sistem gerak manusia

29
MATERI AJAR Standar kompetensi 3 : Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas kompetensi dasar 3.1 : Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem gerak pada manusia. 1. Organisasi Materi Pembelajaran Materi pokok : Sistem Gerak Sub Materi pokok : Rangka Tulang Mekanisme pembentukan tulang Persendian Otot, Kelainan pada sistem gerak 2. Peta Konsep (Lampiran 1) 3. Materi Ajar

Upload: celin-zaquisha

Post on 22-Jun-2015

1.905 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: SISTEM GERAK MANUSIA

MATERI AJAR

Standar kompetensi 3 : Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas

kompetensi dasar 3.1 : Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem gerak pada manusia.

1. Organisasi Materi Pembelajaran

Materi pokok : Sistem Gerak

Sub Materi pokok :

Rangka

Tulang

Mekanisme pembentukan tulang

Persendian

Otot,

Kelainan pada sistem gerak

2. Peta Konsep (Lampiran 1)

3. Materi Ajar

SISTEM GERAK

Gerak adalah suatu tanggapan terhadap rangsangan baik dari luar maupun

dalam. Gerak dapat merupakan gerakan sebagian anggota tubuh atau seluruh

anggota tubuh. Gerak pada manusia disebabkan oleh adanya kontraksi otot yang

mengerakan tulang.

Page 2: SISTEM GERAK MANUSIA

Macam-macam Rangka

Rangka tubuh manusia tersusun dari 206 tulang yang saling bersendi

membentuk suatu sistem rangka. Rangka tubuh manusia terdiri dari dua bagian,

yaitu rangka aksial (sumbu utama) dan rangka apendikular (rangka anggota

badan).

1. Rangka Aksial

Rangka aksial merupakan jenis rangka yang tidak langsung terkait dengan

sistem gerak. Tugasnya adalah melindungi organ-organ yang berada dalam tubuh,

seperti otak, jantung, paru-paru, dan organ dalam lainnya. Rangka aksial manusia

terdiri atas tengkorak, tulang belakang, tulang dada, dan tulang rusuk.

2. Rangka Apendikuler

Berbeda dengan rangka aksial, rangka apendikuler terkait langsung dengan

sistem gerak. Karenanya, rangka apendikuler tersusun atas tulang anggota gerak

atas dan tulang anggota gerak bawah. Anggota gerak atas tersusun atas tulang

bahu dan tulang-tulang lengan sedangkan anggota gerak bawah tersusun atas

tulang-tulang pelvis/ pinggul dan tulang-tulang kaki.

Gambar 1. Sistem Rangka

Rangka manusia termasuk endoskeleton yang mempunyai fungsi yaitu

sebagai berikut:

Menegakkan tubuh

Melindungi bagian-bagian tubuh yang lemah

Tempat melekatnya otot-otot rangka

Member bentuk pada tubuh

Page 3: SISTEM GERAK MANUSIA

Sebagai alat gerak pasif

Sebagai tempat memproduksi sel-sel darah

Sebagai tempat cadangan kalsium dan fosfat

A. Tulang sebagai Alat Gerak Pasif

Tulang disebut alat gerak pasif karena digerakan oleh otot. Tulang dapat

diklasifikasikan berdasarkan:

1. Struktur dan zat penyusunnya

Berdasarkan struktur dan zat penyusunnya tulang dapat dibedakan menjadi

tulang rawan (kartilago) dan tulang keras (osteon). Secara fisik, kedua tulang ini

memiliki ciri yang berbeda. Tulang rawan bersifat lentur sedangkan tulang sejati

tidak lentur

a. Tulang rawan

Tulang rawan bersifat lentur, matriks tulang rawan tersusun dari

substansi yang disebut sebagai kondrin. Tulang rawan ini merupakan kumpulan

jaringan tulang rawan yang disusun oleh sel-sel tulang. Sel tulang yang dimaksud

yakni kondrosit. Kondrosit dibentuk oleh sel-sel tulang rawan yang masih muda

dan disebut dengan kondroblas. Kemudian, tulang tersebut dibungkus oleh

sebuah lapisan yang dinamakan perikondrium. Perikondrium tersebut berisi

pembuluh darah untuk memasok zat-zat makanan dan oksigen ke dalam

kondrosit. Khusus pada anak, tulang rawan mengandung banyak sel tulang yang

berasal dari mesenkim. Sedangkan pada orang dewasa, tulang rawan berasal dari

perikondrium.

Pada anak-anak jaringan tulang rawan banyak mengandung sel-sel. Pada

orang dewasa tulang rawan hanya terdapat pada beberapa tempat, misalnya

kuping hidung, kuping telinga, antar tulang rusuk dan tulang dada, sendi-sendi

tulang, antar ruas tulang belakang, dan pada cakra epifisis. Tulang rawan pada

orang dewasa dibentuk oleh selaput tulang rawan (perikondrium) yang

mengandung sel-sel pembentuk tulang rawan (kondroblas). Tulang rawan terdiri

dari 3 macam yaitu:

Tulang rawan hialin

Page 4: SISTEM GERAK MANUSIA

Matrik tulang rawan hialin tidak mengandung serabut. Pada bagian

perifer tulang rawan hialin, kondrosit mempunyai bentuk bulat panjang

dengan sumbu panjang sejajar dengan permukaan. Makin ke dalam

kondrosit berbentuk bulat dan berada dalam kelompok dan disebut

kelompok isogenik. Pada manusia tulang rawan hialain dijumpai pada

tulang rawan persendian, tulang rawan rusuk, tulang rawan trakea,

hidung, dan pembuluh bronchial pada ujung laring.

Tulang rawan elastis

Tulang rawan elastis berwarna kekuningan dan lebih gelap, lebih lentur

dan lebih elastis.sel-selnya serupa dengan tulang rawan hialin, bentuk

selnya membulat, dikelilingi oleh kapsul, tersebar tunggal atau

mengelompok dua atau tiga sel. Didalam matriknya terdat serabut,

serabut-serabut tersebut membentuk jarring-jaring yang begitu padat.

Pada lapisan di bawah perikondrium, serabut-serabut elastis Nampak

agak longgar, dan bersambung terus ke perikondrium. Pada manusia

tulang rawan elastis dijumpai antara lain pada daun telinga, dinding

pembuluh eustachius, dan epiglottis

Tulang rawan fibrosa

Di dalam matriknya terdapat berkas-berkas serabut kolagen yang tebal

dan padat, sejajar satu dengan yang lainnya dan tersebar dengan jarak

yang sempit. Kondrosit terletak dalam kapsul yang homogen, tersebar

secara tunggal atau berpasangan, dan kadang-kadang dalam kelompok

besar yang menyebar memanjang. Tulang rawan fibrosa dapat

ditemukan pada ruas tulang belakang dan cakram sendi lutut.

Gambar 2. Tulang Rawan

Page 5: SISTEM GERAK MANUSIA

b. Tulang Keras (Osteon)

Tidak seperti tulang rawan, tulang sejati/tulang

(Osteon) memiliki sifat lebih keras, kuat, dan kaku.

Hal ini terjadi, sebab strukturnya tersusun dari

jaringan tulang yang mengandung sel tulang

(osteosit) dan matriks. Osteosit dibentuk oleh

osteoblas (sel pembentuk tulang). Selain osteoblas,

pada jaringan tulang terdapat osteoklas yaitu sel-sel

tulang yang berukuran besar dan intinya banyak.

Fungsi osteoklas adalah memindahkan matriks dari

tulang lama, dan selanjutnya menyediakan ruang untuk tulang baru. Matriks yang

menyusun tulang tersusun atas beberapa zat, seperti semen, kolagen dan mineral.

Semen merupakan zat penyusun tulang yang mengandung karbohidrat. Sementara

serabut kolagen merupakan zat yang menjadikan tulang tidak mudah rapuh.

Adapun kerasnya tulang karena berisi mineral keras seperti kalsium fosfat

(Ca(PO4)2) dan kalsium karbonat (CaCO3). Pada orang dewasa, kadar zat kapur

lebih tinggi daripada anak-anak sehingga tulang orang dewasa lebih keras

dibandingkan tulang anak-anak. Sebaliknya tulang anak-anak mengandung zat

perekat lebih banyak daripada orang dewasa. Oleh karena itu jika terjadi patah

tulang, anak-anak lebih cepat sembuh daripada orang dewasa

Ditinjau dari sifat bahan penyusunnya terdapat 2 macam tulang keras yaitu:

Tulang kompak

Tulang kompak merupakan tulang dengan matriks yang rapat dan padat,

misalnya tulang pipa. Tulang kompak terdiri atas sistem-sistem Havers,

yaitu sistem yang dibangun oleh saluran Havers yang berisi pembuluh

darah dan saraf yang dikelilingi oleh lamela-lamela dan lakuna-lakuna

yang berisi osteosit.

Tulang spongiosa

Tulang spongiosa merupakan tulang yang matriksnya berongga yang berisi

sumsum merah yang memproduksi sel-sel darah sebagai organ

kemopoitik. Tulang spongioasa biasanya ditemukan pada tulang-tulang

pipih dan tulang-tulang pendek

Gambar 3. Tulang Keras

Page 6: SISTEM GERAK MANUSIA

2. Bentuk tulang

Berdasarkan bentuknya, tulang dikelompokkan menjadi tulang pipa, tulang

pipih, tulang pendek, tulang tak beraturan.

a. Tulang panjang (Ossa longa)

Tulang panjang atau tulang pipa, yaitu tulang yang memiliki ukuran panjang

lebih besar dari pada lebarnya. Contoh tulang panjang antara lain: tulang paha,

tulang betis, tulang kering, tulang lengan atas, tulang radius dan tulang ulna.

Gambar 4. Tulang pipa

Tulang pipa terdiri dari 3 bagian yaitu:

1) Diafisis, yaitu bagian tengah berbentuk seperti pipa, tersusun dari

jaringan tulang kompak. Pada bagian tengahnya yang berongga disebut

cavum medularis yang berisi sumsum merah saat bayi dan sumsum

kuning saat dewasa. Dibagian laur diafisis dilapisi oleh membrane fibrisa

putih yang disebut periosteum.

2) Epifisis, yaitu bagian kedua ujung tulang panjang yang berbentuk

gembungan. Sebagian besar epifisis tersusun dari tulang spongiosa yang

dikelilingi oleh tulang rawan hialin yang biasanya disebut tulang rawan

persendian.

3) Cakra epifisis, bagian antara diafisis dan epifisis.

b. Tulang pendek (Ossa brevia)

Tulang pendek yaitu tulang yang memiliki panjang kurang lebih sama

dengan lebarnya. Bagian luar tersusun dari tulang kompak dan pada bagian

dalamnya tersusun dari tulang spongiosa. Contohnya: tulang-tulang pergelangan

tangan (Metakarpal) dan tulang-tulang pergelangan kaki (metatarsal).

Page 7: SISTEM GERAK MANUSIA

c. Tulang pipih (Ossa plana)

Tulang-tulang yang berbentuk labar pipih, biasanya bagian dalam tersusun

dari tulang spongiosa dan dibagiam luar merupakan tulang kompak. Contohnya:

tulang dahi, tulang dada, tulang rusuk, dan tulang belikat.

Gambar 5. Tulang belikat merupakan contoh dari tulang pipih

d. Tulang tidak beraturan

Tulang yang memiliki bentuk tak tentu. Contohnya: tulang wajah dan ruas-

ruas tulang belakang.

Gambar 6. Ruas-ruas tulang belakang.

B. Mekanisme Pembentukan Tulang (Osifikasi)

Rangka terbentuk mengikuti suatu proses yang dinamakan Osifikasi.

Osifikasi atau osteogenesis dimulai pada saat embrio berumur 6 minggu dan terus

berlanjut sampai masa dewasa. Semua

rangka tersebut masih dalam bentuk

kartilago. Rangka ini berasal dari

jaringan ikat embrional atau mesenkim.

Setelah kartilago terbentuk, rongga

yang ada di tengahnya akan segera

berisi sel-sel pembentuk tulang atau

osteoblast. Sel-sel ini juga menempati

jaringan pengikat di sekeliling rongga. Sel-sel tulang terbentuk secara konsentris,

Gambar 7.Proses Osifikasi

Page 8: SISTEM GERAK MANUSIA

artinya pembentukannya bermula dari arah dalam terus keluar mengelilingi pusat.

Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari suatu pembuluh darah dan serabut

saraf, membentuk satu sistem yang disebut sistem Havers. Di antara sel-sel tulang

terdapat matriks yang tersusun atas senyawa protein. Pembuluh darah dari sistem

Havers ini bercabang-cabang menuju ke matriks, mengangkut zat fosfor, dan

pengerasan tulang ini dinamakan osifikasi atau penulangan. Bila matriks tulang

berongga, maka akan membentuk tulang spons. Bila matriksnya padat dan rapat,

maka akan terbentuk tulang kompak atau tulang keras.

C. Persendian

Hubungan antara tulang dan tulang disebut artikulasi (persendian).

Persendian dapat diklasifikasikan berdasarkan:

1. Adanya gerak antar tulang

Berdasarkan kemungkinan adanya gerak, maka persendian dibedakan menjadi:

a. Sinartrosis

Sinartrosis adalah persendian yang tidak memungkinkan adanya gerakan.

Contoh sinartrosis adalah sutura yaitu persendian antara tulang-tulang tengkorak.

Contoh sinartrosis yang lain adalah persendian antara

diafisis dan epifisis dari tulang panjang

b. Amfiartrosis

Amfiartrosis adalah peresendian yang masih

memungkinkan adanya sedikit gerakan antara dua

tulang yang bersendi, dan permukaan persendiannya

dibatasi oleh jaringan antara. Jaringan antara itu dapat berupa jaringan tulang

rawan fibrosa atau jaringan tulang rawan

hialin. Contoh amfiartrosis yang dibatasi

oleh tulang rawan fibrosa adalah

persambungan antara ruas-ruas tulang

belakang. Contoh amfiartrosis yang

dibatasi oleh tulang rawan hialin adalah

persambungan antara tulang rusuk dengan

tulang dada.

Gambar 8. Contoh Sendi Mati

Gambar 9. Contoh Sendi Kaku

Page 9: SISTEM GERAK MANUSIA

c. Diartrosis

Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan adanya gerak bebas

antara tulang-tulang yang bersendi. Dengan cirri-ciri struktural sebagai berikut:

1) Persendian diselubungi oleh kapsul dari jaringan ikat fibrosa, yang disebut

kapsul fibrosa

2) Di sebelah dalam kapsul ini dibatasi oleh jaaringan ikat halus, yang disebut

membrane synovial, yang berfungsi menghasilkan cairan pelumas untuk

mengurangi gesekan antar tulang

3) Permukaan sendi dilapisi oleh tulang rawan hialin

4) Kapsul fibrosa kadang-kadang diperkuat oleh ligament

Sebagian besar persendian rangka tubuh manusia adalah diartrosis.

Persendian diartrosis dibedakan menjadi 6 macam:

a) Sendi luncur/geser

Permukaan sendi datar, hanya mungkin melakukan gerakan kiri kanan dan

muka belakang. Persendian yang memungkinkan gerak pada dua bidang

datar seperti ini disebut persendian dua sumbu (biaksial). Contoh:

persendian antara tulang-tulang karpal, antara tulang-tulang tarsal, antara

sternum.

b) Sendi engsel

Permukaan sendi tulang pertama cekung, permukaan sendi tulang ke dua

cembung. Persdendian ini memungkinkan gerakan hanya pada satu bidang datar,

termasuk persendian satu sumbu

(monaksial), dan merupakan gerakan

fleksi dan ekstensi seperti gerak membuka

dan menutup pintu. Gerak fleksi adalah

suatu gerakan yang mengacu pada gerak

mengecilkan sudut,sedangkan gerak

ekstensi mengacu pada gerak

membesarkan sudut. Contoh sendi engsel

adalah sendi siku dan sendi lutut.

c) Sendi putar

Gambar 10. Contoh Sendi Engsel

Page 10: SISTEM GERAK MANUSIA

Pada sendi putar, permukaan tulang pertama yang membulat, meruncing, atau

berbentuk kerucut, bersendi dengan

lekuk yang dangkal dari tulang lain.

Memungkinkan gerak utama memutar,

dan merupakan persendian monaksial.

Contoh sendi putar adalah: persendian

antara tulang atlas dan dasar tulang

tengkorak yang menghasilkan gerak

menggelengkan kepala, persendian

antara ujung proksimal tulang radius dan

ulna yang menghasilkan gerakan supinasi dan pronasi tapak tangan.

d) Sendi pelana

Pada sendi pelana, permukaan ujung tulang pertama berbentuk cekung masuk ke

permukaan tulang kedua berbentuk

cembung. Persendian ini

memungkinkan gerak menyamping

(kanan-kiri) dan gerak muka-

belakang, sehingga persendian ini

termasuk persendian biaksial. Contoh

sendi pelana adalah persendian antara

tulang trapesium dan metakarpal dari

ibu jari.

e) Sendi peluru

Pada sendi peluru, permukaan sendi tulang

pertama yang berbentuk seperti bola masuk

ke permukaan cekung seperti mangkuk dari

tulang ke dua, sehingga memungkinkan

terjadinya gerak triaksial, yaitu gerak fleksi

dan ekstensi, abduksi dan aduksi, serta gerak

rotasi. Contoh sendi peluru adalah persendian

antara tulang lengan atas dengan tulang

belikat, dan persendian antara tulang paha dengan tulang pinggul.

Gambar 11. Contoh Sendi Putar

Gambar 12. Contoh Sendi Pelana

Gambar 13. Contoh Sendi Peluru

Page 11: SISTEM GERAK MANUSIA

f) Sendi ellipsoidal

Pada sendi, ellipsoidal, ujung tulang yang berbentuk oval masuk ke

cekungan tulang lain yang berbentuk elips. Persendian ini memungkinkan

gerak kiri-kanan dan muka belakang, sehingga termasuk persendian

biaksial. Contoh sendi elipsoidal adalah persendian antara tulang radius

dan tulang karpal yang memungkinkan gerak tapak tangan ke atas bawah

dan ke kanan kiri.

2. Jaringan yang menghubungkan

Berdasarkan jaringan yang menghubungkan, persendian dibedakan menjadi:

a. Sindemosis

Merupakan persendian dimana tulang yang bersendi dihubungkan oleh

jaringan fibrosa padat. Misalnya pada persendian antara ujung distal tulang tibia

dan fibula, juga pada sutura anak yang masih dalam pertumbuhan

b. Sinkondrosis

Sinkdrosis merupakan persendian dimana tulang yang bersendi

dihubungkan oleh tulang rawan hialin. Contoh: persendian antara ruas-ruas tulang

belakang yang dihubungkan oleh cawan pipih dari tulang rawan fibrosa, dan

persendian antar tulang rusuk dengan tulang dada yang dihubungkan dengan

tulang rawan hialin.

c. Sinostosis

Merupakan persendian dimana antara tulang yang bersendi dihubungkan

oleh jaringan tulang. Contoh: sutura pada orang dewasa, persendian antara epifisis

dan diafisis tulang panjang pada orang dewasa

Page 12: SISTEM GERAK MANUSIA

D. Otot sebagai Alat Gerak Aktif

Otot merupakan alat gerak aktif. Otot dapat bergerak karena adanya sel otot.

Otot sebagai alat gerak aktif memiliki tiga kemampuan, yaitu kontraksibilitas,

ekstenbilitas, dan elastisitas. Kontrakbilitas adalah kemampuan memendek hingga

memiliki ukuran yang lebih pendek dari ukuran awal. Ini terjadi pada saat otot

sedang kontraksi. Kemampuan ekstenbilitas adalah kemampuan memanjangkan

diri melebihi ukuran panjang awal. Sedangkan, elastisitas yaitu kemampuan otot

untuk kembali pada ukuran semula.Otot berkontraksi karena suatu rangsang,

yaitu:

a. rangsang mekanis: pijat, tarik, dan tekanan

b. rangsang suhu: dingin dan panas

c. rangsang kimia: asam, basa, dan garam

d. rangsang listrik: arus listrik.

Kontraksi sel-sel otot ini dikontrol oleh sel-sel saraf. Otot dapat

menggerakkan tulang, kulit, rambut, gerak peristaltik saluran dalam jantung,

pembuluh darah, dan sebagainya.

1. Macam- macam otot

Otot ada tiga macam, yaitu otot rangka/otot lurik, otot polos, dan otot

jantung. Berikut ini ketiga macam otot tersebut akan dijelaskan satu per satu.

a) Otot Rangka/Otot Lurik/Otot Serat Lintang

Disebut otot rangka karena melekat pada rangka. Disebut otot lurik

karena tampak garis-garis melintang/lurik. Satu sel otot disebut serabut otot.

Serabut otot terdiri dari sejumlah miofibril. Di dalam miofibril tersusun secara

teratur filamen kontraktil, yaitu aktin dan miosin. Kontraksi otot rangka cepat,

kuat, dan disadari. Setiap serabut otot dibungkus oleh endomisium, kumpulan

berkas-berkas serabut dibungkus oleh fasia propia/perimisium, sedangkan otot

(daging) dibungkus oleh selaput fasia super fisalis/epimisium. Endomisium,

perimisium, dan epimisium bergabung membentuk urat (tendon) yang melekatkan

otot pada tulang (Gambar)

Page 13: SISTEM GERAK MANUSIA

Gambar 14. Makroskopis dan mikroskopis otot rangka

Bagian gabungan otot, yaitu tendon, adalah ujung otot lurik yang mengecil

dan keras berwarna putih kekuningan serta melekat pada tulang. Ventrikel (empal)

adalah bagian tengah gabungan otot yang mempunyai daya kontraksi. Setiap

kumpulan otot mempunyai dua tendon atau lebih. Tendon yang melekat pada

tulang yang bergerak disebut insersi, sedangkan tendon yang melekat pada tulang

yang tidak bergerak disebut origo. Otot yang sering dilatih, akan membesar,

disebut hipertrofi, dan yang mengisut disebut atrofi.

b) Otot Polos/Otot Visceral

Disebut otot polos karena tidak mempunyai garis-garis melintang, inti

hanya satu. Kerja otot polos lambat beraturan dan tidak cepat lelah serta

tidak disadari. Otot polos sering disebut otot alat dalam (visceral) karena

semuanya terdapat di dalam tubuh, seperti dinding saluran pencernaan,

saluran pernapasan, dan pembuluh darah, kecuali diafragma tersusun dari

otot lurik. Sel otot polos berbentuk seperti gelendong dengan satu inti terletak di

tengah sel, memiliki penampang antara 2-10 nm, sedangkan panjangnya 50-200

nm. Struktur internal otot polos nampak kurang terorganisasi secara teratur di-

bandingkan dengan otot rangka dan otot jantung. Susunan filamen tebal dan tipis

Page 14: SISTEM GERAK MANUSIA

dalam otot polos Nampak hampir acak dan tersebar homogeny, organisasi

sarkomerik dan pita Z-nya tidak ada.

Gambar 15. Otot polos pada saluran pencernakan

c). Otot Jantung

Pada otot jantung dinamakan juga miokardium. Sesuai namanya, otot ini

hanya terdapat jantung, tepatnyadinding jantung. Sel-sel otot jantung memiliki

satu inti sel dan mirip otot rangka. Satu sel otot jantung membentuk anyaman

yang disebut sinsitium. Pada setiap percabangan terdapat jaringan ikat yang

disebut diskus interkalaris.Gerak otot jantung tidak menurut kehendak kita atau

tidak kita sadari, namun dikendalikan oleh saraf otonom, sehingga disebut gerak

tak sadar.

Gambar 16. Otot jantung pada dinding jantung

Page 15: SISTEM GERAK MANUSIA

2. Sifat Gerak Otot

Gerak pada bagian tubuh terjadi karena kontraksi satu macam otot atau

lebih. Otot-otot yang bekerja bersama untuk suatu gerakan disebut sinergis.

Apabila gerak yang ditimbulkan berlawanan, gerak itu disebut antagonis. Contoh

gerak antagonis adalah sebagai berikut.

1) Ekstensor (meluruskan) dan Fleksor (membengkok), seperti gerak tangan

melipat ke atas.

2) Abduktor (menjauh) dan Adduktor (mendekati) seperti gerak tangan

sejajar bahu.

3) Supinator (menengadah) dan Pronator (menelungkup) seperti gerak

pada telapak tangan.

4) Depresor (ke bawah) dan Elevator (ke atas) seperti menaikkan dan

menurunkan dagu.

5) Protraksi (gerakan mendorong mandibula ke luar) dan Rektraksi

(gerakan mendorong mandibula ke dalam), seperti gerakan mandibula

(rahang).

Contoh gerak sinergis adalah sebagai berikut.

1) Pronator teres dan Pronator kuadratus. Rotasi (gerakan berputar), seperti

gerak pada tulang atlas sewaktu memutarkan kepala.

2) Sirkumduksi, gerakan ujung distal satu tulang membentuk satu lingkaran,

sedangkan ujung proksimalnya tetap, seperti gerakan memutar satu

lingkaran mengitari sendi bahu.

Gambar 17. Macam-macam gerak sinergis

Page 16: SISTEM GERAK MANUSIA

3. Mekanisme Kontraksi Otot

Mekanisme kontraksi otot berlangsung dengan urutan sebagai berikut.

a) Pusat motorik di otak mengirimkan impuls/rangsang menuju otot melalui

saraf motorik (saraf kranial dan saraf spinal).

b) Sesampainya di ujung akson saraf motorik, rangsang dilanjutkan oleh

neurohumor (hormon saraf) berupa asetilkolin atau epinefrin (adrenalin)

menuju ke otot (reseptor pada otot) yang mempunyai aktin.

c) Setelah rangsang sampai di reseptor, energi dilepaskan, maka aktin akan

bergeser, zona H mengecil bahkan menghilang dan sarkomer memendek.

Garis saling mendekat dan otot berkontraksi (berkerut). Jarak antara garis Z

satu dan garis Z yang lainnya disebut sarkomer.

d) Setelah kontraksi, ujung saraf motorik mengeluarkan suatu zat yang dapat

menetralisasi/menghambat kerja neurohumor yang dihasilkan sebelumnya,

serta kolinesterasi untuk menghambat asetil kolin dan Mono Amina Oksida

(MAO) serta menghambat epinefrin/adrenalin, sehingga aktin (miofilamen

tipis) dan miosin (miofilamen tebal) merenggang, zona H terbuka, garis Z

satu dan garis Z yang lainnya saling menjauh, otot kembali relaksasi.

Diagram kontraksi otot dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Diagram Kontraksi Otot

Page 17: SISTEM GERAK MANUSIA

E. Kelainan sistem gerak pada manusia

1. Gangguan pada Rangka

Kelainan pada sistem rangka dapat terjadi karena adanya gangguan secara

fisik, gangguan secara fisiologis, dan gangguan kedudukan tulang belakang.

a. Gangguan tulang

Fraktura, yaitu tulang retak atau patah.

Macamnya:

1) Fraktura sederhana: jika tulang yang retak tidak sampai melukai organ

lain di sekitarnya, misalnya organ otot.

2) Fraktura kompleks atau fraktura majemuk: jika tulang yang patah

menyebabkan otot dan kulit terluka, bahkan ujung yang patah bisa

mencuat keluar.

3) Fraktura greenstick: jika retak atau patah tulang tidak sampai

memisahkan tulang menjadi dua bagian.

4) Fraktura comminuted atau remuk: jika tulang retak menjadi beberapa

bagian tetapi masih tetap tertahan di dalam otot.

b. Persendian

1) Dislokasi: gangguan pergeseran sendi dari kedudukan semula karena

tulang ligamennya tertarik atau sobek.

2) Terkilir atau keseleo: tertariknya ligamen sendi yang disebabkan oleh gerakan

yang tiba-tiba atau tidak bisa dilakukan, menimbulkan rasa sakit.

3) Ankilosis: persendian tidak dapat digerakkan lagi karena tulangnya menyatu.

4) Artritis atau infeksi sendi: gangguan sendi yang ditandai terjadinya peradangan

sendi yang disertai timbulnya rasa sakit dan kadang-kadang tulang sendi

mengalami perubahan.

Macam Artritis:

a) Artritis eksudatif: radang getah dalam sendi.

b) Artritis sika: kekurangan cairan sinovial.

c) Gout artritis: gangguan gerak karena kegagalan metabolisme asam urat.

Asam urat yang berlebihan akan diangkut oleh darah dan disimpan di dalam

Page 18: SISTEM GERAK MANUSIA

sendi kecil, seperti sendi ruas jari-jari. Tanda sendi yang mengalami

kelebihan asam urat adalah membesarkan sendi.

d) Rheumatik: penyakit kronis pada sendi sehingga sendi membengkak.

e) Osteoartritis: kemunduran sendi karena kartilago menipis dan degenerasi

sehingga merangsang pembentukan tulang pada sendi.

c. Gangguan pada ruas-ruas tulang belakang

1) Skoliosis: tulang belakang bengkok ke samping.

2) Kifosis: tulang belakang bengkok ke belakang.

3) Lordosis: tulang belakang bengkok ke depan.

Hal tersebut akibat kebiasaan sikap tubuh yang salah. Di samping ketiga

jenis gangguan tersebut ada satu lagi gangguan yang disebut subluksasi, yaitu

gangguan ruas tulang leher yang disebabkan oleh kecelakaan ataupun gerakan

tiba-tiba yang melebihi batas, akibatnya posisi kepala mengalami perubahan ke

arah lain atau ke arah kanan.

a b c

Page 19: SISTEM GERAK MANUSIA

Gambar 15. Gangguan pada ruas-ruas tulang belakang: (a) skoliosis, (b) lordosis, (c) kifosis.

2. Gangguan pada Otot

1. Atrofi

Atrofi yaitu keadaan di mana otot mengecil sehingga menghilangkan

kemampuannya untuk berkontraksi. Atrofi dapat terjadi karena penyakit

poliomielitis dan keadaan tertentu misalnya sakit, sehingga seseorang harus

istirahat di tempat tidur dalam jangka waktu lama. Poliomielitis adalah penyakit

karena virus yang merusakkan saraf yang mengkoordinasi otot ke anggota gerak

bawah.

b. Hipertrofi

Hipertrofi yaitu keadaan otot menjadi lebih besar dan kuat karena sering

dilatih secara berlebih.

c. Kejang otot

Yaitu gangguan otot yang terjadi karena melakukan aktivitas terus menerus

yang pada suatu ketika tak mampu lagi melakukan kontraksi alias kejang, karena

telah kehabisan energi atau sering dikenal dengan kram.

d. Kaku leher atau stiff

Yaitu keadaan leher terasa kaku dan sakit jika digerakkan.

e. Tetanus

Yaitu kejang otot yang disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh baksil

tetanus.

f. Miastema gravis

Yaitu keadaan di mana otot berangsur-angsur menjadi lemah dan

menyebabkan kelumpuhan. Yaitu penyakit otot kronis sejak anak-anak.

h. Hernia abdominalis

Yaitu sobeknya otot dinding perut yang lemah, yang mengakibatkan usus

melorot ke bawah masuk ke rongga perut.

Page 20: SISTEM GERAK MANUSIA