sistem kaderisasi cimsa

10
Sistem kaderisasi CIMSA Latar belakang. CIMSA sebagai organisasi individu mahasiswa kedokteran telah berkembang sangat pesat. Dengan pencapaian yang tergolong luar biasa untuk hitungan sebuah organisasi kemahasiswaan. Lokal, nasional, bahkan sampai ke level internasional, semakin hari semakin banyak yang dihasilkan oleh CIMSA. Lalu apa yang sebenarnya membedakan CIMSA dengan organisasi mahasiswa lainnya di negeri ini? Padahal jika ditelaah lebih lanjut, SDM di CIMSA sebenarnya relatif sama kemampuan dan potensinya dengan organisasi lainnya? Dari evaluasi yang aku lakukan, ternyata kultur organisasi CIMSA masih memegang peranan utama dalam kesuksesan kita selama ini. Ketika organisasi lainnya masih terjebak dalam retorika birokrasi dan hierarki bahkan cenderung ke arah patriarki sempit, CIMSA dengan berani mendeklarasikan diri sebagai sebuah organisasi bebas yang menampung dan memfasilitasi sebanyak mungkin idealisme dan aspirasi anggotanya untuk beraktifitas. Ketika organisasi lainnya terjebak dalam sistem kepemimpinan terpusat yang otoriter, CIMSA justru berjalan dengan kepemimpinan kolektif, dari nasional hingga ke tingkat lokal. Kultur kepemimpinan kolektif ini, memainkan peran yang sangat signifikan sehingga membuat CIMSA masih bertahan sampai saat ini, mengingat tekanan dan cobaan yang dihadapi CIMSA. Bayangkan saja, jika hanya segelintir orang di nasional saja yang menjadi pusat kepemimpinan CIMSA, apakah bisa menjangkau dan menjaga gejolak organisasi yang ada di tingkat lokal? Untuk yang satu ini, organisasi ini telah berjalan dengan cantik sesuai dengan tuntutan di era global sekarang ini. Lalu bagaimana dengan CIMSA dengan kultur bebasnya? Apa yang bisa kita pelajari dari hal ini? Alasan utama yang dapat dilihat mengapa kultur bebas ini ada di CIMSA adalah karena CIMSA adalah organisasi yang relatif masih muda. Oleh karena itu kita masih mencari-cari bentuk, dan beradaptasi. Layaknya sebuah tanah liat, CIMSA adalah bagian tanah yang masih basah, yang sedang mencari bentuknya, dan tanah liat itu bergantung kepada sang pembuat gerabah, mau dibuat seperti apakah gerabah tersebut. Jadi jelek bagusnya gerabah, tergantung pada sang pembuat gerabah tentu saja. Sesungguhnya, pembuat gerabah yang membentuk CIMSA adalah mahasiswa-mahasiswa hebat di negeri ini, kita bisa melihat dari para pendiri dan aktifis CIMSA pada masa-masa awal organisasi ini terbentuk. Aku sendiri sampai sekarang masih sering tak habis pikir sambil

Upload: chendy-endriansa

Post on 30-Nov-2015

173 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

cimsa

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Kaderisasi CIMSA

Sistem kaderisasi CIMSA

Latar belakang. CIMSA sebagai organisasi individu mahasiswa kedokteran telah berkembang sangat pesat. Dengan pencapaian yang tergolong luar biasa untuk hitungan sebuah organisasi kemahasiswaan. Lokal, nasional, bahkan sampai ke level internasional, semakin hari semakin banyak yang dihasilkan oleh CIMSA. Lalu apa yang sebenarnya membedakan CIMSA dengan organisasi mahasiswa lainnya di negeri ini? Padahal jika ditelaah lebih lanjut, SDM di CIMSA sebenarnya relatif sama kemampuan dan potensinya dengan organisasi lainnya? Dari evaluasi yang aku lakukan, ternyata kultur organisasi CIMSA masih memegang peranan utama dalam kesuksesan kita selama ini. Ketika organisasi lainnya masih terjebak dalam retorika birokrasi dan hierarki bahkan cenderung ke arah patriarki sempit, CIMSA dengan berani mendeklarasikan diri sebagai sebuah organisasi bebas yang menampung dan memfasilitasi sebanyak mungkin idealisme dan aspirasi anggotanya untuk beraktifitas. Ketika organisasi lainnya terjebak dalam sistem kepemimpinan terpusat yang otoriter, CIMSA justru berjalan dengan kepemimpinan kolektif, dari nasional hingga ke tingkat lokal. Kultur kepemimpinan kolektif ini, memainkan peran yang sangat signifikan sehingga membuat CIMSA masih bertahan sampai saat ini, mengingat tekanan dan cobaan yang dihadapi CIMSA. Bayangkan saja, jika hanya segelintir orang di nasional saja yang menjadi pusat kepemimpinan CIMSA, apakah bisa menjangkau dan menjaga gejolak organisasi yang ada di tingkat lokal? Untuk yang satu ini, organisasi ini telah berjalan dengan cantik sesuai dengan tuntutan di era global sekarang ini. Lalu bagaimana dengan CIMSA dengan kultur bebasnya? Apa yang bisa kita pelajari dari hal ini? Alasan utama yang dapat dilihat mengapa kultur bebas ini ada di CIMSA adalah karena CIMSA adalah organisasi yang relatif masih muda. Oleh karena itu kita masih mencari-cari bentuk, dan beradaptasi. Layaknya sebuah tanah liat, CIMSA adalah bagian tanah yang masih basah, yang sedang mencari bentuknya, dan tanah liat itu bergantung kepada sang pembuat gerabah, mau dibuat seperti apakah gerabah tersebut. Jadi jelek bagusnya gerabah, tergantung pada sang pembuat gerabah tentu saja. Sesungguhnya, pembuat gerabah yang membentuk CIMSA adalah mahasiswa-mahasiswa hebat di negeri ini, kita bisa melihat dari para pendiri dan aktifis CIMSA pada masa-masa awal organisasi ini terbentuk. Aku sendiri sampai sekarang masih sering tak habis pikir sambil

Page 2: Sistem Kaderisasi CIMSA

terkagum-kagum, darimana mereka, senior-senior itu, mendapatkan inspirasi dan anugerah luar biasa untuk menorehkan sebuah gebrakan baru di negeri ini, yang kata Dite (SCORP, lorp UGM 06-07. VNORP 07-08), tangan Tuhan berperan sangat besar dalam proses revolusi ini (ekstrem memang). Mungkin kalo kita sekarang hidup di masa tahun 1908 dulu, CIMSA adalah gerakan budi utomonya negeri ini, dengan musuh utama kemalasan dan keangkuhan mahasiswa dalam belajar dan berkarya. Apakah pelajaran yang bisa kita ambil dari sini? Mungkin bisa dilihat dari grafik kasar yang menggambarkan situasi yang berkembang sekarang.

index partisipasi member CIMSA(studi kasus lokal ugm)

0

20

40

60

80

100

2002 2003 2004 2005 2006 2007

index

Cat. (index dihitung berdasarkan jumlah anggota, dan nilai partisipasi aktif dari anggota) Kita bisa liat, tahun 2002, ketika awal-awalnya CIMSA berdiri, index partisipasi di UGM berkisar di nilai 40, ini cukup tinggi mengingat saat itu CIMSA belum semapan saat ini, dan anggota yang ada juga sedikit, sehingga kalau ditelaah lebih lanjut, sebenarnya dari anggota yang sedikit itu, kontribusi yang dihasilkan cukup besar, karena jika tidak, nilai index akan berada di level di bawah 20. Tahun 2003 keadaan mulai berkembang naik ke level sekitar 60, puncaknya adalah saat tahun 2004 dan 2005 dimana index berada di atas level 80. Tahun 2004 dan 2005 anggota CIMSA sudah cukup banyak, dan kontribusi

Page 3: Sistem Kaderisasi CIMSA

yang dihasilkan adalah berupa kontribusi kegiatan-kegiatan fungsional di lapangan, berbeda dengan 2002 dan 2003 dimana kontribusinya lebih ke arah struktural organisasi. Sayangnya, menuju tahun 2006 index mulai turun ke level sekitar 70 dan 2007 turun lagi ke level di bawah 60. walaupun masih berada di atas level index di tahun 2002. Ada beberapa faktor memang yang mengakibatkan turunnya level index tersebut di tahun 2006 dan 2007. Semakin padat dan tingginya ritme kegiatan akademis misalnya, adalah salah satu faktor yang membuat itu terjadi. Sebenarnya apa yang bisa kita pelajari dari studi kasus lokal UGM ini? Pesan moral utama dari grafik diatas adalah, bahwa pembuat gerabah yang ada di CIMSA sekarang berada pada level kapabilitas dan kapasitas yang berbeda dengan para pembuat gerabah di masa-masa awal organisasi ini terbentuk. Secara ekstrem bisa dilihat bahwa, anggota CIMSA sekarang tidak serevolutif atau seliar (dalam arti positif) anggota CIMSA jaman dulu. Kita tidak bisa menyalahkan anggota yang sekarang juga, karena memang mereka hidup di jaman berbeda dengan anggota CIMSA di awal-awal dulu. Akhir dekade 90-an, reformasi di Indonesia sedang ber-metastasis ke segala bidang, termasuk ke pergerakan mahasiswa kedokteran, yang akhirnya melahirkan CIMSA dan organisasi-organisasi lainnya yang punya semangat revolusi untuk maju, jaman yang sulit itu, seolah-olah memaksa kita semua untuk melakukan terobosan ekstrem agar tetap bertahan hidup. Sedangkan saat ini, situasi relatif lebih stabil dan terkendali, tidak ada lagi tentara yang menembaki mahasiswa, tidak ada lagi tirani yang mengungkung kebebasan. Pokoknya serba enak. Situasi serba enak ini, bisa jadi ancaman dari keberlangsungan organisasi kita. Karena jika dibiarkan, CIMSA akan berada di fase status quo, dimana kita tidak akan lagi bisa menghasilkan karya-karya produktif, ataupun sekedar berpartisipasi dalam hingar-bingar perkembangan jaman. Untuk itu, mau tidak mau, CIMSA harus berkembang berdasarkan sistem dan infrastruktur yang akomodatif, tidak berdasarkan orang-per-orang (from human-based into system-based). Jika dulu organisasi ini bergantung pada sang pembuat gerabah, maka nantinya si pembuat gerabah yang akan bergantung pada CIMSA. Kita berbicara masalah kontinuitas, bagaimana pencapaian yang ada di CIMSA bisa dipertahankan dan ditingkatkan dari waktu ke waktu. Berarti kita berbicara masalah sistem dan proses. Lebih lanjut lagi, kita pasti akan masuk ke wilayah pengembangan

Page 4: Sistem Kaderisasi CIMSA

sumber daya manusia di sistem CIMSA, yang berarti kita akan berada dalam area sistem kaderisasi organisasi CIMSA. Kaderisasi terbukti adalah salah satu senjata utama sebuah organisasi untuk berkembang. Liat saja organisasi macam HMI, dengan kaderisasi yang cukup rapi, mereka berhasil menelurkan orang-orang hebat di negeri ini. Atau PKS, dengan jaringan dan kaderisasi yang cantik, mereka bisa menjaring jumlah konstituen yang cukup signifikan dibanding saat awal dulu mereka terbentuk. Walaupun memang kaderisasi adalah sebuah pisau bermata dua, yang bergantung pada visi dari sebuah organisasi. Jika visinya negatif, makanya hasilnya pun akan negatif juga. Lihat saja gangster mafia di italia itu, atau tidak perlu jauh-jauh, kita juga punya kawan dekat sesama organisasi mahasiswa kedokteran, yang punya kaderisasi yang cukup bagus, tapi sayang hanya digunakan untuk mengintimidasi organisasi lain, alih-alih untuk memajukan bangsa ini. Kita mulai saja terlebih dahulu dengan menyesuaikan kebutuhan CIMSA untuk menjadi dasar prinsip dari kaderisasi organisasi ini. Dari apa yang aku telah aku pelajari selama 3 tahun aktif di sini, prinsip kaderisasi organisasi harus berdasarkan

1. Menjaring sebanyak mungkin partisipasi mahasiswa kedokteran Indonesia 2. CIMSA adalah organisasi berbasis individu. 3. Mendorong partisipasi anggota dari awal sampai akhir mereka menjadi anggota

CIMSA. 4. Menghasilkan sebanyak mungkin kontribusi positif. 5. Kegiatan tanpa batas dengan sistem yang mapan. (berupa dukungan online

system, dll) Draft Kaderisasi CIMSA Dalam draf ini, aku akan membicarakan beberapa hal yang akan dilakukan untuk mendukung sistem kaderisasi CIMSA, berupa sistem pendaftaran, sistem CCP (CIMSA credit point), pengembangan anggota, sistem level keanggotaan. Mari kita bahas satu persatu hal-hal tersebut.

1. Sistem pendaftaran CIMSA adalah organisasi berbasis individu, dulu aku cukup bingung dan masih rancu tentang istilah basis individu ini. Tapi ternyata, setelah melihat berbagai macam contoh organisasi yang ada, aku bisa menyimpulkan bahwa organisasi berbasis individu berarti bahwa yang menjadi struktur terkecil dari organisasi tersebut atau yang menjadi basis adalah individu, orang per orang. Jadi, tentu saja yang akan mendaftar menjadi anggota CIMSA adalah individu, bukan sebuah

Page 5: Sistem Kaderisasi CIMSA

kelompok atau organisasi. Fungsi lokal CIMSA selama ini adalah sebagai fasilitas dan wadah dari tiap-tiap individu yang ada di suatu lokal untuk beraktifitas. Sebelumnya, kita akan mendefinisikan siapakah anggota CIMSA? Dari aturan yang telah dibuat sebelumnya, anggota CIMSA adalah mahasiswa kedokteran dari sekolah kedokteran di Indonesia dari tahun pertama sampai 6 bulan setelah dilantik menjadi dokter. Apakah ada yang ingin dirubah dari definisi ini? Mohon masukkannya. Yang kedua adalah, tentang bagaimana cara mendaftar menjadi anggota. Sebelumnya kita lebih bergantung pada mekanisme lokal. Tampaknya harus ada yang sedikit ditambahkan dari mekanisme tersebut, mengingat tren yang berkembang belakangan ini, dimana cukup banyak juga mahasiswa kedokteran yang tidak memiliki lokal CIMSA di kampusnya yang ingin mendaftar sebagai anggota CIMSA. Ini juga harus kita fasilitasi, karena seperti yang sudah dibuat sebelumnya, CIMSA adalah organisasi berbasis individu, bukan berbasis lokal, walaupun tidak ada lokal di suatu universitas, mahasiswa kedokteran tersebut bisa mendaftar menjadi anggota CIMSA, yang tentu saja, setelah cukup banyak dan aktif, mereka bisa melakukan pendekatan untuk membangun sebuah lokal CIMSA di universitas tersebut. Sebagai jawaban atas hal tersebut, kita bisa memakai sistem pendaftaran online untuk semua anggota CIMSA di seluruh Indonesia (baik yang ada lokal maupun tidak), yang kemudian akan dimasukkan ke dalam database nasional anggota CIMSA, yang nantinya akan sangat mendukung proses kaderisasi CIMSA lebih lanjut. Proses pendaftaran CIMSA akan berjalan sebagai berikut. Mahasiswa mendaftar online Masuk ke database nasional verifikasi (lewat lokal atau cara lainnya, ada masukan?) nomor anggota level kuning (fase pertama keanggotaan CIMSA). Nomor anggota CIMSA adalah 7 angka kode yang menjadi identitas tiap anggota, terdiri dari 3 komponen, yaitu 2 angka awal berupa tahun bergabung, 2 angka selanjutnya berupa kode fakultas, dan 3 angka terakhir berupa nomor urut pencatatan anggota. Untuk penjelasan mengenai level kuning bisa dilihat lebih lanjut di poin setelah ini.

Page 6: Sistem Kaderisasi CIMSA

Sampai sini, tolong berikan masukannya ya. 2. CIMSA credit point (CCP)

Konsepnya mungkin sama dengan sistem poin yang berlaku di bisnis MLM atau semacamnya, dimana semakin banyak yang kita lakukan, semakin banyak poin yang kita dapatkan, dan semakin tinggi pula level kita nantinya. CCP terdiri dari satuan poin yang dinilai berdasarkan tingkat aktifitas seorang anggota di CIMSA. CCP ini nantinya akan dimasukkan ke dalam rekam jejak anggota yang termasuk dalam infrastruktur database anggota CIMSA. Jadi, nantinya kita akan tau, sejauh mana kapasitas anggota CIMSA, dan apa yang akan kita lakukan untuk mengembangkannya. Hal-hal yang dilakukan anggota yang akan mendapatkan CCP tergolong dalam beberapa kriteria sebagai berikut. - Training - Panitia proyek (lokal, nasional, internasional) - Mengikuti pertemuan nasional maupun internasional - Menjadi pengurus lokal, nasional, maupun internasional - Kontributor dalam kegiatan CIMSA berupa trainer, pembicara, dll. - Publikasi yang dibuat. (dalam aorta, jurnal, atau media lain yang diakui

CIMSA) - Dll (ada masukan???)

3. Member development Ini adalah hal lainnya yang akan kita diskusikan dalam sistem kaderisasi. Bahwa CIMSA dibentuk salah satu tujuannya adalah untuk mengembangkan kapasitas mahasiswa kedokteran. Berarti CIMSA punya tanggung jawab untuk memiliki suatu sistem yang mapan yang bisa menjamin tiap-tiap anggotanya memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri. Di CIMSA sekarang, kapasitas dan kapabilitas anggotanya cukup beragam. Dalam sistem yang mapan, kita harus bisa membuat tiap anggota CIMSA punya kemampuan dasar yang sama. Yang nantinya akan mereka kembangkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Berarti kita butuh sistem training yang bagus, yang bisa menjangkau seluruh anggota CIMSA se-nusantara. Kita butuh trainer-trainer handal, dan sistem yang kokoh. Untuk kemampuan dasar anggota, kita bisa melakukan training lewat media online, dimana seluruh kemampuan dasar yang diperlukan sebagai anggota CIMSA, agar bisa dijangkau oleh seluruh anggota tanpa batas wilayah dan waktu. Yang sangat mungkin digabungkan dengan training secara pertemuan fisik di fakultas-fakultas yang memiliki lokal CIMSA di dalamnya.

Page 7: Sistem Kaderisasi CIMSA

Untuk training tingkat lanjut, kita tetap bisa menggunakan media online, dan tentu saja lewat pertemuan-pertemuan CIMSA, dan mungkin training di tingkat regional.

4. Sistem level keanggotaan Dalam sistem kaderisasi, tentu saja ada tingkatan-tingkatan yang dibuat, dengan tujuan agar setiap anggota bisa terus berkembang sesuai dengan tingkatan yang ada dalam suatu organisasi. Semacam jenjang karir, dimana semakin tinggi levelnya, semakin banyak yang dibutuhkan, dan tentu saja semakin banyak yang didapatkan. Level keanggotaan CIMSA dimulai sejak setiap anggota belum memilih untuk beraktifitas di SCO, sampai mereka mendapatkan lifetime achievement ketika sudah menjadi alumni CIMSA. Begitu menjadi anggota CIMSA, yang pertama kali dilakukan bukanlah memilih SCO, tetapi kita siapkan dulu anggota tersebut untuk memiliki kapasitas yang mumpuni sebagai anggota CIMSA, dan diberikan pengetahuan dasar tentang basis aktifitas CIMSA, sebelum mereka berlanjut pada level selanjutnya. Untuk berlanjut ke level selanjutnya, setiap anggota harus telah mendapatkan sejumlah CCP tertentu, yang akan ditentukan selanjutnya. Sistem level di CIMSA dari bawah ke atas meliputi level kuning, level hijau, level jingga, level biru dan level emas, berlanjut pada anugerah lifetime achivement untuk anggota CIMSA yang berhasil mendedikasikan seluruh hidupnya sebagai mahasiswa kedokteran untuk belajar dan berkarya bersama CIMSA. Aku akan membahas garis besar dari sistem level tersebut. Yellow level Kuning adalah warna mentari, dapat diinterpretasikan sebagai suatu yang masih fresh, baru. Ada sedikit ketakutan didalamnya, dimana potensi dan kreatifitas menunggu untuk diorbitkan. Warna ini menggambarkan anggota baru CIMSA yang masih segar, takut-takut, dan mencoba untuk beradaptasi. Dalam level ini, anggota CIMSA: - baru saja mendaftar sebagai anggota - mendapatkan verifikasi keanggotaan - mengikuti pelatihan dasar (dengan basis online, digabung dengan pertemuan

fisik jika memungkinkan). Pelatihan dasar berupa o Module 1 CIMSA and IFMSA in general, including professional

values and intercultural works.

Page 8: Sistem Kaderisasi CIMSA

o Module 2 Improving self capacity (time management, learning management, writing skills, creative thinking, burn out prevention, etc)

o Module 3 Understanding medical education, including research and exchange.

o Module 4 Understanding public health o Module 5 Understanding Reproductive health, including AIDS and

gender issues. o Module 6 Understanding health and human rights.

- Aktif di kegiatan lokal yang memungkinkan untuk diikuti (rapat, kegiatan lapangan, dll)

- Membuat publikasi (menulis, dll) - Level ini berlangsung kurang lebih memakan waktu 6 bulan Green Level Hijau melambangkan kebebasan dan keceriaan, dan adalah symbol warna dari pertumbuhan dan perkembangan. Dalam level ini, anggota CIMSA mulai memilih di SCO mana mereka akan cenderung aktif, dan mengembangkan kapasitas diri lebih dari level sebelumnya. Dalam level ini, anggota CIMSA - Memilih standing committee - Aktif di kegiatan SCO yang bersangkutan - Mengikuti pelatihan tingkat lanjut (masih berbasis online, dan diikuti dengan

pertemuan fisik jika memungkinkan). Pelatihan ini berupa pengembangan dari modul 2 self capacity (basic project management, presentation skill, basic leadership, dll) dan materi dari masing-masing SCO yang hanya akan diikuti oleh anggota SCO tersebut, tidak dalam CIMSA secara general. Mis, materi human trafficking atau refugees management untuk SCORP, materi mekanisme exchange untuk SCOPE, dll.

- Membuat publikasi - Mengikuti pertemuan (nat meet, may meeting, dll). - Level ini berlangsung kurang lebih 6 bulan Orange Level Warna jingga berarti aktif dan kreatif. Ini adalah level dimana anggota CIMSA sedang panas-panasnya untuk beraktifitas, darah muda ditambah idealisme yang berkobar-kobar, mencirikan anggota CIMSA yang berada pada level jingga. Dalam level ini, anggota CIMSA

Page 9: Sistem Kaderisasi CIMSA

- Bisa menjadi pengurus lokal - Bisa mendapatkan surat rekomendasi dari nasional - Bisa mengikuti pertemuan internasional - Bisa menjadi tim inti (ketua proyek dan posisi strategis lainnya) dalam proyek

CIMSA secara lokal. - Bisa mengikuti advance training selanjutnya. Seperti untuk materi advance

leadership, technology development, research method, dll. - Waktu yang dibutuhkan dalam level ini kira-kira satu tahun. Blue Level Biru menggambarkan kepercayaan, ketenangan, dan kedewasaan. Warna ini juga melambangkan kekuatan yang lebih, dan mapan. Dalam level ini, anggota CIMSA - Bisa menjadi pengurus di tingkat nasional - Bisa menjadi tim inti dalam proyek tingkat nasional maupun internasional - Waktu yang dibutuhkan kira-kira satu tahun. Gold Level Emas adalah warna istimewa, menggambarkan pencapaian dan karakter yang kuat. Anggota pada level emas adalah mereka yang sudah mencapai tingkatan advance di CIMSA, yang sudah berhasil mengembangkan diri mereka dan meraih pencapaian tertentu. Pada level emas, anggota CIMSA tersebut termasuk senior di CIMSA dan mempunyai kesempatan untuk menjadi pengurus internasional IFMSA dan supervising council. Lifetime Achievement Setelah mendapatkan level emas, anggota CIMSA tetap harus berkontribusi agar bisa menjadi alumni CIMSA dengan predikat Lifetime Achievement. Yang berarti bahwa anggota tersebut sejak awal sampai akhir telah konsisten untuk belajar dan berkarya bersama CIMSA. Kontribusi yang dilakukan bisa berupa menjadi kontributor dalam proyek atau kegiatan CIMSA lainnya, melakukan penelitian dan publikasi, dll. Setiap anggota CIMSA yang telah menjadi alumni berhak mendapatkan sertifikat, dan untuk mereka yang menjadi alumni dengan predikat lifetime achievement, berhak mendapatkan sertifikat khusus dari CIMSA. Jika system ini telah mapan, CIMSA bisa menjamin keberlangsungan sumber daya manusia agar bisa selalu berkembang dan berkontribusi. Karena permasalahan yang berkembang sekarang adalah banyak anggota CIMSA, setelah

Page 10: Sistem Kaderisasi CIMSA

tahun kedua atau ketiga aktif di CIMSA, mereka menjadi tidak aktif lagi, karena merasa tidak ada lagi yang bisa diperbuat di CIMSA (yang sebenarnya sangat banyak). Warna yang menggambarkan level-level tersebut, akan menjadi penanda dari tiap anggota, telah mencapai level tertentu. Warna tersebut akan digunakan dalam bentuk atribut badge yang akan disematkan di atas kantung seragam lapangan CIMSA (CIMSA suit). Kenapa di atas kantung, dan berbentuk badge? Karena sejatinya CIMSA adalah organisasi mahasiswa kedokteran. Sebelumnya ada ide untuk membuatnya sebagai sabuk dan disematkan di pinggang, tapi nantinya orang-orang akan susah membedakan antara anggota CIMSA dan anggota dari perguruan silat tertentu. Penutup Draf ini mungkin belum memuat secara detil teknis dari system kaderisasi CIMSA, tapi semoga bisa memberikan gambaran tentang pentingnya kaderisasi dan bagaimana cara melakukannya. Tujuan dari draf ini dibuat tentunya agar bisa mendapatkan masukan dari teman-teman sekalian, tentang kaderisasi CIMSA. Agar draf ini cepat diselesaikan, dan bisa disahkan dalam May Meeting Aceh tahun ini. Semoga CIMSA bisa selalu menjadi organisasi yang berkembang ke arah yang lebih baik. Since being good is not enough.

Kurniawan Satria Denta

Presiden CIMSA