sinergitas antara badan narkotika nasional …

114
SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN LANGKAT DENGAN POLRES LANGKAT DALAM RANGKA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum OLEH : PRISTINA SARI ANANDA TARIGAN NIM : 170200111 DEPARTEMEN HUKUM PIDANA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN

LANGKAT DENGAN POLRES LANGKAT DALAM RANGKA

PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

OLEH :

PRISTINA SARI ANANDA TARIGAN

NIM : 170200111

DEPARTEMEN HUKUM PIDANA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2021

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur tak henti-hentinya

penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu persyaratan yang harus

dipenuhi untuk menyelesaikan studi dan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini ialah

“Sinergitas Antara Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat dengan

Polres Langkat dalam Rangka Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Narkotika”.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan

dari penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan rendah hati

penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun guna

kesempurnaan skripsi ini dan juga penulis berharap skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi pembacanya.

Terselesaikannya penulisan skripsi ini juga tidak terlepas dari adanya bantuan

serta dukungan dari banyak pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Mahmul Siregar, S.H.,M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara;

2. Ibu Dr. Agusmidah, S.H.,M.Hum selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara;

3. Ibu Puspa Melati, S.H.,M.Hum selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

ii

4. Bapak Dr. Mohammad Ekaputra, S.H.,M.Hum selaku Wakil Dekan III Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara;

5. Ibu Liza Erwina, S.H.,M.Hum selaku Pelaksana Ketua Depatemen Hukum

Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;

6. Bapak Prof. Dr. Alvi Syahrin, S.H.,M.S selaku Dosen Pembimbing I yang telah

berkenan untuk meluangkan waktunya serta meberikan ilmunya untuk

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

7. Bapak Dr. Mahmud Mulyadi, S.H.,M.Hum selaku Dosen Pembimbing II yang

telah banyak meluangkan waktunya serta memberikan ilmunya untuk

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

8. Bapak Dr. Mirza Nasution, S.H.,M.Hum selaku Dosen Pembimbing Akademik

penulis;

9. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah

mengajar dan membimbing penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara.

10. Seluruh pegawai Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah

memberikan pelayanan administrasi yang baik selama proses akademik penulis.

11. Terkhusus kepada kedua orang tua yang dicintai oleh penulis, Bapak Alimat

Tarigan, S.H dan Ibu Ronasari Purba, S.E, yang telah membesarkan serta

merawat penulis dengan kasih sayangnya yang tidak dapat diukur dan dibalas

oleh apapun, serta tidak pernah putus dalam mendoakan penulis dan selalu

mendukung penulis serta menjadi penyemangat hingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

iii

12. Terimakasih kepada adik-adik penulis, Muhammad Azmi Tarigan dan Ahmad

Rafi Tarigan yang selalu mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan

skripsi ini;

13. Bapak Dr. Ahmad Zaini, S.H.,M.H dan Pegawai Badan Narkotika Nasional

Kabupaten Langkat lainnya yang telah banyak membantu penulis dalam

memberikan data dan informasi hingga penulisan skripsi ini selesai;

14. Bapak Kusnadi, Bapak Sudirman Panjaitan serta jajaran kepolisian di SAT Narkoba

Polres Langkat yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan data

dan informasi hingga penulisan skripsi ini selesai;

15. Terimakasih kepada seseorang yang memiliki perannya sendiri bagi penulis,

Farhan Zulfahmi yang senantiasa menemani, mendukung, menyemangati dan

menjadi saksi bagaimana penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;

16. Terimakasih kepada sahabat-sahabat tersayangnya penulis, Divia Salsabila

Lubis, S.H., Rizky Rumondang Nasution, S.H. dan Dinda Naisha Gorda

Barumun yang selalu menemani penulis dalam menghadapi lika-liku dunia

perkuliahan, perorganisasian hingga lika-liku perskripsian dan membuat

penulis terbiasa dengan sikap dewasa yang ada dalam persahabatan ini;

17. Terimakasih kepada teman setia penulis, Mira Karlina Sinaga yang selalu

menemani penulis dari awal perkuliahan hingga saat ini dan menjadi saksi

bagaimana penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;

18. Terimakasih kepada teman-teman tersayangnya penulis, Demas Indriyani

Silitonga, Mega Insani Simare-mare, Astri Oktari, Chairunnisa, Khairun Nisya

Effendi Rangkuti, Audrey Khalisa, Kevin Situngkir, Boscho Winarsa, Yose

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

iv

Andreas dan Daniel Randy yang senantiasa menemani penulis di setiap

kegiatan perkuliahan dan menjadi penyemangat bagi penulis;

19. Terimakasih kepada teman-teman seperjuangan, seperorganisasian HMI

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Stambuk 2017 yang tidak dapat

penulis sebutkan satu-persatu, yang selalu menjadi tempat canda dan tawa,

menjadi tempat sharing dan menjadi tempat belajar serta menjadi saksi

pertumbuhan penulis, yang tentunya sangat banyak memberikan kenangan

untuk penulis;

20. Terima kasih kepada teman-teman Grup E Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara Angkatan 2017 dan teman-teman IMADANA Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara 2017.

Akhir kata Penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan baik itu kata

maupun perbuatan. Semoga sekiranya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

kita semua.

Medan, Juni 2021

Penulis

Pristina Sari Ananda Tarigan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

v

DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................... vii

ABSTRACT ............................................................................................................ viii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................... 12

D. Keaslian Penulis ............................................................................................ 13

E. Tinjauan Kepustakaan ................................................................................... 14

1. Pengertian Narkotika dan Jenis-Jenis Narkotika ...................................... 14

2. Badan Narkotika Nasional (BNN) ............................................................ 19

3. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) ..................................... 25

4. Pelaku dan Korban Penyalahgunaan Narkotika ....................................... 26

F. Metode Penelitian.......................................................................................... 28

G. Sistematika Penulisan ................................................................................... 31

BAB II : BENTUK SINERGITAS, DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN LANGKAT DAN POLRES

LANGKAT DALAM RANGKA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN

TINDAK PIDANA NARKOTIKA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

vi

A. Bentuk Sinergitas Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat dan Polres

Langkat dalam Rangka Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Narkotika ....................................................................................................... 37

B. Implementasi Kebijakan Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat dan

Polres Langkat dalam Rangka Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Narkotika ....................................................................................................... 45

BAB III : KENDALA YANG DIHADAPI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

KABUPATEN LANGKAT DAN POLRES LANGKAT DALAM RANGKA

PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA

DAN UPAYA MENGATASI KENDALA TERSEBUT

A. Kendala yang Dihadapi Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat dan

Polres Langkat dalam Rangka Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Narkotika ....................................................................................................... 75

B. Upaya yang Dilakukan Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat dan

Polres Langkat Guna Mengatasi Kendala dalam Rangka Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Narkotika ..................................................... 82

BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 92

B. Saran .............................................................................................................. 97

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 99

LAMPIRAN ............................................................................................................ 102

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

vii

ABSTRAK

Pristina Sari Ananda Tarigan*

Prof. Dr. Alvi Syahrin, S.H., MS**

Dr. Mahmud Mulyadi, S.H., M.Hum***

Semakin majunya teknologi yang kita rasakan tidak luput juga dari semakin

banyaknya cara pelaku penyalahgunaan narkotika dalam mendapatkan barang haram

tersebut. Sampai saat ini narkotika masih menjadi salah satu permasalahan terbesar

yang sedang dihadapi Negara Indonesia. Sehingga dalam hal pencegahan maupun

pemberantasan penyalahgunaan peredaran gelap narkotika, Badan Narkotika

Nasional bergandengan tangan baik dengan POLRI, Kejaksaan maupun instansi

pemerintah lainnya. Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah bagaimana

sinergitas antara Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat dengan Polres

Langkat dalam rangka pencegahan dan pemberantasan tindak pidana narkotika, dan

kendala yang dihadapi oleh Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat dan

Polres Langkat dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

narkotika dan upaya untuk mengatasi kendala tersebut. Penelitian skripsi ini

merupakan penelitian yuridis empiris yaitu pengumpulan data sekunder dengan

penelitian kepustakaan, dan pengumpulan data primer melalui wawancara. Hasil

penelitian dianalisis secara kualitatif, yaitu dengan cara menggambarkan keadaan-

keadaan dari objek yang diteliti penulis di lapangan lalu ditambahakan dengan

tinjauan-tinjauan kepustakaan dan peraturan perundang-undangan sehingga diperoleh

suatu kesimpulan akhir yang dapat disimpulkan secara komperhensif. Sinergitas

antara Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat dengan Polres Langkat yaitu

dalam bentuk koordinasi dan komunikasi. Sehingga dapat mendukung satu sama lain

dalam usaha pencegahan dan pemberantasan tindak pidana narkotika. Dilakukannya

koordinasi dan komunikasi antara keduanya tidak mengurangi kemandirian Badan

Narkotika Nasional Kabupaten Langkat maupun Polres Langkat dalam melakukan

tindakannya terhadap perkara yang ditangani. Dalam melakukan upaya pencegahan

dan pemberantasan tindak pidana narkotika, Badan Narkotika Nasional Kabupaten

Langkat memiliki kendala diantaranya keterbatasan personil, keterbatasan anggaran

dana dan tidak adanya prasarana seperti lembaga rehabilitasi gratis di Kabupaten

Langkat guna memaksimalkan penegakan konsep restorative justice kepada pecandu

dan korban penyalahgunaan narkotika. Sedangkan Polres Langkat memiliki kendala

yaitu terbatasnya IT (Information technology) seperti alat sadap handphone. Namun

Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat maupun Polres Langkat tetap

melaksanakan tugasnya dengan semaksimal mungkin untuk memberantas pelaku

tindak pidana narkotika.

* Mahasiswa Departemen Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

** Dosen Pembimbing I dan Staf Pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

*** Dosen Pembimbing II dan Staf Pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

viii

ABSTRACT

Pristina Sari Ananda Tarigan*

Prof. Dr. Alvi Syahrin, S.H., MS**

Dr. Mahmud Mulyadi, S.H., M. Hum***

The more advanced technology that we feel does not escape the increasing number of

ways that narcotics abusers get to get these illicit goods. Until now, narcotics is still

one of the biggest problems facing the State of Indonesia. So that in terms of

preventing and eradicating the abuse of illicit narcotics trafficking, the National

Narcotics Agency works hand in hand with the Indonesian National Police, the

Attorney General's Office and other government agencies. The problem raised in this

thesis is how the synergy between the National Narcotics Agency of Langkat

Regency and the Langkat Police in the context of preventing and eradicating

narcotics crimes, and the obstacles faced by the National Narcotics Agency of

Langkat Regency and Langkat Police in preventing and eradicating narcotics crimes

and to overcome these obstacles. This thesis research is an empirical juridical

research, namely secondary data collection with library research, and primary data

collection through interviews. The results of the study were analyzed qualitatively,

namely by describing the conditions of the object studied by the author in the field

and then added with literature reviews and legislation in order to obtain a final

conclusion that can be concluded comprehensively. The synergy between the

National Narcotics Agency of Langkat Regency and the Langkat Police Station is in

the form of coordination and communication. So that they can support each other in

efforts to prevent and eradicate narcotics crimes. The coordination and

communication between the two does not reduce the independence of the National

Narcotics Agency of Langkat Regency and the Langkat Police Station in carrying out

their actions on the cases being handled. In carrying out efforts to prevent and

eradicate narcotics crimes, the National Narcotics Agency of Langkat Regency has

constraints including limited personnel, limited budget funds and the absence of

infrastructure such as free rehabilitation institutions in Langkat Regency in order to

maximize the enforcement of the concept of restorative justice for addicts and

victims of narcotics abuse. Meanwhile, Langkat Police have a problem, namely the

limited IT (Information technology) such as mobile phone tapping devices. However,

the National Narcotics Agency of Langkat Regency and the Langkat Police are still

carrying out their duties to the maximum extent possible to eradicate narcotics

criminals.

* Mahasiswa Departemen Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

** Dosen Pembimbing I dan Staf Pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

*** Dosen Pembimbing II dan Staf Pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persoalan narkotika merupakan masalah klasik tetapi masih menjadi ganjalan

besar dalam penegakan hukum dan perkembangan bangsa. Tindak pidana ini dalam

kasus tertentu modus operandinya tidak lagi dilakukan secara sembunyi-sembunyi

tetapi sudah terang-terangan yang dilakukan oleh pemakai dan pengedar dalam

menjalankan operasi barang berbahaya tersebut. Dari fakta yang terpublikasi dapat

kita saksikan hampir setiap hari baik melalui media cetak maupun elektronik,

ternyata barang haram tersebut telah merebak ke mana-mana tanpa pandang bulu,

baik remaja, orang dewasa bahkan anak-anak yang notabenenya merupakan generasi

penerus bangsa.1

Adapun dampak yang akan dirasakan pada tubuh si pemakai narkoba, sebagai

berikut :2

a. Euphoria : ialah suatu perasaan rinag gembira (well being) yang dapat

ditimbulkan oleh narkoba yang abnormal dan tidak sepadan atau tidak sesuai

dengan keadaan jasmani atau rohani si pemakai yang sebenarnya. Efek ini di

timbulkan oleh dosis yang tidak begitu tinggi.

b. Delirium : yaitu menurunnya kesadaran mental si pemakai disertai

kegelisahan yang agak hebat yang terjadi secara mendadak, yang dapat

1Moh. Taufik Makarao, dkk, Tindak Pidana Narkotika, (Jakarta: Ghalia Indonesia, Cetakan

Kedua, 2003), halaman 1.

2Drs. Hari Sasangka, Narkotika dan Psikotropika Dalam Hukum Pidana, (Bandung: Mandar

Maju, 2003), halaman 24.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

2

menyebabkan gangguan koordinasi otot-otot gerak motorik (mal

coordination). Efek delirium ini ditimbulkan oleh pemakai dosis yang lebih

tinggi di banding dosis pada euphoria.

c. Halusinasi : yaitu suatu kesalahan persepsi panca indera, sehingga apa yang

dilihat, apa yang di dengar tidak seperti kenyataan sesungguhnya.

d. Weakness : yaitu suatu kelemahan jasmani atau rohani atau keduanya yang

terjadi akibat ketergantungan dan kecanduan narkoba.

e. Drowsiness : yaitu kesadaran yang menurun, atau keadaan antara sadar dan

tidak sadar, seperti keadaan setengah tidur disertai fikiran yang sangat kacau

dan kusut.

f. Collapse : yaitu keadaan pingsan dan jika si pemakai over dosis, dapat

mengakibatkan kematian.

Akibat-akibat lain yang bisa terjadi pada pemakai narkoba adalah :3

a. Terjadi keracunan (toxicity);

b. Fungsi-fungsi tubuh yang tidak normal (mal function);

c. Terjadinya kekurangan gizi (mal nutrition);

d. Kesulitan penyesuaian diri (mal adjustment);

e. Kematian.

3Ibid., halaman 25.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

3

Di samping berpengaruh terhadap individu (si pemakai) sendiri, pemakaian

narkoba juga berpengaruh pula bagi masyarakat luas. Akibat-akibat adanya

pemakaian narkoba antara lain :4

a. Meningkatnya kriminalitas atau gangguan kamtibmas (keamanan dan

ketertiban masyarakat);

b. Menyebabkan timbulnya kekerasan baik terhadap perorangan atau antar

kelompok;

c. Timbulnya usaha-usaha yang bersifat illegal dalam masyarakat, misalnya

pasar gelap narkotika dan sebagainya;

d. Banyaknya kecelakaan lalu lintas;

e. Menyebarkan penyakit tertentu lewat jarum suntik yang dipakai pecandu.

Misalnya hepatitis B, hepatitis C dan HIV/AIDS.

f. Dan lain-lain bentuk keabnormalan.

Dari dampak-dampak yang sudah di jabarkan terlihat sangat mengerikannya

dampak negatif dari penyalahgunaan narkoba baik untuk tubuh kita sendiri maupun

untuk lingkungan kita bahkan sangat berdampak negatif untuk Negara Indonesia,

karena anak bangsa yang sudah tercemar oleh narkoba di masa perkembangannya

sehingga sangat berpengaruh pada masa depannya dan masa depan Negara

Indonesia.

4Ibid.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

4

Pengguna narkoba bagi orang awam atau orang yang kurang mengerti, tentu

saja dapat dipahami. Tetapi bagi seseorang yang mengkonsumsi narkoba, yang

sebelumnya sudah mengetahui akibat-akibatnya adalah di luar nalar kita. Lalu

apakah yang mendorong mereka untuk mengkonsumsi narkoba ? menurut Graham

Blaine seorang psikiater sebab-sebab penyalahgunaan narkotika ialah :5

1. Untuk membuktikan keberanian dalam melakukan tindakan-tindakan yang

berbahaya, dan mempunyai resiko, misalnya ngebut, berkelahi atau bergaul

dengan wanita;

2. Untuk menantang suatu otoritas terhadap orang tua, guru, hukum atau

instansi yang berwenang;

3. Untuk mempermudah penyaluran dan perbuatan seksual;

4. Untuk melepaskan diri dari rasa kesepian dan ingin memperoleh pengalaman-

pengalaman emosional;

5. Untuk berusaha agar dapat menemukan arti hidup;

6. Untuk mengisi kekosongan dan mengisi perasaan bosan, karena kurang

kesibukan;

7. Untuk menghilangkan rasa frustasi dan kegelisahan yang disebabkan oleh

problema yang tidak bisa di atasi dan jalan pikiran yang buntu, terutama bagi

mereka yang mempunyai kepribadian yang tidak harmonis;

8. Untuk mengikuti kemauan kawan dan untuk memupuk solidaritas dengan

kawan-kawan;

5Ibid., halaman 6.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

5

9. Karena di dorong rasa ingin tahu (curiosity) dan karena iseng (just for kicks).

Semakin merebaknya penyebaran narkotika tidak terlepas dari kemajuan

teknologi yang membawa dampak negatif. Dalam hal mana dampak negatifnya

adalah tindak pidana penyalahgunaan narkotika tersebar dengan menggunakan

modus operandi pemanfaatan teknologi yang semakin canggih. Hal tersebut

merupakan tantangan bagi aparat penegak hukum untuk menciptakan

penanggulangannya, khususnya dalam kasus narkotika dan obat-obatan terlarang.6

Masalah penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat

kompleks, yang memerlukan upaya penanggulangan secara komperhensif dengan

melibatkan kerjasama multi disipliner, multi sektor, dan peran serta masyarakat

secara aktif yang dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen dan konsisten.7

Dalam World Drug Report UNODC tahun 2020 tercatat sekitar 269 juta

orang di dunia menyalahgunakan narkoba (penelitian tahun 2018). Jumlah tersebut

30% lebih banyak dari tahun 2009 dengan jumlah pecandu narkoba tercatat lebih dari

35 juta orang (the third booklet of the World Drugs Report, 2020). UNODC juga

merilis adanya fenomena global dimana sampai dengan Desember 2019 telah

dilaporkan adanya penambahan temuan zat baru lebih dari 950 jenis. Sementara di

Indonesia, berdasarkan data Pusat Laboratorium BNN sampai dengan saat ini

sebanyak 83 NPS (New Psychoactive Substances) telah berhasil terdeteksi, dimana

73 NPS diantaranya telah masuk dalam Permenkes No.22 Tahun 2020 . Berbeda

dengan NPS yang terus meningkat, angka prevalensi penyalahgunaan narkoba di

6Moh. Taufik Makarao, Op.Cit., halaman 2.

7Ibid.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

6

Indonesia justru terjadi penurunan dari tahun ke tahun. BNN mencatat adanya

penurunan angka prevalensi penyalahguna narkoba pernah pakai sebesar 2,4%

menjadi hanya 1,8% penyalahguna narkoba di tahun 2019. Dengan demikan terjadi

penurunan angka prevalensi sebesar 0,6% yang berarti sampai dengan tahun 2019

sebanyak 1 juta orang tidak lagi melakukan penyalahgunaan terhadap narkoba.

Keberhasilan tersebut merupakan buah dari keseriusan BNN melalui berbagai

kebijakan strategis yang ditempuh. Beberapa kebijakan itu antara lain kebijakan

supply dan demand reduction, kebijakan active defence, collaborative government

dalam Inpres Nomor 2 Tahun 2020 yang merupakan kelanjutan dari Inpres No.6

Tahun 2018 tentang Rencana Aksi P4GN, yang mewajibkan seluruh

Kementerian/Lembaga untuk ikut mendukung upaya P4GN tersebut serta berbagai

kerja sama bilateral maupun multilateral. Kerja keras BNN juga dibuktikan dengan

diraihnya opini laporan keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama 7 kali

berturut-turut, mendapatkan predikat Baik untuk nilai akuntabilitas kinerja instansi,

mencapai angka 75,01 untuk nilai indeks reformasi birokrasi, dan nilai 80 untuk

opini publik.

Data-data tersebut menunjukkan bahwa BNN sangat serius dalam

melaksanakan amanah sebagai lembaga yang diberikan tugas untuk melakukan

upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap

narkotika (P4GN). Meskipun penuh dengan keterbatasan akibat pandemik covid-19,

BNN tetap berusaha untuk bekerja secara optimal dalam melaksanakan

pemberantasan, pencegahan, pemberdayaan masyarakat, rehabilitasi, kerja sama,

pengujian laboratoruim, pengembangan sumber daya manusia, serta penelitian terkait

data dan informasi seputar P4GN. Pada tahun 2020 BNN berhasil mengungkap 806

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

7

kasus tindak pidana narkotika dengan total tersangka sebanyak 1.247 orang.

Sejumlah barang bukti disita diantaranya 1,12 ton sabu, 2,36 ton daun ganja, dan

340.357 butir ekstasi. Pada tahun 2020 BNN juga telah memusnahkan lahan ganja

dengan total luas mencapai 30,5 Hektare dan barang bukti tanaman ganja sebanyak

213.045 batang. Upaya menelusuri kejahatan narkotika juga terus dilakukan BNN

dengan menelusuri tindak pidana kasus pencucian uang (TPPU) dari kasus narkotika.

Adapun aset yang berhasil disita dari TPPU kasus narkotika tahun ini yaitu mencapai

Rp 86.022.409.817,-. Dari hasil pengungkapan dan penyitaan barang bukti narkotika,

BNN telah berhasil menyelamatkan sebanyak 1,7 juta jiwa anak bangsa.8

Upaya penyelesaian permasalahan narkotika harus dilakukan secara

komprehensif dan berkesinambungan mulai dari hulu sampai ke hilir. Selain

melakukan upaya pemberantasan terhadap para pelaku dan bandar narkotika, Badan

Narkotik Nasional juga melakukan upaya pencegahan secara massif bersama dengan

seluruh komponen bangsa mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, tokoh

masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda serta para orangtua.

Dalam Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 Tentang Narkotika tersebut

mengatur mengenai sanksi hukum dalam rangka pencegahan dan pemberantasan

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika. Maka,

melalui Undang-Undang ini mengamanatkan di bentuknya Badan Narkotika

Nasional yang selanjutnya disebut BNN, sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 64

ayat (1) badan inilah yang kemudian diberikan wewenang oleh pemerintah bersama

dengan POLRI untuk mengungkap dan memberantas tindak pidana narkotika dan

8Badan Narkotika Nasional (BNN), PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2020; “Sikap BNN

Tegas Wujudkan Indonesia Bebas Dari Narkoba” diakses dari https://bnn.go.id/press-release-akhir-

tahun-2020 , Pada Tanggal 9 April 2021.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

8

prekursor narkotika yang sebelumnya tidak terdapat di dalam Undang-Undang lama.

Kemudian dengan diterbitkannya Undang-Undang tersebut, dengan harapan ada

sinergi antara penyidik dari POLRI ataupun penyidik dari Badan Narkotika Nasional

dapat melakukan penegakan hukum secara efektif dan efisien terhadap seseorang

yang telah melakukan tindak pidana narkotika.

Penyidik POLRI maupun penyidik Badan Narkotika Nasional dengan

keahlian yang dimilikinya diharapkan mampu menegakan hukum terhadap kasus

tindak pidana narkotika, yang dimana penyidik memiliki berbagai cara untuk bisa

mengungkap tindak kejahatan narkotika. Beberapa teknik penyelidikan itu mulai dari

Observasi (peninjauan), Surveillance (pembuntutan), Undercover Agen (penyusupan

agen), Undervocer Buy (pembelian terselubung), Controlled Planning (penyerahan

yang dikendalikan), Phone Intercep (penyadapan telepon); dan Raid Planning

Execution (rencana pelaksanaan penggerebekan).9

Dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana narkotika tidak

terlepas juga dari kendala-kendala yang terindikasi, seperti :

a. Kurangnya personil Badan Narkotika Nasional.

b. Kurangnya personil Polri, khususnya dalam bidang penyelidikan dan

penyidikan kasus narkoba.

c. Sikap moral dan perilaku beberapa oknum Polri masih ada yang

menyimpang, cenderung mencari keuntungan pribadi dengan cara

9Syaefurrahman Al-Banjary, Hitam Putih Polisi dalam Mengungkap Jaringan Narkoba,

(Jakarta: PTIK Press, 2005), halaman 29.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

9

mengkomersialkan kasus narkoba dan bahkan ada yang menjadi backing

pelaku penyalahgunaan tindak pidana narkotika.

d. Kurangnya stake holder.

e. Kurangnya peran serta masyarakat.

f. Keterbatasan anggaran.

g. Keterbatasan sarana dan prasarana.

Saat ini sindikat narkoba yang berhasil diungkap bagaikan fenomena gunung

es, hanya pucuknya saja yang terlihat, fakta di bawahnya terdapat oknum-oknum

yang terlibat dalam kasus narkoba. Polisi sebagai pelaksana dan penegak hukum

mempunyai tugas memelihara keamanan dalam Negara Republik Indonesia serta

diberikan kewenangan untuk melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak

pidana narkotika. Tetapi dalam beberapa kasus terdapat oknum polisi yang

menyalahgunakan wewenangnya sebagai aparat penegak hukum dan ikut terlibat

dalam penyalahgunaan narkotika baik sebagai pengguna maupun sebagai pengedar.

Dalam hal ini, terlihat begitu pentingnya memperkuat sinergitas antara

penegak hukum khususnya Badan Narkotika Nasional dengan kepolisian. Pemberian

mandat pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap

narkotika kepada Badan Narkotika Nasional harus segera diikuti dengan penyediaan

penyidik yang berpengalaman, khususnya di Badan Narkotika Nasional Provinsi dan

Kabupaten/Kota.10

10Akhyar Ari Gayo (eds), Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika,(Jakarta: Pusat

Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI), 2014), halaman 59.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

10

Personel SAT Narkoba Polres Langkat berhasil mengungkapkan sebanyak

89 kasus narkoba selama periode Januari sampai Maret 2021. Dari jumlah tersebut,

petugas mengamankan 109 orang tersangka. Sementara barang bukti ganja yang

diamankan petugas selama tiga bulan terakhir seberat 95,022 kg ganja. Sedangkan

narkoba jenis sabu-sabu diamankan seberat 3,147 kg dan mengamankan 12,5 butir

pil ekstasi.11

Dari data penanganan kasus narkoba yang di peroleh dari BNN Kabupaten

Langkat dari Tahun 2019-2021 terdapat 9 kasus dengan 14 tersangka. Hal ini, dapat

disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 1.1

Data Penanganan Kasus Narkoba di Langkat dari tahun 2019-2021.

Tahun Jumlah Kasus Tersangka

2019 5 8

2020 3 3

2021 1 3

Sumber : Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Langkat.

Dalam upaya Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan Peredaran Gelap

Narkoba (P4GN), Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat merencanakan pada

tahun 2021 akan mewajibkan setiap desa di Langkat membentuk Desa Bersinar

(Bersih Narkoba). Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat telah melakukan

berbagai upaya kegiatan P4GN baik berupa Asistensi berwawasan anti narkoba ke

sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab, Camat, Lurah. Serta dimensi

atau penyuluhan ke Rutan, Lapas, sekolah, pemuda dan lainnya. Dari hasil

11“89 Kasus Narkoba Diungkap Polres Langkat Periode Januari-Maret, 109 Tersangka

Ditangkap“, diakses dari https://sumut.inews.id/berita/89-kasus-narkoba-diungkap-polres-langkat-

periode-januari-maret-109-tersangka-ditangkap , pada tanggal 18 April 2021.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

11

kunjungan Lapas maupun Rutan, BNN Langkat banyak menemui keluhan termasuk

banyaknya penghuni Lapas/Rutan yang umumnya dihuni oleh pecandu narkoba.12

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan mengambil judul “SINERGITAS ANTARA BADAN

NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN LANGKAT DENGAN POLRES

LANGKAT DALAM RANGKA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN

TINDAK PIDANA NARKOTIKA”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dibahas sebelumnya, maka

dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana bentuk sinergitas, dan implementasi kebijakan Badan Narkotika

Nasional Kabupaten Langkat dan Polres Langkat dalam rangka pencegahan

dan pemberantasan tindak pidana narkotika ?

2. Apa saja kendala yang dihadapi Badan Narkotika Nasional Kabupaten

Langkat dan Polres Langkat dalam rangka pencegahan dan pemberantasan

tindak pidana narkotika dan upaya mengatasi kendala tersebut ?

12“BNN Langkat Tahun 2021 Mewajibkan Semua Desa Bersinar”, diakses dari

https://www.hariansib.com/detail/Medan-Sekitarnya/BNN-Langkat-Tahun-2021-Mewajibkan-Semua-

Desa-Bersinar , pada tanggal 20 Aapril 2021.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah:

a. Untuk mengetahui bentuk sinergitas, dan implementasi kebijakan BNN

Kabupaten Langkat dan Polres Langkat dalam rangka pencegahan dan

pemberantasan tindak pidana narkotika.

b. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi BNN Kabupaten Langkat

dan Polres Langkat dalam rangka pencegahan dan pemberantasan tindak

pidana narkotika dan mengetahui upaya mengatasi kendala tersebut.

Adapun manfaat penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberi manfaat

yaitu secara teoritis dan secara praktis, yakni :

a. Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan pada ilmu hukum

khususnya hukum pidana yang berkaitan dengan permasalahan pencegahan dan

pemberantasan tindak pidana narkotika. Selain itu, penelitian ini diharapkan akan

bermanfaat guna menambah dan memperkaya literatur-literatur yang sudah ada

sebelumnya, khususnya mengenai Sinergitas Antara Badan Narkotika Nasional

dengan Polri Dalam Rangka Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Narkotika.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

13

b. Manfaat Praktis

Melalui penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan di

lingkungan institusi penegak hukum terutama Badan Narkotika Nasional Kabupaten

Langkat dan Polres Langkat khususnya untuk pencegahan dan pemberantasan tindak

pidana narkotika.

D. Keaslian Penulisan

Setelah ditelusuri dari daftar skripsi di perpustakaan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara dan arsip yang ada di Departemen Hukum Pidana belum

ditemukan adanya kesamaan judul ataupun permasalahan dengan judul dan

permasalahan yang akan di bahas yaitu tentang “Sinergitas Antara Badan Narkotika

Nasional Kabupaten Langkat Dengan Polres Langkat Dalam Rangka Pencegahan

Dan Pemberantasan Tindak Pidana Narkotika” penulisan skripsi ini adalah asli dari

ide, pemikiran, gagasan, literatur-literatur lain serta melakukan riset ke Badan

Narkotika Nasional Kabupaten Langkat dan Polres Langkat guna memperoleh data

yang dapat mendukung skripsi ini.

Jika judul penulisan skripsi ini ada yang hampir sama dengan judul skripsi

sebelumnya kepunyaan orang lain, namun isi dan pembahasan dalam skripsi ini

berbeda dan juga merupakan penulisan yang ditulis melalui proses dan upaya

pemikiran sendiri. Oleh karena itu, tulisan ini merupakan karya asli yang disusun

berdasarkan dengan asas-asas keilmuan yang jujur, rasional dan ilmiah.

Dengan demikian, penulis dapat menyatakan bahwa skripsi ini adalah murni

merupakan hasil karya penulis dan tidak meniru kepunyaan orang lain.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

14

E. Tinjauan Kepustakaan

1. Pengertian Narkotika dan Jenis-Jenis Narkotika

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik

sintesis yang dapat menyebabkan penurunan dan perubahan kesadaraan, hilangnya

rasa, mengurangi sampai menghilangnya rasa nyeri, dan dapat menimbulkan

ketergantungan.13 Oleh sebab itu jika kelompok zat ini dikonsumsi oleh manusia baik

dengan cara dihirup, dihisap, ditelan, atau disuntikkan maka ia akan mempengaruhi

susunan saraf pusat (otak) dan akan menyebabkan ketergantungan. Akibatnya, sistem

kerja otak dan fungsi vital organ tubuh lain seperti jantung, pernafasan, peredaran

darah dan lain-lain akan berubah meningkat pada saat mengkonsumsi dan akan

menurun pada saat tidak dikonsumsi (menjadi tidak teratur).14

Sehubungan dengan pengertian narkotika, menurut Prof. sudarto, S.H., dalam

bukunya Kapita Selekta Hukum Pidana mengatakan bahwa : perkataan narkotika

berasal dari perkataan Yunani “Narke”, yang berarti terbius sehingga tidak merasa

apa-apa.15

Istilah narkotika yang dipergunakan di sini bukanlah “narcotics” pada

farmacologie (farmasi), melainkan sama artinya dengan “drug”, yaitu jenis zat yang

apabila dipergunakan akan membawa efek dan pengaruh-pengaruh tertentu pada

tubuh si pemakai, yaitu :

13Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

14Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana bagian I, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2014), halaman 71.

15Djoko Prakoso, Bamang Riyadi Lany dan Mukhsin, “Kejahatan-kejahatan yang Merugikan

dan Membahayakan Negara”, penerbit Bina Aksara, halaman 480.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

15

a. Mempengaruhi kesadaran

b. Memberikan dorongan yang dapat berpengaruh terhadap perilaku manusia

c. Pengaruh-pengaruh tersebut dapat berupa:

1) Penenang;

2) Perangsang (bukan rangsangan sex);

3) Menimbulkan halusinasi (pemakainya tidak mampu membedakan antara

khayalan dan kenyataan, kehilangan kesadaran akan waktu dan tempat).16

Pada mulanya zat narkotika ditemukan orang yang penggunaannya ditujukan

untuk kepentingan umat manusia, khususnya di bidang pengobatan. Dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, maka obat-obat semacam

narkotika berkembang pula cara pengolahannya. Namun belakangan ini diketahui

pula bahwa zat-zat narkotika tersebut memiliki daya kecanduan yang bisa

menimbulkan si pemakai bergantung hidupnya terus-menerus pada obat-obat

narkotika itu.17

Narkotika pada pasal 4 V.M.O. staatblad 1927 No. 278 jo. No. 536 adalah

untuk tujuan pengobatan atau ilmu pengetahuan. Obat bius kecuali candu olahan,

cocaine kasar, codeine hanya dapat diolah dan dikeluarkan oleh mereka yang

ditentukan Undang-Undang, yaitu :

16Soedjono D, “Segi Hukum Tentang Narkotika di Indonesia”, (Bandung: PT. Karya

Nusantara, 1976), halaman 1.

17Moh.Taufik Makarao, Suhasril, Moh.Zakky A.S, Tindak Pidana Narkotika, (Jakarta:

Ghalia Indonesia, 2003), halaman 17.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

16

1. Apoteker dan ahli kedokteran;

2. Dokter hewan;

3. Pengusaha pabrik obat.18

Dalam Undang-Undang obat bius tersebut, yang dikategorikan sebagai

narkotika ternyata tidak hanya obat bius saja melainkan disebut juga candu, ganja,

kokain, morphin, heroin, dan zat-zat lainnya yang membawa pengaruh atau akibat

pada tubuh. Zat-zat tersebut berpengaruh karena bergerak pada hampir seluruh

sistem tubuh, terutama pada syaraf otak dan sumsum tulang belakang. Selain itu

karena mengkonsumsi narkotika akan menyebabkan lemahnya daya tahan serta

hilangnya kesadaran.19

Zat-zat narkotika yang semula ditujukan untuk kepentingan pengobatan,

namun dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya

perkembangan teknologi obat-obatan maka jenis-jenis narkotika dapat diolah

sedemikian banyak seperti yang terdapat pada saat ini, serta dapat disalah fungsikan

yang bukan lagi untuk kepentingan dibidang pengobatan, bahkan sudah mengancam

kelangsungan eksistensi generasi suatu bangsa.20

Jenis-jenis narkotika tertuang di dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 35

Tahun 2009 Tentang Narkotika, Narkotika digolongkan menjadi:21

a. Narkotika Golongan I;

18Soedjono D., Op.Cit. halaman 150.

19Moh. Taufik Makarao, Op.Cit. halaman 19.

20Ibid.

21Lihat Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

17

b. Narkotika Golongan II; dan

c. Narkotika Golongan III.

Narkotika Golongan I adalah Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk

tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta

mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.22

Narkotika Golongan II adalah Narkotika berkhasiat pengobatan digunakan

sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan

pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan

ketergantungan.23

Narkotika Golongan III adalah Narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak

digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.24

Jenis-jenis narkotika yang perlu diketahui dalam kehidupan sehari-hari

karena mempunyai dampak terhadap kaum remaja yang dapat menjadi sampah

masyarakat bila terjerumus ke jurangnya, adalah sebagai berikut :25

1. Candu atau disebut juga dengan Opium

Berasal dari jenis tumbuh-tumbuhan yang dinamakan Papaver Somniferum.

Bagian yang dapat dipergunakan dari tanaman ini adalah getahnya yang diambil dari

22Lihat Pasal 6 ayat (1) huruf a Penjelasan Umum Undang-Undang No. 35 Tahun 2009

Tentang Narkotika

23Lihat Pasal 6 ayat (1) huruf b Penjelasan Umum Undang-Undang No. 35 Tahun 2009

Tentang Narkotika

24Lihat Pasal 6 ayat (1) huruf c Penjelasan Umum Undang-Undang No. 35 Tahun 2009

Tentang Narkotika

25Moh. Taufik Makarao, Op.Cit.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

18

buahnya, narkotika jenis candu atau opium termasuk jenis depressant yang

mempunyai pengaruh hypnotic dan tranglizers. Depressants, yaitu mernagsang

sistem saraf parasimpatis, dalam dunia kedokteran dipakai sebagai pembunuh rasa

sakit yang kuat.

Candu atau opium ini turunannya menjadi morphine dan heroin (putau).

Dalam bentuk sintetis (buatan yang diolah secara kimiawi di farmakologi) morphine

dan heroin hasilnya berupa pethidine dan methadone digunakan sebagai obat.

2. Morphine

Adalah zat utama yang berkhasiat narkotika yang terdapat pada candu

mentah, diperoleh dengan jalan mengolah secara kimia. Morphine termasuk jenis

narkotika yang membahayakan dan memiliki daya eskalasi yang relative cepat,

dimana seorang pecandu untuk memperoleh rangsangan yang diingini selalu

memerlukan penambahan dosis yang lambat laun membahayakan jiwa.

3. Heroin

Berasal dari tumbuhan papaver somniferum, seperti telah disinggung di atas

bahwa tanaman ini juga menghasilkan codeine, morphine, dan opium. Heroin disebut

juga dengan sebutan putau, zat ini sangat berbahaya bila dikonsumsi kelebihan dosis,

bisa mati seketika.

4. Cocaine

Berasal dari tumbuhan-tumbuhan yang disebut erythroxylon coca. Untuk

memperoleh cocaine yaitu dengan memetik daun coca, lalu dikeringkan dan diolah di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

19

pabrik dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Serbuk cocaine berwarna putih,

rasanya pahit dan lama-lama serbuk tadi menjadi basah.

5. Ganja

Berasal dari bunga dan daun-daun sejenis tumbuhan rumput bernama

cannabis sativa. Sebutan lain dari ganja yaitu mariyuana, sejenis dengan mariyuana

adalah hashis yang dibuat dari dammar tumbuhan cannabis sativa. Efek dari hashis

lebih kuat daripada ganja. Ganja di Indonesia pada umumnya banyak terdapat di

daerah Aceh, walau di daerah lain pun bisa tumbuh. Ganja terbagi atas dua jenis :

a. Ganja jenis jantan, di mana jenis seperti ini kurang bermanfaat, yang diambil

hanya seratnya saja untuk pembuatan tali.

b. Ganja jenis betina, jenis ini dapat berbunga dan berbuah, biasanya digunakan

untuk pembuatan rokok ganja.

6. Narkotika sintetis atau buatan

Adalah jenis narkotika yang dihasilkan dengan melalui proses kimia secara

farmakologi yang sering disebut dengan istilah Napza, yaitu kependekan dari

Nnarkotika Alkohol Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Napza tergolong zat

psikoaktif, yaitu zat yang terutama berpengaruh pada otak sehingga menimbulkan

perubahan pada perilaku, perasaan, pikiran, persepsi, dan kesadaran.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

20

2. Badan Narkotika Nasional (BNN)

Dalam rangka pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran

gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika, dengan Undang-Undang ini dibentuk

Badan Narkotika Nasional, yang selanjutnya disingkat BNN. Badan Narkotika

Nasional adalah lembaga pemerintah non kementerian yang berkedudukan di bawah

Presiden dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.26

Tugas Badan Narkotika Nasional disebutkan dalam Pasal 70 Undang-Undang

Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, yaitu :

a. menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai pencegahan dan

pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor

Narkotika;

b. mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika

dan Prekursor Narkotika;

c. berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam

pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap

Narkotika dan Prekursor Narkotika;

d. meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial

pecandu Narkotika, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun

masyarakat;

e. memberdayakan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan

peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;

26Lihat Pasal 64 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

21

f. memantau, mengarahkan, dan meningkatkan kegiatan masyarakat dalam

pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor

Narkotika;

g. melakukan kerja sama bilateral dan multilateral, baik regional maupun

internasional, guna mencegah dan memberantas peredaran gelap Narkotika

dan Prekursor Narkotika;

h. mengembangkan laboratorium Narkotika dan Prekursor Narkotika;

i. melaksanakan administrasi penyelidikan dan penyidikan terhadap perkara

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; dan

j. membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang.

Dalam melaksanakan tugas pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran

gelap narkotika dan prekursor narkotika, Badan Narkotika Nasional berwenang

melakukan penyelidikan dan penyidikan penyalahgunaan dan peredaran gelap

Narkotika dan Prekursor Narkotika.27

Selain tugas, Badan Narkotika Nasional memiliki fungsi sebagaimana

tertuang dalam Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Badan

Narkotika Nasional, Badan Narkotika Provinsi, dan Badan Narkotika

Kabupaten/Kota, yaitu :

a. penyusunan dan perumusan kebijakan nasional di bidang pencegahan dan

pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika,

27Lihat Pasal 71 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

22

dan prekursor serta bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk

tembakau dan alkohol yang selanjutnya disingkat dengan P4GN;

b. penyusunan, perumusan dan penetapan norma, standar, kriteria, dan prosedur

P4GN;

c. penyusunan perencanaan, program, dan anggaran BNN;

d. penyusunan dan perumusan kebijakan teknis pencegahan, pemberdayaan

masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hokum dan kerja sama di bidang

P4GN;

e. pelaksanaan kebijakan nasional dan kebijakan teknis P4GN di bidang

Pencegahan, Pemberdayaan Masyarakat, Pemberantasan, Rehabilitasi,

Hukum, dan Kerja Sama;

f. pelaksanaan pembinaan teknis di bidang P4GN kepada instansi vertikal di

lingkungan BNN;

g. pengoordinasian instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat dalam

rangka penyusunan dan perumusan serta pelaksanaan kebijakan nasional di

bidang P4GN;

h. penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi di lingkungan BNN;

i. pelaksanaan fasilitasi dan pengoordinasian wadah peran serta masyarakat;

j. pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan penyalahgunaan dan peredaran

gelap narkotika dan prekursor narkotika;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

23

k. pelaksanaan pemutusan jaringan kejahatan terorganisasi di bidang narkotika,

psikotropika, dan prekursor serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif

untuk tembakau dan alkohol;

l. pengoordinasian instansi pemerintah terkait maupun komponen masyarakat

dalam pelaksanaan rehabilitasi dan penyatuan kembali ke dalam masyarakat

serta perawatan lanjutan bagi penyalahguna dan/atau pecandu narkotika dan

psikotropika serta bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau

dan alkohol di tingkat pusat dan daerah;

m. pengoordinasian peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan

rehabilitasi sosial pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan adiktif

lainnya, kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol yang

diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat;

n. peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi penyalahguna dan/atau

pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan

adiktif untuk tembakau dan alcohol berbasis komunitas terapeutik atau

metode lain yang telah teruji keberhasilannya;

o. pelaksanaan penyusunan, pengkajian, dan perumusan peraturan perundang-

undangan serta pemberian bantuan hukum di bidang P4GN;

p. pelaksanaan kerja sama nasional, regional, dan internasional di bidang P4GN;

q. pelaksanaan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan P4GN di

lingkungan BNN;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

24

r. pelaksanaan koordinasi pengawasan fungsional instansi pemerintah terkait

dan komponen masyarakat di bidang P4GN;

s. pelaksanaan penegakkan disiplin, kode etik pegawai BNN, dan kode etik

profesi penyidik BNN;

t. pelaksanaan pendataan dan informasi nasional, penelitian dan pengembangan,

dan pendidikan dan pelatihan di bidang P4GN;

u. pelaksanaan pengujian narkotika, psikotropika, dan precursor serta bahan

adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol;

v. pengembangan laboratorium uji narkotika, psikotropika, dan prekursor serta

bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol;

w. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan nasional di bidang

P4GN.

Tidak jauh berbeda dengan organisasi profesional yang sedang mengemban

tugas yang cukup berat dalam mencegah dan memberantas peredaran narkotika dan

prekursor narkotika, Badan Narkotika Nasional mempunyai susunan organisasi

menurut Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 pada Pasal 5 sebagai berikut:

a. Kepala;

b. Sekretariat Utama;

c. Deputi Bidang Pencegahan;

d. Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat;

e. Deputi Bidang Pemberantasan;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

25

f. Deputi Bidang Rehabilitasi;

g. Deputi Bidang Hukum dan Kerja Sama;

h. Inspektorat Utama;

i. Pusat; dan

j. Instansi Vertikal.

3. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI)

Kepolisian adalah segala hal-ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan

lembaga polisi sesuai dengan peraturan perUndang-Undangan. Anggota Kepolisian

Negara Republik Indonesia adalah pegawai negeri pada Kepolisian Negara Republik

Indonesia. Selanjutnya Kepolisian Negara Republik Indonesia berdasarkan Undang-

Undang memiliki kewenangan untuk menjalankan fungsinya berdasarkan Undang-

Undang yang mengaturnya.28 Fungsi kepolisian sebagai salah satu fungsi

pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat,

penegakan hukum, pelindung, pengayom dan pelayanan kepada masyarakat.29

Lembaga kepolisian memiliki peranan yang sangat besar dalam kehidupan

masyarakat ataupun dalam dimensi kenegaraan oleh kerenanya dengan ruang lingkup

yang sangat luas di dalam tubuh kepolisian harus ada pemberian tugas yang jelas.

Dalam pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik

28Lihat Pasal 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia

29Lihat Pasal 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

26

Indonesia disebutkan, bahwa tugas pokok kepolisian negara republik Indonesia

adalah:

(1) Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,

(2) Menegakan hukum,

(3) Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada

masyarakat.

Dengan demikian adanya beberapa kewenangan Polri untuk mencegah,

menyidik dan memberantas masalah narkoba, lebih khususnya yaitu masalah

narkotika. Kewenangan Polri untuk mencegah dan menanggulangi masalah narkotika

tercantum pada Pasal 15 ayat (1) huruf c “Polri berwenang untuk mencegah dan

menanggulangi timbulnya penyakit masyarakat”. Penyakit masyarakat yang

dimaksud dalam hal ini adalah masalah penyalahgunaan narkotika. Polri dalam

menangani suatu kasus harus berpegang pada aturan hukum yang berlaku di

Indonesia. Begitu pula dalam proses menangani suatu tindak pidana narkoba, Polri

harus melaksanakan aturan yang ada dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara

Pidana (KUHAP).

4. Pelaku dan Korban Penyalahgunaan Narkotika

Pelaku tindak pidana adalah mereka yang melakukan sesuatu perbuatan yang

oleh hukum (peraturan yang telah ada) disebut secara tegas sebagai suatu perbuatan

yang dilarang dan dapat dipidana. Pelaku tindak pidana dibagi atas 4 macam yaitu

orang yang melakukan (pleger), orang yang menyuruh melakukan (doen plegen),

orang yang turut melakukan (medepleger), dan orang yang dengan sengaja

membujuk untuk melakukan suatu perbuatan pidana (uitlokker).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

27

Penyalahguna adalah orang yang menggunakan narkotika tanpa hak atau

melawan hukum.30

Istilah korban penyalahgunaan narkotika didefinisikan dalam Penjelasan

Umum Pasal 54 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika yang

menyebutkan bahwa “Yang dimaksud dengan korban penyalahgunaan narkotika

adalah seseorang yang tidak sengaja menggunakan Narkotika karena dibujuk,

diperdaya, ditipu, dipaksa, dan/atau diancam untuk menggunakan Narkotika”.

Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, terdapat 4

(empat) kategorisasi tindakan melawan hukum yang dilarang oleh Undang-Undang

dan dapat diancam dengan sanksi pidana, yakni:31

1. Kategori Pertama, yakni perbuatan – perbuatan berupa memiliki,

menyimpan, menguasai atau menyediakan narkotika dan prekursor

narkotika;

2. Kategori Kedua, yakni perbuatan - perbuatan berupa memproduksi,

mengimpor, mengekspor atau menyalurkan narkotika dan prekursor

narkotika.

3. Kategori Ketiga, yakni perbuatan - perbuatan berupa menawarkan

untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam

jual beli, menukar atau menyerahkan narkotika dan presekutor

narkotika.

30Lihat Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

31Siswanto S, Politik hukum dalam undang-undang narkotika (UU nomor 35 tahun 2009),

Jakarta: Rineka Cipta, 2012, halaman 256.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

28

4. Kategori Keempat, yakni perbuatan - perbuatan berupa membawa,

mengirim, mengangkut, atau mentransit narkotika dan presekutor

narkotika.

F. Metode Penelitian

Penulisan Skripsi ini menggunakan metode penelitian hukum untuk

menemukan jawaban atas permasalahan yang diangkat. Penelitian hukum pada

dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode,

sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau

beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya, kecuali itu, maka juga

diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk

kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang

timbul di dalam gejala bersangkutan. 32

Di dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan. Dengan

pendekatan tersebut, peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai aspek

mengenai isu yang sedang dicoba untuk dicari jawabnya.33 Adapun metode

penelitian hukum yang digunakan dalam menyusun skripsi ini, yakni:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian

yuridis empiris yaitu penelitian yang digunakan untuk mengetahui bagaimana

32Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 1986), halaman 43.

33Prof.Dr. Peter Mahmud Marzuki S.H., M.H., LLM. Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana

Prenada Media, Edisi Revisi, 2005), halaman 133.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

29

sinergitas antara Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat dengan Polres

Langkat dalam rangka pencegahan dan pemberantasan tindak pidana narkotika.

2. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini ialah dengan menggunakan

data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

lapangan yang merupakan wawancara terhadap narasumber. Sedangkan data

sekunder adalah data yang diperoleh dari studi pustaka yang meliputi bahan

dokumen-dokumen, tulisan ilmiah dan berbagai sumber literatur lainnya yang

berkaitan dengan judul skripsi. Data sekunder yang diperoleh tersebut terdiri dari :

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang bersifat mengikat dan

disahkan oleh yang berwenang. Adapun bahan hukum primer dalam

penulisan skripsi ini diantaranya, ialah :

1. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Badan Narkotika

Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara

Republik Indonesia;

3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika;

4. Peraturan Bersama Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Penanganan

Pecandu Narkotika Dan Korban Penyalahgunaan Narkotika Ke Dalam

Lembaga Rehabilitasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

30

b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan yang membantu memberikan

keterangan atau sebagai data pelengkap. Dalam hal ini termasuk data-data

yang di peroleh dari pihak Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat

dan Polres Langkat.

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian penulisan skripsi

ini ialah dengan melakukan Studi Lapangan (field research) dan Studi Kepustakaan

(library research). Studi Lapangan yaitu dengan cara langsung ke lapangan yang

menjadi objek penelitian penulisan skripsi ini, yaitu Badan Narkotika Nasional

Kabupaten Langkat dan Polres Langkat, dimana data tersebut diperoleh dengan cara

wawancara terhadap narasumber. Sedangkan Studi Kepustakaan ialah dengan cara

melakukan penelitian terhadap berbagai sumber bacaan, seperti buku, pendapat

sarjana, jurnal dan literatur-literatur buku hukum, internet, dan peraturan perundang-

undangan yang berkaitan dengan penelitian penulisan skripsi.

4. Analisis Data

Adapun berdasarkan hal untuk menarik kesimpulan dari data-data yang telah

dikumpulkan, maka penulis menggunakan teknik analisis data kualitatif, yaitu

dengan cara menggambarkan keadaan-keadaan dari objek yang diteliti penulis di

lapangan lalu ditambahakan dengan tinjauan-tinjauan kepustakaan dan peraturan

perundang-undangan sehingga diperoleh suatu kesimpulan akhir yang dapat

disimpulkan secara komperhensif.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

31

G. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini di buat secara teratur dan sistematis, agar memberikan

kemudahan bagi pembaca dalam memahami skripsi ini. Keseluruhan sistematika

dalam penulisan skripsi ini merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan, yang

akan diuraikan sebagai berikut :

BAB I :PENDAHULUAN

Pada bab pertama ini, penulis menguraikan secara singkat latar

belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, keaslian penulis, tinjauan kepustakaan, metode penelitian

dan sistematika penulisan.

BAB II :BENTUK SINERGITAS, DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN LANGKAT

DAN POLRES LANGKAT DALAM RANGKA PENCEGAHAN

DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA

Pada bab ke dua ini, akan dijabarkan dan dijelaskan bentuk sinergitas

antara Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat dan Polres

Langkat, dan menjelaskan kebijakan-kebijakan apa saja yang telah di

lakukan oleh Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat dan

Polres Langkat dalam rangka pencegahan dan pemberantasan tindak

pidana narkotika.

BAB III :KENDALA YANG DIHADAPI BADAN NARKOTIKA

NASIONAL KABUPATEN LANGKAT DAN POLRES

LANGKAT DALAM RANGKA PENCEGAHAN DAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

32

PEMBERNATASAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DAN

UPAYA MENGATASI KENDALA TERSEBUT

Pada bab ke tiga ini, akan di jelaskan kendala-kendala apa saja yang

dihadapi oleh Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat dan

Polres Langkat dalam rangka pencegahan dan pemberantasan tindak

pidana narkotika serta upaya untuk mengatasi kendala tersebut.

BAB IV :KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini adalah bab penutup, yang merupakan bab terakhir dimana

akan disajikan kesimpulan dari seluruh hasil penelitian dan disertai

saran atas permasalahan yang menjadi pokok pembahasan dalam

penulisan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

33

BAB II

BENTUK SINERGITAS, DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BADAN

NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN LANGKAT DAN POLRES

LANGKAT DALAM RANGKA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN

TINDAK PIDANA NARKOTIKA

Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Langkat dibentuk pada tahun

2011 bertempat di Jalan Proklamasi No. 52 Stabat yang merupakan instansi vertikal

dibawah unit satuan kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara. Badan

Narkotika Nasional Kabupaten Langkat mempunyai tugas untuk mencegah dan

memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, khususnya kepada

generasi muda dan anak usia sekolah.34

Adapun visi dan misi dari Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat

adalah sebagai berikut :35

Visi : Menjadi lembaga Non Kementerian yang professional dan

mampu menggerakkan seluruh komponen masyarakat, bangsa

dan negara Indonesia dalam melaksanakan Pencegahan dan

Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap

Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Bahan Adiktif Lainnya

di Indonesia”.

34Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat, “Sejarah”, diakses dari

https://langkatkab.bnn.go.id/sejarah/, pada tanggal 30 April 2021.

35Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat, “Visi dan Misi”, diakses dari

https://langkatkab.bnn.go.id/visi-dan-misi-bnn/, pada tanggal 30 April 2021.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

34

Misi : 1. Menyusun kebijakan nasional P4GN

2. Melaksanakan operasional P4GN sesuai bidang tugas dan

kewenangannya.

3. Mengkoordinasikan pencegahan dan pemberantasan

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika,

psikotropika, prekursor dan bahan adiktif lainnya

(narkoba)

4. Memonitor dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan

nasional P4GN

5. Menyusun laporan pelaksanaan kebijakan nasional P4GN

dan diserahkan kepada Presiden.

Setiap organisasi yang telah didirikan tentu harus mempunyai struktur

organisasi. Sehingga akan membuat jelas tujuan dari didirikannya organisasi

tersebut.

Adapun struktur organisasi Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat

Tahun Anggaran 2021 adalah sebagai berikut.36

36Data diperoleh dari Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat, pada tanggal 27 April

2021.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

35

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

36

Berdasarkan struktur organisasi Badan Narkotika Nasional Kabupaten

Langkat dapat dilihat bahwa terdapat 3 (tiga) seksi yang berkerja dalam pencegahan

pemberantasan penyalahgunaan tindak pidana narkotika, yaitu Seksi P2M

(Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat), Seksi Rehabilitasi, dan Seksi

Pemberantasan.

Adapun struktur organisasi SAT Narkoba Polres Langkat ialah sebagai

berikut.37

37Data diperoleh dari Kepolisian Negara Republik Daerah Sumatera Utara Resor Langkat,

pada tanggal 29 April 2021.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

37

A. Bentuk Sinegitas Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat dan

Polres Langkat dalam Rangka Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Narkotika

1. Sinergitas dalam bentuk koordinasi

a. Sinergitas dalam bentuk koordinasi dalam rangka pencegahan

tindak pidana narkotika

Sinergitas berasal dari kata sinergi yang menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia ialah suatu kegiatan atau operasi gabungan. Menurut Deardorff dan

Williams, sinergi adalah sebuah proses dimana interaksi dari dua atau lebih agen atau

kekuatan akan menghasilkan pengaruh gabungan yang lebih besar dibandingkan

jumlah dari pengaruh mereka secara individual.

Sinergitas antara Badan Narkotika Nasional dan Polri dalam pencegahan dan

pemberantasan tindak pidana narkotika diatur dalam beberapa peraturan, yakni :

1. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada

Pasal 70 mengatur tentang tugas dan wewenang Badan Narkotika

Nasional yang salah satunya pada huruf c, yaitu “berkoordinasi

dengan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam

pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap

Narkotika dan Prekursor Narkotika”.

2. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Badan Narkotika

Nasional pada Pasal 2 ayat (1) huruf c, yaitu “berkoordinasi dengan

Kepala Kepolisian Republik Negara Indonesia dalam pencegahan dan

pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan

Prekursor Narkotika”.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

38

3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara

Republik Indonesia juga mengatur hubungan kerja sama antara

Kepolisian dan Badan Narkotika Nasional terdapat pada Pasal 42 ayat

(1) Hubungan dan kerja sama Kepolisian Negara Republik Indonesia

dengan badan, lembaga, serta instansi di dalam dan di luar negeri

didasarkan atas sendi-sendi hubungan fungsional, saling

menghormati, saling membantu, mengutamakan kepentingan umum,

serta memperhatikan hierarki.

(2) Hubungan dan kerja sama di dalam negeri dilakukan terutama

dengan unsur-unsur pemerintah daerah, penegak hukum, badan,

lembaga, instansi lain, serta masyarakat dengan mengembangkan asas

partisipasi dan subsidiaritas.

Yang dimaksud “berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia” dalam ketentuan ini adalah tidak mengurangi kemandirian dalam

menentukan kebijakan dan melaksanakan tugas dan wewenang BNN.38

Koordinasi berasal dari kata coordination, co dan ordinare yang berarti to

regulate. Dari pendekatan empirik yang dikaitkan dengan etimologi, koordinasi

diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pihak yang sederajat (equal

in rank or order, of the same rank or order, not subordinate) untuk saling memberi

informasi dan mengatur (menyepakati) hal tertentu.39

38Lihat Pasal 70 huruf c Penjelasan Umum Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang

Narkotika.

39Taliziduhu Ndraha, Ilmu Pemerintahan Baru, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), halaman 290.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

39

Secara normatif, koordinasi diartikan sebagai kewenangan untuk

menggerakkan, menyerasikan, menyelaraskan, dan menyeimbangkan kegiatan-

kegiatan yang spesifik atau berbeda-beda agar semuanya terarah pada tujuan tertentu.

Sedangngkan secara fungsional, koordinasi dilakukan guna untuk mengurangi

dampak negatif spesialisasi dan mengefektifkan pembagian kerja.40

Pada dasarnya definisi Pencegahan atau preventif adalah pendekatan,

prosedur dan metode yang dibuat untuk meningkatkan kompetensi interpersonal

seseorang dan fungsinya sebagai individu, pasangan, orang tua, ataupun dalam

keterlibatan dalam suatu kelompok, komunitas ataupun lembaga.41

Pengertian lain dari upaya pencegahan/preventif adalah sebuah usaha yang

dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan.

Preventif secara etimologi berasal dari bahasa latin pravenire yang artinya datang

sebelum/ antisipasi/ mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang

luas preventif diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah

terjadinyan gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang. Dengan demikian

upaya preventif adalah tindakan yang dilakukan sebelum sesuatu terjadi. Hal tersebut

dilakukan karena sesuatu tersebut merupakan hal yang dapat merusak ataupun

merugikan.42

40Ibid.

41Leden Marpaung,”Tindak Pidana Korupsi Pemberantasan dan Pencegahan”, Jakarta: Bina

Grafika. 2001, halaman10.

42Ibid, halaman 11.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

40

Menurut sudut pandang hukum, Pencegahan adalah suatu proses, cara,

tindakan mencegah atau tindakan menahan agar sesuatu hal tidak terjadi. Dapat

dikatakan pula suatu upaya yang dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran. Upaya

pencegahan kejahatan merupakan upaya awal dalam menanggulangi kejahatan.43

Dalam melakukan pencegahan BNNK Langkat melakukan kegiatan-kegiatan

seperti memberikan penyuluhan seputar pencerahan pencegahan atau wawasan

pencegahan terhadap masyarakat di daerah-daerah maupun di desa-desa. Dalam

melakukan kegiatan pencegahan tersebut tak jarang Polres ikut membersamai dan

menjelaskan tentang pemberantasan tindak pidana narkotika serta menjelaskan

bagaimana proses hukumnya bagi pelaku penyalahgunaan narkotika. Sedangkan

pihak BNNK Langkat akan menjelaskan bagaimana mekanisme rehabilitasi.44

Dalam melakukan pencegahan Polres Langkat dan BNNK Langkat bersama

dengan instansi terkait yang mepunyai hubungan kerjasama untuk melakukan razia

ke tempat-tempat tertentu. Termasuk melakukan razia ke tempat wisata dan

penginapan yang berada di wilayah Kabupaten Langkat. Apabila nanti mereka hasil

urinenya positif maka akan dianjurkan untuk di assessment di BNNK Langkat.

43Ibid.

44Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Zaini, Kepala Badan Narkotika Nasional

Kabupaten Langkat, pada tanggal 5 Mei 2021, di Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten

Langkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

41

b. Sinergitas dalam bentuk koordinasi dalam rangka pemberantasan

tindak pidana narkotika

Koordinasi antara BNNK Langkat dan Polres Langkat yaitu sehubungan

dengan dilakukannya penyidikan, dikarenakan BNN maupun Polri memiliki

wewenang yang sama yaitu dalam melakukan penyelidikan dan penyidikan. Maka

untuk menghindari terjadinya kesamaan target operasi dan menghindari kebingungan

dalam melakukan wewenangnya harus dilakukan koordinasi yang baik antara BNNK

Langkat dan Polres Langkat. Dalam melakukan penyidikan terhadap penyalahgunaan

dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika, penyidik Kepolisian Negara

Republik Indonesia memberitahukan secara tertulis dimulainya penyidikan kepada

penyidik BNN begitu pula sebaliknya.45

Koordinasi lain yang dilakukan antara BNNK Langkat dan Polres Langkat

yaitu sehubungan dengan bantuan pemeriksaan secara laboratories terhadap barang

bukti narkoba dan jika ada permintaan dari penyidik untuk pemeriksaan, BNNK

Langkat mengarahkan Tim Assessment Terpadu (TAT). Tim Assessment Terpadu

disini ada tim hukumnya yakni dari anggota Polres, anggota kejaksaan dan anggota

BNNK Langkat dan juga ada tim medisnya. Tim medis yang menentukan seberapa

parah ketergantungan tersangka tersebut serta menentukan sejauh mana dia terlibat

dalam kasus ini termasuk juga apakah dia termasuk dalam jaringan narkoba.46 Nanti

keluarlah hasil rekomendasi dari kepala BNNK Langkat tersangka ini layak untuk

45Lihat Pasal 84 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

46Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Zaini, Kepala Badan Narkotika Nasional

Kabupaten Langkat, pada tanggal 5 Mei 2021, di Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten

Langkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

42

rawat inap atau rawat jalan dalam arti dilakukan rehabilitasi. Kalau misalnya

dilakukan rehabilitasi itu ada dua kategorinya, yaitu rawat jalan atau rawat inap.47

2. Sinergitas dalam bentuk komunikasi

a. Sinergitas dalam bentuk komunikasi dalam rangka pencegahan

tindak pidana narkotika

Menurut Hardjana, sebagaimana dikutip oleh Endang Lestari secara

etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu “cum”, sebuah kata depan

yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kata “umus”, sebuah kata bilangan

yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda “communio”, yang dalam

bahasa Inggris disebut “communion”, yang mempunyai makna kebersamaan,

persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk ber-

communio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata communion dibuat kata

kerja “communicare” yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar

menukar, membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada

seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, atau berteman. Dengan

demikian, komunikasi mempunyai makna pemberitahuan, pembicaraan, percakapan,

pertukaran pikiran atau hubungan.48

Pada umumnya Polres berkerja untuk penegakan hukum. Lebih di titik

beratkan pada penegakan hukum walaupun memang etikanya tetap ada dari binmas.

Binmas polres itu yang mendukung kebijakan semua kriminalitas, pengarahan

kepada masyarakat tentu itu merupakan kebijakan preventif seperti pengarahan

tentang pencegahan kriminalitas tentang narkoba. Tetapi kalau lebih utamanya

47Hasil wawancara dengan KASAT, KBO SAT Narkoba Polres Langkat, pada tanggal 29

April 2021, di SAT Narkoba Polres Langkat.

48Endang Lestari, Komunikasi yang Efektif , (Jakarta : Lembaga Administrasi Negara, 2003),

halaman 48.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

43

cenderung Polres itu penegakkan hukum. Menangkap, melakukan pemeriksaan lalu

memasukkan ke penjara. Sementara etika Badan Narkotika Nasional, ada orang yang

melapor ? ada, tetapi tidak bisa kalau urusan mereka penyidikan perkaranya mereka

yang pegang tidak akan dicampuri. BNNK Langkat juga punya penegakkan hukum

tetapi targetnya tidak banyak, targetnya terbatas sekali kalau Polres memang sudah

utama itu. Utama mereka penegakkan hukum tetapi kegiatan pencegahannya

terbatas, sementara di BNNK Langkat pencegahannya banyak hingga rehabilitasi

tetapi penindakannya yang terbatas.49

Dalam bentuk komunikasi dalam rangka pencegahan tindak pidana narkotika

dikarena memiliki tujuan yang sama yaitu melakukan pencegahan dan melakukan

pemberantasan tindak pidana narkotika, maka BNNK Langkat dan Polres Langkat

saling memberi masukan dan saling membantu bila diperlukan. Seperti hadirnya

anggota Polri untuk mendukung kegiatan-kegiatan pencegahan yang dilaksanakan

oleh BNNK Langkat.50

Selalu bergandengan tangan dalam rangka pembinaan ataupun penyuluhan.

Dari BNNK Langkat menjelaskan tentang bagaimana mekanisme rehabilitasi itu,

kalau dari SAT Narkoba Polres Langkat Langkat itu tentang pemberantasannya,

kemudian tim hukumnya atau proses tindak pidananya. Apakah nanti itu layak untuk

49Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Zaini, Kepala Badan Narkotika Nasional

Kabupaten Langkat, pada tanggal 5 Mei 2021, di Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten

Langkat.

50Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Zaini, Kepala Badan Narkotika Nasional

Kabupaten Langkat, pada tanggal 5 Mei 2021, di Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten

Langkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

44

kita proses sampai ke penuntut umum atau memang nanti kita berkerjasama dengan

pihak BNNK Langkat untuk dilakukan rehabilitasi.51

Dalam melakukan kegiatan pencegahan tak jarang Polres ikut membersamai,

tetapi selalu programnya dari BNNK Langkat. Lebih banyak cenderung kegiatan

pencegahan (preventif) itu dari BNNK Langkat dan kita undang kalau dia di

kecamatan Polsek setempat ikut. Tapi selalu saya mengikut sertakan dalam setiap

kegiatan pencegahan narkoba, jadi tidak terlepas.52

b. Sinergitas dalam bentuk komunikasi dalam rangka pemberantasan

tindak pidana narkotika

Dalam rangka pemberantasan dengan keterbatasan target dari BNNK Langkat

dalam memberantas narkoba karena anggota saya yang ada disini, saya akan

melakukan penangkapan agak besar saya bisa minta bantuan pada Polres disebarkan

minta badan Polri untuk melakukan penggerebekan, itulah hubungannya. Begitu juga

dengan Polres bila butuh kami, bisa kami bantu.53

Jadi disitu pinternya pimpinan kita dari pusat, penegakkan hukum yang kecil

di Badan Narkotika Nasional sedangkan di Polres besar penegakan hukumnya.

BNNK Langkat bisa melakukan penangkapan tetapi anggarannya sedikit.54

51Hasil wawancara dengan Bapak Sudirman Panjaitan, KBO SAT Narkoba Polres Langkat,

pada tanggal 29 April 2021, di SAT Narkoba Polres Langkat.

52Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Zaini, Kepala Badan Narkotika Nasional

Kabupaten Langkat, pada tanggal 5 Mei 2021, di Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten

Langkat.

53Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Zaini, Kepala Badan Narkotika Nasional

Kabupaten Langkat, pada tanggal 5 Mei 2021, di Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten

Langkat.

54Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Zaini, Kepala Badan Narkotika Nasional

Kabupaten Langkat, pada tanggal 5 Mei 2021, di Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten

Langkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 55: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

45

Kalau misalanya pihak BNNK Langkat sudah melakukan penyelidikan tetapi

karena anggaran yang terbatas, pihak BNNK Langkat dapat melimpahkannya ke

Polres bahkan jika sudah di tangkap pun bisa dilimpahkan kepada Polres. Karena

keterbatasan itu kita melakukan penyelidikan lalu berkomunikasi dengan Polres “ini

ada kasus ini harus di selidiki. oh kejar”. Tidak ada yang melarang, karena disitulah

yang membuat hubungan BNNK Langkat dengan Polres Langkat bisa cocok, maka

selalu tetapi tidak harus kepalanya BNNK Langkat selalu Polisi kemudian bagian

penegakan hukum di BNNK Langkat juga ada anggota Polri yang notabenenya

mantan anggota Polres walaupun status mereka dipekerjakan, tetap anggota Polres

tapi dipekerjakan di BNNK Langkat. Jadi itu yang membuat hubungan tetap bisa

bagus.55

B. Implementasi Kebijakan Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat

dan Polres Langkat dalam Rangka Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Narkotika

1. Upaya pencegahan yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional

Kabupaten Langkat dan Polres Langkat

Secara terminology kebijakan berasal dari istilah”policy”(inggris) atau

“politiek”(Belanda). Terminologi tersebut dapat diartikan sebagai prinsip-prinsip

umum yang berfungsi untuk mengarahkan pemerintah (termasuk penegak hukum)

dalam mengelola, mengatur atau menyelesaikan urusan-urusan publik, masalah-

masalah masyarakat atau bidang-bidang penyusunan peraturan perundang-undangan

dan mengalokasikan hukum/peraturan dalam suatu tujuan (umum) yang mengarah

pada upaya mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat (warga

55Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Zaini, Kepala Badan Narkotika Nasional

Kabupaten Langkat, pada tanggal 5 Mei 2021, di Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten

Langkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 56: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

46

negara).56 Sutan Zanti Arbi dan Wayan Ardana, menterjemahkan “policy” juga

dengan kebijakan, yaitu suatu keputusan yang menggariskan cara yang paling efektif

dan paling efisien untuk mencapai tujuan yang ditetapkan secara kolektif.57

Seperti pribahasa yang selalu di dengar yaitu “Lebih baik mencegah daripada

mengobati”. Sama hal nya seperti narkoba yang sewajibnya untuk di hindari sebelum

terjerumus pada lubang hitam tersebut. Pencegahan ialah suatu cara ataupun tindakan

yang di lakukan untuk mencegah terjadinya suatu peristiwa pidana.

Kebijakan preventif atau upaya pencegahan yang dilakukan oleh Polres

Langkat yaitu melakukan sosialisasi ataupun penyuluhan ke desa-desa, sekolah-

sekolah, kemudian ke lokasi tempat rawan narkoba. Disamping itu juga ada

permintaan dari masyarakat atau lurah setempat yang menginginkan sosialisasi

kepada warganya tentang dampak bahaya narkoba.58 Kita memiliki desa pantauan

yaitu desa bersinar (bersih narkoba) itu di Desa Namosialang. Kita juga perlu yang

namanya relawan dan disana juga sudah ada posko nya, jadi kalau ada masalah

narkoba mereka siap untuk membantu kita dan mereka juga ikut mengawasi.59

Berikut akan diuraikan dalam bentuk tabel lokasi yang menjadi tempat rawan

narkoba.

56Lilik Mulyadi, Bunga Rapai Hukum Pidana Perspektif Teoritis dan Praktik, PT. Alumni

Bandung, 2008, halaman 389.

57Barda Nawawi Arief, Kebijakan Legeslatif Dalam Penanggulngan Kejahatan Dengan

Pidana Penjara, Badan Penerbit UNDIP Semarang, 2009, halaman 59.

58Hasil wawancara dengan Bapak Sudirman Panjaitan, KBO SAT Narkoba Polres Langkat,

pada tanggal 29 April 2021, di SAT Narkoba Polres Langkat.

59Hasil wawancara dengan Bapak Kusnadi, KASAT Narkoba Polres Langkat, pada tanggal 5

Mei 2021, di SAT Narkoba Polres Langkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 57: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

47

Tabel 2.1

Desa Rawan Narkoba

Sumber : Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat.

Berdasarkan Tabel 2.1 Desa Rawan Narkoba di atas dapat dilihat bahwa ada

beberapa lokasi yang menjadi tempat rawan narkoba, yaitu di Kecamatan Tanjung

Pura tepatnya di Desa Serapuh Asli, Kelurahan Pekan Tanjung Pura, Desa Pantai

Cermin dan Desa Pematang Tengah. Di Kecamatan Padang Tualang tepatnya di

Desa Padang Tualang. Di Kecamatan Gebang tepatnya di Desa Air Hitam. Di

Kecamatan Babalan tepatnya di Desa Teluk Meku.

Dalam rangka pencegahan BNNK Langkat melakukannya juga di daerah-

daerah dan di desa-desa, datang memberikan pengarahan tentang narkoba bersama

dengan Polsek, Polsek juga ikut serta mendukung bagaimana mencegah dan

merehabilitasi masyarakat yang dekat dengan narkoba. Mereka selalu memberi dan

menyempatkan waktu untuk ikut.60

60Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Zaini, Kepala Badan Narkotika Nasional

Kabupaten Langkat, pada tanggal 5 Mei 2021, di Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten

Langkat.

NO KOTA/KECAMATAN NO DESA/KELURAHAN

1. TANJUNG PURA 1. DESA SERAPUH ASLI

2. KELURAHAN PEKAN TANJUNG PURA

3. DESA PANTAI CERMIN

4. DESA PEMATANG TENGAH

2. PADANG TUALANG 5. DESA PADANG TUALANG

3. GEBANG 6. DESA AIR HITAM

4. BABALAN 7. DESA TELUK MEKU

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 58: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

48

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar menjauhi narkoba, Badan

Narkotika Nasional Kabupaten Langkat setiap tahunnya melakukan kegiatan-

kegiatan pencegahan dan peran serta masyarakat.

Berikut akan diuraikan dalam bentuk tabel kegiatan-kegiatan pencegahan

Non Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan peran serta masyarakat yang

dilakukan Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat pada tahun 2019 dan 2020.

Tabel 2.2

Kegiatan pencegahan Non DIPA dan peran serta masyarakat yang dilakukan

Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat pada tahun 2019.

No Satker Nama Kegiatan Kelompok

Sasaran

Waktu

Kegiatan

Lokasi

Kegiatan

1 BNNK

LANGKAT Test Urine

Intitusi

Swasta

14 Januari

2019

PT.Risto

DwiPaksi

Nusantara

Kwala Sawit

2 BNNK

LANGKAT Test Urine

Intitusi

Swasta

15 Januari

2019

PTPN 2 Mes

Kebun Sawit

Sebrang

3 BNNK

LANGKAT Test Urine

Intitusi

Swasta

11 Februari

2019

PT.Risto

DwiPaksi

Nusantara

Kwala Sawit

4 BNNK

LANGKAT Test Urine

Intitusi

Pemerintah

20 Maret

2019

Pengadilan

Agama Stabat

5 BNNK

LANGKAT Test Urine

Instansi

Pemerintah

04 April

2019

Pemda

Langkat

6 BNNK

LANGKAT

Asistensi

Penguatan

Pembangunan

Berwawasan

Anti Narkoba

Lingkungan

Pendidikan

09-10 April

2019

Restoran

Stabat

Seafood

7 BNNK

LANGKAT

Pelantikan

Relawan Anti

Narkoba (RAN)

Lingkungan

Masyarakat

25 April

2019

Desa Pantai

Gading Kec.

Secanggang

8 BNNK

LANGKAT

Asistensi

Penguatan

Pembangunan

Berwawasan

Anti Narkoba

Lingkungan

Pendidikan

29-30 April

2019

Restoran

Stabat

Seafood

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 59: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

49

9 BNNK

LANGKAT

Asistensi

Penguatan

Pembangunan

Berwawasan

Anti Narkoba

Lingkungan

Masyarakat

29-30 April

2019

Restoran

Stabat Seafood

10 BNNK

LANGKAT Test Urine

Instansi

Pemerintah 02 Mei 2019

Pengadilan

Negri Stabat

Kelas I B

11 BNNK

LANGKAT Test Urine

institusi

swasta

27 Mei

2019

PT.PLN

(Persero)ULP

Pangkalan

Susu

12 BNNK

LANGKAT Test Urine

Instansi

Pemerintah 12 Juni 2019

ASN dan TKK

BNNK

Langkat

13 BNNK

LANGKAT Test Urine

Lingkungan

Masyarakat 18 Juni 2019

Masyarakat

Desa Tanjung

Pasir

14 BNNK

LANGKAT

Supervisi Hasil

Implementasi

Kebijakan

P4GN di

Lingkungan

Masyarakat

Lingkungan

Masyarakat 01 Juli 2019

Desa Batu

Malenggang

15 BNNK

LANGKAT

Supervisi Hasil

Implementasi

Kebijakan

P4GN di

Lingkungan

Masyarakat

Lingkungan

Masyarakat 01 Juli 2019

Desa Sikoci

Kec.Besitang

16 BNNK

LANGKAT

Supervisi Hasil

Implementasi

Kebijakan

P4GN di

Lingkungan

Masyarakat

Lingkungan

Masyarakat 01 Juli 2019

Desa Tapak

Kuda

Kec.Tanjung

Pura

17 BNNK

LANGKAT Test Urine

Lingkungan

Masyarakat 02 Juli 2019

Masyarakat

Desa Baru

Pasar VIII

18 BNNK

LANGKAT

Supervisi Hasil

Implementasi

Kebijakan

P4GN di

Lingkungan

Masyarakat

Lingkungan

Masyarakat 15 Juli 2019

SMP N 1

Kec.Gebang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 60: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

50

19 BNNK

LANGKAT

Supervisi Hasil

Implementasi

Kebijakan

P4GN di

Lingkungan

Masyarakat

Lingkungan

Masyarakat 15 Juli 2019

Masyarakat

Desa Gohor

Lama

20 BNNK

LANGKAT

Supervisi Hasil

Implementasi

Kebijakan

P4GN di

Lingkungan

Masyarakat

Lingkungan

Masyarakat 15 Juli 2019

Masyarakat

Desa Air

Hitam

21 BNNK

LANGKAT

Supervisi Hasil

Implementasi

Kebijakan

P4GN di

Lingkungan

Masyarakat

Lingkungan

Masyarakat 16 Juli 2019

Masyarakat

Sungai Ular

22 BNNK

LANGKAT

Supervisi Hasil

Implementasi

Kebijakan

P4GN di

Lingkungan

Pendidikan

Lingkungan

Pendidikan 16 Juli 2019

SMA Negri 1

Kuala

23 BNNK

LANGKAT

Supervisi Hasil

Implementasi

Kebijakan

P4GN di

Lingkungan

Pendidikan

Lingkungan

Pendidikan 16 Juli 2019

SMP Negri 2

Gebang

24 BNNK

LANGKAT

Supervisi Hasil

Implementasi

Kebijakan

P4GN di

Lingkungan

Pendidikan

Lingkungan

Pendidikan 18 Juli 2019

SMP Negri 2

Kuala

25 BNNK

LANGKAT

Supervisi Hasil

Implementasi

Kebijakan

P4GN di

Lingkungan

Pendidikan

Lingkungan

Pendidikan 18 Juli 2019

SMA N 1

WAMPU

26 BNNK

LANGKAT

Supervisi Hasil

Implementasi

Kebijakan

P4GN di

Lingkungan

Pendidikan

Lingkungan

Pendidikan 18 Juli 2019

MTs N

Wampu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 61: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

51

27 BNNK

LANGKAT

Supervisi Hasil

Implementasi

Kebijakan

P4GN di

Lingkungan

Pendidikan

Lingkungan

Pendidikan 22 Juli 2019

SMP N 2

Hinai

28 BNNK

LANGKAT

Supervisi Hasil

Implementasi

Kebijakan

P4GN di

Lingkungan

Pendidikan

Lingkungan

Pendidikan 22 Juli 2019

SMP N 2

Secanggang

29 BNNK

LANGKAT

Supervisi Hasil

Implementasi

Kebijakan

P4GN di

Lingkungan

Masyarakat

Lingkungan

Masyarakat 22 Juli 2019

Desa Tanjung

Keriahan

30 BNNK

LANGKAT

Supervisi Hasil

Implementasi

Kebijakan

P4GN di

Lingkungan

Pendidikan

Lingkungan

Pendidikan 23 Juli 2019

SMP Negri 2

Kec.Binjai

31 BNNK

LANGKAT

Pelatihan Dan

Pembinaan

Masyarakat Anti

narkoba

(Workshop)

Lingkungan

Swasta

Lingkungan

Swasta 24 Juli 2019

Restauran

Stabat

Seafood

32 BNNK

LANGKAT

Supervisi Hasil

Implementasi

Kebijakan

P4GN di

Lingkungan

Pendidikan

Lingkungan

Pendidikan 29 Juli 2019

SMK Negri 1

Tanjung Pura

33 BNNK

LANGKAT

Pelatihan Dan

Pembinaan

Masyarakat Anti

narkoba

(Workshop)

Lingkungan

Mayarakat

Lingkungan

Mayarakat 31 Juli 2019

Restoran

Stabat

Seafood

34 BNNK

LANGKAT Test Urine

Lingkungan

pendidikan

07 Agustus

2019

SMP N 2

Secanggang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 62: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

52

35 BNNK

LANGKAT Test Urine

Intitusi

Pemerintah

08 Agustus

2019

Instansi-

instansi Sekab.

Langkat

36 BNNK

LANGKAT

Pemberdayaan

Masyarakat

Melalui Test

Urine di

Lingkungan

Pendidikan

Lingkungan

Pendidikan

08 Agustus

2019

Restoran

Stabat

Seafood

37 BNNK

LANGKAT

Pelantikan

Relawan Anti

Narkoba (RAN)

Lingkungan

Masyarakat

15 Agustus

2019

Masyarakat

Desa dan

Kelurahan

Kec.Kuala

38 BNNK

LANGKAT

Pencanangan

Kelurahan/Desa

Bersih Narkoba

(Bersinar) Di

Provinsi

Sumatra Utara

oeh Ka.BNN RI

Lingkungan

Masyarakat

19 Agustus

2019

Kelurahan/

Desa Se-

Prov.Sumut

39 BNNK

LANGKAT

Asistensi

Penguatan

Pembangunan

Berwawasan

Anti Narkoba

Lingkungan

Masyarakat

26-27

Agustus

2019

Restauran

Stabat

Seafood

40 BNNK

LANGKAT

Pelatihan Dan

Pembinaan

Masyarakat Anti

narkoba

(Workshop) di

lingkungan

Pendidikan

Lingkungan

Pendidikan

3-4

Septemeber

2019

Restoran

Stabat

Seafood

41 BNNK

LANGKAT Test Urine

institusi

swasta

05

September

2019

PT Risto

Dwipaksi

Nusantara

42 BNNK

LANGKAT Test Urine

institusi

swasta

19

September

2019

PT.Langkat

Sawithijau

Pratama

43 BNNK

LANGKAT

Pelantikan

Relawan Anti

Narkoba (RAN)

Lingkungan

Masyarakat

20

September

2019

Desa

Pertumbukan

Kec.Wampu

44 BNNK

LANGKAT

Pelantikan

Relawan Anti

Narkoba (RAN)

Lingkungan

Masyarakat

01 Oktober

2019

Relawan Desa

Bubun

Kec.Tanjung

Pura

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 63: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

53

45 BNNK

LANGKAT

Pelantikan

Relawan Anti

Narkoba (RAN)

Instansi

Pemerintah

07 Oktober

2019

Dinas

kesehatan

Kab.Langkat

46 BNNK

LANGKAT

Pelantikan

Relawan Anti

Narkoba (RAN)

Instansi

Pemerintah

07 Oktober

2019

Dinas Pemuda

dan Olahraga

Kab.Langkat

47 BNNK

LANGKAT

Pelantikan

Relawan Anti

Narkoba (RAN)

Instansi

Pemerintah

07 Oktober

2019

Dinas

Pendidikan

Kab.Langkat

48 BNNK

LANGKAT

Pelantikan

Relawan Anti

Narkoba (RAN)

Instansi

Pemerintah

08 Oktober

2019

Dinas

Kesatuan

Bangsa dan

Politik

Kab.Langkat

49 BNNK

LANGKAT

Pelantikan

Relawan Anti

Narkoba (RAN)

Instansi

Pemerintah

08 Oktober

2019

Dinas

Pertanian Dan

Ketahanan

Pangan

Kab.Langkat

50 BNNK

LANGKAT

Pelantikan

Relawan Anti

Narkoba (RAN)

Instansi

Pemerintah

11 Oktober

2019

Lapas

Narkotika

Klas IIA

Langkat

51 BNNK

LANGKAT

Pelantikan

Relawan Anti

Narkoba (RAN)

Instansi

Pemerintah

11 Oktober

2019

Rutan Klas

IIB Tanjung

Pura

52 BNNK

LANGKAT Test Urine

institusi

swasta

06

November

2019

PT Kembang

Gula 1001

53 BNNK

LANGKAT Test Urine

institusi

swasta

06

November

2019

Rumah Sakit

Putri Bidadari

54 BNNK

LANGKAT Test Urine

Ligkungan

Pendidikan

07

November

2019

SMK

SWASTA

YAPIM

TARUNA

STABAT

55 BNNK

LANGKAT Test Urine

Ligkungan

Pendidikan

07

November

2019

SMP N 1

STABAT

56 BNNK

LANGKAT Test Urine

Lingkungan

pendidikan

07

November

2019

SMP N 3

STABAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 64: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

54

Sumber : Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat.

Berdasarkan Tabel 2.2 kegiatan pencegahan Non DIPA dan peran serta

masyarakat Tahun 2019 yang telah diuraikan di atas, dapat di jelaskan bahwa Badan

Narkotika Nasional Kabupaten Langkat pada bulan Januari 2019 telah melakukan

kegiatan pencegahan sebanyak 2 kegiatan, yaitu melakukan test urine pada institusi

swasta di PT Risto Dwi Paksi Nusantara Kwala Sawit dan PTPN 2 Mes Kebun Sawit

Sebrang.

Pada bulan Februari 2019 pencegahan dilakukan dalam 1 kegiatan, yaitu

melakukan test urine pada institusi swasta di PT Risto Dwi Paksi Nusantara Kwala

Sawit. Pada bulan Maret 2019 pencegahan dilakukan dalam 1 kegiatan, yaitu

melakukan test urine pada Institusi Pemerintah di Pengadilan Agama Stabat. Pada

bulan April 2019 dilakukan kegiatan pencegahan dan peran serta masyarakat

57 BNNK

LANGKAT Test Urine

Lingkungan

pendidikan

07

November

2019

SMP N 5

STABAT

58 BNNK

LANGKAT Test Urine

Lingkungan

Masyarakat

12

November

2019

Desa Air

Hitam

59 BNNK

LANGKAT Test Urine

Lingkungan

Masyarakat

12

November

2019

Desa Pantai

Cermin

60 BNNK

LANGKAT

Pelantikan

Relawan Anti

Narkoba (RAN)

Lingkungan

Masyarakat

14

November

2019

Relawan

Kelurahan

Sawit Sebrang

61 BNNK

LANGKAT

Pelantikan

Relawan Anti

Narkoba (RAN)

Lingkungan

Masyarakat

19

November

2019

Relawan

Kelurahan

Kwala Bingai

62 BNNK

LANGKAT

Pelantikan

Relawan Anti

Narkoba (RAN)

Lingkungan

Masyarakat

02

Desember

2019

Relawan

Kelurahan

Perdamaian

Stabat

63 BNNK

LANGKAT

Pelantikan

Relawan Anti

Narkoba (RAN)

Lingkungan

Masyarakat

11

Desember

2019

Relawan Desa

Stungkit Kec.

Wampu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 65: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

55

sebanyak 5 kegiatan, yaitu melakukan test urine pada instansi pemerintah di Pemda

Langkat, asistensi penguatan pembangunan berwawasan anti narkoba pada

lingkungan pendidikan sebanyak 2 kali kagiatan, Pelantikan Relawan Anti Narkoba

(RAN) pada lingkungan masyarakat di Desa Pantai Gading Kec. Secanggang dan

asistensi penguatan pembangunan berwawasan anti narkoba pada lingkungan

masyarakat.

Pada bulan Mei 2019 dilakukan kegiatan pencegahan sebanyak 2 kegiatan,

yaitu melakukan test urine pada instansi pemerintahan di Pengadilan Negeri Stabat

Kelas I B dan test urine pada institusi swasta di PT PLN (Persero) ULP Pangkalan

Susu. Pada bulan Juni 2019 dilakukan kegiatan pencegahan sebanyak 2 kegiatan,

yaitu melakukan test urine pada instansi pemerintah di ASN dan TKK BNNK

Langkat dan test urine pada masyarakat di Desa Tanjung Pasir.

Pada bulan Juli 2019 dilakukan kegiatan pencegan dan peran serta

masyarakat sebanyak 20 kegiatan, yaitu melakukan supervisi hasil implementasi

kebijakan P4GN di lingkungan masyarakat di Desa Batu Malenggang, Desa Sikoci

Kec. Besitang, Desa Tapak Kuda Kec. Tanjung Pura, SMPN 1 Kec. Gebang, Desa

Gohor Lama, Desa Air Hitam, Sungai Ular, Desa Tanjung Keriahan, melakukan

supervisi hasil implementasi kebijakan P4GN di lingkungan pendidikan di SMA

Negeri 1 Kuala, SMP Negeri 2 Gebang, SMP Negeri 2 Kuala, SMAN 1 Wampu,

MTsN Wampu, SMPN 2 Hinai, SMPN Secanggang, SMPN 2 Kec. Binjai, SMKN 1

Tanjung Pura, serta melakukan pelatihan dan pembinaan masyarakat anti narkoba

(Workshop) lingkungan swasta dan lingkungan masyarakat, dan melakukan test

urine pada masyarakat di Desa Baru Pasar VIII.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 66: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

56

Pada bulan Agustus 2019 dilakukan kegiatan pencegahan dan peran serta

masyarakat sebanyak 6 kegiatan, yaitu melakukan test urine pada lingkungan

pendidikan di SMPN 2 Secanggang dan pada institusi pemerintah di instansi-instansi

Sekab. Langkat, melakukan pemberdayaan masyarakat melalui test urine di

lingkungan pendidikan, melakukan Pelantikan Relawan Anti Narkoba (RAN) di

Desa dan Kelurahan Kec. Kuala, melakukan Pencanangan Kelurahan/Desa Bersih

Narkoba (Bersinar) di Provinsi Sumatera Utara oleh Ka. BNN RI di Kelurahan/Desa

se-Prov.Sumut, dan melakukan asistensi penguatan pembangunan berwawasan anti

narkoba pada lingkungan masyarakat.

Pada bulan September 2019 dilakukan kegiatan pencegahan dan peran serta

masyarakat sebanyak 4 kegiatan, yaitu melakukan pelatihan dan pembinaan

masyarakat anti narkoba (Workshop) di lingkungan pendidikan, melakukan test urine

pada institusi swasta di PT Risto Dwi Paksi Nusantara dan PT Langkat Sawit Hijau

Pratama, serta melakukan Pelantikan Relawan Anti Narkoba (RAN) di Desa

Pertumbukan Kec. Wampu.

Pada bulan Oktober 2019 dilakukan kegiatan pencegahan dan peran serta

masyarakat sebanyak 8 kegiatan, yaitu melakukan Pelantikan Relawan Anti Narkoba

(RAN) di Desa Bubun Kec. Tanjung Pura, Dinas Kesehatan Kab. Langkat, Dinas

Pemuda dan Olahraga Kab. Langkat, Dinas Pendidikan Kab. Langkat, Dinas

Kesatuan Bangsa dan Politik Kab. Langkat, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan

Kab. Langkat, Lapas Narkotika Kelas IIA Langkat, Rutan Kelas IIB Tanjung Pura.

Pada bulan November 2019 dilakukan kegiatan pencegahan dan peran serta

masyarakat sebanyak 10 kegiatan, yaitu melakukan test urine pada intitusi swasta di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 67: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

57

PT Kembang Gula 1001 dan Rumah Sakit Putri Bidadari, melakukan test urine pada

Lingkungan pendidikan di SMK S Yapim Taruna Stabat, SMPN 1 Stabat, SMPN 3

Stabat, SMPN 5 Stabat, melakukan test urine pada masyarakat di Desa Air Hitam

dan Desa Pantai Cermin, serta melakukan Pelantikan Relawan Anti Narkoba (RAN)

di Kelurahan Sawit Sebrang dan Kelurahan Kwala Bingai.

Pada bulan Desember 2019 dilakukan kegiatan peran serta masyarakat

sebanyak 2 kegiatan, yaitu melakukan Pelantikan Relawan Anti Narkoba (RAN) di

Kelurahan Perdamaian Stabat dan Desa Stungkit Kec. Wampu.

Tabel 2.3

Kegiatan pencegahan Non DIPA dan peran serta masyarakat yang dilakukan

Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat pada tahun 2020.

No Nama

Kegiatan

Kelompok

Sasaran

Waktu

Kegiatan Lokasi Kegiatan

1 Test Urine Institusi Swasta 19 Maret

2020

Karyawan PT. Chreoen

Pokphand Jaya Farm

2 Test Urine Institusi

Pemerintah

2 Juni

2020 BPKAD Kab. Langkat

3 Test Urine Institusi

Pemerintah

18 Juni

2020 BPKAD Kab. Langkat

4

Diseminasi

Informasi

P4GN

Lingkungan

Pemerintah

26 Juni

2020

Para Muspida Plus Kab.

Langkat

5 Test Urine Institusi swasta 09 Juli

2020

PT. Pandu Indra Jaya

Pangkalan susu

6

Iklan

Radio

Diseminasi

Informasi

P4GN

Lingkungan

Masyarakat

01 April-

29 Juli

2020

Radio Pesona Ciptaswara

(RPC)

7

Iklan

Radio

Diseminasi

Informasi

P4GN

Lingkungan

Masyarakat

01 April-

29 Juli

2020

Radio Swaracaraka Yudha

Utama

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 68: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

58

8

Diseminasi

Informasi

P4GN

Lingkungan

Masyarakat

17

September

2020

Gedung KNPI

9

Diseminasi

Informasi

P4GN

Lingkungan

Pendidikan

23

September

2020

Mahasiswa STAIJM Tanjung

Pura

10

Diseminasi

Informasi

P4GN

Lingkungan

Pendidikan

24

September

2020

Pemuda Muhammadiyah Kab.

Langkat

11

Diseminasi

Informasi

P4GN

Lingkungan

Masyarakat

05 Oktober

2020 Desa mekar jaya

12

Diseminasi

Informasi

P4GN

lingkungn

Masayarakat

12 Oktober

2020

Masyarakat desa dalan naman,

Desa Raja Tengah dan Desa

Balai Kasih Kec.Kuala

13

Diseminasi

Informasi

P4GN

Lingkungan

Masyarakat

15 Oktober

2020 Masyarakat Desa Tapak Kuda

14

Diseminasi

Informasi

P4GN

Lingkungan

Pemerintah

19 Oktober

2020

Lapas Narkotika Kelas III

Langkat

15 Iklan

Radio

Lingkungan

Pemerintah

22 Oktober

2020 Rutan Kelas IIB Tanjung Pura

16 Test Urine Lingkungan

Masyarakat

02

November

2020

Kelurahan sendang rejo

17

Pelantikan

Relawan

Anti

Narkoba

(RAN)

Lingkungan

Masyarakat

02

November

2020

Desa Pasa Rawa Kecamatan

Gebang

18 Test Urine Lingkungan

Masyarakat

02

November

2020

Kelurahan sendang rejo

19

Iklan

Radio

Diseminasi

Informasi

P4GN

Lingkungan

Masyarakat

01 April

S/d 31

Desember

2020

Radio Anggraini Kalamaira

Stabat

20

Baliho

Diseminasi

Informasi

P4GN

Lingkungan

Masyarakat

01 April

s/d 31

Desember

2020

PT. Radio Agurez Mandiri

Perkasa

Sumber : Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 69: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

59

Berdasarkan Tabel 2.3 kegiatan pencegahan Non DIPA dan peran serta

masyarakat Tahun 2020 yang telah diuraikan di atas, dapat di jelaskan bahwa Badan

Narkotika Nasional Kabupaten Langkat pada bulan Maret 2020 pencegahan

dilakukan dalam 1 kegiatan, yaitu melakukan Test Urine pada institusi swasta di PT

Chreoen Pokhpand Jaya Farm. Pada bulan April 2020 dilakukan kegiatan

pencegahan sebanyak 3 kegiatan, yaitu melakukan iklan radio diseminasi informasi

P4GN di Radio Pesona Ciptaswara, Radio Swaracaraka Yudha Utama dan Radio

Anggraini Kalamaira Stabat.

Pada bulan Mei 2020 pencegahan dilakukan dalam 1 kegiatan, yaitu

melakukan iklan radio diseminasi informasi P4GN di Radio Anggraini Kalamaira

Stabat. Pada bulan Juni 2020 dilakukan kegiatan pencegahan dan peran serta

masyarakat sebanyak 5 kegiatan, yaitu melakukan Test Urine pada institusi

pemerintah di BPKAD Kab. Langkat sebanyak 2 kali, melakukan diseminasi

informasi P4GN pada para Muspida Plus Kab. Langkat, serta melakukan iklan radio

diseminasi informasi P4GN di Radio Anggraini Kalamaira Stabat.

Pada bulan Juli 2020 dilakukan kegiatan pencegahan sebanyak 3 kegiatan,

yaitu membuat iklan radio diseminasi informasi P4GN di Radio Pesona Ciptaswara,

Radio Swaracaraka Yudha Utama dan Radio Anggraini Kalamaira Stabat. Pada

bulan Agustus 2020 pencegahan dilakukan dalam 1 kegiatan, yaitu melakukan iklan

radio diseminasi informasi P4GN di Radio Anggraini Kalamaira Stabat.

Pada bulan September 2020 dilakukan kegiatan pencegahan sebanyak 4

kegiatan, yaitu melakukan diseminasi informasi P4GN pada lingkungan masyarakat

di Gedung KNPI, melakukan diseminasi informasi P4GN pada lingkungan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 70: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

60

pendidikan di STAIJM Tanjung Pura dan Pemuda Muhammadiyah Kab. Langkat,

serta membuat iklan radio diseminasi informasi P4GN di Radio Pesona Ciptaswara.

Pada bulan Oktober 2020 dilakukan kegiatan pencegahan sebanyak 6

kegiatan, yaitu melakukan diseminasi informasi P4GN pada lingkungan masyarakat

di Desa Mekar Jaya, Desa Dalan Naman, Desa Raja Tengah, Desa Balai Kasih Kec.

Kuala, Desa Tapak Kuda, melakukan diseminasi informasi P4GN pada lingkungan

pemerintah di Lapas Narkotika Kelas III Langkat dan Rutan Kelas IIB Tanjung Pura,

serta membuat iklan radio diseminasi informasi P4GN di Radio Pesona Ciptaswara.

Pada bulan November 2020 dilakukan kegiatan pencegahan dan peran serta

masyarakat sebanyak 4 kegiatan, yaitu melakukan Test Urine pada lingkungan

masyarakat di Kelurahan Sendang Rejo sebanyak 2 kali, melakukan Pelantikan

Relawan Anti Narkoba (RAN) di Desa Pasa Rawa Kecamatan Gebang, serta

membuat iklan radio diseminasi informasi P4GN di Radio Pesona Ciptaswara.

Pada bulan Desember 2020 dilakukan kegiatan pencegahan sebanyak 2

kegiatan yaitu membuat iklan radio diseminasi informasi P4GN di Radio Anggraini

Kalamaira Stabat, serta pemasangan baliho diseminasi informasi P4GN di PT Radio

Agurez Mandiri Perkasa.

Terlihat penurunan yang sangat signifikan pada kegiatan-kegiatan yang di

lakukan oleh Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat dalam rangka

pencegahan dan peran serta masyarakat pada tahun 2020, tidak sebanyak kegiatan-

kegiatan yang di lakukan Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat pada tahun

2019. Dikarenakan adanya Pandemi Covid-19 yang membuat pemerintah membatasi

seluruh kegiatan-kegiatan di luar rumah. Walaupun seperti itu Badan Narkotika

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 71: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

61

Nasional Kabupaten Langkat tetap berupaya untuk melakukan kegiatan-kegiatannya

dalam rangka pencegahan dan peran serta masyarakat.

Dalam rangka pencegahan kita juga di daerah, di desa datang untuk

memberikan pengarahan tentang narkoba. Dalam melakukan kegiatan pencegahan

tidak jarang polres ikut membersamai, tetapi selalu programnya dari kita. Lebih

banyak cenderung kegiatan pencegahan (preventif) itu dari kita dan kita undang

kalau ia di kecamatan polsek setempat ikut. Tapi selalu saya mengikut sertakan

dalam setiap kegiatan pencegahan narkoba, jadi tidak terlepas.61

Dalam melakukan penyuluhan Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat

menjelaskan tentang bagaimana mekanisme rehabilitasi, sedangkan dari pihak SAT

Narkoba Polres Langkat menjelaskan tentang pemberantasannya, kemudian proses

hukumnya. Apakah nanti itu layak untuk kita proses sampai ke penuntut umum atau

memang nanti ini kita berkerjasama dengan pihak Badan Narkotika Nasional

Kabupaten Langkat untuk dilakukan rehabilitasi.62

61Hasil wawanca dengan Bapak Ahmad Zaini, Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten

Langkat, pada tanggal 5 Mei 2021, di Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat.

62Hasil wawancara dengan Bapak Sudirman Panjaitan, KBO SAT Narkoba Polres Langkat,

pada tanggal 29 April 2021, di SAT Narkoba Polres Langkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 72: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

62

2. Upaya pemberantasan yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional

Kabupaten Langkat dan Polres Langkat

Pihak SAT Narkoba Polres Langkat dan BNNK Langkat bersama instansi-

instansi terkait juga mepunyai hubungan kerjasama melakukan razia ketempat-

tempat tertentu. Termasuk di Daerah Bahorok, daerah wisata yang disana terdapat

hotel dan penginapan. Setiap menjelang lebaran SAT Narkoba Polres Langkat,

instansi-instansi terkait seperti dinas perhubungan, BNNK Langkat melakukan test

urine terhadap pengemudi jalur antar provinsi. Apabila nanti memang mereka hasil

urinenya positif nanti akan dianjurkan di assessment di BNNK Langkat.63

Kebijakan represif untuk pengedar narkotika, kita berusaha sampai ke akar-

akarnya kita tangkap, kita panjat lagi siapa di atasnya sampai ke atas atas nya lagi.

Kalau memang dia menakuti kita, kita akan lapor ke Polda karena yg punya IT kan

mereka. Menyangkut handphone, mau di lacak dimana posisi dia itu kepada Polda

kita serahkan kepada Polda untuk mengembangkannya. Narkoba ini jaringan sindikat

internasional tidak hanya di Indonesia saja atau di Sumatera Utara saja. Untuk

pengedar kita buat pasal yang paling tinggilah yang ancaman hukumannya paling

berat. Biasanya untuk 1 kg ke atas disuruh di tembak di tempat. Tetapi itu juga tidak

akan menjadi pembelajaran dan membuat yang lain tidak kapok.64

Apabila ada warga yang tertangkap lalu kemudian tidak ditemukan barang

bukti, namun hasil test urine positif, itu kemudian kita akan serahkan ke BNNK

Langkat, kemudian di BNNK Langkat dilakukan TAT (Tim Assesment Terpadu)

63Hasil wawancara dengan Bapak Sudirman Panjaitan, KBO SAT Narkoba Polres Langkat,

pada tanggal 29 April 2021, di SAT Narkoba Polres Langkat.

64Hasil wawancara dengan Bapak Kusnadi, KASAT Narkoba Polres Langkat, pada tanggal 5

Mei 2021, di SAT Narkoba Polres Langkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 73: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

63

disana ada tim hukum dan juga tim medisnya. Nanti hasil rekomendasi dari kepala

BNNK Langkat ini layak untuk rawat inap atau rawat jalan dalam arti dilakukan

rehabilitasi.65

Berikut akan diuraikan data penanganan kasus narkoba yang di tangani oleh

BNNK Langkat beserta barang bukti pada tahun 2019-2021.

Tabel 2.4

Data Penanganan Kasus Narkoba Pada Tahun 2019-2021.

Tahun Jumlah

Kasus Tersangka

Barang Bukti

Sabu (Gr) Ganja (Gr) Ekstasi (butir)

2019 5 8 65,4 205,7 -

2020 3 3 41,38 - -

2021 1 3 2,98 0 130

Sumber : Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat.

Berdasarkan Tabel 2.4 data penanganan kasus narkoba di atas dapat di

simpulkan pihak BNNK Langkat berhasil menangani kasus narkoba dari tahun 2019-

2021 sebanyak 9 kasus dengan 14 orang tersangka. Sementara barang bukti ganja

yang diamankan selama tiga tahun terakhir seberat 205,7 gr, sabu-sabu seberat 109,

76 gr dan mengamankan 130 butir pil ekstasi.

Pada umumnya sasaran kami kepada pengedar bukan pemakai. Walaupun

pertahun kasus kami hanya 1 atau 2 kasus. Pengedar itu harus dihukum seberat

beratnya kalau bisa. Bahkan pernah pimpinan kita bilang tembak di tempat kalau

sudah 1 kilogram ke atas dia bawa bunuh saja. Karena itu orang yang tidak punya

akal, orang seperti itu ngapain di pelihara hidupnya, mau berapa banyak orang yang

sengsara, mau berapa banyak uang habis sekali dapetinnya, jadi begitu kalau

65Hasil wawancara dengan Bapak Sudirman Panjaitan, KBO SAT Narkoba Polres Langkat,

pada tanggal 29 April 2021, di SAT Narkoba Polres Langkat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 74: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

64

terhadap pengedar. Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 itu kan keras. 1 pihak

lembut dibawah bawah mengatakan pecandu itu bukan penjahat maka dia wajib di

rehabilitasi tetapi terhadap pengedar bahkan ada hukuman mati begitu kerasnya

Undang-Undang tersebut.66

Berikutnya akan diuraikan data penanganan tindak pidana narkoba yang

ditangani oleh SAT Narkoba Polres Langkat.

Tabel 2.5

Data Penanganan Tindak Pidana Narkoba tahun 2019.

66Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Zaini, Kepala Badan Narkotika Nasional

Kabupaten Langkat, pada tanggal 5 Mei 2021, di Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten

Langkat.

No

Periode

jumlah

tindak

pidana

( jtp )

Jumlah

Tersangka

Jumlah Barang Bukti

Ganja Shabu Ektasi Pohon

Ganja LK PR

1 Januari 50 48 3 220.021,4

gr 35,59 gr

24

butir

3

batang

2 Februari 41 48 - 81,88 gr 1.089,89

gr

56

butir -

3 Maret 39 45 2 26.000 gr 24,47 gr - -

4 April 24 30 - 35.174,04

gr

2.129,29

gr

- -

5 Mei 23

26 - 47.066,8

gr

117,79 gr 100

butir

6 Juni 23

27 1 529,42 gr 11,74 gr - -

7 Juli 53

61 1 287,03 gr 83,68 gr - -

8 Agustus 44

50 3 55.469,64

gr

17,12 gr 1 butir -

9 September 62

74 4 1.611,24

gr

28,74 gr 11

butir

-

10 Oktober 78

93 3 56.042,29

gr

4.558,6

gr

Serbuk

0,14 gr

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 75: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

65

Sumber : SAT Narkoba Polres Langkat.

Berdasarkan Tabel 2.5 data penanganan tindak pidana narkoba di atas dapat

di simpulkan bahwa pihak SAT Narkoba Polres Langkat berhasil mengungkapkan

sebanyak 530 tindak pidana narkotika. Dari jumlah tersebut, petugas mengamankan

622 orang tersangka. Sementara barang bukti ganja yang diamankan petugas selama

tahun 2019 seberat 547.115,22 gr, sabu-sabu seberat 8.286,91 gr dan mengamankan

196 butir pil ekstasi serta serbuk 0,14 gr dan pohon ganja sebanyak 3 batang.

Tabel 2.6

Data Penanganan Tindak Pidana Narkoba tahun 2020.

No

Periode

Jumlah

tindak

pidana

( jtp )

Jumlah

tersangka

Jumlah barang bukti

Ganja Shabu Ektasi

LK PR

1 Januari 57 73 - 3.731,06 gr 307,77 gr -

2 Februari 69 81 3 1.834,63 gr 208,24gr -

3 Maret 43 48 - 103,08 gr 166,86 gr -

4 April 23 28 - - 63,89 gr -

5 Mei 9 12 - 5.278 gr 25,46 gr -

6 Juni 40 42 3 20,3 gr 223,22 gr 1 butir

7 Juli 30 36 1 30.001,9 gr 150,4 gr Serbuk

0,32 gr

8 Agustus 21 22 - 0,44 gr 44,79 gr 4 butir

9 September 22 30 2 12,3 gr 28,42 gr 4 butir

10 Oktober 21 24 1 361 gr 5,75 gr -

11 November 52

58 - 66.525,6

gr

104,23 gr - -

12 Desember 41

50 - 38.305,88

gr

85,77 gr 4 butir -

J U M L A H 530 610

17 547.115,2

2 gr

8.286,91

gr

196

butir

Serbuk

0,14 gr

3

batang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 76: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

66

11 November 23 25 1 23.500 gr 5,42 gr 14butir

12 Desember 18 17 2 0,22 gr 7,46 gr -

J U M L A H 376

438 13 64.842,93 gr 1.231,86 gr 23 Butir

Serbuk

0,32 gr

Sumber : SAT Narkoba Polres Langkat.

Berdasarkan Tabel 2.6 data penanganan tindak pidana narkoba di atas dapat

di simpulkan bahwa pihak SAT Narkoba Polres Langkat berhasil mengungkapkan

sebanyak 376 tindak pidana narkotika. Dari jumlah tersebut, petugas mengamankan

451 orang tersangka. Sementara barang bukti ganja yang diamankan petugas selama

tahun 2020 seberat 64.842,9 gr, sabu-sabu seberat 1.231,86 gr dan mengamankan 23

butir pil ekstasi serta serbuk 0,32 gr.

Tabel 2.7

Data Penanganan Tindak Pidana Narkoba tahun 2021.

No

Periode

Jumlah

tindak

pidana

( jtp )

Jumlah

tersangka

Jumlah barang bukti

Ganja Shabu Ektasi

LK PR

1 Januari 22 28 - 1,48 gr 32,12 gr -

2 Februari 45 56 1 2.011,7 gr 3.093,91 gr 12,5 butir

(4,73 gr)

3 Maret 31 43 1 93.009,53

gr 60,97 gr -

4 April 21 28 - 0,30 gr 51,01 gr -

J U M L A H 119 155 2 95.023,01 gr 3.238,01 gr 12,5 butir

(4,73 gr)

Sumber : SAT Narkoba Polres Langkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 77: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

67

Berdasarkan Tabel 2.7 data penanganan tindak pidana narkoba di atas dapat

di simpulkan bahwa dalam empat bulan terakhir pihak SAT Narkoba Polres Langkat

berhasil mengungkapkan sebanyak 119 tindak pidana narkotika. Dari jumlah

tersebut, petugas mengamankan 157 orang tersangka. Sementara barang bukti ganja

yang diamankan petugas selama empat bulan terakhir seberat 95.023,01 gr, sabu-

sabu seberat 3.238,01 gr dan mengamankan 12,5 butir pil ekstasi.

Penanganan tindak pidana narkoba yang ditangani oleh pihak SAT Narkoba

Polres Langkat dari tahun 2019 sampai 2021 di atas, dapat di simpulkan bahwa pihak

SAT Narkoba Polres Langkat cukup banyak menangani kasus tindak pidana narkoba.

Tidak terlepas dari anggaran yang juga memadai pihak SAT Narkoba Polres Langkat

untuk terus memberantas narkoba sampai pada akar akarnya.

Dalam hal tindakan hukum penyidikan oleh penyidik Badan Narkotika

Nasional dan penyidik SAT Narkoba Polres Langkat terhadap pelaku tindak pidana

narkotika, pihak penyidik Badan Narkotika Nasional dan pihak penyidik SAT

Narkoba Polres Langkat melakukan tindakan berdasarkan Standart Operational

Procedur (SOP).

Berikut ini akan diuraikan Standart Operational Procedur (SOP) Badan

Narkotika Nasional Kabupaten Langkat dan SAT Narkoba Polres Langkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 78: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

68

Tabel 2.8

Standart Operational Procedur (SOP) Badan Narkotika Nasional Kabupaten

Langkat.

No

Kegiatan

Pelaksana Mutu baku

Kelengkapan Waktu Out put

1

Menerbitkan surat

perintah untuk

melakukan kegiatan

pelaksanaan

Pemetaan Jaringan /

pelaku kejahatan

penyalahgunaan dan

peredaran gelap

Narkotika

Kepala

Seksi ATK 30 mnt

Surat

Perintah

Tugas Kepala

Seksi

2

Melaksanakan

administrasi dan giat

pelaksanaan lidik

pemetaan jaringan

dan pelaku kejahatan

Narkotika sesuai

dengan Surat

Perintah yang telah

diterbitkan

Petugas

pemetaan

jaringan

pratama

Surat

Perintah, Pen

penyadap,

Camera,.mobi

l atau motor

3 Hari Laporan

Informasi

3

Melakukan kajian

terhadap hasil

laporan informasi

awal apakah

mengandung

kebenaran A1

ataukah perlu

pendalaman yang

mengarah.

Petugas

pemetaan

jaringan

pratama

Komputer 1 hari Laporan

informasi

4

Laporan informasi

sehubungan dengan

hasil pemetaan

jaringan / pelaku

kejahatan

penyalahgunaan dan

peredaran gelap

Narkotika dikaji dan

diteliti oleh petugas

Analis Intelijen

Produk

Analis

Intelijen

Produk

Pratama

Komputer, IT

dan Lap Info 1 hari

Laporan

pelaksanaan

tugas

5 Membuat hasil kajian

dan penelitian dari

giat pengamatan dan

Analis

Intelijen

Produk

Laporan

pelaksanaan

tugas

30 mnt Laporan hasil

penugasan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 79: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

69

penggambaran

terhadap lokasi atau

tempat dari para

pelaku kejahatan

penyalahgunaan dan

peredaran gelap

Narkotika

Pratama

6

Dari hasil

pelaksanaan tugas

yang sudah dianggap

memiliki kebenaran

A1, kemudian

membuat Laporan

Intelijen Khusus

dengan melampirkan

peta dan sket gambar

lokasi tempat

keberadaan para

pelaku.

Analis

Intelijen

Produk

Pratama

ATK,

Komputer

3 jam

Laporan

Intelijen

Khusus dan

Sket gambar

lokasi

7

Menugaskan Petugas

pemetaan Jaringan

Pratama untuk

melakukan

penyusupan ke lokasi

tempat keberadaan

para pelaku kejahatan

penyalahgunaan dan

peredaran gelap

Narkotika

Petugas

pemetaan

jaringan

pratama

Surat

Perintah

tugas,

Camera, Pen

penyadap dan

Kenderaan

1

minggu

Laporan

Hasil

Pelakanaan

Tugas

8

Membuat dan

melaporkan hasil

pelaksanaan tugas

dari kegiatan

penyusupan yang

dilakukan

Analis

Intelijen

Produk

Pratama

ATK,

Komputer 1 Hari

Laporan

Penugasan

dan Disposisi

9

Menyerahkan laporan

hasil pelaksanaan

lidik berikut sket

gambar Tkp kepada

Kepala Seksi

Kepala

Seksi

1 Hari

Laporan

Kasus

Narkotika

10

Untuk hasil lidik

yang telah melalui

kajian dan penelitian

mengandung

kebenaran

A1kemudian akan

dilakukan tindakan

hukum maka Kepala

Seksi melakukan

koordinasi dengan

Kepala

Seksi

1 hari

Laporan

Penugasan

dan Disposisi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 80: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

70

BNN Provinsi Sumut

11

Melakukan giat

tindakan hukum

berupa penangkapan

terhadap tersangka

pelaku dengan

melibatkan personil

gabungan dengan

BNN Provinsi Sumut

Petugas

pemetaan

jaringan

pratama,

Analisis

intelijen

produk

pratama

dan

penyidik

pratama

Surat

Perintah

Penangkapan

1 hari

Laporan

Khusus

Narkotika

12

Melakukan proses

penyidikan terhadap

Tsk hingga sampai P-

21 dilanjutkan

dengan Tahap II

penyerahan Tsk dan

BB ke JPU.

penyidik

pratama

2 Bulan

LKN, berkas

perkara

penyidikan

Sumber : Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat.

Berdasarkan Tabel 2.8 Standart Operational Procedur (SOP) Badan

Narkotika Nasional Kabupaten Langkat di atas, dapat dilihat bahwa SOP tersebut

mengatur dari tahap awal dilakukannya penyelidikan sampai pada tahap penyerahan

tersangka dan barang bukti kepada Jaksa Penuntut Umum.

Pada tahap pertama dilakukannya penerbitan surat perintah untuk melakukan

kegiatan pelaksanaan pemetaan jaringan/ pelaku kejahatan penyalahgunaan dan

peredaran gelap narkotika oleh Kepala Seksi. Setelah itu melaksanakan administrasi

dan giat pelaksanaan lidik pemetaan jaringan dan pelaku kejahatan narkotika sesuai

dengan surat perintah yang telah diterbitkan, oleh petugas pemetaan jaringan

pratama. Setelah itu melakukan kajian terhadap hasil laporan informasi awal apakah

mengandung kebenaran A1 ataukah perlu pendalaman yang mengarah oleh petugas

pemetaan jaringan pratama. Setelah itu laporan informasi sehubungan dengan hasil

pemetaan jaringan/ pelaku kejahatan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 81: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

71

dikaji dan diteliti oleh petugas analisis intelijen produk pratama. Setelah itu membuat

hasil kajian dan penelitian dari giat pengamatan dan penggambaran terhadap lokasi

atau tempat dari para pelaku kejahatan penyalahgunaan dan peredaran gelap

narkotika oleh analisis intelijen produk pratama.

Dari hasil pelaksanaan tugas yang sudah dianggap memiliki kebenaran A1,

kemudian membuat laporan intelijen khusus dengan melampirkan peta dan sket

gambar lokasi tempat keberadaan para pelaku oleh analisis intelijen produk pratama.

Selanjutnya menugaskan petugas pemetaan jaringan pratama untuk melakukan

penyusupan ke lokasi tempat keberadaan pelaku kejahatan penyalahgunaan dan

peredaran gelap narkotika. Setelah itu membuat dan melaporkan hasil pelaksanaan

tugas dari kegiatan penyusupan yang dilakukan, oleh analisis intelijen produk

pratama. Setelah itu menyerahkan laporan hasil pelaksanaan lidik berikut sket

gambar TKP kepada Kepala Seksi.

Untuk hasil lidik yang telah melalui kajian dan penelitian mengandung

kebenaran A1 kemudian akan dilakukan tindakan hukum maka Kepala Seksi

melakukan koordinasi dengan BNN Provinsi Sumut. Setelah itu melakukan giat

tindakan hukum berupa penangkapan terhadap tersangka pelaku dengan melibatkan

personil gabungan dengan BNN Provinsi Sumut. Setelah itu melakukan proses

penyidikan terhadap tersangka hingga sampai P-21 dilanjutkan dengan Tahap II yaitu

penyerahan tersangka dan barang bukti kepada JPU.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 82: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

72

Adapun Standart Operational Procedur (SOP) Penyelidikan dan Penyidikan

Tindak Pidana Narkotika yang dilakukan oleh SAT Narkoba Polres Langkat sebagai

berikut.67

1) Tahap Penyelidikan dimulai dari adanya informasi, yang selanjutnya

informasi dituangkan dalam laporan informasi yang dibuat oleh Penyidik.

Sebelum melakukan kegiatan penyelidikan, anggota yang mendapat perintah

tugas penyelidikan membuat rencana penyelidikan.

2) Pelaksanaan tugas penyelidikan dilakukan dalam bentuk Observasi

(pengamatan terhadap orang/sasaran/target, tempat dan barang), Surveillance

(kegiatan pembuntutan terhadap orang/ sasaran/ target), Undercover

(kegiatan penyamaran dan atau penyusupan yang dilakukan oleh petugas

kedalam kelompok jaringan), Undercover buy (kegiatan penyamaran yang

dilakukan oleh petugas untuk melakukan pembelian terselubung), Controlled

delivery (kegiatan pembuntutan terhadap sasaran orang atau barang yang

akan diserahkan kepada pihak lain yang diduga sebagai bagian dari jaringan),

Phone intercept (penyadapan telepon yang dilakukan oleh petugas terhadap

telepon sasaran).

3) Petugas yang melaksanakan penangkapan wajib menunjukkan Surat Perintah

Penangkapan (kecuali dalam hal tertangkap tangan).

4) Selesai melaksanakan tugas penangkapan, petugas wajib melaporkan kepada

yang menandatangani Surat Perintah Penangkapan tersebut dan membuat

Berita Acara Penangkapan.

67Data diperoleh dari SAT Narkoba Polres Langkat, pada tanggal 29 April 2021.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 83: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

73

5) Perpanjangan penangkapan dilakukan apabila hasil pemeriksaaan barang

bukti yang diajukan oleh penyidik ke laboratorium kriminal Polri atau

Laboratorium BNN, belum keluar hasilnya.

6) Dalam hal pemeriksaan dilakukan Terhadap tersangka, pemeriksaan

dilakukan sesegera mungkin atau sebelum 1 x 24 jam setelah ditangkap serta

dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan tersangka, dibacakan kembali

dan selanjutnya ditandatangani oleh tersangka, Penyidik/Penyidik pembantu

yang memiliki Skep Penyidik, atau penterjemah.

7) Penahanan tersangka harus dilakukan dalam ruang tahanan dan sebelum

ditahan dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh tenaga medis. Setelah terangka

ditahan maka terhadap keluarga tersangka harus diberikan Surat

Pemberitahuan Penahanan yang disampaikan kepada keluarga tersangka.

8) Pengeluaran tahanan dilakukan bila Berkas Perkara dinyatakan lengkap serta

dalam rangka penyerahan tersangka dan barang bukti kepada JPU.

Kewenangan penyidik polri dalam tindak pidana narkoba yaitu mengikuti

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Bila suatu penyidikan

tidak dapat dikendalikan karena ketidak tahuan dari batasan siapa penyidik dan

akhirnya memperlihatkan tumpang tindih dan tarik ulur kewenangan, maka proses

pembersihan narkotika akan tidak dapat dikendalikan. Karena itu perlu diketahui

bahwa antara penyidik polri dengan BNN mempunyai wewenang yang berbeda,

BNN mendapatkan wewenang untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan

terhadap penyalahgunaan narkotika. Polisi dan BNN mempunyai wewenang masing-

masing dalam melakukan penyidikan. Yang diperlukan adalah koordinasi antara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 84: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

74

Polisi dan BNN. Koordinasi siapa yang akan melakukan penyidikan selanjutnya.

Polisi dan BNN melakukan kerjasama untuk menangkap para pelaku tindak pidana

narkotika, kerjasama inilah yang harus dikoordinasikan. Karena ini dikatakan

kerjasama, jadi pihak Polisi memberitahukan kepada BNN apa yang dilakukan polisi

terkait penyidikan tersebut, dengan kata lain saat kondisi itu, siapa yang mempunyai

hak atau bagaimana pelaksanaan tidak diatur secara detail.68

68Sri Ulina Theresa Perangin-angin, dkk, “Wewenang Kepolisian Dalam Penyidikan Tindak

Pidana Narkotika”, Konstruksi Hukum, Vol. 2/No. 2/Mei/2021, halaman 262-263.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 85: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

75

BAB III

KENDALA YANG DIHADAPI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

KABUPATEN LANGKAT DAN POLRES LANGKAT DALAM RANGKA

PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA

DAN UPAYA MENGATASAI KENDALA TERSEBUT

A. Kendala yang Dihadapi Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat

dan Polres Langkat dalam Rangka Upaya Pencegahan dan Pemberantasan

Tindak Pidana Narkotika

1. Kendala Internal

Berdasarkan analisis lingkungan internal BNN, pada dasarnya terdapat 4

permasalahan yang menjadi masalah bagi BNN dalam pelaksanaan P4GN, yaitu:69

a. Permasalahaan Kelembagaan dan Pengelolaan Organisasi. Hal tersebut

berimplikasi pada akuntabilitas, efektivitas, dan kualitas kinerja lembaga

dalam menjalankan tugas dan fungsinya melalui intervensi program dan

kegiatan dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada. Beberapa

permasalahan yang perlu diprioritaskan untuk diperbaiki dan

ditingkatkan adalah:

1) Belum idealnya sistem kepegawaian yang memungkinkan BNN

mampu mendapatkan SDM terbaik dan mempertahankannya untuk

terus berkomitmen menghasilkan kinerja yang produktif bagi

organisasi. Salah satu penyebabnya adalah belum terwujudnya sistem

perencanaan pengembangan pegawai BNN, sistem kompensasi dan

sistem penilaian berdasarkan kinerja dan system rekrutmen SDM

yang ideal dan transparan. Karenanya, dibutuhkan suatu sistem

69Badan Narkotika Nasional, “Naskah Akademik Penyusunan Rencana Strategis Badan

Narkotika Nasional 2020-2024”, di akses pada tanggal 22 Juni 2021.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 86: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

76

manajemen kepegawaian yang meliputi analisis kebutuhan (need

analysis), perencanaan, rekrutmen, seleksi, peningkatan kompetensi,

penggajian dan pengawasan sehingga pengawai yang ditempatkan

dalam satuan kerja dapat bekerja secara efektif;

2) Belum idealnya struktur organisasi yang dimiliki. BNN perlu untuk

menata ulang agar struktur organisasi sesuai dengan proses bisnis dan

dinamika kebutuhan lembaga, termasuk di dalamnya dengan

melengkapi perangkat organisasi BNN dari pusat, provinsi hingga

kabupaten/kota;

b. Minimnya Kelengkapan Infrastruktur. Sebagai leading sector pemerintah

dalam pelaksanaan P4GN, BNN masih memiliki permasalahan berkaitan

dengan kelengkapan infrastruktur. BNN belum memiliki fasilitas yang

mendasar dalam menjalankan proses bisnis dengan efektif dan efisien.

Sebagian besar aset yang digunakan masih dalam status pinjam/sewa,

baik BNN Pusat maupun di daerah. Karena itu, untuk mencapai kinerja

lembaga yang optimal, dibutuhkan pemenuhan kebutuhan standar

infrastruktur. Diantaranya, yang terutama, adalah pembangunan gedung

kantor BNN Pusat dan gedung tahanan baik di pusat maupun daerah.

Selain itu, BNN seharusnya juga : Membangun infrastuktur ICT dalam

penanganan cyber narcotism, Meningkatkan infrastuktur rehabilitasi

yang dimiliki, Meningkatkan infrastruktur Research and Development

dengan mendorong pembangunan dan peningkatan fungsi laboratorium

menjadi pusat kajian penanggulangan narkoba.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 87: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

77

c. Belum Maksimalnya Sistem Pengawasan Internal. Dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP), dijelaskan bahwa SPIP adalah Sistem Pengendalian

Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan

pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Penerapan sistem ini harus

dipahami sebagai bagian dari upaya meyakinkan publik bahwa

pengelolaan keuangan dan pelaksanaan tugas serta fungsi dapat

dilakukan dengan kinerja yang baik, dan bebas dari praktik

penyimpangan. Pada kenyataannya, BNN belum melaksanakan SPIP

secara optimal.

d. Belum Maksimalnya Pelayanan Publik. Pelayanan BNN kepada publik

belum maksimal, karena itu inovasi adalah hal yang penting dilakukan

untuk dilakukan. Pelayanan BNN selama ini dilakukan di tempat tempat

terpisah, hal itu seharusnya mendorong penerapan pelayanan satu pintu

sehingga memangkas waktu pelayanan. Selain itu terbatasnya pendanaan

yang diterima melalui pemerintah adalah salah satu penyebab

infrastruktur dan kualitas pelayanan lembaga yang belum optimal, karena

itu perlu dipertimbangkan skema pendanaan PNBP sebagai alternatif

pendanaan bagi lembaga. Salah satu contoh adalah dengan menyediakan

pelayanan laboratorium non-projustisia, atau penyitaan melalui

pemiskinan pengedar narkoba. Jika dilakukan BNN bisa memiliki

alternatif pendanaan dalam membiayai kegiatan yang dilakukan oleh

lembaga.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 88: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

78

Berdasarkan pemasalahan-permasalahan yang sudah di jelaskan di atas dapat

disimpulkan permasalahan-permasalahan tersebut merupakan salah satu yang

menjadi kendala BNN dalam melakukan tindakan pencegahan dan pemberantasan

tindak pidana narkotika belum mendapatkan hasil yang maksimal, sehingga

mempengaruhi BNN dalam melakukan tugas dan fungsinya.

Kendala internal merupakan kendala yang timbul dari dalam tubuh suatu

lembaga itu sendiri seperti yang terjadi pada BNNK Langkat maupun SAT Narkoba

Polres Langkat.

Adapun kendala internal yang berasal dari BNNK Langkat, antara lain :70

a. Keterbatasan personil di BNNK Langkat, sehingga dengan keterbatasan

tersebut BNNK Langkat jika ingin melakukan penangkapan yang agak

besar yang memerlukan personil yang lebih maka BNNK Langkat

meminta bantuan kepada Polres Langkat untuk disebarkannya badan

polri guna melakukan penggerebekan tersebut.

b. Keterbatasan dana yang diberikan kepada BNNK Langkat yaitu hanya

diberikan anggaran 1 kasus untuk 1 tahun. Bertolak belakang dengan

banyaknya kasus tindak pidana narkotika yang terjadi di Langkat tetapi

anggaran yang di berikan kepada BNNK Langkat terbilang cukup sedikit

hanya 1 kasus untuk 1 tahun. Sehingga minim peluang untuk terjadinya

benturan akibat kesamaan target di lapangan.

70Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Zaini, Kepala Badan Narkotika Nasional

Kabupaten Langkat, pada tanggal 5 Mei 2021, di Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten

Langkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 89: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

79

c. Tidak adanya prasarana seperti lembaga rehabilitasi gratis di Kabupaten

Langkat guna memaksimalkan penegakan konsep restorative justice

kepada pecandu dan korban penyalahgunaan narkotika. Sehingga masih

banyak pecandu dan juga korban penyalahgunaan narkotika yang

dipidana penjara.

Kendala internal dari SAT Narkoba Polres Langkat, antara lain :71

a. Terbatasnya sarana seperti IT (Information technology) yang tidak

dimiliki oleh Polres Langkat. Menyangkut seperti alat sadap handphone

yang di gunakan untuk dapat melacak keberadaan si pelaku. Sehingga

jika memerlukan tindakan IT maka Polres melimpahkan persoalan itu

kepada Polda untuk dikembangkan karena narkoba merupakan jaringan

sindikat internasional tidak hanya di Indonesia saja, dan hanya di Polda

yang memiliki IT seperti yang dibutuhkan tersebut.

Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat bersama dengan Polres

Langkat tidak merasa memiliki kendala dalam bersinergitas baik dalam rangka

pencegahan dan pemberantasan tindak pidana narkotika, dan dalam penegakkan

hukum kami pun sejalan. Dalam melakukan penyidikan kami tidak pernah terjadi

benturan. Terutama di BNNK Langkat karena diberikan anggaran hanya untuk 1

kasus per tahun. Sementara jika ada kasus yang lumayan besar kita minta bantuan

kepada Polres. Sehingga diantara kami tidak ada kendala yang berarti.72

71Hasil wawancara dengan Bapak Kusnadi, KASAT Narkoba Polres Langkat, pada tanggal 5

Mei 2021, di SAT Narkoba Polres Langkat.

72Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Zaini, Kepala Badan Narkotika Nasional

Kabupaten Langkat, pada tanggal 5 Mei 2021, di Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten

Langkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 90: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

80

2. Kendala Eksternal

Kendala eksternal ialah kendala yang terjadi diluar dari lembaga seperti

BNNK Langkat maupun SAT Narkoba Polres Langkat itu sendiri seperti kendala

yang berhubungan langsung dengan masyarakat dalam rangka pencegahan dan

pemberantasan tindak pidana narkotika di wilayah Kabupaten Langkat.

Pencegahan kejahatan (upaya non penal) memfokuskan diri pada campur

tangan sosial, ekonomi dan berbagai area kebijakan publik dengan maksud mencegah

terjadinya kejahatan. Bentuk lain dari keterlibatan masyarakat, nampak dari upaya

pencegahan situasional dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam penggunaan

sarana kontrol sosial informal. Peningkatan pencegahan kejahatannya berorientasi

pada pelaku atau offender-centred crime prevention dan berorientasi pada korban

atau victim-centred crime prevention.73

Adapun kendala dalam upaya pencegahan dan pemberantasan

penyalahgunaan narkotika yang masih banyak ditemukan di kalangan masyarakat,

seperti :74

a. Kurangnya intelektual masyarakat dalam menanggapi persoalan

narkotika dan masih kurangnya kesadaran masyarakat akan bahayanya

narkotika yang sedang terjadi di lingkungan sekitar mereka. Dan masih

ada masyarakat yang takut untuk memberikan informasi yang

berhubungan dengan narkotika tersebut.

73Abintoro Prakoso, Kriminologi Hukum & Hukum Pidana, Laksbang Grafika: Yogyakarta,

2013, halaman 160.

74Hasil wawancara dengan Bapak Kusnadi, KASAT Narkoba Polres Langkat, pada tanggal 5

Mei 2021, di SAT Narkoba Polres Langkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 91: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

81

b. Kurangnya dukungan dari masyarakat dalam melakukan pencegahan,

yang mana merupakan tidak terlepas dari kewajiban masyarakat tersebut,

seperti memberikan laporan dan informasi mengenai lokasi atau daerah

rawan narkotika kepada pihak kepolisian ataupun pihak BNNK Langkat.

Kalau dibiarkan saja sampai kapan pun tidak bisa diberantas narkoba ini.

c. Dalam melakukan pemberantasan terkadang masyarakat melakukan

serangan balik kepada aparat kepolisian yang sedang bertugas melakukan

pemberantasan narkotika.

Kendala dalam arti menghadapi tindak pidana narkotika ini disamping

serangan itu banyak karena masyarakat yang belum terima untuk kita berantas.

Walaupun ada juga 1 desa/ kelurahan yang mendukung pemberantasan ini yang

disebut Desa BersiNar (Bersih Narkoba) . Tetapi kalau kita ambil dari secara umum

lebih banyak masyarakat mendukung istilahnya peredaran gelap narkotika ini.

Kenapa saya katakana begitu ? karena masih minimnya laporan dari masyarakat

kepada BNNK Langkat maupun kepada pihak Kepolisian untuk menginformasikan

bahwa di satu lokasi atau daerah itu rawan narkotika. Jarang ada yang mau

memberikan informasi tersebut. Sedangkan kita sudah melakukan kegiatan

penyuluhan, apabila ada indikasi tolong di kabarkan kepada pihak kita, kita beri

kontak personnya tetapi sampai saat ini tidak berjalan seperti yang kita harapkan.

Dan kendalanya kalau kita berantas tidak jarang kitapun di serang balik oleh

masyarakat tersebut. Itulah hambatan hambatan yang tidak jarang terjadi di

lapangan.75

75Hasil wawancara dengan Bapak Sudirman Panjaitan, KBO SAT Narkoba Polres Langkat,

pada tanggal 29 April 2021, di SAT Narkoba Polres Langkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 92: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

82

Sebenarnya kalau masyarakat mau berkerjasama, mau mendukung saya rasa

bisa jadi dikatakatan wilayah Kabupaten Langkat ini bisa kita tekan untuk peredaran

narkotika itu. Karena disamping masyarakat ikut mendukung, pemerintah

mendukung, semua instansi mendukung saya rasa berat untuk masuk ke wilayah

Kabupaten Langkat ini pengedar ataupun bahan masuk yang dari Aceh ke Kabupaten

Langkat karena semua masyarakat ikut mendukung, ini tidak seolah-olah beban dan

tanggung jawab itu hanya di bebankan kepada pihak kepolisian maupun pihak Badan

Narkotika Nasional saja.76

B. Upaya yang Dilakukan Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat dan

Polres Langkat Guna Mengatasi Kendala dalam Rangka Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Narkotika

1. Upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala internal

Dalam menghadapi kendala-kendala internal yang timbul baik dari BNNK

Langkat maupun SAT Narkoba Polres Langkat pastinya kedua pihak ini mempunyai

usaha maupun upaya untuk memaksimalkan kinerjanya guna mencapai tujuan awal

didirikannya lembaga tersebut yaitu sama-sama mencegah, melindungi, dan

menyelamatkan bangsa Indonesia dari penyalahgunaan Narkotika, memberantas

peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika dan menjamin pengaturan upaya

rehabilitasi medis dan sosial bagi Penyalah Guna dan pecandu Narkotika.

Walaupun sampai saat ini sinergitas itu belum berjalan maksimal, tetapi kita

tetap berusaha untuk terus bersinergik, tetap bergandengan tangan dalam rangka

pembinaan maupun penyuluhan dalam rangka pencegahan tindak pidana narkotika.

Dari BNNK Langkat menjelaskan tentang bagaimana mekanisme rehabilitasi,

sedangkan dari pihak SAT Narkoba Polres Langkat Langkat menjelaskan tentang

76Hasil wawancara dengan Bapak Sudirman Panjaitan, KBO SAT Narkoba Polres Langkat,

pada tanggal 29 April 2021, di SAT Narkoba Polres Langkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 93: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

83

pemberantasannya, kemudian proses hukumnya. Apakah nanti itu layak untuk kita

proses sampai ke penuntut umum atau memang nanti ini kita berkerjasama dengan

pihak BNNK Langkat untuk dilakukan rehabilitasi. Sehingga menumbuhkan

kesadaran masyarakat tentang bahaya narkoba sehingga dapat berkerja sama untuk

memberantas narkoba.77

Suatu perkara narkotika yang diselidiki oleh Polri, maka dilakukan

pemberitahuan secara tertulis dimulainya penyidikan kepada penyidik BNN begitu

pula sebaliknya. Apa yang dilakukan penyidik Polri dan penyidik BNN sesuai

dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 84 Undang-Undang Nomor 35 Tahun

2009 Tentang Narkotika. Sehingga tidak pernah ditemukan adanya benturan dalam

melakukan penyidikan yaitu seperti kesamaan target.

Pada hakikatnya hukum itu mengatur masyarakat secara patut dan bermanfaat

dengan menetapkan apa yang diharuskan ataupun yang dibolehkan dan sebaliknya.

Hukum dapat mengkualifikasi sesuatu perbuatan sesuai dengan hukum atau

mendiskusikannya sebagai melawan hukum. Perbuatan yang sesuai dengan hukum

tidak merupakan masalah dan tidak perlu dipersoalkan yang menjadi masalah ialah

perbuatan yang melawan hukum, bahkan yang diperhatikan dan digarap oleh hukum

ialah justru perbuatan yang disebut terakhir ini, baik perbuatan melawan hukum yang

sungguh-sungguh terjadi (onrecht in actu) maupun perbuatan melawan hukum yang

mungkin akan terjadi (onrecht in potentie). Perhatian dan penggarapan perbuatan

77Hasil wawancara dengan Bapak Sudirman Panjaitan, KBO SAT Narkoba Polres Langkat,

pada tanggal 29 April 2021, di SAT Narkoba Polres Langkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 94: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

84

itulah yang merupakan penegakan hukum. Terhadap perbuatan yang melawan

hukum tersedia sanksi.78

Sanksi merupakan aktualisasi dari norma hukum yang mempunyai

karakteristik sebagai ancamaan atau sebagai sebuah harapan. Sanksi akan dapat

memberikan dampak positif atau negatif terhadap lingkungan sosialnya, di samping

itu, sanksi ialah merupakan penilaian pribadi seseorang yang ada kaitannya dengan

sikap perilaku serta hati nurani yang tidak mendapatkan pengakuan atau dinilai tidak

bermanfaat bila ditaati. Pengaruh hukum dan konsep tujuan dapat dikatakann bahwa

konsep pengaruh berarti sikap tindak atau perilaku yang dikaitkan dengan suatu

kaidah hukum dalam kenyataan, perpengaruh positif atau efektivitasnya yang

tergantung pada tujuan atau maksud suatu kaidah hukum. Suatu tujuan hukum tidak

selalu identik dinyatakan dalam suatu aturan dan belum tentu menjadi alasan yang

sesungguhnya dari pembuat aturan tersebut.79

Berdasarkan Pasal 13 Ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2011

tentang Pelaksanaan Wajib lapor bagi Pecandu Narkotika, disebutkan bahwa

pecandu yang sedang menjalani proses peradilan dapat ditempatkan dalam lembaga

rehabilitasi medis dan/atau rehabilitasi sosial. Lebih lanjut dalam Ayat (4) ditentukan

bahwa penentuan rehabilitasi pecandu menjadi kewenangan penyidik, penuntut

umum dan hakim setelah mendapat rekomendasi dari tim dokter.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2011 dapat disimpulkan

bahwa yang dapat direhabilitasi medis maupun sosial tidak hanya terbatas bagi

78Sudarto, Kapita Selekta Hukum Pidana, Alumni, Bandung, 1981, halaman 99.

79Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-Teori dan Kebijakan Pidana, Alumni, Bandung,

2010, halaman 90.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 95: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

85

pecandu yang melaporkan diri, namun pecandu, korban penyalahguna yang

perkaranya sedang diperiksa oleh penegak hukum, yaitu mereka yang ditangkap,

tertangkap tangan, dapat direhabilitasi oleh petugas yang sedang menangani

perkaranya.

Penegakan hukum terhadap persoalan narkotika terutama terhadap para

pecandu maupun korban penyalahguna yang belum sesuai dengan amanahnya,

menimbulkan permasalahan narkotika semakin kompleks sehingga jumlah korban

penyalahguna, pecandu dan pengedar dari tahun ke tahun semakin bertambah

banyak. Melihat kenyataan tersebut BNN berinisiatif untuk lebih memberi perhatian

terutama pada pecandu, korban penyalahgunaan narkotika dengan menggiatkan

pemberian rehabilitasi. Untuk itu BNN melakukan kerjasama dengan beberapa

instansi pemerintah yang dapat dilibatkan dalam rehabilitasi. Bentuk kerjasama

tersebut diwujudkan dalam bentuk Peraturan Bersama.80

Peraturan Bersama antara 7 (tujuh) Lembaga Negara Republik Indonesia

yaitu Peraturan Bersama Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penanganan Pecandu

Narkotika dan Korban Penyalahgunaan Narkotika ke dalam Lembaga Rehabilitasi.

proses penyidikan terhadap pecandu maupun penyalahguna narkotika mengalami

perubahan. Bagi pecandu dan penyalahguna narkotika yang ditangkap maupun

tertangkap tangan, maka akan dilakukan assessment oleh tim assessment terpadu

yang terdiri dari unsur: a. Tim dokter yang terdiri dari dokter dan psikolog; b. Tim

hukum yang terdiri dari unsur Polri, BNN, Kejaksaan dan Kemenkumham.

80Defrizal dkk, “Upaya Penyidik Melakukan Rehabilitasi Terhadap Penyalahguna Narkotika

Bagi Diri Sendiri Menurut Undang-Undang Narkotika”, Issue 1, Vol. 1/Sep/2018, halaman 41.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 96: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

86

Tim Assessment Terpadu terdiri dari tim dokter, yang mana tim dokter disini

meliputi dokter dan psikolog, dokter disini juga merupakan tenaga kesehatan yang

berwenang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, serta tim hukum,

yang mana tim hukum disini terdiri dari unsur POLRI, Badan Narkotika Nasional,

Kejaksaan, dan Kemenkumham. Kedua tim inilah yang bekerja sama dalam hal

proses assessment terhadap pemohon. Tim Assessment Terpadu merupakan tim

dalam hal penanganan proses assessment sebagai tolak ukur Pecandu Narkotika dan

Korban Penyalahgunaan Narkotika akan Narkotika itu sendiri, serta lamanya masa

rehabilitasi terhadap pemohon. Ada beberapa tugas dan wewenang yang dimiliki Tim

Asesmen itu sendiri. Tugas dari Tim Asesmen itu sendiri adalah menganalisis

terhadap seseorang yang ditangkap dan/atau tertangkap tangan, jika Pecandu tersebut

tertangkap tangan, dalam kaitannya dengan peredaran gelap Narkotika dan

penyalahgunaan Narkotika, dan assessment dan analisis medis, psikososial, serta

merekomendasi rencana terapi dan rehabilitasi seseorang tersebut yang sebagai

pemohon.81

Tetapi Peraturan Bersama antara 7 kementrian yakni Mahkamah Agung,

Kejaksaan, Kepolisian Republik Indonesia, Kementerian Kesehatan, Kementerian

Sosial serta Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia tersebut tidaklah

mengikat, tidak seperti Undang-Undang ia hanyalah peraturan bersama yang di

tandatangani oleh masing masing pimpinan mereka saja. Jadi mereka bisa

melaksanakannya bisa juga tidak, tidak kuat kekuatan hukumnya. Jadi disarankan

81Ibid.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 97: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

87

untuk dijadikan peraturan agar bisa lebih mengikat 7 kementrian yang bersangkutan

dalam Peraturan Bersama ini.82

Bagi pecandu dan korban penyalahgunaan narkotika memang diupayakan

untuk direhabilitasi dikarenakan ia korban tetapi negara tidak mampu jika harus

merehabilitasi semua penyalahuguna narkotika. Oleh sebab itu kita koordinasi

dengan pihak BNNK Langkat jika masih ada anggarannya, kita kasih ke pihak

BNNK Langkat yang ditanggung oleh negara rehabilitasinya, tetapi jika anggaran itu

sudah habis maka kita panggil keluarganya. Jika keluarganya tidak menyanggupi

untuk dilakukannya rehabilitasi maka mau tidak mau kita ajukan ke pengadilan.

Setelah itu tergantung jaksa dan hakim, jika hakim putusannya di rehabilitasi maka

direhabilitasilah mereka.83

Dalam upaya menegakkan konsep Restorative Justice. Penyidik masing-

masing memiliki kesimpulan sendiri. Apakah seseorang ini memang bisa di tuntut

atau di sangkakan perkaranya sebagai perkara pecandu atau pengedar atau terlibat

dalam jaringan pengedar itu tergantung penyidik yang menyidik kasus itu. Boleh saja

seorang pecandu juga dihukum. Kenapa ? karena terlibat dalam jaringan itu.

Walaupun dia tidak secara langsung tetapi dia terlibat, bantu ini bantu itu. Disamping

itu belum maksimalnya sarana dan prasarana juga mempengaruhi pengegakkan

konsep Restorative Justice terhadap korban dan pecandu narkotika tersebut. Kami

82Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Zaini, Kepala Badan Narkotika Nasional

Kabupaten Langkat, pada tanggal 5 Mei 2021, di Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten

Langkat.

83Hasil wawancara dengan Bapak Kusnadi, KASAT Narkoba Polres Langkat, pada tanggal 5

Mei 2021, di SAT Narkoba Polres Langkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 98: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

88

sarkas setiap Kabupaten/Kota Bupati/Walikota agar membuat pagar rehabilitasi

negara.

Dan juga masih banyak kendala kendala yang belum bisa di atasi, itu sudah

kerjasama semua aparat penegak hukum, polres sebagai penyelidik maupun

penyidik, kejaksaan dan hakim.84

Saya tidak bisa mencampuri penyidiknya, kita sudah melakukan koordinasi

CJS (Criminal Justice System) polisi sebagai penyidik, Badan Narkotika Nasional

sebagai penyidik, kejaksaan sebagai Jaksa Penuntut Umum dan hakim untuk

menyatukan persepsi. Jadi kendala itu berbicara klasik. Intinya kalau ke khusus ke

Polres Langkat, BNNK Langkat dengan Polres Langkat tentang masalah kasus itu

tidak bisa di campuri namun kalau hubungan-hubungan seperti yang langsung ketika

itu adalah assessment terpadu, itupun kita tidak mencampuri penyidikan kasusnya.85

Dalam melakukan upaya pencegahan Pihak SAT Narkoba Polres Langkat dan

BNNK Langkat bersama instansi terkait mepunyai hubungan kerjasama untuk

melakukan razia. Termasuk di Daerah Bahorok, daerah wisata dan penginapan.

Termasuk juga di setiap menjelang hari raya biasanya SAT Narkoba Polres Langkat,

instansi terkait dinas perhubungan bersama BNNK Langkat melakukan test urine

terhadap pengemudi jalur antar provinsi. Apabila nanti mereka hasil urinenya positif

nanti akan dianjurkan untuk melakukan assessment di BNNK Langkat.

84Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Zaini, Kepala Badan Narkotika Nasional

Kabupaten Langkat, pada tanggal 5 Mei 2021, di Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten

Langkat.

85Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Zaini, Kepala Badan Narkotika Nasional

Kabupaten Langkat, pada tanggal 5 Mei 2021, di Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten

Langkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 99: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

89

Dalam melakukan upaya pemberantasannya pihak SAT Narkoba Polres

Langkat setiap hari melakukan upaya disamping adanya keterbatasan IT itu sendiri,

Polres Langkat tetap berupaya memanfaatkan sarana yang sudah ada dan tidak

menjadikan kendala tersebut sebagai masalah yang menghambat kami dalam

bertugas. Upaya tersebut tetap dilakukan seperti melakukan penangkapan terhadap

pelaku-pelaku tindak pidana narkoba yang berada di wilayah jajaran POLRES

Langkat.86

2. Upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala eksternal

Upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala eksternal yang

berhubungan langsung dengan masyarakat, yaitu :87

a. Meningkatkan awareness, merubah paradigma BNN perlu meningkatkan

kesadaran masyarakat akan bahaya penyalahgunaan narkoba di sekitar

mereka. Bukan hanya itu, tetapi juga menciptakan kesadaran sosial bahwa

tindakan tersebut memalukan dan menakutkan. Di mana dalam kehidupan

masyarakat modern dan hedonis, baik melalui media, internet maupun

kehidupan sehari-hari, persepsi ini semakin menipis. Framing media yang

tidak tepat, memberikan persepsi bahwa mereka bukan pelaku kejahatan.

Belum lagi putusan hukum yang membebaskan ataupun memberikan

hukum yang terlalu ringan dan tidak memberikan efek jera. Bahkan ada

yang diputuskan untuk menjadi duta anti narkoba sebagai representasi

P4GN di Indonesia. Karena itu gerakan anti narkoba dalam bentuk

86Hasil wawancara dengan Bapak Sudirman Panjaitan, KBO SAT Narkoba Polres Langkat,

pada tanggal 29 April 2021, di SAT Narkoba Polres Langkat.

87Lihat Lampiran Peraturan Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun

2018 Tentang Grand Design Badan Narkotika Nasional 2018-2045.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 100: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

90

program sosialiasi harus dilakukan secara terintegrasi, baik oleh BNN

sendiri maupun kerjasama dengan elemen lain seperti Media dan

Masyarakat. Dalam hal ini BNN juga memiliki peran yang lebih besar

dalam meningkatkan kesadaran masyarakat hingga daerah terluar.

Sosialisasi dapat ditujukan pada kelompok masyarakat tertentu yang lebih

rentan dengan pendekatan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi

masyarakat dan daerah.

b. Meningkatkan peran masyarakat dan pemda dalam inovasi deteksi dini,

rehabilitasi, dan pendidikan anti narkoba untuk meningkatkan ketahanan

masyarakat, BNN tidak dapat melakukan segalanya sendiri. BNN akan

meningkatkan peran dan kolaborasi dengan komunitas masyarakat sebagai

aktivis dan agen pencegahan penyalahgunaan narkoba. Selain itu juga

mengajak pemda untuk berkontribusi dalam penyediaan fasilitas

rehabilitasi dan pendidikan anti narkoba sebagai andil dalam

meningkatkan ketahanan mayarakat kota/kab tersebut.

Walaupun kendala dalam masyarakat itu sendiri cukup banyak tetapi BNNK

Langkat tidak pernah bosan untuk memberikan penyuluhan seputar pencerahan

pencegahan atau wawasan pencegahan terhadap masyarakat serta meningkatkan

peran masyarakat. Dilihat dari setiap tahunnya BNNK Langkat selalu mempunyai

program untuk melaksanakan kebijakan preventif ini tidak lupa juga ikut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 101: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

91

menyertakan pihak Polres maupun Polsek untuk berhadir dalam kegiatan penyuluhan

tersebut.88

Seperti ditengah pandemi covid-19 ini pun BNNK Langkat tidak mengurangi

eksistensinya dalam memberikan penyuluhan dan pengarahan tentang bahaya

narkoba. BNNK Langkat tetap melaksanakan program-programnya guna

menyadarkan masyarakat akan bahayanya narkoba tersebut.

88Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Zaini, Kepala Badan Narkotika Nasional

Kabupaten Langkat, pada tanggal 5 Mei 2021, di Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten

Langkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 102: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

92

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai

berikut :

1. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika mengatur juga

tentang tugas dan wewenang dari Badan Narkotika Nasional yang salah satunya

merupakan melakukan koordinasi antara Badan Narkotika Nasional dan Polri.

Terdapat pada pasal 70 huruf c yaitu “berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian

Negara Republik Indonesia dalam pencegahan dan pemberantasan

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika”.

Begitupula yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang

Kepolisian Negara Republik Indonesia juga mengatur hubungan kerja sama

antara Kepolisian dan Badan Narkotika Nasional terdapat pada Pasal 42 ayat (1)

Hubungan dan kerja sama Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan badan,

lembaga, serta instansi di dalam dan di luar negeri didasarkan atas sendi-sendi

hubungan fungsional, saling menghormati, saling membantu, mengutamakan

kepentingan umum, serta memperhatikan hierarki. (2) Hubungan dan kerja sama

di dalam negeri dilakukan terutama dengan unsur-unsur pemerintah daerah,

penegak hukum, badan, lembaga, instansi lain, serta masyarakat dengan

mengembangkan asas partisipasi dan subsidiaritas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 103: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

93

2. Sinergitas yang terjadi antara Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat dan

SAT Narkoba Polres Langkat yaitu koordinasi dan komunikasi dalam rangka

melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana narkotika. Adapun

bentuk koordinasi yang dilakukan Badan Narkotika Nasional Kabupaten

Langkat dan SAT Narkoba Polres Langkat yaitu yang sehubungan dengan

wewenang untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan yang mana BNN

maupun POLRI berhak untuk melakukan penyidikan, untuk menghindari

kesamaan target operasi maka Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 pada

Pasal 84 berbunyi “Dalam melakukan penyidikan terhadap penyalahgunaan dan

peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika, penyidik Kepolisian

Negara Republik Indonesia memberitahukan secara tertulis dimulainya

penyidikan kepada penyidik BNN begitu pula sebaliknya.” Dengan seperti itu

tidak akan terjadi kesamaan target. Lalu adapun bentuk koordinasi yang lain

sehubungan dengan bantuan pemeriksaan secara laboratories terhadap barang

bukti narkoba dan pemeriksaan pelaku kepada Tim Assessment Terpadu (TAT)

yang berada di Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat. Sedangkan

dalam bentuk komunikasi Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat dalam

melakukan kegiatan pencegahan juga mengikut sertakan Polri dalam kegiatan-

kegiatannya. Dan dalam hal terbatasnya anggota, Badan Narkotika Nasional

Kabupaten Langkat dalam hal ingin melakukan penangkapan dengan target yang

lumayan besar dan membutuhkan anggota Polri. Maka Badan Narkotika

Nasional Kabupaten Langkat dapat meminta bantuan kepada Polres Langkat

untuk disebarkannya anggota Polri guna melakukan penggrebekan target

tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 104: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

94

3. a. Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat dalam rangka melakukan

pencegahan dilakukan di semua lingkungan baik di lingkungan instansi

pemberintahan, di lingkungan pendidikan dan di lingkungan masyarakat.

Upaya pencegahan tersebut dilakukan dengan cara melakukan sosialisasi

ataupun penyuluhan ke desa-desa, sekolah-sekolah, kemudian ke lokasi

tempat rawan narkoba. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang

bahaya narkoba dan diharapkan untuk menjauhi narkoba. Test urine pun

dilakukan guna melakukan pencegahan sedari dini dan jika nanti hasilnya

positif maka disarankan untuk melakukan Assessment Terpadu ataupun

rehabilitasi. Berdasarkan data kegiatan pencegahan Non Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan peran serta masyarakat yang dilakukan

Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat pada tahun 2019-2020,

terdapat sebanyak 83 kali kegiatan, yakni sebanyak 21 kali kegiatan

dilakukan kepada institusi swasta, sebanyak 17 kali kegiatan dilakukan

kepada instansi pemerintah, sebanyak 20 kali kegiatan dilakukan kepada

pelajar/ mahasiswa, sebanyak 35 kali kegiatan dilakukan kepada masyarakat.

dengan demikian dapat dilihat bahwa Badan Narkotika Nasional Kabupaten

Langkat lebih banyak melakukan kegiatan pencegahan dan pemberdayaan

kepada masyarakat.

b. Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat dalam rangka melakukan

pemberantasan, melalui cara penyelidikan dan penyidikian untuk

mengungkapkan kasus narkotika yang ada di Kabupaten Langkat. Tindakan

yang sama juga dilakukan oleh Polres Kabupaten Langkat. Dalam

melakukan penyidikan guna menghindari adanya kesamaan target maka

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 105: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

95

telah diatur dalam Pasal 84 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang

Narkotika yaitu, “Dalam melakukan penyidikan terhadap penyalahgunaan

dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika, penyidik Kepolisian

Negara Republik Indonesia memberitahukan secara tertulis dimulainya

penyidikan kepada penyidik BNN begitu pula sebaliknya.” Badan Narkotika

Nasional Kabupaten Langkat maupun Polres Langkat melakukan upaya

tersebut dengan cara penggerebakan dan penangkapan terhadap pelaku

penyalahgunaan narkotika. Apabila tidak ditemukannya barang bukti, namun

hasil test urine positif maka akan diserahkan kepada Badan Narkotika

Nasional Kabupaten Langkat untuk dilakukannya Assessment Terpadu guna

mengetahui sejauh mana pelaku tersebut terlibat dalam narkotika. Apabila

terbukti sebagai korban atau pecandu narkotika maka diupayakan untuk

dilakukannya rehabilitasi. Sedangkan apabila terbukti sebagai pengedar atau

bandar narkotika maka akan di lakukan proses hukum dan dijatuhi pidana.

4. a. Kendala internal yang dihadapi Badan Narkotika Nasional Kabupaten

Langkat dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

narkotika yaitu adanya keterbatasan personil, keterbatasan sarana dan

keterbatasan prasarana. Lalu upaya yang dilakukan Badan Narkotika

Nasional Kabupaten Langkat guna mengatasi kendala tersebut yaitu Badan

Narkotika Nasional Kabupaten Langkat jika ingin melakukan penangkapan

yang agak besar yang memerlukan personil yang lebih maka BNNK Langkat

meminta bantuan kepada Polres Langkat untuk disebarkannya badan polri,

walaupun dengan terbatasnya anggaran yang diberikan kepada BNNK

Langkat tidak menurunkan semangat BNNK Langkat dalam melakukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 106: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

96

pencegahan dan pemberantasan tindak pidana narkotika. Sedangkan kendala

internal yang dihadapi SAT Narkoba Polres Langkat yaitu terbatasnya

sarana IT (Information technology) yang tidak dimiliki oleh SAT Narkoba

Polres Langkat. Menyangkut seperti alat sadap handphone yang digunakan

untuk dapat melacak keberadaan si pelaku penyalahgunaan narkotika. Lalu

upaya yang dilakukan Polres Langkat guna mengatasi kendala tersebut yaitu

pihak SAT Narkoba Polres Langkat setiap hari melakukan upaya disamping

adanya keterbatasan IT itu sendiri, SAT Narkoba Polres Langkat tetap

berupaya memanfaatkan sarana yang sudah ada dan tidak menjadikan

kendala tersebut sebagai masalah yang menghambat dalam bertugas.

b. Kendala eksternal yang dihadapi dalam melakukan pencegahan dan

pemberantasan tindak pidana narkotika yaitu masih kurangnya intelektual

masyarakat dalam menanggapi persoalan narkotika dan masih kurangnya

kesadaran masyarakat akan bahayanya narkotika yang sedang terjadi di

lingkungan sekitar mereka, masih ada masyarakat yang takut untuk

memberikan informasi yang berhubungan dengan narkotika tersebut,

kurangnya dukungan dari masyarakat dalam melakukan pencegahan yang

mana merupakan tidak terlepas dari kewajiban masyarakat tersebut, seperti

memberikan laporan dan informasi mengenai lokasi atau daerah rawan

narkotika kepada pihak kepolisian ataupun pihak BNNK Langkat. Dalam

melakukan pemberantasan terkadang masyarakat melakukan serangan balik

kepada aparat kepolisian yang sedang bertugas melakukan pemberantasan

narkotika. Walaupun kendala dalam masyarakat itu sendiri cukup banyak

tetapi BNNK Langkat tidak pernah bosan untuk memberikan pencerahan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 107: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

97

pencegahan atau wawasan pencegahan terhadap masyarakat. Dilihat dari

setiap tahunnya BNNK Langkat selalu mempunyai program untuk

melaksanakan kebijakan preventif ini tidak lupa juga ikut menyertakan pihak

Polres maupun Polsek untuk berhadir dalam kegiatan penyuluhan tersebut.

Seperti ditengah pandemi covid-19 ini pun BNNK Langkat tidak

mengurangi eksistensinya dalam memberikan penyuluhan dan pengarahan

tentang bahaya narkoba. BNNK Langkat tetap melaksanakan program-

programnya guna menyadarkan masyarakat akan bahayanya narkoba

tersebut.

B. Saran

1. Pemerintah pusat perlu memberi perhatian lebih kepada korban dan pecandu

narkotika yang mana dari mereka masih belum diperlakukan secara adil.

Peraturan Bersama Nomor 1 Tahun 2014 Tentang penanganan pecandu

narkotika dan korban penyalahgunaan narkotika ke dalam lembaga rehabilitasi.

hanyalah peraturan bersama yang disetujui oleh masing-masing pemimpin dari 7

kementerian tersebut sehingga tidak mengikat mereka dan tidak memiliki

kekuatan hukum, sehingga masih belum terealisasi secara maksimal. Asas

ultimum remedium yaitu asas yang menyatakan bahwa hukum pidana hendaklah

dijadikan upaya terakhir dalam hal penegakkan hukum. Artinya, terhadap

korban dan pecandu penyalahgunaan narkotika berhak dilakukan upaya

restorative justice.

2. Perlunya anggaran dana yang besar yang diberikan kepada BNNK Langkat,

karena dengan anggaran dana yang besar akan memudahkan BNNK Langkat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 108: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

98

dalam mengungkap kasus tindak pidana narkotika yang semakin meningkat di

Kabupaten Langkat.

3. Perlunya partisipasi masyarakat untuk bekerjasama dengan BNNK Langkat

maupun Polres Langkat dalam melakukan upaya pencegahan dan pemberantasan

tindak pidana narkotika. Seperti aktif dalam pemberian informasi terkait

narkotika kepada pihak BNNK Langkat maupun Polres Langkat.

4. Tingkatkan sinergitas antara BNNK Langkat dan Polres Langkat dalam

melakukan pencegahan maupun dalam hal mengungkap kasus narkotika. Karena

antara BNNK Langkat dan Polres Langkat saling membutuhkan untuk

memaksimalkan tujuan masing-masing yaitu mencegah, memberantas

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 109: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

99

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abintoro Prakoso, 2013, Kriminologi Hukum & Hukum Pidana, Yogyakarta:

Laksbang Grafika

Adami Chazawi, 2014, Pelajaran Hukum Pidana bagian I, Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Akhyar Ari Gayo (eds), 2014, Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika, Jakarta:

Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)

Barda Nawawi Arief, 2009, Kebijakan Legeslatif Dalam Penanggulngan Kejahatan

Dengan Pidana Penjara, Semarang: Badan Penerbit UNDIP Semarang

Djoko Prakoso, dkk, 1987, “Kejahatan-kejahatan yang Merugikan dan

Membahayakan Negara”, Jakarta: Bina Aksara

Drs. Hari Sasangka, 2003, Narkotika dan Psikotropika Dalam Hukum Pidana,

Bandung: Mandar Maju

Ending Lestari, 2003, Komunikasi yang Efektif, Jakarta: Lembaga Administrasi

Negara

Leden Marpaung, 2001, “Tindak Pidana Korupsi Pemberantasan dan Pencegahan”,

Jakarta: Bina Grafika

Lilik Mulyadi, 2008, Bunga Rapai Hukum Pidana Perspektif Teoritis dan Praktik,

Bandung: PT. Alumni

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 110: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

100

Moh. Taufik Makarao, dkk, 2003, Tindak Pidana Narkotika, Jakarta: Ghalia

Indonesia, Cetakan Kedua

Muladi dan Barda Nawawi Arief, 2010, Teori-Teori dan Kebijakan Pidana,

Bandung: Alumni

Prof. Dr. Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana

Prenada Media, Edisi Revisi

Siswanto S, 2012, Politik hukum dalam undang-undang narkotika (UU nomor 35

tahun 2009), Jakarta: Rineka Cipta

Soedjono D, 1976, “Segi Hukum Tentang Narkotika di Indonesia”, Bandung: PT.

Karya Nusantara

Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press

Sudarto, 1981, Kapita Selekta Hukum Pidana, Bandung: Alumni

Syaefurrahman Al-Banjary, 2005, Hitam Putih Polisi dalam Mengungkap Jaringan

Narkoba, Jakarta: PTIK Press

Taliziduhu Ndraha, 2003, Ilmu Pemerintahan Baru, Jakarta: Rineka Cipta

B. Jurnal

Sri Ulina Theresa Perangin-angin, dkk, “Wewenang Kepolisian Dalam Penyidikan

Tindak Pidana Narkotika”, Konstruksi Hukum, Vol. 2 No. 2.

Defrizal dkk, “Upaya Penyidik Melakukan Rehabilitasi Terhadap Penyalahguna

Narkotika Bagi Diri Sendiri Menurut Undang-Undang Narkotika”, Vol. 1.

Issue 1.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 111: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

101

C. Website

Badan Narkotika Nasional (BNN), PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2020; “Sikap

BNN Tegas Wujudkan Indonesia Bebas Dari Narkoba”, diakses 9 April

2021.

“89 Kasus Narkoba Diungkap Polres Langkat Periode Januari-Maret, 109

Tersangka Ditangkap“, diakses 18 April 2021.

“BNN Langkat Tahun 2021 Mewajibkan Semua Desa Bersinar”, diakses 20 April

2021.

Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat, “Sejarah”, diakses 30 April 2021.

Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat, “Visi dan Misi”, diakses 30 April

2021.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 112: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

102

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 113: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

103

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 114: SINERGITAS ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL …

104

Keterangan : Wawancara bersama Bapak Dr. Ahmad Zaini, S.H., M.H., selaku

Kepala BNNK Langkat.

Keterangan : Wawancara bersama Bapak AKP Kusnadi, selaku KASAT Narkoba

Polres Langkat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA