sk abies
DESCRIPTION
william FK UNTADTRANSCRIPT
SKABIES
Etiologi
Skabies (Scabies, bahasa latin = keropeng, kudis, gatal) disebabkan oleh tungau (Sarcoptes scabiei) yaitu tungau betina yang berukuran 0,4 – 0,3 mm, secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, salah satu sisinya cembung dan sisi lainnya rata. Bentuk dewasa mempunyai empat pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat.
Tungau jantan membuahi tungau betina pada terowongan yang dibuat oleh tungau betina kemudian tungau jantan tersebut mati. Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dengan kecepatan 2 – 3 mm per hari dan mulai meletakkan telur-telurnya. Terowongan yang dibuat oleh tungau betina terletak di dalam epidermis pada stratum korneum, dan terowongan yang dibuat oleh tungau ini lebih banyak terdapat pada daerah yang berkulit tipis.
Faktor resiko
Semua kelompok umur bisa terkena. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak dan dewasa muda, walaupun akhir-akhir ini juga sering didapatkan pada orang berusia lanjut, biasanya di lingkungan rumah jompo.
Patofisiologi
Sarcoptes skabei betina yang akan bertelur masuk ke permukaan kulit, tungau ini
mengeluarkan substansi keratolitik dan membuat terowongan menuju lapisan tanduk,
seringkali membentuk sumur dangkal dalam 30 menit. Terowongan biasanya memiliki
panjang bebetapa millimeter, biasanya berliku-liku, dan ada vesikel pada salah satu ujung
yang berdekatan dengan tungau yang sedang menggali terowongan, dan seringkali dikelilingi
eritema ringan.
Classic Scabei
Sebuah studi imunologi menganalisis jenis dan pola infiltrat seluler di lesi skabies
menyimpulkan bahwa dominasi sel - T4 adalah penyebab dari gatal terus-menerus, sementara
peningkatan sel T8 mengurangi pruritus.
Crusted Scabei
Serum imunoglobulin E (IgE) dan tingkat IgG yang sangat tinggi pada pasien dengan
Crusted Scabei, namun reaksi kekebalan tampaknya tidak menjadi pelindung. Imunitas
seluler dalam Classic Scabei menunjukkan dominasi sel - T4 dalam infiltrat dermal,
sementara satu studi menunjukkan dominasi sel - T8 di Crusted Scabei.
Gambaran klinis
Pasien mengeluh gatal, yang secada khas terasa pada waktu malam hari. Hendaklah dicurigai adanya skabies bila seseorang mengutarakan keluhan seperti ini.
Terdapat dua tipe utama lesi kulit pada skabies – terowongan dan ruam skabies. Terowongan terutama ditemukan pada tangan dan kaki – bagian samping jari tangan, jari kaki, sela-sela jari, pergelangan tangan dan punggung kaki. Masing-masing terowongan pangjangnya beberapa milimeter, biasanya berliku-liku, dan ada vesikel pada salah satu ujung yang berdekatan dengan tungau yang sedang menggali terowongan, dan seringkali dikelilingi eritema.
Ruam skabies berupa erupsi papula kecil yang meradang, yang terutama terdapat di sekitar aksila, umbilikus dan paha. Ruam ini merupaka suatu reaksi alergi tubuh terhadap tungau. Selain lesi primer tadi, bia juga didaptakan kelainan sekunder seperti ekskoriasi, eksematisasi dan infeksi bakteri sekunder.
Pemeriksaan Penunjang/Laboratorium
Diagnosis pasti baru dapat ditegakkan bila ditemukan tungau dewasa , telur , larva, atau skibalanya dalam terowongan. Dapat dilakukan cara-cara sebagai berikut yaitu :
a. Kerokkan kulit - Diteteskan minyak minera diatas papul atau terowongan baru yang
utuh, kemudian dikerok dengan skappel steril untuk mengangkat atap papul atau terowongan yang kemudian dipindahkan kegelas objek.
b. Mengambil tungau dengan jarum- Jarum dimasukkan kedalam terowongan pada bagian yang gelap
dan digerakkan tangensial. Tungau akan memegang ujung jarum dan daat diangkat keluar.
c. Epidermal shave biopsy- Menemukan terowongan atau papul yang dicurigai diantara ibu jari
dan jari telunjuk dengan hati-hati diiris puncak lesi denganskapel no.15 yang dilakukan sejajar dengan permukaan kulit.
d. Kuretase terowongan (Kuret Dermal)- Kuretase supeerfisial mengikuti sumbuh panjang terowongan atau
puncak papul kemudian kerokan dipeiksa dengan mikroskop.e. Tes Tinta Burrow- Papul skabies dilapisi dengan tinta pena kemudian segera dihapus
dengan alkohol , maka jejak terowongan akan terlihat sebagai garis karakteristi, berbelok-belok karena adanya tinta yang masuk.
f. Tetrasiklin Topikal
- Mengoleskan ttetrasiklin ke daerah trowongan, diamkan 15 menit kemudian dilapisi dengan alkohol isopropil. Nantinya terasiklin akan berpenetrasi kedalam melalui kerusakan stratum korneu dan terowongan akan tampak dengan penyinaran lampu wood, sebagai garis linier berwarnkuning kehijauan.
g. Apusan Kulit- Kulit dibersihkan dengan eter, kemudian diletakkan selotip pada lesi
dan diangkat secara cepat. Kemudian diamati pada mikroskop.
h. Biopsi Plong- Pemeriksaan ini dilakukan apabila tungau dan produksinya tidak
dapat ditemukan dengan cara-cara tersebut diatas.
Diagnosis banding
Diagnosis Banding Predileksi Morfologi Dermatitis kontak Setiap tempat Eritema lokalisata,
vesikel, sisik dan pruritus.
Creeping eruption Tungkai, plantar tangan, anus, bokong dan paha, juga di bagian tubuh dimana saja yang sering berkontak dengan tempat larva berada
Papul dengan lesi berkelok-kelok dengan diameter 2 – 3 mm berwarna kemerahan, panas dan gatal khususnya malam hari
Urtikaria Setiap tempat Gelembung kadang dengan bercak merah di sekelilingnya, pruritus
Penanganan
Permetrin 5% krim
(Scabimite ®)
Dioleskan ke seluruh area tubuh dari leher ke bawah. Cuci setelah 8-12 jam pemakaian. Efek samping jarang terjadi.
Lindane (Gama-Benzene Hexachloride)/Gamexan
Scabid ® (Lindane 1%)
Scabex (Lindane 0,5%)
Dioleskan tipis ke seluruh area tubuh dari leher ke bawah, cuci setelah 8 jam pemakaian.
Obat bekerja dengan membunuh tungau dan telur
Krim Crotamiton 10 %(Crotaderm ®)
Digunakan tipis-tipis pada seluruh tubuh dari leher ke bawah, selama 2 malam berturut-turut kemudian di cuci setelah 24 jam pemakaian kedua.
Bersifat antipruritus dan aman untuk bayiAsam salisilat 2%, sulfur 4% (salep)
Dioleskan malam hari, 3 malam berturut-turut.
Obat dapat digunakan pada anak-anak dan bayi. Pada bayi dioleskan pula di wajah dengan sangat hati-hati jangan sampai masuk mata dan mulut
Obat bekerja dengan membunuh larva dan tungauEmulsi Bensil Bensoat (EBB) 20-25%
Dioleskan malam hari, 3 malam berturut-turut.
Dua puluh empat jam setelah pemakaian, preparasi sebaiknya dicuci, pakaian dan seprei sebaiknya diganti. Campuran bersifat mengiritasi dan dapat menimbulkan rasa gatal, dermatitis, terutama pada wajah dan alat genital
Obat bekerja dengan membunuh larva dan tungauPada bayi, anak kecil, wanita hamil/menyusui, regimen Permethrin atau crotamiton, salep sulfur sebaiknya digunakan dengan pemakaian ke seluruh permukaan tubuh. Lindane tidak boleh digunakan.
Prognosis
Dengan memperlihatkan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat pengobatan dan menghilangkan faktor predisposisi, penyakit ini dapat diberantas dan memberi prognosis yang baik.
Daftar Pustaka
Amiruddin, M. D. (2004) Penyakit menular seksual. Makassar: Bagian Ilmu Kesehatan Kulit
dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin
Barry, 2013, Scabies, Medscape, [cited 2014 jan 20], available from:
http://emedicine.medscape .com/article/1109204-overview#aw2aab6b2b2
Behrman, et all, 2000, Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Jakarta, EGC
Brown, R.G & Burns, Ts. (2005) Dermatologi. Jakarta: Erlangga
Nashar, Az Hafid. (2013) The disease. Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press.