institut teknologi nasional yogyakarta …...2.3. transportasi kota dalam sebuah sistem tujuan dasar...

11
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 2018 Kajian Komparatif Kualitas Pelayanan Angkutan Umum Antara Kota Semarang – Yogyakarta KAJIAN KOMPARATIF KUALITAS PELAYANAN ANGKUTAN UMUM ANTARA KOTA SEMARANG – YOGYAKARTA OLeh: GORDIANUS JEMADI ABSTRAK Semarang dan Yogyakarta memiliki karakteristik kota yang berbeda pada struktur dan pola pertumbuhan kota. Perbedaan ini yang mempengaruhi layanan angkutan umum perkotaan di kota-kota tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan karakteristik layanan angkutan kota antara Semarang dan Yogyakarta. Metode analisis membandingkan layanan angkutan umum perkotaan dengan layanan transportasi dan terutama dengan layanan transportasi umum, yaitu efektivitas dan efisiensi. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pemerintah daerah sebagai salah satu review di pembuatan wawasan sistem transportasi umum perkotaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perbedaan struktur perkotaan Semarang dan Yogyakarta berpengaruh terhadap layanan angkutan umum perkotaan. Struktur kota Semarang dengan desain konsentris dan ditambah dengan cincin radial jaringan jalan menyebabkan hampir semua jalur angkutan umum melalui daerah kota turun sebagai pusat dari semua kegiatan, berarti sementara struktur perkotaan Yogyakarta dengan jaringan jalannya kecenderungan untuk menyebarkan gerakan ke seluruh kota yang menyebabkan aktivitas orang menyebar relatif. Keadaan ini menyebabkan jalur angkutan umum perkotaan juga tersebar di seluruh Indonesia kota mengikuti jaringan jalan hingga pedalamannya. Beberapa mengusulkan untuk naik ke publik urban layanan sistem transportasi di Semarang membutuhkan evaluasi layanan transportasi umum perkotaan lebih efisien dengan mengurangi atau mengubah moda angkutan umum dengan yang modalnya lebih besar kapasitas sehingga dapat mengurangi masalah lalu lintas di daerah kota, sementara Jogjakarta perlu bekerja sama dengan daerah pedalamannya karena hampir semua angkutan umum perkotaan yang beroperasi di Jogjakarta memiliki terminal awal dan akhir di luar yurisdiksinya. Kata kunci: Struktur perkotaan dan layanan transportasi umum I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu komponen utama dalam sistem kehidupan,sistem pemerintahan dan sistem kemasyarakatan.Kondisi sosial demografi suatuwilayah memiliki pengarah terhadap kinerja transportasi di wilayah tersebut. Tingkatkepadatan penduduk akan memiliki pengarah signifikan terhadap kemampuantransportasi melayani kebutuhan masyarakat. Pada daerah perkotaan, kecenderungan yangterjadi adalah meningkatnya jumlah penduduk yang tinggi karena tingkat kelahiran maupun urbanisasi. Kota Semarang dan Jogjakarta merupakan kota-kota yang terletak di tengah- tengah pulau Jawa dengan karakteristik yang berbeda dilihat dari struktur dan pola perkembangan kotanya. Perbedaan struktur dan pola perkembangan Kota Semarang dan Jogjakarta ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap kinerja pelayanan angkutan umum yang ada di kedua kota tersebut. Dalam penelitian ini akan dilakukan kajian komparatif terhadap pelayanan angkutan umum penumpang perkotaan di kedua kota tersebut berkaitan dengan perbedaan struktur dan pola perkembangan kota.

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA …...2.3. Transportasi Kota Dalam Sebuah Sistem Tujuan dasar perencanaan transportasi adalah memperkirakan jumlah serta kebutuhan akan transportasi

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 2018

Kajian Komparatif Kualitas Pelayanan Angkutan Umum Antara Kota Semarang – Yogyakarta

KAJIAN KOMPARATIF KUALITAS

PELAYANAN ANGKUTAN UMUM ANTARA

KOTA SEMARANG – YOGYAKARTA

OLeh:

GORDIANUS JEMADI

ABSTRAK

Semarang dan Yogyakarta memiliki

karakteristik kota yang berbeda pada struktur

dan pola pertumbuhan kota. Perbedaan ini

yang mempengaruhi layanan angkutan umum

perkotaan di kota-kota tersebut. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui

perbedaan karakteristik layanan angkutan kota

antara Semarang dan Yogyakarta. Metode

analisis membandingkan layanan angkutan

umum perkotaan dengan layanan transportasi

dan terutama dengan layanan transportasi

umum, yaitu efektivitas dan efisiensi. Hasil

penelitian ini dapat digunakan untuk

pemerintah daerah sebagai salah satu review di

pembuatan wawasan sistem transportasi

umum perkotaan. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa Perbedaan struktur

perkotaan Semarang dan Yogyakarta

berpengaruh terhadap layanan angkutan

umum perkotaan. Struktur kota Semarang

dengan desain konsentris dan ditambah dengan

cincin radial jaringan jalan menyebabkan

hampir semua jalur angkutan umum melalui

daerah kota turun sebagai pusat dari semua

kegiatan, berarti sementara struktur perkotaan

Yogyakarta dengan jaringan jalannya

kecenderungan untuk menyebarkan gerakan ke

seluruh kota yang menyebabkan aktivitas orang

menyebar relatif. Keadaan ini menyebabkan

jalur angkutan umum perkotaan juga tersebar

di seluruh Indonesia kota mengikuti jaringan

jalan hingga pedalamannya. Beberapa

mengusulkan untuk naik ke publik urban

layanan sistem transportasi di Semarang

membutuhkan evaluasi layanan transportasi

umum perkotaan lebih efisien dengan

mengurangi atau mengubah moda angkutan

umum dengan yang modalnya lebih besar

kapasitas sehingga dapat mengurangi masalah

lalu lintas di daerah kota, sementara Jogjakarta

perlu bekerja sama dengan daerah

pedalamannya karena hampir semua angkutan

umum perkotaan yang beroperasi di Jogjakarta

memiliki terminal awal dan akhir di luar

yurisdiksinya.

Kata kunci: Struktur perkotaan dan layanan

transportasi umum

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transportasi merupakan salah satu

komponen utama dalam sistem

kehidupan,sistem pemerintahan dan sistem

kemasyarakatan.Kondisi sosial demografi

suatuwilayah memiliki pengarah terhadap

kinerja transportasi di wilayah tersebut.

Tingkatkepadatan penduduk akan memiliki

pengarah signifikan terhadap

kemampuantransportasi melayani kebutuhan

masyarakat. Pada daerah perkotaan,

kecenderungan yangterjadi adalah

meningkatnya jumlah penduduk yang tinggi

karena tingkat kelahiran maupun urbanisasi.

Kota Semarang dan Jogjakarta

merupakan kota-kota yang terletak di tengah-

tengah pulau Jawa dengan karakteristik yang

berbeda dilihat dari struktur dan pola

perkembangan kotanya. Perbedaan struktur

dan pola perkembangan Kota Semarang dan

Jogjakarta ini secara tidak langsung

berpengaruh terhadap kinerja pelayanan

angkutan umum yang ada di kedua kota

tersebut. Dalam penelitian ini akan dilakukan

kajian komparatif terhadap pelayanan

angkutan umum penumpang perkotaan di

kedua kota tersebut berkaitan dengan

perbedaan struktur dan pola perkembangan

kota.

Page 2: INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA …...2.3. Transportasi Kota Dalam Sebuah Sistem Tujuan dasar perencanaan transportasi adalah memperkirakan jumlah serta kebutuhan akan transportasi

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 2018

Kajian Komparatif Kualitas Pelayanan Angkutan Umum Antara Kota Semarang – Yogyakarta

Wilayah perkotaan di Semarang

cenderung berkembang ke pinggiran kota,

dengan berkembangnya kota ke daerah

pinggiran ikut meningkatkan kebutuhan untuk

bertransportasi. Seiring dengan meningkatnya

kebutuhan bertransportasi ikut meningkat pula

kepemilikan kendaraan bermotor pribadi,

tetapi tidak disertai dengan penambahan

jaringan jalan dan pelebaran jalan yang

memadai, sehingga dikhawatirkan akan terjadi

kemacetan lalu lintas di banyak ruas jalan di

kota Semarang (Badan Perencanaan Daerah,

2018). Peran Busway sebagai angkutan umum

masal diharapkan dapat mengurangi

kemacetan yang timbul akibat perkembangan

kota itu tersebut. Struktur jaringan jalan di kota

Semarang yang berbentuk ring radial,

mengakibatkan hampir semua aktifitas

perjalanan menju pusat kota. Trayek angkutan

umum yang direncanakan juga banyak yang

melalui pusat kota dan mengakibatkan

terjadinya overlap (menumpuk) antar trayek

angkutan umum. Koridor V Busway Trayek

Elisabhet-Undip adalah trayek bus yang

melayani daerah perkampusan (mahasiswa)

dengan daerah pendidik, komersial dan daerah

permukiman. Dari pengamatan awal yang

dilakukan, untuk trayek Elisabhet-UNDIP,

terjadi penurunan kualitas pelayanan yang

ditandai dengan menurunnya load factor tetapi

disisi lain terjadi kemacetan yang cukup parah

diruas-ruas jalan di daerah pusat keramaian.

Oleh sebab itu kinerja pelayanan dari Busway

mesti sangat diperhatikan.

Yogyakarta memiliki karakteristik

khusus transportasi. Pola perjalanan di daerah

perkotaan di Yogyakarta ditentukan oleh

karakteristik populasi perkotaan di Kota

Yogyakarta. Penyebaran lokasi tempat kerja

atau sekolah yang terletak jauh dari tempat

tinggal cenderung menghasilkan masalah

transportasi. Setiap hari, banyak gerakan yang

dilakukan untuk pekerjaan dan sekolah

melintasi pusat kota yang berdampak ke jalan

kota. Tujuan penelitian ini adalah untuk

menganalisis pola pergerakan di Kota

Yogyakarta. Hasil yang didapat menunjukkan

bahwa sepeda motor merupakan moda

transportasi yang paling banyak digunakan.

Selain itu mayoritas kendaraan hanya

digunakan oleh satu orang pelaku perjalanan.

Peta struktur Kota semarang

Page 3: INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA …...2.3. Transportasi Kota Dalam Sebuah Sistem Tujuan dasar perencanaan transportasi adalah memperkirakan jumlah serta kebutuhan akan transportasi

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 2018

Kajian Komparatif Kualitas Pelayanan Angkutan Umum Antara Kota Semarang – Yogyakarta

Peta Kota Jogjakarta

1.2 Permasalahan

Kondisi sistem angkutan umum di Kota

Semarang dan di Kota Jogjakarta secara umum

sudah dalam kondisi yang kurang baik, ditandai

dengan tingkat pengisian (Load factor) yang

rendah, kondisi pelayanan buruk (waktu tunggu

lama, persediaan armada yang belum terlalu

banyak, hasil wawancara lansung), kualitas

pelayanan dan kenyamanan yang rendah dan

permasalahan keterlambatan inilah sehingga

membuat masyarakat cenderung memiliki

kendaraan pribadi dan tidak berminat

menggunakan kendaraan umum seperti BRT

Semarang dan Trans Jogja.

1.3 Maksud dan Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah

mengetahui perbedaan karakteristik secara

makro maupun secara mikro dari kualitas

kinerja pelayanan angkutan umum Trans

Semarang dan Trans Jogja dilihat dari

perbedaan struktur dan pola perkembangan

Kota dengan menggunakan pengukuran

indikator performansi kinerja angkutan umum.

1.4 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari

penulisan artikel ini adalah memberikan

masukan kepada pemerintah daerah pada

umumnya dan pemerintah daerah Kota

Semarang dan Jogja pada khususnya Dinas

Perhubungan sebagai salah satu bahan

pertimbangan dalam pembuatan kebijakan

sistem angkutan umum dimasa yang akan

dating yaitu diantaranya: 1. Memberi gambaran

kepada operator tentang kondisi kinerja

pelayanan trayek angkutan kota yang ada

selama ini, guna meningkatkan kinerja

perusahaan. 2. Memberi pengetahuan kepada

masyarakat dalam menggunakan angkutan

umum.

1.5 Ruang Lingkup Masalah

Pada penelitian ini meliputi batasan

wilayah studi dan batasan substansi yaitu:

1) Wilayah Studi yang meliputi wilayah

administrasi kota yang menjadi

wilayah pelayanan angkutan kota.

2) Jenis angkutan umum yang diteliti

termasuk dalam kategori angkutan

penumpang perkotaan yang terikat

dalam trayek tetap dan teratur

sesuai dengan SK Walikota.

3) Substansi yang dibahas meliputi

parameter kinerja pelayanan

Angkutan Umum yaitu dari segi

efektifitas meliputi kemudahan,

kapasitas pelayanan, kualitas

pelayanan ( frekuensi, headway,

waktu tunggu, kecepatan dan waktu

perjalanan, dan jumlah rit) dan dari

segi efisiensi meliputi utilisasi dan

load factor pada jam puncak,

produktivitas, dan jam pelayanan.

4) Beberapa parameter disesuaikan

dengan kondisi angkutan kota serta

kemampuan penulis dalam

Page 4: INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA …...2.3. Transportasi Kota Dalam Sebuah Sistem Tujuan dasar perencanaan transportasi adalah memperkirakan jumlah serta kebutuhan akan transportasi

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 2018

Kajian Komparatif Kualitas Pelayanan Angkutan Umum Antara Kota Semarang – Yogyakarta

mengumpulkan data sekunder dan

primer.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Transportasi

Transportasi secara umum adalah suatu

kegiatan untuk memindahkan sesuatu (orang

dan/barang) dari satu tempat ke tempat lain,

baik dengan atau tanpa sarana (Setijowarno

dan Frazila, 2001)

Transportasi yang menyangkut

pergerakan orang dan barang pada hakekatnya

telah dikenal secara alamiah semenjak manusia

ada di bumi, meskipun pergerakan atau

perpindahan itu masih dilakukan secara

sederhana. Kebutuhan akan pergerakan selalu

menimbulkan permasalahan, khususnya pada

saat orang ingin bergerak untuk tujuan yang

sama di dalam daerah tertentu dan pada saat

yang bersamaan pula.

Pentingnya sarana transportasi dalam

perkembangan dunia bersifat multidimensi.

Sebagai contoh, salah satu fungsi transportasi

adalah menghubungkan tempat kediaman

dengan tempat bekerja atau para pembuat

barang dengan pelanggannya (Khisty,2005:1).

Sehingga transportasi dapat didefinisikan

sebagai proses kegiatan memindahkan atau

mengangkut sesuatu dari suatu tempat ke

tempat lain sehingga transportasi bukan

merupakan tujuan melainkan sarana untuk

mencapai tujuan guna menanggulangi

kesenjangan jarak dan waktu.

2.2. Pengertian Angkutan Umum Massal

Menurut UU no.14 tahun 1992 pasal 1

menyebutkan bahwa angkutan adalah

pemindahan orang dan/barang dari suatu

tempat ke tempat lain menggunakan

kendaraan. Selanjutnya dalam PP no. 41 tahun

1993 pasal 1 dijelaskan bahwa kendaraan

umum adalah setiap kendaraan bermotor yang

disediakan untuk dipergunakan oleh umum

dengan dipungut bayaran Sistem Angkutan

Umum Massal (SAUM) perkotaan (urban mass

transit) adalah sistem pelayanan angkutan

umum dalam kota yang beroperasi pada rute

tertentu, tempat berhenti tertentu, terjadwal

dan tarif tertentu, berkapasitas besar, baik

kapasitas angkut (jumlah

penumpang/kendaraan), maupun kapasitas

operasionalnya (jumlah penumpang/arah/jam)

(Subagio, 1995). Sifat operasi SAUM biasanya

sudah tidak terpengaruh oleh lalu lintas lain

atau mempunyai jalur sendiri dan terpisah,

sehingga kecepatan operasionalnya relatif

tinggi. Karena itu SAUM disebut juga sistem

angkutan umum massal cepat (mass rapid

transit).

2.3. Transportasi Kota Dalam Sebuah Sistem

Tujuan dasar perencanaan transportasi

adalah memperkirakan jumlah serta kebutuhan

akan transportasi pada masa mendatang atau

pada tahun rencana yang akan digunakan untuk

berbagai kebijakan investasi perencanaan

transportasi. Untuk lebih memahami dan

mendapatkan pemecahan masalah yang

terbaik, perlu dilakukan pendekatan secara

sistem transportasi. Sistem transportasi secara

menyeluruh (makro) dapat dipecahkan menjadi

beberapa sistem yang lebih kecil (mikro) yang

masing-masing saling terkait dan

mempengaruhi (Tamin,2000:27)

2.4. Jenis Angkutan Umum Massal

a. Heavy Rapid Transit

Sistem angkutan yang menggunakan kereta

berkinerja tinggi, mobil rel bertenaga listrik

yang beroperasi di jalur-jalur khusus eksklusif,

biasanya tanpa persimpangan, dengan

bangunan stasiun yang besar.

Page 5: INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA …...2.3. Transportasi Kota Dalam Sebuah Sistem Tujuan dasar perencanaan transportasi adalah memperkirakan jumlah serta kebutuhan akan transportasi

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 2018

Kajian Komparatif Kualitas Pelayanan Angkutan Umum Antara Kota Semarang – Yogyakarta

b. Light Rapid Transit

Merupakan sistem sarana transportasi terpadu

untuk mengangkut penumpang dimana

karakteristiknya berbeda dengan kereta api

konvensional dan merupakan lanjutan

pengembangan dari angkutan trem. LRT adalah

suatu moda transportasi yang menggunakan

lajur khusus, moda yang digerakkan dengan

energi listrik ini menawarkan kapasitas

penumpang yang besar, kecepatan cukup

tinggi, keamanan, kenyamanan, dengan biaya

yang terjangkau, contohnya adalah monorel.

c. Bus Rapid Transit

Secara umum BRT adalah angkutan berorientasi

pelanggan yang berkualitas tinggi, yang

memberikan mobilitas perkotaan yang cepat,

nyaman dan murah. BRT mengkombinasikan

stasiun, kendaraan, perencanaan dan elemen-

elemen sistem transportasi pintar ke dalam

sebuah sistem yang terpadu dan memiliki satu

identitas unik. Sistem BRT secara umum

memberi kelebihan, antara lain dapat

menaikturunkan penumpang dengan cepat,

penarikan ongkos yang efisien, halte dan

stasiun yang nyaman, teknologi bus bersih,

identitas pemasaran modern serta layanan

pelanggan yang sangat baik. BRT juga dikenal

dengan nama lain di berbagai tempat, termasuk

Sistem Bus Berkapasitas Tinggi, Sistem Bus

Berkualitas Tinggi, Bus-Metro, Sistem Bus

Ekspres, dan Sistem Busway.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Di dalam penelitian ini penulis

meggunakan pendekatan kualitatif yang

bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan

analisis dengan pendekatan induktif. Proses

dan makna (perspektif subyek) lebih

ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.

Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu

agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di

lapangan. Selain itu landasan teori juga

bermanfaat untuk memberikan gambaran

umum tentang latar penelitian dan sebagai

bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat

perbedaan mendasar antara peran landasan

teori dalam penelitian kuantitatif dengan

penelitian kualitatif. Dalam penelitian

kuantitatif, penelitian berangkat dari teori

menuju data, dan berakhir pada penerimaan

atau penolakan terhadap teori yang digunakan;

sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti

bertolak dari data, memanfaatkan teori yang

ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir

dengan suatu “teori”. Pendekatan kualitatif

yang juga disebut dengan pendekatan

investigasi karena biasanya peneliti

mengumpulkan data dengan cara bertatap

muka langsung dan berinteraksi dengan orang-

orang di tempat penelitian (McMillan &

Schumacher, 2003). Penelitian kualitatif juga

bisa dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang

temuan-temuannya tidak diperoleh melalui

prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya

( Strauss & Corbin, 2003). Sekalipun demikian,

data yang dikumpulkan dari penelitian kualitatif

memungkinkan untuk dianalisis melalui suatu

penghitungan.

Bagan tersebut struktur merupkan

pendektan metode penelitian yang dipake

sebgai acuan penulisan dan penganalisaan studi

kasus dalam kajian komparatif kualitas layanan

angkutan umum antara kota semarang dan

kota Jogjakarta.

Page 6: INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA …...2.3. Transportasi Kota Dalam Sebuah Sistem Tujuan dasar perencanaan transportasi adalah memperkirakan jumlah serta kebutuhan akan transportasi

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 2018

Kajian Komparatif Kualitas Pelayanan Angkutan Umum Antara Kota Semarang – Yogyakarta

IV. HASIL

4.1. Kualitas Pelayanan

Kualitas layanan adalah bentuk

aktualisasi nyata secara fisik dapatterlihatatau

digunakan oleh pegawai sesuai dengan

penggunaan dan pemanfaatannyayang dapat

dirasakan membantu pelayanan yang diterima

oleh orang yangmenginginkan pelayanan,

sehingga puas atas pelayanan yang dirasakan,

yangsekaligus menunjukkan prestasi kerja atas

pemberian pelayanan yang diberikan

(Parasuraman, 2001:32).

4.1.1 Bukti Lansung

Pada suatu bentuk kualitas pelayanan

yang diperhatikanperusahaan, makaterdapat

suatu dimensi yang disebut dengan tangibles

atau bukti langsung. Buktilangsung disini dapat

diartikan sebagai bagaimana kemampuan

perusahaan atauprodusen dalam menunjukkan

eksistensi atau kemampuannya ketika

berhadapanlangsung dengan konsumen.

Tangibles disini tidak dapat diraba atau dilihat

olehkonsumen secara langsung, akan tetapi

dapat dirasakan dampaknya secaralangsung

dari hal-hal yang telah dilakukan perusahaan

tersebut.

4.1.2 Daya Tanggap

Daya tanggap adalah keinginan para

staf atau pegawai dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat dengan tanggap.

Responsiveness meliputi kesigapan karyawan

dalam membantu pelanggan dan memberikan

pelayanan yang cepat dan tanggap, yang

meliputi kesigapan karyawan dalam melayani

pelanggan, kecepatan karyawan dalam

menangani transaksi serta penanganan keluhan

dan komplen pelanggan. Menurut Parasuraman

dalam Hamdani 2006, daya tanggap merupakan

suatu kebijakan untuk membantu dan

memberikan pelayanan secara cepat (responsif)

dan tepat kepada pelanggan dengan

penyampaian informasi yang jelas. Daya

tanggap (responsivennes) para petugas BRT

Semarang terlihat pada saat melayani

penumpang mulai dari pembelian karcis bagi

para penumpang yang baru menggunakan dan

masih bingung dalam penggunaan smart card di

bantu oleh petugas dengan sabar dan ramah,

selain itu petugas penjaga yang berada d

shelter selalu memberikan informasi yang jelas

tentang jurusan dan jalur BRT yang di lalui

sehinggan masyarakat tidak perlu khawatir dan

bingung harus menggunakan jalur apa dan

kemana arah tujuannya, selain itu petugas BRT

selalu sigap dan tanggap dalam membantu

penumpang yang sudah tua dan disable

(penyandang cacat) pada saat akan naik ke BRT

hingga turun dari Bus. Selain itu masyarakat

juga bisa setiap saat menanyakan arah dan

tujuan BRT, an juga bagi para wisatawan yang

baru pertama kali ke semarang bisa

mendapatkan informasi mengenai tempat

wisata dan pusat kota Semarang berbeda jika

menggunakan angkutan umum lainnya yang

bisa menyusahkan penumpang dan

memanfaatkan penumpang yang baru pertama

kali ke semarang.

4.1.3 Kehandalan

Dalam melayani konsumen

sebaukbaiknya dan akhirnya bisa memberikan

suatu kepuasan konsumen tak bisa terlepas

dari kehandalan atau reliability dari perusahaan

tersebut dalam menunjukkan kualitas

terbaiknya sehingga konsumen merasa puas

dan tidak merasa keliru telah menggunakan

produk dari perusahaan tersebut. Sedangkan

definisi kehandalan atau reliability itu sendiri

menurut Parasuraman (2001) adalah setiap

pegawai memiliki kemampuan yang handal,

mengetahui mengenai seluk belum prosedur

kerja, mekanisme kerja, memperbaiki berbagai

kekurangan atau penyimpangan yang tidak

sesuai dengan prosedur kerja dan mampu

menunjukkan, mengarahkan dan memberikan

Page 7: INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA …...2.3. Transportasi Kota Dalam Sebuah Sistem Tujuan dasar perencanaan transportasi adalah memperkirakan jumlah serta kebutuhan akan transportasi

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 2018

Kajian Komparatif Kualitas Pelayanan Angkutan Umum Antara Kota Semarang – Yogyakarta

arahan yang benar kepada setiap bentuk

pelayanan yang belum dimengerti oleh

masyarakat, sehingga memberi dampak positif

atas pelayanan tersebut. Dimensi kehandalan

(reliability) dalam indikator kualitas pelayanan

merupakan hal penting dan vital bagi

perusahaan dalam menunjukkan kinerjanya

karena kehandalan merupakan bentuk ciri khas

atau karakteristik dari pegawai yang memiliki

prestasi kerja tinggi (Zoeldhan, 2012). Banyak

perusahaan yang berlomba-lomba

memperbaiki dimensi kehandalan dalam kinerja

mereka. Kehandalan yang dimaksud dapat

meliputi bagaimana kualitas kinerja karyawan,

kehandalan dalam menggunakan skill mereka

saat melayani konsumen, dan sebagainya

V. PEMBAHASAN

5.1 Kualitas Kinerja Pelayanan

5.1.1 Indikator dan Parameter Kinerja

Pelayanan

Pelayanan angkutan umum adalah

sistem operasi yang dilihat berdasarkan

penggunaan aktual dan potensial. Dengan

mengacu pada parameter yang digunakan oleh

Survey Research Institute (SRI) dengan

ditambah indicator lainnya menurut Bank Dunia

(1986) maka indikator dan parameter yang

digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat

pada tabel berikut :

Berdasarkan data kuisioner yang telah

disebarkan secara lansung kepada pengguna

BRT Trans Semarang saat sang peneliti

mencoba melakukan Trayek koridor Elisabhet –

Undip bahwa dari dua aspek diantaranya; dari

10 buah kuisioner. Aspek sarana dan prasarana

(Ketersediaan Kursi tunggu, papan informasi,

Kebutuhan khusus, kondisi bus dan halte, akses

informasi), Aspek Operasional

(rute,jadwal,waktu operasional, sebaran halte,

jumlah armada, tariff layanan, integrasi

layanan, waktu tunggu bus). Penilaian layanan

kuisioner ini menggunakan skala Likert, dimana

1 – 5 mempresentasikan kriteria tidak puas –

sangat puas ( 1 = tidak puas, 2 = kurang puas, 3

= netral, 4 = puas, 5 = sangat puas). Dari hasil

kuisioner tersebut dari aspek Fasilitas mayoritas

7 orang dari 10 orang pengguna menjawab

antara angka 3 – 4 ialah netral atau puas

dengan ketersediaan fasilitas. Sedangkat aspek

operasional 8 dari 10 orang pengguna

menyoroti hal yang sama yaitu masalah waktu

dan ketersediaan armada diantara angka 2 – 3

kurang puas dan netral.

Solider.or.id.Yogyakarta. Kepala UPT

Trans Jogja, Maryoto, mengakui bahwa

aksesibilitas pada sebagian besar shelter atau

halte dan armada bus Trans Jogja masih jauh

dari harapan difabel. Hal tersebut

disampaikannya pada Konferensi Pers yang

digelar oleh Komite Perlindungan dan

Pemenuhan Hak Difabel Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY), di Angkringan KOBAR, Jalan

Atmosukarto, Kotabaru, Yogyakarta, Kamis

(9/11/2017). Namun demikian, Maryoto yang

baru menjabat sebagai Kepala UPT Trans Jogja

pada Maret 2017 itu, mengatakan sudah dan

akan terus berupaya menyediakan aksesibilitas

sebagaimana kebutuhan penumpang difabel.

Upaya penyediaan aksesibiltas yang

sesuai standar atau ketentuan, mulai

diupayakan pada tiga shelter yang berada di

sepanjang pedestrian Malioboro. Pada tiga

shelter tersebut, ramp dan handrail yang

Page 8: INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA …...2.3. Transportasi Kota Dalam Sebuah Sistem Tujuan dasar perencanaan transportasi adalah memperkirakan jumlah serta kebutuhan akan transportasi

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 2018

Kajian Komparatif Kualitas Pelayanan Angkutan Umum Antara Kota Semarang – Yogyakarta

dipasang sudah sesuai dengan standar, yakni

tidak terlalu curam dengan perbandingan 1 : 14

meter.

Mengingat terbatasnya anggaran yang

dimiliki UPT Trans Jogja, Maryoto meminta

masukan terkait halte mana saja yang sering

dipergunakan oleh difabel. Halte-halte tersebut

akan menjadi prioritas utama dalam

penyediaan aksesibilitas sebagaimana standar

dan kebutuhan para penumpang difabel.

Maryoto juga menyambut baik

masukan kritis yang disampaikan oleh

pengguna jasa (penumpang) Bus Trans Jogja,

Ajiwan Arif Hendradi seorang difabel low vision.

Harapan atas ketersediaan aksesibiltas fisik dan

nonfisik pada moda transportasi umum bus

Trans Jogja akan menjadi prioritas, terutama

pada titik-titik yang sering digunakan oleh

difabel.

Disfungsi areal shelter

Menanggapi jauhnya jarak halte dan

bus saat berhenti yakni 40-50 centi meter yang

seharusnya 10-15 cm, Maryoto mengatakan

bahwa hal tersebut terjadi karena adanya

aktivitas lain di sekitar shelter. Aktivitas lain

yang dimaksud ialah, dipergunakannya areal

sekitar shelter berjualan dan parkir saat

menjelang sore hari. “Ada disfungsi areal

sekitar shleter Bus Trans Jogja saat sore hari

tiba.Yakni di sekitar shelter, dipenuhi oleh

aktivitas orang berjualan dan parkir. Pokok

permasalahannya pada orang yang berjualan,

akibatnya bisa tidak bisa merapat dengan

shelter sebagaimana mestinya,” ungkap

Maryoto. Sedangkan terkait larangan petugas

pada shelter di bandara, UPT Trans Jogja dan

Dinas Perhubungan berada di luar otoritas

bandara. Untuk itu dibutuhkan kerja sama

lanjutan dengan Komite Difabel DIY untuk

bersama-sama mengkonformasi perihal

tersebut.

Selanjutnya terkait masukan Ajiwan

tentang kurang aware-nya pertugas bus,

terutama pengemudi yang mengemudi kurang

memperhatikan keselamatan penumpang, hal

tersebut akan disampaikannya dalam

pembinaan yang dilakukan pada setiap akhir

bulan.

Kepala UPT Trans Jogja tersebut

berharap kehadiran Komite Hak difabel DIY

atau perwakilan difabel untuk dapat hadir pada

pembinaan yang dilakukan pada tiap akhir

bulan. Informasi yang disampaikan langsung

oleh difabel sebagai pengguna jasa yang

dilakukan rutin, diyakininya akan memberikan

dampak positif terhadap perubahan sikap dan

pemberian layanan petugas bus Trans Jogja.

“Kehadiran difabel atau perwakilan Komite

Difabel DIY pada apel pembinaan, dapat juga

digunakan untuk mendiskusikan kebutuhan

terkait sarana dan prasarana yang aksesibel

bagi kawan-kawan difabel,” Maryoto

meyampaikan gagasan.

Terakhir, terkait tidak berfungsinya

informasi audio dan video lebih pada ada

tidaknya signal pada wilayah-wilayah tertentu.

Namun demikian kondisi tersebut akan menjadi

perhatian guna perbaikan pemberian layanan

atas bus Trans Jogja. Pengelola Bus Trans Jogja

tersebut mentargetkan tahun 2018, akan

menjadi tahun aksesibilitas sarana prasarana

shleter, armada dan petugas aksesibel bagi

difabel.

Page 9: INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA …...2.3. Transportasi Kota Dalam Sebuah Sistem Tujuan dasar perencanaan transportasi adalah memperkirakan jumlah serta kebutuhan akan transportasi

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 2018

Kajian Komparatif Kualitas Pelayanan Angkutan Umum Antara Kota Semarang – Yogyakarta

5.2 Infografis Penelitian

5.2.1 Gambar Trans Semarang (BRT)

5.2.2 Gambar Bus Trans Jogja (TJ)

5.2.3 Suasana dalam Trans semarang

5.2.4 Suasana dalam TJ

5.2.5 Gambar Trayek BRT Semarang

Page 10: INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA …...2.3. Transportasi Kota Dalam Sebuah Sistem Tujuan dasar perencanaan transportasi adalah memperkirakan jumlah serta kebutuhan akan transportasi

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 2018

Kajian Komparatif Kualitas Pelayanan Angkutan Umum Antara Kota Semarang – Yogyakarta

5.2.6 Gambar Trayek TJ

5.2.7 Gambar suasana dalam BRT Semarang

saat penelitian

VI. KESIMPULAN

Pada kajian komparatif kualitas kinerja

pelayanan angkutan umum antara kota

Semarang dan Yogyakarta keduanya hamper

memiliki permasalahan yang sama diantaranya

adalah kualitas pelayanan yang menurun dan

penyediaan armada bus yang masih kurang

memadai. Disisi lain terdapat perbedaan

karakteristik kota yang mengakibatkan cara

penanganan dan pendekatan evaluasi yang

berbeda yaitu dimana kota semarang yang

pada sebagian besar koridor yang dipadati

bangunan serta took-toko pinggir jalan yang

mengganggu aktivitas tranportasi sedangkan

kota Jogjakarta setiap koridornya cenderung

padat dan macet dikarenankan banyak

kendaraan yang masuk dan melewati kota

menuju jalan ringroad sehingga secara simultan

kendaraan bergerak diwaktu yang sama.

Kualitas pelayanan yang efektif dan

efisien, nyaman, aman dan tepat waktu adalah

harapan para pengguna angkutan umum

sehingga pada setiap kajian yang menemukan

permasalahan semacam ini akan menimbulkan

sebuah resume bawasannya setiap kota yang

berkembang memang akan selalu menghadapi

permasalahan seperti diatas pada operasional

angkutan umum sehingga penuisan ingin

menyampaikan dan menyimpulkan beberapa

factor yang mempengaruhi terjadinya

permasalahan diatas diantaranya;

1. Faktor lemahnya SDM para operator

angkutan umum.

2. Faktor finasial yang kurang memadai.

3. Faktor Kota yang terlajur tidak tertata

pada jaringan infrastruktur.

4. Faktor Budaya masyarakat yang masih

orientasi menggunakan kendaraan

pribadi.

5. Kurangnya perhatian pemerintah yang

lebih serius.

Page 11: INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA …...2.3. Transportasi Kota Dalam Sebuah Sistem Tujuan dasar perencanaan transportasi adalah memperkirakan jumlah serta kebutuhan akan transportasi

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 2018

Kajian Komparatif Kualitas Pelayanan Angkutan Umum Antara Kota Semarang – Yogyakarta

6. Faktor kualitas Sarpras umum untuk

mendukung kelengkapan Operasional

angkutan.

Bebrapa factor tersebut sebagian dari

beberapa hal yang dialami kota Semarang dan

Yogyakarta.

DAFTAR SUMBER

http://jogja.tribunnews.com/2017/12/06/k

emacetan-di-yogyakarta

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/g

eoimage/article/view/4659

http://jateng.tribunnews.com/2018/03/16/

brt-belum-mampu-kurangi-kemacetan-kota-

semarang

https://semarang.solopos.com/read/20170

202/515/789532/transportasi-semarang-brt-

diterpa-masalah-semarang-tetap-raih-wtn

https://www.change.org/p/walikota-

yogyakarta-haryadi-suyuti-perbaiki-

transportasi-publik-trans-jogja

https://medium.com/planologi-

2015/serangkaian-kata-untuk-transportasi-

umum-di-jogjakarta

https://www.transportationissuesdaily.com

/masalah-transportasi-yang-dialami-oleh-

indonesia/

http://kampus-

sipil.blogspot.com/2013/04/pengertian-

angkutan-umum.html