sistem informasi manajemen -fish bone-
DESCRIPTION
Tugas Kuliah Semester 11 boo...moga jadi be end of the last semester... ;))TRANSCRIPT
TUGAS
DIAGRAM FISH BONE SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TANGGAP DARURAT BENCANA AWAS MERAPI PADA PENYALURAN BANTUAN
Dosen : Ferida Yuamita, ST
Disusun Oleh:
MOH. ISFADJAR DJAKA MULYA4055111003
FAKULTAS SAIN DAN TEKNOLOGI
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2010
Tim AssesmentTim KSDM
KetuaKordinator Lapangan
Banlog non Medis
Banlog Medis
Tim Pendukung
Anggota Pelaksana
MANAJEMENT SISTEM INFORMASI
DALAM TANGGAP DARURAT DAN PASCA BENCANA AWAS
MERAPI PADA MARKAS MER-C CABANG YOGYAKARTA
MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) adalah organisasi sosial
kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis dan
mempunyai sifat amanah, profesional, netral, mandiri, sukarela, dan mobilitas
tinggi. Di samping itu dalam penanggulangan bencana tim Mer-c lebih
mengutamakan misi kemanusiaan dalam bidang medis, namun ketika masa
penanganan penanggulanagan bencana selesai dan memasuki masa rehabilitasi
bencana (pasca bencana), tim Mer-c juga menjalani misi kemanuasian non medis.
Karena umumnya banyak pula donatur yang memberikan bantuan berupa bantuan
logistik non medis, suatu amanah yang harus di laksanakan oleh tim Mer-c
dilapangan. Amanah ini sesuai tujuan Mer-c yaitu memberikan pelayanan medis
untuk korban perang, kekerasan akibat konflik, kerusuhan, kejadian luar biasa,
dan bencana alam di dalam maupun di luar negeri.
Selama menangani bencana awas merapi tahun 2010, pelaksanaan tugas
setiap relawan dilapangan maupun dimarkas Mer-c dilaksanaan dalam satu sistem
kordinasi, dimana setiap penanggung jawab (kordinator lapangan) saling
berkaitan dan tehubung satu sama lain. Adapun bagian-bagian penanggung jawab
pelaksaanaan secara berurutan adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Alur Pelaksanaan Tugas
Adapun Job Diskripsi masing-masing bagian tim pelaksanaan tugas sesuai
alur adalah sebagai berikut :
Tim KSDM (Kordinasi Sumber Daya Manusia)
Melaksanakan kordinasi rutin pada setiap relawan dari database baik medis
maupun non medis untuk penempatan dan tugas dilapangan/posko Mer-c.
Menginformasikan setiap perubahan dilapangan maupun dimarkas untuk
ditindak lanjuti oleh ketua kordinator.
Tim Assesment
Melaksanakan survey pada setiap informasi yang masuk ke markas Mer-c,
berupa info lokasi pengungsi baru, kebutuhan logistik, melakukan pemilahan
untuk posko-posko Mer-c baru, untuk selanjutnya dikordinasikan oleh Ketua
Kordinator untuk ditindaklanjuti.
Ketua Kordinator
Melakukan kordinasi antara tim lapangan dan tim inti (dimarkas Mer-c),
mengeksekusi setiap keputusan diluar tanggung jawab tim dibawahnya.
Melakukan kordinasi antara tim Mer-c dan para donatur.
Banlog Medis (Bantuan Logistik Medis)
Menyiapkan kebutuhan logistik obat-obatan dan alat medis untuk tim
lapangan baik tim di posko maupun mobile clinic Mer-c. Bertanggung jawab
pada ketersediaan logistik medis dan pengadaan logistik medis di Mer-c.
Banlog non Medis (Bantuan Logistik non Medis)
Menyiapkan kebutuhan logistik non medis untuk posko-posko utama dan
bantuan logistik hasil tim assessment, bertanggung jawab pada ketersediaan
dan pengadaan logistik non medis.
Tim pendukung
Melakukan rolling pengamatan di posko-posko utama Mer-c, serta
pemantauan informasi induk merapi. Memastikan ketersediaan alat-alat
komunikasi dan kebutuhan primary relawan dilapangan.
Dalam melaksanakan tugas kemanusiaan di lapangan tim relawan Mer-c
berada dalam satu rantai komando pelaksanaan tugas (Protab), semua informasi
Tim KSDM
Pembentukan Tim Mobile Clinic
Pembentukan Tim Posko Mer-c
Tim Assessment
Anggota Pelaksanan Assesement
INFORMASI AWAL
INFORMASI TINDAK LANJUT
Banlog Medis
Banlog non Medis
Ketua Kordinator
Tim Pendukung
INFORMASI HASIL LAPORAN KORDINATOR TIM
MER-C Pusat DONATUR
yang masuk dari lapangan harus diinformasikan langsung oleh tim relawan ke
markas Mer-c. Sehingga antara tim relawan lapangan dan tim inti di Markas
saling terintegrasi satu sama lain dengan satu sistem informasi terpadu, agar
pelaksanaan tugas dilapangan dapat efektif dan efesien, disamping dalam
pelaksanaan tugasnya tim lapangan dapat dimonitor demi keselamatannya juga.
Karena tidak jarang tugas yang dilaksanaakan tim lapangan berada pada zona
merah (Ring 1 dan Ring 2). Adapun alur sistem informasi dari mulai
pembentukan tim sampai kepelaksanaan tugas relawan Mer-c seperti berikut :
Gambar 2. Jaringan Sistem Informasi Mer-c
Dalam pelaksanaannya media informasi yang digunakan oleh relawan tim
Mer-c antara tim lapangan dan tim inti di markas, adalah :
a) HT (Handytalk)
b) Handphone GSM dengan layanan GPS (untuk menandatan lokasi
pengungsi/posko baru ke markas)
c) Laptop dan modem ekternal untuk menginformasikan kegiatan relawan
secara up to date ke sistem database markas Mer-c Cabang Yogyakarta
dan Mer-c pusat dan jaringan sosial untuk para donatur utama Mer-c.
Dimana setiap informasi yang masuk dari lapangan, terlebih dahulu dipetakan
oleh tim KSMD dengan ketua kordinator lapangan. Untuk ditindak lanjuti oleh
masing-masing tim baik Banlog medis dan non medis, tim assessment dan tim
pendukung.
Dalam pelaksanaan kordinasi di lapangan antara relawan dengan sistem
informasi yang diterapkan oleh tim Mer-c memiliki beberapa kelemahan, antara
lain :
Tempat/ lokasi
Tidak adanya prosedur tetap
Jumlah penggungsi yang fruktuatif
Tidak ada tempat gabungan untuk meletakkan informasi
Keberadaan posko di daerah terpencil
Jumlah Komputer yang tidak mencukupi
Prosedur/Protab
Prosedur tidak mengikuti
Rumit
Terlalu banyaknya pengambil kebijakan
Sistem
Tidak Jalan
Data terlambat
Kebijakan
Rumit
Terlalu terlambat
Kordinasi terhambat
Sistem Kebijakan SDM
Tempat Prosedur
Tidak adanya prosedur tetap
Jml Pengungsi Fruktuatif
Tidak ada tempat peletakan informasi
Keberadaan posko di daerah terpencil
Jumlah Komputer tidak mencukupiProsedur tidak mengikuti
Rumit
Terlalu banyak pengambil kebijakan
Tidak Jalan
Data Terlamabat Kordinasi TerhambatTerlalu Terlambat
Rumit Tidak mengikuti Prosedur
Data Relawan belum terkomputerisasiKebijakan Tidak Tetap
Jumlah posko terlalu banyak
Laporan Ke Markas, Mer-C pusat dan Donatur Terlambat
SDM
Tidak Mengikuti Prosedur
Jumlah Posko terlalu banyak
Kebijakan tidak tetap
Data relawan belum terkomputerisasi
Gambar 3. Diagram Fish Bone Sistem Informasi Bantuan