sintesis li4ti5o12 doping al dengan metode sol gel...
TRANSCRIPT
SINTESIS Li4Ti5O12 DOPING Al DENGAN METODE SOL GEL UNTUK ANODA BATERAI ION LITHIUM
Skripsi
SRI YUNIATI S NIM. 11150970000018
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2020 M
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
SINTESIS Li4Ti5O12 DOPING Al DENGAN METODE SOL GEL UNTUK
ANODA BATERAI ION LITHIUM.
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)
Oleh:
Sri Yuniati S NIM: 11150970000018
Menyetujui,
iii
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul “Sintesis Li4Ti5O12 Doping Al dengan Metode
Sol Gel untuk Anoda Baterai Ion Lithium ” yang ditulis oleh Sri Yuniati S
dengan NIM: 11150970000018 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang
Munaqasyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 20 Januari 2020. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) Program
Studi Fisika.
Ciputat, 11 Februari 2020
Menyetujui,
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan karya saya yang dibuat untuk memenuhi salah satu
persyaratan saya memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si) di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 20 Januari 2020
Sri Yuniati S
v
ABSTRAK
Telah dilakukan sintesis serbuk LTO yang didoping dengan atom Al dengan bahan teknis untuk anoda baterai lithium. Atom Al disini digunakan untuk mendopinng atom Ti sesuai dengan persamaan stoikimetri Li4Ti(5-x)AlxO12.
Terdapat 3 variasi komposisi doping (x) Alumunium, yaitu x=0; x=0,01; x=0,02; dan x=0,03. Metode yang digunakan adalah metode sol gel, campuran Li4Ti(5-
x)AlxO12 disintering pada suhu 800˚C selama 2 jam. Karakterisasi yang dilakukan meliputi XRD (X-ray Diffraction) untuk mengetahui pembentukan fasa Li4Ti5O12, untuk mengetahui performa elektrokimia dilakukan pengujian Cyclic voltammetry dan charge-discharge. Hasil karakterisasi terbentuk fasa Lithium titanium oxide (Li4Ti5O12) dan fasa rutile (TiO2) dan fasa dilithium titanat (Li2TiO3) untuk nilai persentasi fasa berturut-turut adalah pada LTO tanpa doping (69,2; 21,4; 9,5)%, LTO doping Al x=0,01 (82,1; 11,7; 6,3)%, LTO doping Al x=0,02 (78,6; 12,5; 8,5)% dan LTO doping Al x=0,03 (72,6; 14,8; 7,7)% dengan ukuran kristal dan parameter kisi berturut-turut adalah pada LTO tanpa doping (78,35 dan 8,3729), LTO doping Al x=0,01 (82,79 dan 8,3661), LTO doping Al x=0,02 (91,49 dan 8,3636) dan LTO doping Al x=0,03 (81,11 dan 8,3650) Performa elektrokimia (Li4Ti5O12) doping Al. Baterai dengan anoda doping Al x=0,03 memiliki nilai koefisien difusi yang paling tinggi yaitu 7,31278 x 10-10 sedangkan baterai tanpa doping memiliki koefisien difusi paling redah yaitu 3,27109x10-10.Nilai kapasitas tanpa doping 181 mAh/g, doping Al x=0,01 178 mAh/g, doping Al x=0,02 173 dan doping x=0,03 156 mAh/g.
Kata kunci: Alumunium, Anoda Li4Ti5O12, Baterai Ion Lithium, Metode Sol gel.
vi
ABSTRACT
Synthesis of LTO powder doped with Al atoms with technical materials for lithium battery anodes has been carried out. Al atom here is used to support Ti atoms in accordance with the Li4Ti(5-x)AlxO12 stoicimetry equation. There are 3 variations of the doping composition (x) of aluminum, namely x = 0, x = 0.01, x = 0.02, and x = 0.03. The method used is the sol gel method, a mixture of Li4Ti(5-
x)AlxO12 is sintered at 800˚C for 2 hours. Characterization included XRD (X-ray Diffraction) to determine the formation of Li4Ti5O12 phase, to determine the electrochemical performance, Cyclic voltammetry and charge discharge tests were conducted. The results of the characterization are formed Lithium titanium oxide (Li4Ti5O12) and rutile phase (TiO2) and dilithium titanate (Li2TiO3) phases). for the percentage value of successive phases is LTO without doping (69.2, 21.4, 9.5)%, LTO doping Al x = 0.01 (82.1, 11.7, 6.3)%, LTO doping Al x = 0.02 (78.6, 12.5, 8.5)% and LTO doping Al x = 0.03 (72.6, 14.8, 7.7)% with crystal size and lattice parameters respectively in LTO without doping (78.35 and 8.3729), LTO doping Al x = 0.01 (82.79 and 8.3661), LTO doping Al x = 0.02 (91.49 and 8.3636) and LTO doping Al x = 0.03 (81.11 and 8.3650) Electrochemical performance Li4Ti5O12 doping Al. Batteries with doping anode Al x = 0.03 have the highest diffusion coefficient value of 7.31278 x 10-10 while batteries without doping have the lowest diffusion coefficient of 3.27109 x 10 10. Rated capacity without doping 181 mAh/g, doping Al x = 0.01 178 mAh /g, doping Al x = 0.02 173 and doping x = 0.03 156 mAh/g.
Keywords: Aluminium, Lithium Ion Battery, Li4Ti5O12 Anode, Sol gel method.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT karena limpahan
rahmat serta anugerah dari-Nya saya mampu untuk menyelesaikan serta laporan
tugas akhir ini dengan judul “SINTESIS Li4Ti5O12 YANG DIDOPING Al
DENGAN METODE SOL GEL UNTUK ANODA ION LITHIUM”
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan Nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Laporan Tugas Akhir ini tidak akan bisa rampung menjadi sebuah laporan
yang utuh dan bisa dibaca dan dijadikan pedoman tanpa adanya bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dengan seluruh kerendahan hati
penulis ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang
telah mendukung serta membantu selama proses penyelesaian laporan tugas akhir
ini hingga rampungnya laporan tugas akhir ini. Ucapan terimah kasih penulis
sampaikan kepada yang terhormat
1. Allah SWT yang telah memberi karunia nikmat Iman dan Islam serta nikmat
kesehatan, sehingga dapat mengerjakan laporan tugas akhir ini dengan lancar.
2. Mama Misah untuk semua nasihat, aku tahu pasti betapa besar cinta kasihmu
yang telah kau berikan padaku sejak aku dalam kandungan. Hingga sekarang
aku dewasa dan ada pada titik ini semua atas dukunganmu. terimah kasih
karena selalu menjadi orang tua tunggal terbaik memberi segenap kasih
viii
sayang meski dengan keterbatasan yang dimiliki. Terimah kasih untuk
semangat yang tak pernah padam yang menjadikanku sosok yang mandiri.
mama tunggu anakmu bisa secepatnya mendapat pekerjaan yang layak agar
mama tak lagi banting tulang mencari nafkah, agar kau tak lagi harus berjalan
kaki 6 km per hari. Mama “I Love You so much, Forget the past, look forward
to the future, for the best things which are going to come”
3. Bapak Slamet Priyono, MT selaku dosen pembimbing lapangan yang selalu
sabar memberikan dukungan, bantuan selama penelitian di LIPI.
4. Ibu Dr. Sitti Ahmiatri, M.Si selaku dosen pembimbing yang juga sosok yang
ispiratif yang tak pernah lupa mengingatkan, selalu memberikan dukungan,
motivasi dan bantuannya.
5. Ibu Tati Zera, M.Si selaku Ketua Program Studi Fisika Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M.Env.Stud. selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Dr. Ir. Agus Budiono dan bapak Anugrah Azhar M.Si selaku dosen
penguji dalam sidang Munaqasyah.
8. Seluruh Dosen Prodi Fisika, yang telah membimbing penulis selama
menempuh kuliah di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Teman-teman Fisika UIN 2015 yang senantiasa memberikan inspirasi dan
motivasi.
Serta semua pihak yang turut membantu terselesaikannya Laporan tugas
akhir ini, yang tidak dapat penulis disebutkan satu persatu. Semoga semua pihak
ix
yang telah memberikan dukungan baik berupa bantuan, doa maupun dorongan
mendapatkan limpahan kasih sayang dan ridho Allah SWT. Aamiin.
Tentu saja tidak ada gading yang tidak retak. Demikian pula dengan
laporan tugas akhir ini. Dengan sepenuhnya, penulis menyadari bahwa laporan ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan sekalipun sudah dikerjakan dengan sebaik-
baiknya. Maka dari itu, semua bentuk kritik dan saran yang membantun sangat
penulis harapkan dan tentu saja penulis terima dengan senang hati. Dengan begitu,
akan menjadi suatu pelajaran berharga untuk penulis supaya bisa menulis laporan
yang lebih baik lagi di kemudian hari.
Terakhir, tentunya penulis berharap setiap bantuan yang telah diberikan
oleh segenap pihak dapat menjadi ladang kebaikan. Dan semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat dan berguna bagi penulis maupun pembacanya nantinya.
Jakarta, 2020
Sri Yuniati S
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................. ii
PENGESAHAN UJIAN ................................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................. iv
ABSTRAK ......................................................................................................................... v
ABSTRACT ...................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... vii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 5
1.3 Batasan Masalah ................................................................................................. 6
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 6
1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 6
1.6 Sistematika Penulisan ......................................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................................... 8
2.1 Baterai Ion Lithium ............................................................................................. 8
xi
2.2 Anoda Li4Ti5O12 ................................................................................................ 10
2.2.1 Struktur Kristal Li4Ti5O12 .......................................................................... 11
2.2.2 Morfologi Li4Ti5O12 .................................................................................. 12
2.2.3 Performa Elektrokimia .............................................................................. 13
2.3 Alumunium ....................................................................................................... 16
2.4 Metode Sol Gel ................................................................................................. 17
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................. 19
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 19
3.2 Alat dan Bahan .................................................................................................. 19
3.3 Diagram Alir Metode Penelitian. ...................................................................... 21
3.4 Proses Pembuatan Bahan Uji dan Pengujian .................................................... 23
3.4.1 Proses Pembuatan Sintesis Serbuk Pengujian ........................................... 23
3.4.2 Proses Pembuatan Slurry .......................................................................... 27
3.4.3 Proses Pembuatan Lembaran Anoda (Coating) ........................................ 27
3.4.4 Proses Cutting dan Asembling Coin Cell .................................................. 28
3.4.5 Analisis struktur kristal dengan X-Ray Diffraction (XRD) ........................ 29
3.4.6 Field - Scanning Electron Microscope (FE-SEM) .................................... 29
3.4.7 Pengujian performa elektokimia dengan Uji Cyclic Voltametry (CV)...... 29
3.4.8 Pengujian kapasitas baterai dengan Uji Charge Discharge (CD) ............. 30
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................................. 31
4.1 Hasil dan Pembahasan Karakterisasi XRD ....................................................... 31
xii
4.2 Hasil dan Pembahasa n Karakterisasi FESEM .................................................. 36
4.3 Hasil dan Pembahasan Pengujian Ciclic Voltammetry ..................................... 39
4.4 Hasil dan Pembahasan Pengujian Charge – Discharge .................................... 42
BAB V PENUTUP ........................................................................................................ 47
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 47
5.2 Saran ................................................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 49
LAMPIRAN..................................................................................................................... 53
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Alat dan Bahan penelitian ................................................................ 19
Tabel 3.2 Massa bahan dasar pembentukan sampel Li4Ti(5-x)AlxO12 ............... 24
Tabel 4.1 Persentase fasa hasil analisis XRD dengan menggunakan
highscore. ......................................................................................... 34
Tabel 4.2 Hasil perhitungan parameter kisi dan ukuran kristalit ..................... 36
Tabel 4.3 Hasil perhitungan nilai koefisien Difusi .......................................... 42
Tabel 4.4 Simulasi perhitungan secara teoritis kapasitas pada LTO
doping Al ......................................................................................... 45
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mekanisme ion Lithium selama proses charge dan discharge ............ 08
Gambar 3.1 Diagram alir sintesis serbuk dengan metode sol gel ................... 22
Gambar 3.2 Diagram alir pembuatan baterai setengah sel .............................. 23
Gambar 3.3 Penimbangan bahan untuk sintesis serbuk .................................. 24
Gambar 3.4 Larutan campuran akhir setiap sampel tanpa doping, doping
0,01, doping 0,02 dan doping 0,03 .............................................. 25
Gambar 3.5 Proses penumbukan gel . ............................................................. 26
Gambar 3.6 (a) gambar sebelum (b) gambar setelah dilakukan sintering. ...... 26
Gambar 3.7 Lembaran anoda Li4Ti5O12 .......................................................... 28
Gambar 4.1 Kurva XRD material Li4Ti5O12 .................................................. 32
Gambar 4.2 Ilustrasi mekanisme terbentuknya tiga fasa. ................................ 33
Gambar 4.3 Reduksi sebagian (partial reduction) Ti4 + menjadi Ti3 +. ........... 34
Gambar 4.4 Perbesaran puncak 111 dari sample Li4Ti5-x Alx O12 (x=0;
0,01; 0,02 dan 0,03) ..................................................................... 35
Gambar 4.5 FE-SEM dan histogram ukuran partakel Li4Ti5O12 tanpa doping
(a dan e), Li4Ti5O12 doping Al x=0,01 (b dan f), Li4Ti5O12
doping Al x=0,02 (c dan g), Li4Ti5O12 doping Al x=0,03 (d
dan h). .......................................................................................... 38
Gambar 4.6 Kurva pengujian CV pada sampel (a) LTO tanpa doping, (b)
LTO doping Al x=0,01; (c) LTO doping Al x=0,02 dan (d)
LTO doping Al x=0,03. ............................................................... 40
Gambar 4.7 Grafik linier Li4Ti5O12 dengan variasi Alumunium X (0;
0,01; 0,02; 0,03)........................................................................... 41
Gambar 4.8 Grafik Charge-Discharge Li4Ti5O12 dengan variasi Al (0;
0,01; 0,02; 0,03)........................................................................... 43
Gambar 4.9 Test uji ketahanan material LTO doping Al dengan rapat
arus yang berbeda dari 0,1C-10C ................................................ 46
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisika material tidak terlepas dari kata penelitian, dimana setiap ilmu-ilmu
yang dipelajari itu pasti ada pembuktiannya. Pembuktian ilmu dalam fisika itu
ditempuh dengan cara penelitian/eksperimen. Untuk itu sebagai mahasiswa fisika
kita tidak hanya dituntut untuk mempelari ilmunya saja (teori) akan tetapi kita
diharuskan untuk melakukan praktik penelitian akhir guna sebagai tuntutan
kelulusan dan juga sebagai wujud mengaplikasikan apa yang telah dipelajari di
bangku kuliah.
Kajian dalam bidang fisika dari tahun ke tahun selalu mengalami
perkembangan, contohnya saja pada bidang teknologi. Di era globalisasi saat ini
teknologi merupakan hal yang sangat diminati, bagaimana tidak setiap pekerjaan
akan terselesaikan dengan sangat mudah karena adanya teknologi. Semakin
canggih teknologi yang digunakan maka pekerjaanpun akan semakin cepat
teratasi. Sebut saja mobil listrik, laptop dan HP, tiga benda ini saja merupakan
kebutuhan primer setiap manusia dimana sangat menguntungkan dalam
kelangsungan hidup.
Seperti yang kita ketahui mobil listrik, laptop, dan HP tidak terlepas dari
satu komponen penting yaitu baterai. Baterai merupakan komponen penyimpanan
listrik yang dapat menahan energi listrik sedemikian rupa melalui proses kimia
sehingga energi listrik tersebut dapat digunakan di waktu yang berbeda disaat
2
yang diinginkan. Saat ini penggunaan baterai sangat penting dimana semakin lama
daya tahan suatu baterai maka semakin mahal dan semakin banyak diminati oleh
konsumen.
Baterai digolongkan menjadi 2 kelompok yaitu baterai primer dan baterai
sekunder. Baterai primer merupakan baterai nonrechargeable yaitu baterai yang
hanya dapat digunakan sekali saja setelah itu harus dibuang karena reaksi
elektrokimia yang tidak dapat dilakukan berkali-kali/irreversible. Baterai
sekunder merupakan baterai rechargeable yaitu baterai yang dapat digunakan
berkali-kali karena reaksi elektrokimia di dalam baterai dapat terjadi berkali-
kali/reversible. Oleh karena itu, baterai sekunder lebih unggul dalam hal
pengadaan dan penggunaan daripada baterai primer untuk diaplikasikan sebagai
baterai penyimpan energi pada perangkat elektronik portable [1][2].
Perluasan energi terbarukan dan meningkatnya jumlah kebutuhan baterai
menuntut peningkatan penyimpanan energi elektrokimia dan berbiaya
rendah. Untuk memenuhi kebutuhan penyimpanan energi di masa depan,
diperlukan sistem bahan baru dengan kepadatan energi tinggi, bahan baku yang
tersedia, dan keamanan. Saat ini, lithium dan timbal terutama mendominasi pasar
baterai, tetapi selain kobalt dan fosfor, litium dapat menunjukkan tantangan
pasokan yang besar secara prospektif, juga. Salah satu baterai yang digunakan
adalah baterai lithium ion. Baterai lithium-ion (LIB) telah banyak digunakan
untuk sumber daya populer dalam perangkat elektronik portabel dalam beberapa
dekade terakhir [3].
3
Baterai ion lithium memiliki banyak keuntungan diantaranya pada proses
charging dan discharging pada baterai ion lithium Li4Ti5O12 tidak akan
meluaskan volume kisi (Reddy, et al., 2013). LTO juga memiliki tegangan kerja
yang relatif stabil pada 1.55 V, kestabilan termal pada suhu tinggi, aman
digunakan karena tidak beracun dan relatif murah dibandingkan dengan anoda
grafit. Selain itu, LTO juga memiliki kapasitas penyimpan energi sebesar 175
mAh/g [4].
Li4Ti5O12 memang merupakan kandidat utama untuk material anoda untuk
pengaplikasian baterai. Namun mengingat Li4Ti5O12 merupakan baterai dengan
bahan baku utama adalah Li+ dimana bahan baku berasal dari luar negeri. Jadi
untuk mengurangi tingkat ketergantungan dengan negara lain dan mengurangi
tingkat impor bahan baku ke dalam negeri, maka pada penelitian tugas akhir ini
akan dilakukan dengan mendoping aluminium tehadap Li4Ti5O12 sebagai tahapan
awal pemanfaatan Alumunium mengingat aluminium adalah logam paling banyak
di kerak bumi. Disisi lain yang membuat Li4Ti5O12 didoping dengan Al karena
bahan Li4Ti5O12 masih memiliki konduktifitas dan koefisien difusi ion lithium
masih relative rendah sehingga membutuhkan modifikasi lebih lanjut yang di
harapkan mampu menambah koefisien difusi ion lithiumnya. Doping merupakan
metode yang efektif untuk mengubah sifat fisik pada material dan akan
memperluas pengaplikasian pada material tersebut dari sifat dasarnya [5].
Meskipun demikian banyaknya keuntungan, spinel-LTO menderita
kepadatan energi yang buruk pada tingkat arus yang tinggi terutama karena
konduktifitas listriknya yang rendah (10-9 S/cm) dan koefisien difusi Li-ion (10 -9 -
4
10 -13 cm2s-1) [6][7]. Banyak strategi telah disajikan untuk mengatasi masalah ini,
yang meliputi pengurangan ukuran partikel [8], modifikasi permukaan dengan
pelapisan dengan spesies atau logam konduktif [9] dan ion doping dengan logam
atau non-logam yang sesuai [10]. Meskipun lapisan dengan karbon atau lapisan
konduktif logam adalah cara yang efisien untuk meningkatkan konduktansi,
metode ini tidak memajukan konduktivitas elektronik kisi atau koefisien difusi ion
lithium dalam kristal. Di sisi lain, doping dengan berbagai ion meningkatkan
konduktivitas elektronik LTO, mengubah beberapa Ti4+ menjadi Ti3+ sehingga
menghasilkan campuran Ti3+/Ti4+ dan dengan demikian meningkatkan konsentrasi
elektron [11]. Doping logam-ion telah diselidiki untuk meningkatkan karakteristik
LTO dan untuk mengatasi kekurangannya. Substitusi sejumlah kecil Li+, Ti4+,
atau O2- oleh ion logam atau non-logam lainnya dapat sangat meningkatkan
kinetika bahan dalam hal peningkatan kapasitas, stabilitas siklus dan rate
capability.
Kinerja LTO ditingkatkan secara efektif melalui doping dengan ion logam
dan non-logam Mg, V, Mn, Fe, Cr, Ta, Ni, Al, Zr, Sn, Br, Cl dan F di situs Li, Ti
dan O [12][13]. Selain Ga3+ dan Co3+, Al3+ ditemukan menjadi doping terbaik
untuk meningkatkan kapasitas reversibel dan siklus LTO [10]. Di antara berbagai
rasio Al sebagai doping, ditemukan bahwa Li4Ti4,85Al0,15O12 memiliki kapasitas
reversibel terbesar dan coulombic tertinggi efisiensi, dengan kapasitas debit awal
195,6 mAh/g. Namun, alasan untuk perbaikan dikinerja elektrokimia tidak
dijelaskan [13].
5
Sebelumnya telah banyak dilakukan penelitian mengenai sintesis Li4Ti5O12
dengan menggunakan metode solid state reaction, metode ini sangat banyak
digunakan karena pengerjaannya yang mudah dan sederhana. Pencampuran
dilakukan secara mekanik, pada kondisi sintesis (seperti lamanya waktu sintering
dan suhu sintering yang tinggi sekitar 800oC – 1100oC) membutuhkan jarak difusi
yang panjang dari reaktan, akibatnya campuran kurang homogen, morfologi tidak
teratur, ukuran partikel besar, distribusi ukuran partikel yang luas dan kontrol
stoikiometri yang rendah. Oleh karena itu, diperlukan metode lain untuk
mensintesis material Li4Ti5O12 salah satunya dengan menggunakan metode sol-
gel. Metode ini dapat menurunkan suhu sintering, memperkecil ukuran partikel,
campuran lebih homogen, morfologi lebih seragam. Dengan memperkecil ukuran
partikel maka akan mengurangi jalur difusi atom Li+ sehingga diharapkan nilai
konduktivitas elektroniknya dan koefisien difusi ion lithiumnya akan meningkat
[14].
Dalam penelitian ini Al didoping pada atom Ti dari Li4Ti5O12 dengan
kontrol rasio Li4Ti(5-x)AlxO12 disintesis menggunakan rasio yang berbeda (x = 0;
0,01; 0,02 dan 0,03). Proses doping material di gunakan dengan metode sol gel
dimana jika diberikan doping dengan dosis yang tepat akan meningkatkan
kapasitas spesifik suatu bahan anoda [15].
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini adalah bagaimana pengaruh variasi doping Alumunium pada
Li4Ti5O12 terhadap performa sel baterai dan mencari doping aluminium optimum
6
sehingga nantinya dihasilkan lembaran anoda yang dapat meningkatkan performa
dari sel baterai.
1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini:
1. Penelitian ini difokuskan pada sintesis dan pembuatan lembaran anoda
LTO doping Al pada baterai
2. Bahan baku yang digunakan adalah serbuk
3. Pengujian dilakukan dengan X-Ray Diffraction (XRD), Ciclic Voltametry
(CV), dan Charge Discharge (CD) sampai siklus 10C
4. Pembahasan struktur hanya meliputi fasa, struktur dan ukuran partikel
5. Penelitian ini difokuskan untuk mencari hubungan doping Al dengan
kapasitas spesifik
6. Sintesis yang digunakan adalah metode sol gel
7. Perbandingan LTO : PVDF : Super P = 80 : 10 : 10 %.
1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk sintesis komposit LTO dengan variasi
doping Al x=(0; 0,01; 0,02 dan 0.03) menggunakan metode sol gel, menganalisa
perngaruh penambahan doping Al terhadap karakteristik fisis material LTO dan
menganalisis pengaruh penambahan doping Al terhadap performa elektrokimia.
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap
usaha pengoptimalan performa sel baterai ion lithium dengan anoda Li4Ti5O12
doping Al dengan variasi Doping Al x=0; x=0,01; x=0,02 dan x=0,03.
7
1.6 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan skripsi ini, penulis membaginya ke dalam
lima bab diantaranya:
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini membahas tentang dasar teori baterai, anoda Li4Ti5O12,
metode sol gel serta proses-proses yang perlu dipaparkan literaturnya.
BAB III Metodologi Penelitian
Pada bab ini penulis memaparkan sketsa gambaran rencana penelitian
meliputi lokasi penelitian, daftar bahan dan alat yang digunakan serta
prosedur proses sintesa Li4Ti5O12 dengan menggunakan metode sol gel.
Selain itu, penulis memaparkan rangkaian pengujian untuk mempelajari
karakterisasi sampel hasil sintesa.
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Bab ini penulis menjelaskan data-data yang diperoleh dari pengujian
karakterisasi. Data-data tersebut meliputi hasil karakterisasi XRD, Fe-SEM,
CV, dan CD.
BAB V Penutup
Bab ini penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian serta
menyampaikan saran-saran yang diperlukan untuk penelitian lanjutan.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Baterai Ion Lithium Secara teori baterai lithum adalah baterai yang digerakkan oleh ion lithium.
Baterai lithium pada saat proses charge discharge mengalami fenomena
interkalasi seperti pada gambar 2.1 dimana ion lithium melakukan migrasi atau
perpindahan dari katoda menuju ke anoda proses ini adalah proses charge
sedangkan untuk proses discharge terjadi sebaliknya dimana terjadi migrasi atau
perpindahan dari anoda ke katoda. Proses interkalasi dan deinterkalasi ini tidak
menyebabkan perubahan struktur kristal bahan anoda maupun bahan katoda [16].
Gambar 2.1 Mekanisme ion Lithium selama proses charge dan discharge [17].
Baterai lithium merupakan baterai dengan sumber arus sekunder dan ramah
lingkungan karena tidak mengandung bahan yang berbahaya seperti baterau Ni-
Cd dan NI-MH. Kelebihan lain dari baterai ion lithium ini adalah karena baterai
ini tidak mengalami memori efek sehingga dapat diisi kapan saja oleh karena itu
9
pengisian jenis baterai ini dapat diisi kapan saja dengan waktu pengisian yang
relative singkat yakni 2-4 jam pengisian. Hal ini dikarenakan arus pengisian
baterai yang di berikan adalah 0,5-1 A [16].
Baterai ion lithium pada umumnya memiliki empat komponen utama yaitu
Elektroda negatif (anoda) yaitu elektroda yang melepaskan elektron ke rangkaian
luar serta mengalami proses oksidasi pada proses elektrokimia. Anoda terbagai
menjadi dua bagian yaitu bagian pengumpul electron dan material aktif. Material
yang digunakan sebagai anoda harus memiliki karakteristik antara lain memiliki
kapasitas energi yang besar, memiliiki profil kemampuan menyimpan dan
melepas muatan ion yang bai, mudah untuk di proses, siklus pemakaian yang lama
dan tidak mengandung racun [18].
Elektroda positif (katoda) yaitu elektroda yang menerima elektron dari
rangkaian luar serta mengalami proses reduksi pada proses elektrokimia. Pada
dasarnya katoda merupakan elektroda yang fungsinya sama seperti anoda yang
berfungsi sebagai tempat pengumpul ion lithium serta merupakan tempat dari
material aktif. Katoda biasanya merupakan lembaran yang bersal dari Cu-foil [18].
Penghantar ion (elektrolit) yaitu media transfer ion yang bergerak dari anoda
ke katoda dalam sel baterai saat penggunaan, dengan kata lain elektrolit adalah
penghubung reaksi. Karakteristik yang perlu dimiliki adalah konduktifitas ionic
yang tinggi sekaligus konduktifitas elektronik yang rendah sehingga mampu
menghantarkan ion selama proses interkalasi dan deinterkalasi tanpa mengalami
kebocoran. Elektrolit yang digunakan pada penelitian ini adalah elektrolit cair
yang terdiri dari garam lithium yang dilarutkan dalam pelarut berair. Hal yang
10
paling penting diperhatikan pada elektrolit adalah interaksi antara elektrolit
dengan elektroda pada baterai karena hubungan dari dua bahan ini akan
mempengaruhi kinerja baterai secara signifikan [19].
Separator yaitu suatu material berpori yang terletak di antara anoda dan
katoda berfungsi untuk mencegah agar tidak terjadi hubungan singkat dan kontak
antara katoda dan anoda. Selain itu separator berpori ini harus bisa dilewati oleh
ion lithium. Oleh karena itu separator ini merupakan bahan penunjangng yang
berperan penting dalam proses penghasilan listrik pada baterai.Karakteristik yang
penting untuk dijadikan separator adalah bersifat isolator dan memiliki hambatan
listrik yang kecil, kestabilan mekanik dalam hal ini tidak mudah rusak. Hal yang
oaling penting dari separator dalah memiliki hambatan kimiawi agar tidak mudah
tergradasi dengan elektrolit serta memiliki ketebalan yang seragam pada seluruh
partikel [16][20][18].
2.2 Anoda Li4Ti5O12 LTO telah berhasil dikomersialkan karena memungkinkan kombinasi
stabilitas termal yang superior, high rate, kapasitas voltametrik yang relative
tinggi, siklus hiduo yang pangjang meskipun biaya yang lebih mahal dari Ti,
tegangan sel berkurang dan kapasitas yang lebih rendah. LTO dianggap “zero
strain” karena perubahan fasa yang disebabkan oleh lithiation/ delithiation hanya
menghasilkan sedikit perubahan volume (0,2%). High Equilibrium Potential
(1,55V vs Li/Li+) memungkinkan LTO untuk dioprasikan pada potensial diatas 1
V, sebagian besar dapat menghindari pembentukan dan pertumbuhan anoda SEI
(Solid Electrolite Interface), yang dapat menghambat penyisipan Li+. Bahkan
ketika sebuah SEI terbentuk, kurangnya perubahan volume meningkatkan
11
stabilitas SEI. Karena impedansi SEI tidak menjadi masalah, nanopartikel LTO
dapat digunakan, yang mirip dengan interkalasi bahan katoda, dan mengakibatkan
kinerja lebih tinggi pada penurunan volumetric dengan kapasitas yang lebih
rendah [21][15].
Salah satu manfaat Li4Ti5O12 adalah “zero strain” pada efek insersi/
penyisipan, tegangan yang datar ketika insersi, reversibilitas sangat baik selama
siklus charge discharge, dan stabilitas termal. Li4Ti5O12 telah dikenal sebagai
anoda paling menjanjikan sebagai bahan baterai ion lithium yang dapat diisi
ulang. Li4Ti5O12 memberikan kapasitas teoritis 175 mAh/g-1 selama proses
elektrokimia (penyisipan lithium/ekstraksi) [22].
2.2.1 Struktur Kristal Li4Ti5O12 Penelitian mengenai Li4Ti5O12 telah banyak dilakukan dengan
menggunakan banyak metode dengan sumber utama kajian penelitian
adalah lithium. Kali ini akan dipaparkan beberapa penelitian menyangkut
Li4Ti5O12 dengan pengujian XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk
Penelitian mengenai sintesis LTO dengan struktur nano dilakukan
oleh N.A. Alias et al. pada tahun 2009 [6], melakukan sintesis Li4Ti5O12
dengan metode sol gel. Prekursor disinter pada berbagai suhu (700, 800,
900 dan 1000◦C) selama 1 jam dan juga disinter pada berbagai waktu dari
1 hingga 5 jam pada 800◦C. XRD digunakan untuk mengkarakterisasi
sampel yang disiapkan. Pola XRD menunjukkan puncak yang disebabkan
oleh Li4Ti5O12 fase untuk semua sampel yang disiapkan. Hasilnya
ditunjukkan bahwa puncak rendah Sudut 2 theta telah menurun dengan
meningkatnya waktu sintering dan Intensitas puncak yang sesuai dengan
12
Li2TiO3 juga menurun dengan waktu sintering. Diperoleh Li4Ti5O12 dengan
anatase Pengotor TiO 2 saat memanaskan prekursor pada 800◦C selama 1 jam.
T.-F. Yi et al. pada tahun 2010 [11], melakukan percobaan Sintesis
Serbuk Li4Ti4,95V0,05O12 dan Li4Ti5O12 berhasil dibuat dengan metode
solid-state. TiO2-anatase, Li2CO3mdan V2O5 dicampur, kemudian di
kalsinasi pada 850◦C selama 24 jam di udara untuk menyiapkan spinel
mengkristal dengan baik Li4Ti5O12 dan Li4Ti4,95V0,05O12. XRD
mengungkapkan bahwa kedua sampel memiliki kemurnian fase
tinggi. Spektroskopi Raman menunjukkan bahwa getaran Ti-O memiliki
pergeseran. Parameter kisi dihitung melalui metode program kuadrat
terkecil dari data difraksi Li4Ti4,95V0,05O12 dan Li4Ti5O12 dan ditemukan
masing-masing menjadi sekitar 8.3581 dan 8.3585Å. Ini menunjukkan hal
itu ion vanadium secara berturut - turut disubstitusi untuk titanium di
Struktur Li4Ti5O12, dan puncak tajam dalam polanya menunjukkan
kristalinitas yang baik dari kedua bahan elektroda.
2.2.2 Morfologi Li4Ti5O12 T.-F. Yi et al. pada tahun 2010 [11], melakukan percobaan Sintesis
Serbuk Li4Ti4,95V0,05O12 dan Li4Ti5O12 berhasil dibuat dengan metode
solid-state. TiO2-anatase, Li2CO3mdan V2O5 dicampur, kemudian di
kalsinasi pada 850◦C selama 24 jam di udara untuk menyiapkan spinel
mengkristal dengan baik Li4Ti5O12 dan Li4Ti4,95V0,05O12. SEM
menunjukkan bahwa Li4Ti4,95V0,05O12 memiliki ukuran partikel yang
sedikit lebih kecil dan struktur morfologi yang lebih teratur dengan
distribusi ukuran yang lebih sempit daripada Li4Ti5O12.
13
Y.-C. Kuo, J.-Y. Lin pada tahun 2014 [14], melakukan sintesis
pengaruh suhu pengeringan gel, waktu anil pada 900˚C dan suhu kalsinasi
digunakan dalam intesis sol-gel Li4Ti5O12 (LTO) pada fase kemurnian,
fitur struktural dan morfologi dan sifat elektrokimia telah diselidiki.
Sampel LTO yang disintesis telah dikarakterisasi dengan pemindaian
mikroskop elektron (Fe-SEM). Waktu anil dan suhu kalsinasi terutama
memodifikasi fitur morfologi sebagai ukuran partikel, aglomerasi partikel
dan porositasnya.
2.2.3 Performa Elektrokimia T.-F 224. Yi et al. pada tahun 2012 [13], melakukan sintesis
tentang doping La pada anoda LTO. Sebuah partikel berukuran mikro
Li4Ti5−xLaxO12 (0 ≤ x ≤ 0,2) bahan telah disintesis dengan metode solid-
state sederhana di udara. Bahan Li4Ti5−xLaxO12 yang diperoleh adalah
larutan Li3xLa2/3−xTiO3 (LLTO) Li4Ti5O12 (LTO), dan terkristalisasi
dengan baik dengan ukuran partikel dalam kisaran 1–2 μm. Konduktivitas
elektronik dan koefisien difusi lithium La-modifikasi LTO
(Li4Ti4,95La0,05O12) ditingkatkan karena LLTO menunjukkan konduktivitas
ionik tinggi selama ekstraksi Li+. Bahan Li4Ti4,95La0,05O12 menunjukkan
kapasitas pelepasan lebih dari 206 dan 197 mAh g-1 setelah 100 siklus
masing-masing pada tingkat pengisian dan pengeluaran muatan 1C dan
3C. Khususnya, dalam kinerja laju, sampel Li4Ti5−xLaxO12 (x =0,1dan 0,2)
mempertahankan kapasitas sekitar 181 mAh g −1 sampai 5 tingkat C
setelah 200 siklus, sedangkan sampel LTO murni menunjukkan penurunan
kapasitas yang parah pada tingkat yang sesuai. Hasil ini menunjukkan
14
bahwa modifikasi La adalah cara yang efektif untuk meningkatkan
stabilitas kimia elektroda dalam kontak dengan elektrolit dan
meningkatkan kemampuan siklabilitas dan kecepatan selama siklus jangka
panjang. Karena kinerja tingkat tinggi merupakan faktor penting yang
perlu dipertimbangkan dalam membuat baterai daya di industri, LTO La-
dimodifikasi bergerak lebih dekat ke aplikasi nyata dan skala besar.
Y.-C. Kuo, J.-Y. Lin pada tahun 2014 [14], melakukan sintesis
Pengaruh suhu pengeringan gel, waktu anil pada 900˚C dan suhu kalsinasi
digunakan dalam sintesis sol-gel Li4Ti5O12 (LTO) pada fase kemurnian,
LTO-spinel dengan kemurnian tinggi telah disintesis dengan
menyesuaikan kondisi perlakuan termal. Tingkat kemampuan dan
kemampuan siklus Sampel LTO telah dipelajari oleh teknik galvanostatik
dalam sel Li-setengah. Pengaruh gel-suhu pengeringan pada kemurnian
fase LTO telah dibuktikan dengan jelas. Semua sampel LTO yang
dipelajari menunjukkan evolusi yang sama dari kapasitas saat ini dalam uji
kemampuan cyclic voltametri. Studi Ciclic voltametri telah menunjukkan
bahwa sampel LTO menunjukkan reversibilitas tinggi. Peningkatan waktu
anil pada 900˚C tidak mempengaruhi struktur spinel kubik, tetapi
menyebabkan peningkatan ukuran partikel, sintering partikel yang lebih
tinggi dan penurunan porositas. Data elektrokimia menunjukkan bahwa
kapasitas spesifik, kemampuan menilai dan cycleability dari sampel LTO
yang diteliti tergantung pada anil waktu. Tumbuh ukuran partikel dan
penurunan partikel porositas menjelaskan memburuknya sifat elektrokimia
15
diamati pada peningkatan waktu anil. Kemurnian sol-gel. Sampel LTO
tergantung pada suhu kalsinasi. Memang tinggi sampel kemurnian
disintesis untuk suhu! 850˚C selama 1 jam. Peningkatan suhu kalsinasi,
terutama dari 900˚ menjadi 950˚C, memprovokasi ukuran partikel dan
pengurangan porositas. Akhirnya, untuk mengindikasikan bahwa di antara
sampel sol-gel disintesis yang disiapkan setelah mengeringkan prekursor
gel pada 150˚C, pra-perawatan pada 550˚C selama 6 jam dan kalsinasi
pada 900˚C untuk waktu singkat 1 jam menunjukkan performa
elektrokimia yang paling baik. Dengan kapasitas spesifik 165 mAh/g, dan
kapasitas reversibel 87 mAh/g pada 1C tanpa penurunan kapasitas setelah
100 siklus, LTO-spinel ini dapat dianggap sebagai bahan anoda yang
menjanjikan untuk digunakan dalam baterai Li-ion dimana siklus hidup
dan keselamatan merupakan perhatian utama.
T.-F. Yi et al. pada tahun 2010 [11], melakukan percobaan Sintesis
Serbuk Li4Ti4,95V0,05O12 dan Li4Ti5O12 berhasil dibuat dengan metode
solid-state. TiO2-anatase, Li2CO3mdan V2O5 dicampur, kemudian di
kalsinasi pada 850◦C selama 24 jam di udara untuk menyiapkan spinel
mengkristal dengan baik Li4Ti5O12 dan Li4Ti4,95V0,05O12. Pengujian
charge-discharge Galvanostatic menunjukkan kedua sampel memiliki
kapasitas awal yang hampir sama pada rentang tegangan discharge yang
berbeda (0-2 dan 0,5-2V), tetapi Li4Ti4,95V0,05O12 memiliki kinerja
bersepeda yang lebih tinggi daripada Li4Ti5O12. CV menunjukkan bahwa
Li4Ti4,95V0,05O12 memiliki polarisasi elektroda yang lebih rendah dan
16
difusi ion lithium yang tinggi dalam benda padat sampel, menyiratkan
bahwa doping vanadium bermanfaat untuk interkalasi reversibel dan de-
interkalasi Li+. Li4Ti4,95V0,05O12 bahan dapat menemukan aplikasi yang
menjanjikan dalam baterai lithium ion dan sel elektrokimia karena kinerja
elektrokimia yang sangat baik dan rute sintesis sederhana.
2.3 Alumunium Aluminium adalah logam yang paling banyak terdapat di kerak bumi, dan
unsur ketiga terbanyak setelah oksigen dan silicon [23]. Aluminium terdapat di
kerak bumi sebanyak kira-kira 8,07% hingga 8,23% dari seluruh massa padat dari
kerak bumi, dengan produksi tahunan dunia sekitar 30 juta ton pertahun dalam
bentuk bauksit dan bebatuan lain seperti corrundum, gibbsite, boehmite, diaspore,
dan lain-lain. Sulit menemukan aluminium murni di alam karena [24].
Aluminium digunakan secara luas dalam dunia modern. Memiliki
penampilan berwarna putih keperakan dan menampilkan banyak sifat yang tidak
biasa. Aluminium memiliki aplikasi luas dalam domain yang berbeda, seperti
transportasi, dekorasi rumah dan acesories, bangunan dan konstruksi, dll. Tidak
ada logam lain dapat digunakan dalam banyak hal seperti aluminium. Aluminium
juga merupakan konduktor panas dan electric yang baik. Jika dibandingkan
dengan massanya, aluminium memiliki keunggulan dibandingkan dengan
tembaga, yang saat ini merupakan logam konduktor panas dan listrik yang cukup
baik, namun cukup berat [23].
Aluminium murni 100% tidak memiliki kandungan unsur apapun selain
aluminium itu sendiri, namun aluminium murni yang dijual di pasaran tidak
pernah mengandung 100% aluminium, melainkan selalu ada pengotor yang
17
terkandung di dalamnya. Pengotor yang mungkin berada di dalam aluminium
murni bias any adalah gelembung gas di dalam yang masuk akibat proses
peleburan dan pendinginan/pengecoran yang tidak sempurna, material cetakan
akibat kualitas cetakan yang tidak baik, atau pengotor lainnya akibat kualitas
bahan baku yang tidak baik (misalnya pada proses daur ulang aluminium).
Umumnya, aluminium murni yang dijual di pasaran adalah aluminium murni
99%, misalnya aluminium foil [5][23].
2.4 Metode Sol Gel Material LI4Ti5O12 dapat disintesis dengan berbagai metode sintesis salah
satunya dengan metode sol-gel. Metode sol–gel yang merupakan salah satu
metode yang paling sukses dalam mempreparasi material oksida logam berukuran
nano. Sol merupakan suatu partikel halus yang terdispersi dalam suatu fasa cair
membentuk koloid, sedangkan gel merupakan padatan yang tersusun dari fasa cair
dan padat dimana kedua fasa ini saling terdispersi dan memiliki struktur jaringan
internal. Proses sol–gel sendiri didefinisikan sebagai proses pembentukan
senyawa inorganik melalui reaksi kimia dalam larutan pada suhu rendah di mana
dalam proses tersebut terjadi perubahan fasa dari suspensi koloid (sol) membentuk
fasa cair kontinyu (gel). Metode sol–gel memiliki beberapa keuntungan antara lain
tingkat stabilitas termal yang baik, stabilitas mekanik yang tinggi, daya tahan
pelarut yang baik, modifikasi permukaan dapat dilakukan dengan berbagai
kemungkinan [14].
Dalam penelitian ini logam alkoksida dilarutkan dalam pelarut organik
seperti ethanol sehingga disebut sebagai metal alkoxide solution yang akan
18
mengalami proses hidrolisis dan polikondensasi membentuk sol dan mengalami
proses gelation membentuk wet gel. Kemudian wet gel diuapkan pada suhu
tertentu lebih dahulu sebelum proses pemanasan (kalsinasi).
19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Penelitian Fisika (P2F) Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) kawasan Puspitek Serpong, Tangerang. Penelitian
ini dilakukan dari bulan Juli 2019 – Oktober 2019
3.2 Alat dan Bahan Tabel 3.1 Alat dan Bahan penelitian
No. Kegiatan Alat Bahan
1. Sintesis serbuk Li4Ti5O12 - Kertas timbang
- Spatula
- Timbangan Digital
- Beaker Glass 10 ml,
20 ml dan 100 ml
- Madnetic stirring bar
- Tisu
- Hotplate
- Pipet tetes
- Cawan petri
- Oven
- Cu-foil
- Ayakan 400 mess
- Cursible
- Furnace
- Penggaris
- Tetrabutyl titanate
atau TBT
- Hidrocloric acid
(HCl), 37%
- Ethanol 95%
- Lithium Acetat
- Alumunium
- H2O
2. Pembuatan Lembaran
Anoda
- Kertas timbang
- Spatula
- Timbangan Digital
- Polyvinylidene
fluoride (PVDF)
- Super P (Carbon)
20
- Magnetic Stirring Bar
- Tisu
- Hot Plate
- Beaker glass 10 ml
- Cu foil
- Penggaris
- Gunting
- N,NDimethylacetamide
DMAC (C4H9NO),
-
3. Pembuatan Coin Cell - Satu set Coin cell
- Glove Box
- Pipet tetes
- Pinset
- Cawan Petri
- Potomgan Lembaran
0; Lembaran 0,01;
Lembaran 0,02 dan
Lembaran 0,03
- Separator
- Elektrolit LiPF6
- Lithium Metal
4. Pengujian XRD Rigaku tipe SmartLab 3
kW
Serbuk Al 0; Al 0,01; Al
0,02 dan Al 0,03
5. Pengujian CV WonAtech WBCS3000,
Korea
Baterai dengan anoda Al
0; Al 0,01; Al 0,02 dan
Al 0,03
6. Pengujian CD WonAtech WBCS3000,
Korea
Baterai dengan anoda Al
0; Al 0,01; Al 0,02 dan
Al 0,03
21
3.3 Diagram Alir Metode Penelitian. Proses sintesis material keramik Li4Ti5O12 dilakukan dengan menggunakan
metode sol gel menurut reaksi:
4C2H3LiO2 + (5-x)C16H36O4Ti + XC4H7AlO5 → Li4Ti(5-x)AlxO12
Dalam penelitian ini material Li4Ti5O12 didoping dengan Alumunium (Al)
dimana terdapat 4 (empat) sampel yang berbeda yakni satu diantaranya murni
Li4Ti5O12 tanpa campuran alumunium sedangkan tiga lainnya di coating dengan
alumunium, masing-masing (0,01; 0,02 dan 0,03).
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang dilakukan di
laboratorium. Penelitian ini memiliki empat tahapan yakni sintesis material
Li4Ti5O12 (pembuatan material untuk anoda baterai lithium ion), assembling
(pembuatan coin cell baterai lithium ion), karakterisasi material aktif dan
pengujian performa baterai. Hasil dari penelitian ini bersifat kuantitatif.
22
Adapun diagram alir penelitian penelitian ini ditampilkan pada gambar
Gambar 3.1 Diagram alir sintesis serbuk dengan metode sol gel
Mulai
Larutan A C3H3O2Li + Etanol
+ HCL 250 rpm t = 1 jam
Perhitungan Stoikiometri dan bahan ditimbang
Larutan D H2O + Etanol +
HCL 250 rpm, t = 1 jam
Larutan A + B + C +D (Sol)
Gel
Gel dikeringkan, T=80oC dan digerus
Prekusor Li4Ti5O12
Sintering pada suhu dan C selama 2 jamo800
Digerus dan disaring 400 mesh
Material Aktif Li4Ti5O12
Uji XRD
Larutan B Al(CH3CO2)3 +
Etanol + HCL 250 rpm, t = 1 jam
Larutan C C16H36O4Ti + Etanol + HCL
250 rpm, t = 1 jam
23
Gambar 3.2 Diagram alir pembuatan baterai setengah sel
3.4 Proses Pembuatan Bahan Uji dan Pengujian 3.4.1 Proses Pembuatan Sintesis Serbuk Pengujian
Serbuk disintesis sesuai dengan perhitungan stoikiometri material
Li4Ti(5-x)AlxO12. Perhitungan stoikiometri dilakukan dengan variasi x = 0,
0,01, 0,02 dan 0,03 menghasilkan massa dari masing-masing prekusor untuk
Disiapkan material aktif Li4Ti5O12
Material aktif:
a. LTO Tanpa Doping b. LTO Doping 0,01 Al c. LTO Doping Al 0,02 d. LTO Doping Al 0,03
Pembuatan Slurry: Material Aktif = 80% PVDF = 10% Super P = 10%
Coating
Cutting
Assembly
Baterai Coin cell
Uji CV, CD Selesai
24
membuat material Li4Ti(5-x)AlxO12 sebesar 1 gram. Bahan baku penelitian ini
adalah Lithium acetate C3H3O2Li, Tetrabutyl titanate atau TBT C16H36O4Ti,
Hidrocloric acid (HCl) 37%, ethanol C2H5OH dan Alumunium Acetate
(CH3CO2)3.
Tabel 3.2 Massa bahan dasar pembentukan sampel Li4Ti(5-x)AlxO12
Doping Sampel (X) C3H3O2Li (gr) C16H36O4Ti (gr) Al (CH3CO2)3 (gr)
0 0,5749 3,7065 -
0,01 0,5752 3,7007 0,0035
0,02 0,5754 3,6950 0,0071
0,03 0,5757 3,6893 0,0106
Gambar 3.3 Penimbangan bahan untuk sintesis serbuk
Proses sintesis dilakukan dengan menggunakan metode sol gel.
Larutan terbagi atas empat larutan yakni larutan A, B, C, dan D dimana
masing-masing larutan ini dirutkan selama 1 jam dengan kecepatan stirer 250
rpm. Larutan A (tetrabutyl titanate + ethanol +HCl), larutan B (lithium acetate
+ ethanol + HCL), larutam C (aluminium acetate + ethanol +HCl), laruran D
25
(H2O + ethanol + HCl). Larutan B,C dan D di tuang kedalam larutan A
dengan urutan masing-masing larutan D, B dan C sehingga membentuk satu
larutan gel pada suhu ruang. Pembuatan larutan ini di lakukan untuk setiap
variasi x doping sampel.
Gambar 3.4 Larutan campuran akhir setiap sampel tanpa doping, doping 0,01, doping
0,02 dan doping 0,03
Setiap gel yang terbentuk di letakkan di cawan petri sejumlah 4 cawan
petri dengan masing-masing cawan diberi tanda agar tidak tertukar. Cawan
petri yang berisi gel ini kemudian didiamkan di dalam oven 50˚C selama 24
jam, tujuannya agar gel-gel dari setiap sampel menguap atau didehidrasi dan
hanya menyisakan serbuk basah material yang selanjutnya di tumbuk lagi
selama 30 menit untuk mengahasilkan serbuk yang halus dan homogen. Setiap
sampel yang telah melewati proses penumbukan kemudian diletakkan di
wadah (crucible) dan diberi tanda yang selanjutnya akan di keringkan dengan
cara di kalsinasi.
26
Gambar 3.5 proses penumbukan gel
Sintering dilakukan pada suhu 800˚C dalam waktu 2 jam dengan
menggunakan furnace. Proses ini dilakukan berulang ke setiap sampel mulai
dari sampel tanpa doping, sampel doping Alumunium 0,01, sampel doping
Alumunium 0,02 dan sampel doping Alumunium 0,03. Setelah terbentuk
serbuk
Gambar 3.6 (a) gambar sebelum (b) gambar setelah dilakukan sintering.
27
Proses terakhir pada sintesis serbuk ini ialah setiap sampel yang telah
di kalsinasi dihaluskan dengan cara di gerus selama 1 jam kemudian diayak
dengan ayakan 400 mesh.
Sampel yang telah melalui semua tahapan di atas akan di karakterisasi
dengan karakterisasi X-Ray Diffraction (XRD) untuk mengetahui struktur
kristal sampel dan mengetahui berapa fasa yang terbentuk.
3.4.2 Proses Pembuatan Slurry Pembuatan slurry menggunakan perbandingan komposisi serbuk
Li4Ti5AlO12 : PVDF : Super P (80% : 10% : 10%). Semua larutan dilarutkan
ke dalam 2ml DMAC. Pelarutan dilakukan di atas hotplate dengan ketentuan
setiap 15 menit dimasukkan secara berurutan dengan penambahan sedikit
demi sedikit PVDF, Super P lalu terakhir material serbuk Li4Ti5AlO12. Larutan
yang telah di campur tetap di stirrer selama 40 menit hingga larutan
membentuk slurry yang homogen.
3.4.3 Proses Pembuatan Lembaran Anoda (Coating) Coating adalah proses pelapisan slurry pada Cu Foil. Cu Foil
diletakkan pada automatic thick film coater kemudian tombol vakum ditekan
pada mesin dan membersihkan Cu Foil dengan aseton. Disamping itu
ketebalan slurry sebesar 100 µm ditentukan dengan mengatur ketebalan celah
doctor blade terlebih dahulu. Kecepatan doctor blade juga disetting menjadi
4-5 mm/detik. Slurry dituangkan secara hati-hati ke Cu Foil kemudian
menekan tombol run yang akan mengakibatkan doctor blade bergeser sesuai
dengan kecepatan yang telah diatur dan membentuk lapisan dengan ketebalan
100 µm. Hasil dari coating lembaran anoda ini masih dalam keadaan basah
28
sehingga perlu dilakukannya pengeringan. Proses pengeringan lembaran
anoda tetap dilakukan di bagian pengeringan dengan alat yang sama dengan
coating namun pada bagian dry box. Suhu pengeringan di setting 80˚C di
dalam dry box yang kemudian diletakkan lembaran anoda di dalamnya selama
30 menit. Lembaran anoda yang telah terbentuk di simpan di dalam oven pada
suhu 50˚C.
Gambar 3.7 Lembaran anoda Li4Ti5O12
3.4.4 Proses Cutting dan Asembling Coin Cell Lembaran anoda yang telah kering seperti gambar 3.5 kemudian
dipotong berbentuk lingkaran dengan diameter 16 mm dan potongan separator
dengan diameter sebesar 19 mm. Assembling coin cell dilakukan di dalam
glove box dalam keadaan vacum, sehingga tidak terjadi reaksi dengan udara
luar. Assembling ini dilakukan setengah sel menggunakan katoda Li-metal dan
29
anoda LTO. Selanjutnya koin yang terbentuk dilakukan uji Ciclic voltammetry
dan uji Charge Discharge.
3.4.5 Analisis struktur kristal dengan X-Ray Diffraction (XRD) Setelah proses serbuk dilakukan selanjutnya di lakukan uji X-Ray
Diffraction (XRD). Proses analisis menggunakan X-Ray Diffraction
merupakan salah satu metode karakterisasi material paling tua dan paling
sering digunakan hingga sekarang. Pengujian ini dilakukan sebagai tahapan
awal karakterisasi untuk mengidentifikasi jenis fasa yang diharapkan ataupun
fasa lainnya yang tidak diharapkan.
3.4.6 Field - Scanning Electron Microscope (FE-SEM) Karakterisasi FE-SEM dilakukan untuk mengetahui morfologi
permukaan masing-masing sampel dan ukuran diameter rata-rata dari partikel
sampel. Data yang diperoleh dari karakterisasi FE-SEM adalah gambar butir-
butir hitam putih atau gelap terang. Ukuran diameter partikel rata-rata
diperoleh dari pengolahan data menggunakan software ImageJ dengan jumlah
total partikel yang diukur adalah 100 partikel.
3.4.7 Pengujian performa elektokimia dengan Uji Cyclic Voltametry (CV)
Voltametri siklik digunakan untuk mempelajari reaksi elektrokimia
seperti reaksi redoks. Hasil dari pengujian ini berupa data tegangan dan arus
dalam bentuk grafik yang disebut cyclic voltammogram. Data pengujian CV
ini akan menunjukkan reversibilitas proses redoks yang terjadi ketika tegangan
input dialirkan ke dalam sampel coin cell dan dapat diperoleh nilai koefisien
difusi ion lithiumnya.
30
3.4.8 Pengujian kapasitas baterai dengan Uji Charge Discharge (CD) Pengujian sel baterai dilakukan dengan proses charge dan discharge.
Untuk mendapatkan performa sebuah baterai maka diperlukan pengujian
charge discharge sehingga didapatkan kapasitas pada sel baterai. Pada
pengujian ini tegangan akan dicatat setiap detikya. Data yang diperoleh dari
pengujian ini diolah dengan menggunakan software WBCS3000 dengan
memasukkan nilai tegangan dan besar arus maka akan diperoleh grafik
tegangan sebagai fungsi charge-discharge capacity (mAh/gram) yang juga
dinamakan grafik charge-discharge
31
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pembahasan Karakterisasi XRD Karakteristik XRD dilakukan untuk mengetahui fasa kristal yang terbentuk
pada sampel LTO yang tebagi atas 4 sampel yakni LTO tanpa doping, LTO
doping Al x=0,01, LTO doping Al x=0,02 dan LTO doping Al x= 0,03. Gambar
4.1. menunjukkan pola difraksi sinar X dari sample LTO variasi doping Al yang
di sinter pada suhu 800˚ selama 2 jam. Pengukuran XRD menunjukkan bahwa
semua sampel tersebut memiliki pola yang sama. Hasil analisis dengan bantuan
software highscore menunjukkan bahwa sample ini memiliki 3 fasa antara lain
Li4Ti5O12 (tanpa diberi tanda), fasa TiO2 rutile diberikan tanda persegi sedangkan
fasa Li2TiO3 (dilithium Titanat) di beri tanda bintang.
Puncak-puncak fasa Li4Ti5O12 tertinggi berada pada sudut 18, 37, 43, 57,
dan 62 yang bersesuaian dengan ICSD 98-016-0655 memiliki struktur kubik
dengan space group Fd3m. fasa TiO2 rutile memiliki puncak-puncak tertinggi
(diberi tanda persegi) berada pada sudut 27, 36, 41, 54, 56 dan 62 yang
bersesuaian dengan ICSD 98-005-1941 memiliki struktur tetragonal dengan space
group P42/mnm. Fasa dilithium titanat Li2TiO3 (beri dengan tanda bintang)
memiliki puncak tertinggi pada sudut 43, 63, 80 bersesuaian dengan ICSD 98-
026-1235 memiliki struktur monoklinik C2/c. Fasa rutile merupakan fasa yang
stabil terbentuk dari transformasi anatase yang tidak akan bereaksi dengan elemen
yang lainnya. Oleh karena itu fasa rutile tidak bisa menyimpan ion lithum.
32
Li2TiO3 merupakan salah satu family dari lithium titanat. Terbentuknya 3 fasa
diakibatkan karena pencampuran larutan precursor tidak homogen.
Gambar 4.1 Kurva XRD material Li4Ti5O12 Li4Ti5O12 doping Al dengan variasi Al x= (0, 0.01, 0.02 dan 0.03)
Mekanisme terbentuknya 3 fasa dapat di ilustrasikan seperti gambar di
bawah. Dimana hasil pencampuran keempat larutan tidak merata terdapat daerah
yang memiliki Li berlebih dan juga daerah yang kekurang Li (sumber Ti
berlebih). Daerah yang tercampur homogen membentuk fasa Li4Ti5O12, daerah
10 20 30 40 50 60 70 80 90
LTO Tanpa Doping
LTO Doping Al 0,03
LTO Doping Al 0,02
LTO Doping Al 0,01*
*
*
*
*
*
*
**
*
*
**
*
*
(551
)(4
44)
(531
)(4
40)
(511
)
(331
)(400
)
(311
)(111
)
Inte
nsity
(a.
u.)
2deg.)
ICSD 98-016-0655
TiO2 Rutile
*
* Li2TiO
3
33
yang memiliki Li berlebih membentuk Li2TiO3, dan daerah yang memiliki Ti
berlebih bertransformasi menjadi TiO2 rutile Li2Ti03 merupakan material yang
secera elektrokimia tidak aktif sehingga tidak memberikan sumbangan kapasitas
pada performa sel baterai namun ada penelitian yang menunjukkan bahwa fase ini
bisa meningkatkan kestabilan struktur dan melindungi unsur Li dan O dari
terbentuknya SEI.[6]
Gambar 4.2 Ilustrasi mekanisme terbentuknya tiga fasa.
Besarnya analisis fasa dapat dilihat pada tabel 4.1 dengan metode analisis
menggunakan software highscore.
34
Tabel 4.1 Persentase fasa hasil analisis XRD dengan menggunakan highscore.
SAMPLE Li4Ti5O12 (%) TiO2 (%) Li2TiO3 (%)
Doping Al 0 69,2 21,4 9,5
Doping Al 0,01 82,1 11,7 6,3
Doping Al 0,02 78,6 12,5 8,5
Doping Al 0,03 72,6 14,8 7,7
Doping ion Al dapat mengisi tempat Ti dan Li tergantung dari jumlahnya
sejumlah kecil ion Al hanya mampu menempati Ti4+ sedangkan jika jumlah
doping yang ditambahkan banyak maka ion Al dapat menempati pada Ti+ dan
Ti3+. Penyisipan litium ke dalam LTO menyebabkan reduksi Ti4 + menjadi Ti3 +.
Karena Ti3 + (0,670 A˚) memiliki jari-jari ionik yang lebih besar daripada Ti4 +
(0,605 A˚) [22]
Gambar 4.3 Reduksi sebagian (partial reduction) Ti4 + menjadi Ti3 +.
35
Gambar 4.4 Perbesaran puncak 111 dari sampel Li4Ti5-x Alx O12 (x=0; 0,01; 0,02 dan 0,03).
Perbesaran puncak 111 bergeser kearah sudut 2 theta yang lebih rendah
ketika kandungan Al3+ meningkat hingga X = 0,03 seperti yang ditunjukkan pada
gambar di atas. Hal ini menunjukkan ion ion Al mensubtitusi kedalam struktur
spinel LTO. Dengan meningkatnya kandungan Al maka insentisas semakin tinggi.
Hal ini menunjukkan tingkat kristalinitasnya tinggi.
Parameter kisi dihitung dengan metode pendekatan analitik melalui
ekstrapolasi Bradley-Jay function yang ditunjukkan pada persamaan 4.1. Hasil
dari perhitungan parameter kisi ditunjukkan pada tabel 4.2 Doping ion Al3+
menyebabkan penurunan parameter kisi, hal ini membuktikan bahwa ion Al3+
mensubtitusi atau mengganti ion Ti4+ sedangakan pada doping tinggi (0,03) terjadi
peningkatan parameter kisi dikarenakan ion ion Al3+ menempati tempat Ti4+ dan
Li+. (j. power sources 165(2007) 408-412).
Ukuran kristalit dan regangan kisi dihitung dengan menggunakan metode
Williamson-Hall, seperti pada persamaan berikut.
36
βcosθ
………………… (4.1)
Dimana D adalah ukuran kristal, K adalah factor shape (tanpa satuan),
lamda adalah panjang gelombang sinar X, B adalah pelebaran pada setengah
puncak maksimum (FWHM), teta adalah sudut Bragg, epsilon adalah regangan
kisi. Hasil perhitungan ukuran kristalit ditunjukkan seperti pada tabel 4.2 Doping
Al menyebabkan ukuran kristalit LTO semakin besar karena doping Al
menyebabkan fasa impurity menurun sehingga ukuran kristalit LTO semakin
meningkat (tingkat kristalinitas LTO meningkat).
Tabel 4.2 Hasil perhitungan parameter kisi dan ukuran kristalit
SAMPLE Parameter kisi
(Angstrom)
Ukuran Kristalit (nm)
Doping Al 0 8,3729 78,35
Doping Al 0,01 8,3661 82,79
Doping Al 0,02 8,3636 91,49
Doping Al 0,03 8,3650 81,11
4.2 Hasil dan Pembahasa n Karakterisasi FESEM Karakterisasi FE-SEM digunakan untuk mengetahui morfologi sampel dan
distribusi rata-rata ukuran partikel. Gambar (a-d) menunjukkan gambar FE-SEM
dari Li4Ti5O12 doping Al dengan variasi Al x= (0; 0,01; 0,02 dan 0,03). Secara
morfologi, permukaan dari setiap sampel memiliki ukuran partikel yang berbeda-
beda. Hal ini menandakan masih adanya pembentukan aglomerasi pada keempat
sampel karena ukuran partikel yang berbeda dengan ukuran di bawah 5µm dan
partikel yang menggumpal.
37
Perbesaran yang digunakan adalah 5k yang berhubungan dengan
histogram ukuran partikel pada gambar (e-h). Pengolahan data yang digunakan
adalah image-j dengan penggunaan gambar hasil pengujian dengan FE-SEM.
Pengambilan data dilakukan dengan mengambil ukuran partikel sebanyak 100
ukuran partikel dengan variasi ukuran patikel (besar, sedang dan kecil). Grafik
histogram menunjukkan frekuensi (banyaknya partikel yang memiliki diameter
yang sama) terhadap ukuran diameter partikel serbuk (µm).
(a) (e)
(b) (f)
0 ,0 0 ,5 1 ,0 1 ,5 2 ,0 2 ,5 3 ,0 3 ,5 4 ,00
1 0
2 0
3 0
4 0
5 0
frek
uens
i (%
)
D ia m e te r (m )
L T O T a n p a D o p in g
0 , 0 0 , 5 1 , 0 1 , 5 2 , 0 2 , 5 3 , 0 3 , 5 4 , 0 4 , 5 5 , 0 5 , 50
5
1 0
1 5
2 0
2 5
3 0
3 5
4 0
Fre
kuen
si (
%)
D ia m e t e r ( m )
L T O D o p in g A l 0 , 0 1
38
(c) (g)
(d) (h) Gambar 4.5 FE-SEM dan histogram ukuran partakel Li4Ti5O12 tanpa doping (a dan e), Li4Ti5O12 doping Al x=0,01 (b dan f), Li4Ti5O12 doping Al x=0,02 (c dan g),
Li4Ti5O12 doping Al x=0,03 (d dan h) Diameter rata-rata ukuran partikel dari masing-masing sampel bervariasi,
sampel tanpa doping memiliki nilai 3,915; sampel doping Al 0,01 bernilai 5,256;
sampel doping Al 0,02 memiliki nilai 5,613 dan sampel dengan doping Al 0,03
memiliki nilai 3,938. Terlihat bahwa sampel doping Al 0,02 memiliki diameter
yang paling besar menandakan tingkat ketidak homogennya lebih besar pula.
0 ,0 0 ,5 1 ,0 1 ,5 2 ,0 2 ,5 3 ,0 3 ,5 4 ,00
1 0
2 0
3 0
4 0
5 0
Fre
kuen
si (
%)
D ia m e te r ( m )
L T O D o p in g A l 0 ,0 3
0 ,0 0 ,5 1 ,0 1 ,5 2 ,0 2 ,5 3 ,0 3 ,5 4 ,0 4 ,5 5 ,0 5 ,5 6 ,00
5
1 0
1 5
2 0
2 5
3 0
3 5
4 0
Fre
kue
nsi (
%)
D ia m e te r (m )
L T O D o p in g A l 0 ,0 2
39
4.3 Hasil dan Pembahasan Pengujian Ciclic Voltammetry Untuk memahami dengan baik kinematika interkalasi/deinterkalasi bahan
elektroda, pengukuran cyclic voltametry dilakukan dalam rentang tegangan 0,80–
2,80 volt dan sebaliknya dengan variasi laju scan rate 50, 100, 150, 200, dan 250
µV/s. Pada pengujian ciclic voltametry dilakukan dengan pengujian setengah sel
baterai dari coin cell. Dimana material Li4Ti5O12 memiliki peran sebagai anoda
sedangkan katodanya adalah lithium metal. Kurva hasil pengujian ciclic
voltametry dapat dilihat pada gambar 4.6 dimana Kurva menunjukkan hubungan
antara tegangan (Volt) sebagai input dan Arus (I) sebagai outputnya. Terdapat 4
kurva dengan variasi scan rate yang sama dari sampel yang berbeda yakni 1
sampel baterai tanpa coating dan 3 sampel lainnya menggunakan coating
almunium dengan variasi masing-masing Al x=0,01; x=0,02; dan x=0,03. Pada
kurva tersebut menunjukkan bahwa terdapat dua pasang puncak anodik dan
katodik yang bersifat reversible. Pada puncak anodic terjadi proses charging dan
reaksi yang terjadi adalah reaksi oksidasi yakni adanya pelepasan ion Li+ maupun
elektron dari katoda menuju anoda. Puncak Katodik terbentuk karena adanya
reaksi reduksi yang diakibatkan karena perpindahan ion Li+ maupun elektron dari
anoda menuju katoda.
Setiap kurva memiliki bentuk yang sama tetapi jelas bahwa total arus
meningkat dengan meningkatnya laju pamindaian (scan rate). hal ini di akibatkan
karena kapasitas material LTO sama sehingga electron lebih banyak mengalir
dan ion lithium berdifusi.
40
(a)
(b)
(c) (d)
Gambar 4.6 Kurva pengujian CV pada sampel (a) LTO tanpa doping, (b) LTO doping Al x=0,01; (c) LTO doping Al x=0,02 dan (d) LTO doping Al x=0,03.
Berdasarkan data cyclic voltametry dapat dihitung koefisien difusi ion
menggunakan persamaan randles selvik
0,4463 ⁄ ………………… (4.2)
Dengan D adalah koefisien Difusi ion lithium (cm-2s-1), v adalah laju scan
(V s-1), C adalah konsentrasi (mol cm-3) , n adalah banyaknya elektron per
1,0 1,5 2,0-1,0
-0,5
0,0
0,5
1,0
1,5 50 µV/s 100 µV/s 150 µV/s 200 µV/s 250 µV/s
Aru
s (m
A)
Tegangan (Volt)
1,0 1,5 2,0-1,0
-0,5
0,0
0,5
1,0
1,5
Aru
s (m
A)
Tegangan (Volt)
50 µV/s 100 µV/s 150 µV/s 200 µV/s 250 µV/s
1,0 1,5 2,0-1,0
-0,5
0,0
0,5
1,0
1,5
Aru
s (m
A)
Tegangan (Volt)
50 µV/s 100 µV/s 150 µV/s 200 µV/s 250 µV/s
1,0 1,5 2,0-1,5
-1,0
-0,5
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
Aru
s (m
A)
Tegangan (Volt)
50 µV/s 100 µV/s 150 µV/s 200 µV/s 250 µV/s
41
molekul, A adalah luas permukaan (cm2), F adalah tetapan faraday (C mol-1), R
adalah konstanta gas (J (mol K)-1), T adalah temperature absolut (K) dan ip adalah
arus puncak oksidasi (A).
Gambar 4.7 Grafik linier Li4Ti5O12 dengan variasi Alumunium X (0; 0,01; 0,02; 0,03)
0,006 0,008 0,010 0,012 0,014 0,016
0,0010
0,0012
0,0014
0,0016
0,0018
0,0020
0,0022
Tanpa Doping Doping Al 0,01 Doping Al 0,02 Doping Al 0,03
I p(A
)
V1/2 (V s-1)1/2
42
Tabel 4.3 Hasil perhitungan nilai koefisien Difusi
SAMPEL Koefisien Difusi (cm-2s-1)
Doping 0 3,27109 . 10-10
Doping Al 0,01 4,88302 . 10-10
Doping Al 0,02 4,51508 . 10-10
Doping Al 0,03 7,31278 . 10-10
Baterai dengan anoda doping Al x=0,03 memiliki nilai koefisien difusi
yang paling tinggi yaitu 7,31278 . 10-10 sedangkan baterai tanpa doping Al
memiliki nilai koefisien difusi paling redah yaitu 3,27109 . 10-10. Berdasarkan
tabel itu pula dapat diketahui bahwa semakin tinggi doping Al maka semakin
tinggi pula koefisien difusinya. Hal ini menunjukkan bahwa doping dari Al ini
sendiri dapat meningkatkan koefisien difusi dari suatu baterai. Penambahan ion Al
mampu menyebabkan reduksi parsial pada ion Ti4+ menjadi Ti3+/Ti4+ sehingga
menyebabkan kecacatan pada kristal LTO.
4.4 Hasil dan Pembahasan Pengujian Charge – Discharge Baterai setengah sel dengan material anoda LTO yang telah diuji dengan
cyclic voltametri (CV) dan kemudian diuji charge – discharge untuk mengetahui
kapasitas discharging pada baterai anoda LTO tersebut. Gambar 4.8 merupakan
hasil pengujian CD dari setiap sampel uji dengan kecepatan charge discharge
0,1C.
43
Gambar 4.8 Grafik Charge-Discharge Li4Ti5O12 dengan variasi Al (0; 0,01; 0,02; 0,03)
Pada kurva jelas terlihat bahwa tegangan yang terbentuk terlihat sama dan
datar yakni pada range 1,5 volt. engan demikian, kurva muatan untuk anoda akan
lebih penting untuk aplikasi nyata karena menentukan tegangan output sel penuh.
Kisaran potensial 1,0-3,0 V adalah yang paling umum dipelajari karena
karakteristik unik dari anoda Li4Ti5O12. Li4Ti5O12 menampilkan penurunan
potensial yang cepat pada pelepasan awal (interkalasi) untuk mencapai tegangan
sekitar 1,5 V [23,24 ian]. Kemudian, tegangan pelepasan tetap hampir konstan
selama proses pelepasan berikutnya. Tegangan tersebut dapat disimpulkan
merupakan tegangan kerja dari baterai Li4Ti5O12. Kapasitas hasil pengujian
menunjukkan nilai yang lebih besar daripada kapasitas teoritis LTO (175 mAh/g)
0 50 100 150
0,00
0,75
1,50
2,25
3,00
*
*
*Li4Ti
5O
12
Li7Ti
5O
12
Li9Ti
5O
12
Kapasitas (mAh/g)
Teg
anga
n (
Vol
t)
Kapasitas (mAh/g)
Tanpa Doping Al Doping Al 0,001 Doping Al 0,002 Doping Al 0,003
Kapasitas Discharge
Kapasitas Charge
44
karena proses pengujian dilakukan pada rentang tegangan 0-3 volt. Ketika LTO
discharge dari 3 – 0,7volt akan menangkap 3 elektron dan 3 Lithium seperti
persamaan berikut
3 → 175 /
Gambar 4.7 menunjukkan bahwa LTO dapat didischarge dengan ion lithium di
potensial di bawah 0,6 volt [25]. Ketika LTO di discharge dari 0,7 – 0volt maka
akan menangkat 2 elektron dan 2 lithium seperti persamaan berikut
2 → 290 /
Pada sampel tanpa doping memiliki nilai kapasitas 181 mAh/g, namun
ketika sampel di doping dengan aluminium terdapat penurunan terhadap
kapasitasnya. sampel doping Alumunium x=0,01 memiliki kapasitas 178 mAh/g,
sampel x=0,02 kapasitasnya adalah 173 dan pada doping x=0,03 turun lagi
menjadi 156 mAh/g. jelas terlihat bahwa kapasitas tertinggi adalah saat baterai
LTO tidak didoping dengan aluminium. Untuk baterai LTO yang didoping dengan
aluminium setiap penambahan doping aluminium maka kapasitasnya menurun.
Percobaan dengan melakukan doping Al terhadap Ti di dalam LTO diharapkan
dapat meningkatkan kapasitas seperti hasil perhitungan kapasitas teoritis yang
ditunjukkan pada tabel 4.4, Hasil percobaan menunjukkan bahwa nilai kapasitas
mengalami penurunan seiring dengan naiknya doping Al. Penurunan kapasitas sel
baterai LTO diduga karena sebagian besar doping aluminium menempati atom l
45
Tabel 4.4 simulasi perhitungan secara teoritis kapasitas pada LTO doping Al
Doping X Al
Kapasitas mAh/g
Li4Ti5 -xAlxO12 Li4‐0,33xTi5‐0,67xAlxO12 Li4‐0,67xTi5‐0,33xAlxO12
0 0,175038 0,175038 0,175038
0,01 0,175118 0,175066 0,175014
0,02 0,175198 0,175095 0,174989
0,03 0,175277 0,175123 0,174964
Berdasarkan tabel perhitungan teoritis diatas dapat disimpulkan kapasitas
LTO berkurang karena aluminium mendoping lebih banyak ke lithium sehingga
jumlah electron yang disimpan dalam LTO menurun mengakibatkan kapasitas
juga ikut menurun.
Selanjutnya dilakukan pengujian kapabilitas, dimana pengujian ini
merupakan pengujian yang dapat menentukan kapasitas spesifik dan bagaimana
perubahan kapasitas ini saat terjadi peningkatan arus beban. Pada gambar 4.9
terlihat arus beban yang digunakan meningkat secara bertahap dari 0,1C hingga
10C. kapasitas discharge LTO berkurang secara signifikan dengan meningkatnya
beban arus muatan.
46
Gambar 4.9 Test uji ketahanan material LTO doping Al dengan rapat arus yang berbeda dari 0,1C-10C
Pada gambar 4.9 menunjukkan bahwa doping Al mempengaruhi
kemampuan dari kapasitas LTO saat diberikan beban yang tinggi. Dimana terlihat
pada doping Al x=0,03 memang menurunkan kapasitas dari suatu baterai namun
pada beban arus yang tinggi mampu mempertahankan nilai kapasitasnya berbeda
dengan LTO tanpa doping pada saat diberikan beban yang tinggi terjadi
penurunan kapasitas yang drastis. Dapat dilihat pada doping Al x=0,03 kapasitas
discharge pada 10C masih ada kurang lebih 60 mAh/g yang lebih tinggi daripada
LTO doping Al x=0,01; x=0,02 atapun LTO tanpa doping yang pada 10C
kapasitas dischargenya turun kerentang nilai 0-25 mAh/g. Hal ini membuktikan
bahwa LTO dengan doping Al x=0,03 memberikan kinerja yang lebih baik
daripada LTO tanpa doping.
0 10 20 300
50
100
150
200
10C
2C1C
0,5C
0,1C
Tanpa Doping Al Doping Al 0,001 Doping Al 0,002 Doping Al 0,003
Kap
asit
as (
mA
h/g)
Siklus
47
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil karaktrisasi XRD menunjukkan terbentuknya fasa Lithium titanium
oxide (Li4Ti5O12) dan fasa rutile (TiO2) dan fasa dilithium titanat (Li2TiO3).
untuk nilai persentasi fasa berturut-turut adalah pada LTO tanpa doping (69,2 ;
21,4 ; 9,5)%, LTO doping Al x=0,01 (82,1; 11,7; 6,3)%, LTO doping Al
x=0,02 (78,6; 12,5; 8.5)% dan LTO doping Al x=0,03 (72,6; 14,8; 7,7)%
dengan ukuran kristal dan parameter kisi berturut-turut adalah pada LTO tanpa
doping (78,35 dan 8,3729), LTO doping Al x=0,01 (82,79 dan 8,3661), LTO
doping Al x=0,02 (91,49 dan 8,3636) dan LTO doping Al x=0,03 (81,11 dan
8,3650)
2. Morfologi penyebaran karbon terlihat tidak homogen pada masing-masing
sampel Li4Ti5O12 tanpa doping dan doping Al karena ukuran partikel yang
cenderung tidak sama.
3. Performa elektrokimia Li4Ti5O12 doping Al. Baterai dengan anoda doping Al
x=0,03 memiliki nilai koefisien difusi yang paling tinggi yaitu 7,31278 . 10-10
sedangkan baterai tanpa doping Al memiliki nilai koefisien difusi paling redah
yaitu 3,27109 . 10-10. Pada sampel tanpa doping memiliki nilai kapasitas 181
mAh/g, namun ketika sampel di doping dengan aluminium terdapat penurunan
terhadap kapasitasnya. sampel doping Alumunium x=0,01 memiliki kapasitas
178 mAh/g, sampel x=0,02 kapasitasnya adalah 173 dan pada doping x=0,03
48
turun lagi menjadi 156 mAh/g. Doping Al menurunkan kapasitas dari suatu
baterai tetapi meningkatkan rate capability pada laju charge discharge tinggi.
5.2 Saran Dari hasil penelitian ini maka sarannnya adalah perlu dilakukan sintesis LTO
doping Al dengan jumlah doping yang lebih dari 0,03 dikarenakan pada
penelitian ini ditemukan bahwa doping 0,03 Al adalah yang paling baik.
49
DAFTAR PUSTAKA
[1] X. Wang, Q. Qu, Y. Hou, F. Wang, and Y. Wu, “An aqueous rechargeable
lithium battery of high energy density based on coated Li metal and
LiCoO2,” Chem. Commun., vol. 49, no. 55, pp. 6179–6181, 2013, doi:
10.1039/c3cc42676a.
[2] B. Scrosati and J. Garche, “Lithium batteries: Status, prospects and future,”
J. Power Sources, vol. 195, no. 9, pp. 2419–2430, 2010, doi:
10.1016/j.jpowsour.2009.11.048.
[3] J. Wen, Y. Yu, and C. Chen, “A review on lithium-ion batteries safety
issues: Existing problems and possible solutions,” Mater. Express, vol. 2,
no. 3, pp. 197–212, 2012, doi: 10.1166/mex.2012.1075.
[4] B. Zhao, R. Ran, M. Liu, and Z. Shao, “A comprehensive review of
Li4Ti5O12-based electrodes for lithium-ion batteries: The latest
advancements and future perspectives,” Mater. Sci. Eng. R Reports, vol. 98,
pp. 1–71, 2015, doi: 10.1016/j.mser.2015.10.001.
[5] C. H. Chen, J. Liu, M. E. Stoll, G. Henriksen, D. R. Vissers, and K. Amine,
“Aluminum-doped lithium nickel cobalt oxide electrodes for high-power
lithium-ion batteries,” J. Power Sources, vol. 128, no. 2, pp. 278–285,
2004, doi: 10.1016/j.jpowsour.2003.10.009.
[6] N. A. Alias, M. Z. Kufian, L. P. Teo, S. R. Majid, and A. K. Arof,
“Synthesis and characterization of Li4Ti5O12,” J. Alloys Compd., vol. 486,
no. 1–2, pp. 645–648, 2009, doi: 10.1016/j.jallcom.2009.07.057.
50
[7] X. Wang et al., “Ultralong-life and high-rate web-like Li4Ti5O12 anode for
high-performance flexible lithium-ion batteries,” Nano Res., vol. 7, no. 7,
pp. 1073–1082, 2014, doi: 10.1007/s12274-014-0470-7.
[8] F. Gu, “Preparation and performances of Li4Ti5O12/C as anode material
for lithium-ion batteries,” Appl. Mech. Mater., vol. 189, pp. 185–188, 2012,
doi: 10.4028/www.scientific.net/AMM.189.185.
[9] S. Y. Yin, L. Song, X. Y. Wang, M. F. Zhang, K. L. Zhang, and Y. X.
Zhang, “Synthesis of spinel Li4Ti5O12 anode material by a modified
rheological phase reaction,” Electrochim. Acta, vol. 54, no. 24, pp. 5629–
5633, 2009, doi: 10.1016/j.electacta.2009.04.067.
[10] R. A. Hernandez-Carrillo, N. A. Garcia-Gomez, D. I. Garcia-Gutierrez, L.
L. Garza-Tovar, and E. M. Sanchez, “Synthesis and characterization of
electrospun iron-doped lithium titanate/carbon nanofiber mats,” J. Mater.
Sci. Mater. Electron., vol. 26, no. 6, pp. 4241–4249, 2015, doi:
10.1007/s10854-015-2974-7.
[11] T. F. Yi, J. Shu, Y. R. Zhu, X. D. Zhu, R. S. Zhu, and A. N. Zhou,
“Advanced electrochemical performance of Li4Ti4.95V0.05O12 as a
reversible anode material down to 0 V,” J. Power Sources, vol. 195, no. 1,
pp. 285–288, 2010, doi: 10.1016/j.jpowsour.2009.07.040.
[12] J. S. Park, S. H. Baek, Y. Il Jeong, B. Y. Noh, and J. H. Kim, “Effects of a
dopant on the electrochemical properties of Li 4Ti5O12 as a lithium-ion
battery anode material,” J. Power Sources, vol. 244, pp. 527–531, 2013,
51
doi: 10.1016/j.jpowsour.2013.02.048.
[13] T. F. Yi et al., “High rate cycling performance of lanthanum-modified Li
4Ti 5O 12 anode materials for lithium-ion batteries,” J. Power Sources,
vol. 214, pp. 220–226, 2012, doi: 10.1016/j.jpowsour.2012.04.101.
[14] Y. C. Kuo and J. Y. Lin, “One-pot sol-gel synthesis of Li4Ti5O12/C anode
materials for high-performance Li-ion batteries,” Electrochim. Acta, vol.
142, pp. 43–50, 2014, doi: 10.1016/j.electacta.2014.07.103.
[15] L. Ti, O. M. Reaksi, and S. State, “EFEK DUAL DOPING Mg + DAN Al -
TERHADAP ANODA HIDROTERMAL,” pp. 59–60.
[16] R. T. Long and A. F. Blum, “Lithium Ion Batteries Hazard and Use
Assessment - Phase III,” Fire Prot. Res. Found. Rep., no. November, pp.
1–54, 2016.
[17] H. Kato, Y. Yamamoto, M. Nagamine, And, and Y. Nishi, “Lithium ion
rechargeable batteries,” Conf. Rec. WESCON/’93, no. 852, pp. 210–214,
1993, doi: 10.1109/WESCON.1993.488436.
[18] A. Mahmoud, J. M. Amarilla, and I. Saadoune, “Effect of thermal treatment
used in the sol-gel synthesis of Li4Ti5O12 spinel on its electrochemical
properties as anode for lithium ion batteries,” Electrochim. Acta, vol. 163,
pp. 213–222, 2015, doi: 10.1016/j.electacta.2015.02.111.
[19] mahmoud H. and Lishan, “A combined Li-Ion & Lead-Acid Batterey
System for start stop application,” potential Realiz., 2011.
52
[20] H. T. Mahmoud and L. Xu, “A combined Li-ion & lead-acid battery system
for start-stop application : potential & realization Authors : Heza Taha
Mahmoud,” 2011.
[21] N. Nitta, F. Wu, J. T. Lee, and G. Yushin, “Li-ion battery materials: Present
and future,” Mater. Today, vol. 18, no. 5, pp. 252–264, 2015, doi:
10.1016/j.mattod.2014.10.040.
[22] N. M. Ncube, W. T. Mhlongo, R. I. McCrindle, and H. Zheng, “The
electrochemical effect of Al-doping on Li4Ti5O12 as anode material for
lithium-ion batteries,” Mater. Today Proc., vol. 5, no. 4, pp. 10592–10601,
2018, doi: 10.1016/j.matpr.2017.12.392.
[23] Z. A. Zafar et al., “A super-long life rechargeable aluminum battery,” Solid
State Ionics, vol. 320, no. January, pp. 70–75, 2018, doi:
10.1016/j.ssi.2018.02.037.
[24] Q. Li and N. J. Bjerrum, “Aluminum as anode for energy storage and
conversion: A review,” J. Power Sources, vol. 110, no. 1, pp. 1–10, 2002,
doi: 10.1016/S0378-7753(01)01014-X.
[25] A. Dianat, N. Seriani, M. Bobeth, and G. Cuniberti, “Effects of Al-doping
on the properties of Li-Mn-Ni-O cathode materials for Li-ion batteries: An
ab initio study,” J. Mater. Chem. A, vol. 1, no. 32, pp. 9273–9280, 2013,
doi: 10.1039/c3ta11598d.
53
LAMPIRAN
Perhitungan stoikiometri
Persamaan Stoikiometri
4C2H3LiO2 + (5-x) C16H36O4Ti + XC4H7AlO5 → Li4Ti5-xAlxO12
Diketahui massa atom relative dari masing-masing unsur adalah:
Ar. Li = 6,941; Ar.Ti= 47,867; Ar.Al= 26,9815386; Ar.O = 15,9994
Maka besarnya berat molekul masing-masing bahan adalah:
Mr. C H LiO 65,985 gr/mol
Mr. C16H36O4Ti 340,3216 gr/mol
Mr. C4H7AlO5 162,08 gr/mol
Doping Al X = 0,01
4C2H3LiO2 + 4,99C16H36O4Ti + 0,01C4H7AlO5 → Li4Ti4,99Al0,01O12
Menghitung massa C H LiO
massaC H LiO4 mrC H LiO
massaLi Ti , Al , OmrLi Ti , Al , O
massaC H LiO4 65,985
1gram458,8829
massaC H LiO 0,5752
54
Menghitung massa C16H36O4Ti
massaC H O Ti4,99 mrC H O Ti
massaLi Ti , Al , OmrLi Ti , Al , O
massaC H O Ti4,99 340,3216
1gram458,8829
massaC H O Ti 3,7007
Menghitung masssa C4H7AlO5
massaC H AlO0,01 mrC H AlO
massaLi Ti , Al , OmrLi Ti , Al , O
massaC H AlO0,01 162,08
1gram458,8829
massaC H AlO 0,0035
Doping Al X = 0,02
4C2H3LiO2 + 4,98C16H36O4Ti + 0,02C4H7AlO5 → Li4Ti4,98Al0,02O12
Menghitung massa C H LiO
massaC H LiO4 mrC H LiO
massaLi Ti , Al , OmrLi Ti , Al , O
massaC H LiO4 65,985
1gram458,674091
massaC H LiO 0,5754
55
Menghitung massa C16H36O4Ti
massaC H O Ti4,98 mrC H O Ti
massaLi Ti , Al , OmrLi Ti , Al , O
massaC H O Ti4,98 340,3216
1gram458,674091
massaC H O Ti 3,6950
Menghitung masssa C4H7AlO5
massaC H AlO0,02 mrC H AlO
massaLi Ti , Al , OmrLi Ti , Al , O
massaC H AlO0,02 162,08
1gram458,674091
massaC H AlO 0,0071
Untuk X = 0,03
4C2H3LiO2 + 4,97C16H36O4Ti + 0,03C4H7AlO5 → Li4Ti4,97Al0,03O12
Menghitung massa C H LiO
massaC H LiO4 mrC H LiO
massaLi Ti , Al , OmrLi Ti , Al , O
massaC H LiO4 65,985
1gram458,465236
massaC H LiO 0,5757
56
Menghitung massa C16H36O4Ti
massaC H O Ti4,97 mrC H O Ti
massaLi Ti , Al , OmrLi Ti , Al , O
massaC H O Ti4,97 340,3216
1gram458,465236
massaC H O Ti 3,6893
Menghitung masssa C4H7AlO5
massaC H AlO0,03 mrC H AlO
massaLi Ti , Al , OmrLi Ti , Al , O
massaC H AlO0,03 162,08
1gram458,465236
massaC H AlO 0,0106
Menghitung Koefisien Difusi
i 0,4463n FRT
vD ⁄ AC
DR T ip
0,4463 n F A C
Dimana :
D = koefisien difusi ion Li (Cm2/S)
v = Kecepatan scan (V/s)
= Arus puncak (A)
n = Banyaknya elektron per molekul (3)
57
A = Luas permukaan ( 2,0096 Cm2)
C = Konsentrasi ion Li (0.00437 mol/Cm3)
R = Konstanta gas (8.314 J (mol K)-1)
T = Temperatur absolut (K)
F = Tetapan Faraday ( 96485 C mol-1)
V(µv/s) √V (v/s)1/2 Al X=0 Al X=0,01 Al X=0,02 Al X=0,03
ip (A) ip (A) ip (A) ip (A)
50 0,007071068 0,0010037 0,0012994 0,0012109 0,0013554
100 0,01 0,00098006 0,0014279 0,0011984 0,0015833
150 0,012247449 0,001256 0,0015282 0,0015273 0,0018441
200 0,014142136 0,001215 0,0016113 0,0015461 0,0019981
250 0,015811388 0,0015509 0,0016081 0,0016322 0,0021741
LTO tanpa doping AL X=0
D8,314 300 0,09865
0,4463 3 96485 2,0096 0,00437
D 3,27109
LTO doping AL X=0,01
D8,314 300 0,12053
0,4463 3 96485 2,0096 0,00437
D 4,88302
LTO doping Al X=0,02
D8,314 300 0,1159
0,4463 3 96485 2,0096 0,00437
58
D 4,51508
LTO doping Al X=0,03
D8,314 300 0,1159
0,4463 3 96485 2,0096 0,00437
D 7,31278