sinergitas perencanaan nasional dan daerah dalam …
TRANSCRIPT
Click to edit Master title style
SINERGITAS PERENCANAAN NASIONAL dan DAERAH dalam rangka PENYUSUNAN RPJMD
DKI 2018-2022
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
1
Jakarta, 27 Desember 2017
2
BAHASAN
Evaluasi Paruh Waktu RPJMN 2015-2019
Arah Kebijakan Pembangunan Wilayah dalam RPJMN 2015-2019
Profil dan Analisis Pembangunan DKI
Sinkronisasi RPJMD dengan RPJMN
Evaluasi Paruh Waktu RPJMN 2015-2019
3
1
4
Capaian Pemerataan Pembangunan
Ketimpangan menurun ditandai oleh koefisien gini yang semakin membaik
Tingkat kemiskinan menurun, menjadi 10,64 persen dan jumlah penduduk miskin berkurang menjadi 27,77 juta jiwa.
Persentase penduduk miskin berkurang
Jumlah penduduk miskin berkurang
2,03Persen (YoY)dalam setahun (Maret 2017)
0,24Juta jiwadalam setahun (Maret 2017)
Tingkat pengangguran
menurun, menjadi 5,33 persen
Sumber: Sakernas, Februari 2014-2017
Tahun 2015
IPMTahun 2016
69,55 70,18
Indeks Pembangunan Manusia membaik, menjadi 70,18 pada tahun 2016
5
Upaya untuk Mencapai Pemerataan Pembangunan (1/2)
1 Menjaga ekonomi tetap tumbuh Meningkatkan investasi dengan kontribusi PMDN yang semakin meningkat
2
3 Menjaga kestabilan ekonomiNilai tukar rupiah terjaga stabil
pada kisaran Rp13.300-13.400 per USD
Inflasi stabil dalam rentang target
Keterangan:*) Posisi bulan Juni 2017Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), diolah kembali Sumber: Bloomberg, posisi akhir 20 Juli 2017
4Pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah
Peningkatan ketersediaan energi dan pembangunan pita lebar untuk menjangkau daerah terpencil5
Rangking daya saing infrastruktur Indonesia meningkat dari 82 (2014) ke 60 (2017)
Sumber: Global Competitiveness Index, WEF, 2017
Rasio Elektrifikasi
(Persen)
2017 810*)92,26
Konsumsi Listrik per Kapita
(Kwh)
2017 810*)977,69
Kapasitas Pembangkit(GW)
2017
810*)
59,84
6
Upaya untuk Mencapai Pemerataan Pembangunan (2/2)
Keterangan: Angka Kumulatif
Arah Kebijakan Pembangunan Wilayah dalam RPJMN 2015-2019
7
2
KERANGKA PEMBANGUNAN WILAYAH
8
ISU UTAMA : KESENJANGAN KAWASAN BARAT INDONESIA DAN KAWASAN TIMUR INDONESIA, JAWA DAN LUAR JAWA
• KESENJANGAN EKONOMI
• KESENJANGAN PELAYANAN DASAR (SPM)
ARAH KEBIJAKAN UTAMA
• TRANSFORMASI DAN AKSELERASI KHUSUSNYA UNTUK KAWASAN TIMUR INDONESIA
• MENJAGA MOMENTUM PERTUMBUHAN PADA PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN NASIONAL
TRANSFORMASI & AKSELERASI
KAPASITAS SUMBERDAYA MANUSIA
PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI
NILAI TAMBAH SUMBERDAYA ALAM
INFRASTRUKTUR
TATAKELOLA PEMERINTAHAN
9
ALUR PIKIRPENGURANGAN KESENJANGAN DALAM RPJMN 2015-2019
BASIS DATA
DASAR PERENCANAAN
PENDEKATAN KEWILAYAHAN
OUTCOMES
InformasiGeospasial
Data Statistik
Rencana Tata Ruang
PengelolaanPertanahan
• Arah PengembanganWilayah Pulau-Pulau Besardan Provinsi (Buku IIIRPJMN).
• Kawasan CepatTumbuh/Kawasan Strategis (KEK, FTZ, KI, KSPN)
• Sistem Perkotaan• Daerah Tertinggal• Kawasan Rawan Bencana• Kawasan Khusus• Kawasan Perbatasan• Perdesaan• Perumahan dan Permukiman
1. BerkurangnyaKesenjangan AntarWilayah
2. Tumbuhnya Pusat-pusat PertumbuhanberbasisKeunggulan PotensiWilayah, khususnyadi KTI
3. MeratanyaPelayanan SosialDasar di SeluruhWilayah Indonesia
1. PenguranganKesenjangan AntarWilayah
2. PengembanganPusat-pusatPertumbuhanberbasisKeunggulanPotensi Wilayah
3. PemerataanPelayanan SosialDasar
PROSESARAHAN
RPJPN 2005-2025
SKETSA HIERARKI PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN DAN HINTERLANDNYA
• Pusat-pusat pertumbuhan baik yang
berskala nasional (PKN, KEK, KPBPB, KI,
KSPN) serta skala kab/kota (PKW)
diharapkan mampu menjadi generator
pembangunan wilayah. Serta
diharapkan mampu memberikan
trickling down effect terhadap daerah
sekitarnya (daerah tertinggal,
agropolitan, minapolitan).
• Kaitan pusat-pusat pertumbuhan
dengan wilayah sekitarnya juga
diharapkan mampu mengoptimalkan
backward linkages untuk pemanfaatan
SDA, penyerapan tenaga kerja; serta
forward linkages untuk meningkatkan
nilai tambah SDA.
I. Wilayah dengan angka kemiskinan dan pengangguran tinggi, namun memiliki potensi
ekonomi wilayah
II. Wilayah dengan pertumbuhan ekonomi yang
rendah, kemiskinan dan pengangguran yang rendah,
namun dengan potensi ekonomi wilayah yang tinggi
III. Wilayah dengan potensi dan daya ungkit
pertumbuhan ekonomi nasional yang tinggi
StrategiPembangunan
Wilayah
STRATEGI PEMBANGUNAN WILAYAH
Percepatan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK), Kawasan Industri (KI), Kawasan Strategis Pariwisata
nasional (KSPN), Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
1. Pengembangan potensi ekonomi wilayah
2. Percepatan pembangunan konektivitas3. Peningkatan kemampuan SDM dan
IPTEK4. Penyederhanaan regulasi dan
kebijakan5. Peningkatan iklim investasi dan iklim
usaha
Pengembangan Pusat-Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
1. Pengembangan potensi ekonomi lokal yang inklusif
2. Pengembangan UMKM3. Percepatan pembangunan
infrastruktur dan konektivitas4. Penyiapan tenaga kerja lokal5. Pemakaian teknologi tepat guna
Pengembangan daerah tertinggal, terluar, perbatasan.
1. Pemenuhan SPM untuk pelayanan dasar utamanya pendidikan, kesehatan, transportasi, air minum, energi listrik, perkim.
2. Penyiapan modal sosial dan pengembangan SDM
3. Percepatan pembangunan infrastruktur dan konektivitas
4. Penguatan kapasitas tata kelola pemenritahan daerah
5. Peningkatan nilai tambah SDA dan Pengembangan UMKM
12
PERENCANAAN BERBASIS SPASIAL (DELINIASI KAWASAN KONSERVASI/KERJA)
Peta Batas Administrasi (Tematik)
Peta Pendidikan, Kepadatan penduduk dll
Peta Kesehatan
Hasil Overlay untuk Analisa Peta Deliniasi Wilayah Kerja (Demand dan Suplai Layanan Air Minum dan Sanitasi)
Peta Perumahan dan Permukiman
• Lumbung pangan nasional;
• Pendorong sektor industri dan jasa nasional dengan pengembangan industry makanan-minuman, tekstil, otomotif, alutsista, telematika, kimia, aluminia, dan besi-baja;
• Salah satu gerbang destinasi wisata terbaik di dunia dengan pengembanganindustry kreatif;
• Percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan) melaluipengembangan industry perkapalan dan pariwisata bahari.
ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH JAWA-BALI(RPJMN BUKU III 2015-2019)
Profil dan Analisis Pembangunan DKI Jakarta
14
3
15
Isu Strategis Pembangunan DKI JakartaShare PDRB thd Nasional
Meningkat
17,20 (2016)
16,50 (2014)
Share PDRB DKI terhadap Wilayah Jawa naik
29,41 (2016)
28,75 (2014)
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Tinggi tetapi Membaik
Tingkat Kemiskinan Menurun dan gap dengan nasional mengecil.
Persentase penduduk miskin berkurang
Gap Tingkat Kemiskinan th nasional
12,36 (2011)
10,7(2016)
△ 4,24 (2014)
△ 1,51 (2016)76,31 (2011)
79,6 (2016)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) membaik,
10,80 (2011)
6,18 (2016)
Peran DKI Jakarta terhadap Perekonomian Wilayah Jawa dan Nasional
16
• Kontribusi perekonomian Jawa mengalami peningkatan dari tahun 2014-2016. Dari seluruh Provinsi yang terdapat di Jawa, kontribusi Provinsi DKI Jakarta terbesar terhadap perekonomian pulau Jawa dan nasional, danmengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir . Kontribusi tahun2016 sebesar 29,41 persen terhadap perekonomian Pulau Jawa dan17,20 persen terhadap perekonomian Nasional.
• Secara spasial, perekonomian DKI Jakarta disokong dari Kota Jakarta Pusat (24,48%), dan Kota Jakarta Selatan (22,29%).
• Kinerja perekonomian DKI Jakarta dalam lima tahun terakhirmengalamai penurunan, namun masih tumbuh diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional.
Sumber: BPS
Perkembangan Kontribusi PDRB Provinsi DKI Jakarta Terhadap Wilayah Jawa
Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta (ADHK) Tahun 2011-2016
PROVINSI
Kontribusi 2014 (persen)Kontribusi 2015
(persen)Kontribusi 2016
(persen)
terhadap pulau
terhadap 34 provinsi
terhadap pulau
terhadap 34 provinsi
terhadap pulau
terhadap 34 provinsi
DKI Jakarta 28,75 16,50 29,26 17,07 29,41 17,20
Jawa Barat 22,61 12,97 22,43 13,08 22,32 13,06
Jawa Tengah 15,05 8,64 14,88 8,68 14.75 8,63
Dl Yogyakarta 1,51 0,87 1,49 0,87 1,49 0,87
Jawa Timur 25,09 14,40 24,90 14,53 25,06 14,65
Banten 6,99 4,01 7,04 4,11 6,97 4,08
Jawa - 57,39 - 58,34 - 58,49
Share PDRB Kota terhadap perekonomian DKI Jakarta Tahun 2016
6,736,53
6,075,91 5,89 5,85
6,176,03
5,56
5,024,79
5,02
4,50
5,00
5,50
6,00
6,50
7,00
2011 2012 2013 2014 2015 2016
DKI JAKARTA NASIONAL
KABUPATEN/KOTANilai (Rp. Miliar) Share (%)
2015*) 2016**) 2015*) 2016**)
Kab. Kepulauan Seribu 6.259 6.542 0,31 0,30
Kota Jakarta Selatan 443.059 485.323 22,29 22,29
Kota Jakarta Timur 345.949 380.922 17,41 17,49
Kota Jakarta Pusat 485.497 532.943 24,43 24,48
Kota Jakarta Barat 328.397 359.245 16,52 16,50
Kota Jakarta Utara 378.438 412.466 19,04 18,94
Jumlah 1.987.598 2.177.443 100,00 100,00
• Dari sisi pengeluaran, penggerak perekonomianDKI disokong oleh komponen pengeluaranrumah tangga, investasi, ekspor dan impor. Kontribusi keempat komponen tersebut rata-rata mengalami penurunan pada tahun 2016, kecuali pengeluaran konsumsi rumah tangga.
• Pertumbuhan PDRB DKI Jakarta menurut pengeluaran cenderung fluktuatif pada setiap komponen, namun pertumbuhan semuakomponen pengeluaran tahun 2016 meningkatdibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhanpengeluaran paling tinggi dicapai olehperubahan inventori dan konsumsi lembagaswasta Nirlaba .
Distribusi dan Pertumbuhan Provinsi DKI Jakarta dari Sisi Pengeluaran 2013-2016
Sumber: BPS
Share dan Pertumbuhan Ekonomi dari Sisi Pengeluaran
PengeluaranShare ADHB (%)
2013 2014 2015*) 2016**)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 60,71 60,44 58,41 58,70
2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 1,73 2,01 1,80 1,90
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 13,66 12,63 12,07 11,77
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 44,20 42,94 40,87 39,23
5. Perubahan Inventori 0,78 0,88 0,88 0,82
6. Ekspor Barang dan Jasa 41,35 40,72 35,40 31,87
7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 62,43 59,62 49,44 44,29
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00
PengeluaranPertumbuhan ADHK (%)
2013 2014 2015*) 2016**)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5,78 5,54 5,31 5,49
2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 5,81 16,80 -4,65 11,67
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 9,49 2,04 3,82 2,43
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 5,67 3,07 2,64 1,57
5. Perubahan Inventori 17,75 76,37 -2,56 65,11
6. Ekspor Barang dan Jasa -3,02 1,93 -12,94 1,93
7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 0,07 0,63 -10,53 -1,02
Jumlah 6,07 5,91 5,89 5,85
Share dan Pertumbuhan Ekonomi dari Sisi Produksi
18Sumber: BPS, 2016
• Dari sisi produksi, sektor industri Pengolahan dan Perdagangan Besar dan Eceran, sektorkontruksi, dan sektor jasakeuangan dan asuran si menjadi penunjang sektor ekonomi utamauntuk perekonomian Provinsi DKI Jakarta.
• Kontribusi sektor industri terbesardari sub sektor industri alatangkutan, dan sektor perdaganganterbesar dari sub sektorperdagangan mobil, sepeedamotor, dan reparasinya.
Kontribusi dan Pertumbuhan PDRB menurut Sektor Tahun 2014-2016
LAPANGAN USAHA Share ADHB (%) Pertumbuhan ADHK (%)2015* 2016" 2015* 2016"
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,09 0,09 1,10 0,951 Pertanian, Peternakan, Perburuan & Jasa Pertanian 0,06 0,05 -0,25 0,37a. Tanaman Pangan 0,00 0,00 0,00 0,00b. Tanaman Hortikultura 0,05 0,05 -0,29 0,29d. Peternakan 0,00 0,00 0,00 0,00e. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,00 0,00 0,00 0,003 Perikanan 0,04 0,04 3,05 1,74
B Pertambangan dan Penggalian 0,25 0,24 -0,71 -1,491 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 0,22 0,21 -1,02 -2,024 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 0,03 0,03 0,76 0,95
C Industri Pengolahan 13,80 13,55 5,08 3,641 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0,00 0,00 0,00 3,702 Industri Makanan dan Minuman 0,93 0,94 12,87 4,264 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0,75 0,77 3,69 7,835 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,02 0,02 6,61 -0,416 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
0,02 0,03 -1,78 12,35
7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 0,43 0,44 9,67 8,718 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 1,62 1,73 -0,55 15,189 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 0,26 0,23 -2,86 -2,9210 Industri Barang Galian bukan Logam 0,12 0,11 -8,01 3,2811 Industri Logam Dasar 0,37 0,33 1,25 -0,2912 Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik 0,90 0,89 5,67 5,8613 Industri Mesin dan Perlengkapan 0,02 0,02 3,98 0,0014 Industri Alat Angkutan 8,04 7,67 6,09 -0,0415 Industri Furnitur 0,14 0,16 1,49 19,3616 Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 0,18 0,20 9,37 12,43
19
LAPANGAN USAHA Share ADHB (%) Pertumbuhan ADHK (%)2015* 2016" 2015* 2016"
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,31 0,29 2,56 -0,481 Ketenagalistrikan 0,10 0,10 7,98 0,312 Pengadaan Gas dan Produksi Es 0,21 0,19 -1,00 -1,09
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,04 0,04 3,33 2,15F Konstruksi 13,13 12,88 3,99 1,37G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 16,60 16,48 2,67 4,66
1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 2,56 2,52 -6,27 2,742 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor 14,04 13,97 4,55 5,03
H Transportasi dan Pergudangan 3,32 3,51 9,04 11,241 Angkutan Rel 0,03 0,03 -0,63 1,702 Angkutan Darat 1,58 1,63 7,46 8,123 Angkutan Laut 0,33 0,32 2,24 2,464 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 0,00 0,00 4,55 0,005 Angkutan Udara 0,25 0,39 38,61 56,956 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir 1,12 1,13 8,54 8,31
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,12 5,01 5,40 5,811 Penyediaan Akomodasi 0,82 0,77 1,20 -0,062 Penyediaan Makan Minum 4,29 4,25 6,16 6,81
J Informasi dan Komunikasi 7,13 7,22 10,11 10,82K Jasa Keuangan dan Asuransi 10,34 10,45 10,72 8,50
1 Jasa Perantara Keuangan 5,48 5,64 15,49 9,832 Asuransi dan Dana Pensiun 3,43 3,40 5,98 7,273 Jasa Keuangan Lainnya 0,97 0,96 5,90 6,734 Jasa Penunjang Keuangan 0,46 0,45 5,80 5,88
L Real Estat 6,29 6,17 4,72 4,69M,N Jasa Perusahaan 7,13 7,32 7,76 8,41
0 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,74 5,66 1,18 3,32P Jasa Pendidikan 5,52 5,73 6,53 6,97Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,64 1,69 7,58 7,81
R,S,T,U Jasa lainnya 3,55 3,67 8,04 8,46PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 100,00 100,00 5,89 5,85
Share dan Pertumbuhan Ekonomi dari Sisi Produksi (lanjutan)
• Angka pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta mengalami sedikitpenurunan pada tahun 2016, namun masih tumbuh diataspertumbuhan ekonomi nasional.
• Sektor yang mengalami percepatan pertumbuhan adalah sektor transportasi danpergudangan (11,25 %) terutamauntuk sub sektor angkutan udaramampu tumbuh 56 persen, sektorinformasi dan komunikasi(10,82%), dan sektor jasaperusahaan (8,41 %).
• Untuk sektor industri pengolahanpenyumbang terbesar, pertumbuhannya menurun padatahun 2016.
20
Kontribusi PDRB menurut Lapangan Usaha Kota di DKI Jakarta
Sektor utama yang menjadi penggerak ekonomi kota di DKI Jakarta secara umum perdagangan, sektor kontruksi, sektorinformasi dan komunikasi, dan sektor jasa perusahaan. Sementara Kepulauan Seribu kontribusi terbesar dari sektor
pertambangan dan penggalian yaitu mencapai 79,20 mpersen, untuk sektor industri pengolahan berkontribusi besar diJakarta Timur dan Jakarta Utara .
Kabupaten/Kota
Share ADHB (%)
Kepulauan Seribu
Jakarta Selatan
Jakarta Timur
Jakarta BaratJakarta Utara
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,95 0,07 0,10 0,09 0,14
B Pertambangan dan Penggalian 79,20
C Industri Pengolahan 2,99 1,51 29,97 6,37 35,30
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,02 0,12 0,53 0,24 0,29
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,03 0,03 0,05 0,05 0,05
F Konstruksi 1,73 13,32 11,69 16,38 15,26
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 3,31 16,01 15,76 18,96 16,56
H Transportasi dan Pergudangan 0,25 2,01 5,69 4,74 4,26
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,62 4,57 4,65 5,75 4,38
J Informasi dan Komunikasi 0,42 10,07 4,14 14,13 1,56
K Jasa Keuangan dan Asuransi 0,20 13,64 1,57 6,88 1,56
L Real Estat 0,17 7,71 4,83 6,75 5,04
M,N Jasa Perusahaan 0,28 10,33 4,75 6,20 5,65
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,19 8,00 4,18 1,81 1,81
P Jasa Pendidikan 0,59 5,00 7,70 6,45 3,84
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,07 1,98 1,68 1,93 1,24
R,S,T,U Jasa lainnya 0,98 5,62 2,69 3,25 3,05
Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
21
Pertumbuhan PDRB menurut Lapangan Usaha Kota di DKI Jakarta
Kabupaten/Kota
Pertumbuhan ADHK (%)
Kepulauan Seribu
Jakarta SelatanJakarta Timur
JakartaBarat
Jakarta Utara
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,36 0,42 0,46 0,43 1,84
B Pertambangan dan Penggalian -1,47 - - - -
C Industri Pengolahan 8,64 7,93 5,74 3,89 2,03
D Pengadaan Listrik dan Gas 2,68 -0,05 -0,79 -0,27 0,59
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1,45 1,09 2,17 2,74 3,21
F Konstruksi 7,61 1,39 1,41 1,71 2,43
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 9,93 4,44 4,82 4,88 6,01
H Transportasi dan Pergudangan 6,39 7,88 7,82 8,32 6,65
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,52 5,53 5,05 5,30 6,48
J Informasi dan Komunikasi 13,90 10,66 10,69 10,40 12,14
K Jasa Keuangan dan Asuransi 12,17 8,12 9,04 6,91 9,77
L Real Estat 4,53 4,30 4,66 4,78 5,66
M,N Jasa Perusahaan 9,48 8,02 8,52 7,99 8,94
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,92 2,35 3,33 3,02 5,71
P Jasa Pendidikan 8,44 6,51 6,95 7,07 8,92
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,89 7,65 7,75 7,65 8,60
R,S,T,U Jasa lainnya 8,10 8,30 8,41 8,03 9,52
Produk Domestik Regional Bruto 0,54 6,10 6,49 6,01 4,65
Kinerja sektor ekonomi setiap kota di DKI Jakarta tahun 2016 menunukan peningkatan dan rata-rata tumbuh positif, kecualisektor pertambangan dan penggalian di Kepulauan Seribu, dan sektor pengadaan listrik dan gas di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat dengan angka pertumbuhan negatif. Sektor informasi dan komunikasi rata-rata tumbuh diatas 10
persen di semua wilayah, dengan pertumbuhan paling tinggi yaitu di Kepulauan Seribu mencapai 13,90 persen. Sektorlainnya yang tumbuh cukup tinggi di semua wilayah adalah sektor Jasa keuangan dan asuransi.
Sektor
Pengembangan Sektor Ekonomi Potensial di Provinsi DKI Jakarta
SEKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN
SEKTOR BERKEMBANG SEKTOR UNGGULAN
SEKTOR POTENSIAL
DS
LQ
Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional
Industri PengolahanLainnya; Jasa Reparasi dan
Pemasangan Mesin dan Peralatan
Industri logam Dasar
Industri tekstil dan pakaianjadi
Industri Batubara dan Pengilangan Migas
Pertambangan minyak dan gas , panas bumi
Industri karet, barang darikaret dan plastik
Industri Alat Angkutan
Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos
dan Kurir
Pertambangan dan penggalianlainnya
Perikanan
Ketenagalistrikan
Kontruksi
Industri Barang Galian bukan Logam
Angkutan Laut
Penyediaan Akomodasi
Industri Mesin & Perlengkapan
Jasa Penunjang Keuangan
Industri barang loham: komputer, barang elektronik
Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan
Sepeda Motor
Penyediaan Makan Minum
Informasi dan Komunikasi
Industri kulit, barang darikulit dan alas kaki
Industri Makanan danMinuman
Asuransi dan Dana Pensiun
Real Estat
Jasa Keuangan lainnya
Industri mesin danperlengkapan
Pengadaan Gas dan Produksi Es
Industri kertas dan barangdari kertas, percetakan
Jasa Perantara Keuangan
Jasa Pendidikan
Jasa Perusahaan
Industri Furniture
Pengadaan air, penge;lolaansampah dan limbah
Perdagangan mobil, sepedamotor, dan reparasi
Angkutan rel dan AngkutanDarat
Angkutan Udara
Jasa Lainnya
Administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan
sosial Wajib
Jasa Kesehatan danKegiatan Sosial
Sub Sektor
23
Perbandingan Pengangguran Antar Kota di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015
Tingkat Pengangguran DKI Jakarta Tinggi dan Cenderung Menurun
•Tingkat pengangguran di DKI Jakarta dalam lima tahun terakhir cenderung menurun, namun kondisi pengangguran jauh dibawah rata-rata tingkat pengangguran nasional.
•Kondisi pengangguran kabupaten dan kota di DKI Jakarta rata-rata masih tinggi, hampir semua kabupaten dan kota dengan angkapengangguran berada diatas rata tingkat pengangguran nasional, kecuali Kepulauan Seribu dengan tingkat pengangguran hanyasebesar 5,51 persen.
Perkembangan TPT DKI Jakarta dan Nasional Tahun 2011-2016 (Agustus)
10,80
9,87
9,028,47
7,23
6,12
6,566,14 6,25
5,946,18
5,61
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
10,00
11,00
12,00
2011 2012 2013 2014 2015 2016
TPT DKI Jakarta TPT Nasional
5,51
6,36
9,13
6,51 6,31
7,11
6,18
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
10,00
Adm. KepulauanSeribu
Kota JakartaSelatan
Kota JakartaTimur
Kota JakartaPusat
Kota JakartaBarat
Kota JakartaUtara
TPT Kota TPT Nasional 2015
24
Penurunan kemiskinan DKI Jakarta cenderung melambat….
Perkembangan Tingkat Kemiskinan DKI Jakarta 2011-2016 (Sept)
Presentase kemiskinan Kabupaten dan Kota DKI Jakarta tergolong rendah dibandingkan terhadap rata-rata kemiskinanprovinsi dan nasional, kecuali di Kepulauan Seribu kondisikemiskinan masih tinggi dan jauh diatas kemiskinan provinsidan nasioanal.
Kemiskinan Kabupaten dan Kota di DKI Jakarta Tahun 2016
Kondisi kemiskinan Provinsi DKI Jakarta dalam lima tahun terakhir tergolong rendah dan jauh dibawah rata-rata kemiskinan nasional, dengan perkembangan tingkat kemiskinan cenderung menurun lambat.
3,64 3,7 3,724,09
3,61 3,75
12,3611,66 11,47
10,96 11,1310,7
0
2
4
6
8
10
12
14
2011 2012 2013 2014 2015 2016
DKI JAKARTA INDONESIA
Kabupaten/KotaJumlah Penduduk
Miskin (000)
Persentase Penduduk
MiskinP1 P2
Garis Kemiskinan
(Rp/Kap/ Bulan)
Kepulauan Seribu 2,96 12,58 0,58 0,09 520.073
Kota Jakarta Selatan 71,96 3,27 0,27 0,04 594.380
Kota Jakarta Timur 91,37 3,19 0,26 0,04 433.405
Kota Jakarta Pusat 35,82 3,91 0,33 0,04 503.304
Kota Jakarta Barat 84,08 3,38 0,45 0,10 421.968
Kota Jakarta Utara 98,11 5,57 0,73 0,17 441.617
DKI Jakarta 384,30 3,75 0,46 0,08 510.359
25
79,6
70,18
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
DK
I JA
KA
RTA
DI Y
OG
YAK
AR
TA
KA
LIM
AN
TAN
TIM
UR
KEP
. RIA
U
BA
LI
RIA
U
SULA
WES
I UTA
RA
BA
NTE
N
SUM
ATE
RA
BA
RA
T
JAW
A B
AR
AT
AC
EH
SUM
ATE
RA
UTA
RA
JAW
A T
ENG
AH
SULA
WES
I SEL
ATA
N
JAW
A T
IMU
R
JAM
BI
KEP
. BA
NG
KA
BEL
ITU
NG
BEN
GK
ULU
SULA
WES
I TEN
GG
AR
A
KA
LIM
AN
TAN
UTA
RA
KA
LIM
AN
TAN
TEN
GA
H
KA
LIM
AN
TAN
SEL
ATA
N
SUM
ATE
RA
SEL
ATA
N
LAM
PU
NG
MA
LUK
U
SULA
WES
I TEN
GA
H
MA
LUK
U U
TAR
A
GO
RO
NTA
LO
KA
LIM
AN
TAN
BA
RA
T
NU
SA T
ENG
GA
RA
…
SULA
WES
I BA
RA
T
NU
SA T
ENG
GA
RA
…
PA
PU
A B
AR
AT
PA
PU
A
IPM Provinsi IPM Nasional Ranking IPM
Kualitas Sumberdaya Manusia di DKI Jakarta relatif tinggi …..
Perkembangan IPM Provinsi DKI Jakarta Tahun 2010-2016
Perbandingan IPM Per Provinsi 2016
• Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi DKI Jakarta terus menunjukkan peningkatan di enam tahun terakhir, namun jauh berada di atas rata-rata IPM Nasional.
• IPM Provinsi DKI Jakarta secara nasional berada di urutan pertamadibandingkan seluruh 34 Provinsi di Indonesia.
Sumber: BPS
Perkembangan Komponen IPM DKI Jakarta
76,31 76,98 77,53 78,08 78,39 78,99 79,6
66,53 67,09 67,7 68,31 68,9 69,55 70,18
55
60
65
70
75
80
85
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
IPM D K I Jakarta IPM Nasional
Indikator
DKI Jakarta Nasional
2015 2016 2015 2016
IPM 78,99 79,6 69,55 70,18
Angka Harapan Sekolah 12,59 12,73 12,55 12,72
Rata-Rata Lama Sekolah 10,7 10,88 7,84 7,95
Angka Harapan Hidup 72,43 72,49 70,78 70,9
Pengeluaran Perkapita 17.075 17.468 10.150 10.420
Kualitas Sumberdaya Manusia Kabupaten dan Kota di DKI Jakarta
26
• Kondisi kualitas sumberdaya manusia kabupaten dan kota di DKI Jakarta tergolong tinggi dan rata-rata jauh berada diatas IPM Nasional, kecuali di Kepulauan Seribu kondisi kualitas sumberdaya manusia masih menjadi perhatian .
• IPM tertinggi dicapai oleh Kota Jakarta Selatan dan Kota Jakarta Timur dengan IPM diatas rata-rata IPM Provinsi dan Nasional.
IPM Kabupaten dan Kota di Banten Tahun 2016
ProvinsiAHH
(tahun)HLS
(tahun)RLS
(tahun)Pengeluaran (ribu rupiah)
IPM
Kep. Seribu 67,88 12,10 8,24 11.608 69,52
Kota Jakarta Selatan 73,83 13,22 11,42 22.932 83,94
Kota Jakarta Timur 74,14 13,20 11,52 16.733 81,28
Kota Jakarta Pusat 73,76 13,09 11,01 16.493 80,22
Kota Jakarta Barat 73,34 12,69 10,36 19.501 80,34
Kota Jakarta Utara 72,95 12,53 10,23 17.418 78,78
DKI JAKARTA 72,49 12,73 10,88 17.468 79,60
83,94
79,60
70,18
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
Kep. Seribu Kota JakartaSelatan
Kota JakartaTimur
Kota JakartaPusat
Kota JakartaBarat
Kota JakartaUtara
IPM Kab/Kota IPM DKI Jakarta IPM Nasional
Isu Kesenjangan di Provinsi DKI JakartaKesenjangan Antarindividu
Ratio Gini Provinsi 2015
< 0,35
Kep. Bangka Belitung 0,28Maluku Utara 0,28Kalimantan Utara 0,29Kalimantan Timur 0,32Aceh 0,33Kalimantan Barat 0,33Kalimantan Tengah 0,33Sumatera Utara 0,34Sumatera Barat 0,34Nusa Tenggara Timur 0,34Maluku 0,34
0,35 - 0,40
Kalimantan Selatan 0,35Riau 0,36Jambi 0,36Sumatera Selatan 0,36Kep. Riau 0,36Sulawesi Barat 0,36Nusa Tenggara Barat 0,37Sulawesi Utara 0,37Sulawesi Tengah 0,37Bengkulu 0,38Jawa Timur 0,38Jawa Tengah 0,38Bali 0,38
> 0,40
Banten 0,40Sulawesi Tenggara 0,40Jawa Barat 0,41Jawa Timur 0,42Sulawesi Selatan 0,42Gorontalo 0,42Papua 0,42DKI Jakarta 0,43DI Yogyakarta 0,43Papua Barat 0,44
Ratio Gini Provinsi 2016
< 0,35
Kep. Bangka Belitung 0,28Maluku Utara 0,29Kalimantan Utara 0,30Sumatera Utara 0,32Kalimantan Timur 0,32Aceh 0,33Sumatera Barat 0,33Kalimantan Tengah 0,33Kalimantan Selatan 0,33Nusa Tenggara Timur 0,34Kalimantan Barat 0,34
0,35 - 0,40
Riau 0,35Jambi 0,35Sumatera Selatan 0,35Kep. Riau 0,35Maluku 0,35Bengkulu 0,36Jawa Timur 0,36Nusa Tenggara Barat 0,36Sulawesi Tengah 0,36Sulawesi Barat 0,36Jawa Tengah 0,37Bali 0,37Papua Barat 0,37
> 0,40
Banten 0,39Sulawesi Utara 0,39Papua 0,39Jawa Timur 0,40Sulawesi Tenggara 0,40DKI Jakarta 0,41Jawa Barat 0,41DI Yogyakarta 0,42Gorontalo 0,42Sulawesi Selatan 0,43
• Kesenjangan antar individu di Provinsi DKI Jakarta padatahun 2015-2016 berada pada rentang gini rasio 0,41-0,43. Dalam perkembangannya, nilai rasio kesenjangan Provinsi DKI Jakarta menurun.
• Tingkat kesenjangan pendapatan antar wilayah (kabupatenkota) di Provinsi DKI Jakrta masih tergolong tinggi danperkembangan dalam lima tahun kesenjangan eknomi antarwilayah di DKI Jakarta cenderung meningkat.
27
Indeks Wiliamson Provinsi DKI Jakarta di Pulau Jawa
0,95 0,95 0,95 0,95 0,95
0,40
0,50
0,60
0,70
0,80
0,90
1,00
2011 2012 2013 2014 2015
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
D.I Yogyakarta Jawa Timur Banten
Isu koordinasi lintas provinsi dalampengelolaan Metropolitan Jabodetabekjur
28
Butuh peran aktif provinsi untuk bekerjasama denganProvinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat:• Memastikan kerjasama hulu-hilir dalam untuk
meningkatkan daya dukung lingkungan danketangguhan atas bencana untuk keberlanjutan DKI yang daya dukungnya semakin menurun
• Memastikan kerjasama pemberian layananantarprovinsi (air minum, buangan padat (sampah), transportasi, perumahan)
STRUKTUR RUANG JABODETABEKJUR
Sinkronisasi RPJMD denganRPJMN
29
4
30
Dasar Hukum Penyusunan RPJMD dan Penyelarasan Dengan RPJMN 2015-2019
• Pasal 5 ayat (2) UU SPPN, “RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan programKepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikanRPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah,kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja PerangkatDaerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangkaregulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. “
• Pasal 263 ayat (3) UU Pemda “RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakanpenjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi,arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerahdan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untukjangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN.”
• Pasal 272 ayat (3) UU Pemda “Pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalamrencana strategis perangkat daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diselaraskandengan pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan yang ditetapkan dalamrencana strategis kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian untuktercapainya sasaran pembangunan nasional.”
31
Permendagri 86/2017 (1)
• Permendagri 86/2017, Pasal 153 (c): “Kaidah perumusan kebijakan rencanasebagaimana dimaksud dalam Pasal 151, meliputi: (c) sinkronisasi kebijakan denganrencana pembangunan lainnya“
• Permendagri 86/2017, Pasal 159:
1) Sinkronisasi kebijakan dengan rencana pembangunan lainnya sebagaimana dimaksuddalam Pasal 153 huruf c, dilaksanakan dalam penyusunan RPJPD, RPJMD, dan RKPD.
2) Sinkronisasi kebijakan dengan perencanaan pembangunan lainnya sebagaimanadimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan penelaahan terhadap dokumenperencanaan pembangunan nasional dan pembangunan Daerah lain dalam rangkasinkronisasi kebijakan pembangunan nasional dan Daerah, pembangunan Daerahprovinsi dan Daerah kabupaten/kota, serta pembangunan antar Daerah.
3) Penelaahan terhadap dokumen perencanaan pembangunan nasional sebagaimanadimaksud pada ayat (2), dilakukan dengan menelaah kebijakan nasional yangberdampak dan harus dipedomani oleh Daerah.
32
Permendagri 86/2017 (2)
Permendagri 86/2017, Pasal 160:Penelaahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 159 mengandung makna:
a. mempedomani RPJPN dalam penyusunan RPJPD, yaitu menyelaraskan sasaran, arah kebijakan dan sasaran pokok pembangunan jangka panjang Daerah provinsi dengan nasional
b. mempedomani RTRW dalam penyusunan RPJPD dan RPJMD, melalui penyelarasan antara sasaran, arah kebijakan, dan sasaran pokok pembangunan jangka panjang maupun jangka menengah Daerah dengan tujuan, kebijakan, serta rencana struktur dan rencana pola ruang wilayah;
e. mempedomani RPJPD dalam penyusunan RPJMD dilakukan dengan cara menyelaraskan sasaran, strategi, arah kebijakan dan program pembangunan jangka menengah Daerah dengan arah kebijakan dan sasaran pokok pembangunan jangka panjang Daerah;
f. mempedomani RPJM Nasional dalam penyusunan RPJMD dilakukan dengan cara menyelaraskan sasaran, strategi, arah kebijakan dan program pembangunan jangka menengah Daerah dengan sasaran, agenda pembangunan, strategi, arah pengembangan wilayah, dan program strategis nasional dengan memperhatikan kewenangan, kondisi, dan karakteristik Daerah
j. mempedomani RKP dalam penyusunan RKPD dilakukan dengan cara menyelaraskan tema, arah kebijakan, dan prioritas pembangunan dengan prioritas pembangunan Daerah
VISI dan MISI
VISI: TERWUJUDNYA INDONESIA YG BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKERIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG
7 MISIKeamanan nasional yg mampu menjaga
kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dg mengamankan SD maritim, dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
Masyarakat maju, berkeseimbangan dan
demokratis berlandaskan negara
hukum.
Politik LN bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai
negara maritim
Kualitas hidup manusian Indonesia yg
tinggi, maju dan sejahtera
Bangsa berdaya saing Indonesia menjadi negara maritim yg mandiri, maju, kuat dan berbasiskan
kepentingan nasional
Masyarakat yg berkepribadian
dalam kebudayaan.
BERDAULAT DALAM BIDANG POLITIK(12 program aksi)
BERDIKARI DALAM BIDANG EKONOMI(16 program aksi)
BERKEPRIBADIAN DALAM BIDANG KEBUDAYAAN (3 program aksi)
1.Membangun wibawa politik LN dan mereposisi peran Indonesia dalam isu-isu global (4)
2.Menguatkan sistem pertahanan negara (4)
3.Membangun politik keamanan dan ketertiban masyarakat (8)
4.Mewujudkan profesionalitas intelijen negara (7)
5. Membangun keterbukaan informasi dan komunikasi publik (7)
6.Mereformasi sistem dan kelembagaan demokrasi (6)
7.Memperkuat politik desentralisasi dan otda (11)
8.Mendedikasikan diri untuk memberdayakan desa (8)
9. Melindungi dan memajukan hak-hak masyarakat adat (6)
10. Pemberdayaan Perempuan dalam politik dan pembangunan (7)
11. Mewujudkan sistem dan penegakan hukum yang berkeadilan (42)
12. Menjalankan reformasi birokrasi dan pelayanan publik (5)
1.Dedikasikan pembangunan kualitas SDM
2.Membangun kedaulatan pangan berbasis agribisnis kerakyatan
3.Mendedikasikan programuntuk membangun daulat energi berbasis kepentingan nasional
4.Untuk penguasaan SDA melalui 7 langkah & membangun regulasi mewajibkan CSR &/atau saham u/ masyarakat lokal/sekitar tambang, penguatan kapasitas pengusaha nasional (termsuk penambang rakyat) dlm pengelolaan tambang berkelanjutan.
5. Membangun pemberdayaan buruh
6.Membangun sektor keuangan berbasis nasional
7.Penguatan investasi domestik
8.Membangun penguatan kapasitas fiskal negara
9.Membangun infrastruktur
10. Membangun ekonomi maritim
11. Penguatan sektor kehutanan
12. Membangun tata ruang dan lingkungan berkelanjutan
13.Membangun perimbangan pembangunan kawasan
14.Membangun karakter dan potensi wisata
15.Mengembangkan kapasitas perdagangan nasional
16.Pengembangan industri manufaktur
1. Berkomitmen mewujudkan
pendidikan sbg pembentuk
karakter bangsa
2. Akan memperteguh kebhinekaan
Indonesia dan memperkuat
restorasi sosial
3. Akan membangun jiwa
bangsa melalui pemberdayaan
pemuda dan olahraga
33
NAWACITA (AGENDA PEMBANGUNAN
Meneguhkan Kembali
Jalan Ideologi
PANCASILA TRISAKTI
9 Agenda Prioritas (NawaCita)
9 Agenda Prioritas (NawaCita)
Menghadirkan kembali negara untukmelindungi & memberikan rasa aman
Tata kelola Pemerintahan
Membangun Indonesia daripinggiranMembangun Indonesia daripinggiranReformasi sistem dan penegakanhukumReformasi sistem dan penegakanhukum
Meningkatkan kualitas hidupMeningkatkan kualitas hidupmasyarakat Indonesia
Meningkatkan produktifitas rakyatdan daya saingMeningkatkan produktifitas rakyatdan daya saing
Mewujudkan kemandirian ekonomidengan sektor-sektor strategisekonomi domestik
Melakukan revolusi karakterbangsaMelakukan revolusi karakterbangsa
Memperteguh ke-bhinekaan-danmemperkuat restorasi sosial Indonesia
Kementerian/Lembaga
Gubernur sebagai WakilPemerintah di Daerah
Peran BAPPEDA
Kabupaten/ Kota
AGENDA NAWA CITA DAN SINERGI DUKUNGAN PEMERINTAH DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNANAGENDA NAWA CITA DAN SINERGI DUKUNGAN PEMERINTAH DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN
11
22
33
44
55
66
77
88
99
34
STRATEGI PEMBANGUNAN
RPJMN 2015-2019
STRATEGI PEMBANGUNAN
RPJMN 2015-2019
35
Strategi Pembangunan Nasional
*) Disiapkan oleh KIB II, kemudian direvisi melalui Perpres No. 3/2015 tentang Perubahan RKP 2015
RKP 2015*)
MELANJUTKAN REFORMASI BAGI PERCEPATAN
PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKEADILAN
RKP 2016
MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI
PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS
RKP 2017
MEMACU PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN EKONOMI
UNTUK MENINGKATKAN KESEMPATAN KERJA SERTA
MENGURANGI KEMISKINAN DAN KESENJANGAN ANTARWILAYAH
RKP 2018
Memacu Investasi dan Infrastruktur Untuk
Pertumbuhan dan Pemerataan
RKP 2019
Ditentukan dalam proses penyusunan RKP 2019
DIMENSI PEMBANGUNAN
DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT
Revolusi Mental
PendidikanKesehatan
Perumahan dan Permukiman
DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
Kedaulatan Pangan
Kedaulatan EnergiKemaritiman dan Kelautan
Industri dan KEKPariwisata
DIMENSI PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN
Antarkelompok PendapatanAntarwilayah: (1) Desa; (2)
Perbatasan; (3) Tertinggal (4) Perkotaan; (5) Reforma Agraria; (6)
Konektivitas Nasional
DIMENSI PEMBANGUNAN POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN, DAN KEAMANAN
Demokrasi dan Diplomasi Keamanan dan Ketertiban Reformasi Regulasi, Kepastian dan Penegakan Hukum
Reformasi Birokrasi
QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA
Nawacita 8 & 9
Nawacita 5
Nawacita 6 & 7
Nawacita 3
Nawacita 4 Nawacita 1 Nawacita 9 Nawacita 2
Norma Pokok Pembangunan Kabinet Kerja: a. Pembangunan bersifat holistik komprehensif, memperhatikan seluruh dimensi terkaitb. Pembangunan untuk manusia dan masyarakat harus memberdayakan masyarakat untuk menjadi mandiri dan tidak menyebabkan justru menjadi masyarakat
yang lemah (entitled society)c. Pembangunan tidak menciptakan ketimpangan yang semakin lebard. Pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan ekosisteme. Pembangunan harus mendorong tumbuh kembang swasta dan tidak justru mematikan usaha yang ada
36
KEBIJAKAN PENYELARASAN PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH
PRIORITAS NASIONALPRIORITAS NASIONAL
• Sasaran Prioritas• Indikator Sasaran• Sasaran Prioritas• Indikator Sasaran
Kewenangan:• Pusat (K/L)• Provinsi• Kab/Kota
Kewenangan:• Pusat (K/L)• Provinsi• Kab/Kota
Pendanaan:• K/L• DAK (Penugasan)• PNM• KPBU• APBD
Pendanaan:• K/L• DAK (Penugasan)• PNM• KPBU• APBD
Koridor Money Follow Program dan Pendekatan Tematik, Holistik, Integratif, Spasial
TEMATIK & HOLISTIK (NAWACITA – STRATEGI
PEMBANGUNAN)
TEMATIK & HOLISTIK (NAWACITA – STRATEGI
PEMBANGUNAN)
INTEGRATIFINTEGRATIF
INTEGRATIFINTEGRATIF
SPASIALSTRATEGI
PEMBANGUNANRPJMN 2015-2019
STRATEGI PEMBANGUNAN
RPJMN 2015-2019
37
Pentingnya Penyelarasan Perencanaan Pembangunan
Sasaran dan Prioritas Pembangunan Nasional adalah tujuanbernegara di semua tingkat pemerintahan
Dalam pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan nasional, bisa:
Hanya dilakukan oleh Pemerintah Pusat, seperti pertahanan, keamanan, politik luar negeri, dll. (Urusan Absolut)
Dilakukan oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan.
Sasaran dan Prioritas RPJMN adalah tujuan bernegara dalam jangkamenengah yang harus dicapai oleh semua tingkat pemerintahansesuai dengan tingkat kewenangannya,
Pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan, tingkat partisipasi sekolah, tingkat kematian ibu, IPM, dll yang menjadi sasaran prioritas nasional, mustahil bisa dicapai denganhanya menghandalkan SDM dan Anggaran dariKementerian/Lembaga di pusat saja.
Partisipasi Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota mutlakdiperlukan.
Dalam kerangka pencapaian tujuan bernegara tsb, maka sasaranprioritas pembangunan nasional harus dijabarkan ke semua tingkatpemerintahan sesuai dengan kewenangan.
RPJM NASIONAL
NKRI
RPJMD PROVINSI
RPJMD KAB/KOTA
PE
NC
AP
AIA
N S
AS
AR
AN
PE
NJA
BA
RA
N S
AS
AR
AN
38
Tujuan Dan Sasaran Penyelarasan
Tujuan:
• Menjamin konsistensi sinergitas sasaran, dan arah kebijakan pembangunan yang tertuang dalamRPJMN menjadi prioritas dalam RPJMD terkait;
• Meningkatkan koordinasi dan kesepahaman dalam rangka upaya pencapaian sasaran pembangunannasional;
• Optimalisasi penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan;
• Penyesuaian alokasi anggaran pembangunan yang berorientasi pada hasil;
• Harmonisasi hubungan pusat-daerah dan antar daerah;
• Optimalisasi potensi dan keanekaragaman daerah.
Sasaran:• Tersusunnya butir-butir kesepakatan tentang arah kebijakan pembangunan di dalam RPJMD yang
selaras dengan RPJMN 2015-2019 yang dituangkan pada Form Kesepakatan Penyelarasan;• Tersusunnya butir-butir dukungan Pemerintah Daerah berupa target dan alokasi anggaran
berdasarkan penyelarasan indikator dalam Pencapaian Target Prioritas Nasional yang dituangkan pada Form Dukungan Penyelarasan.
• Tersusunnya butir-butir dukungan Pemerintah Pusat dalam rencana pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah.
Secara substansional penyelarasan RPJMD dengan RPJMN 2015-2019 terbagi beberapa strategi, yaitu;
1. Penyelarasan Isu Strategis Pembangunan Daerah dengan Nasional,
2. Penyelarasan Misi/Sub Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Pembangunan Daerah dengan Nasional
3. Penyelarasan Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah denganNasional
4. Penyelarasan Program Daerah dengan Prioritas Nasional, Program Prioritas, danKegiatan Prioritas berdasarkan indikator dan pembagian urusan pemerintahan,
5. Penyelarasan kerangka pendanaan program dan kegiatan yang mendukungPrioritas Nasional,
6. Penyelarasan indikasi lokasi pelaksanaan kegiatan strategis nasional
STRATEGI PENYELARASAN RPJMD DENGAN RPJMN 2015-2019(Surat Edaran Bersama
Mendagri No.050/4936/S dan Men.PPNJ No.0430/M.PPN/12/2016Tentang Petunjuk Penyelarasan RPJMD dengan RPJMN 2015-2019)
39
RPJMD dan RKPD yang dilengkapidengan ‘Buku III’
Penerapan prinsip THIS denganCapital Investment Planning
sebagai alatPengendalian pembangunan
Proses pengendalian pembangunantermasuk penegakan hukum untuk umpan
balik pada rencana berikutnya
Penyerasian berbagai input darirencana sektoral
Perbaikan rencana sektoral
RTRWProvinsi danRDTR
Data dan informasi sebagai dasarperencanaan
Perbaikan data sebagai input analisis
Perencanaan Kawasan StrategisKota/Koridor Strategis
Visi Gubernur
Prioritas investasi sesuai dengan karakteristikkota berikut skema pendanaanya
40
Proses perencanaanperkotaan ideal
APBN/D BUMN/D/ Des KPBU PINA
Pusat
Prov
Kab/Kota
Sekian dan Terima Kasih