sinergitas perencanaan nasional dan daerah dalam …

41
Click to edit Master title style SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam rangka PENYUSUNAN RPJMD DKI 2018-2022 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) 1 Jakarta, 27 Desember 2017

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

Click to edit Master title style

SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam rangka PENYUSUNAN RPJMD

DKI 2018-2022

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)

1

Jakarta, 27 Desember 2017

Page 2: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

2

BAHASAN

Evaluasi Paruh Waktu RPJMN 2015-2019

Arah Kebijakan Pembangunan Wilayah dalam RPJMN 2015-2019

Profil dan Analisis Pembangunan DKI

Sinkronisasi RPJMD dengan RPJMN

Page 3: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

Evaluasi Paruh Waktu RPJMN 2015-2019

3

1

Page 4: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

4

Capaian Pemerataan Pembangunan

Ketimpangan menurun ditandai oleh koefisien gini yang semakin membaik

Tingkat kemiskinan menurun, menjadi 10,64 persen dan jumlah penduduk miskin berkurang menjadi 27,77 juta jiwa.

Persentase penduduk miskin berkurang

Jumlah penduduk miskin berkurang

2,03Persen (YoY)dalam setahun (Maret 2017)

0,24Juta jiwadalam setahun (Maret 2017)

Tingkat pengangguran

menurun, menjadi 5,33 persen

Sumber: Sakernas, Februari 2014-2017

Tahun 2015

IPMTahun 2016

69,55 70,18

Indeks Pembangunan Manusia membaik, menjadi 70,18 pada tahun 2016

Page 5: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

5

Upaya untuk Mencapai Pemerataan Pembangunan (1/2)

1 Menjaga ekonomi tetap tumbuh Meningkatkan investasi dengan kontribusi PMDN yang semakin meningkat

2

3 Menjaga kestabilan ekonomiNilai tukar rupiah terjaga stabil

pada kisaran Rp13.300-13.400 per USD

Inflasi stabil dalam rentang target

Keterangan:*) Posisi bulan Juni 2017Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), diolah kembali Sumber: Bloomberg, posisi akhir 20 Juli 2017

Page 6: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

4Pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah

Peningkatan ketersediaan energi dan pembangunan pita lebar untuk menjangkau daerah terpencil5

Rangking daya saing infrastruktur Indonesia meningkat dari 82 (2014) ke 60 (2017)

Sumber: Global Competitiveness Index, WEF, 2017

Rasio Elektrifikasi

(Persen)

2017 810*)92,26

Konsumsi Listrik per Kapita

(Kwh)

2017 810*)977,69

Kapasitas Pembangkit(GW)

2017

810*)

59,84

6

Upaya untuk Mencapai Pemerataan Pembangunan (2/2)

Keterangan: Angka Kumulatif

Page 7: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

Arah Kebijakan Pembangunan Wilayah dalam RPJMN 2015-2019

7

2

Page 8: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

KERANGKA PEMBANGUNAN WILAYAH

8

ISU UTAMA : KESENJANGAN KAWASAN BARAT INDONESIA DAN KAWASAN TIMUR INDONESIA, JAWA DAN LUAR JAWA

• KESENJANGAN EKONOMI

• KESENJANGAN PELAYANAN DASAR (SPM)

ARAH KEBIJAKAN UTAMA

• TRANSFORMASI DAN AKSELERASI KHUSUSNYA UNTUK KAWASAN TIMUR INDONESIA

• MENJAGA MOMENTUM PERTUMBUHAN PADA PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN NASIONAL

TRANSFORMASI & AKSELERASI

KAPASITAS SUMBERDAYA MANUSIA

PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI

NILAI TAMBAH SUMBERDAYA ALAM

INFRASTRUKTUR

TATAKELOLA PEMERINTAHAN

Page 9: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

9

ALUR PIKIRPENGURANGAN KESENJANGAN DALAM RPJMN 2015-2019

BASIS DATA

DASAR PERENCANAAN

PENDEKATAN KEWILAYAHAN

OUTCOMES

InformasiGeospasial

Data Statistik

Rencana Tata Ruang

PengelolaanPertanahan

• Arah PengembanganWilayah Pulau-Pulau Besardan Provinsi (Buku IIIRPJMN).

• Kawasan CepatTumbuh/Kawasan Strategis (KEK, FTZ, KI, KSPN)

• Sistem Perkotaan• Daerah Tertinggal• Kawasan Rawan Bencana• Kawasan Khusus• Kawasan Perbatasan• Perdesaan• Perumahan dan Permukiman

1. BerkurangnyaKesenjangan AntarWilayah

2. Tumbuhnya Pusat-pusat PertumbuhanberbasisKeunggulan PotensiWilayah, khususnyadi KTI

3. MeratanyaPelayanan SosialDasar di SeluruhWilayah Indonesia

1. PenguranganKesenjangan AntarWilayah

2. PengembanganPusat-pusatPertumbuhanberbasisKeunggulanPotensi Wilayah

3. PemerataanPelayanan SosialDasar

PROSESARAHAN

RPJPN 2005-2025

Page 10: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

SKETSA HIERARKI PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN DAN HINTERLANDNYA

• Pusat-pusat pertumbuhan baik yang

berskala nasional (PKN, KEK, KPBPB, KI,

KSPN) serta skala kab/kota (PKW)

diharapkan mampu menjadi generator

pembangunan wilayah. Serta

diharapkan mampu memberikan

trickling down effect terhadap daerah

sekitarnya (daerah tertinggal,

agropolitan, minapolitan).

• Kaitan pusat-pusat pertumbuhan

dengan wilayah sekitarnya juga

diharapkan mampu mengoptimalkan

backward linkages untuk pemanfaatan

SDA, penyerapan tenaga kerja; serta

forward linkages untuk meningkatkan

nilai tambah SDA.

Page 11: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

I. Wilayah dengan angka kemiskinan dan pengangguran tinggi, namun memiliki potensi

ekonomi wilayah

II. Wilayah dengan pertumbuhan ekonomi yang

rendah, kemiskinan dan pengangguran yang rendah,

namun dengan potensi ekonomi wilayah yang tinggi

III. Wilayah dengan potensi dan daya ungkit

pertumbuhan ekonomi nasional yang tinggi

StrategiPembangunan

Wilayah

STRATEGI PEMBANGUNAN WILAYAH

Percepatan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus

(KEK), Kawasan Industri (KI), Kawasan Strategis Pariwisata

nasional (KSPN), Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

1. Pengembangan potensi ekonomi wilayah

2. Percepatan pembangunan konektivitas3. Peningkatan kemampuan SDM dan

IPTEK4. Penyederhanaan regulasi dan

kebijakan5. Peningkatan iklim investasi dan iklim

usaha

Pengembangan Pusat-Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

1. Pengembangan potensi ekonomi lokal yang inklusif

2. Pengembangan UMKM3. Percepatan pembangunan

infrastruktur dan konektivitas4. Penyiapan tenaga kerja lokal5. Pemakaian teknologi tepat guna

Pengembangan daerah tertinggal, terluar, perbatasan.

1. Pemenuhan SPM untuk pelayanan dasar utamanya pendidikan, kesehatan, transportasi, air minum, energi listrik, perkim.

2. Penyiapan modal sosial dan pengembangan SDM

3. Percepatan pembangunan infrastruktur dan konektivitas

4. Penguatan kapasitas tata kelola pemenritahan daerah

5. Peningkatan nilai tambah SDA dan Pengembangan UMKM

Page 12: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

12

PERENCANAAN BERBASIS SPASIAL (DELINIASI KAWASAN KONSERVASI/KERJA)

Peta Batas Administrasi (Tematik)

Peta Pendidikan, Kepadatan penduduk dll

Peta Kesehatan

Hasil Overlay untuk Analisa Peta Deliniasi Wilayah Kerja (Demand dan Suplai Layanan Air Minum dan Sanitasi)

Peta Perumahan dan Permukiman

Page 13: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

• Lumbung pangan nasional;

• Pendorong sektor industri dan jasa nasional dengan pengembangan industry makanan-minuman, tekstil, otomotif, alutsista, telematika, kimia, aluminia, dan besi-baja;

• Salah satu gerbang destinasi wisata terbaik di dunia dengan pengembanganindustry kreatif;

• Percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan) melaluipengembangan industry perkapalan dan pariwisata bahari.

ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH JAWA-BALI(RPJMN BUKU III 2015-2019)

Page 14: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

Profil dan Analisis Pembangunan DKI Jakarta

14

3

Page 15: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

15

Isu Strategis Pembangunan DKI JakartaShare PDRB thd Nasional

Meningkat

17,20 (2016)

16,50 (2014)

Share PDRB DKI terhadap Wilayah Jawa naik

29,41 (2016)

28,75 (2014)

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Tinggi tetapi Membaik

Tingkat Kemiskinan Menurun dan gap dengan nasional mengecil.

Persentase penduduk miskin berkurang

Gap Tingkat Kemiskinan th nasional

12,36 (2011)

10,7(2016)

△ 4,24 (2014)

△ 1,51 (2016)76,31 (2011)

79,6 (2016)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) membaik,

10,80 (2011)

6,18 (2016)

Page 16: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

Peran DKI Jakarta terhadap Perekonomian Wilayah Jawa dan Nasional

16

• Kontribusi perekonomian Jawa mengalami peningkatan dari tahun 2014-2016. Dari seluruh Provinsi yang terdapat di Jawa, kontribusi Provinsi DKI Jakarta terbesar terhadap perekonomian pulau Jawa dan nasional, danmengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir . Kontribusi tahun2016 sebesar 29,41 persen terhadap perekonomian Pulau Jawa dan17,20 persen terhadap perekonomian Nasional.

• Secara spasial, perekonomian DKI Jakarta disokong dari Kota Jakarta Pusat (24,48%), dan Kota Jakarta Selatan (22,29%).

• Kinerja perekonomian DKI Jakarta dalam lima tahun terakhirmengalamai penurunan, namun masih tumbuh diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional.

Sumber: BPS

Perkembangan Kontribusi PDRB Provinsi DKI Jakarta Terhadap Wilayah Jawa

Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta (ADHK) Tahun 2011-2016

PROVINSI

Kontribusi 2014 (persen)Kontribusi 2015

(persen)Kontribusi 2016

(persen)

terhadap pulau

terhadap 34 provinsi

terhadap pulau

terhadap 34 provinsi

terhadap pulau

terhadap 34 provinsi

DKI Jakarta 28,75 16,50 29,26 17,07 29,41 17,20

Jawa Barat 22,61 12,97 22,43 13,08 22,32 13,06

Jawa Tengah 15,05 8,64 14,88 8,68 14.75 8,63

Dl Yogyakarta 1,51 0,87 1,49 0,87 1,49 0,87

Jawa Timur 25,09 14,40 24,90 14,53 25,06 14,65

Banten 6,99 4,01 7,04 4,11 6,97 4,08

Jawa - 57,39 - 58,34 - 58,49

Share PDRB Kota terhadap perekonomian DKI Jakarta Tahun 2016

6,736,53

6,075,91 5,89 5,85

6,176,03

5,56

5,024,79

5,02

4,50

5,00

5,50

6,00

6,50

7,00

2011 2012 2013 2014 2015 2016

DKI JAKARTA NASIONAL

KABUPATEN/KOTANilai (Rp. Miliar) Share (%)

2015*) 2016**) 2015*) 2016**)

Kab. Kepulauan Seribu 6.259 6.542 0,31 0,30

Kota Jakarta Selatan 443.059 485.323 22,29 22,29

Kota Jakarta Timur 345.949 380.922 17,41 17,49

Kota Jakarta Pusat 485.497 532.943 24,43 24,48

Kota Jakarta Barat 328.397 359.245 16,52 16,50

Kota Jakarta Utara 378.438 412.466 19,04 18,94

Jumlah 1.987.598 2.177.443 100,00 100,00

Page 17: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

• Dari sisi pengeluaran, penggerak perekonomianDKI disokong oleh komponen pengeluaranrumah tangga, investasi, ekspor dan impor. Kontribusi keempat komponen tersebut rata-rata mengalami penurunan pada tahun 2016, kecuali pengeluaran konsumsi rumah tangga.

• Pertumbuhan PDRB DKI Jakarta menurut pengeluaran cenderung fluktuatif pada setiap komponen, namun pertumbuhan semuakomponen pengeluaran tahun 2016 meningkatdibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhanpengeluaran paling tinggi dicapai olehperubahan inventori dan konsumsi lembagaswasta Nirlaba .

Distribusi dan Pertumbuhan Provinsi DKI Jakarta dari Sisi Pengeluaran 2013-2016

Sumber: BPS

Share dan Pertumbuhan Ekonomi dari Sisi Pengeluaran

PengeluaranShare ADHB (%)

2013 2014 2015*) 2016**)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 60,71 60,44 58,41 58,70

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 1,73 2,01 1,80 1,90

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 13,66 12,63 12,07 11,77

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 44,20 42,94 40,87 39,23

5. Perubahan Inventori 0,78 0,88 0,88 0,82

6. Ekspor Barang dan Jasa 41,35 40,72 35,40 31,87

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 62,43 59,62 49,44 44,29

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00

PengeluaranPertumbuhan ADHK (%)

2013 2014 2015*) 2016**)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5,78 5,54 5,31 5,49

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 5,81 16,80 -4,65 11,67

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 9,49 2,04 3,82 2,43

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 5,67 3,07 2,64 1,57

5. Perubahan Inventori 17,75 76,37 -2,56 65,11

6. Ekspor Barang dan Jasa -3,02 1,93 -12,94 1,93

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 0,07 0,63 -10,53 -1,02

Jumlah 6,07 5,91 5,89 5,85

Page 18: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

Share dan Pertumbuhan Ekonomi dari Sisi Produksi

18Sumber: BPS, 2016

• Dari sisi produksi, sektor industri Pengolahan dan Perdagangan Besar dan Eceran, sektorkontruksi, dan sektor jasakeuangan dan asuran si menjadi penunjang sektor ekonomi utamauntuk perekonomian Provinsi DKI Jakarta.

• Kontribusi sektor industri terbesardari sub sektor industri alatangkutan, dan sektor perdaganganterbesar dari sub sektorperdagangan mobil, sepeedamotor, dan reparasinya.

Kontribusi dan Pertumbuhan PDRB menurut Sektor Tahun 2014-2016

LAPANGAN USAHA Share ADHB (%) Pertumbuhan ADHK (%)2015* 2016" 2015* 2016"

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,09 0,09 1,10 0,951 Pertanian, Peternakan, Perburuan & Jasa Pertanian 0,06 0,05 -0,25 0,37a. Tanaman Pangan 0,00 0,00 0,00 0,00b. Tanaman Hortikultura 0,05 0,05 -0,29 0,29d. Peternakan 0,00 0,00 0,00 0,00e. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,00 0,00 0,00 0,003 Perikanan 0,04 0,04 3,05 1,74

B Pertambangan dan Penggalian 0,25 0,24 -0,71 -1,491 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 0,22 0,21 -1,02 -2,024 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 0,03 0,03 0,76 0,95

C Industri Pengolahan 13,80 13,55 5,08 3,641 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0,00 0,00 0,00 3,702 Industri Makanan dan Minuman 0,93 0,94 12,87 4,264 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0,75 0,77 3,69 7,835 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,02 0,02 6,61 -0,416 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya

0,02 0,03 -1,78 12,35

7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 0,43 0,44 9,67 8,718 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 1,62 1,73 -0,55 15,189 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 0,26 0,23 -2,86 -2,9210 Industri Barang Galian bukan Logam 0,12 0,11 -8,01 3,2811 Industri Logam Dasar 0,37 0,33 1,25 -0,2912 Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik 0,90 0,89 5,67 5,8613 Industri Mesin dan Perlengkapan 0,02 0,02 3,98 0,0014 Industri Alat Angkutan 8,04 7,67 6,09 -0,0415 Industri Furnitur 0,14 0,16 1,49 19,3616 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 0,18 0,20 9,37 12,43

Page 19: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

19

LAPANGAN USAHA Share ADHB (%) Pertumbuhan ADHK (%)2015* 2016" 2015* 2016"

D Pengadaan Listrik dan Gas 0,31 0,29 2,56 -0,481 Ketenagalistrikan 0,10 0,10 7,98 0,312 Pengadaan Gas dan Produksi Es 0,21 0,19 -1,00 -1,09

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,04 0,04 3,33 2,15F Konstruksi 13,13 12,88 3,99 1,37G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 16,60 16,48 2,67 4,66

1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 2,56 2,52 -6,27 2,742 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor 14,04 13,97 4,55 5,03

H Transportasi dan Pergudangan 3,32 3,51 9,04 11,241 Angkutan Rel 0,03 0,03 -0,63 1,702 Angkutan Darat 1,58 1,63 7,46 8,123 Angkutan Laut 0,33 0,32 2,24 2,464 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 0,00 0,00 4,55 0,005 Angkutan Udara 0,25 0,39 38,61 56,956 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 1,12 1,13 8,54 8,31

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,12 5,01 5,40 5,811 Penyediaan Akomodasi 0,82 0,77 1,20 -0,062 Penyediaan Makan Minum 4,29 4,25 6,16 6,81

J Informasi dan Komunikasi 7,13 7,22 10,11 10,82K Jasa Keuangan dan Asuransi 10,34 10,45 10,72 8,50

1 Jasa Perantara Keuangan 5,48 5,64 15,49 9,832 Asuransi dan Dana Pensiun 3,43 3,40 5,98 7,273 Jasa Keuangan Lainnya 0,97 0,96 5,90 6,734 Jasa Penunjang Keuangan 0,46 0,45 5,80 5,88

L Real Estat 6,29 6,17 4,72 4,69M,N Jasa Perusahaan 7,13 7,32 7,76 8,41

0 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,74 5,66 1,18 3,32P Jasa Pendidikan 5,52 5,73 6,53 6,97Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,64 1,69 7,58 7,81

R,S,T,U Jasa lainnya 3,55 3,67 8,04 8,46PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 100,00 100,00 5,89 5,85

Share dan Pertumbuhan Ekonomi dari Sisi Produksi (lanjutan)

• Angka pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta mengalami sedikitpenurunan pada tahun 2016, namun masih tumbuh diataspertumbuhan ekonomi nasional.

• Sektor yang mengalami percepatan pertumbuhan adalah sektor transportasi danpergudangan (11,25 %) terutamauntuk sub sektor angkutan udaramampu tumbuh 56 persen, sektorinformasi dan komunikasi(10,82%), dan sektor jasaperusahaan (8,41 %).

• Untuk sektor industri pengolahanpenyumbang terbesar, pertumbuhannya menurun padatahun 2016.

Page 20: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

20

Kontribusi PDRB menurut Lapangan Usaha Kota di DKI Jakarta

Sektor utama yang menjadi penggerak ekonomi kota di DKI Jakarta secara umum perdagangan, sektor kontruksi, sektorinformasi dan komunikasi, dan sektor jasa perusahaan. Sementara Kepulauan Seribu kontribusi terbesar dari sektor

pertambangan dan penggalian yaitu mencapai 79,20 mpersen, untuk sektor industri pengolahan berkontribusi besar diJakarta Timur dan Jakarta Utara .

Kabupaten/Kota

Share ADHB (%)

Kepulauan Seribu

Jakarta Selatan

Jakarta Timur

Jakarta BaratJakarta Utara

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,95 0,07 0,10 0,09 0,14

B Pertambangan dan Penggalian 79,20

C Industri Pengolahan 2,99 1,51 29,97 6,37 35,30

D Pengadaan Listrik dan Gas 0,02 0,12 0,53 0,24 0,29

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,03 0,03 0,05 0,05 0,05

F Konstruksi 1,73 13,32 11,69 16,38 15,26

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 3,31 16,01 15,76 18,96 16,56

H Transportasi dan Pergudangan 0,25 2,01 5,69 4,74 4,26

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,62 4,57 4,65 5,75 4,38

J Informasi dan Komunikasi 0,42 10,07 4,14 14,13 1,56

K Jasa Keuangan dan Asuransi 0,20 13,64 1,57 6,88 1,56

L Real Estat 0,17 7,71 4,83 6,75 5,04

M,N Jasa Perusahaan 0,28 10,33 4,75 6,20 5,65

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,19 8,00 4,18 1,81 1,81

P Jasa Pendidikan 0,59 5,00 7,70 6,45 3,84

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,07 1,98 1,68 1,93 1,24

R,S,T,U Jasa lainnya 0,98 5,62 2,69 3,25 3,05

Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Page 21: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

21

Pertumbuhan PDRB menurut Lapangan Usaha Kota di DKI Jakarta

Kabupaten/Kota

Pertumbuhan ADHK (%)

Kepulauan Seribu

Jakarta SelatanJakarta Timur

JakartaBarat

Jakarta Utara

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,36 0,42 0,46 0,43 1,84

B Pertambangan dan Penggalian -1,47 - - - -

C Industri Pengolahan 8,64 7,93 5,74 3,89 2,03

D Pengadaan Listrik dan Gas 2,68 -0,05 -0,79 -0,27 0,59

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1,45 1,09 2,17 2,74 3,21

F Konstruksi 7,61 1,39 1,41 1,71 2,43

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 9,93 4,44 4,82 4,88 6,01

H Transportasi dan Pergudangan 6,39 7,88 7,82 8,32 6,65

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,52 5,53 5,05 5,30 6,48

J Informasi dan Komunikasi 13,90 10,66 10,69 10,40 12,14

K Jasa Keuangan dan Asuransi 12,17 8,12 9,04 6,91 9,77

L Real Estat 4,53 4,30 4,66 4,78 5,66

M,N Jasa Perusahaan 9,48 8,02 8,52 7,99 8,94

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,92 2,35 3,33 3,02 5,71

P Jasa Pendidikan 8,44 6,51 6,95 7,07 8,92

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,89 7,65 7,75 7,65 8,60

R,S,T,U Jasa lainnya 8,10 8,30 8,41 8,03 9,52

Produk Domestik Regional Bruto 0,54 6,10 6,49 6,01 4,65

Kinerja sektor ekonomi setiap kota di DKI Jakarta tahun 2016 menunukan peningkatan dan rata-rata tumbuh positif, kecualisektor pertambangan dan penggalian di Kepulauan Seribu, dan sektor pengadaan listrik dan gas di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat dengan angka pertumbuhan negatif. Sektor informasi dan komunikasi rata-rata tumbuh diatas 10

persen di semua wilayah, dengan pertumbuhan paling tinggi yaitu di Kepulauan Seribu mencapai 13,90 persen. Sektorlainnya yang tumbuh cukup tinggi di semua wilayah adalah sektor Jasa keuangan dan asuransi.

Page 22: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

Sektor

Pengembangan Sektor Ekonomi Potensial di Provinsi DKI Jakarta

SEKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN

SEKTOR BERKEMBANG SEKTOR UNGGULAN

SEKTOR POTENSIAL

DS

LQ

Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional

Industri PengolahanLainnya; Jasa Reparasi dan

Pemasangan Mesin dan Peralatan

Industri logam Dasar

Industri tekstil dan pakaianjadi

Industri Batubara dan Pengilangan Migas

Pertambangan minyak dan gas , panas bumi

Industri karet, barang darikaret dan plastik

Industri Alat Angkutan

Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos

dan Kurir

Pertambangan dan penggalianlainnya

Perikanan

Ketenagalistrikan

Kontruksi

Industri Barang Galian bukan Logam

Angkutan Laut

Penyediaan Akomodasi

Industri Mesin & Perlengkapan

Jasa Penunjang Keuangan

Industri barang loham: komputer, barang elektronik

Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan

Sepeda Motor

Penyediaan Makan Minum

Informasi dan Komunikasi

Industri kulit, barang darikulit dan alas kaki

Industri Makanan danMinuman

Asuransi dan Dana Pensiun

Real Estat

Jasa Keuangan lainnya

Industri mesin danperlengkapan

Pengadaan Gas dan Produksi Es

Industri kertas dan barangdari kertas, percetakan

Jasa Perantara Keuangan

Jasa Pendidikan

Jasa Perusahaan

Industri Furniture

Pengadaan air, penge;lolaansampah dan limbah

Perdagangan mobil, sepedamotor, dan reparasi

Angkutan rel dan AngkutanDarat

Angkutan Udara

Jasa Lainnya

Administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan

sosial Wajib

Jasa Kesehatan danKegiatan Sosial

Sub Sektor

Page 23: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

23

Perbandingan Pengangguran Antar Kota di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

Tingkat Pengangguran DKI Jakarta Tinggi dan Cenderung Menurun

•Tingkat pengangguran di DKI Jakarta dalam lima tahun terakhir cenderung menurun, namun kondisi pengangguran jauh dibawah rata-rata tingkat pengangguran nasional.

•Kondisi pengangguran kabupaten dan kota di DKI Jakarta rata-rata masih tinggi, hampir semua kabupaten dan kota dengan angkapengangguran berada diatas rata tingkat pengangguran nasional, kecuali Kepulauan Seribu dengan tingkat pengangguran hanyasebesar 5,51 persen.

Perkembangan TPT DKI Jakarta dan Nasional Tahun 2011-2016 (Agustus)

10,80

9,87

9,028,47

7,23

6,12

6,566,14 6,25

5,946,18

5,61

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

10,00

11,00

12,00

2011 2012 2013 2014 2015 2016

TPT DKI Jakarta TPT Nasional

5,51

6,36

9,13

6,51 6,31

7,11

6,18

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

10,00

Adm. KepulauanSeribu

Kota JakartaSelatan

Kota JakartaTimur

Kota JakartaPusat

Kota JakartaBarat

Kota JakartaUtara

TPT Kota TPT Nasional 2015

Page 24: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

24

Penurunan kemiskinan DKI Jakarta cenderung melambat….

Perkembangan Tingkat Kemiskinan DKI Jakarta 2011-2016 (Sept)

Presentase kemiskinan Kabupaten dan Kota DKI Jakarta tergolong rendah dibandingkan terhadap rata-rata kemiskinanprovinsi dan nasional, kecuali di Kepulauan Seribu kondisikemiskinan masih tinggi dan jauh diatas kemiskinan provinsidan nasioanal.

Kemiskinan Kabupaten dan Kota di DKI Jakarta Tahun 2016

Kondisi kemiskinan Provinsi DKI Jakarta dalam lima tahun terakhir tergolong rendah dan jauh dibawah rata-rata kemiskinan nasional, dengan perkembangan tingkat kemiskinan cenderung menurun lambat.

3,64 3,7 3,724,09

3,61 3,75

12,3611,66 11,47

10,96 11,1310,7

0

2

4

6

8

10

12

14

2011 2012 2013 2014 2015 2016

DKI JAKARTA INDONESIA

Kabupaten/KotaJumlah Penduduk

Miskin (000)

Persentase Penduduk

MiskinP1 P2

Garis Kemiskinan

(Rp/Kap/ Bulan)

Kepulauan Seribu 2,96 12,58 0,58 0,09 520.073

Kota Jakarta Selatan 71,96 3,27 0,27 0,04 594.380

Kota Jakarta Timur 91,37 3,19 0,26 0,04 433.405

Kota Jakarta Pusat 35,82 3,91 0,33 0,04 503.304

Kota Jakarta Barat 84,08 3,38 0,45 0,10 421.968

Kota Jakarta Utara 98,11 5,57 0,73 0,17 441.617

DKI Jakarta 384,30 3,75 0,46 0,08 510.359

Page 25: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

25

79,6

70,18

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

DK

I JA

KA

RTA

DI Y

OG

YAK

AR

TA

KA

LIM

AN

TAN

TIM

UR

KEP

. RIA

U

BA

LI

RIA

U

SULA

WES

I UTA

RA

BA

NTE

N

SUM

ATE

RA

BA

RA

T

JAW

A B

AR

AT

AC

EH

SUM

ATE

RA

UTA

RA

JAW

A T

ENG

AH

SULA

WES

I SEL

ATA

N

JAW

A T

IMU

R

JAM

BI

KEP

. BA

NG

KA

BEL

ITU

NG

BEN

GK

ULU

SULA

WES

I TEN

GG

AR

A

KA

LIM

AN

TAN

UTA

RA

KA

LIM

AN

TAN

TEN

GA

H

KA

LIM

AN

TAN

SEL

ATA

N

SUM

ATE

RA

SEL

ATA

N

LAM

PU

NG

MA

LUK

U

SULA

WES

I TEN

GA

H

MA

LUK

U U

TAR

A

GO

RO

NTA

LO

KA

LIM

AN

TAN

BA

RA

T

NU

SA T

ENG

GA

RA

SULA

WES

I BA

RA

T

NU

SA T

ENG

GA

RA

PA

PU

A B

AR

AT

PA

PU

A

IPM Provinsi IPM Nasional Ranking IPM

Kualitas Sumberdaya Manusia di DKI Jakarta relatif tinggi …..

Perkembangan IPM Provinsi DKI Jakarta Tahun 2010-2016

Perbandingan IPM Per Provinsi 2016

• Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi DKI Jakarta terus menunjukkan peningkatan di enam tahun terakhir, namun jauh berada di atas rata-rata IPM Nasional.

• IPM Provinsi DKI Jakarta secara nasional berada di urutan pertamadibandingkan seluruh 34 Provinsi di Indonesia.

Sumber: BPS

Perkembangan Komponen IPM DKI Jakarta

76,31 76,98 77,53 78,08 78,39 78,99 79,6

66,53 67,09 67,7 68,31 68,9 69,55 70,18

55

60

65

70

75

80

85

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

IPM D K I Jakarta IPM Nasional

Indikator

DKI Jakarta Nasional

2015 2016 2015 2016

IPM 78,99 79,6 69,55 70,18

Angka Harapan Sekolah 12,59 12,73 12,55 12,72

Rata-Rata Lama Sekolah 10,7 10,88 7,84 7,95

Angka Harapan Hidup 72,43 72,49 70,78 70,9

Pengeluaran Perkapita 17.075 17.468 10.150 10.420

Page 26: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

Kualitas Sumberdaya Manusia Kabupaten dan Kota di DKI Jakarta

26

• Kondisi kualitas sumberdaya manusia kabupaten dan kota di DKI Jakarta tergolong tinggi dan rata-rata jauh berada diatas IPM Nasional, kecuali di Kepulauan Seribu kondisi kualitas sumberdaya manusia masih menjadi perhatian .

• IPM tertinggi dicapai oleh Kota Jakarta Selatan dan Kota Jakarta Timur dengan IPM diatas rata-rata IPM Provinsi dan Nasional.

IPM Kabupaten dan Kota di Banten Tahun 2016

ProvinsiAHH

(tahun)HLS

(tahun)RLS

(tahun)Pengeluaran (ribu rupiah)

IPM

Kep. Seribu 67,88 12,10 8,24 11.608 69,52

Kota Jakarta Selatan 73,83 13,22 11,42 22.932 83,94

Kota Jakarta Timur 74,14 13,20 11,52 16.733 81,28

Kota Jakarta Pusat 73,76 13,09 11,01 16.493 80,22

Kota Jakarta Barat 73,34 12,69 10,36 19.501 80,34

Kota Jakarta Utara 72,95 12,53 10,23 17.418 78,78

DKI JAKARTA 72,49 12,73 10,88 17.468 79,60

83,94

79,60

70,18

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

Kep. Seribu Kota JakartaSelatan

Kota JakartaTimur

Kota JakartaPusat

Kota JakartaBarat

Kota JakartaUtara

IPM Kab/Kota IPM DKI Jakarta IPM Nasional

Page 27: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

Isu Kesenjangan di Provinsi DKI JakartaKesenjangan Antarindividu

Ratio Gini Provinsi 2015

< 0,35

Kep. Bangka Belitung 0,28Maluku Utara 0,28Kalimantan Utara 0,29Kalimantan Timur 0,32Aceh 0,33Kalimantan Barat 0,33Kalimantan Tengah 0,33Sumatera Utara 0,34Sumatera Barat 0,34Nusa Tenggara Timur 0,34Maluku 0,34

0,35 - 0,40

Kalimantan Selatan 0,35Riau 0,36Jambi 0,36Sumatera Selatan 0,36Kep. Riau 0,36Sulawesi Barat 0,36Nusa Tenggara Barat 0,37Sulawesi Utara 0,37Sulawesi Tengah 0,37Bengkulu 0,38Jawa Timur 0,38Jawa Tengah 0,38Bali 0,38

> 0,40

Banten 0,40Sulawesi Tenggara 0,40Jawa Barat 0,41Jawa Timur 0,42Sulawesi Selatan 0,42Gorontalo 0,42Papua 0,42DKI Jakarta 0,43DI Yogyakarta 0,43Papua Barat 0,44

Ratio Gini Provinsi 2016

< 0,35

Kep. Bangka Belitung 0,28Maluku Utara 0,29Kalimantan Utara 0,30Sumatera Utara 0,32Kalimantan Timur 0,32Aceh 0,33Sumatera Barat 0,33Kalimantan Tengah 0,33Kalimantan Selatan 0,33Nusa Tenggara Timur 0,34Kalimantan Barat 0,34

0,35 - 0,40

Riau 0,35Jambi 0,35Sumatera Selatan 0,35Kep. Riau 0,35Maluku 0,35Bengkulu 0,36Jawa Timur 0,36Nusa Tenggara Barat 0,36Sulawesi Tengah 0,36Sulawesi Barat 0,36Jawa Tengah 0,37Bali 0,37Papua Barat 0,37

> 0,40

Banten 0,39Sulawesi Utara 0,39Papua 0,39Jawa Timur 0,40Sulawesi Tenggara 0,40DKI Jakarta 0,41Jawa Barat 0,41DI Yogyakarta 0,42Gorontalo 0,42Sulawesi Selatan 0,43

• Kesenjangan antar individu di Provinsi DKI Jakarta padatahun 2015-2016 berada pada rentang gini rasio 0,41-0,43. Dalam perkembangannya, nilai rasio kesenjangan Provinsi DKI Jakarta menurun.

• Tingkat kesenjangan pendapatan antar wilayah (kabupatenkota) di Provinsi DKI Jakrta masih tergolong tinggi danperkembangan dalam lima tahun kesenjangan eknomi antarwilayah di DKI Jakarta cenderung meningkat.

27

Indeks Wiliamson Provinsi DKI Jakarta di Pulau Jawa

0,95 0,95 0,95 0,95 0,95

0,40

0,50

0,60

0,70

0,80

0,90

1,00

2011 2012 2013 2014 2015

DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah

D.I Yogyakarta Jawa Timur Banten

Page 28: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

Isu koordinasi lintas provinsi dalampengelolaan Metropolitan Jabodetabekjur

28

Butuh peran aktif provinsi untuk bekerjasama denganProvinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat:• Memastikan kerjasama hulu-hilir dalam untuk

meningkatkan daya dukung lingkungan danketangguhan atas bencana untuk keberlanjutan DKI yang daya dukungnya semakin menurun

• Memastikan kerjasama pemberian layananantarprovinsi (air minum, buangan padat (sampah), transportasi, perumahan)

STRUKTUR RUANG JABODETABEKJUR

Page 29: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

Sinkronisasi RPJMD denganRPJMN

29

4

Page 30: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

30

Dasar Hukum Penyusunan RPJMD dan Penyelarasan Dengan RPJMN 2015-2019

• Pasal 5 ayat (2) UU SPPN, “RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan programKepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikanRPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah,kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja PerangkatDaerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangkaregulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. “

• Pasal 263 ayat (3) UU Pemda “RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakanpenjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi,arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerahdan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untukjangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN.”

• Pasal 272 ayat (3) UU Pemda “Pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalamrencana strategis perangkat daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diselaraskandengan pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan yang ditetapkan dalamrencana strategis kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian untuktercapainya sasaran pembangunan nasional.”

Page 31: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

31

Permendagri 86/2017 (1)

• Permendagri 86/2017, Pasal 153 (c): “Kaidah perumusan kebijakan rencanasebagaimana dimaksud dalam Pasal 151, meliputi: (c) sinkronisasi kebijakan denganrencana pembangunan lainnya“

• Permendagri 86/2017, Pasal 159:

1) Sinkronisasi kebijakan dengan rencana pembangunan lainnya sebagaimana dimaksuddalam Pasal 153 huruf c, dilaksanakan dalam penyusunan RPJPD, RPJMD, dan RKPD.

2) Sinkronisasi kebijakan dengan perencanaan pembangunan lainnya sebagaimanadimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan penelaahan terhadap dokumenperencanaan pembangunan nasional dan pembangunan Daerah lain dalam rangkasinkronisasi kebijakan pembangunan nasional dan Daerah, pembangunan Daerahprovinsi dan Daerah kabupaten/kota, serta pembangunan antar Daerah.

3) Penelaahan terhadap dokumen perencanaan pembangunan nasional sebagaimanadimaksud pada ayat (2), dilakukan dengan menelaah kebijakan nasional yangberdampak dan harus dipedomani oleh Daerah.

Page 32: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

32

Permendagri 86/2017 (2)

Permendagri 86/2017, Pasal 160:Penelaahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 159 mengandung makna:

a. mempedomani RPJPN dalam penyusunan RPJPD, yaitu menyelaraskan sasaran, arah kebijakan dan sasaran pokok pembangunan jangka panjang Daerah provinsi dengan nasional

b. mempedomani RTRW dalam penyusunan RPJPD dan RPJMD, melalui penyelarasan antara sasaran, arah kebijakan, dan sasaran pokok pembangunan jangka panjang maupun jangka menengah Daerah dengan tujuan, kebijakan, serta rencana struktur dan rencana pola ruang wilayah;

e. mempedomani RPJPD dalam penyusunan RPJMD dilakukan dengan cara menyelaraskan sasaran, strategi, arah kebijakan dan program pembangunan jangka menengah Daerah dengan arah kebijakan dan sasaran pokok pembangunan jangka panjang Daerah;

f. mempedomani RPJM Nasional dalam penyusunan RPJMD dilakukan dengan cara menyelaraskan sasaran, strategi, arah kebijakan dan program pembangunan jangka menengah Daerah dengan sasaran, agenda pembangunan, strategi, arah pengembangan wilayah, dan program strategis nasional dengan memperhatikan kewenangan, kondisi, dan karakteristik Daerah

j. mempedomani RKP dalam penyusunan RKPD dilakukan dengan cara menyelaraskan tema, arah kebijakan, dan prioritas pembangunan dengan prioritas pembangunan Daerah

Page 33: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

VISI dan MISI

VISI: TERWUJUDNYA INDONESIA YG BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKERIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG

7 MISIKeamanan nasional yg mampu menjaga

kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dg mengamankan SD maritim, dan

mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

Masyarakat maju, berkeseimbangan dan

demokratis berlandaskan negara

hukum.

Politik LN bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai

negara maritim

Kualitas hidup manusian Indonesia yg

tinggi, maju dan sejahtera

Bangsa berdaya saing Indonesia menjadi negara maritim yg mandiri, maju, kuat dan berbasiskan

kepentingan nasional

Masyarakat yg berkepribadian

dalam kebudayaan.

BERDAULAT DALAM BIDANG POLITIK(12 program aksi)

BERDIKARI DALAM BIDANG EKONOMI(16 program aksi)

BERKEPRIBADIAN DALAM BIDANG KEBUDAYAAN (3 program aksi)

1.Membangun wibawa politik LN dan mereposisi peran Indonesia dalam isu-isu global (4)

2.Menguatkan sistem pertahanan negara (4)

3.Membangun politik keamanan dan ketertiban masyarakat (8)

4.Mewujudkan profesionalitas intelijen negara (7)

5. Membangun keterbukaan informasi dan komunikasi publik (7)

6.Mereformasi sistem dan kelembagaan demokrasi (6)

7.Memperkuat politik desentralisasi dan otda (11)

8.Mendedikasikan diri untuk memberdayakan desa (8)

9. Melindungi dan memajukan hak-hak masyarakat adat (6)

10. Pemberdayaan Perempuan dalam politik dan pembangunan (7)

11. Mewujudkan sistem dan penegakan hukum yang berkeadilan (42)

12. Menjalankan reformasi birokrasi dan pelayanan publik (5)

1.Dedikasikan pembangunan kualitas SDM

2.Membangun kedaulatan pangan berbasis agribisnis kerakyatan

3.Mendedikasikan programuntuk membangun daulat energi berbasis kepentingan nasional

4.Untuk penguasaan SDA melalui 7 langkah & membangun regulasi mewajibkan CSR &/atau saham u/ masyarakat lokal/sekitar tambang, penguatan kapasitas pengusaha nasional (termsuk penambang rakyat) dlm pengelolaan tambang berkelanjutan.

5. Membangun pemberdayaan buruh

6.Membangun sektor keuangan berbasis nasional

7.Penguatan investasi domestik

8.Membangun penguatan kapasitas fiskal negara

9.Membangun infrastruktur

10. Membangun ekonomi maritim

11. Penguatan sektor kehutanan

12. Membangun tata ruang dan lingkungan berkelanjutan

13.Membangun perimbangan pembangunan kawasan

14.Membangun karakter dan potensi wisata

15.Mengembangkan kapasitas perdagangan nasional

16.Pengembangan industri manufaktur

1. Berkomitmen mewujudkan

pendidikan sbg pembentuk

karakter bangsa

2. Akan memperteguh kebhinekaan

Indonesia dan memperkuat

restorasi sosial

3. Akan membangun jiwa

bangsa melalui pemberdayaan

pemuda dan olahraga

33

NAWACITA (AGENDA PEMBANGUNAN

Page 34: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

Meneguhkan Kembali

Jalan Ideologi

PANCASILA TRISAKTI

9 Agenda Prioritas (NawaCita)

9 Agenda Prioritas (NawaCita)

Menghadirkan kembali negara untukmelindungi & memberikan rasa aman

Tata kelola Pemerintahan

Membangun Indonesia daripinggiranMembangun Indonesia daripinggiranReformasi sistem dan penegakanhukumReformasi sistem dan penegakanhukum

Meningkatkan kualitas hidupMeningkatkan kualitas hidupmasyarakat Indonesia

Meningkatkan produktifitas rakyatdan daya saingMeningkatkan produktifitas rakyatdan daya saing

Mewujudkan kemandirian ekonomidengan sektor-sektor strategisekonomi domestik

Melakukan revolusi karakterbangsaMelakukan revolusi karakterbangsa

Memperteguh ke-bhinekaan-danmemperkuat restorasi sosial Indonesia

Kementerian/Lembaga

Gubernur sebagai WakilPemerintah di Daerah

Peran BAPPEDA

Kabupaten/ Kota

AGENDA NAWA CITA DAN SINERGI DUKUNGAN PEMERINTAH DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNANAGENDA NAWA CITA DAN SINERGI DUKUNGAN PEMERINTAH DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN

11

22

33

44

55

66

77

88

99

34

STRATEGI PEMBANGUNAN

RPJMN 2015-2019

STRATEGI PEMBANGUNAN

RPJMN 2015-2019

Page 35: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

35

Strategi Pembangunan Nasional

*) Disiapkan oleh KIB II, kemudian direvisi melalui Perpres No. 3/2015 tentang Perubahan RKP 2015

RKP 2015*)

MELANJUTKAN REFORMASI BAGI PERCEPATAN

PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKEADILAN

RKP 2016

MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI

PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

RKP 2017

MEMACU PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN EKONOMI

UNTUK MENINGKATKAN KESEMPATAN KERJA SERTA

MENGURANGI KEMISKINAN DAN KESENJANGAN ANTARWILAYAH

RKP 2018

Memacu Investasi dan Infrastruktur Untuk

Pertumbuhan dan Pemerataan

RKP 2019

Ditentukan dalam proses penyusunan RKP 2019

DIMENSI PEMBANGUNAN

DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT

Revolusi Mental

PendidikanKesehatan

Perumahan dan Permukiman

DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN

Kedaulatan Pangan

Kedaulatan EnergiKemaritiman dan Kelautan

Industri dan KEKPariwisata

DIMENSI PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN

Antarkelompok PendapatanAntarwilayah: (1) Desa; (2)

Perbatasan; (3) Tertinggal (4) Perkotaan; (5) Reforma Agraria; (6)

Konektivitas Nasional

DIMENSI PEMBANGUNAN POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN, DAN KEAMANAN

Demokrasi dan Diplomasi Keamanan dan Ketertiban Reformasi Regulasi, Kepastian dan Penegakan Hukum

Reformasi Birokrasi

QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA

Nawacita 8 & 9

Nawacita 5

Nawacita 6 & 7

Nawacita 3

Nawacita 4 Nawacita 1 Nawacita 9 Nawacita 2

Norma Pokok Pembangunan Kabinet Kerja: a. Pembangunan bersifat holistik komprehensif, memperhatikan seluruh dimensi terkaitb. Pembangunan untuk manusia dan masyarakat harus memberdayakan masyarakat untuk menjadi mandiri dan tidak menyebabkan justru menjadi masyarakat

yang lemah (entitled society)c. Pembangunan tidak menciptakan ketimpangan yang semakin lebard. Pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan ekosisteme. Pembangunan harus mendorong tumbuh kembang swasta dan tidak justru mematikan usaha yang ada

Page 36: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

36

KEBIJAKAN PENYELARASAN PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH

PRIORITAS NASIONALPRIORITAS NASIONAL

• Sasaran Prioritas• Indikator Sasaran• Sasaran Prioritas• Indikator Sasaran

Kewenangan:• Pusat (K/L)• Provinsi• Kab/Kota

Kewenangan:• Pusat (K/L)• Provinsi• Kab/Kota

Pendanaan:• K/L• DAK (Penugasan)• PNM• KPBU• APBD

Pendanaan:• K/L• DAK (Penugasan)• PNM• KPBU• APBD

Koridor Money Follow Program dan Pendekatan Tematik, Holistik, Integratif, Spasial

TEMATIK & HOLISTIK (NAWACITA – STRATEGI

PEMBANGUNAN)

TEMATIK & HOLISTIK (NAWACITA – STRATEGI

PEMBANGUNAN)

INTEGRATIFINTEGRATIF

INTEGRATIFINTEGRATIF

SPASIALSTRATEGI

PEMBANGUNANRPJMN 2015-2019

STRATEGI PEMBANGUNAN

RPJMN 2015-2019

Page 37: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

37

Pentingnya Penyelarasan Perencanaan Pembangunan

Sasaran dan Prioritas Pembangunan Nasional adalah tujuanbernegara di semua tingkat pemerintahan

Dalam pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan nasional, bisa:

Hanya dilakukan oleh Pemerintah Pusat, seperti pertahanan, keamanan, politik luar negeri, dll. (Urusan Absolut)

Dilakukan oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan.

Sasaran dan Prioritas RPJMN adalah tujuan bernegara dalam jangkamenengah yang harus dicapai oleh semua tingkat pemerintahansesuai dengan tingkat kewenangannya,

Pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan, tingkat partisipasi sekolah, tingkat kematian ibu, IPM, dll yang menjadi sasaran prioritas nasional, mustahil bisa dicapai denganhanya menghandalkan SDM dan Anggaran dariKementerian/Lembaga di pusat saja.

Partisipasi Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota mutlakdiperlukan.

Dalam kerangka pencapaian tujuan bernegara tsb, maka sasaranprioritas pembangunan nasional harus dijabarkan ke semua tingkatpemerintahan sesuai dengan kewenangan.

RPJM NASIONAL

NKRI

RPJMD PROVINSI

RPJMD KAB/KOTA

PE

NC

AP

AIA

N S

AS

AR

AN

PE

NJA

BA

RA

N S

AS

AR

AN

Page 38: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

38

Tujuan Dan Sasaran Penyelarasan

Tujuan:

• Menjamin konsistensi sinergitas sasaran, dan arah kebijakan pembangunan yang tertuang dalamRPJMN menjadi prioritas dalam RPJMD terkait;

• Meningkatkan koordinasi dan kesepahaman dalam rangka upaya pencapaian sasaran pembangunannasional;

• Optimalisasi penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan;

• Penyesuaian alokasi anggaran pembangunan yang berorientasi pada hasil;

• Harmonisasi hubungan pusat-daerah dan antar daerah;

• Optimalisasi potensi dan keanekaragaman daerah.

Sasaran:• Tersusunnya butir-butir kesepakatan tentang arah kebijakan pembangunan di dalam RPJMD yang

selaras dengan RPJMN 2015-2019 yang dituangkan pada Form Kesepakatan Penyelarasan;• Tersusunnya butir-butir dukungan Pemerintah Daerah berupa target dan alokasi anggaran

berdasarkan penyelarasan indikator dalam Pencapaian Target Prioritas Nasional yang dituangkan pada Form Dukungan Penyelarasan.

• Tersusunnya butir-butir dukungan Pemerintah Pusat dalam rencana pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah.

Page 39: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

Secara substansional penyelarasan RPJMD dengan RPJMN 2015-2019 terbagi beberapa strategi, yaitu;

1. Penyelarasan Isu Strategis Pembangunan Daerah dengan Nasional,

2. Penyelarasan Misi/Sub Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Pembangunan Daerah dengan Nasional

3. Penyelarasan Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah denganNasional

4. Penyelarasan Program Daerah dengan Prioritas Nasional, Program Prioritas, danKegiatan Prioritas berdasarkan indikator dan pembagian urusan pemerintahan,

5. Penyelarasan kerangka pendanaan program dan kegiatan yang mendukungPrioritas Nasional,

6. Penyelarasan indikasi lokasi pelaksanaan kegiatan strategis nasional

STRATEGI PENYELARASAN RPJMD DENGAN RPJMN 2015-2019(Surat Edaran Bersama

Mendagri No.050/4936/S dan Men.PPNJ No.0430/M.PPN/12/2016Tentang Petunjuk Penyelarasan RPJMD dengan RPJMN 2015-2019)

39

Page 40: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

RPJMD dan RKPD yang dilengkapidengan ‘Buku III’

Penerapan prinsip THIS denganCapital Investment Planning

sebagai alatPengendalian pembangunan

Proses pengendalian pembangunantermasuk penegakan hukum untuk umpan

balik pada rencana berikutnya

Penyerasian berbagai input darirencana sektoral

Perbaikan rencana sektoral

RTRWProvinsi danRDTR

Data dan informasi sebagai dasarperencanaan

Perbaikan data sebagai input analisis

Perencanaan Kawasan StrategisKota/Koridor Strategis

Visi Gubernur

Prioritas investasi sesuai dengan karakteristikkota berikut skema pendanaanya

40

Proses perencanaanperkotaan ideal

APBN/D BUMN/D/ Des KPBU PINA

Pusat

Prov

Kab/Kota

Page 41: SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam …

Sekian dan Terima Kasih