sistem peradilan

6
FAHRE Sistem Peradilan Peradilan adalah suatu proses yang dijalankan di pengadilan yang berhubungan dengan tugas memeriksa, memutus dan mengadili perkara. Pengadilan adalah badan atau instansi resmi yang melaksanakan sistem peradilan berupa memeriksa, mengadili, dan memutus perkara. Proses Peradilan adalah Suatu proses sejak seseorang diduga telah melakukan suatu pelanggaran hukum/melakukan suatu perbuatan melawan hukum sampai orang tersebut melaksanakan sesuatu putusan yang dijatuhkan kepadanya. Dalam UU No. 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman (“UU Kekuasaan Kehakiman”) yang merupakan landasan hukum sistem peradilan Negara dan mengatur tentang peradilan dan pengadilan pada umumnya. Tidak mendefiniskan istilah peradilan dan pengadilan secara khusus. Namun Pasal 2 ayat (1) dan (2) UU Kekuasaan Kehakiman setidaknya mengatur bahwa peradilan dilakukan “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” dan peradilan Negara menerapkan dan menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila. Istilah pengadilan disebut dalam Pasal 4 UU Kekuasaan Kehakiman yang menjelaskan bahwa pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan orang dan pengadilan membantu pencari keadilan dan berusaha mengatasi

Upload: rizkia-khuluqi

Post on 08-Sep-2015

6 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Hukum Peradilan

TRANSCRIPT

FAHRESistem Peradilan Peradilan adalah suatu proses yang dijalankan di pengadilan yang berhubungan dengan tugas memeriksa, memutus dan mengadili perkara. Pengadilan adalah badan atau instansi resmi yang melaksanakan sistem peradilan berupa memeriksa, mengadili, dan memutus perkara. Proses Peradilan adalah Suatu proses sejak seseorang diduga telah melakukan suatu pelanggaran hukum/melakukan suatu perbuatan melawan hukum sampai orang tersebut melaksanakan sesuatu putusan yang dijatuhkan kepadanya. Dalam UU No. 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman (UU Kekuasaan Kehakiman) yang merupakan landasan hukum sistem peradilan Negara dan mengatur tentang peradilan dan pengadilan pada umumnya. Tidak mendefiniskan istilah peradilan dan pengadilan secara khusus. Namun Pasal 2 ayat (1) dan (2) UU Kekuasaan Kehakiman setidaknya mengatur bahwa peradilan dilakukan DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA dan peradilan Negara menerapkan dan menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila. Istilah pengadilan disebut dalam Pasal 4 UU Kekuasaan Kehakiman yang menjelaskan bahwa pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan orang dan pengadilan membantu pencari keadilan dan berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat tercapainya peradilan yang sederhana, cepat, dan biaya ringan. Dari dua istilah di atas, dapat diambil kesimpulan sementara bahwa peradilan merupakan proses menerapkan dan menegakkan hukum demi keadilan. Sedangkan pengadilan adalah tempat mengadili dan membantu para pencari keadilan agar tercapai suatu peradilan. Sebuah tulisan dari laman resmi Pengadilan Negeri Yogyakarta, disebut antara lain bahwa : Pengadilan adalah badan atau instansi resmi yang melaksanakan sistem peradilan berupa memerika, mengadili, dan memutus perkara. Bentuk dari sistem Peradilan yang dilaksanakan di Pengadilan adalah sebuah forum public yang resmi dan dilakukan berdasarkan hukum acara yang berlaku di Indonesia. Sedangkan Peradilan adalah segala sesuatu atau sebuah proses yang dijalankan di pengadilan yang berhubungan dengan tugas memeriksa, memutus, dan mengadili perkara dengan menerapkan hukum dan/atau menemukan hukum in concreto (hakim menerapkan peraturan hukum kepada hal-hal yang nyata yang dihadapkan kepadanya untuk diadili dan diputus) untuk mempertahankan dan menjamin ditaatinya hukum materiil, dengan menggunakan cara procedural yang ditetapkan oleh hukum formal. Hubungan antara sistem peradilan dengan proses peradilan : Kelancaran proses peradilan ditentukan oleh bekerjanya sistem peradilan Tidak bekerjanya satu sistem maka akan mengganggu bekerjanya sistem yang lain, yang pada akhirnya akan menghambat bekerjanya proses peradilan. Bagaimana cara kerja suatu lembaga dalam sub sistem yang saling berkaitan dengan lembaga dalam sub sistem lainnya akan menggambarkan suatu mekanisme peradilan secara utuh dan menyeluruh sehingga tujuan diselenggarakannya peradil dipandang sebagai tujuan bersama dalam sistem. Sistem peradilan menitikberatkan pada peran lembaga atau institusi yang terlibat dalam mekanisme, dimana masing-masing lembaga berperan sebagai sub sistem dalam kesatuan sistem. Proses peradilan menitikberatkan kepada orang yang disang/diduga melakukan bagaimana seseorang itu harus diperlakukan ditentukan oleh lembaga-lembaga yang berwenang. Ruang lingkup Sistem Peradilan Nasional dalam UU No. 49 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman : Penyelenggaraan kekuasaan kehakiman dilakukan oleh Mahkamah Agung dan badan-badan peradilan yang berada dibawahnya dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi Dasar Hukum Kekuasaan Kehakiman :1. UU No. 14 Tahun 1970Tentang Ketentuan-ketentuan pokok Kekuasaan Kehakiman2. UU No. 35 Tahun 1999Tentang perubahan atas UU No. 14 Tahun 19703. UU No. 4 Tahun 2004Tentang Kekuasaan Kehakiman4. UU No. 49 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman

Badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung meliputi badan peradilan dalam lingkungan (Pasal 25 UU Kekuasaan Kehakiman) :1. Peradilan Umuma. Pengadilan Negerib. Pengadilan TinggiBerwenang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara pidana dan perdata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.2. Peradilan Agamaa. Pengadilan Agamab. Pengadilan Tinggi AgamaBerwenang memeriksa, mengadili, memutus, dan menyelesaikan perkara antara orang-orang yang beragama Islam sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.3. Peradilan Militera. Pengadilan Militerb. Pengadilan Tinggi MiliterBerwenang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara tindak pidana militer sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.4. Peradilan Tata Usaha NegaraBerwenang memeriksa, mengadili, memutus, dan menyelesaikan sengketa tata usaha Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.a. Pengadilan TUNb. Pengadilan Tinggi TUN M. Yahya Harahap dalam bukunya Hukum Acara perdata (hal. 180-181) mengatakan bahwa keempat lingkungan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung ini merupakan penyelenggara kekuasaan Negara di bidang yudikatif. Oleh karena itu, secara konstitusional bertindak menyelenggarakan peradilan gunamenegakkan hukum dan keadilan (to enforce the truth and justice) dalam kedudukannya sebagai pengadilan Negara (state court system). Sistem Peradilan adalah suatu keseluruhan komponen peradilan nasional, pihak-pihak dalam proses peradilan, hirarki kelembagaan peradilan maupun aspek-aspek yang bersifat procedural yang saling berkait sedemikian rupa, sehingga terwujud suatu keadilan hukum. Tujuannya, yaitu mewujudkan keadilan hukum bilamana komponen-komponen sistemnya berfungsi dengan baik. Komponen-komponen itu antaralain :a. Materi hukum materil dan hukum acara (hukum formil) Hukum materil adalah berisi himpunan peraturan yang mengatur kepentingan-kepentingan dan hubungan-hubungan yang berwujud perintah ataupun larangan. Hukum acara adalah himpunan peraturan yang memuat tata cara melaksanakan dan mempertahankan hukum materil; dengan kata lain, hukum yang memuat peraturan yang mengenai cara-cara mengajukan suatu perkara ke muka pengadilan dan tata cara hakim memberi putusan.b. Prosedural,Yaitu proses penyelidikan/penyidikan, penuntunan, dan pemeriksaan dalam siding pengadilan (mengadili). Penyelidikan merupakan serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pelanggaran hukum guna menentukan dapat tidaknya dilakukan penyidikan. Penyidikan pemeriksaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan bukti tersebut membuat terang tidaknya pelanggaran hukum yang terjadi dan siapa tersangkanya. Penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara ke pengadilan yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang ditentukan undang-undang dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim disidang pengadilan.c. Budaya hukumPara pihak yang berkait dalam proses peradilan yaitu penyelidik/penyidik; penuntut umum; hakim; para pencari keadilan baik korban maupun tersangka/terdakwa ataupun penasihat hukum.d. Hirarki Kelembagaan peradilan merupakan susunan lembaga peradilan yang secara hirarki memiliki fungsi dan kewenangan sesuai dengan lingkungan peradilan masing-masing.