siti sulanjari nim: 1113025100050 program studi ilmu...

117
IMPLMENTASI KODE ETIK PUSTAKAWAN DI LINGKUNGAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) oleh: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2017 M

Upload: doancong

Post on 11-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

IMPLMENTASI KODE ETIK PUSTAKAWAN DI LINGKUNGAN UIN

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

oleh:

SITI SULANJARI

NIM: 1113025100050

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1439 H/2017 M

Page 2: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan
Page 3: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan
Page 4: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan
Page 5: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

i

ABSTRAK

Siti Sulanjari (1113025100050), Implementasi Kode Etik Pustakawan di

Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi di bawah bimbingan

Fahma Rianti, M.Hum. Jakarta: Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas

Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi kode etik

pustakawan dan kendala dari implementasi kode etik pustakawan. Metode

penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Sampel penelitian ini adalah pustakawan fungsional UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dengan total 25 orang, sedangkan Penarikan sampel menggunakan total

sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kajian kepustakaan dan

angket/kuesioner. Pengolahan data menggunakan rumus persentase sederhana.

Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwa (1) pustakawan cukup baik dalam

mengimplementasikan kode etik pustakawan dari aspek sikap dasar pustakawan,

hubungan dengan pemustaka, hubungan dengan pustakawan, dan hubungan

dengan perpustakaan. Selain itu pustakawan juga kurang baik dalam

mengimplementasikan kode etik pustakawan dari aspek hubungan pustakawan

dengan organisasi dan hubungan pustakawan dengan masyarakat. (2) kendala-

kendala yang dihadapi dalam implementasi kode etik pustakawan di lingkungan

UIN Syarif Hidayatullah adalah kurangnya sosialisasi. Selain itu kendala lainnya

yaitu kode etik kalah dengan kebijakan. Sanksi terhadap pelanggaran kode etik

tidak tegas. Pustakawan belum melihat kode etik pustakawan baik lisan maupun

tulisan. Kode etik pustakawan tidak konsisten dalam pelaksanaannya.

Kata Kunci: Kode Etik, Pustakawan, Profesi, Perpustakaan Perguruan Tinggi.

Page 6: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

atas kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Shalawat serta salam penulis

sampaikan bagi junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan

sahabatnya. Karena, berkat rahmat dan pertolongan-Nya penulis dapat

menghadapi segala kendala dan menyelesaikan skripsi berjudul “Implementasi

Kode Etik Pustakawan di Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terdapat banyak kekurangan dan

keterbatasan ilmu yang dimiliki, sehingga skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun tentunya

penulis butuhkan dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Dalam pelaksanaan

penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu perpustakaan

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Fahma Rianti, M.Hum, selaku Dosen pembimbing Skripsi yang telah

Page 7: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

iii

berkenan meluangkan waktu, tenaga, masukan, ilmu, serta kesabaran

selama proses penulisan skripsi ini.

5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah

mencurahkan ilmunya yang sangat bermanfaat bagi masa depan penulis

nantinya.

6. Seluruh pustakawan di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah jakarta yang

telah bersedia memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

7. Bapak T. Syamsul Bahri, SH, M.Si selaku Ketua I Ikatan Pustakawan

Indonesia (IPI) yang telah memberikan ilmu dan informasinya dalam

penelitian penulis.

8. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun

materil kepada penulis. Terimakasih juga atas didikan, bimbingan, dan

pengorbanannya sampai saat ini. Kesabaran dan untaian do’a yang tak

pernah putus yang mereka berikan untuk penulis hingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman “kejers” tercintah dan seperjuangan, Hilda Safitri,

Fathiyatul Rizkiyah, Tia MW, Fitri Vebiyanti, Novi Anggraini, Putri

Wulandari, Gadis Shela Mutia, Najema Farhani, Riska Meidiana, Muthia

Marisda Nihda, Mega Apriani. Terimakasih pula kepada seluruh teman-

teman Jurusan Ilmu Perpustakaan 2013 terutama IPI B yang telah

bersama-sama berjuang menyelesaikan kuliah S1, semoga sukses untuk

kita semua. Amin.

Page 8: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

iv

10. Teman-teman KKN Better yang banyak memberikan pengalaman selama

KKN.

11. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi, yang tidak dapat diucapkan satu persatu, hanya do’a dan ucapan

terimakasih yang dapat penulis sampaikan. Semoga Allah SWT

membalas segala amal kebaikan kepada semua pihak yang telah

membantu penulis. Amin.

Page 9: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

v

DAFTAR ISI

ABTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ....................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 6

D. Definisi Istilah ........................................................................................ 7

E. Sistematika Penulisan ............................................................................ 8

BAB II TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Perguruan Tinggi ............................................................. 10

1. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi ....................................... 10

2. Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi ............................................ 11

3. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi ........................... 13

B. Etika ....................................................................................................... 16

1. Pengertian Etika ................................................................................. 16

C. Profesi .................................................................................................... 17

1. Pengertian Profesi .............................................................................. 17

2. Ciri-Ciri profesi ................................................................................. 18

D. Etika Profesi ........................................................................................... 20

1. Prinsip-Prinsip Etika Profesi ............................................................. 20

E. Kode Etik ............................................................................................... 22

F. Pustakawan ............................................................................................. 24

G. Kode Etik Pustakawan ........................................................................... 30

Page 10: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

vi

H. Substansi Kode Etik Pustakawan ........................................................... 34

I. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 41

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................................. 44

B. Sumber Data ........................................................................................... 45

1. Data Primer ........................................................................................ 45

2. Data Sekunder ................................................................................... 45

C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 45

1. Populasi ............................................................................................. 45

2. Sampel ............................................................................................... 46

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 46

E. Teknik Pengolahan Data ........................................................................ 47

F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 48

G. Tempat dan Jadwal Penelitian ................................................................ 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Perpustakaan Uin Syarif Hidayatullah Jakarta ............................. 50

1. Sejarah Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta .......... 50

2. Visi, Misi dan Tujuan Perpustakaan .................................................. 53

3. Sumber Daya Manusia (SDM) .......................................................... 55

B. Hasil Penelitian ...................................................................................... 56

1. Analisis Identitas Responden ............................................................. 56

2. Hasil Penelitian Implementasi Kode Etik Pustakawan di Lingkungan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ....................................................... 62

a. Kode Etik Pustakawan Indonesia ................................................. 62

a) Sikap Dasar Pustakawan ......................................................... 62

b) Hubungan Dengan Pemustaka ................................................ 66

c) Hubungan Antar Pustakawan .................................................. 69

d) Hubungan Dengan Perpustakaan ............................................ 72

e) Hubungan Pustakawan Dengan Organisasi Profesi ................ 75

Page 11: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

vii

f) Hubungan Pustakawan Dengan Masyarakat ........................... 76

b. Kendala Terkait Implementasi Kode Etik Pustakawan di

Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............................. 78

c. Pembahasan ................................................................................ 79

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 85

B. Saran ....................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 87

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BIODATA PENULIS

Page 12: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Penelitian ........................................................................ 49

Tabel 2 Golongan & Pangkat ................................................................. 56

Tabel 3 Jabatan Responden .................................................................... 58

Tabel 4 Jenis Kelamin ............................................................................ 59

Tabel 5 Pendidikan ................................................................................. 59

Tabel 6 Latar Belakang Pendidikan ....................................................... 60

Tabel 7 Kategori Anggota IPI ................................................................ 60

Tabel 8 Pengetahuan Responden Terkait Kode Etik Pustakawan........... 61

Tabel 9 Memenuhi Harapan dan Kebutuhan Informasi ......................... 62

Tabel 10 Mempertahankan Keunggulan dan Kompetensi ........................ 63

Tabel 11 Membedakan Tugas Profesi Dengan Kepentingan Pribadi ....... 63

Tabel 12 Tindakan dan Keputusan Berdasarkan Pertimbangan

Profesional ................................................................................. 64

Tabel 13 Mampu Menghindarkan Diri dari Bentuk Penyalahgunaan

Wewenang ................................................................................. 65

Tabel 14 Memberikan Senyum dan Salam Kepada Pemustaka ............... 66

Tabel 15 Mengakses Informasi yang Tak Terbatas .................................. 66

Tabel 16 Menyadari Bahwa Pustakawan Tidak Bertanggung Jawab

Terhadap Informasi yang Telah Diakses.................................... 67

Tabel 17 Mampu Melindungi Hak Privasi Pemustaka.............................. 68

Tabel 18 Mengakui Hak Milik Intelektual ................................................ 68

Page 13: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

xi

Tabel 19 Mengembangkan Pengetahuan dan Keterampilan Melalui Kegiatan

Seminar ..................................................................................... 69

Tabel 20 Bekerjasama Dengan Pustakawan Lain dalam Mengembangkan

Kompetensi ............................................................................... 70

Tabel 21 Mampu Memelihara dan Memupuk Hubungan Kerjasama yang

Baik Antara Sesama Rekan ....................................................... 70

Tabel 22 Memiliki Kesadaran Tinggi Akan Perannya, Memiliki Loyalitas

Terhadap Tugasnya, Menghargai Profesi Pustakawan .............. 71

Tabel 23 Menjaga Nama Baik dan Martabat Rekan ................................. 72

Tabel 24 Aktif dalam Kegiatan Jasa Kepustakawanan ............................. 72

Tabel 25 Pustakawan Bertanggung Jawab Terhadap Pengembangan

Perpustakaan .............................................................................. 73

Tabel 26 Mengembangkan Kerjasama Semua Jenis Perpustakaan ........... 74

Tabel 27 Membayar Iuran Keanggotaan Secara Disiplin ......................... 75

Tabel 28 Mengikuti Kegiatan Organisasi Sesuai Kemampuan dan dengan

Penuh Tanggung Jawab.............................................................. 75

Tabel 29 Bekerjasama Dengan Organisasi Lain di Masyarakat ............... 76

Tabel 30 Mengembangkan Kebudayaan di Masyarakat ........................... 77

Tabel 31 Kendala dalam Implementasi Kode Etik Pustakawan ............... 78

Page 14: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kode Etik Pustakawan Indonesia

Lampiran 2 Kuesioner

Lampiran 3 Tugas Menjadi Dosen Pembimbing

Lampiran 4 Izin Penelitian Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 15: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan informasi yang semakin pesat mengakibatkan tugas

lembaga yang bergerak dalam bidang informasi dan perpustakaan menjadi

semakin berat. Untuk menghadapi tantangan tersebut, perpustakaan harus

lebih efektif dan efisien dalam memanfaatkan sumber dana dan sumber

daya manusia. Berdasarkan SK Menpan No. 132 tahun 2003 dinyatakan

bahwa perpustakaan itu adalah unit kerja yang memiliki sumber daya

manusia, ruangan khusus dan koleksi bahan pustaka sekurang-kurangnya

terdiri dari 1000 judul dari berbagai disiplin ilmu yang sesuai dengan jenis

perpustakaan yang bersangkutan dan dikelola menurut sistem tertentu.1

Perpustakaan merupakan salah satu alat media untuk mendapatkan

informasi dan tentu saja sebuah perpustakaan tidak akan berjalan

sebagaimana mestinya tanpa adanya media dan sumber daya manusia

yaitu pustakawan.

Perpustakaan membutuhkan pustakawan sebagai pengelola

hidupnya perpustakaan, sebaliknya pustakawan membutuhkan

perpustakaan sebagai tempat keilmuan yang dimilikinya yang terwujud

1 Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

132/KEP/M.PAN/12/2002/Tentang Jabatan Fungsional Pustakawan Dan Angka Kreditnya

(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2003), p. 4.

Page 16: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

2

dalam hubungan pekerja dan tempat kerja. Pustakawan menjadi tulang

punggung dan penopang geraknya perpustakaan. Untuk itu, pustakawan

dituntut selalu membina diri, menambah ilmu pengetahuan dan

keterampilan, serta wawasan kepustakawanan yang lebih luas.

Sebagaimana menurut Undang-Undang Perpustakaan Nomor 43 Tahun

2007 Bab 1 Pasal 1, menyatakan bahwa yang dimaksud pustakawan

adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui

pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan

tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan

perpustakaan.2

Pustakawan sebagai sebuah profesi juga tidak lepas dari tuntutan

untuk memenuhi kode etik yang ada. Dalam sebuah diskusi ilmiah

kepustakawanan indonesia, Sudarsono mengemukakan bahwa seiring

dengan perkembangan teknologi bidang kepustakaan, mutu pelayanan

perpustakaan pun dituntut semakin baik. Oleh karena itu, layanan dari

pustakawan juga diharapkan semakin profesional dengan menguasai

pengetahuan ilmu perpustakaan dan informasi, disamping menjalankan

etika dengan cara bergabung melalui organisasi profesi.3

Organisasi profesi merupakan syarat mutlak bagi suatu profesi,

peran yang diemban oleh organisasi profesi salah satunya adalah

mengawasi kegiatan dan tingkah laku para anggota profesi dengan cara

2 Indonesia, Undang-Undang Perpustakaan Nomor 43 Tahun 2007 (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2007), p. 4. 3 Gusti, ‗Pustakawan Perlu Mengetahui Kode Etik Profesi‘

<http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=4135> [accessed 29 January 2017].

Page 17: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

3

menyusun kode etik, tata tertib bagi para anggotanya, lengkap dengan

sanksi-sanksi yang diperlukannya. Kode etik adalah seperangkat standar

aturan tingkah laku, yang berupa norma-norma yang dibuat oleh organisasi

profesi yang diharapkan dapat menuntun anggotanya dalam menjalankan

peranan dan tugas profesinya dalam masyarakat.

Kode etik profesi dibuat secara tertulis, sistematis, tegas dan jelas

sehingga mudah dipahami oleh setiap anggota. Disusunnya kode etik

pustakawan adalah untuk mengembangkan dan mengarahkan

perkembangan profesi pustakawan. Dengan demikian, kode etik pada

dasarnya sangat dibutuhkan oleh pustakawan sebagai landasan kerja dan

pedoman tingkah laku pustakawan serta sebagai sarana kontrol sosial yang

berdampak pada masyarakat, sehingga mengangkat citra perpustakaan dan

pustakawan itu sendiri.4

Kode etik pustakawan merupakan tujuan awal bagi para

pustakawan dalam melakukan tugasnya di tempat pustakawan bekerja.

Sikap saling menghargai, saling menghormati dan saling tolong menolong

merupakan simbol yang diterapkan dalam kode etik pustakawan. 5 Kode

etik akan menjadi pegangan, tuntunan moral dan rujukan bagi setiap

pustakawan Indonesia.

4 Sutina Kusnan Tirayoh, Sylvia Posumah Rogi, and Stevi S. Sumendap, ‗Persepsi

Pustakawan Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia Di Badan Perpustakaan Arsip Dan

Dokumentasi Provinsi Sulawesi Utara‘, E-Journal Acta Diurna, Vol. 4.5 (2015), pp. 1–6. 5 Sinda Agniken and Malta Nelisa, ‗Penerapan Kode Etik Pustakawan Di Perpustakaan

Universitas Negeri Padang‘, Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan Dan Kearsipan, Vol. 4.1 (2015),

pp. 1–11.

Page 18: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

4

Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

sebagai perpustakaan Perguruan Tinggi memiliki peran yang besar dalam

menunjang pelaksanaan pendidikan, penelitian serta perannya sebagai

penyedia berbagai informasi bagi masyarakat civitas akademika UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Disamping itu yang menjadi visi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta adalah ingin menjadi Universitas bertaraf dunia

(World Class University), untuk itu pustakawan diharapkan memahami

dan menerapkan kode etik pustakawan dengan baik.

Pustakawan dilingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdiri

dari pustakawan yang berada di perpustakaan pusat dan perpustakaan

seluruh fakultas yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pustakawan

tersebut mempunyai tugas yang kompleks dalam upaya memenuhi

kebutuhan informasi pengguna dan memberikan pelayanan yang prima

kepada pengguna. Dengan demikian, tugas tersebut sudah seharusnya

dilakukan dengan maksimal sesuai pedoman yang diterapkan yaitu sesuai

dengan kode etik pustakawan. Karena tingkah laku atau sikap pustakawan

diawasi oleh adanya kode etik pustakawan untuk dapat melaksanakan

tugas dengan professional, serta pustakawan dituntut untuk memiliki etika

agar tercipta interaksi yang harmonis dan suasana kerja yang kondusif

mengingat etika erat kaitannya dengan keberadaan manusia sebagai

individu yang hidup di tengah-tengah masyarakat.

Keberadaan kode etik pustakawan sangat penting bagi pustakawan

di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan adanya kode etik

Page 19: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

5

tersebut, pustakawan memiliki alat untuk dijadikan sebagai pedoman

untuk memahami tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya sehari-

hari, karena kinerja yang sesuai dengan standar dapat meningkatkan

kualitas kerja dan status profesi pustakawan di masyarakat. Oleh karena

itu, sudah seharusnya pustakawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

melaksanakan pekerjaannya secara profesional berdasarkan kode etik

pustakawan, namun pada pelaksanaan di lapangan terkait dengan tingkah

laku pustakawan dalam menjalankan tugas profesinya ada yang belum

sesuai dengan kode etik pustakawan. Meskipun ada beberapa juga

pustakawan di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah

mengetahui dan memahami terkait kode etik pustakawan, namun penulis

tidak mengetahui apakah kode etik tersebut sudah diterapkan atau belum

di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sehingga perlu diketahui

sejauh mana kode etik pustakawan telah dijalankan dan menjadi pedoman

pustakawan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai seorang

profesional di bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi.

Oleh karena itu, penulis memandang perlu bagi pustakawan di

lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mengimplementasikan

kode etik pustakawan agar dapat melaksanakan tugasnya secara

professional, sehingga dapat meningkatkan kualitas kinerja yang baik.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan diatas,

maka penulis tertarik untuk mengetahui implementasi kode etik

pustakawan. Untuk itu penulis memberi judul penelitian ini dengan

Page 20: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

6

“Implementasi Kode Etik Pustakawan di lingkungan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, agar penelitian ini tidak meluas

dan lebih terarah dengan jelas maka penulis memberikan pembatasan

masalah yang akan diteliti terkait implementasi kode etik pustakawan dan

kendala dari implementasi kode etik pustakawan.. Kode etik pustakawan

yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada kode etik yang

ditetapkan oleh Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) tahun 2015-2018.

Dari penjelasan pembatasan masalah diatas, maka penulis

menetapkan rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana implementasi kode etik pustakawan di lingkungan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta?

b. Apa yang menjadi kendala implementasi kode etik pustakawan di

lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Pada hakekatnya tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan

jawaban sebagai pemecahan masalah. Adapun tujuan dilakukannya

penelitian ini sebagai berikut:

a. Mengetahui implementasi kode etik pustakawan di lingkungan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 21: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

7

b. Mengetahui kendala implementasi kode etik pustakawan di

lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini dapat

memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Bagi pustakawan, sebagai pedoman tingkah laku dalam menjalankan

tugasnya sehari-hari.

b. Bagi pembaca, sebagai bahan referensi untuk membahas masalah

penelitian yang sama dan menambah pengetahuan pembaca mengenai

kode etik pustakawan.

c. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan

pengetahuan dan pemahaman peneliti dalam bidang ilmu

perpustakaan dan informasi.

D. Definisi Istilah

a. Implementasi

Implementasi merupakan sesuatu hal yang bermuara pada aksi,

aktivitas, tindakan serta adanya mekanisme dari suatu sistem.

Implementasi tidak hanya sekedar aktivitas monoton belaka, tetapi

merupakan suatu kegiatan yang terencana secara baik yang berguna

untuk mencapai tujuan tertentu.

b. Etika

Etika adalah ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah

laku manusia, mana yang dapat dikatakan baik dan mana yang tidak

baik.

Page 22: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

8

c. Kode Etik

Kode etik merupakan sistem norma, nilai-nilai, dan aturan profesional

yang secara tegas biasanya tertulis dan menyatakan apa yang benar

dan apa yang baik. Kode etik menjadi pedoman apa yang harus

dilakukan oleh seorang profesional dan apa yang harus dihindari.

d. Pustakawan

Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang

diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan kepustakawanan serta

mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan

pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.

e. Kode Etik Pustakawan

Kode etik pustakawan merupakan panduan perilaku semua anggota

pustakawan Indonesia dalam melaksanakan tugasnya dibidang

kepustakawanan.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan penelitian ini, penulis

menguraikan secara sistematis pembahasan kedalam lima bab, sebagai

berikut:

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi

istilah, dan sistematika penulisan.

Page 23: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

9

Bab II Tinjauan Literatur

Bab ini berisi landasan teori dan tinjauan pustaka tentang

hal-hal yang berkaitan dengan objek yang diteliti baik dari

buku-buku maupun sumber lain yang terkait penelitian ini,

serta penelitian terdahulu.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian,

sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan

data, teknik pengolahan dan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan

yang berkaitan dengan implementasi kode etik pustakawan

di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Bab V Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dari penyajian hasil penelitian

yang dikemukakan oleh penulis, dan penulis memberikan

saran-saran yang merupakan masukan dan sumbangan

pemikiran penulis.

Page 24: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

10

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Perguruan Tinggi

1. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang

diselenggarakan oleh lembaga pendidikan tinggi yang layanannya

diperuntukkan bagi civitas akademika perguruan tinggi yang

bersangkutan. Perpustakaan perguruan tinggi, sesuai dengan buku

pedoman (2006) memiliki berbagai fungsi yaitu fungsi edukasi, fungsi

informasi, fungsi riset, fungsi rekreasi, fungsi publikasi, fungsi deposit

dan fungsi interpretasi.6

Perpustakaan perguruan tinggi juga merupakan salah satu jenis

perpustakaan yang paling banyak memberikan kontribusi dalam hal

penyebaran informasi ilmiah di bidang pendidikan. Perpustakaan

perguruan tinggi juga memiliki peran penting dalam rangka membantu

pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, dan

pengabdian kepada masyarakat).7

Sedangkan menurut Sutarno bahwa perpustakaan perguruan

tinggi yang mencangkup universitas, sekolah tinggi, institut, akademi,

6 M. Arif Hakim, ‗Peran Etika Kerja Islam Dalam Meningkatkan Kinerja Pustakawan Pada

Perpustakaan Perguruan Tinggi‘, Jurnal Perpustakaan Libraria, Vol. 2.2 (2014), pp. 83–100. 7 Nurlaila, ‗Peranan Promosi Perpustakaan Dalam Peningkatan Layanan Perpustakaan

Perguruan Tinggi‘, Jurnal Iqra, Vol. 3.1 (2009), pp. 18–30.

Page 25: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

11

dan lain sebagainya. Perpustakaan tersebut berada di lingkungan

kampus. Pemustakanya adalah civitas akademik perguruan tinggi

tersebut, kemudian tugas dan fungsinya yang utama adalah menunjang

proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Tri

Dharma Perguruan Tinggi). Dalam pengelola dan penanggung

jawabnya adalah perguruan tinggi yang bersangkutan. Sementara itu

bentuk lembaga perpustakaan tersebut bervariasi. Untuk tingkat

universitas disebut Unit Pelaksana Teknis (UPT), selanjutnya ada

perpustakaan fakultas, perpustakaan jurusan, perpustakaan program

pascasarjana, dan pengembangan, inovasi, serta rekayasa ilmu

pengetahuan.8

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada di

lingkungan perguruan tinggi yang turut membantu tugas perguruan

tinggi dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu

pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

2. Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi yang berada di perguruan tinggi

tentunya mempunyai tujuan yakni sebagai penyedia jasa layanan

informasi yang meliputi pengumpulan, pelestarian, pengolahan,

pemanfaatan dan penyebaran informasi sehingga dapat dimanfaatkan

pengguna, penyediaan fasilitas yang mendukung dalam memenuhi

8 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Sagung Seto,

2006), pp. 35–36.

Page 26: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

12

kebutuhan informasi civitas akademika, pemberian berbagai jasa

informasi serta pengembangan mutu perguruan tinggi pada tempatnya

bernaung.9

Menurut Sulistyo-Basuki dalam jurnalnya Triana Santi, tujuan

perpustakaan perguruan tinggi adalah:

a. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi,

lazimnya staf pengajar dan mahasiswa.

b. Menyediakan bahan pustaka rujukan pada semua tingkat akademis.

c. Menyediakan ruangan belajar untuk pemustaka.

d. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis

pemakai.10

Dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan

Perguruan Tinggi dijelaskan tujuan perpustakaan perguruan tinggi,

sebagai berikut:

a. Mengadakan buku, jurnal dan pustaka lainnya untuk dipakai oleh

para civitas akademika bagi kelancaran program pengajaran di

perpustakaan perguruan tinggi.

b. Mengadakan buku, jurnal dan pustaka lainnya yang diperlukan untuk

penelitian sejauh dana tersedia.

c. Mengusahakan, menyimpan dan merawat pustaka yang bernilai

sejarah, yang dihasilkan oleh civitas akademik.

9 Mubasyaroh, ‗Pengaruh Perpustakaan Bagi Peningkatan Mutu Pendidikan Perguruan

Tinggi‘, Jurnal Libraria, Vol. 4.1 (2016), pp. 77–103. 10

Triana Santi, ‗Membangun Citra Pustakawan IAIN- SU Medan‘, Jurnal Iqra’, Vol. 8.01

(2014), pp. 75–80.

Page 27: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

13

d. Menyediakan sarana bibliografi untuk menunjang pemakaian

perpustakaan.

e. Menyediakan tenaga yang cukup serta penuh dedikasi untuk

melayani kebutuhan pemustaka perpustakaan dan bila perlu mampu

memberikan pelatihan penggunaan perpustakaan.

f. Bekerja sama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan

program perpustakaan.11

Dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan perguruan tinggi

adalah melaksanakan tugasnya sebagai penyedia pelayanan informasi,

yaitu: pengumpulan informasi, pengolahan informasi, pemanfaatan

informasi, penyebaran informasi, serta pemeliharaan atau pelestarian

informasi serta menyediakan berbagai fasilitas penunjang untuk

mempermudah pemustaka dalam mendapatkan informasi yang

diinginkan.

3. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Tugas dan fungsi perpustakaan perguruan tinggi merupakan

segala sesuatu yang harus dijalankan, dilakukan dan diterapkan agar

visi dan misi perpustakan dapat tercapai.

Sejalan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, peran dan fungsi

perpustakaan perguruan tinggi sangat dominan dalam menunjang

pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut. Adapun fungsi

perpustakaan perguruan tinggi, yaitu:

11

Depdiknas RI, Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional RI, 2004), p. 47.

Page 28: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

14

1. Sebagai pendukung keberhasilan pendidikan. Perpustakaan

mengusahakan tersedianya fasilitas untuk keperluan belajar dan

mengajar di perguruan tinggi, tersedianya bahan pustaka untuk

keperluan penelitian oleh para civitas akademika.

2. Perpustakaan sebagai penghubung antara bahan pustaka yang berupa

informasi dengan para pemakai jasa perpustakaan, memberitahu para

pemakai jasa perpustakaan akan tersedianya informasi.

3. Sebagai tempat riset atau penelitian. Hal ini dimungkinkan karena

dalam perpustakaan terdapat berbagai tulisan, data hasil penemuan,

dan pimikiran para ahli.

4. Perpustakaan menyediakan bahan rekreasi bagi para pembaca. Misal

novel, majalah hiburan yang kita sediakan di perpustakaan, agar

dapat memberikan sedikit hiburan kepada para civitas akademika

yang mungkin jenuh mencari informasi sepanjang hari, jenuh dengan

beratnya pelajaran atau tugas-tugas baik rutin maupun temporer.

5. Menyediakan fasilitas ruang baca dan perabot perpustakaan yang

nyaman, sehingga dapat dirasakan oleh pengguna dengan baik dan

terdorong untuk melakukan pekerjaan membaca.12

Menurut Sulistyo Basuki, bahwa tugas perpustakaan perguruan

tinggi yaitu:

12

anwar syamsuddin, ‗Manajemen Dan Peran Perpustakaan Perguruan Tinggi Dalam

Sistem Kredit Semester (SKS) & Sumber Belajar‘, Al-Maktabah, Vol. 2.2 (2000), pp. 121–128.

Page 29: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

15

a. Melaksanakan pemilihan bahan pustaka yang sesuai dengan

kebutuhan para pemustaka perpustakaan yaitu mahasiswa atau

pengajar serta pihak lain yang membutuhkan informasi.

b. Mengolah bahan pustaka yang tersedia sehingga dengan mudah

dapat dipergunakan oleh pemustaka.

c. Menyelenggarakan peminjaman bahan pustaka dengan cara yang

efisien.

d. Membantu para pemustaka perpustakaan untuk mendapatkan dan

memakai bahan pustaka yang diperlukannya dalam bentuk program

bimbingan penggunaan perpustakaan yang bersifat resmi maupun

secara perorangan.

e. Menyelenggarakan kerja sama antar perpustakaan dengan

memanfaatkan sistem jaringan informasi yang ada dalam rangka

meluaskan cakupan koleksi dan pelayanan informasi masing-masing

perpustakaan.13

Berdasarkan penjelasan dari Sutarno, bahwa keberadaan, tugas,

dan fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah dalam rangka

melaksanakan Tri Dharma perguruan Tinggi, meliputi pendidikan,

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Perpustakaan perguruan

tinggi juga disebut dengan “research library” atau perpustakaan

13

Sulistyo Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

1994), p. 67.

Page 30: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

16

penelitian karena fungsi utamanya sebagai sarana meneliti, dan meneliti

merupakan salah satu kegiatan utama di perguruan tinggi.14

Dapat disimpulkan bahwa tugas dan fungsi perpustakaan

perguruan tinggi yaitu untuk melayani kebutuhan informasi para

pemustaka di lingkungan perguruan tinggi.

B. Etika

1. Pengertian Etika

Kata etika berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu ―ethikos‖ yang

berarti ―timbul dari kebiasaan‖ adalah cabang utama filsafat yang

mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar

dan penilaian moral. Etika mencangkup analisis dan penerapan konsep

seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Etika juga

diartikan sebagai ajaran (normatif) dan pengetahuan (positif) tentang

yang baik dan yang buruk, menjadi tuntutan untuk mewujudkan

kehidupan yang lebih baik.15

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu

pengetahuan tentang asas-asas moral. Dari pandangan normatif, etika

adalah serangkaian prinsip-prinsip moral yang memisahkan hal yang

baik dan hal yang buruk serta apa yang harus dilakukan dan tidak harus

dilakukan oleh seseorang. Menurut Satyagraha, etika adalah nilai-nilai

14

Sutarno NS, Perpustakaan Dan Masyarakat (Jakarta: Sagung Seto, 2006), p. 46. 15

Dyah Pravitasari, ‗Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan Islam Di Indonesia‘, Jurnal

AN-NISBAH, Vol. 01.02 (2015), pp. 86–110.

Page 31: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

17

dan norma-norma moral dalam suatu masyarakat. Karenanya etika

diartikan sebagai moralitas.16

Sedangkan menurut Bertens, bahwa kata ―etika‖ dirumuskan

dalam tiga arti, yaitu pertama, kata ―etika‖ bisa dipakai dalam arti nilai-

nilai atau norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang

atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Kedua, ―etika‖

berarti kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud disini adalah

kode etik. Ketiga, ―etika‖ mempunyai arti ilmu tentang yang baik atau

buruk.17

C. Profesi

1. Pengertian Profesi

Dalam kamus Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa profesi

adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan atau pelatihan

keahlian tertentu.18

Dengan pengertian lainnya bahwa profesi merupakan pernyataan

atau janji terbuka, profesi itu mengandung unsur pengabdian, dan

profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan. Profesi merupakan

pernyataan atau janji terbuka, maksudnya bahwa pernyataan yang

dinyatakan oleh seseorang profesional tidak sama dengan suatu janji

yang dikemukakan oleh seseorang yang bukan profesional. Pernyataan

16

Koenta Adji Koerniawan, ‗Etika Profesi Dalam Problematika Di Era Competitif Menurut

Sisi Pandang Akuntan Publik‘, Jurnal Modernisasi, Vol. 9.1 (2013), pp. 49–64. 17

K. Bertens, Etika (Yogyakarta: Kanisius, 2013), p. 5. 18

H. Sapril, ‗Profesionalisme Pustakawan‘, Jurnal Iqra’, Vol. 06.02 (2012), pp. 36–39.

Page 32: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

18

profesional mengandung makna yang sungguh-sungguh keluar dari

lubuk hatinya, pernyataan demikian mengandung norma-norma atau

nilai-nilai yang etis.19

2. Ciri-Ciri Profesi

Menurut Robert W. Richey sebagaimana dikutip oleh Suharsimi

Arikunto, memberi batasan ciri-ciri yang terdapat pada profesi, yakni:

1. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal

dibandingkan dengan kepentingan pribadi.

2. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta

mampu mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.

3. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap

dan cara kerja.

4. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.

5. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan pelayanan, disiplin diri

dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya.

6. Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan

kemandirian.

7. Memandang profesi sebagai suatu karier hidup dan menjadi seorang

anggota yang permanen.20

Profesi memang berkaitan erat dengan bidang atau jenis pekerjaan

yang dilandasi pendidikan keahlian, sehingga tidak setiap pekerjaan

19

Anwar Syamsuddin, ‗Profesi Pustakawan Dan Etika Profesi‘, Al-Maktabah, Vol. 4.1

(2002), pp. 37–44. 20

Nurmalina, ‗Eksistensi Dan Kompetensi Pustakawan‘, Jurnal Tamaddun, Vol. XV.1

(2015), pp. 224–237.

Page 33: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

19

yang memberi layanan atau jasa pada masyarakat dengan sendirinya

dapat disebut profesi. Ciri-ciri yang selalu melekat pada profesi, yaitu:

1. Adanya Pengetahuan Khusus

Profesi selalu mengandalkan adanya suatu pengetahuan atau

keterampilan khusus yang dimiliki oleh sekelompok orang yang

profesional untuk bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Keahlian

dan keterampilan ini biasanya dimiliki berkat pendidikan, pelatihan

dan pengalaman.

2. Adanya Kaidah dan Standar Moral yang Tinggi

Setiap profesi pada umumnya selalu ditemukan adanya suatu aturan

dalam mengemban atau menjalankan profesi yang biasanya disebut

dengan kode etik. Kode etik ini harus dipenuhi dan ditaati oleh

semua anggota profesi yang bersangkutan.

3. Mengabdi Kepada Kepentingan Masyarakat

Orang-orang yang mengemban suatu profesi, meletakkan

kepentingan pribadinya di bawah kepentingan masyarakat karena

hanya merekalah yang memiliki keahlian dan keterampilan khusus di

bidang itu, keahlian dan keterampilan itu selayaknya diabdikan bagi

kepentingan masyarakat.

4. Ada Izin Khusus untuk bisa Menjalankan Suatu Profesi

Izin khusus bertujuan untuk melindungi masyarakat dari pelaksanaan

profesi yang tidak bertanggung jawab, wujud dari izin ini dalam

kerangka yang luas bisa berbentuk sumpah atau pengukuhan resmi di

Page 34: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

20

depan umum, yang berhak memberi izin adalah negara sebagai

penjamin tertinggi dari kelompok masyarakat, tetapi juga bisa

kelompok ahli dibidang yang bersangkutan melalui pengujian dan

pemeriksaan sehingga orang tersebut dianggap dapat diandalkan

dalam melaksanakan profesinya.

5. Kaum Profesional biasanya menjadi Anggota dari Suatu Organisasi

Profesi

Tujuan dari suatu organisasi adalah menjaga keluhuran profesi,

tujuan pokoknya adalah agar menjaga standar keahlian dan

keterampilan, kode etik tidak dilanggar, pengabdian kepada

masyarakat tidak luntur.21

D. Etika Profesi

1. Prinsip-prinsip Etika Profesi

Etika profesi merupakan nilai-nilai tingkah laku atau aturan-

aturan tingkah laku yang diterima dan digunakan oleh organisasi profesi

yang meliputi kepribadian, kecakapan profesional, tanggung jawab,

pelaksanaan kode etik serta penafsiran dan penyempurnaan kode etik.22

21

H Burhanuddin Salam, Etika Sosial: Asas Moral Dalam Kehidupan Manusia (Jakarta:

Rineka Cipta, 1997), p. 139. 22

Fildzah Syahmina and Bambang Suryono, ‗Pengaruh Pengalaman, Etika Profesi,

Objektifitas Dan Time Deadline Pressure Terhadap Kualitas Audit‘, Jurnal Ilmu Dan Riset

Akuntansi, Vol. 5.4 (2016), pp. 2–20.

Page 35: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

21

Tujuan dari etika adalah untuk mengatur hubungan timbal balik

antara kedua belah pihak, yakni antara anggota kelompok atau anggota

masyarakat yang melayani dan dilayani.23

Dalam Code of Professional ethics, suatu etika profesi menuntut

memiliki prinsip-prinsip yang menjadi bagian dari kewajiban moral

anggotanya yang berupa:

a. Respect for rights and dignity of the person, yaitu prinsip yang selalu

menghormati hak dan martabat manusia.

b. Competence, yaitu kemampuan atau keahlian yang sesuai dengan

bidang kerja yang ditekuni.

c. Responsibility, yaitu tanggung jawab dalam setiap pelaksanaan

tugas-tugas.

d. Integrity, tidak terpisah-pisah antara hak dan kewajiban, selalu ada

keseimbangan antara tuntutan hak dan pelaksanaan kewajiban

disetiap tugasnya.

Sedangkan prinsip-prinsip etika profesi menurut Keraf dalam

bukunya Rismawaty tentang Kepribadian & Etika Profesi, antara lain:

a. Tanggung jawab, keputusan yang diambil dan hasil dari pekerjaan

tersebut harus baik serta dapat dipertanggung jawabkan sesuai

dengan standar profesi, efektif dan efisien.

23

Soekidjo Notoatmojo, Etika Dan Hukum Kesehatan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), p. 30-

34.

Page 36: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

22

b. Kebebasan, para profesional memiliki kebebasan dalam menjalankan

profesinya tanpa merasa takut atau ragu-ragu, tetapi tetap memiliki

komitmen dan bertanggungjawab dalam batas-batas aturan yang

telah ditentukan oleh kode etik sebagai standar perilaku profesional.

c. Kejujuran, jujur dan setia serta merasa terhormat pada profesi yang

disandangnya, mengakui akan kelemahannya dan tidak

menyombongkan diri, serta berupaya untuk mengembangkan diri

dalam mencapai kesempurnaan bidang keahlian dan profesinya

melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman.

d. Keadilan, dalam menjalankan profesinya, maka setiap profesional

memiliki kewajiban dan tidak dibenarkan melakukan pelanggaran

terhadap hak atau mengganggu milik orang lain, lembaga atau

organisasi, hingga mencemarkan nama baik bangsa dan negara.

e. Otonomi, seorang profesional memiliki kebebasan secara otonom

dalam menjalankan profesinya sesuai dengan keahlian, pengetahuan

dan kemampuannya.24

E. Kode Etik

Kode etik adalah norma-norma yang harus dipatuhi oleh setiap

profesi dalam melaksanakan tugas profesinya dan hidupnya di

masyarakat. Norma ini berisi petunjuk tentang apa yang boleh dan tidak

24

Rismawaty, Kepribadian & Etika Profesi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), pp. 59–60.

Page 37: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

23

boleh diperbuat oleh anggota profesi dalam menjalankan tugas

profesinya.25

Prinsip etika profesi merupakan suatu standar yang dapat

dilakukan oleh setiap orang sehingga terhindar dari perbuatan-

perbuatan yang tidak profesional. Maka the American Library

Association (ALA) memberikan rambu-rambu kompetensi dalam kode

etik, yang mengandung suatu amanat bahwa kode etik sesungguhnya

mengarahkan pustakawan untuk mencapai hal sebagai berikut:

1. Memiliki tanggung jawab untuk menjaga asas-asas perpustakaan.

2. Melindungi privasi pengguna perpustakaan

3. Kecakapan profesional, yaitu bekerja keras untuk memelihara dan

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.

4. Kerjasama, jujur, adil, dan menghormati kepentingan orang lain.

5. Bekerja secara profesional, membedakan sikap pribadi dengan

kewajiban profesi, serta memberikan pelayanan yang terbaik bagi

pengguna dalam bidang informasi.

6. Menghormati hak-hak orang lain, mengakui karya orang lain, dan

menjujung tinggi harkat dan martabat semua orang.26

Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik, yaitu:

1. Kode etik memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi sebagai

suatu hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.

25

Rismalinda, Etika Dan Hukum Kesehatan (Jakarta: Trans Info Media, 2011), pp. 16–17. 26

American Library Association, ‗A Code of Ethics for Librarians‘, American Library

Association, RQ, Vol. 14.1 (1974), p. 27 <http://www.jstor.org/stable/41353966> [accessed 18

May 2017].

Page 38: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

24

2. Kode etik merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat bahwa

etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada

masyarakat agar dapat memahami arti pentingnya suatu profesi.

3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi

profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi.27

F. Pustakawan

Pustakawan merupakan salah satu sumber daya yang

menggerakkan sumber daya lain dalam organisasi perpustakaan yang

memungkinkan perpustakaan dapat berperan secara optimal di dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, sehingga pustakawan

menjadi ujung tombak keberhasilan dalam penyebarluasan informasi di

perpustakaan. Pustakawan mempunyai tugas dan tanggungjawabnya

untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.28

Pustakawan adalah profesi yang secara fungsional sudah diakui

pemerintah sejak tahun 1988. Di era global ini mempunyai kesempatan

sekaligus tantangan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas

sesuai harapan masyarakat. Oleh karena itu kinerja yang tinggi dari

pustakawan sangat diperlukan dalam mewujudkan pelayanan prima,

menuju pemerintahan yang baik (good govermance), dan daya saing

tinggi di era global. Kinerja tinggi karena telah mempunyai ―core

competencies‖, yang berdampak pada pengakuan profesi pustakawan

27

Julia, ‗Kode Etik Bidang Informasi Teknologi: Etika Profesi‘

<http://julia.staff.ipb.ac.id/kode-etik-bidang-information-teknologi-etika-profesi/> [accessed 11

March 2017]. 28

Perpustakaan Universitas Brawijaya, ‗Mengenal Profesi Pustakawan‘

<http://lib.ub.ac.id/berita/mengenal-profesi-pustakawan/> [accessed 24 July 2017].

Page 39: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

25

berupa sertifikasi profesi pustakawan. kompetensi sebagai modal

intelektual pustakawan di perpustakaan mengingat fungsi perpustakaan

sebagai pengelola pengetahuan.29

Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk

mencapai keberhasilan dalam melaksanakan tugas yang mencangkup

pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku di dalam suatu

organisasi.30

Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Republik Indoinesia Nomor 9 tahun 2014 tentang

jabatan fungsional pustakawan dan angka kreditnya menyatakan bahwa

pada pasal 1 yang dimaksud dengan pustakawan adalah Pegawai Negeri

Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak

untuk melaksanakan kegiatan kepustakawanan. Jabatan fungsional

pustakawan adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas,

tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melaksanakan kegiatan

kepustakawanan.31

Jenjang jabatan fungsional pustakawan terdiri dari dua kelompok,

yaitu kelompok pustakawan Tingkat Terampil dan kelompok Tingkat

Ahli. Pustakawan tingkat terampil adalah pustakawan yang memiliki

dasar pendidikan untuk pengangkatan pertama kali serendah-rendahnya

29 Sri Rumani, ‗Sertifikasi Profesi Pustakawan Berbasis Kinerja Sebagai Upaya

Menghadapi Era Global‘, Media Pustakawan: Media Komunikasi Antar Pustakawan, Vol. 21.2

(2014), pp. 4–44. 30

Ninis Agustini Damayanti, ‗Kompetensi Dan Sertifikasi Pustakawan: Ditinjau Dari

Kesiapan Dunia Pendidikan Ilmu Perpustakaan‘, Media Pustakawan, 18.3 & 4 (2011), p. 20. 31

Perpustakaan Nasional RI, Jabatan Fungsional Pustakawan Dan Angka Kreditnya

(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2015), p. 5.

Page 40: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

26

Diploma (D2) perpustakaan, Dokumentasi dan Informasi atau Diploma

bidang lain yang disetarakan. Pustakawan tingkat terampil terdiri dari:

a. Pustakawan Pelaksana

b. Pustakawan Pelaksana Lanjutan

c. Pustakawan Penyelia

Pustakawan tingkat ahli merupakan pustakawan yang memiliki

dasar pendidikan untuk pengangkatan pertama kali serendah-rendahnya

sarjana (S1) perpustakaan, dokumentasi dan informasi atau sarjana

bidang lain yang disetarakan. Pustakawan tingkat ahli terdiri dari:

a. Pustakawan Pertama

b. Pustakawan Muda

c. Pustakawan Madya

d. Pustakawan Utama.32

Di era globalisasi ini, setiap peran yang diemban seseorang

mengharuskannya memegang teguh prinsip-prinsip profesionalisme.

Demikian pula dengan pustakawan, profesionalisme diperlukan agar

keberadaannya selalu dibutuhkan karena mampu memberi makna dan

32

Menpan RI, ‗Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Tentang Jabatan Fungsional Pustakawan Dan Angka Kreditnya‘

<https://docs.google.com/file/d/0B1tBfQivvAZETjRCZDg0UzdXWDA/edit> [accessed 22 June

2017].

Page 41: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

27

arti yang luas. Profesionalisme merupakan sebuah sikap, moralitas dan

komitmen tinggi untuk menjadi yang terbaik dibidangnya.33

Ciri-ciri profesional seorang pustakawan dapat dilihat

berdasarkan karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1. Memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, kecakapan, dan keahlian

yang mumpuni dalam bidangnya.

2. Memiliki tingkat kemandirian yang tinggi.

3. Memiliki kemampuan untuk berkolaborasi dan bekerjasama.

4. Senantiasa berorientasi pada jasa dan menjunjung tinggi kode etik

pustakawan.

5. Senantiasa melihat ke depan atau berorientasi pada masa depan.

Ikatan Pustakawan Indonesia lebih menekankan pada profesionalisme

dan membina kemampuan intelektualitas pustakawan dalam rangka ikut

mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara untuk mewujudkan

masyarakat pembelajar sepanjang hayat.34

Seorang pustakawan ideal dan profesional perlu juga dibuktikan

dengan sikap dan nilai yang melekat pada dirinya. Dalam lokakarya

pengembangan Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan di

Indonesia, yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar IPI, The British

33

Dwi Surtiawan, ‗Membangun Profesionalitas Pustakawan Indonesia‘

<http://pustakawan.perpusnas.go.id/jurnal/2014/MEMBANGUN%20PROFESIONALITAS%20P

USTAKAWAN%20INDONESIA.pdf> [accessed 22 July 2017]. 34

Teguh Yudi Cahyono, ‗Profesi Pustakawan Dan Eksistensinya‘

<http://digilib.um.ac.id/index.php/Artikel-Pustakawan/profesi-pustakawan-dan-

eksistensinya.html> [accessed 8 March 2017].

Page 42: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

28

Counsil dan Perpustakaan Nasional di Jakarta tanggal 9-11 Agustus

1994, merumuskan profil pustakawan Indonesia sebagai berikut:

1. Aspek Profesional

Pustakawan profesional selain berpendidikan formal ilmu

perpustakaan, juga dituntut gemar membaca, terampil, kreatif,

cerdas, tanggap, berwawasan luas, berorientasi ke depan, mampu

menyerap ilmu lain, objektif (berorientasi pada data), generalis di

satu sisi, tetapi memerlukan disiplin ilmu tertentu dipihak lain,

berwawasan lingkungan, mentaati etika profesi pustakawan,

mempunyai motivasi tinggi, berkarya di bidang kepustakawanan,

dan mampu melaksanakan penelitian serta penyuluhan.

2. Aspek Kepribadian dan Perilaku

Pustakawan Indonesia harus bertaqwa kepada Tuhan yang Maha

Esa, bermoral pancasila, mempunyai tanggung jawab sosial dan

kesetiakawanan, memiliki etos kerja yang tinggi, mandiri, loyalitas

tinggi terhadap profesi, luwes dan simpatik, terbuka terhadap kritik

dan saran, selalu siaga dan tanggap terhadap kemajuan dan

perkembangan ilmu dan teknologi, berdisiplin tinggi dan

menjunjung tinggi etika pustakawan Indonesia.35

Ada beberapa makna profesi pustakawan menurut Heriyanto,

yakni:

35

M. Ali Nur Hasan Islami, ‗Peran Pustakawan Sebagai Pekerja Profesional, Sebagai

Anggota Profesi Dan Sebagai Makhluk Sosial‘ <http://digilib.isi-ska.ac.id/wp-

content/uploads/2015/12/Pustakawan-sebagai-Mahluk-sosial.pdf> [accessed 8 March 2017].

Page 43: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

29

1. Pustakawan Sebagai Penolong

Profesi pustakawan sifatnya adalah memberikan pelayanan kepada

pengguna perpustakaan dalam menemukan informasi yang

dibutuhkan.

2. Pustakawan Sebagai Pendidik

Bahwa pustakawan mengajarkan seseorang dari kondisi awal tidak

tahu menjadi tahu melalui program literasi informasi yang diadakan

di perpustakaan.

3. Pustakawan Sebagai Teman Diskusi

Di perguruan tinggi, Seorang pustakawan dengan pengetahuannya

yang luas dan dengan keterampilan komunikasi yang baik, dapat

menjadi teman diskusi bagi para mahasiswa.

4. Pustakawan Sebagai Pembimbing

Sebagai pustakawan di perguruan tinggi, pustakawan kerapkali

berperan juga sebagai pembimbing mahasiswa yang sedang

mengerjakan skripsi atau tugas akhir, walaupun tidak secara formal.

5. Pustakawan Sebagai Fasilitator Informasi

Tanggung-jawab pustakawan tidak hanya terbatas pada lingkup

mencari, mengelola, dan melestarikan informasi tetapi pustakawan

juga bertanggung jawab agar informasi-informasi dapat sampai

kepada pengguna yang membutuhkan.36

36

Heriyanto, Pawit M. Yusuf, and Agus Rusmana, ‗Makna Dan Penghayatan Profesi

Pustakawan: Studi Fenomenologis Terhadap Para Pustakawan Pada Perpustakaan Perguruan

Tinggi‘, Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan, Vol. 1.2 (2013), pp. 147–156.

Page 44: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

30

G. Kode Etik Pustakawan

Kode etik pustakawan adalah panduan perilaku dan kinerja semua

anggota pustakawan Indonesia dalam melaksanakan tugasnya dibidang

kepustakawanan.37

Menurut Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) dalam AD/ART serta

kode etik pustakawan Indonesia menyatakan bahwa kode etik

pustakawan Indonesia merupakan:

1. Aturan tertulis yang harus dipedomani oleh setiap pustakawan dalam

melaksanakan tugas profesi sebagai pustakawan.

2. Etika profesi pustakawan yang menjadi landasan moral yang

dijunjung tinggi, diamalkan, dan diamankan oleh setiap pustakawan.

3. Ketentuan yang mengatur pustakawan dalam melaksanakan tugas

kepada diri sendiri, sesama pustakawan, pemustaka, masyarakat, dan

negara.

Kemudian, kode etik profesi pustakawan juga mempunyai tujuan,

yakni:

1. Membina dan membentuk karakter pustakawan

2. Mengawasi tingkah laku pustakawan dan sarana kontrol sosial

3. Mencegah timbulnya kesalahpahaman dan konflik antar sesama

anggota dan antara anggota dengan masyarakat

37

Risno Mbonuong, ‗Imlementasi Kode Etik Pustakawan Dalam Meningkatkan Kualitas

Kinerja Pelayanan Pustakawan Di Badan Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Provinsi

Sulawesi Utara‘, Journal, Vol. II.4 (2013), pp. 1–13.

Page 45: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

31

4. Menumbuhkan kepercayaan masyarakat pada perpustakaan dan

mengangkat citra pustakawan. 38

Sedangkan tujuan kode etik pustakawan menurut Rachman

Hermawan dan Zulfikar Zen, yaitu untuk:

a. Meningkatkan pengabdian pustakawan kepada Tuhan Yang Maha

Esa, bangsa dan negara, sebagai makhluk ilahi, serta warga negara

yang baik, dengan dituntun oleh kode etik.

b. Menjaga martabat pustakawan. Adalah tugas anggota untuk selalu

menjaga martabat dan kehormatan pustakawan dengan berlandaskan

nilai-nilai moral yang dianut oleh masyarakat

c. Meningkatkan mutu profesi pustakawan, untuk dapat memberikan

layanan kepustakawanan kepada masyarakat, maka anggota profesi

berkewajiban untuk meningkatkan mutu profesi dan anggota melalui

pendidikan formal, non-formal atau informal.

d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan, terutama layanan

informasi kepada masyarakat, maka pustakawan sebagai pekerja

informasi harus berupaya agar kuantitas dan kualitas informasi yang

diberikan selalu meningkat sesuai dengan kebutuhan pengguna.39

Kode etik pustakawan di Armenia yang didasarkan pada standar

etika yang diakui secara internasional, menyatakan bahwa hubungan

38

Ikatan Pustakawan Indonesia, Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Serta

Kode Etik Ikatan Pustakawan Indonesia 2015-2018 (Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Pustakawan

Indonesia, 2015), pp. 28–32. 39

Hermawan and Zen, Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Kode Etik

Pustakawan Indonesia, p. 84.

Page 46: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

32

seorang pustakawan dan pengguna didasarkan untuk saling

menghormati, tanpa membedakan ras, kebangsaan, status sosial,

pendapat politik, agama, jenis kelamin, dan perbedaan usia.40

Kode etik pustakawan yang diadopsi oleh Dewan Nasional

Asosiasi Pustakawan Prancis mengungkapkan bahwa pustakawan

ditugaskan oleh masyarakat, baik sipil maupun swasta untuk menjawab

kebutuhan di masyarakat. Pustakawan berkomitmen kepada pengguna

untuk menghormati semua pengguna dan memberikan masing-masing

layanan yang sama.41

Pustakawan sebagai sebuah profesi, telah memiliki kode etik

sebagai sebuah bentuk aturan norma dan nilai yang menjaga

pustakawan agar tetap bekerja dan berjalan dalam koridor

profesionalisme. Idealnya, pustakawan harus menunjukkan

eksistensinya sebagai sebuah profesi dengan memberikan layanan dan

rasa puas kepada masyarakat, terutama pemustaka. Dalam kode etik

pustakawan, telah diatur bagaimana seharusnya pustakawan bersikap,

baik terhadap koleksi, pemustaka, rekan sejawat, maupun masyarakat.

Meskipun Kode etik merupakan aturan, rambu-rambu yang dapat

menunjukkan arah ketika dengan sungguh-sungguh digunakan atau

diterapkan. Namun demikian penerapan kode etik ini sama halnya

dengan menerapkan suatu aturan yang memiliki konsekuensi. Ini

40

Dewan Eksekutif Asosiasi, ‗Kode Etik Pustakawan‘

<https://www.ifla.org/files/assets/faife/codesofethics/armenia.pdf> [accessed 22 July 2017]. 41

Dewan Nasional Asosiasi Pustakawan Prancis, ‗Kode Etik Pustakawan‘

<https://www.ifla.org/files/assets/faife/codesofethics/france.pdf> [accessed 22 July 2017].

Page 47: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

33

mengisyaratkan bahwa kode etik tidak dengan mudah dapat diterapkan

tanpa mengalami suatu kendala.

Kendala-kendala dalam penerapan kode etik diantaranya adalah:

1. Kode etik tidak populer karena kurangnya sosialisasi

Tidak populer istilah yang menyatakan bahwa sesuatu objek tidak

dikenali dengan baik.

2. Kode etik kalah dengan kebijakan (birokrasi)

Bahwa lembaga atau instansi tempat pustakawan bekerja memiliki

birokrasi atau sistem kekuasaan sendiri yang juga berwenang atas

pengambilan kebijakan.

3. Tidak meratanya jenjang pendidikan pustakawan

Pendidikan menjadi unsur penting bagi jenjang karir seseorang

dalam dunia kerja dan juga penting untuk menuntukan tingkat

pemahaman seseorang terhadap sesuatu.

4. Pustakawan tidak membaca kode etik karena dianggap tidak penting

Kode etik dikenal sebatas nama saja, dan tidak sedikit pustakawan

yang tidak memperhatikan substansinya, yang terpenting baginya

adalah bekerja sebaik-baiknya dan memenuhi standar angka kredit

untuk kenaikan pangkat.

Page 48: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

34

5. Sanksi terhadap pelanggaran kode etik tidak tegas

kode etik dibuat untuk dipatuhi oleh pustakawan, tetapi sanksi

terhadap pelanggaran kode etik tidak tegas. 42

H. Substansi Kode Etik Pustakawan

Kode etik pustakawan di Indonesia dikeluarkan oleh Ikatan

Pustakawan Indonesia, Isi dari kode etik pustakawan tersebut sebagai

berikut:43

1. Sikap pustakawan Indonesia mempunyai pegangan tingkah laku

yang harus dipedomani:

a. Berupaya melaksanakan tugas sesuai dengan harapan masyarakat

pada umumnya dan kebutuhan pengguna perpustakaan pada

khususnya.

b. Berupaya mempertahankan keunggulan kompetensi setinggi

mungkin dan berkewajiban mengikuti perkembangan.

c. Berupaya membedakan antara pandangan atau sikap hidup

pribadi dan tugas profesi.

d. Menjamin bahwa tindakan dan keputusannya, berdasarkan

pertimbangan profesional.

e. Tidak menyalahgunakan posisinya dengan mengambil

keuntungan kecuali atas jasa profesi.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia bahwa arti dari

penyalahgunaan adalah proses, cara, perbuatan

42 Panti Astuti, ‗Budaya Organisasi Dan Kode Etik Pustakawan Dalam Implementasinya‘,

Jurnal Iqra’, Vol. 9.1 (2015), pp. 57–73. 43

Ikatan Pustakawan Indonesia, pp. 29–31.

Page 49: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

35

menyalahgunakan; penyelewengan: kekayaan yang diperolehnya

adalah hasil penyalahgunaan jabatannya.44 Sedangkan Hermawan

dan Zen mengungkapkan bahwa Pustakawan menghindarkan diri

dari menyalahgunaan fasilitas perpustakaan untuk kepentingan

pribadi, rekan sekerja, dan pengguna tertentu, kewajiban tersebut

bermakna sebagai larangan kepada pustakawan agar tidak

melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).45

f. Bersifat sopan dan bijaksana dalam melayani masyarakat, baik

dalam ucapan maupun perbuatan.

Dalam perpustakaan, pelayanan berkualitas merupakan

tujuan utama dalam memenuhi kebutuhan pemustaka akan

informasi yang beragam, oleh karena itu dari pelayanan tersebut

akan terbentuk upaya pemenuhan keinginan pemustaka. Salah

satu kriteria dalam memberikan pelayanan yang baik yang perlu

mendapat perhatian yaitu memberikan layanan yang mencangkup

pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat yang dapat

dipercaya yang dimiliki oleh seorang pustakawan.46

44

Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‗Arti Kata Penyalahgunaan‘

<http://www.kamuskbbi.id/kbbi/artikata.php?mod=view&Penyalahgunaan&id=49418-arti-

maksud-definisi-pengertian-Penyalahgunaan.html> [accessed 22 July 2017]. 45

Hermawan and Zen, Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Kode Etik

Pustakawan Indonesia, p. 120. 46

Bintarto, ‗Menciptakan Pelayanan Yang Berkualitas‘ <Bintarto, ‗Menciptakan Pelayanan

Yang Berkualitas‘ <http://library.perbanas.ac.id/news/menciptakan-pelayanan-yang-

berkuwalitas.html> [accessed 25 July 2017].

Page 50: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

36

2. Hubungan dengan Pemustaka:

a. Pustakawan menjunjung tinggi hak perorangan atas informasi.

Pustakawan menyediakan akses tak terbatas, adil tanpa

memandang ras, agama, status sosial, ekonomi, politik, gender,

kecuali ditentukan oleh peraturan perundang-undangan.

b. Pustakawan tidak bertanggung jawab atas konsekuensi

penggunaan informasi yang yang diperoleh dari perpustakaan.

Menurut Suwarno bahwa informasi yang diakses oleh

pemustaka tidak dapat dideteksi oleh pustakawan. pemustaka juga

dengan leluasa dapat menggunakan informasi yang diaksesnya

untuk kepentingannya tanpa harus diketahui oleh pustakawan

sebagai pengelola informasi di perpustakaan.47

c. Pustakawan berkewajiban melindungi hak privasi pemustaka, dan

kerahasiaan menyangkut informasi yang dicari.

Menurut Asosiasi Perpustakaan di Jepang bahwa untuk

memastikan kebebasan orang membaca, pustakawan harus

menghormati kerahasiaan masing-masing pengguna

perpustakaan, dan tidak boleh membocorkan namanya atau

rincian buku atau bahan pustaka lainnya yang digunakan oleh

pengguna serta harus menolak semua tekanan untuk

melakukannya kecuali sebagaimana dipersyaratkan sesuai hukum

47

Wiji Suwarno, Ilmu Perpustakaan & Kode Etik Pustakawan (Yogyakarta: AR-Ruzz

Media, 2010), p. 119.

Page 51: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

37

tertentu. Tugas ini dilakukan oleh semua anggota staf, baik

profesional maupun non-profesional.48

Ada aspek hukum terkait hak privasi pengguna,

sebagaimana peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang Perlindungan

Data Pribadi dalam Sistem Elektronik menyatakan bahwa data

pribadi adalah data perseorangan tertentu yang disimpan, dirawat,

dan dijaga kebenaran serta dilindungi kerahasiaannya. Sedangkan

privasi merupakan kebebasan pemilik data pribadi untuk

menyatakan rahasia atau tidak menyatakan rahasia data

pribadinya, kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.49

d. Pustakawan mengakui dan menghormati hak milik intelektual.

Hak milik intelektual atau hak kekayaan intelektual adalah

hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreatifitas

intelektual. Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya

yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia,

karya tersebut memiliki kekuatan hukum yang dilindungi.50

Menurut Undang-undang RI Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak

48

Asosiasi Perpustakaan Jepang, ‗Kode Etik Pustakawan‘

<https://www.ifla.org/files/assets/faife/codesofethics/japan.pdf> [accessed 25 July 2017]. 49

Menteri komunikasi dan Informatika, Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Perlindungan Data Pribadi Dalam Sistem

Elektronik (Jakarta: Kementrian Komunikasi dan informatika, 2016), p. 2. 50

Emma Valentina Teresha Senewe, ‗Efektifitas Pengaturan Hukum Cipta Dalam

Melindungi Karya Seni Tradisional Daerah‘, Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum, 2.2 (2015),

pp. 12–23.

Page 52: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

38

Cipta menyatakan bahwa hak cipta merupakan kekayaan

intelektual di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang

mempunyai peranan strategis dalam mendukung pembangunan

bangsa dan memajukan kesejahteraan umum sebagaimana

diamanatkan oleh UUD Negara Republik Indonesia Tahun

1945.51

3. Hubungan Antar Pustakawan:

a. Pustakawan berusaha mencapai keunggulan dalam profesinya

dengan cara memelihara dan mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan.

b. Pustakawan bekerjasama dengan pustakawan lain dalam upaya

mengembangkan kompetensi profesional pustakawan, baik

sebagai perorangan maupun sebagai kelompok.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia bahwa kerjasama

ialah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang

(lembaga, pemerintah, dsb) untuk mencapai tujuan bersama.52

c. Pustakawan memelihara dan memupuk hubungan kerjasama yang

baik antara sesama rekan.

Salah satu faktor yang dapat menunjang tercapainya

perusahaan, institusi/ lembaga atau organisasi adalah kerjasama

51

Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia, ‗Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

Tentak Hak Cipta‘ <http://peraturan.go.id/uu/nomor-28-tahun-2014.html> [accessed 27 July

2017]. 52

Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‗Arti Kata Kerjasama‘

<http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php?keyword=kerja&varbidang=all&vardialek=all&varragam

=all&varkelas=all&submit=tabel> [accessed 23 July 2017].

Page 53: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

39

tim. Kerjasama antar karyawan atau pustakawan akan

berpengaruh terhadap kinerja yang dihasilkannya, karena

melakukan kerjasama tim maka pekerjaan yang dihasilkan akan

lebih cepat sehingga membina kerjasama tim yang efektif dalam

perusahaan, institusi/ lembaga atau organisasi adalah suatu

keharusan. Kerjasama tim yang dilakukan dianggap mampu

menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan bekerja

secara individu.53

d. Pustakawan memiliki kesadaran, kesetiaan, penghargaan terhadap

Korps Pustakawan secara wajar.

e. Pustakawan menjaga nama baik dan martabat rekan, baik didalam

maupun diluar kedinasan.

Salah satu ciri profesional yaitu memiliki tanggung jawab

profesi dan integritas pribadi yang tinggi baik terhadap dirinya

maupun terhadap publik, pimpinan, organisasi/ perusahaan dan

senantiasa menjaga martabat serta nama baik diri, perusahaan,

rekan kerja maupun bangsa dan negaranya.54

4. Hubungan dengan Perpustakaan:

a. Pustakawan ikut aktif dalam perumusan kebijakan menyangkut

kegiatan jasa kepustakawanan.

53

Wahyu Kusuma Pratiwi and Dwiarko Nugrohoseno, ‗Pengaruh Kepribadian Terhadap

Kerjasama Tim Dan Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan‘, Jurnal Ilmu Manajemen, 2.3

(2014), pp. 1117–1129. 54

Syerli Haryati, ‗Etika Profesi Public Relation: Profesionalisme Praktisi Humas‘

<http://mercubuana.ac.id/file/FakultasIlmuKomunikasi/Hubungan%20Masyarakat/Syerli%20Haya

ti%20%20Etika%20Profesi%20Public%20Relations%20%5B42024%5D/PPT%20Etika%20Profe

si%20PR%20%5BTM3%5D.pdf>> [accessed 25 July 2017].

Page 54: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

40

b. Pustakawan bertanggung jawab terhadap pengembangan

perpustakaan.

c. Pustakawan berupaya membantu dan mengembangkan

pemahaman serta kerjasama semua jenis perpustakaan.

Kerjasama perpustakaan secara umum dapat diartikan suatu

kegiatan beberapa perpustakaan secara bersamaan dalam

melaksanakan suatu usaha untuk mencapai tujuan yang sama dan

saling membantu dalam menyelesaikan tugasnya.55

5. Hubungan Pustakawan dengan Organisasi Profesi:

a. Membayar iuran keanggotaan secara disiplin.

Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) adalah organisasi profesi

pustakawan dan perpustakaan. Dalam AD/ART IPI dana

organisasi diperoleh dari iuran keanggotan. Iuaran tersebut

digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang di programkan oleh

IPI.56

b. Mengikuti kegiatan organisasi sesuai kemampuan dengan penuh

tanggung jawab.

Organisasi adalah suatu wadah yang didalamnya ada proses

kerjasama sejumlah manusia terikat dalam hubungan secara

formal untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.57

55

Elysa, ‗Peraturan Dan Kerjasama Antar Perpustakaan‘ <Elysa, ‗Peraturan Dan Kerjasama

Antar Perpustakaan‘ <http://elysa.log.fisip.uns.ac.id/2014/12/12/peraturan-dan-kerjasama-antar-

perpustakaan/> [accessed 24 July 2017]. 56

Ikatan Pustakawan Indonesia, p. 14. 57

Sakdiah, ‗Karakteristik Manajemen Organisasi Islam‘, Jurnal Al-Bayan, 20.29 (2014),

pp. 60–78.

Page 55: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

41

c. Mengutamakan kepentingan organisasi diatas kepentingan

pribadi.

Pustakawan adalah individu yang syarat dengan

kepentingan pribadi. Konsekuensi ketika pustakawan telah

bergabung dengan organisasi, ia dituntut untuk mengutamakan

kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadinya.58

6. Hubungan Pustakawan dengan Masyarakat:

a. Pustakawan bekerjasama dengan anggota komunitas dan

organisasi yang sesuai berupaya meningkatkan harkat dan

martabat kemanusiaan serta komunitas yang dilayaninya.

b. Pustakawan berupaya memberikan sumbangan dalam

pengembangan kebudayaan di masyarakat.

I. Penelitian Terdahulu

Penelitian pertama dilakukan oleh Amrih Peni, mahasiswi

Universitas Indonesia tahun 2012 yang berjudul ―Persepsi Pustakawan

Terhadap Kode Etik pustakawan Indonesia: Studi Kasus di Perpustakaan

universitas Indonesia‖. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

persepsi pustakawan terhadap kode etik pustakawan Indonesia. Penelitian

ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi.

Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa sebagian besar perilaku

pustakawan di perpustakaan Universitas Indonesia sudah mencerminkan

58

Suwarno, Ilmu Perpustakaan & Kode Etik Pustakawan, p. 124.

Page 56: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

42

implementasi dari kode etik pustakawan walaupun para pustakawan

kurang memahami isi kode etik pustakawan secara tekstual.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah tujuan

penelitian sebelumnya terkait persepsi pustakawan terhadap kode etik

pustakawan. Sedangkan tujuan penelitian penulis terkait implementasi dan

kendala kode etik pustakawan. Metode penelitian sebelumnya

menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fonomenologi

sedangkan penelitian penulis menggunakan metode deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif.

Penelitian kedua dilakukan oleh Maya Arbina Br Ginting,

mahasiswi Universitas Sumatera Utara pada tahun 2014 yang berjudul

―Penerapan Kode Etik Pustakawan pada Perpustakan Politeknik Negeri

Medan‖. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kode

etik pustakawan sudah diterapkan dalam melaksanakan pekerjaaan oleh

pustakawan di perpustakaan POLMED. Penelitian ini menggunakan

metode deskriptif, populasi penelitian adalah keseluruhan pegawai

perpustakaan POLMED berjumlah 12 orang, teknik pengambilan sampel

menggunakan total sampling, pengumpulan data dilakukan dengan

kuesioner dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

penerapan kode etik pustakawan pada perpustakaan POLMED sudah

diterapkan karena pustakawan POLMED sudah memahami kode etik

pustakawan dan menerapkan dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi masih

ada beberapa bagian dari kode etik pustakawan yang belum dilaksanakan

Page 57: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

43

secara maksimal yaitu masih ada pustakawan yang menyalahgunakan

kedudukan atau jabatannya untuk mengambil keuntungan dan hanya

sedikit pustakawan yang tetap mengembangkan ilmunya.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah tempat

penelitian, jika pada penelitian sebelumnya melakukan penelitian di

perpustakaan di Politeknik Negeri Medan, maka penelitian penulis

melakukan penelitian di perpustakaan lingkungan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Perbedaan lainnya adalah terkait populasi penelitian yakni

keseluruhan pegawai perpustakaan POLMED yang berjumlah 12 orang,

meskipun metode penelitiannya sama yakni dengan menggunakan metode

deskriptif dan teknik pengambilan sampel juga sama, dengan

menggunakan total sampling. Sedangkan penelitian penulis, yang menjadi

populasi penelitian adalah pustakawan yang menduduki jabatan fungsional

pustakawan di perpustakaan lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang berjumlah 25 orang.

Page 58: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian

deskriptif, yaitu penelitian tentang fenomena sosial tertentu dengan

menganalisa dan menginterpretasikan data yang ada dan penelitian yang

bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa

adanya.59 Penelitian deskriptif mencoba mencari deskripsi yang tepat dan

cukup dari semua aktifitas, objek, proses, dan manusia. Jika

memungkinkan dan dianggap tepat, penelitian deskriptif ini dapat

dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistik.60

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang

dimaksudkan untuk mengangkat fakta, keadaan, variabel, dan fenomena

yang terjadi saat penelitian berlangsung dan menyajikan apa adanya.61

59

Prasetya Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori Dan Panduan

Praktis Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa Dan Peneliti Pemula (Jakarta: STIA-LAN, 1999), p. 60. 60

Sulistyo-Basuki, Metode Penelitian (Jakarta: Penaku, 2010), p. 110. 61

Subana M and (Sudrajat), Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah (Bandung: Pustaka Setia,

2001), p. 26.

Page 59: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

45

B. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian.62 Data

primer ini bersumber dari responden langsung yang ditemui di

lapangan dengan menyebarkan kuesioner kepada pustakawan

fungsional lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung

dari sumbernya. Data sekunder biasanya diambil dari dokumen-

dokumen (laporan, karya tulis orang lain, koran, majalah), atau

seseorang mendapat informasi dari ―orang lain‖.63 Data diperoleh dari

beberapa literatur-literatur, buku-buku, artikel dan dokumen yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan unit pengamatan atau tentang

informasi yang diinginkan.64 Dengan kata lain populasi merupakan

keseluruhan objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah

pustakawan fungsional lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak

62

Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), p.

19. 63

Prasetya Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN, 1999), p. 87. 64

Sugiyanto, Analisis Statistika Sosial (Malang: Bayumedia Publishing, 2004), p. 14.

Page 60: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

46

25 orang. Data ini penulis peroleh dari laporan jumlah pustakawan

fungsional yang ada di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari keseluruhan populasi

yang akan diteliti. Adapun teknik penentuan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu total sampling. Total sampling adalah teknik

pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi.

Menurut Arikunto, apabila sampelnya kurang dari 100, maka diambil

semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.65

Dalam penelitian ini, melihat jumlah populasi sebanyak 25 orang,

maka semua anggota populasi dijadikan sampel penelitian yaitu

sebanyak 25 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan untuk

mendapatkan informasi atau data-data yang diperlukan dalam penelitian

ini, sebagai berikut:

1. Kajian Kepustakaan (Library Research), dalam kajian kepustakaan ini

penulis mengumpulkan dan mempelajari sumber-sumber literatur

seperti buku, jurnal, artikel dan sumber kepustakaan lain yang

berkaitan dengan topik yang diteliti.

2. Penelitian Lapangan (Field Research), penelitian ini dilakukan untuk

memperoleh data secara langsung ke lapangan, sebagai berikut:

65

Suharsimi Arikunto, Metodelogi Penelitian (Yogyakarta: Bina Aksara, 2006), p. 116.

Page 61: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

47

a. Kuesioner/Angket

Kuesionar merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.66

Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah

pernyataan menyangkut fakta dan pendapat responden. Responden

pada penelitian ini adalah pustakawan fungsional yang ada di

lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. Teknik Pengolahan Data

1. Tahap Pemeriksaan

Kuesioner atau angket yang terkumpul kemudian diperiksa

kelengkapan data dan jawaban angket untuk menghindari adanya

kemungkinan kesalahan dalam pengisian angket. Lalu dari jawaban

tersebut dikelompokkan berdasarkan pertanyaan yang telah dijawab

oleh responden.

2. Tabulasi

Tabulasi adalah menyusun data kedalam tabel dengan cara

menyajikan hasil perolehan dari jawaban-jawaban responden untuk

masing-masing ketegori jawaban. Pentabulasian digunakan untuk

mempermudah perhitungan distribusi frekuensi bagi data umum

mengenai jawaban responden. Dengan tabulasi ini maka akan dengan

66

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabet, 2009),

p. 142.

Page 62: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

48

mudah didapatkan informasi mengenai presentase. Adapun

perhitungan presentase dilakukan dengan menggunakan rumus:

P =

Keterangan:

P = Persentase

F = Frekuensi (jawaban terpilih)

N = Sampel yang diperoleh (jumlah responden)67

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data dan penyajian

data dengan mengelompokkannya dalam suatu bentuk yang mudah dibaca

dan diinterpretasi. Apabila data berguna untuk mereduksikan data menjadi

wujud yang dapat dipahami dan ditafsir dengan cara tertentu hingga relasi

masalah penelitian dapat ditelaah serta diuji.68

Dalam penelitian ini penulis akan menggambarkan analisis

deskriptif persentase. Untuk memudahkan penafsiran terhadap nilai

persentase yang telah diolah, maka dapat digunakan ukuran penafsirannya,

yaitu:

0% : Tidak satupun

1 - 25% : Sebagian kecil

26 – 49% : Hampir setengahnya

50% : Setengahnya

67

Anas Sudjiono, Pengantar Statistika Pendidikan (Jakarta: Grafindo Persada, 1997), p. 46. 68

Uber Silalahi, Metode Penelitian Sosial (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), p. 332.

Page 63: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

49

51 – 75% : Sebagian besarnya

76 – 99% : Pada umumnya

100% : Seluruhnya 69

G. Tempat dan Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dengan jadwal tabel di bawah ini:

Tabel 1

Jadwal Penelitian

Waktu

No Kegiatan Jan Feb Mar Aprl Mei Juni Juli Agst

1 Penyusunan Proposal Skripsi

2 Pengajuan Proposal Skripsi

3 Mendapatkan Dospem

Pembimbing Skripsi

4 Bimbingan Skripsi

5 Penelitian

6 Penyusunan Skripsi

7 Pendaftaran Sidang Skripsi

8 Sidang Skripsi

9 Revisi Skripsi

69

Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Pedoman Mahasiswa

(Jakarta: Gramedia Pustaka, 1992), p. 11.

Page 64: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Sejarah Singkat Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Pusat perpustakaan UIN merupakan peralihan nama dari

perpustakaan Utama UIN yang juga merupakan peralihan nama dari

perpustakaan IAIN Jakarta, yang didirikan seiring dengan berdirinya IAIN

itu sendiri, yaitu sejak berdirinya ADIA (Akademi Dinas Ilmu Agama)

pada tanggal 1 Juni 1957. Pada waktu itu kondisi perpustakaan masih

sangat sederhana, hanya terdiri dari satu ruangan dengan koleksi sebanyak

2000 eksemplar, dan hanya dikelola oleh seorang pegawai.

Pada tahun 1960-1964 koleksi buku diklasifikasi menurut DDC

(Dewey Decimal Classification). Disamping itu sistem peminjaman juga

sudah mulai tertib, dan jumlah pegawainya ada 4 orang. Tahun 1964-1971

perpustakaan IAIN banyak menerima sumbangan buku dari berbagai

lembaga, khususnya kedutaan Mesir dan Saudi Arabia, sehingga pada

Januari 1969 jumlah koleksi menjadi 1.320 judul dan 10.999 eks buku, 23

skripsi, dan 310 eks majalah.

Selanjutnya pada tahun 1971-1983 perpustakaan menempati ruang

yang lebih luas yaitu gedung Aula Madya saat ini. Pada tahun 1980

Page 65: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

51

perpustakaan IAIN Jakarta tercatat sebagai perpustakaan perguruan tinggi

terbaik se-DKI jakarta.

Pada masa tahun 1998-2000 perpustakaan kembali pindah ke

gedung yang lebih baru yang dibangun di atas tanah eks gedung Sanggar

Pravitasari. Dengan demikian lokasi perpustakaan dan kampus menjadi

dekat.

Seiring dengan berubahnya status IAIN menjadi UIN (SK Presiden

No. 31 tanggal 20 Mei 2002), maka secara otomatis nama perpustakaan

pun ikut berubah menjadi ―Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta‖. Sejak tahun 2013 sampai dengan sekarang

(2017) Perpustakaan Utama yang sekarang berubah amanya menjadi Pusat

Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dikepalai oleh seorang

pustakawan yaitu Amrullah Hasbana, S.Ag, SS, MA.

Selain pusat perpustakaan, maka ada beberapa perpustakaan

fakultas yang tersebar di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Perpustakaan fakultas ini merupakan bagian dari sistem pembelajaran di

lingkungan fakultas, dan karenanya menjadi basis pembelajaran yang

berfungsi sebagai Library and Learning Resources Center (LLRC). LLRC

merupakan bentuk implementasi dari kebijakan universitas dalam rangka

menjadikan perpustakaan-perpustakaan fakultas sebagai working library

yang dapat memfungsikan dirinya untuk memberikan layanan kepada

pemakai lingkungan masing-masing fakultas.

Page 66: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

52

Program kebijakan Rektor adalah mendirikan serta

mengembangkan perpustakaan di masing-masing fakultas. Pendirian

perpustakaan fakultas ini kemudian disahkan dengan SK Rektor UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta No. 040 tahun 1999 tentang Rencana Induk

Pengembangan (RIP) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1999/2000-

2003/2004, yang salah satunya dinyatakan bahwa pengembangan

perpustakaan di lingkungan IAIN Jakarta dibagi menjadi 3 jenis, yaitu

Perpustakaan Utama sebagai perpustakaan riset, Perpustakaan Fakultas

sebagi perpustakaan kerja, dan Perpustakaan Pasca Sarjana sebagai

perpustakaan khusus.

Dalam pengembangannya terdapat beberapa perpustakaan fakultas

di lingkungan UIN Jakarta yang berperan sebagai ―working library‖

(perpustakaan kerja), dimana fungsinya adalah memberikan layanan

kepada masing-masing sivitas akademika fakultas di lingkungan UIN

Jakarta. Perpustakaan Fakultas tersebut antara lain:

a. Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

b. Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora

c. Perpustakaan Fakultas Ushuluddin

d. Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum

e. Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

f. Perpustakaan Fakultas Dirasat Islamiyyah

g. Perpustakaan Fakultas Psikologi

h. Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Page 67: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

53

i. Perpustakaan Fakultas Sains dan Teknologi

j. Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

k. Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

l. Perpustakaan Sekolah Pasca Sarjana

2. Visi, Misi dan Tujuan Perpustakaan

a. Visi

Perpustakaan sebagai lembaga penyedia inormasi senantiasa

berupaya untuk menjadi sumber referensi terkemuka dalam

berbagai bidang ilmu pengetahuan baik bidang keislaman maupun

bidang-bidang umum untuk keperluan akademik dan riset ilmiah.

Disamping itu perpustakaan adalah lembaga pendukung

tercapainya cita-cita universitas. UIN Jakarta memiliki visi menjadi

universitas bertaraf dunia (World Class University) untuk

mendukung tercapainya cita-cita tersebut.

b. Misi

1. Menyediakan sumber-sumber referensi yang lengkap dan

berkualitas dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan baik ke-

islaman maupun bidang-bidang umum, sebagai pendukung

proses pembelajaran, pengajaran dan riset ilmiah.

2. Menyediakan berbagai layanan berorientasi riset dan

teknologi yang tepat, akurat dan cepat dalam rangka

memenuhi kebutuhan informasi bagi seluruh civitas

akademika UIN Jakarta.

Page 68: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

54

3. Mengembangkan pemanfaatan perpustakaan secara efektif

oleh seluruh civitas akademika dengan melaksanakan

program-program literasi informasi.

4. Memberikan akses ke sumber-sumber elektronik yang

menyajikan hasil-hasil penelitian ilmiah dan memperluas

penggunaan akses ke sumber-sumber elektronik lainnya.

5. Membangun kerjasama yang efektif dengan masyarakat

kampus dan institusi atau organisasi lain baik Nasional

maupun Internasional dalam kerangka pengembangan koleksi

dan layanan perpustakaan.

6. Mengembangkan kualitas SDM perpustakaan dalam rangka

meningkatkan mutu layanan perpustakaan menuju

perpustakaan bertaraf dunia.

7. Mengembangkan koleksi dan sumber-sumber informasi

berbasis riset dan teknologi untuk mendukung tercapainya

produk-produk riset dikalangan sivitas akademika Universitas

UIN Jakarta.

c. Tujuan

Secara umum tujuan Pusat perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta adalah mendukung keberhasilan semua

aktifitas Tri Darma Perguruan Tinggi yang berlangsung di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta baik dalam pengajaran dan

pendidikan, penelitian maupun pengabdian masyarakat.

Page 69: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

55

3. Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yakni pustakawan yang menduduki jabatan fungsional

berjumlah 25 orang. Berikut jumlah pustakawan fungsional di

lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:

a. Pustakawan di Pusat Perpustakaan berjumlah 12 orang.

b. Pustakawan di Perpustakaan Sekolah Pasca Sarjana berjumlah 1

orang.

c. Pustakawan di perpustakaan Fakultas Psikologi berjumlah 1 orang.

d. Pustakawan di perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

berjumlah 2 orang.

e. Pustakawan di perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

berjumlah 2 orang.

f. Pustakawan di perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum

berjumlah 1 orang.

g. Pustakawan di perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

berjumlah 1 orang.

h. Pustakawan di perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Komunikasi berjumlah 1 orang.

i. Pustakawan di perpustakaan Fakultas Ushuluddin berjumlah 1

orang.

j. Pustakawan di perpustakaan Fakultas Sains dan Teknologi

berjumlah 1 orang.

Page 70: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

56

k. Pustakawan di perpustakaan Fakultas Dirassat Islamiyah berjumlah

1 orang.

l. Pustakawan di perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan berjumlah 1 orang.

B. Hasil Penelitian

Dalam bab ini penulis akan menjelaskan hasil penelitian dan

pembahasan mengenai implementasi kode etik pustakawan di lingkungan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Analisis data dilakukan berdasarkan hasil

kuesioner yang dilakukan pada bulan Juni 2017 dengan penyebaran selama

3 minggu. Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah

pustakawan fungsional di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dengan total responden sebanyak 25 orang.

1. Analisis Identitas Responden

Analisis identitas responden yang dilakukan peneliti meliputi

golongan & pangkat, jabatan, tempat tugas, jenis kelamin, masa kerja,

pendidikan, latar belakang pendidikan, kategori sebagai anggota IPI dan

kategori pengetahuan terkait kode etik pustakawan.

Tabel 2

Golongan & Pangkat

Golongan dan Pangkat Frekuensi Persentase

III/b & Penata Muda Tk. I/

Pustakawan Pelaksana

5 20%

IV/b & Pembina Tk. I/

Pustakawan Madya

4 16%

III/a & Penata Muda/

Pustakawan Pelaksana

4 16%

Page 71: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

57

Lanjutan

III/c & Penata/ Pustakawan

Muda

4 16%

IV/a & Pembina/

Pustakawan Madya

3 12%

III/d & Penata Tk. I/

Pustakawan Muda

3 12%

IV/d & Pembina Utama

Madya/ Pustakawan Utama

1 4%

II/c & Pengatur/ Pustakawan

Pelaksana

1 4%

Jumlah 25 100%

Berdasarkan data pada tabel di atas diketahui bahwa responden

yang bergolongan & berpangkat III/b & Penata Muda Tk. I/ Pustakawan

Pelaksana memiliki jumlah persentase sebesar 20% (5 responden),

responden bergolongan & berpangkat IV/b & Pembina Tk. I/ Pustakawan

Madya, III/a & Penata Muda/ Pustakawan Pelaksana Lanjutan, dan III/c &

Penata/ Pustakawan Muda dengan masing-masing dipilih oleh 4 orang

responden atau sebesar 16% (4 responden), responden bergolongan &

berpangkat IV/a & Pembina/ Pustakawan Madya dan III/d & Penata Tk. I/

Pustakawan Muda dengan masing-masing dipilih oleh 3 orang responden

atau sebesar 12% (3 responden), dan responden bergolongan & berpangkat

IV/d & Pembina Utama Madya/ Pustakawan Utama dan II/c & Pengatur/

Pustakawan Pelaksana dengan masing-masing dipilih oleh 1 orang

responden atau sebesar 4% (1 responden).

Dari uraian di atas terlihat bahwa lebih banyak pustakawan yang

bergolongan dan berpangkat III/b & Penata Muda Tk. I/ Pustakawan

Pelaksana dengan persentase sebesar 20% (5 responden).

Page 72: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

58

Tabel 3

Jabatan Responden

Jabatan Frekuensi Persentase

Staf Perpustakaan 12 48%

Kaur Perpustakaan 9 36%

Koordinator Pelayanan

Umum

2 8%

Sub. Koordinator Pelayanan

Teknis

1 4%

Kepala Perpustakaan Pusat 1 4%

Jumlah 25 100%

Berdasarkan data pada tabel di atas diketahui bahwa hampir

setengahnya responden yang yang menduduki jabatan menjadi staf

perpustakaan dengan jumlah persentase 48% (12 responden), dan hampir

setengahnya lagi sebagai kaur perpustakaan dengan jumlah persentase

36% (9 responden), dan sebagian kecilnya sebagai koordinator pelayanan

umum dengan jumlah persentase 8% (2 responden), dan sebagian kecil

lainnya sebagai sub. Koordinator pelayanan teknis dan kepala

perpustakaan dengan masing-masing dipilih oleh 1 orang responden atau

sebesar 4% (1 responden).

Dari uraian di atas terlihat bahwa hampir setengahnya responden

menduduki jabatan sebagai staf perpustakaan dengan persentase sebesar

48% (12 responden).

Page 73: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

59

Tabel 4

Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-Laki 14 56%

Perempuan 11 44%

Jumlah 25 100%

Berdasarkan data pada tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar

responden adalah laki-laki dengan jumlah persentase 56% (14 responden)

dan hampir setengah saja yang berjenis kelamin perempuan yaitu 44% (11

responden). Hal ini menggambarkan bahwa responden pada penelitian ini

lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki.

Tabel 5

Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Persentase

D3 3 12%

S1 16 64%

S2 6 24%

S3 0 0%

Jumlah 25 100%

Berdasarkan data pada tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar

responden berpendidikan S1 yaitu 64% (16 responden), sebagian kecilnya

berpendidikan S2 yaitu 24% (6 responden), sebagian kecil lainnya

berpendidikan D3 yaitu 12% (3 responden), dan tidak satupun responden

yang berpendidikan S3.

Dari uraian di atas dapat terlihat bahwa lebih banyak responden

yang berpendidikan S1 (Strata Satu).

Page 74: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

60

Tabel 6

Latar Belakang Pendidikan

Latar Belakang

Pendidikan

Frekuensi Persentase

Ilmu Perpustakaan 17 68%

Non-Ilmu Perpustakaan 8 32%

Jumlah 25 100%

Berdasarkan data pada tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar

responden berlatar belakang pendidikan Ilmu Perpustakaan dengan jumlah

persentase sebesar 68% (17 responden) dan hampir setengahnya saja

berlatar belakang pendidikan non- Ilmu Perpustakaan yaitu 32% (8

responden). Hal ini menggambarkan bahwa responden pada penelitian ini

lebih banyak yang berlatar belakang pendidikan Ilmu Perpustakaan.

Tabel 7

Kategori Anggota IPI

Kategori Anggota IPI Frekuensi Persentase

Iya 14 56%

Tidak 11 44%

Jumlah 25 100%

Berdasarkan data pada tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar

responden yang menjadi anggota IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia) yaitu

56% (14 responden), dan hampir setengahnya tidak menjadi anggota IPI

yaitu 44% (11 responden). Hal ini menggambarkan bahwa responden di

lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagian besar merupakan

anggota IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia).

Page 75: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

61

Tabel 8

Pengetahuan Responden Terkait Kode Etik Pustakawan

Pengetahuan Terkait Kode

Etik

Frekuensi Persentase

Mengetahui 15 60%

Tidak Mengetahui 5 20%

Tidak Diketahui/ Tidak

Menjawab

5 20%

Jumlah 25 100%

Berdasarkan data pada tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar

responden yang mengetahui terkait kode etik pustakawan yaitu 60% (15

responden) dan sebagian kecilnya tidak mengetahui kode etik pustakawan

dan tidak diketahui/ tidak menjawab pertanyaan terkait kode etik

pustakawan dengan masing-masing dipilih oleh 5 responden atau sebesar

20% (5 responden).

Dari uraian di atas terlihat bahwa pengetahuan responden terkait

kode etik pustakawan lebih banyak yang mengetahui. Hal ini responden

mengetahui kode etik pustakawan tersebut melalui berbagai informasi

yang mereka dapatkan yakni dari internet, buku, seminar, website PNRI

serta dari bangku kuliah.

Kode etik pustakawan adalah panduan perilaku dan kinerja semua

anggota pustakawan Indonesia dalam melaksanakan tugasnya dibidang

kepustakawanan.70

70

Risno Mbonuong, pp. 1–13.

Page 76: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

62

2. Hasil Penelitian Implementasi Kode Etik Pustakawan di

Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kode etik pustakawan di Indonesia dikeluarkan oleh IPI (Ikatan

Pustakawan Indonesia) yang dijabarkan dalam berbagai kewajiban yang

dimiliki pustakawan, yaitu sikap dasar pustakwan, hubungan dengan

pemustaka, hubungan antar pustakawan, hubungan dengan perpustakaan,

hubungan pustakawan dengan organisasi profesi, hubungan pustakawan

dengan masyarakat, serta kendala terkait implementasi kode etik

pustakawan di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

a. Kode Etik Pustakawan Indonesia

a) Sikap Dasar Pustakawan

Tabel 9

Memenuhi harapan dan kebutuhan informasi

Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat mudah 2 8%

mudah 20 80%

Kadang mudah 3 12%

Tidak mudah 0 0%

Jumlah 25 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden pada umumnya

mudah dalam memenuhi harapan dan kebutuhan informasi pemustaka

dengan persentase sebesar 80% (20 responden), sebagian kecil responden

menjawab kadang mudah dengan persentase sebesar 12% (3 responden),

sebagian kecil lainnya responden menjawab sangat mudah dengan

persentase sebesar 8% (2 responden), dan tidak ada satupun responden

Page 77: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

63

yang menjawab tidak mudah atau sebesar 0%. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa lebih banyak responden yang memenuhi harapan dan kebutuhan

informasi pemustaka dengan mudah.

Tabel 10

Mempertahankan keunggulan dan mengembangkan kompetensi

Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat perlu 4 16%

Perlu 11 44%

Kadang perlu 10 40%

Tidak perlu 0 0%

Jumlah 25 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengahnya

responden perlu mempertahankan keunggulan dan mengembangkan

kompetensi dengan adanya kegiatan baca tulis dikalangan pustakawan

dengan persentase sebesar 44% (11 responden), hampir setengahnya

menjawab kadang perlu dengan persentase sebesar 40% (10 responden),

sebagian kecil responden menjawab sangat perlu dengan persentase

sebesar 16% (4 responden), dan tidak satupun responden yang menjawab

tidak perlu atau sebesar 0%. Artinya, lebih banyak responden yang perlu

mempertahankan keunggulan dan mengembangkan kompetensi dengan

adanya kegiatan baca tulis dikalangan pustakawan.

Tabel 11

Membedakan tugas profesi dengan kepentingan pribadi

Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 2 8%

Sering 18 72%

Kadang-kadang 4 16%

Page 78: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

64

Tidak pernah 1 4%

Jumlah 25 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

sering bertindak profesional dalam membedakan tugas profesi dengan

kepentingan pribadi dengan persentase sebesar 72% (18 responden),

sebagian kecil responden menjawab kadang-kadang dengan persentase

sebesar 16% (4 responden), sebagian kecil responden menjawab selalu

dengan persentase sebesar 8% (2 responden), dan sebagian kecil lainnya

responden menjawab tidak pernah dengan persentase sebesar 4% (1

responden). Artinya, bahwa lebih banyak responden yang sering bertindak

profesional dalam membedakan tugas profesi dengan kepentingan pribadi.

Tabel 12

Tindakan dan keputusan berdasarkan pertimbangan profesional

Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 3 12%

Sering 18 72%

Kadang-kadang 4 16%

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 25 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

sering menjamin bahwa tindakan dan keputusannya berdasarkan

pertimbangan profesional dengan persentase sebesar 72% (18 responden),

sebagian kecil responden menjawab kadang-kadang dengan persentase

sebesar 16% ( 4 responden), sebagian kecil lainnya responden menjawab

selalu dengan persentase sebesar 12% (3 responden), dan tidak satupun

Page 79: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

65

responden menjawab tidak pernah atau sebesar 0%. Dengan hal ini, bahwa

responden telah sering bertindak dan memberikan keputusan berdasarkan

pertimbangan profesional.

Tabel 13

Mampu menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan

wewenang

Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat mampu 5 20%

Mampu 15 60%

Kurang mampu 3 12%

Tidak mampu 2 8%

Jumlah 25 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

mampu menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan

wewenang, seperti tidak menggunakan fasilitas kantor untuk kepentingan

pribadi dengan persentase sebesar 60% (15 responden), sebagian kecil

responden menjawab sangat mampu dengan persentase sebesar 20% (5

responden), sebagian kecil responden menjawab kurang mampu dengan

persentase sebesar 12% (3 responden), sebagian kecil lainnya responden

menjawab tidak mampu dengan persentase sebesar 8% (2 responden). Hal

ini dapat disimpulkan bahwa responden mampu menghindarkan diri dari

segala bentuk penyalahgunaan kekuasaan.

Page 80: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

66

Tabel 14

Bersikap ramah dengan memberikan senyum dan salam kepada pemustaka

Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 2 8%

Sering 19 76%

Kadang-kadang 4 16%

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 25 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya responden

sering bersikap ramah dengan memberikan senyum dan salam kepada

pemustaka dengan persentase sebesar 76% (19 responden), sebagian kecil

responden menjawab kadang-kadang dengan persentase 16% (4 orang),

sebagian kecil responden menjawab selalu dengan persentase sebesar 8%

(2 responden), dan tidak satupun responden yang menjawab tidak pernah

atau sebesar 0%. Artinya, umumnya responden sering memberikan

senyum dan salam kepada pemustaka.

b) Hubungan Dengan pemustaka

Tabel 15

Mengakses informasi yang tak terbatas

Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat mudah 3 12%

Mudah 18 72%

Kadang mudah 4 16%

Tidak mudah 0 0%

Jumlah 25 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

mudah dalam mengakses informasi yang tak terbatas dengan persentase

Page 81: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

67

sebesar 72% (18 responden), sebagian kecil responden menjawab kadang

mudah dengan persentase sebesar 16% (4 responden), sebagian kecil

responden menjawab selalu dengan persentase sebesar 12% (3 responden),

dan tidak satupun responden yang menjawab tidak mudah atau sebesar

0%. Jadi, lebih banyak responden yang merasa bahwa dalam mengakses

informasi yang tak terbatas itu mudah.

Tabel 16

Menyadari bahwa pustakawan tidak bertanggung jawab terhadap

informasi yang telah diakses oleh pemustaka

Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu menyadari 2 8%

Sering menyadari 11 44%

Kurang menyadari 11 44%

Tidak menyadari 1 4%

Jumlah 25 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengahnya

responden sering menyadari dan kurang menyadari bahwa pustakawan

tidak bertanggung jawab atas konsekuensi terhadap informasi yang telah

diakses oleh pemustaka, masing-masing dijawab oleh 11 responden atau

sebesar 44% (11 responden), sebagian kecil responden menjawab selalu

menyadari dengan persentase sebesar 8% (2 responden), sebagian kecil

lainnya responden menjawab tidak menyadari dengan persentase sebesar

4% (1 responden). Dapat disimpulkan, bahwa rata-rata responden ada

yang sering menyadari dan kurang menyadari bahwa pustakawan tidak

bertanggung jawab atas konsekuensi terhadap informasi yang telah diakses

oleh pemustaka.

Page 82: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

68

Tabel 17

Mampu melindungi hak privasi pemustaka

Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat mampu 5 20%

Mampu 14 56%

Kurang mampu 6 24%

Tidak mampu 0 0%

Jumlah 25 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

mampu melindungi hak privasi pemustaka menyangkuit informasi yang

dicari dengan persentase sebesar 56% (14 responden), sebagian kecil

responden menjawab kurang mampu dengan persentase sebesar 24% (6

responden), sebagian kecil lainnya responden menjawab sangat mampu

dengan persentase sebesar 20%, dan tidak satupun responden yang

menjawab tidak mampu atau sebesar 0%. Jadi, lebih banyak responden

yang telah mampu melindungi hak privasi pemustaka menyangkut

informasi yang dicari.

Tabel 18

Mengakui hak milik intelektual

Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 6 24%

Sering 15 60%

Kadang-kadang 4 16%

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 25 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

sering mengakui hak milik intelektual dengan persentase sebesar 60% (15

responden), sebagian kecil responden menjawab selalu dengan persentase

Page 83: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

69

sebesar 24% (6 responden), sebagian kecil lainnya responden menjawab

kadang-kadang dengan persentase 16% (4 responden), dan tidak satupun

responden yang menjawab tidak pernah atau sebesar 0%. Jadi, lebih

banyak responden yang sering mengakui hak milik intelektual.

c) Hubungan Antar Pustakawan

Tabel 19

Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan melalui kegiatan seminar

Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 2 8%

Sering 11 44%

Kadang-kadang 12 48%

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 25 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengahnya

responden menjawab kadang-kadang dalam mencapai keunggulan profesi

dengan cara mengembangkan pengetahuan dan keterampilan melalui

kegiatan seminar dengan persentase sebesar 48% (12 responden), hampir

setengahnya responden menjawab sering dengan persentase sebesar 44%

(11 responden), sebagian kecil responden menjawab selalu dengan

persentase sebesar 8% (2 responden), dan tidak satupun responden yang

menjawab tidak pernah atau sebesar 0%. Jadi, hampir setengahnya

responden jarang berusaha mencapai keunggulannya dalam

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan melalui kegiatan seminar.

Page 84: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

70

Tabel 20

Bekerjasama dengan pustakawan lain dalam mengembangkan

kompetensi

Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 1 4%

Sering 10 40%

Kadang-kadang 12 48%

Tidak pernah 2 8%

Jumlah 25 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengahnya

responden menjawab kadang-kadang bekerjasama dengan pustakawan lain

dalam mengembangkan kompetensi dengan persentase sebesar 48% (12

responden), hampir setengahnya responden menjawab sering bekerjasama

dengan pustakawan lain dengan persentase sebesar 40% (10 responden),

sebagian kecil responden menjawab tidak pernah dengan persentase

sebesar 8% (2 responden), dan sebagian kecil responden menjawab selalu

dengan persentase sebesar 4% (1 responden). Jadi, lebih banyak responden

yang jarang bekerjasama dengan pustakawan lain dalam mengembangkan

kompetensi.

Tabel 21

Mampu memelihara dan memupuk hubungan kerjasama yang baik antara

sesama rekan

Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat mampu 4 16%

Mampu 15 60%

Kurang mampu 6 24%

Tidak mampu 0 0%

Jumlah 25 100%

Page 85: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

71

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

mampu memelihara dan memupuk hubungan kerjasama yang baik sesama

rekan dengan persentase sebesar 60% (15 responden), sebagian kecil

responden menjawab kurang mampu dengan persentase sebesar 24% (6

responden), sebagian kecil lainnya responden menjawab selalu dengan

persentase sebesar 16% (4 responden), dan tidak satupun responden yang

menjawab tidak mampu atau sebesar 0%. Artinya, bahwa lebih banyak

responden yang telah mampu memelihara dan memupuk hubungan

kerjasama yang baik antara sesama rekan kerjanya.

Tabel 22

Memiliki kesadaran yang tinggi akan perannya, memiliki loyalitas

terhadap tugasnya, menghargai profesi pustakawan

Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 2 8%

Sering 12 48%

Kadang-kadang 11 44%

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 25 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengahnya

responden sering memiliki kesadaran yang tinggi akan perannya, memiliki

loyalitas terhadap tugasnya, menghargai profesinya dengan persentase

sebesar 48% (12 responden), hampir setengahnya responden menjawab

kadang-kadang dengan persentase sebesar 44% (11 responden), sebagian

kecil responden menjawab selalu dengan persentase sebesar 8% (2

responden), dan tidak satupun responden yang menjawab tidak pernah atau

sebesar 0%. Artinya, bahwa banyak pustakawan yang sering memiliki

Page 86: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

72

kesadaran yang tinggi akan perannya, memiliki loyalitas terhadap

tugasnya, menghargai profesinya.

Tabel 23

Menjaga nama baik dan martabat rekan, baik di dalam maupun di

luar kedinasan

Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 2 8%

Sering 18 72%

Kadang-kadang 5 20%

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 25 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

sering menjaga nama baik dan martabat rekan, baik di dalam maupun di

luar kedinasan dengan persentase sebesar 72% (18 responden), sebagian

kecil responden menjawab kadang-kadang dengan persentase sebesar 20%

(5 responden), sebagian kecil lainnya responden menjawab selalu dengan

persentase sebesar 8% (2 responden), dan tidak satupun responden yang

menjawab tidak pernah atau sebesar 0%. Artinya, bahwa sebagian besar

pustakawan selalu menjaga nama baik dan martabat rekannya, baik di

dalam maupun di luar kedinasan.

d) Hubungan Dengan perpustakaan

Tabel 24

Aktif dalam kegiatan jasa kepustakawanan

Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 3 12%

Sering 12 48%

Kadang-kadang 9 36%

Page 87: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

73

Tidak pernah 1 4%

Jumlah 25 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengahnya

responden ikut aktif dalam kegiatan jasa kepustakawanan dengan

persentase sebesar 48% (12 responden), hampir setengahnya responden

menjawab kadang-kadang dengan persentase sebesar 36% (9 responden),

sebagian kecil responden menjawab selalu dengan persentase sebesar 12%

(3 responden), sebagian kecil lainnya responden menjawab tidak pernah

dengan persentase 4% (1 responden). Jadi, banyak pustakawan yang sering

ikut aktif dalam kegiatan jasa kepustakawanan, seperti memenuhi

kebutuhan informasi pengguna, membantu pengguna mencari informasi ,

menyediakan sumber-sumber informasi dan lain sebagainya.

Tabel 25

Pustakawan bertanggung jawab terhadap pengembangan perpustakaan

Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 2 8%

Sering 13 52%

Kadang-kadang 10 40%

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 25 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

sering bertanggung jawab terhadap pengembangan perpustakaan dengan

persentase sebesar 52% (13 responden), hampir setengahnya responden

menjawab kadang-kadang dengan persentase sebesar 40% (10 responden),

sebagian kecil responden menjawab selalu dengan persentase sebesar 8%

Page 88: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

74

(2 responden), dan tidak satupun responden yang menjawab tidak pernah

atau sebesar 0%. Artinya, bahwa sebagian besar pustakawan yang sering

bertanggung jawab terhadap pengembangan perpustakaan.

Tabel 26

Mengembangkan kerjasama semua jenis perpustakaan

Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 1 4%

Sering 6 24%

Kadang-kadang 16 64%

Tidak pernah 2 8%

Jumlah 25 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

menjawab kadang-kadang berupaya mengembangkan kerjasama semua

jenis perpustakaan dengan persentase sebesar 64% (16 responden),

sebagian kecil responden menjawab sering dengan persentase sebesar 24%

(6 responden), sebagian kecil responden menjawab tidak pernah dengan

persentase 8% (2 responden), dan sebagian kecil responden menjawab

selalu dengan persentase sebesar 4% (1 responden). Artinya, bahwa

responden jarang berupaya dalam mengembangkan kerjasama semua jenis

perpustakaan, seperti wujud kerjasama berupa layanan pinjam antar

perpustakaan, studi banding ke perpustakaan lain, diskusi, dan lain

sebagainya.

Page 89: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

75

e) Hubungan Pustakawan Dengan Organisasi Profesi

Tabel 27

Membayar iuran keanggotaan secara disiplin

Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 0 0%

Sering 2 8%

Kadang-kadang 6 24%

Tidak pernah 17 68%

Jumlah 25 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

menjawab tidak pernah membayar iuran keanggotaan secara disiplin

dengan persentase sebesar 68% ( 17 responden), sebagian kecil responden

yang menjawab kadang-kadang dengan persentase sebesar 24% (6

responden), sebagian kecil lainnya responden menjawab sering dengan

persentase sebesar 8% (2 responden), dan tidak satupun responden yang

menjawab selalu. Artinya, bahwa lebih banyak pustakawan yang tidak

membayar iuran keanggotaan secara disiplin. Hal tersebut dikarenakan

responden tidak menjadi anggota IPI dan walaupun menjadi anggota IPI

tetapi responden tersebut sudah tidak aktif mengikuti kegiatan-kegiatan

yang ada di organisasi tersebut.

Tabel 28

Mengikuti kegiatan organisasi sesuai kemampuan dan dengan penuh

tanggung jawab

Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 0 0%

Sering 4 16%

Kadang-kadang 15 60%

Page 90: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

76

Tidak pernah 6 24%

Jumlah 25 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

menjawab kadang-kadang mengikuti kegiatan organisasi sesuai

kemampuan dan melakukannya dengan penuh tanggung jawab dengan

persentase sebesar 60% (15 responden), sebagian kecil responden

menjawab tidak pernah dengan persentase sebesar 24% (6 responden),

sebagain kecil lainnya responden menjawab sering dengan persentase

sebesar 16 % (4 responden), dan tidak satupun responden yang menjawab

selalu. Artinya, bahwa lebih banyak pustakawan yang jarang mengikuti

kegiatan organisasi sesuai kemampuan dan melakukannya dengan penuh

tanggung jawab.

f) Hubungan Pustakawan Dengan Masyarakat

Tabel 29

Bekerjasama dengan organisasi lain di masyarakat

Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 0 0%

Sering 6 24%

Kadang-kadang 10 40%

Tidak pernah 9 36%

Jumlah 25 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengahnya

responden menjawab kadang-kadang bekerjasama dengan organisasi lain

di masyarakat untuk meningkatkan nama baik profesi, instansi tempat

bekerja, bahkan bangsa dan negara dengan persentase sebesar 40% (10

responden), hampir setengah lainnya responden yang menjawab tidak

Page 91: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

77

pernah dengan persentase sebesar 36% (9 responden), sebagain kecil

responden menjawab sering dengan persentase sebesar 24% (6 responden),

dan tidak satupun responden yang menjawab selalu atau sebesar 0%.

Artinya, bahwa lebih banyak pustakawan yang jarang bekerjasama dengan

organisasi lain di masyarakat untuk meningkatkan nama baik profesi,

instansi tempat bekerja, bahkan bangsa dan negara .

Tabel 30

Mengembangkan kebudayaan di masyarakat

Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

Selalu 1 4%

Sering 4 20%

Kadang-kadang 11 44%

Tidak pernah 9 36%

Jumlah 25 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengahnya

responden menjawab kadang-kadang mengembangkan kebudayaan di

masyarakat melalui pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang

dimiliki, seperti membantu mengelola perpustakaan di daerahnya dengan

persentase sebesar 44% (11 responden), hampir setengah lainnya

responden yang menjawab tidak pernah dengan persentase sebesar 36% (9

responden), sebagain kecil menjawab sering dengan persentase sebesar

20% (5 responden), dan sebagian kecil lainnya responden menjawab selalu

dengan persentase sebesar 4% (1 responden). Artinya, bahwa lebih banyak

pustakawan yang jarang mengembangkan kebudayaan di masyarakat

Page 92: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

78

melalui pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang dimilikinya,

seperti membantu mengelola perpustakaan di daerahnya.

b. Kendala Terkait Implementasi Kode Etik Pustakawan di

lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 31

Kendala dalam implementasi kode etik pustakawan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

Kurangnya sosialisasi 18 72%

Kode etik kalah dengan

kebijakan (birokrasi)

3 12%

Pustakawan tidak membaca

kode etik karena dianggap

tidak penting

0 0%

Sanksi terhadap pelanggaran

kode etik tidak tegas

1 4%

Lainnya 3 12%

Jumlah 25 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada umumnya responden

memilih jawaban kurangnya sosialisasi dengan persentase sebesar 72%

(18 responden), sebagian kecil responden memilih jawaban yakni kode

etik kalah dengan kebijakan (birokrasi) dengan persentase sebesar 12% (3

responden), tidak satupun responden yang memilih jawaban yakni

pustakawan tidak membaca kode etik karena dianggap tidak penting atau

sebesar 0%, sebagian kecil responden memilih jawaban sanksi terhadap

pelanggaran kode etik tidak tegas dengan persentase sebesar 4% (1

responden), dan sebagian kecil responden memilih jawaban lainnya yakni

dengan persentase sebesar 12% (3 responden).

Page 93: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

79

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa responden memilih

jawaban yang berbeda-beda terkait kendala implementasi kode etik

pustakawan, namun umumnya kode etik pustakawan ini kurang

disosialisasikan di UIN Syarif Hidayatulaah Jakarta sedangkan hanya

sebagian kecil yang memilih jawaban yakni Kode etik kalah dengan

kebijakan (birokrasi), Sanksi terhadap pelanggaran kode etik tidak tegas,

dan memilih jawaban lainnya seperti belum melihat kode etik pustakawan

baik lisan maupun tulisan, tidak konsisten serta pelaksanaannya kurang

baik. Bahkan tidak satupun responden memilih jawaban bahwa

Pustakawan tidak membaca kode etik karena dianggap tidak penting.

C. Pembahasan

Kode etik pustakawan merupakan aturan tertulis yang harus

dipedomani oleh setiap pustakawan dalam melaksanakan tugas profesi

sebagai pustakawan.71

Dengan adanya kode etik sebagai standar aturan

tingkah laku berupa norma-norma, yang kemudian diharapkan dapat

menuntun pustakawan dalam menjalankan tugas profesinya secara

profesional.

Kode etik pustakawan ini ditetapkan oleh Ikatan Pustakawan

Indonesia (IPI), yang dijabarkan dalam berbagai kewajiban yang dimiliki

pustakawan, yaitu sikap dasar pustakawan, hubungan dengan pemustaka,

hubungan antar pustakawan, hubungan dengan perpustakaan, hubungan

71

Undang-Undang Perpustakaan Nomor 43 Tahun 2007: Dilengkapi Anggaran Dasar Dan

Anggaran Rumah Tangga Kode Etik Ikatan Pustakawan Indonesia (Yogyakarta: Graha Ilmu), p.

80.

Page 94: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

80

pustakawan dengan organisasi profesi, dan hubungan pustakawan dengan

masyarakat.

1. Implementasi kode etik pustakawan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai implementasi kode etik

pustakawan terkait dengan sikap dasar pustakawan yang dijabarkan ke

dalam 6 bagian memiliki nilai persentase tertinggi dari pilihan jawaban,

yaitu dari segi harapan dan kebutuhan informasi bahwa pustakawan

umumnya menjawab mudah dalam memenuhi harapan dan kebutuhan

informasi pemustaka dengan persentase tertinggi sebesar 80% (20

responden). Dalam hal mempertahankan keunggulan dan mengembangkan

kompetensi, bahwa pustakawan menjawab perlu adanya kegiatan baca

tulis dikalangan pustakawan dengan persentase tertinggi sebesar 44% (11

responden). Dalam membedakan tugas profesi dengan kepentingan

pribadi, bahwa pustakawan menjawab sering bertindak profesional untuk

dapat membedakannya dengan persentase tertinggi sebesar 72% (18

responden). Terkait dengan tindakan dan keputusannya, bahwa

pustakawan menjawab sering bertindak dan memberikan keputusan

berdasarkan pertimbangan profesional dengan persentase tertinggi sebesar

72% (18 responden). Pustakawan menjawab mampu menghindarkan

dirinya dari segala bentuk penyalahgunaan kekuasaan, seperti tidak

menggunakan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi dengan persentase

sebesar dengan persentase tertinggi sebesar 60% (15 responden). Pada

umumnya pustakawan menjawab sering bersikap ramah dengan

Page 95: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

81

memberikan senyum dan salam kepada pemustaka dengan persentase

tertinggi sebesar 76% (19 responden).

Terkait hubungan dengan pemustaka yang dijabarkan ke dalam 4

bagian memiliki nilai persentase tertinggi dalam pilihan jawaban, yaitu

pustakawan menjawab mudah dalam mengakses informasi yang tak

terbatas dengan persentase tertinggi sebesar 72% (18 responden).

Pustakawan rata-rata menjawab sering menyadari dan kurang menyadari

bahwa pustakawan tidak bertanggung jawab atas konsekuensi terhadap

informasi yang telah diakses oleh pemustaka yang masing-masing

memiliki persentase tertinggi yang sama sebesar 44% (11 responden).

Pustakawan menjawab mampu melindungi hak privasi pemustaka

menyangkut informasi yang dicari dengan persentase tertinggi sebesar

56% (14 responden). Dalam hal hak milik intelektual, bahwa pustakawan

menjawab sering mengakui hak milik intelektual dengan persentase

tertinggi sebesar 60% (15 responden).

Selanjutnya terkait hubungan antar pustakawan yang dijabarkan

ke dalam 5 bagian memiliki nilai persentase tertinggi dalam pilihan

jawaban yaitu, pustakawan menjawab kadang-kadang berusaha mencapai

keunggulan profesi dengan cara mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan melalui kegiatan seminar dengan persentase tertinggi sebesar

48% (12 responden). Pustakawan menjawab kadang-kadang bekerjasama

dengan pustakawan lain dalam mengembangkan kompetensi dengan

persentase tertinggi sebesar 48% (12 responden). Sebagian besar

Page 96: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

82

pustakawan menjawab mampu memelihara dan memupuk hubungan

kerjasama yang baik antar sesama rekan dengan persentase tertinggi

sebesar 60% (15 responden). Pustakawan menjawab sering memiliki

kesadaran yang tinggi akan perannya, memiliki loyalitas terhadap

tugasnya, dan menghargai profesi pustakawan dengan bangga dengan

persentase tertinggi sebesar 48% (12 responden). Sebagian besar

pustakawan menjawab sering menjaga nama baik dan martabat rekan, di

dalam maupun di luar kedinasan dengan persentase tertinggi sebesar 72%

(18 responden).

Hubungan dengan perpustakaan yang dijabarkan ke dalam 3

bagian memiliki nilai persentase tertinggi dalam pilihan jawaban, yaitu

pustakawan menjawab sering ikut aktif dalam kegiatan jasa

kepustakawanan, seperti memenuhi kebutuhan informasi pemustaka,

membantu pemustaka mencari informasi, menyediakan sumber-sumber

informasi dan sebagainya dengan persentase tertinggi sebesar 48% (12

responden). Dalam hal pengembangan perpustakaan, bahwa pustakawan

menjawab sering bertanggung jawab terhadap pengembangan

perpustakaan dengan persentase tertinggi sebesar 52% (13 responden).

Pustakawan menjawab kadang-kadang berupaya mengembangkan

kerjasama semua jenis perpustakaan, seperti wujud kerjasama berupa

layanan pinjam antar perpustakaan, studi banding ke perpustakaan lain,

diskusi, dan lain sebagainya dengan persentase tertinggi sebesar 64% (16

responden).

Page 97: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

83

Hubungan pustakawan dengan organisasi profesi yang

dijabarkan ke dalam 2 bagian memiliki nilai persentase tertinggi dalam

pilihan jawaban, yaitu pustakawan menjawab tidak pernah membayar

iuran keanggotaan secara disiplin, hal tersebut dikarenakan responden

tidak menjadi anggota IPI dan walaupun menjadi anggota IPI tetapi

responden tersebut sudah tidak aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada

di organisasi tersebut dengan persentase tertinggi sebesar 68% (17

responden). Pustakawan menjawab kadang-kadang mengikuti kegiatan

organisasi sesuai kemampuan dan dengan melakukannya dengan penuh

tanggung jawab dengan persentase tertinggi sebesar 60% (15 responden).

Terkait hubungan pustakawan dengan masyarakat yang

dijabarkan ke dalam 2 bagian memiliki nilai persentase tertinggi dalam

pilihan jawaban, yaitu pustakawan menjawab kadang-kadang bekerjasama

dengan organisasi lain di masyarakat untuk meningkatkan nama baik

profesi, instansi tempat bekerja, bahkan bangsa dan negara dengan

persentase tertinggi sebesar 40% (10 responden). Dalam mengembangkan

kebudayaan dimasyarakat, pustakawan menjawab kadang-kadang

berupaya mengembangkan kebudayaan di masyarakat melalui

pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang dimiliki, seperti

membantu mengelola perpustakaan di daerahnya dengan persentase

tertinggi sebesar 44% (11 responden).

Page 98: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

84

2. Kendala terkait implementasi kode etik pustakawan

Menurut Astuti bahwa Kode etik merupakan aturan, rambu-rambu

yang dapat menunjukkan arah ketika dengan sungguh-sungguh digunakan

atau diterapkan. Namun demikian penerapan kode etik ini sama halnya

dengan menerapkan suatu aturan yang memiliki konsekuensi. Ini

mengisyaratkan bahwa kode etik tidak dengan mudah dapat diterapkan

tanpa mengalami suatu kendala.72

Berdasarkan hasil penelitian, kendala-

kendala dalam implementasi kode etik pustakawan umumnya pustakawan

menjawab bahwa kode etik pustakawan kurang disosialisasikan di

lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sehingga mencapai

persentase tertinggi sebesar 72% (18 responden). Pustakawan menjawab

kode etik kalah dengan kebijakan (birokrasi) dengan persentase 12% (3

responden). Pustakawan menjawab dengan jawaban lainnya, seperti belum

melihat kode etik pustakawan baik lisan maupun tulisan, tidak konsisten

serta pelaksanaannya kurang baik dengan persentase 12% (3 responden).

Pustakawan menjawab sanksi terhadap pelanggaran kode etik tidak tegas

dengan persentase 4% (1 responden). Tidak satupun pustakawan yang

menjawab bahwa pustakawan tidak membaca kode etik karena dianggap

tidak penting atau sebesar 0%.

72

Panti Astuti, ‗Budaya Organisasi Dan Kode Etik Pustakawan Dalam Implementasinya‘,

pp. 57–73.

Page 99: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

85

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian mengenai implementasi kode etik

pustakawan di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, maka dapat

diambil kesimpulan serta saran sebagai berikut :

1. Implementasi Kode Etik Pustakawan

a) Beberapa indikator menunjukkan bahwa pustakawan cukup baik

dalam mengimplementasikan kode etik pustakawan dari aspek

sikap dasar pustakawan, hubungan dengan pemustaka,

hubungan antar pustakawan, dan hubungan dengan

perpustakaan.

b) Beberapa indikator lainnya menunjukkan bahwa pustakawan

kurang baik dalam mengimplementasikan kode etik pustakawan

dari aspek hubungan pustakawan dengan organisasi profesi dan

hubungan pustakawan dengan masyarakat.

2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasi kode etik

pustakawan di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini pada

umumnya adalah kurangnya sosialisasi. Selain itu kendala lainnya yaitu

kode etik kalah dengan kebijakan. Sanksi terhadap pelanggaran kode

etik tidak tegas. Pustakawan belum melihat kode etik pustakawan baik

Page 100: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

86

lisan maupun tulisan. Kode etik pustakawan tidak konsisten dalam

pelaksanaannya.

B. Saran

1. Sebaiknya pustakawan di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

lebih meningkatkan pemahaman terkait kode etik pustakawan di dalam

tugasnya sehari-hari.

2. Pustakawan di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebaiknya

mampu mengimplementasikan kode etik pustakawan sebagai pedoman

standar tingkah laku, agar dapat bekerja secara profesional.

3. Kode etik pustakawan harus disosialisasikan kepada semua pustakawan

dan staf perpustakaan yang ada di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, agar dapat diketahui dan dipahami. Bentuk sosialisasi ini bisa

berbentuk pertemuan secara rutin, berdiskusi bersama, mengadakan

seminar terkait kode etik pustakawan dan lain sebagainya.

Page 101: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

87

DAFTAR PUSTAKA

Agniken, Sinda, and Malta Nelisa, ‗Penerapan Kode Etik Pustakawan Di

Perpustakaan Universitas Negeri Padang‘, Jurnal Ilmu Informasi

Perpustakaan Dan Kearsipan, Vol. 4 (2015), pp. 1-11

American Library Association, ‗A Code of Ethics for Librarians‘, American

Library Association, RQ, Vol. 14 (1974)

<http://www.jstor.org/stable/41353966> [accessed 18 May 2017]

Arikunto, Suharsimi, Metodelogi Penelitian (Yogyakarta: Bina Aksara, 2006)

Asosiasi Perpustakaan Jepang, ‗Kode Etik Pustakawan‘

<https://www.ifla.org/files/assets/faife/codesofethics/japan.pdf> [accessed

25 July 2017]

Astuti, Panti, ‗Budaya Organisasi Dan Kode Etik Pustakawan Dalam

Implementasinya‘, Jurnal Iqra‘, Vol. 9 (2015), pp. 57-73

Sulistyo Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 1994)

Bintarto, ‗Menciptakan Pelayanan Yang Berkualitas‘ <Bintarto, ‗Menciptakan

Pelayanan Yang Berkualitas‘

<http://library.perbanas.ac.id/news/menciptakan-pelayanan-yang-

berkuwalitas.html> [accessed 25 July 2017]

Cahyono, Teguh Yudi, ‗Profesi Pustakawan Dan Eksistensinya‘

<http://digilib.um.ac.id/index.php/Artikel-Pustakawan/profesi-

pustakawan-dan-eksistensinya.html> [accessed 8 March 2017]

Damayanti, Ninis Agustini, ‗Kompetensi Dan Sertifikasi Pustakawan: Ditinjau

Dari Kesiapan Dunia Pendidikan Ilmu Perpustakaan‘, Media Pustakawan,

18.3 (2011)

Depdiknas RI, Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional RI, 2004)

Dewan Eksekutif Asosiasi, ‗Kode Etik Pustakawan‘

<https://www.ifla.org/files/assets/faife/codesofethics/armenia.pdf>

[accessed 22 July 2017]

Dewan Nasional Asosiasi Pustakawan Prancis, ‗Kode Etik Pustakawan‘

<https://www.ifla.org/files/assets/faife/codesofethics/france.pdf>

[accessed 22 July 2017]

Page 102: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

88

Elysa, ‗Peraturan Dan Kerjasama Antar Perpustakaan‘ <Elysa, ‗Peraturan Dan

Kerjasama Antar Perpustakaan‘

<http://elysa.log.fisip.uns.ac.id/2014/12/12/peraturan-dan-kerjasama-

antar-perpustakaan/> [accessed 24 July 2017]

Gusti, ‗Pustakawan Perlu Mengetahui Kode Etik Profesi‘

<http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=4135> [accessed 29

January 2017]

Hakim, M. Arif, ‗Peran Etika Kerja Islam Dalam Meningkatkan Kinerja

Pustakawan Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi‘, Jurnal Perpustakaan

Libraria, Vol. 2 (2014), pp. 83-100

Haryati, Syerli, ‗Etika Profesi Public Relation: Profesionalisme Praktisi Humas‘

<http://mercubuana.ac.id/file/FakultasIlmuKomunikasi/Hubungan%20Mas

yarakat/.pdf>> [accessed 25 July 2017]

Hasan, Iqbal, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik (Jakarta: Bumi Aksara,

2004)

Heriyanto, Pawit M. Yusuf, and Agus Rusmana, ‗Makna Dan Penghayatan

Profesi Pustakawan: Studi Fenomenologis Terhadap Para Pustakawan

Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi‘, Jurnal Kajian Informasi &

Perpustakaan, Vol. 1 (2013), pp. 147-156

Hermawan, Rachman, and Zulfikar Zen, Etika Kepustakawanan: Suatu

Pendekatan Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia (Jakarta: Sagung

Seto, 2006)

Ikatan Pustakawan Indonesia, Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga

Serta Kode Etik Ikatan Pustakawan Indonesia 2015-2018 (Jakarta:

Pengurus Pusat Ikatan Pustakawan Indonesia, 2015)

Indonesia, Undang-Undang Perpustakaan Nomor 43 Tahun 2007 (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2007)

Irawan, Prasetya, Logika Dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN, 1999)

Islami, M. Ali Nur Hasan, ‗Peran Pustakawan Sebagai Pekerja Profesional,

Sebagai Anggota Profesi Dan Sebagai Makhluk Sosial‘ <http://digilib.isi-

ska.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/Pustakawan-sebagai-Mahluk-

sosial.pdf> [accessed 8 March 2017]

Julia, ‗Kode Etik Bidang Informasi Teknologi: Etika Profesi‘

<http://julia.staff.ipb.ac.id/kode-etik-bidang-information-teknologi-etika-

profesi/> [accessed 11 March 2017]

K. Bertens, Etika (Yogyakarta: Kanisius, 2013)

Page 103: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

89

Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‗Arti Kata Kerjasama‘

<http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php?keyword=kerja&varbidang=all&v

ardialek=all&varragam=all&varkelas=all&submit=tabel> [accessed 23

July 2017]

———, ‗Arti Kata Penyalahgunaan‘

<http://www.kamuskbbi.id/kbbi/artikata.php?mod=view&Penyalahgunaan

&id=49418-arti-maksud-definisi-pengertian-Penyalahgunaan.html>

[accessed 22 July 2017]

Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia, ‗Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2014 Tentak Hak Cipta‘ <http://peraturan.go.id/uu/nomor-28-tahun-

2014.html> [accessed 27 July 2017]

Koerniawan, Koenta Adji, ‗Etika Profesi Dalam Problematika Di Era Competitif

Menurut Sisi Pandang Akuntan Publik‘, Jurnal Modernisasi, Vol. 9

(2013), pp. 49-64

Mbonuong, Risno, ‗Imlementasi Kode Etik Pustakawan Dalam Meningkatkan

Kualitas Kinerja Pelayanan Pustakawan Di Badan Perpustakaan, Arsip

Dan Dokumentasi Provinsi Sulawesi Utara‘, Journal, Vol. II (2013), pp. 1-

13

Menpan RI, ‗Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Tentang Jabatan Fungsional Pustakawan

Dan Angka Kreditnya‘

<https://docs.google.com/file/d/0B1tBfQivvAZETjRCZDg0UzdXWDA/e

dit> [accessed 22 June 2017]

Menteri komunikasi dan Informatika, Peraturan Menteri Komunikasi Dan

Informatika Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 Tentang

Perlindungan Data Pribadi Dalam Sistem Elektronik (Jakarta: Kementrian

Komunikasi dan informatika, 2016)

Mubasyaroh, ‗Pengaruh Perpustakaan Bagi Peningkatan Mutu Pendidikan

Perguruan Tinggi‘, Jurnal Libraria, Vol. 4 (2016), pp. 77-103

Notoatmojo, Soekidjo, Etika Dan Hukum Kesehatan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010)

Nurlaila, ‗Peranan Promosi Perpustakaan Dalam Peningkatan Layanan

Perpustakaan Perguruan Tinggi‘, Jurnal Iqra, Vol. 3 (2009), pp. 18-30

Nurmalina, ‗Eksistensi Dan Kompetensi Pustakawan‘, Jurnal Tamaddun, Vol. XV

(2015), pp. 224-237

Perpustakaan Nasional RI, Jabatan Fungsional Pustakawan Dan Angka

Kreditnya (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2015)

Page 104: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

90

Perpustakaan Universitas Brawijaya, ‗Mengenal Profesi Pustakawan‘

<http://lib.ub.ac.id/berita/mengenal-profesi-pustakawan/> [accessed 24

July 2017]

Pratiwi, Wahyu Kusuma, and Dwiarko Nugrohoseno, ‗Pengaruh Kepribadian

Terhadap Kerjasama Tim Dan Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan‘,

Jurnal Ilmu Manajemen, 2 (2014), pp. 1117-1129

Pravitasari, Dyah, ‗Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan Islam Di Indonesia‘,

Jurnal AN-NISBAH, Vol. 01 (2015), pp. 86-110

Rismalinda, Etika Dan Hukum Kesehatan (Jakarta: Trans Info Media, 2011)

Rismawaty, Kepribadian & Etika Profesi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008)

Rumani, Sri, ‗Sertifikasi Profesi Pustakawan Berbasis Kinerja Sebagai Upaya

Menghadapi Era Global‘, Media Pustakawan: Media Komunikasi Antar

Pustakawan, Vol. 21 (2014), pp. 4-44

Sakdiah, ‗Karakteristik Manajemen Organisasi Islam‘, Jurnal Al-Bayan, 20

(2014), pp. 60-78

Salam, H Burhanuddin, Etika Sosial: Asas Moral Dalam Kehidupan Manusia

(Jakarta: Rineka Cipta, 1997)

Santi, Triana, ‗Membangun Citra Pustakawan IAIN- SU Medan‘, Jurnal Iqra‘,

Vol. 8 (2014), pp. 75-80

Sapril, H., ‗Profesionalisme Pustakawan‘, Jurnal Iqra‘, Vol. 06 (2012), pp. 36-39

Senewe, Emma Valentina Teresha, ‗Efektifitas Pengaturan Hukum Cipta Dalam

Melindungi Karya Seni Tradisional Daerah‘, Jurnal LPPM Bidang

EkoSosBudKum, 2 (2015), pp. 12-23

Subana M, and (Sudrajat), Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah (Bandung: Pustaka

Setia, 2001)

Sudjiono, Anas, Pengantar Statistika Pendidikan (Jakarta: Grafindo Persada,

1997)

Sugiyanto, Analisis Statistika Sosial (Malang: Bayumedia Publishing, 2004)

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabet,

2009)

Sulistyo-Basuki, Metode Penelitian (Jakarta: Penaku, 2010)

Page 105: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

91

Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

132/KEP/M.PAN/12/2002/Tentang Jabatan Fungsional Pustakawan Dan

Angka Kreditnya (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2003)

Surtiawan, Dwi, ‗Membangun Profesionalitas Pustakawan Indonesia‘

<http://pustakawan.perpusnas.go.id/jurnal/2014/MEMBANGUN%20PRO

FESIONALITAS%20PUSTAKAWAN%20INDONESIA.pdf> [accessed

22 July 2017]

Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta:

Sagung Seto, 2006)

———, Perpustakaan Dan Masyarakat (Jakarta: Sagung Seto, 2006)

Suwarno, Wiji, Ilmu Perpustakaan & Kode Etik Pustakawan (Yogyakarta: AR-

Ruzz Media, 2010)

Syahmina, Fildzah, and Bambang Suryono, ‗Pengaruh Pengalaman, Etika Profesi,

Objektifitas Dan Time Deadline Pressure Terhadap Kualitas Audit‘, Jurnal

Ilmu Dan Riset Akuntansi, Vol. 5 (2016), pp. 2-20

Syamsuddin, Anwar, ‗Manajemen Dan Peran Perpustakaan Perguruan Tinggi

Dalam Sistem Kredit Semester (SKS) & Sumber Belajar‘, Al-Maktabah,

Vol. 2 (2000), pp. 121-128

———, ‗Profesi Pustakawan Dan Etika Profesi‘, Al-Maktabah, Vol. 4 (2002), pp.

37-44

Tirayoh, Sutina Kusnan, Sylvia Posumah Rogi, and Stevi S. Sumendap, ‗Persepsi

Pustakawan Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia Di Badan

Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Provinsi Sulawesi Utara‘, E-Journal

Acta Diurna, Vol. 4 (2015), pp. 1-11

Uber Silalahi, Metode Penelitian Sosial (Bandung: PT Refika Aditama, 2009)

Undang-Undang Perpustakaan Nomor 43 Tahun 2007: Dilengkapi Anggaran

Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Kode Etik Ikatan Pustakawan

Indonesia (Yogyakarta: Graha Ilmu)

Wasito, Hermawan, Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Pedoman

Mahasiswa (Jakarta: Gramedia Pustaka, 1992)

Page 106: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan
Page 107: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan
Page 108: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan
Page 109: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan
Page 110: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

NO._______ KUESIONER

Kepada yth:

Pustakawan Fungsional di Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya, Siti Sulanjari

mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan

Humaniora yang sedang melakukan penelitian mengenai “Implementasi Kode Etik

Pustakawan di Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.” Kode etik pustakawan yang

dimaksud yakni kode etik pustakawan yang ditetapkan oleh Ikatan Pustakawan Indonesia

(IPI). Dengan ini saya bermaksud menyebarkan kuesioner. Data yang saya dapatkan nanti,

akan saya gunakan untuk pembuatan skripsi. Mohon bantuan untuk mengisi kuesioner ini

dengan baik dan benar. Identitas dan jawaban responden akan dijamin kerahasiaannya. Atas

partisipasi, kerjasama, dan kesediaan saudara/i untuk mengisi kuesioner penelitian ini. saya

ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.

A. IDENTITAS RESPONDEN:

1. Pangkat / Gol :

2. Jabatan :

3. Jenis kelamin : L / P (coret salah satu)

4. Pendidikan :

a. D3

b. S1

c. S2

d. S3

5. Latar belakang pendidikan :

a. Ilmu Perpustakaan

b. Non-Ilmu Perpustakaan

6. Apakah saudara/i merupakan anggota IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia) :

a. Iya

b. Tidak

Page 111: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

7. Apakah saudara/i mengetahui terkait kode etik pustakawan Indonesia? Jika

mengetahui, dari mana saudara/i mengetahuinya?.........................................................

........................................................................................................................................

Petunjuk Pengisian:

1. Diharapkan kesediaan Saudara/i memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

pada kuesioner ini dengan benar.

2. Silahkan menjawab semua pertanyaan, baik pertanyaan terbuka maupun pertanyaan

tertutup.

3. Pilihlah jawaban yang saudara/i anggap paling sesuai menurut pendapat saudara/i

dengan cara memberi tanda silang (X) pada jawaban yang telah disediakan.

B. Kode Etik Pustakawan Indonesia

a) Sikap Dasar Pustakawan

1. Menurut saudara/i memenuhi harapan dan kebutuhan informasi pemustaka suatu hal

yang mudah?

a. Sangat mudah

b. mudah

c. Kadang mudah

d. Tidak mudah

2. Menurut saudara/i dalam mempertahankan keunggulan dan mengembangkan

kompetensi perlu adanya kegiatan baca tulis dikalangan pustakawan?

a. Sangat perlu

b. Perlu

c. Kadang perlu

d. Tidak perlu

3. Apakah saudara/i bertindak profesional dalam membedakan tugas profesi dengan

kepentingan pribadi?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

4. Apakah saudara/i menjamin bahwa tindakan dan keputusan berdasarkan

pertimbangan profesional?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

Page 112: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

5. Apakah saudara/i mampu menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan

wewenang, seperti tidak menggunakan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi?

a. Sangat mampu

b. Mampu

c. Kurang mampu

d. Tidak mampu

6. Pernahkah saudara/i bersikap ramah dengan memberikan senyum dan salam kepada

pemustaka?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

b) Hubungan dengan Pemustaka

7. Menurut saudara/i dalam mengakses informasi yang tak terbatas merupakan suatu

hal yang mudah?

a. Sangat mudah

b. Mudah

c. Kadang mudah

d. Tidak mudah

8. Apakah saudara/i menyadari bahwa pustakawan tidak bertanggung jawab atas

konsekuensi terhadap informasi yang telah diakses oleh pemustaka?

a. Selalu menyadari

b. Sering menyadari

c. Kurang menyadari

d. Tidak menyadari

9. Apakah saudara/i mampu melindungi hak privasi pemustaka menyangkut informasi

yang dicari?

a. Sangat mampu

b. Mampu

c. Kurang mampu

d. Tidak mampu

10. Apakah saudara/i mengakui hak milik intelektual?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

c) Hubungan Antar Pustakawan

11. Apakah saudara/i berusaha mencapai keunggulan profesi dengan cara

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan melalui kegiatan seminar?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

12. Pernahkah saudara/i bekerjasama dengan pustakawan lain dalam mengembangkan

kompetensi?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

Page 113: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

13. Apakah saudara/i mampu memelihara dan memupuk hubungan kerjasama yang baik

antara sesama rekan?

a. Sangat mampu

b. Mampu

c. Kurang mampu

d. Tidak mampu

14. Apakah saudara/i memiliki kesadaran yang tinggi akan perannya, memiliki loyalitas

terhadap tugasnya, menghargai profesi pustakawan dengan bangga?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

15. Apakah saudara/i menjaga nama baik dan martabat rekan, baik di dalam maupun di

luar kedinasan?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

d) Hubungan dengan Perpustakaan

16. Apakah saudara/i ikut aktif dalam kegiatan jasa kepustakawanan, seperti memenuhi

kebutuhan informasi pemustaka, membantu pemustaka mencari informasi,

menyediakan sumber-sumber informasi dan sebagainya?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

17. Apakah saudara/i bertanggungjawab terhadap pengembangan perpustakaan?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

18. Apakah saudara/i berupaya mengembangkan kerjasama semua jenis perpustakaan,

seperti wujud kerjasama berupa layanan pinjam antar perpustakaan, studi banding ke

perpustakaan lain, diskusi, dan lain sebagainya?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

e) Hubungan Pustakawan dengan Organisasi Profesi

19. Apakah saudara/i membayar iuran keanggotaan secara disiplin?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

20. Apakah saudara/i mengikuti kegiatan organisasi sesuai kemampuan dan

melakukannya dengan penuh tanggung jawab?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

Page 114: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

f) Hubungan Pustakawan dengan Masyarakat

21. Pernahkah saudara/i bekerjasama dengan organisasi lain di masyarakat untuk

meningkatkan nama baik profesi, instansi tempat bekerja, bahkan bangsa dan

negara?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

22. Apakah saudara/i berupaya mengembangkan kebudayaan di masyarakat melalui

pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang dimiliki, seperti membantu

mengelola perpustakaan di daerahnya?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

C. Kendala dan Harapan Terkait Implementasi Kode Etik Pustakawan di

Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

23. Menurut saudara/i, apa yang menjadi kendala dalam implementasi kode etik

pustakawan di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

a. Kurangnya sosialisasi

b. Kode etik kalah dengan kebijakan (birokrasi)

c. Pustakawan tidak membaca kode etik karena dianggap tidak penting

d. Sanksi terhadap pelanggaran kode etik tidak tegas

e. Lainnya (sebutkan)...................

Page 115: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan
Page 116: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan
Page 117: SITI SULANJARI NIM: 1113025100050 PROGRAM STUDI ILMU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36605/2/SITI... · penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

BIODATA PENULIS

SITI SULANJARI. Lahir di Brebes, 10 Juni 1993, anak ketiga

dari 4 bersaudara. Ayahanda penulis bernama Suharno dan

Ibunda Musriyah. Riwayat pendidikan yang pernah ditempuh

oleh penulis dimulai dari SD Negeri Pondok Aren 04 (1999-

2005), menganyam pendidikan pesantren di Pondok Modern Darussalam Gontor

Puteri 1 Mantingan (2005-2008), MTS Al-Mukhlishin Bogor (2008-2010), MAN

4 Pondok Pinang (2010-2013). Kemudian, penulis melanjutkan kuliah di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dan mengambil program studi Ilmu Perpustakaan,

Fakultas Adab dan Humaniora dan menulis skripsi yang berjudul “Implementasi

Kode Etik Pustakawan di Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Penulis

juga mendapat kesempatan melakukan PKL di Pusat Teknologi dan Komunikasi

Pendidikan dan Kebudayaan (PUSTEKKOM) selama 1 bulan pada tahun 2016

dan melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Daru, Tangerang pada tahun

2016.