoksisilin yang diberikan tidak mempunyai kandungan

zat aktif, tentulah efek terapi tidak akan muncul. Hal ini akan menyebabkan

infeksi yang dialami pasien tidak akan hilang, bahkan infeksi tersebut

cenderung akan semakin berat. Hal ini dikarenakan infeksi tersebut tidak

diterapi oleh karena amoksisilin yang diberikan sebagai terapi tidak

mempunyai kandungan zat aktif. Dokter sebagai tenaga kesehatan juga

dirugikan oleh obat palsu tersebut karena akan kehilangan kepercayaan pasien,

apabila pasien tidak sembuh setelah mengkonsumsi obat yang diresepkan oleh

dokter. Selain itu pabrik obat yang sah merupakan korban tidak hanya karena

kerugian langsung akibat kehilangan penghasilan tetapi juga kepercayaan

masyarakat terhadap produk yang dihasilkan menurun, yang mengarah pada

kehilangan jumlah penjualan. Reputasi perusahaaan dan kesan terhadap produk

tersebut menjadi rusak.25

Menurut WHO, obat palsu dikelompokkan dalam lima kelompok yaitu:

(1) Produk tanpa zat aktif (API) (2) Produk dengan kandungan zat aktif yang

kurang (3) Produk dengan zat aktif berbeda (4) Produk yang diproduksi

dengan menjiplak produk milik pihak lain (5) Produk dengan kadar zat aktif

yang sama tetapi menggunakan label dengan nama produsen atau negara asal

berbeda. 9

Page 52: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

36

36

BPOM melansir, sejak 1999 hingga 2006 jumlah obat palsu yang beredar

di pasaran Indonesia mencapai 81 merek, mulai dari obat hipertensi, diabetes,

antibiotik, hingga obat sakit kepala. Peredaran obat palsu yang mengalir deras

membuat para pengguna obat rugi secara materi karena harus terus membeli

obat tak berkhasiat.4

Pada penelitian skrining panjang gelombang amoksisilin yang dijual di

pasar pramuka dengan metode spektrofotometer UV-Vis ini bersifat kualitatif,

yaitu melihat kesesuaian panjang gelombang serapan maksimum standar

amoksisilin dengan panjang gelombang serapan maksimum sampel kemudian

dianalisis berdasarkan standar deviasi sebesar ± 2 Å nm sesuai dengan metode

Clarke.23

Panjang gelombang serapan maksimum suatu senyawa tentulah

berbeda-beda. Apabila terdapat penyimpangan terhadap panjang gelombang

serapan maksimum, hal tersebut berarti tidak adanya senyawa tersebut ataupun

terdapat senyawa lain yang bukan senyawa yang diuji.

Menurut Farmakope Indonesia edisi iv, kelarutan amoksisilin adalah

sukar larut dalam air (1 gram amoksisilin larut dalam 100-1000 bagian air).

Dalam penelitian ini setiap sampel amoksisilin yang digunakan sebanyak 50

mg yang bearti dapat larut dalam 5 sampai 50 mL air. Peneliti melarutkan 50

mg amoksisilin dalam 10 mL aquades. Jadi menurut Farmokope Indonesia

edisi iv, amoksisilin sampel pada penelitian ini dikatakan telah larut dalam 10

mL aquades. 14

Berdasarkan grafik 4.1, Dari seluruh sampel pada penelitian ini sejumlah

73 sample diperoleh sampel yang tidak memenuhi standar sebanyak 6 sampel

(8,2 %). Sampel yang tidak memenuhi standar tersebut diartikan bahwa pada

sampel tidak ditemukan panjang gelombang serapan maksimum yang telah

memenuhi panjang gelombang serapan maksimum standar amoxicilin sesuai

dengan standar deviasi 2 Å nm yang telah ditetapkan oleh Clarke.23

Terdapat

penyimpangan panjang gelombang serapan maksimum pada 6 (8,2% )sampel

ini dipengaruhi banyak faktor diantaranya terdapat pengotor dalam tablet

amoxicilin sampel yang melebihi batas yang ditentukan, pelarut yang tidak

Page 53: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

37

37

sesuai, PH larutan, suhu, kebersihan kuvet, dan terjadi efek batokromik dan

efek hipsokromik sehingga terjadi positif palsu.

Dari hasil tersebut, dapat diperkirakan bahwa terdapat 8,2% amoksisilin

yang beredar di pasar pramuka yang tidak memiliki zat aktif ataupun terdapat

zat aktif yang berbeda. Hasil ini sangat jauh berbeda dengan prediksi

peredaran obat palsu yang mencapai 25% pada laporan USTR tahun 2008 lalu.

Hal ini diperkirakan karena adanya upaya Menteri Kesehatan untuk

pembentukan Apotek Rakyat di Pasar Pramuka melalui SK Menteri Kesehatan

No. 284/2007 pada tanggal 3 April 2007 lalu. Keputusan Menteri Kesehatan

Siti Fadilah Supari yang menjadikan kios-kios obat di Pasar Pramuka menjadi

Apotek Rakyat adalah salah satu langkah baru dalam upaya memutus rantai

perdangangan obat palsu.

Agar setiap obat yang beredar di Pasar Pramuka tersebut dapat terjamin

kualitasnya, setiap pedagang diwajibkan untuk memiliki sertifikat sebagai

bukti obat-obat yang dijual di kios tersebut layak untuk dikonsumsi. Selain

mewajibkan pedagang obat di Pasar Pramuka untuk memiliki sertifikat, para

pedagang juga diharuskan memiliki apoteker yang betugas memeriksa resep

yang diberikan dokter. Pendirian Apotek Rakyat juga dimaksudkan untuk

meningkatkan penertiban peredaran obat-obatan di sentra-sentra perdagangan

dimana pada sentra sentra perdagangan ini dijual obat secara bebas dan tidak

dipungkiri banyak terjadi penjualan penjualan obat yang tidak legal.12

Penelitian kali ini bukanlah untuk menentukan suatu obat palsu atau

tidak, tetapi penelitian ini bersifat kualitatif. Apabila terdapat ketidaksesuaian

antara panjang gelombang serapan maksimum standar dengan panjang

gelombang serapan maksimum sampel, maka tidak menutup kemungkinan

sampel tersebut merupakan obat palsu. Oleh karena itulah diperlukan penelitian

lebih dalam untuk menghitung kadar amoksisilin pada setiap sampel secara

kuantitatif.

Page 54: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

38

38

4.4. Keterbatasan Penelitian

4.4.1. Variabel Penelitian

Peneliti hanya meneliti satu variabel saja yaitu panjang gelombang

serapan maksimum untuk mengetahui kandungan amoksisilin. Terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhi panjang gelombang serapan maksimum

amoksisilin sampel. Faktor-faktor tersebut diantaranya: kandungan

amoksisilin, pengotor, pelarut, vehikulum, proses pembuatan tablet.

Penelitian kali tidak dibahas pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap panjang

gelombang serapan maksimum amoksisilin. Penelitian kali ini hanya bersifat

kualitatif, yaitu hanya melihat panjang gelombang serapan maksimum

berdasarkan hasil perekaman panjang gelombang sampel dengan

spektrofotometer Uv-vis.

4.4.2. Sampel Penelitian

Pada saat pengambilan sampel peneliti tidak terlalu memperhatikan

status kios, apakah kios tersebut sudah mempunyai izin atau tidak. Hal ini

penting untuk dipertimbangkan karena peredaran obat palsu berasal dari kios

obat yang tidak mempunyai izin.

Page 55: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

39

39

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

kesimpulan yaitu:

Dari seluruh sampel pada penelitian ini sejumlah 73 sample diperoleh

sampel yang tidak memenuhi standar sebanyak 6 sampel (8,2 %). Sampel yang

tidak memenuhi standar tersebut diartikan bahwa pada sampel tidak ditemukan

panjang gelombang serapan maksimum yang telah memenuhi panjang

gelombang serapan maksimum standar amoksisilin sesuai dengan standar

deviasi sebesar ± 2 Å nm sesuai dengan metode Clarke.

5.2. Saran

1. Diperlukan penelitian lebih dalam untuk menghitung kadar amoksisilin pada

semua sampel kemudian disesuaikan dengan kadar yang tertera pada

kemasan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui keaslian Amoksisilin

tersebut.

2. Diperlukan penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi panjang gelombang serapan maksimum Amoksisilin seperti:

pengotor, pelarut, vehikulum, pengaruh penekanan pada proses pembuatan

tablet.

3. Mensosialisasikan kepada masyarakat program STOP (Supaya Terhindar

Obat Palsu) dengan CINTA (Cermati kemasan dan obatnya, Ingat untuk

merusak kemasan lama, Niat hidup lebih sehat, Tempat membeli obat di

apotek, Ajak semua untuk saling mengingatkan) agar dapat menghindari

peredaran obat palsu.

Page 56: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

40

40

DAFTAR PUSTAKA

1. United States Trade Representative. Trade Summary of Indonesia [serial

online] 2008 [cited 2011 september 14]. Available from: URL:

http://www.ustr.gov/sites/default/files/uploads/reports/2009/NTE/asset_uploa

d_file255_15479.pdf

2. Saksono H. Peredaran Obat Palsu Diperkirakan Naik 11%. Indonesia Finance

Today [serial online] 2011 june [cited 2011 july 3]. Available from: URL:

http://www.ipmg-

online.com/index.php?modul=berita&cat=BMedia&textid=323840065426

3. Food and Drug Administration. FDA Initiative to Combat Counterfeit Drugs

[serial online]. 2009 [cited 2011 agust 15]. Available from: URL:

http://www.fda.gov/Drugs/DrugSafety/ucm180899.htm

4. Esha JNR. BPOM Surabaya Temukan Penjualan Obat Palsu. Situs Resmi

Pemkot Sumenep [serial online]. 2007. [cited 2011 sept 1]. Available from:

URL:

http://www.pu.sumenep.go.id/mainx.php?smnp=Z289YmVyaXRhJnhrZD00

MTY2

5. Harianto, Sabarijah W, Transitawuri F. Perbandingan Mutu dan harga tablet

amoksisilin 500 mg generik dengan non generik. Departemen Farmasi

FMIPA-Universitas Indonesia. Majalah ilmu Kefarmasian Vol III, No 3;

2006 Dec. ISSN: 1693-9883.

6. Badan Pengawas Obat dan makanan. BPOM: 80 Persen Toko Obat di Jakarta

Tanpa Izin. Tempo Interaktif [serial online] 2005 june [cited 2011 july 3].

Available from: URL:

http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2005/06/08/brk,20050608-

62223,id.html

7. Rahardjo R. Kumpulan Kuliah Farmakologi ed 2. Jakarta: EGC; 2008.

8. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Informatorium

Obat Nasional Indonesia Indonesia. Jakarta: CV Sagung Seto, 2008.

Page 57: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

41

41

9. Departemen Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

1010/MENKES/PER/XI/2008 [serial online]. 2008 [cited 2011 Juni 10].

Available from : URL :

www.depkes.go.id/downloads/Permenkes/registrasi_obat.pdf+4.

10. Departemen Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan nomor.

284/MENKES/PER/III/2007 [serial online]. 2007 [cited 2011 september 13].

Available from: URL:

http://www.depkes.go.id/downloads/Permenkes/permenkes%20284.pdf

11. International Pharmaceutical Manufacturers Group. Obat palsu [serial online]

2009 [cited 2011 September 10] Available from : URL : http://www.ipmg-

online.com/index.php?modul=issues&cat=icounterfeit

12. Ana. Apotek Rakyat, Mission Imposible? Majalah Farmacia [serial online]

2007 [cited 2011 Septeber 14] Available from: URL: http://www.majalah-

farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=468.

13. Gilman A, Goodman LS. Dasar Farmakologi Terapi Ed.10 Vol.2. Jakarta:

EGC; 2007.

14. Depaetemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Edisi IV.

Jakarta: DepKes RI; 1995.

15. Connors KA, Amidon GL, Stella VJ. Stabilitas kimiawi sediaan farmasi Ed 2.

Semarang: IKIP Semarang Press; 1992.

16. Syarif A. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Departemen Farmakologi

dan terapeutik FKUI; 2007.

17. Harkness R. Interaksi Obat. Bandung: Penerbit ITB; 1989.

18. Sudjadi. Penuntun Struktur Senyawa Organik. Bandung: ghalia Indonesia;

1983.

19. Clark J. Edexcel IGCSE Chemistry.UK: Pearson company; 2009.

20. Hermanto S. Petunjuk Praktikum Kimia Instrumen. Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah; 2008.

21. Dudley H, Williams. Spectroscopic Methods In Organic Chemistry. England:

The McGraw-Hill Companies; 1996.

Page 58: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

42

42

22. Nur A. Bahan Kuliah Alat Analisa. Surakarta: Jurusan Teknik Kimia Fakultas

Teknik UNS; 2009. Available from: URL:

http://adrian_nur.staff.uns.ac.id/files/2009/12/08-alat-analisa-upload.pdf

23. Anthony M C, David O M, Widdop B. Clarke’s Analysis of Drugs and

Poisons. UK : Pharmaceutical Company. 2005.

24. Dahlan MS. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Jakarta:Salemba

Medika; 2009.

25. World Health Organization. Pemastian Mutu Obat Vol 1. Jakarta: EGC;

2007.

Page 59: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

43

43

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil Uji Statistik

1. Gambaran frekuensi panjang gelombang serapan maksimum amoksisilin

sampel

91,8%

8,2%

Page 60: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

44

44

Lampiran 2

Spektrum Amoksisilin Standar dan Sampel

1. Spektrum Standar Amoksisilin

2. Contoh spektrum amoksisilin sampel pengukuran pertama

Page 61: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

45

45

(lanjutan)

3. Contoh spektrum amoksisilin sampel pengukuran kedua

Page 62: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

46

46

Lampiran 3

Sertifikat Analisis Amoksisilin Standar

Page 63: SKRINING PANJANG GELOMBANG SERAPAN MAKSIMUM …

47

47

Lampiran 4

Daftar Riwayat Hidup

Data Personal

Nama : Anita Ratna Ningrum

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir :Bekasi, 17 September 1991

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl. Manggis 4 no 417 Blok A Duren Jaya Bekasi

Timur, Jawa Barat 17112

Nomor Telepon/HP : 08568678506

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1997 – 2003 : SD Negeri Duren Jaya 6

2003 – 2006 : SMP Negeri 1 Bekasi

2006 – 2008 : SMA Negeri 1 Bekasi

2008 – sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta