sg oktober-november 2011

44
Volume 14 No. 10 Oktober-Nopember 2011 Jendela

Upload: suara-gemilang

Post on 28-Mar-2016

251 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Perpustakaan

TRANSCRIPT

Page 1: SG Oktober-November 2011

Volume 14 No. 10 Oktober-Nopember 2011

Jendela

Page 2: SG Oktober-November 2011

“Wujud Persaudaraan”. Kegiatan Perpustakaan Keliling di Tenda Pengungsi Merapi (2010) ... (dok. Perpustakaan Keliling)

1. Dirjen pajak Fuad Rahmany, Alasan diadakan SENSUS PAJAK karena Indonesia yang besar jumlah penduduknya, ternyata penerimaan negaranya hanya didukung 486 ribu perusahaan dan 8,5 juta orang yang bayar Pajak

Rakyat akan bayar pajak kalau tidak dikorup…

2. Gatot S Dewobroto; “Penyedotan Pulsa melalui SMS oleh Konten terindikasi diketahui oleh Operator”

Lagi-lagi Rakyat yang yang menjadi korban…..!!!!!

3. Warga DKI Rentan Sakit Jiwa (Kompas, 6-10-2011)

Gawat nih…..berarti termasuk para elite yang berdomisili di DKI….?

Page 3: SG Oktober-November 2011

Daftar Isi :

1

Diterbitkan oleh: Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten MagelangRedaksi menerima sumbangan tulisan berupa artikel, esei, feature, karya ilmiah, paparan data, reportase hasil penelitian maupun hasil wawancara dan kritik. Artikel disajikan secara teknis dengan bahasa dan penulisan sederhana yang relevan untuk peningkatan pelayanan dan informasi di Kabupaten Magelang. Artikel diketik dengan format Ms. Word, 12 point, 1 ½ spasi, minimal dua halaman folio atau 3.500 karakter dikirim dalam bentuk keping CD atau flashdisk dengan melampirkan nomor HP/telepon. Alamat Redaksi : DINAS KOMINFO Kabupaten Magelang Jl. Letnan Tukiyat Kota Mungkid Telp (0293) 788346 - 788181 Psw 551 Kontak Person: Donny Eggers, 081 328 714 036 (SMS) E-mail : [email protected]. Facebook: facebook.com/Suara GemilangSetiap karya/artikel yang dimuat akan diberikan pengganti ongkos kirim.

2 Karikatur

3 Dari Redaksi

4 Laporan Utama

REVITALISASI PERPUSTAKAAN

• JENDELA DUNIA

• INFORMASI DAN INFORMATION LITERACY

• PUSAKA DIBALIK PUSTAKA

SUMPAH PEMUDA, MILIK SIAPA ?

36 Milangkori Sampul Belakang :Calon Haji dari Kabupaten Magelang sedang melakukan Manasik Haji (Foto dok. Humas Protokol)

30 Kolom

17 Refleksi

22 Wisata dan Budaya

TIDAK SEKADAR ‘MELEK’ HURUF

26 Ekonomi & Bisnis

18 Kesehatan?KALI BERSIH DAN BUDAYA (TIDAK)

KORUPSI

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober - Nopember 2011

Sampul Depan :Suasana pengunjung Perpustakaan Keliling. (Foto: dok. Suara Gemilang)

10 Laporan Khusus• LOYALITAS PELANGGAN PERPUSTAKAAN

• GRATIS JADI ANGGOTA PERPUSTAKAAN

• PERPUSTAKAAN KELILING

?PROSES KREATIF PENCIPTAAN SENI TARI

?CANDI NGAWEN IV

?PENGEMBANGAN RUMAH KOMPOS

?KENDALIKAN OPT DENGAN PESTISIDA ORGANIK

?TABUNGAN PERUMAHAN PNS (TAPERUM)?KOTA KAREMAN

?MENIKMATI ENSIKLOPEDI RASA BRITANNICA

?WAKIL PRESIDEN KUNJUNGI DSN PIYUNGAN, TERTOSARI SAWANGAN

?ROAD-SHOW WISATA REMAJA JAVA PROMO

?TAMAN REKREASI KALIBENING ?PELEPASAN 1.332 CALON HAJI

?PUISI TERPANJANG DI BOROBUDUR

20 Pendidikan?MAMPUKAH SEKOLAH MENDIDIK ANTI

KORUPSI ?

Page 4: SG Oktober-November 2011

PRA PIALA DUNIA 2014Menuju

Karikatur

2 Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober-Nopember 2011

Page 5: SG Oktober-November 2011

3

Ketangguhan sebuah bangsa sangat dipengaruhi oleh tinggi

rendahnya budaya baca masyarakatnya. Dengan membaca

orang akan tahu segala hal. Dalam kontek ini kita patut

prihatin, karena seperti dilansir oleh Taufik Ismail, Indonesia

termasuk bangsa dengan minat baca yang rendah di antara

bangsa-bangsa di dunia. Kondisi ini menjadi tantangan

tersendiri dalam proses peningkatan minat baca karena

bangsa kita bangsa yang lebih familiar dengan budaya tutur.

Dari beberapa poin di atas diharapkan nantinya bisa tercipta

kebiasaan membaca di masyarakat sehingga tercipta suatu

kondisi masyarakat pembelajar sepanjang hayat (long life

education).

Salah satu pondasi penting pendukung pembangunan budaya

baca adalah keberadaan perpustakaan. Saat ini keberadaan

perpustakaan menjadi begitu penting seiring dengan

pemberlakuan Undang-undang no 43 tahun 2007 tentang

perpustakaan. Undang-undang ini menjadi payung hukum bagi

segala aktifitas kinerja perpustakaan dan seluruh elemen

pendukung kegiatannya, meliputi pustakawan, gedung,

koleksi, dan pemustaka. Sebagaimana diamanatkan oleh

undang-undang no 43 tahun 2007, dalam pasal 3 dikatakan

bahwa perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan,

penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi untuk

meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa.

Bertolak dari fungsi perpustakaan tersebut tentunya sebuah

tantangan bagi pengelola perpustakaan untuk menciptakan

sebuah perpustakaan yang bisa menjadi tempat menggali ilmu

sekaligus tempat rekreasi yang menyenangkan sehingga

Dari RedaksiDari Redaksi

Revitalisasi Perpustakaan

Penanggung Jawab: Bupati Magelang, Wakil Penanggung Jawab I: Wakil Bupati, Wakil Penanggung Jawab II: Sekretaris Daerah, Wakil Penanggung Jawab III: Asisten Administrasi Umum, Ketua Tim: Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Pemimpin Redaksi: M. Ali Faiq, S.IP, M.Si., Sekretaris: Bambang Sutoro,SH., Penanggung Jawab Teknis: Donny Eggers, Anggota: Drs. Djanu Trepsilo, MM., Suherman, Haryadi, Staf Ahli: Zanuar Efendi.SIP, Drs. Anang Kusbandianto, Ir. Soekam Parwadi, Amat Sukandar, Staf Teknis: Supriyanto, Safi’i, ISSN: 1858-0033

terwujud masyarakat pembelajar sepanjang hayat. Begitu pun

seba l iknya , akan menjad i sebuah kondis i yang

memprihatinkan, apabila keberadaan undang-undang

tersebut tidak bisa membuat kinerja perpustakaan lebih

maksimal karena sepi pemustaka. Dengan kata lain,

perpustakaan jangan hanya menjadi sebuah gudang buku yang

statis dan kurang menarik perhatian pemustakanya.

Mengelola perpustakaan juga perlu didukung dengan promosi

dengan strategi yang khusus dan terencana. Agar tujuan

promosi tercapai, misalnya perlu dilakukan penggunaan

media, baik media elektronik maupun media cetak. Tentu saja

pesan yang harus disesuaikan dengan pesan yang hendak

disampaikan supaya pesan mudah dimengerti oleh masyarakat

yang pada akhirnya bisa memancing masyarakat untuk

mengenal lebih jauh perpustakaan. Dan tentunya apabila

masyarakat sudah mengenal perpustakaan, secara lambat laun

akan tumbuh kecintaan masyarakat terhadap perpustakaan.

Dalam edisi Oktober majalah Suara Gemilang inilah, tema

perpustakaan diangkat sebagai topik Laporan Utama.

Kabupaten Magelang yang memiliki gedung perpustakaan

yang cukup representatif yang ada di Kecamatan Muntilan

dan didukung dengan gedung perpustakaan bantu yang ada

di Kota Mungkid dan Kecamatan Grabag, tentunya memiliki

potensi yang baik untuk memberikan subsidi informasi dan

pengetahuan lewat buku. Jangan lupa dengan membangun

budaya baca buku, maka kita akan menguasai dunia dan

tidak akan tertinggal dalam pergaulan dunia. Mari kita

laksanakan bersama.

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober - Nopember 2011

Page 6: SG Oktober-November 2011

4

JENDELA DUNIA

etika masih kanak kanak kita di ajari oleh orang tua dan

guru belajar menulis dan membaca. Seiring per-Ktumbuhan kita, setelah pandai menulis dan membaca,

yang kita tulis dan kita bacapun terbatas. Semakin besar dan

dewasa kita, yang kita tulis dan kita baca seharusnya semakin

banyak dan tak terbatas.

Namun, minat baca dan tulis kita tidak serta merta seperti

itu. Tentunya hal itu dipengaruhi berbagai faktor; diantaranya

yang paling dominan adalah minat kemauan melatih

ketrampilan yang telah dimiliki dan tekad untuk menyerap Ilmu

melalui kegiatan baca dan tulis, disamping yang paling pokok

dan dijadikan alasan ketika orang dihadapkan dengan urusan

perut, bekerja mencari nafkah sehingga tidak sempat

membaca apalagi menulis.

Di sinilah kemudian peran dan fungsi pendidik menjadi

sangat strategis, kepada merekalah teletak kunci pintu gerbang

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam Undang

Undang Sistem Pendidikan Nasional, Nomor 20 Tahun 2003,

menjelaskan tujuan penyelenggaraan pendidikan, yaitu,

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab. Bahkan dalam Pasal 4 ayat (5) disebutkan; pendidikan

diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca,

menulis, dan berhitung bagi warga masyarakat.

Ketrampilan membaca, menulis dan berhitung tidak akan

berarti tanpa sarana pendukung proses belajar mengajar, yaitu

diantaranya BUKU. Buku akan sangat bernilai dan penting

artinya manakala buku itu berisikan informasi tentang

pengetahuan. Seseorang tidak akan menjadi pintar, cerdas

atau trampil tanpa pengetahuan. Sehingga bisa dikatakan

bahwa ”Buku adalah jendela dunia,” melalui buku pembaca

dapat melihat dunia dan alam semesta.

Buku sarat dengan ilmu dan pengetahuan. Buku juga akan

membawa pembacanya kepada pengembaraan imajinasi yang

pada akhirnya akan menumbuhkan inovasi dan kreativitas

untuk menemukan ilmu dan pengetahuan baru. ”Buku adalah

guru yang paling bijaksana,” buku akan patuh dan menuruti

apa saja kemauan pembacanya, buku tidak pernah mengeluh

walaupun sepanjang hari dia harus memberi ilmu dan

pengetahuan pembacanya.

Pada peradaban dunia modern dewasa ini, dimana

teknologi komunikasi dan informasi menjadi sangat dominan

dan sangat berpengaruh pada peri kehidupan manusia, buku

tidak lalu ditinggalkan. Memang dengan keberadaan

teknologi, manusia yang menginginkan informasi atau

berkomunikasi tinggal KLIK....!!! lewat internet mereka bisa

dengan mudah mendapatkan akses informasi yang

dikehendaki.

Melalui teknologi, informasi menjadi cepat didapat.

Bahkan ada pepatah; ”siapa yang mampu menguasai

informasi, dialah yang akan menguasai dunia.” Melalui

komunikasi dan Informasi manusia bisa mendapatkan Ilmu,

pengetahuan dan teknologi. Dengan ilmu pengetahuan dan

teknologi manusia akan menguasai manusia yang lain.

Dengan Komunikasi dan Informasi dunia menyatu tanpa

sekat, sehingga terjadilah globalisasi pada semua sektor

kehidupan dan budaya bangsa bangsa. Mereka yang unggul di

kedua bidang tersebut akan keluar sebagai pemenang global.

Bahkan peran buku dan bahkan perpustakaanpun telah

diambil alih oleh media on line ini.

Peranan buku tidak pernah akan bisa tergantikan dengan

internet, walaupun mungkin internet lebih menjanjikan, lebih

mudah, cepat dan murah. Tetapi buku memiliki ke-khasannya

tersendiri.

Agar buku-buku tersebut bisa memberi manfaat yang

optimal dan semua orang yang menginginkan bisa

mendapatkanya dengan mudah dan murah, maka perlu

dikelola dan dipelihara dengan baik. Untuk itu dibutuhkan

peran sebuah institusi Perpustakan. Walaupun sejarah telah

memberi pelajaran yang berarti tentang kegagalan sebuah

organisasi Perpustakaan.

Memang tidak mudah mengoperasionalkan Perpustakaan,

banyak perpustakan yang harus gulung tikar karena banyaknya

masalah dan kendala yang harus dihadapi. Untuk melanggeng-

kan operasional sebuah perpustakaan perlu kompentensi dan

profesionalisme tinggi karena yang lebih dominan muncul

justru masalah dan kendala dari luar organisasi, yakni di satu

sisi tuntutan publik akan pelayanan profesional, di sisi lain

adalah minat baca di kalangan masyarakat masih mem-

prihatinkan. Membaca buku belum menjadi kebutuhan,

masyarakat lebih senang memperoleh informasi melalui

tayangan televisi maupun siaran radio.

Untuk melayani dan memenuhi kebutuhan informasi

masyarakat dewasa ini, tak bisa lepas dari perkembangan

teknologi informasi. Masyarakat dalam memenuhi kebutuhan

informasi menuntut lebih cepat, mudah dan murah. Memang

idealnya di sebuah perpustaan juga tersedia fasilitas internet,

padahal kemampuan Perpustakaan masih terbatas.

Laporan Utama

Oleh : Donny Eggers

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober-Nopember 2011

Page 7: SG Oktober-November 2011

5

Laporan Utama

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober - Nopember 2011

INFORMASI DAN INFORMATION LITERACY

DALAM KONTEKS PERPUSTAKAAN

nformasi berkembang sangat cepat dan pesat. Per-

kembangan informasi tidak datang dengan tiba-tiba tetapi Imelalui proses atau estafet, dari generasi ke generasi, baik

berjalan secara evolusi ataupun revolusi. Pada abad XXI (abad

milenium) masyarakat mulai memasuki Era Informasi yaitu

ditandai dengan perkembangan dan persebaran informasi

yang begitu cepat dan deras.

Produksi informasi dalam hitungan detik dan dalam skala

mega byte dan giga byte melalui berbagai media, baik printed

matter (buku, majalah, koran , buletin, dll), recorded matter

(kaset, film, compact disc, piringan hitam, film strip, dll) dan

digital matter (e-journal, e-books, wikimedia encylopedia, dll).

Sementara penyebaran (desimination) informasinyapun juga

melalui berbagai media seperti: radio, televisi, jaringan

intranet, internet, dll.

Era Globalisasi yaitu ditandai dengan teratasinya kendala

jarak (borderless) dan waktu (timeless), dimana dalam waktu

yang sama atau hampir bersamaan kejadian di suatu tempat

dapat diketahui oleh orang yang berada dibelahan dunia lain.

Era Keterbukaan Informasi (information tranparency)

yaitu bahwa dalam banyak hal di dalam kehidupan ini segala

sesuatu yang baru segera dapat diketahui oleh “semua” orang.

Era ketergantungan artinya bahwa tidak ada satu

negarapun di dunia ini yang bisa berdiri sendiri dan mandiri

dalam mencukupi kebutuhan informasi rakyat dan bangsanya

sendiri.

Era Keterhubungan (interconnections) diartikan bahwa

antara satu organisasi/wilayah/negara dengan yang lainnya

terjadi suatu hubungan sehingga tidak ada negara yang benar-

benar mengisolasi diri.

Dengan adanya era informasi, globalisasi, keterbukaan,

ketergantungan dan keterhubungan tersebut membawa

dampak dan konsekuensi yang sangat signifikan terhadap

peradaban masyarakat. Dalam kehidupan yang serba modern

dan serba cepat, semua orang membutuhkan informasi

sebagai sesuatau yang sangat penting dan strategis.

Namun demikian, tanpa ketersediaan informasi yang baik

dan benar, informasi akan menjadikan permasalahan sendiri

untuk masyarakat. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah

ketersediaan dan kemudahan akses untuk mendapatkan

informasi itu sendiri, karena dalam hal-hal tertentu masyarakat

akan menjadi tersisih dan terbelakang dibandingkan dengan

masyarakat yang mudah dalam memperoleh akses informasi.

Dari urian diatas dapat kita lihat bahwa informasi dapat

memberikan dua pilihan yang berbeda, yaitu : informasi dapat

memberikan dampak positif dan dampak negatif. Selanjutnya,

sebagai bagian dari masyarakat (information user / patron )

bagaimana cara dan upaya kita untuk menyikapi berbagai

informasi yang ada sehingga dapat bermanfaat, berdayaguna

dan berhasilguna untuk mewujudkan kehidupan yang baik,

maju dan sejahtera.

Pengertian Informasi Menurut Eastabrook, Leigh Informasi adalah suatu

rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa

putusan-putusan yang dibuat seseorang (Yusup, 2009 : 11).

Oleh : Wahyu Puji *)

Ledakan (explosive) information tidak dapat dielakan lagi, dimana hampir setiap detik dan jengkal tanah dalam kehidupan sehari-hari selalu dipenuhi dengan informasi. Masyarakat baik yang di kota, desa bahkan sampai yang paling pelosok sudah bisa mendapatkan berbagai informasi yang berkembang. Hal tersebut dikarenakan banyaknya dan mudahnya akses informasi untuk masyarakat dan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat, baik melalui media cetak, terekam/elektronik, jaringan online.Perkembangan informasi memberikan dua pilihan yang sulit, di dalam kehidupan sosial masyarakat yaitu : apakah menguntungkan? atau bahkan sebaliknya memberikan kerugian untuk masyarakat. Berkenaan dengan hal tersebut,melalui artikel ini sedikit memberikan gambaran tentang apa itu informasi, karakteristik informasi yang baik, melek informasi/keberaksaraan informasi/literasi informasi (information literacy) dan bagaimana cara kita sebagai pengguna maupun penyedia informasi (librarian) dalam menyikapi berbagai informasi yang ada sehingga diharapkan dengan memanfaatkan informasi secara baik dan benar dapat meningkatkan berbagai aspek kehidupan yang ada di dalam masyarakat.Kata Kunci : Informasi, literasi, sosial, globalisasi

Page 8: SG Oktober-November 2011

6

Laporan Utama

Dalam dunia Teknologi komputer, Informasi adalah bentuk

data yang telah diolah sehingga menjadi bahan yang berguna

untuk pengambilan keputusan (Kadir, 2003 : 3).

Saracevic berpendapat bahwa ilmu informasi berurusan

dengan tiga pengertian informasi, yaitu pengertian informasi

secara sempit sebagai serangkaian sinyal atau pesan-pesan

yang diperlukan dalam pegambilan keputusan, terlepas dari

atau sedikit sekali berkaitan dengan proses kognitif, pengertian

informasi secara luas dikaitkan dengan proses kognitif dan

kemampuan memahami pada diri manusia dan pengertian

informasi secara paling luas (broadest sense) tidak hanya

dikaitkan dengan pesan (pengertian sempit) atau proses

kognitif (pengertian luas) semata, melainkan juga dengan

konteks sosialnya, berupa situasi, persoalan, kaitan tugas, dan

sebagainya.

Informasi sangat bergam, baik dalam jenis, tingkatan

maupun bentuknya sehingga fungsinya pun beragam sesuai

dengan manfaatnya bagi setiap orang yang kebutuhannya

berbeda-beda. Dalam organisasi, fungsi informasi juga akan

disesuaikan dengan jenis organisasi yang bersangkutan.

Pembatasan pengertian informasi secara umum yang berlaku

menyeluruh memang sulit karena informasi sendiri mem-

punyai aspek yang sangat kontekstual dan mempunyai arti bagi

seseorang. Suatu rekaman fenomena, ucapan seorang

pembesar negara juga termasuk dalam konsep informasi.

Secara umum alur korelasi data, informasi dan pengetahuan

sebagai berikut :

Perpustakaan tidak hanya menyimpan buku atau bahan

perpustakaan tetapi menyimpan informasi. Menurut pakar

Sosiologi Indonesia Prof. Selo Sumardjan (1989) informasi

dalam bahan pustaka dapat dibagi menjadi dua kelompok

yaitu:

(a).consumtive information adalah informasi yang berguna

secara komsumtif yang dapat dinikmati secara langsung oleh

pengguna karena sifat informasi yang terkandung dalam

informasi itu sendiri;

(b).capital information adalah informasi yang diperlukan

untuk proses produksi untuk menyiapkan sesuatu hasil.

Informasi ini masih berupa bahan baku yang memerlukan

pengolahan (Hermawan : 2006.

Karateristik InformasiSecara umum informasi memiliki ciri – ciri sebagai berikut :

Data yang telah diolah, menjadi bentuk yang lebih berguna dan

lebih berarti bagi yang menerima dan menggambarkan suatu

kejadian-kejadian dan kesatuan nyata digunakan untuk

mengambil keputusan. Dari berbagai informasi yang ada saat

ini, baik dari segi jenis, sifat, bentuk maka sebagai user/petugas

penyedia informasi/pustakawan harus pandai dalam me-

nyikapi dan memilih/memfilter informasi yang baik, benar,

komprehensif, tepat dan cepat.

Berkenaan dengan hal tersebut, menurut repository Dr. dr.

H. Boy S Sabarguna, MARS menyatakan bahwa ciri–ciri

informasi yang baik, didasarkan pada sudut pandang

penggunaan dan pemanfaatan informasinya antara lain :

1. Berorientasi pada kegiatan, bukan hanya angka yang tidak

ada artinya;

2. Sesuai target kinerja, bukan hanya gambar saja yang tidak

relevan;

3. Diperoleh dengan biaya yang sepadan dalam arti cost

efective, maka penggunaan informasi akan jelas berguna

dan bermanfaat.

Sedangkan menurut sudut pandang isi informasinya, ciri

informasi yang baik yaitu :

1. Relevansi (Informasi sesuai/relevan dengan tujuan &

fungsi dari pemanfaatan informasi yang dibutuhkan);

2. Sensitif (peka terhadap perubahan informasi yg telah ada);

3. Tidak bias (informasi harus terpusat tidak menimbulkan

multi tafsir);

4. Tepat waktu (informasi sesuai dengan kondisi waktu yang

sesuai);

5. Lengkap (meberikan penjelasan yang komplit/kompre-

hensif).

Cara menyikapi informasi secara cerdasLedakan informasi tidak dapat dielakkan. informasi

menyebar luas seantero dunia. Hal ini diakibatkan dari terus

berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi. ada

berbagai dampak yang ditimbulkannya, baik dampak positif

maupun negatif. Dalam kehidupan sehari-hari, informasi yang

bernuansa negatif lebih banyak terakses dari pada informasi

yang positif (data Smog).

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober-Nopember 2011

DATA / PERISTIWA /FENOMENA

DIOLAH / DILIHAT /DIREKAM

DIBERITAKAN /DIPUBLIKASIKAN /

DIKEMAS

MANFAATUNTUK

ORANG LAINI N F O R M A S I

KUMPULAN INFORMASIP E N G E T A H U A N

Page 9: SG Oktober-November 2011

7

Laporan Utama

Oleh karena itu perlu pengetahuan dan ketrampilan dalam

menyikapi ledakan informasi yaitu dengan cara :

1. Menjadi orang yang melek informasi dan teknologi;

2. Menguasai ketrampilan menganalisa dan memanfaatkan

informasi;

3. Meningkat kecerdasan logis, rasional, intelektual,

emosional dan spiritual;

4. Pemberian dan penerimaan informasi harus disesuaikan

dengan tingkat kebutuhan dan umur pemakainya.

Dalam kaitannya dengan perpustakaan sebagai salah satu

lembaga penyedia informasi maka untuk menyikapi arus

informasi, pustakawan harus mampu :

1. Survei kebutuhan pemakai, yaitu lebih berorientasi kepada

pemakai (user oriented) sehingga informasi yang diadakan

relevan dengan kebutuhan pemakai;

2. Mencari informasi, yaitu dapat dilakukan dengan melihat

katalog penerbit, penelusuran internet, penyalur buku,

datang ke toko buku untuk mendapatkan informasi yang

dibutuhkan;

3. Menyeleksi informasi, yaitu menyeleksi informasi apakah

sesuai kebutuhan pemakai/tidak ?;

4. Informastion Acquitition, yaitu pengadaan informasi

dengan menyesuaikan alokasi anggaran yang telah

ditetapkan;

5. Menciptakan sistem temu kembali informasi, yaitu

meliputi proses pengolahan dan OPAC;

6. Mengemas informasi, yaitu mengemas informasi di

perpustakaan dengan baik dan menarik;

7. Menjalin kerjasama dengan penyedia informasi, yaitu

penerbit, penyalur buku, dan toko buku serta stake holder

lainnya guna pemenuhan kebutuhan informasi

8. Kerjasama antarperpustakaan, yaitu untuk mengantisipasi

keterbatasan informasi yang dimiliki perpustakaan serta

penghematan dana. Kerja sama bisa meliputi penelusuran

informasi bersama secara online sampai dengan inter

library loan.

9. Kaitannya dengan konsep library 2.0., Pustakawan harus

memiliki kemampuan :

a) Proaktif / Komunikatif untuk share informasi dengan

pemustaka;

b) Melek teknologi dengan berbagai fasilitas jejaring sosial

yang ada di internet (Twitter, Facebook, Blog, dan lain-

lain);

c) Memberikan Pencintraan yang positif, dengan ber-

kontribusi memberikan informasi yang baik, benar,

tepat, cepat dan bermanfaat untuk pemustaka;

d) Mengetahui etika berkomunikasi dan berinteraktif, baik

di dunia nyata maupun didunia maya dengan

memperhatikan UU TI dan Cyber Law

Dari berbagai pembahasan dan uraian tersebut di atas,

maka dari sudut pandang pengguna informasi, perlu ke-

mampuan literasi informasi (information literacy) / melek

informasi dan melek teknologi (technology literacy) untuk

menyikapi ledakan informasi yang selalu berkembang dinamis.

Dari sudut pandang penyedia informasi atau perpustakaan

dapat dilakukan dengan mulai memberikan informasi yang

berbasis pada kebutuhan pemustaka (user oriented). Dalam

hal ini, perpustakaan harus mampu memberikan informasi

yang baik, benar, tepat cepat, berhasil dan berdaya guna untuk

pemustaka.

Karena ruh dari sebuah perpustakaan adalah informasi

maka, kedepan perpustakaan berperan lebih aktif dalam

penyediaan informasi. Hal ini sesuai dengan fungsi per-

pustakaan sebagai sumber informasi (Information Provider),

artinya perpustakaan menyediakan informasi yang diperlukan

pengguna jasa layanan perpustakaan.

Di dalam Undang - Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang

perpustakaan, disebutkan juga bahwa dalam penyelenggaraan

perpustakaan dalam kaitannya pemberian layanan kepada

pemustaka dilakukan dengan teknologi informasi. Hal ini

berdampak pada peningkatan kemampuan pustakawan

dalam pengoptimalan pemanfaatan sumber-sumber informasi

elektronik.

Pustakawan sebagai penyedia, pengolah dan penyaring

informasi yang beragam harus mampu menyediakan,

mengolah dan menyaring informasi sehingga bermanfaat dan

sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Pemberian pelayanan

informasi dilakukan baik diminta maupun tidak diminta. Hal

terakhir ini dilakukan bila perpustakaan mengangggap infor-

masi yang tersedia sesuai dengan minat dan keperluan

pengguna (Suwarno: 2007, 13).

Paradigma perpustakaan yang mempunyai prinsip non-

profit secara bertahap perlu diubah menjadi profit. Hanya saja

kualitas layanan juga harus menjadi prioritas utama.

Perpustakaan perlu menjalin komunikasi yang baik dengan

stake holders untuk bisa menyikapi informasi yang ada hingga

dapat memberikan layanan yang berkualitas. Ketrampilan

untuk mencari, ketrampilan untuk menemukan kembali,

ketrampilan untuk menganalisa dan memanfaatkan informasi

perlu ditanamkan sejak dini.

Dengan berbagai ketrampilan tersebut diatas, maka

diharapkan dengan informasi yang benar dan tepat maka

masyarakat Indonesia akan menjadi manusia yang cerdas

secara intelektual (IQ),e mosional (EQ) dan spiritualnya (SQ).

*)Pustakawan Kab. Magelang

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober - Nopember 2011

Page 10: SG Oktober-November 2011

8

Laporan Utama

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober-Nopember 2011

PUSAKA DI BALIK PUSTAKA

usaka bisa diartikan sebagai senjata. Masyarakat Jawa

memaknai pusaka lebih dari sekedar wujud fisik Psebagai piandel atau sipat kandel, artinya sebagai

tameng ataupun pelindung diri dari segala marabahaya. Jadi

pusaka tidak saja hanya bermakna sebagai alat untuk

bertempur apalagi membinasakan lawan, tetapi sebagai hal

yang dapat menambah rasa percaya diri, kemantapan hati,

serta keyakinan tekad yang bulat di dalam melakukan suatu

hal.

Pusaka menjadi sebuah sarana untuk menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi. Oleh sebab itu, pusaka memiliki

muatan makna magis, sakti, dan tentu saja keramat.

Menapaki abad modern dengan gelombang globalisasi

dewasa ini, manusia dituntut untuk menghadapi persaingan

hidup yang semakin ketat. Perang yang terjadi tidak lagi

bersifat fisik dengan adu kecanggihan senjata semata. Perang

modern lebih berdimensi perang pikiran. Persaingan antar

manusia, bahkan antar bangsa, dengan mengandalkan

keunggulan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi.

Bangsa yang unggul di kedua bidang tersebut akan keluar

sebagai pemenang global. Adapun bangsa yang kalah dalam

bidang ilmu pengetahuan dan teknologi akan terpuruk

menjadi bangsa yang tertinggal, bahkan tertindas. Ilmu

pengetahuan dan teknologi adalah pusaka di jaman perang

modern.

Di sinilah kemudian peran pendidikan menjadi sangat

strategis dan menentukan sebagai pintu gerbang penguasaan

ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagaimana dirumuskan

melalui Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, tujuan penyelenggaraan pendidikan

adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab. Lebih jauh dalam Pasal 4 ayat (5) menyebutkan bahwa

pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya

membaca, menulis, dan berhitung bagi warga masyarakat.

Tulisan ini lebih difokuskan untuk membahas tentang budaya

membaca.

Pemerintah, baik pusat maupun daerah, wajib memberi-

kan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggara-

nya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa

diskriminasi. Berkaitan dengan layanan dan kemudahan untuk

mengembangkan budaya membaca, maka ketersediaan buku

atau pustaka sebagai bahan bacaan mutlak sangat diperlukan.

Buku adalah jendela dunia. Melalui buku, berbagai ilmu

pengetahuan dan kemajuan teknologi dapat dipelajari dan

dikuasai. Buku adalah sumber mata air ilmu pengetahuan.

Di abad pertengahan, tatkala Eropa tenggelam dalam

kelamnya jaman kegelapan, masyarakat muslim menguak tabir

ilmu pengetahuan dan menjadi pemimpin dunia, sehingga

mampu mencapai jaman keemasan yang gemilang. Jika kita

menoleh kepada tokoh semacam Ibnu Sina, Al Khawarismi,

Ibnu Kaldun, hingga Jalaluddin Rummi, semua merupakan

tokoh yang memiliki tradisi literasi atau membaca yang kuat.

Mereka benar-benar merupakan tokoh muslim yang sangat

paham akan makna perintah iqro' sebagaimana wahyu yang

pertama kali diturunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,

sehingga mereka mengamalkan tradisi membaca dengan

sangat istikomah.

Dalam perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, para

tokoh ilmuan dan penemu berbagai teknologi mutakhir, sebut

saja diantaranya James Watt, Thomas Alva Edison, Alexander

Graham Bell, Ernest Rutterford, hingga Neils Bohr dan Albert

Einstein adalah para kutu buku. Demikian halnya para tokoh

sejarah dan panggung politik, seperti Mahatma Gandhi,

Mustafa Kemal Ataturk, Lenin, Stalin, Hitler, hingga Mao Che

Dong juga para penggila buku.

Tak ketinggalan para tokoh pergerakan dan pendiri bangsa

Indonesia juga penggelut buku yang sejati. Tengoklah Kartini,

dr. Wahidin Sudirohusodo, HOS Tjokroaminoto, Ki Hajar

Dewantara, Bung Karno, Bung Hatta, Syahrir, Tan Malaka,

semuanya pelahap literatur ilmu pengetahuan.

Dari petikan penggalan pengalaman sejarah, kita sangat

yakin bahwa minat baca sangat menentukan kemajuan ilmu

Oleh : Sang Nananging Jagad *)

Page 11: SG Oktober-November 2011

9

Laporan Utama

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober - Nopember 2011

pengetahuan dan teknologi yang dikuasai oleh sebuah bangsa.

Bangsa dengan budaya literasi dan minat baca yang tinggi

adalah bangsa yang memiliki peradaban tinggi sehingga

unggul dalam berbagai bidang kehidupan. Membaca sangat

penting untuk ditanamkan semenjak usia dini kepada anak-

anak kita.

Penelitian yang dilakukan oleh Wigfield dan Guthrie

bahkan menyimpulkan bahwa anak usia sekolah dasar yang

memiliki minat baca tinggi akan berprestasi tinggi di bangku

sekolah. Sebaliknya anak yang memiliki minat baca rendah,

atau tidak terbiasa dengan tradisi membaca, akan memiliki

prestasi akademis yang rendah pula.

Melalui bacaan yang dibaca, seseorang akan memiliki

wawasan dan pandangan yang luas tentang berbagai hal.

Secara tidak langsung membaca juga mengajarkan sikap kritis,

analitis, sistematis, dinamis, dialogis, dan dialektis. Dari sikap

yang tertanam kemudian akan berlanjut kepada pola berpikir,

bertutur, bertindak, bekerja dan beraktivitas yang dilandasi

ilmu dan pengetahuan yang memadai. Hal ini terus berlanjut

terhadap pembentukan kepribadian manusia yang berkualitas

dan unggul dalam setiap bidang kehidupan.

Keberadaan buku tidak lepas dari perpustakaan. Per-

pustakaan merupakan gudang tempat berbagai bahan bacaan,

khususnya buku bersemayam. Ketersediaan sarana dan

prasarana perpustakaan yang memadai akan sangat men-

dorong minat baca masyarakat secara umum. Pemerintah

pusat maupun daerah, melalui berbagai alokasi anggaran

harus terus serius menangani perpustakaan dalam hal

ketersediaan literatur dan penanganan perpustakaan yang

profesional.

Perpustakaan umum ataupun daerah harus meningkatkan

pelayanan, bahkan jika perlu harus melakukan jemput bola

dengan armada perpustakaan keliling. Tidak cukup hanya

sampai pada soal pelayanan, namun para pustakawan juga

harus menyusun berbagai program untuk menanamkan dan

meningkatkan minat baca.

Keberadaan perpustakaan sekolah, perpustakaan masjid,

perpustakaan warga, ormas, hingga komunitas harus

mendapatkan perhatian dari dinas-dinas yang terkait.

Ketidakcukupan koleksi buku pada suatu perpustakaan

hendaknya bisa ditutup dengan kerja sama lintas perpustaka-

an. Akan sangat baik apabila perpustakaan dengan skala besar

dapat mendukung keberadaan perpustakaan atau taman

bacaan yang kecil dengan meminjamkan koleksi bahan bacaan

dalam jangka waktu yang relatif panjang, katakanlah tiap dua

atau tiga bulan.

Dengan demikian, perpustakaan kecil dapat meminjam

bahan bacaan untuk kemudian dipinjamkan lagi kepada

masyarakat yang lebih luas. Kerja sama ini akan sangat

menguntungkan kedua belah pihak. Jangkauan pelayanan

perpustakaan keliling yang tidak dapat mencapai daerah

terpencil dalam periode waktu yang rutin, dapat disambung

oleh perpustakaan lokal setempat. Di sisi lain, keterbatasan

koleksi bahan bacaan di perpustakaan kecil dapat diatasi

dengan pinjaman dari perpustakaan daerah.

Segala sarana prasarana, konsep, dan program dalam

rangka meningkatkan pelayanan terhadap akses buku akan

sama sekali tidak berarti bila gayung tidak bersambut oleh

antusiasme dan minat masyarakat untuk membudayakan

tradisi membaca. Kesadaran bahwa pusaka di jaman modern

adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang tersimpan di

dalam pustaka, diharapkan dapat mendorong masyarakat

untuk bersemangat melakukan proses pembelajaran hidup

sepanjang hayat.

Pencanangan bulan September sebagai Bulan Membaca

dan penetapan tanggal 14 September sebagai Hari Kunjungan

Perpustakaan diharapkan dapat mendorong peningkatan

minat baca.

Ingat, hanya bangsa yang melek ilmu pengetahuan dan

teknologi akan mencapai keunggulan dalam persaingan global,

sehingga kesejahteraan dan kebahagiaan hidup dapat diraih

bersama-sama. Bacalah! Bacalah atas nama Tuhanmu.

*)Dewan Sesepuh Komunitas Blogger Pendekar Tidar

Page 12: SG Oktober-November 2011

10

Laporan Khusus

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober-Nopember 2011

huge Liang, Sang Penasehat Militer & Ahli Strategi dari

Negeri Shu di jaman Tiga Kerajaan di daratan Tiongkok Zpernah mengungkapkan, “Kenalilah rakyatmu, engkau

akan memperoleh dukungan.” Bila saja kita memodifikasinya,

maka ungkapannya bisa menjadi “Kenalilah pelangganmu,

engkau akan memperoleh kesetiaan.”

Ya, benar kesetiaan atau. loyalitas pelanggan dalam dunia

yang penuh persaingan ini, merupakan barang langka yang

banyak dicari dan didamba, baik oleh organisasi yang profit

oriented maupun nonprofit oriented. Hal ini tak lain, karena

loyalitas merupakan 'bahan bakar” kehidupan organisasi.

Dengan loyalitas tinggi yang dimiliki pelanggan, berarti

keberadaan organisasi makin stabil, berpeluang besar bisa

berkembang dan menang dalam kompetisi.

Begitu juga bagi perpustakaan daerah sebagai unit

pelayanan masyarakat, membutuhkan loyalitas pelanggan.

Lalu siapakah sebenarnya yang menjadi pelanggannya dan

faktor apa saja yang meningkatkan loyalitas mereka?

EsensiSejarah telah banyak memberikan pelajaran yang sangat

berarti mengenai kegagalan sebuah organisasi yang tidak tahu

siapa sesungguhnya pelanggan mereka dan apa kemauan

mereka, akhirnya gulung tikar, dipaksa untuk menghentikan

operasinya. Hal ini, mestinya juga mulai dipikirkan oleh kita

semua selaku pemangku kepentingan atas kelanggengan

operasional perpustakaan daerah.

Perpustakaan makin jarang, keanggotaannya makin

berkurang, kemana lagi bahtera perpusatakaan akan

berlabuh? Selama ini kiprah perpustakaan daerah dalam

melayani dan memenuhi kebutuhan informasi masyarakat,

memang tak terbantahkan. Hanya saja perubahan jaman, tak

bisa dihindarkan, perkembangan teknologi informasi,

mengubah situasi.

Kini masyarakat tak terlalu mengandalkan perpustakaan

dalam pemenuhan kebutuhan informasi. Ada alternative

pilihan yang cukup menawan, tersedia warnet, cafenet, free

hotspot area ataupun pojok ruang kerja kita. Pendeknya, di

manapun kita berada, internet relatif merupakan pilihan

pertamanya.

Melihat kenyataan ini, akankah pelanggan perpustakaan

akan tetap memiliki loyalitas? Dengan setia mengunjungi

untuk sekadar membaca atau meminjam buku di per-

pustakaan.

Padahal kita ingat, keberadaan sebuah unit pelayanan

seperti perpustakaan, pada dasarnya sangat ditentukan oleh

ada tidaknya pelanggan. Unit pelayanan ada, karena ada

pelanggan yang membutuhkannya.

Karena itu, langkah awal untuk mereduksi kondisi terburuk

semacam itu, kini sudah waktunya perpustakan kembali

meredifinisikan siapakah sesungguhnya pelanggannya? Bila

bisa digambarkan secara lebih konkret, maka perlu pula di-

lakukan deskripsi tentang keinginan mereka. Dengan

demikian, perpustakaan akan tahu secara persis jenis infor-

masi yang mereka butuhkan dan bagaimana cara memenuhi-

nya.

Lebih lanjut, bila kebutuhan pelanggan terpenuhi,

kepuasan pelanggan tentunya bukan barang langka lagi.

Akhirnya loyalitas yakni kemauan terus-menerus memperoleh

layanan perpustakaan pun bisa dicapai.

IdentifikasiSecara umum, bila kita bertanya siapa yang dilayani

perpustakan. Dengan simple kita akan menjawab, ”masya-

rakat.” Akan tetapi, ketika ditanya masyarakat yang mana?

Seringkali pula kita dengan enteng menjawab, ”Pokoknya yang

mau datang atau pinjam buku ke perpustakaan.”

Sungguh, tak terlalu salah dengan jawaban itu. Hanya saja,

bila ingin jawaban yang lebih spesifik, tentu saja kita layak

melakukan figurasi secara lebih detil dan komprehensip.

Misalnya kita bisa melakukan pemilahan berdasarkan

kelompok umur, status pendidikan, jenis pekerjaan, domisili

pelanggan dan lainnya.

Dari sana sesungguhnya, mulai tergambar kondisi yang

lebih realistis dari pelanggan kita. Hasil figurasi tersebut bisa

dipakai pijakan misalnya tentang tren kebutuhan jenis buku

yang diminati, jam operasional yang paling adaptif bagi

pelanggan perpustakaan, ataupun kebijakan khusus yang layak

ditempuh dalam masalah peminjaman buku.

Lebih jauh, dalam upaya melakukan pengambaran tentang

eksistensi pelanggan, maka kita layak untuk mencermati

tentang konsep Tangga Loyalitas yang pernah diintrodusir oleh

Muraray Raphel dan Neil Raphel. Konsep ini pada dasarnya

membagi masyarakat menjadi beberapa tingkatan / golongan

terkait kedekatan hubungan dengan organisasi. Dari level

terdasar, terdapat prospek hingga level teratas adalah advokat

yang secara sukarela, kesadaran sendiri mengajak orang lain

untuk menjadi pelanggan.

Bila secara relatif, kita mencoba menerapkan konsep

tangga loyalitas tersebut dalam konteks layanan perpustakan,

LOYALITAS PELANGGANPERPUSTAKAAN DAERAH

Oleh : Yudianto *)

Page 13: SG Oktober-November 2011

11

Laporan Khusus

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober - Nopember 2011

maka pemilahannya sebagai berikut:

? Dari masyarakat di wilayah kabupaten atau kota, ada

berapa orang yang mengetahui keberadaan perpustakaan

(prospek).

? Dari sejumlah yang mengetahui keberadaan perpustakan,

beberapa orang pernah berkunjung sekali ke perpustakaan

(shopper).

? Dari sejumlah yang pernah berkunjung, beberapa orang

berkunjung lagi atau mendaftar jadi anggota (customer).

? Dari sejumlah anggota, ada beberapa yang memper-

panjang masa keanggotaan (klien).

? Dari anggota yang memperpanjang masa keanggotaannya,

ada beberapa yang memberitahu, memotivasi dan mengajak

orang orang lain untuk berkunjung ke perpustakaan dan

menjadi anggota (advocate).

Dengan mengetahui siapa sesungguhnya pelanggan kita,

berarti mulai bisa dipikirkan bentuk komunikasi yang paling

cocok bagi salah satu golongan pelanggan. Seringkali,

komunikasi dengan golongan pelanggan yang berbeda,

menuntut teknik dan media komunikasi yang berbeda pula.

Karena itulah, layak dipikirkan secara masak-masak, agar

komunikasi berjalan optimal.

Bila komunikasi berjalan efektif, maka kita akan lebih

mudah mengetahui kemauan mereka. Tentu saja, pola

komunikasinya memakai dua arah, sehingga memungkinkan

terjadinya pemberian respon.

Berikutnya, kita akan memformulasikan kemauan

pelanggan itu dalam koridor system pelayanan perpustakaan.

Andai ada kesenjangan, antara kemauan pelanggan dengan

koridor pelaksanaan, layak dicarikan solusi. Berbagai prosedur

yang birokratik, tak suportif kepentingan pelanggan dan tak

memiliki nilai guna objektif, layak ditinjau ulang. Bila perlu,

prosedur tersebut direvisi ataupun diganti.

Dalam fase ini, berarti kita telah melangkah pada upaya

untuk lebih memastikan adanya kepuasan di kalangan

pelanggan. Dari berbagai kepuasan yang telah tercipta, akan

berbuah loyalitas pelanggan.

Landasan Dalam kondisi normal, hanya pelanggan yang merasa

puaslah akan tetap memakai layanan perpustakaan. Dengan

kata lain, kepuasan pelanggan menjadi syarat utama

munculnya loyalitas di kalangan pelanggan.

Toh demikian, bila kondisi tak normal -- tak ada subtitusi

atau kompetitor – pelanggan yang tak puaspun tetap akan

memakai layanan perpustakaan. Hanya saja loyalitas tersebut

sifatnya semu. Sewaktu-waktu ada pesaing, biasanya secepat

mungkin pelanggan akan kabur.

Beberapa faktor yang bisa menjadi landasan terbangun dan

meningkatnya loyalitas pelanggan terhadap layanan per-

pustakaan. Antara lain:

1. Koleksi relatif lengkap, aktual dan sesuai dengan

kebutuhan. Masalah kelengkapan dan aktualitas koleksi

seringkali berpengaruh besar terhadap kepuasan pelanggan,

Seringkali ini adalah salah satu modal utama untuk menarik

minat calon pelanggan.

2. Tidak terlalu birokratis dalam memberikan layanan.

Bila ada prosedur yang cenderung birokratis, maka layak untuk

dihilangkan.Misalnya saja, bila ada ketentuan yang

menyatakan bahwa untuk jadi anggota perpustakaan harus

minta tanda tangan kepala desa setempat atau pimpinan

tempat seseorang bekerja, . Ketentuan birokratis semacam itu

seringkali tidak memberikan manfaat apapun, hanya sekedar

formalitas. Mestinya tidak dipakai lagi, karena tidak sesuai lagi

dengan semangat kepraktisan prosedur. Untuk menjadi

anggota perpustakaan, bukankah cukup melampirkan saja

copy KTP dalam pengisian formulirnya.

3. Lain lagi persoalannya, kalau yang ingin jadi anggota

adalah anak sekolah yang belum dewasa. Ada pantasnya bila

harus disertai ijin dari orang tua / wali.

4. Keramah-tamahan pelayanan. Masalah ini sangat

penting mengingat, setiap orang ingin tetap di hargai harkat

dan martabatnya. Walaupun layanan perpustakaan relatif

tidak berbayar, keramahtamahan tetap diperlukan.

Pengunjung pun cukup peka apakah mereka dilayani dengan

penuh keramahtamahan atau tidak. Misalnya saat ada petugas

perpustakaan yang saat dimintai tolong dalam pencarian

sebuah buku, cara memberikan informasi menunjukkan

keengganan dengan mimik yang kurang ramah alias ngembang

kacang.

5. Fasilitas ruangan yang nyaman. Tanpa terpasang AC

pun, kenyamanan ruangan bisa terwujud, asal ada sirkulasi

udara yang memadai sehingga suasana tidak gerah.

Kenyamanan di ruangan penting, paling tidak untuk

memperbesar tingkat kebetahan pelanggan untuk berlama-

lama menikmati koleksi pustaka di ruang baca, misalnya.

AkhirnyaUnit kerja pelayanan masyarakat seperti perpustakaan

daerah, layak mencermati

dan mengidentifikasi pe-

langgannya secara akurat,

sehingga mampu mem-

berikan layanan terbaik-

nya. Dengan layanan itu

diharapkan kepuasan dan

loyalitas pelanggan sekali-

gus bisa didapatkan.

*)Direktur Polibisnis WAH & Ketua

Studi Perkotaan

Page 14: SG Oktober-November 2011

12

Laporan Khusus

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober-Nopember 2011

Tape ketan rasanya manis, jadi anggota perpustakaan... gratis

Naik dokar ke muntilan, mau pintar ya ke perpustakaan

ujuan didirikannya Negara Kesatuan Republik

Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan Tbangsa, maka bidang pendidikan memperoleh per-

hatian pemerintah yang tinggi. Namun selama ini perhatian

dibidang pendidikan masih sebatas pada pendidikan formal

semata, pendidikan masih diartikan sebagai bentuk sekolah.

Pendidikan masih dimaknai sebagai bentuk belajar yang

dikemas dalam format kelembagaan, baik itu pendidikan

formal seperti sekolah dari Pendidikan Anak Usia Dini, SD, SLTP,

SLTA maupun Perguruan Tinggi dan pendidikan informal

seperti Sanggar Belajar maupun Kursus-kursus.

Namun sebenarnya pendidikan masih cukup luas cakupan

maknanya, tidak hanya pendidikan formal dan informal saja

namun juga terdapat pendidikan non formal. Masih terdapat

lembaga lain diluar sekolah dan kursus-kursus yang juga

melaksanakan fungsi pendidikan yaitu perpustakaan, dimana

sesuai dengan Undang Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang

Perpustakaan disebutkan bahwa Perpustakaan berfungsi

sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi,

dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdaya-

an bangsa. Sedangkan tujuan dibentuknya perpustakaan

adalah untuk memberikan layanan kepada pemustaka,

meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas

wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa.

Guna memberikan layanan kepada masyarakat yang

membutuhkan informasi dibidang ilmu pengetahuan dan

tehnologi, Pemerintah Kabupaten Magelang membentuk

lembaga perpustakaan umum kabupaten, yang berdiri sejak

tahun 1988, di Muntilan. Saat ini sesuai dengan Peraturan

Daerah Kabupaten Magelang Nomor 30 Tanggal 31

Desember 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran

Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 30),

Perpustakaan Umum Kabupaten berada dibawah naungan

Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Magelang.

Perpustakaan Umum Kabupaten Magelang terus

dikembangkan sejalan dengan motto Kabupaen Magelang

yaitu “GEMAH RIPAH IMAN CEMERLANG“ dan Visi

Pembangunan Kabupaten Magelang tahun 2009 – 2014 adalah

“TERWUJUDNYA KABUPATEN MAGELANG YANG LEBIH

SEJAHTERA, MAJU DAN AMANAH“ yang selanjutnya disingkat

SEMANAH.

Dengan Misi antara lain Mewujudkan peningkatan kualitas

Sumber Daya Manusia dan kehidupan beragama, Membangun

perekonomian daerah berbasis potensi lokal yang berdaya

saing, Meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana

daerah, Memanfaatkan dan mengelola Sumber Daya Alam

berbasis kelestarian lingkungan hidup, dan Menciptakan

sistem pemerintahan yang baik dan demokratis serta

Menciptakan masyarakat yang aman dan tentram.

Sedangkan Visi Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten

Magelang adalah: “MEWUJUDKAN SUMBER DAYA MANUSIA

YANG PROFESIONAL DAN TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK

MELALUI PENYEDIAAN INFORMASI DAN PELESTARIAN

DOKUMEN MENUJU MASYARAKAT YANG SEJAHTERA“. Dengan

maksud bahwa Kantor Perpustakaan dan Arsip diharapkan

mampu menyediakan informasi kepada masyarakat maupun

penyelenggara Pemerintahan demi terciptanya Sumber Daya

Manusia yang Profesional menuju masyarakat yang sejahtera.

Guna mencapai visi diatas, maka misi dibidang per-

pustakaan adalah menyediakan bahan pustaka dan informasi,

membina dan mengembangkan perpustakaan baik lembaga

Pemerintahan sampai ketingkat Desa maupun lembaga

masyarakat guna mencerdaskan kehidupan bangsa dan

meningkatkan profesionalisme kinerja dalam rangka mem-

berikan pelayanan prima dan tata laksana yang efektif dan

terpadu dengan prinsip ke pemerintahan yang baik (good

governance). Sedangkan program kerjanya adalah Pe-

ngembangan Minat Baca dan Pengembangan Budaya Baca dan

GRATIS JADI ANGGOTA PERPUSTAKAAN KAB. MAGELANG

Oleh : Sugeng Sugiyarto, S.Sos *)

Page 15: SG Oktober-November 2011

13Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober - Nopember 2011

Pembinaan Perpusakaan.

Untuk melaksanakan program tersebut Perpustakaan

Umum Kabupaten Magelang memiliki 3 buah sarana gedung

untuk layanan perpustakaan yaitu Perpustakaan Umum

Muntilan di Jalan Dr. Soetomo Muntilan, Perpustakaan Umum

Deyangan di Jalan Mayor Unus Kota Mungkid, dan

Perpustakaan Umum Grabag di Kompleks Kantor Kecamatan

Grabag.

Hari Minggu BukaAdapun beberapa jenis layanan yang dilaksanakan di

Perpustakaan Umum Kabupaten Magelang adalah, Layanan

Sirkulasi/peminjaman, Layanan Referensi, Layanan Penelusur-

an Literatur, Layanan Bimbingan Membaca dan Pemakai

Perpustakaan, Layanan Bercerita Kepada Anak, Layanan

Perpustakaan Mobil Keliling, Layanan Kotak Buku, Layanan

Konsultasi / Magang dan Layanan Internet.

Sedangkan waktu layanannya adalah untuk Perpustakaan

Umum Muntilan, buka setiap hari Senin – Minggu. Untuk Senin

–Kamis : Jam 07.30 – 16.00 WIB, Jumat Jam 07.30 – 14.00 WIB,

Sabtu Jam 07.30 – 15.00 WIB sedangkan Hari Minggu Jam

09.00 – 13.00 WIB. Layanan tersebut dapat terlaksana berkat

dukungan karyawan/karyawati di Perpustakaan Umum

Kabupaten yang berjumlah 22 orang. Terdiri 4 orang pejabat

struktural, 2 orang pejabat fungsional pustakawan dan 14

orang staf fungsional umum.

Layanan Magang diperuntukkan bagi para pengelola

perpustakaan desa, perpustakaan masyarakat dan perpustaka-

an sekolah. Layanan ini dilaksanakan setiap awal bulan, dan

bagi yang ingin melaksanakan magang harus mendaftarkan

terlebih dahulu dengan disertai surat tugas dari sekolah atau

perpustakaan dimana ia bertugas.

Pelaksanaan Layanan perpustakaan pada hari Minggu buka

ini merupakan tindaklanjut dari permintaan dari para

pengguna perpustakaan, yang disampaikan pada Kantor

Perpustakaan dan Arsip menjaring saran dan masukan dari

masyarakat pada tahun 2010 lalu.

Untuk Perpustakaan Umum Deyangan dan Grabag, waktu

layanan sesuai hari kerja yaitu Senin- Sabtu. Senin-Kamis jam

07.30 – 13.50 WIB, Jumat jam 07.30 – 11.00 WIB dan Sabtu jam

07.30 – 13.00 WIB. Masyarakat bisa mendapatkan layanan

peminjaman/ sirkulasi buku perpustakaan, namun harus

menjadi anggota perpustakaan terlebih dahulu.

“Untuk menjadi anggota perpustakaan tidak dipungut

biaya alias gratis. Jadi tunggu apalagi, segera gabung menjadi

anggota perpustakaan Kabupaten Magelang,” ajak Kepala

Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Magelang Imam

Fatchi SH.

Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Magelang pada

tahun 2010 juga telah dilakukan Survey Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten

Magelang bekerjasama dengan Pusat Telaah dan Informasi

Regional (PATTIRO) Magelang. Survey dilakukan mencakup 3

aspek, yaitu aspek SDM, sarana prasarana, serta manajemen

kelembagaan untuk memberikan layanan khususnya di bidang

Layanan Perpustakaan. Adapun yang dilakukan survey adalah

para pengguna perpustakaan.

Dari hasil survey tersebut, Layanan pada Kantor

Perpustakaan dan Arsip memperoleh nilai IKM adalah Baik.

Namun demikian Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten

Magelang terus berupaya untuk meningkatkan kualitas

layanan yang diberikan kepada masyarakat. “Kami

mengutamakan kepuasan masyarakat dalam memberikan

layanan perpustakaan,” tandas Imam Fatchi SH.

Koleksi LengkapPerpustakaan Umum Kabupaten Magelang menyediakan

koleksi bahan pustaka yang lengkap dan up to date, karena

setiap tahunnya selalu dilakukan penambahan koleksi bahan

pustaka, baik dari APBD Kabupaten Magelang maupun

bantuan dari Perpusnas dan Badan ARPUS Provinsi Jawa

Tengah. Koleksi bahan pustaka tersebut meliputi buku karya

umum, filsafat dan tehnologi, agama, ilmu sosial, bahasa, ilmu

pengetahuan murni, ilmu terapan atau tehnologi, kesenian

dan olahraga, kesusasteraan, geografi dan sejarah.

Buku-buku agama seperti Tafsir Misbah Al Qur'an karya

Quraishi Shihab, buku motivasi karya Mario Teguh, Gyinanjar

juga banyak tersedia. Buku karya sastra terbaru juga ada, buku-

buku tehnologi tepat guna baik pertanian, peternakan,

perikanan juga lengkap.

“Koleksi referensi kami cukup lengkap, ensiklopedi, kamus,

almanak, direktori dan peta tersedia. Hal ini karena dalam

pengadaan buku, Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten

Magelang selalu memperhatikan kebutuhan dari para

pengguna perpustakaan,” papar Imam Fatchi, SH. Disamping

buku-buku tersebut, Perpustakaan Umum juga menyediakan

bahan pustaka lainnya seperti koran, majalah dan tabloid.

Berkaitan dengan buku-buku yang diminati masyarakat,

Laporan Khusus

Page 16: SG Oktober-November 2011

14

Laporan Khusus

buku-buku yang karya sastra seperti fiksi/novel/cerpen

menempati urutan pertama dari urutan buku paling banyak

dipinjam, disusul buku agama, buku tentang ilmu terapan/

teknologi, buku tentang ilmu sosial, buku karya umum dan

seterusnya.

Promosi Minat BacaPersoalan besar yang dihadapi Perpustakaan adalah minat

baca di kalangan masyarakat masih memprihatinkan, hal ini

bisa dilihat dari angka kunjungan ke perpustakaan umum

kabupaten yang hanya 50 orang/hari dibandingkan dengan

jumlah penduduk kabupaten yang mencapai 1 juta jiwa.

Rendahnya minat baca masyarakat disebabkan kenyataan

sejarah bahwa bahwa kalau menengok sejarah, bangsa ini

lahir dari tradisi lisan. Tradisi tulis yang kemudian melahirkan

melek huruf baru dimulai satu abad belakangan ini. Namun

baru saja jalan, muncul media televisi yang lebih memanjakan

hanya dengan memandang dan mendengar, masyarakat

memperoleh informasi dan hiburan yang menyegarkan.

Membaca buku belumlah menjadi kebutuhan, masyarakat

lebih senang memperoleh informasi melalui tayangan televisi

maupun siaran radio. Faktor lainnya adalah keterbatasan

sarana-prasarana perpustakaan, baik itu gedung, ruang,

tenologi informasi, maupun koleksi bahan pustaka yang

dimiliki perpustakaan baik perpustakaan umum kabupaten,

perpustakaan sekolah maupun perpustakaan yang ada di

masyarakat. Oleh karena itu benih persemaian gerakan minat

baca belum tumbuh subur di masyarakat.

Pemerintah Kabupaten Magelang terus berupaya me-

numbuhkembangkan minat baca di kalangan masyarakat,

dengan melaksanakan berbagai kegiatan. Kegiatan-kegiatan

tersebut antara lain adalah : Pada bulan Mei 2011, berkerja-

sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Dunia

Usaha, digelar Pameran Perpustakaan dan Arsip yang diikuti

oleh para penerbit dari Jogjakarta dan Jawa Tengah serta dinas

instansi di Kabupaten Magelang, yang memperoleh perhatian

yang tinggi dari masyarakat terbukti dari banyaknya buku yang

terjual. Bersamaan dengan pameran tersebut, diadakan pula

Forum Komunikasi Perpustakaan dan Arsip se-Jawa Tengah

sebagai upaya untuk menyatukan langkah dan wahana

mencari berbagai terobosan dalam meningkatkan minat baca

di masyarakat.

Kegiatan lainnya, pada bulan Juni 2011 mengadakan

Sosialisasi Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang

Perpustakaan bagi para Kepala Sekolah Dasar di Kabupaten

Magelang, langkah ini dilakukan untuk mendorong para kepala

sekolah untuk menumbuhkan minat baca dikalangan anak

didik, di usia dini, dengan menyediakan bahan pustaka yang

memadai melalui perpustakaan sekolah.

Disamping itu, Kantor Perpustakaan dan Arsip memberikan

bantuan honor kepada 30 (tiga puluh) orang tenaga pengelola

perpustakaan desa/masyarakat masing-masing Rp 200.000,-.

Juga akan memberikan bantuan buku kepada 30 (tiga puluh)

perpustakaan desa/masyarakat.

Sedangkan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia di

bidang perpustakaan bagi tenaga pengelola perpustakaan baik

di perpustakaan umum kabupaten, perpustakaan desa/

masyarakat dan perpustakaan sekolah, senantiasa dilakukan

pendidikan dan pelatihan baik dengan sistem magang maupun

dikirim ke provinsi Jawa Tengah. Kantor Perpustakaan dan

Arsip juga melakukan pembinaan terhadap tata pengelolaan

perpustakaan, baik yang ada di sekolah maupun di masyarakat.

Saat ini tercatat 60 desa sudah memiliki perpustakaan, dari

372 desa/kelurahan se Kabupaten Magelang. “Kami terus

mendorong agar di desa-desa lainnya juga segera dibentuk

perpustakaan desa, sehingga masyarakat mendapatkan

kemudahan dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan,

mengingat perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu

pesat,” tambah Imam Fatchi.

Perlu Pembangunan Gedung Yang MemadaiHal yang urgen untuk segera dilakukan adalah pem-

bangunan gedung perpustakaan umum kabupaten yang

berada di Muntilan, mengingat gedung perpustakan yang

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober-Nopember 2011

Page 17: SG Oktober-November 2011

15

sekarang sudah tidak memadai lagi. Dimana ruang layanan

masih menyatu dengan ruang kerja administrasi kantor. Ruang

baca dewasa juga masih menyatu dengan ruang baca anak,

sehingga seringkali terasa bising dan gaduh.

Perlunya dilakukan pembangunan gedung sejalan dengan

rekomendasi hasil Survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Tahun 2010, yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten

Magelang bekerjasama dengan Pusat Telaah dan Informasi

Regional (PATTIRO) Magelang.

Hasil rekomendasi PATTIRO tersebut menyebutkan bahwa,

sarana prasarana dipandang perlu dilakukan pembenahan-

pembenahan, antara lain : perlu penambahan gedung

menjadi 2 lantai, penambahan ruang baca, penambahan

koleksi buku terbaru, pemasangan hotspot dan unit komputer

pada layanan internet.

Perlu pengoptimalan penitipan barang, serta perlu di-

pasang CCTV untuk memudahkan pengawasan buku dan

perilaku pengunjung dan penyediaan tempat ibadah di

perpustakaan. Pembenahan-pembenahan itu untuk me-

wujudkan kondisi perpustakaan yang nyaman dan aman,

sehingga perpustakaan mampu menjadi sarana pembelajaran

sepanjang hayat dan tempat rekreasi yang mencerdaskan.

Pengembangan perpustakaan yang berbasis tehnologi

informasi dan komunikasi, mutlak harus dilakukan karena

memang amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007, juga

perkembangan tehnologi informasi dan komunikasi yang

begitu pesatnya. Perpustakaan yang tidak mengembangkan

perpustakaan berbasis tehnologi informasi dan komunikasi

tentu akan ditinggalkan penggunannya, karena mereka dapat

meng-akses infomasi lewat internet. Dan sekarang warung

internet menjamur dimana-mana. Inilah tantangan bagi kami

para pengelola perpustakaan,” tambah Imam Fatchi SH.

Hari Kunjung Perpustakaan Upaya lainnya adalah dengan menjadikan Hari

Kunjung Perpustakaan sebagai momen mengajak

kepada seluruh masyarakat Kabupaten Magelang

untuk gemar membaca. Berkaitan dengan Hari

Kunjung Perpustakaan yang diperingati setiap tanggal

14 September, Kantor Perpustakaan dan Arsip pun

memperingatinya dengan sederhana.

“Hari Kunjung Perpustakaan Tahun 2011 ini kami

peringati dengan sederhana, yaitu dengan mengajak

kepada segenap masyarakat Kabupaten Magelang

untuk mengunjungi dan memanfaatkan perpustaka-

an umum Kabupaten yang berada di Muntilan,

Deyangan dan Grabag,” kata Kepala Kantor

Perpustakaan dan Arsip Imam Fatchi, SH.

Ditambahkan oleh Imam Fatchi, pada Hari

Kunjung Perpustakaan bagi masyarakat yang datang

ke Perpustakaan Umum Kabupaten disediakan

doorprice berupa buku, bantuan dari Social Agency Baru

Yogyakarta.

“Kami berikan hadiah buku bacaan, bukan yang lain,

dengan maksud untuk menggugah agar masyarakat mau

membaca buku, paling tidak membaca buku yang kami

berikan, syukur alhamdulillah kalau tumbuh kesadaran

pentingnya membaca buku,” tambah Imam Fatchi SH.

Dikatakan pula bahwa, tidak berlebihan kalau pemerintah

melakukan kebijakan literasi dengan memanfaatkan bulan

September sebagai bulan Kunjung Perpustakaan, sebab

aktifitas membaca memiliki peranan penting dalam dinamika

kehidupan umat manusia. Diakui atau tidak, kegemaran

membaca mempunyai nilai tinggi, mengasah nurani, dan

memperkaya wawasan. Dengan membaca akan diperoleh

banyak informasi. Melalui membaca pula akan meningkatkan

kreatifitas dan pola pikir masyarakat untuk lebih maju.

”Kaitannya dengan Hari Kunjung Perpustakaan 2011 yang

jatuh pada bulan Syawal yang berarti bulan peningkatan,

Perpustakaan Umum Kabupaten Magelang mengajak

masyarakat untuk meningkatkan minat baca dengan selalu

meluangkan waktu untuk membaca, dan mengunjungi

perpustakaan,” harap Imam Fatchi, SH.

Dengan berkunjung ke perpustakaan, masyarakat akan

memperoleh banyak bahan bacaan dan informasi.

Harapannya, tingkat pengetahuan masyarakat bertambah

sehingga pola pikir masyarakat akan berkembang dan budaya

membaca akan meningkat.

Untuk itu, upaya yang dilakukan oleh Pemerintah

Kabupaten Magelang perlu di dukung oleh para stakeholder

perpustakaan seperti orang tua, jajaran pendidikan, maupun

dunia usaha dalam menjadikan Hari Kunjung Perpustakaan

sebagai moment menumbuhkan budaya gemar membaca.

Membaca dapat menambah wawasan dan mendorong

seseorang terbiasa berpikir. Ayo membaca.

*)Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Magelang)

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober - Nopember 2011

Laporan Khusus

Page 18: SG Oktober-November 2011

16

Laporan Khusus

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober-Nopember 2011

abupaten Magelang terletak diantara : 110°19'51”

Bujur Timur dan antara 7°42'16” Lintang Selatan. Batas

wilayah Kabupaten Magelang, sebelah utara KKabupaten Temanggung dan Kabupaten Semarang, sebelah

Timur Kabupaten Semarang dan Kabupaten Boyolali, sebelah

Selatan Kabupaten Purworejo dan Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta serta sebelah Barat Kabupaten Temanggung dan

Kabupaten Wonosobo, ditengah terdapat wilayah Kota

Magelang.

Wilayah Kabupaten Magelang dengan luas sekitar 108.573

Hektar dan dihuni sekitar 1.181.916 jiwa (2010). Wilayah yang

berbentuk cawan karena dikelilingi oleh gunung dan

pegunungan, diantaranya Gunung Merapi, Merbabu,

Sumbing, Telomoyo dan pegunungan Menoreh serta

ditengahnya Gunung Tidar. Wilayah ini dibagi dalam beberapa

wilayah administrsi pemerintahan, Tahun 2009 tercatat terdiri

dari 21 Kecamatan, 372 desa/kelurahan, 2.379 dusun dan

10.966 RT.

Sementara Layanan stasioner (menetap) Perpustakaan

Umum Kabupaten Magelang, hanya berada di 3 lokasi yaitu

Perpustakaan Umum Muntilan di Jalan Dr. Soetomo Muntilan,

Perpustakaan Umum Deyangan di Jalan Mayor Unus Kota

Mungkid dan Perpustakaan Umum Grabag di kompleks kantor

Kecamatan Grabag. Padahal setiap warga masyarakat berhak

atas layanan perpustakaan.

Guna memberikan layanan perpustakaan di daerah yang

lokasinya jauh dari perpustakaan umum stasioner, maka

dilakukan perpustakaan keliling. Kunjungan perpustakaan

keliling di daerah-daerah dilaksanakan secara terjadwal dan

bergiliran antara satu daerah satu dengan lainnya. Hal ini di-

lakukan karena keterbatasan sarana perpustakaan keliling,

dimana saat ini Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten

Magelang baru memiliki 2 armada mobil perpustakaan keliling.

Pada tahun 2011 ini wilayah yang menjadi sasaran layanan

perpustakaan keliling adalah Kecamatan Sawangan, Kajoran,

Windusari, Tempuran, Borobudur, Mertoyudan, Mungkid dan

Ngablak. “Kami memilih desa dan sekolah baik negeri atau

swasta yang belum memiliki perpustakaan untuk menjadi

sasaran layanan perpustakaan keliling.

Pemerintah desa atau pihak pengelola sekolah yang kami

jadikan sasaran perpustakaan keliling kami dorong untuk

membentuk perpustakaan ditempatnya masing-masing,”

papar Kepala Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Magelang

Imam Fatchi, SH. Sehingga ketika Layanan Perpustakaan

Keliling pindah ke lokasi daerah yang lain, masyarakat atau

anak didik tetap memperoleh informasi atau pengetahuan

yang dibutuhkan melalui perpustakaan yang telah dibentuk.

Disamping Layanan Perpustakaan Keliling, di Perpustakaan

Umum Kabupaten Magelang juga terdapat Layanan Kotak

Buku. Layanan Kotak Buku ini berupa layanan kotak yang berisi

sejumlah buku tertentu yang dapat dipinjam dalam waktu satu

bulan. Perpustakaan Desa, Perpustakaan Sekolah maupun

Perpustakaan Masyarakat dapat melakukan peminjaman

Kotak Buku tersebut.

Layanan Perpustakaan Keliling ini juga dilaksanakan pada

saat terjadi bencana alam, dimana Layanan diberikan di lokasi

pengungsian warga masyarakat. Pada saat terjadi bencana

alam, seperti bencana alam gunung Merapi 2010 kemarin.

“Guna memberikan hiburan dan menambah pengetahuan

pengungsi, kami melakukan layanan perpustakaan keliling di

lokasi pengungsian,” tambah Imam Fatchi SH.

*)kanPerpus&arsipkabMgl

PERPUSTAKAAN KELILINGMELAYANI YANG JAUH

Oleh : Sugeng Sugiyarto, S.Sos *)

Page 19: SG Oktober-November 2011

RefleksiRefleksi

Oleh : M. Ali Faiq, S.IP, M.Si*

Tidak sekadar ‘Melek’ Huruf

pendidikan setelah tahun 1948 mulai berkeluarga.

Walaupun begitu riset terbaru beragumentasi bahwa

hasil yang didapat diatas mungkin lebih banyak

disumbangkan sebagai hasil dari disekolahkannya anak-

anak tersebut dibandingkan dari kemampuan baca-

tulisnya saja. Walaupun begitu, diseluruh dunia fokus

dari sistem pendidikan tetap merupakan konsep-konsep

yang meliputi komunikasi melalui teks dan media cetak,

dan hal ini masih merupakan dasar dari definisi melek

aksara.

Sayangnya, minat membaca buku masyarakat Indonesia

masih sangat lemah dan rendah. Masyarakat Indonesia

juga tercatat tidak terbiasa untuk membolak-balik

media informasi. Ini terbukti dari data Human

Development Report 2008/2009 yang dikeluarkan UNDP

menyatakan minat membaca Indonesia berada di

peringkat 96 dari negara seluruh dunia. Indonesia

sejajar dengan Bharain, Malta dan Suriname. Di Asia

Tenggara, hanya ada dua negara di bawah Indonesia,

yaitu Kamboja dan Laos.

Dalam sebuah negara modern, perpustakaan adalah

bentuk subsidi informasi yang cerdas kepada

masyarakat. Bahkan dalam dunia perpustakaan, apa

yang dianggap sebagai “kejahatan” bukan berbentuk

kebiasaan selalu terlambat atau menghilangkan buku di

perpustakaan. Menurut Joseph Brodkey, pemenang

Hadiah Nobel untuk Sastra pada 198, kejahatan di dunia

perpustakaan yang dianggap lebih berbahaya adalah

karena TIDAK MEMBACA BUKU.

Sebenarnya Joseph Brodkey hanya ingin menekankan

pentingnya buku untuk kehidupan, sehingga kalau kita

mengabaikan, berarti mengabaikan kehidupan itu

sendiri. Lewat buku, kita bisa menyelami lautan,

mengelilingi dunia, berpetualang keluar angkasa,

menyelami ruang dan waktu, memasuki dunia maya,

dan sebagainya… intinya, hanya dengan membaca,

begitu banyak hal yang kita ketahui. Semakin banyak

buku yang kita baca, maka akan semakin mudah bagi

kita untuk 'menguasi' dunia. Teruslah menjalin

persahabatan yang erat dengan buku. Rasakan

kehadiran buku sebagai jendela untuk kita melihat masa

depan. Jadikan keberadaan buku sebagai jembatan

untuk kita berusaha menjadi makhluk Tuhan yang

mencintai ilmu.

Beberapa tahun lalu sering kita lihat banyak genting

atap rumah warga ditulisi B3B. Tulisan itu menandakan

bahwa sang “empunya” rumah telah bebas 3 buta atau

“melek” angka, aksara dan pengetahuan dasar. Kini

masyarakat Indonesiasudah semakin cerdas. Dengan

melek aksara berarti adanya kemampuan menggunakan

bahasa sehingga dapat mengerti sebuah bacaan,

mendengarkan perkataan, mengungkapkannya dalam

bentuk tulisan, dan berbicara. Dalam perkembangan

modern istilah melek aksara diartikan sebagai

kemampuan untuk membaca dan menulis pada tingkat

yang baik untuk berkomunikasi dengan orang lain, atau

dalam taraf bahwa seseorang dapat menyampaikan

idenya dalam masyarakat yang mampu baca-tulis,

sehingga dapat menjadi bagian dari masyarakat

tersebut.

memiliki definisi bahwa melek aksara adalah

kemampuan untuk mengidentifikasi, mengerti,

menerjemahkan, membuat, mengkomunikasikan dan

mengolah isi dari rangkaian teks yang terdapat pada

bahan-bahan cetak dan tulisan yang berkaitan dengan

berbagai situasi.

Kemampuan baca-tulis itu penting karena melibatkan

pembelajaran berkelanjutan oleh seseorang sehingga

orang tersebut dapat mencapai tujuannya. Hal ini

berkaitan langsung bagaimana seseorang mendapatkan

pengetahuan, menggali potensinya, dan berpartisipasi

penuh dalam masyarakat yang lebih luas.

Banyak analis kebijakan menganggap bahwa angka

melek aksara adalah tolak ukur penting dalam

mempertimbangkan kemampuan sumber daya manusia

di suatu daerah. Hal ini didasarkan pada pemikiran yang

berdalih bahwa melatih orang yang mampu baca-tulis

jauh lebih murah daripada melatih orang yang buta

aksara, dan umumnya orang-orang yang mampu baca-

tulis memiliki status sosial ekonomi, kesehatan, dan

prospek meraih peluang kerja yang lebih baik.

Argumentasi para analis kebijakan ini juga menganggap

kemampuan baca-tulis juga berarti peningkatan

peluang kerja dan akses yang lebih luas pada

pendidikan yang lebih tinggi.

Sebagai contoh di Kerala, , tingkat kematian wanita

dan anak-anak menurun drastis pada tahun 1960an,

saat anak-anak gadis terdidik disaat reformasi

UNESCO

India

17Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober - Nopember 2011

Page 20: SG Oktober-November 2011

Kesehatan

KALI BERSIH DAN BUDAYA(TIDAK) KORUPSI

etiap melewati jalur jalan yang berdekatan dengan

saluran irigasi ”kali Manggis” – mulai dari saluran Sprimer, sekunder hingga tersiernya – penulis lalu ingat

dengan cerita teman yang baru pulang dari Korea Selatan.

Cerita yang benar-benar terjadi di Korea Selatan itu, amat

mengesankan hati kami karena menyangkut budaya tidak

korupsi dari warganya, yang dimulai dari program kali bersih.

Negara yang tidak mau menerima TKI dari klas ”pembantu

rumah tangga” itu sekarang jauh lebih ”bersih” dari korupsi

dibanding negara kita. Kalau dibandingkan dengan angka, nilai

tidak korupsinya Korea Selatan berada pada posisi angka 6

lebih, sementara Indonesia masih 2,80. semakin besar angka

tidak korupsi, kondisinya semakin baik.

Ceritanya dimulai dari masa pemerintahan Presiden Kim

Young-sam yang berakhir pada tahun 1998, lalu diteruskan

pemerintahan Presiden Kim Dae-jung pada 1998 hingga 2003.

Pada masa sebelum itu, ”budaya” korupsi dinegara Gingseng

itu juga terjadi dimana-mana. Disebut membudaya karena

agaknya perbuatan korup itu dilakukan secara terbuka, secara

bersama-sama oleh pejabat hingga anggota masyarakat, walau

secara administratif awalnya seperti tidak ada korupsi.

Untuk mendukung kegiatan pemberantasan korupsi itu,

lalu Presiden pemerintahan Kim Young-sam (1993-1998),

membangun sistem transaksi keuangan yang diatur oleh

Presidential Emergency Order untuk keuangan nasional dan

ekonomi pada tahun 1993. Ini adalah langkah signifikan

terhadap transparansi keuangan dalam melarang penggunaan

rekening keuangan anonim.

Kemudian, UU Real Name Financial Transactions and

Guarantee of Secrecy disahkan pada tahun 1997 dalam rangka

untuk mengatasi cacat parsial, seperti ketidaknyamanan

transaksi keuangan berikut verifikasi nama asli dan kecemasan

tentang penyelidikan pajak. Presiden Kim Young-sam juga

memperkuat peran Dewan Audit dan Inspeksi (BAI) sebagai

agen de jure anti-korupsi dan mendirikan Komite Pencegahan

Korupsi (CPC) sebagai badan penasehat ketua BAI dalam tugas

melawan korupsi.

Namun, transformasi yang jauh lebih menonjol terjadi

selama pemerintahan Kim Dae-jung. Presiden Kim meminta

Kantor Perdana Menteri (OPM) untuk mengembangkan lebih

sistematis program anti-korupsi. Pada tahun 1999, OPM

mengumumkan program-program yang komprehensif ter-

masuk lima isu berikut: (1) pembentukan komite khusus anti-

korupsi; (2) berlakunya undang-undang dasar tentang

pencegahan korupsi; (3) pengembangan dari kampanye

kesadaran masyarakat, (4) pengembangan dari kampanye

mendorong partisipasi masyarakat dalam deteksi korupsi, dan

(5) reformasi administrasi yang rawan korupsi.

Rencana ini membawa perkembangan yang signifikan

dalam pemberantasan korupsi. Selain itu, Presiden Kim

membentuk Komite Reformasi Regulasi (RRC) berdasarkan

Undang-Undang Dasar Tahun 1998 tentang Peraturan

Administrasi untuk meninjau secara intensif peraturan yang

ada dan menyaring peraturan akan diperkenalkan atau

deregulated.

Yang menarik, dari lima program anti korupsi Presiden Kim

Dae-jung itu adalah pelaksanaan dua programnya yang

melibatkan masyarakat, yaitu program ke-(3), tentang:

pengembangan dari kampanye kesadaran masyarakat, dan

program ke- (4), tentang: pengembangan dari kampanye

mendorong partisipasi masyarakat dalam deteksi korupsi.

Mungkin Presiden Kim berfikir bahwa, korupsi yang sudah

menjadi sebuah ”budaya”, harus diberantas dengan sebuah

”budaya baru anti korupsi”. Secara sosiologis, budaya

masyarakat adalah pranata hidup yang disepakati bersama

oleh anggota masyarakat, lalu dijalankan bersama pula oleh

masyarakat. Pranata hidup itu hanya akan berubah kalau

masyarakat secara sadar dan bersama-sama mau meng-

ubahnya.

Lalu apa kegiatan khusus yang dilakukan (Presiden Kim)

untuk program ke (3) dan ke-(4)-nya yang kata kuncinya

kesadaran & pertisipasi masyarakat itu? Salah satu kegiatan

khusus dalam rangka membangun kesadaran dan partisipasi

masyarakat agar budaya korupsi berganti dengan budaya tidak

korupsi di Korea Selatan adalah dengan ”budaya kali bersih”.

Kali atau sungai yang dijadikan kegiatan adalah Sungai Han

yang membelah Seoul, ibukota Korea Selatan. Sungai Han

Utara, sepanjang 514 km yang berhulu dari lembah Gunung

Geumgang di Korea Utara, mengalir melewati tengah kota

Seoul dan bergabung dengan Sungai Imjin sebelum bermuara

ke Laut Kuning. Walaupun tidak begitu panjang, namun lebar

alirannya sangat luas.

Oleh : Ir. H. Soekam Parwadi

18 Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober-Nopember 2011

Page 21: SG Oktober-November 2011

19Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober - Nopember 2011

Kesehatan

Di kota Seoul, lebar S. Han lebih dari 1 km, dan dikenal

memiliki debit air yang sangat besar dengan rasio antara

jumlah arus maksimum dan minimum berbanding 1:390.

Untuk pembanding, S Thames dan Rhine masing-masing

memiliki koefisien 1:8 dan 1:18. S. Han memiliki peranan

penting dalam kehidupan ekonomi, sosial dan budaya bagi

masyarakat Korea, termasuk Korea Selatan.

Dari sungai yang memiliki pengaruh budaya besar bagi

masyarakatnya itulah, Presiden Kim ingin mengubah budaya

sosialnya, khususnya “budaya bersih”. Masyarakat yang

memiliki “budaya bersih” secara fisik (rumah, kebun, tempat

kerja, lingkungan) tentu terbentuk karena dimulai dari “niat”

untuk bersih-bersih.

Niat itu tentu muncul dan terbangun dari hati. Kegiatan

sederhana dari program itu antara lain adalah, 1) setiap

keluarga dengan kesadarannya memiliki tempat mengolah

sampah. 2). Setiap keluarga dengan kesadarannya tidak

membuang sampah disaluran air drainase kota yang ada

didekatnya. 3). Setiap warga “merasa malu” untuk membuang

sampah disaluran drainase dan disembarang tempat. 4). Setiap

warga dan keluarga bangga untuk menemukan teknologi baru

tentang pengolahan sampah. 5). Pemerintah wajib mem-

fasilitasi dan mengawasi program kali bersih yang dilakukan

oleh masyarakat.

Pada awalnya, program itu dianggap membebani,, karena

masyarakat telah terbiasa menyerahkan segala urusan

persampahan kepada pemerintah kota. Setelah berjalan

beberapa kuartal, kelamaan masyarakat semakin biasa dan

benar-benar merasa “malu” kalau tidak memiliki kegiatan

mengolah sampah dirumah tangganya. Setelah setahun,

program mulai kelihatan hasilnya, dan program kali bersih

benar-benar terwujud dengan baik setelah berjalan dua tahun.

Mulai tahun ketiga itulah, dampak dari budaya bersih itu,

sebagai bagian dari program penyadaran pada masyarakat

tentang perlunya bersih, nampak tercermin dari perilaku

masyarakat. Budaya bersih yang terjadi secara fisik

memberikan warna untuk bersih dalam menjalankan

pekerjaan dan tugas masing-masing.

Para pedagang tokonya bersih, barang dagangannya bersih

dan teratur, menimbangnya juga bersih. Pembeli nyaman dan

omzet penjualan meningkat. Para pegawai perusahaan bekerja

dengan disiplin, bersih dan tidak suka membolos, dan tidak

suka menggunakan barang yang bukan miliknya. Begitu juga

pegawai pemerintah, semuanya berjalan secara bersih,

termasuk dalam menggunakan keuangan negara.

Bagaimana kita?Kalau melihat bagaimana kondisi kali atau sungai atau

saluran drainase yang ada, agaknya ”budaya bersih” itu

semakin jauh saja dari masyarakat kita. Tak kurang para

pemuka masyarakat, termasuk pemuka agama, menyerukan

kebersihan dengan dalil-dalil yang berasal dari Kitab dari Allah

– Tuhan YME. Namun dilapangan kondisinya masih sangat

memprihatinkan.

Lihatlah jalur saluran irigasi dari Blondo hingga Kota

Mungkid. Dibeberapa ruas jalan yang berdampingan dengan

saluran irigasi, yang melintas desa Bumirejo tidak pernah sepi

dari tumpukan sampah. Jalur jalan dari pertigaan Japunan

melalui SMP Negri-2 Mertoyudan hingga Pasar Sraten, saluran

drainasenya begitu kotor dan sering banjir karena penuhnya

sampah dimana-mana. Ruas jalan dari Pal Bapang hingga

Mendut yang notabene jalur wisata internasional, juga tak

kalah kotor dan ”njembrung”-nya.

Bahkan karena banjir yang disebabkan drainase kotor, air

meluap kejalan diruas KM-2 dekat Balai Muslimin, dijalur itu

sempat ada korban meninggal gara-gara kecelakaan lalulintas

saat banjir terjadi. Secara teknis, sebenarnya daerah Magelang

yang topografinya pegunungan ini tak perlu terjadi banjir-

banjir kecil yang merusak jalan seperti itu.

Hampir semua banjir dijalan-jalan itu, disebabkan oleh

sampah yang memenuhi saluran air/saluran drainase.

Sampah-sampah itu, menurut jenisnya yang nampak,

semuanya berasal dari limbah yang dibuang oleh masyarakat.

Bahkan masyarakat menjadikan saluran irigasi yang melintas

mulai dari desa Banyurojo melewati desa Mertoyudan –

Sumberrejo – Danurejo hingga Bumirejo dan Deyangan

sebagai tempat sampah yang panjang.

Yang terbaru, dijalur jalan raya Mertoyudan – Keprekan

yang sedang dibangun, tepatnya di KM 2,6 hingga KM 3,2

saluran drainase tepi jalan yang diatasnya ditutup beton dan

berfungsi sebagai trotoar, sekarang juga dipenuhi sampah.

Saluran yang lebarnya 1 m dan dalamnya sekitar 1,5 m itu

sering dipenuhi sampah yang terbawa oleh air irigasi dari

saluran primer & sekunder Kali Manggis. Akibatnya air sering

meluap kejalan raya, menyebabkan jalan yang menurun itu

menjadi licin dan membahayakan pengendara yang selalu

berkecepatan tinggi itu.

Apakah ini semua juga harus menjadi tugas pemerintah ?

Pemerintah bertugas membenahi infrastruktur berupa saluran

drainase, saluran irigasi dan jalan-jalan. Tetapi masyarakat

harus membangun dan melaksanakan budaya bersih untuk

mengolah sampah, tidak membuang sampah disembarang

tempat, termasuk tidak disaluran irigasi.

Kegiatan gotong-royong pembersihan saluran drainase di

sekitar pemukiman harus dialakukan secara teratur oleh warga

setempat. Hal itu termasuk saluran drainase ditepi-tepi jalan

aspal yang melintas dilingkungannya, yang tidak akan mungkin

dapat diselesaikan oleh aparat pemerintah, setelah anggaran

kebersihan yang ada telah digunakan secara ”bersih” pula.

”Apakah soal sampah saja perlu mengimport ahli dari Korea

Selatan?”. ”Apakah setelah budaya bersih dikawasan kita

terwujud, korupsi juga akan ikut hilang ?

Page 22: SG Oktober-November 2011

Selain itu dalam hal ujian, apakah urusan contek-

menyontek sudah mendapat perhatian yang memadai ?

Artinya antara si penyontek dan yang di contek telah diberikan

pengertian yang mendalam dan mendapat sangsi. Karena

tanpa disadari kebiasaan buruk mencontek akan menjadi bibit

yang merugikan karakter anak nantinya.

Bila tak pernah ada sangsi dari guru, maka anak yang baik

dan pintar akan menjadi apatis dalam belajar sebab nilainya

akan selalu di bawah mereka yang bodoh namun trampil

menyontek. Dan yang bahaya anak akan mempunyai anggapan

bahwa perbuatan buruk (mencontek) boleh saja dilakukan asal

tidak ketahuan orang lain ( guru ).

Mungkin para pembaca masih ingat teman-teman anda

yang masih rajin menyontek, meski telah menyandang

predikat mahasiswa? Atau mungkin anda sendiri pernah

menjadi pelakunya? Inilah kelemahan sistem pendidikan kita.

Terlalu permisif pada hal-hal yang mestinya prinsip.

Dan yang lebih mengerikan lagi adalah upaya sulapan nilai

yang dilakukan oleh beberapa guru agar siswanya bisa lulus

dalam EBTANAS tahun 1980an hingga UAN sekarang ini. Kasus

yang diindikasikan sebagai upaya menyontek masal dalam

ujian nasional 2011 di Surabaya beberapa waktu lalu mungkin

bisa kita kaitkan dengan fakta ini.

Kalau ini nampaknya sudah terstruktur, mulai dari pejabat

birokrasi pendidikan hingga kepala sekolah dan guru sebagai

pelaksananya. Maka jangan heran bila mutu pendidikan kita

tak kunjung meningkat karena nilainya hanya sulapan saja. Jadi

ibarat makan buah simalakama, dimakan bapak mati tak

dimakan emak mati. Tak dilakukan banyak anak tak lulus, kalau

dilakukan berarti berlaku tidak jujur. Terus kapan kita akan

mendidik anak anti korupsi? Tentu jawabnya adalah sejak dini.

Mendidik Anti Korupsi Sejak Dini Sejak anak dilahirkan mereka perlu mendapatkan

pendidikan karakter atau akhlak mulia. Pembiasaan nilai-nilai

keagamaan yang sarat dengan nilai-nilai anti korupsi sangat ber

pengaruh dalam pembentukan karakter mereka.

dalah Mahfud MD, sang Ketua Mahkamah Konstitusi,

yang sangat geram melihat kasus korupsi yang Asenakin tinggi."Akibat korupsi, negara saat ini dalam

bahaya." katanya beberapa waktu yang lalu seperti dilansir

dalam www.mahkamahkonstitusi.go.id. Berita korupsi tiap

hari menghiasi halaman media pemberitaan kita. Entah

sampai kapan akan berakhir.

Bertahun-tahun Indonesia menempati daftar salah satu

negara terkorup di dunia. Persepsi masyarakat terhadap kasus

korupsi menjadi sangat menyedihkan. Masyarakat menjadi

imun alias kebal terhadap kasus korupsi. Sehingga terdapat

opini masyarakat bahwa korupsi telah menjadi budaya bangsa

kita sehingga sulit dihilangkan.

Survey yang dilakukan majalah Intisari terhadap 1.044

pembaca mengenai kebiasaan korupsi di masyarakat

memperkuat anggapan di atas. Dalam survey itu semua

responden setuju bahwa korupsi tergolong tindakan tercela.

Tapi sekitar sepertiga responden secara jujur mengakui bahwa

mereka bersedia menyuap petugas saat mengurus SIM, KTP,

atau ketika ditilang polisi (Intisari,Oktober 2011). Lalu kepada

siapa kita bisa berharap untuk mencegah terjadinya korupsi?

Jawaban yang paling masuk akal adalah pada sekolah.

Sampai saat ini sekolah masih diyakini sebagai lembaga

penyemai benih-benih pengetahuan dan nilai-nilai kebaikan.

Lewat pengajaran dan pendidikan ditaburkan nilai-nilai

kejujuran, amanah, ketelitian, kerapian dll. Namun di sisi lain

masyarakat mengenal para koruptor sebagian besar adalah

produk lembaga pendidikan. Ini terlihat dari pelaku-pelaku

korupsi dilakukan oleh eksekutif maupun legislative bahkan

yudikatif yang nota bene orang-orang berpendidikan. Orang

pun bertanya apa peran lembaga pendidikan selama ini dalam

pencegahan tindak korupsi?

Korupsi Kecil di SekolahHarapan masyarakat pada sekolah/madrasah terhadap

pencegahan korupsi sangatlah tinggi. Namun kenyataannya

sekolah memang belum sepenuhnya mampu melaksanakan-

nya. Dalam praktek sekolah sering memberikan contoh yang

tidak jujur. Benarkah? Lihat saja praktek-praktek korupsi kecil

di sekolah, masih ada guru-guru PNS pulang sebelum waktunya

pulang. Bukankah itu korupsi waktu? Apakah para guru selalu

mengoreksi PR yang telah mereka berikan pada siswa? Hal ini

penting dalam menanamkan nilai kejujuran dan sportifitas

pada anak. Sebab teladan guru lebih berharga dari sekedar

himbauan.

Pendidikan

MAMPUKAH SEKOLAH MENDIDIK

ANTI KORUPSI ?Oleh : Muh. Muslih*)

20 Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober-Nopember 2011

”Nak, nanti kalau Pak RT datang atau telepon mengajak kerja bakti,

katakan bapak sedang tidak ada, ya!”

Page 23: SG Oktober-November 2011

Sejak lahir hingga usia 8 tahun merupakan masa keemasan

dalam pembelajaran. Masa itu sering diistilahkan the golden

age oleh para pakar psikologi dan neurologi dimana anak

paling gampang dibentuk.

Di sini anak dalam taraf belajar yang paling alamiah,

termasuk dalam menerima nilai-nilai anti korupsi. Guru-guru

PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK dan SD bersama orang

tua menjadi tulang punggung keberhasilan mendidik anti

korupsi pada usia ini. Inti dari pendidikan anti korupsi adalah

mengajarkan kejujuran. Sebab pangkal korupsi adalah ketidak

jujuran terhadap nurani..

Ada tiga tingkatan dalam menerima pembelajarn, yaitu

tingkatan perasaan, tingkatan pemahaman dan tingkatan

ungkapan (Intisari, Mei 2004). Pada tingkatan perasaan, anak

akan mendengarkan apa saja yang diberikan padanya. Anak

seperti ini seolah-olah merupakan anak yang patuh, tidak

neko-neko.

Namun pada dasarnya anak telah mengenal rasa senang,

sedih, jengkel, dll. Hati-hati dengan kebiasaan orang tua yang

sering berjanji, namun tak menepati. Secara tak langsung itu

adalah pembelajaran kebohongan pada anak kita.

Seringkali untuk membujuk anak yang menangis orang tua

berkata,”Ayo,diamlah, nak, nanti ibu belikan permen.” Setelah

sang anak terdiam ternyata sang bunda lupa dengan janjinya.

Kadang-kadang seorang bapak yang kecapekan pulang kerja

berkata pada anaknya, ”Nak, nanti kalau Pak RT datang atau

telepon mengajak kerja bakti, katakan bapak sedang tidak ada,

ya!”

Bila sang anak sudah tak protes dengan perilaku bapaknya

itu, maka berarti dalam diri anak sudah ada bisa memahami

perlunya berbohong. Sebenarnya orang tua yang bijak akan

mengatakan pada anaknya, “Nak, kalau ada telepon atau Pak

RT datang, tolong katakana Bapak sedang capek sekali, tidak

bisa ikut kegiatan saat ini.” Itu akan lebih jujur dan memberi

teladan baik pada anak.

Di sekolah, guru yang tak pernah mengoreksi PR siswa, akan

diterima dengan perasaaan jengkel dan akan menimbulkan

apatisme anak. Bila guru tidak fair sesungguhnya ia

menggambarkan dirinya sebagai model yang buruk.

Bila perilaku tidak jujur dan curang terus menerus diterima

siswa, maka ia akan memahami bahwa tidak jujur dan curang

itu kadang-kadang perlu, karena itu akan menguntunmgkan

dirinya. Inilah yang dimaksud dengan tahap selanjutnya, yakni

tingkatan pemahaman. Pada tahap ini anak akan memperhati-

kan berbagai cara orang memberikan pelajaran. Anak mampu

membedakan mana perintah yang perlu diturut atau dibantah.

Dengan panca inderanya mereka mampu mengolah

pelajaran bukan hanya yang diberikan namun juga bisa

menggabungkan dengan apa yang mereka lihat, alami dalam

kehidupan sehari-hari. Hati-hati dengan contoh-contoh buruk

yang anda berikan pada mereka. Anak akan mencatatnya

dengan pemahamannya sendiri. Termasuk nilai-nilai sidiq (

kejujuran ) dan amanah ( bisa dipercaya ) akan tertanam lewat

pemahaman mereka atas perilaku orang tua atau guru pada

mereka.

Untuk tingkatan ungkapan atau ekspresi, mereka umum-

nya memperhatikan orang tua atau guru memberikan

pelajaran dan mencari tahu makna dari pelajaran itu. Anak

seperti ini tak akan tinggal diam bila yang dipelajari dan

dirasakannya tidak sama. Orang dewasa kadang kewalahan

menghadapi anak pada tingkatan ini. Misalnya, ketika ia harus

belajar dan tak boleh menonton TV sementara orang tuanya

tetap asyik memelototi TV.

Pelajaran ini akan masuk dalam konsep pengetahuan si

anak, bahwa perintah / larangan yang dikeluarkan ternyata

tidak berlaku bagi si pembuat keputusan. Demikian pula kasus

guru yang tidak mengoreksi PR. Mereka akan memiliki konsep

bahwa orang yang berkuasa (dalam hal ini guru) boleh

melakukan sekehendak hatinya.

Karena dendam, anak merindukan dirinya memiliki

kekuasaan kelak dan berlaku seenaknya. Maka pada tingkatan

ekspresif ini, anak yang sebenarnya baik, namun karena

pengalaman dalam ulangan-ulangan yang diadakan dalam

suasana permisif, teman-temannya yang mencontek justru

mendapat nilai lebih baik dan tidak mendapat sangsi dari guru

bisa menyebabkan si anak baik menjadi ikut curang atau

kurang percaya diri.

Untuk itu peran guru di sekolah sangat menentukan bagi

pembentukan mental anti korupsi. Ia adalah model bagi anak

yang sedang menuju masa kedewasaan. Maka sungguh bijak

adanya peribahasa Guru Kencing Berdiri Murid Kencing Berlari.

Kalau guru sebagi model saja tidak disiplin, tidak jujur, dan

tidak adil bagaimana anak didiknya?

Tentu kita berharap dengan dikembangkannya pendidikan

karakter mulai dari Pra-TK hingga mahasiswa menyadarkan

guru untuk lebih hati-hati dalam mendidik anak-anak bangsa

ini. Lebih baik mencegah korupsi daripada membasmi. Dan

itulah tugas sekolah.

Untuk itu sekolah sebagai tempat menyemai nilai-nilai itu

tentulah harus memberikan teladan bagi siswa dalam praktek

penanamannya. Keberhasilan sekolah tidak hanya terwujud

dalam real curriculum ( kurikulum nampak ) seperti yang ter-

tuang dalam nilai-nilai pelajaran mereka, namun masyarakat

juga mengharapkan keberhasilan dalam hidden curriculum (

kurikulum tersembunyi ) yang tercermin dalam perilaku siswa

atau lebih dikenal sebagai pendidikan karakter seperti

kejujuran, amanah, sopan santun, sportif dll.

Semoga sekolah bisa mewujudkan harapan itu.

*)GuruMA-Ma'arif-Borobudur, KetuaLP Maarif Muntilan.

Pendidikan

21Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober - Nopember 2011

Page 24: SG Oktober-November 2011

Wisata dan Budaya

PROSES KREATIF PENCIPTAAN SENI TARI

Sebagai sebuah ungkapan, pernyataan dan ekspresi, maka

sifat karya tari adalah personal. Oleh karena itu, bekal

pengalaman dalam produksi karya tari baik sebagai penari,

penata tari, dan keterlibatan dalam memproduksi karya tari

merupakan pengalaman yang tidak ternilai harganya. Proses

penciptaan karya seni tari merupakan proses pribadi, pe-

ngalaman masa lalu sebagai bagian pengalaman emosional

yang kemudian membaur dengan lingkungan pada akhirnya

akan membentuk sebuah gaya pribadi yang berbeda.

Kesadaran laku kreatif tersebut tidak dalam waktu yang

singkat, tetapi dalam proses panjang. Secara keseluruhan

apabila proses kreatif dilakukan dengan benar, maka akan

menemukan jawaban sebuah laku kreatif, yaitu menemukan

apa yang sebelumnya tidak diketahui menjadi hasil ekspresi

unik. Hasil ekspresi tersebut terwujud adanya keberanian dan

konsep yang cukup, sehingga memunculkan sebuah bentuk

dan warna berbeda dari karya-karya sebelumnya.

Tak berlebihan kiranya, kalau bisa ditekankan di sini,

ak dapat disangkal, seorang seniman dengan berbagai

karya yang digelutinya baik di tingkat lokal, regional, Tnasioanl, maupun global ternyata dapat menghentak

perhatian publik. Seniman merancang semua itu tidak lepas

dari kepentingan untuk membangun eksistensinya.

Mereka saling kompetitif melakukan siasat kebudayaan

yang implementasinya tergantung dari ideologi serta tujuan

yang melatarinya. Sehingga, ekspresi karya yang dimunculkan-

nya bisa bermacam-macam dari sekadar untuk hiburan

sampai dengan keperluan ritual. Bahkan dalam elaborasi

selanjutnya, ada yang menjelma menjadi sarana kritik sosial,

penyadaran, atau pembelajaran pengetahuan, dan banyak

segmen lainnya.

Dengan demikian proses kreatif merupakan ajang yang

tak kalah pentingnya dalam proses penciptaan seni tari.

Bahkan proses kreatif ini lebih penting daripada resultansi

akhir sebuah karya seni tari. Hal-hal praktis, seperti pencarian

ide secara langsung atau pengayaan. Tak ubahnya seperti,

melakukan riset laboratorium.

Tahapan KerjaPada dasarnya proses kreatif dapat dipahami sebagai

tahapan-tahapan kerja yang dilakukan seniman untuk

menghasilkan suatu karya seni. Untuk itu, ada beragam proses

yang ditempuh oleh seniman, baik berangkat dari pemikiran

yang konseptual dengan sistematika tertentu dan penuh

pertimbangan maupun melalui proses yang tampak

sederhana. Akan tetapi, tidak jarang pula proses pencariannya

memakan waktu panjang dengan berbagai metode dan sistem

kerja yang berbeda-beda. Sehingga apa yang hendak

disampaikan sebuah karya seni tari sebagai seni pertunjukan

akan bisa sampai kepada publiknya.

Seni tari sebagai ikon dari seni pertunjukan merupakan

hasil dari olah kreatif yang ditata atau diciptakan untuk

dinikmati. Tentu proses kreatifnya melalui berbagai tahapan-

tahapan artistik, sehingga elaborasi seni tari tetap dalam

konsep-konsep yang mendasar. Di samping itu implikasi lebih

dalam seni tari adalah bentuk ekspresi manusia yang

melibatkan seluruh totalitas tubuh, dengan diikuti irama

tertentu sesuai dengan suasana yang dibutuhkan, dengan

didukung oleh tata rias, tata busana, perlengkapan penari,

perlengkapan panggung, dan tata lampu. Bentuk penampilan

tersebut menjadi suatu kesatuan yang selaras dan seirama

(Nunik Widiasih, 2009).

Oleh : Ch. Dwi Anugrah*)

22 Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober-Nopember 2011

Page 25: SG Oktober-November 2011

bahwa proses pembuatan karya koreografi (penciptaaan seni

tari) tidaklah kalah penting. Bahkan dapat dikatakan lebih

penting dari sekadar hasil dari karya itu sendiri. Penjelajahan

gerak dan pengayaan ide bisa lahir dari seniman ketika

melakukan proses kreatif.

Adapun keberhasilan seniman tari untuk menciptakan

karya yang kapabel paling tidak ditentukan oleh beberapa

komponen dasar kesenimanan, pertama penguasaan teknik.

Dalam seni tari, ketrampilan mencakup teknik gerak dan

koreografi. Seorang penari harus mampu melakukan gerak

sesuai dengan tuntutan estetika tari dan teknik koreografi.

Jika ia juga seorang koreografer atau pencipta tari, ia harus juga

memiliki kemampuan merangkai dan memadukan gerak

dengan berbagai elemen seni pendukung lainnya, seperti

musik, kostum, rias, tata panggung, tata lampu, dan sebagai-

nya. Untuk merealisasikan dalam sebuah seni pertunjukan

dibutuhkan teknik lain yaitu teknik produksi.

Kedua, kepekaan rasa. Berbeda dengan seorang pemain

akrobat yang hanya mengendalikan teknik gerak, seorang

seniman dituntut memiliki kepekaan rasa yang mencakup

kepekaan rasa gerak, rasa estetik, intuisi, dan rasa ke-

manusiaan. Dua rasa yang pertama tidak terlalu sulit untuk

dikuasai, tetapi dua rasa terakhir: intuisi (kemampuan secara

cepat memahami sesuatu/peristiwa tanpa proses pemikiran

sadar) dan rasa kemanusiaan (kepekaan atau kemampuan

untuk ikut merasakan atau bersimpati secara mendalam dari

apa yang dialami/dirasakan oleh sesama manusia atau makluk

hidup) hanya dimiliki oleh seniman-seniman tertentu.

Ketiga, kreativitas. Kemampuan kreativitas ini merupakan

kemampuan untuk mencipta, memberi interpretasi, me-

wujudkan ide, gagasan, dan pengalaman ke dalam sebuah

bentuk seni yang disertai daya imajinasidan inovasi yang tinggi.

Keempat, inteljensia. Kemampuan ini merupakan kemampuan

untuk belajar dan memahami atau untuk menghadapi hal-hal

yang baru atau situasi yang menantang, Kemampun inteljensia

ini juga bisa diartikan sebagai kemampuan berpikir kritis atau

menggunakan penalaran yang jernih.

Tataran IdealDari berbagai kemampun yang harus dimiliki oleh seniman

bila ingin mencipta suatu karya tari yang berkualitas, tentunya

untuk bisa sampai pada tataran ideal harusnya seniman

tersebut tidak patah arang atau putus asa dalam mengolah

proses baik dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,

sampai rencana tindak lanjutnya.

Seperti halnya, karya Daryono dalam Sendratari “Maha-

karya Borobudur” yang sampai saat ini menjadi agenda rutin

pementasan di Candi Borobudur tiap tahunnya. Garapan yang

menggambarkan proses berdirinya Candi Borobudur pada

masa kejayaan Dinasti Syailendra itu, ternyata proses awalnya

tidak semudah membalikkan telapak tangan. Mulai dari

eksplorasi gerak, casting penari, komposisi tari, iringan, rias,

tata panggung dan sebagainya membutuhkan proses lama

yang kadang juga harus ada perubahan konsep dalam proses

perjalanannya.

Lain lagi yang penulis alami, ketika pada tahun 2010

menggarap Dramatari “Kesetiaan Sinta” di Seminari

Menengah Mertoyudan Magelang. Karya ini terinspirasi dari

Epos Ramayana karya Valmiki yang sudah melegenda. Dalam

proses kreatif penggarapannya sangat menguras waktu dan

tenaga karena harus memadukan casting penari dari dua

lembaga, yaitu Seminari Mertoyudan dan SMA PL Van Lith

Muntilan. Dalam karya kolaborasi ini, pihak SMA Seminari

Mertoyudan menggandeng SMA PL Van Lith Muntilan untuk

memerankan para penari putrinya.

Secara naratif cerita dalam dramatari ini sudah cukup

dikenal, yang mengisahkan kesetiaan Sinta kepada Sri Rama

walaupun sudah beberapa lama disekap oleh Rahwana.

Namun, dalam proses penggarapannya baik dari tahap latihan

sendiri, latihan bersama penari, latihan bersama penari dan

pengrawit, memerlukan kejelian dan tenaga esktra, karena

karakter masing-masing penari dari dua lembaga tersebut

sangatlah berbeda.

Sesulit apapun kendala yang ada di lapangan, bila dilakukan

dengan sabar, telaten, dan tak pantang menyerah, toh hasilnya

dapat dipentaskan dengan cukup baik. Justru dengan karya

kolaborasi tersebut, hikmah yang dapat diambil yakni dapat

merajut semangat kebersamaan di antara dua lembaga yang

berbeda.

Dari berbagai pengalaman proses kreatif itu dapat ditarik

suatu tautan benang merah, bahwa ide atau pengayaan bisa

berawal dari apa saja untuk dapat membuahkan karya

spektakuler. Jadi, tidak hanya berpusar pada teknik bermain

gerak semata. Namun, justru dari pemahaman dan wawasan

komprehensif akan memperkaya ide sehingga karya yang

diciptakan menjadi semakin membumi.

*)Penari. Alumnus ISI Yogyakarta Tinggal di Magelang

Wisata dan Budaya

23Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober - Nopember 2011

Page 26: SG Oktober-November 2011

24

Wisata dan Budaya

Muntilan, kira-kira hanya dua kilometer dari jalan raya

Magelang – Yogyakarta, di sebelah selatan desa Gunungpring.

Kapan Candi Ngawen dibangun dan raja siapa yang mem-

bangun candi ini sampai kini belum diketahui dengan pasti.

Karena belum ditemukan prasasti yang menyebutkan tentang

candi ini.

Sejarah Candi Ngawen sampai kini masih “gelap” dan para

ahli purbakala serta ahli sejarah terus meneliti candi ini.

Diperkirakan pembangunan candi ini sejaman dengan pem-

bangunan Candi Borobudur dan Candi Gunung Wukir, kira-kira

abad ke 8 dan 9 Masehi, pada masa kejayaan Kerajaan

Mataram Kuno.

Ahli purbakala bangsa Belanda De Casparis menduga,

kompleks percandian Ngawen ini dibangun secara gotong

royong antara raja Pikatan Dyah Siladu dari Dinasti Sanjaya dan

raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra, kira-kira tahun 824

Masehi. Pendapat yang bersifat analisis sejarah ini dengan

berdasarkan pada Prasasti Karang Tengah tahun 824 M.

Dalam prasasti ini disebutkan, Raja Samaratungga mendiri-

kan bangunan suci di 'Venuwana', yang berarti hutan bambu.

Desa Ngawen ketika itu diduga sebagai salah satu desa yang

banyak ditumbuhi hutan bambu. Dan di sebelah utara desa

Ngawen kini ada desa bernama Gunungpring, dimana ada

sebuah bukit yang sampai kini masih banyak ditumbuhi

rumpun bambu.

Ahli purbakala asal Bali R. Made Satyapara pernah menulis,

dengan berakhirnya Kerajaan Mataram Kuno kira-kira tahun

925 M, keadaan dan sejarah Candi Ngawen tidak banyak

diketahui. Ada dugaan, candi ini juga menjadi korban

mahapralaya letusan dahsyat Gunung Merapi, yang tertimbun

material vulkanis dengan ketebalan sampai dua meter.

Tahun 1874 kompleks percandian Ngawen berhasil

ditemukan kembali oleh seorang pejabat Belanda, NW

Hoepermans. Temuan candi ini laporannya dimuat dalam ROD

(Rapporten van den Oundheindkundigen Dienst) in

Nederlandsch Indie tahun 1914. Selanjutnya, pada tahun 1897

J. Van Aalst mengadakan penelitian di sekitar percandian

Ngawen.

Dalam penelitian tersebut ditemukan susunan batu-batu

pondasi candi di depan Candi Ngawen II. Dan di Candi Ngawen

IV ditemukan arca Dhyani Budha Amitabha. Ketika Th. Van Erp

melakukan pemugaran Candi Borobudur tahun 1911, dia juga

melakukan inventarisasi batu-batu candi yang ada di Candi

Ngawen. Hasil inventarisasi tersebut dimuat di ROD tahun

onsolidasi Candi Ngawen IV, yang merupakan salah

satu candi perwara, kini telah selesai. Pekerjaan Kkonsolidasi ini dengan membongkar dan memindah-

kan sementara batu-batu candi untuk kemudian dipasang

kembali setelah dasar pondasi candi diperkuat dengan dicor

semen beton. Kini posisi candi ini lebih kuat dan tidak ambles

lagi. Sebab, candi yang berada lebih rendah dari tanah

sekitarnya ini sering digenangi air, dan pondasinya melesak

atau 'ambles' antara 25 – 30 cm.

Kompleks Candi Ngawen kini tampak bersih dan tertata

rapi, meski air masih sering menggenangi pondasi-pondasi

candi. Adanya genangan air ini karena letak kompleks candi

lebih rendah kira-kira satu setengah sampai dua meter dari

permukaan tanah dan sawah di sekeliling candi. Kompleks

percandian ini seluas kira-kira 900 meter persegi, dengan

posisi geografis pada koordinat 110°.16'.17” Bujur Timur dan

07°.36'.17” Lintang Selatan, dengan ketinggian 290 meter dari

permukaan laut.

Di antara candi-candi yang bernafaskan agama Budha,

Candi Ngawen memiliki kekhususan dalam tata letak, mandala

dan gaya arsitektur bangunannya. Artinya, tata letak dan

bentuk bangunannya berbeda dengan candi-candi Budha pada

umumnya. Yang banyak dijumpai, candi-candi Budha

bangunannya tunggal dengan tingkatan-tingkatan yang

mempunyai makna-makna filosofi agama Budha.

Di kompleks Candi Ngawen ada lima buah bangunan candi

yang semuanya menghadap ke arah timur dengan tata letak

candi sebaris membujur dari utara ke selatan. Mirip dengan

tata letak candi yang bernafaskan agama Hindhu yaitu adanya

candi-candi perwara dan candi induk sebagai pusatnya.

Namun, di kompleks Candi Ngawen ini tidak terdapat candi

induk. Dari lima bangunan candi itu, yang telah berhasil

direkonstruksi dan kembali berdiri meski tidak sempurna

hanya ada satu bangunan, yaitu candi nomor dua dari utara

(Candi Ngawen II). Empat candi lainnya belum berhasil

direkonstruksi dan kini berupa pondasi-pondasi candi.

Sementara puing-puing batu-batu candi, ornamen dan

relief-relief candi yang belum ditemukan pasangannya ditata di

pelataran candi sisi timur. Batu-batu tersebut belum bisa

disusun kembali menjadi bentuk bangunan candi yang utuh,

karena untuk membangun lagi (merekonstruksi) candi ini

paling tidak ditemukan 80% batu-batu candi dan perlu

rancangan yang cermat dan teliti.

Candi Ngawen berlokasi di desa Ngawen Kecamatan

CANDI NGAWEN IVPONDASINYA DIPERKUAT DENGAN BETON COR

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober-Nopember 2011

Oleh : Amat Sukandar

Page 27: SG Oktober-November 2011

25

Ngawen semuanya menghadap ke barat, yang juga

mengandung makna menghadap ke arah Candi Borobudur,

yang letaknya di sebelah barat candi Ngawen, sekitar 7,60 km

jauhnya.

Sedangkan yang ketiga, semua candi di kompleks

percandian Ngawen ini dibangun dengan pakem “punden

berundak,” seperti candi-candi pada umumnya dengan bagian-

bagian tingkatan: 'Bhurloka' yaitu tingkat dasar candi yang

memiliki arti sebagai jagad pati, dunianya manusia. Tingkat

bagian tengah, disebut 'Bhuwarloka' sebagai lambang jagad

manusia yang telah bisa bersuci diri sehingga bisa menyatu

dengan para dewa. Sedangkan tingkat teratas, bagian atap

candi disebut “Swarloka', sebagai lambang dunianya para

dewa di Swargaloka.

Candi Ngawen juga mempunyai corak bangunan yang lain

dengan candi-candi yang ditemukan di daerah Magelang. Jan

Fontein dalam bukunya 'The Sculpture of Indonesia'

menjelaskan, bangunan Candi Ngawen ini memiliki corak

(style) khusus. Di Candi Ngawen II (satu-satunya bangunan

candi yang berhasil direkonstruksi dan berdiri sampai kini),

ornamen dan hiasan candi dengan motif khas dan adanya

gapura candi yang terpisah dengan badan candi.

Denah kaki Candi Ngawen II berukuran 13,36 m x 12,82 m.

Tinggi kaki candi 2,32 m, dan penampil sisi timur berukuran

2,42 m. Di atas kaki candi ada selasar yang mengelilingi badan

candi selebar 1,10 m. Sedangkan gapura candi yang terpisah

tersebut ukurannya, lebar 4,9 m, bagian pintu gapura 1,05 m

dan tingginya 2,1 m.

Dalam relung-relung candi yang berukuran 84 cm X 36 cm

dan kedalamannya 40 cm kini sudah tidak dijumpai arca-arca.

Sedangkan di bilik candi ada arca Dyani Budha Ratna Sambawa

duduk bersila dengan sikap tangan Waramudra. Arca ini

berukuran tinggi 09,6 m, lebar 09,6 m dan tebal 08,7m. Namun

kepala arca sudah hilang.

Arca Budha lainnya yang masih tersisa di kompleks candi ini

adalah Arca Dyani Budha Amitabha, yang berada di Candi

Ngawen IV yang kini sedang digarap dengan proyek

konsolidasi. Keadaan arca ini bagian kepala sudah hilang,

kedua tangannya patah tinggal telapak tangan sampai siku.

Candi Ngawen masih jarang dikunjungi wisatawan

domestik. Candi ini menjadi objek studi para pelajar dan

mahasiswa yang tertarik terhadap keunikan candi ini.

Wisatawan manca negara juga banyak yang diajak para

pramuwisata-nya berkunjung ke candi ini.

Batu-batu candi yang kotor berlumut dibersihkan. Namun

di kompleks Candi Ngawen ini belum ada sarana kamar kecil.

Bak sampah juga masih kurang. Perlu perhatian pemerintah

untuk dapat membangun sarana MCK ini. Sehingga para

wisatawan yang berkunjung ke sini dapat lebih nyaman.

1911, yang diterbitkan Batavia Albrecht & Co tahun 1912

dengan judul 'Candi Ngawen'.

Situs Candi Ngawen ketika itu memang sangat menarik

perhatian para ahli purbakala Belanda. Sehingga, para ahli dari

Negeri Belanda terus melakukan penelitian dan penggalian.

Rangkaian penelitian para ahli purbakala bangsa Belanda

tersebut terus dilanjutkan. Tahun 1925, FJ. Perguin melanjut-

kan penelitian, penggalian dan pemugaran. Dan tahun 1927

dia berhasil memugar Candi Ngawen I dan Candi Ngawen II.

Hasil pemugaran tersebut berupa fisik bangunan Candi

Ngawen yang sampai sekarang tidak mengalami perubahan.

Dalam catatan Perguin juga disebutkan bila kerusakan

kompleks percandian Ngawen ini karena meletusnya Gunung

Merapi yang maha dahsyat seribu tahun yang lalu, dimana

batu, pasir dan abunya menutupi candi ini. Ketika dia

melakukan penggalian di percandian ini juga berhasil

menemukan arca Dhyani Budha Ratna Sambawa.

Tahun 1928, di Candi Ngawen II ini juga berhasil ditemukan

piranti kuno berupa gantungan klinthingan (gentha) dengan

bahan perunggu yang berada di puncak atap candi bagian

dalam. Temuan piranti upacara ritual agama Budha itu juga

dicatat oleh Stutterheim tahun 1935.

Sebagai bangunan tempat pemujaan agama Budha, Candi

Ngawen memiliki 'keunikan' khusus. Tata letak dan 'mandala'

bangunan candi ini berbeda dengan candi-candi Budha

lainnya. Biasanya, candi-candi Budha memiliki “mandala” yaitu

bentuk lingkaran suci yang menjadi 'kiblat' (arah) menghadap

para Dhyani Budha, yang ada lima arah.

Dalam 'mandala' itu, Wairocana terletak di tengah atau

menjadi pusatnya, Aksobya berada di sebelah timur,

Ratnasambawa di sebelah selatan, Amitabha di sisi sebelah

barat, dan Amogasidha di sebelah utara. Mandala ini

mempunyai makna sebagai gambaran di bangunan candi

untuk membantu memusatkan pikiran (konsentrasi) para

umat Budha dalam bersamadi di candi.

Dengan demikian, candi-candi Budha kebanyakan

bangunannya 'konsentris' (bundar) dan berupa bangunan

tunggal. Dan di Candi Ngawen ini tata letak bangunannya

dirancang tidak sesuai 'pakem' mandala tersebut. Sehingga

bentuk bangunan candi tidak konsentris, tetapi sebaris dengan

lima buah candi yang berdiri sendiri-sendiri dimana di setiap

candi ditempatkan tokoh-tokoh Dhyani Budha.

Kekhususan Candi Ngawen ini, yang pertama adalah letak

candi berjajar berurutan dari selatan ke utara. Ini mempunyai

makna, para Dhyani Budha (dewa-dewa) posisi kedudukannya

sama. Padahal, biasanya di sebuah candi Budha, ada 'dewa'

yang kedudukannya paling tinggi yaitu Dhyani Budha

Wairocana.

Keunikan yang ke dua, arah menghadapnya candi-candi

tersebut semuanya ke timur. Ini berarti, para umat Budha yang

sedang melakukan upacara ritual agama di pelataran candi

Wisata dan Budaya

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober - Nopember 2011

Page 28: SG Oktober-November 2011

26 Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober-Nopember 2011

PENGEMBANGAN RUMAH KOMPOS

karena ulah petani yang melakukan budidaya tanaman yang

tidak tepat/berlebihan (over dosis pupuk kimia), penyebab

lainnya adalah pengangkutan seluruh limbah panen ke luar

lahan bahkan pembakaran jerami.

Padahal limbah panen merupakan bahan organik yang

sangat baik dan bermanfaat bagi kesehatan/kesuburan tanah

baik secara fisik, kimia maupun biologi. Akibat dari lahan sakit

tersebut kenaikan produksi padi tidak sebanding dengan biaya

untuk budidaya, laju kenaikan produksi menurun (terjadi

gejala kejenuhan produksi) serta kemunduran kesehatan

tanah baik secara kimia, fisik maupun biologi (Sawah rusak dan

tidak subur).

Untuk mengantisipasi keterpurukan produksi yang bisa

berakibat terhadap stabilitas ketahanan pangan serta

mendukung program pemerintah Go Organik 2010, sejak

tahun 2009 Kementerian Pertanian telah memfasilitasi

pengembangan Rumah Kompos.

a. Tahun 2009 melalui Direktorat Pengelolaan Lahan

membangun 159 unit rumah kompos di 34 Lokasi di

Indonesia (Jawa Tengah yakni Purworejo, Brebes, Pati,

Wonosobo, Grobogan, Rembang, Salatiga dan Tegal )

b. Tahun 2010 membangun 300 unit rumah kompos yang

diintegrasi dengan ternak sapi

c. Tahun 2011 akan membangun 245 unit rumah kompos

melalui Anggaran Direktorat Perluasan dan Pengelolaan

Lahan Dir Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

umah Kompos secara sederhana adalah sebagai

tempat pembuatan kompos. Berdasar Pedoman RTeknis Pengembangan Rumah Kompos yang dikeluar-

kan oleh Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian,

Kementerian Pertanian bahwa Rumah Kompos adalah:

Bangunan yang berfungsi untuk memproses pengomposan

sisa hasil tanaman/ jerami/ limbah kotoran ternak menjadi

pupuk organik/ kompos dan dilengkapi dengan alat pengolah

pupuk organik (APPO), kendaraan roda tiga dan MOL (mikro

organisme lokal).

Sejak tahun tahun 2009 keberadaan rumah kompos dirasa

sangat penting dan mendesak. Hal ini dikarenakan rusaknya

lahan tanah sawah irigasi hingga mencapai 60 % ( 5 juta ha dari

8 juta Ha) menjadi lahan sakit, dengan kandungan bahan

organik dibawah 2%. Sakitnya lahan sawah ini disebabkan

Ekonomi & Bisnis

Page 29: SG Oktober-November 2011

27

Ekonomi & Bisnis

Dengan pengembangan rumah kompos banyak manfaat

yang akan diperoleh pemerintah dan masyarakat. Tidak hanya

untuk memperbaiki lahan yang sakit, petani juga merasakan

manfaatnya antara lain :

- Mengurangi ketergantungan petani pada pupuk anorganik

atau kimia.

- Menanggulangi krisis pupuk di masa tanam.

- Meningkatkan penggunaan pupuk organik tanpa harus

membeli dan tergantung pada pabrik

- Mengurangi menumpuknya sampah, khususnya di

lingkungan rumah tangga/ pasar

- Menyediakan pupuk organik berkualitas tinggi bagi petani

dengan harga terjangkau.

- Membuka lapangan kerja baru karena tiap unit mampu

menyerap 4-6 tenaga kerja.

- Peluang usaha pengolahan sampah organik cukup

menjanjikan karena permintaannya semakin meningkat

seiring dengan trend pertanian organik yang makin

diminati oleh masyarakat.

Manfaat bagi pemerintah :

- Dalam rangka menurunkan subsidi pupuk kimia

- Menyelamatkan lingkungan sekaligus me-

ngurangi volume sampah yang dibuang ke

tempat pembuangan akhir (TPA).

- Mengurangi beban pengelolaan sampah

pemerintah daerah

- Mencegah pemanasan global.

- Mendukung terciptanya ketahanan pangan

nasional berbasiskan pertanian organik.

Besarnya manfaat yang akan diperoleh dengan

ber-kembangnya rumah kompos, Kementerian

Pertanian merasa perlu untuk menyediakan paket

pembangunan rumah kompos dengan sarana

prasarana pendukung dan pelatihan, diantaranya:

Bangunan fisik, Alat pengolah pupuk organik, alat

transportasi roda tiga dan mikro organisme lokal.

Pelatihan kepada kelompok tani pengelola rumah kompos,

beserta calon pengurus dan operator APPO juga dilakukan

dengan materi operasional penggunaan APPO, Pembuatan

MOL ,Pembuatan Pupuk Organik/kompos serta Pengelolaan

Rumah Kompos. Dengan paket tersebut diatas diharapkan

proses pembuatan pupuk organik tidak lagi memakan waktu

hingga 5 minggu seperti dekomposisi alami, sehingga

masyarakat dapat cepat memanfaatkan hasil rumah kompos

tersebut.

Adapun tujuan pengembangan rumah kompos adalah :

1) Memberdayakan kelompok tani untuk memanfaatkan

jerami dan limbah organik lainnya sebagai bahan

pembuatan kompos menggunakan APPO dan MOL (mikro

organisme lokal), untuk selanjutnya menggunakan kompos

tersebut untuk memperbaiki kesuburan lahan pertanian-

nya.

2) Sebagai pusat pembelajaran bagi masyarakat petani dalam

pembuatan kompos.

3) Memasyarakatkan penggunaan pupuk organik yang dibuat

sendiri dari bahan baku lokal.

4) Sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi kelangkaan

dan tingginya harga pupuk anorganik, sehingga dapat

mengurangi beban subsidi pemerintah, tanpa mengurangi

tingkat produktivitas lahan.

Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan rumah

kompos sejak tahun 2009 salah satu nya adalah masih

banyaknya petani yang menjual kotoran sapi dan jerami yang

menjadi bahan baku kepada pabrik pupuk organik. Kondisi

tersebut dilakukan petani karena langsung mendapatkan

uang. Kemudian masih banyak petani dan kelompok tani yang

sulit merubah sikap dalam berusahatani agar berorientasi

kepada keberlanjutan usahatani dan ramah lingkungan dengan

memanfaatkan bahan-bahan lokal setempat.

*)Kurniawan Budiaji, SP

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober - Nopember 2011

Page 30: SG Oktober-November 2011

28

MARI KENDALIKAN OPT DENGAN PESTISIDA ORGANIK

hingga saat ini petani di Indonesia masih tergantung obat-

obatan kimia untuk pengendalian hama dan penyakit

tanaman, akibatnya biaya produksi tinggi, produk yang

dihasilkan mengandung residu kimia dan mengakibatkan apencemaran lingkungan (Anonim, 2001 ).

Bahkan beberapa negara sudah menerapkan sertifikasi

produk pertanian bebas residu pestisida. Keunggulan dari

pengendalian hayati antara lain biaya murah, aman terhadap

pekerja, konsumen maupun produk pertanian yang dihasilkan

serta tidak menimbulkan efek pada lingkungan (Anonim,

2002).

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)OPT merupakan bagian dari ekosistem yang ada di alam

merupakan mata rantai kehidupan, yang perlu kita jaga

keseimbangannya agar tidak melewati ambang ekonomi,

karena bila melebihi ambang ekonomi OPT akan merugikan

petani bahkan kadang jadi ancaman dalam kegiatan

usahataninya, sehingga bila ini terjadi mereka akan timbul

upaya untuk menghentikan dengan berbagai cara.

Penyebab terjadinya gangguan OPT amat komplek sekali

seperti perkembangan teknologi budidaya, perubahan

agroekosistem yang berpengaruh pada dinamika OPT. Sifat

OPT adalah populasinya cepat, kemampuan daya rusak tinggi

dan bersifat vektor. Penyebab timbulnya OPT: perubahan

erangan hama penyakit atau OPT (organisme

pengganggu tanaman) merupakan faktor

pembatas yang sering dihadapi petani dalam Susaha taninya. Serangan OPT yang melebihi ambang

ekonomi akan merugikan petani secara finansial,

sehingga petani akan cenderung berupaya sekuat

tenaga untuk mengendalikannya.

Kalau sudah seperti ini petani akan mencari

pestisida kimia yang kemampuan pengendaliannya

tinggi, mesti terkadang harus menebus dengan

harga tinggi, sehingga ini akan menambahkan cost

yang digunakan untuk pengadaan sarana produksi.

Bahkan yang memperhatikan terkadang petani

sering kurang memperhatikan dosis yang semesti-

nya karena terdorong bagaimana agar tanaman

selamat, sering kurang memperhatikan efektifitas

dan faktor ekonomis untuk agribisnis.

Maraknya penggunaan pestisida kimia sebagai

dampak gencarnya produk pestsida kimia yang

membanjiri pasaran sarana pertanian di lingkungan kita

disamping faktor perlaku petani sendiri yang masih

mengandalkan pestisida kimia untuk pengendalian hama dan

penyakit tanaman. Kita semua sadar bila dalam aplikasi

pestisida kimia tidak hati-hati dan memperhatikan aturan

secara bijaksana tentu akan me-nimbulkan ekses negatif

terhadap sendi-sendi kehidupan yang lain.

Beberapa literatur banyak di ungkapkan ekses penggunaan

pestisida yang berlebihan akan berpengaruh pada: 1). Memicu

terjadinya ledakan OPT baru selama ini tidak menjadi ancaman

bagi komoditas yang di usahakan petani, 2). Matinya musuh

alami hal ini amat memperhatikan bagi kita semua karena

musuh alami sangat membantu petani mengurangi populasi

OPT, seperti capung, anggang-anggang, jamur tricorderma, 3).

Terjadi resurjensi/kekebalan pada beberapa jenis OPT, OPT

yang kebal maka bila kita kendalian dengan pestisida sejenis

tidak akan mati bila dosisnya sama bahkan yang menyedihkan

keturunan OPT tersebut ampuh dengan pestisida sejenis, 4).

Pencemaran lingkungan, ini tidak bisa kita pungkiri lagi

pencemaran lingkungan dampak dari penggunaan pestisida

yang tidak bijak, 5). Berbahaya pada kesehatan manusia,

residu pestisida masuk tubuh manusia dalam jangka waktu

lama akan membahayakan kesehatan manusia itu sendiri.

Tuntutan pasar global terhadap produk yang berkualitas

tinggi merupakan tantangan bagi pertanian Indonesia, karena

Oleh : Sutrisno, SP.

Ekonomi & Bisnis

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober-Nopember 2011

Page 31: SG Oktober-November 2011

29

elemen dari suatu ekosistem sebagai akibat perubahan

perlakuan usaha tani seperti pemupukan, pola tanam,

pemakaian bahan hasil teknologi yang berimplikasi ketidak

stabilan lingkungan yang berdampak kesesuai lingkungan bagi

OPT.

Ada beberapa kegiatan usaha tani yang dapat menjadi

penyebab timbulnya ledakan OPT antara lain : a). Tanaman

tidak serempak hal ini menyebakan OPT punya lingkungan

yang tidak terputus, b). OPT masuknya jenis tanaman baru, c).

Penggunaan dan penanaman komoditas yang terus menerus

akan tersedianya makanan sepanjang masa bagi OPT, d).

Pemakaian pestisida kimia yang tidak bijaksana, e).

Kemampuan berkembang biak OPT.

Undang-undang No. 12 tahun1992 tentang Sistem

Budibaya Tanaman yang di jabarkan dalam PP. No. 6 Thn. 1995

tentang Perlindungan Tanaman, dimana kegiatan perlindung-

an tanaman dilakukan dengan menerapkan sistem

Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Perlindungan tanaman

merupakan tanggungjawab petani dan masyarakat yang

difasilitasi dan dinamisatori oleh pemerintah dengan

memberikan bantuan bila dibutuhkan.

Keberhasilan aplikasi pelaksanaan PHT dilapangan akan

dipengaruhi oleh beberapa faktor penting salah satunya

adalah kesiapan petugas maupun petani sebagai subyek.

OBAT JAMUR ORGANIKPenyakit jamur pada tanaman cabe, tomat merupakan

penyakit yang sulit dikendalikan, bila menggunakan obat kimia

dosisnya harus tinggi, tentu ini tidak efektif bagi suatu usaha

tani.

Bertolak pada permasalahan diatas ada suatu teknologi

pengendalaian penyakit jamur dengan menggunakan pestisida

organik yang terbuat dari ramuan dari umbi tanaman kunir,

laos dicampur lirang dan pati dengan komposisi tertentu.

Keuntungan penggunaan pestisida organik adalah aman,

efeksi, murah dan efisien, ramah lingkungan dan aman bagi

manusia.

Teknik Membuat Obat Jamur

Untuk membuat obat jamur organik diperlukan beberapa

bahan antara lain : air 150 ltr, kunir 1 kg, lengkuas 1 kg, jahe 1

kg, EM4 ¼ ltr, tetes ¼ ltr. Alat yang digunakan: timbangan,

drum ukuran 150 liter, pengaduk, lumpang dan alunya, ember.

Cara kerja : 1). Lengkuas, jahe dan kunir ditumbuk sampai

halus, 2). Lalu masukan drum, 3).Drum yang telah dimasuki

empon2 tadi ditambahkan lagi air sumur/sumber 150 liter

aduk sampai rata, 4). Setelah itu tambahkan EM4 dan tetes

sesuai takaran lalu aduk rata, 5). Setelah itu fermentasi selama

1 minggu dengan tiap hari sekali drum di buka dan diaduk

didiamkan kurang lebih 15 menit agar gas keluar, 6). Setelah 1

minggu sudah jadi dapat digunakan untuk pengendalian

jamur atau dapat disimpan/ dipacking.

Aplikasi penggunaan obat jamur pada tanaman adalah

untuk satu tangki ukuran 14 liter diberikan obat jamur ½ gelas

lalu semprotkan pada tanaman sore hari dengan nosel

terpasang mengabut dan diulang tiap 3 hari sekali.

OBAT SERANGGA

Ada beberapa ramuan obat serangga yang banyak dilaku-

kan petani akan tetapi ini kami sajikan ramuan insektisida

organik yang terbuat dari daun-daun yang menggandung

racun bagi hama insek, adapun bahan yang dipergunakan

antara lain : daun suren 1 kg, daun rondo nolek 1 kg, daun sirsak

1 kg, rebus pring apus 1 kg, gadung 1 kg dan air 150 ltr. Alat yang

digunakan: timbangan, drum ukuran 150 liter, pengaduk,

lumpang dan alunya, ember.

Cara kerja : 1). Semua bahan dedaunan

ditumbuk sampai halus, 2). Lalu masukan drum,

3).Drum yang telah dimasuki tumbuhan dedauan

tadi ditambahkan lagi air sumur/sumber 150 liter

aduk sampai rata, 4). Setelah itu tambahkan EM4

dan tetes sesuai takaran lalu aduk rata, 5). Setelah

itu fermentasi selama 1 minggu dengan tiap hari

sekali drum di buka dan diaduk didiamkan kurang

lebih 15 menit agar gas keluar, 6). Setelah 1

minggu sudah jadi dapat digunakan untuk

pengendalian jamur atau dapat disimpan/di-

packing.

Aplikasi penggunaan obat pathek pada

tanaman adalah untuk satu tangki ukuran 14 liter

diberikan obat jamur ½ gelas lalu semprotkan

pada tanaman sore hari dengan nosel terpasang

mengabut dan diulang tiap 3 hari sekali.

Ekonomi & Bisnis

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober - Nopember 2011

Page 32: SG Oktober-November 2011

30

meliputi Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, Menteri

Penertiban Aparatur Negara, Kepala BKN dan Menteri

Perumahan Rakyat selaku Ketua Harian. Dan untuk pelaksana

operasionalnya dibentuk Pelaksana Sekretariat Tetap

Bapertarum PNS.

Dari tahun 1993 sampai sekarang, dikalangan sebagian

besar PNS belum memahami apa itu Taperum dan bagaimana

penggunaannya. Yang diketahui bahwa dalam setiap bulan,

kewajiban PNS adalah mengiur Taperum yang besarnya

disesuaikan dengan Golongannya .Berturut turut dari

Golongan I sampai golongan IV adalah Rp. 3.000,- ; Rp. 5.000,-;

Rp. 7.000,- dan Rp. 10.000,-. Dari kewajiban yang ada, maka

kepada PNS mempunyai hak untuk memperoleh Bantuan

Uang Muka (BUM) Kepemilikan rumah / Bantuan membangun

( BM) yang besarnya : Golongan I Rp.1.200.000 Golongan II

Rp.1.500.000, dan Golongan III Rp.1.800.000.

Jumlah diatas sejak dulu sampai sekarang

belum berubah dan untuk pengurusannya

juga banyak yang tidak tahu. Pada beberapa

tahun yang lalu bahkan ada pengurusan

kolektif yang dikoordinir oleh seseorang

dengan imbalan penerimaannya dipotong

dengan alasan biaya administrasi pengurusan.

Hal ini pernah penulis jumpai khususnya

teman teman PNS Guru. Ada yang berhasil

dan ada pula yang tidak. Padahal dari

penjelasan resmi yang diterima hal tersebut

tidak pernah diatur.

Ketidakjelasan prosedur dan mekanisme

untuk mem-peroleh Taperum disatu sisi dan

disisi lain harga rumah melalui KPR juga

semakin tinggi sehingga apa yang ditawarkan

oleh Bapertarum kepada PNS untuk

memperoleh BUM / BM menjadi tidak me-

narik lagi. Kalau mengambil contoh BUM/BM

untuk Golongan III , Apakah masih ada uang

muka KPR sebesar Rp. 1.800.000 dan apakah uang Rp.

1.800.000,- sepadan untuk menambah biaya pembangunan

rumah? Apalagi untuk golongan I dan II. Belum lagi tidak semua

Golongan IV pasti sudah mampu memiliki rumah.

Bapertarum pernah memiliki program selain BUM, BM, ada

pinjaman lunak maksimal Rp. 10.000.000,- untuk membangun

rumah maupun KPR, pinjaman uang muka membeli rumah

susun. Namun sejak September 2008 dengan PERMENPERA

ebutuhan dasar manusia dapat dikelompokkan

menjadi kebutuhan pangan, sandang dan papan.

Kebutuhan Papan atau rumah tempat tinggal semakin Klama dirasa semakin menjadi tidak terjangkau oleh masyarakat

termasuk di dalamnya PNS. Oleh karena itu Pemerintah pada

tahun 1993 mengeluarkan Keputusan Presiden nomor 14

tahun 1993 tentang Tabungan Perumahan PNS. Latar belakang

diadakannya Taperum dengan pengelolanya Bapertarum PNS

adalah :

a. Sebagai Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan PNS

untuk memiliki rumah yang layak

b. Terbatasnya kemampuan PNS untuk membayar uang muka

pembelian rumah dengan fasilitas KPR

c. Tabungan perumahan PNS dapat menghimpun dana untuk

mengatasi kendala tersebut diatas dengan sifatnya gotong

royong.

Sifat kegotong royongan dapat dilihat dari para Pegawai

Golongan IV walaupun mempunyai kewajiban iuran, namun

tidak memiliki hak menggunakan fasilitas Taperum ini,

demikian juga bagi PNS diluar golongan IV yang tidak

memanfaatkan layanan ini.

Untuk pengelolaannya maka dibentuk Badan Per-

timbangan Tabungan Perumahan PNS atau Bapertarum PNS

diketuai oleh Presiden dengan anggota para Menteri yang

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober-Nopember 2011

Kolom

TABUNGAN PERUMAHAN PNS(TAPERUM)

Oleh : Zuchruf Isworo *)

Mekanisme Pengajuan BUM / BM Rp. 15.000.000,-

Page 33: SG Oktober-November 2011

31

Ekonomi & Bisnis

No. 14/PERMEN/M/2008 hal tersebut dihentikan. Secara sinis

sering terdengar suara yang menyatakan Taperum tidak ada

manfaatnya dst…dst… . Namun disisi lain, bagi PNS yang telah

memperoleh manfaat dari BUM KPR memang Taperum ada

kegunaannya dan sangat membantu.

Beberapa persoalan diatas senantiasa muncul dalam setiap

kesempatan rapat yang diadakan untuk itu? Setiap tahun

selalu diadakan rapat koordinasi, sosialisasi tetapi hasilnya

selalu tidak sampai kepada segenap PNS. Berkenaan dengan

itu Penulis ingin urun rembug mungkin dapat memberikan

pemahaman bersama bagi kita sesama PNS.

Pada tanggal 10 Oktober 2011 Pelaksana Sekretariat Tetap

bapertarum mengadakan rapat koordinasi / sosialisasi

program layanan Bapertarum untuk Pemerintah Kabupaten /

Kota dan Provinsi se pulau Jawa, Kalimantan, Bali , NTB dan

NTT. Dari kegiatan ini dapat disarikan beberapa hal antara lain :

1. Upaya Peningkatan layanan Bapertarum

2. Tambahan Bantuan Uang Muka dan Biaya membangun

Rumah

3. Pengembalian Tabungan perumahan bagi PNS yang

berhenti ( Pensiun, Meninggal)

Upaya Peningkatan Layanan BapertarumDalam rangka peningkatan layanan Bapertarum kepada

PNS, maka Pelaksana Sekretariat Tetap Bapertarum me-

launching website agar semua layanannya dapat dipahami

oleh para PNS. Layanan internet yang dapat dijangkau dimana

saja melalui komputer bahkan melalui Handphone. Dengan

adanya informasi yang tersedia di website ini maka keragu

raguan PNS akan layanan Bapertarum diharapkan lambat laun

akan berkurang dan berhenti sehingga para PNS dapat

melaksanakan kewajibannya dengan nyaman dan mengetahui

hak haknya dalam layanan tabungan perumahan ini.

Dalam website ini kita selaku PNS dapat mengitung berapa

jumlah tabungan yang telah kita iur/ langsung dipotong Gaji

sejak diangkat menjadi CPNS sampai sekarang. Demikian pula

halnya apabila telah terpenuhi syarat seseorang PNS untuk

memanfaatkan layanan Bapertarum ( PNS Golongan I s/d III,

masa kerja 5 tahun, belum memiliki rumah untuk KPR) dapat

melakukan aplikasi baik online maupun manual sehingga hak

hak taperum dapat kita terima.

Kita juga dapat melihat developer mana saja yang dapat

melayani KPR dan juga Bank pelaksananya. Silahkan

mengakses www.bapertarum-pns.co.id untuk penjelasan

lebih detailnya.

Tambahan Bantuan Uang Muka Biaya dan Biaya Membangun Rumah

Pada saat ini dirasa bahwa tidak ada Uang Muka KPR

dengan besaran dibawah 10 juta, belum lagi bunga KPR yang

cukup besar antara 12 – 16 % sungguh sangat memberatkan

PNS dan masyarakat yang berpenghasilan rendah. Berkenaan

dengan hal tersebut, Pemerintah melalui Menteri Perumahan

rakyat dengan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat nomor 12

tahun 2011 memberikan bantuan ( pinjaman bunga rendah

tepatnya) untuk para PNS golongan I sampai III Bantuan Uang

Muka KPR maupun Bantuan membangun jumlahnya sebesar

Rp. 15.000.000,- .

Walaupun masih jauh dari harapan, namun bantuan

(pinjaman) ini dapat memberikan angin segar kepada PNS yang

belum memiliki rumah atau membangun rumah.

Bagi PNS yang akan membeli rumah melalui fasilitas KPR

dengan harga rumah dari Rp. 50.000.000,- sampai dengan Rp.

80.000.000, fasilitas ini dirasa sangat menguntungkan karena

setelah dikalkulasi dengan bantuan pemerintah maka bunga

KPR yang tadinya berkisar antara 12 – 16 % bias menjadi 8, 15 –

8,50 %. Demikian pula bagi PNS yang akan memanfaatkan

layanan bantuan membangun rumah, maka bunga yang

dibebankan adalah 6 %/ tahun selama 15 tahun.

Kedua layanan ini dapat dilaksanakan karena ada campur

tangan dari Kementerian Perumahan Rakyat dalam hal ini

Badan layanan Umum Pusat Pembiayaan Perumahan melalui

program FLPP (Fasilitasi Likuiditas Pembiayaan Perumahan).

Teman teman dapat mengakses websitenya di www.

bluppp.com untuk kejelasan programnya.

Pengembalian Tabungan perumahan bagi PNS yang berhenti (Pensiun, Meninggal)

Bagi PNS yang selama masa dinas aktifnya tidak

memanfaatkan layanan Bapertarum, maka pada saat berhenti

karena pensiun, meninggal dunia ataupun sebab sebab lain

dapat mengajukan aplikasi pengambilan tabungan perumahan

dengan mengisi formulir dan kelengkapan persyaratannya

kemudian disampaikan ke BRI yang terdekat.

*) pernah bertugas di BKD Kabupaten Magelang

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober - Nopember 2011

KPR FLPP + BUM 15 Jt Tanpa BUM 15 Jt & FLPP Selisih

b c d = c-b

Bunga KPR FLPP 8.50% 13.00% 0

Tenor 15 15 0

Bunga BUM 15 Juta 6% 0%

Harga Jual 70,000,000 70,000,000 -

Tambahan BUM 13,500,000 - -

56,500,000 70,000,000 -

B U M 1,500,000 - -

KPR - FLPP Dari Pemerintah 55,000,000 70,000,000 -

UM sendiri - - -

Maks.Kredit 55,000,000 70,000,000 -

Angsuran KPR - FLPP 551,927 902,660

Angsuran Tambahan BUM 115,833 0 0

Total Angsuran 667,760 902,660 234,900

234,900

42,282,028

Manfaat BUM + FLPP 15 Juta/bulan

Manfaat BUM 15 Juta + FLPP selama 15 tahun

Keterangan

a

Manfaat Tambahan BUM/ BM

Page 34: SG Oktober-November 2011

32

Kolom

KOTA KAREMAN

city. Nama-nama itu terkait hirarkis. County lebih kecil dari

town; town lebih kecil dari city. Dengan demikian mudah

memahami bahwa di New York City terdapat tiga China Town,

yaitu Manhattan China Town, Flushing China Town dan Sunset

Park China Town di Brooklyn. Namun kita susah memahami

kaitan antara Kota Semarang, Kota Magelang dan Kota

Mungkid.

Kota, dalam pemberian penghargaan Adipura diberi

penanda jenjang. Ada kota metropolitan, kota besar, kota

sedang dan kota kecil. Kota berjenjang juga digunakan dalam

pembagian wilayah administratif oleh Polri, yaitu kota, kota

besar dan metro, tetapi tidak ada wilayah kota sedang dan kota

kecil.

Kota, digunakan sebagai nama untuk jenjang administratif

pemerintahan dibawah provinsi dan setara kabupaten,

dulunya kota madya. Kata madya dihapus begitu saja, karena

memang ada persoalan dengan kota madya, karena tidak

ditemani oleh kota kecil dan kota besar. Sebelum dihapus

nomina 'kotamadya', sesungguhnya inspiratif, jika madya

didudukan sebagai adjectiva tempora. Tempo selengkapnya

secara kronologis: purwa, madya, wusana.

Penggunaan keterangan waktu pada nama kota sudah

diteladani oleh Purwokerto dan Purwakarta, juga

Kutowinangun. Kota yang lagi diwangun, maka ada kota yang

sudah wangun: endah, edi dan peni. Juga ada kota yang tidak

wangun atau kota wagu.

Adanya tempo bisa menolong untuk memilah antara kota

harapan (karepan: purwa, madya) dan kota yang telah menjadi

kenyataan (kareman: wusana). Kota, dari bentuk karepan,

angan-angan, fiksi/fiktif, bisa diubah menjadi kota kareman,

idaman/factual, melalui tangan 'perencana kota' (urban

designer/UD). Asumsinya kota berkembang terus baik

disengaja atau tidak disengaja, agar tidak menjadi liar dan

rumit, kota bisa dirancang dan pertumbuhannya bisa dibentuk

dan diarahkan.

Urban designer tupoksinya berada diantara arsitek dan

perencana. Bukan hanya fokus pada struktur bangunan

individual, urban designer berkonsentrasi pada sekelompok

bangunan dan penataan ruang diantaranya. Kerja UD

berjangka 15 hingga 20 tahun. UD harus mempertimbangkan

variabel-variabel transportasi, identitas, orientasi pejalan kaki,

dan iklim.

Hakekat kerja UD meningkatkan kualitas hidup melalui

perancangan. Amanat ini ditunaikan melalui menimalisasi

udah tradisi pemberian nama merupakan ritual

penting. Asma japa, nama adalah doa atau mantera. SSebagai pendampaan nama dibuat bagus, namun agar

tidak jumawa, nama tidak muluk-muluk. Ketika masyarakat

masih sadar kelas/kasta, nama disesuaikan kasta. Nama

jumawa akan membebani penyandangnya, kabotan jeneng.

Maka perlu ritual ganti jeneng. Diatas segalanya 'nama' adalah

penanda, umumnya untuk membedakan dari yang lain. Nama

adalah petunjuk identifikasi, untuk mengenali apakah beda,

istimewa atau sama derajat.

Terkait nama, tidak banyak kata 'kota' dipakai sebagai

nama tempat. Sedikit diantara pemakainya adalah Kota Baru

di Sumatra Selatan yang terkenal dengan lagu 'Kota baru

gunungnya bamega', lainnya adalah Kotakane di Aceh Selatan.

Diantara yang sedikit ini adalah Kota Mungkid yang baru saja

ber-ultah ke 26. Selamat. Dahulu lazim gunakan kata

'kerto/karta juga pura' yang artinya juga 'kota' amat lazim.

Misalnya Kartosuro dan Surakarta.

Kota dalam bahasa asing diungkapkan dengan banyak

istilah, misalnya county, town, city, capital, metro dan mega

Oleh : Budiono *)

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober-Nopember 2011

Page 35: SG Oktober-November 2011

33

Milangkori

kendala dan maksimalisasi peluang bagi warga kota untuk

wira-wiri secara bebas, aman dan nyaman. Memenuhi hasrat

warga untuk 'mejeng', untuk saling pandang. Kerja UD dinilai

dari kriteria: kesatuan dan kekompakan hunian; konflik antara

pengguna kendaraan dan pejalan kaki yang minimal; keter-

lindungan dari hujan, angin, kebisingan dan lain lain gangguan;

memberi panduan bagi pengunjung; mem-pertimbangkan

daya dukung lingkungan; ada arena untuk santai, mejeng dan

cengkerama; menciptakan rasa aman dan nyaman.

Pokoknya kota idaman bukan hanya indah untuk

dipandang, tetapi juga harus berfungsi baik, oleh karena itu UD

harus memperhitungkan banyak faktor bukan hanya yang

bersifat fisik, tetapi juga faktor financial, politik, psikologi dan

sosiologi.

Megalopolis yang sedang dibangun di Cina bisa untuk

memvisualkan kerja urban designer ini. Kota baru ini

membentang antar Guanzhou hingga Shenzen, mencakup

Foshan, Dongguan, Zhongshan, Zhuhai, Jiangmen, Huizhou

and Zhaoqing (lihat peta yang diambil dari The New York Time,

24 Januari 2011.

Dalam 6 tahun kedepan, akan ada 150 proyek infrastruktur

yang meliputi jaringan tranportasi, energi, telekomunikasi

yang menggabungkan kesembilan kota berbiaya £190 milyar.

Jalur kereta api mencapai sekitar Hong Kong.

Ide dasarnya adalah jika kota terintegrasi mobilitas

penduduk bisa secara bebas dan memakai fasilitas kesehatan

dll di wilayah yang lain. Bisa memperluas industri dan lapang-

an kerja lintas wilayah dan layanan publik didistrubsikan secara

lebih adil.

Cukup dengan satu tiket dan bisa berlangganan bulanan

untuk hilir mudik dalam megapolis. Penduduk bias memilih

tempat pelayan dan melalui internet bias memilih rumah sakit

tidak sedang banyak pasien. Penanganan polusi dilakukan

secara terintegrasi, juga harga BBM dan Listrik.

Di selatan, terbentuknya konglomerasi bisa untuk men-

ciptakan keunggulan kompetitif dari area perkotaan yang

tumbuh di sekitar Beijing dan Shanghei. Pada akhir dekade,

kota akan mampu menampung 50 hingga 100 juta penduduk,

dengan kota satelitnya yang berpenduduk 10 hingga 25 juta.

Di utara, di wilayah sekitar Beijin dan Tianjin, akan dilingkari

rel kereta api kecepatan tinggi yang akan menciptakan

kawasan ekonomi kota super berbenduduk sekitar 260 juta.

Total investasi infrastruktur kota dalam 6 tahun mencapai £685

milyar, ditambah £300 milyar untuk rel kereta cepat dan £70

milyar untuk transport perkotaan.

'Apa nama kotanya?' Ma Xiangming, ketua perencana dari

Institut Perencanaan Kota dan Daerah Guangdong menjawab:

'Belum ada nama'. Nah lu.

*perencana, menyelesaikan pendidikan JFP di Magister Perencanaan Kota dan Daerah

(MPKD) UGM

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober - Nopember 2011

Page 36: SG Oktober-November 2011

Milangkori

34

MENIKMATI ENSIKLOPEDIRASA BRITANNICA

sama baiknya. Karenanya, bila kita berpikiran membeli

ensiklopedi tidak sekedar membeli pengetahuan, tetapi juga

merupakan sebuah prestise pribadi, maka pilihannya yang

paling mantap adalah sajian cetak.

Apabila kita ingin keringkasan tempat penyimpanan, sajian

yang lebih interaktif dan harga lebih ekonomis, maka

pilihannnya layak jatuh pada sajian DVD. Selanjutnya, bila kita

hanya ingin information value yang kredibel, aktual, cenderung

real time dan mungkin yang paling efisien, kita bisa bergabung

dalam sajian online.

Sajian CetakPaling gres, sajian cetak adalah Ensiklopedi Britannica

2010. Terdiri dari 32 volume yang merangkum segala saripati

pengetahuan manusia di muka bumi ini. Selama 238 tahun,

penerbit ensiklopedia ini secara terus menerus mencoba

untuk selalu menambahkan catatan setiap ada perkembangan

penting dalam sejarah umat manusia.Akibatnya banyak sekali

artikel yang harus direvisi dan dimutakhirkan sepanjang jaman.

Bahkan beberapa subyek diperkaya dengan informasi

terkini semacam isu pemanasan global, kehidupan di benua

Artik, Proyek Human Genome, masalah konservasi, konvensi

senjata kimia. Termasuk juga artikel tentang Australia, Selandia

Baru, Timor Leste juga kota Ho Chi Minh

Dari perbandingan di atas, bisa dilihat bahwa kebutuhan

actualitas imformasi lebih dimungkinkan dipenuhi dalam

sajian DVD dan online. Perbedaan harga yang relatif signifikan

bukan semata-mata diakibatkan perbedaaan kuantitas dari

informasi yang dikandung dalam setiap sajian ensklopedi.

ua tahun lalu, saat Microsoft memutuskan untuk

mengakhiri pengembangan Ensiklopedia Encarta, Dpraktislah Ensiklopedi Britannica menjadi jawara

tunggal dalam bisnis informasi ini. Jauh sebelumnya, salah satu

pesaing lainnya juga terkapar menyerah, Ensiklopedi Grolier

ditutup produksinya.

Kini Britannica relatif sendirian menguasai pasar ensi-

klopedi. Perjuangan panjang telah memberikan tempat yang

kokoh dan terhormat di puncak prestasi, menguasai pasar

sepenuhnya. Sungguh sebuah prestasi bisnis yang langka

dicarikan bandingannya. Dalam dominasinya, Ensiklopedi

Britannica menawarkan tiga sajian: Ada cetak, keping DVD

ataupun Online. Lalu, manakah yang layak kita pilih?

Pilah PilihKeberhasilan Ensiklopedi Britannica memang bukan tanpa

alasan. Produknya yang relatif kredibel merupakan salah satu

aspek penunjangnya. Bagaimana tidak? Berdasarkan situs

resminya, www.britannica.com, diakui terdapat lebih dari 90

kontributor artikelnya yang telah meraih hadiah Nobel. Serta

kebanyakan dari pengarangnya adalah para profesor,

komentator, kurator museum, para peneliti dan ahli di

bidangnya.

Maka tak heran kalau dipercaya lebih dari tujuh juta pelajar,

termasuk dari kalangan akademisi dari banyak lembaga dan

universitas ternama di seluruh penjuru dunia. Berpijak dari

prespektif ini, menerapkan pameo memilih kucing dalam

karung pun tetap bisa digunakan, Sebab apapun hasilnya

pilihannya kualitasnya relatif sama, tak jauh berbeda dan tentu

Oleh : Yudianto *)

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober-Nopember 2011

CETAK DVD ONLINE

Update Terakhir 2010 2011 2011

Fleksibilitas Update Tidak Ya Ya

Dukungan Online Ya Ya Ya

Penampilan Profile Low Profile Non Profile

Kemasan 32 Vol. Hard cover Sekeping DVD Non Kemasan

Harga 1,749.00 AUD 89.95 AUD Langgan/tahun69.95 AUD

Langgan/bulan 11 AUD

Butuh alat bantu Tidak Ya Ya

Page 37: SG Oktober-November 2011

Milangkori

35

Akan tetapi lebih merefleksikan per-

bedaan besaran biaya produksi dan

bahan baku dari tiap-tiap sajian.

Begitu pula aspek entertainment

yang secara inheren terkandung dalam

setiap sajian, maka derajat terendah

dicapai sajian cetak. Sajian online dan

DVD relatif memiliki derajat yang tinggi

dalam entertainment, karena dapat

memberikan presentasi animasi, suara,

maupun film yang sangat memikat.

Masih PerluApakah memiliki ensiklopedia

Britannica ini masih perlu? Padahal

sudah ada raksasa ensiklopedia online

semisal Wikipedia yang bisa digunakan

secara gratis.

Jawabannya cukup tegas, tetap

perlu! Alasan yang mendasarinya,

karena isi dari ensiklopedia ini jelas jauh

lebih terukur kualitasnya dan berasal dari para pemikir yang

sangat kompeten di bidangnya. Hal ini tidak bisa dibandingkan

dengan Wikipedia yang pembuatan dan peyuntingan

dilakukan secara terbuka oleh siapapun tanpa mengenal

limitasi.

Jadi masalah keandalan informasi dari Ensiklopedi

Britannica tak bisa disamakan dengan Wikipedia. Tak heran,

apabila dalam halaman Yahoo.Answers, seorang pelajar

Australia menceritakan bahwa dosennya melarang keras isi

artikel dari ensiklopedia Wikipedia dijadikan rujukan bagi

karya tulis ilmiah.

Bahkan seorang anggota komunitas Kaskus dengan

personal ID: Locke Cole memposting pengalaman buruknya,

harus mengulang skripsi karena referensi yang diambil dari

Wikipedia ternyata tidak akurat. , hal ini

memperlihatkan, bahwa persoalan integritas penulis naskah

sebuah ensiklopedi menjadi hal yang cukup menentukan.

Karenanya, memiliki ensiklopedia Britannica dalam versi

apapun memang masih diperlukan, kalau kita berurusan

dengan dunia akademis misalnya.

Kredibilitas merupakan hal yang mutlak bagi sebuah artikel

untuk dipakai sebagai rujukan dan itu dimiliki ensiklopedi ini.

Terlebih lagi, sajiannya telah menjadi salah satu sumber

rujukan tertua berbahasa Inggris yang sampai saat ini secara

teratur masih diterbitkan.

Biar EnakUntuk menikmati sajian ensiklopedi Britannica ini lebih

nyaman, sedikit banyak kita mesti menguasai bahasa Inggris

yang menjadi bahasa pengantarnya. Lalu, bagaimana bila tidak

www.yahoo.com

www.kaskus.us

menguasai?

Tentu kita terpaksa minta pertolongan kepada software

penerjemah baik ofline atau online. Hanya saja, biasa hasilnya

kurang memuaskan. karena struktur kalimatnya sering kacau

dan amburadul.

Alih-alih mempermudah, justru menambah bingung

jadinya. Bahkan saking parahnya, kita justru lebih gampang

memaknai sebuah kalimat dalam stuktur bahasa aslinya,

dibanding hasil terjemahan elektronik yang kurang pintar dan

sering menyesatkan pemahaman tersebut. Karenanya, hanya

ada satu saran yang tidak popular dan favourable.

Bacalah saja dalam versi Inggrisnya, bila ada kata yang

kurang paham, tetap saja buka kamus. Cara konvensional ini,

walaupun tergolong agak merepotkan, kelak dalam saatnya

akan memberikan surprise tersendiri.

Seiring berjalannya waktu, tanpa tersadari ternyata kita

makin mahir saja memahami artikel dalam bahasa Inggris.

Artikel pun bisa dipahami jauh lebih utuh dan tidak

menyesatkan, tanpa harus terlalu banyak membuka kamus.

Akhirnya Bila telah menikmati sesaat ensiklopedi rasa Britannica ini,

apapun hidangan yang disajikan, tidak terlalu menjadi

persoalan. Mungkin dalam benak. akan muncul statement,

“Pengetahuan yang kita terima selama di bangku sekolah,

ternyata jauh lebih sedikit dibanding isi ensiklopedia

Britannica”

Kurang percaya? Buktikan sendiri saja!

*)Direktur Polibisnis WAH & Ketua Studi Perkotaan

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober - Nopember 2011

Page 38: SG Oktober-November 2011

Milangkori

36

Sembilan waduk sudah kita buka untuk masa tanam.

Kesemuanya kita atur dan kita berdayakan di seluruh desa-

desa. "Di Jawa Tengah tidak mengenal krisis pangan, bahkan

menurut perhitungan tahun ini cadangan beras yang ada

cukup memenuhi kebutuhan masyarakat. Rakyat Jawa Tengah

sejahtera, karena memang masyarakat Jawa Tengah senang

bekerja termasuk di Dusun Piyungan," kata Bibit.

Menurut Nur Ardiyanto, ketua kelompok tani Surya

Gemilang, kelompoknya berdiri sejak tanggal 26 juni 2011 dan

terdiri dari 6 kelompok. Setiap kelompok masing-masing

mempunyai 28 anggota. Nur menjelaskan

pertanian terpadu ini mempunyai konsep

awal petani itu mempunyai pabrik pupuk

swadaya sendiri dari urine dan kotoran

ternak yang digunakan untuk pemupukan di

sawah.

Pertanian terpadu di desa Tirtosari

Sawangan tersebut mengintegrasikan per-

tanian, peternakan dan perikanan yang

merupakan binaan Majelis Pemberdayaan

Masyarakat (MPM) Muhammadiyah.

Menurut Nur wilayahnya ditunjuk oleh PP

Muhammadiyah menjadi pusat pendidikan

dan latihan lapangan untuk Jawa Tengah

bagian selatan.

*) mami-s

Wakil Presiden Budiono menyampaikan

apresiasi yang tinggi terhadap karya-karya

yang dihasilkan oleh kelompok tani “Surya

Gemilang” yang berhasil mengembangkan

pertanian terpadu di Dusun Piyungan Desa

Tirtosari Kecamatan Sawangan. "Saya ingin

melihat karya-karya yang dilaporkan

hasilnya bagus. Ingin melihat hasil karya

dari proyek Majelis Pemberdayaan Masya-

rakat dari PP Muhammadiyah yang saya

dengar sukses, dan disini pemerintah juga

ingin belajar, apa yang jadi kunci keber-

hasilannya" kata Wapres Budiono saat

memberikan sambutan sebelum melakukan

peninjauan pertanian terpadu di Tirtosari.

Penghargaan yang sama juga diberikan

kepada Muhammadiyah sebagai Ormas

yang telah ikut serta memberdayakan

masyarakat, sehingga kedepan diharapkan bisa melakukan

kerjasama yang lebih erat antara Muhammadiyah dan

Pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat.

Menurut Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, karya

masyarakat desa dalam memberdayakan potensi yang ada di

desa tidak hanya diterapkan di dusun Piyungan saja, tetapi juga

hampir merata di seluruh Provinsi Jawa Tengah. Hal ini

dibuktikan dengan ketahanan pangan di Provinsi Jawa Tengah

saat ini sangat baik. Sampai akhir Desember 2011 beras kita

cukup, apalagi untuk raskin.

WAKIL PRESIDEN BUDIONOKUNJUNGI DUSUN PIYUNGAN, TERTOSARI SAWANGAN

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober-Nopember 2011

Page 39: SG Oktober-November 2011

Milangkori

37Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober - Nopember 2011

pariwisataan di Kabupaten Magelang

utamanya Candi Borobudur. Dengan

desa wisata ini diharapkan Wisatawan

yang berkunjung dapat melihat dan

tinggal lebih lama di Borobudur dan

sekitarnya dengan mengunjungi dan

menyatu pada kehidupan dan budaya

masyarakat, kesenian, produksi kerajin-

an dan lainnya.

Kabupaten Magelang memiliki 36

Guna meningkatkan kunjungan

wisatawan di daerah, anggota Java

Promo mengadakan Road Show “Study

Komparasi pengelolaan Desa Wisata.

Tour ittenary ini dilaksanakan selama

dua hari, oleh 14 Kabupaten/Kota se

Jateng dan DIY yang dibagi menjadi 2

kelompok lokasi kegiatan yaitu di

Kabupaten Bantul dan Kabupaten

Magelang. Selama di Kabupaten

Magelang peserta tour yang berjumlah

24 orang ini menginap di 7 homestay di

Desa Wisata Wanurejo.

Menurut Drs.Dian Setia Dharma,

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudaya-

an Kabupaten Magelang dalam sam-

butannya mengatakan; Desa wisata

merupakan kegiatan penunjang ke-

ROAD-SHOW WISATA REMAJA JAVA PROMO

STUDI KOMPARASI PENGELOLAAN DESA WISATA

Desa wisata yang tersebar di 6

Kecamatan termasuk Wanurejo. Dengan

Desa Wisata dan Homestay yang ada

diharapkan dapat meningkatkan ke-

sejahteraan masyarakat di Sekitar lokasi

wisata. Demikian juga dengan Java

Promo, diharapkan pembangunan pari-

wisata semakin tumbuh, maju dan

meningkat dari tahun ke tahun, kata

Dian.

Selama di Kabupaten Magelang

peserta mengunjungi pengrajin handy-

craft, praktek membuat kerajinan dari

abu Merapi, Kaligrafi, sentra industri

makanan tradisional, wisata gajah dan

mandala view, api unggun dan live musik

tradisional serta sharing pengelolaan

desa wisata.

*) sukendro-humprot

Page 40: SG Oktober-November 2011

Milangkori

Guna mengoptimalkan pemanfaatan asset daerah,

utamanya Taman Rekreasi Kalibening, Bupati Magelang, Ir.H.

Singgih Sanyoto atas nama Pemerintah Kabupaten Magelang

telah menandatangani MoU, kontrak perjanjian kerja sama

dengan Trisna Bayu Kusumah Dipl.Ing, Direktur Utama

PT.Trisna Wahida Utama dari Bandung, lalu di Rumah Dinas

Bupati Magelang.

Menurut Bupati Magelang, Ir.H. Singgih Sanyoto dalam

sambutanya mengatakan bahwa Penataan Taman Rekreasi

Kalibening yang terletak di Desa

Payaman, Kecamatan Secang tersebut

akan dikembangkan oleh investor

dengan cara Bangun Guna Serah.

Optimalisasi Pemanfaatan asset ini,

menurut Bupati; disamping meningkat-

kan pendapatan daerah (PAD) juga

membuka lapangan kerja, meningkat-

kan pendapatan masyarakat sekitar dan

menyediakan fasilitas hiburan masya-

rakat. PAD yang didapat akan digunakan

untuk kegiatan belanja daerah secara

berkelanjutan (sustainable) melalui

APBD dalam rangka memajukan dan

mensejahterakan rakyat. Pemanfaatan

aset ini juga akan mengurangi beban

APBD, khususnya biaya pemeliharaan

dan kemungkinan adanya pe-

nyerobotan dari pihak lain yang

tidak bertanggung jawab .

Sementara menurut Sekretaris

Daerah Kab Magelang Drs. Utoyo,

Total nilai aset Pemerintah Kab

Magelang (tanah dan bangunan)

yang diinvestasikan dalam kerja-

sama Bangun Guna Serah Rp.

7.380.000.000, sedangkan nilai

investasi dari mitra berupa Bangun

Guna Serah sebesar Rp. 20.045.

432.640 yaitu berupa pembangun-

an obyek wisata Taman Rekreasi

Kalibening. Sehingga total nilai

investasi kerjasama tersebut Rp.

27.425.432.640 dengan jangka

waktu kerjasama Bangun Guna

Serah selama 30 tahun.

Dari itu Pemerintah Kabupaten mendapatkan kontribusi

setiap tahun sebesar Rp. 1.010.400.000, serta kontribusi

tambahan sebesar 5% dari setiap kelebihan pengunjung yang

ditargetkan.

*)sukendro humprot

TAMAN REKREASI KALIBENINGAKAN DILENGKAPI BERBAGAI SARANA

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober-Nopember 2011

Page 41: SG Oktober-November 2011

Dengan didampingi Muspida dan kepala SKPD Kab

Magelang Bupati Magelang Ir.H. Singgih Sanyoto melepas

1.332 calon jemaah haji Kabupaten Magelang di halaman

Kantor Sekretariat pemerintah Kab Magelang. Dalam kata

sambutanya Bupati berharap kepada para jamaah haji agar

lebih berkonsentrasi pada ibadah jangan dibarengi dengan niat

lain yang dapat mengganggu rukun haji dan senantiasa

menjaga kesehatan fisik serta nama baik bangsa, Negara dan

daerah dengan tetap menjaga kesantunannya.

“Jemaah calon haji agar berkonsentrasi pada ibadah

jangan dibarengi dengan niat lain yang dapat mengganggu

rukun haji, sehingga dapat mengurangi eksistensi dari

kemabruran,” katanya.

Menurut Bupati Magelang, jemaah asal Kabupaten

Magelang telah dikenal kesantunannya dan seantiasa menjaga

nama baik bangsa, Negara dan daerah tercinta. Kecuali itu, kata

bupati, Ibadah haji penting menjaga kesehatan fisik, karena

70% adalah ibadah fisik, oleh sebab itu para jemaah calon haji

diharapkan dapat menjaga fisik agar tetap prima dengan

makan dan istirahat yang cukup.

Menurut Kabag Kesra Drs. Asfuri Muhsis,M.Si calon jemaah

haji Kabupaten Magelang Tahun 2011 ini berjumlah 1.332

orang, yang terbagi dalam 4 kloter (kelompok terbang), yaitu,

kloter 4, 5, 6, dan 7. Kloter 4 berjumlah 332, Kloter 5 berjumlah

370, Kloter 6 juga 370 dan Kloter 7 berjumlah 260 orang calon

Haji. Untuk pemberangkatan dari Kabupaten Magelang, Kloter

4 Minggu 2/10 pukul 05.00 WIB, kloter 5 pukul 11.00 WIB,

kloter 6 pukul 16.00 WIB sedangkan untuk kloter 7 berangkat

pada hari Senin 3/10 pukul 05.00 WIB.

Guna mendukung kelancaran dan pelayanan jamaah haji di

tanah suci, menurut Asfuri, pemerintah menempatkan 5 orang

Milangkori

39

petugas pendamping yang terdiri dari ketua kloter, TPIHI (Tim

pembimbing ibadah haji Indonesia), dokter kloter dan 2 orang

paramedic kloter, sedangkan TPHD (Tim Pembimbing Haji

Daerah) Kabupaten Magelang berjumlah 7 orang.

Demikian juga beberapa hari sebelumnya, dalam acara

seremoni di gedung(GOR) Gemilang Kabupaten Magelang,

Bupati telah melepas secara resmi para jamaah haji tahun 1432

H atau 2011. Pada kesempatan tersebut dalam sambutanya

Bupati menyambut baik peningkatan jumlah jamaah haji dari

tahun ketahun.

Walaupun belum lama berselang, tepatnya 1 tahun lalu

Kabupaten Magelang terkena musibah bencana alam erupsi

dan banjir lahar dingin Merapi yang mengakibatkan kerugian

material yang tidak sedikit, namun niat untuk menjalankan

ibadah haji bagi masyarakat Kabupaten Magelang cukup tinggi.

Hal ini menunjukkan tingkat keimanan warga Kabupaten

Magelang semakin tinggi. Untuk itu Bupati berpesan agar para

jamaah Haji juga mendoakan agar Kabupaten Magelang

terhindar dari berbagai bencana. *)rahardja-sukendro humprot

BUPATI MAGELANG IR.H. SINGGIH SANYOTO

LEPAS 1.332 CALON HAJI

Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober - Nopember 2011

Page 42: SG Oktober-November 2011

Milangkori

40 Suara Gemilang Volume 14 No. 10 Oktober-Nopember 2011

PUISI PERDAMAIAN TERPANJANGADA DI BOROBUDUR

atusan pelajar menulis puisi bertema

perdamaian diatas bentangan kain

putih sepanjang 120 meter di Candi RBorobudur. Kegiatan yang diprakarsai World

Federation Of Unesco Clubs Centres And

Associations (WFUCA) bekerjasama dengan

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa

Tengah, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Magelang dan PT Taman Wisata

Candi Borobudur adalah yang terpanjang di

wilayah asia.

Menurut general WFUCA Mr Angel

Arenas yang juga ketua asosiasi social spanyol

dan international relation representatives

untuk UNESCO di Andalucia, penulisan puisi

oleh pelajar dari 11 sekolah di Kab Magelang

ini dimaksudkan untuk kampanye perdamai-

an dunia. Kegiatan ini merupakan yang ke 37, dan untuk

Indonesia merupakan negara ke 18. Sebelumnya telah

dilakukan di 17 negara lainya, yaitu; Nicaragua, Belgia, Spanyol,

China, Malaysia, Meksiko, Norwegia, Costarica, Kuba, Portugal,

Kanada, Amerika, Italia, Islandia, Bulgaria, Vietnam dan

Singapura. “Candi Borobudur adalah contoh tempat terbaik

dunia yang menyimpan nilai-nilai kebaikan dan kedamaian,”

ujarnya.

Bupati Magelang, Ir.H. Singgih Sanyoto dalam sambutan

tertulis yang dibacakan Kepala Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Magelang, Drs. Dian Setia Dharma,

mengatakan; penulisan puisi di kain sepanjang 120 meter

merupakan momentum yang pertama di Kabupaten Magelang

dan momentum terbesar di Indonesia. Hal ini perlu dicatat

dalam sejarah budaya di Kabupaten Magelang khususnya di

Candi Borobudur. Bupati mengharap kegiatan ini bisa menjadi

contoh, pemicu dan pemacu bagi semangat perdamaian di

dunia.

Menurut Budiyanto, Kepala Bidang Pemasaran Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Jateng, puisi perdamaian yang

ditulis disini merupakan pesan moral untuk kebaikan. Kalau

ada orang melakukan kebaikan maka akan mendapat kebaikan

dari orang lain. Begitu pula dalam kehidupan masyarakat

berbangsa bernegara, kalau masing-masing bangsa melakukan

sesuatu yang baik dan begitu sebaliknya maka kebahagian

hidup di dunia akan tercipta. Melalui puisi ini, Budiyanto

mengajak seluruh warga dunia untuk melakukan kebaikan

kepada sesama supaya hidup kita semua bahagia.

*)mami-s-humprot

Page 43: SG Oktober-November 2011
Page 44: SG Oktober-November 2011