skenario 2 euthanasia pilihan terakhir

19
WRAP UP SKENARIO 2 EUTHANASIA PILIHAN TERAKHIR Kelompok A - 1 a. Abyan Fajri Ramadhan 1102015003 b. Adelin Luthfiana Fajrin 1102015004 c. Abellani Yulitasari 1102015001 d. Abiyyu Ghiyats Mahardika 1102015002 e. Adhe Sukma Kirana Sari 1102015005 f. Firza Oktaviani F. Mahmud 1102015081 g. Fitri Ade Dewi 1102015082 h. Fitri Hidayatul Hasana 1102015083 i. Afrizal Fazza 1102014004

Upload: abanvandiego

Post on 10-Apr-2016

237 views

Category:

Documents


44 download

DESCRIPTION

skenario 2 blok etik

TRANSCRIPT

Page 1: Skenario 2 Euthanasia Pilihan Terakhir

WRAP UP SKENARIO 2 EUTHANASIA PILIHAN TERAKHIR

Kelompok A - 1

a. Abyan Fajri Ramadhan 1102015003b. Adelin Luthfiana Fajrin 1102015004c. Abellani Yulitasari 1102015001d. Abiyyu Ghiyats Mahardika 1102015002e. Adhe Sukma Kirana Sari 1102015005f. Firza Oktaviani F. Mahmud 1102015081g. Fitri Ade Dewi 1102015082h. Fitri Hidayatul Hasana 1102015083i. Afrizal Fazza 1102014004

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JL.Letjend Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510

Telp. 62.21.4244574 Fax. 62.21.42445T.A. 2015/2016

Page 2: Skenario 2 Euthanasia Pilihan Terakhir

DAFTAR ISI

Skenario …………………………………………………………………………1

Identifikasi kata sulit …………………………………………………………….2

Brainstorming ……………………………………………………………………3

Analisis …………………………………………………………………………..4

Hipotesis …………………………………………………………………………5

Learning objective ……………………………………………………………….

Daftar pustaka ………………....…………………………………………………

Page 3: Skenario 2 Euthanasia Pilihan Terakhir

Skenario

Euthanasia Pilihan Terakhir

Ny. ZA 78 tahun menderita tumor otak yang dinyatakan tim dokter yang merawatnya sebagai penyakit dengan tidak ada harapan sembuh kembali. Ny. ZA sudah beberapa kali melakukan usaha bunuh diri atau tentamen suicide karena nyeri kepala yang luar biasa. Anak laki-laki Ny ZA adalah dokter bedah digestif yang sangat sayang dan prihatin terhadap keadaan ibunya. Ny. ZA berungkali merengek kepada anaknya agar diberi suntikan yang mematikan karena dia tidak tahan terhadap penyakitnya itu. Awalnya anaknya menolak mengabulkan permintaan ibunya, tetapi melihat penderitaan ibunya yang terus menangis kesakitan dan usaha bunuh diri terus menerus dengan membentur-benturkan kepalanya, akhirnya anaknya mengabulkan permintaan ibunya dengan memberikan suntikan pengurang rasa sakit dengan dosis berlebihan agar ibunya tidak merasakan sakit kepala yang hebat itu lagi. Setelah memberikan suntikan yang mematikan itu sang dokter bedah melaporkan dirinya ke Polisi. Tetapi di pengadilan hakim menjatuhkan hukuman yang tidak sesuai dengan pasal pembunuhan, karena sang dokter bedah tersebut menyuntikkaan suntikan yang mematikan tersebut dengan rasa sayang yang dalam kepada ibunya karena penderitaan berkepanjangan dan tidak ada harapan untuk sembuh.

1

Page 4: Skenario 2 Euthanasia Pilihan Terakhir

Identifikasi kata sulit :

a. Bedah : Pengobatan penyakit dengan cara memotong bagian tubuh yang sakit.

b. Bunuh diri : Segala perbuatan dengan tujuan untuk membinasakan dirinya sendiri dan yang dengan sengaja dilakukan oleh seseorang yang tau akan akibatnya, yang dilakukan dalam waktu singkat.

c. Digestif : Saluran cerna.d. Dosis : Takaran obat untuk sekali pakai dalam jangka waktu tertentu.e. Euthanasia : Tindakan mengakhiri dengan sengaja kehidupan makhluk

(manusia ataupun hewan peliharaan) yang sakit berat / luka parah dengan kematian yang tenang dan mudah atas dasar perikemanusiaan.

f. Hakim : orang yang mengadili.g. Pengadilan : Tempat dimana dewan/majelis yang mengadili sebuah perkara.h. Tentamen suicide : Kecenderungan seseorang melakukan percobaan bunuh

diri.i. Tumor : Pembengkakan pada jaringan tubuh karena ketidaknormalan

kondisi tubuh.

2

Page 5: Skenario 2 Euthanasia Pilihan Terakhir

Brainstorming :

Pertanyaan

a. Kenapa dokter tidak langsung melakukan suntikan mematikan yang diajukan oleh pasien ?

b. Apa saja hukum-hukum yang mengikat tindakan dokter tersebut ?c. Apakah tindakan dokter terhadap ibunya melanggar nilai norma, moral, dan

etik ?d. Bagaimana pandangan islam tentang euthanasia ?e. Apakah euthanasia dilegalkan diindonesia ? Dan adakah dinegara lain

dilegalkan ?f. Selain suntikan mati apa jenis euthanasia yang lain ?g. Kondisi seperti apa yang dipertimbangkan dokter untuk melakukan

euthanasia ?h. Apa manfaat dari euthanasia ?

Jawaban

a. Karena dokter harus mempertimbangkan manfaat dan kerugian, kondisi pasien, faktor ikatan keluarga dalam tindakan euthanasia serta euthanasia ini merupakan suatu pelanggaran.

b. Pasal 338 : Barangsiapa sengaja menghilangkan nyawa seseorang akan dihukum selama lima belas tahun penjara.Pasal 340 : Barangsiapa dengan sengaja merencanakan untuk menghilangkan nyawa seseorang dihukum selama dua puluh tahun penjara.Pasal 344 : Barangsiapa menghilangkan jiwa seseorang atas permintaan orang itu sendiri akan dihukum selama dua belas tahun penjara.Pasal 345 : Barangsiapa membujuk orang lain untuk bunuh diri dihukum selama empa tahun penjara.Pasal 359 : Barangsiapa karena kelalaiannya menyebabkan matinya seseorang akan dihukum selama satu tahun penjara.

c. Iya, karena melanggar kode etik kedokteran dan ajaran islam.d. Tidak diperbolehkan (hukumnya haram) karena kematian sudah ditentukan

oleh Allah SWT. yang tidak dapat dipercepat oleh manusia.e. Secara umum diindonesia diilegalkan/tidak diperbolehkan (kecuali dalam

kasus tertentu). Di beberapa Negara diperblehkan seperti Amerika dan Eropa.f. Jenis euthanasia :

Euthanasia pasif : Tindakan dengan sengaja menghentikan perawatan medik seperti, melepaskan alat bantu hidup dan menghentikan pengobatan yang berakibat dapat mempertahankan hidup pasien.

3

Page 6: Skenario 2 Euthanasia Pilihan Terakhir

Euthanasia aktif : Tindakan dengan sengaja mengakhiri hidup seorang pasien seperti memberikan suntikan mati atau obat yang dapat mengakhiri hidup seorang pasien.

g. Kondisi dimana pasien sudah tidak ada harapan untuk hidup (mati batang otak) dan segi financial pasien yang sudah tidak mampu membantu pengobatannya.

h. Untuk menghilangkan penderitaan seorang pasien yang akan meninggal dan juga mengurangi beban ekonomi pasien.

Hipotesis :

Euthanasia merupakan tindakan mengakhiri dengan sengaja kehidupan makhluk secara aktif maupun pasif. Tindakan euthanasia dari segi hukum agama dan hukum negara tidak diperbolehkan (kecuali dalam keadaan tertentu). Dokter boleh melakukan euthanasia secara medis bila pasien sudah mati batang otaknya dengan pertimbangan tambahan seperti manfaat dan kerugian yang akan ditimbulkan terhadapa pasien dan keluarga.

4

Page 7: Skenario 2 Euthanasia Pilihan Terakhir

LO 1. Memahami dan Menjelaskan Euthanasia

1.1. Definisi Euthanasia

Euthanasia berasal dari kata Yunani Euthanathos. Eu : baik, tanpa penderitaan. Tamathos : mati. Mati dengan baik tanpa penderitaan.

Menurut kamus kedokteran Dorland Euthanasia mengandung dua pengertian :

1. suatu kematian yang mudah atau tanpa rasa sakit,2. pembunuhan dengan kemurahan hati, pengakhiran kehidupan seseorang yang

menderita penyakit yang tak dapat disembuhkan dan sangat menyakitkan secara hati-hati dan sengaja.

Menurut Oxford English Dictionary Euthanasia dirumuskan sebagai “kematian yang lembut dan nyaman, dilakukan terutama dalam kasus penyakit yang penuh penderitaan dan tak tersembuhkan”.

1.2. Jenis Jenis Euthanasia

1. Euthanasia Pasif : perbuatan menghentikan atau mencabut segala tindakan atau pengobatan yang perlu untuk mempertahankan hidup manusia.

2. Euthanasia Aktif : perbuatan yang dilakukan secara medic melalui intervensi aktif oleh seorang dokter dengan tujuan untuk mengakhiri hidup manusia.

3. Auto Euthanasia : penolakan secara tegas oleh pasien untuk bantuan atau perawatan medic terhadap dirinya, dan ia tahu pasti bahwa hal itu akan memperpendek atau mengakhiri hidupnya.

a. Euthanasia Aktif langusng (Direct)Dilakukannya tindakan medic secara terarah yang diperhitungkan akan mengakhiri hidup pasien, atau memperpendek hidup pasien.

b. Euthanasia Aktif tidak langsung (Indirect)Saat dokter atau tenaga kesehatan melakukan tindakan medic untuk meringankan penderitaan pasien, namun mengetahui adanya resiko tersebut dapat memperpendek / mengakhiri hidup pasien.

Ditinjau dari permintaan :

1. Euthanasia Voluntir ( Euthanasia sukarela) : euthanasia yang dilakukan atas permintaan pasien secara sadar dan diminta ulang-ulang.

2. Euthanasia Involuntir : Euthanasia yang dilakukan pada pasien yang sudah tidak sadar dan biasanya keluarga pasien meminta.

1.3. EUTHANASIA SECARA MEDIS

Mati adalah proses yang berlangsung secara berangsur. Tiap sel ditubuh manusia berbeda,. Tetapi pada kepentingan manusia ada sebagai kesatuan yang utuh.

5

Page 8: Skenario 2 Euthanasia Pilihan Terakhir

Definisi Mati :

a. fungsi spontan pernafasan jantung telah berhenti secara pasti/ Irreversible ataub. Bila terbukti terjadi kematian batang otak

Tubuh manusia terdapat tiga organ penting :

1. Jantung2. Paru-paru3. Otak (batang otak)

LO.2 Memahami Hukum Negara Tentang Euthanasia

Pasal 344 KUHP

Barang siapa menhilangkan jiwa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutnya dengan nyata dan sungguh-sungguh, dihukum penjara selama-lamanya dua belas tahun.

Pasal 338 KUHP

Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain, dihukum karena makar mati, dengan penjara selama-lamanya lima belas tahun.

Pasal 340 KUHP

Barang siapa dengan sengaja dan direncanakan lebih dahulu menghilangkan jiwa orang lain, dihukum, karena pembunuhan direncanakan (moord), dengan hukuman mati atau penjara selama-lamanya seumur hidup/penjara selama-lamanya duapuluh tahun.

Pasal 359 KUHP

Barang siapa karena salahnya menyebabkan matinya orang dihukum penjara selama-lamanya lima tahun atau kurang selama-lamanya satu tahun.

KODEKI

Pasal 7d

Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani.

Lafal sumpah dokter Menkes RS. 434/SK/X/1983

Padal lafal 7

Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat permbuahan.

6

Page 9: Skenario 2 Euthanasia Pilihan Terakhir

LO. 3 Memahami dan Menjelaskan Etika Kedokteran dan Prinsip Dasar Bioetik

3.1 Definisi Etika Kedokteran dan Bioetik

Etika Kedokteran: Nilai yang mengatur pengambilan keputusan dalam dunia kedokteran

Bioetik:

1. Bioetika atau bioetika medis adalah studi interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan dibidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun makro,masa lalu dan masa mendatang.

2. Bioetik adalah penerapan dari teori etika dan prinsip moral pada kehidupan dan perkerjaan/profesi

Hukum: Peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh suatu kekuasaan

3.2 Persamaan dan Perbedaan Etik dan HukumPersamaan:1. Sama sama merupakan alat untuk mengatur tertibnya hidup bermasyarakat.2. Sebagai objeknya adalah tingkah laku manusia3. Mengandung hak dan kewajiban anggota masyarakat agar tidak saling merugikan4. Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi5. Sumbernya adalah hasil pemikiran para pakar dan pengalaman para anggota senior

Perbedaan:

1. Etik berlaku untuk lingkungan profesi,hukum berlaku untuk umum2. Etik disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi,Hukum disusun oleh badan

pemerintah3. Etik tidak seluruhnya tertulis,Hukum tercantum secara terinci dalam kitab undang

undang dan lembaran/berita Negara.4. Sanksi dalam pelanggaran etik berupa tuntutan,sanksi terhadap pelanggaran hukum

berupa tuntutan.5. Pelanggaran etik diselesaikan oleh Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran

(MKDKI) yang dibentuk oleh Konsil Kedokteran Indonesia dan atau oleh Majelis Kehormatan Etika Kedokteran (MKEK), yang dibentuk oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI), pelanggaran hukum diselesaikan oleh pengadilan.

6. Penyeselsaian pelanggaran etik tidak selalu disertai bukti fisik, penyelesaian pelanggaran hukum memerlukan bukti fisik.

3.3 Prinsip-prinsip kaidah dasar Bioetik1. Beneficence

yaitu seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia, dokter tersebut juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam keadaan sehat. Ciri-ciri :

a. mengutamakan Altruismeb. memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan yang tidak hanya

menguntungkan seorang dokter.c. Mengusahakan agar kebaikan/ manfaat lebih banyak disbanding kerugian.

7d. Menjamin kehidupan baik manusia.

Page 10: Skenario 2 Euthanasia Pilihan Terakhir

e. Memaksimalkan hak-hak pasien secara keseluruhan.f. Menerapkan golden rule principle yaitu melakukan hal yang baik seperti yang orang

lain inginkan.

2. non maleficenceyaitu suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling sedikit resiko buruknya bagi pasien.

Ciri-ciri:

a. menolong pasien yang emergencyb. mengobati pasien yang lukac. tidak membunuh pasiend. tidak memandang pasien sebagai objeke. tidak membahayakan pasien karena kelalaianf. tidak melakukan white collar crime

3. AutanomYaitu seorang dokter menghormati martabat pasien dimana setiap pasien diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sendiri.Ciri-ciri :

a. menghargai hak menentukan nasib sendiri.b. berterus terang menghargai privasi c. menjaga rahasia pasien d. melaksanakan Informed Consent

4. justiceyaitu suatu prinsip dimana seorang dokter memperlakukan sama rata dan adil terhadap setiap pasien untuk kebahagian dan kenyaman pasien tersebut. Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan social, dan kewarganegaraan tidak mengubah sikap dokter terhadap pasiennya.

a. memperlakukan pasien secara universal b. menghambat porsi terakhirdari proses membagi yang telah ia lakukan c. menghargai hak sehat pasiend. menghargai hak hukum pasien

LO.4 Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam Tentang Euthanasia

Pada konferensi pertama tentang kedokteran Islam di Kuwait tahun 1981, dinyatakan bahwa tidak ada suatu alasan yang membenarkan dilakukannya eutanasia ataupun pembunuhan berdasarkan belas kasihan (mercy killing) dalam alasan apapun juga.

8

Eutanasia positif

Page 11: Skenario 2 Euthanasia Pilihan Terakhir

Yang dimaksud taisir al-maut al-fa'al (eutanasia positif) ialah tindakan memudahkan kematian si sakit—karena kasih sayang—yang dilakukan oleh dokter dengan mempergunakan instrumen (alat).

Memudahkan proses kematian secara aktif (eutanasia positif) adalah tidak diperkenankan oleh syara'. Sebab dalam tindakan ini seorang dokter melakukan suatu tindakan aktif dengan tujuan membunuh si sakit dan mempercepat kematiannya melalui pemberian obat secara overdosis dan ini termasuk pembunuhan yang haram hukumnya, bahkan termasuk dosa besar yang membinasakan.

Perbuatan demikian itu adalah termasuk dalam kategori pembunuhan meskipun yang mendorongnya itu rasa kasihan kepada si sakit dan untuk meringankan penderitaannya. Karena bagaimanapun si dokter tidaklah lebih pengasih dan penyayang daripada Yang Menciptakannya. Karena itu serahkanlah urusan tersebut kepada Allah Ta'ala, karena Dia-lah yang memberi kehidupan kepada manusia dan yang mencabutnya apabila telah tiba ajal yang telah ditetapkan-Nya.

Eutanasia negatif

Eutanasia negatif disebut dengan taisir al-maut al-munfa'il. Pada eutanasia negatif tidak dipergunakan alat-alat atau langkah-langkah aktif untuk mengakhiri kehidupan si sakit, tetapi ia hanya dibiarkan tanpa diberi pengobatan untuk memperpanjang hayatnya. Hal ini didasarkan pada keyakinan dokter bahwa pengobatan yang dilakukan itu tidak ada gunanya dan tidak memberikan harapan kepada si sakit, sesuai dengan sunnatullah (hukum Allah terhadap alam semesta) dan hukum sebab-akibat.

Di antara masalah yang sudah terkenal di kalangan ulama syara' ialah bahwa mengobati atau berobat dari penyakit tidak wajib hukumnya menurut jumhur fuqaha dan imam-imam mazhab. Bahkan menurut mereka, mengobati atau berobat ini hanya berkisar pada hukum mubah. Dalam hal ini hanya segolongan kecil yang mewajibkannya seperti yang dikatakan oleh sahabat-sahabat

Imam Syafi'i dan Imam Ahmad sebagaimana dikemukakan oleh Syekhul Islam Ibnu Taimiyah, dan sebagian ulama lagi menganggapnyamustahab (sunnah).

9

Menurut al-qur’an dan al-hadits :

Page 12: Skenario 2 Euthanasia Pilihan Terakhir

a. An-Nisa : 29

“....... dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu.”

b. An-Nisa : 92-93

“Dan tidak patut bagi seorang yang beriman membunuh seorang yang beriman (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja). Barang siapa membunuh seorang yang beriman karena tersalah (hendaklah) dia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. Jika dia (si terbunuh) dari kaum yang memusuhimu,

10

Page 13: Skenario 2 Euthanasia Pilihan Terakhir

padahal dia orang beriman, maka hendaklah (si pembunuh) memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Jika dia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barang siapa tidak memperolehnya, maka hendaklah dia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai tobat kepada Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

”Dan barang siapa yang membunuh seorang beriman dengan sengaja, maka balasannya ialah neraka Jahannam, dia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya, dan melaknatnya serta menyediakan azab yang besar baginya.”

c. Al-An’am : 151

“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (untuk membunuhnya) melainkan dengan  sesuatu (sebab) yang benar.”

d. Al-Maidah : 32

. . . ومن جميعا اس الن قتل ما فكأن األرض في فساد أو نفس بغير نفسا قتل منجميعا اس الن أحيا ما فكأن أحياها

11

Page 14: Skenario 2 Euthanasia Pilihan Terakhir

”Siapa pun yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya

e. Yunus : 49

“Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfa`atan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah." Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan (nya).”

12

Daftar Pustaka

Page 15: Skenario 2 Euthanasia Pilihan Terakhir

Chrisdiono M, Achadiat. 2006. Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran dalam Tantangan Zaman. Jakarta:EGC.

Chrisdiono M, Achadiat. 1996. Pernak-Pernik Hukum Kedokteran: Melindungi Pasien dan Dokter. Jakarta: Widya Medika.

Amri A dan Muhammad JH, dkk. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta:EGC.

Al-Qur’an