sir kadian
DESCRIPTION
wqTRANSCRIPT
Gangguan Irama Sirkadian Dikarenakan Aktivitas Kerja Pada Malam
Hari
Jefri Sokko
10.2012.073
C6
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731
Abstraks
Di dalam makalah ini akan menjelaskan organ yang terkait dalam mekanisme irama sirkadian
baik secara makroskopik dan mikroskopik, perubahan-perubahan apa saja yang terjadi pada
saat seseorang yang masih beraktivitas pada malam hari yang dikarenakan faktor utamanya
yaitu rotasi bumi, faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme irama sirkadian dan
bagaimana mekanisme irama sirkadian itu sendiri.Dengan disertai pembahasan kasus.
Semoga makalah ini dapat menjadi sebuah refrensi baru dalam memahami irama sirkadian.
In this paper will explain the organs involved in the mechanism of the circadian rhythm of
both macroscopic and microscopic, any changes that occur when a person who is still active
at night due to the rotation of the earth that is the main factor, the factors that influence the
mechanism of rhythm circadian and how the mechanism of circadian rhythm accompanied
itself.With case discussion. Hopefully this paper could become a new references in
understanding the circadian rhythm.
PENDAHULUAN
Suatu saat dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita diharuskan untuk melakukan aktivitas
malam. Aktivitas yang sering kita lakukan pada malam hari misalnya adalah pada saat kerja
malam, belajar untuk mempersiapkan ujian, membuat tugas dan lain-lain. Sering kali setelah
melakukan aktivitas semalaman yang mengharuskan kita untuk tidak tidur menyebabkan
1
tubuh menjadi tidak nyaman. Rasa ngantuk dan lelah sering kita rasakan dan tidak dapat kita
tahan. Di dalam tubuh, hal ini sudah diatur oleh suatu organ yaitu hipotalamus dalam siklus
yang disebut irama sirkadian. Irama sirkadian adalah siklus sistem tubuh yang terjadi kurang
lebih dalam waktu 1 hari yang mekanismenya dipengaruhi oleh faktor utama yaitu iluminasi
matahari.
PEMBAHASAN
Secara biologis, manusia mempunyai irama sirkardian tertentu yang teratur dalam satu hari.
Irama sirkadian merupakan sebagian besar siklus yang terjadi dalam tubuh manusia yang
berlangsung kurang lebih 1 hari. Irama sirkadian akan mengatur waktu tidur dan bangun,
produksi urin, termoregulasi, sistem endokrin, dan perubahan tekanan darah. Koordinasi
irama sirkadian ini sendiri dikendalikan oleh organ hipotalamus. Mekanisme irama sirkadian
dipengaruhi beberapa faktor. Terdapat faktor eksogen dan endogen yang akan dibahas lebih
lanjut pada poin-poin di bawah. Sebelum membahas tentang bagaimana mekanisme irama
sirkadian dan faktor-faktor apa saja yang turut mempengaruhi irama sirkadian, kita akan
membahas organ-organ yang terkait dalam pengolahan irama sirkadian.
Organ-organ yang Terkait dalam Irama Sirkadian
Hipotalamus
Hipotalamus merupakan organ yang mengolah sistem irama sirkadian. Secara makroskopik,
hipotalamus ialah daerah yang membentuk dasar diensefalon. Daerah ini didampingi sebelah
medial oleh ventrikel ketiga, dan lateral oleh subtalamus; di sebelah rostral dibatasi oleh
lamina terminalis, dorsal oleh komisur anterior dan sulkus hipotalamik (yang membentang
dari foramen antar bilik Monro ke aquaductus serebrum Sylvius), dan kaudal oleh otak
tengah. Bagian ventralnya terdiri dari (dari aspek rostral ke kaudal) regio preoptica, chiasma
opticum, eminentia mediana, hypophysis, tuber cinerum, dan corpus mamillare.1
2
Gambar 1. Hipotalamus2
Secara anatomi, hipotalamus dapat dibagi menjadi empat area yang ditata dari lamina terminal
ke otak tengah: area preoptika (bagian telensepalon), area supraoptica dorsal terhadap
kiasma optik, area tuberalis terhadap tuber cinereum, dan area mamillaris dorsal terhadap
dan mencakup corpus mamillare. Tiap area secara skema dibagi lagi menjadi tiga zona
nukleus yang mediolateral ditata menjadi zona periventrikel berbatasan dengan ventrikel
ketiga, b zona medial, dan c zona laterlal. Area preoptica meliputi a zona periventrikel, b
zona praoptik medial dan c zona praoptik lateral. Area surpraoptica meliputi a zona
periventrikel, b nukleus periventrikel dan nuklesus-nukleus lain pada zona laterla
hipotalamus. Area tuberalis meliputi a zona periventrikel, b nukleus medial dorsal dan medial
ventral, dan c nukleus-nukleus zona lateral. Area mamillaris meliputi a zona periventrikel, b
nukleus-nukleus badan mamillar, dan zona posterior hipotalamus, dan c zona lateral
hipotalamus.3
Peranan hipotalamus sebagai efektor diperantai oleh jalur saraf dan oleh agens endokrin
(humoral, hormonal, atau nuerosekretori). Baik jalur susunan saraf otonom (terutama)
maupun sistem motorik somatik, keduanya menolong mengungkapkan aktivitas hipotalamus.
Manifestasi perilaku dan psikik diperantai oleh jalur-jalur ke lobus limbik dan neokorteks.
Neurosekret yang dibuat dalam hipotalamus ialah agens humoral yang mempengaruhi 1 lobus
anterior hipofisis (kelenjar pituitrin) lewat pembuluh darah porta hipofisis dan 2
neurohipofisis lewat jalur supraoptikohipofisis.1Bagaimana pengaturan hipotalamus dalam
mengatur sistem-sistem tubuh selanjutnya akan dibahas dibagian mekanisme yang berkaitan
erat dengan irama sirkadian.
3
Seperti yang telah dijelaskan di atas, hipotalamus diperantai oleh jalur saraf dalam melakukan
pengolahan aktivitas segala sistem yang ada di dalam tubuh termasuk di dalamnya irama
sirkadian hingga kemudian hasil pengolahan hipotalamus disebarkan ke bagian lain yang
bersangkutan. Jalur-jalur saraf tersebut tersusun dari neuron-neuron atau sel saraf dan
neuroglia/sel glia. Masing-masing dari bagian-bagian terebut memiliki fungsi tersendiri. Perlu
diketahui bagaimana struktur mikroskopik neuron yang menyususun jalur saraf pada sistem
saraf khususnya pada hipotalamus.
Setiap neuron terdiri dari sebuah badan sel yang di dalamnya terdapat nukleus, sitoplasma dan
organel-organel seperti pada sel pada umumnya dan terdiri pula atas processus yang disusun
dari satu akson serta beberapa dendrit.
Badan sel neuron memiliki bentuk dan besar yang sangat beragam antara 4-135 mikrometer
dengan bentuk piramid, lonjong, bulat. Sitoplasma terdiri dari badan nissl (RE kasar), RE
licin, kompleks golgi, mitokondria, neurofibril, neurofilamen.
Neuron hanya mempunyai 1 akson yang panjangnya lebih panjang dari dendrit. Di dalam
aksonplasma tidak mengandung badan nissl. Akson membawa respon dari neuron yaitu
berupa impuls saraf dalam bentuk potensial aksi. Di dalam akson terdapat zona pemicu yang
mambangkitkan potensial aksi yang disebut akson hilok. Mielin yang membungkus akson
membantu mempercepat jalannya impuls.
Dendrit merupakan cabang langsung dari badan sel neuron. Dendrti merupakan bagian
penerimaan sinyal dari neuron lain, selain badan sel dan segmen awal akson. Bentuk dendrit
relati tebal dengan bentuk runcing pada bagian ujungnya dan bercabang.
Secara fungsional, neuron dapat diklasifikasikan sebagai neuron motorik, mengawasi organ-
organ efektor seperti otot dan kelenjar, atau neuron sensorik, yang menerima rangsang
sensorik baik eksteroseptif maupun interoseotif. Kelompok ketiga (interneuron)
menghubungkan neuron-neuron lain untuk membentuk lingkungan fungsional kompleks atau
rantai neuron.4
4
Gambar 2. Neuron 5
Selain neuron, terdapat pula sel glia yang berfungsi sebagai jaringan ikat SSP dan, karenanya
membantu menunjang neuron baik secara fisik maupun metabolik. Neuroglia ini terdiri dari
bermacam-macam sel glia, diantaranya: mikroglia yang terdapat pada substansia alba dan
grisea dekat pembuluh darah. Sel ini mempunyai fungsi sebagai fagositosis di SSP.
Oligodendroglia yang banyak terdapat pada substansia grisea dan sedikit pada substansia
alba. Oligodendroglia ini mempunyai beberapa juluran memanjang yang masing-masing
membungkus (seperti dadar gulung) sepotong akson antarneuron untuk membentuk selubung
mielin. Fungsi selubung mielin ini sendiri adalah sebagai insulato pada sel saraf dalam
menyalurkan impuls ke sel saraf lainnya. Proses pembentukan mielin pada sel saraf pusat
yang termasuk di dalam nya adalah hipotalamus dibentuk oleh oligodendria sedangkan pada
saraf tepi dibentuk oleh Sel Schwann.
Astrosit, yang diberi nama demikian karena memiliki bentuk seperti bintang adalah sel glia
yang paling banyak. Kadang-kadang sel ini ditemukan pada kaki perivaskular. Astrosit
berperan pada metabolisme energi dalam korteks serebri. Selanjutnya ada sel ependim yang
berbentuk silindris, sel ini melapisi ruang/rongga yang terdapat pada otak yang disebut
ventrikel dan pada kanalis sentralis pada medulla spinalis. Di dalam SST juga terdapat sel glia
yaitu sel Schwann dan sel Satelit.6
Neurotransmitter, Impuls yang Dihantarkan dalam Sistem Saraf
Neurotransmitter termasuk dalam senyawa amin yang mekanisme kerjanya ada pada di
sinaps. Ada beberapa asam amino yang bekerja sebagai neurotransmitter, di antarnya ada
glisin, glutamat, taurin, aspartat dan histidin. Ada pula yang bukan berasal dari asam amino
5
yang berfungsi sebagai neurotransmitter yaitu asetilkolin, serotonin, GABA, dopamin,
norepinefrin.
Neurotransmitter merupakan suatu senyawa yang disintesis dan dilepaskan oleh sel saraf,
digunakan untuk saling berkomunikasi antar sel. Neurotransmitter ini berada pada di ujung
saraf dan sel saraf harus dapat membuat atau mengakumulasi dan menginaktivasinya.
Neurotransmitter dilepaskan apabila terjadi stimulasi saraf. Contoh dari neurotransmitter
adalah asetilkolin, dopamin, nor-epinefrin, histamin, serotonin, (senyawa amina), GABA,
glutamat, glisin (asam amino) , adenosin, ATP (nukleotida/nukleosida), bradykinin,
vasopresin, substance P, insulin (peptida).
Sintesis neurotransmitter :
Diproduksi di ujung sinaptik, memerlukan enzim prekursor, dan mitokondria (energi/ATP)
umumnya nama neuron disesuaikan dengan NT yang disintesis dan dilepaskan
contoh : saraf adregenik, serotonergenik, kolinergik, GABA-ergik, dll.
Gambar 4. Sintesis neurotransmitter7
Untuk pelepasan neurotransmitter,memerlukan kalsium yang berasal dari ekstrasel, masuk
lewat kanal. Ion Ca2+ berikatan dengan vesikel kemudian vesikel berdifusi dengan membran
kemudian neurotransmitter keluar.7
6
Gambar 5. Pelepasan neurotransmitter8
Perubahan yang Terjadi Saat Kerja Malam
Tubuh manusia memiliki pengaturan aktivitas sistem tubuh, baik pengaturan dalam respon
otonom, endokrin ataupun respon motorik yang kita sadari. Keseluruhan sistem tubuh tersebut
mengalami suatu siklus yang teratur yang kurang lebih terjadi dalam waktu 1 hari yaitu irama
sirkadian.
Gambar 6. Irama sirkadian9
7
Dapat dilihat dari gambar di atas bagaimana aktivitas sistem-sistem dalam tubuh bekerja pada
jam-jam tertentu adalah berbeda. Irama suhu tubuh misalnya, saat seseorang bangun tidur,
suhu tubuh seseorang tercatat rendah dan naik pada sebelum tengah hari, stabil sampai sore
dan kemudia mengalami penurunan kembali. Suhu tubuh maksimum dapat kita rasakan pada
pukul 16.00 sedangkan suhu minimum dapat dirasakan pada pukul 04.00. Bila dikaitkan pada
aktivitas tubuh, otot memang salah satu bagian penghasil panas tubuh terbesar, tentu suhu
tubuh akan mengalami kenaikan pada siang hari sebab pada siang hari otot lebih sering
digunakan untuk beraktivitas daripada pada malam hari.
Dalam kasus, waktu yang berbeda sehingga menyebabkan aktivitaspun ikut berubah dapat
menimbulkan gangguan-gangguan dalam kinerja psikomotorik. Gangguan yang terjadi antara
lain, kurang tidur.Kurang tidur dialami seseorang yang jaga malam karena pada dasarnya dia
harus bekerja pada malam hari. Keadaan luar turut berpengaruh dalam pengaturan irama
sirkadian seseorang. Keadaan pada malam hari yang umumnya sunyi, suhu lingkungan yang
lebih tinggi dari siang hari turut merangsang seseorang untuk tidur, namun ketika siang hari
dengan keadaan terang, suasana sekitar yang bising dapat mengganggu atau membuat tidur
kurang nyaman. Pada kasus seseorang yang jaga malam, saat malam hari ia tidak
diperbolehkan untuk tidur, siang hari ia akan tidur. Namun dengan keadaan siang yang
berbeda dengan malam, maka tidur orang tersebut akan tidak lelap sehingga orang tersebut
mengalami kurang tidur. Gangguan yang terjadi lainnya adalah gangguan sistem
gastrointestinal.10 Seperti yang terjadi dalam kasus, perut kembung terjadi karena adanya
gangguan dari sistem gastrointestinal. Hal tersebut juga erat kaitannya pada irama sirkadian
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Suhu dimalam hari yang lebih tinggi dari siang
hari menyebabkan seseorang mengalami perut kembung. Perubahan irama sistem tubuh yang
terjadi dalam seseorang yang jaga malam mengalami desinkronisasi dengan lingkungan
(terutama pada lingkungan malam hari).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Irama Sirkadian
Irama sirkadian tubuh yang berupa siklus pengaturan sistem tubuh dalam 1 hari erat kaitannya
dengan waktu dalam 1 hari. Selain faktor endogen yaitu organ yang mengatur irama sirkadian
yaitu hipotalamus, terdapat juga faktor eksogen. Faktor eksogen ini merupakan faktor dari
luar tubuh atau dari lingkungan. Yang termasuk dalam faktor eksogen adalah rotasi bumi,
rotasi bumi berkaitan dengan kejadian siang dan malam. Seperti yang telah dijelaskan di atas,
bahwa irama sirkadian dipengaruhi oleh waktu-waktu dalam 24 jam atau 1 hari. Kerja-kerja
8
sebagian organ tubuh contohnya kelenjar pineal (rangsang sekresi hormon diolah di
hipotalamus) yang menghasilkan hormon melatonin (yang menyebabkan rasa kantuk) aktif
mensekresikan hormon melatonin pada pukul 21.00 dan sekresi hormon akan sangat
berkurang sekresinya pada pukul 07.30, maka dari itu umumnya pada malam hari kita
mengalami kantuk dan lalu tidur. Faktor eksogen yang paling utama adalah faktor iluminasi
matahari. Hampir sebagian besar faktor eksogen berhubungan dengan faktor iluminasi
matahari. Waktu 24 jam yang berkaitan dengan rotasi bumi tadi juga berkaitan dengan
intensitas penyinaran matahari, di mana pada saat malam hari intensitas cahaya matahari jauh
lebih rendah dibandingkan pada saat siang hari. Selanjutya ada musim, musim ini juga
berhubungan dengan intensitas penyinaran matahari, di mana pada musim penghujan
intensitas matahari jauh lebih sedikit dari musim kemarau (begitu juga pada negara dengan 4
musim). Faktor suhu juga turut mempengaruhi, di mana pada saat malam hari suhu turun dan
pada saat siang hari suhu naik. Yang terakhir ada isyarat/penunjuk waktu dan jadwal
kegiatan, di mana kegiatan pada siang hari jauh lebih aktif dari malam hari sehingga
menimbulkan kebisingan. Isyarat/penunjuk waktu dan jadwal kegiatan ini membantu
menunjukan keadaan siang dan malam.11
Mekanisme Pengaturan Irama Sirkadian
Siklus tidur-bangunserta berbagai tahapan tidur disebabkan oleh hubungan timbal balik
antara tiga sistem saraf: (1) sistem keterjagaan, yaitu bagian dari reticular activating system
yang berasal dari batang otak; (2) pusat tidur gelombang lambat di hipotalamus yang
mengandung neuron tidur yang menginduksi tidur; (3) pusat tidur paradoksial di batang otak
yang mengandung neuron tidur REM, yang menjadi sangat aktif sewaktu tidur REM. Pola
interaksi di antara ketiga regio saraf ini, yang menghasilkan rangkaian siklis yang dapat
diperkirakan antara keadaan terjaga dan keadaan jenis tidur. Neuron yang membuat terjaga
melepaskan muatan secara otonom dan terus menerus. Neuron-neuron ini harus dihambat agar
kita dapat tidur, mungkin oleh PPI yang dihasilkan oleh masukan dari neuron tidur atau
masukan inhibitor lain. Siklus normal dapat mudah diinterupsi, dengan sistem yang membuat
kita terjaga lebih mudah mengalahkan sistem tidur daripada kebalikannya; yaitu lebih mudah
terjaga ketika mengantuk daripada jatuh tertidur ketika terjaga penuh. Sistem keterjagaan
dapat diaktifkan oleh masukan sensorik aferen (sebagai contoh, seseorang mengalami
kesulitan tidur saat siang hari di mana keadaan sekitar bising) atau oleh masukan yang turun
ke batang otak yang lebih tinggi. Konsentrasi penuh, misalnya saat bekerja yang memerlukan
konsentrasi dapat mencegah orang untuk tidur, demikian juga aktivitas motorik, misalnya
9
bangkit dan berjalan-jalan dapat membangunkan orang yang mengantuk. Hormon malatonin
yang disekresi kelenjar endokrin yang sekresinya dikendalikan oleh hipotalamus juga turut
mempengaruhi irama tidur-terjaga. Hormon melatonin yang banyak disekresikan pada waktu
malam hari turut aktif dalam merangsang neuron-neuron tidur yang ada pada hipotalamus
sehingga pada umumnya manusia tidur pada malam hari. Mekanisme sekresi hormon akan
dibahas pada pengaturan kelenjar hipofisis bagian anterior oleh hipotalamus.12
Pengaturan suhu tubuh. Di bagian anterior hipotalamus ada suatu area luas, khususnya di
area preoptik, berhubungan dengan pengaturan suhu tubuh. Bila ada peningkatan suhu darah
yang melewati area-area ini akan meningkatkan aktivitas neuron-neuron yang peka terhadap
suhu, sedangkan penurunan suhu akan menurunkan aktivitasnya. Di saat siang hari, otot
sebagai pengasil panas terbesar dalam tubuh aktif bekerja daripada malam hari, sehingga
panas yang dihasilkan pada waktu siang hari lebih banyak. Maka dari itu, pada saat siang hari
suhu tubuh lebih tinggi dari malam hari pada saat otot-otot istirahat.
Pengaturan air tubuh. Hipotalamus mengatur cairan tubuh melalui dua cara: (1) dengan cara
mencetuskan sensasi haus, yang akan menimbulkan hasrat untuk minum, dan (2) dengan cara
mengatur ekskresi air ke dalam urin. Di hipotalamus bagian lateral ada suatu area yang
disebut sebagai pusat rasa haus. Bila elektrolit yang terdapat di dalam neuron pusat ini atau
daerah yang berkaitan dengan hipotalamus menjadi sangat pekat, maka akan timbul hasrat
untuk meminum air. Pengaturan ekskresi air oleh ginjal terutama dilakukan oleh nukleus
supraoptikus. Bila cairan tubuh menjadi sangat pekat, maka neuron-neuron di dalam area ini
akan terangsang. Serat-serat saraf dari neuron-neuron ini diproyeksikan ke bawah melalui
infundifulum ke kelenjar hipofisis posterior yang akan mensekresi hormon yang disebut
hormon antideuretik. Selanjutnya hormon ini akan diabsorbsi ke dalam darah dan akan
bekerja pada duktus koligens ginjal agar timbul banyak sekali reabsorbsi air yang hilang ke
dalam urin.
Pengaturan gastrointestinal dan hasrat makan. Perangsangan beberapa area dalam
hipotalamus dapat menyebabkan munculnya rasa lapar. Area yang sangat berhubungan
dengan rasa lapar adalah area hipotalamik lateral. Pusat yang berlawanan dengan hasrat
terhadap makanan, yang disebut pusat rasa kenyang, terletak di dalam nukleus ventromedial.
Bila pusat ini terangsang, maka ketika kita sedang makan, kita akan menghentikan makan.
Pengaturan kelenjar hipofisis bagian anterior oleh hipotalamus. Perangsangan area
tertentu hipotalamus juga akan menyebabkan kelenjar hipofisis bagian anterior mensekresi
10
shormon-hormonnya. Mekanisme dasar yang dipakai untuk pengaturan kelenjar hipofisis
anterior adalah sebagai berikut: kelenjar hipofisis anterior menerima suplai darah terutama
dari vena-vena yang mengalir dari hipotalamus bagian bawah ke sinus-sinus hipofisis
anterior. Sebelum aliran darah yang melewati hipotalamus mencapai hipofisis anterior, bagian
nuklei hipotalamik akan mensekresi hormon-hormon pelepas dan hormon-hormon
penghambat ke dalam darah. Selanjutnya hormon-hormon ini akan diangkut ke dalam darah
menuju hipofisis anterior tempat mereka mempengaruhi sel-sel grandular untuk mengatur
pelepasan hormon-hormon hipofisis anterior. Sekresi hormon-hormon tersebut dipengaruhi
oleh beberapa faktor terutama faktor waktu. Maka dari itu, aktivitas tubuh kita berjalan teratur
sesuai dengan waktu sehari-hari.11
KESIMPULAN
Rasa lemas dan lelah yang dialami oleh laki-laki tersebut dikarenakan terjadinya gangguan
pada irama sirkadian, khususnya gangguan pada irama tidur jaga pada pasien tersebut. Yang
mana irama sirkadian tersebut dikendalikan oleh salah satunya yaitu hipotalamus.
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Wibowo D S. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo; 2007. Halaman 289.
2. Tobing R. Hipotalamus. 17 Oktober 2011. Diunduh dari :
http://www.ebookkedokteran.com/hypothalamus. 13 April 2012.
3. Moore K L, Agur A M R. Anatomi klinis dasar. Jakarta: EGC; 2004. Halaman 128.
4. Eroschenko V P. Di fiore atlas of histology with functional correlations. Ed 9.
Jakarta : EGC. 2003. Halaman 214-8.
5. Hilton. Neuron. 10 Oktober 2011. Diunduh dari:
http://www.cell.com/neuron/. 12 April 2012.
6. Bloom & Fowcett. Buku ajar histologi. Jakarta: EGC; 2002. Halaman 267-9.
7. Murray R K. Biokimia harper. Jakarta: EGC; 2009. Halaman 176.
8. Nevarez A, Tevere V. What are neurotransmitters. 06 Juli 2010. Diunduh dari:
http://www.neurogistics.com/TheScience/WhatareNeurotransmi09CE.asp. 13 April
2012.
9. Sugiri B. Fisiologi tidur dan pernafasan. 8 Januari 2010. Diunduh dari:
http://jurnalfisiologi.org/jurnal/2010. 13 April 2012.
10. Ganong, William F. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2007. Halaman: 224-6.
11. Guyton, Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2009. Halaman: 269-71.
12. Sherwood L. Fisiologi manusia. Jakarta: EGC; 2011. Halaman 184.
12