siklus batuan dan tanah

24
ROCK CYCLE / SIKLUS BATUAN Sebelumnya kita sudah tahu bahwa di bumi ada tiga jenis batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Ketiga batuan tersebut dapat berubah menjadi batuan metamorf tetapi ketiganya juga bisa berubah menjadi batuan lainnya. Semua batuan akan mengalami pelapukan dan erosi menjadi partikel-partikel atau pecahan- pecahan yang lebih kecil yang akhirnya juga bisa membentuk batuan sedimen. Batuan juga bisa melebur atau meleleh menjadi magma dan kemudian kembali menjadi batuan beku. Kesemuanya ini disebut siklus batuan atau ROCK CYCLE. Semua batuan yang ada di permukaan bumi akan mengalami pelapukan. Penyebab pelapukan tersebut ada 3 macam: 1. Pelapukan secara fisika: perubahan suhu dari panas ke dingin akan membuat batuan mengalami perubahan. Hujan pun juga dapat membuat rekahan-rekahan yang ada di batuan menjadi berkembang sehingga proses-proses fisika tersebut dapat membuat batuan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi. 2. Pelapukan secara kimia: beberapa jenis larutan kimia dapat bereaksi dengan batuan seperti contohnya larutan HCl akan bereaksi dengan batu gamping. Bahkan air pun dapat bereaksi melarutan beberapa jenis batuan. Salah satu contoh yang nyata adalah “hujan asam” yang sangat mempengaruhi terjadinya pelapukan secara kimia. 3. Pelapukan secara biologi: Selain pelapukan yang terjadi akibat proses fisikan dan kimia, salah satu pelapukan yang dapat terjadi adalah pelapukan secara biologi. Salah satu contohnya adalah pelapukan yang disebabkan oleh gangguan dari akar tanaman yang cukup besar. Akar-akar tanaman yang besar ini mampu membuat rekahan-rekahan di batuan dan akhirnya dapat memecah batuan menjadi bagian yang lebih kecil lagi. Setelah batuan mengalami pelapukan, batuan-batuan tersebut akan pecah menjadi bagian yang lebih kecil

Upload: amar-ru-oplovers

Post on 12-Apr-2016

58 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

cara membedakan batuan dan tanah

TRANSCRIPT

Page 1: Siklus Batuan Dan Tanah

ROCK CYCLE / SIKLUS BATUANSebelumnya kita sudah tahu bahwa di bumi ada tiga jenis batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan

metamorf. Ketiga batuan tersebut dapat berubah menjadi batuan metamorf tetapi ketiganya juga bisa berubah menjadi batuan lainnya. Semua batuan akan mengalami pelapukan dan erosi menjadi partikel-partikel atau pecahan-pecahan yang lebih kecil yang akhirnya juga bisa membentuk batuan sedimen. Batuan juga bisa melebur atau meleleh menjadi magma dan kemudian kembali menjadi batuan beku. Kesemuanya ini disebut siklus batuan atau ROCK CYCLE.

 Semua batuan yang ada di permukaan bumi akan mengalami pelapukan. Penyebab pelapukan tersebut ada 3 macam:

1. Pelapukan secara fisika: perubahan suhu dari panas ke dingin akan membuat batuan mengalami perubahan. Hujan pun juga dapat membuat rekahan-rekahan yang ada di batuan menjadi berkembang sehingga proses-proses fisika tersebut dapat membuat batuan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi.

2. Pelapukan secara kimia: beberapa jenis larutan kimia dapat bereaksi dengan batuan seperti contohnya larutan HCl akan bereaksi dengan batu gamping. Bahkan air pun dapat bereaksi melarutan beberapa jenis batuan. Salah satu contoh yang nyata adalah “hujan asam” yang sangat mempengaruhi terjadinya pelapukan secara kimia.

3. Pelapukan secara biologi: Selain pelapukan yang terjadi akibat proses fisikan dan kimia, salah satu pelapukan yang dapat terjadi adalah pelapukan secara biologi. Salah satu contohnya adalah pelapukan yang disebabkan oleh gangguan dari akar tanaman yang cukup besar. Akar-akar tanaman yang besar ini mampu membuat rekahan-rekahan di batuan dan akhirnya dapat memecah batuan menjadi bagian yang lebih kecil lagi.

Setelah batuan mengalami pelapukan, batuan-batuan tersebut akan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi sehingga mudah untuk berpindah tempat. Berpindahnya tempat dari partikel-partikel kecil ini disebut erosi. Proses erosi ini dapat terjadi melalui beberapa cara:

1. Akibat grafitasi: akibat adanya grafitasi bumi maka pecahan batuan yang ada bisa langsung jatuh ke permukaan tanah atau menggelinding melalui tebing sampai akhirnya terkumpul di permukaan tanah.

2. Akibat air: air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada dapat mengangkut pecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain. Salah satu contoh yang dapat diamati dengan jelas adalah peranan sungai dalam mengangkut pecahan-pecahan batuan yang kecil ini.

3. Akibat angin: selain air, angin pun dapat mengangkut pecahan-pecahan batuan yang kecil ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah gurun.

Page 2: Siklus Batuan Dan Tanah

4. Akibat glasier: sungai es atau yang sering disebut glasier seperti yang ada di Alaska sekarang juga mampu memindahkan pecahan-pecahan batuan yang ada.

Pecahan-pecahan batuan yang terbawa akibat erosi tidak dapat terbawa selamanya. Seperti halnya sungai akan bertemu laut, angin akan berkurang tiupannya, dan juga glasier akan meleleh. Akibat semua ini, maka pecahan batuan yang terbawa akan terendapkan. Proses ini yang sering disebut proses pengendapan. Selama proses

pengendapan, pecahan batuan akan diendapkan secara berlapis dimana pecahan yang berat akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diikuti pecahan yang lebih ringan dan seterusnya. Proses pengendapan ini akan membentuk perlapisan pada batuan yang sering kita lihat di batuan sedimen saat ini. 

Pada saat perlapisan di batuan sedimen ini terbentuk, tekanan yang ada di perlapisan yang paling bawah akan bertambah akibat pertambahan beban di atasnya. Akibat pertambahan tekanan ini, air yang ada dalam lapisan-lapisan batuan akan tertekan sehingga keluar dari lapisan batuan yang ada. Proses ini sering disebut

kompaksi. Pada saat yang bersamaan pula, partikel-partikel yang ada dalam lapisan mulai bersatu. Adanya semen seperti lempung, silika, atau kalsit diantara partikel-partikel yang ada membuat partikel tersebut menyatu membentuk batuan yang lebih keras. Proses ini sering disebut sementasi. Setelah proses kompaksi dan sementasi terjadi pada pecahan batuan yang ada, perlapisan sedimen yang ada sebelumnya berganti menjadi batuan sedimen yang berlapis-lapis. Batuan sedimen seperti batu pasir, batu lempung, dan batu gamping dapat dibedakan dari batuan lainnya melalui adanya perlapisan, butiran-butiran sedimen yang menjadi satu akibat adanya semen, dan juga adanya fosil yang ikut terendapkan saat pecahan batuan dan fosil mengalami proses erosi, kompaksi dan akhirnya tersementasikan bersama-sama. 

Pada kerak bumi yang cukup dalam, tekanan dan suhu yang ada sangatlah tinggi. Kondisi tekanan dan suhu yang sangat tinggi seperti ini dapat mengubah mineral yang dalam batuan. Proses ini sering disebut proses metamorfisme. Semua batuan yang ada dapat mengalami proses metamorfisme. Tingkat proses metamorfisme yang

terjadi tergantung dari:

1. Apakah batuan yang ada terkena efek tekanan dan atau suhu yang tinggi.2. Apakah batuan tersebut mengalami perubahan bentuk.3. Berapa lama batuan yang ada terkena tekanan dan suhu yang tinggi.

Dengan bertambahnya dalam suatu batuan dalam bumi, kemungkinan batuan yang ada melebur kembali menjadi magma sangatlah besar. Ini karena tekanan dan suhu yang sangat tinggi pada kedalaman yang sangat dalam. Akibat densitas dari magma yang terbentuk lebih kecil dari batuan sekitarnya, maka magma

Page 3: Siklus Batuan Dan Tanah

tersebut akan mencoba kembali ke permukaan menembus kerak bumi yang ada. Magma juga terbentuk di bawah kerak bumi yaitu di mantle bumi. Magma ini juga akan berusaha menerobos kerak bumi untuk kemudian berkumpul dengan magma yang sudah terbentuk sebelumnya dan selanjutnya berusaha menerobos kerak bumi untuk membentuk batuan beku baik itu plutonik ataupun vulkanik. 

Kadang-kadang magma mampu menerobos sampai ke permukaan bumi melalui rekahan atau patahan yang ada di bumi. Pada saat magma mampu menembus permukaan bumi, maka kadang terbentuk ledakan atau sering disebut volcanic eruption. Proses ini sering disebut proses ekstrusif. Batuan yang terbentuk dari magma yang

keluar ke permukaan disebut batuan beku ekstrusif. Basalt dan pumice (batu apung) adalah salah satu contoh batuan ekstrusif. Jenis batuan yang terbentuk akibat proses ini tergantung dari komposisi magma yang ada. Umumnya batuan beku ekstrusif memperlihatkan cirri-ciri berikut:

1. Butirannya sangatlah kecil. Ini disebabkan magma yang keluar ke permukaan bumi mengalami proses pendinginan yang sangat cepat sehingga mineral-mineral yang ada sebagai penyusun batuan tidak mempunyai banyak waktu untuk dapat berkembang.

2. Umumnya memperlihatkan adanya rongga-rongga yang terbentuk akibat gas yang terkandung dalam batuan atau yang sering disebut “gas bubble”.

Batuan yang meleleh akibat tekanan dan suhu yang sangat tinggi sering membentuk magma chamber dalam kerak bumi. Magma ini bercampur dengan magma yang terbentuk dari mantle. Karena letak magma chamber yang relatif dalam dan tidak mengalami proses ekstrusif, maka magma yang ada mengalami proses pendinginan

yang relatif lambat dan membentuk kristal-kristal mineral yang akhirnya membentuk batuan beku intrusif. Batuan beku intrusif dapat tersingkap di permukaan membentuk pluton. Salah satu jenis pluton terbesar yang tersingkap dengan jelas adalah batholit seperti yang ada di Sierra Nevada – USA yang merupakan batholit granit yang sangat besar. Gabbro juga salah satu contoh batuan intrusif. Jenis batuan yang terbentuk akibat proses ini tergantung dari komposisi magma yang ada. Umumnya batuan beku intrusif memperlihatkan cirri-ciri berikut:

1. Butirannya cukup besar. Ini disebabkan magma yang keluar ke permukaan bumi mengalami proses pendinginan yang sangat lambat sehingga mineral-mineral yang ada sebagai penyusun batuan mempunyai banyak waktu untuk dapat berkembang.

2. Biasanya mineral-mineral pembentuk batuan beku intrusif memperlihatkan angular interlocking.

Proses-proses inilah semua yang terjadi dimasa lampau, sekarang, dan yang akan

datang. Terjadinya proses-proses ini menjaga keseimbangan batuan yang ada di bumi.

Page 4: Siklus Batuan Dan Tanah

Referensi :

Oxford University Museum - http://www.oum.ox.ac.uk/

http://doddys.wordpress.com/2008/02/19/rock-cycle-siklus-batuan/ 22 09 12 11.26

Lokasi Anda: Home » 1001 kisah , Batuan , Materi » Siklus Batuan

Siklus Batuan Diterbitkan Oleh: Ahmad Budairi Komentar: 0

Siklus batuan menggambarkan seluruh proses yang dengannya batuan dibentuk, dimodifikasi, ditransportasikan, mengalami dekomposisi, dan dibentuk kembali sebagai hasil dari proses internal dan eksternal Bumi. Siklus batuan ini berjalan secara kontinyu dan tidak pernah berakhir. Siklus ini adalah fenomena yang terjadi di kerak benua (geosfer) yang berinteraksi dengan atmosfer, hidrosfer, dan biosfer dan digerakkan oleh energi panas internal Bumi dan energi panas yang datang dari Matahari.

Kerak bumi yang tersingkap ke udara akan mengalami pelapukan dan mengalami transformasi menjadi regolit melalui proses yang melibatkan atmosfer, hidrosfer dan biosfer. Selanjutnya, proses erosi mentansportasikan regolit dan kemudian mengendapkannya sebagai sedimen. Setelah mengalami deposisi, sedimen tertimbun dan mengalami kompaksi dan kemudian menjadi batuan sedimen. Kemudian, proses-proses tektonik yang menggerakkan lempeng dan pengangkatan kerak Bumi menyebabkan batuan sedimen mengalami deformasi. Penimbunan yang lebih dalam membuat batuan sedimen menjadi batuan metamorik, dan penimbunan yang lebih dalam lagi membuat batuan metamorfik meleleh membentuk magma yang dari magma ini kemudian terbentuk batuan beku yang baru. Pada berbagai tahap siklus batuan ini, tektonik dapat mengangkat kerak bumi dan menyingkapkan batuan sehingga batuan tersebut mengalami pelapukan dan erosi. Dengan demikian, siklus batuan ini

Page 5: Siklus Batuan Dan Tanah

akan terus berlanjut tanpa henti.

Dari kesimpulan diatas, jika kita hubungkan siklus batuan dengan sedimentologi, maka batua sedimen itu bisa berasal dari batuan apa saja, baik itu batuan beku, batuan metamorf, ataupun batuan sedimen itu sendiri

TanahDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Artikel ini membahas tanah sebagai benda bentukan alam. Untuk tanah sebagai objek hukum, lihat artikel lahan.

Profil tanah, memperlihatkan beberapa horizon tanah.

Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.

Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.

Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah.

Page 6: Siklus Batuan Dan Tanah

Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi.

Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.

Daftar isi 1 Pembentukan tanah (pedogenesis) 2 Karakteristik 3 Pencemaran tanah 4 Catatan dan rujukan

Pembentukan tanah (pedogenesis)

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pedologi

Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.

Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktor iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.

KarakteristikTubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen.

Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol) terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.

Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi

Page 7: Siklus Batuan Dan Tanah

jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum.

Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).

Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi [1] .

Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fase: fase padatan, fase cair, dan fase gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.

Pencemaran tanah

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pencemaran tanah

Pencemaran tanah terjadi akibat masuknya benda asing (misalnya senyawa kimia buatan manusia) ke tanah dan mengubah suasana/lingkungan asli tanah sehingga terjadi penurunan kualitas dalam fungsi tanah. Pencemaran dapat terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara sembarangan (illegal dumping).

http://id.wikipedia.org/wiki/Tanah

Page 8: Siklus Batuan Dan Tanah

Senin, 23 April 2012MAKALAH MIKROBIOLOGI TANAH

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH PENGANTAR MIKROBIOLOGI

“MIKROBIOLOGI TANAH ”

Page 9: Siklus Batuan Dan Tanah
Page 10: Siklus Batuan Dan Tanah

KATA PENGANTAR

Puji sykur kehadirat ALLAH SWT, Tuhan semesta alam yang sampai saat ini masih memberikan

kesehatan jasmani dan rohani kepada kita semua. Sholawat serta salamnya semoga selalu tercurahkan

kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa dunia ini penuh dengan ilmu

penngetahuan.

Pada kesempatan ini kami haturkan rasa terimakasih kami kepada ……………………………………

Selaku dosen pengampu mata kuliah “Pengantar Mikrobiologi” yang tak pernah lelah memberikan

bimbingan kepada kami, dan kepada semua pihak yang telah membantu kami demi terselesainya tugas

ini.

Kami sebagai penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan atau pembuatan

tugas Makalah ini, untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan kedepannya dan

kami berharap semoga penyusunnan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami dan umumnya

bagi pembaca.

Page 11: Siklus Batuan Dan Tanah

JAMBI, 04 Mei 2012

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.............................................................................................. 1

B. TUJUAN............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. MIKROORGANISME TANAH DAN SIKLUS UNSUR-UNSUR.................................. 2

1. Organisme Tanah........................................................................................................... 2

2. Ekosistem Tanah............................................................................................................ 3

3. Peran Mikroorganisme Tanah........................................................................................ 4

Page 12: Siklus Batuan Dan Tanah

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: Siklus Batuan Dan Tanah

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak orang menhubungkan bakteri dengan penyakit atau kerusakan bahan makanan dan mengira

bahwa mikroorganisme sebagai jasad harus dihindari dan dikendalikan karna dapat merugikan mereka.

Sebenarnya mikroorganisma yang merugikan hanya beberapa saja dari keseluruhannya, karena ternyata

banyak mikroorganisme yang berperan penting dalam kehidupan dibumi.

Dalam makalah ini akan disajikan kepentingan, manfaat mikroorganisme dalam tanah.

B. Tujuan

1. untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah pengantar mikrobiologi yang diampu oleh .............

2. memberikan informasi tenteng mikroorganisme yang terdapat dalam tanah serta bahaya

mikroorganisme yang bersifat patogenn terhadap manusia.

Page 14: Siklus Batuan Dan Tanah

BAB II PEMBAHASAN

A. MIKROORGANISME TANAH DAN SIKLUS UNSUR-UNSUR

Tanah merupakan suatu campuran bahan-bahan organik yang padat, misalnya: batu-batuan ,

mineral, air ,uadara dan jsad hidup beserta produk dari haisil pembusukan

1. Organisme Tanah

Tanah yang subur mengandung sejumlah binatang-binatang molai dari bentuk mikroskopis,

nematoda, serangga, sampai hewan mamalia seperti tikus. tanah banyak mengandung bahan -bahan

yang dibutuhkan oleh organisme, karena didalam tanah juga terkandung bahan organik, Didalam tanah

juga terjadi interaksi antara tumbuhan dan mikroba yang dapat merugikan atau menguntungkan

tumbuhan. Beberapa mikroorganisme tanah bersifat patogenik terhadap tumbuhan dan menyebabkan

penyakit pada perakaran sehingga menjadi layu dan busuk. Banyak tumbuhan bersimbiosis dengan

jamur bernama mikoriza. Mikoriza meningkatkan kemampuan tumbuhan untuk menyerap nutrisi dan

air. Interaksi antara mikroorganisme tanah dan akar tumbuhan banyak dikaji dalam ilmu mikrobiologi

Page 15: Siklus Batuan Dan Tanah

tanah. Mikroorganisme tanah juga bermanfaat bagi kehidupan manusia. Salah satunya adalah bakteri

actinomycetes yang menghasilkan antibiotik.

Tanah adalah tempat hidup bakteri-bakteri penting. Mikroorganisme tanah dapat menguraikan zat

beracun yang berasal dari polusi. Hal ini menjadi dasar bioremediasi, yaitu penggunaan mikroorganisme

untuk mendetoksifikasi dan menguraikan zat berbahaya dalam lingkungan atau setruktur tanah. struktur

tanah, kandungan gizi, ketersediaan hara, dan menahan kapasitas air semuanya dipengaruhi oleh, atau

tergantung pada, mikroorganisme tanah. Semua mikroorganisme tersebut adalah biota tanah yang

berfungsi di ekosistem bawah tanah di akar tumbuhan dan sampah sebagai sumber makanan.

Mikrobiologi tanah modern merupakan gabungan ilmu tanah, kimia, dan ekologi untuk memahami

fungsi mikroorganisme dalam ekosistem tanah.

Telah dijelaskan diatas bahwa mokroorganisma dapat memberi kesuburan tanah, dengan sejumlah

cara yang antara lain adalah :

a. dengan pembuuskan bahan-bahan organic atau sisa-sisa jasad hidup yang mati sehingga

terbentuk humus,

b. dengan membebaskan mineral-mineral terentu dari partikel-partikel tanah sehingga Dpat

digunakan oleh tumbuhan untuk pertumbuhsnnya..

c. dapat embebaskan sejumlah nutrient dalam bentuk mineral yang terikat dalam bentuk senyawa

organic pada tanaman dan hewan yang mati.

Page 16: Siklus Batuan Dan Tanah

d. Memgang peranan penting dalam transformasi senyawa nitrogen.

2. Ekosistem Tanah

Di permukaan tanah terdapat mikroorganisme dalam jumlah dan variasi yang banyak. Hal tersebut

karena permukaan tanah mengandung banyak sumber makanan dari tumbuhan dan hewan. Biota tanah

membentuk sistem berdasarkan energi dan nutrisi yang dihasilkan dari proses dekomposisi tumbuhan

dan hewan. Dekomposer primer adalah bakteri dan jamur.

Mikroorganisme seperti alga dan lumut kerak adalah koloni yang menghuni permukaan batu. Kolonisasi

organisme ini merupakan proses awal pembentukan tanah yang diperlukan oleh tumbuhan tingkat

tinggi melalui proses dekomposisi oleh decomposer..

Dekomposer mengurai, mendaur ulang energi, karbon, dan nutrisi dalam tumbuhan dan hewan mati

menjadi bentuk yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Oleh karena itu, mikroorganisme memegang

peran penting dalam proses kehidupan di bumi. Perubahan bentuk elemen dalam proses dekomposisi

dijabarkan pada siklus elemen.

Page 17: Siklus Batuan Dan Tanah

3. Peran Mikroorganisme Tanah

a. Siklus Karbon

Pada siklus karbon, mikroorganisme mengubah sisa-sisa jasad tumbuhan dan hewan menjadi karbon

dioksida dan bahan organik tanah yang disebut humus. Humus meningkatkan kapasitas tanah untuk

menampung air, menyediakan nutrisi bagi tumbuhan, dan mendukung pembentukan tanah.

Tahap pertama dalam siklus karbon (fotosintesis) CO bergabung didalm senyawa-senyawa organic

oleh jasad fotoautrotrof seperti tumbuhan hijau, algae, dan bakteri. Tahap berikutnya pada siklus ini,

kemoautotrof yang menggunakan senyawa-senyawa organic. Hewan-hewan memakan jasad

fotoautotrof terutama tumbuhan hijau dan binatang lain, sehingga dengan peristiwa makan memakan

inilah terjadi transfer karbon dioksida dari jasad yang satu ke jasad yang lain.

b. Siklus Nitrogen

Nitrogen merupakan salah satu unsure yang diperlukan oleh semua jasad hidup unutk sintesis.

Mikroorganisme tanah berperan dalam siklus nitrogen. Atmosfer mengandung 80% nitrogen (N2), yaitu

bentuk nitrogen yang hanya dapat digunakan oleh tumbuhan jika diubah dalam bentuk amonia (NH3).

Perubahan bentuk menjadi amonia dilakukan oleh bakteri tanah melalui proses fiksasi N2 atau oleh

manusia (dengan menggunakan pupuk). Hampir semua nitrogen yang terdapat dalam tanah berada

dalam molekul-molekul organic, terutama dalam molekul-molekul protein. Yang terkandung dalam jasad

hidup. Jika jasad hidup mati maka terjadi proses perombakan molekul protein menjadi asam-asam

amino.

Page 18: Siklus Batuan Dan Tanah

Bakteri tanah juga terlibat dalam proses denitrifikasi yang mengembalikan oksigen ke atmosfer dengan

mengubah NO3 menjadi N2 atau gas N2O.

NO3 NO2 N2O N2

Contoh daro bakteri denitrifikasi antara lain Streptomyces dan Rizhobium

Streptomyces Rizhobium

c. Siklus Sulphur

Mikroorganisme berperan penting dalam proses daur ulang sulfur, fosfor, besi, dan banyak

mikronutrien lainnya. Sulphur merupakan nutrient tumbuhan yang penting dan dapat ditemukan dalam

beberapa bentuk dialam misalnya: SO4, H2S. pengubahan sulphur dari sulphur oksidasi menjadi bentuk

lain dialam, biasanya disebabkan olehn kegiatan mikroorganisme yaitu melalui proses reduksi sulfat dan

oksidasi sulphur.

d. Siklus Karbondioksida

Karbon yang terdapat dalam senyawa organic berasal dari senyawa karbondioksida yang disintesis

melalui proses fotosintesis. CO2 diatmosfer akan diambil oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil dan

bakteri kemosintetik untuk bahan mentah biosintetik sehingga terbentuk senyawa-senyawa organic

Page 19: Siklus Batuan Dan Tanah

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Tanah merupakan suatu sistem kehidupan yang kompleks yang mengandung berbagai jenis

organisme dengan beragam fungsi untuk menjalankan berbagai proses vital bagi kehidupan terestrial.

Mikroba bersama-sama fauna tanah melaksanakan berbagai metabolisme yangsecara umum disebut

aktivitas biologi tanah. Perannya yang penting dalam perombakan bahan organik dan siklus hara

menempatkan organisme tanah sebagai faktor sentral dalam memelihara kesuburan dan produktivitas

tanah. Kemampuan mengukur kapasitas metabolisme berbagai mikroba dan fauna tanah menjadi basis

bagi konsep perlindungan dan penyehatan tanah, terutama pada masa kini dan mendatang di mana laju

degradasi lahan terus mengancam sejalan dengan makin terbatasnya sumberdaya lahan.

Page 20: Siklus Batuan Dan Tanah

Dalam tanah terdapat berbagai macam mikroorganisme, mikroorganisme ini berperan sebagai

Dekomposer yang mengurai dan mendaur ulang energi, karbon, dan nutrisi dalam tumbuhan dan hewan

mati menjadi bentuk yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Selain itu bakteri juga dapat untuk

mengelola limbah baik secra aerob dan anaerob.

DAFTAR PUSTAKA

Ahira, Ane.2007. Mikrobiologi Tanah Bagi Kehidupan. http// AnneAhira.com

Hanafiah, Kemas Ali. Dkk. 2003. Ekologi Dan Mikrobiologi Tanah.Jakarta:

Rajawali Perss.

Irianto, Koes. 2006.Mikrobiologi.Bandung: Yrama Widya.

Majid, Abdul.2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.

Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Depdiknas

Diposkan oleh Dhimaz setiawan's di 23:29

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Label: mikrobiologi

Reaksi:

Page 21: Siklus Batuan Dan Tanah

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

''SELAMAT DATANG PARA ACIDUM''