simplisiaa
DESCRIPTION
hortiiiiTRANSCRIPT
BUAH SEMU JAMBU METE MENJADI
SELAI JAMBU METE
( Suatu usaha pengembangan teknologi pangan)
OLEH
Damiati
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) proses pembuatan selai buah semu jambu mete, (2) kualitas selai ditinjau dari segi rasa, (3) kualitas selai ditinjau dari segi warna, (4) kualitas selai ditinjau dari segi tekstur.
Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan uji organoleptik untuk aspek rasa, warna, dan tekstur. Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Sebelumnya buah semu jambu mete direndam dengan larutan garam selama 3 hari untuk menghilangkan rasa sepat kemudian diproses menjadi selai, (2) kualitas selai dari segi rasa manis katagori sangat baik, (3) kualitas selai dari segi warna coklat katagori sangat baik, (4) kualitas selai dari segi tekstur kental katagori sangat baik.
Kata Kunci : Buah Semu Jambu Mete, Selai
1
ABSTRACT
This study aimed at finding out (1) cashew pseudo-fruit jam production process, (2) quality of hte jam in terms of its taste, (3), quality of the jam in terms of color, and (4) quality of the jam in terms of texture.
The methode used was an experiment with organoleptic test for taste, color, and texture aspects. Then, it was analyzed by using descriptive analysis. The results showed that (1) before the cashew pseudo-fruit was soaked in salt solution for 3 days quality of the jam in terms of the sweet taste was very good, (3) the quality of the jam in terms of the brown color was very good, and (4) the quality of the jam terms of dense texture was very good.
Key terms : Cashew pseudo-fruit, jam
Pendahuluan
Jambu mete sebagai salah satu jenis buah yang
mengandung berbagai unsur gizi yang terdiri atas protein,
lemak, karbohidrat, mineral, kalsium, fosfor, zat besi, dan
vitamin (A, B, dan C). Buah jambu mete mempunyai
keunikan tersendiri dimana buahnya berbau harum yang
khas serta bijinya berada di luar buah. Di Kabupaten
Buleleng ada delapan kecamatan yang membudidayakan
tanaman jambu mete, yaitu Kecamatan Gerokgak, Seririt,
2
Banjar, Sukasada, Buleleng, Sawan, Kubutambahan, dan
Tejakula (Badan Pusat Statistik, Kabupaten Buleleng
2005).
Menurut Lies Suprapti (2004:10),tanaman jambu mete
memiliki keunggulan, antara lain bersifat tahan kering,
cepat tumbuh, dan memiliki sistem perakaran yang dalam.
Tanaman ini sangat sesuai untuk lahan-lahan gersang,
sekaligus berfungsi sebagai tanaman pengendali erosi.
Berdasarkan data hasil produksi buah jambu mete
yang ada di Kabupaten Buleleng (Buleleng dalam angka
2007), menunjukkan kecamatan Kubutambahan sebagai
daerah yang paling banyak menghasilkan buah jambu
mete. Produksi buah jambu mete tahun 2005 yaitu 246,92
ton.
Dari observasi yang dilakukan pada tanggal 10
Agustus 2006 di Dusun Dangin Margi dan Dusun Munduk
Kelor, Desa Bulian Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten
Buleleng, para petani di daerah ini umumnya hanya
memanfaatkan biji metenya saja untuk dijual, sedangkan
buah semu jambu mete dibuang begitu saja. Ada juga
beberapa petani yang mempunyai ternak sapi dan babi,
3
buah semu jambu mete ini dipergunakan untuk pakan
ternak.
Pemanfaatan buah semu jambu mete khususnya di
Kabupaten Buleleng masih terbatas hal ini berhubungan
dengan sifat – sifat buah semu jambu mete itu sendiri.
Terutama karena buah semu jambu mete memiliki rasa
sepat dan menimbulkan rasa gatal bila dimakan, sehingga
kurang disukai orang untuk di konsumsi. “Hal ini
dikarenakan adanya kandungan tanin yang menyebabkan
rasa buah ini menjadi sepat. Kalau ditinjau dari nilai
gizinya, buah semu jambu mete termasuk sumber vitamin
C yang cukup potensial” ( Nunung Marlina, 1994:51).
Rasa sepat pada buah jambu mete disebabkan oleh
adanya senyawa tanin yang terdapat di dalam buah jambu
mete. Van Buren mengatakan bahwa rasa sepet sangat erat
hubungannya dengan senyawa flavon yang mengalami
kondensasi, dan rasa sepetnya terutama disebabkan oleh
adanya derajat polimerisasi senyawa fenol yang tertentu
(Muchji Muljohardjo, 1990:189).
Buah semu jambu mete selain rasanya yang sepat
buah tersebut juga tidak tahan lama dan mudah membusuk
oleh karena itu perlu diolah menjadi minuman sari buah,
4
anggur jambu mete, cuka makanan, manisan basah dan
kering, selai dan jelly, sebagai produk olah pengawetan
atau teknologi pangan. Penulis berupaya memanfaatkan
buah semu jambu mete menjadi selai. Karena selai
merupakan salah satu produk pangan semi basah yang
cukup dikenal dan disukai oleh masyarakat.
Kualitas rasa, warna dan tekstur buah semu jambu
mete dapat diperbaiki dengan proses penggulaan yaitu
diolah menjadi selai dimana rasa buah semu jambu mete
yang semula sepat, setelah melalui proses penggulaan
kualitas selai tersebut dapat diperbaiiki.
Sesuai dengan latar belakang di atas, maka masalah
yang akan dikaji adalah: (a) Bagaimanakah proses
pembuatan selai jambu mete?, (b) Bagaimanakah kualitas
selai jambu mete ditinjau dari segi rasa?, (c)
Bagaimanakah kualitas selai jambu mete ditinjau dari segi
warna?, (d) Bagaimanakah kualitas selai jambu mete
ditinjau dari segi tekstur .
Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses
pembuatan selai jambu mete, dan mengetahui kualitas selai
ditinjau dari segi rasa, warna, dan tekstur.
5
Metode Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November
sampai Desember 2007 dengan mengambil tempat
penelitian di Laboratorium Produksi Jurusan PKK Tata
Boga, Fakultas Teknik dan Kejuruan UNDIKSHA.
Objek Penelitian
Objek penelitian adalah buah semu jambu mete dengan
tingkat kematangan penuh, yang diolah menjadi selai
jambu mete. Dan uji kualitas selai dilakukan oleh panelis
terlatih sebanyak 3 orang .
Variabel Penelitian
adalah pemanfaatan buah semu jambu mete menjadi
selai.
Instrumen Penelitian
Penilaian ini menggunakan uji organoleptik mutu
hedonik. Dengan menggunakan skala mutu hedonik yang
terdiri dari 4 (empat) tingkatan yaitu 1) Kurang; 2) Cukup;
3) Baik; 4) Sangat baik.
Metode dan Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan adalah metode eksperimen
dengan menggunakan metode analisis deskriptif.
6
Hasil Dan Pembahasan
Dari eksperimen pertama diperoleh kualitas selai jambu
mete ditinjau dari segi rasa, warna, dan tekstur dengan kriteria:
(1) Kurang; (2) Cukup; (3) Baik; (4) Sangat baik adalah
sebagai berikut:
1. Dari segi rasa yang dihasilkan dari uji kualitas, panelis I,
Pnelis II, dan panelis III adalah 2 yaitu cukup.
2. Dari segi warna yang diperoleh dari uji kualitas panelis I,
panelis II, dan panelis III, adalah 1 yaitu kurang.
3. Dari segi tekstur yang diperoleh dari uji kualitas panelis I,
panelis II, dan panelis III, adalah 2 yaitu cukup.
Evaluasi eksperimen pertama adalah :
1. Gula ditambahkan 250 gram dan air dikurangi 1/2 liter, agar
hasil selai yang dihasilkan tidak encer.
2. Proses perendaman jambu mete menjadi 3 hari, untuk
menghilangkan rasa sepat dan menghilangkan getah jambu
mete sehingga dapat memperbaiki warna selai.
Pada eksperimen kedua diperoleh kualitas selai jambu
mete ditinjau dari segi rasa, warna, dan tekstur dengan
keriteria: 1) Kurang; 2) Cukup; 3) Baik; 4) Sangat baik, adalah
sebagai berikut:
7
1. Dari aspek rasa yang dihasilkan dari panelis I, panelis II,
dan panelis III adalah 3 yaitu baik
2. Dari aspek warna yang dihasilkan dari panelis I, panelis II,
dan panelis III adalah 3 yaitu baik, selai berwarna coklat
muda.
3. Dari aspek tekstur yang dihasilkan dari panelis I, menilai 2
yaitu cukup baik, panelis II, dan panelis III menilai 3 yaitu
baik, selai yang dihasilkan kental sekali.
Evaluasi eksperimen kedua adalah :
1. Gula pada pembuatan selai sebaiknya gula dibuat sirop
terlebih dahulu baru kemudian dimasukkan kedalam bubur
buah jambu mete, agar selai yang dihasikan rasa manis dan
tektur baik.
2. Jambu mete sebaiknya setelah direndam, dikukus dahulu
sebelum jambu mete diolah menjadi selai, agar warna yang
dihasilkan baik.
Pada eksperimen ketiga diperoleh kualitas selai jambu
mete ditinjau dari segi rasa, warna, dan tekstur dengan kriteria
1) Kurang; 2) Cukup; 3) Baik; 4) Sangat baik. Adalah sebagai
berikut :
8
1. Dari aspek rasa yang dihasilkan dari panelis I, panelis II,
dan panelis III, adalah 4, dimana rasa yang dihasilkan
sangat baik.
2. Dari aspek warna yang dihasilkan dari panelis I, panelis II,
dan panelis III, adalah 3, dimana warna yang dihasilkan
baik (coklat muda, belum maksimal).
3. Dari aspek tekstur yang dihasilkan dari panelis I, panelis II,
dan panelis III, adalah 4, yaitu sangat baik, dimana tekstur
selai yang dihasilkan kental.
Evaluasi eksperimen ke tiga adalah:
1. Komposisi gula ditambahkan 250 gr menjadi 750 gr.
2. Buah semu jambu mete sebelum direndam ditusuk-tusuk
dahulu agar proses perendaman lebih baik lagi, selama 3
hari dan setiap hari air peredaman diganti.
Pada eksperimen keempat diperoleh kualitas selai
jambu mete ditinjau dari segi rasa, warna, dan tekstur dengan
kriteria; 1) Kurang; 2) Cukup; 3) Baik; 4) Sangat baik, adalah
sebagai berikut:
1. Dari segi rasa yang dihasilkan panelis I, panelis II, dan
panelis III, adalah 4, yaitu sangat baik, rasa yang
dihasilkan sudah maksimal.
9
2. Dari segi warna yang dihasilkan panelis I, panelis II, dan
panelis III, adalah 4, yaitu sangat baik, warna yang
dihasilkan sudah maksimal.
3. Dari dari segi tekstur yang dihasilkan panelis I, panelis II,
dan panelis III adalah 4 yaitu sangat baik.
Dari eksperimen-eksperimen yang sudah diujikan maka
peneliti mendapat resep baku yang mendapatkan hasil sesuai
dengan kriteria yang dihapkan yaitu; meiliki rasa yang manis
(sangat baik), warna yang dihasilkan coklat (sangat baik),
tekstur yang dihasilkan kental (sangat baik).
Pembahasan
Pada eksperimen pertama peneliti menggunakan
formulasi bahan yang lebih sedikit dari formulasi bahan acuan
yaitu resep selai nanas, dengan menggunakan formulasi
perbandingam bahan dengan formulasi gula 250 gr pada
eksperimen pertama. Dari eksperimen pertama hasil yang
diperoleh dari segi rasa yaitu rasa selai sepat, warna yang
dihasilkan yaitu kuning kecoklatan (tidak memenuhi kriteria),
dan tekstur yaitu agak encer. Pada eksperimen kedua formulasi
gula pada bahan ditambahkan 250 gr menjadi 500 gr,
penambahan komosisi gula dikarenkan rasa selai masih sepat.
Hasil yang diperoleh dari eksperimen kedua yaitu rasa selai
10
manis agak sepat, dari segi warna yang dihasilkan yaitu coklat
muda, dan dari segi tekstur yaitu kental sekali. Selanjutnya
pada eksperimen ketiga, pembuatan selai yaitu gula dibuat
sirup terlebih dahulu setelah itu bubur buah semu jambu mete
dimasukkan, teknik ini dilakukan untuk memperbaki rasa,
warna dan tekstur selai yang diharapkan. Hasil pada
eksperimen ketiga dilihat dari segi rasa selai yaitu manis,
warna yang dihasilkan yaitu coklat muda (belum mencapai
kriteria yang diinginkan), dan tekstur selai yaitu kental.
Ekperimen keempat, komposisi gula ditambah 250 gr,
tujuannya agar warna selai dapat diperbaiki.
Eksperimen keempat hasil yang diperoleh ditinjau dari
segi rasa yaitu manis, dari segi warna yaitu coklat, dari segi
tekstur yaitu kental jadi sudah memenuhi kriteria yang
diharapkan. pembuatan selai pada buah semu jambu mete ada
Simpulan
1. Proses pembutan selai pertama kali
menghilangkan rasa sepat dan kandungan getah pada buah
jambu mete, kemudian diolah menjadi selai dengan proses
penggulaan dimana gula pasir dibuat sirup terlebih dahulu
baru mencampur bahan yaitu hancuran buah jambu mete.
11
2. Kualitas rasa dihasilkan adalah sangat baik dengan kriteria
yaitu manis
3. Kualitas warna yang dihasilkan adalah sangat baik dengan
kriteria yaitu coklat.
4. Kualitas tekstur yang dihasilkan adalah sangat baik
dengan kriteria yaitu kental.
Saran
Berdasarkan hasil eksperimen yang peneliti
laksanakan, peneliti menyarankan kepada masyarakat
khususnya di desa Bulian hendaknya dapat memanfaatkan
buah jambu mete secara maksimal, untuk meningkatkan
ekonomi masyarakat kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mamat Patah, DKK. 2004. Membuat Aneka Manisan Buah. Bogor: Agremadia Pustaka
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1996. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta : Bhatara.
Gede Agung, A.A., 1997. Metode Penelitian Pendidikan. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Singaraja.
Hasan Alwi, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka.
Lies Suprapti, 2004. Jelly Jambu Mete. Yogyakarta: Kanisius.
12
Muchji Muljohardjo, 1990. Jambu Mete dan Teknologi Pengolahannya. Yogyakarta: Liberty.
Nunung Marlina Djarijah, 1994. Jambu Mete dan Pembudidayaannya. Yogyakarta. Kanisius
Soewarno T. Soekarto, 1981. Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Jakarta : Bhatara Karya Aksara.
Tri Margono, 2000. Selai dan Jelli. PT. Grasindo.
13