skema malaria utk pelat (dg keterangan)

2
MALARIA TANPA KOMPLIKASI PCD ACD Tingkat Endemisitas Larva Nyamuk Masa inkubasi extrinksi Nyamuk Masa inkubasi intrinksi Penderita dengan gejala : Malaria Klinis Anopheles Anopheles - Pf : 10 - 12 hr Anopheles - Pf : 9 - 14 hr (12 - Dingin menggigil, Data bulanan 3 - 5 th SKD menggigit - Pv : 8 -11 hr infektif - Pv : 12 -17 hr (15 hr - Demam berkala, orang sakit - Pm : 14 hr menggigit - Pm : 16 - 18 hr (17 h - Berkeringat, dan Pola Minimaks Puncak Median MFS atau MBS orang sehat sakit kepala dan juga disertai dengan gejala khas daerah (yang belum dismbil SD). -Larvaciding - Kelambunisasi (ITN) Sediaan Darah -Biological control - IRS Plasmodium falciparum -Pengelolaan - Cattle barrier lingkungan - Upaya menghindari gigitan Negatif Positif Plasmodium vivax Pengendalian vektor Plasmodium malarie Keterangan : 1. Masa inkubasi extrinsik : waktu mulai saat masuknya gametosit ke dalam tubuh nyamuk sampai terjadinya stadium sporogoni dalam tubuh nyamuk, yaitu dengan terbentuknya sporosoit yang kemudian masuk 2. Masa inkubasi intrinsik : waktu mulai masuknya sporosoit ke dalam darah sampai timbulnya gejala klinis/demam yaitu sampai pecahnya sison sel darah merah yang matang dan masuknya merosoit darah ke eksoeritrositer ditambah dengan siklus sisogoni. 3. Larvaciding : aplikasi larvacida untuk menekan populasi larva nyamuk Anopheles. 4. Biological control : pengendalian nyamuk Anopheles dengan menekan populasi larva nyamuk Anopheles (dengan penebaran ikan pemakan larva, penebaran larvacida berbentuk bacil) dan menghindari gigita 5. Pengelolaan lingkungan : upaya pengelolaan lingkungan yang meliputi perubahan fisik untuk mencegah, menghilangkan, mengurangi atau mengubah kondisi habitat nyamuk Anopheles (vektor penyakit malar biakan nyamuk Anopheles tanpa menyebabkan terganggunya kualitas lingkungan hidup manusia. 6. IRS : Indoor Residual Spraying atau penyemprotan rumah untuk mencegah nyamuk menjadi infektif (terbentuk) sporozoit dalam kelenjar ludah sehingga tidak terjadi penularan. 7. Cattle barrier : upaya menghindari gigitan nyamuk Anopheles pada manusia dengan memanfaatkan ternak besar (sapi, kerbau) sebagai umpan. 8. PCD : Passive Case Detection adalah penemuan penderita malaria oleh petugas kesehatan di Unit Pelayanan Kesehatan dengan menunggu kunjungan penderita. 9. ACD : Active Case Detection adalah penemuan penderita tersangka malaria secara aktif melalui kunjungan dari rumah ke rumah. 10. Malaria klinis : adalah penderita dengan gejala dingin menggigil, demam secara berkala, berkeringat dan sakit kepala dan juga sering disertai dengan gejala khas daerah (diare pada balita sakit a 11. AMI : Annual Malaria Incidence adalah jumlah kasus malaria klinis satu tahun dibagi jumlah penduduk berisiko. 12. MoMI : Monthly Malaria Incidence adalah jumlah kasus malaria klinis satu bulan dibagi jumlah penduduk berisiko. 14. MIA : Medium Incidence Area adalah dengan AMI 10 - 50 ‰. 15. LIA : Low Incidence Area adalah dengan AMI < 10 ‰. 16. API : Annual Parasite Incidence adalah jumlah kasus malaria positif satu tahun dibagi jumlah penduduk berisiko. 17. MoPI : Monthly Parasite Incidence adalah jumlah kasus malaria positif satu bulan dibagi jumlah penduduk berisiko. 19. MCI : Moderate Case Incidence adalah dengan API 1 - 5 ‰. 20. LCI : Low Case Incidence adalah dengan API < 1 ‰. 21. Pola Minimum Maksimum : adalah pola minimum dan maksimum kasus malaria per bulan selama 3 - 5 tahun. 22. Puncak Median : adalah puncak median dari pola minimum dan maksimum kasus malaria per bulan selama 3 - 5 tahun. 23. SKD : suatu kegiatan untuk memantau secara teratur perkembangan penyakit malaria di suatu wilayah dan mengambil tindakan pendahuluan untuk mencegah timbulnya KLB. 24. MFS : Mass Fever Survey adalah penemuan penderita malaria melalui survei yang ditujukan pada seluruh penduduk daerah fokus dengan gejala demam, yang diikuti dengan pemberian pengobatan klinis. 25. MBS : Mass Blood Survey adalah upaya pencarian & penemuan penderita malaria melalui survei di daerah endemis malaria tinggi yang penduduknya tidak lagi menunjukkan gejala spesifik malaria. Oleh : DR.Lukman Hakim (Staf Subdit Malaria Ditjen PP & PL Depkes RI/IIPM - GF) HIA : > 50 ‰ AMI (tahunan) MIA : 10 - 50 ‰ MoMI (bulanan) LIA : < 10 ‰ IRS (2 bl sebelum puncak pe ACT 3 hr + Primakuin 1 hr ACT 3 hr + Primakuin 14 hr ACT 3 hr HCI : > 5 ‰ MoPI (bulanan) API (tahunan) MCI : 1 - 5 ‰ LCI : < 1 ‰ 13. HIA : High Incidence Area adalah dengan AMI > 50 ‰. 18. HCI : High Case Incidence adalah dengan API > 5 ‰.

Upload: cherieiesa-rifiranda

Post on 05-Aug-2015

55 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skema Malaria Utk Pelat (Dg Keterangan)

MALARIA TANPA KOMPLIKASI

PCD ACD

Tingkat Endemisitas

Larva Nyamuk Masa inkubasi extrinksik : Nyamuk Masa inkubasi intrinksik : Penderita dengan gejala : Malaria KlinisAnopheles Anopheles - Pf : 10 - 12 hr Anopheles - Pf : 9 - 14 hr (12 hr) - Dingin menggigil, Data bulanan 3 - 5 th SKD

menggigit - Pv : 8 -11 hr infektif - Pv : 12 -17 hr (15 hr) - Demam berkala,orang sakit - Pm : 14 hr menggigit - Pm : 16 - 18 hr (17 hr) - Berkeringat, dan Pola Minimaks Puncak Median MFS atau MBS

orang sehat sakit kepala dan juga disertai dengan gejala khas daerah (yang belum dismbil SD).

-Larvaciding - Kelambunisasi (ITN) Sediaan Darah-Biological control - IRS Plasmodium falciparum-Pengelolaan - Cattle barrier lingkungan - Upaya menghindari gigitan Negatif Positif Plasmodium vivax

Pengendalianvektor Plasmodium malarie

Keterangan :1. Masa inkubasi extrinsik : waktu mulai saat masuknya gametosit ke dalam tubuh nyamuk sampai terjadinya stadium sporogoni dalam tubuh nyamuk, yaitu dengan terbentuknya sporosoit yang kemudian masuk ke dalam kelenjar liur nyamuk.2. Masa inkubasi intrinsik : waktu mulai masuknya sporosoit ke dalam darah sampai timbulnya gejala klinis/demam yaitu sampai pecahnya sison sel darah merah yang matang dan masuknya merosoit darah ke aliran darah, waktu ini meliputi waktu yang dibutuhkan oleh fase eksoeritrositer ditambah dengan siklus sisogoni.3. Larvaciding : aplikasi larvacida untuk menekan populasi larva nyamuk Anopheles.4. Biological control : pengendalian nyamuk Anopheles dengan menekan populasi larva nyamuk Anopheles (dengan penebaran ikan pemakan larva, penebaran larvacida berbentuk bacil) dan menghindari gigitan nyamuk Anopheles pada manusia (cattle barrier). 5. Pengelolaan lingkungan : upaya pengelolaan lingkungan yang meliputi perubahan fisik untuk mencegah, menghilangkan, mengurangi atau mengubah kondisi habitat nyamuk Anopheles (vektor penyakit malaria) menjadi kondisi yang tidak menguntungkan bagi perkembang biakan nyamuk Anopheles tanpa menyebabkan terganggunya kualitas lingkungan hidup manusia.6. IRS : Indoor Residual Spraying atau penyemprotan rumah untuk mencegah nyamuk menjadi infektif (terbentuk) sporozoit dalam kelenjar ludah sehingga tidak terjadi penularan. 7. Cattle barrier : upaya menghindari gigitan nyamuk Anopheles pada manusia dengan memanfaatkan ternak besar (sapi, kerbau) sebagai umpan.8. PCD : Passive Case Detection adalah penemuan penderita malaria oleh petugas kesehatan di Unit Pelayanan Kesehatan dengan menunggu kunjungan penderita.9. ACD : Active Case Detection adalah penemuan penderita tersangka malaria secara aktif melalui kunjungan dari rumah ke rumah.10. Malaria klinis : adalah penderita dengan gejala dingin menggigil, demam secara berkala, berkeringat dan sakit kepala dan juga sering disertai dengan gejala khas daerah (diare pada balita sakit atau sakit otot pada orang dewasa).11. AMI : Annual Malaria Incidence adalah jumlah kasus malaria klinis satu tahun dibagi jumlah penduduk berisiko.12. MoMI : Monthly Malaria Incidence adalah jumlah kasus malaria klinis satu bulan dibagi jumlah penduduk berisiko.

14. MIA : Medium Incidence Area adalah dengan AMI 10 - 50 ‰.15. LIA : Low Incidence Area adalah dengan AMI < 10 ‰.16. API : Annual Parasite Incidence adalah jumlah kasus malaria positif satu tahun dibagi jumlah penduduk berisiko.17. MoPI : Monthly Parasite Incidence adalah jumlah kasus malaria positif satu bulan dibagi jumlah penduduk berisiko.

19. MCI : Moderate Case Incidence adalah dengan API 1 - 5 ‰.20. LCI : Low Case Incidence adalah dengan API < 1 ‰.21. Pola Minimum Maksimum : adalah pola minimum dan maksimum kasus malaria per bulan selama 3 - 5 tahun.22. Puncak Median : adalah puncak median dari pola minimum dan maksimum kasus malaria per bulan selama 3 - 5 tahun.23. SKD : suatu kegiatan untuk memantau secara teratur perkembangan penyakit malaria di suatu wilayah dan mengambil tindakan pendahuluan untuk mencegah timbulnya KLB.24. MFS : Mass Fever Survey adalah penemuan penderita malaria melalui survei yang ditujukan pada seluruh penduduk daerah fokus dengan gejala demam, yang diikuti dengan pemberian pengobatan klinis.25. MBS : Mass Blood Survey adalah upaya pencarian & penemuan penderita malaria melalui survei di daerah endemis malaria tinggi yang penduduknya tidak lagi menunjukkan gejala spesifik malaria.

Oleh : DR.Lukman Hakim (Staf Subdit Malaria Ditjen PP & PL Depkes RI/IIPM - GF)HIA : > 50 ‰

AMI (tahunan) MIA : 10 - 50 ‰

MoMI (bulanan) LIA : < 10 ‰ Aman : kasus dibawah puncak median

Siaga : kasus antara puncak median dan garis maksimum

Indikasi KLB : kasus diatas garis maksimum

IRS (2 bl sebelum puncak penularan)

ACT 3 hr + Primakuin 1 hr

ACT 3 hr + Primakuin 14 hr

ACT 3 hr

HCI : > 5 ‰

MoPI (bulanan) API (tahunan) MCI : 1 - 5 ‰

LCI : < 1 ‰

13. HIA : High Incidence Area adalah dengan AMI > 50 ‰.

18. HCI : High Case Incidence adalah dengan API > 5 ‰.