sima

27
1 PROPOSAL PENELITIAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET YAYASAN PERGURUAN ISLAM AL-MASTHURIYAH Disusun Oleh: Nama/NIM : Muhammad Zidni Ilmi / 12523038 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2014

Upload: zidny-ilmi

Post on 16-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

penelitian Sistem Informasi Manajemen Aset

TRANSCRIPT

Page 1: Sima

1

PROPOSAL PENELITIAN

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET

YAYASAN PERGURUAN ISLAM AL-MASTHURIYAH

Disusun Oleh:

Nama/NIM : Muhammad Zidni Ilmi / 12523038

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2014

Page 2: Sima

2

ABSTRAK

Setiap lembaga, dengan jenisnya masing-masing, memiliki aset, baik

dalam bentuk barang, peralatan, fasilitas maupun tenaga kerja. Aset merupakan

modal penting dalam menunjang kinerja. Aset perlu diidentifikasi, dikelola, dan

dirawat dengan baik, sehingga dapat digunakan dengan efektif dan efesien.

Yayasan Perguruan Islam Al-masthuriyah (YASPIA) merupakan suatu lembaga

yang memiliki ratusan bahkan ribuan aset, sehingga aset yang ada tidak bisa

dikelola dengan manual. Saat ini aset yang ada di YASPIA masih disimpan

dalam spreadsheet dan dikelola oleh masing-masing institusi, dimana sering kali

terjadi tumpang tindih pemakaian aset dan klaim pemilikan aset antar institusi.

Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan suatu sistem yang mampu untuk

melakukan manajemen aset yang meliputi pengadaan aset, registrasi aset, status

penggunaan aset, relokasi aset, menghitung nilai aset, distribusi aset, status aset

dan penjualan aset. Sistem tersebut harus terintegrasi antar institusi yang ada di

YASPIA. Sistem ini akan berbasis web dan berjalan di jaringan lokal YASPIA

sehingga dapat digunakan oleh seluruh institusi di YASPIA

Page 3: Sima

3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Yayasan pendidikan Islam Al-Mashuriyah (YASPIA) merupakan suatu

lembaga pendidikan islam yang berada di Sukabumi, Jawa barat. YASPIA

berdiri pada tahun 1920 berawal dari suatu sanggar pengajian kecil hingga

sekarang menjadi lembaga pendidikan yang memiliki institusi mulai dari taman

kanak-kanak hingga perguruan tinggi.

YASPIA pada awal berdirinya merupakan suatu lembaga pendidikan non

formal yang menerima dan mengajar murid di sanggar pengajian kecil atau teras

masjid. Seiring berkembangnya zaman, YASPIA mulai membuka lembaga

pendidikan formal yaitu madrasah tsanawiyah di 1967 hingga sekarang YASPIA

memiliki beberapa institusi pendidikan. Adapun portofolio YASPIA saat ini

sebagai berikut :

- Sembilan institusi pendidikan formal : Raudhatul Athfal (setara TK),

Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Diniyah (MD), Madrasah

Tsanawiyah (MTS), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah

Aliyah (MA), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK), Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI).

- Dua institusi pendidikan non formal : Tafaqquh fiddin dan forum

pengajian bapak-ibu.

- Sebelas buah laboratorium

- Enam buah perpustakaan sekolah dan 1 buah perpustakaan pusat.

- Dua asrama putra dan 21 asrama putri

- +- 3000 siswa

- 203 tenaga pengajar

Page 4: Sima

4

- 51 staff

Perkembangan lembaga pendidikan di YASPIA tidak diikuti oleh

perkembangan manajemen. Saat ini, manajemen pengelolaan aset yang ada di

YASPIA masih menggunakan cara konvensional, dimana penyimpanan dan

pengorganisasian aset masih disimpan dalam spreadsheet dan dikelola oleh

masing-masing institusi. Tidak ada sistem manajemen aset yang layak dan ter-

integrasi mengakibatkan pemanfaatan dan pengelolaan aset sering kali menemui

permasalahan.

Aset merupakan barang tidak habis pakai (non consumable) yang dimiliki

perusahaan yang memiliki umur lebih dari 12 bulan (Hadinata, 2012). Aset juga

mendukung kegiatan operasional setiap harinya, tidak adanya informasi yang

tepat untuk mengelola aset dapat menghambat kegiatan operasional. Kebutuhan

informasi yang tepat mengenai aset yang dimiliki perusahaan/Lembaga

Pendidikan sangatlah berguna untuk memperbaiki kinerja dan efesiensi di dalam

suatu perusahaan/ Lembaga Pendidikan.

Setiap lembaga, dengan jenisnya masing-masing, memiliki aset, baik

dalam bentuk barang, peralatan, fasilitas maupun tenaga kerja. Aset merupakan

modal penting dalam menunjang kinerja. Aset perlu diidentifikasi, dikelola, dan

dirawat dengan baik, sehingga dapat digunakan dengan efektif dan efesien.

YASPIA telah berkembang menjadi suatu lembaga yang memiliki

ratusan bahkan ribuan aset, sehingga aset yang ada tidak bisa dikelola dengan

manual. Saat ini aset yang ada di YASPIA masih dikelola oleh masing-masing

institusi, dimana sering kali terjadi tumpang tindih pemakaian aset dan klaim

pemilikan aset antar institusi terutama dalam konteks aset yang bersifat

bangunan, seperti laboratorium, gedung belajar, lapangan dan sebagainya.

Permasalahan lainnya ialah tidak adanya sistem yang melakukan

monitoring terhadap kondisi aset. Hal ini mengakibatkan aset yang sudah mati,

mengalami penyusutan nilai, atau mengalami relokasi tidak tercatat dengan baik.

Page 5: Sima

5

Sehingga sering kali dikemudian hari ditemukan masalah ketika pembukuan

keuangan YASPIA dan ketika pemanfaatan aset.

Menilik permasalahan diatas, maka diperlukan suatu sistem yang mampu

untuk melakukan manajemen aset yang meliputi pengadaan aset, registrasi aset,

status penggunaan aset, relokasi aset, menghitung nilai aset, distribusi aset, status

aset dan penjualan aset. Sistem tersebut harus terintegrasi antar institusi yang ada

di YASPIA. Sistem ini akan berbasis web dan berjalan di jaringan lokal

YASPIA sehingga dapat digunakan oleh seluruh institusi di YASPIA.

Diharapkan dengan adanya sistem informasi manajemen aset, segala aset yang

dimiliki YASPIA akan jauh lebih mudah untuk dipantau, dikelola dan dipetik

manfaatnya..

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana merancang sistem informasi manajemen aset di YASPIA

2. Bagaimana merancang Sistem yang dapat mengelola asset meliputi

pengadaan aset, registrasi aset, status penggunaan aset, relokasi aset,

menghitung nilai aset, distribusi aset, status aset dan penjualan asset.

3. Bagaimana merancang Sistem yang terintegrasi antar institusi di YASPIA.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai adalah merancang sistem Informasi manajemen

aset di YASPIA yang mampu mengelola asset meliputi pengadaan aset, registrasi

aset, status penggunaan aset, relokasi aset, menghitung nilai aset, distribusi aset,

status aset dan penjualan asset sehingga mampu mengurangi permasalahan yang

terjadi di YASPIA.

1.4 Batasan Penelitian

1. Objek penelitian hanya pada Yayasan Perguruan Islam Al-masthuriyah.

Page 6: Sima

6

2. Sistem hanya bisa melakukan pengelolaan aset yang meliputi pengadaan aset,

registrasi aset, status penggunaan aset, relokasi aset, menghitung nilai aset,

distribusi aset, status aset dan penjualan asset.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Menghasilkan sistem informasi manajemen aset di YASPIA

2. Menghasilkan Sistem yang dapat mengelola asset meliputi pengadaan aset,

registrasi aset, status penggunaan aset, relokasi aset, menghitung nilai aset,

distribusi aset, status aset dan penjualan asset.

3. Menghasilkan Sistem yang terintegrasi antar institusi di YASPIA

Page 7: Sima

7

BAB II

STUDI LITERATUR

2.1 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian mengenai Sistem Informasi Manajemen Aset telah

dilakukan diantaranya:

Penelitian R Rambu Tagu Soba (2012) yang meneliti tentang “Perancangan dan

Implementasi Sistem Informasi Manajemen Aset berbasis Web (Studi kasus : SMA

Negeri 3 Salatiga)”. Pada penelitian tersebut peneliti melakukan perancangan dan

implementasi dengan menggunakan metode prototype. Peneliti mengemukakan bahwa

metode ini memungkinkan adanya interaksi antara pengembang sistem dengan pengguna

sistem, sehingga dapat mengatasi ketidakserasian antara pengembang dan pengguna.

Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa terbangunnya sistem informasi

manajemen aset SMA Negeri 3 Salatiga berbasis web. Sistem informasi manajemen aset

yang telah dibangun dapat memberikan sarana bagi administrator dalam pengolahan

informasi data barang dan pengolahan informasi data aset, karena seluruh data tersimpan

dan terstuktur dalam database.

Kedua, Penelitian Riyadi Purwanto (2010) yang meneliti tentang “Perancangan

Sistem Informasi Manajemen Aset TI di PT Nikomas Gemilang Banten”. Penelitian ini

membahas seputar bagaimana merancang dan mengembangkan Sistem Informasi

Manajemen Aset TI yang dapat mengelola aset TI dalam siklus hidupnya. Siklus hidup

aset TI mulai dari inventarisasi aset, maintenance aset, rehabilitasi aset, hingga

penghapusan aset.

Page 8: Sima

8

Dalam proses maintenance aset TI juga dikembangkan sebuah fitur Help Desk. Help

Desk merupakan sebuah IT Service Center (ITSC) yang menyediakan layanan

komunikasi, informasi, dan resolusi yang cepat dan responsive kepada user yang

memiliki masalah dengan infrastruktur TI. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan

bahwa:

1. Pengelolaan aset TI yang selama ini dilakukan oleh PT. Nikomas Gemilang

masih sangat sulit karena sistem yang saat ini digunakan tidak spesifik dan

bersifat konvensinal. Oleh karena itu, untuk mempermudah pengelolaan aset TI

diperlukan sebuah sistem baru yaitu sistem informasi manajemen aset TI.

2. Dengan diterapkannya sistem informasi manajemen aset TI (SIMATI) pada

perusahaan, proses inventarisasi aset TI menjadi lebih terstruktur dan

terorganisir. SIMATI dapat mempermudah pengontrolan aset TI baik dari segi

lokasi aset, kuantitas aset maupun nilainya, serta mempermudah dan

mempercepat proses pencarian aset TI secara tepat.

3. Laporan manajemen aset TI dapat mendukung proses pengambilan keputusan

bagi pihak managerial (MIS) dan pihak lain yang terkait dengan manajemen aset

TI dalam hal analisis kebutuhan aset TI, procurement aset TI, dan optimalisasi

manfaat aset TI. Dalam hal ini pihak lain yang terkait dalam manajemen aset TI

adalah pihak accounting.

4. Ketersediaan aset TI dapat lebih terjamin, sebab kebutuhan aset TI lebih

terkontrol dan infrastruktur TI yang bermasalah dapat segera dipulihkan kembali

kondisinya secara cepat dan tepat melalui sistem Help Desk. Setiap incident dan

resolusinya akan tersimpan dalam sistem sebagai historical incident.

Kedua penelitian diatas membahas kasus dengan fokus penelitian yang berbeda,

penelitian pertama melakukan penelitian dengan metode prototype. Metode ini dipilih

untuk mengantisipasi ketidakserasian antara pengembang dan pengguna. Penelitian

kedua membahas seputar Sistem Informasi Manajemen Aset TI yang dapat mengelola

aset TI dalam siklus hidupnya. Penelitian ini sendiri membahas manajemen aset dimana

Page 9: Sima

9

jenis asetnya lebih umum, tidak spesifik seperti penelitian kedua. Sehingga penelitian ini

mempunyai pendekatan yang lebih sama dengan penelitian pertama namun memiliki

metode yang berbeda, yakni dengan menggunakan linear sequential method.

2.2 Sistem Informasi

Pengertian Sistem Informasi menurut berbagai ahli ialah :

Pertama menurut Jogiyanto (2005 :11 ) Sistem informasi adalah suatu sistem di

dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,

mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi, dan

menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan - laporan yang diperlukan. 

Kedua, menurut Tata Sutabri (2005:36) Sistem informasi adalah suatu sistem di

dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian

yang mendukung fungsi organisasi yang bersifat manajerial dalam kegiatan strategi dari

suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan –

laporan yang diperlukan.

Ketiga, menurut Erwan Arbie (2000 :35) Sistem informasi adalah sistem di

dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,

membantu dan mendukung kegiatan operasi, bersifat manajerial dari suatu organisasi

dan membantu mempermudah penyediaan laporan yang diperlukan.

Dari sejumlah definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah

suatu alat yang membantu dalam menyediakan informasi bagi penerimanya dan untuk

membantu dalam pengambilan keputusan bagi manajemen di dalam operasi perusahaan

sehari-hari dan informasi yang layak untuk pihak luar perusahaan.

Page 10: Sima

10

2.3 Sistem Informasi Manajemen

Pengertian Sistem Informasi Manajemen menurut berbagai ahli ialah :

Pertama, menurut Barry E.Cushing (1978) Suatu sistem informasi manajemen adalah

Kumpulan dari manusia dan sumber daya modal di dalam suatu organisasi yang

bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk mengahasilkan informasi

yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan

pengendalian.

Kedua, menurut Gordon B.Davis (1985;23). Sistem Informasi Manajemen adalah

Suatu serapan teknologi baru kepada persoalan keorganisasian dalam pengolahan

transaksi dan pemberian informasi bagi kepentingan keorganisasian.

Ketiga, menurut George M.Scott ( ) Sistem Informasi Manajemen adalah

serangkaian Sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara

rasional terpadu yang mampu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi

informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan

gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan

Dari sejumlah definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi penjualan

ialah sistem informasi yang berfungsi untuk membantu kinerja perusahaan dalam hal

pengelolaan aset..

2.4 Manajemen Aset

Aset ialah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan

diperoleh perusahaan (IAI, 2007), sedangkan menurut Weygandt (2007:11-12) aset

ialah sumber penghasilan atas usahanya sendiri, dimana karakteristik umum yang

dimilikinya yaitu memberikan jasa atau manfaat dimasa yang akan datang.

Adapun jenis-jenis Aset ialah :

Aset lancar (current assets): adalah bentuk Aset yang dalam waktu singkat

(kurang dan satu tahun) dapat diubah menjadi uang kas. Aset lancar meliputi kas

Page 11: Sima

11

(cash), investasi jangka pendek (temporary investment), wesel tagih (notes

receivable), piutang dagang (accounts receivable), penghasilan yang masih akan

diterima (accrued receivable), persediaan (inventories), biaya yang dibayar di muka

(prepaid expenses).

Aset tetap (fixed assets): adalah harta kekayaan milik perusahaan yang dapat

diukur dengan jelas (tangible) dan bersifat permanen. Aset tetap dibeli dengan tujuan

dipakai sendiri oleh perusahaan dan tidak dijual kembali. Contoh Aset tetap adalab

tanah (land), bangunan (building), mesin-mesin (madiinery), perabot dan peralatan

kantor (office furniture and fixtures), perabot dan peralatan toko (store furniture and

fixtures), alat pengangkutan (delivery equipment).

Aset tidak berwujud (intangible assets): adalah semua Aset yang tidak dapat

disimpan dalam bentuk persediaan dan dipegang bentuknya tetapi dapat dirasakan.

Aset tidak berwujud ini merupakan hak milik perusahaan dan kepemilikannya

dilindungi oleh undang-undang. Contohnya adalah hak cipta (copyrights), hak sewa

atau hak kontrak (leasehold), hak monopoli (franchises), hak paten, merek dagang

(trademarks), goodwill, dan biaya organisasi (organization costs).

Siklus Manajemen Aset menurut Acep Hadinata dalam Bahan Ajar Manajemen

Aset di STAN (2012) menjelaskan bahwa secara umum, manajemen aset baik di

perusahaan maupun negara meliputi aktivitas inti sebagai berikut : (i) perencanaan

(planning), (ii) perolehan (acquisition), (iii) pemanfaatan (utilization), dan (iv)

penghapusan (disposal)

Page 12: Sima

12

1. Perencanaan (Planning)

Menurut Victoria Department of Treasury and Finance, Government Asset

Policy Statement (2004) planning ialah merencanakan dan memastikan bahwa aset

yang dibutuhkan merupakan solusi yang paling efektif untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan

2. Perolehan (Acquisition)

Menurut Sugiama (2012) perolahan atau pengadaan aset ialah serangkaian

kegiatan untuk memperoleh atau mendapatkan aset/ barang maupun jasa baik yang

dibiayai oleh sendiri maupun yang dibiayai oleh pihak luar atau dilaksanakan secara

swakelola (sendiri), maupun oleh penyedia barang dan jasa.

3. Pemanfaatan dan Pemeliharaan (Operation and Maintenance)

Masih menurut Sugiama (2012) Pemanfaatan aset ialah Kegiatan menggunakan

atau memanfaatkan aset dalam menjalankan tugas dan pekerjaan untuk mencapai

suatu tujuan. Sedangkan pemeliharaan aset adalah kegiatan menjaga dan

memperbaiki seluruh bentuk aset agar dapat dioperasikan dan berfungsi sesuai

dengan harapan.

4. Penghapusan (Disposal)

Menurut Sugiama (2012) Penghapusan aset ialah Kegiatan untuk menjual,

menghibahkan atau bentuk lain dalam memindahkan hak kepemilikan atau

memusnahkan seluruh/sebuah unit atau unsur terkecil dari aset yang dimiliki.

2.5 Linear Sequential Model

Linier Sequential adalah metode rancang bangun yang digunakan untuk

membangun sistem secara berurutan (linier/sequential). Disebut waterfall karena

metode ini mirip seperti air terjun yang aliran air selalu dimulai dari atas sampai ke

bawah secara berurutan.

Page 13: Sima

13

Dalam rancang bangun waterfall setiap langkah kerja selalu berkaitan dengan

langkah kerja berikutnya. Langkah kerja yang belum selesai akan membuat langkah

selanjutnya tidak akan dapat dikerjakan. Karena cara kerja metode ini adalah

berurutan.

Tahapan-tahapan metode waterfall yaitu Analisis, Design, Implementasi,

Pengujian. Penjelasan dari langkah-langkah metode waterfall diatas, yaitu:

1. Analisis

Analisis adalah proses menganalisis kebutuhan sistem seperti informasi

tingkah laku untuk kerja dan antar muka kebutuhan tersebut, nantinya akan

dilihat oleh pengguna sistem informasi tersebut.

2. Design

Design adalah proses perancangan sistem informasi yang dibuat sebelum

Implementasi sebagai acuan dalam pembuatan interface. Design ini berfokus

pada struktur data, antarmuka dan algoritma.

3. Implementasi

Implementasi adalah pembuatan program untuk menerjemahkan design

yang sudah dibuat sebelum implementasi, untuk dikonversikan menjadi

bahasa yang dimengerti oleh bahasa mesin yaitu komputer.

4. Pengujian

Analisis Design implementasi Pengujian

Page 14: Sima

14

Pengujian bermaksud untuk memastikan sebuah sistem yang sudah dibuat

apakah terjadi kesalahan-kesalahan dan kekurangan yang nantinya dapat

mengurangi nilai sistem yang dibuat, sehingga akan diketahui apakah hasil

akhirnya sudah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pengguna atau belum.

Kesimpulan dari metode waterfall adalah dengan metode ini pengerjaan

proyek sistem informasi dapat dilakukan secara berurutan dan dapat

dipastikan jika semua langkah terpenuhi dengan benar maka sistem informasi

yang dibuat akan dapat digunakan oleh pengguna.

Page 15: Sima

15

BAB III

METODE

3.1 Metode

3.1.1 Kerangka Penelitian

Page 16: Sima

16

Pertama, observasi dilakukan dengan melakukan studi data kepada data-

data aset yang dimiliki oleh YASPIA dan masing-masing institusi yang berada

dalam naungan YASPIA, data tersebut didapat dari Farhan Zayid selaku wakil

kepala bidang inventaris dan bangunan. Selain itu, dilakukan juga wawancara

kepada staff dan tenaga pendidik di masing-masing institusi YASPIA melalui

telepon.

Kemudian, dilakukan analisis terhadap hasil observasi untuk

merumuskan masalah-masalah yang dihadapi oleh YASPIA seputar aset. Dari

hasil analisis, didapat bahwa masalah-masalah yang didera oleh YASPIA ialah

seputar monitoring aset dan klaim pemilikan aset sehingga perlu tawaran solusi

yang mampu mengatasi masalah tersebut.

Setelah itu, dilakukan analisis terhadap masalah dan mentukan solusi

yang tepat untuk mengatasinya. solusi yang diajukan ialah merancang sistem

informasi manajemen aset yang mampu melakukan manajemen pengadaan aset,

registrasi aset, status penggunaan aset, relokasi aset, menghitung nilai aset,

distribusi aset, status aset dan penjualan aset. Sistem tersebut harus terintegrasi

antar institusi yang ada di YASPIA. Sistem ini nantinya berbasis web yang

berjalan di jaringan lokal YASPIA, mengingat sistem ini akan digunakan oleh

seluruh Institusi yang ada di YASPIA.

Langkah selanjutnya, membuat desain sistem yang meliputi arsitektur

sistem termasuk didalamnya Data Flow Diagram (DFD), Use Case Diagram,

Database, dan tampilan sistem yang fungsional namun friendly sehingga dapat

dengan mudah digunakan oleh staff di YASPIA.

3.1.2 Metode Penelitian

Page 17: Sima

17

Waterfall merupakan salah satu metode untuk pembuatan aplikasi baru

yang di dalam setiap langkahnya harus kita mengerti sehingga tidak akan ada

pengulangan User Requirement, biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan

aplikasi dan waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan aplikasi/sistem informasi.

Tahapan-tahapan metode waterfall yaitu Analisis, Design, dan Dokumentasi.

Adapun implementasi dan pengujian tidak di sertakan karena peneletian ini

bersifat rancangan. Penjelasan dari langkah-langkah metode waterfall diatas,

yaitu:

1. Analisis

Analisis adalah proses menganalisis kebutuhan sistem. Analisis dilakukan

dengan terlebih dahulu dilakukan observasi melalui studi data dan

wawancara. Setelah itu dilakukan analisis untuk merumuskan masalah dan

menentukan solusi yang ditawarkan.

2. Design

Design adalah proses perancangan sistem informasi yang dibuat sebelum

Implementasi sebagai acuan dalam pembuatan interface. Desain ini meliputi

arsitektur sistem termasuk didalamnya Data Flow Diagram (DFD), Use Case

Diagram, Database, dan tampilan sistem yang fungsional namun friendly

sehingga dapat dengan mudah digunakan oleh staff di YASPIA.

3. Evaluasi dan Dokumentasi

Analisis Design Evaluasi dan dokumentasi

Page 18: Sima

18

Evaluasi dan dokumentasi merupakan tahap evaluasi yang diwujudkan

melalui laporan. Laporan yang dibuat bersifat evaluatif yang memuat

rancangan penelitian beserta rekomendasi dan saran. Sehingga diharapkan

dapat menjadi acuan untuk membangun Sistem informasi ini nantinya.

3.2 Jadwal Penelitian

Page 19: Sima

19

DAFTAR PUSTAKA

Hadinata, A. (2012). Bahan Ajar Manajemen Aset. Diunduh 5 Juni 2014 dari http://akademik.stan.ac.id/vclass_repository/2012-09-11_20112_80000016_Bahan%20Ajar%20Manajemen%20Aset%20-%20Acep%20Hadinata.pdf

Suhairi. (2012). Perancangan Sistem Informasi Manajemen Aset. Diunduh 5 Juni 2014 dari http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/postgraduate/information-system/Perangkat%20Lunak%20Sistem%20Informasi/Artikel_92305034.pdf

Soba, R. Rambu Tago. (2012). Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Manajemen Aset berbasis Web (Studi kasus : SMA Negeri 3 Salatiga). Diunduh 7 Juni 2014 dari http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/2825/T1_682007037_Full%20text.pdf?sequence=2

Pengertian aktiva dan jenis aktiva. Diunduh 5 Juni 2014 dari http://www.pengertianahli.com/2014/03/pengertian-aktiva-dan-jenis-aktiva.html

Mutmainnah, Lailatul. Metode Waterfall. Diunduh 22 Juni 2014 dari

http://www.slideshare.net/27071993/model-waterfall

Ade, Andika. Model Proses Sekuensial Linear. Diunduh 22 Juni 2014 dari

http://id.scribd.com/doc/52172564/MODEL-PROSES-SEKUENSIAL-LINIER

Jogiyanto. (2005). Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Sugiama, A. Gima. (2012). Handout Penilaian Aset. Bandung: Polban