sesi 3.1-decision right otonomi

11
8/6/2010 1 OTONOMI DAN KELELUASAAN MANAJER DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIK RS Oleh : Dr. Chairul R. Nasution,SpPD,K-GEH,Finasim, M. Kes Direktur Utama RSUP FATMAWATI ALUMNI MMR-UGM ANGK.IV JAKARTA RUMAH SAKIT adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (UU No. 44 Th. 2009 Psl. 1)

Upload: suyatno-hendro

Post on 14-Jul-2016

218 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Sesi 3.1-Decision Right Otonomi

TRANSCRIPT

Page 1: Sesi 3.1-Decision Right Otonomi

8/6/2010

1

OTONOMI DAN KELELUASAAN MANAJER

DALAM

PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIK RS

Oleh :

Dr. Chairul R. Nasution,SpPD,K-GEH,Finasim, M. Kes

Direktur Utama RSUP FATMAWATI

ALUMNI MMR-UGM ANGK.IV JAKARTA

RUMAH SAKIT

adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

jalan, dan gawat darurat.

(UU No. 44 Th. 2009 Psl. 1)

Page 2: Sesi 3.1-Decision Right Otonomi

8/6/2010

2

RS mempunyai tugas memberikan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna

Fungsi RS :

penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan

kesehatan sesuai dgn standar pelayanan rumah sakit.

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yg paripurna tgkt kedua dan ketiga

sesuai kebutuhan medis.

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sdm dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian yankes

penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta

penapisan teknologi bdg kesehatan dlm rangka peningkatan

yankes dgn memperhatikan etika ilmu pengthn bdg kesehatan

KARAKTERISTIK RUMAH SAKIT

Padat modal

Padat teknologi

Padat sistem & prosedur

Padat profesi

Padat risiko

Padat eror

Padat mutu

Padat keluhan/masalah

Page 3: Sesi 3.1-Decision Right Otonomi

8/6/2010

3

Biaya semakin meningkat, terkait dengan:

Perkembangan taraf hidup masyarakat

Pertumbuhan penduduk

Masyarakat sadar kesehatan

Tuntutan RS untuk memberikan pelayanan

kesehatan bermutu

Tekhnologi kedokteran canggih

Perubahan strategi/prioritas kes. Nasional kepada

preventive dan promotive

MASALAH PEMBIAYAAN RS

Pelayanan yg bermutu

Cost effectiveness

Effisien

Responsif

Terkendali, dan

Biaya rendah

TANTANGAN RUMAH SAKIT

Perlu perubahan

Pola Pembiayaan

(managed reim-

bursement)

Pola pelayanan

(managed care)

Strategi bersaing

(managed com-

petition)

PPK

BLU

Page 4: Sesi 3.1-Decision Right Otonomi

8/6/2010

4

MENGAPA BLU ?

Alasan utama : meningkatkan efisiensi dan

efektivitas pelayanan publik

Paradigma baru :

Let the Managers Manage – dengan membiarkan

manajer pengelola jasa – jasa pemerintah untuk

menggunakan anggaran dgn cara yg paling efisien

Make the Managers Manage – memastikan bahwa

manajer menghasilkan kinerja

PK – BLU merupakan implementasi enterprising the

government dan penganggaran berbasis kinerja

7

UU No.1/2004 tentang Perbendaharaan Negara;

PP No.23/2005 tentang PK BLU;

UU No.44/2009 tentang Rumah Sakit.

(RS publik yg dikelola oleh Pemerintah &Pemda diselenggarakan

berdasarkan pengelolaan BLU/BLUD)

DASAR HUKUM BLU

Pengertian BLU:

BLU adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk

untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa

penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa

mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan

kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan

produktivitas

Page 5: Sesi 3.1-Decision Right Otonomi

8/6/2010

5

9

Karakteristik BLU

1. Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah (bukan kekayaan negara yang dipisahkan)

2. Menghasilkan barang/jasa yang seluruhnya/ sebagian dijual kepada publik

3. Tidak bertujuan mencari keuntungan (laba)4. Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi

dan produktivitas a la korporasi5. Rencana kerja/anggaran dan pertanggung

jawaban dikonsolidasikan pada instansi induk6. Pendapatan & sumbangan dpt digunakan

langsung7. Pegawai dapat terdiri dari PNS dan Non-PNS8. Bukan sebagai subyek pajak

FLEKSIBILITAS PK BLU

Pendapatan dan Belanja

Pengelolaan Kas

Pengelolaan Piutang dan Utang

Pengelolaan Investasi

Pengelolaan Barang

Akuntansi

Remunerisasi

Surplus / defisit

Status Kepegawaian

Nomenklatur Kelembagaan

Diatur dengan PMK/PerGub/PerKot/PerKab

10

Page 6: Sesi 3.1-Decision Right Otonomi

8/6/2010

6

KEPUTUSAN STRATEGIK RS

PERUMUSAN STRATEGIK :

mengembangkan misi

analisa external (peluang dan ancaman) dan internal RS (kekuatan dan

kelemahan)

menetapkan tujuan jangka panjang

membuat strategi alternatip serta memilih strategi tertentu untuk

dilaksanakan.

IMPLEMENTASI STRATEGIK:

menetapkan tujuan tahunan termasuk kebijakan, memotivasi karyawan dan

alokasi sumberdaya

menciptakan struktur organisasi

mengubah arah perkembangan

EVALUASI STRATEGIK:

11

DAMPAK KEBIJAKSANAAN BLU PADA

OTONOMI DAN KELELUASAAN MANAJER

DLM PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIK RS

PERUMUSAN

STRATEGIK

IMPLEMENTASI

STRATEGIK

EVALUASI

STRATEGIK

12

PPK

-

BLU

F

L

E

X

I

B

I

L

I

T

A

S

Otonomi

&

Keleluasaan

Manajer dlm

pengambilan

keputusan

strategik RS

Page 7: Sesi 3.1-Decision Right Otonomi

8/6/2010

7

1.

DAMPAK KEBIJAKSANAAN BLU PADA

OTONOMI DAN KELELUASAAN MANAJER

DLM PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIK RS (1)

Kebijakan BLU Fleksibilitas Otonomi dan Keleluasaan

Manajer

Kebijakan tentang Tarif

Tarif berdasarkan unit layanan

atau hasil per investasi dana,

ditetapkan oleh Menteri

Keuangan

dapat berupa pola tarif ataubesaran tarif(Diusulkan agar yg ditetapkanoleh Menteri keuangan hanyapola sedangkan besaran olehDirektur RS utk klas III Menkes)

Manajer dapat menghitung

besaran tarif sesuai dengan pola

yg ditetapkan dan berdasarkan

unit layanan atau hasil per

investasi dana

Perencanaan dan Anggaran

RS membuat rencana bisnis lima

tahunan mengacu ke Renstra KL/

RPJMD

RS menyusun RBA tiap tahun

berbasis kinerja, perhitungan

akuntansi biaya

RS dapat membuat proyeksi

anggaran 5 thn kedepan.

RBA disusun berdasarkan

kebutuhan dan kemampuan

pendapatan disertai dengan

standar pelayanan minimum dan

biaya dari output yang

dihasilkan.

Manajer dapat menetapkan visi

dan misi serta tujuan RS 5 tahun

kedepan, termasuk proyeksi

keuangannya

Manajer dapat menentukan

besaran RBA sesuai kemampuan

pendapatan RS dan SPM.

DAMPAK KEBIJAKSANAAN BLU PADA

OTONOMI DAN KELELUASAAN MANAJER

DLM PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIK RS (2)

Kebijakan BLU Fleksibilitas Otonomi dan Keleluasaan

Manajer

Sumber dana

Alokasi APBNImbalan Jasa BLUHasil kerjasama dengan pihaklainHibah terkait

Dapat dikelola

langsung sesuai RBA

Sesuai persyaratan

pemberi hibah

Manajer dapat menyusun RBA

sesuai dgn prognosa

anggaran thn berjalan &

proyeksi yg ditetapkan utk

thn yg akan datang

Pengelolaan belanja

Fleksibel sesuai denganambang batas yang ditetapkandalam RBA.

Perubahan anggaran

sepanjang tdk melampaui

ambang batas tdk perlu

mengajukan revisi.

Manajer dapat menetapkan

besaran nilai ambang batas

utk mendapat persetujuan

dari Menteri Keuangan

berdasarkan perkembanagn

realisasi 3 thn sebelumnya.

Page 8: Sesi 3.1-Decision Right Otonomi

8/6/2010

8

DAMPAK KEBIJAKSANAAN BLU PADA

OTONOMI DAN KELELUASAAN MANAJER

DLM PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIK RS (3)

Kebijakan BLU Fleksibilitas Otonomi dan Keleluasaan

Manajer

Kebijakan Piutang - RS dapat memberikan

piutang

- Piutang dikelola secara

praktek bisnis yang sehat

- Piutang dapat dihapus

secara berjenjang

- Kewenangan penghapusan

oleh Menteri Keuangan

-Manajer dapat menetapkan

piutang

- Manajer dapat mengajukan

penghapusan piutang

Kebijakan Utang -RS dpt memiliki utang shgn

dng kegiatan operasionalnya

- Utang jangka pendek untuk

operasional

- Utang jangka panjang untuk

investasi

Manajer dapat menetapkan

perlu tidaknya utang

Mengajukan proposal utang

sesuai dengan pedoman yang

ada

DAMPAK KEBIJAKSANAAN BLU PADA

OTONOMI DAN KELELUASAAN MANAJER

DLM PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIK RS (4)

Kebijakan BLU Fleksibilitas Otonomi dan Keleluasaan

Manajer

Kebijakan Investasi

RS BLU tidak bolehmelakukan investasi jangkapanjang kecuali atas izinMenteri Keuangan

RS BLU dapat melakukan

ivestasi jangka pendek

Keuntungan dari investasi

merupakan pendapatan RS

Manajer RS dapat

melakukan deposito jangka

pendek (bulanan) atas dana

pendapatan yang surplus

Pengadaan Barang/Jasa

-Dilakukan berdasarkanprinsip efisien dan ekonomissesuai dengan praktek bisnisyang sehat.- Dibebaskan seluruhnya atausebagian dari ketentuan yang berlaku bila terdapat alasanefektivitas dan efisiensi

Kewenangan Pengadaanbarang/jasa secaraberjenjang berdasarkan nilaiyang diatur oleh MenteriKeuangan

Manajer dapat melakukan

perencanaan pengadaan

barang/jasa agar

dibebaskan dari ketentuan

yang berlaku sesuai

Peraturan Menteri Keuangan

dan Menteri terkait

Page 9: Sesi 3.1-Decision Right Otonomi

8/6/2010

9

DAMPAK KEBIJAKSANAAN BLU PADA

OTONOMI DAN KELELUASAAN MANAJER

DLM PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIK RS (5)

Kebijakan BLU Fleksibilitas Otonomi dan Keleluasaan Manajer

Kebijakan Remunerasi

Pengelola, Dewan Pengawasdan Pegawai BLU dapatdiberikan Remunerasi.Remunerasi ditetapkanberdasarkan PeraturanMenteri Keuangan

Remunerasi yang ditetapkan oleh

Menteri Keuangan untuk Remunerasi

Pengelola dan Dewan Pengawas

adalah Prosentase Direksi dan Dewas

terhadap Direktur Utama RS.

Remunerasi Dirut dihitung dengan

formula berdasarkan pendapatan

dan aktiva yang dikelola RS.

Remunerasi Pegawai ditetapkan

dengan besaran maksimal untuk

setiap grade.

Manajer RS dapat menghitung besarnya

Remunerasi Pengelola dan Dewas

berdasarkan Pendapatan dan Aktiva RS

terakhir untuk diajukan ke Menteri

Keuangan.

Menghitung Remunerasi Pegawai

berdasarkan kelompok grade yang ada

untuk diajukan ke Menteri Keuangan.

Remunerasi secara individu ditetapkan

berdasarkan Indikator Kinerja Institusi dan

indikator Kinerja ybs.

Kebijaksanaan SurplusAnggaran- Surplus Anggaran dapatdigunakan untuk tahunberkutnya.- Surplus dapat disetorsebagian /seluruhnya ke KasNegara atas perintah MenteriKeuangan

Surplus anggaran dapat

ditambahkan sebagai alokasi

pengeluaran untuk tahun berikutnya.

Manajer merencanakan penggunaan

surplus anggaran dalam tahun anggaran

berikutnya.

PELAKSANAAN OTONOMI DAN KELELUASAAN MANAJER

DLM PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIK RS BLU

Tercapainya tujuan

BLU ( efisiensi &

produktifitas )

18

•Realistis

•Transparan

•Akuntanbel/

Tanggung

jawab

Yg semuanya

mengacu pd

praktek bisnis

yg sehat

Otonomi

&

Keleluasaan

Manajer dlm

pengambilan

keputusan

strategik RS

APF( Aparat

Pengawas

Fungsional)

APFP

( Aparat

Pengawas

Fungsional

Pemerintah )

Ada Otonomi dan Keleluasaan yang multi tafsir

Page 10: Sesi 3.1-Decision Right Otonomi

8/6/2010

10

Otonomi dan Keleluasaan

yang multi tafsir

Permasalahan Menurut RS BLU Tafsir Lainnya

1. Kebijakan Tarif Yang ditetapkan oleh

Menteri Keuangan adalah

Pola Tarif saja sedangkan

besaran tarif oleh Direktur

Rumah Sakit kecuali untuk

kelas III.

Besaran tarif ditetapkan

oleh Menteri Keuangan

2. Kebijakan Remunerasi Yang ditetapkan oleh

Menteri Keuangan adalah

Pola saja atau plafon

maksimal untuk setiap

grade.

Besaran remonerasi

ditetapkan oleh Menteri

Keuangan.

Otonomi dan Keleluasaan

yang multi tafsir

Permasalahan Menurut RS BLU Tafsir Lainnya

3. Pengadaan Barang dan

Jasa

Dapat dibebaskan dari ketentuan yang berlaku apabila dilakukan berdasarkan prinsip efisien dan ekonomis sesuai dengan praktek bisnis yang sehat dan alasan efektivitas dan efisiensi

Seluruh pengadaan barang

dan jasa dilaksanankan

sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

4. Persetujuan IKS yang menggunakan aset BLU

Melalui persetujuan dari

Direktorat PK BLU.

Melalui persetujuan

Direktorat PK BLU dan

Direktorat DJKLN.

Page 11: Sesi 3.1-Decision Right Otonomi

8/6/2010

11

Otonomi dan Keleluasaan

yang multi tafsir

Permasalahan Menurut RS BLU Tafsir Lainnya

5. Piutang Pelayanan

terhadap Pasien (PMK No.

230/PMK.05/2009)

Piutang BLU yang penyelesainnya melaluiKPKNL dan akan dihapusbukukan setelah keluarPSBDT dan dimonitor olehDJKN

Sebagai kerugian Negara

yang penyelesaiannya

harus sampai lunas atau

melalui jalur

hukum/kejaksaan dan

dimonitor oleh BPK RI

(disamakan dgn TP-TGR)

6. Pelepasan asset BLU karena dijual (dihapuskan)

Merupakan penerimaan

BLU non fungsional

Penerimaannya harus

disetor ke Kas Negara.

(Perlu ada PMK yang

mengaturnya)

22

TERIMA KASIH