siyasah fakultas syariah dan hukum universitas...

52
SULTAN, KHARISMA, DAN LEGITIMASI KEKUASAAN DALAM ISLAM: SIMBOL KERIS PUSAKA PADA KASULTANAN NGAYOJOKARTO HADININGRAT DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM OLEH: BURHAN NUR HAKIM NIM: 11370078 PEMBIMBING: Prof. NOORHAIDI HASAN, S.Ag, M.A, M.Phil., Ph.D. NIP. 197112071995031002 SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2016

Upload: buique

Post on 10-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

SULTAN, KHARISMA, DAN LEGITIMASI KEKUASAAN DALAM

ISLAM: SIMBOL KERIS PUSAKA PADA KASULTANAN

NGAYOJOKARTO HADININGRAT

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUMUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT

MEMPEROLEH GELAR STRATA SATU

DALAM ILMU HUKUM ISLAM

OLEH:

BURHAN NUR HAKIM

NIM: 11370078

PEMBIMBING:

Prof. NOORHAIDI HASAN, S.Ag, M.A, M.Phil., Ph.D.

NIP. 197112071995031002

SIYASAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2016

Page 2: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

ii

ABSTRAK

Properti politik yang dimiliki oleh suatu benda artefak tidak dapat dilihatsecara kasat mata melalui penggunaan secara fisik, tetapi properti politik bisadilihat dari perannya dalam sistem sosial politik yang bekerja dalam kebudayaan.Keris pusaka merupakan salah satu artefak yang dihasilkan dari sistem budaya diNusantara dan khususnya di Ngayojokarto Hadiningrat dan memiliki peranterhadap sistem sosial politik dalam kehidupan masyarakatnya. Keris pusakamenjadi bagian dari sosial politik dan masyarakat karena memiliki simbolismenilai-nilai budaya didalamnya yang sangat kuat dipegang oleh masyarakat.Kepercayaan kepada simbol-simbol ini berpengaruh juga kepada peran kerispusaka yang dimiliki oleh seorang sultan Kasultanan Ngayojokarto Hadiningrat.Peran simbolisme kepada keris pusaka berpengaruh kepada kharisma yangdimiliki oleh seorang sultan. Penulis tertarik untuk meneliti pengaruh simbol kerispusaka kepada kharisma dan legitimasi kekuasaan sultan NgayojokartoHadiningrat.

Penelitian ini bersifat deskriptif-analitis, yaitu berusaha mengungkap fakta-fakta lapangan mengenai permasalahan keris pusaka dan simbolisasinya,kemudian di analisis menggunakan teori yang sesuai dengan permasalahantersebut. Metode pendekatan yang digunakan adalah antropologi sosial, yangmengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka ragam masyarakatdan kebudayaan dalam masyarakat manusia. Masyarakat memiliki prinsip-prinsippersamaan yang berasal dari shared knowledge atau pengetahuan bersamadidalam masyarakat dan berpengaruh kepada proses intrepretasi dalam diriseseorang dalam membentuk makna kepada sebuah keris pusaka. Melaluiinteraksi sosial, makna-makna yang terbentuk dari tiap individu diinteraksikansehingga simbolisme keris pusaka dalam masyarakat tetep bertahan dan memilikipengaruh kepada pola tindakan terhadap objek keris pusaka.

Berdasarkan hasil analisis pembahasan yang melibatkan data lapangan, kerispusaka yang dimiliki oleh seorang sultan Ngayojokarto Hadiningrat memilikipengaruh kepada kekuasaan kharismatik yang dia miliki. Keris pusakamembangun kharisma seorang sultan melalui interaksi sosial dalam masyarakatdan interpretasi dalam diri tiap-tiap individu dalam meletakkan keris pusaka dansultan Ngayojokarto sebagai objek fisik, objek sosial dan objek abstrak.Masyarakat Ngayojokarto Hadiningrat memaknai keris pusaka menurut cara diamelihat keris pusaka secara fisik, menyiapkan tindakan secara sosial, danmembicarakan keris pusaka sebagai objek abstrak. Proses interaksi sosial yangmelibatkan konsep objek tersebut mempengaruhi pola pikir masyarakat kepadakeris pusaka dan sultan Ngayojokarto hadiningrat sebagai pemimpin mereka.Penelitian ini berusaha melihat proses sosial yang terjadi dalam terbentuknyasimbolisme keris pusaka, kharisma seorang sultan dan pengaruh keris pusakaterhadap legitimasi kekuasaan seorang sultan Ngayojokarto Hadiningrat.

Kata kunci: keris pusaka, sultan, Ngayojokarto Hadiningrat, kharisma,ritual, legitimasi, interaksi simbolik

Page 3: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka
Page 4: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka
Page 5: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka
Page 6: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata-kata arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini

berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

ا

ب

ت

ث

ج

ح

خ

د

ذ

Alif

Bā’

Tā’

Ṡā’

Jīm

Ḥā’

Khā’

Dāl

Żāl

Tidak dilambangkan

b

t

j

kh

d

ż

Tidak dilambangkan

be

te

es (dengan titik di atas)

je

ha (dengan titik di bawah)

ka dan ha

de

zet (dengan titik di atas)

Page 7: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

vii

ر

ز

س

ش

ص

ض

ط

ظ

ع

غ

ف

ق

ك

ل

Rā’

Zāi

Sīn

Syn

Ṣād

Ḍād

Ṭā’

Ẓā’

‘Ain

Gain

Fā’

Qāf

Kāf

Lām

r

z

s

sy

g

f

q

k

l

er

zet

es

es dan ye

es (dengan titik di bawah)

de (dengan titik di bawah)

te (dengan titik di bawah)

zet (dengan titik di bawah)

koma terbalik di atas

ge

ef

qi

ka

‘el

Page 8: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

viii

م

ن

و

ھـ

ء

ي

Mīm

Nūn

Wāw

Hā’

Hamzah

Yā’

m

n

w

h

'

Y

‘em

‘en

w

ha

apostrof

Ye

B. Konsonan Rangkap karena Syaddah Ditulis Rangkap

مـتعددة

عدة

Ditulis

Ditulis

Muta‘addidah

‘iddah

C. Tā’ marbūṭah diakhir kata

Semua tā’ marbūṭah ditulis dengan h, baik berada pada akhir kata tunggal

ataupun berada di tengah penggabungan kata (kata yang diikuti oleh kata sandang

“al”). Ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap

Page 9: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

ix

dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya kecuali dikehendaki

kata aslinya.

حكمة

علـة

كرامةاألولیاء

Ditulis

ditulis

ditulis

Ḥikmah

‘illah

karāmah al-auliyā’

D. Vokal Pendek dan Penerapannya

---- ◌---

---- ◌---

---- ◌---

Fatḥah

Kasrah

Ḍammah

ditulis

ditulis

ditulis

A

i

u

فعل

ذكر

یذھب

Fatḥah

Kasrah

Ḍammah

ditulis

ditulis

ditulis

fa‘ala

żukira

yażhabu

Page 10: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

x

E. Vokal Panjang

1. fatḥah + alif

جاھلـیة

2. fatḥah + yā’ mati

تـنسى

3. Kasrah + yā’ mati

كریـم

4. Ḍammah + wāwu mati

فروض

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ā : jāhiliyyah

ā : tansā

ī : karīm

ū : furūḍ

F. Vokal Rangkap

1. fatḥah + yā’ mati

بـینكم

2. fatḥah + wāwu mati

قول

Ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

Ai

bainakum

au

qaul

Page 11: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

xi

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan

Apostrof

أأنـتم

اعدت

لئنشكرتـم

Ditulis

ditulis

ditulis

a’antum

u‘iddat

la’in syakartum

H. Kata Sandang Alif + Lam

1. Bila diikuti huruf Qamariyyah maka ditulis dengan menggunakan huruf awal

“al”

القرأن

القیاس

Ditulis

Ditulis

Al-Qur’ān

al-Qiyās

2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis sesuai dengan huruf pertama Syamsiyyah

tersebut

السماء

الشمس

Ditulis

Ditulis

as-Samā’

asy-Syams

Page 12: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

xii

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

Ditulis menurut penulisannya

الفروض ذو

أھاللسـنة

Ditulis

Ditulis

Żawi al-furūḍ

ahl as-sunnah

J. Pengecualian

Sistem transliterasi ini tidak berlaku pada:

1. Kosa kata Arab yang lazim dalam Bahasa Indonesia dan terdapat dalam Kamus

Umum Bahasa Indonesia, misalnya: al-Qur’an, hadis, mazhab, syariat, lafaz.

2. Judul buku yang menggunakan kata Arab, namun sudah dilatinkan oleh

penerbit, seperti judul buku al-Hijab.

3. Nama pengarang yang menggunakan nama Arab, tapi berasal dari negara yang

menggunakan huruf latin, misalnya Quraish Shihab, Ahmad Syukri Soleh

4. Nama penerbit di Indonesia yang mengguanakan kata Arab, misalnya Toko

Hidayah, Mizan.

Page 13: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

xiii

MOTTO

Come back is real

Page 14: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

xiv

PERSEMBAHAN

Untuk kedua orang Tuaku,

Untuk kakak dan Adikku

Kalian hebat

Page 15: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

xv

KATA PENGANTAR

الرحیمالرحمنهللابسم

وأشھدأنإالهللاالإلھأشھدأنینأمورالدنیاوالدعلىنستعینوبھالعالمینربدالحم

هللامحمدارسول

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmah,

hidayah dan inayah-Nya sehingga atas ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi

berjudul ‘Sultan, Kharisma dan Legitimasi dalam Islam: Simbol Keris Pusaka pada

Kasultanan Ngayojokarto Hadiningrat’. Shalawat dan salam senantiasa tercurah atas

Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan

kezaman terang benderang seperti saat ini.

Ucapan terima kasih juga penyusun haturkan kepada seluruh pihak yang

telah membantu penyusun dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara langsung

maupun tidak langsung, secara materiil maupun moril. Oleh karena itu, penyusun

mengucapkan terima kasih secara tulus kepada:

1. Bapak Prof. Drs. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. selaku Rektor UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

2. Bapak Dr. H. Agus Moh. Najib, M. Ag, Selaku Dekan Fak. Syariah dan

Hukum.

Page 16: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

xvi

3. Bapak Prof. Noorhaidi Hasan, M.A., M.Phil., Ph.D, selaku Dosen

Pembimbing Skripsi, dan Dosen Penasehat Akademik penulis selama

menggali ilmu di Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, yang juga telah memberikan motivasi kepada penyusun.

4. Bapak Dr. M. Nur, S.Ag, M.Ag, selaku Ketua Prodi Siyasah, yang selalu

memberikan masukan dan kritik membangun dalam kelengkapan skripsi ini.

5. Ibu Siti Jahroh, S.HI, M.Si, dan Bapak R. Sunaryo selaku Sekertaris dan Staff

TU Jurusan Siyasah, yang selalu mengingatkan penyusun akan skripsi dan dan

proses-proses yang seharusnya diambil.

6. Seluruh Dosen dan Staff di Fakultas Syari’ah dan Hukum yang selalu mengisi

pundi-pundi keilmuan dan berbagi pengalamanya kepada penyusun.

7. Ayahanda Alm. Luswari, Ibunda Murtiningsih, dan Saudara-saudaraku yang

senantiasa memberikan do’a, nasihat, semangat, motivasi, dan untuk semua

pengorbanannya memberikan yang terbaik serta keceriaan bagi penulis.

Semoga mereka semua selalu diberikan kesehatan dan saya senantiasa dapat

membanggakan mereka semua.

8. Teman-teman Prodi Siyasah, yang senantiasa berbagi ilmu dan pengalaman

serta sharing opini bersama, untuk mendiskusikan tabir keilmuan Politik dan

Hukum, Teruntuk: Riza Abdul Hakim, Husein al-Bayasi, Rudi, Hasbi, Havid

Karim, Cecep Maulana, dan Om Rizal. Semoga kita senantiasa diberikan

kesuksesan oleh Sang Pemilik Hidup.

Page 17: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka
Page 18: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

xviii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

ABSTRAK .............................................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN SKRIPSI ............................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... v

HALAMAN TRANSLITERASI ........................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ xiii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ xiv

HALAMAN KATA PENGANTAR ...................................................................... xv

HALAMAN DAFTAR ISI ..................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 6

D. Telaah Pustaka ....................................................................................... 7

E. Kerangka Teoritik .................................................................................. 11

F. Metode Penelitian ................................................................................... 14

Page 19: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

xix

G. Sistematika Pembahasan ........................................................................ 17

BAB II KERIS PUSAKA DAN SIMBOLISME MASYARAKAT ................... 19

A. Munculnya Simbol-Simbol pada Keris Pusaka ..................................... 19

B. Keris Pusaka bagi Masyarakat Modern Yogyakarta ............................. 29

C. Bertahannya Simbolisme Keris Pusaka Dalam Masyarakat ................. 35

BAB III SULTAN, KHARISMA DAN PERANAN KERIS PUSAKA ............ 39

A. Keris Pusaka dan Kekuatan Sultan Yang Diletakkan pada Dirinya ...... 39

B. Terbangunnya Kharisma Sultan Melalui Properti Politik Keris Pusaka 44

C. Keris Pusaka Sebagai Bagian dari Ageman Sultan ............................... 57

BAB IV MAKNA SOSIAL POLITIK DIBALIK KERIS PUSAKA ................ 62

A. Keris Pusaka sebagai bagian Ritual ...................................................... 62

B. Keris Pusaka Sebagai Sumber Kekuatan Sosial Politik ........................ 67

C. Keterkaitan Keris Pusaka dan Pengangkatan Seorang Sultan ............... 71

D. Simbol Keris Pusaka dan Legitimasi Sultan ......................................... 76

BAB V PENUTUP .................................................................................................. 84

A. Kesimpulan ............................................................................................ 84

B. Saran ...................................................................................................... 86

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 20: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keris adalah artefak budaya yang istimewa. Keris menjadi senjata

sekaligus karya seni yang bernilai tinggi. Nilai karya seni dari keris dapat

dilihat dari keindahan bentuk, proses pembuatan yang memerlukan waktu

lama, dan simbol yang terkandung didalamnya. Keris adalah sebuah senjata

tajam yang khas, dengan bentuk yang mengikuti sebuah model dasar.

Walaupun keris mengikuti sebuah model dasar, namun ada banyak variasi-

variasi mata pisau, gagang, sarung, dan dekorasinya. Variasi bentuk keris

dipercaya ditentukan oleh pembuat dan pendesain bentuk keris, yaitu yang

disebut empu.1 Empu tidak hanya berperan sebagai pembuat keris, tetapi ia

juga dipercaya memberikan makna simbolis dari keris yang diciptakan.

Makna simbolis dari sebuah keris pusaka ditentukan oleh makna simbolis

ritual pembuatannya, sehingga tidak semua keris merupakan keris pusaka.

Keris dengan postur pendeknya, merupakan senjata yang diciptakan

untuk pertempuran jarak dekat. Namun, keris tidak hanya digunakan sebagai

senjata jarak dekat, keris juga dipercaya sebagai senjata simbolis yang

1 Ronal P. Stride, “An Introduction to the Kris” dalam Passage Magazine,

Maret/April 2013.

Page 21: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

2

dimaksudkan sebagai senjata jiwa untuk pertempuran yang sebenarnya.2 Peran

dan fungsi keris bukan sekedar pusaka, namun keris merupakan simbolisasi

berbagai ajaran kehidupan dari para leluhur dan nenek moyang. Keberadaan

keris diliputi dengan berbagai simbol yang mengajarkan tentang berbagai

macam ajaran yang seharusnya orang Jawa jalani dalam kehidupannya.3

Keris adalah artefak yang banyak ditemukan di Asia Tenggara, seperti

di Jawa Tengah, Jawa Timur, Pulau Bali dan juga di Kerajaan Malaysia.

Benda-benda fisik yang dihasilkan dalam suatu sistem budaya tertentu

memiliki properti politik. Properti politik yang terdapat di dalam benda-benda

fisik tersebut berpengaruh terhadap dinamika sosial yang berkembang di

dalam masyarakat. Properti politik tersebut bisa berubah menjadi standar

model kekuatan sosial yang bisa digunakan oleh kelompok politik

kepentingan, birokrasi politik dan yang semacamnya.4 Keris sebagai salah

satu bentuk artefak, juga memiliki properti politik yang bisa digunakan

sebagai alat kekuatan sosial. Kharisma adalah salah satu sumber dari kekuatan

sosial. Kharisma bukan hanya sebuah kualitas dari seorang individu, tetapi

2 Ibid.

3 Nurhadi Siswanto “Metafisika Simbol Keris Jawa,” dalam Jurnal Filsafat “Wisdom,” Vol. 22, No. 1, 2012, Universitas Gadjah Mada.

4 Langdon Winner, “Do Artifacts Have Politic?” dalam Jurnal Daedalus, Vol. 109, No. 1, Winter 1980, hlm. 122.

Page 22: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

3

merupakan hubungan antara pemimpin dan pengikutnya.5 Kharisma seorang

pemimpin memiliki pengaruh yang kuat terhadap pengikutnya dan

nilai, pertimbangan-pertimbangan, dan aspirasi-aspirasi pengikutnya dari

kepentingan pribadi kepada kepentingan kolektif.6 Properti politik yang ada

seorang sultan Ngayojokarto Hadiningrat. Kharisma yang lahir dari keris

sebagai bentuk lain dari properti politik digunakan sebagai kekuatan sosial.

Kharisma dibangun oleh properti politik yang terdapat di dalam keris.

Seperti yang diungkapkan oleh Weber, istilah kharisma dapat dipakai pada

seorang individu yang memiliki kualitas yang berbeda dengan orang biasa dan

diperlakukan sebagai individu yang dikaruniai kemampuan supranatural atau

setidaknya secara khusus memiliki kekuatan.7 Keris pusaka yang dimiliki

sultan Ngayojokarto Hadiningrat memberikan simbol kepada pemiliknya

bahwa dia adalah seorang yang khusus. Keris pusaka diyakini mempunyai

kemampuan supranatural yang dapat mengakibatkan seorang yang

memilikinya diperlakukan sebagai manusia yang juga memiliki kekuatan

5 Micheal Mann, The Sources of Social Power, (Cambridge: Cambridge University

Press, 2012), hlm. 345.

6 Boas Shamir, Robert T. House, Micheal B. Arthur, “The Motivational Effects of Charismatic Leadership: A Self-Concept Based Theory”, dalam Jurnal Organization Scirnce, Vol. 4, No. 4, November, 1993, hlm. 578.

7 Max Weber, Economy and Society, (Berkeley and Los Angeles: University of California Press, 1978), hlm. 421.

juga di dalam sistem sosial. Seorang pemimpin menyatakan keinginan, nilai-

di dalam keris inilah yang kemudian memunculkan kharisma didalam diri

Page 23: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

4

supranatural. Sultan sebagai pemegang keris pusaka mendapatkan kharisma

kepemimpinan melalui properti politik yang dimiliki oleh keris pusaka.

Keris pusaka masih dipegang kuat sebagai benda yang sakral dan

senjata kerajaan. Keris pusaka dianggap lebih dari sekedar sebuah benda yang

antikdan masih dipertahankan sebagai senjata yang harus dimiliki oleh

anggota kerajaan hingga saat ini, khususnya sultan Ngayojokarto Hadiningrat.

Keris Kanjeng Kiai Jaka Piturun merupakan keris pusakasultan Ngayojokarto

Hadiningrat yang selalu diwariskan kepada raja-raja berikutnya.8 Pewarisan

keris pusaka tersebut merupakan bentuk suksesi legimasi kekuasaan politik

kepada pewaris tahta kekuasaan berikutnya. Penggunaan keris pusaka

Kasultanan Ngayojokarto Hadiningrat digunakan sebagai alat suksesi

legitimasi kekuasaan politik dikarenakan keris pusaka dipercaya memiliki

kekuatan simbolis dan memiliki sejarah besar yang berhubungan dengan

penyebaran agama Islam dan keagungan kasultanan Islam di pulau Jawa.

Penggunaan keris pusaka sebagai alat suksesi legitimasi kekuasaan

politik menunjukkan bahwa kepercayaan kepada simbol-simbol yang dibawa

oleh keris pusaka masih begitu kuat dipegang oleh masyarakat Yogyakarta

dan Kasultanan Ngayojokarto Hadiningrat. Kepercayaan akan simbol-simbol

seakan melebur dan masuk berdampingan dengan kemajuan rasionalitas

masyarakat Yogyakarta. Kepercayaan masyarakat Yogyakarta kepada simbol-

8 Prasida Wibawa, Pesona Tosan Aji, cet. Ke-1 (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2008), hlm. 66.

Page 24: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

5

simbol kejawen, termasuk juga simbol dalam keris pusaka didalam

Kasultanan Ngayojokarto Hadiningrat, memperlihatkan penghayatan mereka

pada kebudayaan kuat yang dimiliki oleh Kasultanan Ngayojokarto

Hadiningrat. Hanya saja, ketika kita mencoba membaca realitas kehidupan

yang ada, muncul berbagai hal yang menarik untuk kita pahami. Apa yang

menjadi titik temu antara keris pusaka dan legitimasi kekuasaan seorang

sultan? Bagaimana keris pusaka mempertahankan makna simbolisnya ketika

simbol di dalam keris pusaka memiliki makna politik terhadap kekuasaan

sultan? Dan mengapa masyarakat Yogyakarta masih mempertahankan

kepercayaan kepada simbol-simbol tersebut? Bukankah seharusnya

masyarakat mengalami perubahan budaya mengikuti kemajuan zaman.

menjadi permasalahan yang akan penulis jelaskan melalui skripsi ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis ungkapkan, penulis

mempunyai dugaan awal bahwa simbol keris pusaka mempengaruhi pola pikir

masyarakat untuk memperlakukan secara khusus pemilik keris pusaka,

sehingga kemudian pemilik keris pusaka dianggap memiliki kemampuan

istimewa yang akhirnya memberikan aura kharisma kepada dirinya. Oleh

karena itu, penulis mengajukan beberapa rumusan masalah yang

harus hidup di dalam masyarakat yang semakin rasional? Apakah simbol-

Beberapa hal tersebut merupakan sesuatu yang menarik untuk dikaji dan

Page 25: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

6

latar belakang yang kami paparkan di atas, maka muncul rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Apa yang menjadi keterkaitan antara keris pusaka dan legitimasi

kekuasaan seorang sultan Ngayojokarto Hadiningrat?

2. Bagaimana keris pusaka dalam Kasultanan Ngayojokarto

Hadiningrat dapat melahirkan kharisma pada diri seorang sultan?

3. Apakah simbol-simbol pada keris pusaka mempengaruhi dinamika

sosial politik?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini pada dasarnya berusaha menjelaskan suatu fenomena

sosial tentang simbol keris pusaka yang ada di Kasultanan Nyayojokarto

Hadiningrat. Namun, secara lebih mendalam sesuai dengan pokok-pokok

masalah yang dirumuskan di atas, tujuan dan manfaat penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan hubungan keterkaitan simbol keris pusaka

dengan legitimasi kekuasaan seorang sultan Ngayojokarto

Hadiningrat.

2. Untuk menjelaskan bagaimana keris pusaka mempertahankan

makna simbolisnya di dalam masyarakat yang semakin rasional.

akan membantu penulis dalam menjawab permasalah dalam skripsi ini. Dari

Page 26: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

7

3. Untuk menjelaskan alasan kepercayaan masyarakat Yogyakarta

terhadap keris pusaka.

4. Untuk mencari makna sosial dan politik yang ada di balik keris

pusaka.

Penelitian ini juga dapat memberikan manfaat kepada pengembangan

ilmu pengetahuan politik dan antropologi politik. Oleh karena itu penulis

menjabarkan manfaat penelitian sebagai berikut:

1. Memberikan wawasan baru mengenai simbol keris pusaka yang

ada di Kasultanan Ngayojokarto Hadiningrat.

2. Menyumbang khasanah pengetahuan dalam bidang ilmu politik

dan antropologi politik.

3. Memberikan paradigma baru dalam memandang simbol keris

pusaka sebagai sebuah fenomena sosial yang ada di Kasultanan

Ngayojokarto Hadiningrat.

D. Telaah Pustaka

Sejauh penelaahan yang telah dilakukan terhadap bahan-bahan

kepustakaan yang tersedia, terdapat beberapa karya tulis ilmiah yang memiliki

tema simbol artefak dan politik. Namun, belum ada satupun karya tulis ilmiah

yang secara persis meneliti simbol keris pusaka. Beberapa karya tulis ilmiah

yang berkaitan dengan keris, hanya menjelaskan tentang jenis-jenis keris.

Pembahasan keris dengan politik masih terbatas penelitian sejarah dan belum

Page 27: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

8

mengaitkan keris, dengan properti politik yang terdapat di dalam keris. Akan

tetapi ada beberapa karya tulis ilmiah yang membahas tentang simbol artefak

dan politik, namun dengan kasus dan objek penelitian yang berbeda.

Artikel Mahyudin Al-Mudra yang berjudul, “Melacak Asal-Usul Keris

dan Peranannya dalam Sejarah Nusantara,” dalam Jurnal Sari, Vol. 27, No.

1 Juni 2009, Institut Alam dan Tamadun Melayu, Universitas Kebangsaan

Malaysia. Artikel ini menggunakan pendekatan historis dalam mencari asal-

usul keris dan peranannya di Nusantara. Artikel ini mengurai keris sebagai

artefak budaya dengan menggunakan kacamata J. J. Honigman tentang

gagasannya bahwa kebudayaan termanifestasi menjadi tiga sistem, yaitu:

ideas, activities, dan artefacts. Walaupun artikel ini sudah mencoba

menjelaskan peranan keris di Nusantara, namun artikel ini belum membahas

keterkaitan keris dan simbol yang terdapat di dalamnya.9

Buku karangan G. B. Gardner yang berjudul, “Keris and Other Malay

Weapons,” Singapura, Progressive Publising Company, 1936. Buku ini

menggunakan pendekatan antropologis dalam mengupas mengenai asal-usul

adanya keris. Dalam buku ini penulis memberi mengajukan sebuah teori

bahwa keris berasal dari Malaysia. Menurut G. B Gardner keris adalah

perkembangan dari senjata yang dibuat dari tulang ikan pari oleh para nelayan

9 Mahyudin Al-Mudira “Melacak Asal-Usul Keris dan Peranannya dalam Sejarah

Nusantara,”dalam Jurnal Sari Vol. 27 No.1 (1 Juni 2009), Institut Alam dan Tamadun Melayu, Universitas Kebangsaan Malaysia.

Page 28: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

9

Malaysia. Pada awalnya keris bukanlah senjata yang baik, tapi bagi nelayan

Malaysia keris adalah senjata yang efektif. Buku ini cukup lengkap membahas

asal-usul, jenis, dan bentuk-bentuk dari keris, namun buku ini belum

menganalisis keris dan simbol dari sudut pandang politik. Hanya saja, buku

ini sudah memberikan contoh legenda-legenda ketakhayulan dari keris.10

Artikel Nurhadi Siswanto yang berjudul, “Metafisika Simbol Keris

Jawa,” dalam jurnal Filsafat “Wisdom,” Vol. 22, No. 1, 2012, Universitas

Gadjah Mada. Artikel ini menggunakan pendekatan filosofis dalam

membahas makna simbol metafisika keris di dalam masyarakat Jawa. Artikel

ini menjelaskan bahwa ada tiga macam tingkat pemahaman masyarakat

terhadap simbol keris. Tiga macam tingkat pemahaman oleh artikel ini

diklasifikasikan berdasarkan golongan masyarakat, yaitu: masyarakat Jawa

golongan awam, masyarakat Jawa Golongan Khusus, dan masyarakat Jawa

golongan baru. Ketiga golongan tersebut memandang makna simbolisme keris

secara berbeda. Artikel ini memang membahas tentang simbol keris pusaka,

namun artikel ini lebih khusus membahas simbol kersi dalam kehidupan

masyarakat Jawa. Artikel ini belum membahas simbol keris dalam kajian

politik.11

10 G. B. Gardner, Keris and Other Malay Weapon, cet. Ke-2 (Singapore, Killiey

Company: Progressive Publising Company, 1936).

11 Nurhadi Siswanto “Metafisika Simbol Keris Jawa,” Vol. 22, No. 1, 2012, Universitas Gadjah Mada.

Page 29: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

10

Penelitian Febrian Wisnu Adi yang berjudul, “Keris Kamardikan

Surakarta Kajian Estetis dan Historis,” Lembaga Penelitian Institut Seni

Indonesia Yogyakarta, 2012, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Penelitian

ini menerangkan tentang bentuk estetis dari keris, dimana keris dipandang

memiliki nilai estetika dan merupakan karya seni. Selain itu, penelitian ini

juga menjelaskan tentang latarbelakang sejarah munculnya keris, khususnya

keris Kamardikan di Surakarta. Didalam penelitian ini, simbolisasi keris

sedikit dibahas, sebagai simbolisasi hidup yang baik, etika, moral, agama dan

Negara. Namun, penelitian ini tidak secara khusus menyinggung simbol keris

sebagai simbolisasi Negara. Sudut pandang politik dari keris tidak begitu

dibahas didalam penelitian ini.12

Berbeda dengan beberapa karya ilmiah diatas, penulis akan

mengangkat keris pusaka dalam kaitannya dengan simbol politik yang

terdapat di dalamnya. Tema ini sangat menarik untuk dikaji, karena berupaya

mendiskusikan bagaimana keris pusaka mempertahankan eksistensi di dalam

masyarakat Yogyakarta dan implikasinya terhadap kehidupan politik

Kasultanan Ngayojokarto Hadiningrat.

12 Febrian Wisnu Adi “Keris Kamardikan Surakarta Kajian Estetis dan Historis”

dalam Penelitian Lembaga Penelitian Institut Seni Indonesia Yogyakarta, 2012.

Page 30: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

11

E. Kerangka Teori

Melihat fenomena sosial antara keris pusaka dan simbol kekuasaan

Kasultanan Ngayojokarto Hadiningrat, saya menggunakan teori interaksi

simbolik sebagai mata pisau analisis dalam penulisan skripsi ini. Melalui teori

interaksi simbolik, saya beranggapan fenomena yang diangkat mampu

dianalisis secara lebih dalam, karena keterkaitan keris pusaka dengan

kharisma dan legitimasi kekuasaan berawal dari interaksi simbolik yang

terjadi dalam masyarakat.

Teori interaksi simbolik menjelaskan bahwa dalam menganalisis

masyarakat dapat dilakukan dengan cara mengamati makna subjektif yang

orang bebankan pada objek, peristiwa dan perilaku. Orang berperilaku

berdasarkan pada apa yang mereka percaya, bukan hanya pada apa yang

secara objektif benar. Interaksi simbolik memandang makna sebagai sesuatu

yang secara terus-menerus mengalami modifikasi melalui interaksi sosial.

Orang menafsirkan perilaku satu sama lain dan interpretasi ini membentuk

ikatan sosial.13 Teori ini sangat cocok digunakan untuk meneliti masyarakat

Yogyakarta karena mereka memiliki bahasa, tingkah laku dan memandang

sesuatu hal dengan penuh syarat akan simbol-simbol. Masyarakat Yogyakarta

berperilaku pada hal yang mereka percaya, seperti halnya kepercayaan mereka

13 Margaret L. Andersen and Howard F. Taylor, Sociology the Essentials:

Understanding a Diversity, cet. Ke-4 (United States of America: Thomson Wadsworth, 2008), hlm. 22.

Page 31: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

12

kepada keris pusaka, dimana keris pusaka dianggap memiliki kekuatan

supranatural. Interaksi simbolik berupaya mengupas interpretasi/tafsiran yang

masyarakat Yogyakarta berikan kepada keris pusaka. Penafsiran ini bisa

disebut dengan “definisi situasi.”14

Meminjam istilah weber tentang kharisma, kharisma dapat dipakai

pada individu yang memiliki kualitas yang berbeda dengan orang biasa dan

diperlakukan sebagai individu yang dikaruniai kemampuan supranatural atau

setidaknya secara khusus memiliki kekuatan.15 Seseorang mendapat perlakuan

sebagai individu berkharisma karena diperlakukan secara khusus dengan dia

dianggap memiliki kekuatan khusus melalui hubungan sosial. Artinya

kharisma merupakan implikasi dari hubungan sosial pengikutnya. Melalui

interaksi sosial yang terjadi di dalam kehidupan pengikutnya, terbentuklah

anggapan bahwa pemimpin memiliki kekuatan khusus yang menjadikannya

berkharisma. Dalam konteks Kasultanan Ngayojokarto Hadiningrat, keris

pusaka menjadi benda yang membentuk anggapan bahwa seorang sultan

memiliki kekuatan khusus. Anggapan seorang pemimpin memiliki kekuatan

khusus ini terus terpelihara karena adanya interkasi simbolik, yang melibatkan

bahasa, pemikiran, makna, simbol yang dibagi, dan aksi sosial. Bahasa dan

makna adalah pusat dari semuanya, yaitu bahwa simbol yang signifikan dan

14Ibid., hlm. 19.

15 Max Weber, Economy and Society, hlm. 421.

Page 32: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

13

terbagi merupakan bahasa yang menimbulkan pemikiran yang akhirnya

berkontribusi terhadap keadaan diri sosial, yang pada gilirannya mungkin

terjadi hanya melalui interaksi sosial.16 Oleh karena itu ada keterkaitan antara

artefak sebagai benda yang memiliki properti politik, interaksi simbolik yang

terus berkembang, dan kharisma yang lahir dari artefak dan interaksi sosial.

Dalam menganalisis legitimasi kekuasaan Islam dalam Kasultanan

Ngayojokarto Hadiningrat dan keterkaitanya dengan objek penelitian,

digunakan teori Sadr al-Din al-Shirazi atau dikenal juga sebagai Mulla Sadra

tentang metafisika kekuasaan. Dalam konsep yang Sadr al-Din al-Shirazi

tawarkan, legitimasi kekuasaan memiliki keterkaitan dengan sumber sesuatu

yang sepenuhnya lain, yaitu “alam ghaib” (al-‘alam al’ghayb), dan tidak

dibentuk oleh “alam indrawi” (al-‘alam al-mahsus) atau “alam nyata” (al-

‘alam al-shahada) yang hal itu secara jasmani.17 Ini berarti bahwa legitimasi

kekuasaan memiliki keterkaitan dengan nilai-nilai ketuhanan yang

diperlihatkan melalui berbagai macam cara untuk menyatakan sebuah relasi

yang nyata dengan sesuatu yang “tak terlihat” dalam konsep ketuhanan.

Melalui kerangka teori yang dipakai dalam penelitian ini, menjadikan

permasalahan keris pusaka, kharisma sultan dan legitimasi kekuasaan dalam

16 Becker, Howard Saul, Symbolic Interaction and Cultural Studies, cet. Ke-7

(Chicago: The Uviversity of Chicago Press, 1999), hlm. 244.

17 Gerhard Bowering, The Princeton Encyclopedia of Islamic Political Thought, (Princeton, Oxford: Princeton University Press, 2013), hlm. 378.

Page 33: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

14

Kasultanan Ngayojokarto Hadiningrat menjadi penting untuk dianalisis dan

didiskusikan.

F. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan model penelitian kualitatif, yang

memfokuskan pada usaha untuk menggali nilai-nilai atau hakikat yang

terkandung dalam suatu fenomena sosial.18

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian

lapangan (Field research). Penelitian lapangan peneliti harus

terjun langsung ke lapangan penelitian, terlibat dengan

masyarakat. Terlibat dengan pastisipan atau masyarakat berarti

turut merasakan apa yang mereka rasakan dan sekaligus

mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang situasi

setempat. Peneliti harus memiliki pengetahuan kondisi, situasi

dan pergolakan hidup partisipan dan masyarakat yang diteliti.19

2. Sifat penelitian

18 Hamid patilima, Metode Penelitian Kualitatif, cet. ke-4 (Bandung: Alfabeta,

2013), hlm. 1.

19 J. R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan Keunggulan, (Jakarta: PT. Grasindo, 2010), hlm. 9.

Page 34: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

15

Penelitian ini bersifat deskriptif-analitik, yaitu penelitian

dengan memaparkan dan menjelaskan data yang berkaitan

dengan pokok pembahasan, kemudian dikaji dan selanjutnya

dianalisis menggunakan kerangka teori yang dibangun.

3. Pendekatan masalah

Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan antropologi sosial. Antropologi sosial disebut

juga generalizing approach yang mengkaji tentang prinsip-

prinsip persamaan di belakang aneka ragam masyarakat dan

kebudayaannya dari kelompok-kelompok manusia di dunia.20

Dengan menggunakan pendekatan ini, penulis akan memandang

kebudayaan masyarakat Yogyakarta dengan kepercayaannya

kepada simbol keris pusaka yang memiliki sistem kebenaran

sendiri. Pendekatan antropologi menggunakan model etnografi,

model etnografi adalah penelitian untuk mendeskripsikan

kebudayaan sebagaimana adanya. Model ini berupaya

mempelajari peristiwa cultural, yang menyajikan pandangan

hidup subjek sebagai objek studi.21

20 Nur Syam, Madzab-Madzab Antropologi, cet. Ke-1 (Yogyakarta: LKiS

Yogyakarta, 2007), hlm. 5.

21 Suwardi Endraswara, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasi, (Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2006), hlm. 207.

Page 35: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

16

4. Sumber data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data

primer dan data sekunder. Data primer adalah data atau

keterangan yang diperoleh peneliti secara langsung dari

sumbernya. Data sekunder adalah data yang berupa dokumen,

literature-literatur, dan tulisan-tulisan yang dipublikasikan.

Data primer, akan penulis dapatkan dari penelitian

lapangan langsung di masyarakat Yogyakarta. Objek penelitian

langsung adalah orang-orang yang memiliki keterkaitan

denganKasultanan Ngayojokarto Hadiningrat, empu pembuat

keris pusaka, dan masyarakat Yogyakarta secara umum.

Sedangkan untuk sumber data sekunder yang berkaitan dengan

penelitian ini adalah, literature Kasultanan Ngayojokarto

Hadiningrat, dan dokumentasi di Museum Keris.

5. Analisis data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode Induktif, yaitu pola berfikir dimulai dari

prinsip-prinsip yang khusus dan diaplikasikan kepada yang

umum, atau proses yang berlangsung dari fakta ke teori. Metode

induktif melalui empat langkah yaitu, pengamatan atas data,

Page 36: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

17

wawasan atas struktur data, perumusan hipotesis, dan pengujian

hipotesis.22

G. Sistematika pembahasan

Untuk memberikan gambaran secara mudah dan jelas mengenai

pembahasan penelitian, penyusun menggunakan sistematika dengan membagi

pembahasan sebagai berikut: Bab I pendahuluan meliputi latar belakang

masalah yang kemudian dirumuskan pokok masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, telaah pustaka yang menguraikan beberapa kajian terdahulu yang

ada relevansinya dengan pembahasan yang dapat menjadi pedoman bagi

penelusuran penelitian ini, selanjutnya disusul dengan pembahasan kerangka

teoretik yang bekerja di dalam penelitian, dilanjutkan dengan metode yang

digunakan dalam penelitian dan dikhiri dengan sistematika pembahasan. Bab

II, berisi pembahasan mengenai keris pusaka dan simbolisme masyarakat

terhadap keris pusaka. Dalam bab ini dijabarkan bagaimana simbol-simbol

pada keris pusaka muncul, juga menjelaskan bagaimana masyarakat

Yogyakarta memandang simbol-simbol keris pusaka, serta bagaimana simbol

keris pusaka mampu bertahan di dalam masyarakat Yogyakarta modern yang

semakin rasional.Bab III, berisi pemaparan mengenai kharisma seorang sultan

dan keterkaitannya dengan keris pusaka. Untuk bisa menjelaskan keterkaitan

22 Kushartanti dkk, Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik, (Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2002), hlm. 10.

Page 37: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

18

antara sultan, kharisma, dan keris pusaka, penulis akan menjelaskan terlebih

dahulu mengenai kekuatan sultan yang diletakkan oleh masyarakat kepada

dirinya, kemudian menjelaskan mengenai terbangunnya kharisma dalam diri

seorang sultan dan serta menjelaskan konsep keris pusaka sebagai ageman

seorag sultan Ngayojokarto Hadiningrat. Bab IV, didalam bab ini akan

dijelaskan mengaenai makna sosial politik yang ada di balik keris pusaka.

Dalam menjelaskan makna tersebut, pertama-tama penulis akan menjelaskan

keris pusaka sebagai bagian dari ritual yang ada di dalam Kasultana

Ngayojokarto Hadiningrat, setelah itu menjelaskan bagaimana keris bisa

menjadi sumber kekuatan sosial politik dalam sebuah kekuasaan sultan,

selanjutnya menjelaskan mengenai keterkaitan keris pusaka dengan

pengangkatan seorang sultan, dan terakhir menjelaskan simbol keris pusaka

dan legitimasi seorang sultan. Terakhir adalah Bab V, berisikan tentang

kesimpulan terhadap hasil analisis, serta memuat saran-saran yang kiranya

relevan dan diperlukan untuk menunjang penelitian ini.

Page 38: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

84

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manusia jawa meletakkan simbolisme filsafat hidup melalui artifak yang

dihasilkan oleh kebudayaan mereka. Keris merupakan artifak yang dihasilkan

oleh manusia Jawa dan mereka meletakkan simbolisme filsafat hidup

pembentukan makna bersama yang terjadi dalam masyarakat Jawa. Simbolisasi

pada keris pusaka mempertimbangkan makna bersama yang ada di dalam sistem

budaya. Dalam sistem budaya Jawa, makna-makna dalam kehidupan sehari-hari

biasa diungkapkan melalui bahasa visual atau membahasakan makna secara

visual. Mengungkapkan atau meletakkan makna dalam bahasa visual akan

melahirkan klasifikasi-klasifikasi tertentu yang dipakai dalam simbolisasi keris

pusaka.

Simbolisasi keris pusaka juga berpengaruh terhadap kekuatan sultan yang

diletakkan kepada dirinya. Kekuatan sultan yang diletakkan kepada dirinya

adalah ketaatan rakyat Kasultanan Ngayojokarto Hadiningrat. Kekuatan sultan

untuk mempertahankan ketaatan dan kepercayaan rakyatnya dipengaruhi oleh

beberapa saran mengenai problematika yang telah dikemukakan pada bab-

bab sebelumnya, yaitu sebagai berikut.

didalamnya. Simbol pada keris merupakan konsekuensi dari proses sosial

Pada bagian akhir penulisan skripsi ini dapat ditarik beberapa kesimpulan dan

Page 39: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

85

keris pusaka yang menjadi ageman seorang sultan Ngayojokarto Hadiningrat.

Masyarakat meletakkan kekuatan-kekuatan yang mereka percayai dari sebuah

keris pusaka yang ada di Kasultanan Ngayojokarto Hadiningratkepada seorang

sultan Kasultanan Ngayojokarto Hadiningrat. Selain itu, pusaka merupakan

bagian penting dari kekuasaan sebuah pemerintahan ditanah Jawa, begitu juga

Pusaka Keris yang dimiliki oleh Kasultanan Ngayojokarto Hadiningrat. Ada

kepercayaan bahwa tanpa pusaka-pusaka Kasultanan seorang sultan tidak akan

memperoleh kepercayaan dan kesetiaan rakyat. Dengan demikian seorang sultan

itu tidak akan sanggup memerintah kerajaan. Akan tetapi tanpa adanya seorang

manusia yang bertindak sebagai seorang sultan, pusaka-pusaka tersebut tentu tak

akan mampu menunjukkan kekuatan magis yang menyangkut kearifan

negarawan, mendatangkan kebahagiaan dalam pemerintahan, harmoni dan

kemakmuran bagi rakyatnya. Hal ini merupakan bukti tentang ketaatan rakyat

Kasultanan Ngayojokarto Hadiningrat yang utuh kepada pewaris tahta yang sah

dan tetap menunjukkan kekuatannya dengan tetap berkuasa.

Proses terbangunnya kharisma seorang sultan tergantung bagaimana seorang

atau masyarakat Ngayojokarto Hadiningrat memaknai objek sultan dan objek

keris pusaka melalui proses intrepretasi dalam diri dengan mempertimbangkan

dasar makna yang meliputi cerita rakyat dan sejarah masa lalu yang ada di

wilayah Ngayojokarto Hadiningrat, dasar makna yang berasal dari pengetahuan

rakyat tentang sistem kekuasaan Kasultanan Ngayojokarto Hadiningrat, dan

dasar makna yang berasal dari artifak pusaka yang dimiliki oleh

Page 40: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

86

KasultananNgayojokarto Hadiningrat sebagai benda simbolik yang memiliki

makna bagi rakyat Kasultanan Ngayojokarto Hadiningrat.

Melalui proses intrepretasi dalam diri yang terjadi pada tiap peserta ritual,

ritual menjadi saluran efektif bagi pemerintah dan masyarakat dalam

meneguhkan kembali makna-makna diri mereka dalam sistem sosial dan politik.

Dan ketika keris pusaka menjadi bagian dari ritual di Ngayojokarto Hadiningrat,

dia bisa menjadi media untuk menguatkan kembali kepercayaan kepada nilai-

nilai simbolisme yang ada di dalam keris pusaka dan yang ada di dalam

masyarakat secara umum. Keris pusaka memang menjadi alat simbolisasi

legitimasi kekuasaan seorang sultan, tetapi tetap bahwa penetapan pengangkatan

seorang sultan Ngayojokarto Hadiningrat sebenarnya berlandaskan pakem ngarso

dalem yang telah ditetapkan. Jika toh seorang sultan tidak memegang keris

pusaka bukan berarti dia tidak lagi menjadi sultan, semua tergantung kepada

pakem dan tata kelola administrasi yang ada didalam Ngarso Dalem.

B. Saran

Simbolisme yang ada didalam keris pusaka seharusnya tetap dipertahankan

walaupun masyarakat mengalami perkembangan yang pesat dalam era modern

saat ini. Simbol keris pusaka merupakan kekayaan budaya yang digunakan

sebagai filsafat hidup orang Jawa, dan karenanya nilai-nilai keluhuran dari

manusia Jawa terbentuk. Dengan peran vital simbol-simbol kebudayaan termasuk

juga simbol pada keris pusaka, kharakter budaya ketimuran bisa tetap dijaga oleh

Page 41: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

87

masyarakat Jawa. Hal yang kemudian diperlukan adalah bagaimana kita bisa

tetap menjaga dan melestarikan budaya, termasuk simbol-simbol keris pusaka

agar dia tidak punah dan tetap membentuk kharakter bangsa yang ketimuran.

Page 42: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

DAFTAR PUSTAKA

A. Al-Qur’an

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: CV. DarusSunnah, 2002.

B. Buku

Andersen, Margaret L. dan Howard F. Taylor, Sociology the Essentials:Understanding a Diversity, United States of America: ThomsonWadsworth, 2008.

Anshoriy, Nasruddin, Neo Patriotisme: Etika Kekuasaan dalam KebudayaanJawa, Yogyakarta: LkiS Yogyakarta, 2008.

Asshiddiqie, Jimly, Islam dan Kedaulatan Rakyat, (Jakarta: Gema InsaniPress, 1995), hlm. 28-29.

Becker, Howard saul, Symbolic Interaction and Cultural Studies, Chicago:The Uviversity of Chicago Press, 1999.

Blumer, Herbert, Symbolic Interactionism, Berkeley, Los Angeles, London:University of California Press, 1989.

Bowering, Gerhard, The Princeton Encyclopedia of Islamic Political Thought,Princeton, Oxford: Princeton University Press, 2013.

Condra, Jill (ed.), Encyclopedia of National Dress: Traditional ClothingAround the World, Santa Barbara, Denver, Oxford: ABC-CLIO.

Dalewski, Zbigniew, Ritual and Politics: Writing the History of a DynasticConflict in Medieval Poland, Leiden, Boston: Brill, 2008.

Endraswara, Suwardi, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan:Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasi, Yogyakarta: Pustaka Widyatama,2006.

Galvan, Javier A. (ed.), They Do What?: A Cultural Encyclopedia ofExtraordinary and Exotic Customs From around the World, SantaBarbara, Denver, Oxford: ABC-CLIO.

Page 43: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

Gardner, G. B., Keris and Other Malay Weapon, cet. Singapore, KillieyCompany: Progressive Publising Company, 1936.

Giddens, Anthony, Social Theory and Modern Sociology Standford: StandfordUniversity Press, 1987.

Haryanto, Sindung, Dunia Simbolik Orang Jawa, Yogyakarta:Kepel Press,2013.

Kemenbudpar RI, Keris dalam Perspektif Keilmuan, Jakarta: Kemenbudpar,2011.

Kushartanti dkk, Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami LinguistikJakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002.

Laksana, Albertus Bagus, Muslim and Catholic Pilgrimage Practices:Exploration Through Java, Burlington: Ashgate Publishing Company,2014.

Lewis, Bernard, The Political Language of Islam, Chicago and London: TheUniversity of Chicago Press, 1988.

Mann, Micheal, The Sources of Social Power, Cambridge: CambridgeUniversity Press, 2012.

Mukjana, Slamet, Runtuhnya Kerajaan Hindu – Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara, Yogyakarta: LKis, 2007.

Nanda dan Warms, Cultural Anthropology, Belmont: Wadsworth, 2011.

Patilima, Hamid, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2013.

Petrakis, Panagiotis E., Culture, Growth and Economic Policy Athens:Springer, 2014.

Pulungan, Suyuti, Fiqh Siyasah: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran,(Jakarta: PT.Raja rasindo Persada, 1999), hlm. 48.

Raco, J. R., Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik danKeunggulan, Jakarta: PT. Grasindo, 2010.

Safri, Regina, Membidik Peristiwa Jadi Berita, Yogyakarta: Galangpress,2011.

Page 44: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

Schiffer, Michael Brian (ed.), Anthropological Perspectives on TechnologyAlbuquerque: Amerind Foundation, 2001.

Shally, Michael dan Jensen (ed.), American Political Culture: AnEncyclopedia, Santa Barbara, Denver: ABC-CLIO, 2015.

Simbolon, Rarakitri T., Menjadi Indonesia, Jakarta: PT Kompas MediaNusantara.

Smith, Philip (ed.), The New American Cultural Sociology Cambridge:Cambridge University Press, 1998.

Soemanto, Bakdi, Cerita Rakyat Dari Yogyakarta 3, Jakarta, Gradindo: 2003.

Soemardjan, Selo, Perubahan Sosial di Yogyakarta, Jakarta: KomunitasBambu, 2009.

Surbakti, Ramlan, Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Grasindo, 1992.

Syam, Nur, Madzab-Madzab Antropologi, Yogyakarta: LKiS Yogyakarta,2007.

Twomey, Anne, The Constitution of New South Wales, Leichhardt, Sydney:The Federation Press.

Ulung, Gagas, Go Traditional: 100 Sanggar Seni, Artshop, Bengkel KerajinanBertradisi di Jogja dan Solo, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2002.

Weber, Max, Economy and Society, Berkeley and Los Angeles: University ofCalifornia Press, 1978.

Weber, Max, On Charisma and Institutional Building, Chicago, London: TheUniversity of Chicago Press, 1968.

Wibawa, Pradisa, Tosan Aji: Pesona Jejak Prestasi Budaya, Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama, 2008.

Wijayatno, Waluyo, Unggul Sudrajat (ed.), Keris dalam Perspektif Keilmuan,Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Pepublik Indonesia,2011.

Womack, Mari, Symbols and Meaning: A concise Introduction New York:AltaMira Press, 2005.

Page 45: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

C. Jurnal

Shamir, Boas Robert T. House, Micheal B. Arthur, “The Motivational Effectsof Charismatic Leadership: A Self-Concept Based Theory”, dalamJurnal Organization Scirnce, Vol. 4, No. 4, November, 1993.

Winner, Langdon, “Do Artifacts Have Politic?” dalam Jurnal Daedalus, Vol.109, No. 1, Winter 1980.

Al-Mudira, Mahyudin, “Melacak Asal-Usul Keris dan Peranannya dalamSejarah Nusantara,”dalam Jurnal Sari Vol. 27 No.1 (1 Juni 2009),Institut Alam dan Tamadun Melayu, Universitas Kebangsaan Malaysia.

Siswanto, Nurhadi, “Metafisika Simbol Keris Jawa,” dalam Jurnal Filsafat“Wisdom,” Vol. 22, No. 1, 2012, Universitas Gadjah Mada.

D. Skripsi/Thesis/Research

Adi, Febrian Wisnu, “Keris Kamardikan Surakarta Kajian Estetis danHistoris” dalam Penelitian Lembaga Penelitian Institut Seni IndonesiaYogyakarta, 2012.

E. Koran dan Majalah

Stride, Ronal P., “An Introduction to the Kris” dalam Passage Magazine,Maret/April 2013.

F. Kamus

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa IndonesiaJakarta: Kemendikbud, 1998.

G. Wawancara

Wawancara dengan Mbah Yasin, penjual akik dan keris pusaka pasarKlitikan, Jln. Hos Cokroaminoto, Kuncen, Yogyakarta, tanggal 9 September2015.

Wawancara dengan Bapak Sunaryo, Keturunan Sultan Hamengkubuwono IV,19 Mei 2016.

Wawancara dengan Empu Sungkowo Harumbrodjo, Gatak, DesaSumberagung, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, tanggal 6Januari 2016.

Page 46: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

H. Acara Diskusi

Empu Toto Brojodiningrat dalam acara Macapat Syafaat dan Kiai Kanjeng,Komplek TK IT Alhamdulillah, Taman Tirto, Kasihan, Bantul,Yogyakarta, tanggal 17 Januari 2015.

I. Observasi

Oservasi masyarakat Yogyakarta disekitar Keraton Ngayojokarto Adiningrat.

J. Naskah Manuskrip

Widya Budaya, No. E. 44 (YKM/W-355), 1854, Layanan Manuskrip danPerpustakaan Sonobudoyo Yogyakarta.

Page 47: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

Lampiran I

DAFTAR TERJEMAHAN

No. Hlm FootNote

Terjemahan

BAB IV

1. 74 104 Sesungguhnya Aku telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Aku telah menghiasi langit itu bagiorang-orang yang memandang(nya), (16) Aku menjaganyadari setiap syaitan yang terkutuk, (17) kecuali syaitan yangmencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) laludia dikejar oleh semburan api yang terang (18).

Page 48: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

Lampiran II

BUKTI WAWANCARA, DISKUSI, OBSERVASI DAN FOTO

Wawancara dengan empu Sungkowo Harumbrodjo, Gatak, Desa

Sumberagung, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, tanggal 6 Januari 2016.

Diskusi tentang keris pusaka oleh empu Toto Brojodiningrat dalam acara

Macapat Syafaat dan Kiai Kanjeng, Komplek TK IT Alhamdulillah, Taman Tirto,

Kasihan, Bantul, Yogyakarta, tanggal 17 Januari 2015.

Lampiran II

BUKTI WAWANCARA, DISKUSI, OBSERVASI DAN FOTO

Wawancara dengan empu Sungkowo Harumbrodjo, Gatak, Desa

Sumberagung, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, tanggal 6 Januari 2016.

Diskusi tentang keris pusaka oleh empu Toto Brojodiningrat dalam acara

Macapat Syafaat dan Kiai Kanjeng, Komplek TK IT Alhamdulillah, Taman Tirto,

Kasihan, Bantul, Yogyakarta, tanggal 17 Januari 2015.

Lampiran II

BUKTI WAWANCARA, DISKUSI, OBSERVASI DAN FOTO

Wawancara dengan empu Sungkowo Harumbrodjo, Gatak, Desa

Sumberagung, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, tanggal 6 Januari 2016.

Diskusi tentang keris pusaka oleh empu Toto Brojodiningrat dalam acara

Macapat Syafaat dan Kiai Kanjeng, Komplek TK IT Alhamdulillah, Taman Tirto,

Kasihan, Bantul, Yogyakarta, tanggal 17 Januari 2015.

Page 49: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

Observasi museum Sonobudoyo, Jl. Pangurakan No. 6, Gondomanan,

Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, tanggal 27 Juli 2015.

Tabel mekanisme proses pembuatan sebuah keris oleh empu Sungkowo Harumbrojo.

Page 50: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

Lampiran III

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

Pertanyaan penelitian yang disusun sebagai panduan wawancara dan

observasi dalam menggali data pada responden. Pertanyaan penelitian ini disusun

berdasarkan pada prinsip kerja etnografi yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu

kebudayaan untuk mendapatkan pandangannya mengenai dunianya.

1. Dapatkah anda menggambarkan suasana dalam proses pembuatan keris

pusaka? (pertanyaan grand tour)

2. Dapatkah anda menceritakan kepada saya semua hal yang terjadi ketika

dalam proses pembuatan keris pusaka? (pertanyaan grand tour)

3. Dapatkah anda memberi saya contoh tentang salah satu simbol keris

pusaka? (pertanyaan contoh)

4. Anda pasti memiliki pengalaman dalam dunia perkerisan, dapatkah anda

memberitahu saya tentang beberapa pengalaman yang anda miliki selama

anda bekerja sebagai seniman pamor keris? (pertanyaan pengalaman)

5. Adakah jenis-jenis pamor dan makna tiap pamor tersebut? (pertanyaan

bahasa asli)

6. Bagaimana bentuk pamor dan jenis-jenisnya memiliki simbol-simbol

tertentu? (pertanyaan bahasa asli)

Page 51: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

7. Apakah seorang sultan memiliki keris pusaka? apakah keris pusaka sultan

memiliki kekuatan (sesuai dengan kepercayaan masyarakat)?

8. Adakah pusaka sultan selain keris pusaka tersebut? (pertanyaan

pembuktian domain)

9. Apakah simbol-simbol keris memiliki keterkaitan dengan agama Islam?

(pertanyaan pembuktian istilah tercakup)

10. Apakah ritual-ritual dalam Kasultanan melibatkan keris dalam

prosesinya? (pertanyaan pembuktian istilah tercakup)

11. Apakah nilai-nilai keislaman merupakan salah satu dasar dalam

simbolisasi keris? (pertanyaan pembuktian istilah tercakup)

12. Siapa saja orang yang memakai (ngagem) keris?

13. Apakah semua keris pusaka sultan merupakan pusaka yang berpengaruh

kepada kepemimpinan seorang sultan? (pertanyaan pembuktian hubungan

semantik)

14. Mana dari keris pusaka sultan yang memiliki pengaruh terbesar terhadap

kekuasaan seorang sultan?

Page 52: SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS …digilib.uin-suka.ac.id/22463/1/11370078_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR... · mengkaji tentang prinsip-prinsip persamaan dibelakang aneka

Lampiran IV

CURRICULUM VITAE

Nama : Burhan Nur Hakim

Tempat/Tgl. Lahir : Kebumen, 03 Agustus 1992

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat : Kedungwinangun RT. 01 RW. 06, Klirong, Kebumen, JawaTengah.

Ayah : Luswari

Ibu : Murtiningsih

Saudara : Miftahul Huda

Arif Rahman

Misbah Nasirudin

Nisa Darojat

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan Formal

1. SDN 3 Kedungwinangun, Klirong, Kebumen, Lulus 20042. MTs N Kebumen I, Kebumen, Lulus 20073. MAN 2 Kebumen, Kebumen, Lulus 20114. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011-Sekarang