seri analisis makroekonomi rapat dewan gubernur … · inyal yang makin kuat dari the fed untuk...

2
Highlights BI perlu menaikkan suku bunga acuan mengingat intervensi langsung di pasar valas semakin mahal Inflasi inti Mei (y.o.y) dan pertumbuhan konsumsi di triwulan-I menunjukkan konsumsi rumah tangga yang masih relatif lemah Rupiah akan terus tertekan akibat ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed meningkat menjadi 4 kali lagi dan defisit neraca perdagangan Kajian Makroekonomi dan Kebijakan Pasar Keuangan Febrio N. Kacaribu, PhD (Head of Research) [email protected] Alvin U. Lumbanraja [email protected] Syahda Sabrina SERI ANALISIS MAKROEKONOMI Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia Juni 2018 inyal yang makin kuat dari the Fed untuk menaikkan Fed Fund rate sebanyak empat kali selama 2018 dan defisit neraca perdagangan Indonesia yang berlanjut di bulan Mei membuat nilai tukar Rupiah terus tertekan selama beberapa minggu terakhir. Meskipun inflasi dan pertumbuhan ekonomi masih belum cukup kuat, kami melihat bahwa keputusan Bank Indonesia untuk mengetatkan kebijakan moneter adalah keputusan yang tepat. Pengetatan kebijakan moneter ini diambil di tengah peningkatan kerentanan terhadap faktor negatif eksternal, seperti perang dagang antara Amerika Serikat dengan RRT dan Uni Eropa, tren kenaikan harga minyak mentah setahun terakhir, dan volatilitas harga komoditas ekspor utama. Kami memandang bahwa sinyal BI untuk menaikkan reverse repo rate 7-hari pada RDG Kamis ini, ditambah dengan intervensi langsung di pasar valas, merupakan arah kebijakan yang paling sesuai untuk saat ini. Bank Indonesia Akan Lebih Berfokus pada Stabilisasi Dibandingkan Pertumbuhan Kondisi domestik di bulan Mei masih belum menunjukkan perubahan berarti dari sejak 2017, di mana pertumbuhan permintaan dalam negeri masih relatif stagnan. Tren ini terlihat dari inflasi year-on-year di bulan Mei, di mana inflasi umum dan inflasi inti masing-masing tercatat sebesar 3,23% dan 2,75% y.o.y (dibanding 3,41% dan 2,69% pada bulan April). Inflasi Mei yang sangat rendah, baik secara month-to-month maupun year-on-year, merupakan hal yang cukup mengejutkan, mengingat bahwa bulan Mei merupakan periode awal bulan Ramadan. Grafik 1: Pertumbuhan PDB (y.o.y) Sumber: CEIC Grafik 2: Tingkat Inflasi (%, mtm) Sumber: CEIC Rendahnya inflasi selama periode puasa mengindikasikan peningkatan kerentanan konsumsi rumah tangga dalam negeri terhadap risiko yang bersifat makro, seperti kenaikan suku bunga acuan dan ketidakstabilan nilai tukar Rupiah. Tren pengetatan kebijakan moneter di jangka pendek akan membuat inflasi dan pertumbuhan ekonomi tetap rendah di paruh kedua tahun 2018. Secara historis, kenaikan suku bunga selama ini cenderung langsung diikuti oleh kenaikan bunga deposito, sedangkan bunga kredit tidak akan terlalu berubah di jangka pendek. Hal ini membuat kenaikan suku bunga sebesar 50 bps di bulan Mei akan diikuti oleh penurunan NIM, pertumbuhan penyaluran kredit dalam negeri, serta permintaan agregat di jangka pendek. Meskipun demikian, kami melihat bahwa setidaknya sejak bulan lalu, Bank Indonesia menjadi lebih eksplisit dalam memprioritaskan stabilisasi nilai tukar. Beberapa langkah yang diambil Bank Indonesia akhir-akhir ini, seperti keputusan untuk mengadakan RDG khusus untuk menaikkan tingkat suku bunga di akhir bulan lalu serta keinginan BI untuk berada ahead of the curve, mengisyaratkan bahwa Bank Indonesia akan lebih berfokus pada stabilitas nilai tukar eksternal sebagai prioritas kebijakan di jangka pendek, bukan pada target inflasi atau pertumbuhan ekonomi domestik. Fokus BI pada stabilitas nilai tukar eksternal di jangka pendek -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2015 2016 2017 2018 % p.a. Government Investment Household GDP S

Upload: hoangtu

Post on 13-Feb-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SERI ANALISIS MAKROEKONOMI Rapat Dewan Gubernur … · inyal yang makin kuat dari the Fed untuk menaikkan Fed Fund rate sebanyak empat kali selama 2018 dan defisit neraca perdagangan

Highlights• BI perlu menaikkan sukubunga acuan mengingatintervensilangsungdipasarvalassemakinmahal

• Inflasi inti Mei (y.o.y) danpertumbuhan konsumsi ditriwulan-I menunjukkankonsumsi rumah tanggayangmasihrelatiflemah

• Rupiah akan terus tertekanakibat ekspektasi kenaikansuku bunga the Fedmeningkat menjadi 4 kalilagi dan defisit neracaperdagangan

KajianMakroekonomidanKebijakanPasarKeuanganFebrioN.Kacaribu,PhD(HeadofResearch)[email protected]@lpem-feui.orgSyahdaSabrina

SERI ANALISIS MAKROEKONOMI

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia Juni 2018

inyalyangmakinkuatdaritheFeduntukmenaikkanFedFundratesebanyakempatkaliselama 2018 dan defisit neraca perdagangan Indonesia yang berlanjut di bulan Mei

membuatnilaitukarRupiahterustertekanselamabeberapamingguterakhir.Meskipuninflasidan pertumbuhan ekonomi masih belum cukup kuat, kami melihat bahwa keputusan BankIndonesia untuk mengetatkan kebijakanmoneter adalah keputusan yang tepat. Pengetatankebijakan moneter ini diambil di tengah peningkatan kerentanan terhadap faktor negatifeksternal, seperti perang dagang antara Amerika Serikat dengan RRT dan Uni Eropa, trenkenaikanhargaminyakmentahsetahunterakhir,danvolatilitashargakomoditaseksporutama.KamimemandangbahwasinyalBIuntukmenaikkanreversereporate7-haripadaRDGKamisini,ditambahdenganintervensilangsungdipasarvalas,merupakanarahkebijakanyangpalingsesuaiuntuksaatini.

BankIndonesiaAkanLebihBerfokuspadaStabilisasiDibandingkanPertumbuhan

KondisidomestikdibulanMeimasihbelummenunjukkanperubahanberartidarisejak2017,dimanapertumbuhanpermintaandalamnegerimasihrelatifstagnan.Treniniterlihatdariinflasiyear-on-yeardibulanMei,dimanainflasiumumdaninflasiintimasing-masingtercatatsebesar3,23%dan2,75%y.o.y(dibanding3,41%dan2,69%padabulanApril). InflasiMeiyangsangatrendah, baik secara month-to-month maupun year-on-year, merupakan hal yang cukupmengejutkan,mengingatbahwabulanMeimerupakanperiodeawalbulanRamadan.

Grafik1:PertumbuhanPDB(y.o.y)

Sumber:CEIC

Grafik2:TingkatInflasi(%,mtm)

Sumber:CEIC

Rendahnya inflasi selama periode puasa mengindikasikan peningkatan kerentanan konsumsirumahtanggadalamnegeri terhadaprisikoyangbersifatmakro,sepertikenaikansukubungaacuan dan ketidakstabilan nilai tukar Rupiah. Tren pengetatan kebijakan moneter di jangkapendekakanmembuat inflasidanpertumbuhanekonomi tetaprendahdiparuhkeduatahun2018.Secarahistoris,kenaikansukubungaselamainicenderunglangsungdiikutiolehkenaikanbungadeposito, sedangkanbungakredit tidakakan terlaluberubahdi jangkapendek.Hal inimembuatkenaikansukubungasebesar50bpsdibulanMeiakandiikutiolehpenurunanNIM,pertumbuhanpenyalurankreditdalamnegeri,sertapermintaanagregatdijangkapendek.

Meskipundemikian,kamimelihatbahwasetidaknyasejakbulan lalu,Bank Indonesiamenjadilebih eksplisit dalam memprioritaskan stabilisasi nilai tukar. Beberapa langkah yang diambilBank Indonesia akhir-akhir ini, seperti keputusan untuk mengadakan RDG khusus untukmenaikkantingkatsukubungadiakhirbulanlalusertakeinginanBIuntukberadaaheadofthecurve, mengisyaratkan bahwa Bank Indonesia akan lebih berfokus pada stabilitas nilai tukareksternal sebagai prioritas kebijakan di jangka pendek, bukan pada target inflasi ataupertumbuhanekonomidomestik.FokusBIpadastabilitasnilaitukareksternaldijangkapendek

-6-4-202468

10

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2015 2016 2017 2018

% p.a.

Government Investment Household GDP

S

Page 2: SERI ANALISIS MAKROEKONOMI Rapat Dewan Gubernur … · inyal yang makin kuat dari the Fed untuk menaikkan Fed Fund rate sebanyak empat kali selama 2018 dan defisit neraca perdagangan

Angka-angkaPenting• BIRepoRate(7-day,Mei‘18)4,75%

• PertumbuhanPDB(Q1‘18)5,06%

• Inflasi(y.o.y,Mei‘18)3,23%

• InflasiInti(y.o.y,Mei‘18)2,75%

• Inflasi(mtm,Mei‘18)0,21%

• InflasiInti(mtm,Mei‘18)0,21%

• CadanganDevisa(Mei‘18)USD122,9milyar

SERI ANALISIS MAKROEKONOMI

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia Juni 2018

dapatdipahamimengingatbahwagejolaknilaitukaryangberlebihandapatberdampaknegatifterhadap kinerja ekspor, arusmodalmasuk, dan inflasi (lewat kenaikan harga barang-barangimpor). Dengan demikian, walaupun angka inflasi dan pertumbuhan masih cukup lemah,langkahBIuntukmengetatkankebijakanmoneterdapatditerimaapabilastabilisasinilaitukarbenar-benarmenuntutadanyakenaikantingkatsukubunga.

PengetatanSukuBungaDiperlukan,IntervensidiPasarValasPerluDipertahankan

Kenaikan imbal hasil aset berdenominasiDollarASdan defisit neracaperdagangan IndonesiamasihmenjadifaktorutamapelemahanRupiah.FaktorpertamadipicuolehsinyaltheFedyangmakin kuat untuk menaikkan suku bunga sebanyak empat kali tahun ini, atau lebih ketatdibandingkanekspektasipasardibulan laluyaitu tigakali kenaikan sukubunga.MenurunnyaperbedaanimbalhasilantaraasetberdenominasimatauangnegaraberkembangdandollarASmendorong arus modal keluar di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia. Relatifterhadapnegaraberkembanglain,pelemahannilaitukaryangterjadidiIndonesiahinggasaatinimasihcukupterkendali,meskipunnilaitukarUSD/IDRmenembusbataspsikologis14.000.

Grafik3:ImbalHasilSuratUtangPemerintah(%pa)

Sumber:CEIC

Grafik4:IDR/USDdanAkumulasiArusModalMasukkePortofolio,(12bulanterakhir)

Sumber:CEIC

SinyaltheFeduntukmengetatkankebijakanmoneteryangmelebihiekspektasipasarbulanlalusertaberlanjutnyadefisitneracaperdaganganIndonesiamengubahkondisiyangdihadapiBankIndonesia. Bank Indonesia sebenarnya masih memiliki ruang yang cukup untuk melakukanintervensi langsung di pasar valas, namun tekanan yang timbul dari perbedaan imbal hasilantaraasetdalammatauangUSDdanRupiahsertapeningkatannilai impormembuatongkosuntuk menahan pelemahan Rupiah menjadi sangat mahal. Hal ini terlihat dari tetapmelemahnya nilai tukar USD/IDR (JISDOR) dari awal Mei hingga kemarin sebesar 1,86%walaupun Bank Indonesia telah menghabiskan hampir US$2 milyar cadangan devisa untukmelakukanintervensilangsungdipasarvalas.

Dengan meningkatnya ongkos untuk menahan pelemahan Rupiah, Bank Indonesia memilikipilihanyangrelatif terbatasuntukmelakukanstabilisasinilai tukar.KamimelihatbahwaBankIndonesiaperlusetidaknyamenyamaipengetatanyangdilakukanolehtheFed,ataumenaikkansuku bunga setidaknya sebanyak empat kali hingga Desember 2018. Kenaikan ketiga perludilakukan pada rapat kali ini untuk memberi sinyal kuat ke pasar keuangan bahwa BIberkomitmenuntukmenjagastabilitasnilaitukarRupiah.

12,900

13,100

13,300

13,500

13,700

13,900

14,100

14,300

-4

-2

0

2

4

6

8USD billion

Total Portfolio USD/IDR (RHS)