sistem navigasi otomatis perahu tanpa awak untuk
TRANSCRIPT
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2019
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
SENTRA 2019 III-21
SISTEM NAVIGASI OTOMATIS PERAHU TANPA AWAK
UNTUK MENDETEKSI SEDIMEN SUNGAI MENGGUNAKAN
GLOBAL POSITIONING SYSTEM
Aidzil Azam1, Satrio Wicaksono
2, Nurhadi
3, M. Chasrun Hasani
4,
Amrul Faruq5, Nur Alif Mardiyah
6,
1,2,3,4,5,6Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia
Kontak Person: Nur Alif Mardiyah
Alamat Jl. Raya Tlogomas 246, 65144, Malang, Telp. +62341-464318 ext.198, Fax. +62341-460435 E-mail: [email protected]
Abstrak Artikel ini membahas tentang cara mendeteksi kondisi dasar sungai yang berfungsi sebagai media informasi bahwasanya terdapat penambahan volume di dasar sungai yang mengakibatkan banjir. Proses pengambilan data kedalaman dengan menggunakan kapal tanpa awak, kapal ini dikontrol dengan menggunakan Ardupilot APM 2.6. kapal tanpa awak berjalan ke
titik waypoint yang sudah ditentukan dalam bentuk persegi secara otomatis, karena terdapat modul GPS yang terhubung dengan Ardupilot. proses pendeteksian kondisi dalam sungai dengan menggunakan sensor Sonar MB7060. sensor mendeteksi area yang sudah dilalui oleh kapal tanpa awak dan selanjutnya data ke dalam tersimpan otomatis di Kartu Memory SD. Data dipindahkan di laptop dan data tersebut diproses dengan menggunakan aplikasi Surfer 13. Hasil proses data tersebut muncul Gambar 3 Dimensi kontur pada dasar sungai. Kata kunci: Sedimen Sungai, Ardupilot, Sonar MB7060, Surfer 13
1. Pendahuluan
Bagi sebagian masyarakat Indonesia, salah satu elemen penting untuk menunjang kehidupan
masyarakat yaitu sungai. Dari waktu ke waktu sungai akan mengalami evolusi yaitu sudah tidak bisa memperankan fungsinya kembali karena adanya hubungan antara air dan permukaan dasar sungai [1].
Banyaknya penumpukan sedimen pada dasar sungai adalah salah satu penyebab terjadinya bencana
banjir, karena sungai sudah tidak bisa menampung debit air yang cukup besar lagi. Maka dari itu,
sangatlah dibutuhkan teknologi atau perangkat sensor yang dapat mendeteksi sedimen pada sungai, salah satu teknologi yang dapat mendeteksi jarak antara sensor dengan permukaan benda padat dan
dapat mengetahui tinggi dan rendahnya suatu sedimen adalah sensor Sonar. Sonar (Sound Navigation
and Rangging) adalah teknik penjalaran suara di dalam air untuk mengetahui kondisi di dalam air dan untuk mendeteksi kapal lainya [2]. Frekuensi yang digunakan oleh sonar berada pada daerah ultrasonik,
yaitu diatas 20KHz. Karena frekuensi di atas 20KHz tidak dapat terdengar oleh telinga dan karena
difraksi yang semakin kecil sehingga gelombang tidak dapat menyebar. Maka dari itu sensor sonar
sangat bagus untuk mendeteksian kontur dasar sungai. Sudah banyak cara yang dilakukan untuk mengetahui keadaan permukaan dasar sungai, antara
lain yang dilakukan Vidia Susilo [3], ialah mengukur kedalaman kolam dengan menggunakan sensor
Sonar MB7060. Sistem ini masih menggunakan cara manual yaitu pengukurannya dilakukan dalam beberapa titik di kolam yang berukuran 36x20 meter dengan kedalaman 120 cm sampai 5 m. Sistem ini
berkomunikasi dengan 2 arduino yang cara berkomunikasinya dengan cara Wireless. Sensor sonar
membaca kontur bentuk pada dasar kolam. Tidak bisa merata pengukurannya karena hanya dibatasi beberapa titik saja. Selain itu pemetaan menggunakan sensor ultrasonik sistem ini memanfaatkan rel
buatan sebagai wahana pendeteksi ke aliran sungai dengan menggunakan sensor ultrasonik [4]. Pada
sistem tersebut terdapat 3 buah sensor yang dipasang secara seri dan dihubungkan ke arduino dan
selanjutnya sensor tersebut akan digerakkan dengan motor steper yang terpasang di rel, sejatinya cara kerja sistem ini adalah seperti printer yaitu berjalan dan balik ke arah yang sama. Akan tetapi dalam
proses pembacaan data, ultrasonik hanya dapat membaca dalam satu proses yaitu bolak-baliknya suatu
motor stepper dan jika akan mencari titik poin lagi maka alat tersebut akan diangkat secara manual [5]. Berdasarkan pada sistem-sistem sebelumnya, maka dibuatlah sistem navigasi menggunakan
Unmanned Surface Vehicle (USV) yaitu suatu wahana tanpa awak di permukaan air yang akan berjalan
tanpa pilot dengan memanfaatkan Boat atau perahu [6] dan modul APM 2.6 yaitu ArduPilot, sistem ini
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2019 ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
III-22 SENTRA 2019
dilengkapi dengan GPS (Global Positioning System) yang nantinya akan menjadi pengendali ke titik-
titk Waypoint yang diinginkan [7]. Selanjutnya Boat akan membawa sensor Sonar MB7060 mengelilingi sungai agar mendapatkan data kedalaman dan kondisi dasar sungai secara menyeluruh dan lengkap, data
tersebut berupa tinggi rendahnya suatu sedimen pada sungai yang akan dideteksi oleh sensor Sonar
MB7060 dan selanjutnya data tersebut akan disimpan di Memory Micro SD Card dan nantinya data
tersebut akan dimasukan Aplikasi Surfer 13 agar mendapatkan hasil Gambar 3D.
2. Metode Penelitian
Pada penelitian kali yaitu menggunakan beberapa perangkat untuk menunjang proses pembuatan Pembangunan Sistem Navigasi Otomatis untuk Mendeteksi Sedimen Sungai pada Perahu
Tanpa Awak dengan Menggunakan Global Positioning System (GPS). Pada Tabel 1 merupakan
perangkat penunjang proses pembuatan aplikasi pada penelitian ini.
Tabel 1 Perangkat Penunjang
Perangkat Keras Perangkat Lunak
Laptop (Core i3, RAM 4 GB) Sistem Operasi Windows 10
Mission Planner
Arduino
Pada penelitian ini menggunakan dua perancanaan sistem pada sistem navigasi dan pada sistem pembacaan sensor pada pembuatan Pembangunan Sistem Navigasi Otomatis untuk Mendeteksi
Sedimen Sungai pada Perahu Tanpa Awak dengan menggunakan Global Positioning System (GPS).
Pada Gambar 1 adalah blok diagram sistem dari sistem navigasi dan sistem pembacaan sensor
Gambar 1 Blok diagram sistem
Rangkaian proses pembuatan dari pembangunan sistem navigasi otomatis untuk mendeteksi
sedimen pada perahu tanpa awak dengan menggunakan Global Positioning System (GPS), ditunjukkan pada Gambar 1.
2.1 Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan 2 percobaan, pertama dilakukan di bak mandi dan Danau Kampus
III Universitas Muhammadiyah Malang. Pengambilan data melalui beberapa proses sehingga
mendapatkan kontur dasar sungai dalam bentuk 3D. Proses pengambilan data ditunjukkan pada Gambar 2.
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2019
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
SENTRA 2019 III-23
Gambar 2 Blok diagram
Dari Gambar 2 dijelaskan alur pertama tempat sebagai uji pendeteksian. Selanjutnya ada kapal sebagai media angkut sensor. Kemudian pemrosesan data pada aplikasi surfer 13 dan didapatkan kontur
dasar dalam bentuk 3D.
2.2 Rancangan Komponen
Terdapat 2 rancangan komponen, yaitu komponen navigasi dan komponen sensor sonar
MB7060. Pada komponen navigasi berfungsi untuk menjalankan kapal secara otomatis (7) dan pada
komponen sensor sonar MB7060 berfungsi sebagai pembacaan atau pendeteksian ketinggian antara dasar sungai dengan permukaan air. Jangkauan sensor Sonar MB7060 mencapai kurang lebih 700cm
atau 7 meter (6). Rancangan komponen bisa dilihat pada Gambar 3 dan 4.
Telemetry
Air Station
ESC
Power Module
Analog
FORWARD
ArduPilot
Module
GPS +
COMPAS
Ba
ttery
Lip
o
5 V
olt
+ -
1 2
3 4
5 6
7 8
OUTPUT
2
1 2
3 4
5 6
7 8
Flysky fs
iA6
S+-
S + -1 2
ESC
Motor Brushless Motor Brushless
Servo
1
3
44
5 5
6
7
8
9
10
Gambar 3 Komponen Navigasi
Gambar 4 Komponen Sensor Sonar MB7060
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2019 ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
III-24 SENTRA 2019
Pada Gambar 3 terdapat 10 komponen yaitu, Ardupilot, Telemetry, Module GPS+Compas,
Electronic Speed Control, Motor Brushless, Power Module, Battery Lippo, servo dan Receiver Flysky fs iA6. Semua komponen tersebut terhubung ke Ardupilot kecuali Transmitter Flysky Remote Control.
Sedangkan pada Gambar 4 terdapat 3 komponen, yaitu Sensor Sonar MB7060, Arduino Mega dan
Module SD Card. Semua komponen terhubung dengan Arduino Mega.
2.3 Rancangan Penerbangan
Rancangan penerbangan pada pembangunan sistem navigasi otomatis untuk mendeteksi
sedimen sungai pada perahu tanpa awak dengan menggunaka Global Positioning System (GPS) ini dilakukan di danau kampus III Universitas Muhammadiyah Malang.rancangan penerbangan bisa dilihat
pada Gambar 5.
Gambar 5 Rancangan Penerbangan di Danau Kampus III
Universitas Muhammadiyah Malang
Pada Gambar 5 dijelaskan bahwasanya terdapat titik Waypoint dalam bentuk persegi yang sudah ditentukan bertujuan untuk sebagai lintasan kapal atau area yang akan dideteksi oleh sensor sonar
MB7060. Kapal akan memulai dari home menuju ke titik Waypoint 1 sampai 4 dan selanjutnya akan
kembali ke home.
2.4 Pengelolahan Data
Pengelolahn data dilakukan pada aplikasi Surfer 13.data yang berbentuk data jarak dengan
format Notepad (txt.) dan data tersebut dimasukan ke dalam Worksheet aplikasi surfer 13. Alur pemrosesan data bisa dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Pemrosesan Data
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2019
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
SENTRA 2019 III-25
Data yang berformat notepad (txt.) ini adalah data z yaitu data jarak, data x adalah data panjang
jarak pembacaan sensor dan data y adalah data lebar sensor. Data x, y dan z itu dimasukan kedalam
lembar kerja worksheet surfer 13 setelah itu membuka lembar kerja plot surfer 13 untuk menampilkan Gambar 2 atau 3 dimensi. Setelah memasukan data, lembar kerja worksheet tadi disimpan dalam format
Golden Software Blanking (bln.). Kemudian klik grid pada main menu pada aplikasi setalah itu klik
Data. Syahdan unggah file yang tersimpan tadi yang berformat (bln.) maka secara otomatis aplikasi akan menampilkan data-data yang sudah diinputkan tadi secara detail. Dan yang terakhir adalah klik New 3D
Wireframe maka secara otomatis akan menampilkan Gambar 3D. Gambar 3D tersebut bisa diedit warna,
ukuran dan masih banyak lagi (8).
3. Hasil dan Pembahasan
Target pengujian dilakukan pada 2 tempat yang berbeda yakni di kolam bak mandi dan danau
kampus 3 Universitas Muhammadiyah Malang. Pada percobaan di kolam bak mandi proses pendeteksian dilakukan dengan cara manual yakni dengan dorongan sedikit ke kapal agar kapal berjalan
dan dapat mendeteksi target dasar air yang sudah dimanipulasi dengan beberapa barang seperti pipa
paralon, kotak plastik dan batu. Pada kolam bak mandi tidak dilakukan proses navigasi otomatis karena
dari segi tempat yang sangat kecil yang tidak memungkinkan untuk melakukan mode autonomus. Sedangan pada percobaan di danau kampus 3 Universitas Muhammadiyah Malang dilakukan dengan
mode autonomus karena dari segi ukuran kolam yang sangat lebar dan luas maka diimplementasikan
pada danau tersebut. Kapal akan berjalan sesuai dengan Waypoint atau titik yang sudah ditentukan pada Aplikasi Ardupilot yang berjalan secara otomatis.
Percobaan di kolam bak
mandi
Percobaan di Danau
Kampus III UMM (a)
(b)(a) (b)
Gambar 7 Percobaan kapal tanpa awak. (a) Proses percobaan pada kolam bak mandi. (b)
Percobaan pada danau kampus 3 UMM
Pada Gambar 7 (a) adalah lokasi pengujian yang terdapat di kolam bak mandi yang memiliki
ukuran kedalam 71cm. lokasi kolam bak mandi berfungsi untuk menguji coa pembacaan sensor apakah
sudah sesuai dengan apa yang diinginkan. Sedangkan pada Gambar 7 (b) adalah lokasi untuk menguji sensor dan kapal dengan mode otomatis.
3.1 Pengujian Kolam Bak Mandi
Data dimulai dengan level air 20cm dengan objek berupa benda padat yang berbentuk kotak.
Data akan berubah ketika sendor melewati objek tersebut. Bisa dilihat pada Tabel 2 bahwanya terdapat
kolom jarak, sisi kanan, tengah dan kiri dan waktu. Teknik pengambilan data dengan cara mendeteksi 3
sisi dari objek yang sudah diletakan pada dasar pemukaan air. Lebih lengkapnya bisa dilihat pada Tabel 2.
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2019 ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
III-26 SENTRA 2019
Tabel 2 Tabel Data Pengujian I, olam Bak Mandi
Jarak (cm) Sisi Waktu (dt)
Kanan Tengah Kiri
20
Cen
timeter
18,97 18,95 23 363
18,87 18,97 20,98 461
18,97 18,97 20,98 559
20,98 21,88 20,98 656
19,97 19,97 22,95 754
18,97 18,97 22,89 851
17,97 17,97 20,98 950
17,97 18,97 21,88 1047
17,97 18,95 22 1145
17,97 18,97 20,99 1243
18,97 20,98 21,98 1341
18,97 18,97 22,89 1438
19,97 18,97 20,98 1536
18,97 18,97 20,98 1634
26,02 18,97 22 1732
18,97 18,97 20,87 1829
17,97 18,97 23 1928
Gambar 8 sudah sesuai dengan data pembacaan ke dalam. Terjadi perbedaan ketika salah satu data berbeda, bisa jadi lebih dalam atau lebih dangkal. Akan tetapi ada beberapa kesalahan yang terjadi
pada proses pendeteksian, ini dikarenakan karena ada barang yang transparan yang tidak dapat terdeteksi
oleh sensor. Hal ini dikarenakan karakteristik sensor yang tidak dapat mendeteksi barang yang kecil atau transparan alias sensor ini hanya dapat mendeteksi barang padat.
Sisi Kanan Sisi Tengah Sisi Kiri
(a) (b) (c) Gambar 8 Pengujian I kolam bak mandi. (a) Kontur sisi kanan (b) kontur sisi tengah (c) kontur sisi
kiri
Pada Gambar 8 (a) pada kontur sisi kanan adalah mendeteksi benda padat persegi panjang pada
ujung benda tersebut. (b) pada kontur sisi kanan adalah mendeteksi benda padat persegi panjang pada
bagian tengah benda tersebut. Dan (c) pada kontur sisi kiri adalah mendeteksi benda padat persegi panjang pada sisi ujung lain benda padat. Hal ini dilakukan guna menguji detail pembacaan sensor, akan
tetapi pendeteksian tidak sesuai dengan benda aslinya.
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2019
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
SENTRA 2019 III-27
Pengambilan data dilakukan 3 kali dari 3 sisi yaitu sisi kanan, sisi tengah dan sisi kiri dari objek
yang sama. Pada bak mandi diletakan berbagai benda padat seperti Pasir Putih, Batu Bata dan Batu
Semen. Hal ini dilakukan agar dapat mengetahu detail kontur pada dasar kolam bak mandi, karena dilihar dari karakteristik sensornya sendiri, sensor sonar MB7060 hanya memancarkan frekuensi fokus
tegak lurus alias tidak melebar. Maka dari itu dilakuaknlah teknik seperti ini agar dapat mengetahui
detail pada setiap sisi.
Tabel 3 Data pengujian II, kolam bak mandi
DATA (Cm) WAKTU (Detik)
Sisi Kanan Sisi Tengah Sisi Kiri Waktu I Waktu II Waktu III
0 16.97 16.97 363 363 363
27.92 17.97 17.97 461 461 461
23.00 17.97 24.02 559 559 559
38.91 18.97 19.99 656 656 656
30.05 28.94 16.97 754 754 754
19.97 20.99 16.97 851 851 851
23.90 20.98 17.97 950 950 950
25.02 16.95 16.95 1047 1047 1047
27.02 18.97 16.95 1145 1145 1145
27.94 16.97 16.97 1243 1243 1243
29.94 19.97 17.97 1341 1341 1341
Pada sisi pertama sensor melayang di atas permukaan air dan berada di atas objek yang akan dideteksi begitupun dengan sisi kedua dan sisi ketiga. Sisi pertama, sisi kedua dan sisi ketiga menempuh
jarak sejauh 1 meter untuk melewati objek buatan. Objek buatan tersebut terdiri dari batu bata yang
ditumpuk ke atas, pasir pantai yang tidak beraturan dan batu semen yang diletakan diatas pasir. Gambar mengikuti kontur asli, akan tetapi terdapat noise atau gangguan yang mengakibatkan beda data asli.
(a) (b) (c)
Gambar 9 Pengujian II, kolam bak mandi. (a) Kontur 3D sisi kanan, (b) Kontur 3D sisi
tengah, (c) Kontur 3D sisi kiri
Pada Gambar 9 (a), (b), dan (c) adalah Gambar 3D pada pengukuran kedua kedalaman kolam
bak mandi yang telah dimanipulasi beberapa benda padat yang diletakan pada dasar permukaan air,
seperti pasir putih, batu bata dan batu semen. Pada Gambar 9 perbandingan antara Gambar 3D dengan asli kurang lebih mendekati sama. Pendeteksian sisi pertama, sisi kedua dan sisi ketiga hamper sama
dengan bentuk kontur aslinya.
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2019 ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
III-28 SENTRA 2019
3.2 Pengujian Pada Danau Kampus III UMM
Tabel 4 Hasil data pengujian pada danau kampus III UMM
DATA (cm)
Data Waktu data waktu data waktu data waktu
238.36 0,83 18.94 20,27 19.04 39,83 32.12 59,39
46.96 1,71 17.92 21,24 18.00 40,81 33.18 60,36
44.03 2,68 20.98 22,23 19.02 41,78 34.16 61,34
80.95 3,67 18.83 23,21 20.04 42,77 34.16 62,32
34.04 4,62 18.94 24,18 35.16 43,75 35.18 63,3
30.00 5,61 18.92 25,16 85.89 44,72 35.18 64,27
136.28 6,64 19.84 26,15 32.16 45,71 35.18 65,24
38.00 7,56 17.90 27,12 33.16 46,69 35.20 66,23
34.04 8,54 19.84 28,1 40.21 47,66 35.20 67,2
31.00 9,51 19.96 29,08 47.09 48,64 35.18 68,17
33.05 10,49 19.96 30,06 54.07 49,62 35.20 69,16
32.05 11,46 19.96 31,03 60.94 50,59 36.20 70,14
18.78 12,45 17.90 32,02 65.97 51,57 36.15 71,11
20.94 13,42 17.90 32,99 764.35 52,55 36.18 72,08
20.86 14,4 19.96 33,97 38.20 53,52 36.20 73,07
19.94 15,38 17.97 34,94 37.20 54,5 35.16 74,05
19.96 16,36 17.90 35,92 37.20 55,48 35.21 75,02
18.92 17,33 20.06 36,9 35.18 56,46 35.16 76,01
17.92 18,31 18.02 37,87 33.28 57,43 34.18 76,98
20.98 19,29 18.00 38,86 32.26 58,4 34.16 77,96
Pada Tabel 4 adalah Tabel data pengujian pada danau kampus III Universitas Muhammdiyah Malang. Data diambil kurang lebih 1 menit berarti terdapat 20 data kedalaman danau. Teknik
pemrosesan data diambil 20 data selanjutnya diproses menjadi Gambar 3D.
(a) (b) (c) (d)
Gambar 10 Kontur Danau Kampus III Universitas Muhammadiyah Malang (a) Kontur 3D
Data 1-20 (b) Kontur 3D Data 20-40 (c) Kontur 3D Data 40-60 (d) Kontur 3D Data 60-80
Pada Gambar 10 (a)(b)(c)(d) adalah hasil pengelolahan data dalam bentuk 3D pada pengukuran
kedalaman di Danau Kampus III Universitas Muhammadiyah Malang. Bisa terlihat kontur di permukaan
dasar air Danau Kampus III Universitas Muhammdiyah Malang. Data sedikit tidak sesuai dengan data asli, data kedalaman asli danau adalah 2 meter atau kurang lebih 200 centimeter. Terdapat beberapa
gangguan pula, karena terdapat banyak ikan-ikan dari berbagai jenis dan ukuran, hal tersebut
mempengarui data pembacaan sensor.
Seminar Nasional Teknologi dan Rekayasa (SENTRA) 2019
ISSN (Cetak) 2527-6042
eISSN (Online) 2527-6050
SENTRA 2019 III-29
4. Kesimpulan
Pengambilan data kedalaman berfungsi sebagai sumber informasi apakah terdapat pengendapan
pada dasar sungai sehingga dapat mengakibatkan banjir. Pengambilan data dengan menggunakan sensor sonar MB7060 cukup maksimal meskipun sering terjadi noise atau gangguan. Pengambilan dengan
mode otomatis sangatlah cukup efektif karena pendeteksian bisa meluas di setiap dan sudut sungai.
Referensi [1] Muliawan, Syaryadhi, Zulhelmi, 2017. “Desain Prototype Sistem Pemetaan Dasar Sungai
Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroller ATMega 328P”. Jurusan Teknik
Elektro dan Komputer, Universitas Syiah Kuala. [2] Susilo, 2015. ”Rancang Bangun Sistem Pengukuran Kedalaman Sungai”. Jurusan Teknik Elektro,
UNSRAT Manado.
[3] Hidayat, Mardiyanto, 2016. “Pengembangan Sistem Navigasi Otomatis Pada UAV (Unmanned
Aerial Vehicle) dengan GPS(Globla Positioning System) Waypoint”. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepeluh Nopember (ITS).
[4] Yunitasari, 2009. “Karakteristik Atenuasi Ultrasonik Terhadapat Variasi Tebal Bahan (Cairan)
Menggunakan Tranduser Ultrasonik Jenis Immersion Tranduces”. J2D 004 169. [5] Nurraharjo, 2015. “Implementasi Pemrograman Interfacing MATLAB-Arduino”. Teknik
Informatika, Universitas Stikubank Semarang.
[6] Perbani, Suwardhi, 2014. “Pembangunan Sistem Penentuan Posisi Navigasi Berbasiskan Sistem Unmanned Surface Vehicle (USV) untuk Survei Batimetri”. Jurusan Teknik Geodesi, Institut
Teknologi Nasional(Itenas) Bandung.
[7] Harista, 2018. “Sistem Navigasi Quadcopter dan Pemantauan Udara”. Program studi Elekto,
Universitas Teknologi Yogyakarta.