skenario.docx
TRANSCRIPT
tumor dan neoplasma
Amalia
OLEH KELOMPOK B
Roat Yeti Mustafida (092010101039)
Devita Prima Nurmasari (102010101002)
Rahma Fadhila (102010101007)
Kiki Amilia Brillianita (102010101011)
Amalia Firdaus (102010101014)
Vita Alfiatul Hasanah (102010101017)
Riswan Febrianto (102010101019)
M. Ferry Nur Abadi (102010101021)
Quritaayun Zendikia L. (102010101023)
Derry Herdhimas (102010101025)
Farida Dwi Irnawati (102010101051)
Michael Hostiadi (102010101076)
Ika Niswatul Chamidah (102010101086)
Abcharina Rachmatina (102010101099)
SKENARIO
PEMBAHASAN
1 |RESUME SKENARIO 3 2013
Seorang wanita usia 45 tahun datang ke dokter untuk memeriksakan benjolan di payudara kiri yang dirasakan sejak 3 bulan yang lalu. Dari anamnesis didapatkan benjolan tidak terasa nyeri, dan makin membesar. Riwayat penyakit sebelumnya pernah ada benjolan kecil di lengan dan sudah di operasi,menurut dokter adalah tumor jinak. Riwayat penyakit keluarga tidak ada yang menyandang penyakit serupa. Pada pemeriksaan fisik didapatkan benjolan diameter 5 cm, permukaan rata,konsistensi padat keras, melekat pada kulit sehingga terdapat gambaran seperti kulit jeruk. Pada daerah axilla kiri ditemukan pembesaran kelenjar getah bening. Ketika pasien menanyakan kemingkinan penyebabnya apa, dokter menjawab dan menyimpulkan keadaan serius yang perlu disampaikan kepada pasien serta merujuk pasien ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Setelah melalui berbagaipemeriksaan dan konsultasi dengan dokter bedah, diputuskan harus dilakukan operasi. Sebelum masuk ruang operasi, pasien mendapat penjelasan dari dokter anestesi tentang prosedur anestesi yang akan dilakukan.
1.Tumor 2. PenyakitA. Perkembangan Tumor
B. Faktor resiko
C. Klasifikasi jenis
D. Karakteristik
E. Diagnosis
F. Stadium
G. Preventif (deteksi dini)
H. Operasi
I. Radioterapi
J. Kemoterapi
K. Hormon terapi
L. Imunoterapi
M. Paliatif
N. Rehabilitatif
TUMOR
2 |RESUME SKENARIO 3 2013
I.TUMOR GANAS
a. Ca Mammae
b. Paget disease
c. Limfadenopati
II. TUMOR JINAK
a. Fibroadenoma
mammae
b. Fibrokista
A. Perkembangan tumorPerkembangan Tumor Jinak ke Ganas
Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi. Dalam bahasa medisnya, tumor dikenal sebagai neoplasia. Neo berarti baru, plasia berarti pertumbuhan/pembelahan, jadi neoplasia mengacu pada pertumbuhan sel yang baru, yang berbeda dari pertumbuhan sel-sel di sekitarnya yang normal. Yang perlu diketahui, sel tubuh secara umum memiliki 2 tugas utama yaitu melaksanakan aktivitas fungsional nya serta berkembang biak dengan membelah diri. Namun pada sel tumor yang terjadi adalah hampir semua energi sel digunakan untuk aktivitas berkembang biak semata. Fungsi perkembangbiakan ini diatur oleh inti sel (nucleus), akibatnya pada sel tumor dijumpai inti sel yang membesar karena tuntutan kerja yang meningkat.
Dari pengertian tumor diatas, tumor dibagi mejadi 2 golongan besar yaitu tumor jinak (benign) dan tumor ganas ( malignant) atau yang popular dengan sebutan kanker. Terdapat perbedaan sifat yang nyata diantara dua jenis tumor ini dan memang membedakannya merupakan tuntutan wajib bagi praktisi medis. Perbedaan utama di antara keduanya adalah bahwa tumor ganas lebih berbahaya dan fatal sesuai dengan kata ‘ganas’ itu sendiri. Gambarannya begini, walaupun tumor ganas atau kanker itu berada pada jaringan di kaki, hal
itu dalam tahap lanjut dapat mengakibatkan kematian. Tumor jinak hanya dapat menimbulkan kematian secara langsung terkait dengan lokasi tumbuhnya yang membahayakan misalnya tumor di leher yang dapat menekan saluran napas.
3 |RESUME SKENARIO 3 2013
Proses metastase
1. Faktor lingkungan
Pencemaran udara, tanah, dan air
2. Faktor pekerjaan
Kontak jangka panjang dengan karsinogen di lingkungan pekerjaan
3. Pola hidup yang buruk
Merokok
Minum-minuman keras
4. Usia
Secara umum, frekuensi kanker meningkat seiring pertambahan usia. Hal ini terjadi akibat akumulasi mutasi somatik yang disebabkan oleh berkembangnya neoplasma ganas. Menurunnya kompetensi imunitas yang menyertai penuuan yang mungkin juga ikut berperan.
5. Factor Geografik
Karsinogen lingkungan banyak ditemukan di lingkungan sekitar. Contohnya seperti sinar matahari, dapat ditemukan terutama di perkotaan, atau terbatas pada pekerjaan tertentu.
4 |RESUME SKENARIO 3 2013
C.
B. FAKTOR RESIKO
Jenis Jenis tumor berdasarkan sifatnya diklasifikasikan menjadi :
Y Jinak
Y Ganas
Tumor Jinak.
Tumor jinak merupakan suatu kelainan dengan pertumbuhan yang lambat, yang biasanya
tidak menembus jaringan sekitarnya atau menyebar ke bagian lain dalam tubuh. Pada waktu
tumor jinak timbul pada epitel atau permukaan mukosa, tumor akan tumbuh
menjauhi permukaan,karena tumor tidak dapat mengadakan infasi,sehingga sering kemudian
terbentuk polip yang bentuknya bertangkai atau tonjolan datar Walaupun tumor jinak ,sesuai
dengan definisi,letaknya terlokalisir dan terbatas tegas dengan jaringan asal tumor jinak
dapat menyebabkan masalah /kesulitan klinis yang di sebabkan oleh:
Tekanan/desakan pada jaringan sekitarnya (misalnya tumor
jinak meniganmenyebabkan epilepsi)
Obstruksi aliran cairan (misalnya tumor jinak epitel dari suatu saluran akan menutupaliran)
Produksi hormon (misalnya tumor jinak tiroid menyebabkan tiroksikosis)
Tranformasi menjadi neo plasma ganas (misalnya polip adenomatosa menjadi
adenokarsinoma)
Ketakutan (kekawatiran penderita karena memperkirakan penyakitnya
dapatmenyebabkan kemtian) Ciri tumar jinak :Bersinpai dan tumbuh mendesak jaringan
sekitar disebut juga ekspansif Tumor ganas
Infasif,jadi mampu menyebar secara langsung atau metatasis
Pertumbuhan relatif cepat
Bermacam-macam kemiripan bentuk histologinya dengan jaringan asalJaringan/sel tumor
ganas,secara histologi mempunyai lebih sedikit kemiripan dengansel/jaringan induk(asal) di
banding dengan tumor jinak.
5 |RESUME SKENARIO 3 2013
Tumor ganas tumbuh magnifiltrasi dan merusak jaringan sekitarnya,dan memungkinkan sel
neplastik menembus dinding pembuluh darah dan pembuluh limpe,dan dengan demikian
menyebar kesisi yang lain. Proses penting ini disebut metastasis dan tumor sekunder yanga
dihasilkan disebut metatases.Penderita dengan metatases yang luas sering disebut menderita
carsino matosis.
Beberapa karakteristik tumor jinak dan ganas
Karakteristik Tumor jinak Tumor ganas
Batas tumor Jelas Tidak jelas
Kapsul Jelas Tidak jelas/pseudo kapsul
Kecepatan tumbuh Umumnya lambat Umumnya cepat
Infiltrasi Tidak ada Ada, bahkan merupakan ciri khas
Nekrosis/ulserasi Sangat jarang Sering
Struktur jaringan Khas menunjukkan asal jaringan
Tidak khas, sering sulit menentukan asal jaringan
Bentuk sel Uniform Polikromasi
Warna inti sel Normal Hiperkromasi/polikromasi
Warna sitoplasma Normal Hiperkromasi/polikromasi
6 |RESUME SKENARIO 3 2013
D.KARAKTERISTIK
Rasio nucleus/plasma Normal Naik
Metastase Tidak ada Sering
Residif Jarang Sering
Efek sistemik Jarang kecuali tumor endokrin Sering
1. Anamnesis
Pada tumor jinak biasanya hanya terdapat tanda/gejala local, sedangkan pada tumor ganas tergantung pada stadiumnya. Tumor ganas stadium dini biasanya tidak terdapat keluhan, kalaupun ada biasanya terlokalisir (sama halnya dengan tumor jinak). Sedangkan tumor ganas stadium lanjut biasanya disertai dengan gejala sistemik ditambah dengan keluhan-keluhan akibat komplikasinya. Hal-hal yang perlu ditanyakan ketika melakukan anamnesis adalah:
a. Keluhan utama biasanya pasien datang karena ada benjolan pada
bagian tertentu di tubuhnya
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak kapan muncul benjolan (onset)
Di mana letak benjolannya (lokasi)
Nyeri atau tidak
Gejala sistemik yang menyertai (demam, malaise, mual, muntah, sesak, nyeri kepala, dll)
c. Riwayat penyakit dahulu
Pernah mengalami sakit yang sama atau tidak
Pernah mengalami penyakit kronis yang mungkin bisa menyebabkan terjadinya kanker (misal: sirosis hepatis bisa menyebabkan hepatoma)
7 |RESUME SKENARIO 3 2013
E.DIAGNOSIS
d. Riwayat pengobatan
Pernah dioperasi, dikemoterapi ataupun radioterapi
a. Riwayat penyakit keluarga
Ada anggota keluarga yang pernah mengalami sakit yang sama atau tidak
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi : - keadaan umum penderita (kakeksia atau tidak)
- ada ulkus atau tidak di daerah yang terdapat benjolan
- ada tanda-tanda radang di daerah yang terdapat benjolan
- ada retraksi atau tidak
b. Palpasi : - Site (lokasi)
- Size (ukuran)
- Marginal (batas jelas atau tidak, ada kapsul atau tidak)
- Multiplicity (jumlahnya tunggal atau banyak)
- Mobility (bisa digerakkan atau tidak)
- Consistency (konsistensi padat, lunak, atau kenyal)
- Tenderness (nyeri tekan atau tidak)
- Infiltration (infiltrasi ke jaringan di sekitarnya)
c. Perkusi : - Pekak jika ada massa yang padat
- Redup di thorax, karena ada efusi pleura
3. Pemeriksaan Laboratorium
Tujuan: untuk mengetahui keadaan umum pasien dan persiapan terapi
- darah lengkap
- urin lengkap
- elektrolit serum
8 |RESUME SKENARIO 3 2013
- protein serum
- dll
4. Pemeriksaan Histopatologis
- FNA (Fine Needle Aspiration/ Aspirasi Jarum Halus)
- Pap Smear
- Biopsi (mengambil sebagian atau seluruh jaringan tumor untuk diperiksa)
5. Pemeriksaan Radiologis
- Foto polos
- Radiografi dengan contras (misal: Colon in loop)
- USG
- CT-scan
- MRI
- Sintigrafi / sidikan radioisotop : dengan Isotop Radioaktif seperti Iodium131,
Technetium99
Beberapa cara menentukan stadium dari tumor, antara lain berdasarkan :
1. Letak topografi tumor beserta ekstensi dan metastasenya dalam organ
2. Sistem TNM
3. Pentahapan menurut AJCC ( American Joint Committee on Cancer )
4. Berdasarkan kesepakatan para ahli ( konvensi )
1. Stadium tumor berdasarkan letak topografi tumor beserta ekstensi dan
metastasenya dalam organ :
9 |RESUME SKENARIO 3 2013
F.
1. Stadium lokal : pertumbuhannya masih terbatas pada organ semula
tempatnya tumbuh .
Karsinoma in situ : pertumbuhannya masih terbatas intraepitelial, intraduktal, intra
lobuler. Istilah ini hanya dikenal pada tumor ganas epitelial.
Infiltrasi lokal atau invasif : tumor padat telah tumbuh melewati jaringan epitel,
duktus, atau lobulus, tetapi masih dalam organ yang bersangkutan ( pengertian
patologi : telah melewati stratum papilare atau membran basalis ) atau telah
menginfiltrasi jaringan sekitarnya ( pengertian klinis : sudah ada perlekatan dengan
organ sekitarnya ).
1. Stadium metastase regional : tumor padat telah metastase ke kelenjar limfe yang
berdekatan ( kelenjar limfe regional ).
2. Stadium metastase jauh : tumor padat telah metastase pasa organ yang letaknya
jauh dari tumor primer.
Secara klinis kadang – kadang dipakai dua sitilah diatas sekaligus untuk menyebut stadium
tumor padat yaitu Stadium lokoregional, oleh karena pada kenyataannya sering ditemukan
stadium lokal dan regional secara bersamaan pada waktu dilakukan pemeriksaan klinis.
1. Stadium tumor berdasarkan sistem TNM ( stadium TNM )
Sistem ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang sarjana Perancis Piere de Noix,
kemudian dipergunakan dan disempunakan oleh UICC ( Union Internationale Contre
le Cancere ), dan sejak 1958 sistem ini dipergunakan secara luas di berbagai belahan
dunia.
Sistem TNM ini berdasarkan 3 kategori, yaitu : T ( Tumor primer ), N ( Nodul
regional, metastase ke kelenjar limfe regional ), dan M ( Metastase jauh ). Masing –
masing kategori tersebut dibagi lagi menjadi subkategori untuk melukiskan keadaan
masing – masing kategori dengan cara memberi indeks angka dan huruf di belakang
T, N, dan M, yaitu :
10 |RESUME SKENARIO 3 2013
T = Tumor Primer
o Indeks angka : Tx, Tis, T0, T1, T2, T3, dan T4
o Indeks huruf : T1a, T1b, T1c, T2a, T2b, T3b, dst
N = Nodul, metastase ke kelenjar regional.
o Indeks angka : N0, N1, N2, N3.
o Indeks huruf : N1a, N1b, N2a, N2b, dst
M = Metastase organ jauh
o Indeks angka : M0, M1
o Indeks huruf : Mx
Tiap – tiap indeks angka dan huruf mempunyai arti klinis sendiri – sendiri untuk setiap jenis
atau tipe tumor padat. Jadi arti indeks untuk karsinoma payudara tidak sama dengan karinoma
nasofaring, dsb. Pada umumnya arti sistem TNM tersebut adalah sebagai berikut :
Kategori T = Tumor Primer
o Tx = Syarat minimal menentukan indeks T tidak terpenuhi.
o Tis = Tumor in situ
o T0 = Tidak ditemukan adanya tumor primer
o T1 = Tumor dengan f maksimal < 2 cm
o T2 = Tumor dengan f maksimal 2 – 5 cm
o T3 = Tumor dengan f maksimal > 5 cm
o T4 = Tumor invasi keluar organ.
Kategori N = Nodul, metastase ke kelenjar regional.
o N0 = Nodul regional negative
o N1 = Nodul regional positif, mobile ( belum ada perlekatan )
o N2 = Nodul regional positif, sudah ada perlekatan
o N3 = Nodul jukstregional atau bilateral.
11 |RESUME SKENARIO 3 2013
Kategori M = Metastase organ jauh
o M0 = Tidak ada metastase organ jauh
o M1 = Ada metastase organ jauh
o M2 = Syarat minimal menentukan indeks M tidak terpenuhi.
1. Stadium tumor berdasarkan pentahapan menurut AJCC
( American Joint Committee on Cancer )
Setelah sistem TNM diperkenalkan dan dipakai secara luas pada tahun 1958,
kelompok para ahli yang menangani kanker di USA, pada tahun 1959 juga
mengemukakan suatu skema pentahapan kanker yang merupan penjabaran lebih
lanjut dari sistem TNM. Kelompok para ahli tersebut semula bernama : The American
Joint Committee for Cancer Staging and End Results Reporting ( disingkat AJC ).
AJC tersebut kemudian berubah nama pada tahun 1980 menjadi American Joint
Committee on Cancer ( disingkat AJCC ). Tujuan pembuatan staging kanker tersebut
adalah agar lebih praktis dan lebih mudah pemakaiannya di klinik. Buku manual
stadium kanker ( Manual for Staging of Cancer ) edisi satu hasil kerja AJCC
dipublikasikan pertama kali pada tahun 1977 dan diperbarui setiap beberapa tahun
sehingga pada tahun 2002 sudah dikeluarkan edisi 6 sampai saat ini dipakai secara
luas.
Staging menurut AJCC ini pertama harus menentukan T, N, M dari tumor padat
tersebut sesuai ketentuan yang ada, dan selanjutnya dikelompokkan dalam stadium
tertentu yang dinyatakan dalam angka romawi ( I – IV ) dan angka arab ( khusus
untuk stadium 0 ). Lebih mudahnya, sebagai contoh dapat dilihat staging kanker
payudara menurut AJCC pada table berikut
Pentahapan Karsinoma Payudara Menurut AJCC Edisi 6 Tahun 2002
Stadium Deskripsi TNM
Stadium 0 Tis N0 M0
12 |RESUME SKENARIO 3 2013
Stadium I T1 N0 M0
Stadium II A
T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stadium II BT2 N1 M0
T3 N0 M0
Stadium III A
T0 N2 M0
T1 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Stadium III B
T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0
Stadium III C Sembarang T N3 M0
Stadium IV Sembarang T Sembarang N M1
1. Stadium tumor berdasarkan kesepakatan para ahli ( Konvensi )
Beberapa jenis tumor padat stagingnya didasarkan pada kesepakatan para ahli di bidangnya masing – masing . Beberapa contohnya antara lain :
Stadium Dukes, untuk karsinoma kolorektal
Stadium Ann Arbor, untuk limfoma maligna
Stadium FIGO, untuk karsinoma serviks dan tumor ginekologi
Stadium Jewett, untuk karsinoma bladder ( kantung kencing )
American staging for prostate cancer, untuk kanker prostat.
Staging melanoma maligna menurut Clark, dan Breslow, dll..
13 |RESUME SKENARIO 3 2013
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Pemeriksaan ‘sadari’ (periksapayudarasendiri – saatmenstruasi – pada hari ke 7 sampai
dengan hari ke 10 setelah hari pertama haid karena payudara dalam keadaan lunak
dikarenakan pengaruh hormon) dilakukan di rumah secara rutin dan disarankan dilakukan
pemeriksaan rutin tahunan untu kmendeteksi benjolan pada payudara .Pemeriksaan payudara
sendir dapat dilakukan pada usia 20 tahun atau lebih. Bagi wanita usia lebih dari 30 tahun
dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri maupun kebidan atau dokte untuk setiap
tahunnya.
Adapun langkah-langkahnya adalah :
1. Melihat Perubahan Di Hadapan Cermin.
Tahap I
Lihat pada cermin ,bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak). Cara
melakukan :
Tahap II
14 |RESUME SKENARIO 3 2013
G. PREVENTIF (DETEKSI DINI)
Tahap III
Tahap IV
2. Melihat Perubahan Bentuk Payudara Dengan Berbaring.
15 |RESUME SKENARIO 3 2013
Tahap 1.Persiapan
.
Tahap 2.PemeriksaanPayudaradenganVertical Strip
Tahap 3.PemeriksaanPayudaradengan Cara Memutar.
Tahap 4.Pemeriksaan Cairan Di PutingPayudara.
16 |RESUME SKENARIO 3 2013
Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.
Tahap 5.MemeriksaKetiak
Tindakan operasi ini ditujukkan untuk mengangkat sel tumor sekaligus membasmi jaringan
sel tumor yang ada pada si penderita penyakit tumor. Biasanya tindakan operasi ini
adalah solusi tercepat yang diberikan oleh seorang dokter ahli untuk menyembuhkan pasien
dari tumor dan membuat sel tumor yang ada pada tubuh pasien tidak menyebar sehingga
17 |RESUME SKENARIO 3 2013
H. OPERAS
pasien dapat segera sembuh. Tetapi jika sel tumor ini telah menyebar ke organ tubuh lain dari
si pasien, maka tindakan operasi ini tidak akan dilakukan karena sel tumor yang telah
menyebar itu tidak dapat dibuang atau diangkat tanpa merusak organ tubuh penting yang
telah terkena tumor tersebut. Seperti contoh tumor yang ada pada hati dan otak, dipastikan
jika sudah menyebar sampai dengan otak dan hati maka operasi pembedahan tidak akan
dilakukan karena akan merusak fungsi hati dan otak si pasien tersebut. Biasanya tindakan
pengobatan tumor dengan melakukan operasi pengangkatan tumor ini harus seizin seluruh
anggota keluarga,dan biayanya pun pasti akan menguras dompet . Jadi jika sudah mengetahui
gelaja dan tanda adanya tumor, ada baiknya langsung konsultasi dengan dokter ahli.
Tujuan: Preventif (Pencegahan)
Dilakukan untuk mengangkat jaringan tubuh non kanker yang dikhawatirkan akan
berkembang menjadi ganas/kanker. Contohnya, operasi untuk mengangkat polip di usus
besar.
Diagnostik
Lazim disebut biopsi, dilakukan untuk mengambil sampel jaringan untuk mengetahui ganas-
tidaknya atau apa jenis kankernya. Diagnosa kanker sering hanya dapat dipastikan dengan
cara memeriksa sampel jaringan menggunakan mikroskop.
MenentukanStadium
Sekalipun pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan laboratorium atau foto dapat membantu
menetukan stadium kanker, operasi bisa lebih akurat menunjukkan sudah seberapa jauh
kanker itu menyebar, misalnya operasi laparotomi atau laparoskopi.
Penyembuhan
Selama berpuluh-puluh tahun tindakan operasi merupakan cara penyembuhan kanker yang
paling utama. Terkadang dikombinasikan dengan kemoterapi atau radiasi (atau keduanya
sekaligus), terkadang tidak. Kemoterapi dan radiasi bisa diberikan sebelum atau sesudah
pembedahan, bahkan radiasi kadang diberikan pada saat dilakukan pembedahan.
Jika jaringan kanker belum menyebar dan seluruhnya bisa diangkat, tindakan ini dapat
membawa kesembuhan total. Tetapi jika sudah menyebar ke sekitarnya, apalagi ke organ
tubuh lain seperti pada penderita stadium lanjut, mengangkat seluruh jaringan kanker
beresiko menyebabkan kerusakan yang terlalu parah. Tindakan operasi dilakukan hanya
18 |RESUME SKENARIO 3 2013
untuk mengangkat sebanyak mungkin jaringan, sisanya dibersihkan dengan kemoterapi atau
radioterapi.
Paliatif
Pada beberapa jenis kanker stadium lanjut yang tidak mungkin disembuhkan, tindakan
operasi dilakukan untuk mengatasi komplikasi dan gangguan yang timbul. Misalnya, kadang
ada kanker di bagian perut tumbuh begitu besar sampai menyumbat usus atau mengganggu
organ-organ lain. Ini perlu diatasi. Bisa juga pembedahan dilakukan untuk menghilangkan
sumber rasa sakit yang tidak mungkin diatasi dengan obat-obatan biasa.
Suportif
Pembedahan jenis ini bertujuan untuk menunjang pengobatan jenis lain. Misalnya operasi
pemasangan port kateter pada pembuluh darah, yang akan digunakan untuk memasukkan
obat-obat kemoterapi, mengambil sampel darah, dsb.
Rekonstruktif
Bedah rekonstruksi dilakukan untuk mengembalikan penampilan seseorang atau fungsi organ
tubuhnya setelah dilakukan operasi lain sebelumnya. Contohnya pada kanker payudara, perlu
dilakukan bedah rekonstruksi setelah penderita menjalani operasi mastektomi (pengangkatan
payudara).
TINDAKAN ANESTESI
Anestesi umum adalah merupakan tindakan medis dengan memberikan obat-obatan yang
mengakibatkan penderita tidak sadar yang bersifat sementara.
Menghilangkan rasa nyeri yang diakibatkan oleh suatu tindakan pembedahan
1. Melakukan tindakan anaesthesiologi pada pasien yang akan dilakukan operasi di ruang
instalasi bedah sentral baik elektif / terencana maupun emergency.
2. Tindakan perawatan dari persiapan hingga melakukan pengawasan selama pasien belum
sadar secara penuh.
3. Memberikan obat-obatan anestesi bila diperlukan baik dalam persiapan, selama maupun
pasca pembedahan sesuai perintah dokter anestesi.
I. OPERASI ELEKTIF
19 |RESUME SKENARIO 3 2013
PERSIAPAN OPERASI
A. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam anamnesa :
1. Identifikasi pasien , misal: nama,umur, alamat, pekerjaan dll
2. Pernyataan persetujuan untuk anestesi yang ditandatangani oleh pasien atau wali
3. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita yang mungkin dapat menjadi penyulit
dalam anestesi, antara lain : penyakit alergi, penyakit paru-paru kronik ( asma bronkial,
bronkitis ), penyakit jantung, hipertensi, penyakit hati dan penyakit ginjal.
4. Riwayat obat-obat yang sedang atau telah digunakan yang mungkin menimbulkan interaksi
dengan obat-obat anestesi.
5. Riwayat operasi dan anestesi yang pernah dialami pada waktu yang lalu, berapa kali dan
selang waktu. Apakah saat itu mengalami komplikasi, seperti: lama pulih sadar, memerlukan
perawatan intensif pasca bedah, dll.
6. Kebiasaan buruk sehari-hari yang mungkin dapat mempengaruhi jalannya anestesi,
seperti : merokok, minum minuman beralkohol, pemakai narkoba.
B. PEMERIKSAAN FISIK
• Pemeriksaan fisik rutin meliputi: keadaan umum, kesadaran, anemis / tidak, BB, TB, suhu,
tekanan darah, denyut nadi, pola dan frekuensi pernafasan.
• Dilakukan penilaian kondisi jalan nafas yang dapat menimbulkan kesulitan intubasi
C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Darah : Hb, Ht, hitung jenis lekosit, golongan darah, waktu pembekuan dan perdarahan
• Urine : protein, reduksi, sedimen
• Foto thorak : terutama untuk bedah mayor
• EKG : rutin untuk umur > 40 tahun
• Elekrolit ( Natrium, Kalium, Chlorida )
• Dilakukan pemeriksaan khusus bila ada indikasi ,misal:
EKG : pada anak dan dewasa < 40tahun dengan tanda-tanda penyakit kardiovaskuler.
Fungsi hati ( bilirubin, urobilin dsb ) bila dicurigai adanya gangguan fungsi hati.
Fungsi ginjal (ureum, kreatinin ) bila dicurigai adanya gangguan fungsi ginjal.
20 |RESUME SKENARIO 3 2013
Penatalaksanaan PERSIAPAN DI HARI OPERASI
1. Pengosongan lambung, penting untuk mencegah aspirasi isi lambung karena regurgitasi /
muntah. Untuk dewasa dipuasakan 6-8 jam sebelum operasi , sedang anak / bayi 4-5 jam.
2. Tentang pemberian cairan infus sebagai pengganti defisit cairan selama puasa, paling
lambat 1 jam sebelum operasi (dewasa) atau 3 jam sebelum operasi , untuk bayi / anak
dengan rincian : * 1 jam I : 50% * 1 jam II : 25% * 1 jam II : 25 %
3. Gigi palsu / protese lain harus ditanggalkan sebab dapat menyumbat jalan nafas dan
mengganggu.
4. Perhiasan dan kosmetik harus dilepas /dihapus sebab akan mengganggu pemantauan
selama operasi.
5. Pasien masuk kamar bedah memakai pakaian khusus, bersih dan longgar dan mudah
dilepas
6. Mintakan ijin operasi dari pasien atau keluarganya
1. Sudah terpasang jalur / akses intravena menggunakan iv catheter ukuran minimal 18 atau
menyesuaikan keadaan pasien dimana dipilih ukuran yang paling maksimal bisa dipasang.
2. Dilakukan pemasangan monitor tekanan darah, nadi dan saturasi O2
3. Dilakukan pemeriksaan fisik ulang, jika ditemukan perubahan dan tidak memungkinkan
untuk dilakukan pembedahan elektif maka pembedahan dapat ditunda untuk dilakukan
pengelolaan lebih lanjut.
4. Jika pasien gelisah /cemas diberikan premedikasi : Midazolam dosis 0,07 –
0,1mg/kgBB iv Pada anak SA 0,01–0,015 mg/kgBB + midazolam 0,1mg/kgBB + ketamin
3 – 5mg/kgBB im atau secara intra vena SA 0,01 mg/kgBB + midazolam 0,07 mg/kgBB
5. Sebelum dilakukan induksi diberikan oksigen 6 liter/menit dengan masker ( pre oksigenasi
) selama 5 menit.
6. Obat induksi yang digunakan secara intravena :
1. Ketamin ( dosis 1 – 2 mg/kgBB )
2. Penthotal (dosis 4 – 5 mg/kgBB )
21 |RESUME SKENARIO 3 2013
3. Propofol ( dosis 1 – 2mg/kgBB )
7. Pada penderita bayi atau anak yang belum terpasang akses intravena, induksi dilakukan
dengan inhalasi memakai agent inhalasi yang tidak iritasi atau merangsang jalan nafas seperti
halothane atau sevoflurane.
8. Selama induksi dilakukan monitor tanda vital ( tekanan darah, nadi maupun saturasi
oksigen )
9. Pada kasus operasi yang memerlukan pemeliharan jalan nafas, dilakukan intubasi
endotracheal tube.
10. Pemeliharaan anestesi dilakukan dengan menggunakan asas trias anestesia ( balance
anaesthesia ) yaitu : sedasi, analgesi, dan relaksasi
11. Pemeliharaan anestesi dapat menggunakan agent volatile ( halothane, enflurane, maupun
isoflurane ) atau TIVA ( Total Intravena Anestesia ) dengan menggunakan ketamin atau
propofol.
12. Pada pembedahan yang memerlukan relaksasi otot diberikan pemeliharaan dengan obat
pelumpuh otot non depolarisasi.
13. Ekstubasi dilakukan setelah penderita sadar.
14. Setelah operasi penderita dirawat dan dilakukan pengawasan tanda vital secara ketat di
ruang pemulihan.
15. Penderita dipindahkan dari ruang pemulihan ke bangsal setelah memenuhi kriteria
( Aldrete score > 8 untuk penderita dewasa atau Stewart Score > 5 untuk penderita bayi /
anak)
16. Apabila post-operasi diperlukan pengawasan hemodinamik secara ketat maka dilakukan
di ICU
II. OPERASI DARURAT ( EMERGENCY )
1. Dilakukan perbaikan keadaan umum seoptimal mungkin sepanjang tersedia waktu.
2. Dilakukan pemeriksaan laboratorium standard atau pemeriksaan penunjang yang masih
mungkin dapat dilakukan.
3. Pada operasi darurat, dimana tidak dimungkinkan untuk menunggu sekian lama, maka
22 |RESUME SKENARIO 3 2013
pengosongan lambung dilakukan lebih aktif dengan cara merangsang muntah dengan
apomorfin atau memasang pipa nasogastrik.
4. Dilakukan induksi dengan metode rapid squence induction menggunakan suksinil kolin
dengan dosis 1 – 2 mg /kgBB.
5. Pemeliharaan anestesi dan monitoring anestesi yang lainnya sesuai dengan operasi elektif.
Radioterapi adalah tindakan medis yang dilakukan pada pasien dengan menggunakan radiasi
pengion untuk mematikan sel kanker sebanyak mungkin dengan kerusakan pada sel normal
sekecil mungkin. Tindakan terapi ini menggunakan sumber radiasi tertutup. Radiasi pengion
adalah berkas pancaran energi atau partikel yang bila mengenai sebuah atom akan
menyebabkan terpentalnya elektron keluar dari orbit elektron tersebut. Pancaran energi
berupa gelombang elektromagnetik, yang dapat berupa sinar gamma dan sinar X. Akibat dari
disintegrasi inti tersebut akan terbentuk satu pancaran energi berupa sinar gamma dan 2
pancaran partikel, yaitu pancaran elektron disebut sinar beta dan pancaran inti helium disebut
sinaralfa.
Radiasi merupakan salah satu modalitas standar pengobatan kanker disamping pengobatan
kanker lainnya, yaitu pembedahan dan kemoterapi. Radiasi menggunakan energi pengion dan
non pengion. Contoh dari energi pengion yaitu: Sinar X (Roentgen), sinar ɤ (Co60).
Sedangkan energi non pengion seperti menggunakan panas (Hyperthermi). Pengobatan
dengan radiasi dapat diberikan sendiri atau dapat juga dilakukan secara kombinasi, baik
dengan pembedahan maupun kemoterapi. Radioterapi dapat diberikan pada semua jenis
kanker dan stadium.
1. Tindakan untuk membunuh sel tumor, memperkecil ukuran tumor , mengurangi nyeri
dan obstruksi
2. Tujuan Radiasi: Maksimum tumor kontrol dengan kerusakan minimal pada jaringan
normal
3. Pemberian:
a. Sinar luar diberi dalam dosis yang disesuaikan dengan kemampuan pasien
b. sinar dalam untuk tumor yang terletak pada rongga tubuh
23 |RESUME SKENARIO 3 2013
I.RADIOTERAPI
Efek Samping Radiasi :
a. Kulit (radiasi luar): lecet, kemerahan, kehitaman
Gunakan sabun lembut
Keringkan kulit dengan lembut JANGAN DIGOSOK
Bedak atau lotion harus dengan seijin dokter
Gunakan baju yang longgar menyerap keringat
Hindari sinar matahari langsung
b.Dinding mulut: sariawan/luka, nyeri, liur berkurang
c.Pencernaan : mual/muntah, diare, perdarahan
d. Pneumonitis Radiasi
1-3 bulan setelah terapi
Cough, fever
Obat
PROSEDUR RADIOTERAPI
1. Investigasi
a. Anamnesis/wawancara tentang :
- Identitas: Nama, usia, pekerjaan, alamat, dsb
- Riwayat penyakit.
- Pemeriksaan atau pengobatan yang pernah didapat.
b. Pemeriksaan:
- Pemeriksaan fisik.
- Pemeriksaan laboratorium.
- Pemeriksaan Radiologi
- Patologi Anatomi
24 |RESUME SKENARIO 3 2013
2. Menetapkan:
a. Diagnosis
b. Stadium
c. Indikasi pengobatan: ada/tidak ada
d. Tujuan pengobatan radiasi: kuratif/paliatif
e. Volume dosis yang akan diberikan
3. Membuat Perencanaan Radiasi.
1) Pembuatan Masker
2) Simulasi
3) CT-Scan untuk perencanaan
4) Treatment Planning System (TPS) / perencanaan radiasi dengan komputerisasi
4. Pelaksanaan Radiasi
Radiasi harus diberikan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya baik
melalui simulasi, CT planning radiasi dan distribusi dosis yang dibuat secara komputerisasi
sehingga harus tepat dosis, sasaran dan waktu radiasi
5. Monitor/Follow-up
Setiap pasien yang mendapat radiasi harus dimonitor/follow-up baik dalam pengobatan
maupun setelah pengobatan radiasi selesai. Dari data monitor pasien yang mendapat
pengobatan dengan radiasi maka akan dapat pula dievaluasi hasil-hasil pengobatan radiasi,
baik respon tumor sendiri maupun efek samping yang timbul.
6. Evaluasi
Setelah pasien dinyatakan selesai menjalani terapi radiasi, maka dilakukan evaluasi
menyeluruh terhadap pelaksanaan radiasi yang diberikan. Evaluasi dapat meliputi:
- Respon pengobatan
- Toleransi pasien
25 |RESUME SKENARIO 3 2013
- Efek samping dan akut lambat, dll
Khemoterapi adalah jenih terapi pada kanker dengan menggunakan obat-obatanm
atau sitostatika. Umumnya sitostatika ini sangat toksis sehingga dalam
penggunaannya harus dengan hati-hati dan atas indikasi yang tepat.
Pada waktu ini hanya ada 3 jenis kanker yang baru dapat disembuhkan dengan
sitostatika, yaitu: leukemia, limphoma maligna, dan choriocarcinoma. Sementara efek
sitostatika pada kanker jenis lain hanya dapat menghentikan pertumbuhannya.
1. Mekanisme obat anti kanker
Obat anti kanker terutama bekerja pada DNA yang merupakan komponen utama
gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Cara kerjanya pada sel-sel
kanker yang:
a. Menghambat atau mengganggu sintesis DNA dan atau RNA
b. Merusak replikasi DNA
c. Mengganggu transkipsi DNA oleh RNA
d. Mengganggu kerja gen
2. Klasifikasi obat anti kanker
Berdasarkan cara kerja obat itu dalam fase siklus pertumbuhan sel. Kerja obat
anti kanker sebagai berikut:
a. Alkylator
b. Antimetabolisme
c. Menghalangi Mitose
d. Antibiotika
3. Pemilihan obat anti kanker
Untuk mendapat hasil yang sebaik-baiknya obat yang diberikan kepada penderita
hendaknya 5 tepat dan 1 waspada:
a. Tepat indikasi
Indikasi pemberian obat anti kanker adalah pada kanker-kanker
sistemik, yaitu kanker yang telah menyebar atau yang diduga telah
menyebar tetapi masih subklinis atau mikroskopik dan kanker yang
limphopoitik dan hemopoitik
26 |RESUME SKENARIO 3 2013
J.KHEMOTERAPI
b. Tepat jenis
Untuk terapi utama obat yang diberikan adalah obat yang sensitif
terhadap obat yang khemoreseptif, sedang untuk terapi tambahan dapat
diberikan obat yang khemoreseptif baik sebagai monofarfa maupun
polifarma.
c. Tepat dosis
Obat anti kanker itu sangat toksis dan harus diberikan mendekati dosis
toksis, karena itu dosisnya diberikan dengan tepat. Dan dosis itu umumnya
diberikan per KG. Berat badan atau per m2 luas badan.
d. Tepat waktu
ada obat anti kanker yang diberikan tiap hari, dalam siklus 1 minggu, 2
minggu, 3 minggu, 4 minggu, dsb.
e. Tepat cara
Cara oemberian obat ada bermacam-macam dan untuk penderita yang
bersangkutan harus tepat caranya, seperti iv, ia, dsb
f. Wapada ESO (efek samping obat)
Karena obat anti kanker sangat toksis maka untuk mendapat hasil yang
maksimal dengan toksisitas yang minimal perlu waspada terhadap efek
samping obat.
4. Pemberian obat anti kanker:
a. Sebagai terapi utama
Sebagai terapi utama obat anti kanker diberikan pada kanker yang:
- Khemoreseptif, contohnya leukemia, kanker paru, choriocarcinoma,
sarkoma Ewing, dll.
- Kanker yang telah menyebar jauh (umumnya stadium IV), tujuan dari
terapinya adalah paliatih, contohnya ca mammae, serviks, kulit, mulut,
paru, dsb.
b. Sebagai terapi tambahan (adjuvan)
Terapi tambahan biasanya diberikan pasca operasi atau pasca
radioterapi. Terapi tambahan ini dapat mengurangi residif dan metastase.
5. Indikasi pemberian Khemotherapi
27 |RESUME SKENARIO 3 2013
a. Untuk menyembuhkan kanker
b. Memperpanjang hidup dan remisi
c. Memperpanjang interval bebas kanker
d. Menghentikan progesi kanker
e. Paliasi simptom
f. Mengecilkan volume kanker
g. Menghilangkan gejala para neoplasma
6. Kontraindikasi pemberian Khemoterapi
a. Kontraindikasi absolut
- Penyakit stadium terminal
- Hamil trisemester pertama, kecuali akan digugurkan
- Septicemia
- koma
b. Kontraindikasi relatif
- Usia lanjut
Terutama tumor yang tumbuhnya lambat dan sensitivitasnya rendah
- Status penampilan yang sangat jelek
- Ada gangguan fungsi organ vital yang berat
- Dementia
- Tidak ada kooperasi dari penderita
- Tumor resisten terhadap obat
7. Cara pemberian Khemoterapi
a. Intravena
Biasanya digunakan untuk terapi sistemik, dimana obat telah melalui jantung
dan hati baru mencapai tumor primer. Cara ini yang paling banyak digunakan
b. Intra arteri
Melalui arteri yang memasok darah ke daerah tumor dengan cara infusi intra
arteri menggunakan catheter dan pompa arteri. Pemberian intra arteri dapat:
- Menaikkan dosis obat langsung ke dalam tumor
- Menaikkan efek obat yang kurang stabil karena secara cepat dan langsung
masuk ke dalam tumor
- Mengurangi toksisitas
c. Perfusi regional
28 |RESUME SKENARIO 3 2013
Adalah cara untuk memberikan obat dengan dosis tinggi langsung ke daerah
tumor tanpa menimbulkan toksisitas pada sirkulasi umum dengan cara
sirkulasi ekstra korporal menggunakan mesin jantung-paru.
d. Intra tumoral
Obat langsung disuntikkan ke dalam tumor. Cara ini tidak dianjurkan karena
dapat melepaskan sel kanker dari tumor induknya dan ada cara lain yang
lebih efektif, yaiut operasi atau radioterapi.
e. Intra cavitair
Obat disuntikkan atau diinstalasi ke dalam rongga tubuh, seperti intra pleura,
peritonium, perikardial, vesikal atau tekal.
f. Topikal
Pemberian salep fluorouracil pada kanker kulit
8. Hasil khemoterapi
a. Subjektif
Mengukur hasil subjektif/ hasil terapi kanker sukar tetapi sebagai peregangan
dapat dipakai parameter berat badan dan status penampilan.
b. Objektif
hasil objektif ada yang dapat dan yang tidak dapat diukur serta dapat
diperiksa secara klinik, radiologi, biokimia atau pemeriksaan stadium klinik-
patologi.
- Respon komplit
Semua tumor menghilang untuk jangka waktu sedikitnya 4 minggu
- Respon partial
Semua tumor mengecil sedikitnya 50% dan tidak ada tumor baru yang
timbul untuk jangka waktu sedikitnya 4 minggu.
- Tidak berubah
Tumor mengecil kurang dari 50% atau membesar kurang dari 25%
- Penyakit progresif
Tumor membesar 25% atau lebih atau timbul tumor baru yang dulu tidak
diketahui adanya.
9. Komplikasi khemoterapi
a. Segera
Shock, aritmia, nyeri pada tempat suntikan
29 |RESUME SKENARIO 3 2013
b. Dini
Mual, muntah, panas,
c. Lambat (beberapa hari)
Stomatitis, diare, alopecia, neuropathi, depresi sumsung tulang setelah: 1-3
minggu: sebagian besar obat anti kanker, setelah 4-6 minggu : nitrosourcea
d. Lama (beberapa bulan)
- Hiperpigmentasi kulit
- Lesi organ
1) Adriamycin : hati
2) Bleomycin, busulfan: paru
3) Methotrecate: hati
- Gangguan kapasitas reproduksi
1) Amenorrhea
2) Penurunan konsentrasi sperma
- Gangguan endokrin
1) Feminisasi
2) Virilisasi
Indikasi terapi hormon:
a. Terapi kuratif
Sebagai terapi kuratif hormon diberikan dalam kombinasi dengan khemoterapi pada kanker
hemapoitik dan limfopoitik:
i. Leukemia
ii. Limfoma maligna
iii. Multipel myeloma
iv. Dll.
b. Terapi paliatif
30 |RESUME SKENARIO 3 2013
K. TERAPI HORMON
Sebagai terapi paliatif hormon terapi diberikan pada kanker lanjut yang telah mengadakan
diseminasi. Seperti pada kanker:
i. Mamma
ii. Endometrium
iii. Thiroid
iv. Prostat
v. Paraneoplastik sindrom
vi. Dll.
Cara pemberian terapi hormon:
Ada bermacam-macam cara pemberian terapi hormon, seperti:
b. Menambah hormon (additive), pada kanker:
i. Mamma: estrogen, progesteron, kortikosteroid
ii. Endometrium: Progesteron
iii. Thyroid: Thyroxin
iv. Prostat: kortikosteroid
v. Leukemia: kortikosteroid
vi. Lymphoma Maligna: kortikosteroid
vii. Ovarium: progesteron, estrogen
viii. Hypernephroma: androgen, estrogen, anti-estrogen, pogesteron
c. Memberikan anti-hormon (antagonist)
i. Mamma: Androgen, Tamoxifen
ii. Prostat: estrogen, progesteron
d. Menghilangkan sumber hormon dalam tubuh (ablative)
31 |RESUME SKENARIO 3 2013
i. Operasi:
a) Mamma: Ovariektomi, adrenalektomi, hipofisektomi
b) Testis: orchidektomi
c) Thyoid: hipofisektomi
ii. Radiasi pada organ produsen hormon
a) Radiasi eksternaL ovarium, thyroid
b) Intravena: thyroid dengan I131
e. Menekan produksi hormon (suppresive)
i. Mamma: aminigluthetemidine, arimedey. GnRH analogue
J. Prostat: GnRH analogue
Imunoterapi digunakan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh melawan kanker. Misal,
vaksin yang terdiri dari antigen diperoleh dari sel tumor bisa menaikkan fungsi tubuh pada
antibodi atau sel kekebalan (t limpiosit). Ekstrak bakteri tuberkolosis yang dilemahkan, yang
diketahui untuk menaikkan reaksi kekebalan, telah berhasil ketika ditanamkan ke dalam
kandung kemih untik mencegah kambuhnya tumor kandung kemih.
Terapi antibodi Monoclonal memerlukan penggunaan antibodi yang dihasilkan secara
eksperimental untuk menjadikan protein khusus di atas permukaan sel kanker sebagai
sasaran. Trastuzumab adalah salah satu antibodi, yang menyerang HER-2/neu receptor yang
hadir di atas permukaan sel kanker pada 25% wanita dengan kanker payudara. Trastuzumab
meningkatkan efek obat kemoterapi. Rituximab sangat efektif mengobati lymphomas dan
leukemia lymphocytic kronis. Rituximab yang dihubungkan dengan isotop radioaktif bisa
digunakan untuk mengantarkan radiasi secara langsung ke sel lymphoma. Gemtuzumab
ozogamicin, antibodi dan obat gabungan, efektif pada beberapa orang dengan leukemia
myelocyticgawat.
32 |RESUME SKENARIO 3 2013
L.
Pemodifikasi reaksi biologis memperbaiki kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk
menemukan dan menghancurkan sel kanker, seperti dengan merangsang sel normal untuk
menghasilkan utusan kimia (penengah). Interferon (di antaranya ada beberapa macam) adalah
yang diketahui terbaik dan sangat luas pemodifikasi reaksi biologis yang digunakan. Hampir
semua sel manusia menghasilkan interferon secara alami, tetapi juga bisa dibuat lewat
bioteknologi. Walaupun mekanisme tepat pada tindakan tidak benar-benar jelas, interferon
mempunyai tugas di dalam pengobatan beberapa kanker, seperti Kaposi's sarcoma dan ganas
melanoma. Interleukin 2, yang dihasilkan pada sel darah putih tertentu, juga bisa membantu
sel carcinoma dan metastatic melanoma di ginjal.
Definisi perawatan paliatif menurut WHO (2002) adalah “pendekatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas kehidupan pasien dan keluarganya menghadapi masalah-masalah yang
berhubungan dengan penyakit yang mengancam jiwa, dengan mencegah dan meringankan
penderitaan melalui identifikasi awal dan penilaian serta terapi rasa sakit dan masalah lain–
baik fisik, psikososial maupun spiritual”.
Paliatif berasal dari bahasa Latin pallium, sejenis jubah pada zaman Yunani kuno dan
Romawi. Paliatif berarti berfungsi seperti jubah yang melindungi, menyamankan, dan
menyembunyikan atau mengurangi keburukan. Perawatan paliatif adalah perawatan yang
menyelubungi seorang yang sakit dengan terapi yang penuh cinta kasih. Perawatan ini tidak
hanya memikirkan aspek fisik, tetapi juga termasuk kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual
seseorang.
Perawatan paliatif tidak lagi ditujukan untuk penyembuhan, tetapi untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien di sisa usianya. Perawatan ini diberikan ketika tidak ada lagi peluang
kesembuhan secara medis. Perawatan hanya ditujukan untuk mengurangi penderitaan
sebanyak mungkin. Selain itu, ada penekanan pada perawatan psikologis untuk pasien dan
orang-orang dekatnya. Pasien dipersiapkan untuk meninggal dunia dengan tenang dan
mengakhiri kehidupan secara bermartabat.
Perawatan paliatif sangat luas dan melibatkan tim interdisipliner yang tidak hanya mencakup
dokter dan perawat tetapi mungkin juga ahli gizi, ahli fisioterapi, pekerja sosial,
psikolog/psikiater, rohaniwan, dan lainnya yang bekerja secara terkoordinasi dan melayani
sepenuh hati. Perawatan dapat dilakukan secara rawat inap, rawat jalan, rawat rumah (home
33 |RESUME SKENARIO 3 2013
M.
care), day care dan respite care. Rawat rumah dilakukan dengan kunjungan ke rumah pasien,
terutama mereka yang tidak dapat pergi ke rumah sakit. Kunjungan dilakukan oleh tim untuk
memantau dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami pasien dan
keluarganya, baik masalah medis maupun psikis, sosial, dan spiritual. Day care adalah
menitipkan pasien selama jam kerja jika pendamping atau keluarga yang merawatnya
memiliki keperluan lain (seperti day care pada penitipan anak). Sedangkan respite
care adalah layanan yang bersifat psikologis melalui konseling dengan psikolog atau
psikiater, bersosialisasi dengan penderita kanker lain, mengikuti terapi musik, dll.
Beberapa karakteristik perawat paliatif adalah:
Mengurangi rasa sakit dan keluhan lain yang mengganggu.
Menghargai kehidupan dan menyambut kematian sebagai proses yang normal.
Tidak berusaha mempercepat atau menunda kematian.
Mengintegrasikan aspek psikologis dan spiritual dalam perawatan pasien.
Membantu pasien hidup seaktif mungkin sampai akhir hayat.
Membantu keluarga pasien menghadapi situasi selama masa sakit dan setelah kematian.
Menggunakan pendekatan tim untuk memenuhi kebutuhan pasien dan keluarganya, termasuk
konseling masa duka cita, jika diindikasikan.
Meningkatkan kualitas hidup, dan mungkin juga secara positif memengaruhi perjalanan
penyakit.
Bersamaan dengan terapi lainnya yang ditujukan untuk memperpanjang usia, seperti
kemoterapi atau terapi radiasi, dan mencakup penyelidikan yang diperlukan untuk lebih
memahami dan mengelola komplikasi klinis yang berat.
Pada awalnya, perawatan paliatif hanya diberikan kepada pasien kanker stadium akhir yang
tidak mungkin sembuh. Namun, kini perawatan juga diberikan kepada pasien penyakit-
penyakit lain yang mengancam jiwa seperti HIV/AIDS, penyakit jantung, penyakit paru, dan
penyakit saraf. Lamanya perawatan paliatif mungkin hanya beberapa hari, tapi juga mungkin
beberapa bulan
Batasan terapi paliatif pada pasien kanker:
34 |RESUME SKENARIO 3 2013
a. Tarapi paliatif ialah terapi atau tindakan aktif untuk meringankan beban penderita
kanker dan memperbaiki kualitas hidupnya terutama yang tidak dapat disembuhkan
lagi.
Tujuannya :
a. memperbaiki kualitas hidup
b. mengatasi komplikasi
c. mengurangi keluhan.
d. Menjaga keseimbangan fisik,psikologik dan social penderita
e. Membantu penderita agar dapat aktif sampai akhir hayat
f. Membantu keluarga mengatasi kesulitan penderita dan ikut berduka cita atas kematian
penderita
Cara terapi paliatif :
Terapi paliatif diberikan pada waktu tidak ada harapan untuk dapat disembuhkan lagi,
sedangkan keluhan dan kualitas hidup penderita tidak begitu diperhatikan.
Mengenai caranya hampir sama dengan terapi kuratif yaitu dengan operasi, radioterapi atau
khemoterapi ditambah dengan hormone terapi hanya saja prosedurnya jauh lebih sederhana
dan lebih kecil serta proporsi penggunaannya yang berbeda. Pada terapi kuratif lebih kearah
operasi sedangkan terapi paliatif lebih kearah radioterapi dan khemoterapi. Resiko
komplikasinya dan biaya operasi atau tindakan pada terapi paliatif lebih kecil daripada terapi
kuratif.
Penderita kanker yang menjadi cacat karena komplikasi penyakitnya atau
karena pengobatan kanker, perlu direhabilitasi untuk mengembalikan bnetuk
dan/atau fungsi organ yang cacat itu, supaaya penderita dapat hidup dengan layak
dan wajar di masyarakat.
Ada bermacam-macam rehabilitasi yang perlu dilakukan, seperti :
Rehabilitasi fisik
Rehabilitasi mental
35 |RESUME SKENARIO 3 2013
N. REHABILI
Rehabilitasi pekerjaaan
Rehabilitasi sosial
Dsb.
1. Rehabilitasi Fisik
Setelah pengobatan kanker bermacam-macam cacat tubuh dapat terjadi, seperti
:
a. Tidak dapat bicara
Tidak dapat bicara umumnya karena laryngektomi.Laryngektomi
umumnya dikerjakan untuk kanker larynx. Kemempuan bicara dapat
dipuluhkan dengan latihan bicara dan kalau perlu dengan alat-alat bantu
bicara
b. Kehilanagan buah dada
Mastektomi umumnya dikerjakan untuk kanker mamma. Bentuk tubuh
dapat dipulihkan dengan menggunakan
1) Protesa mamma,
2) Operasi rekontruksi mamma.
c. Kehilanagn lengan atau tungkai
Hilangnya lengan atau tungkai karena amputasi atau
disartikulasi.Amputasi itu umumnya dikerjakan untuk kanker kulit atau
kanker jaringan lunak yang telah menginfiltrasi tulang atau sarcoma tulang
di lengan atau di tungkai.Amputasi atau diasrtikulasi baru dikerjaakan
kalau opersi penyelamatan lengan atau tungkai (limb saving operation)
tidak dapat dikerjakan lagi.
Kehilanagn lengan dapat dipulihkan dengan menggunakan protesa dan
supaya protesa itu dapat berfungsi maksimal perlu dilakukan fisioterapi.
d. Kerusakan bentuk wajah
Kerusakan bentuk wajah dapat disebabkan oleh macam-macam operasi,
seperti misalnya pada : maxilektomi, mandibulektomi, eksisi luas tumor,
dsb. Kerusakan bentuk tubuh dapat dipulihkan dengan
1) Rekontruksi,
2) Memekai prothesa
e. Alopesia
Keguguran rambut umumnya disebabkan pemberian obat anti-kanker.
Rambut yang gugur itu umunya setelah beberapa lama akan tumbuh
36 |RESUME SKENARIO 3 2013
kembali. Selama belum tumbuh kehilangan rambut dapat diganti dengan
memakai wig.
f. Mendapat “ostomi”
Ostomi adalah operasi untuk membuat lubang keluar dari saluran tubuh
yang mengalami obstruksi, seperti trachea, usus, uretra, dsb.
Ada bermacam-macam ostomi, seperti :
1) Tracheostomi
2) Gastrostomi
3) Kolostomi
4) Kistostomi
5) Dsb.
Pembuatan ostomi pada usus dapat digunakan untuk member makan,
seperti pada gastrostomi atau jejunostomi.Ostomi ini dapat ditutup dan
dibuka waktu member makan.Kolostomi, seperti caecostomi,
transverostomi, sigmoidostomi digunakan untuk mengeluarkan kotoran
(faeses) dari perut. Faeses atau urine yang keluar dari ostomi tersebut dapat
ditampung dengan menggunakan kantong plastic, seperti “colostomy bag”
atau “urine bag”. Supaya tidak berbau dapat dipergunakan parfum.Dengan
latihan dan makan yang yang baik dan teratur dapat diusahakan supaya
pengeluaan faeses dari ostomi itu tidak terus-menerus, tetapi pada waktu-
waktu tertentu saja.Sehingga memudahkan perawatannya. Pengeluaran
urine akan berjalan terus-menerus. Bila kantongan plastic yang
menampung urine telah penuh dapat dibuang dan diganti dengan
kantongan baru.
2. Rehabilitasi mental
Depresi mental yang dihadapi penderita kanker dan juga keluarganya
umumnya disebabkan.kurang pengertiannya terhadap kanker atau karena salah
persepsi akan penyakit kanker itu. Untuk mengatasi depresi mental itu, perlu
penderita dan/atau keluarganya diberi bimbingan mental dan penyuluhan
tentang penyakit kanker.Kalau perlu dengan bantuan seorang psycholog, ahli
agama, atau tokoh masyarakat.Penderita perlu diberitahu bahwa sebenamya
penyakit kanker dapat disembuhkan asal saja dapat ditemukan dan diobati
pada stadium dini. Bila tidak dapat disembuhkan lagi perlu pula diberitahu
37 |RESUME SKENARIO 3 2013
bagaimana sebaiknya ia hidup dengan kanker, dan diajari bagaimana
menyesuaikan kehidupan dirinya dengan penyakit kanker yang dideritanya dan
kenyataan yang dihadapinya.
3. Rehabilitasi pekerjaan
Pekerjaan kecuali merupakan sumber nafkah untuk hidup, juga merupakan
petunjuk status sosial di masyarakat.Setelah penderita pulang dari rumah sakit
dan dibebaskan dari penyakit kanker yang mencekamnya, diharapkan
penderita dapat bekerja lagi dengan normal di masyarakat seperti
sediakala.Bila tidak mungkin lagi dapat bekerja seperti sediakala.penderita
perlu diberi
bimblngan dan latihan kerja (vocational training), supaya ia dapat bekerja lain
yang sesuai dengan keadaan tisik dan mentalnya. Dengan bekerja penderita
akan melupakan penyakitnya dan bila ia dapat bekerja lain dengan baik, ini
dapat memulihkan kepercayaan akan kemampuan dirinya. Demikian pula
dengan bekerja ia mendapatkan nafkah, sehingga tidak selalu tergantung
kepada belas kasihan orang lain.
4. Rehabilitasi Seksual
Hubungan seks sangat penting bagi kehidupan seseorang, terutama bagi orang
dewasa atau yang masih poten.
Contohnya:
a. Penderita kanker payudara pasca mastektomi yang merasa kehilangan
mahkota kewanitaannya dan daya scksualnya
b. Penderita kanker serviks pasca histerektomi yang takut mengadakan
hubungan seksual
c. Penderita kanker prostat pasca prostatektomi yang tidak dapat ereksi lagi
d. Dsb.
Penderita-penderita kanker semacam itu akan menjadi depresif karena tidak
dapat mengadakan hubungan seksual.
Hubungan seksual kecuali memerlukan alat kelamin yang baik, juga
memerlukan rangsangan seksual, rasa cinta, rasa menarik, rasa mampu
melakukannya, dsb.
Untuk rehabilitasi seksual, perlu diadakan pendekatan secara menyeluruh
(holistik), terutama perlu diperhatikan keadaan genetalia dan
38 |RESUME SKENARIO 3 2013
mentalnya.Penderita perlu diberi penyuluhan dan bimbingan seksual dan kalau
perlu diadakan rekonstruksi vagina atau penisnya.
5. Rehabilitasi Sosial
Rehabilitasi sosial penting sekali artinya supaya penderita sételah pulang
dari rumah sakit dapat hidup kembali seeara normal di masyarakat, dapat
hidup mandiri dalam lingkungan keluarga dan masyarakat secara
wajar.Masyarakat sendiri perlu dipersiapkan secara matang, supaya dapat juga
menerima penderita.Penyakit kanker bukanlah penyakit menular atau penyakit
keturunan, atau penyakit yang tak dapat disembuhkan, sehingga penderita
tidak perlu ditakuti.Masyarakat dapat bergaul biasa dengan penderita, serta
tidak usah takut ditulari.
PENYAKITTUMOR GANAS
1. CA MAMMAE
Kanker merupakan hasil dari perubahan sel yang mengalami pertumbuhan tidak normal dan
tidak terkontrol. Peningkatan jumlah sel tak normal ini umumnya membentuk benjolan yang
disebut tumor atau kanker. Tidak semua tumor bersifat kanker. Tumor yang bersifat kanker
disebut tumor ganas, sedangkan yang bukan kanker disebut tumor jinak. Tumor jinak
biasanya merupakan gumpalan lemak yang terbungkus dalam suatu wadah yang menyerupai
kantong, sel tumor jinak tidak menyebar ke bagian lain pada tubuh penderita.
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme
normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas yang
berasal dari parenchym.
Lewat aliran darah maupun sistem getah bening, sering sel-sel tumor dan racun yang
dihasilkannya keluar dari kumpulannya dan menyebar ke bagian lain tubuh. Sel-sel yang
menyebar ini kemudian akan tumbuh berkembang di tempat baru, yang akhirnya membentuk
segerombolan sel tumor ganas atau kanker baru. Proses ini disebut metastasis. Kanker
payudara termasuk diantara penyakit kanker yang paling banyak dibicarakan karena
keganasannya yang seringkali berakhir dengan kematian.
39 |RESUME SKENARIO 3 2013
Kanker payudara akan memperlihatkan kekhasannya dalam menyerang penderitanya.
Keganasan kanker ini ditunjukkannya dengan menyerang sel-sel normal sekitarnya, terutama
sel-sel yang lemah. Sel kanker biasanya tumbuh cepat sekali, sehingga payudara penderita
akan membesar tidak seperti biasanya. Sambil menyerang sel-sel normal disekitarnya, kanker
juga memproduksi racun dan melepas sel-sel kanker dari induknya yang pecah. Racun dan
sel-sel kanker itu akan menyebar bersama aliran darah. Karenanya sering juga ditemukan
kanker yang tumbuh di tempat lain sebagai hasil metastasisnya. Dan pada kanker yang parah
seringkali terjadi pendarahan
Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seorang
wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker payudara.
Faktor Resiko:
Beberapa faktor risiko yang berpengaruh adalah :
1.Usia.
Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Risiko terbesar ditemukan
pada wanita berusia diatas 75 tahun.
2.Pernah menderita kanker payudara.
Setelah payudara yang terkena diangkat, maka risiko terjadinya kanker pada payudara yang
sehat meningkat sebesar 0,5-1%/tahun.
3. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara.
Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker, memiliki risiko 3 kali
lebih besar untuk menderita kanker payudara.
4. Faktor genetik dan hormonal.
5. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker.
6. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun,
kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil.
7. Pemakaian pil kb atau terapi sulih estrogen.
8. Obesitas pasca menopause.
9. Pemakaian alkohol.
10 Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker
payudara.
11. Bahan kimia.
40 |RESUME SKENARIO 3 2013
Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang menyerupai estrogen
(yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri lainnya) mungkin meningkatkan risiko
terjadinya kanker payudara.
12. Penyinaran/ radiasi.
13. Virus
Beberapa jenis virus bisa menyebabkan timbulnya carsinoma mammae
Gambaran klinis
Tanda dan gejala:
- T (Tumor size), ukuran tumor :
T 0 : tidak ditemukan tumor primer
T 1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
T 2 : ukuran tumor diameter antara 2-5 cm
T 3 : ukuran tumor diameter > 5 cm
T 4 : ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding
dada atau pada keduanya , dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara
kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama
- N (Node), kelenjar getah bening regional (KGB) :
N 0 : tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak / aksilla
N 1 : ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan
N 2 : ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan
N 3 : ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb di
mammary interna di dekat tulang sternum
- M (Metastasis) , penyebaran jauh :
M x : metastasis jauh belum dapat dinilai
41 |RESUME SKENARIO 3 2013
M 0 : tidak terdapat metastasis jauh
M 1 : terdapat metastasis jauh
yang umum dapat dilihat dan dirasakan:
1. Timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan, makin lama benjolan ini
makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan
2. Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah
3. Timbul benjolan kecil dibawah ketiak
4. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu
5. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk
6. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertekan ke dalam
Stadium
Stadium I (stadium dini)
Besarnya tumor tidak lebih dari 2 - 2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran (metastase) pada
kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan penyembuhan secara
sempurna adalah 70 %. Untuk memeriksa ada atau tidak metastase ke bagian tubuh yang lain,
harus diperiksa di laboratorium.
Stadium II
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar getah bening
di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh hanya 30 - 40 % tergantung dari
luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium I dan II biasanya dilakukan operasi untuk
mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi
dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.
Stadium III
Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan kemungkinan
untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada artinya lagi. Biasanya
pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan chemotherapie (pemberian obat yang dapat
membunuh sel kanker). Kadang-kadang juga dilakukan operasi untuk mengangkat bagian
payudara yang sudah parah. Usaha ini hanya untuk menghambat proses perkembangan sel
kanker dalam tubuh serta untuk meringankan penderitaan penderita semaksimal mungkin.
42 |RESUME SKENARIO 3 2013
Diagnosis
Anamnesis
Didahului dengan pencatatan identitas penderita secara lengkap. Keluhan utama pendeita
berupa: massa tumor di payudara, rasa sakit atau nyeri, cairan dari puting susu,eczema sekitar
aerola, kemerahan, ulserasi, peau d’orange atau keluhan berupa pembesaran KGB aksila atau
tanda metastase jauh.
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik tentu semua pemeriksaan yang mengarah kepada tanda-tanda
metastase tidak akan ditemukan. Untuk kanker dini yang ditemukan adanya tumor kecil
dengan batas tidak tegas, permukaan tidak rata, konsistensi padat keras, hal-hal yang
termasuk high risk factor sangat membantu dalam menegakkan diagnosis klinis.
Kanker payudara stadium lanjut mudah dikenali dengan mengetahui kriteria menurut
Haagensen sebagai berikut:
Terdapat edema luas pada kulit payudara (>1/3 luas kulit)
Adanya nodul satelit pada kulit payudara
Kanker payudara jenis mastitis karsinomatosa
Terdapat nodul parasternal
Terdapat nodul supraklavikula
Adanya metastase jauh
Terdapat 2 dari tanda-tanda locally advanced
o Ulserasi kulit
o Kulit terfiksir pada dinding thoraks
o KGB aksilla diameternya >2,5 cm
o KGB aksilla melekat satu sama lain
43 |RESUME SKENARIO 3 2013
Pemeriksaaan penunjang
1. Mammografi
Yaitu suatu teknik pemeriksaan soft tissue. Adanya proses keganasan akan memberi tanda-
tanda primer dan sekunder. Tanda primer berupa fibrosis reaktif, comet sign, adanya
perbedaan yang nyata dalam ukuran klinis. Tanda-tanda sekunder berupa retraksi, penebalan
kulit, bertambahnya vaskularisasi, perubahan posisi papilla dan aerola, adanya bridge of
tumor, keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak teratur. Mammografi ini dapat
mendeteksi tumor-tumor yang secara palpasi tidak teraba dan ketepatannya 83-95%
tergantung cara pemeriksaannya jika dilakukan dengan benar. Yang harus menjalani
pemeriksaan mammografie adalah:
Wanita yang berumur lebih dari 50 tahun.
Wanita yang memiliki ibu atau saudara perempuan yang pernah menderita kanker
payudara.
Wanita yang pernah menjalani pengangkatan salah satu payudaranya. Wanita dalam
golongan ini harus berada dalam pengawasan yang ketat
Wanita yang belum pernah melahirkan anak
2. ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini hanya dapat dibedakan lesi solid dan kistik. Pemeriksaan lain seperti
thorax foto, bone scanning/ bone survey, USG abdomen dilakukan untuk mencari jauhnya
ekstensi tumor atau mencari metastasis jauh. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan apabila
diperlukan. Pemeriksaan labolatorium untuk melihat penderita juga dapat melihat
kemungkinan adanya metastasis misalnya alkali fosfate.
Terapi
Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan meliputi
pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi
imunologi (antibodi). Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau membatasi
perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya. Berikut beberapa terapi yang
bisa dilakukan:
Pembedahan
44 |RESUME SKENARIO 3 2013
Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan yang
dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan penyakit, jenis tumor, umur
dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah dapat mengangkat tumor
(lumpectomy), mengangkat sebagian payudara yang mengandung sel kanker atau
pengangkatan seluruh payudara (mastectomy). Untuk meningkatkan harapan hidup,
pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan seperti radiasi, hormon atau
kemoterapi.
Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel kanker
yang tidak terangkat saat pembedahan.
Terapi Hormon
Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon dan dapat
dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir.
Kemoterapi
Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit (tidak dapat
lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi bisa digunakan secara tunggal atau
dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah Capecitabine dari Roche, obat anti kanker
oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya menyerang sel
kanker saja.
Terapi Imunologik
Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan atau
HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara
khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan tumor, bisa
menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk menentukan
kelayakan terapi dengan trastuzumab.
2.Paget desease
45 |RESUME SKENARIO 3 2013
Penyakit paget pada mamae selalu ditemukan sangat khusus pada wanita sedangkan pada pria
tidak pernah ada laporan.
Pasien dengan penyakit paget biasanya ditemukan tanda kronik, bintik-bintik pada puting dan
daerah areola mamae. Rekognosi dari kelainan yang didapat dibagi untuk membedakan dari
inflamasi dermatosis yang lain dan untuk mendeteksi Ca mamae. Penyakitnya mirip dengan
penyakit genetalia eksterna pada laki-laki dan perempuan ( seperti vulva dan glan penis ).
Secara histologis penyakit paget pada mamae dan penyakit paget ekstra mamae hampir sama,
tapi histogenesis dan patogenesisnya yang berbeda.
PATOFISIOLOGI
Patogenesis penyakit paget pada mamae dan paget cell untuk pertama kali masih
diperdebatkan. Sekarang telah disetujui berasal dari Ca intraduktuli dari payudara dengan
perluasn secara retrograde sampai ke epidermis dari epitel duktus mamae. Cell epitel ganas
(paget’s) berinfiltrasi dan berfloliferasi pada epidermis dan menyebabkan penebalan pada
daerah puting dan areola mamae. Sel-sel tumor epitel ini berasal dari epitel duktus laktiperus
dari jaringan payudara. (gambar 1) yang secara mikroskopik adalah sel granular. Sel paget
dan Cell ca duktus sudah ditemukan positif terhadap onkogen Her-2Neu, dan dipercaya
gennya berubah pada epidermis dan cell tumor payudara.
Spekulasi sel paget didapat dari sell granular / sel T epidermis ( Clear cell dari epitel puting
susu). Pada tahun 2001 Kuan dkk mengemukakan pada immunohistochemistri bahwa
kecepatan apomusin MUC1, MUC2 dan MUC5AC pada penyakit paget adalah sama dengan
sel-toker, dan diyakini bahwa kedua sell paget epidermal dan Ca duktus memperlihatkan
penotif yang sama dengan apomusin. Pada tahun 2003 Morandi dan kawan-kawan
melaporkan perubahan kromosom berupa hilangnya heterozygot dan mitokondria DNA
melalui analisis Loop Squance. Dipercaya bahwa sel paget epidermal dan genital berbeda
dari Ca payudara. Mereka mengemukakan konsep “Collision” dari lesi neoplasma pada
penyakit paget pada mamae dan kanker payudara.
Sel paget perkembangannya sangat cepat disamping sel Ca payudara,
(termasuk sel epitelian glandular CAM 52) dan seperti sel tumor yang cepat yaitu CEA, Ca
15-3, beberapa onkogen (TP 53, c-erb B-2) seerta sel-sel yang lain seperti EMA, GCDFP-15,
yang semua itu merupakan sel tumor di payudara. Sel paget mempunyai karakter secara
imunohistochemicalnya mirip dengan ekrin dan apokrin epitel kelenjar keringat. Keuntungan
46 |RESUME SKENARIO 3 2013
baru pada imunohistochemistry adalah menegaskan lebih lanjut tentang asal usul histologi sel
paget, CK 7, hal ini dinyatakan paling spesifik pada penyakit paget mamae hamper 100%.
Sedangkan CK 20, negative terhadap sel penyakit paget mamae tapi spesifik pada penyakit
paget ekstra mamae, hampir 30%.
Mekanisme dari sel neoplasma glandular besar seperti sel paget menyebar dan menyebabkan
penumpukan lapisan epidermis sekitar areola sehingga mendorong factor mobilitas (heregulin
– alpha) dan menarik reseptor HER2/NEU. Normalnya epidermis memproduksi keratin dan
melapaskan mobilitas factor heregulin – alpha. Factor ini memainkan peranan pada
patogenesis penyakit paget. Sel paget dipacu oleh reseptor HER2/NCU dan reseptor HER3
dan HER4. Komplek reseptor sel paget mengikat heregulin alpha dan factor mobilitas. Pada
proses ini secara bergantian bisa disebabkan oleh migrasi dan infiltrasi sel paget sampai
terjadi penumpukan pada epidermis dan areola mamae.
MORTALITAS/MORBIDITAS
Setengah (50%) dari pasien dengan penyakit paget terdapat massa palpable di payudaranya
dan bermetastase ke kelenjar limfe di axila. Sedangkan 2 dari 3 pasien dengan pembesaran
kelenjar limfe di axila mempunyai massa yang palpable di payudaranya. Dan 1 dari 3 pasien
dengan metastase ke axila tidak mempunyai problem palpable massa. Pada setiap pasien
penyakir paget pada mamae yang tidak disertai tumor, 30% berkembang menjadi Ca
invasive, dan 20% disertai Ca insitu pada payudaranya, sedangkan laporan lain menyebutkan
tidak ada metastase ke axilanya pada pase yang tidak terdapat massa papable pada payudara.
- Angka ketahanan hidup berhubungan dengan ada atau tidaknya tumor palpable pada
payudara. Prognosis yang paling buruk ada 31 dari 50 pasien (± 62%) dengan penyakit paget
pada mamae yang disertai massa pada payudaranya.
- Pasien yang menderita tumor underlying payudara mempunyai ketahnan hidup/survival rate
38-40% selama 5 tahun dan 22 – 33% sebanyak 10 tahun ke depan. Angka kematian Ca
payudara yang bermetastase pada pasien penyakit paget dan Ca underlyiung adalah 61,3 %
dan pada kumulatif angka ketahanan hidup selama 10 tahun adalah 33%.
- Telah dilaporkan angka ketahanan hidup pasien penyakit paget tanpa massa palpable
47 |RESUME SKENARIO 3 2013
payudara (sebelum pembedahn) berada diantara 92 – 94% selama 5 tahun dan 82 – 91%
selama 10 tahun.
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Jenis kelamin
Penyakit paget pada mamae terdapat pada wanita, sedangkan pada pria hampir tidak pernah
ada. Angka kejadian Ca mamae pada pria hanya 1%. Pada kasus yang jarang dilaporkan
setelah terapi Ca prostat dengan estrogen.
2. Umur :
Usia penderita penyakit paget berada diantara 24 – 48 tahun dan rata-rata pada kebanyakan
kasus di diagnosa antara 53 – 59 tahun. Rata-rata penderita penyakit paget pada mamae
usianya lebih tua 5 – 10 tahun dibandingkan penderita Ca payudara. Pada laki-laki umumnya
terjadi pada onset umur dekade 5 - 6 atau antara umur 48-80 tahun.
GAMBARAN KLINIS
Riwayat pasien
Pasien dengan penyakit paget pada mamae mempunyai keluhan relatif lama, yaitu berupa lesi
eksema pada kulit atau dermatitis persisten disekitar areola dan puting payudaranya.
● Lesi eksema pada kulit disertai beberapa symptom:
- eritem
- scale
- itch
- rasa terbakar
- ulserasi
- berdarah
- oozing dengan cairan serosanguinus
- beberapa kombinasi gejala diatas
● Gejala awal dari tanda-tanda penyakit paget’s pada mamae
- Ekskoriasi dari itching
- Hilang timbulnya vesikel dan lesi di kulit
- Tanda nyeri, itching dan rasa terbakar
48 |RESUME SKENARIO 3 2013
Pemeriksaan Fisik:
· Pada daerah areola mamae tampak seperti bersisik, eritematous, terdapat krusta dan plaque ·
Pada penyakit paget pada mamae terdrapat ertematous biasanya jelas dan berinfiltrasi (tidak
seperti dermatitis eksematous)
· Puting payudara retraksi (gambar 4) atau bila terdapat nodule palpable mengindikasikan
adanya kanker underlying payudara.
·Keluar cairan serosanguinus dari payudara
·Lesi dengan diameter 3 – 15 cm atau rata-rata 2,8 cm
·Invaginsi puting payudara kadang ditemukan.
· Pada pasien lebih dari 98% dapat berubah menjadi kanker payudara underlying (Ca
insitu,Ca duktus yang berinfiltrasi) dan banyak 2 dari 3 pasien mempunyai tumor palpable
payudara.
· Kadang dilaporkan mengenai kasus penyakit paget pada mamae didapat bilateral
· Pada kasus yang jarang, puting payudara hilang pada pasien penyakit paget pada mamae
PENYEBAB
Penyakit paget pada payudara selalu didapat bersama Ca underlying payudara, kelainan
epidermis berasal dari Ca duktus sampai dengan duktus laktiferus akhirnya muncul
dipermukaan epidermis. Dari hasil pemeriksaan secara histologis ditemukan perluasan pada
lapisan intra epidermis sel epithelial duktus yang berasal dari jaringan pada underlying
payauaadara sampai epidermis. Pada penyakit paget pada payudara dasarnya adalah teori
epidermatropik.
Penyebab lain:
- penyakit bowen
- dermatitis kontak, dermatitis iritan,
- drug eruption
- melanoma maligna
Keluhan lain yang didapat
- Adenoma duktus pada puting payudara
- Adenomatosis erosif pada puting payudara
- Melanoma maligna insitu
49 |RESUME SKENARIO 3 2013
- Hyperplasia sebab sel toker yang banyak
PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Pada pemeriksaan radiograpi ditemukan peruabahan pada penyakit paget pada mamae:
- Mikrokalsifikasi pada daearah sub areola
- Perubahan susunan
- Pembesaran puting dan areola
- Perubahan puting payudara
● Sekitar 50 – 70% pasien yang telah di biopsy menunjukan hasil positif penyakit paget
payudara pada mamografi.
Pemeriksaan yang lain
Pemeriksaan sitologik bisa diandalkan untuk penyakit non invasive dengan metode rapid
diagnostic skrining.
● Sediaan diambil menggunakan slide dan dipulas dengan pewarnaan giemsa atau
papanicolon.
● Biasanya didapat sel-sel yang besar, nucleus besar, sitoplasmik asinar, dan terdapat vakuol
pada sitoplasma merupakan cirri sel paget maligna.
● Penggunaan metode histochemichal stain didapatkan musin epithelial dan stain
imunoperoksidase, seperti anti-CEA, sitologi enhances biasanya dikompirmasikan untuk
diagnosa penyakit paget pada payudara.
● Artifak basah pada slide mikroskopik biasanya menghasilkan false-positif atau palse-
negatif.
Dalam kaedaan mitosis ditemukan sitoplasma berisi Periodic Acid Schiff (PAS) positif,
bergranul dan terdapat mukopolisakarida. Jarang ditemukan Acid mucopolisacarida
(sialomusin) yang dapat di identifikasi dengan reaksi Alcian blue pada pH 2,5 tetapi tidak
kurang dari pH 0,4, atau aldehid fuchsin.Pigmen melanin yaitu dihydroxyphenilalanine
(DOPA)-negatif tidak ditemukan. Sel paget tidak mempunyai batas intraseluler pada
pemulasan hematoksilin dan eosin (H&E). Sel keratinosit sering berada diantara kapiler
dermis dan sel paget.
Sel paget biasanya mengelilingi dan bersatu dengan saluran duktus. Banyaknya sel-sel besar
yg bermitosis di indikasikan penyakit paget payudara. Pada lesi yang ulserasi lapaisan
50 |RESUME SKENARIO 3 2013
epidermis diganti oleh sel-sel paget. Sel paget tidak menyerang secara langsung tetapi
melalui saluran folikel dan kelenjar sebasea.
Dua keadaan secara histologis yang membedakan sel paget dari sel melanoma adalah:
- Sel paget terdapat supra basal , pada bagian basal duktus terdapat keratinosit. Sedangkan sel
melanoma berada dibasal epidermis dan lapisan epidermis sehingga disebut intraepidermal
pagetoid spread
- Sel paget tidak terdapat batas pada dermis sedangkan sel melanoma menginvasi dermis.
Sehingga infiltrasi Ca duktus pada payudara biasanya terlihat bersama penyakit paget pada
mamae.
Diagnosis pasti penyakit paget pada mamae dengan imunohistochemstry.
Protein S-100 dan Hematropine methylbromide (HMB-45) (antibodimono nukleal pada sel
melanoma) positif pada sel melanoma, yang membedakan melanoma dan penyakit paget pada
mamae. Yang membebdakan penyakit paget dengan penyakit bowen, pada penyakit paget
CEA positif dan keratinosit negative. Sel toker biasnya negative untuk CEA dan protein S-
100. hyperplasia sel toker pada puting dan areola mamae bersifat benigna tanpa manifestasi
klinis. Tidak seperti sel paget, nucleus tidak besar dan tidak bersama Ca underlying payudara.
DERAJAT KEGANASAN
Secara klinis penyakit paget pada mamae diklasifiksikan menjadi 4 derajat, yaitu:
- Derajat 0 – Lesi sekitar epidermis, tanpa Ca underlying insitu duktus payudara
- Derajat 1 – Disertai Ca insitu duktus dibawah putting
- Derajat 2 – Disertai Ca insitu yang ekspansif
- Derajat 3 – Disertai Ca insitu yang invasive
Semua pasien penyakit paget pada mamae, 40-50% berada pada derajat 1 atau derajat 2 dan
tidak mempunyai tumor palpable payudara. Pasien dengan tumor palpable payudara biasanya
didapat pada derajat 3. Pengobatan penyakit paget pada mamae seperti pengobatan pada Ca
payudara yaitu dengan eksisi local dan pengobatan radisi.
PENGOBATAN
51 |RESUME SKENARIO 3 2013
Pembedahan
Mastektomi dan pengankatan kelenjar limfe adalah terapi yang diklakukan pada pasien
penyakit paget pada mamae dengan Ca palpable mass dan Ca underlying payudara yang
infasive. Ada banyak pasien sekitar 2 dari 3 pasien dilaporkan terdapat nodule pada kelenjar
limfe axila positif terjadi metastase. Ca paudara non invasive (ca insitu) didapat sekitar 65%
pada pasien penyakit paget pada mamae tanpa disertai palpable massa.
● Hanya sedikit pasien yang diterapi dengan satu atau lebih konservatif (missal eksisi puting
dan eksisi payudara, cone eksisi, therapi radiasi).
● Pasien yang di cone eksisi dan terapi elektif tamosifen harus di pantau selama 4-5 tahun,
sebab beberapa kasus berkembang ke arah metastase.
● Eksisi nodule pada axila direkomendasikan untuk pasien dengan atau tanpa adanya massa
secara klinis.
● Konservatif harus dikombinasi dengan eksisi local pada puting payudara, reseksi payudara,
dan terapi payudara.
● Terapi radiasi tidak seperti pada Ca payudara, dimana dilakukan untuk pasien yang
menolak mastektomi atau pengobatan sebelum pembedahan (mastektomi).
PENCEGAHAN
- Konsultasi dan diagnosis dini atau biopsi untuk keakuratan dugaan penyakit paget pada
mamae
- Pemeriksaan mamograpi secara regular dan deteksi dini dari Ca insitu dan Ca payudara
invasive.
PROGNOSIS
- Prognosis pasien penyakit paget pada mamae tergantung pada derajat dan tipe Ca payudara
yang menyertainya.
- Sebagian kecil pasien penyakit paget pada mamae tidak perlu dikontrol setelah 10 tahun bila
tidak disertai massa palpabel dan eksisi konservatif dengan reseksi dari jaringan payudara.
- Pada beberapa kasus penyakit paget pada mamae dilaporkan pasien yang dieksisi parsial
pada puting payudara, rata-rata dikontrol hingga 36 bulan.
- Pasien penyakit paget pada mamae yang diberi pengobatan dengan terapi radiasi atau
dengan eksisi, dikontrol sampai 7,5 tahun
52 |RESUME SKENARIO 3 2013
- Menurut penelitian OSTEEN, 9 dari 79 pasien (11,4%) dengan eksisi local (dengan atau
tanpa terapi radiasi) tidak kambuh lagi.
- Mastektomi adalah standar pengobatan pada penyakit paget pada mamae
3.LIMFADENOPATI
A. Pengertian
- Limfadenopati adalah suatu tanda dari infeksi berat dan terlokalisasi
(Tambayong, 2000; 52).
- Limfadenopati adalah digunakan untuk menggambarkan setiap kelainan
kelenjar limfe (Price, 1995; 40).
- Limfadenopati adalah pembengkakan kelenjar limfe (Harrison,
1999; 370).
Dari pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Limfadenopati adalah kelainan
dan pembengkakan kelenjar limfe sebagai tanda dari infeksi berat dan terlokalisasi.
B. Etiologi
1. Peningkatan jumlah limfosit makrofag jinak selama reaksi terhadap antigen.
2. Infiltrasi oleh sel radang pada infeksi yang menyerang kelenjar limfe.
3. Proliferasi in situ dari limfosit maligna atau makrofag.
4. Infiltrasi kelenjar oleh sel ganas metastatik.
5. Infiltrasi kelenjar limfe oleh makrofag yang mengandung metabolit dalam
penyakit cadangan lipid. (Harrison, 1999; 370)
C. Patofisiologi
Sistem limfatik berperan pada reaksi peradangan sejajar dengan sistem vaskular darah.
Biasanya ada penembusan lambat cairan interstisial kedalam saluran limfe jaringan, dan
limfe yang terbentuk dibawa kesentral dalam badan dan akhirnya bergabung kembali
kedarah vena. Bila daerah terkena radang, biasanya terjadi kenaikan yang menyolok
pada aliran limfe dari daerah itu. Telah diketahui bahwa dalam perjalanan peradangan
akut, lapisan pembatas pembuluh limfe yang terkecil agak meregang, sama seperti yang
53 |RESUME SKENARIO 3 2013
terjadi pada venula, dengan demikian memungkinkan lebih banyak bahan interstisial
yang masuk kedalam pembuluh limfe. Bagaimanapun juga, selama peradangan akut
tidak hanya aliran limfe yang bertambah , tetapi kandungan protein dan sel dari cairan
limfe juga bertambah dengan cara yang sama.
Sebaliknya, bertambahnya aliran bahan-bahan melalui pembuluh limfe menguntungkan
karena cenderung mengurangi pembengkakan jaringan yang meradang dengan
mengosongkan sebagian dari eksudat. Sebaliknya, agen-agen yang dapat menimbulkan
cedera dapat dibawa oleh pembuluh limfe dari tempat peradangan primer ketempat
yang jauh dalam tubuh. Dengan cara ini, misalnya, agen-agen yang menular dapat
menyebar. Penyebaran sering dibatasi oleh penyaringan yang dilakukan oleh kelenjar
limfe regional yang dilalui oleh cairan limfe yang bergerak menuju kedalam tubuh,
tetapi agen atau bahan yang terbawa oleh cairan limfe mungkin masih dapat melewati
kelenjar dan akhirnya mencapai aliran darah. (Price, 1995; 39 - 40). Riwayat penyakit
dan pemeriksaan fisis dapat menghasilkan petunjuk tentang kemungkinan diagnosis ini
dan evaluasi lebih lanjut secara langsung ( misalnya hitung darah lengap, biakan darah,
foto rontgen, serologi, uji kulit). Jika adenopati sistemik tetap terjadi tanpa penyebab
yang jelas tanpa diketahui, biopsi kelenjar limfe dianjurkan. (Harrison, 1999; 372).
Biopsi sayatan: Sebagian kecil jaringan tumur mame diamdil melalui operasi dengan
anestesi umum jaringan tumor itu dikeluarkan, lalu secepatnya dikirim kelaborat untuk
diperriksa. Biasanya biopsi ini dilakukan untuk pemastian diagnosis setelah operasi.
( Oswari, 2000; 240 ). Anestesi umum menyebabkan mati rasa karena obat ini masuk
kejaringan otak dengan tekanan setempat yang tinngi. ( Oswari, 2000; 34 ). Pada awal
pembiusan ukuran pupil masih biasa, reflek pupil masih kuat, pernafasan tidak teratur,
nadi tidak teratur, sedangkan tekanan darah tidak berubah, seperti biasa. (Oswari, 2000;
35)
D. Manifestasi klinis
Kelenjar limfoma cenerung teraba kenyal, seperti karet, saling berhubungan, dan tanpa
nyeri. Kelenjar pada karsinoma metastatik biasanya keras, dan terfiksasi pada jaringan
dibawahnya. Pada infeksi akut teraba lunak, membengkak secara asimetrik, dan saling
berhubungan, serta kulit di atasnya tampak erimatosa. (Harrison, 1999; 370)
E. Pemeriksaan penunjang
54 |RESUME SKENARIO 3 2013
1. Hitung darah lengkap.
2. Biakan darah.
3. Foto rontgen.
4. Serologi.
5. Uji kulit. (Harrison, 1999; 372).
F. Penatalaksanaan
1. Therapy Medik
Konsultasi dengan ahli onkology medik ( di RS type A dan B)
Limfoma non hodkin derajat keganasan rendah (IWF)
1. Tanpa keluhan : tidak perlu therapy
2. Bila ada keluhan dapat diberi obat tunggal siklofosfamide dengan dosis permulaan po
tiap hari atau 1000 mg/m 2 iv selang 3 – 4 minggu.
3. Bila resisten dapat diberi kombinasi obat COP, dengan cara pemberian seperti pada
LH diatas
Limfona non hodgkin derajat keganasan sedang (IWF)
1. Untuk stadium I B, IIB, IIIA dan B, IIE A da B, terapi medik adalah sebagai terapy
utama.
2. Untuk stadium I A, IE, IIA diberi therapy medik sebagai therapy anjuran
Minimal : seperti therapy LH
Ideal : Obat kombinasi cyclophospamide, hydrokso – epirubicin,
oncovin,prednison (CHOP) dengan dosis :
C : Cyclofosfamide 800 mg/m 2 iv hari I
H : hydroxo – epirubicin 50 mg/ m 2 iv hari I
O : Oncovin 1,4 mg/ m 2 iv hari I
P : Prednison 60 mg/m 2 po hari ke 1 – 5
55 |RESUME SKENARIO 3 2013
Perkiraan selang waktu pemberian adalah 3 – 4 minggu
Lymfoma non – hodgkin derajat keganasan tinggi (IWF)
a.Stadium IA : kemotherapy diberikan sebagai therapy adjuvant
b. Untuk stadium lain : kemotherapy diberikan sebagai therapy
utama
Minimal : kemotherapynya seperti pada LNH derajat keganasan sedang (CHOP)
Ideal : diberi Pro MACE – MOPP atau MACOP – B
2. Therapy radiasi dan bedah
Konsultasi dengan ahli radiotherapy dan ahli onkology bedah, selanjutnya melalui
yim onkology ( di RS type A dan B)
TUMOR JINAK1.Fibroadenoma mammae
Fibroadenoma sejauh ini adalah tumor jinak tersering pada payudara perempuan. Peningkatan
mutlak aktivitas esterogen diperkirakan berperan dalam pembentukannya, dan lesi serupa
mungkin muncul bersama dengan perubahan fibrokistik(fibroadenosis). Fibroadenoma
biasanya terjadi pada perempuan muda, insiden puncak adalah pada usia 30-an.
Secara klinis, fibroadenoma bermanifestasi sebagai massa soliter, diskret, dan mudah
digerakkan. Lesi mungkin membesar di akhir daur haid dan selama hamil.Pasca menopause,
lesi mungkin mengecil dan mengalami kalsifikasi.Pemeriksaan sitogenetik memperlihatkan
bahwa sel sroma bersifat monoclonal sehingga mencerminkan elemen neoplastik dari tumor
ini.Penyebab proliferasi duktus tidak diketahui, mungkin sel stroma neoplastik mengeluarkan
factor pertumbuhan yang mempengaruhi sel epitel.Fibroadenoma hampir tidak pernah
menjadi ganas.
56 |RESUME SKENARIO 3 2013
MORFOLOGI
Fibroadenoma muncul sebagai nodus diskret, biasanya tunggal, mudah digerakkan, dan
bergaris tengah hingga 10cm. walaupun jarang, tumor mungkin multiple dan juga sama
jarangnya, tumor mungkin bergaris tengah lebih dari 10cm (fibroadenoma
raksasa).Berapapun ukurannya, tumor ini biasanya mudah dikupas.Secara makroskopis,
semua tumor teraba padat dengan warna seragam cokelat-putih pada irisan, dengan bercak-
bercak kuning-merah muda yang mencerminkan daerqh kelenjar.Secara histologist, tampak
stroma fibroblastic longgar yang mengandung rongga mirip duktus berlapis epitel dengan
ukuran dan bentuk beragam.Rongga mirip duktus atau kelenjar ini dilapisi oleh satu atau
lebih lapisan sel yang regular dengan membrane basal jelas dan utuh.Meskipun di sebagian
lesi rongga duktus terbuka, bundar sampai oval, dan cukup teratur (fibroadenoma
kanalikularis), sebagian lainnya tertekan oleh proliferasi ekstensif stroma sehingga pada
potongan melintang rongga tersebut tampak sebagai celah atau struktur ireguler mirip bintang
(fibroadenoma intrakanalikularis).
57 |RESUME SKENARIO 3 2013
PENATALAKSANAAN.
Operasi eksisi merupakan satu-satunya pengobatan untuk fibroadenoma. Operasi dilakukan
sejak dini, hal ini bertujuan untuk memelihara fungsi payudara dan untuk menghindari bekas
luka. Pemilihan tipe insisi dilakukan berdasarkan ukuran dan lokasi dari lesi di payudara.
terdapat 3 tipe insisi yang biasa digunakan, yaitu
1. Radial Incision, yaitu dengan menggunakan sinar.
2. Circumareolar Incision
3. Curve/Semicircular Incision
Tipe insisi yang paling sering digunakan adalag tipe radial. Tipe circumareolar, hanya
meninggalkan sedikit bekas luka dan deformitas, tetapi hanya memberikan pembukaan yang
terbatas. Tipe ini digunakan hanya untuk fibroadenoma yang tunggal dan kecil dan lokasinya
sekitar 2 cm di sekitar batas areola. Semicircular incision biasanya digunakan untuk
mengangkat tumor yang besar dan berada di daerah lateral payudara.
PROGNOSIS.
Prognosis dari penyakit ini baik, walaupun penderita mempunyai resiko yang tinggi untuk
menderita kanker payudara. bagian yang tidak diangkat harus diperiksa secara teratur.
2.Fibrokistik
58 |RESUME SKENARIO 3 2013
kondisi payudara fibrokistik mengacu pada situasi dimana payudara wanita memiliki
benjolan yang non-kanker. Benjolan ini dapat menyebabkan banyak ketidaknyamanan dan
masalah lainnya. Situasi ini biasanya datang sebagai akibat perubahan hormonal karena siklus
menstruasi wanita itu.
payudara wanita terdiri dari beberapa saluran susu yang dikelilingi oleh jaringan ikat kelenjar
yang memungkinkan saluran susu untuk memproduksi dan mengeluarkan susu pada tahap
terakhir kehamilan atau selama menyusui. Selain itu, tubuh wanita sangat responsif terhadap
fluktuasi hormon selama menstruasi. Perubahan-perubahan hormonal kadang-kadang
menyebabkan payudara perempuan untuk mempertahankan cairan yang mengakibatkan
pembesaran payudara, kelembutan, dan karakteristik benjolan.
Kondisi ini disebabkan ketika jaringan yang mendukung kelenjar susu menebal menyebabkan
saluran susu membengkak. Setelah itu, kantung menjadi diisi dengan cairan dan sekarang
disebut kista. Infeksi dapat mulai dengan satu payudara namun secara bertahap dapat
menyebar ke yang lain, memburuknya kondisi. Gumpalan dapat bervariasi dalam ukuran.
Namun, penghiburan kecil untuk perempuan adalah bahwa kondisi payudara fibrokistik tidak
kanker, meskipun kesamaan besar dengan kanker payudara.
Penyebab Payudara Kondisi fibrokistik
Penyebab pasti kondisi payudara fibrokistik adalah sesuatu yang terus menghindari para ahli
medis. Namun, dengan penelitian yang terus menerus, ada temuan yang menunjuk ke berikut
sebagai kemungkinan penyebab kondisi tersebut:
* Asupan garam berlebihan. Mengambil dalam jumlah besar garam meningkatkan
kemampuan tubuh untuk mempertahankan cairan. Akibatnya, wanita yang mengalami
kondisi harus membatasi konsumsi garam mereka. Sehubungan dengan ini, kita harus minum
tidak kurang dari sekitar 8 gelas air sehari. Hal ini karena pasokan minuman non-berkafein
dan non-alkohol "menginformasikan" tubuh yang tidak perlu untuk mempertahankan cairan,
seperti apa yang terjadi dalam kondisi payudara fibrokistik.
* Sering konsumsi lemak dan makanan berminyak. Studi tampaknya menunjukkan bahwa
makanan berlemak dan berminyak meningkatkan kejadian kondisi payudara fibrokistik.
Dengan demikian, apa ahli merekomendasikan adalah diet rendah lemak yang juga termasuk
porsi buah-buahan dan sayuran segar.
59 |RESUME SKENARIO 3 2013
* Kafein. Minum secara teratur produk yang mengandung kafein juga merupakan faktor yang
dikenal dalam menyebabkan kondisi payudara fibrokistik.
Pengobatan untuk Kondisi payudara fibrokistik
Meskipun tidak kanker, kondisi payudara fibrokistik dapat menyebabkan banyak rasa sakit.
Selain itu, kondisi tersebut juga dapat mengganggu. Namun, ada sedikit dikenal sejauh
pengobatan atas kondisi berjalan. Dengan demikian, intervensi yang paling diarahkan untuk
meminimalkan gejala penurunan kegelisahan bahwa seorang perempuan mungkin merasa.
Berikut ini adalah cara yang paling umum untuk mengurangi gejala kondisi payudara
fibrokistik:
* Obat. Mengambil penghilang rasa sakit adalah cara termudah dan paling nyaman untuk
mengurangi rasa sakit yang terkait dengan kondisi tersebut.
* Kenakan bra yang tepat dan tepat-pas. Hal ini untuk memberikan payudara dengan
dukungan yang memadai. Dalam beberapa kasus, mungkin bahkan dibutuhkan untuk
memakai bra bahkan ketika tidur.
* Terapkan pemanasan pembalut atau handuk direndam dalam air panas untuk memberikan
bantuan dari ketidaknyamanan tersebut.
60 |RESUME SKENARIO 3 2013