sistem informasi inventaris barang berbasis...
TRANSCRIPT
SISTEM INFORMASI INVENTARIS BARANG BERBASIS WEB PADA HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Bianti Setyaningtiyas 09.11.3034
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA
2013
STUDENT ASSOCIATION DEPARTMENT OF INFORMATICS, SCHOOL OF INFORMATION MANAGEMENT AND COMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA
SISTEM INFORMASI INVENTARIS BARANG BERBASIS WEB PADA HIMPUNAN
MAHASISWA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
Bianti Setyaningtiyas Rum Muhamad Andri Kr
Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
HMJTI STMIK AMIKOM Yogyakarta as a set of students who have items that
should be properly managed, maintained quality and availability. There is also the important stuff-rods must be kept confidential so as not to be borrowed by the borrower is not eligible. Inventory system is now being used not to show the history of borrowing, search equipment and goods still manually, not detected if there is borrowing small items such as paper clips, tape, glue, nails, and so forth, and only one person who has all the inventory data.
Information systems web-based inventory of goods to be the author created a system that was developed to facilitate the performance of secretaries in the collection of goods on HMJTI STMIK Amikom Yogyakarta. Data can be viewed by all members. Make the system more effective, efficient and more accurate data recapitulated, up to date, and is available at all times.
The output of this system in the form of goods inventory reports, user reports, statements and reports slip history of borrowing items. Keywords: Inventory, Secretary, CodeIgniter, Borrow, Report
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah
Pengertian inventarisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
pencatatan atau pendaftaran milik kantor, sekolah, rumah tangga, organisasi,
dan lain-lain yang dipakai dalam melaksanakan kegiatan. Inventaris barang
merupakan suatu kegiatan pencatatan barang sekaligus mengolah data-data
persediaan barang yang dimiliki sebuah organisasi. Namun sayang,
keberadaannya belum begitu mendapat perhatian yang serius sehingga peran
dan fungsi dari inventaris barang belum terlihat secara nyata. Padahal jika
inventaris barang dikelola dengan baik akan memberikan manfaat yang besar
bagi kelancaran dan keberhasilan dalamkegiatan suatu organisasi. Inventaris
barang juga dapat disebut sebagai faktor penting dalam pengurangan dana
organisasi. Karena setiap kegiatan yang dilakukan pasti ada dana yang keluar
untuk memenuhi kelengkapan kegiatan dan barang-barang dalam kegiatan
tersebut tidak semuanya habis terpakai sehingga dapat diinventariskan dan
dapat dipakai kembali.
Pada penelitian ini, peneliti tertarik mengambil studi kasus pada
Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika (HMJTI) STMIK AMIKOM
Yogyakarta. HMJTI STMIK AMIKOM Yogyakarta merupakan himpunan aktivis
mahasiswa Teknik Informatika yang tergabung dalam satu organisasi di STMIK
AMIKOM Yogyakarta. Pada awal berdirinya HMJTI, inventarisasi barang masih
menggunakan cara manual yakni dengan mencatat semua persediaan barang
menggunakan buku inventaris yang disimpan di dalam almari dokumen.
Seiring kemajuan teknologi, pendataan barang di HMJTI mulai
memanfaatkan sistem komputer, namun penggunaannya masih sangat terbatas.
Sistem ini hanya mampu mendata barang yang dimiliki oleh HMJTI.
Pendataannya masih sebatas laporan barang yang dimiliki, belum mampu
mencatat rician barang-barang yang dipinjam serta barang yang tidak layak
digunakan lagi, membutuhkan hardisk untuk lokasi penyimpanan file tersebut,
data hanya dimiliki satu atau dua orang saja.
Kerugian yang paling beresiko adalah ketika komputer yang menyimpan
data tersebut rusak, maka semua pendataan juga akan hilang. Kelemahan ini
dapat menyebabkan keterlambatan pengambilan keputusan dalam organisasi
karena keinginan untuk mendapatkan informasi yang lebih cepat belum tercapai.
Tidak ada cukup informasi untuk dapat dipertanggungjawabkan yang
mengakibatkan timbulnya berbagai macam masalah, seperti kehilangan
inventaris yang tidak diketahui keberadaannya baik itu keteledoran para
pengurus ataupun adanya kecurangan dari pihak lain yang menyalahgunakan
inventaris yang ada. Akibat dari masalah tersebut dapat merugikan himpunan
pada khususnya dan jurusan teknik informatika pada umumnya.
Untuk lebih memudahkan dalam penggunaan sistem inventaris barang,
peneliti akan mengembangkan sistem ini menjadi berbasis web online. Sistem
yang lebih efektif dibandingkan menggunakan desktop. Mudah untuk dijalankan
dan dapat diakses kapanpun, dimanapun, karena semua aplikasi cukup
dijalankan dengan browser, sehingga pencarian data barang dapat dilakukan
secara cepat, tepat dan akurat. Di samping itu pendataan inventaris barang dapat
disimpan dengan jumlah banyak dalam suatu basis data dan lebih rapi, tidak
takut kehilangan data karena virus atau komputer yang diinstal ulang.
Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti mencoba
meningkatkan kualitas dan keefektifan pendataan barang menggunakan metode
berbasis web, sehingga menulis laporan skripsi dengan judul ”Sistem Informasi Inventaris Barang Berbasis Web pada Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM Yogyakarta”.
1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang ingin dipecahkan dalam skripsi ini adalah bagaimana
mengembangkan sistem informasi inventaris barang berbasis web yang lebih
efektif pada Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM Yogyakarta?
1.3 Batasan Masalah Dari permasalahan yang ada, peneliti batasi pada :
1. Sistem Informasi bersifat online, dapat dilihat oleh semua pengguna
internet yang memiliki hak akses sebagai berikut:
a. Admin
b. Pengurus HMJTI
c. Mahasiswa TI
d. Anggota Tidak Aktif
e. Pengunjung
2. Sistem yang dibangun meliputi informasi data user, informasi inventaris
barang, informasi riwayat barang dan informasi slip peminjaman.
3. Barang yang di inventariskan adalah barang yang dapat dilihat, diraba dan
ditrawang. Jika berbentuk softcopy maka harus dimasukkan ke dalam CD
terlebih dahulu.
2. Landasan Teori 2.1 Sistem Informasi
Sistem informasi itu terdiri dari dua kata, yaitu sistem dan informasi.
Sistem adalah kumpulan elemen yang berintegrasi untuk mencapai tujuan
tertentu, sedangkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang
lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat
ini atau mendatang (Davis, 1999). Informasi dapat menggambarkan kejadian
nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Sumber dari informasi
adalah data yang dapat berbentuk huruf, simbol, alfabet dan lain sebagainya.
Pada intinya sistem informasi itu tidak lepas dari input-proses-output,
data yang diproses oleh sistem sehingga menghasilkan suatu output (informasi).
Di Indonesia sendiri telah ada susunan undang-undang yang menjelaskan
tentang informasi yaitu :
Menurut Sidharta (1995, h. 11) sebuah sistem informasi adalah sistem
buatan manusia yang berisi himpunan terintregrasi dari komponen-komponen
manual dan komponen-komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk
mengumpulkan data, menyimpan data dan menghasilkan informasi untuk
pemakai. Pada dasarnya sistem informasi merupakan suatu sistem yang
dibutuhkan oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi
untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi. Sistem informasi
menerima masukan data dan instruksi, mengolah data tersebut sesuai instruksi
dan mengeluarkan hasil-hasilnya. Salah satu perangkat paling penting dari
sistem informasi adalah manusia sebagai pengolah informasi.
Sistem yang baik tentu memiliki sistem sistematika yang jelas, ringkas
dan sederhana. Mulai dari tahap pemasukan data, pengolahan dengan prosedur
yang ditentukan, penyajian informasi yang akurat, interpretasi yang tepat dan
distribusinya.
2.2 Inventaris Barang Inventarisasi berasal dari kata “inventaris” (Latin = inventarium) yang
berarti daftar barang-barang, bahan dan sebagainya. Inventarisasi sarana dan
prasarana pendidikan/ organisasi adalah pencatatan atau pendaftaran barang-
barang milik sekolah/ organisasi ke dalam suatu daftar inventaris barang secara
tertib dan teratur menurut ketentuan dan tata cara yang berlaku.
Menurut (Pinto. 2011) Inventarisasi merupakan kegiatan atau tindakan
untuk melakukan perhitungan, pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan,
pencatatan barang dan pelaporan barang milik daerah dalam unit pemakai. Dari
kegiatan inventarisasi disusun buku inventaris yang menunjukkan semua
kekayaan daerah yang bersifat kebendaan, baik yang bergerak maupun yang
tidak bergerak, sehingga inventaris mengacu pada segala persediaan barang
sumber daya yang digunakan dalam sebuah organisasi 2.3 Basis Data
Istilah basis data banyak menimbulkan interpretasi yang berbeda. Pada
saat maraknya perangkat lunak dBASE II dan dBASE Plus, sebuah berkas
(dengan ekstensi .DBF) biasa disebut basis data. Istilah yang tidak tepat ini,
meskipun telah merasuk ke sejumlah pemrogram, akhirnya diluruskan kembali
oleh pencipta perangkat lunak basis data yang lain. Menurut Chou (Kadir, 1999,
h. 9) mendefinisikan basis data sebagai kumpulan informasi bermanfaat yang
diorganisasikan ke dalam tatacara yang khusus. Menurut Fabbi dan Schwab
basis data adalah sistem berkas terpadu yang dirancang terutama untuk
meminimalkan pengulangan data. Menurut Date, basis data dapat dianggap
sebagai tempat untuk sekumpulan berkas data terkomputerisasi.
Menurut Nugroho (2004, h. 5) Basis data sebagai kumpulan terorganisasi
dari data-data yang berhubungan sedemikian rupa sehingga mudah disimpan,
dimanipulasi serta dipanggil oleh pengguna.
Menurut Fathansyah (1999, h. 2) basis data terdiri dari dua kata, yaitu
Basis dan Data. Basis kurang lebih diartikan sebagai markas atau gudang,
tempat bersarang/ berkumpul. Sedangkan Data adalah representasi fakta dunia
nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli,
pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan dan sebagainya, yang
direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi dan
kombinasinya.
2.4 Website Situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang
digunakan untuk menampilkan informasi, gambar gerak, suara, dan atau
gabungan dari semuanya itu baik yang bersifat statis maupun dinamis yang
membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing
dihubungkan dengan link-link.
2.5 Framework Codeigniter Framework adalah kumpulan perintah atau fungsi dasar yang
membentuk aturan-aturan tertentu dan saling berinteraksi satu sama lain.
(Wardana, 2010, h. 3). Menurut awan (2010, h. 3) framework adalah koleksi/
kumpulan potongan-potongan program yang disusun atau diorganisasikan
sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan untuk membantu membuat aplikasi
utuh tanpa harus membuat semua kodenya dari awal. Menurut Nugraha (2010, h.
10) secara lugas, framework adalah rangka, kerangka artinya kumpulan kelas
(class) dan fungsi (function, method) yang disusun secara sistematis
berdasarkan kegunaan atau fungsionalitas tertentu untuk mempermudah
pembuatan atau pengembangan suatu aplikasi. Manfaat framework adalah
penghematan waktu kerja dalam penulisan kode dan pengaturan berkas-berkas
kode.
Codeigniter adalah sebuah framework PHP yang dapat membantu
mempercepat developer dalam pengembangan web berbasis PHP dibandingkan
jika menulis semua kode program dari awal (Awan, 2010, h. 3). CodeIgniter
adalah sebuah Application Development Framework - a toolkit - bagi orang-orang
yang membangun situs web menggunakan PHP. Tujuannya adalah untuk
memungkinkan untuk mengembangkan proyek-proyek yang jauh lebih cepat
daripada menulis kode dari awal atau sering menyebutkan PHP murni, dengan
menyediakan library-library yang dibutuhkan untuk tugas-tugas, serta antarmuka
yang sederhana dan struktur logika untuk mengakses libraries tersebut.
CodeIgniter meminimalkan jumlah sintak untuk tugas tertentu.
3. Analisis dan Perancangan Sistem 3.1 Tinjauan Umum 3.1.1 Gambaran Umum Sistem yang sedang Berjalan
HMJTI (Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika) merupakan
himpunan aktivis mahasiswa Teknik Informatika yang tergabung dalam satu
organisasi di STMIK (Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer)
AMIKOM Yogyakarta. HMJTI memiliki banyak barang yang harus dijaga
keberadaannya.
3.1.2 Penanggungjawab Inventaris Sesuai landasan kerja HMJTI yang menyatakan bahwa sekretaris dua
bertanggungjawab dan melindungi data inventaris barang HMJTI.
3.1.3 Mekanisme Ruangan dan Penggunaan
a. Ruang : Ruang Sekretariatan HMJTI VI.3.3
b. Tempat penyimpanan inventaris barang pada sebuah almari yang dikunci
dan hanya boleh diakses oleh penanggungjawab inventaris.
c. Penggunaan inventaris barang berdasarkan hak akses (kunci) yang telah
diberikan demi menjaga keamanan barang.
3.1.4 Mekanisme Peminjaman dan Pengembalian Mekanisme Peminjaman adalah sebagai berikut:
1. Peminjam datang ke kesekretariatan HMJTI menemui penanggungjawab
inventaris.
2. Peminjam mencatat nama-nama barang yang akan dipinjam di formulir
peminjaman.
3. Penanggungjawab inventaris mencari barang ke almari penyimpanan.
4. Setelah barang-barang siap, maka langsung diberikan kepada peminjam.
Mekanisme Pengembalian adalah sebagai berikut:
1. Peminjam membawa barang-barang yang akan dikembalikan ke
sekretariatan HMJTI.
2. Menyerahkan barang-barang ke penanggungjawab inventaris.
3. Penanggungjawab inventaris mengembalikan barang-barang di almari
penyimpanan.
4. Peminjam menulis tanggal kembali di formulir peminjaman.
3.1.5 Orang-Orang yang Berhak Menggunakan Pengurus HMJ-TI pada masa periode menjabat.
3.1.6 Kontrol dan Perawatan Inventaris barang tersebut akan terus dilakukan sistem kontrol dan
perawatan secara berkala, yaitu :
Pengontrolan dilakukan atas koordinasi antara pengurus selaku
penanggungjawab dengan Jurusan selaku pembimbing dan pengawas.
Mekanismenya adalah dengan membuat laporan kondisi terakhir barang
inventaris tersebut ke ketua HMJTI 3 bulan sekali.
Perawatan adalah tanggung jawab seluruh pengurus HMJTI terutama
dalam hal keamanan inventaris barang tersebut. Mekanisme yang dilakukan
dengan memanfaatkan almari penyimpanan yang akan selalu dikunci ketika
selesai atau tidak digunakan. 3.2 Analisis Sistem 3.2.1 Definisi Analisis Sistem
Analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan
tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbarui. Tahap analisis sistem
ini merupakan tahap yang sangat kritis dan sangat penting, karena kesalahan di
dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya.
Langkah - langkah analisis sistem :
1. Identify
2. Understand
3. Analyze
4. Report
3.2.2 Identifikasi masalah Dari identifikasi masalah dengan metode wawancara langsung dengan
pengurus HMJTI dapat disimpulkan permasalahan yang ada sebagai berikut :
3.2.2.1 Dari Segi Kehandalan Proses pendataan inventaris barang masih sebatas data barang yang
dimiliki. Pengolahan data-data inventaris harus dicek satu per satu dari laporan
peminjaman dan laporan pengembalian, sehingga pengolahan data-data menjadi
sangat lambat. Kurang terjaganya barang-barang inventaris karena tidak semua
peminjam menulis di formulir peminjaman, sehingga ketika terjadi kehilangan
maupun kerusakan barang, tidak cukup informasi sebagai bahan laporan
kehilangan.
3.2.2.2 Dari Segi Teknologi Pada HMJTI STMIK AMIKOM Yogyakarta belum menggunakan teknologi
komputer secara maksimal karena sistem pendataan barang masih sebatas
laporan barang yang dimiliki.
3.2.2.3 Dari Segi Dokumen Dokumen-dokumen semakin hari semakin menumpuk diantaranya ada
formulir peminjaman, formulir pengembalian dan formulir kehilangan barang
berbentuk lembaran kertas yang akan memenuhi lemari arsip dan kemungkinan
terjadi kerusakan atau hilang pada dokumen tersebut juga sangat tinggi.
3.2.2.4 Dari Segi Laporan Sulitnya pemeliharaan arsip data yang bersifat manual dan sulitnya
melakukan pencarian data bila sewaktu-waktu data dibutuhkan. Perekapan harus
menunggu di akhir pengurusan, sehingga kurang bisa untuk diambil sebagai
sarana pengambilan keputusan.
3.2.3 Analisis Kelemahan Sistem Menurut Fatta (2007, h. 51) analisis yang dapat digunakan adalah
paduan yang dikenal dengan analisa PIECES (Performance, Information,
Economy, Control, Eficiency dan Service) diuraikan sebagai berikut :
3.2.3.1 Analisis Kinerja (Performance) Masalah kinerja terjadi ketika tugas-tugas pendataan inventaris tidak
berjalan mencapai sasaran. Kinerja diukur dengan jumlah produksi dan waktu
tanggap. Jumlah produksi adalah jumlah pekerjaan yang bisa diselesaikan
selama jangka waktu tertentu. Waktu tanggap adalah keterlambatan rata-rata
antara suatu transaksi dengan tanggapan yang diberikan kepada transaksi
tersebut. Dalam proses pengolahan data secara manual, waktu proses terdiri dari
2 elemen yaitu dapat diformulasikan sebagai berikut :
3.2.3.2 Analisis Informasi (Information) Apabila kemampuan dan kualitas informasi baik, peminjam akan
mendapat informasi yang akurat, tepat waktu dan relevan dengan yang
diharapkan.
3.2.3.3 Analisis Ekonomi (Economic) Dalam suatu lembaga atau organisasi yang modern dan dinamis dituntut
hal-hal yang lebih efisien, terutama dalam kaitannya dengan aspek ekonomi,
agar keuntungan dan manfaat yang diperoleh dapat maksimal.
3.2.3.4 Analisis Pengendalian (Control) Pengendalian dalam sebuah sistem sangat diperlukan keberadaannya
untuk menghindari dan mendeteksi secara dini terhadap penyalahgunaan atau
kesalahan sistem serta untuk menjamin keamanan data atau informasi.
3.2.3.5 Analisis Efisiensi (Efficiency) Merupakan peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi berbeda
dengan ekonomis. Efisiensi berhubungan dengan sumber daya yang dipakai
dengan pemborosan paling minimum.
3.2.3.6 Analisis Pelayanan (Service) Merupakan faktor yang menentukan apakah lembaga atau instansi dapat
mencapai tujuan dari pembentukan kebijakan atau tidak. Karena perkembangan
lembaga atau organisasi dipicu kepuasan pelayanan yang baik.
3.2.4 Analisis Kebutuhan Sistem 3.2.4.1 Analisis Kebutuhan Fungsional
Memperhatikan hasil analisis terhadap sistem lama maka kebutuhan
fungsionalnya adalah, sebagai berikut :
3.2.4.2 Analisis Kebutuhan Non Fungsional 3.2.4.2.1 Kebutuhan Perangkat Keras
Kebutuhan perangkat keras yang dimaksud adalah alat yang digunakan
untuk pengolahan data dan penyajian laporan. Perangkat keras yang diperlukan
yaitu :
3.2.4.2.2 Kebutuhan Perangkat Lunak Analisis kebutuhan perangkat lunak bertujuan untuk mengetahui secara
detail perangkat lunak apa saja yang dibutuhkan dalam membangun dan
menjalankan sistem informasi ini, perangkat lunak yang dimaksud adalah:
a. Codeigniter sebagai framework
b. XAMPP sebagai web server
c. Microsoft Office Visio sebagai editor diagram alir data
d. Sublime sebagai edit PHP
e. Windows Seven sebagai Platform OS
3.2.5 Kebutuhan Informasi 3.2.5.1 Informasi Pengguna Sistem
Informasi ini dibutuhkan untuk mengetahui jumlah keseluruhan pengguna
sistem informasi inventars barang HMJTI STMIK AMIKOM Yogyakarta.
3.2.5.2 Informasi Inventaris Barang Informasi ini dibutuhkan untuk menjaga dan memelihara data barang
inventaris HMJTI agar tidak ada data barang milik HMJTI yang tidak diketahui
keberadaannya sehingga barang inventaris tersebut dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
3.2.5.3 Informasi Riwayat Barang Informasi ini dibutuhkan untuk mengetahui barang yang masih dipinjam,
barang dalam pemesanan dan barang yang pernah dipinja.
3.2.5.4 Informasi Slip Peminjaman Informasi ini berupa pdf. yang dapat dicetak jika dibutuhkan. Berguna
sebagai bukti peminjaman inventaris barang.
3.2.6 Analisis Kelayakan Sistem 3.2.6.1 Kelayakan Teknologi
Secara teknologi, sistem ini layak diterapkan karena sudah familiarnya
masyarakat dengan teknologi web, sehingga pengguna sistem mudah
mengoperasikannya dengan waktu yang singkat. Selain itu teknologi web
memudahkan pembuat sistem menambah menu yang diperlukan untuk
kemudian diimplementasikan ke dalam sistem.
3.2.6.2 Kelayakan Hukum Ditinjau dari segi hukum, aplikasi ini tidak melanggar ketentuan atas
hukum yang berlaku. Sebab, sistem informasi ini dirancang benar-benar
bersumber dari ide peneliti dan saran dari tempat objek penelitian, tidak
merupakan hasil jiplakan.
Adapun beberapa bagian yang menyesuaikan bentuknya dengan
website hmjti.org dilakukan dengan mempermudah proses integrasi ke website
tersebut dan sudah mendapatkan izin dari pihak terkait.
3.2.6.3 Kelayakan Operasional Sistem informasi dirancang untuk mudah dioperasikan dan proses
pengembangannya dilakukan dengan teknik penerapan kebutuhan informasi
melalui penelitian yang seksama dan hati-hati.
3.3 Perancangan Sistem Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem yang berupa
penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari
beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan
berfungsi.
3.3.1 Struktur halaman website pada sisi user
Gambar 3.1 struktur halaman website pada sisi user 3.3.2 Rancangan Model
Rancangan model dari sistem yang diusulkan akan disajikan dalam tiga
bentuk, yang pertama yaitu phisical model, bentuk ini digambarkan dengan
bagan alirsistem (flowchart system). Bentuk kedua adalah logical model, model
ini menggambarkan dengan diagram arus data (data flow diagram). Bentuk
ketiga adalah hubungan antara data dalam database yang disebut dengan Entity
Relationship Diagram (ERD).
4. Implementasi dan Pembahasan 4.1 Implementasi
Tahapan implementasi sistem (system implemention) merupakan
tahapan yang paling penting dan mendasar, dimana pada tahapan ini sistem
telah siap untuk diletakkan dan dioperasikan. Termasuk di dalamnya pembuatan
database, pembuatan program, dan pembuatan layout halaman aplikasi. Adapun
tahapan implemantasi sistem adalah sebagai berikut:
Menu Utama
Home
Tata Tertib
Inventaris barang
Registrasi
Hubungi Kami
Riwayat Barang
Persediaan Barang
Login
Galeri Barang
4.1.1 Pemilihan dan Pelatihan Administrator Pemilihan calon administrator web berasal dari pengurus inti HMJTI sesuai
landasan kerja HMJTI. Pelatihan administrator mencakup beberapa hal,
diantaranya sebagai berikut:
1. Pengenalan mengenai gambaran umum sistem dan penjelasan mengenai
kelebihan dan kekurangan sistem.
2. Menyediakan prosedur tertulis yang menjelaskan fungsi-fungsi setiap menu.
3. Mengadakan pelatihan kepada calon administrator dengan cara tatap muka.
4. Personil diberi penjelasan dan instruksi cara mengoperasikan sistem yang
langsung dipraktekan pada situasi kerja sebenarnya.
4.1.2 Cara Kerja Sistem Secara Umum 4.1.2.1 Cara Kerja Sistem pada Admin
Admin adalah seseorang yang bertanggungjawab dalam inventarisasi
barang, sehingga mempunyai hak penuh dalam manajemen user, manajemen
transaksi dan manajemen barang.
4.1.2.2 Cara Kerja Sistem pada User User pada sistem informasi inventaris barang HMJTI dapat melakukan
pesan barang secara online. Terdapat dua hak akses user yakni user pengurus
HMJTI dan user mahasiswa TI. Perbedaannya terdapat pada data inventaris
barang yang tampil. Tampilan di dalam user pengurus HMJTI, dapat melihat
semua data inventaris barang yang dimiliki oleh HMJTI, sedangkan tampilan
pada Mahasiswa TI hanya dapat melihat data inventaris barang public.
Pesan online hanya dibolehkan bagi mahasiswa TI STMIK AMIKOM
Yogyakarta yang masih aktif dan telah melakukan registrasi, sehingga telah
dinyatakan sebagai anggota sistem informasi inventaris barang HMJTI.
4.1.3 Pengetesan Sistem Pengetesan sistem biasanya dilakukan setelah pengetesan program. Hal
ini dilakukan untuk memeriksa kelengkapan antar komponen sistem satu dengan
yang lainya pada saat diimplementasikan. Tujuan utama dari pengetesan sistem
ini adalah untuk memastikan bahwa komponen-komponen dalam sistem telah
berfungsi sesuai dengan yang diharapkan, pengetesan ini perlu dilakukan untuk
mencari kesalahan-kesalahan atas kelemahan yang mungkin terjadi, pengetesan
ini juga termasuk pengetesan program secara keseluruhan. Pada pengetesan
program, masing-masing program yang telah berjalan dengan baik bukan berarti
program tersebut juga dapat berjalan dengan program lainya dalam sistem
dengan baik. Dalam penelitian ini, pengujian perangkat lunak dilakukan dengan
metode white box dan black box testing.
4.1.4 Konversi Sistem Proses konversi sistem merupakan proses untuk meletakan sistem baru
agar siap dimulai dan digunakan. Adapun penerapan informasi inventaris barang
HMJTI STMIK AMIKOM Yogyakarta menggunakan konversi paralel (paralell
conversion) yakni mengoperasikan sistem baru dan sistem lama secara
bersamaan dalam waktu beberapa bulan untuk memastikan bahwa sistem baru
telah siap untuk diterapkan menggantikan sistem lama. Alasanya jika sistem baru
gagal maka sistem yang lama masih tetap beroperasi.
4.1.5 Manual Program Manual program bertujuan untuk memberikan panduan kepada user dan
admin dalam mengoperasikan sistem.
4.2 Pembahasan Uraian pembahasan program dan analisis dari hasil program yang dibuat
diantaranya adala pembahasan database.
5. Penutup 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada halaman sebelumnya, yang mencakup
data-data pembuatan laporan skripsi dengan judul “Sistem Informasi Inventaris
Barang Berbasis Web pada Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM Yogyakarta”,
serta sekaligus menjawab rumusan masalah pada Bab I, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Petugas tidak direpotkan dengan peminjam barang yang lupa mengisi form
peminjaman karena dengan adanya sistem ini, peminjam harus
menunjukkan slip peminjaman barang dengan mengisi form pesan barang
terlebih dahulu baru dapat meminjam barang.
2. Mempermudah kinerja petugas dalam inventarisasi barang yakni dengan
mengisi form yang telah disediakan sistem.
3. Anggota mendapatkan banyak informasi seperti, informasi inventaris
barang, informasi riwayat barang dan slip peminjaman hanya dengan
mengakses di website inventaris barang HMJTI.
5.2 Saran Kiranya skripsi ini dengan segala manfaat, kelebihan, dan kekurangan
dapat diterima serta memberi manfaat bagi mahasiswa jurusan teknik
informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta pada umumnya dan HMJTI STMIK
AMIKOM Yogyakarta pada khususnya.
Adapun saran dari peneliti yang akan disampaikan kepada pembaca dan
semua pihak yang ingin membuat sistem yang hampir sama dengan ini agar
dapat melengkapi dan memperbaiki serta memperhatikan kekurangan yang
ada, antara lain:
1. Pengelola inventaris (admin) supaya lebih memperhatikan website untuk
selalu up to date agar lebih cepat tersampainya informasi kepada
pengguna sistem.
2. Peraturan dari sistem ini hanya menerima pemesanan barang secara
online, sehingga akan menjadi kendala bagi peminjam yang malas untuk
membuka website dan membuat print out slip peminjaman barang.
Sehingga disarankan untuk menambahkan akses admin yang lebih
kompleks lagi.
3. Pengembalian barang belum sepenuhnya terupdate otomatis, sehingga
disarankan untuk admin lebih teliti dalam memanajemen barang kembali.
4. Dapat ditambahkan cetak laporan berdasarkan bulan dan tahun jika
diperlukan.
5. Membuat menu notifikasi, sehingga ketika ada perubahan baru dari user
akan lebih cepat ditanggapi admin.
6. Membuat menu download dokumen. Menu ini dapat sangat bermanfaat
bila ada data barang yang berbentuk softcopy, sehingga user dapat
langsung mendownloadnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
Fathansyah. 1999. Basis Data. Bandung: Informatika.
Hidayat, Rahmat. 2010. Cara Praktis Membangun Website Gratis. Yogyakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Iskandar. 2009. Panduan Lengkap Internet.Yogyakarta: Andi Offset.
Kadir, Abdul. 1999. Konsep dan Tuntutan Praktis Basis Data. Yogyakarta: Andi.
Nugroho, Adi. 2004. Konsep Pengembangan Basis Data. Bandung: Informatika.
Sidharta, Lani. 1995. Sistem Informasi Bisnis: Pengantar Sistem Informasi Bisnis. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Wahyono, Teguh. 2004. Sistem Informasi Konsep Dasar, Analisis Desain dan Iplementasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Wardana. 2010. Menjadi Master PHP dengan Framework Codeigniter. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Widiapsari. 2011. Inventarisasi Pra dan Sarana Pendidikan untuk terwujud-nya tertib administrasi. http://www.sman7malang.sch.id/index.php?option =com_ content&view=article&id=112:inventarisasi-pra-dan-sarana-pendi-dikan-untuk-terwujudnya-tertib-administrasi&catid=34:teknologi-informasi-a-komunikasi &Itemid=34. diakses 16 Oktober 2012
Windhya KW, Bagus. 2010. Aplikasi Inventaris Kantor pada Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan. http://www.scribd. com/doc/49684144/17/B-Pengertian-Inventaris. diakses 15 Oktober 2012