presentasi 2.3. kesesatan penalaran

23
Kesesatan Penalaran Nur Agustinus

Upload: nur-agustinus

Post on 29-Nov-2014

3.958 views

Category:

Education


15 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Presentasi 2.3. kesesatan penalaran

Kesesatan Penalaran

Nur Agustinus

Page 2: Presentasi 2.3. kesesatan penalaran

Tujuan pembelajaranMahasiswa diperkenalkan dengan konsep kesesatan penalaran. Untuk sepenuhnya memahami logika, mahasiswa harus dapat membedakan kesesatan penalaran.

Dalam kuliah ini akan dibahas empat jenis utama kesesatan penalaran: kesesatan relevansi, kesesatan induksi yang lemah, kesesatan praduga, dan kesesatan ambiguitas.

Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa seharusnya dapat untuk:

• Memahami tiga kategori utama kesesatan penalaran• Mengenali berbagai dari kesesatan penalaran yang paling umum • mendeteksi kesesatan dalam argumen dan menjelaskan apa yang salah.

Mahasiswa diperkenalkan dengan konsep kesesatan penalaran. Untuk sepenuhnya memahami logika, mahasiswa harus dapat membedakan kesesatan penalaran.

Dalam kuliah ini akan dibahas empat jenis utama kesesatan penalaran: kesesatan relevansi, kesesatan induksi yang lemah, kesesatan praduga, dan kesesatan ambiguitas.

Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa seharusnya dapat untuk:

• Memahami tiga kategori utama kesesatan penalaran• Mengenali berbagai dari kesesatan penalaran yang paling umum • mendeteksi kesesatan dalam argumen dan menjelaskan apa yang salah.

Page 3: Presentasi 2.3. kesesatan penalaran
Page 4: Presentasi 2.3. kesesatan penalaran
Page 5: Presentasi 2.3. kesesatan penalaran

Apakah kesesatan penalaran itu?

• Kesesatan penalaran adalah argumen yang sepertinya tampak benar, tapi setelah dibuktikan dengan pemeriksaan, ternyata tidak benar.

• Empat jenis utama kesesatan penalaran, yaitu: kesesatan relevansi, Kesesatan karena induksi yang lemah, kesesatan praduga, dan kesesatan ambiguitas.

• Kesesatan penalaran adalah argumen yang sepertinya tampak benar, tapi setelah dibuktikan dengan pemeriksaan, ternyata tidak benar.

• Empat jenis utama kesesatan penalaran, yaitu: kesesatan relevansi, Kesesatan karena induksi yang lemah, kesesatan praduga, dan kesesatan ambiguitas.

Page 6: Presentasi 2.3. kesesatan penalaran

A. Kesalahan relevansi

1. Menampilkan emosi: Argumentum Ad Populum

2. Menampilkan rasa kasihan: Argumentum Ad Misericordiam

3. Menampilkan kekuasaan/power: Argumentum Ad Baculum

4. Argumentum Ad Hominem

5. Kesimpulan tidak sesuai: Ignoratio Elenchi

1. Menampilkan emosi: Argumentum Ad Populum

2. Menampilkan rasa kasihan: Argumentum Ad Misericordiam

3. Menampilkan kekuasaan/power: Argumentum Ad Baculum

4. Argumentum Ad Hominem

5. Kesimpulan tidak sesuai: Ignoratio Elenchi

Page 7: Presentasi 2.3. kesesatan penalaran

1. Argumentum Ad Populum• Argumentum populum ditujukan untuk

massa. Pembuktian sesuatu secara logistidak perlu.

• Yang diutamakan ialah menggugahperasaaan massa sehingga emosinyaterbakar dan akhirnya akan menerimasesuatu konklusi tertentu.

• Biasanya terdapat pada pidato politik, demonstrasi, kampanye, propaganda dan sebagainya.

• Contoh: Kalau cinta tanah air, beliproduk tanah air.

Kesalahan relevansi

• Argumentum populum ditujukan untukmassa. Pembuktian sesuatu secara logistidak perlu.

• Yang diutamakan ialah menggugahperasaaan massa sehingga emosinyaterbakar dan akhirnya akan menerimasesuatu konklusi tertentu.

• Biasanya terdapat pada pidato politik, demonstrasi, kampanye, propaganda dan sebagainya.

• Contoh: Kalau cinta tanah air, beliproduk tanah air.

Page 8: Presentasi 2.3. kesesatan penalaran

2. Menampilkan rasa kasihan: Argumentum Ad Misericordiam

• Penalaran ini disebabkan oleh adanya belas kasihan.

• Argumen ini biasanya berhubungan dengan usaha agar sesuatu perbuatan dimaafkan.

Kesalahan relevansi

Contoh: Seorang pencuri yang tertangkap basah mengatakan

bahwa ia mencuri karena lapar dan tidak mempunyai biaya untuk

menembus bayinya di rumah sakit, oleh karena itu ia meminta polisi

membebaskannya.

Page 9: Presentasi 2.3. kesesatan penalaran

3. Menampilkan kekuasaan/power: Argumentum Ad Baculum

• Penunjukkan kekuasaan, untuk penerimaan kesimpulan, menujukkan adalah kesesatan pikir yang sejak awal tidak memerlukan untuk didiskusikan sama sekali.

• Tujuannya adalah menekan dan memenakut-nakuti.

Kesalahan relevansi

• Penunjukkan kekuasaan, untuk penerimaan kesimpulan, menujukkan adalah kesesatan pikir yang sejak awal tidak memerlukan untuk didiskusikan sama sekali.

• Tujuannya adalah menekan dan memenakut-nakuti.

Bila Anda tidak percaya kepada Tuhan, maka akan masuk neraka dan disiksa secara mengerikan sekali selama-lamanya.

Page 10: Presentasi 2.3. kesesatan penalaran

4. Argumentum Ad Hominem

• Kesesatan penalaran yang berupa menyerang pribadi dari orang yang menyampaikan pendapat, bukan pada pendapat itu sendiri. – Contoh: Bagaimana mungkin kamu benar,

kamu masih anak ingusan.

• Abusif, yaitu serangan terhadap pribadi atau personal abuse.

• Circumstantial, yaitu serangan yang menitikberatkan pada keyakinan seseorang dan lingkungan hidupnya.

Kesalahan relevansi

• Kesesatan penalaran yang berupa menyerang pribadi dari orang yang menyampaikan pendapat, bukan pada pendapat itu sendiri. – Contoh: Bagaimana mungkin kamu benar,

kamu masih anak ingusan.

• Abusif, yaitu serangan terhadap pribadi atau personal abuse.

• Circumstantial, yaitu serangan yang menitikberatkan pada keyakinan seseorang dan lingkungan hidupnya.

Page 11: Presentasi 2.3. kesesatan penalaran

5. Kesimpulan tidak sesuai: Ignoratio Elenchi

• Ignoratio elenchi adalah kesesatan yang terjadi saatseseorang menarik kesimpulan yang tidak relevan denganpremisnya, mengalihkan perhatian audiens dari isu melaluipengantar yang tidak relevan.

• Loncatan dari premis ke kesimpulan semacam ini umumdilatarbelakangi prasangka, emosi, dan perasaan subyektif.

• Ignoratio elenchi juga dikenal sebagai kesesatan "red herring".

• Contoh:– Kasus pembunuhan umat minoritas difokuskan pada agamanya,

bukan pada tindak kekerasannya.– Seorang pejabat berbuat dermawan; sudah pasti dia tidak

tulus/mencari muka.

Kesalahan relevansi

• Ignoratio elenchi adalah kesesatan yang terjadi saatseseorang menarik kesimpulan yang tidak relevan denganpremisnya, mengalihkan perhatian audiens dari isu melaluipengantar yang tidak relevan.

• Loncatan dari premis ke kesimpulan semacam ini umumdilatarbelakangi prasangka, emosi, dan perasaan subyektif.

• Ignoratio elenchi juga dikenal sebagai kesesatan "red herring".

• Contoh:– Kasus pembunuhan umat minoritas difokuskan pada agamanya,

bukan pada tindak kekerasannya.– Seorang pejabat berbuat dermawan; sudah pasti dia tidak

tulus/mencari muka.

Page 12: Presentasi 2.3. kesesatan penalaran

B. Kesesatan karena induksi yang lemah/cacat

1. Argumentum ad Ignorantiam (argumen dariketidaktahuan)

2. Argumentum Ad Verecundiam

3. Kesesatan non causa pro causa (False Cause)

4. Hasty Generalization (Generalisasi yang tergesa-gesa)

1. Argumentum ad Ignorantiam (argumen dariketidaktahuan)

2. Argumentum Ad Verecundiam

3. Kesesatan non causa pro causa (False Cause)

4. Hasty Generalization (Generalisasi yang tergesa-gesa)

Page 13: Presentasi 2.3. kesesatan penalaran

1. Argumentum ad Ignorantiam(argumen dari ketidaktahuan)

• Kesalahan terjadi ketika berargumen bahwa proposisi adalah benar hanya atas dasar bahwa belum terbukti salah, atau bahwa itu adalah salah karena belum terbukti benar.

• Contoh:

– Karena tidak ada yang berdemonstrasi, saya anggap semua masyarakat setuju kenaikan BBM.

– Saya belum pernah lihat Tuhan, setan, dan hantu; sudah pasti mereka tidak ada.

Kesesatan karena induksi yang lemah/cacat

• Kesalahan terjadi ketika berargumen bahwa proposisi adalah benar hanya atas dasar bahwa belum terbukti salah, atau bahwa itu adalah salah karena belum terbukti benar.

• Contoh:

– Karena tidak ada yang berdemonstrasi, saya anggap semua masyarakat setuju kenaikan BBM.

– Saya belum pernah lihat Tuhan, setan, dan hantu; sudah pasti mereka tidak ada.

Page 14: Presentasi 2.3. kesesatan penalaran

2. Argumentum Ad Verecundiam• Terjadi ketika meminta penjelasan dari orang

yang terkemuka namun tidak memilikilegitimasi atau yang kompeten di bidangnya.

• Kesesatan ini disebabkan oleh keabsahan penolakan terhadap sesuatu tidak berdasarkan nilai penalarannya, akan tetapi karena disebabkan oleh orang yang mengemukakannya adalah orang yang berwibawa, dapat dipercaya, seorang pakar.

• Secara logis tentu dalam menerima atau menolak sesuatu tidak bergantung kepada orang yang dianggap pakar. Kepakaran, kepandaian, atau kebenaran justru harus dibuktikan dengan penalaran yang tepat.

Kesesatan karena induksi yang lemah/cacat

• Terjadi ketika meminta penjelasan dari orangyang terkemuka namun tidak memilikilegitimasi atau yang kompeten di bidangnya.

• Kesesatan ini disebabkan oleh keabsahan penolakan terhadap sesuatu tidak berdasarkan nilai penalarannya, akan tetapi karena disebabkan oleh orang yang mengemukakannya adalah orang yang berwibawa, dapat dipercaya, seorang pakar.

• Secara logis tentu dalam menerima atau menolak sesuatu tidak bergantung kepada orang yang dianggap pakar. Kepakaran, kepandaian, atau kebenaran justru harus dibuktikan dengan penalaran yang tepat.

Page 15: Presentasi 2.3. kesesatan penalaran

3. Kesesatan non causa pro causa (False Cause)

• Kesesatan yang dilakukan karena penarikanpenyimpulan sebab-akibat dari apa yang terjadisebelumnya adalah penyebab sesungguhnya suatukejadian berdasarkan dua peristiwa yang terjadi secaraberurutan.

• Disebut juga kesesatan post-hoc ergo propter hoc(sesudahnya maka karenanya)– Contoh:

Seorang pemuda setelah diketahui baru putus cintadengan pacarnya, esoknya sakit. Tetangganyamenyimpulkan bahwa sang pemuda sakit karena baruputus cinta.Kesesatan: Padahal diagnosa dokter adalah si pemudaterkena radang paru-paru karena kebiasaannya merokoktanpa henti sejak sepuluh tahun yang lalu.

Kesesatan karena induksi yang lemah/cacat

• Kesesatan yang dilakukan karena penarikanpenyimpulan sebab-akibat dari apa yang terjadisebelumnya adalah penyebab sesungguhnya suatukejadian berdasarkan dua peristiwa yang terjadi secaraberurutan.

• Disebut juga kesesatan post-hoc ergo propter hoc(sesudahnya maka karenanya)– Contoh:

Seorang pemuda setelah diketahui baru putus cintadengan pacarnya, esoknya sakit. Tetangganyamenyimpulkan bahwa sang pemuda sakit karena baruputus cinta.Kesesatan: Padahal diagnosa dokter adalah si pemudaterkena radang paru-paru karena kebiasaannya merokoktanpa henti sejak sepuluh tahun yang lalu.

Page 16: Presentasi 2.3. kesesatan penalaran

4. Hasty Generalization (Generalisasiyang tergesa-gesa)

• Kesalahan pikir karenageneralisasi yang terlalucepat.– Contoh: langsung menggeneralisir

bahwa semua DPR adalah pejabatyang suka korupsi. Denganmengatakan anggota DPR adalahkoruptor, merupakan sebuahkesesatan pikir, sebab pasti adajuga anggota DPR yang bersih. Namun kesan yang ada adalahseluruh DPR itu koruptor.

Kesesatan karena induksi yang lemah/cacat

• Kesalahan pikir karenageneralisasi yang terlalucepat.– Contoh: langsung menggeneralisir

bahwa semua DPR adalah pejabatyang suka korupsi. Denganmengatakan anggota DPR adalahkoruptor, merupakan sebuahkesesatan pikir, sebab pasti adajuga anggota DPR yang bersih. Namun kesan yang ada adalahseluruh DPR itu koruptor.

Page 17: Presentasi 2.3. kesesatan penalaran

C. Fallacies of Presumption• Kesesatan Aksidensi: memaksakan aturan-aturan/ cara-cara yang

bersifat umum pada suatu keadaan atau situasi yang bersifat aksidental; yaitu situasi yang bersifat kebetulan, tidak seharusnya ada atau tidakmutlak.• Contoh: Gula baik karena gula adalah sumber energi, maka gula juga baik

untuk penderita diabetes.

• Kesesatan karena pertanyaan yang kompleks: bersumber padapertanyaan yang sering kali disusun sedemikian rupa sehingga sepintastampak sebagai pertanyaan yang sederhana, namun sebetulnya bersifatkompleks.– Contoh: Apakah kamu yang mengambil majalahku? Jawab ya atau tidak.

• Begging the Question (Petitio Principii): terjadi dalam kesimpulan ataupernyataan pembenaran di mana premis digunakan sebagai kesimpulandan sebaliknya, kesimpulan dijadikan premis. – Contoh: "Anda tahu kan kantor masuknya jam 8, kenapa baru masuk jam

9?" "Ya karena saya telat, pak."

• Kesesatan Aksidensi: memaksakan aturan-aturan/ cara-cara yang bersifat umum pada suatu keadaan atau situasi yang bersifat aksidental; yaitu situasi yang bersifat kebetulan, tidak seharusnya ada atau tidakmutlak.• Contoh: Gula baik karena gula adalah sumber energi, maka gula juga baik

untuk penderita diabetes.

• Kesesatan karena pertanyaan yang kompleks: bersumber padapertanyaan yang sering kali disusun sedemikian rupa sehingga sepintastampak sebagai pertanyaan yang sederhana, namun sebetulnya bersifatkompleks.– Contoh: Apakah kamu yang mengambil majalahku? Jawab ya atau tidak.

• Begging the Question (Petitio Principii): terjadi dalam kesimpulan ataupernyataan pembenaran di mana premis digunakan sebagai kesimpulandan sebaliknya, kesimpulan dijadikan premis. – Contoh: "Anda tahu kan kantor masuknya jam 8, kenapa baru masuk jam

9?" "Ya karena saya telat, pak."

Page 18: Presentasi 2.3. kesesatan penalaran

D. Fallacies of Ambiguity

1. Kesesatan Ekuivokasi Kesesatan Ekuivokasi verbal Kesesatan Ekuivokasi non-verbal

2. Kesesatan Amfiboli3. Kesesatan Aksentuasi

– Kesesatan aksentuasi verbal– Kesesatan aksentuasi non-verbal

4. Kesesatan karena komposisi5. Kesesatan karena divisi

1. Kesesatan Ekuivokasi Kesesatan Ekuivokasi verbal Kesesatan Ekuivokasi non-verbal

2. Kesesatan Amfiboli3. Kesesatan Aksentuasi

– Kesesatan aksentuasi verbal– Kesesatan aksentuasi non-verbal

4. Kesesatan karena komposisi5. Kesesatan karena divisi

Page 19: Presentasi 2.3. kesesatan penalaran

1. Kesesatan EkuivokasiKesesatan ekuivokasi adalah kesesatan yang disebabkan karena satu katamempunyai lebih dari satu arti. Bila dalam suatu penalaran terjadi pergantian artidari sebuah kata yang sama, maka terjadilah kesesatan penalaran. Ada dua jeniskesesatan ekuivokasi, verbal dan non verbal.

• Kesesatan Ekuivokasi verbal: Adalah kesesatan ekuivokasi yang terjadi padapembicaraan dimana bunyi yang sama disalah artikan menjadi dua maksudyang berbeda.

Contoh:

– Bisa (dapat) dan bisa (racun ular)

– Menjilat (es krim) dan menjilat (ungkapan yang dikenakan pada seseorangyang memuji berlebihan dengan tujuan tertentu)

• Kesesatan Ekuivokasi non-verbal

Contoh:

• Menggunakan kain/ pakaian putih-putih berarti orang suci. Di India wanita yang menggunakan kain sari putih-putih umumnya adalah janda.

Fallacies of Ambiguity

Kesesatan ekuivokasi adalah kesesatan yang disebabkan karena satu katamempunyai lebih dari satu arti. Bila dalam suatu penalaran terjadi pergantian artidari sebuah kata yang sama, maka terjadilah kesesatan penalaran. Ada dua jeniskesesatan ekuivokasi, verbal dan non verbal.

• Kesesatan Ekuivokasi verbal: Adalah kesesatan ekuivokasi yang terjadi padapembicaraan dimana bunyi yang sama disalah artikan menjadi dua maksudyang berbeda.

Contoh:

– Bisa (dapat) dan bisa (racun ular)

– Menjilat (es krim) dan menjilat (ungkapan yang dikenakan pada seseorangyang memuji berlebihan dengan tujuan tertentu)

• Kesesatan Ekuivokasi non-verbal

Contoh:

• Menggunakan kain/ pakaian putih-putih berarti orang suci. Di India wanita yang menggunakan kain sari putih-putih umumnya adalah janda.

Page 20: Presentasi 2.3. kesesatan penalaran

2. Kesesatan AmfiboliKesesatan Amfiboli (gramatikal) adalah kesesatan yang dikarenakan konstruksi kalimat sedemikian rupa sehingga artinyamenjadi bercabang. Ini dikarenakan letak sebuah kata atau termtertentu dalam konteks kalimatnya. Akibatnya timbul lebih darisatu penafsiran mengenai maknanya, padalahal hanya satu sajamakna yang benar sementara makna yang lain pasti salah.

• Contoh: Kucing makan tikus mati.

– Arti 1: Kucing makan, lalu tikus mati

– Arti 2: Kucing makan tikus lalu kucing tersebut mati

– Arti 3: Kucing sedang memakan seekor tikus yang sudahmati.

Fallacies of Ambiguity

Kesesatan Amfiboli (gramatikal) adalah kesesatan yang dikarenakan konstruksi kalimat sedemikian rupa sehingga artinyamenjadi bercabang. Ini dikarenakan letak sebuah kata atau termtertentu dalam konteks kalimatnya. Akibatnya timbul lebih darisatu penafsiran mengenai maknanya, padalahal hanya satu sajamakna yang benar sementara makna yang lain pasti salah.

• Contoh: Kucing makan tikus mati.

– Arti 1: Kucing makan, lalu tikus mati

– Arti 2: Kucing makan tikus lalu kucing tersebut mati

– Arti 3: Kucing sedang memakan seekor tikus yang sudahmati.

Page 21: Presentasi 2.3. kesesatan penalaran

3. Kesesatan Aksentuasi

• Pengucapan terhadap kata-kata tertentu perlu diwaspadai karena ada suku kata yang harus diberi tekanan. Perubahan dalam tekanan terhadap suku kata dapat menyebabkan perubahan arti. :

– Contoh: • Apel (buah) dan apel bendera (menghadiri upacara bendera)

• Mental (kejiwaan) dan mental (terpelanting)

Fallacies of Ambiguity

• Pengucapan terhadap kata-kata tertentu perlu diwaspadai karena ada suku kata yang harus diberi tekanan. Perubahan dalam tekanan terhadap suku kata dapat menyebabkan perubahan arti. :

– Contoh: • Apel (buah) dan apel bendera (menghadiri upacara bendera)

• Mental (kejiwaan) dan mental (terpelanting)

Apel Apel

Page 22: Presentasi 2.3. kesesatan penalaran

4. Kesesatan karena komposisi

• Kesesatan karena komposisi terjadi bilaseseorang berpijak pada anggapanbahwa apa yang benar (berlaku) bagiindividu atau beberapa individu darisuatu kelompok tertentu pasti jugabenar (berlaku) bagi seluruh kelompoksecara kolektif.

• Contoh: Badu ditilang oleh polisi lalulintas di sekitar jalan Sudirman danThamrin dan polisi itu meminta uangsebesar Rp. 100.000 bila Badu tidakingin ditilang, maka semua polisi lalulintas di sekitar jalan sudirman danthamrin adalah pasti pelaku pemalakan.

Fallacies of Ambiguity

• Kesesatan karena komposisi terjadi bilaseseorang berpijak pada anggapanbahwa apa yang benar (berlaku) bagiindividu atau beberapa individu darisuatu kelompok tertentu pasti jugabenar (berlaku) bagi seluruh kelompoksecara kolektif.

• Contoh: Badu ditilang oleh polisi lalulintas di sekitar jalan Sudirman danThamrin dan polisi itu meminta uangsebesar Rp. 100.000 bila Badu tidakingin ditilang, maka semua polisi lalulintas di sekitar jalan sudirman danthamrin adalah pasti pelaku pemalakan.

Page 23: Presentasi 2.3. kesesatan penalaran

5. Kesesatan karena divisi• Kesesatan karena divisi terjadi bila seseorang

beranggapan bahwa apa yang benar (berlaku) bagi seluruh kelompok secara kolektif pasti jugabenar (berlaku) bagi individu-individu dalamkelompok tersebut.

• Contoh: – Umumnya pasangan artis-artis yang baru menikah

pasti lalu bercerai. Donna Agnesia dan Darius adalahpasangan artis yang baru menikah, pasti sebentar lagimereka bercerai.

– Banyak pejabat pemerintahan korupsi. Budi adalahanggota DPR, maka Budi juga korupsi.

Fallacies of Ambiguity

• Kesesatan karena divisi terjadi bila seseorangberanggapan bahwa apa yang benar (berlaku) bagi seluruh kelompok secara kolektif pasti jugabenar (berlaku) bagi individu-individu dalamkelompok tersebut.

• Contoh: – Umumnya pasangan artis-artis yang baru menikah

pasti lalu bercerai. Donna Agnesia dan Darius adalahpasangan artis yang baru menikah, pasti sebentar lagimereka bercerai.

– Banyak pejabat pemerintahan korupsi. Budi adalahanggota DPR, maka Budi juga korupsi.