sintaksis
TRANSCRIPT
SINTAKSISKELOMPOK 3 (KELAS 1.E) PGSD
DEVI SEFTIANA(15108241031)DIAH WULANDARI(15108241111)DIANA AYUNINGTYAS(15108241154)ROHMAT EDYYANTO(15108241176)
PENGERTIAN SINTAKSISMenurut KBBI, sintaksis adalah pengaturan dan hubungan kata dengan kata atau dengan satuan yang lain (frasa, klausa, dan kalimat) yang lebih besar.
Jadi
Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahsa yang membicarakan seluk beluk wacna, kalimat, kalusa, dan frasa. Berbeda dengan morfologi yang membicarakan seluk beluk kata dan morfem. Untuk mejelaskan urian itu, contoh :
Seorang pelajar sedang belajar di perpustakaan.Kalimat diatas terdiri dari satu klausa ‘seorang pelajar’(S) dan ‘sedang belajar’(P). Dan di Perpustakaan(KET). Tiap tiap fungsi dalam klausa itu terdiri dari satuan yang disebut frasa, yaitu ‘seorang pelajar’’sedang belajar’’di perpustakaan’ yang masing masing terdiri dari dua kata, yaitu seorang dan pelajar yang membentuk frasa seorang pelajar, sedang kan sedang dan belajar membentuk sedang belajar, lalu di dan perpusatakaan membentuk frasa ‘di perpustakaan’.
FRASE
PENGERTIAN FRASEFrasa dapat dihasilkan dari perluasan sebuah kata. Sebuah frasa dengan perluasannya tidak menimbulkan fungsi lain sehingga tidak melebihi batas fungsi semula. Jika perluasan itu ternyata menimbulkan atau membentuk pola subjek-predikat, perluasan itu sudah menjadi klausa.
Contoh : karya sastra (frasa)diperluas karya sastra indah itu (frasa)karya sastra itu indah (klausa) S P
Frasa endosentris adalah frasa yang unsur-unsur pembentuknya dapat menggantikan kedudukan unsur frasa yang lain secara keseluruhan.
Contoh : Mereka menempati rumah baru rumah baru adalah frasa yang memiliki dua unsur yaitu rumah dan baru dan salah satu unsurnya dapat menggantikan salah satu unsurnya secara keseluruhan yaitu unsur rumah.
FRASE ENDOSENTRISK
F. END.KOORDINATIF
F. END. ATRIBUTIF
F. END. APOSITIF
FRASE EKSOSENTRIK
FRASE NOMINAL
FRASE VERBALFRASE
ADJEKTIVAFRASE
ADVERBIALFRASE
NUMERIAL
Masing-masing unsur memiliki kedudukan sederajat yang tidak saling menerangkan unsur yang lain. Sifat kesetaraan itu dapat dibuktikan oleh kemungkinan menyisipkan kata penghubung “dan” atau “atau”.
Contoh: Ayam dan itik, Belajar atau bekerja
FRASE ENDOSENTRISK
F. END.KOORDINATIF
F. END. ATRIBUTIF
F. END. APOSITIF
FRASE EKSOSENTRIK
FRASE NOMINAL
FRASE VERBALFRASE
ADJEKTIVAFRASE
ADVERBIALFRASE
NUMERIALFRASE
INTEROGATIVAFRASE
PRONOMINAL
Yaitu frasa endosntris yang unsur usurnya tidak setara karena itu unsur unsurnya tidak dihubungkan dengan penghubung “dan” atau “atau”
Contoh: Kebun Luas, Keras Sekali, Sangat Rajin
FRASE ENDOSENTRISK
F. END.KOORDINATIF
F. END. ATRIBUTIF
F. END. APOSITIF
FRASE EKSOSENTRIK
FRASE NOMINAL
FRASE VERBALFRASE
ADJEKTIVAFRASE
ADVERBIALFRASE
NUMERIAL
Adalah frasa yang unsur-unsurnya tidak dapat dihubungkan karena unsurnya sama sama penting.
Contoh: Rudi, Pelajar SMA sedang belajar.Frasanya Rudi dan pelajar tidak dapat digabung sehimgga dipisah dengan tanda koma karena sama sama penting
FRASE ENDOSENTRISK
F. END.KOORDINATIF
F. END. ATRIBUTIF
F. END. APOSITIF
FRASE EKSOSENTRIK
FRASE NOMINAL
FRASE VERBALFRASE
ADJEKTIVAFRASE
ADVERBIALFRASE
NUMERIAL
Frasa Eksosentrik adalah frase yang unsur-unsurnya tidak dapat menggantikan unsur-unsur frasa yang lainnya.Contoh : Ikan besar di dasar laut.Pada kalimat diatas terdapat dua frasa yang pertama ikan besar itu termasuk frasa endosentrik dan di dasar laut itu frasa eksosentrik, karena tidak ada satupun unsur unsurnya yang dapat menggantikan unsur frasa yang lain.
FRASE ENDOSENTRISK
F. END.KOORDINATIF
F. END. ATRIBUTIF
F. END. APOSITIF
FRASE EKSOSENTRIK
FRASE NOMINAL
FRASE VERBALFRASE
ADJEKTIVAFRASE
ADVERBIALFRASE
NUMERIAL
Frasa nominal adalah frasa yang intinya berupa kata benda. Contoh: mahasiswa baru, gedung sekolah,
Frasa verbal adalah frasa yang intinya berupa kata kerja. Contoh: akan pergi, sedang tidur, tidak belajar
Frasa adjektiva adalah frasa yang intinya berupa kata sifat. Contoh: amat pandai, gemuk sekali, sangat kuat
FRASE ENDOSENTRISK
F. END.KOORDINATIF
F. END. ATRIBUTIF
F. END. APOSITIF
FRASE EKSOSENTRIK
FRASE NOMINAL
FRASE VERBALFRASE
ADJEKTIVAFRASE
ADVERBIALFRASE
NUMERIAL
Frasa adverbial adalah frasa yang intinya berupa kata keterangan. Contoh: tadi pagi, nanti malam, besok siang, sekarang ini, di depan halaman
Frasa numerial adalah frasa yang intinya berupa kata bilangan. Contoh: tiga ekor, lima botol, sepuluh helai
FRASE ENDOSENTRISK
F. END.KOORDINATIF
F. END. ATRIBUTIF
F. END. APOSITIF
FRASE EKSOSENTRIK
FRASE NOMINAL
FRASE VERBALFRASE
ADJEKTIVAFRASE
ADVERBIALFRASE
NUMERIAL
klausa
Pengertian KlausaKlausa merupakan bagian dari kalimat.
Klausa memiliki unsur subjek dan predikat, baik disertai objek, pelengkap, keterangan ataupun tidak
Contoh Klausa : Aku berangkat sekolah Adik sedang mandi
menjadi kalimat : Aku berangkat sekolah ketika adik sedang mandi
Klausa lengkap ialah klausa yang semua unsur intinya ada. Klausa ini diklasifikasikan lagi berdasarkan urutan S dan P menjadi :
1. Klausa versi, yaitu klausa yang S-nya mendahului P. Contoh: Badannya sangat lemah2. Klausa inversi, yaitu klausa yang P-nya mendahului S. Contoh: Sangat lemah badannya
KLAUSA LENGKAP
KLAUSA NEGATIF
KLAUSA POSITIF
KLAUSA VERBAL
KLAUSA DEPAN
KLAUSA NOMINAL
KLAUSA BILANGAN
Klausa tidak lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya ada. Biasanya dalam klausa ini yang ada hanya S saja atau P saja. Sedangkan unsur inti yang lain dihilangkan.
Contoh : salam sejahtera, Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
KLAUSA LENGKAP
KLAUSA NEGATIF
KLAUSA POSITIF
KLAUSA VERBAL
KLAUSA DEPAN
KLAUSA NOMINAL
KLAUSA BILANGAN
Klausa negatif ialah klausa yang ditandai adanya kata-kata negatif yang menegatifkan P. Kata-kata negatif : tidak, bukan, belum, jangan, tak, tiada.
Contoh : Mereka tidak mau makan
Anak-anak tidak naik kelas
KLAUSA LENGKAP
KLAUSA NEGATIF
KLAUSA POSITIF
KLAUSA VERBAL
KLAUSA DEPAN
KLAUSA NOMINAL
KLAUSA BILANGAN
Klausa poisitif ialah klausa yang ditandai tidak adanya kata-kata negatif yang menegatifkan P.
Contoh : Mereka mau makan
Anak-anal naik kelas
KLAUSA LENGKAP
KLAUSA NEGATIF
KLAUSA POSITIF
KLAUSA VERBAL
KLAUSA DEPAN
KLAUSA NOMINAL
KLAUSA BILANGAN
Klausa nominal ialah klausa yang P-nya berupa kata atau frasa yang termasuk kategori frasa nominal.
Contoh : mereka itu karyawan suatu perusahaan swasta di Jakarta
KLAUSA LENGKAP
KLAUSA NEGATIF
KLAUSA POSITIF
KLAUSA VERBAL
KLAUSA DEPAN
KLAUSA NOMINAL
KLAUSA BILANGAN
Klausa verbal ialah klausa yang P-nya berupa kata atau frasa yang termasuk kategori frasa verbal. Contoh : petani sedang mengerjakan sawah dengan tekun
Klausa verbal ajektifContoh : Udaranya panas sekali Klausa verbal
intransitifContoh : Para pekerja sedang beristirahat
Klausa verbal aktifContoh :Arifin membaca buku novelKlausa verbal
pasifContoh : Tugas-tugas dikoreksi guru
Klausa verbal refleksifContoh : Kami sedang mempersiapkan diri
Klausa verbal respirokalContoh : Mereka saling memukul
KLAUSA LENGKAP
KLAUSA NEGATIF
KLAUSA POSITIF
KLAUSA VERBAL
KLAUSA DEPAN
KLAUSA NOMINAL
KLAUSA BILANGAN
Klausa bilangan atau klausa numerial ialah klausa yang P-nya terdiri dari kata atau frase bilangan. Contoh : kerbau petani hanya dua ekor, anaknya dua orang
Klausa depan atau klausa preposisional : ialah klausa yang P-nya terdiri dari frase depan, yaitu frase yang diawali oleh kata depan sebagai penanda. Contoh : Orang tuanya di rumah, bapak pergi ke kantor
KLAUSA LENGKAP
KLAUSA NEGATIF
KLAUSA POSITIF
KLAUSA VERBAL
KLAUSA DEPAN
KLAUSA NOMINAL
KLAUSA BILANGAN
kalimat
PENGERTIAN KALIMAT
Sesungguhnya yang menentukan satuan kalimat bukan banyaknya kata yang menjadi unsurnya, melainkan intonasinya. Setiap satuan kalimat dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik.Jadi, yang dimaksud dengan istilah kalimat di sini ialah gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik.
Kalimat berklausa ialah kalimat yang terdiri dari satuan yang berupa klausa. Klausa dijelaskan sebagai satuan gramatik yang terdiri dari subjek dan predikat, disertai objek, pelengkap, dan keterangan atau tidak. Dengan ringkas, klausa ialah S P (O) (PEL) (KET).
Contoh kalimat berklausa :1. Lembaga itu menerbitkan majalah sastra.2. Mahasiswa Indonesia membangun bangsa.
Contoh kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih :1. Perasaan itu timbul dengan tiba-tiba tatkala kereta api mulai memasuki daerah perbatasan.2. Semua itu adalah miliknya, bahkan aku pun menjadi miliknya bila aku turun ke darat.
KALIMATBERKLAUSA
KALIMATTAK BERKLAUSA
KALIMATBERITA
KALIMATTANYA
KALIMATSURUH
KALIMATSEDERHANA
KALIMATLUAS
Kalimat tak berklausa ialah kalimat yang tidak
terdiri dari klausa.
Contoh kalimat tak berklausa :1. Astaga !2. Selamat pagi !3. Selamat belajar !
Contoh kalimat judul yang merupakan kalimat tak berklausa :1. Tantangan Pembangunan Ekonomi Indonesia2. Seorang Pendeta dari Kaki Gunung Wilis3. Catatan Hati Seorang Istri
KALIMATBERKLAUSA
KALIMATTAK BERKLAUSA
KALIMATBERITA
KALIMATTANYA
KALIMATSURUH
KALIMATSEDERHANA
KALIMATLUAS
Kalimat berita berfungsi untuk memberitahukan sesuatu kepada orang lain sehingga tanggapan yang diharapkan berupa perhatian seperti tercermin pada pandangan mata yang menunjukkan adanya perhatian. Pola intonasi kalimat berita bernada akhir turun.
Dalam kalimat berita tidak terdapat kata-kata tanya seperti apa, siapa, di mana, mengapa, kata-kata ajakan seperti mari, ayo, kata silakan, serta kata larangan jangan.Contoh kalimat berita :1. Jalan itu sangat gelap.2. Kakak membaca buku di kamarnya.3. Engkau harus berangkat sekarang ini juga.
KALIMATBERKLAUSA
KALIMATTAK BERKLAUSA
KALIMATBERITA
KALIMATTANYA
KALIMATSURUH
KALIMATSEDERHANA
KALIMATLUAS
Kalimat tanya berfungsi untuk menanyakan sesuatu. Pola intonasi kalimat tanya bernada akhir naik. Pola intonasi kalimat tanya itu digambarkan dengan tanda tanya.
Contoh :1. Pergikah Ahmad?2. Belum pulangkah ayah?3. Apa Ahmad pergi?
1. Anak itu melihat apa?2. Ini sepeda siapa?3. Mengapa kamu tidak berangkat sekolah?4. Kenapa kamu jalan kaki?5. Bagaimana nasib anak itu?6. Nenek pergi ke mana?
KALIMATBERKLAUSA
KALIMATTAK BERKLAUSA
KALIMATBERITA
KALIMATTANYA
KALIMATSURUH
KALIMATSEDERHANA
KALIMATLUAS
Berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi, kalimat suruh mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan dari orang yang diajak berbicara. Berdasarkan strukturnya kaliamat suruh dapat di golongkan menjadi 4 golongan, yaitu :
1). Kalimat Suruh yang sebenarnya2). Kalimat Persilahan3). Kalimat Ajakan 4). Kalimat Larangan
KALIMATBERKLAUSA
KALIMATTAK BERKLAUSA
KALIMATBERITA
KALIMATTANYA
KALIMATSURUH
KALIMATSEDERHANA
KALIMATLUAS
a. Kalimat sederhanaKalimat yang terdiri dari 1 klausa.Contoh :- Aku akan menjemputmu nanti- Ia meminta maaf kepadaku
KALIMATBERKLAUSA
KALIMATTAK BERKLAUSA
KALIMATBERITA
KALIMATTANYA
KALIMATSURUH
KALIMATSEDERHANA
KALIMATLUAS
b. Kalimat MajemukKalimat yang terdiri dari 2 klausa atau lebih
Kalimat majemuk setara klausa yang satu tidak merupakan bagian dari klausa lainnya. Masing-masing berdiri sendiri sebagai klausa yang setara yaitu sebagai klausa inti semua. Klausa-klausa itu di hubungkan dengan penghubung yang setara yaitu dan, dan lagi, lagi pula, serta, lalu, kemudian, atau, tetapi, akan tetapi, sedang, sedangkan, namun, melainkan, sebaliknya, bahkan, lantas dan malahan.Contoh :Dia makan bakso, sedangkan adiknya makan sate.
KALIMATBERKLAUSA
KALIMATTAK BERKLAUSA
KALIMATBERITA
KALIMATTANYA
KALIMATSURUH
KALIMATSEDERHANA
KALIMATLUAS
Kalimat Majemuk Tidak SetaraDalam kalimat majemuk tidak setara klausa yang satu merupakan bagian dari klausa lainnya. Klausa yang merupakan bagian dari klausa lainnya itu disebut klausa bawahan, sedangkan klausa lainnya disebut klausa inti. Jadi, kalimat majemuk yang tidak setara terdiri dari Klausa inti dan klausa bawahan, sedangkan kalimat majemuk setara terdiri kalimat inti semua.Contoh :-Ia mengakui bahwa ia jatuh cinta kepadaku.
KALIMATBERKLAUSA
KALIMATTAK BERKLAUSA
KALIMATBERITA
KALIMATTANYA
KALIMATSURUH
KALIMATSEDERHANA
KALIMATLUAS
Hubungan Makna antara Klausa yang satu dengan Klausa Lainnya dalam kalimat luas
Dari penelitian yang dilakukan di peroleh 17 hubungan makna :
• Penjumlahan• Perturutan • Pemilihan• Perlawanan• Lebih• Waktu• Perbandingan• Sebab • Akibat
• Syarat• Pengandaian• Harapan• Penerang• Isi• Cara• Perkecualian• Kegunaan
1. Makna ‘Penjumlahan’ditandai dengan kata penghubung dan, serta, lagi pula, selain2. Makna ‘Perturutan’ditandai dengan kata penghubung lalu3. Makna ‘Pemilihan’Ditandai dengan kata penghubung atau4. Makna ‘Perlawanan’Ditandai dengan kata tetapi, namun, melainkan, dll5. Makna ‘Lebih’Ditandai dengan kata penghubung bahkan, malahan, malah6. Makna ‘Waktu’Ditandai dengan kata penghubung ketika, tatkala, tengah, sejak, dll
7. Makna ‘Perbandingan’Ditandai dengan kata penghubung daripada, sebagaimana, seakan, dll8. Makna ‘Sebab’Ditandai dengan kata penghubung karena, sebab, lantaran, dll9. Makna ‘Akibat’Ditandai dengan kata penghubung sehingga, sampai-sampai10. Makna ‘Syarat’Ditandai dengan kata penghubung apabila, jika, kalau, bila, dll11. Makna ‘Pengandaian’Ditandai dengan kata penghubung andaikan, seandainya, sekiranya12. Makna ‘Harapan’Ditandai dengan kata penghubung agar, supaya, biar
13. Makna ‘Penerang’Ditandai dengan kata penghubung yang14. Makna ‘Isi’Ditandai dengan kata penghubung bahwa15. Makna ‘Cara’Ditandai dengan kata penghubung dengan, tanpa, sambil16. Makna ‘Perkecualian’Ditandai dengan kata penghubung kecuali, selain17. Makna ‘Kegunaan’Ditandai dengan kata penghubung untuk, guna, buat
Sumber Pustaka : Ramlan, M. 2005. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta : CV. Karyono.
TERIMA KASIH