sistran 2

42
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angkutan umum merupakan suatu bentuk transportasi kota yang sangat esensial dan komplementer terhadap angkutan pribadi, tetapi pada kenyataannya hal ini tidak dapat sepenuhnya diupayakan oleh masyarakat kota. Masyarakat belum berpindah moda transportasi dari kendaraan pribadi ke angkutan bus. Akibatnya penggunaan kendaraan pribadi cendrung lebih dominan dari pada kendaraan angkutan umum. Pertumbuhan kendaraan pribadi yang cukup tinggi dan dominannya moda transportasi pribadi tersebut akan menimbulkan kemacetan lalu lintas karena menyebabkan pergerakan lalu lintas terkonsentrasi pada pusat kota. Disamping itu tingkat disiplin pengguna jalan masih belum memadai. Tingkah laku sebagian pengemudi kendaraan umum dalam berlalu lintas masih sangat memperhatikan, kebut- kebutan, saling mendahului, menurunkan penumpang di sembarang tempat, dan tempat- tempat lain yang selalu menimbulkan gangguan terhadap 1

Upload: putu-irina-febiantari

Post on 09-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

sistem transportasi mengenai jalanoleh putu irina febiantari ulalalalalalala dugdug cess

TRANSCRIPT

Page 1: sistran 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Angkutan umum merupakan suatu bentuk transportasi kota yang sangat

esensial dan komplementer terhadap angkutan pribadi, tetapi pada

kenyataannya hal ini tidak dapat sepenuhnya diupayakan oleh masyarakat

kota. Masyarakat belum berpindah moda transportasi dari kendaraan pribadi

ke angkutan bus. Akibatnya penggunaan kendaraan pribadi cendrung lebih

dominan dari pada kendaraan angkutan umum. Pertumbuhan kendaraan

pribadi yang cukup tinggi dan dominannya moda transportasi pribadi tersebut

akan menimbulkan kemacetan lalu lintas karena menyebabkan pergerakan

lalu lintas terkonsentrasi pada pusat kota. Disamping itu tingkat disiplin

pengguna jalan masih belum memadai. Tingkah laku sebagian pengemudi

kendaraan umum dalam berlalu lintas masih sangat memperhatikan, kebut-

kebutan, saling mendahului, menurunkan penumpang di sembarang tempat,

dan tempat-tempat lain yang selalu menimbulkan gangguan terhadap

kelancaran lalu lintas. Jakarta belum mempunyai sistem serta infrasturktur

transportasi massal yang terpadu. Transportasi yang bisa melayani kebutuhan

perpindahan warganya dengan cepat, aman, murah,nyaman dan massal.

Transportasi busway (BRT –  Bus Rapid Transit ) di Indonesia

dikembangkan berdasarkan analisis faktor-faktor yang menyebabkan 

buruk pengelolaan angkutan umum di Indonesia selama ini. Untuk

tidak mengulang dan melakukan kesalahan yang sama maka berbagai

konsep baru dalam transportasi publik dilaksanakan dalam sistem busway.

Kemunculan busway sangat erat kaitannya dengan reformasi di era

1

Page 2: sistran 2

1997.Krisis yang menghantam armada angkutan umum menyebabkan hanya

sekitar 60% angkutan yang beroperasi di jalan raya, ditambah lagi dengan

harga suku cadang yang melambung, menyebabkan banyak perusahaan

angkutan bangkrut, sementara tarif tidak bisa dinaikkan. Oleh karena itu

muncullah pemikiran untuk menyelamatkan angkutan umum. Didorong oleh

semangat reformasi, sistem busway diluncurkan sebagai upaya untuk

memperbaiki sistem transportasi publik di Jakarta.Proses kemunculan busway

pun sangat menarik karena membuktikan komitmen politik yang tinggi antara

Gubernur DKI dan DPRD. Dengan adanya kesepakatan dan kesolidan

pemerintah dalam mendukung program ini, juga dengan dukungan dunia

internasional, peluncuran BRT menjadi lancar. Proses ini mempercepat

munculnya sistem busway di Jakarta yang hanya makan waktu 2,5 tahun.

Karena proses yang dipercepat ini, maka armada pertama dibeli oleh

pemerintah sebenarnya kurang sehat dalam sistem pengelolaan busway.

1.2. Rumusan Masalah

Ada beberapa rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini yaitu

sebagai berikut :

1. Kelebihan dan kekurangan dari Bus Transjakarta

2. Dampak yang ditimbulkan dari Bus Transjakarta

3. Kendala Penerapan Bus Transjakarta

4. Kualitas Pelayanan Bus Transjakarta

  

2

Page 3: sistran 2

1.3. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan makalah ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dampak Penggunaan Bus Transjakarta

2. Untuk mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Bus Transjakarta itu sendiri

3. Bagaimana kualitas dari Bus Transjakarta itu sendiri

1.4 Batasan Masalah

Agar tidak menyimpang dari pokok permasalahan maka di berikan

batasan-batasan masalah sebagai berikut :

1. Dampak yang di timbulkan dari Bus Transjakarta

2 Kendala Penerapan Bus Transjakarta

3 Kualitas Pelayanan Bus Transjakarta

3

Page 4: sistran 2

BAB II

KAJAIAN TEORI

3.1 Pengertian Busway/ Bus Transjakarta

Transjakarta atau umum disebut Busway adalah sebuah system

transportasi bus cepat atau Bus Rapid Transit di Jakarta, Indonesia. Sistem ini

dimodelkan berdasarkan sistem TransMilenio yang sukses di Bogota,

colombia. Unit Pengelola Transjakarta Busway adalah lembaga yang dibentuk

oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengelola layanan angkutan

umum massal dengan menggunakan moda bus. Pembangunan Bus Rapid

Transit (BRT) merupakan salah satu strategi dari Pola Transportasi Makro

(PTM) untuk meningkatkan pelayanan dan penyediaan jasa transportasi yang

aman, terpadu, tertib, lancar, nyaman, ekonomis, efisien, efektif, dan

terjangkau oleh masyarakat. BRT yang difasilitasi dengan jalur, armada bus

dan infrastruktur yang dibangun khusus. Kini masyarakat mempunyai

alternatif angkutan umum yang memberikan kemudahan menjangkau seluruh

wilayah Jakarta dengan pelayanan yang berbeda dibandingkan dengan

angkutan umum lainnya. Perencanaan busway telah dimulai sejak tahun 1997

oleh konsultan dari Inggris. Pada waktu itu direncanakan bus berjalan

berlawanan dengan arus lalu-lintas (contra flow) supaya jalur tidak diserobot

kendaraan lain, namun dibatalkan dengan pertimbangan keselamatan lalu-

lintas. Meskipun busway di Jakarta meniru negara lain (Kolombia, Jepang,

Australia), namun Jakarta memiliki jalur yang terpanjang dan terbanyak.

Sehingga kalau dulu orang selalu melihat ke Bogota, sekarang Jakarta sebagai

contoh yang perlu dipelajari masalah dan cara penanggulangannya.

4

Page 5: sistran 2

Model bus Transjakarta ada 2 :

1. single decker bus (bus tunggal)

2. articulated bus (bus gandeng)

3.2 Sejarah Bus Transjakrta

Transjakarta memulai operasinya pada 15 Januari 2004,ditandai dengan

peresmian Koridor 1, dengan tujuan memberikan jasa angkutan yang lebih

cepat, nyaman, dan terjangkau bagi warga Jakarta. Sejak awal pengoperasian

Transjakarta, harga tiket ditetapkan untuk disubsidi oleh pemerintah daerah.

Dalam rangka sosialisasi dan pengenalan angkutan massal ini kepada

masyarakat, pada 2 minggu pertama pengoperasiannya (15-30 Januari 2004)

pengguna Transjakarta tidak dikenakan tarif. Mulai 1 Februari 2004, tarif

Transjakarta mulai diberlakukan seharga Rp2000. Pada tahun 2012, Dinas

Perhubungan DKI Jakarta memutuskan untuk menaikkan tarif Transjakarta

seharga Rp3500.

2.2.1 Koridor 1 (2004)

Jalur Transjakarta (kanan) merupakan jalur khusus yang tidak boleh

dilewati kendaraan lainnya. Bus Transjakarta memulai operasinya pada 15

Januari 2004 dengan tujuan memberikan jasa angkutan yang lebih cepat,

nyaman, namun terjangkau bagi warga Jakarta. Untuk mencapai hal tersebut,

bus ini diberikan lajur khusus di jalan-jalan yang menjadi bagian dari rutenya

dan lajur tersebut tidak boleh dilewati kendaraan lainnya (termasuk bus umum

selain Transjakarta). Agar terjangkau oleh masyarakat, maka harga tiket

disubsidi oleh pemerintah daerah. Pada saat awal beroperasi, Transjakarta

mengalami banyak masalah, salah satunya adalah ketika atap salah satu

busnya menghantam terowongan rel kereta api. Selain itu, banyak dari bus-

bus tersebut yang mengalami kerusakan, baik pintu, tombol pemberitahuan

lokasi halte, hingga lampu yang lepas. Selama 2 pekan pertama, dari 15

5

Page 6: sistran 2

Januari 2004 hingga 30 Januari 2004, bus Transjakarta memberikan pelayanan

secara gratis. Kesempatan itu digunakan untuk sosialisasi, di mana warga

Jakarta untuk pertama kalinya mengenal sistem transportasi yang baru. Lalu,

mulai 1 Februari 2004, bus Transjakarta mulai beroperasi secara komersial.

Gambar 2.2.1 Jalur Transjakarta (kanan) merupakan jalur khusus yang tidak boleh dilewati kendaraan lainnya.

Sumber : http://transportasi-darat.blogspot.com/2011/06/bus-transjakarta.html

2.2.2 Koridor 2 dan 3 (2006)

Tepat 2 tahun setelah pertama kali dioperasikan, pada 15 Januari 2006

Transjakarta meluncurkan jalur koridor 2 (Pulogadung-Harmoni) dan 3

(Kalideres-Pasar Baru). Pada hari Minggu, 10 Februari 2008, beberapa bus

Transjakarta koridor 3 mulai melalui rutenya yang baru, yaitu dari arah

Kalideres setelah halte Jelambar tetap lurus melewati Jalan Kyai Tapa menuju

Halte Harmoni Central Busway tidak berbelok melalui Tomang. Penggunaan

jalur ini masih belum resmi karena sebagian besar bus koridor 3 masih melaui

jalur Tomang, dan 2 halte busway sepanjang Jalan Kyai Tapa belum

6

Page 7: sistran 2

beroperasi. Sejak tanggal 10 September 2008, 2 halte tersebut (Grogol dan

Sumber Waras) mulai dioperasikan secara resmi.

2.2.3 Koridor 4,5,6 dan 7 (2007)

Pada tahun 2006, dimulai pembangunan 4 koridor baru Busway, yaitu:

1. Pulogadung - Dukuh Atas (Koridor 4)

2. Kampung Melayu - Ancol (Koridor 5)

3. Ragunan - Latuharhari (Koridor 6)

4. Kampung Rambutan - Kampung Melayu (Koridor 7)

Sama seperti pada pembangunan koridor-koridor sebelumnya, proyek

pembangunan 4 koridor ini juga mengundang reaksi negatif beberapa pihak

terutama karena kemacetan parah yang disebabkannya. Koridor 4-7 ini

diresmikan penggunaannya pada Sabtu 27 Januari 2007, oleh Gubernur

DKI Jakarta Sutiyoso di shelter Taman Impian Jaya Ancol. Setelah

peresmiannya, keempat koridor ini baru efektif beroperasi pada tanggal 28

Januari 2007. Tidak seperti pada waktu peresmian koridor 1, tidak ada

tiket gratis untuk masyarakat untuk sosialisasi di koridor-koridor ini.

2.2.3 Koridor 8(2008-2009) dan 9,10 (2009-2010)

Pembangunan koridor 8-10 dimulai pada bulan Agustus 2007. Ketiga

koridor ini awalnya direncanakan untuk dapat beroperasi bulan Maret 2008,

namun mengalami beberapa penundaan. Rencana operasional koridor 8

awalnya ditunda hingga 14 Februari 2009, namun akhirnya mengalami

penundaan lagi. Koridor ini pertama kali diujicoba secara terbatas pada

tanggal 9 Februari 2009, dan memasuki tahap operasional pada Sabtu-21

Februari 2009. Dari 45 bus yang dibutuhkan untuk melayani koridor 8, hingga

tanggal 6 Februari 2009 baru tersedia 20 bus, yang memaksa BLUTJ untuk

memangkas rute operasional dari Lebak Bulus - Harmoni menjadi Lebak

7

Page 8: sistran 2

Bulus- Daan Mogot Pada hari pertama operasionalnya, koridor 8

direncanakan beroperasi pada periode 13.00-22.00 WIB

Setelah mengalami beberapa penundaan, pada Senin-7 Desember 2009,

Kepala Dinas Perhubungan DKI M. Tauchid menginformasikan bahwa

pengoperasian koridor 9 dan 10 kembali mengalami penundaan. Target

operasional yang awalnya ditetapkan pada Juni-Oktober 2010 diundur

menjadi November 2010. Penundaan kali ini disebabkan karena penentuan

tarif per kilometer bus yang baru disepakati oleh Badan Arbitrase Nasional

Indonesia (BANI) dan belum ditunjuknya operator yang mengelola koridor

ini. Penentuan operator direncakan menggunakan sistem lelang yang akan

dilakukan pada bulan Februari atau Maret 2010. Koridor ini direncakan akan

dilayani oleh total 139 armada dengan perincian:

1. 65 bus single dan 15 bus gandeng di Koridor 9.

2. 45 bus single dan 10 bus gandeng di Koridor 10.

Koridor 8, 9 dan 10 ini melayani rute:

1. Lebak Bulus - Harmoni (Koridor 8), dengan panjang 26 km.

Rute melalui Jalan Ciputat Raya, Jalan TB Simatupang,

Jalan Metro Pondok Indah, Jalan Sultan Iskandar Muda, Jalan

Teuku Nyak Arif, Jalan Letjen Supeno, Jalan Panjang, Jalan

Daan Mogot, Jalan Tomang Raya, Gajah Mada/Hayam Wuruk.

2. Pinang Ranti - Pluit (Koridor 9), dengan panjang 29,9 km.

Rute melalui Jalan Pondok Gede Raya, Raya Bogor,

Mayjen Sutoyo, MT Haryono, Gatot Subroto, S Parman,

Latumeten, Jembatan Dua, Jembatan Tiga, Pluit.

8

Page 9: sistran 2

3. Cililitan - Tanjung Priok (Koridor 10), dengan panjang 19 km.

Rute melalui Jalan Mayjen Sutoyo, DI Panjaitan, Jend

Ahmad Yani, Yos Sudarso, Enggano.

2.2.4 Koridor 11 (2011)

Diresmikan tanggal 28 Desember 2011, Koridor 11 yang melayani rute

Kampung Melayu-Pulo Gebang ini berbeda dengan Koridor lainnya dalam

desain halte. Kalau di halte-halte Koridor lain tidak ada lantai khusus

penyandang cacat, di halte Koridor 11 fasilitas tersebut sudah

disediakan...halte Walikota Jakarta Timur adalah halte yang paling

lengkap...ada mushola, toilet, dan air mancur (tak lupa lantai khusus untuk

dilewati penyandang cacat juga tetap disediakan). Operator Koridor 11

adalah Perum DAMRI (Djawatan Angkoetan Motor RI), bus yang digunakan

disini adalah bus gandeng Inobus Kuning-Merah (DMR) sebanyak 21 unit.

2.2.5 Koridor 12 (2013)

Koridor 12 dengan rute Pluit-Tanjung Priok ini diresmikan oleh

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo pada tanggal 14 Februari 2013 . Kalau

anda pernah melihat peta rute Koridor 12, rutenya pasti muter-muter segala

lewat Kota-Mangga Dua-Kemayoran-Sunter. Salah satu halte yang desainnya

mengikuti nuansa disekitarnya adalah halte Museum Fatahillah, ya sesuai

namanya...halte tersebut bernuansa museum. Operator Koridor 12 adalah PT.

Bianglala Metropolitan (BMP) dengan 36 unit bus gandeng yang terdiri dari

18 Unit Bus Gandeng Inobus Produksi PT. Industri Kereta Api (INKA)

Dengan Karoseri Laksana, dan 18 Unit Bus Gandeng Ankai Dari China

(Hanya Chassisnya Saja) Dengan Karoseri New Armada.

9

Page 10: sistran 2

Koridor 12 semua busnya udah gandeng tapi masalahnya di daerah Kota

Tua itu jalanannya sempit sehingga buat manuver bus gandeng terlalu susah.

Waktu tempuh Pluit-Tanjung Priok ini sekali tempuh saja bisa 1-2 jam, kalau

macet bisa 2 jam lebih pasti sampainya...jadi bagi yang ingin menggunakan

Koridor 12 sebaiknya mengatur waktu keberangkatannya terlebih dahulu agar

tidak terlambat sampai tujuan. Koridor 12 ini sekarang busnya suka di bantuin

ke Koridor 9 barengan sama 5 unit Zhongtong dari Koridor 1 karena Koridor

9 ini walaupun busnya banyak tapi gak semuanya jalan, krn Traja BMP udh

banyak yang dikanibal (kalo tidak percaya silahkan berkunjung ke Poolnya di

Jalan Mayjend Sutoyo)

10

Page 11: sistran 2

3.3 Koridor Bus Transjakrta

Berikut ini adalah Bus yang digunakan sebagai Bus Transjakarta adalah :

1. Koridor 1 : Bus Mercedes-Benz dan Hino berwarna merah dan kuning

Gambar 2.3 Armada Bus Mercedes-Benz yang digunakan di koridor 1. Model yang sama juga digunakan di koridor 9 dan 10

Sumber : http://transportasi-darat.blogspot.com/2011/06/bus-transjakarta.html

2. Koridor 2 : Bus Daewoo berwarna Biru - Putih, dan warna

Abu-Abu

Gambar 2.4 Armada bus Daewoo yang digunakan di koridor 2 dan 3. Model yang sama juga dioperasikan di koridor 4, 6, 7 dan 8

Sumber : http://transportasi-darat.blogspot.com/2011/06/bus-transjakarta.html

11

Page 12: sistran 2

3. Koridor 3 : Bus Daewoo berwarna Kuning - Merah, dan

warna Abu-Abu

Gambar 2.5 Armada bus Daewoo yang digunakan di koridor 3

Sumber : http://transportasi-darat.blogspot.com/2011/06/bus-transjakarta.html

12

Page 13: sistran 2

4. Koridor 4 : Bus Daewoo dan Hyundai (JTM), bus Hino (PP)

berwarna Abu-Abu

Gambar 2.6 Armada Bus Hyundai dan Bus Hino yang digunakan di koridor 4

Sumber : http://transportasi-darat.blogspot.com/2011/06/bus-transjakarta.html

13

Page 14: sistran 2

5. Koridor 5 : Bus HuangHai (JMT), bus Komodo (LRN)

berwarna Abu-abu

Gambar 2.7 Armada Bus HuangHai (JMT) dan Komodo (LRN) yang digunakan di koridor 5

Sumber : http://transportasi-darat.blogspot.com/2011/06/bus-transjakarta.html

14

Page 15: sistran 2

6. Koridor 6 : Bus Daewoo dan Hyundai (JTM), Bus Hino (PP)

berwarna Abu-abu

Gambar 2.8 Armada Bus Hyundai dan Bus Hino yang digunakan di koridor 6

Sumber : http://transportasi-darat.blogspot.com/2011/06/bus-transjakarta.html

15

Page 16: sistran 2

7. Koridor 7 : Bus Daewoo dan Hyundai (JMT), Bus Hino

(LRN) berwarna Abu-abu

Gambar 2.9 Armada Bus Hyundai (JMT) dan Bus Hino(LRN) yang digunakan di koridor 7

Sumber : http://transportasi-darat.blogspot.com/2011/06/bus-transjakarta.html

16

Page 17: sistran 2

8. Koridor 8 : Bus Hino (LRN) bus Hino (PP) berwarna abu-abu

Gambar 3.0 Armada Bus Hino (PP) dan Bus Hino(LRN) yang digunakan di koridor 8

Sumber : http://transportasi-darat.blogspot.com/2011/06/bus-transjakarta.html

17

Page 18: sistran 2

9. Koridor 9 : Bus Hyundai(BMP),Bus Gandeng Komodo

(BMP) berwarna Merah dan Kuning

Gambar 3.1 Armada Bus Hyundai (BMP),) dan Bus Gandeng Komodo (TMB) yang digunakan di koridor 9

Sumber : http://transportasi-darat.blogspot.com/2011/06/bus-transjakarta.html

18

Page 19: sistran 2

10. Koridor 10 : Bus Hyundai(BMP), Mercedes-Benz dan Hino

(JET) (bantuan koridor 1) berwarna Merah dan

Kuning.

Gambar 3.2 Bus Hyundai( BMP), Mercedes-Benz dan Hino(JET) yang digunakan di koridor 10

Sumber : http://transportasi-darat.blogspot.com/2011/06/bus-transjakarta.html

19

Page 20: sistran 2

11. Koridor 11 : Bus gandeng Inobus kuning-merah (DMR)

Gambar 3.3 Bus gandeng Inobus kuning-merah (DMR)

Sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/53346fa05a74d8e84f0000cd/

jenis-jenis-bus-yang-digunakan-transjakarta-busway.

12. Koridor 12 : Bus gandeng Inobus kuning-merah (DMR) dan

Bus gandeng Ankai kuning-merah (BMP).

Gambar 3.4 Bus gandeng Inobus kuning-merah (DMR) dan Bus gandeng Ankai kuning-merah (BMP).

Sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/53346fa05a74d8e84f0000cd/

20

Page 21: sistran 2

jenis-jenis-bus-yang-digunakan-transjakarta-busway.

Semua armada Transjakarta tersebut disertai dengan gambar elang

bondol terbang sambil mencengkram beberapa buah salak di bagian eksterior.

Bahan bakar yang digunakan di koridor 1,10,11 dan 12 adalah bio solar.

Untuk Koridor 2 - 9 berbahan bakar gas. Bus-bus ini dibangun dengan

menggunakan bahan-bahan pilihan. Untuk interior langit-langit bus,

menggunakan bahan yang tahan api sehingga jika terjadi percikan api tidak

akan menjalar. Untuk kerangkanya, menggunakan Galvanil, suatu jenis logam

campuran seng dan besi yang kokoh dan tahan karat. Bus Transjakarta

memiliki pintu yang terletak lebih tinggi dibanding bus lain sehingga hanya

dapat dinaiki dari halte khusus busway (juga dikenal dengan sebutan shelter).

Pintu tersebut terletak di bagian tengah kanan dan kiri. Untuk bus

gandeng memiliki tiga pasang pintu yaitu bagian depan, tengah, belakang

kanan dan kiri. Sedangkan bus single di koridor 4 - 9 memiliki dua pasang

pintu, yaitu bagian depan dan belakang kanan dan kiri.Pintu bus

menggunakan sistem lipat otomatis yang dapat dikendalikan dari konsol yang

ada di panel pengemudi. Untuk bus koridor 2 - 8, mekanisme pembukaan

pintu telah diubah menjadi sistem geser untuk lebih mengakomodasi padatnya

penumpang pada jam-jam tertentu, di dekat kursi-kursi penumpang yang

bagian belakangnya merupakan jalur pergeseran pintu, dipasang pengaman

yang terbuat dari gelas akrilik untuk menghindari terbenturnya bagian tubuh

penumpang oleh pintu yang bergeser.

Setiap bus dilengkapi dengan papan pengumuman elektronik dan

pengeras suara yang memberitahukan halte yang akan segera dilalui kepada

para penumpang dalam 2 bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Setiap bus juga dilengkapi dengan sarana komunikasi radio panggil yang

memungkinkan pengemudi untuk memberikan dan mendapatkan informasi

terkini mengenai kemacetan, kecelakaan, barang penumpang yang tertinggal,

dan lain-lain. Khusus di koridor 5 dilengkapi papan nomor bus contoh : JMT

21

Page 22: sistran 2

053. Sementara di koridor 9 dan 10 dilengkapi papan jurusan bus contoh 09.

PLUIT atau 09. PINANG RANTI dan 10. TANJUNG PRIOK atau 10.

CILILITAN. Untuk keselamatan penumpang disediakan 8 buah palu pemecah

kaca yang terpasang di beberapa bingkai jendela dan 3 buah pintu darurat

(koridor 1 - 3 dan 10), 1 pintu darurat (koridor 4 - 9) yang bisa dibuka secara

manual untuk keperluan evakuasi cepat dalam keadaan darurat, serta dua

tabung pemadam api di depan dan di belakang. Untuk menjaga agar udara

tetap segar, terutama pada jam-jam sibuk, mulai bulan Januari 2005 secara

bertahap di setiap bus telah di pasang alat pengharum ruangan otomatis, yang

secara berkala akan melakukan penyemprotan parfum.

3.4 Halte Bus Transjakarta

Halte-halte Transjakarta berbeda dari halte-halte bus biasa. Selain

letaknya yang berada di tengah jalan, bahkan di halte di depan gedung

pertokoan Sarinah dan Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa, diberi fasilitas

lift. Kontruksi halte didominasi oleh bahan alumunium, baja, dan kaca.

Ventilasi udara diberikan dengan menyediakan kisi-kisi alumunium pada sisi

halte. Lantai halte dibuat dari pelat baja. Pintu halte menggunakan sistem

geser otomatis yang akan lansung terbuka pada saat bus telah merapat di

halte. Jembatan penyebrangan yang menjadi penghubung halte dibuat landai

(dengan perkecualian beberapa halte, seperti halte Bunderan HI) agar lebih

ramah terhadap orang cacat. Lantai jembatan menggunakan bahan yang sama

dengan lantai halte (dengan pengecualian pada beberapa jembatan

penyeberangan seperti halte Jelambar dan Bendungan Hilir yang masih

menggunakan konstruksi beton).

Waktu beroperasi halte-halte ini adalah 05:00–22:00 WIB. Apabila

setelah pukul 22:00 masih ada penumpang di dalam halte yang belum

terangkut karena kendala teknis operasional, maka jadwal operasi akan

diperpanjang secukupnya untuk mengakomodasi kepentingan para

22

Page 23: sistran 2

penumpang yang sudah terlanjur membeli tiket tersebut. Untuk dapat

memasuki halte, setelah membeli tiket (Single Trip), calon penumpang harus

memasukkan tiket ke mesin pemeriksa tiket (atau biasa disebut barrier),

setelah itu secara otomatis pintu palang tiga di barrier dapat berputar dan

dilewati calon penumpang.

Mulai 1 November 2004, pada koridor 1 telah disediakan sistem tiket

prabayar (Multi Trip). Seorang pengguna dapat membeli sebuah tiket khusus

dengan nilai saldo awal tertentu (Rp. 3.500, pembelian awal dan selanjutnya

minimal 10 unit nominal perjalanan) di halte Blok M. Alih-alih dimasukkan

ke dalam lubang yang tersedia pada barrier, tiket tersebut ditempelkan ke

sensor pada bagian atas dari mesin, mesin kemudian akan mengurangi jumlah

saldo, menampilkan saldo yang tersisa, kemudian memperbolehkan pengguna

untuk masuk ke dalam halte. Pengisian ulang saldo dapat dilakukan di seluruh

halte yang terdapat di koridor 1.Keuntungan dari penggunaan tiket ini ialah

pengguna tidak perlu mengantri di loket setiap kali ingin menggunakan

Transjakarta, sementara kekurangannya ialah tiket jenis ini tak mengenal

sistem harga ekonomis pagi hari seperti tiket Single Trip.

Di beberapa halte tersedia buletin harian gratis 'Trans Kota' yang

diperuntukkan bagi para penumpang. Isinya ialah berita umum, berita

olahraga, berita hiburan, berita kriminalitas, artikel kesehatan, beragam tip

dan trik, informasi barang konsumtif terkini, berita seputar operasional

Transjakarta, dan lain-lain. Untuk menjaring penumpang di berbagai tempat,

disediakan beberapa bus feeder atau pengumpan. Bus ini menghubungkan

berbagai daerah dengan salah satu halte Transjakarta seperti di dekat Ratu

Plaza (halte Bundaran Senayan) walaupun tetap menggunakan halte bus biasa.

Beberapa contoh bus feeder ini antara lain adalah bus yang melayani daerah

Bintaro dan BSD. Di Jalan Gajah Mada/Hayam Wuruk, Jakarta Pusat,

dibangun sebuah halte khusus dengan ukuran jauh lebih besar dari halte-halte

yang lain. Halte tersebut diberi nama Harmoni Central Busway. Halte yang

23

Page 24: sistran 2

dibangun di atas Kali Ciliwung adalah titik transfer antarkoridor 1, 2, 3 dan 8.

Halte berdaya tampung 500 orang ini memiliki 6 pintu. Meskipun banyak

pohon yang terpaksa ditebang dalam pembangunan jalur Transjakarta, sebuah

pohon beringin tua di halte ini tidak ditebang saat pembangunan karena

dianggap memiliki nilai sejarah yang tinggi. Namun pada bulan Oktober

2006, pohon ini dirusak oleh sekelompok orang dari Pemuda Persatuan Islam

dengan alasan ingin membuktikan bahwa pohon tersebut tidak angker dan

keramat seperti yang dipercayai oleh sebagian orang.

3.5 Tarif Bus Transjakarta

Tarif tiket Transjakarta adalah Rp. 3.500 (Desember 2006) per

perjalanan. Penumpang yang pindah jalur dan/atau transit antar koridor tidak

perlu membayar tarif tambahan asalkan tidak keluar dari halte. Bagi

penumpang yang membeli tiket pukul 5-7 pagi, mereka dapat memperoleh

tiket dengan harga yang lebih ekonomis yaitu Rp. 2.000. Mulai 2006, kartu

chip JakCard, dilancarkan oleh PT Bank DKI, boleh digunakan untuk

membayar tarif.Awal tahun 2007 direncanakan akan terjadi kenaikan tarif

pada saat dioperasikannya koridor-koridor baru (4-7). DPRD Jakarta

mengusulkan kenaikan dari Rp. 3.500 menjadi Rp. 5.000, sementara Organda

mengusulkan menjadi Rp. 7.000. Kenaikan tarif ini akan diberlakukan dengan

alasan antara lain:

1. Jangkauan rute akan menjadi semakin luas

2. Tarif saat ini hanya meliputi aspek biaya perawatan dan

operasional saja

3. Seiring dengan bertambahnya jumlah penumpang, jumlah

subsidi yang dibutuhkan menjadi semakin besar

24

Page 25: sistran 2

4. Tarif saat ini dinilai mematikan angkutan umum yang ada

(yang sampai saat ini masih dibutuhkan untuk menyokong

operasional Transjakarta)

5. Penumpang yang melakukan transit antar koridor jauh lebih

besar dari yang diperkirakan sebelumnya oleh penyelenggara

sehingga menjadi beban (finansial)

Rencana kenaikan tarif ini mengundang reaksi negatif dari beberapa

pihak yang merasa haknya untuk mendapatkan angkutan yang murah dan

nyaman dikurangi, pelayanan yang diberikan belum memuaskan, menambah

beratnya biaya hidup keseluruhan, serta ada juga yang keberatan karena

angkutan alternatif yang ada telah ditiadakan rutenya pada saat beroperasinya

Transjakarta sehingga mereka tidak memiliki pilihan lain. Sebagai opini

khalayak umum, Transjakarta belum dapat mengakomodir kebutuhan

masyarakat dan seringkali merugikan, sebab dari sisi pelayanan bukan

pelayanan prima yang diberikan tapi pelayanan yang semena-mena.

Penumpang dibiarkan berdesak-desakan dan harus antri, bahkan

kadang- kadang di bentak, kemudian tidak menerapkan Visitor Management

Techniques sehingga susunan antrian penumpang menjadi amburadul

25

Page 26: sistran 2

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Dampak yang di timbulkan dari Bus Transjakrta

Fasilitas mesin kartu elektrik/ mesin barrier di semua koridor yang

rusak atau tidak berfungsi. Kita bisa lihat di koridor 1 sampai 3 busway yang

tidak kunjung diperbaiki. Banyaknya mesin yang rusak dan tidak diperbaiki

karena biaya yang cukup tinggi sehingga ini dapat berdampak buruk pada

lingkungan karena sampah kertas sobekan karcis tersebut melimpah ruah di

tempat sampah sehingga dapat menambah jumlah sampah dan sobekan

tersebut mengotori lingkungan halte di sekitar busway, karena banyak yang

membuang sampah sobekan kertas itu secara sembarangan. Hal ini akan

menjadi masalah jika dihitung dari pengguna jalur busway di koridor 1

tersebut,berapa ratus ribu orang setiap hari melaju dengan transjakarta, dan

berapa ratus ribu lembar sobekan karcis yang berakhir di tempat sampah

setiap hari.Hal ini mungkin akan menjadi masalah di kemudian hari.

Busway sebagai alat transportasi massal yang bertujuan untuk

mengalihkan penggguna jalan Jakarta yang menggunakan mobil pribadi

menjadi naik busway, terus mengundang kontroversi sejak diluncurkan

pertama kali 15 Januari 2004 lalu karena otomatis mempersempit jalur untuk

kendaraan umum. Padahal konsep awal daripada busway adalah sebelum

dibangun jalur busway harus menambah satu jalur, baru diambil satu jalur

untuk busway. Tapi kenyataan yang ada sekarang justru sangat berbeda jalur

umum diambil untuk dijadikan jalur busway tanpa ada jalur penggantinya,

sehingga menambah parah kemacetan Jakarta. Akhirnya pengguna jalan yang

menggunakan mobil pribadi tetap, tetapi jalan-jalan di Jakarta bertambah

sempit dan macet. Permasalahan kecelakan lalu lintas tersebut sebenarnya

26

Page 27: sistran 2

juga bersumber pada sulitnya menjaga agar jalur busway tetap steril dari

kendaraan lain non busway, sehingga dampak negatif yang dirasakan warga

Jakarta akibat dari adanya koridor Busway ini seperti, kemacetan yang

bertambah parah akibat bertambah sempitnya jalur untuk kendaraan.

3.2 Kualitas Pelayanan Transjakarta

TransJakarta merupakan model angkutan publik yang berbeda dengan

model angkutan publik lainnya. Sistem pelayanan dan fasilitasnya yang lebih

lengkap dan lebih bersahabat menjadikan TransJakarta memiliki tingkat

kenyamanan yang lebih dibanding dengan model lainnya. Pelayanan

transportasi ini memiliki keunggulan pada aspek sosial ekonomi dengan

fasilitas pendukungnya untuk kemudahan akses pergerakan masyarakat.

Keunggulan-keunggulan tersebut bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Busway TransJakarta memiliki keunggulan

dibanding transportasi lainnya seperti bus kopaja yang memiliki skala

pelayanan tidak jauh berbeda dengan TransJakarta. Terkait masalah kualitas

layanan, termasuk tidak berfungsinya beberapa fasilitas di dalam bus. Ada

banyak kerusakan yang ditemukan pada armada bus transjakarta, di antaranya

pintu tidak menutup sempurna, pendingin ruangan kurang berfungsi terlebih

jika jam-jam yang padat penumpang pada jam masuk kerja dan pulang kerja

juga fasilitas audiovisual mati, dan juga alat GPS atau semacam alat CCTV di

dalam busway yang tidak berfungsi yang gunanya untuk kantor pusat dapat

memantau keadaan di tiap busway, selain itu di dalam halte tidak disediakan

toilet sehingga ini kan menyulitkan bagi pengguna busway yang tiba-tiba

butuh menggunakan toilet, hingga fasilitas mesin tiket elektrik/ mesin

barrier  di banyak koridor yang saat ini sedang rusak. Rencananya mesin ini

diperbaiki kira-kira pada akhir tahun 2012.

27

Page 28: sistran 2

Pemberlakuan area khusus wanita di transjakarta koridor 1 jurusan

Blok M-Kota belum terlaksana dengan maksimal. Terlihat dari masih

banyaknya penumpang pria yang menggunakan area ini.

Masalah kualitas layanan, juga termasuk tidak berfungsinya beberapa fasilitas

di luar bus.Jembatan penumpang yang atapnya banyak yang hilang, jalur

khusus busway yang sering diserobot pengguna kendaraan lain sehingga

menimbulkan ketidaklancaran, sehingga kadangkala menggunakan busway

tidak ada bedanya menggunakan kendaraan lainnya. Keluhan-keluhan yang

dirasakan para pengguna jasa seperti harus berjuang dengan keras untuk dapat

naik bus meskipun harus berdiri, kepadatan bus khususnya pada saat jam-jam

padat berangkat dan pulang kerja, interval kedatangan bus sering tidak tepat

karena sering lebih lama, sempitnya shelter mengakibatkan antrian para

penumpang. Antrian juga bertambah ketika jam-jam masuk kerja dan pulang

kerja,sedangkan di dalam halte tidak dipasang besi-besi pembatas sehingga

terjadi kesimpang siuran antara penumpang yang hendak naik dan turun

dan tidak ada yang menyerobot antrian. Ketidaknyamanan terjadi baik di luar

maupun di dalam bus, serta ketidak tepatan sampai di tujuan menyebabkan

rasa nyaman, efektif dan efisien masih belum dapat dirasakan merupakan

bentuk kekecewaan atas pelayanan yang dirasakan. Beberapa supir masih

mengemudikan bus dengan cara yang tidak nyaman terutama ketika akan

berhenti mengerem mendadak dan pada jalan yang berlubang kurang

mengemudikan bus dengan baik.Sehingga hal ini membuat kurang nyaman

bagi pengguna busway terutama bagi yang posisinya tidak mendapat tempat

duduk/berdiri.

28

Page 29: sistran 2

3.3 Kendala Pelayanan Transjakarta

Kendala merupakan suatu hambatan dalam suatu proses untuk

tercapainya suatu tujuan. Kendala dalam penerapan TransJakarta untuk

menciptakan sistem transportasi dipengaruhi oleh banjir, human eror, dan

kesadaran dari masyarakat Jakarta. Human Eror. Human eror sebagai salah

satu faktor kendala penerapan TransJakarta merupakan faktor kesalahan yang

berasal dari kesalahan manusia secara teknis. Misalnya, Masih banyak kasus

kecelakaan oleh busway telah tercatat kecelakaan oleh busway, dan sering

terjadi motor terjepit dengan busway. Banyaknya korban berjatuhan akibat

kecelakaan lalu lintas yang melibatkan Busway di Jakarta.  Penyebab

kecelakaan pada jalur TransJakarta adalah karena penyerobotan jalur

TransJakarta, pengguna motor, angkutan umum yang menyerobot seperti

kopaja, pejalan kaki yang menyeberang tidak pada jembatan penyeberangan

dan pramudi yang melanggar standar operasional prosedur dan tidak

ditemukan alat pemadam kebakaran didalam bus tersebut.

29

Page 30: sistran 2

30