skenario 2 b9 urin.pptx

37
SKENARIO 2 “ANYANG-ANYANGAN” OLEH: KELOMPOK B9 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. YARSI

Upload: salsabila-rahma

Post on 24-Jan-2016

248 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

SKENARIO 2 “ANYANG-ANYANGAN”

OLEH:

KELOMPOK B9

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. YARSI

Page 2: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

KELOMPOK B-9

Ketua : Salsabila Rahma 1102013260

Sekretaris : Tria Miraz Chairani 1102013289

Anggota :

Muhammad Badar Wujud Ahmad 1102009181

Paramitha Fajarcahyaningsih 1102013223

Mutia Khaerani 1102013188

Nadia Chairunnisa 1102013198

Raesya Dwiananta 1102013239

Siti Aisyah Safira 1102013274

Utami Kusumaputri 1102013294 

Page 3: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

ANYANG-ANYANGAN

Seorang perempuan muda, usia 32 tahun, belum menikah datang ke dokter puskesmas dengan keluhan nyeri saat buang air kecil dan anyang-anyangan berulang. Keluhan ini dirasakan sejak dua hari yang lalu. Dalam pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan kecuali nyeri tekan supra pubik. Pada pemeriksaan urinalisa dijumpai urin keruh dan didapatkan peningkatan leukosit. Kemudian pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan kultur urin.

Page 4: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

SASARAN BELAJAR

LI.1 Memahami dan Menjelaskan Saluran Kemih

LO.1.1. Memahami dan Menjelaskan Makroskopik

LO.1.2. Memahami dan Menjelaskan Mikroskopik 

LI.2 Memahami dan Menjelaskan Proses Berkemih

LI.3 Memahami dan Menjelaskan Infeksi Saluran Kemih

LO.3.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi

LO.3.2. Memahami dan Menjelaskan Etiologi

LO.3.3. Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi

LO.3.4. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi

LO.3.5. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologis

Page 5: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

LO.3.6. Memahami dan Menjelaskan Patogenesis

LO.3.7. Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis

LO.3.8. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding

LO.3.9. Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan

LO.3.10. Memahami dan Menjelaskan Komplikasi

LO.3.11. Memahami dan Menjelaskan Prognosis

 

LI.4 Memahami dan Menjelaskan Salisul-baul

Page 6: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

LO.1.1. ANATOMI MAKROSKOPIK

Vesicae UrinariaVesicae urinaria adalah kantong urine (buli–buli) yang merupakan tempat muara saluran urinarius ureter dextra dan sinistra dan terdapat dalam rongga pelvis.

Page 7: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

Vesicae Urinaria mendapatkan perdarahan dari pembuluh darah sebagai berikut:

A . Vesicalis Superior cabang dari A. Hypogastrica.

A . Vesicalis Inferior cabang dari A. Hypogarstica.

Vesicae Urinaria di urus oleh syaraf otonom parasympatis yang berassal dari N.Splanchnicus pelvicis (sacral 2-3-4) dan syaraf sympatis ganglion symphaticus (lumbal 1-2-3)

Page 8: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

Urethra

Adalah saluran terakhir dari sistem urinarius mulai dari ostium urethra internum sampai ostium urethra externum, Urethra pada laki-laki lebih panjang dari wanita, sebab pada laki-laki ada penis dan kelenjar prostat, pada wanita tidak ada. Pada laki-laki lebih panjangnya 18-20 cm, dan pada wanita hanya 3-4 cm.

Perdarahan urethra di urus oleh cabang–cabang arteria pudenda interna:

Dorsalis penis

A. Bulbo Urethralis

Persarafan urethra di urus oleh cabang–cabang N. Pudendus ke N. Dorsalis penis.

Page 9: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx
Page 10: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

LO.1.2. ANATOMI MIKROSKOPIK

Vesicae Urinaria

Adalah organ berongga yang fungsi utamanya adalah menampung urine. Lumen vesika urinaria dilapisi epitel transisional yang dapat meregang atau membesar (berubah bentuk) saat diisi urine. Vesika urinaria dilapisi oleh 3 lapisan yaitu mukosa, muskularis dan adventitia/serosa. Lapisan yang menyusun epitel transisional pada mukosa lebih banyak, pada permukaan epitel yang teregang dapat ditemukan sel payung dengan dinding apikalnya berwarna asidofil. Dibawah epitel terdapat lamina propia. Tunika muskularis tersusun oleh lapisan-lapisan otot polos yang berjalan ke berbagai arah. Tunika adventitia berupa jaringan ikat, sebagian vesika urinaria ditutupi oleh peritoneum (serosa).

Page 11: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

Urethra

Pada urethra pria epitel pembatas urethra pars prostatica ialah epitel transisional, tetapi pada bagian lain berubah menjadi epitel berlapis/bertingkat silindris, dengan bercak epitel berlapis gepeng, ujung urethra bagian penis yang melebar atau fosa naviculare dibatasi oleh epitel berlapis gepeng terdapat sedikit sel goblet penghasil mukus. Sedangkan pada wanita muskularisnya terdiri dari dua lapisan sel otot polos tetapi diperkuat sfingter otot pada muaranya, dan epitel pembatasnya berupa epitel berlapis gepeng. Lamina propianya merupakan jaringan ikat fibrosa longgar yang ditandai dengan banyaknya sinus venosus mirip jaringan cavernosa.

Page 12: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

LI.2. MM PROSES BERKEMIH

Page 13: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

LO.3.1. DEFINISI ISK

Keberadaan mikroorganisme di dalam urin. Bakteriuria bermakna (significant bakteriuria) menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme murni lebih dari 105 colony forming units (cfu/ml) pada biakan urin. Bakteriuria bermakna mungkin tanpa disertai presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria asimtomatik (covert bacteriuria). Sebaliknya bakteruria bermakna dengan disertai presentasi klinis dinamakan bakteriuria bermakna simptomatik.

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah keadaan berkembangbiaknya mikroorganisme patogen didalam saluran kemih yang menyebabkan inflamasi. Dalam keadaan normal saluran kemih tidak mengandung bakteri, virus, atau mikroorganisme lainnya. Dengan kata lain bahwa di agnosis ISK di tegakkan dengan membuktikan adanya mikroorganisme di dalam saluran kemih.

 

Infeksi saluran kemih adalah suatu infeksi yang melibatkan ginjal, ureter, buli-buli, ataupun uretra. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme (MO) dalam urin (Sukandar E, 2009).

Page 14: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

LO.3.2. ETIOLOGI ISK

Gram NegatifFamili Genus Spesies

Enterobacteriaceae Escherichia Coli Klebsiella pneumoniae, oxytosa Proteus mirabilis, vulgaris Enterobacter cloacae, aerogenes Providencia rettgeri, stuartii Morganella morganii Citrobacter freundii, diversus Serratia morcescens

Pseudomonadaceae Pseudomonas AeruginosaGram PositifFamili Genus Spesies

Micrococcaceae Staphylococcus AureusStreptococcaceae Streptococcus fecalis, enterococcus

Page 15: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

LO.3.3. EPIDEMIOLOGI ISK

Infeksi saluran kemih biasanya terjadi karena faktor pencetus seperti litiasi, obstruksi saluran kemih, penyakit ginjal polikistik, nekrosis papilar, Diabetes Melitus, senggama, kehamilan, kateterisasi, penyakit sickle cell dan tergantung oleh usia, gender, prevalensi, bakteriuria, sehingga menyebabkan perubahan struktur saluran kemih.Selama periode usia beberapa bulan dan lebih dari 65 tahun perempuan cenderung menderita ISK dibandingkan laki-laki.

Prevalensi bakteriuri asimtomatik lebih sering ditemukan pada perempuan. Prevalensi ISK pada periode sekolah 1% meningkat menjadi 5% selama periode aktif seksual. Prevalensi infeksi asimtomatik adalah 30%, pada bayi laki-laki 3:1 dan 5:1 dibandingkan bayi perempuan.

Page 16: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

LO.3.4. KLASIFIKASI ISK

Infeksi Saluran Kemih

Atas

Pielonefritis Akut

Pielonefritis Kronik

Bawah

Cystitis

Sindroma Urethra Akut

Page 17: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

Klasifikasi Infeksi dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi infeksi di dalam saluran kemih. Akan tetapi karena adanya hubungan satu lokasi dengan lokasi lain sering didapatkan bakteri di dua lokasi yang berbeda. Klasifikasi diagnosis Infeksi Saluran Kemih dan Genitalia Pria yang dimodifikasikan dari panduan EAU (European Association of Urology) dan IDSA (Infectious Disease Society of America):

Infeksi Saluran Kemih (ISK)

ISK non komplikata akut pada wanita

Pielonefritis non komplikata akut 

ISK komplikata

Bakteriuri asimtomatik 

ISK rekurens

Uretritis

Urosepsis

1o Infeksi Traktus Genitalia Pria •

rostatitis

Epididimitis

 Orkhitis

Page 18: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

LO.3.5. PATOFISILOGI ISK

Pada individu normal, biasanya laki-laki maupun perempuan urin selalu steril karena dipertahankan jumlah dan frekuensi kencing. Utero distal merupakan tempat kolonisasi mikroorganisme nonpathogenic fastidious Gram-positive dan gram negative. (Sukandar, E., 2004)

Hampir semua ISK disebabkan invasi mikroorganisme asending dari uretra ke dalam kandung kemih. Pada beberapa pasien tertentu invasi mikroorganisme dapat mencapai ginjal. Proses ini, dipermudah refluks vesikoureter. Proses invasi mikroorganisme hematogen sangat jarang ditemukan di klinik, mungkit akibat lanjut dari bakteriema. Ginjal diduga merupakan lokasi Universitas Sumatera Utara

Infeksi sebagai akibat lanjut septikemi atau endokarditis akibat Stafilokokus aureus. Kelainan ginjal yang terkait dengan endokarditis (Stafilokkokus aureus) dikenal Nephritis Lohein. Beberapa penelitian melaporkan pielonefritis akut (PNA) sebagai akibat lanjut invasi hematogen.

Page 19: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

LO.3.6. PATOGENESIS ISK

Escherichia coli merupakan flora normal dari Saluran Gastrointestinal manusia, akan tetapi pada keadaan tertentu dapat mengakibatkan suatu infeksi terutama pada saluran kemih oleh E.coli yang sifatnya uropathogenic (UPEC) . Infeksi terjadi melalui proses adhesi, kolonisasi, serta invasi sel yang diikuti multiplikasi intraselular. Kolonisasi tanpa disertai gejala klinis disebut bakteri uria asimptomatik (ABU). Bakteri pada ABU ini biasanya telah kehilangan kemampuan patogenik pada fimbriae-nya sehingga tidak memicu respon imun tubuh manusia. Pada Infeksi Saluran Kemih (ISK) simptomatis, bakteri biasa naik secara ascenden ke vesica urinaria (cystitis) ataupun ginjal (pyelonephritis). UPEC ini memicu respon imun berupa pengaktifan sitokin dan kemokin yang mengakibatkan peningkatan leukosit neutrofil dan memicu terjadinya inflamasi.

Page 20: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

Faktor virulensi pada UPEC ini terbagi menjadi dua yaitu a) Faktor virulensi pada permukaan bakteri b) Toxin yang dihasilkanolehbakteri.

A. Faktor virulensi pada permukaan bakteri

1. Fimbriaetipe I

Fimbriae ini membantu bakteri menempel pada sel target dan mengakibatkan inflamasi mukosa. Fimbriae ini menempel pada urothelial mannosylatedglycoproteinsuroplakinIa & III a dengan bantuan adhesi yang berada pada ujung fimbriae. Perlekatan fimbriae ini memicu reaksi fosforilasi oleh sel berupa stimulasi apoptosis dan peningkatan Ca2+serta produksi Tamm-Horshfallpadaginjal (bias melarutkan fimbriae sehingga menghambat kolonisasi).

2. Fimbriae P

Berperan dalam adhesi ke mukosa serta matriks jaringan sehingga stimulasi sitokin. Penempelan fimbriae P pada glikosfingo lipid ginjal (pada epitel ginjal) memicu pelepasan seramid (agonis dari Toll-like receptor 4 yang merupakan reseptor untuk aktivasi imun) sehingga memicu reaksi inflamasi local dan rasa nyeri pada daerah inflamasi.

3. Lipopolisakarida

Berfungsi sebagai antigen sehingga mengaktivasi respon imun dan induksi NO serta sitokin.

Page 21: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

4. Kapsul Polisakarida

Proteksi terhadap fagositosis serta komplemen yang membantu proses fagositosis.

5. Flagella

Bakteri bersifat motil sehingga bias menjalar secara ascendens (ginjal serta vesica urinaria).

B. Toksinoleh Bakteri

1. -hemolysin

Berfungsi untuk melisiskan eritrosit dan sel hospesse hingga membantu UPEC untuk melewati barrier mukosa. Pelepasan eritrosit juga sebagai sumber Fe untuk nutrisi bakteri.

2. Cytotoxic Necrotising Factor 1 (CNF1)

Pembentukan serataktin untuk jalur masuk E.coli ke sel.

Respon tubuh setelah adanya adherensi dari UPEC bias berupa pengelupasan sel -sel epitel untuk membantu proteksi terhadap bakteri yang invasive atau yang telah mengalami internalisasi. Selainitu, dengan adanya inflamasi juga meningkatkan stimulasi sitokin dan kemokin, contohnya, IL-6 untuk aktivasi neutrofil dan IL-8 untuk kemotaksis neutrofil sehingga menyebabkan kerusakan jaringan lokal.

Page 22: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

LO.3.7. MANIFESTASI KLINIS ISK

a. Pielonefritik Akut.

Panas tinggi (39⁰-40,5⁰C),

Mengigil,

Sakit pinggang,

Presentasi klinis sering didahului gejala cistitis.

b. Cystitis.

Sakit suprapubik,

Polakisuria,

Nokturia,

Disuria,

Stranguria,dan

Biasanya Hematuria.

Page 23: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

c. Sindroma Urethra Akut.

SUA ditemukan pada perempuan 20-50 tahun.

SUA dibagi menjadi 3, yaitu : Kelompok I: Pasien dengan piuria, biakan urin dapat diisolasi E.Coli dengan cfu/ml urin 103 samapi 105. Sumber infeksi dari

kelenjar peri-urethral / urethral itu sendiri. Kelompok ini berespon baik jika diberi golongan ampisillin.

Kelompok II : Pasien lekosituria 10 – 50 /lp tinggi dan kultur urin steril. Kultur khusus ditemukan Chlamydia trachomatis / bakteri anaerob.

Kelompok III : Pasien tanpa piuria dan biakan steril.

d. ISK rekuren.

Reinfeksi : Episode terinfeksi dengan interval > 6 minggu dengan mikroorganisme yang berlainan.

Relapsing infection : Setiap kali infeksi disebabkan mikroorganisme yang sama, disebabkan sumber infeksi tidak diobati adekuat.

(Sukandar, Edar. 2009)

Page 24: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

Gejala dan tanda berdasarkan klasifikasi EAU&IDSA:

Gejala iritatif berupa disuria, frekuensi, urgency, berkemih dengan jumlah urin yang sedikit, dan nyeri supra-pubis. Pada wanita sering didahului riwayat hubungan seksual sebelumnya (Honey-moon cystitis). Faktor predisposisi harus dicari misalnya divertikel uretra, discharge vagina, peradangan prostat pada pasangannya.

PIELONEFRITIS NON KOMPLIKATA AKUT

Gejala dan Tanda

Gejala klasik : Demam dan menggigil yang terjadi tiba-tiba, nyeri pinggang unilateral atau bilateral. Sering disertai gejala sistitis berupa frekuensi, nokturia, disuri, dan urgensi. Kadang-kadang menyerupai gejala gastrointestinal berupa nausea, muntah, diare atau nyeri perut. Sebanyak 75% penderita pernah mengalami riwayat ISK bagian bawah.

Secara klinis didapatkan demam (38,5-40OC), takikardi, nyeri ketok pada sudut kostovertebra. Ginjal seringkali tidak dapat dipalpasi karena nyeri tekan dan spasme otot. Dapat terjadi distensi abdomen dan ileus paralitik

INFEKSI SALURAN KEMIH KOMPLIKATA

Gejala klinis

ISK komplikata dapat disertai gejala klinis (seperti disuria, urgency, frekuensi, nyeri pinggang, nyeri tekan sudut kostovertebra, nyeri suprapubik dan demam). Tampilan klinis dapat bervariasi dari pielonefritis obstruktif akut yang berat dengan imminent urosepsis sampai ISK pasca operasi yang berhubungan dengan kateter.

BAKTERIURI ASIMPTOMATIS (ASYMPTOMATIC BACTERIURIA)

Page 25: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

LO.3.8. DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING

ANAMNESIS

ISK bawah : disuria terminal, polakisuria, nyeri suprapubik

ISK atas: nyeri pinggang, demam, menggigil, mual dan muntah, hematuria 

PEMERIKSAAN FISIK

Febris, nyeri tekan suprapubik, nyeri ketok sudut kostovertebra

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium

1.1 Urinalisis

1.2. Radiologis

Pemeriksaan radiologis pada ISK dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu atau kelainan anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK. Pemeriksaan ini dapat berupa foto polos abdomen, pielografi intravena, demikian pula dengan pemeriksaan lainnya, misalnya ultrasonografi dan CT Scan.

Page 26: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

URINALISIS

Cara Pengambilan Sampel

Bahan urin untuk pemeriksaaan harus segar dan sebaiknya diambil pagi hari. Bahan urin dapat diambil dengan cara punksi suprapubik (suprapubic puncture=spp), dari kateter dan urin porsi tengah (midstream urine). Bahan urin yang paling mudah diperoleh adalah urin porsi tengah yang ditampung dalam wadah bermulut lebar dan steril.

a. Punksi Suprapubik

Pengambilan urin dengan punksi suprapubik dilakukan pengambilan urin langsung dari kandung kemih melalui kulit dan dinding perut dengan semprit dan jarum steril. Yang penting pada punksi suprapubik ini adalah tindakan antisepsis yang baik pada daerah yang akan ditusuk, anestesi lokal pada daerah yang akan ditusuk dan keadaan asepsis harus selalu dijaga. Bila keadaan asepsis baik, maka bakteri apapun dan berapapun jumlah koloni yang tumbuh pada biakan, dapat dipastikan merupakan penyebab ISK.

b. Kateter

Bahan urin dapat diambil dari kateter dengan jarum dan semprit yang steril. Pada cara ini juga penting tindakan antisepsis pada daerah kateter yang akan ditusuk dan keadaan asepsis harus selalu dijaga. Tempat penusukan kateter sebaiknya sedekat mungkin dengan ujung kateter yang berada di dalam kandung kemih (ujung distal). Penilaian urin yang diperoleh dari kateter sama dengan hasil biakan urin yang diperoleh dari punksi suprapubik.

Page 27: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

c. Urin Porsi Tengah

Urin porsi tengah sebagai sampel pemeriksaan urinalisis merupakan teknik pengambilan yang paling sering dilakukan dan tidak menimbulkan ketidaknyamanan pada penderita. Akan tetapi resiko kontaminasi akibat kesalahan pengambilan cukup besar. Tidak boleh menggunakan antiseptik untuk persiapan pasien karena dapat mengkontaminasi sampel dan menyebabkan kultur false-negative.

d. Pemeriksaan Urin Empat Porsi (Meares Stamey)

Pemeriksaan ini dilakukan untuk penderita prostatitis. Pemeriksaan ini terdiri dari urin empat porsi yaitu :

1. Porsi pertama (VB1) : 10 ml pertama urin, menunjukkan kondisi uretra,

2. Porsi kedua (VB2) : sama dengan urin porsi tengah, menunjukkan kondisi buli-buli,

3. Porsi ketiga (EPS) : sekret yang didapatkan setelah masase prostat,

4. Porsi keempat (VB4) : urin setelah masase prostat.

Page 28: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

Diagnosis Banding

Yang penting adalah membedakan antara pielonefritis dan sistitis. Pielonefritis bila didapatkan infeksi dengan hipertensi, disertai gejala-gejala umum, adanya faktor predisposisis, fungsi konsentrasi ginjal menurun, respon terhadap antibiotik kurang baik.

Dapat juga didiagnosis dengan :

infeksi saluran kemih bawah ( sistitis dan sindrom uretra akut)

infeksi saluran kemih atas

batu saluran kemih

Page 29: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

LO.3.9. PENATALAKSANAAN

Infeksi Saluran Kemih (ISK) bawah

Prinsip manajemen ISK bawah meliputi intake cairan yang banyak, antibiotik yang adekuat, dan jika perlu terapi simtomatik untuk alkalinasi urin

Sindrom Uretra Akut (SUA)

Pasien dengan SUA dengan hitung kuman>10³ memerlukan antibiotik yang adekuat infeksi klamidia memberikan hasil yang baik dengan tetrasiklin. Infeksi disebabkan MO anaerobic diperlukan antimikroba yang serasi, missal golongan kuinolon

Infeksi Saluran Kemih (ISK) atas

Pielonefritisakut. Pada umumnya pasien dengan pielonefritis akut memerlukan rawat inap untuk memelihara status hidrasi dan terapi antibiotik parenteral paling sedikit 48 jam.

Page 30: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

Antibiotik yang seringdipergunakanuntukterapi ISK, yaitu :

SULFONAMIDE

TRIMETHOPRIM

TRIMETHOPRIM-SULFAMETHOXAZOLE

CIPROFLOXACIN

AMPICILLIN

FLUOROQUINOLON

NITROFURANTOIN

LEVOFLOXACIN

NORFLOXACIN

Page 31: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

LO.3.10. KOMPLIKASI ISK

Bakteri dapat invasi ke ginjal lewat sirkulasi darah atau secara ascending. Hal ini dapat menyebabkan disfungsi renal dan mengakibatkan kelainan pada ginjal seperti IgA nephropathy, renal vasculitis, lupus nephritis, dll. Akibat adanya disfungsi renal dapat menyebabkan gagal ginjal akibat terbentuknya jaringan parut pada ginjal.

Page 32: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

LO.3.11. PROGNOSIS ISK

ISK tanpa kelainan anatomis mempunyai prognosis lebih baik bila dilakukan pengobatan pada fase akut yang adequat dan disertai pengawasan terhadap kemungkinan infeksi berulang. Prognosis jangka panjang pada sebagian besar penderita dengan kelainan anatomis umumnya kurang memuaskan meskipun telah diberikan pengobatan yang adequat dan dilakukan koreksi bedah. Hal ini terjadi terutama pada penderita dengan nefropati refluk. Deteksi dini terhadap adanya kelainan anatomis, pengobatan yang segera pada fase akut. kerjasama yang baik antara dokter, ahli bedah urologi dan orang tua penderita sangan diperlukan untuk mencegah terjadinya perburukan yang mengarah pada terminal gagal ginjal kronis. 

Sebagian besar infeksi saluran kemih bisa diobati dengan sukses.Gejala infeksi kandung kemih biasanya hilang dalam waktu 24 - 48 jam setelah pengobatan dimulai.Jika Anda memiliki infeksi ginjal, mungkin diperlukan waktu 1 minggu atau lebih untuk gejala pergi.

Pengobatan yang baik, hasilnya akan segera diketahui dalam waktu 1-2 hari dengan menurunnya atau hilangnya gejala dan sterilnya urin.

Page 33: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

LI.4. MM SALISIL BAUL

Pengertian salisul-baulMenurut mazhab Hanafi, salisul-baul adalah penyakit yang menyebabkan keluarnya air kencing secara kontinyu, atau keluar angin(kentut) secara kontinyu, darah istihadhah,mencret yang kontinyu, dan penyakit lainnya yang serupa.Menurut mazhab Hanbali, salisul-baul adalah hadas yang kontinyu, baik itu berupa air kencing, air madzi, kentut, atau yang lainnya yang serupa.Menurut mazhab Maliki, salisul-baul adalah sesuatu yang keluar dikarenakan penyakit seperti keluar air kencing secara kontinyu.Menurut mazhab Syafi'i, salisul-baul adalah sesuatu yang keluar secara kontinyu yang diwajibkan kepada orang yang mengalaminya untuk menjaga dan memakaikan kain atau sesuatu yang lain seperti pembalut pada tempat keluarnya yang bisa menjaga agar air kencing tersebut tidak jatuh ke tempat shalat.

Page 34: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

Dalil tentang salisul-baul

رواهأبوداود . وقدأصيبعبادبنبشربسهام،وهويصلى،فاستمرفىصالته وابنخزيمةوالبخارىتعليقا

"Ubad bin Basyar menderita penyakit mencret dan dia tetap melanjutkan shalatnya (dalam keadaan mencret tersebut)."

Dari hadis tersebut bisa disimpulkan bahwa seseorang yang mempunyai penyakit mencret, keluar kentut/air kencing secara kontinyu tidak memiliki kewajiban untuk mengulang-ulang wudhunya, namun tetap meneruskan shalat dalam keadaan tersebut.

Page 35: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

Syarat-syarat dibolehkan ibadah dalam keadaan salisul-baul

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar ibadah tertentu diperbolehkan dalam keadaan salisul-baul:1. Sebelum melakukan wudhu harus didahului dengan istinja'2. Ada kontinyuitas antara istinja' dengan memakaikan kain atau pembalut dan semacamnya, dan adanya kontinyuitas antara memakaikan kain pada tempat keluar hadas tersebut dengan wudhu.3. Ada kontinyuitas antara amalan-amalan dalam wudhu (rukun dan sunnahnya)4. Ada kontinyuitas antara wudhu dan shalat, yaitu segera melaksanakan shalat seusai wudhu dan tidak melakukan pekerjaan lain selain shalat. Adapun jika seseorang berwudhu di rumah maka perginya ke mesjid tidak menjadi masalah dan tidak menggugurkan syarat keempat.5. Keempat syarat diatas dipenuhi ketika memasuki waktu shalat. Maka, jika melakukannya sebelum masuk waktu shalat maka batal, dan harus mengulang lagi diwaktu shalat.

Apabila telah terpenuhi kelima syarat ini maka jika seseorang berwudhu kemudiankeluar air kencing atau kentut dan lainnya aka dia tidak mempunyai kewajiban untukmelakukan istinja' dan berwudhu lagi. Namun cukup dengan wudhu yang telah ia lakukan di awal.

Page 36: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

Berapa kali seseorang bisa melakukan shalat dalam keadaan salisul-baul

Seseorang yang memiliki penyakit seperti salisul-baul tersebut hanya diperbolehkan melakukan ibadah shalat fardhu sekali saja, adapun shalat sunnah bisa dikerjakanseberapa kali pun.

Niat yang dilafalkan oleh seseorang yang mempunyai penyakit salisul-baul

Seperti disebutkan dalam "Hasyiyah Qalyubi wa 'Umairah" bahwa orang yang mempunyaipenyakit salisul-baul ini berniat 'li istibahah' (agar diperbolehkan shalat) dan tidak melafalkan niat 'li raf'il hadas'. Hal tersebut dilandaskan bahwa wudhu dalamkeadaan seperti ini adalah bukan wudhu hakiki akan tetapi wudhu semacam ini adalah batal karena keluar air kencing atau lainnya namun syariat telah memberikan toleransi dan keringanan kepada orang yang mengalami penyakit seperti ini. Wallahu a'lam bi ash-shawab.

Page 37: SKENARIO 2 B9 URIN.pptx

DAFTAR PUSTAKA

Elsamra, S. E. & Ellsworth, P. 2012. Physiology of Micturition.Urol Nurs. 2012;32(2):60-67. Available from: http://www.medscape.com/viewarticle/763040_2 1 April 2014 16:57 Keluar Air Kencing secara Kontinyu, Bagaimana Pandangan Fiqih???http://networkedblogs.com/6ZMM 1 April 2014 16:53 Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih. http://www.psychologymania.com/2012/10/patofisiologi-infeksi-saluran-kemih.html 1 April 2014 17:11 Setyabudi, Rianto. 2008. Farmakologi dan Terapi Edisi Revisi edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Sofwan, A. 2014. Systema Urogenitale (Apparatus Urogenitalis).Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi. Sukandar, Edar. 2009. Infeksi Saluran Kemih dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam oleh Sudoyo AW dkk Jilid II Edisi V. Jakarta: InternaPublishing Urinary Tract Infection.http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/urinary-tract-infection/basics/definition/con-200378921 April 2014 21:22 Urinary Tract Infection – Adult http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000521.htm1 April 2014 17:04 Urinary Tract Infection in Adults http://www.patient.co.uk/doctor/urinary-tract-infection-in-adults1 April 2014 21:06