sistem transportasi nasional
TRANSCRIPT
A. PENDAHULUAN
Sistrannas berfungsi ganda yaitu sebagai unsur penunjang (ship follows
the trade) dalam arti transportasi untuk menunjang pertumbuhan ekonomi, politik,
sosial budaya, pertanahan dan keamanan serta sebagai unsur perangsang (ship
promotes the trade) dalam arti sistem transportasi ditujukan untuk membuka
daerah terisolir / terpencil dan daerah perbatasan yang belum berkembang atau
daerah lain dengan alasan hankam perlu dilayani transportasi teratur dalam rangka
untuk mewujudkan Wawasan Nusantara dan Katahanan Nasional serta supaya
daerah yang terpencil berkembang sejajar dengan daerah lain.
MISI SISTRANNAS
Misi sistrannas yaitu menyelenggarakan transportasi guna memperlancar
arus penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain diseluruh wilayah
tanah air dan untuk pelayanan internasional.
MAKSUD DAN TUJUAN SISTRANNAS
Sesuai dengan misi sistrannas, maka sistrannas ditata dengan maksud
untuk mewujudkan jasa transportasi yang handal dan berkemampuan tinggi
dalam perannya sebagian bagian dari pembangunan nasional.
Tujuannya adalah untuk dapat terselenggaranya jasa transportasi yang
terpadu, tertib, lancar, aman, nyaman dan efisien serta terjangkau oleh
kemampuan masyarakat dalam rangka mencapai jasa transportasi yang andal dan
berkemampuan tinggi.
Pembangunan yang telah dilaksanakan dalam bebarapa dekade di berbagai
bidang baik itu ekonomi, sosial, budaya, politik, dan pertahanan-keamanan telah
membawa dampak yang signifikanbagi kehidupan masyarakat Indonesia. Khusus
pertumbuhan ekonomi Indonesia yang telah membaik memungkinkan terjadinya
pemerataan pembangunan sehingga hasilnya dapat di nikmati oleh rakyat
Indonesia. Keberhasilan pembangunan tersebut tidak terlepas dari peran aktif
sektor transportasi sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial, budaya, politik
dan pertahanan-keamanan, dimana pembangunan sektor transportasi diarahkan
terwujudnya transportasi nasional yang andal, berkemampuan tinggi dan
diselenggarakan secara tertib, terpadu, lancar, aman, nyaman dan efesien dan
menunjang sekaligus menggerakan dinamika pembangunan nasional; mendukung
mobilitas manusia; barang serta jasa; mendukung pola distribusi nasional serta
mendukung pengembangan wilayah dan peningkatan hubungan internasional yang
lebih memantapkan perkembangan kehidupan berbangsa dalam rangka
perwujudan Wawasan Nusantara.
Dalam mewujudkan sistem transportasi yang baik terdapat berbagai kendala oleh
karena itu diperlukan usaha untuk penataan sistem transportasi nasional dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga terwujud keandalan dari
ketersediaan pelayanan dan keterpaduan antar dan intra moda transportasi yang
disesuaikan dengan perkembangan ekonomi, kemajuan teknologi, kebijaksanaan
tata ruang, lingkungan, dan kebijaksanaan energi nasional sehingga dapat
memenuhikebutuhan pembangunan, tuntutan masyarakat, perdagangan nasional
maupun internasional dengan memperhatikan tingkat keandalan dan kelaikan
sarana serta prasarana angkutan.
B. PENGERTIAN SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL
Sistem transportasi nasional telah ditetapkan dan diputuskan dalam Keputusan
Menteri Perhubungan No. KM 15 Tahun 1997 tentang Sistem Transportasi
Nasional. Sistem transportasi nasional merupakan tatanan transportasi yang
terorganisasi secara kesisteman terdiri dari transportasi darat ( angkutan jalan,
angkutan jalan rel, dan angkutan sungai, danau serta penyeberangan ), transportasi
laut dan udara serta transportasi pipa yang masing – masing terdiri dari sarana dan
prasarana yang saling berinteraktif membentuk satu sistem pelayanan jasa
transportasi yang terpadu secara serasi dan harmonis yang menjangkau seluruh
wilayah tanah air dan luar negeri yang pengembangannya berpedoman pada tata
ruang nasional.
Landasan sistem transportasi nasional adalah landasan idiil Pancasila, landasan
konstitusional UUD 1945 dan landasan opersionalnya GBHN bidang transportasi
serta peraturan – peraturan yang terkait lainnya. Sedangkan asas sistem
transportasi nasional mengacu pada pedoman Garis – Garis Besar Haluan Negara
( GBHN ) tahun 1993 yaitu : Asas Keimanan dan Ketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa; Asas Manfaat; Asas Demokrasi Pancasila; Asas Adil dan Merata; Asas
Keseimbangan; Asas Keserasian dan Keselarasan dalam Perikehidupan; Asas
Hukum; Asas Kemandirian; Asas Kejuangan; Asas Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi; Asas Kepentingan Umum; Asas Usaha Bersama dan Asas
Keterpaduan.
Tujuan dan sasaran sistem transportasi nasional adalah mewujudkan transportasi
yang andal dan berkemampuan tinggi dalam menunjang mobilitas sekaligus
menggerakkan dinamika pembangunan, meningkatkan mobilitas manusia, barang
dan jasa membantu terciptanya pola distribusi nasional yang mantap dan dinamis
serta mendukung pengembangan wilayah dan lebih memantapkan perkembangan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam rangka wawasan
nusantara dan peningkatan hubungan internasional. Sasaran yang dituju dalam
pembangunan sistem transportasi nasional adalah terciptanya penyelenggaraan
transportasi yang efektif dalam arti mencukupi, terpadu, tertib, teratur, lancar
cepat, tepat, selamat, aman, nyaman, biaya terjangkau, efesien dalam arti beban
publik rendah dan utilitas tinggi dalam satu kesatuan jaringan transportasi
nasional.
Dalam rangka mewujudkan SISTRANAS yang sekaligus merupakan
sasaran utama dalam penyelenggaraan jaringan prasarana yang meliputi simpul,
ruang lalulintas transportasi dan jaringan pelayanan, perlu diketahui 7 (tujuh) pilar
kebijakan umum, yaitu :
1. meningkatnya pelayanan transportasi nasional
2. meningkatnya keselamatan dan keamanan transportasi
3. meningkatnya pembinaan pengusahaan transportasi
4. meningkatnya kualitas sumber daya manusia, serta ilmu pengetahuan
dan teknologi
5. meningkatnya pemeliharaan dan kualitas lingkungan hidup serta
penghematan penggunaan energy
6. meningkatnya penyediaan dana pembangunan transportasi
7. meningkatnya kualitas administrasi Negara di sector transportasi.
SASARAN DAN FUNGSI SISTRANAS
-Sasaran
Terwujudnya safety (keselamatan) ditunjukkan dengan angka kecelakaan rendah,
aksesibilitas tinggi ditunjukkan dengan, terjangkaunya semua daerah dan
tersedianya jaringan untuk seluruh wilayah, keterpaduan, lancar dan cepat
ditunjukkan dengan waktu tempuh pendek dan keamanan tingkat tinggi, tepat
waktu, tarif terjangkau, nyaman
Fungsi sistem transportasi nasional ada dua yaitu :
1. Fungsi Penunjang, menyediakan jasa transportasi yang efektif dan efesien
untuk memenuhi kebutuhan sektor lain dan ikut menggerakan dinamika
pembangunan.
2. Fungsi Pendorong, menyediakan jasa transportasi efektif untuk membuka
isolasi, malayani daerah dan pulau terpencil, merangsang pertumbuhan daerah
tertinggal serta melayani daerah perbatasan dan daerah transmigrasi sehingga
lebih memantapkan perwujudan wawasan nusantara.
Komponen Sistranas
Masukan (input), proses, keluaran (output), instrumental input, environmental
input, dan pihak lain yang terkait dengan penyelenggaraan transportasi.
Tataran Transportasi
-Latar belakang adanya tataran transportasi karena adanya otonomi daerah.
-Tatanan transportasi yang terdiri dari semua jaringan dan moda transportasi yang
terorganisir secara kesisteman
1. Tatranas (Tataran Transportasi Nasional) dalam lingkup nasional, yang
bertujuan membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan
efisien dan berfungsi melayani pemindahan penumpang dan barang antar simpul
atau kota nasional (SKN) dan dari simpul atau kota nasional ke LN atau
sebaliknya.
2. Tatrawil (Tataran Transportasi Wilayah) dalam lingkup propinsi, yang
bertujuan membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan
efisien dan berfungsi melayani pemindahan penumpang dan barang antar simpul
atau kota wilayah (SKW) dan dari simpul atau kota wilayah ke nasional atau
sebaliknya.
3. Tatralok (Tataran Transportasi Lokal) dalam lingkup kabupaten/kota, yang
bertujuan membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan
efisien dan berfungsi melayani pemindahan penumpang dan barang antar simpul
atau kota lokal (SKL) dan dari simpul atau kota lokal ke propinsi atau nasional
atau sebaliknya.
C. POLA JARINGAN SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL
Pola jaringan transportasi telah diatur dalam Undang – undang No. 24 tahun 1992
tentan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Pola jaringan transportasi nasional
masih dalam indikasi tatanan yang memuat tentang :
· Rencana lokasi ruang kegiatan yang harus dihubungkan oleh ruang lalu
lintas.
· Prakiraan perpindahan orang, barang menurut asal dan tujuan.
· Arah dan kebijaksanaan atau skenario pembagian peranan masing – masing
moda transportasi.
· Rencena pengembangan simpul yang telah ditentukan kapasitas dan
lokasinya.
· Rencana pengembangan ruang lalu lintas sesai dengan karakteristik masing –
masing moda.
D. PELUANG AKAN KEBERADAAN SEKTOR TRANSPORTASI
Peluang yang tercipta dengan adanya transportasi adalah :
1. Bagi dalam negeri
· Peningkatan kesejahteraan masyarakat,
· Peningkatan daya beli,
· Kemajuan industri sarana,
· Adanya undang – undang transportasi,
· Deregulasi dalam berinvestasi,
· Meningkatnya peran swasta.
2. Bagi luar negeri
· Meningkatnya kerjasama antar negara,
· Pertumbuhan ekonomi global,
· Kerjasama regional maupun internasional,
· Terbukanya kesempatan peningkatan SDM melalui pendidikan.