sg 2 - industri migas

15
KEMANDIRIAN INDUSTRI MIGAS NASIONAL Pada hari Sabtu, 25 Januari 2014 di Aula Barat, ITB, diadakan kuliah umum dalam rangka memperingati “Dies HMTM Patra ITB“ yang mengusung tema “Kemandirian Industri Migas Nasional”. Kuliah umum ini dibagi menjadi empat buah sesi pembicaraan, dimana pembicaranya ialah sebagai berikut: 1. Prof. Dr. Ir. IGN Wiratmaja Puja (Staf Ahli Menteri Bidang Kelembagaan & Perencanaan Strategis KESDM) 2. Dr. Ir. Leksono Mucharam MSc, Ph.D (Dosen Teknik Perminyakan ITB) 3. Bpk. Suko (Perwakilan Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Resiko PT PGN) 4. Bpk. Bambang Iswanto (Ketua Umum Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) dan Vice President of Reservoir Development Asia Pacific – BP) Penyampaian materi pada kuliah umum ini akan dipaparkan berdasarkan urutan pembicara pada kuliah umum tersebut. MATERI I PERAN & TANTANGAN INDUSTRI MIGAS DALAM KETAHANAN ENERGI NASIONAL

Upload: denissa-sari-darmawi-purba

Post on 26-Dec-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

merupakan hasil resume dari pertemuan kuliah umum tentang Migas

TRANSCRIPT

Page 1: SG 2 - Industri Migas

KEMANDIRIAN INDUSTRI MIGAS NASIONAL

Pada hari Sabtu, 25 Januari 2014 di Aula Barat, ITB, diadakan kuliah umum dalam

rangka memperingati “Dies HMTM Patra ITB“ yang mengusung tema “Kemandirian

Industri Migas Nasional”. Kuliah umum ini dibagi menjadi empat buah sesi pembicaraan,

dimana pembicaranya ialah sebagai berikut:

1. Prof. Dr. Ir. IGN Wiratmaja Puja (Staf Ahli Menteri Bidang Kelembagaan &

Perencanaan Strategis KESDM)

2. Dr. Ir. Leksono Mucharam MSc, Ph.D (Dosen Teknik Perminyakan ITB)

3. Bpk. Suko (Perwakilan Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Resiko PT

PGN)

4. Bpk. Bambang Iswanto (Ketua Umum Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia

(IATMI) dan Vice President of Reservoir Development Asia Pacific – BP)

Penyampaian materi pada kuliah umum ini akan dipaparkan berdasarkan urutan

pembicara pada kuliah umum tersebut.

MATERI I

PERAN & TANTANGAN INDUSTRI MIGAS DALAM KETAHANAN ENERGI NASIONAL

Oleh: Prof. Dr. Ir. IGN Wiratmaja Puja (Staf Ahli Menteri Bidang Kelembagaan &

Perencanaan Strategis KESDM)

Indonesia adalah suatu negara yang besar terletak di Asia Tenggara. Indonesia

telah tampil sebagai negara penghasil MIGAS di kancah dunia internasional. Bila kita

memandang Indonesia, populasi Indonesia mencapai 240 juta jiwa dengan pertumbuhan

penduduknya 1.49%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia telah mencapai angka 6.4%. Hal ini

menghasilkan peningkatan permintaan pemenuhan kebutuhan. Salah satunya adalah

energi. Kebutuhan energi di Indonesia telah mencapai 7.1%. Hal ini menjadi perhatian

dikarenakan saat ini Indonesia memiliki future target untuk tampil di perdagangan global

nantinya. Akibatnya, energi di Indonesia harus dikelola dengan bijaksana dan mandiri

untuk mendukung pencapaian Indonesia nantinya.

Page 2: SG 2 - Industri Migas

Kementerian ESDM tampil sebagai pilar utama yang menjaga kebijakan energi

nasional untuk mempertahankan ekonomi dan ketahanan nasional. Hal ini menjadi penting

karena poin atau kunci utama suatu negara dikatakan nergara maju ialah mampu

menguasai pangan, energi, dan air. Dan dapat dilihat bahwa Indonesia sedang menuju ke

sana. Kebijakan energi nasional pun penting. Pada umumnya, ada tiga hal yang harud

diatur dalan kebijakan ini yaitu jaminan pasokan, harga energi, dan peningkatan kesadaran

pelaku usaha dan masyarakat.

Kondisi saat ini, masyarakat Indonesia masih mendominasi menggunaan minyak, di

mana mencapai 46.77% dari penggunaan energi. Sedangkan Indonesia sangat banyak

memiliki sumber energi. Salah satunya ialah energi gas, energi biotermal, dan energi

terbarukan. Hal ini dikarenakan alam di Indonesia sangat melimpah memproduksi ketiga

hal tersebut. Indonesia adalah negara yang mampu menghasilkan 40% energi biothermal

di dunia tetapi nyatanya kita hanya mampu mengoptimalkan 5% dari kapasitas kita. Oleh

karena itu, penindakkan terdekat ini ialah mengubah kesadaran masyarakat untuk

mengurangi penggunaan minyak dan mengalihkannya ke penggunaan energi gas dan

terbarukan.

Dalam hal menjawab kebutuhan dan perilaku masyarakat dan kondisi alam

Indonesia, Kementerian ESDM mencoba merumuskan tindakan pencapaiannya. Dibuatlah

Kebijakan Catur Dharma Energi oleh Menteri ESDM, sebagai berikut:

1. Meningkatkan Produksi Minyak dan Gas

2. Mengurangi Penggunaan BBM dan Diversifikasi ke Gas dan Batubara.

3. Mempercepat Penggunaan Energi Terbarukan

4. Penghematan dan Konservasi Energi.

Pemerintah pun membuka kesempatan yang luas untuk membangun industri mandiri

migas. Namun, ada beberapa faktor yang harus diketahui dan disadari oleh investor

bahwa migas berbeda dengan industri pada umumnya. Industri migas menuntut seorang

pengusaha yang padat modal, padat resiko, padat teknologi, dan padat pengalaman.

Indonesia saat ini memiliki target untuk merealisasikan sistem virtual pipeline.

Maksudnya, Indonesia adalah negara penghasil energi dan energi ini akan dihubungkan

langsung kepada daerah Indonesia sehingga dapat dimaksimalkan penggunaannya. Hal

ini sangat membutuhkan lebih banyak perkembangan industri migas dan energi di

Indonesia. Perlu diperhatikan bahwa Indonesia masih memiliki peluang yang besar, antara

lain ialah struktur idle yang bellum dikembangkan, terdapat cekungan hidrokarbon yang

Page 3: SG 2 - Industri Migas

belum dieksplorisasi, adanya potensi penerapan EOR dan EGR di lapangan, adanya

pengembangan Uniconventional Energy , dan potensi migas di laut dalam Indonesia.

Namun, di samping peluang terdapat pula tantangan tersendiri yang dihadapi Indonesia.

Tantangan tersebut antara lain tumpang tindih lahan, penurunan alamiah, fiscal,

peningkatan kapasitas nasional, masalah sosial, masalah lingkungan, perijinan, dan yang

terpenting contractor’s entitlement.

Pada akhirnya diharapkan industri migas Indonesia terus berkembang dan tetap

menuju pada kesejahteraan masyarakat Indonesia.

MATERI II

MELALUI RISET DI LAB KITA DAPAT MENUJU KEMANDIRIAN DALAM INDUSTRI

PERMINYAKAN DI INDONESIA

Oleh: Dr. Ir. Leksono Mucharam MSc, Ph.D (Dosen Teknik Perminyakan ITB)

Dalam memulai seuatu bisnis migas, kita dapat mencapainya dengan berbagai cara.

Salah satu cara yang ditempuh Bapak Leksono dari ITB ini diawali dari penelitian di

laboratorium. Beliau mencoba bersama dosen-dosen lainnya untuk membentuk

kemandirian diri dengan membuat perusahaan kecil yaitu Ganesha Patra Sejahtera. Hal ini

diawali dengan keingintahuan para dosen ITB dalam membuat chemical substance yang

mengindikasikan minyak bumi. Dan hasilnya sangat diluar ekspektasi dan berhasil.

Hal ini sangat mendukung materi yang disampaikan oleh pembicara pertama bahwa

dalam migas, konowlegde sangatlah penting karena migas bukan barang komoditi biasa

yang hanya diperjualbelikan. Energi adalah barang komoditi pemenuhan kebutuhan

manusia. Dan berdasarkan penyampaian Bapak Leksono, usaha energi memerlukan

kemandirian dan knowledge untuk dicapai. Dan knowledge ini tidak cukup hanya dipenuhi

oleh pendidikan pasif semata melainkan penelitian.

Namun perlu disadari bahwa dalam melakukan suatu hal muncul tantangan dan

peluang dari setiap keputusan kita. Sumber tantangan menurut Bapak Leksono, ialah

budaya, infrastruktur, prioritas, keterbatasan dana, kebijakan dari dalam negeri, tantangan

dari produk luar negeri yang sudah berpengalaman dan lebih bagus, saingan penelitian

Page 4: SG 2 - Industri Migas

dari negara maju, dan kepercayaan pada produk dalam negeri kurang. Selain itu, ada

keuntungan tersendiri mengadakan penelitian terutama di ITB, yaitu:

1. Mempunyai mahasiswa dengan SDM yang baik dan banyak,

2. Berbagai ide dapat diteliti oleh banyak mahasiswa (sekurang kurang nya 150 topik

penelitian pertahun)

3. OGRINDO (IOR)

4. OPPINET (Flow in pipes, production, software)

Sebagai catatan akhir dari penyampaian materi ini, kita harus memiliki kemauan

untuk memutuskan. Hal ini dikarenakan tanpa lemampuan kita memutuskan maka

semuanya hanya omong kosong.

“Selama ada negara lain yang menghasilkan teknologi jauh lebih baik dan kita

tetap seperti ini, maka untuk menuju kemandirian perlu kebijakan yang kuat dari

pemerintah yang membela kemandirian BANGSA . Perusahaan minyak dan gas lokal

harus mendukung kemajuan teknologi dalam negeri. Jangan berharap banyak terhadap

perusahaan minyak dan gas asing untuk memajukan teknologi perminyakan Indonesia”

(Leksono Mucharam, 2014).

MATERI III

PERCEPATAN PROGRAM CITY GAS DAN PENGGUNAAN BBG UNTUK

TRANSPORTASI SEBAGAI SOLUSI STRATEGIS GAS DOMESTIK UNTUK RAKYAT

Oleh: Bpk. Suko (Perwakilan Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Resiko PT

PGN)

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada saat ini meningkat. Hal ini dapat

ditunjukkan dari pertumbuhan yang relative stabil di angka 4%-6%. Selain itu, populasi di

Indonesia telah mencapai 240 juta jiwa. Peningkatan populasi ini mendukung peningkatan

konsumsi gas. Konsumsi gas saat ini mencapai laju 10%-13% per tahunnya dengan rasio

elektrisitas 60% dan pertumbuhan pasok 2%-3%. Hal ini mulai terlihat sejak ditiadakannya

subsidi BBM pada 2005.

Peniadaan subsidi BBM ini dlakukan dikarenakan subsidi BBM pada nayatanya

memberatkan belanja negara. Hal ini terjadi dikarenakan beban subsidi bbm tinggi karena

Page 5: SG 2 - Industri Migas

harga BBM dalam negeri dijual dengan harga murah dan biaya operasi tinggi karena

industri, listrik dan transportasi menggunakan BBM mahal (Rp. 50-60 trilyun per tahun).

Subsidi BBM pun menyebabkan kehilangan devisa tinggi akibat mengimpor/menggunakan

energi mahal (BBM subsidi) namun mengekspor energi murah (BBG). Hal ini juga

didukung oleh semakin tinggi harga minyak dunia semakin besar beban subsidi dan

kehilangan devisa.

Gas pada saat ini tapil sebagai salah satu komoditi pendukung yang penting dalam

pertahanan dan perekonomian pemenuhan kebutuhan masyarakat Indonesia. Hal ini

dikarenakan gas sangat menarik bila dilihat dari tantangan dan peluang sebagai berikut:

Peluang Tantangan

• Adanya cadangan gas yang sangat

besar, terbesar di Asia Pasifik

• Gas bumi dapat langsung

dimanfaatkan serta tidak memerlukan

import bahan lain

• Harga gas bumi sangat bersaing, tidak

memerlukan subsidi dan dapat

menghemat subsidi BBM

• Sebagian besar produksi gas

digunakan untuk tujuan ekspor dalam

bentuk LNG

• Lokasi sumber berada jauh dari

lokasi pengguna yang membutuhkan

• Pemanfaatan cadangan memerlukan

investasi dan keahlian yang tinggi

Bisnis gas ada saat ini tidak dapat berdiri sendiri. Pengelolaan gas bumi

menghasilkan rantai-rantai bisnis yang spesifik, antara lain ialah pemasokan, infrastruktur,

down stream, dan related sectors. Keempat hal ini akan berkaitan dan mendukung proses

pengelolaan gas bumi hingga sampai dan tiba pada masyrakat. Selain itu, pengelolaan

gas bumi ini melibatkan berbagai pihak. Kita tidak dapat bermain sendiri. Sebagai contoh,

PT PGN. Dalam pelaksanaannya, PT PGN membutuhkan bantuan pihak lain yaitu:

1. Kementerian BUMN: Mewakili Pemerintah Republik Indonesia (pemegang saham

dwi warna).

2. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral: Memformulasikan kebijakan di

bidang energi dan sumber daya mineral termasuk pengawasan dalam

implementasinya.

3. SKK Migas: Mengatur bisnis migas di sektor hulu dan memaksimalkan pendapatan

untuk negara demi kemakmuran rakyat Indonesia.

Page 6: SG 2 - Industri Migas

4. BPH Migas: Mengatur dan mengawasi kegiatan hilir migas (pemrosesan,

transportasi, penyimpanan, dan niaga)

PT PGN tampil sebagai Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang

transmisi dan distribusi gas bumi. Didirikan tahun 1965. PGN mengoperasikan jaringan

pipa transmisi dan distribusi sepanjang lebih dari 6000 km. Wilayah distribusi mencakup

Sumatera Bagian Utara, Batam, Sumatera Selatan, Jawa Bagian Barat dan Jawa Bagian

Timur. Tujuan Pendirian Perusahaan adalah turut melaksanakan dan menunjang

kebijaksanaan dan Program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional

pada umumnya, khususnya di bidang pengembangan pemanfaatan gas bumi untuk

kepentingan umum serta penyediaan gas bumi dalam jumlah dan mutu yang memadai

untuk melayani kebutuhan masyarakat dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan

Terbatas.

Pada kesimpulannya, PGN siap mendukung pengembangan infrastruktur untuk

semua namun memerlukan kepastian pasokan gas. Oleh, karena itu, PGN mengharapkan

generasi muda mampu ber-knowledge untuk menghadirkan pasokan-pasokan lainnya

yang dapat dikembangkan untuk Indonesia.

MATERI IV

KEMANDIRIAN INDUSTRI PERMINYAKAN DAN GAS NASIONAL

Oleh: Bpk. Bambang Iswanto (Ketua Umum Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia

(IATMI) dan Vice President of Reservoir Development Asia Pacific – BP)

Industri migas Indonesia amatlah penting. Saat ini, idustri migas menjadi salah satu

prospek yang menguntungkan dan bersiko di dunia bisnis usaha. Industri migas, terutama

di Indonesia, memegang peranan penting untuk pembangunan nasional Indonesia. Hal ini

ditunjukkan melalui lebih dari 0% dari pendapatan negara adalah industri migas. Industri ini

melibatkan 25000 karyawan social. Keadaan ini sangat mendukung perekonomian negara

melalui lapangan kerja. Selain itu, migas memberikan “Multiplier Effect” dan

Page 7: SG 2 - Industri Migas

mempengaruhi subsidi BBM. Migas pun tambil sebagai komoditi bersifat global. Namun,

dibalik itu semua, industri ini melibatkan resiko jiwa dan biaya yang tinggi pula.

Dikarenakan migas bagi Indonesia amatlah penting, munculah evaluasi tantangan-

tantangan migas Indonesia yang dilihat oleh IATMI. Permasalahannya ialah eksplorasi

saat ini masih kurang dan perlu digalakkan, terjadinya tuduhan tumpang tindih lahan,

hukum, perijinan, pengembangan unconventional hydrocarbon yang masih lama dan jauh

dari standar. Masalah yang terutama ialah masih rendahnya tenaga kerja dari Indonesia.

SDM yang berkualitas rendah. SDM Indonesia umumnya masih muda dan sangat sedikit.

Oleh karena itu, kita masih terus bersaing dengan perusahaan-perusahaan internasional.

IATMI menawarkan suatu solusi yang dapat menjawab tantangan industri migas

Indonesia saat ini. Salah satunya ialah memperbaiki iklim investasi agar program

eksplorasi dan eksploitasi meningkat. Selanjtnya adalah meningkatkan kualitas SDM

Indonesia. Dapat dilakukan dengan memperbaiki remunerasi pekerja profesional agar

dapat bersaing dengan kualitas internasional. Lalu kita dapat meningkatkan kapasitas

nasional dalam migas dan mempercepat pengembangan Energi Baru dan Terbarukan

(EBTKE). Solusi ini dapat secara konkret dilaksanakan dalam jangka pendek ini ialah

dengan simplifikasi dan percepatan proses perijinan, penyelesaian tumpang, tindih lahan,

insentif untuk proyek yang economics marjinal dan EOR, insentif untuk eksplorasi laut

dalam, memastikan “major project” berjalan “on track”. Dalam jangka panjangnya ialah

merevisi UU Migas.

Pada kesimpulannya ialah untuk memajukan migas Indonesia, kita harus

memperhatikan kualitas tenaga kerja, kualitas lapangan, dan kualitas kebijakan di

Indonesia. Diharapkan dengan ketiga faktor tersebut, migas Indonesia mampu memenuhi

kebutuhan masyarakatnya.

Page 8: SG 2 - Industri Migas

RESUME KE-2

KU-4078 STUDIUM GENERALE

KEMANDIRIAN INDUSTRI MIGAS NASIONAL1. Prof. Dr. Ir. IGN Wiratmaja Puja (Staf Ahli Menteri Bidang Kelembagaan &

Perencanaan Strategis KESDM)

2. Dr. Ir. Leksono Mucharam MSc, Ph.D (Dosen Teknik Perminyakan ITB)

3. Bpk. Suko (Perwakilan Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Resiko PT

PGN)

4. Bpk. Bambang Iswanto (Ketua Umum Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia

(IATMI) dan Vice President of Reservoir Development Asia Pacific – BP)

Disusun oleh :

NAMA : Denissa Sari Darmawi Purba

NIM : 15012113

NO. HP : 081289661994

Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

Institut Teknologi Bandung

2014