serbuan bangsa mongol ke kota baghdad dan...

103
SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN DAMPAKNYA TERHADAP KERUNTUHAN DINASTI ABASIYAH SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum) Oleh: NURSYAD NIM: 107022001534 JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M.

Upload: hakien

Post on 25-Feb-2018

237 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN DAMPAKNYA

TERHADAP KERUNTUHAN DINASTI ABASIYAH

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum)

Oleh:

NURSYAD

NIM: 107022001534

JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M.

Page 2: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol
Page 3: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol
Page 4: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

i

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua Sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya yang asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang

berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 18 Agustus 2014

Nursyad

Page 5: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

ii

Abstrak

Skripsi yang berjudul “Serbuan Bangsa Mongol Ke Kota Baghdad dan Dampaknya

Terhadap Keruntuhan Dinasti Abbasiyah”

Menginjak tahun 1258, dunia digemparkan oleh tragedi kejatuhan Baghdad, ibukota

dinasti Abbasiyah. Kejadian tersebut dilatarbelakangi oleh banyak aspek antara lain adalah

semakin parahnya intrik politik yang melibatkan pejabat istana dan ulama, penyakit yang

menjangkit di beberapa bagian kota dan semakin mengecilnya peran ibukota ini akibat

banyak daerah bawahan yang memerdekakan diri. Seakan menjadi penuntas bagi penderitaan

itu, datanglah serbuan bangsa Mongol, di bawah pimpinan Hulagu Khan yang

memporakporandakan ibukota.

Baghdad adalah sasaran Mongol berikutnya, setelah sebelumnya bangsa ini

menundukkan beberapa daerah di Persia dan Irak. Kesuksesan menguasai ibukota ini tidak

terlepas dari oknum Abbasiyah yang membelot ke pihak Mongol. Setelah mempelajari

informasi tersebut, maka pasukan dipersiapkan untuk menerobos benteng kota. Tanpa

berselang lama, pasukan dari Asia Timur in sudah memenuhi kota dan mulai menebarkan

terror di setiap sudutnya. Suasana tentram yang semula menyelimuti kehidupan Bahdad

seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol. Korban sudah banyak

berjatuhan, namun pembunuhan massal masih terus berlangsung. Selain itu, di sana sini

sudah terlihat penjarahan dan perampokan. Serbuan ini membawa perubahan pada kehidupan

masyarakat Baghdad. Setidaknya ada empat dampak umum yang bisa dikemukakan; dampak

politik, sosial, ekonomi dan peradaban.

Setelah serangan tersebut, masyarakat Baghdad yang selamat mau tidak mau menjadi

bawahan pasukan Mongol. Terbunuhnya khalifah Baghdad terakhir membuat kegoncangan

dalam pemerintahan kota ini. Perpindahan kekuasaan yang terjadi paksa ini membuat suhu

politik yang sebelumnya dipenuhi intrik, untuk sementara bisa dikendalikan. Keadaan ini

awalnya belumlah diterima oleh penduduk Baghdad. Ketakutan akibat serangan itu masih

terngiang di benak mereka. Di bidang ekonomi, kedatangan Mongol membuat kota ini

menemukan akhir masa kebesarannya. Sebelumnya, Baghdad merupakan salah satu kota

penting dalam Jalur Sutera. Selain menyandarkan pendapatan pada keberadaan pasar, kota ini

juga menyandarkan pemasukan lain dari pabrik-pabrik yang berdiri di dalam kota. Begitu

Mongol datang, pabrik-pabrik ini tidak luput dari penghancuran. Kemakmuran yang

sebelumnya amat kentara dalam Baghdad seketika hilang bersamaan dengan hancurnya

struktur sosial di sana. Dampak peradaban menjadi mengalami kemunduran yang paling

mencolok. Peradaban dalam hal ini lebih dimaknai secara sempit pada pencapaian manusia di

bidang arsitektural. Bangunan umum seperti gedung, masjid, lembaga pendidikan hancur.

Istana raja serta bangunan-bangunan monumental lainnya juga banyak yang dibakar. Taman-

taman kota pun tak luput dari amukan Mongol.

Page 6: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

iii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, berkat rahmat dan hidayah dari Allah SWT, penulis dapat

menyelesaikan sebuah karya yang sederhana ini. Peluh, penat, dan segala macam ujian diri

dapat penulis atasi guna menegakkan komitmen akademik seorang pencari ilmu, yakni

menulis sebuah karya sejarah (historiografi) ini. Kemudian Shalawat serta Salam tetap

tercurahkan kepada baginda yang mulia kita Nabi Muhammad SAW, yang telah

mengorbankan jiwa dan raganya demi tegaknya agama islam dan nama Tuhan ( Allah SWT)

di muka bumi ini. Sehingga manusia dapat merasakan dampak kebaikan dan kontribusi

positif atas perjuangan Nabi besar Muhammad SAW.

Kemudian penulis sadar akan kekurangan dalam skripsi yang berjudul “Serbuan

Bangsa Mongol ke Kota Baghdad dan Dampaknya terhadap Keruntuhan Dinasti Abasiyah”

ini tidak akan bias terselesaikan dengan mudah tanpa bantuan dari semua pihak, baik moril

maupun materil. Oleh karena itu penulis mengucapkn ribuan terimakasih yang sedalam-

dalamnya kepada:

1. Prof. Komarudin Hidayat, M.A, selaku rektor UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. Oman Fathurahman, M. Hum, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

3. Drs. M. Ma’ruf Misbah, M.A dan Sholikatus Sa’diyah, M.Pd selaku Ketua dan

Sekertaris jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

4. H. Nurhasan, M.A, selaku Dosen Pembimbing, yang memberikan kontribusi besar

dalam penyempurnaan penulis, dengan arahan, keritik dan saran, terutama kesediaan

waktunya dalam membimbing. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

berjalan dengan baik.

Page 7: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

iv

5. Dra. Hj. Tati Hartimah, M.A, dan Dr. Saidun Derani, M.A. Atas jasa dan waktunya

yang telah menguji penulis di saat Munaqasyah, dan seluruh dosen Jurusan Sejarah

dan Kebudayan Islam yang memberikan sumbangsih ilmu dan pengalamannya.

6. Kedua orang tua tercinta, Bpk. Kadung dan Ny. Tijah, yang telah mengasuh penulis

dari kecil hingga dewasa, Allahumma irham huma kamaa rabbayani saghiraa.

7. Penulis juga melayangkan ucapan terimakasih untuk sahabat-sahabat di Jurusan

Sejarah Kebudayan Islam, yaitu Johan Wahyudi, Andriyansah, Abdul Kholiq,

Nursobahk, Ridwan Syahidin dan Salahuddin Al-Ayyubi. Semoga di jurusan ini, kita

mendapat kearifan untuk memintal benang-benang pengabdian bagi keluarga,

lingkungan, dan negara.

Semoga semuah pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

mendapatkan balasn yang berlipat ganda dari Allah SWT. Kemudian juga penulis menyadari

bahwasanya skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penulis

mengarapkan keritik serta saran dari pembaca untuk lebih baiknya skripsi ini. Sebagai akhir

kata penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Jakarta, 18 Agustus 2014

Nursyad

Page 8: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAN ……………………………………………….. . i

ABSTRAK ………………………………………………………………… ii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. iii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………. v

Bab I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ………………………………………………… 4

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................................. 5

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................................... 5

E. Metodologi Penelitian .......................................................................... 6

F. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 10

G. Kerangka Teori ……………………………………………………… 11

H. Sistematika Penulisan .......................................................................... 12

Bab II: ASAL USUL BANGSA MONGOL

A. Kemunculan Bangsa Mongol .............................................................. 13

B. Kehidupan Bangsa Mongol ................................................................. 16

C. Struktur Sosial Bangsa Mongol ........................................................... 18

D. Konsolidasi Politik Bangsa Mongol .................................................... 22

Bab III: SERBUAN BANGSA MONGOL KE BARAT

A. Migrasi Bangsa Mongol ...................................................................... 27

Page 9: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

vi

B. Konflik Antar Khaniyah Mongol ........................................................ 33

C. Terbentuknya Dinasti Ilkhaniyah ........................................................ 40

Bab IV: SERBUAN HULAGU KHAN KE BAGHDAD

A. Masa Disintegrasi Baghdad ................................................................. 54

B. Menyerbu Baghdad .............................................................................. 63

C. Dampak Serbuan Mongol ..................................................................... 74

Bab V: PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………… 82

B. Saran-Saran …………………………………………………………… 86

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 87

Page 10: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada tahun 1258, dunia dikejutkan dengan jatuhnya kota Baghdad. Kota

yang menjadi ibukota negeri-negeri Muslim ini hancur setelah sebelumnya didera

permasalahan-permasalahan yang tidak kunjung selesai. Selain menjadi ajang

intrik para pejabat dan ulama1, yang berujung pada tata kelola kota yang kurang

efektif, kota ini juga mengalami pelemahan kekuasaan akibat terpisah-pisahnya

negeri-negeri Islam yang menjadi bawahannya. Terlepas dari dua latar belakang

yang disebutkan itu, terdapat akibat lain yang menyebabkan kota ini menemui

masa suramnya, yakni serbuan bangsa Mongol.

Bangsa Mongol berasal dari suatu daerah di pegunungan Mongolia yang

membentang dari Asia Tengah sampai Siberia Utara, Tibet Selatan, Manchuria

Barat, dan Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan, yang

dikaruniai dua putra kembar bernama Tatar dan Mongol. Kedua putra ini di

kemudian hari melahirkan dua suku bangsa yakni Mongol dan Tartar.2 Pendapat

lain dikemukakan oleh George Vernadsky yang mengatakan bahwa daerah bangsa

Mongol (Mongolia) terbentang hanya dari Manchuria hingga Hongaria.3 Nama

1 Carl Brockelmann, History of The Islamic Peoples (London: Lund Humphries, 1949) hlm.

148. 2Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: RajaGrafindo Persada), hlm. 111.

3George Vernandsky, The Mongol and Russia (New Haven: Yale University Press, 1953)

hlm. 10. Lihat juga Ignatius Erik SY, Peranan Mongol terhadap Keruntuhan Kepangeran Rus

Kiev Tahun 1237 – 1240 (skripsi) (tidak diterbitkan, 2009), hlm. 11.

Page 11: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

2

Tartar sebagaimana yang dikenal belakangan, merupakan turunan dari nama

leluhurnya, Tatar.

Bangsa Mongol tampil ke panggung dunia setelah dipimpin oleh Jengis

Khan. Dalam waktu 30 tahun, ia berupaya keras membangun pasukan tempur

yang besar yakni dengan cara menyatukan Mongol dengan suku bangsa lainnya.

Oleh karena buah karyanya ini, pada tahun 1206, ia mendapat gelar Jengis Khan

yang berarti Raja Yang Perkasa. Pasukan yang telah terbentuk dibagi dalam

beberapa kelompok besar maupun kecil, mulai dari berjumlah seribu, dua ratus,

sampai sepuluh orang. Tiap-tiap kelompok dipimpin oleh seorang komandan.4

Saat merasa kondisi fisiknya kian lemah, Jengis Khan membagi wilayah

kuasanya menjadi empat bagian masing-masing kepada putranya, yakni Juchi,

Chagatai, Ogotai, dan Tuli. Juchi membawahi sebagian besar daerah sebagian

besar wilayah barat termasuk kawasan Rusia. Chagatai diserahi kekuasaan bagian

utara dan timur laut sungai Oxus, wilayah yang lebih dikenal sebagai

Transoxania. Ogotai dititahkan membawahi bagian timur. Yang membawahi

kawasan Khawarizm adalah Tuli Khan.5 Pada tahun 1256, ia berpulang dan

tahtanya diwariskan pada anaknya, Hulagu Khan.

Bani Abbas atau khilafah Dinasti Abbasiyah berdiri sebagai pengganti Bani

(Dinasti) Umayyah, yang sebelumnya merupakan pemimpin dunia Islam.

Dinamakan khilafah Dinasti Abbasiyah, oleh karena pendiri serta penguasa dinasti

4Bertold Spuler, History of The Mongols (London: Routledge & Kegan Paul, 1972) hlm.

26. 5 Bertold Spuler, The Muslim World; The Mongol Empire, part 2 (Leiden: E. J. Brill, 1969)

hlm. 10-11.

Page 12: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

3

ini merupakan keturunan al-Abbas, paman nabi Muhammad saw. Dinasti

Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah bin Muhammad bin Ali bin

Abdullah bin al-Abbas. Kekuasaannya berkisar dalam rentang waktu yang

panjang yakni dari tahun 750 sampai dengan 1258. Setelah melalui masa-masa

yang hebat dan penuh kejayaan, dinasti ini menghadapi ancaman serius yakni

pertikaian politik. Dinasti ini menjadi ajang berebut pengaruh orang Turki yang

bermazahab Sunni dan orang Persia yang beraliran Syiah.6 Oleh sebab

pergerseran politik inilah menyebabkan pemberontakan-pemberontakan rakyat di

ibukota. Keadaan ibukota menjadi semakin tidak terkendali keamanannya.7

Oleh sebab keadaan pemerintahan pusat yang tidak efektif menyebabkan

kontrol atas wilayah bawahan menjadi tidak tertib yang berujung pada terlepasnya

satu per satu wilayah Abbasiyah. Keadaan ini lebih dikenal sebagai masa

disintegrasi Abbasiyah. Hal ini terjadi karena khalifah tidak lagi cukup kuat

menertibkan lagi wilayah bawahannya.8 Jika dikaji lebih lajut, memang bukan

hanya disintegrasi kekuasaan yang membawa Dinasti Abbasiyah pada kejatuhan.

Badri Yatim menilai, setidaknya ada empat hal yang menyebabkan punahnya

pengaruh Dinasti Abbasiyah di dunia Islam yakni; 1) persaingan antarbangsa; 2)

kemerosotan ekonomi; 3) konflik keagamaan; 4) dan, ancaman dari luar.9

Faktor terakhir di atas, agaknya amat berkaitan dengan kehadiran tentara

Mongol di Baghdad. Kegersangan sosial yang telah sedemikian akut di wilayah

6 Philip K. Hitti, History of The Arabs, Terj. R. Cecep ukman H. dkk (Jakarta: Serambi Ilmu

Semesta, 2008) hlm. 591. 7 Philip J. Hitti, History of The Arabs, hlm. 594.

8 W. Montgomery Watt, Politik Islam dalam Lintasan Sejarah (Jakarta: P3M, 1988) hlm. 152.

9Badri Yatim, Sejarah Peradaban, hlm. 80-85.

Page 13: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

4

kekuasaan Dinasti Abbasiyah, turut pula dirasakan oleh penduduk kota Baghdad.

Hulagu Khan melihat ini sebagai momentum penting untuk memperluas

wilayahnya. Sekitar tahun 1258, Hulagu memimpin sekitar 200.000 pasukan

Mongol untuk mengepung Baghdad.10

Tanpa menunggu waktu lama, ia berhasil

menguasai ibukota umat Islam tersebut. Peristiwa ini menandai akhir dari

kepemimpinan Dinasti Abbasiyah dalam dunia Islam. Bangsa Mongol semakin

menunjukkan eksistensinya sebagai bangsa yang memiliki reputasi teratas dalam

peta kekuasaan dunia Islam. Dampak yang disebabkan dari serbuan ini amatlah

luas, hampir mencakup seluruh sendi kehidupan manusia. Kota yang sebelumnya

menyandang gelar sebagai ibukota dunia Muslim ini kala itu ibarat menemui hari

terakhirnya. Begitu Mongol pimpinan Hulagu Khan masuk ke dalam kota,

pembunuhan, penjarahan serta perusakan tempat-tempat umum menjadi

pemandangan yang terlihat di sana-sini. Paling tidak ada tiga dampak signifikan

dari penyerbuan orang Mongol ke kota ini yakni; politik, sosial, ekonomi dan

peradaban.

Skripsi ini akan membahas mengenai serbuan Mongol atas Baghdad beserta

dampaknya. Untuk itu judul dari skripsi ini adalah “Serbuan Bangsa Mongol Ke

Kota Baghdad dan Dampaknya Terhadap Keruntuhan Dinasti Abbasiyah”.

B. Identifikasi Malasah

Mongol mengadakan serangan ke Baghdad, ibukota Abbasiyah yang

menyebabkan dinasti tersebut mengalami kehancuran. Serbuan itu menyebabkan

10

Badri Yatim, Sejarah Peradaban, hlm. 114.

Page 14: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

5

dampak yang signifikan berupa kemunduran berbagai segi sektor kehidupan

manusia.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dari uraian di atas, maka timbullah berbagai masalah yang perlu dijawab.

Mengingat keterbatasan ruang lingkup pembahasan, maka kami batasi dengan tiga

hal, yaitu:

- Kondisi dunia Islam sekitar abad 13.

- Penetrasi Bangsa Mongol ke negeri-negeri Islam.

- Serbuan pasukan Mongol pimpinan Hulagu Khan ke Baghdad serta

dampaknya.

Dari pembatasan tersebut, dapat dirumuskan menjadi beberapa pertanyaan

sebagai berikut:

1. Faktor apa yang melatarbelakangi serbuan bangsa Mongol ke negeri-negeri

Islam?

2. Bagaimana kondisi sosial-politik Dinasti Abbasiyah menjelang serbuan

pasukan Mongol?

3. Apa dampak serbuan pasukan Mongol pimpinan Hulagu Khan terhadap

Baghdad dan wilayah Dinasti Abbasiyah secara umum?

D. Tujuan dan Manfaat Studi

1. Tujuan Studi

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penulisan skripsi ini adalah:

a. Mengetahui sejarah persebaran bangsa Mongol.

Page 15: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

6

b. Memahami secara mendalam ekspansi bangsa Mongol ke negeri-negeri

Islam.

c. Mengetahui secara komprehensif serbuan bangsa Mongol ke Baghdad yang

ditengarai sebagai punahnya kekuasaan Dinasti Abbasiyah di dunia Islam.

2. Manfaat Studi

a. Penulisan skripsi ini diharapkan berguna bagi pengembangan pengetahuan

dinamika sejarah bangsa Mongol kaitanya dengan Islam.

b. Menambah khazanah pengetahuan terkait hal ihwal bangsa Mongol dalam

rangka menghapus eksistensi Dinasti Abbasiyah di dunia Islam.

E. Metode Penelitian

Dalam penuliasan karya ilmiah skripsi ini, penulis menggunakan metode

deskriptif-analisis guna memaparkan temuan baru yang berkaitan dengan topik

yang diangkat. Selain itu, di bawah ini terdapat beberapa poin yang menjadi

instrumen penting dalam suatu penelitian, antara lain:

1. Pendekatan

Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah sosial. Yakni dengan

meneliti pola kehidupan bangsa Mongol serta aktivitas hidupnya yang nomaden.

Kondisi alam yang liar dan keras, tempat mereka hidup, ditengarai menjadi hal

yang melatarbelakangi perpindahan mereka.

2. Sumber dan Jenis Data

Data ataupun sumber penelitian dapat dikategorikan menjadi dua; data

primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang merupakan acuan atau

rujukan utama yang menjadi referensi keilmiahan. Ditilik dari bentuknya, data-

Page 16: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

7

data tersebut bisa berbentuk lisan maupun tulisan.11

Melihat obyek penelitian

yang memang telah terjadi pada abad 13, maka data primer yang paling

memungkinkan diakses adalah berbentuk tulisan.

Sedangkan data sekunder bentuknya sama seperti data primer. Namun, yang

membedakannya dengan data primer, adalah bahwa data sekunder tidak berasal

dari sekitar atau paling tidak berdekatan waktunya dengan peristiwa yang menjadi

obyek penelitian. Penelitian ini sepertinya tidak menitikberatkan pada

pengambilan sumber primer melalui wawancara.

Pengumpulan data dilakukan dengan studi/kajian pustaka (library research).

Studi/kajian pustaka dilakukan dengan menelusuri fakta sejarah secara tertulis,

kemudian mengumpulan dokumen, baik berupa tulisan sezaman atau manuskrip-

manuskrip yang berhubungan dengan peristiwa yang ditelaah. Guna mendapatkan

informasi yang valid dan otentik penulis menggunakan sumber primer yang

berasal dari dokumen sezaman. Salah satu dari sumber primer yang digunakan

adalah karya Ibnu Atsir berjudul al-Kamil di Tarikh Ibnu al-Atsir. Dalam karya

ini diceritakan mengenai serangan bangsa Mongol terhadap negeri-negeri Islam.

Di mana terdapat bangsa Mongol maka di situ terjadi pembunuhan.12

Selain itu,

penulis juga menggunakan sumber-sumber sekunder yang mempunyai relasi dan

relevansi dengan kajian materi pembahasan.

Sumber lain untuk melihat kondisi Baghdad abad pertengahan, penulis

merujuk kepada kitab Futuh al-Buldan karya Abul Abbas Ahmad bin Jabir al-

Baladhuri. Dalam hal ini penulis menggunakan kitab Futuh al-Buldan versi

11

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Bentang, 1995). 12 Ibn al-Atsir, al-Kamil fi al-Tarikh; Tarikh Ibn al-Atsir (Riyadh: Baitul Afkar ad-

Dauliyyah, tanpa tahun) hlm.1914.

Page 17: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

8

terjemahan bahasa Inggris oleh Francis Clark Murgotten.13

Penulis mendapatkan

kedua sumber itu dari perpustakaan rekan penulis, Johan Wahyudi.

Sumber primer mengenai kehidupan bangsa Mongol memang masih sulit

ditemukan. Namun begitu terdapat sumber sekunder yang cukup otoritatif yakni

buku yang ditulis oleh John Man berjudul Jenghis Khan Legenda Sang Penakluk

dari Mongolia (2009). Walaupun buku ini lebih mengetengahkan kisah hidup

Jengis Khan, namun aspek kehidupan bangsa Mongol, terkait juga mengenai pola

hidup nomaden serta kegemarannya akan ekspansi ke negeri lain turut pula

disampaikan.

Sumber sekunder lainnya yang cukup informatif adalah berupa kitab

berjudul al-Muqaddimah yang ditulis oleh Ibn Khaldun. Penulis menggunakan

Muqaddimah berbahasa Indonesia terjemahan Ahmadie Thaha.14

Dalam buku ini,

peristiwa serangan bangsa Mongol ke Baghdad disinggung walaupun tidak secara

komprehensif.

Sedangkan untuk sumber lainnya, terutama untuk sumber sekunder, penulis

mendapatkannya lewat hasil penjelajahan di Perpustakaan Utama Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Selain itu, penulis juga mendapatkannya di

Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora. Beberapa sumber lainnya yang

didapat, juga berasal dari pribadi, dan dari teman penulis.

3. Analisa Data

13

Lebih lanjut lihat Ibn Jabir al-Baladhuri, Kitab Futuh aAl-Buldan of al-Imam Abul ‘Abbas

Ahmad ibn-Jabir al-Baladhuri Part II transl. Francis Clark Murgotten (New York: Columbia

University, 1924). 14

Lebih lanjut lihat, Ibn Khaldun, Muqaddimah; Abd al-Rahman bin Muhammad ibn

Khaldun terj. Ahmadie Thaha (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1986).

Page 18: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

9

Data-data yang sudah terkumpul kemudian masuk pada tahap analisis untuk

mendapat sumber penelitian yang otentik dan otoritatif. Data tulisan diklasifikasi

untuk menentukan waktu penulisan dan isi dari dokumen tersebut.

Sumber-sumber yang telah dikumpulkan, kemudian diteliti keaslian dan

kesahihan informasinya melalui kritik ekstern dan intern. Kritiks ektern dilakukan

untuk memperoleh otentisitas atau keaslian data melalui pengamatan fisiknya.

Termasuk dalam pengamatan kritik eksternal, adalah mengetahui keaslian jenis

kertas, materai, tinta, gaya penulisan bahasanya dan seluruh aspek yang mencakup

bentuk fisiknya. Kritik internal berguna untuk mengungkap kebenaran informasi

atau kredibilitas isi dari dokumen atau arsip tersebut.15

Selanjutnya, fakta-fakta yang dikumpulkan masuk ke tahap eksplanasi

sejarah. Tahapan ini, memungkinkan sejarawan atau peneliti sejarah melakukan

interpretasi atas masalah yang diangkat, sehingga memungkinkan munculnya

dinamika baru terhadap suatu rekonstruksi peristiwa masa lalu. Analisa atas

masalah berdasarkan sumber yang didapat termasuk dalam tahap ini, sehingga

diharapkan dapat memperoleh penjelasan baru dalam suatu kajian historis.16

4. Penulisan (historiografi)

Setelah fese di atas, maka tiba pada tahap akhir berupa penulisan sejarah.

Historiografi sebagai terminal akhir dari perjalanan penelitian ini, diupayakan

dengan selalu mengedepankan aspek kronologis, sedangkan penyajiannya

15

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Bentang, 1995) hlm. 99-100; lihat

juga Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, Terj. Nugroho Notosusanto (Jakarta: UI Press, 2006)

hlm. 98-99 dan 112. 16

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu ..., hlm. 100.

Page 19: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

10

didasarkan pada tampilan tema-tema penting dari setiap perkembangan tema

terkait.17 Pemaparan akan ditengahkan dalam bab per bab dan diakhiri dengan

kesimpulan.

F. Tinjauan Pustaka

Banyak tulisan baik berbentuk buku, jurnal, dan karya akademisi lainnya

tentang sejarah Mongol maupun Dinasti Abbasiyah, bahkan ada pula yang

menyorot tentang seputar kejatuhan Baghdad. Tetapi, dari semua tulisan itu masih

terserak dan belum ada yang menyajikan secara komprehensif terkait hal apa saja

yang menyebabkan salah satu imperium terbesar dalam sejarah umat Islam itu

mundur dan hilang dari peradaban manusia. Dari penelusuran penulis, salah satu

buku yang menjelaskan tentang asal-usul bangsa Mongol adalah tulisan Hasan

Ibrahim Hasan berjudul Tarikh al-Islam al-Siyasi wa al-Diini wa- al-Tsaqaafi wa

al-Ijtima’i (1967). Dalam bab 4 yang berjudul Ghazwatul Mughul – Suqutu

Baghdad, dijelaskan perihal siapa bangsa Mongol dan penaklukannya atas negeri-

negeri Islam, sampai dengan serangannya atas Baghdad.

Di samping itu, Abdul Hadi Hairi menulis tesis berjudul Nasir al-Din Tusi:

His Supposed Political Role in Mongol Invasion of Baghdad (1968). Dalam

karyanya ini Hairi ingin membuktikan temuannya bahwa dalam serangan ke

Baghdad, Hulagu Khan banyak memperoleh informasi mengenai ibukota Dinasti

Abbasiyah itu dari seorang ulama terkenal masa itu yang bernama Nasir al-Din

Tusi. Ulama ini memiliki peran yang penting dalam keberhasilan Hulagu Khan

menduduki baghdad.

17

Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah (Tangerang: Logos Wacana Ilmu,

1999) hlm. 91-93.

Page 20: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

11

Azeem Beg Chugtai (1997), menulis kertas kerja berjudul The Fall of

Baghdad. Azeem memfokuskan perhatiannya pada momen ketika Baghdad

diserbu oleh barisan berkuda Mongol pimpinan Hulegu (Hulagu) Khan. Pada awal

pembahasannya, ia menyinggung kontak pertama bangsa Mongol, yang kala itu

dipimpin oleh Chengiz Khan (Jengis Khan) dengan Islam. Dari beberapa kajian

yang telah disebutkan, belum ada yang membahas secara komprehensif aspek

sosial, politik, maupun budaya yang melatarbelakangi kemunduran Dinasti

Abbasiyah.

G. Kerangka Teori

Sebagaimana disinggung di atas, penulisan skripsi ini bersandar pada

pemaparan sejarah bangsa Mongol terkait hubungannya dengan kejatuhan

Baghdad, dengan kaca mata sosial. Maka dari itu, untuk memberikan ulasan yang

kaya akan informasi sekaligus sebagai bentuk dinamika dalam penulisan sejarah,

maka diperlukan pula ilmu bantu dalam penjelasanya.

Dalam kesempatan ini, penulis akan mendukung pemaparan informasi

skripsi ini dengan mengetengahkan studi sosiologi, tepatnya mengenai perubahan

sosial yang terjadi di kota Baghdad setelah serangan Mongol. Sebagaimana

diketahui, serbuan itu membuat kota ini menjadi wilayah yang mengalami

kemunduran yang cukup parah. Diharapkan dengan penjelasan melalui sudut

pandang sosiologis, maka sejarah jatuhnya kota ini dapat terlihat secara lebih

jelas. Dalam salah satu definisi, perubahan sosial dapat dimaknai sebagai

berubahnya suatu sistem sosial dalam tiga hal, yakni perubahan pada struktur,

kultur dan interaksi sosial. Oleh sebab itu, yang dikatakan perubahan sosial,

Page 21: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

12

hendaknya terjadi pada seluruh aspek kehidupan. Perubahan yang hanya terjadi

pada satu fenomena saja, belum dapat dikatakan sebagai perubahan sosial.18

H. Sistematika Penulisan

Bab I

Berisi tentang signifikansi tema yang diangkat, pembatasan dan perumusan

masalah, metodologi penelitian, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II

Membahas tentang asal-usul bangsa Mongol juga pola kehidupan sosialnya.

Bab III

Membahas tentang migrasi Mongol, baik ke dunia bagian timur maupun

barat. Selain itu akan dipaparkan pula motif bangsa Mongol memilih kehidupan

nomaden. Dalam bab ini juga diketengahkan penaklukan Mongol atas peradaban-

peradaban besar, khususnya di dunia Islam.

Bab IV

Membahas tentang dampak serbuan bangsa Mongol terhadap Baghdad.

Kehancuran yang ditimbulkan atas serbuan ini diklasifikasikan menjadi tiga

subbab, yakni kehancuran kota, kehancuran kemanusiaan, dan kehancuran Dinasti

Abbasiyah. Yang tak kalah penting adalah dampak dari serangan itu sendiri yang

diklasifikasikan menjadi tiga; dampak politik, sosial-ekonomi, dan peradaban.

Bab V

Berisi penutup yang terdiri atas kesimpulan, saran-saran, lampiran, dan

daftar pustaka.

18

Yusron Razak, ed, Sosiologi Sebuah Pengantar; Tinjauan Pemikiran Sosiologi Perspektif

Islam (Ciputat: Laboratorium Sosiologi Agama, 2008) hlm. 180.

Page 22: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

13

BAB II

ASAL-USUL BANGSA MONGOL

A. Kemunculan Bangsa Mongol

Bangsa Mongol berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang daerahnya

terbentang dari kawasan Asia Tengah hingga menyentuh Siberia Utara, Tibet

Selatan hingga ke Manchuria Barat, dan Turkistan Timur.19

Ada pula yang

berpendapan Bangsa Mongol tinggal di kawasan yang terbentang dari Manchuria

hingga Hongaria.20

Menurut suatu sumber arkeologis, nenek moyang bangsa Mongol

diperkirakan telah mendiami sebelah selatan gurun Gobi pada 100.000 sampai

200.000 tahun yang lalu. Tepatnya pada masa Zaman Batu Awal. Sekitar abad

pertama sebelum masehi, telah ada komunitas-komunitas manusia yang memiliki

kebudayaan perunggu. Kebudayaan perunggu merujuk pada penggunaan alat-alat

perunggu dalam pekerjaannya (bronze-working peoples). Memasuki abad ketiga

SM, orang-orang Mongol mulai membentuk aliansi kesukuan untuk mengancam

Cina. Mereka juga mulai menyebar ke pedalaman Asia sebagai pemburu di hutan

maupun suku nomad.

Terkait mengenai jejak prasejarah di kawasan Asia Tengah, Bertold Spuler

mengatakan bahwa setelah sekitar 200 SM, terjadi migrasi besar-besaran ke

wilayah timur yang dilakukan oleh orang Indo-Eropa yang kemudian menetap di

19

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 111. 20

George Vernandsky, The Mongol and Russia (New Haven: Yale University Press, 1953)

hlm. 10. Lihat juga Ignatius Erik SY, Peranan Mongol terhadap Keruntuhan Kepangeran Rus

Kiev Tahun 1237 – 1240 (skripsi) (tidak diterbitkan, 2009), hlm. 11.

Page 23: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

14

sana. Tempat yang semula menjadi lokasi berkumpulnya para pendatang Indo-

Eropa, menjadi bentuk awal dari gambaran populasi dan bentuk karakter yang

khas di kawasan Asia Tengah hingga hari ini. Daerah ini didiami oleh dua bangsa

yang hidup berdampingan yang memiliki beberapa ciri umum yang serupa, namun

berbeda dalam bahasanya. Kedua bangsa ini adalah Turk dan Mongol. Sejak

dimulainya era Kristen, aktivitas kedua bangsa ini telah banyak ditemukan dalam

sumber-sumber sejarah Cina. Mereka dikenal dengan serbuan-serbuannya yang

bertujuan mendapatkan jarahan, sampai ketika bangsa Cina berhasil membangun

tembok besar Cina (The Great Wall) untuk menghentikan aksi pengrusakan

mereka.21

Peneliti serta masyarakat luas dewasa ini, tentu amat sulit mendapatkan

sumber terpercaya mengenai peninggalan arkeologis bangsa Mongol. Menurut

Gulugjab Tagghudai, kelangkaan ini bukanlah tanpa sebab, melainkan bertalian

erat dengan historisitas bangsa Cina yang pernah menduduki daerah yang semula

didiami oleh bangsa Mongol. Pada beberapa abad yang lalu, bangsa Cina banyak

menghancurkan artefak yang dipelihara orang Mongol sejak masa Jengis Khan.

Bahkan, di beberapa wilayah Cina yang terdapat monumen atau suatu pertanda

yang menghormati Jangis Khan dihancurkan pula. Ironisnya, di seluruh dunia

sejarah Jengis Khan dan bangsa Cina selalu disebutkan sebagai suatu masa

keemasan peradaban Cina (glorious China).22

Seiring berjalannya waktu, bangsa Mongol mulai mendiami kawasan yang

sangat luas mulai dari semenanjung Korea di timur melewati bagian utara dataran

21

Bertold Spuler, The Muslim World, hlm.1. 22

Gulugjab Tagghudai, “General Concept in Mongol persona”, hlm.2, dari

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:AH3OObJL8M8J:silverhorde.viahistoria.

com/GeneralConceptsInMongolPersona.pdf+&cd=1&hl=en&ct=clnk, diunduh pada tangal 14 Juli

2013, pukul 14.08.

Page 24: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

15

tinggi Cina sampai ke wilayah Kazakhstan. Mereka juga mendiami pegunungan

Pemir dan danau Balkash di sebelah barat. Nama Mongol sendiri kemudian baru

dikenal sebagai salah satu bangsa utama dari banyak sebaran orang yang berasal

dari Mongolia pada abad 8 SM yang memiliki karakter etnologis tertentu.23

Merujuk pada penjelasan Badri Yatim yang mengutip dari Ahmad Syalabi

yang menyebutkan bahwa nenek moyang orang Mongol bernama Alanja Khan

yang memiliki dua putra kembar bernama Mongol dan Tatar. Mongol memiliki

anak bernama Ilkhan yang di kemudian hari menjadi pemimpin bangsa Mongol.24

Sedangkan menurut Hasan Ibrahim Hasan, nama Mongol sendiri memiliki

kaitan historis dengan istilah Tatar. Namun begitu, Hasan lebih condong untuk

menggunakan istilah Tatar untuk menyebut bangsa Mongol. Tatar sendiri

memiliki makna “suatu tahun di mana terjadi beberapa pergantian masa”.

Pemaknaan ini tidak lain lahir dari dua kabilah Tatar yang menghubungkan diri

pada penggambaran Urkhun Turki yang terdapat pada masa abad 2 H (sekitar

abad 8 M). Pemaknaan yang sama juga ditujukan pada Mongol secara

keseluruhan maupun bagi kabilah sejenis.25

Ketika memasuki abad 13, serbuan pasukan Mongol ke barat di bawah

pimpinan Jengis Khan menyebabkan perkawinan silang antara kebudayaan dan

masyarakat di seluruh benua Asia. Walaupun pada kenyataannya, Jengis Khan

tidak menghilangkan Tatar sebagai suku, orang Mongolia keturunan Turk juga

dikenal dengan sebutan Tatar. Namun, bangsa Eropa menggunakan istilah ini

23

http://www.mongabay.com/history/mongolia/mongoliaorigins_of_the_mongols_early_de

velopment,_ca_220_bc-ad_1206.html diunduh pada tanggal 15 Juli 2013 pukul 09.47. 24

Badri Yatim , Sejarah Peradaban Islam, hlm. 111. 25

Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh al-Islam al-Siyasi wa al-Dini wa al-Tsaqofi wa al-Ijtima’i

Juz 4 (Kairo, Maktabah al-Nahdhlatul Misriyyah, 1968), hlm. 130.

Page 25: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

16

tanpa melihat aspek perbedaannya dalam segi apapun. Bagi semua bangsa

pengembara dikategorikan sebagai orang barbar yang kasar yang menurut mereka

hanya menyebarkan ketakutan dan kebencian. Oleh karena itu, mereka mengeja

nama Tartar dari Tartarus yang merupakan neraka gelap dalam mitologi Yunani.

Dewasa ini, baik penyebutan Mongol maupun Tartar sering digunakan secara

bergantian.26

B. Kehidupan Bangsa Mongol

Bangsa Mongol banyak menghabiskan hidupnya dari stepa ke stepa. Mereka

hidup berdampingan dengan suku-suku nomad lain yang nantinya merupakan

leluhur dari orang Iran dan Turki. Suku-suku nomad ini memiliki kesamaan

bentuk dalam cara hidup maupun organisasi sosialnya. Stepa merupakan suatu

padang rumput luas, umumnya datar dan hanya diselingi sedikit pepohonan.

Keputusan mereka untuk menjalani kehidupan dengan cara berpindah-pindah

bukanlah tanpa sebab. Hal ini berhubungan dengan kondisi tanah Mongolia yang

keadaannya kurang subur dan diperparah dengan keadaan iklimnya yang ganas.

Menginjak musim dingin yang dapat berlangsung 6 bulan dalam setahun,

persediaan air menipis. Penyebab utamanya adalah karena sungai-sungai mengalir

ke kutub utara, yang tentu saja bisa berubah keadaannya menjadi es sehingga sulit

untuk digunakan.27

Ira M. Lapidus mengatakan bahwa daerah padang rumput yang gersang di

sebelah utara, tepatnya di sekitar Laut Kaspia, Laut Aral, dan Danau Balkh,

26

Justin Marozzi, Timur Leng; Panglima Islam Penakluk Dunia (Bandung: Mizan, 2013)

hlm. 9. 27

Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, jilid 1 (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1999)

hlm. 638.

Page 26: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

17

banyak dihuni oleh warga pastoral yang berprofesi sebagai penggembala berbagai

binatang ternak seperti kuda, domba, biri-biri, dan unta.

Lebih jauh Lapidus menjelaskan bahwa, pola hidup masyarakat pastoral

yang nomaden memungkinkan mereka menjalin relasi dengan komunitas lain,

termasuk masyarakat pemukim. Kebiasaan ini telah terjadi selama berabad-abad

yang lampau. Lapidus mengetengahkan contoh bahwa meskipun peradaban Cina

dan Timur Tengah memiliki corak kedinastian dan pertanian, tidak menutup

kemungkinan adanya kelompok masyarakat pastoral yang sekedar mampir atau

berdiam selama beberapa waktu di kota maupun pedesaannya. Beberapa daerah,

di Cina maupun di Timur Tengah, yang memiliki kondisi geografis padang

rumput dan daerah beroase, malah banyak didiami kaum pastoral penggembala

yang memelihara kuda maupun biri-birinya di sekitar tempat itu. Di kemudian

hari, penduduk pastoral ini kemudian diorganisir menjadi suatu kumpulan

(konfederasi) kelompok-kelompok yang lebih besar. Warga pemukiman yang

telah terbiasa menjalin hubungan dengan masyarakat pastoral tersebar di wilayah

Transoxania, Khawarizm, Farghana, dan Kashgar serta di beberapa kota yang

termasuk dalam jalur dagang yang menghubungkan Cina, Timur Tengah, dan

Eropa.28

Menurut Hasan Ibrahim Hasan, bangsa Mongol mempunyai watak yang

kasar, suka berperang, dan tidak kenal takut sekalipun harus berhadapan dengan

kematian dalam mencapai keinginannya.29

Bangsa Mongol juga memiliki jiwa

militer yang kuat.30

28

Ira Lapidus, Sejarah Sosial, hlm. 638-639. 29

Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh al-Islam, hlm. 132; lihat juga Badri Yatim, Sejarah

Peradaban Islam, hlm. 112. 30

Justin Marozzi, Timur Leng, hlm. 21, 24-25.

Page 27: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

18

C. Struktur Sosial Bangsa Mongol

Bangsa Mongol terbagi ke dalam dua kelompok besar yakni (1) suku

Mongol yang mendiami kawasan stepa dan (2) mereka yang bertempat tinggal di

dalam hutan. Suku Mongol yang tinggal di stepa, sebagaimana telah disinggung

sebelumnya, berprofesi sebagai penggembala sedangkan yang tinggal di hutan

umumnya menggantungkan hidup pada berburu dan menangkap ikan di sungai.

Kedua golongan ini menjalin hubungan yang baik dan saling menguntungkan.

Suku Mongol hutan memasok kebutuhan bulu bagi suku Mongol stepa yang

nantinya digunakan sebagai penghangat ketika musim dingin datang. Sedangkan

suku Mongol stepa ada pula yang membiasakan diri menempa besi menjadi

senjata yang selain digunakan sendiri juga didistribusikan ke suku Mongol hutan.

Masyarakat bangsa Mongol terbagi ke dalam sejumlah komunitas pengguna

bahasa Turki-Altaic serta membentuk suatu sistem sosial yang memiliki unsur

patrilineal (berhubungan dengan garis dari ayah). Warga padang rumput ini

kemudian membentuk satuan keluarga, klan, maupun konfederasi (gerombolan).

Klan sendiri berfungsi menjadi unit dasar pengumpul pajak, pengorganisasian

militer, penengah perselisihan, serta beragam kegiatan politik lainnya. Ketika

beberapa kelompok kecil didasarkan pada garis keturunan, maka suatu konsep

politik atau teritorial menginspirasi pembentukan beberapa peringkat organisasi

yang lebih tinggi.

Sistem patrineal ternyata memiliki pengaruh yang besar dalam dinamika

sosial bangsa Mongol. Menurut Ignatius Erik, sistem sosial masyarakat Mongol

pada abad 12 malah didasarkan pada sistem patrineal. Pola perkawinan yang

Page 28: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

19

dilakukan orang Mongol bersifat eksogami, yakni pernikahan dengan sesama

anggota suku dilarang, pernikahan baru bisa dilaksanakan dengan anggota suku

lain. Laki-laki diperbolehkan berisitri lebih dari satu (poligami). Pada praktiknya,

pola pernikahan seperti ini kerapkali menimbulkan pertikaian antarsuku, oleh

karena seringnya terjadi kasus penculikan istri.

Guna mencegah kasus tersebut, beberapa suku membuat perjanjian bersama

untuk menikahkan anak mereka. Setiap orang Mongol diajarkan tentang silsilah

suku serta relasi antarsuku sejak umur belia. Ilmu pengetahuan ini disakralkan

oleh orang Mongol dan wajib diwariskan secara turun-temurun. Persatuan suku

tidak hanya diikat melalui hubungan darah melainkan juga hubungan spiritual.

Bagi setiap suku, baik anggotanya masih ada atau telah mangkat, mulai nenek

moyang hingga keturunannya merupakan grup relijius yang independen (mandiri)

dan dianggap abadi keberadaannya. Pada wilayah keluarga, ikatan tersebut dapat

senantiasa dihidupkan melalui suatu ritual.31

Dalam pernikahan, binatang peliharaan seperti kuda, unta, kambing, dan

domba memiliki nilai tersendiri. Ketika seorang laki-laki menginginkan isteri,

maka ia menebusnya (sebagai mas kawin) dengan binatang atau hak

menggembala.32

Kepercayaan yang dianut oleh bangsa Mongol adalah

Syamanisme, yakni praktik menyembah bintang dan sujud ketika matahari

terbit.33

Baru ketika di bawah Jengis Khan berkuasa, agama Budha dan kepercayaan

Tibet Lama telah banyak dianut bangsa Mongol. Ketika jengis Khan mangkat,

31

Ignatius Erik, Peranan Mongol, hlm.14. 32

Justin Marozzi, Timur Leng, hlm. 25. 33

Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh Islam, jilid IV, hlm. 133.

Page 29: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

20

banyak pengikutnya yang kembali ke kepercayaan semula. 200 tahun kemudian,

agama Budha dan kepercayaan Tibet Lama diperkenalkan kembali berbarengan

dengan munculnya suatu kepercayaan neo-Syamanisme. Kepercayaan ini dianut

oleh bangsa Mongol hingga timbulnya komunisme di Cina pada abad 20 yang

menerapkan kebijakan anti-agama disertai pembunuhan besar-besaran para biksu

dan penghancuran rumah-rumah ibadah. Ketika bangsa Mongol masuk ke negeri-

negeri Islam, seperti Persia, banyak di antara mereka yang menjali Muslim.34

Pembagian strata sosial bangsa Mongol terdiri atas anggota ksatria Mongol

yang disebut bagatur atau sechen. Pemimpin dari golongan ksatria ini dinamakan

noyan.35

Kelompok orang kebanyakan atau penduduk biasa dinamakan karachu,

dan di bawahnya lagi adalah golongan budak. Ketika bangsa Mongol sudah mulai

berhubungan dengan Dinasti Jin dari Cina yang mengakui entitas (keberadaan)

Mongol sebagai suatu vassal atau negeri bawahan. Beberapa di antara noyan ada

yang diberi gelar mengikuti struktur pemerintahan Dinasti Jin, seperti taishi

(gubernur) dan wang (raja).36

Hubungan antara warga pastoral dan perkotaan ini

dapat terjalin dimulai ketika seorang khan Mongol, Ambaghi Khan, ditaklukan

oleh suku Tatar yang dibantu oleh pasukan Dinasti Jin. Dinasti Jin sendiri

memiliki agenda terselubung untuk mencegah persatuan suku-suku Mongol,

sehingga dalam upayanya itu ia bermitra dengan suku Tatar. Sematan khan

merupakan gelar yang disandang oleh seorang pemimpin suku Mongol.37

34

Gulugjab Tagghudai, “General Concept in Mongol persona”, hlm. 6. 35

George Vernadsky, Mongol and Russia, hlm. 15; lihat juga Ignatius Erik, Peranan

Mongol, hlm.15. 36

George Vernadsky, Mongol and Russia, hlm. 15; lihat juga Ignatius Erik, Peranan

Mongol, hlm.15. 37

Ignatius Erik, Peranan Mongol, hlm.15.

Page 30: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

21

Dalam struktur sosial masyarakat Mongol, wanita dan pria memiliki

kedudukan yang sama. Hal ini bisa ditelisik dari tradisi penggembala nomaden

Mongol yang telah berurat akar selama berabad-abad yang memastikan

kemandirian yang sama baik pria maupun wanitanya. Menurut John Man, wanita

Mongol bahkan hingga saat ini, tidak hanya berdiam di rumah, memasak atau

menjahit baju, serta mengasuh anak, mereka juga mampu berburu dan

menggembala jika merasa perlu melakukannya. Dua pekerjaan terakhir, lazimnya

merupakan tugas kaum pria.38

Ira M. Lapidus mengungkapkan lebih jauh, bahwa antara masyarakat

penetap dan pastoral bukan hanya menjalin hubungan saling mengenal, melainkan

juga telah berkembang dalam relasi perniagaan, produksi, dan juga terlibat dalam

kafilah perdagangan. Seiring berjalannya waktu, warga pastoral sendiri telah

mulai terbiasa hidup seperti warga mukim, dengan membiasakan diri mencari

nafkah melalui pertanian. Kemudian, setelah merasa betah, mereka pun banyak

yang mulai menjadi petani tetap bahkan juga warga perkotaan. Terkadang, mereka

berada dalam jajaran menengah masyarakat, dengan menjadi penguasa serta tuan

tanah.39

Mekipun bangsa Mongol terkenal akan serbuannya yang menyejarah ke

hampir mencakup dua benua, pemimpin Mongol, Jengis Khan telah pandai

membaca situasi yang mengharuskan ia menetapkan suatu undang-undang yang

ditaati oleh seluruh orang Mongol, semata-mata diberlakukan untuk menciptakan

keteraturan. Undang-undang ini dinamakan yasa (alyasak, atau alyasah). Di

38

John Man, Kubilai Khan; Legenda Sang Penguasa Terbesar Dalam Sejarah (Tangerang;

Alvabet, 2010) hlm. 11-12. 39

Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial, hlm. 699.

Page 31: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

22

dalamnya termaktub peraturan yang antara lain menyebutkan bahwa wanita

mempunyai kewajiban yang sama dengan laki-laki dalam kemiliteran. Pasukan

perang dibagi ke dalam beberapa kelompok besar maupun kecil, berjumlah seribu,

dua ratus, dan sepuluh orang. Tiap-tiap kelompok dipimpin oleh seorang

komandan.40

D. Konsolidasi Politik Bangsa Mongol

Bangsa Mongol mencapai kemajuan sosial secara mencolok ketika dipimpin

oleh Yasugi Bahadur Khan (Yesugai), setelah sebelumnya hidup secara terpisah

dalam suku-suku kecil. Dengan tidak mengenal lelah, ia menyatukan 13 suku

Mongol di bawah komandonya.41

Yasugi merupakan keturunan dari keluarga

bangsawan tua dari suku Mangkhol. Spuler menyebut bahwa Yasugi merupakan

seorang komandan yang membawahi sepuluh orang dan banyak yang meyakini, ia

merupakan seorang pangeran yang independen. Kehidupannya dipenuhi dengan

pertarungan mempertahankan tanahnya serta kewibawaannya.42

Hal ini tentu

masih berkaitan dengan pola “penertiban” yang dilakukan oleh Dinasti Jin atas

suku-suku nomad. Menginjak tahun 1165, Yasugi mangkat. Ia meninggalkan

beberapa orang anak dan yang tertua bernama Temujin (Jengis Khan), saat itu

berusia 10 tahun. menurut adat Mongol, ia digadang-gadang menjadi pemimpin

Mongol masa depan. Namun, kenyataan belum berjalan sesuai dengan ketentuan

itu. Ia sepenuhnya menyadari bahwa dalam mempertahankan warisan leluhur,

maka ia membutuhkan banyak laskar yang siap membantunya.43

40

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 112. 41

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 112. 42

Bertold Spuler, The Muslim World, hlm. 2-3. 43

Bertold Spuler, The Muslim World, hlm. 3.

Page 32: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

23

Jengis Khan dikenal sebagai jenderal perang Mongol yang ulung. Ia

mereorganisasi tata kemiliteran Mongol sedemikian rupa sehingga menjadi suatu

kekuatan yang ditakuti oleh lawan-lawannya. Kehidupan stepa yang serba keras,

dipadati dengan latihan berkuda dan berperang menempatkannya sebagai sosok

yang membawa fajar baru bagi bangsa Mongol. Dengan segera ia memugar

kembali kepercayaan kaumnya, lewat pembentukan tentara berkuda yang menjadi

kepanjangan tangannya meraih cita-cita sebagai seorang penguasa yang paling

disegani dalam sejarah.44

Setelah menaklukkan daerah-daerah Cina.45

Pandangan sang Khan kini

mengarah ke Barat. Lewat serangkaian pengaturan arus balik yang teratur,

pasukan berkuda sang Khan mulai merayap keluar dari daerah Cina dan memacu

kudanya ke barat. Beberapa mil di depannya, terdapat daerah Dinasti Khawarizm,

yang kala itu dipimpin oleh Muhammad II. Di masanya Khawarizm sedang

menikmati masa-masa keemasannya. Sejak masuknya wilayah Uighur pada

kekuasaan Jengis Khan pada 1207, Dinasti Khawarizm merupakan lawan terberat

pasukan Khan di samping kekaisaran Cina.46

Ketika mengetahui iring-iringan pasukan Jengis Khan akan menghampiri

negerinya, Muhammad II47

, Syah Khawarizm, mengutus seorang utusan yang

membawa surat perdamaian kepada Jengis Khan. Isi surat tersebut adalah

keinginan khalifah Dinasti Abbasiyah untuk menjalin relasi perdagangan dengan

44

Ignatius Erik, Peranan Mongol, hlm.20-22. 45

Stephen Turnbull, Gengghis Khan, hlm. 14-15. 46

Bertold Spuler, The Muslim World, hlm. 8. 47

Sumber lain mengatakan namanya adalah Sultan Alauddin, sedangkan nama Muhammad

sendiri menurut Bertold Spuler merupakan Muhammad II dan ada pula yang menyebutnya

Alauddin Muhammad yang merupakan syah terbesar dinasti ini. Lihat Badri Yatim, Sejarah

Peradaban Islam, hlm. 113; Bertold Spuler, The Muslim World, hlm. 8.

Page 33: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

24

Mongol. Sumber lain mengatakan bahwa, sebenarnya baik sang utusan maupun

Syah Khawarizm tidak mengetahui isi surat yang ternyata memang berasal dari

Baghdad itu. Sebenarnya, isinya adalah mempersilahkan Jengis Khan menyerang

Khawarizm, bahkan khalifah Baghdad akan membantu pasukan Mongol.

Semuanya kemudian berjalan baik, Khawarizm tidak jadi diserang hingga

suatu ketika pada tahun 1218, konflik antara keduanya pecah. Saat itu Syah

Khawarizm kedatangan tiga pedagang Muslim kaya yang mewakili Jangis Khan

untuk menyampaikan salam hangat kepada Khawarizm, yang dengan bahasa

diplomatik sedemikian halus merujuk pada maksud agar Khawarizm bersedia

menjadi vassal dari Mongol. Syah Khawarizm amat tersinggung dengan ucapan

itu. Segera setelahnya, ia membunuh duta-duta Mongol itu dan merampas barang-

barang karavannya. Pun dengan utusan kedua Mongol yang juga dibunuh, sama

sekali tidak ada rasa bersalah dari sang Syah, malahan hal ini dilakukan untuk

memenuhi kepuasannya.

Menanggapi kabar kematian utusannya, Jengis Khan menganggapnya

sebagai bentuk pelecehan. Tiada kata lain untuk membalasnya, selain

membumihanguskan Khawarizm. Pasukannya segera dibangunkan dan

digerakkan menuju Khawarizm. Sang Syah menempatkan pasukannya di

Samarkand, sedangkan ia memilih bertahan untuk memperkuat bentengnya.

Tentara Khawarizm porak poranda. Yang paling menakutkan adalah apa yang

dikisahkah Ibn al-Atsir dalam al-Kamil fi at-Tarikh-nya terkait pembunuhan yang

dilakukan oleh tentara sang Khan. Setiap tempat yang terdapat manusia, maka di

situ pasti terjadi pembunuhan. Korbannya bukan hanya orang dewasa melainkan

Page 34: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

25

juga anak-anak.48

Kala itu, pertempuran melawan Syah diserahkan kapada anak

Jengis Khan, sedangkan sang Khan sendiri memilih menaklukkan Bukhara.

Pasukan Syah mundur hingga ke Balkh lalu ke Nisapur. Ketika Jengis Khan

berhasil menguasai Samarkand. Ia mengirim beberapa detasemen untuk mengejar

Syah Khawarizm. Kisah Syah Khawarizm berakhir dengan tragis, ia ditemukan

mati terbunuh di pulau kecil di Laut Kaspia pada tahun 1220.49

Manurut Badri

Yatim, gelombang kekuatan balasan Khawarizm sempat muncul dan menantang

pasukan Mongol. Kali ini Khawarizm langsung dipimpin oleh Jalaluddin, syah

baru yang juga anak Muhammad. Pertempuran pun segera pecah di Attock pada

tahun 1224. Ketika itu, pasukannya terdesak hebat, Jalaluddin segera melarikan

diri ke India, dari sana pasukan Mongol tetap bergerak hingga sampai di

Azerbaijan.50

Di negeri ini, kerusakan yang terlihat semakin parah. Menurut Ibn

al-Atsir selain mengadakan penghancuran, tentara Mongol juga melakukan

penjarahan harta benda.51

Orang-orang Khawarizm merupakan pemeluk Islam aliran Syiah. Setelah

merasa kedudukannya kuat, mereka mendirikan kerajaan baru, yakni kerajaan

Syah Khawarizm. Orang-orang Muslim Syiah Khawarizm ini kemudian berhasil

mengikat wilayah bagian barat Asia, dari sebelumnya terpecah-pecah menjadi

suatu kesatuan politik. Di sisi lain, para elite kerajaan belum mampu menciptakan

hal yang sama di ranah kehidupan beragama. Hal ini dikarenakan penggantian

Islam Syiah sebagai agama resmi kerajaan menggantikan Islam Sunni yang

48

Ibn al-Atsir, al-Kamil fi al-Tarikh; Tarikh, hlm.1914. 49

Karl Brockelman, History of the Islamic, hlm. 240-241. 50

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 113. 51

Ibn al-Atsir, al-Kamil fi al-Tarikh, hlm. 1945.

Page 35: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

26

menjadi agama resmi di era Turki Seljuk, belum semampunya dapat diterima oleh

semua kalangan. Belakangan masalah ini ternyata menjadi sumber kerapuhan

kerajaan Khawarizm. Umat Islam yang berada di bawahnya memiliki potensi

terkoyak oleh konflik agama.

Selanjutnya, para elite Khawarizm berupaya untuk terus memperlebar sayap

wilayahnya, kali ini pandangan ditujukan ke Baghdad. Namun, cita-cita ini

menemukan jalan terjal bahkan tidak terlaksana sama sekali, oleh karena beberapa

waktu kemudian segala elemen masyarakat kerajaan ini hancur lebur dipukul

serbuan bangsa Mongol.52

52

Muhammad Tohir, Sejarah Islam Dari Andalus Sampai Indus (Jakarta: Pustaka Jaya,

1981), hlm. 413-414.

Page 36: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

27

BAB III

SERBUAN BANGSA MONGOL KE BARAT

A. Migrasi Bangsa Mongol

Menginjak tahun 1227, Jengis Khan sudah tidak mampu lagi memacu

kudanya lebih cepat. Agaknya ketuaan telah beberapa tahun sebelumnya

menghantui dirinya. Tepatnya pada 18 Agustus 1227, ia mangkat dengan

meninggalkan istri, anak, keluarga, dan pengikutnya.

Ketika ia meninggal, kerajaan Mongol sudah sedemikian luas terbangun dan

tentu saja bayang-bayang akan tantangan mempertahankan eksistensinya dengan

cepat berhembus. Sudah tentu, mereka yang berhak mewarisi kerja kerasnya itu

adalah anak-anaknya. Jengis Khan dikaruniai empat anak. Kesatuan kerajaan bisa

saja tercerai berai akibat perebutan tahta. Namun, hal tersebut tidak terjadi pada

bangsa Mongol. Undang-undang Mongol telah menetapkan bahwa anak termuda

diserahi tugas untuk mewarisi kepemimpinan dan menjaga tanah pihak ayahnya.

Dengan kata lain, tanah air atau tanah tumpah darah bangsa Mongol diwariskan

kepada putra termuda yang bernama Tuli.

Sedangkan untuk ketiga anaknya yang lain, Jagatai (Chagatai) mendapatkan

bagian utara dan sebelah timur laut Oxus. Daerah ini lebih dikenal dengan nama

Transoxania. Sedangkan untuk Ogedei diwariskan daerah bagian timur, dan untuk

yang anak tertua, Jochi, diserahi tugas mengurus sebagian besar daerah barat,

termsuk kawasan Rusia. Enam tahun berselang sejak kematian Jengis Khan, Jochi

Page 37: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

28

berpulang, kedudukannya digantikan anaknya.53

Semasa hidupnya, Jengis Khan

senantiasa memimpikan kerajaan besarnya berada dalam kesatuan terpusat.

Walaupun dihadapkan pada realitas wilayah yang amat luas, bukanlah dianggap

menjadi masalah utama. Ia tidak menyetujui konsep desentralisasi kekuasaan yang

berarti pula membagi wewenang kekuasaan pada penguasa-peguasa di bawahnya.

Hal tersebut dipahami betul oleh keempat anak Jengis Khan. Salah satu di antara

mereka harus ada yang menduduki Khan Agung tertinggi (Great Khan) yang

membawahi empat wilayah pembagian Mongol.

Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahun 1229, diselenggarakan dewan

rakyat Mongol yang dikenal dengan nama Qurultay. Pertemuan para pemuka

Mongol itu menghasilkan keputusan bahwa Ogedei-lah yang didaulat menjadi

Khan Agung. Sosok Khan Agung ini diceritakan mewarisi kemampuan bertempur

ayahnya. Sikapnya terlihat tenang dan mencerminkan pemimpin yang tidak

gegabah memimpin kerajaan tinggalan ayahnya. Segera ia mengadakan beberapa

tindakan membangun birokrasinya dengan membuat ibukota baru di Qara Qum

(Karakum). Daerah ini dikenal sebagai gurun liar yang diupayakan sebagai

daerah subur tempat tumbuhnya buah-buahan dan sayur mayur yang nantinya

didistribusikan ke Mongolia dan China. Kota ini dikenal pula sebagai salah satu

titik jalur dagang dan memiliki potensi strategis menjalin relasi niaga di antara

India dan Asia Barat.54

Walaupun telah mendapat bagian-bagian, namun nafsu

untuk memperlebar sayap ekspansi belum juga surut di jiwa anak serta keturunan

Jengis Khan. Batu Khan, anak Jochi, setelah membentuk tentara yang kuat mulai

53

Bertold Spuler, The Muslim World, hlm. 10-11. 54

Bertold Spuler, The Muslim World, hlm. 11.; lihat juga Justin Marozzi, Timur Leng,

hlm.13.

Page 38: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

29

memberangkatkan pasukannya menyerbu Rusia, Polandia, Bulgaria, dan

Magyar/Hongaria (di Eropa Timur). Sesampainya di pintu gerbang Eropa tersebut

hasratnya tak kunjung padam, ia mengarahkan pandangan untuk menaklukkan

Konstantinopel. Namun begitu, agaknya ia harus memendam cita-citanya. Ia

mangkat sebelum pasukannya menyentuh kota itu.55

Salah satu episode perang yang menarik adalah ketika tentara berkuda

Mongol pimpinan Ogodei dihadang oleh kawanan kavaleri gajah Turki-

Khawarizm, sebagaimana yang diceritakan oleh Juvaini (Juwaini?):56

And when the path of combat was closed to them, and the two parties

had become entangled on the chess board of war, and the valiant

knights were no longer able to manoeuvre their horses upon the

plain, they threw in their elephants; but the Mongols did not turn

tail, on the contrary, with their King-checking arrows they liberated

those who were held in check by the elephants until broke up the

ranks of the infantry. When the elephants had received wounds ami

were of no more use than the foot soldiers of chess, they turned back,

tramping many people underneath their feet.

(ketika jejak pertempuran menghampiri mereka, pergerakan dua

pasukan menjadi seperti perang di papan catur. Manuver berkuda

prajurit Mongol tertahan dan hanya mengitari tanah datar, mereka

memanahi gajah-gajah tersebut. Mongol tidak terpengaruh dengan

mengekor pasukan musuhnya. Malahan, dibawah kendali raja

mereka, serangan panah dialamatkan ke gajah sehingga

menyebabkan kerusakan bagi infantri musuh. Pasukan gajah

tersebut menghancurkan infantri catur. Pasukan bergajah berbalik

menuju prajurit musuh dan mencederai banyak orang yang dilewati

sang gajah).

Bagaikan menjalankan bidak catur, ketika mengetahui pergerakan pasukan

berkuda terhenti oleh dominasi pasukan gajah Khawarizm, alih-alih mengadakan

serangan mengekor, yakni melalui belakang, pasukan Mongol yang kala itu

dipimpin oleh Jochi, memilih menghujani pasukan gajah dengan panah. Ketika

55

Hamka, Sejarah Umat Islam jilid III (Bukittinggi: N. V. Nusantara, 1961), hlm. 24. 56

Stephen Turnbull, Gengghis Khan, hlm. 21-22.

Page 39: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

30

gajah-gajah panik, para pawangnya tidak bisa mengendalikannya dan sang gajah

berbalik menghancurkan infantri Khawarizm.

Setelah memperoleh kemenangan yang gilang gemilang di Khawarizm,

pasukan Mongol melanjutkan penaklukan atas seluruh Persia. Bukan hanya

kawasan landai, pasukan Mongol juga menghampiri dataran tinggi Mesopotamia

dan menghancurkan kekuatan-kekuatan yang menentangnya. Gruzia (Georgia)

pun ditundukkan dan Anatolia dihancurkan. Semua pemuka wilayah serta

rakyatnya menyatakan tunduk di depan Mongol. Tak berhenti sampai di situ.

Pintu gerbang Eropa pun didobrak, yakni ketika Rusia digempur, Polandia dijajah

dan Hongaria dibuat menderita. Iring-iringan Mongol pun sampai di pintu

gerbang Wina (Austria). Namun, kelanjutan penaklukan Eropa nyatanya belum

terpenuhi ketika Ogodei berpulang. Eropa pun mengelus dada tanda selamat dari

petaka pasukan Mongol. Sebagai bentuk pengakuan atas kehebatan Mongol

menyentuh Eropa, Paus Innocent IV memberi izin kepada Universitas Paris untuk

membuka program bahasa asing, yaitu Arab dan Tatar. Selain itu, Paus juga

mengirimkan duta-dutanya secara berkala ke istana Qara Qum, sehingga seorang

rahib dari ordo Frasiskan bisa mengikuti upacara penahbisan raja Mogol

(Mongulistan), Goyuk. Mogol atau Moghulistan merupakan pecahan dari keluarga

Chagatay.

Sepeninggal Ogedei, tampuk kepemimpinan sempat diserahkan kepada

istrinya yang bernama Toregene dan tak lama kemudian tahta tersebut diserahkan

kepada Guyuk. Sesuatu yang nantinya menimbulkan ketegangan di antara

keluarga Mongol. Batu pemimpin Golden Horde, menyatakan

Page 40: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

31

ketidaksepakatannya dengan pengangkatan Guyuk.57

Sama seperti kakeknya, Batu

juga dikenal sebagai penakluk ulung. Golden Horde merujuk pada pengikut Jochi

yang berarti Gerombolan Emas.58

Sepeninggal putra tertua Jengis Khan, Jochi, pada 1227, wilayahnya

diwariskan kepada putra sulungnya, Orda. Daerah kekuasaannya yang meliputi

bagian barat sungai Irtish di Siberia, daerah yang paling jauh dari pusat

pemerintahan Khan Agung di Qara Qum. Menurut sejarawan Persia abad 13,

Juwaini, daerah ini disebut juga “sejauh daerah yang pernah diinjak oleh kaki

kuda Mongol”. Orda mendapat bagian Siberia barat dan koridor wilayah di antara

sungai Amu Darya dan Irtish yang dikenal sebagai “wilayah sayap timur ulus

Jochi”. Setelahnya, daerah ini dikenal sebagai tempat berdiamnya Gerombolan

Putih (White Horde) dan Gerombolan Biru (Blue Horde). Di kemudian hari,

wilayah tersebut jatuh ke tangan Batu yang langsung mengonsolidasikan

kekuasaannya di daerah barat-cabang paling barat dari kekaisaran Mongol. Kedua

gerombolan ini digabungkan menjadi suatu gerombolan baru bernama

Gerombolan Emas (Golden Horde) yang nantinya segera mengadakan ekspansi

wilayah. Menginjak tahun 1235, Batu memperoleh kesempatan pertamanya untuk

mewujudkan mimpinya. Ogedei menunjuknya sebagai komandan pasukan

Mongol sebesar 150.000 orang untuk menundukkan bangsa Bulgar di Sungai

Volga dan bangsa Kipchak. Bangsa Bulgar merupakan bangsa nomaden yang

kebanyakan dari mereka telah memeluk Islam dan mendirikan negara/kerajaan

dengan ibukotanya di Bulgar, terletak di pertemuan sungai Volga dan Kama.

57

Bertold Spuler, The Muslim World, hlm. 14. 58 Justin Marozzi, Timur Leng, hlm. 17

Page 41: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

32

Mereka hidup di tenda dan menggantungkan kehidupannya dengan beternak,

berdagang bulu binatang dan budak di pasar-pasar Ma wara’a al-nahr yang

nantinya ditukar dengan persenjataan dan barang manufaktur. Sedangkan bangsa

Kipchak merupakan konfederasi penggembala Turki yang kuat dan mendiami

wilayah stepa bagian sebelah utara laut Kaspia, membentang dari Siberia barat

hingga sungai Danube.

Ma wara’a al-nahr atau “tempat di balik sungai” dalam peta atlas modern

dimulai dari wilayah yang termasuk dalam bekas jajahan Uni Soviet yang

kemudian membentuk negara-negera merdeka di Asia Tengah mulai dari

Uzbekistan, Kazakhstan, Turkmenistan, Tajikistan terus membentang hingga

mencapai Xinjiang barat laut di China. Daerah ini dikenal pula dengan nama

Transoxiana yang di tengah-tengahnya terdapat lorong daratan selebar 500 Km

yang diapit dua sungai terbesar di Asia Tengah, Amu Darya dan Sir Darya, atau

nama klasiknya Oxus dan Jaxarte.59

Lewat serangkaian serangan sistemastis bangsa Bulgar dapat ditaklukkan

dan kotanya pun dihancurkan. Ketika pasukan sampai di wilayah Kipchak,

mereka sempat tertahan oleh gelombang aksi heroik pejuang Kipchak yang

langsung dikomandoi oleh pemimpinnya Bachman. Namun keadaan tersebut tidak

bertahan lama, tembok pertahanan kokoh yang digalang pasukan Kipchak berhasil

dijebol dan dengan cepat pasukannya ditundukkan. Batu melanjutkan serangannya

hingga mencapai sungai Ural pada tahun 1237, melintasi Rusia dan

menghancurkan kota-kota besar seperti Moskow dan Kiev, yakni dengan

59

Justin Marozzi, Timur Leng, hlm. 12.

Page 42: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

33

mengadu domba para pangeran Rusia yang telah terpecah belah. Pasukan terus

berlanjut menaklukkan Polandia hingga Wina.60

Di kemudian hari Golden Horde

pimpinan Batu menjadi pasukan Mongol yang disegani baik di antara keluarga

maupun musuh-musuhnya.

Di bagian timur jauh, keturunan Jengis Khan lainnya pun sedang

mengusahakan suatu dominasi atas Cina. Dimulai dari Mongke, putra Tului, yang

mengusahakan kekuasaan atas negeri ini. Ambisinya terhenti dengan kematiannya

pada 6 September 1259. Cita-citanya diteruskan oleh adiknya Kubilai dan Aryg

Boge. Setelah melewati beberapa peperangan penting Kubilai berhasil merebut

tahta tertinggi Cina dan menjadi kaisar sekaligus mendirikan dinasti baru, yakni

dinasti Yuan. Pada perkembangannya, Yuan amat identik dengan tradisi dan

budaya Cina ketimbang Mongol.61

B. Konflik antar Khaniyah Mongol

Persatuan sejatinya sudah tidak melihat lagi pengedepanan hasrat pribadi.

Kekuasaan yang sedemikian luas, ditambah dengan banyaknya bangsawan-

bangsawan Mongol yang memiliki ambisi pribadi untuk selangkah lebih terdepan

dibanding saudaranya yang lain menyebabkan persatuan yang sebelumnya telah

berhasil diwujudkan kini mendapat ancaman keretakan. Pun ketika mengetahui

Goyuk, putra Ogedei akan ditunjuk menjadi Khan Agung menggantikan ayahnya,

hati Batu seakan tidak terima dan memutuskan untuk berseberangan dengan

saudara-saudaranya yang lain. Pada akhirnya kedua pangeran Mongol tersebut

60

Justin Marozzi, Timur Leng, hlm. 85-86. 61

Bertold Spuler, The Islamic World, hlm. 18 dan 21.

Page 43: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

34

harus merelakan jabatan Khan Agung yang ternyata ditetapkan kepada Mongke,

putra sulung Tului, yang juga masih mewarisi darah Jengis Khan.62

Jika pertikaian sudah melanda kalangan elitenya, maka dengan serta merta

ikut pula memecah belah kebersatuan bangsa Mongol. Pertikaian Batu dengan

pangeran Mongol tersebut, pertanda perpecahan ternyata akan berkepanjangan

dan merusak ikatan keluarga antara Jochi dan Tului di satu sisi dan antara Ogedei

dan Chagatay di sisi lainnya. Batu sendiri memiliki ambisi pribadi untuk

menduduki istana Qara Qum yang bermakna pula menjadi Khan Agung. Untuk

itu, hal ini pula yang mendorong Batu tidak meneruskan ekspansinya ke bagian

barat dan memilih kembali untuk menghadiri sidang Qurultay yang memiliki

agenda pemilihan khan baru, di mana permasalahan itu menghabiskan beberapa

tahun lamanya. Jika saja Ogedei mampu hidup lebih lama, maka dapat dipastikan

kekuasaan Mongol akan sampai pada tepi pantai Samudra Atlantik.

Selain untuk memastikan jabatan Khan Agung baginya, ia juga bermaksud

menetapkan kerajaan dan wilayahnya sendiri. Sejak tahun 1242 hingga 1254, ia

menyibukkan diri membangun ibukotanya, Sarai Lama, di tepi timur sungai

Akhtuba yang merupakan anak sungai Volga, kira-kira seratus kilometer barat

laut Astrakhan. Setelah kemenangan atas Rusia dan Eropa, hasil tersebut

kemudian diperuntukkan bagi dirinya seorang, yang berarti pula semakin luasnya

daerah kekuasaannya, dari yang sebelumnya hanya berada pada wilayah utara laut

Kaspia yang sederhana memanjang mencakup daerah barat daya Nizhniy,

Novgorod dan Voronezh di Rusia hingga Kiev di Ukraina serta ungai Prut di

62

Bertold Spuler, The Islamic World, hlm. 18.

Page 44: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

35

perbatasan Rumania. Di timur, pengaruhnya terpancang meliputi Khawarizm dan

kota Urganch yang terkenal.63

Walaupun telah mendirikan pusat kekuasaannya sendiri, api pertikaian

antara Batu dan Guyuk belum juga padam. Menurut Brockelmann, Guyuk terlibat

perang terbuka dengan Batu di Balkan, sesaat setelah dirinya ditahbiskan menjadi

Khan Agung. Sekitar dua tahun berselang, Batu melancarkan serangan ke bagian

barat kekuasaan Guyuk. Kebetulan Guyuk berada tidak jauh dari iring-iringan

pasukan Batu. Didorong oleh api kemarahan yang membakar, Guyuk memacu

kudanya beserta pasukannya dan terlibat pertarungan dengan saudara sepupunya

itu. Pertempuran mencapai akhirnya ketika Batu berhasil membunuh Guyuk.64

Setelah Batu mangkat pada sekitar tahun 1255 atau 1258, tampuk khan

Golden Horde diberikan kepada Berke, adiknya. Sang Khan baru mendirikan kota

baru lainnya, Saray Baru, yang juga berada di tepi sungai Akhtuba di sebelah

timur Volgograd. Saray Baru dipilih menjadi ibukota baru ketika khan

Gerombolan Emas ini dijabat oleh Uzbek yang memerintah mulai tauh 1313

hingga 1341 yang juga menjadi puncak kegemilangan Golden Horde. Pada masa

itu, pasukan Golden Horde berhasil memukul mundur pasukan Mongol Chagatay

sekaligus memasukkan wilayah kekuasaan Chagatay ke dalam wilayah Golden

Emas. Di wilayah ini terhampar potensi niaga yang besar yakni adanya jalur

perdagangan yang menghubungkan Asia dengan Eropa. Sekitar tahun 1330, Ibn

Battuta sempat mengunjungi kota ini dan menemukan sebuah kota kosmopolitan

yang luar biasa dihuni oleh orang Mongol, Kipchak, Sirkassia, Rusia, dan Yunani,

63

Justin Marozzi, Timur Leng, hlm. 87. 64

Carl Brobkelmann, History of the Islamic, hlm. 249.

Page 45: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

36

masing-masing hidup di komunitasnya sendiri. Saat itu, di Saray Baru sudah

berdiri tiga belas gereja dan sejumlah masjid. Ibn Battuta mengatakan bahwa kota

ini merupakan “salah satu kota terbaik yang sangat luas, terletak di dataran yang

dipenuhi dengan warga yang menyelenggarakan pasar besar, jalannya pun terlihat

lebar.”

Sepeninggal Uzbek, tahta kerajaan diamanatkan kepada anaknya, Janibeg,

yang mulai berkuasa pada tahun 1337. Di masa pemerintahannnya, potensi

masyarakat dan daerahnya dilemahkan oleh serbuan Wabah Hitam yang

membunuh sekitar 80.000 orang hanya di daerah Crimea saja, dan belum di

daerah lainnya. Golden Horde pun berada di masa kemundurannya. Serangkaian

pertikaian antar bangsawan keturunan Batu menyebabkan keutuhan kerajaan

semakin tidak terkendali lalu kemudian terpecah menjadi wilayah-wilayah

merdeka yang saling bermusuhan.65

Konflik internal tidak saja melanda Gerombolan Emas, namun juga

menghancurleburkan persatuan keluarga Mongol Chagatay. Sekitar akhir abad ke

13, ketegangan serius mulai muncul di wilayah Chagatay. Saat itu, terjadi

perselisihan antara bangsawan Mongol yang memilih cara hidup menetap, baik di

kota maupun desa, sebagian besar berasal dari Ma wara’a al-nahr, mereka adalah

Mongol yang Muslim dengan saudara mereka yang mempraktikkan pola hidup

militer pengembara, mendiami wilayah timur dan yang masih menyembah

berhala. Bangsawan pengembara mencibir Mongol penetap sebagai bukan

Mongol sejati melainkan hanya peranakan. Sedangkan Mongol penetap

65

Justin Marozzi, Timur Leng, hlm. 87-90.

Page 46: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

37

menganggap mereka yang masih hidup mengembara sebagai jete, perampok, atau

jat.

Semakin lama, pertikaian ini semakin sulit dilerai, malah semakin

menumbuhkan kebencian di antara kedua Mongol beda profesi ini. Ketegangan

semakin membesar dengan adanya penerapan sistem keistimewaan yang diberikan

kepada kaum militer oleh khan. Keistimewaan ini membebani masyarakat yang

hidup di bawah kemiskinan. Mereka dipaksa memberikan makanan, pakaian, dan

persenjataan bagi tentara.66

Pun di bagian Timur Jauh, kegemilangan yang dicapai oleh Kubilai,

ternyata mengundang api perselisihan dengan saudaranya seperjuangan dulu,

Aryq Boge. Sepeninggal Mongke, Aryg Boge ditengarai berambisi menjadi Khan

Agung menggantikan kakaknya. Hal tersebut diketahui oleh Kubilai yang juga

berhasrat menjadi Khan Agung. Jabatan ini tentu saja akan semakin meningkatkan

reputasinya sebagai salah satu penguasa dunia yang berpengaruh. Selain menjadi

kaisar atas Cina, negeri yang memiliki peradaban teragung dan tersohor di

balahan dunia manapun, posisi Khan Agung akan semakin menahbiskan dirinya

sebagai satu-satunya penguasa tertinggi bagi seluruh orang Mongol, bangsa yang

dikenal sejarah memiliki reputasi menakutkan sepanjang sejarah umat manusia.

Dikatakan demikian mengingat Mongol merupakan bangsa yang tak

pandang bulu menghancurkan lawannya, membunuh, merampok dan hanya

menjadikan hal itu sebagai keharusan. Setelah melakukan hal itu, mereka tidak

memiliki cita-cita untuk membangun wilayah taklukkan itu kembali. Baru pada

66

Justin Marozzi, Timur Leng, hlm. 26.

Page 47: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

38

keturunan Mongol berikutnya yang telah berakulturasi dengan budaya lain sadar

akan pembangunan peradaban. Pada akhirnya, Kubilai berhasil memenangkan

perburuan gelar dan menjadi Khan Agung selanjutnya.67

Di balik pertikaian-pertikaian yang terjadi antar pemuka Mongol ini,

terdapat benang merah yang dapat ditarik, yakni bangsa Mongol menjadi

penguasa terbesar di seluruh dunia. Kendati sebelumnya lebih banyak

mempraktikkan pola hidup pastoral atau nomaden, beberapa dari mereka mulai

tersadar bahwa untuk melanggengkan nama serta kerja keras yang mereka

lakukan selama ini maka membangun suatu peradaban merupakan langkah yang

harus diwujudkan selanjutnya. Hal ini dibuktikan dengan pembangunan berbagai

ibukota yang menjadi sentral kekuasaan.

Batu membangun Saray Lama, Kubilai Khan meenjadi penguasa Cina dan

menandai kelahiran dinasti baru yakni Yuan. Di masa-masa setelahnya, kekuatan

bangsa pastoral yang bukan saja berasal dari suku Mongol pun mampu membuat

peradaban. Negeri-negeri Asia Tengah mulai disanjung karena keindahannya

ketika Timur Leng bertahta di Samarkand, bahkan bangunan gaya Timuriyah

(yakni dengan atap menyerupai kubah dan didominasi oleh warna biru) menjadi

inspirasi pembangunan istana Kremlin Russia.68

Belum lagi tentang pasukan

Turki Seljuk yang menjadi momok menakutkan bagi kerajaan Byzantium.

Kekalahan pasukan Salib, pada serentetan Perang Salib juga terjadi ketika tidak

mampu menandingi manuver tajam pasukan Seljuk. Bahkan dalam pertempuran

Manzikert yang terjadi tahun 1071, Turki Seljuk berhasil mengalahkan

67

Bertold Spuler, The Muslim World, hlm. 22. 68

Justin Marozzi, Timur Leng, hlm. 271.

Page 48: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

39

Byzantium.69

Perebutan Konstantinopel pada 1453, oleh Muhammad II, Sultan

Turki Usmani, menjadi pembuktian bahwa bangsa stepa memiliki formula jitu

sebagai penguasa dunia.70

Selain Mongol, saudara mereka, bangsa Turki juga sebelumnya menjalani

hidup sebagai bangsa berkuda yang mendiami kawasan Asia Tengah. Belakangan

ketika mereka telah semakin berkembang karena ditempa pengalaman, mereka

kerapkali bersitegang dan saling berebut pengaruh. Ikatan persaudaraan ketika di

padang rumput dahulu, agaknya semakin memudar oleh karena agenda politik

masing-masing.

Kendati kerap terjadi silang pendapat dan tak jarang berakhir dengan perang

saudara, Mongol telah membuktikan diri sebagai bangsa besar yang sejarahnya

mampu menandingi penguasa besar lainnya dalam sejarah manusia, seperti

Alexander Agung, Napoleon Bonaparte, Frederick The Great atau Harun al-

Rasyid. Hanya saja perbincangan mengenai Mongol kerapkali lebih dikedepankan

hanya seputar kesadisan serta “piramida manusia” yang kerap dibuatnya ketika

menaklukkan suatu kota.

Seakan tak mau kalah dengan saudara-saudaranya yang dikenang sejarah

sebagai penakluk besar, Hulagu Khan memiliki ambisi pula untuk menjadi khan

yang memiliki jalannya sendiri. Sematan Mongol dalam dirinya serta pasukan

berkudanya belakangan lebih dikenal dengan Tatar. Sebagaimana telah

disinggung sebelumnya, sebutan Tatar kerapkali digunakan secara bergantian

69

Tim Penulis, Perang yang Mengubah Sejarah; Buku Pertama: dari Pertempuran

Megiddo (1457 SM) hingga Blenheim (1704) (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2013) hlm.

135. 70

Tim Penulis, Perang yang Mengubah, hlm. 184.

Page 49: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

40

dengan Mongol. Hulagu mengukir sejarahnya sendiri sebagai penakluk

kekhilafahan Baghdad yang juga memiliki peradaban besar, tak kalah dengan

Cina.

C. Terbentuknya Dinasti Ilkhaniyah

Menginjak pertengahan abad ke-13, pemerintahan Muslim di Persia masih

berada pada kondisi yang labil. Ketika itu dunia perpolitikan diteror oleh

sekumpulan ahli-ahli seni pembunuhan yang dikenal sebagai Hasyasyin

(Assassin). Mereka kerap mengadakan teror gelap di mana-mana. Muhammad

Tohir menilai bahwa kelompok ini sejatinya merupakan kumpulan penyamun

yang banyak bergerak dalam wilayah politik, sehingga tak jarang membungkus

agenda politiknya melalui serangkaian aksi kriminal.

Sebenarnya, para pemuka Turki Seljuk telah melakukan berbagai cara untuk

membasmi gerakan ini, namun masih belum berhasil. Bangsawan-bangsawan

Suriah pun mengambil keuntungan dengan melumpuhkan dan menyabotase

jaringan perdagangan sehingga keuntungan berpihak kepada mereka. Keadaan

inilah yang mengundang Hulagu untuk menjajal kemampuannya dalam menata

kembali kelanjutan dinasti Jengis Khan.71

Merujuk pada penjelasan Brockelmann, pada perkembangannya, pasca

mundurnya keturunan Chagatai dan Ogedei dari perburuan menjadi Khan Agung,

keturunan mereka terlibat dalam pertikaian pelik yang berujung pada saling

membunuh. Dalam keadaan yang serba kacau tersebut, kekaisaran Mongol terbagi

ke dalam dua otoritas (spheres of authority), yang terbentang di stepa di antara

71

Muhammad Tohir, Sejarah Islam, hlm. 424-425.

Page 50: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

41

sungai Talas dan Chui. Ketika keturunan Batu menghujamkan pengaruhnya di

Eropa Timur, adik Mangu (Mongke), Hulagu berjaya menguasai timur dekat

(Asia Barat).72

Berbeda dengan saudaranya yang lain, Hulagu merupakan

pemeluk Budha yang taat, lahir dari ibu yang beragama Nasrani dan beristrikan

pula seorang Nasrani. Pasukan Hulagu terdiri atas orang Turki Asia Tengah yang

kebanyakan beragama Nasrani (sekte Nestorian). Setelah persiapan dirasa cukup,

Hulagu dan pasukannya memilih menundukkan Persia sebagai ajang unjuk

kekuatannya. Keadaan Persia yang penuh dengan teror kaum Hasyasyin, dirasa

tepat oleh karena keadaan negerinya yang memang tidak stabil sehingga

dipandang lebih mudah ditaklukkan. Ketika itu, gerombolan Hasyasyin sudah

mengetahui akan datangnya pasukan Tatar pimpinan Hulagu. Baik Hasyasyin

maupun para penguasa Seljuk di Bagdad memiliki kesatuan visi mencegah

terjadinya persatuan Mongol di seluruh Asia.

Hasyasyin atau Assassins sendiri, merupakan gerakan radikal yang ditakuti,

yang pengikutnya berasal dari sempalan sekte Syiah Ismailiyah dan selama

berabad-abad melakukan teror atas para penguasa Muslim.73

Mereka bersemayam

di benteng-benteng di kawasan Alamut di pegunungan bagian selatan Kaukasia.74

Nama Alamut sendiri memiliki makna “sarang elang”, oleh karena merujuk pada

letak geografisnya yang berada di ketinggian. Dengan susah payah, Hulagu

beserta pasukannya berhasil mengalahkan kelompok ini.75

Pasca masuknya orang-

orang Mongol ke Persia, terjadi gelombang konversi (perpindahan) agama yang

72

Carl Brockelmann, History of Islamic, hlm. 249. 73

Marsha E. Ackermann dkk, ed, Encyclopedia of World History; The Expanding World

600 c.e. to 1450, vol. II (New York: Facts On File, 2008) hlm. 183. 74

Bertold Spuler, The Muslim World, hlm. 18. 75

Stephen Turnbull, Gengghis Khan, hlm. 57.

Page 51: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

42

unik di kalangan khan Mongol yang berkedudukan di wilayah ini. Pelan namun

pasti, mereka mulai beralih agama ke Islam. Keadaan ini membawa serta pada

perubahan sifat maupun perangai dari sebelumnya berwatak kasar, kejam, dan

beringas menjadi pribadi yang lebih mengedepankan perasaan lagi berkelakukan

halus.

Hulagu Khan yang mengetahui peristiwa tersebut ternyata amat tidak

senang dengan banyaknya orang-orang Mongol ke Islam. Setelah diselidiki,

ternyata bukan hanya para pemuka Mongol Persia saja yang masuk Islam,

melainkan mereka yang berkedudukan di wilayah Turkistan dan Asia Selatan

telah banyak pula yang menjadi Muslim. Segera pasukan Hulagu Khan dipacu ke

arah Turkistan untuk menaklukkan saudara-saudaranya, terhitung masih putra

pamannya sendiri, yang menjadi Muslim tersebut. Perlahan namun pasti, perang

saudara yang sepertinya bermotifkan perbedaan keyakinan itu mulai terjadi.

Kendati Hulagu Khan merupakan pengikut Budha yang taat dan akan menyerang

saudaranya yang Muslim, ternyata, latar belakang serangannya bukanlah semata-

mata karena kepentingan agama.

Beberapa dekade sebelum upaya penaklukkan Hulagu ke Persia, daerah

tersebut telah terlebih dahulu dikuasai bangsa Mongol, yakni dari wangsa

Chagatay yang mewarisi daerah yang dalam sejarah dikenal dengan nama Mogol

atau Moghulistan. Sepeninggal Chagatay, daerah ini jatuh dalam pertikaian

internal yang sengit, masing-masing pemimpin Mongol tidak ada yang mau

mengalah. Persia pun akhirnya terpacah-pecah ke dalam beberapa

kekuasaan/kerajaan yang kecil-kecil dan saling terpisah-pisah. Masing-masing

Page 52: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

43

dikepalai oleh pemuka Mongol setempat. Kerajaan-kerajaan ini ada yang masih

mengadopsi tradisi kepemimpinan Mongol, tetapi tidak sedikit pula yang

mengambil pengaruh dari corak tata pemerintahan Persia. Di antara mereka ada

yang menganut mazhab Sunni dan ada pula yang Syi’ah. Masing-masing dari

mereka kerapkali terlibat bentrokan bersenjata, yang diakibatkan dari

pertentangan antar golongan maupun kepentingan kesukuan dan sebagainya,

sehingga lambat laun membuat dominasi Mongol atas Persia menjadi rapuh.

Latar belakang demikianlah yang sepertinya menginspirasi Hulagu untuk

menaklukkan kembali Persia agar berada di bawah kesatuan Mongol yang kuat. Ia

khawatir hal serupa juga cepat atau lambat akan terjadi di wilayah Rusia Selatan

maupun Turkistan. Dalam pada itu, berbekal pasukan terlatih dan berpengalaman,

Hulagu Khan memimpin untuk mengembalikan kembali kebesaran Jengis Khan

yakni menyatukan wilayah-wilayah yang terpecah ke dalam bendera kekaisaran

Mongol Raya, seperti yang dilakukan leluhurnya itu di masa lalu.76

Penghacuran Hulagu yang paling dikenal dalam catatan sejarah adalah atas

ibukota umat Islam dunia kala itu, Bahgdad. Lewat serangkaian pengepungan

yang terstruktur kota ini berhasil ditaklukkan. Khalifah Dinasti Abbasiyah beserta

keluarganya mati dibunuh oleh bala tentara Hulagu Khan. Bangunan-bangunan

dimusnahkan. Korban yang jatuh di kalangan penduduk sipil antara 90.000

sampai 250.000.77

Bahgdad mengalami peristiwa terkelamnya kala itu. Umat Muslim pun jatuh

dalam kesengsaraan. Setelah puas menjarah dan membunuh warga Baghdad,

76

Muhammad Tohir, Sejarah Islam, hlm. 429-430. 77

Marsha E. Ackermann dkk, ed, Encyclopedia of World History, hlm. 183.

Page 53: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

44

pasukan Hulagu melanjutkan pengembaraannya ke barat. Sesampainya di Suriah,

oleh karena sudah mendengar keganasan yang ditorehkan pasukan Tatar

sebelumnya, beberapa pangeran/amir memilih menyerah dan berdamai.

Tantangan tangguh nyatanya telah menunggu di depan. Pasukan Dinasti Mamluk

yang berpengalaman dalam Perang Salib menunggu dengan tenang dan waspada.

Manuver pasukan Tatar yang dikenal cepat, luput dari sergapan patroli

pasukan Dinasti Mamluk. Namun begitu, lewat kegigihannya, pasukan Dinasti

Mamluk berhasil memepet rapat pergerakan bangsa Tatar. Merasa terjepit, Hulagu

melancarkan strategi klasik para leluhurnya, yakni menyatakan menyerah dan

membawa kembali pasukannya. Tanpa disangka, setelah menjauh dari patroli

mamluk, Hulagu membuat gerakan memutar dan mengarahkan kuda-kudanya

menyerbu Palestina. Pada 3 September 1260, rangkaian penaklukkan Hulagu

terhenti di Ain Jalut dekat Nablus. Pasukan Dinasti Mamluk mengadakan

serangkaian serangan yang membuyarkan pertahanan Tatar. Kali ini Hulagu

menelan kekalahan dan memutuskan menarik pasukan dari kawasan Suriah.78

M. A. Enan memberikan keterangan yang berbeda mengenai kontak

pasukan Tatar dengan Mesir yang kala itu dikuasai Dinasti Mamluk. Beberapa

waktu setelah Hulagu menaklukkan Baghdad, para petinggi Dinasti Mamluk

digelayuti rasa kekhawatiran dan kecemasan yang tidak terkira. Mesir sendiri

dalam perjalanan sejarahnya kerapkali dikoyak oleh penakluk-penakluk dari

belahan timur dunia. Sejarah mencatat hanya pasukan Dinasti Mamluklah yang

berhasil menghentikan laju Hulagu. Segera setelah berhadapan, pasukan Dinasti

78

Carl Brockelmann, History of the Islamic, hlm. 250-251.

Page 54: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

45

Mamluk pun segera terlibat dalam pertempuran seru melawan pasukan Hulagu.

Lewat serangkaian gebrakan, pasukan Dinasti Mamluk berhasil memukul mundur

pasukan Tatar ini. Pasukan Tatar yang selamat memilih mengundurkan diri ke

timur. Inilah salah satu kekalahan besar yang di derita bangsa Mongol, yang

sebelumnya terkenal selalu berhasil mematahkan serangan pasukan-pasukan

negeri Islam lalu kemudian menjarahnya. Kairo pun terselamatkan. Sang sultan

tak henti-hentinya memanjatkan puji syukur.79

Setelah penaklukkan Baghdad, Hulagu Khan tidak lantas menikmati masa-

masa liburnya dengan tenang. Pikirannya disibukkan dengan rancangan-

rancangan untuk merawat serta menjaga keutuhan daerah-daerah yang

sebelumnya telah dikuasainya. Khurasan merupakan wilayah yang kemudian

menjadi benteng terkuat Tatar dan di kemudian hari banyak ditinggali oleh

koloni-koloni Mongol dan Turki. Wilayah penting selanjutnya adalah Azerbaijan

yang di kemudian hari banyak pula didatangi oleh suku-suku Turki yang hidup

berdampingan dengan orang-orang Persia yang telah terlebih dahulu mendiami

kawasan ini sejak abad 9.

Orang-orang Persia ini dulunya berprofesi sebagai tentara bagi khalifah

Dinasti Abbasiyah. Banyak di antara pasukan Hulagu yang berasal dari suku

Turki dan wilayah ini tentu amat cocok untuk disinggahi pasukan Turkinya.

Selanjutnya, masih termasuk dalam wilayah Hulagu adalah padang rumput

Mughan yang terhampar di utara Tabriz. Kualitas rumput di sana tergolong baik,

sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pakan kuda dan ternak lainnya. Kota Tabriz

79

Lebih lanjut lihat M.A. Enan, Detik-Detik Menentukan dalam Sejarah Islam (Surabaya:

Bina Ilmu, 1979) hlm. 184-191.

Page 55: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

46

dan Maraghah dijadikan tempat tinggal sang khan yang lantas menjadi ibukota

Dinasti Ilkhan yang memiliki potensi bisnis dan perdagangan yang bagus.

Pengaruh Persia-Arab pun mulai merebak di seluruh masyarakat Ilkhan, yang

tentunya merupakan keniscayaan akibat pengaruh budaya maupun tradisi

setempat.80

Nama “Ilkhan” sendiri amat lekat dengan diri Hulagu Khan. Masa-masa

keemasan Hulagu Khan berbarengan dengan prestasi gemilang yang dicapai

saudaranya, Kubilai Khan di Cina. Segera setelah Kubilai telah berhasil meraih

posisinya sebagai Khan Agung, hubugannya dengan penguasa Mongol Persia itu

kian dekat. Kubilai merestui Hulagu menjadi “Ilkhan”, viceroy, atau wakil Khan

Agung di Persia yang tak lain merupakan bagian dari otoritas Khan di Cina. Di

wilayah kebudayaan, hubungan keduanya pun kian rekat dan membuahkan hasil

yang membanggakan.81

Kegemilangan yang dicapai Hulagu, nyatanya memiliki reputasi sebaliknya

bagi bangsa Persia. Secara keseluruhan, pemerintahan Mongol merupakan masa-

masa terpahit sekaligus traumatis bagi bangsa Persia. Justin Marozzi merujuk

pada uraian al-Qazwaini menyatakan bahwa, masa ribuan tahun kiranya tidak

cukup untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh pembantaian Jengis

Khan. Pun menurut Juwaini, salah seorang sejarawan terkenal yang hidup di kala

Persia di bawah pendudukan Mongol, mengatakan bahwa “setiap kota dan desa”

menjadi korban pembunuhan dan penjarahan yang dilakukan secara berulang-

ulang sedemikian parah sehingga populasi penduduknya tidak pernah menyentuh

80

Bertold Spuler, The Muslim World, hlm. 25. 81

Bertold Spuler, The Muslim World, hlm. 22.

Page 56: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

47

angka 10 persen dari populasi sebelumnya. Penduduk sipil kota-kota besar seperti

di Merv, Balkh, Nisyapur, Hamadan, Tus, Rayy, Qazwain, dan Herat secara

bergantian dibunuh. Seiring dengan tindakan ini, ladang-ladang pertanian

dimusnahkan saat petani-petani lari menyelamatkan diri dan meninggalkan

pertaniannya. Aliran irigasi hancur, dan gurun perlahan memakan daerah-daerah

yang semula subur. Proses kemunduran ini dipercepat dengan kedatangan bangsa

Mongol pengembara yang membawa serta ternak dan kemudian digembalakan di

lahan-lahan tersebut.

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, Kekuasaan Ilkhan membawa

serta pengaruh baru, yakni tersambungnya komunikasi antara Timur dan Barat.

Aliran kafilah-kafilah dagang yang hilir mudik di antara kedua daerah tersebut

ikut serta menyokong kemajuan ini. Pelbagai bentuk pertentangan religi yang

semula menghantui lingkungan orang-orang Persia, perlahan menurun

intensitasnya. Salah satu hal yang ikut serta mengikis pertikaian keagamaan

tersebut adalah adanya asimilasi yang dilakukan bangsa Mongol, yang dipandu

langsung oleh para penguasanya, ke dalam dunia Islam.

Sejarah mencatat bahwa sejak saat itu pengaruh Arabisasi yang semula amat

identik dengan Islam perlahan memudar dan bahasa Persia menjadi bahasa

pengantar serta bahasa pengetahuan yang juga merupakan bahasa kebudayaan

tertinggi. Penguasa Mongol di Persia juga menjadi saksi kelahiran historiografi

(penulisan sejarah) resmi Persia. Adalah Rasyiddin, seorang ilmuwan yang

memelopori penulisan sejarah tanah dan bangsanya tersebut. Langkah mulianya

tersebut diikuti pula oleh dua perdana menteri (PM) Ilkhan, Juwaini dan Wassaf.

Page 57: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

48

Di era tersebut, muncul pula varian baru dari dunia lukisan, yakni dengan

meningginya corak atau gaya melukis lanskap Cina yang mulai digunakan oleh

para pelukis-pelukis Persia. Perlahan kehancuran budaya dipugar dan menemukan

era keemasannya kembali.

Koneksi (hubungan) yang sedemikian erat antara Cina dan Persia atau Sino-

Iran mendapat perhatian yang serius dari Thomas Allsen. Menurutnya, hubungan

ini merupakan dampak dari berkembangnya pertukaran antarbudaya (cross-

cultural exchange), yang amat dekat dengan peran para agen-agen Mongol.82

Senada dengan penjelasan Allsen, Nicola di Cosmo menegaskan beberapa

hal yang melatarbelakangi hubungan harmonis keduanya adalah akibat adanya

distribusi manusia, barang, maupun pemikiran dari Asia Barat ke wilayah yang

lebih luas. Kegiatan-kegiatan tersebut banyak pula diinisiasi dan dilakukan oleh

bangsa Mongol. Jadi yang dinamakan relasi “Cross-Cultural” merujuk pada

upaya filterisasi (penyaringan) dan adaptasi yang diberlakukan oleh para

pemimpin Mongol. Mereka mengawasi fenomena ini beriringan dengan semakin

membesarnya jumlah perpindahan manusia di seluruh Eurasia.83

Walaupun Persia sedikit demi sedikit berdiri menyandang kebesarannya, hal

tersebut agaknya diluar persepsi David Morgan. Lewat penelitian terbarunya

berjudul Medieval Persia: 1040-1797 (1992), ia menyangsikan kontribusi Mongol

dalam pembangunan kembali Persia. Menurutnya: “Kita pastinya memiliki

keraguan tentang sikap masyarakat Persia, waktu mereka berusaha keras berkelit

82

Thomas T. Allsen, Culture and Conquest, hlm. 189-211. 83

Nicola di Cosmo, “Mongols and Merchants on The Black Sea Frontier in the Thirteenth

and Fourteenth Centuries: Convergences and Conflicts” dalam

http://www.storia.unipd.it/PROFILI/MATERIALE/MATERIALIDIDATTICI/1235484113174559

878946449.pdf. diakses pada pukul 13.24 hari Kamis 15 Agustus 2013.

Page 58: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

49

dari para petugas pajak Mongol, dalam memandang perkembangan keahlian

melukis. Bagi bangsa Persia, era pendudukan Mongol merupakan masa

malapetaka yang sangat besar dan tidak tertandingi.”84

Ilkhan merupkan suatu kekhanan yang memberikan keistimewaan kepada

umat Kristen Nestorian. Mereka yang banyak ditemui di ibukota kerajaan berasal

dari Mesopotamia Utara. Sejak gelombang kedatangannya ke kawasan Asia

Tengah mereka termasuk dalam golongan istimewa dibanding penduduk kerajaan

lainnya. Istri Hulagu, Doquz Khatun merupakan pemeluk Kristen. Di beberapa

wilayah, gereja-gereja maupun kapel-kepel banyak dibangun. Bukan hanya

Kristen Nestorian saja yang menyandang status istimewa, mereka yang berasal

dari sekte lain, seperti Jacobin Suriah dan Monofisit Armenia serta Ortodoks

Georgia juga menikmati fasilitas serupa.

Sebagaimana disinggung sebelumnya, Hulagu sendiri merupakan seorang

Budhis (penganut Budha). Kepercayaannya ini lebih dipengaruhi oleh Budha yang

berkembang di Mongol bukan yang berasal dari tradisi Cina. Orang Mongol

memiliki agamawan Budha sendiri yang dikenal dengan sebutan Bakhsyis.

Mereka banyak didatangkan untuk meramaikan istana. Semula, Hulagu

merupakan pemabuk berat, namun begitu memeluk Budha kebiasaannya tersebut

ditinggalkan. Pada tangga 8 Februari 1265, Hulagu berpulang dan beberapa waktu

kemudian istrinya menyusul suaminya.

Sepeninggal Hulagu, tahta Ilkhan diberikan kepada anaknya Abaqa (1265-

1282) yang beragama Kristen. Tidak berselang lama, kapasitas khan baru ini

84

Justin Marozzi, Timur Leng, hlm. 134-135.

Page 59: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

50

mulai diuji oleh serangkaian problem eksternal yang mengancam keutuhan

kerajaan. Di daerah Kaukasus, Mongol Golden Horde pimpinan Berke melakukan

beberapa aksi pencaplokan wilayah. Segera, Abaqa mengirim kekuatan

tempurnya. Benteng-benteng berbahan dasar kayu didirikan di sepanjang tepi

selatan sungai Kur. Pasukan yang berkubu ini berharap dapat meletupkan suatu

manuver yang akan menghentikan laju tentara Berke.

Di pihak lain, Berke ternyata berhasil menemukan akses lain, sehigga tidak

bertemu dengan pasukan Ilkhan, dan setelah menyeberangi sungai Kur, ia

melanjutkan perjalanannya ke barat. Laju pasukan mereka terhenti di suatu kota

Georgia kuno bernama Mtskheth. Di sana tentara Ilkhan bertempur dengan

pasukan Berke dengan sengitnya. Dalam pertempuran ini, kira-kira tahun 1267,

Berke berhasil dibunuh dan pasukannya berhasil dihancukan. Untuk sementara,

Abaqa dapat bernafas lega. Namun begitu, ini merupakan permulaan dari

rangkaian aksi teror yang nantinya banyak ditemukan di bagian utara dan tenggara

Dinasti Ilkhan.

Kondisi geografis Persia memiliki andil besar dalam perjalanan sejarah

negeri ini. Persia dikelilingi oleh rangkaian pegunungan yang besar. Di sebelah

barat laut terhampar pegunungan Kaukasus, sedangkan pegunungan Zagros

melintang di sebelah barat dan barat daya, serta dataran tinggi Pamir dan Hindu

Kush terletak di sebelah timurnya. Hanya di belahan timur laut, tepatnya di

wilayah Oxus-Jaxartes yang terbuka. Daerah tersebut, menginjak masa

pemerintahan Abaqa, mulai berada dalam ancaman musuh. Golden Horde

membentuk aliansi dengan penguasa Transoxania untuk melancarkan serangan

Page 60: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

51

gabungan ke wilayah Ilkhan. Namun serangan itu nyatanya hanyalah kabar

burung dan tidak benar-benar terjadi. Lagi-lagi Abaqa masih bisa bernafas lega.

Pertempuran benar-benar pecah, ketika penguasa Transoxania melancarkan

pukulan terjadap Khurasan pada tahun 1268. Setelah membentuk satuan

tempurnya, Abaqa melancarkan serangan balasan dan berhasil memukul mundur

musuhnya. Dari arah timurlaut ancaman lain mengintip dari balik horizon.

Menurut Spuler, salah satu perhatian utama dari para penguasa Persia sejak

masa lalu adalah mengamankan kontrol tidak hanya Mesopotamia, melainkan

juga Suriah dan akses menuju Mediterrania. Untuk menyetir Suriah, adalah

memiliki konsekuensi terlibat perang terbuka dengan Mesir, dan sebelumnya

harus melewati terlebih dahulu pesisir sungai Eufrat. Kekalahan Hulagu melawan

pasukan Dinasti Mamluk di Ain Jalut menjadi bukti tak terbantahkan betapa

ancaman yang terdapat di bagian timur amat berat dan tangguh.

Kala itu sultan Baybars, penguasa Dinasti Mamluk, dari markasnya di

Suriah, telah rajin mengadakan invasi ke beberapa wilayah Mesopotamia. Ia juga

sempat terlibat pertempuran dengan kerajaan Armenia Kecil di Cilicia yang

memiliki hubungan diplomatik yang erat dengan pemimpin Mongol. Pada 1277,

pasukan Dinasti Mamluk melancarkan penguasaan atas kota Malatya dan berhasil

mengeksekusi walikotanya yang ternyata adalah orang Mongol. Di kota ini

gereja-gereja tak luput dari aksi pembakaran dan penghancuran. Para pengungsi

Kristen Ortodoks dan Armenia meminta bantuan kepada Abaqa, yang langsung

direspons dengan pengiriman pasukan untuk menghentikan serangan tentara

Dinasti Mamluk. Keuntungan masih berada di pihak Abaqa. Ketika pertempuran

Page 61: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

52

pasukan Ilkhan masih berada pada tahap awal, Baybars diberitakan mangkat dan

pertempuran berangsur-angsur mereda. Beberapa waktu kemudian, kawasan ini

berada pada kondisi yang stabil kembali. Bagaimaapun, selain memang memiliki

persediaan pasukan yang memadai, faktor geografis juga turut menjaga keutuhan

Dinasti Ilkhan dari serangan musuh-musuhnya.85

Kedudukan Abaqa sebagai raja Dinasti Ilkhan digantikan oleh raja ketiga

yang bernama Ahmad Teguder (1282-1284). Baru pada periode ini, raja Dinasti

Ilkhan beragama Islam dan dengan serta merta membawa pengaruh Islam ke

lingkungan istana. Keputusannya masuk Islam, ditentang oleh pejabat istana dan

berujung pada penangkapannya. Dalam suatu kesempatan, ia dibunuh oleh

Arghun, anaknya sendiri. Arghun kemudian didaulat menjadi Raja Dinasti Ilkhan

selanjutnya. Ia menjabat sejak 1284 hinga 1291. Raja keempat ini dikenal amat

kejam terhadap umat Islam. Di antara mereka ada yang dibunuh atau diusir.

Kebebasan Muslim kembali terasa ketika Dinasti Ilkhan berada di bawah

kekuasaan suksesor pengganti Arghun, yang tak lain adalah keponakannya sendiri

yang bernama Mahmud Ghazna (1295-1304). Di bawah titahnya, Islam kembali

bersemi. Orang-orang Persia pun mendapatkan lagi kebebasannya. Mulai dari

Ghazna hingga seterusnya, Ilkhan dipimpin oleh raja-raja Muslim. Berbeda

dengan para pendahulunya, Ghazna dikenal sebagai sosok yang memperhatikan

tumbuh kembang peradaban. Ia juga dikenal amat mencintai dunia sastra dan ilmu

pengetahuan, tertutama mengenai ilmu arsitektur dan ilmu alam seperti astronomi,

kimia, minerologi, metalurgi, dan botani. Kesenian juga menjadi hiburannya yang

85

Bertold Spuler, The Muslim World, hlm. 26-27.

Page 62: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

53

menyenangkannya. Ia membangun semacam biara untuk para darwis dan

menyeponsori pembangunan perguruan tinggi yang intens mengkaji mazhab

Syafi’i dan Hanafi. Pun dengan fasilitas pendukungnya, seperti perpustakaan dan

observatorium serta gedung-gedung umum lainnya juga mulai banyak didirikan.

Karya emasnya terhenti ketika ia berpulang dalam usia yang amat muda, yakni

sekitar 32 tahun.

Kedudukan Ghazna digantikan oleh adiknya, Muhammad Khudabanda

Oljaytu yang memerintah dari tahun 1304 hingga 1317. Berbeda dengan

kakaknya, Oljaytu merupakan pengikut Syiah yang ekstrem. Ia mendirikan kota

raja Sulthaniyah di dekat Zanjan. Oljaytu digantikan oleh Abu Said (1317-1335).

Pada masa itu, Dinasti Ilkhan dilanda bencana kelaparan yang parah dan diterjang

bencana angin topan dan hujan es yang mengundang malapetaka. Dinasti Ilkhan

lambat laun menemui masa-masa kehancurannya sepeninggal Abu Said. Keluarga

kerajaan terlibat dalam pertikaian yang berujung pada perang saudara. Setelah

terpecah-pecah kerajaan ini ditaklukkan oleh Timur Leng.86

86

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 115-117.

Page 63: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

54

BAB IV

SERBUAN BANGSA MONGOL KE BAGHDAD

A. Masa Disintegrasi Abbasiyah

Berdirinya Dinasti Abbasiyah merupakan kelanjutan dari Dinasti Umayyah.

Walaupun, jika ditilik dari keluarga maupun pusat kekuasaannya berbeda, namun

tetap bisa dikatakan sebagai kelanjutan dari estafet kepemimpinan dalam dunia

Islam. Pendiri dan penguasa Dinasti Abbasiyah merupakan keturunan al-Abbas,

paman nabi Muhammad saw. Dinasti ini didirikan oleh Abdullah al-Saffah bin

Muhammad bin Ali bin Abdullah bin al-Abbas. Masa berkuasanya dinasti ini

amatlah lama, yakni sejak tahun 750 hingga 1258. Selama dinasti ini berdiri, tata

kepemimpinan yang digunakannya berbeda-beda, tergantung dengan perubahan

politik, sosial, dan budaya.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, periode pertama (750-847 M) yang

dilalui dinasti ini merupakan periode keemasan, di mana segala bentuk harapan

akan berdirinya suatu kejayaan kepemimpinan Islam yang besar dapat

diwujudkan. Ditilik dari segi politis, para khalifah yang memimpin di era ini

merupakan sosok pemimpin yang kuat dan bukan hanya menempati jabatan

politik tertinggi melainkan juga dipandang sebagai pemuka agama sekaligus. Di

tataran masyarakat, kemakmuran dan kesejahteraan berada pada tingkat yang

memuaskan dan tergolong dalam peringkat tertinggi sepanjang daulah ini berdiri.

Di era ini, ilmu pengetahuan juga semakin berkembang dengan pesatnya.

Para ilmuwan telah berhasil merumuskan landasan bagi perkembangan filsafat

Page 64: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

55

dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun, awan gelap segera menyelimuti

dinasti ini ketika periode pertama ini berakhir. Secara berangsur-angsur

kedaulatan politik dinasti ini kian menurun, walaupun ilmu pengetahuan terus

menunjukkan perkembangannya.

Satu hal yang menjadi ciri khas dari Dinasti Abbasiyah adalah bahwa

kekhilafahan ini dibangun oleh banyak bangsa. Bukan hanya Arab, Persia dan

Turki juga memiliki andil besar dalam membangun dinasti ini. Banyaknya bangsa

yang terlibat dalam pengembangan dinasti ini menyulut terjadinya perebutan

dominasi yang kerapkali berbalik merugikannya. Menjelang abad ke-13,

pertikaian antar golongan yang tak kunjung berhenti di istana membuat kontrol

atas wilayah-wilayah kekuasaan semakin jarang dilakukan.87

Wibawa khalifah

merosot tajam, seiring dengan berkuasanya bangsa Turki atas pemerintahan

dinasti ini. Di daerah-daerah mulai banyak bermunculan pemuka-pemuka

masyarakat berpengaruh, yang lantas memerdekakan diri dari kekuasaan

Baghdad. Mereka mulai mendirikan dinasti-dinasti kecil yang berdaulat dan

independen.

Terdapat kemungkinan bahwa para khalifah Abbasiyah sudah cukup puas

dengan pengakuan simbolik serta pembayaran upeti yang rutin. Tidak ada upaya

khalifah untuk mengadakan inspeksi atau sekedar mengetahui informasi terakhir

dari para raja-raja kecil di bawahnya. Pun, sepertinya tidak ada perhatian yang

rutin sebagai bentuk pengikat antara pemerintah daerah dan pusat, sehingga para

pemimpin-pemimpin di daerah merasa menjalankan pemerintahannya sendiri dan

87

Carl Brockelmann, The History of Islamic, hlm. 148.

Page 65: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

56

apa yang mereka perbuat luput dari perhatian khalifah. Badri Yatim memiliki dua

alasan mengapa khalifah terkesan abai terhadap negeri-negeri bawahannya.

Pertama, kemungkinan para khalifah tidak memiliki wibawa yang disegani dan

cukup kuat untuk membuat bawahannya tunduk kepadanya. Kedua, penguasa

Dinasti Abbasiyah pada era keemasannya lebih memperhatikan pembinaan

peradaban dan kebudayaan Islam ketimbang wilayah politik dan ekspansi.88

Selain itu, hal lain yang tidak kalah penting berkaitan dengan gaya hidup

glamor yang ditunjukkan khalifah.89

Kendati hal ini bukanlah menjadi masalah

utama, namun cukup menjadi penyebab mengapa sendi-sendi penting di istana

menjadi longgar, sehingga dengan mudah dapat disusupi oleh beragam oknum

dalam hal ini para pemuka bangsa Arab, Persia, atau Turki yang membawa

agenda tertentu yang tentu saja demi kepentingan golongannya. Khalifah menjadi

percaya begitu saja dengan orang-orang terdekatnya sehingga dengan mudah

menyerahkan persoalan politik yang juga berarti masalah tulang punggung

kerajaan kepada kelompok yang memiliki maksud pribadi untuk memperkuat

posisinya di tataran istana.

Akibat dari fokus khalifah terkait upaya mengembangkan peradaban, ilmu,

serta kebudayaan membuat daerah-daerah merasa memiliki kekuatan politik untuk

tidak mengakui kekuasaan khalifah secara sebenar-benarnya. Bisa diibaratkan,

pengakuan hanya sampai pada tataran lisan bukan diresapi hingga sampai hati

serta pemikiran para raja-raja kecil itu dan menyatakan lepas dari pemerintah

pusat. Hal ini bisa terjadi serta diupayakan dalam dua cara, yakni; 1) seorang

88 Didin Saepudin, Sejarah Peradaban Islam (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2007) hlm.85. 89

Didin Saepudin, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 85.

Page 66: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

57

pemimpin lokal memimpin suatu pemberontakan dan berhasil memperoleh

kemerdekaan penuh, seperti Dinasti Umayyah II di Spanyol dan Idrisiyah di

Marokko; 2) seseorang yang ditunjuk menjadi gubernur oleh khalifah,

kedudukannya semakin bertambah berpengaruh, seperti Diinasti Aghlabiyah di

Tunisia dan Dinasti Thahiriyah di Khurasan.90

Kecuali Dinasti Umayyah di Spanyol dan Idrisiyyah di Marokko, provinsi-

provinsi itu awalnya menunjukkan kepatuhannya dengan membayar upeti selama

mereka menyaksikan Baghdad stabil dan khalifah sanggup meredam pergolakan-

pergolakan yang muncul. Namun, ketika wibawa khalifah kian terbenam, mereka

perlahan melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad. Mereka bukan saja menguasai

sedikit demi sedikit wilayah kekhalifahan, di antara mereka ada pula yang ingin

menguasai khalifah itu sendiri.

Beberapa dinasti yang memisahkan diri dari Abbasiyah adalah:

1. Yang berbangsa Persia:

a. Thahiriyah di Khurasan, (205-259 H/820-872 M).

b. Shafariyah di Fars, (254-290 H/869-901 M).

c. Samaniyah di Transoxania, (261-389 H/873-998 M)

d. Sajiyah di Azerbaijan, (266-318 H/878-930 M)

e. Buwaihiyah, bahkan menguasai Baghdad, (320-447 H/932-1055 M)

2. Yang berbangsa Turki

a. Thuluniyah di Mesir, (254-292 H/837-903 M)

b. Ikhsyidiyah di Turkistan, (320-560 H/932-1189 M)

90 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 64.

Page 67: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

58

c. Ghaznawiyah di Afghanistan, (351-585 H/962-1189 M)

d. Dinasti Seljuk dan cabang-cabangnya:

1) Seljuk Besar atau Seljuk Agung, didirikan oleh Rukn al-Din Abu Thalib

Tuqhrul Bek bin Mikail bin Seljuk bin Tuqaq. Seljuk ini menguasai

Baghdad dan memerintah selama sekitar 93 tahun (429-522 H/1037-1127

M)

2) Seljuk Kirman di Kirman, (433-583 H/1040-1187 M)

3) Seljuk Syria atau Syam di Syria, (487-511 H/1094-1117 M).

4) Seljuk Irak di Irak dan Kurdistan, (511-590 H/1117-1194 M)

5) Seljuk Rum atau Asia Kecil di Asia Kecil, (470-700 H/1077-1299 M).

3. Yang berbangsa Kurdi:

a. al-Barzuqani, (348-406 H/959-1015 M).

b. Abu Ali, (380-489 H/990-1095 M).

c. Ayubiyah, (564-648 H/1167-1250 M).

4. Yang berbangsa Arab:

a. Idrisiyyah di Marokko, (172-375 H/788-985 M).

b. Aghlabiyah di Tunisia, (184-289 H/800-900 M).

c. Dulafiyah di Kudistan, (210-285 H/825-898 M).

d. Alawiyah di Tabaristan, (250-316 H/864-928 M).

e. Hamdaniyah di Aleppo dan Maushil, (317-394 H/929-1002 M).

f. Mazyadiyyah di Hillah, (403-545 H/1011-1150 M).

g. Ukailiyah di Maushil, (386-489 H/996-1095 M).

h. Mirdasiyah di Aleppo, (414-472 H/1023-1079 M).

Page 68: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

59

1. Yang mengaku dirinya sebagai khilafah:

a. Umawiyah (Umayyah) di Spanyol

b. Fathimiyah di Mesir.

Dari uraian di atas nampak jelas adanya persaingan antar bangsa, terutama

antara Arab, Persia, dan Turki untuk berlomba-lomba membangun dinasti yang

besar. Di samping dilatarbelakangi motif kebangsaan, kemunculan dinasti-dinasti

tersebut juga dilatarbelakangi paham keagamaan, ada yang memiliki corak Sunni

maupun Syiah. Terdapat beberapa faktor yang menjadi alasan mengapa banyak

provinsi di Dinasti Abbasiyah yang memerdekakan diri, antara lain:91

1. Luasnya wilayah kekuasaan Dinasti Abbasiyah membuat komunikasi antara

daerah dengan pusat menjadi tersendat. Di samping itu, secara berangsur-

angsur tingkat kepercayaan di kalangan para pejabat maupun pegawai

pemerintahan menurun kian tajam.

2. Pembentukan tenaga militer profesional membuat ketergantungan khalifah

akan mereka amat tinggi.

3. Besarnya biaya persediaan militer utamanya gaji untuk tentara, membuat

persediaan harta kerajaan semakin berkurang. Di sisi lain, khalifah tidak

mempunya wibawa yang besar untuk memaksa daerah-daerah bawahannya

mengirim upeti dalam jumlah yang dikehendakinya.

Dalam beberapa kasus, pemerintah Baghdad, yang semakin sibuk dengan

intrik politik internal, tidak mampu untuk menerbitkan tokoh-tokoh lokal yang

berusaha keluar dari pengaruh Dinasti Abbasiyah. Bahkan, pemerintah pusat

91

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 65-67.

Page 69: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

60

malah merelakan beberapa kerajaan lain untuk memerdekakan diri dari khalifah di

Baghdad. Salah satu contohnya terjadi pada tahun 800 M, di mana khalifah

Dinasti Abbasiyah bersedia melepaskan pengaruhnya di daerah-daerah Afrika

Utara. Khalifah membiarkan begitu saja para penguasa-penguasa lokal

mengangkat diri layaknya seorang raja dan mengadakan pemerintahan independen

asal saja tetap membayar upeti ke Baghdad. Peristiwa inilah yang

melatarbelakangi berdirinya kerajaan lokal Dinasti Aghlabiyah.92

Di ibu kota sendiri, terdapat permasalahan lain yang jauh lebih besar, oleh

karena mengancam keberlangsungan eksistensi Dinasti Abbasiyah di era

selanjutnya. Kondisi kerajaan pada periode kedua dipenuhi oleh campur tangan

bangsa Turki. Terjadi perubahan yang signifikan ketika Dinasti Abbasiyah

memasuki periode ketiga (334-447 H/945-1055). Pada periode itu, dunia Islam

dihebohkan dengan kemunculan Dinasti Buwaihi yang berpusat di Syiraz. Dinasti

ini dipimpin oleh tiga bersaudara yang bernama Ali, Hasan, dan Ahmad. Dengan

cepat mereka mulai menguasai daerah-daerah penting di Persia seperti Rayy,

Isfahan, dan daerah-daerah Jabal.

Ali berhasil meneror khalifah Abbasiyah, al-Radhi Billah, guna

menyerahkan legalitas kekuasaannya. Iring-iringan pengikut mereka kemudian

melakukan ekspansi ke Irak, Ahwaz, dan Wasith lalu diteruskan hingga ke

Baghdad. Setelah meredam beberapa intrik istana, Dinasti Buwaihi akhirnya

menguasai Baghdad, ibukota Dinasti Abbasiyah, dan khalifah pada akhirnya

hanya tinggal sebutan jabatan saja.

92

Muhammad Tohir, Sejarah Islam, hlm. 105-106.

Page 70: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

61

Dinasti Buwaihi pun nyatanya tidak berhasil menciptakan basis kekuatan

politik yang kuat. Para petinggi Dinasti Buwaihi terlibat dalam pertikaian

perebutan jabatan yang berlarut-larut sehingga tidak memikirkan lagi jalannya

roda pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Melihat ibukotanya dikoyak-koyak oleh

api pertikaian, membuat khalifah mengambil langkah sepihak dengan

mengundang Dinasti Saljuk untuk masuk ke Baghdad dan membersihkan semua

unsur-unsur Dinasti Buwaihi. Pada tanggal 18 Desember 1055 M, pasukan

Dinasti Saljuk memasuki ibukota dipimpin oleh Tughrul Bek.

Dinasti Saljuk sebenarnya merupakan kumpulan dari beberapa kabilah kecil

rumpun suku Ghuz yang berdiam di wilayah Turkistan. Mereka semua

dipersatukan oleh Saljuk bin Tuqaq yang setelahnya namanya diabadikan sebagai

identitas mereka, yakni orang-orang Saljuk. Selama beberapa waktu mereka

malang melintang mengembara, menjadi pasukan bayaran di wilayah Asia Tengah

dan sekitarnya hingga masa kepemimpinan Tughrul Bek, bangsa ini

memproklamirkan kemerdekaannnya. Sebelum memasuki Baghdad, bangsa

Saljuk telah berhasil menguasai Merv (Marwa), Nisapur, yang sebelumnya

merupakan kekuasaan Dinasti Ghaznawiyah, Balkh, Jurjan, Tabaristan,

Khawarizm, Rayy, dan Isfahan.

Posisi khalifah tidak kunjung membaik, karena hanya diberikan kekuasaan

dalam bidang agama. Sebelumnya, oleh karena Dinasti Buwaihi beraliran Syiah

dan khalifah Dinasti Abbasiyah beraliran Sunni, wibawa khalifah di bidang

keagamaan diberagus dan Syiah ditetapkan menjadi agama kerajaan. Namun

Page 71: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

62

begitu Turki datang, legitimasi keagamaan Ahlussunnah dikembalikan ke

khalifah.93

Masuknya pengaruh Turki Saljuk membuat pertikaian antarbangsa, agama,

dan politik kembali memanas. Orang-orang Persia yang notabene bisa dikatakan

pribumi Baghdad tidak rela jika jabatan-jabatan strategis dengan semena-mena

diduduki orang-orang Dinasti Saljuk. Pun dengan orang Arab yang masih

berkerabat dengan khalifah juga tidak begitu saja sepakat dengan masuknya

pendatang baru tersebut. Di ranah agama, pertikaian yang terjadi tidak kalah

sengitnya. Munculnya kelompok-kelompok baru seperti Qaramithah, Ismailiyah,

Hasyasyin dan semacamnya semakin memperkeruh konflik keagamaan yang juga

dibalut konflik politik. Konteks persatuan keummatan, sebagaimana yang

didengungkan zaman nabi Muhammad saw dan empat khalifahnya tidak lagi

mampu menyatukan negeri-negeri Muslim.

Di samping itu, kondisi perekonimian Dinasti Abbasiyah pun menunjukkan

angka penurunan yang mengkhawatirkan. Pembebanan pajak dan pengaturan

wilayah-wilayah provinsi demi keuntungan kelas penguasa telah melumpuhkan

bidang pertanian dan industri. Ketika penguasa semakin kaya, rakyat justru

semakin miskin. Di daerah-daerah terdapat banyak catatan kriminal para penguasa

yang menipu rakyatnya. Konflik antarbangsa dan agama juga menyeret langkanya

jumlah manusia yang mengurusi lahan pertanian. Bencana alam berupa banjir di

dataran rendah Mesopotamia yang terkadang membawa malapetaka kelaparan

menjadi bukti betapa alam mengutuk perilaku para pejabat istana di Baghdad.

93

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 71-74.

Page 72: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

63

Tidak jarang, wabah penyakit yang menjangkiti lingkungan masyarakat Dinasti

Abbasiyah seperti pes, cacar, dan malaria telah membawa kematian di beberapa

wilayah kerajaan. Menurut Phillip K. Hitti kurang lebih sebanyak 40 jenis

penyakit rajin menghampiri penduduk. Kemunduran di bidang ekonomi

membawa dampak buruk di bidang kesejahteraan yang berarti kekeringan pula di

bidang ilmu pengetahuan. Sulitnya mencari penghidupan ikut menyumbat para

ilmuwan dan pemikir untuk menghasilkan suatu sajian ilmu pengetahuan yang

baru.94

B. Serbuan Hulagu Khan ke Baghdad

Seiring berjalannya waktu, berbagai faktor ikut pula menjadi penyebab

mengapa dominasi Dinasti Saljuk atas Baghdad kian melemah. Dari luar, rentetan

perang Salib dengan gabungan kerajaan Eropa sepanjang abad ke-13, cukup

menguras tenaga militer Dinasti Saljuk. Pemberontakan yang dilakukan oleh

golongan Ismailiyah dan teror maut yang rajin dilakukan oleh kelompok

Hasyasyin pun turut mengikis pemikiran para petinggi Dinasti Saljuk. Setelah

posisinya menguat, ternyata para pemimpin dinasti Saljuk memiliki ambisi

sendiri-sendiri sehingga fanatisme kabilahnya mulai tumbuh. Faktor internal

inilah yang menjadi penyebab utama melemahnya pengaruh penguasa Dinasti

Saljuk atas Baghdad. Ahmad Syalabi menyebutkan bahwa kala itu mulai tumbuh

wilayah-wilayah Amiriyah Atabikah.95

Ketika awal berdirinya keamiran Atabek

ini, tidak membahayakan kesatuan kerajaan. Namun, seiring berjalannya waktu,

mereka mulai memisahkan diri dari kekuasaan Dinasti Saljuk pusat di Baghdad.

94

Phillip K. Hitti, History of Arabs (Jakarta: Serambi, 2008) hlm. 616-618. 95 A. Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam, hlm. 344.

Page 73: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

64

Dengan begitu maka lahirlah Atabek Damasqus, Atabek Mausil, Atabek Jazirah,

dan sebagainya. Ironisnya, beberapa dari mereka ada yang menyalahgunakan

legitimasi Dinasti Saljuk pusat untuk memperluas kekuasaan demi keuntungan

pribadi. Sebagian Utabak, menggunakan nama Sultan Seljuk untuk memperluas

kekuasaannya.

Sekitar awal abad ke-13, al-Nasir li-Dinillah khalifah Dinasti Abbasiyah

kala itu menjadi saksi atas berakhirnya kekuasaan Dinasti Saljuk atas Dinasti

Abbasiyah. Ia pun mulai menata kembali roda pemerintahannya guna

kelangsungan hidup dinasti ini. Khalifah-khalifah setelahnya al-Zahir, al-

Muntasir, dan al-Musta’shim melanjutkan perbaikan-pebaikan yang diinisiasi al-

Nasir.96

Satu hal yang masih menjadi kebiasaan buruk khalifah Dinasti Abbasiyah

masih dilakukan oleh mereka yakni bergaya hidup mewah yang serta merta

menumpulkan kewibawaan mereka. Kebiasaan minum-minuman serta terhanyut

dalam suka cita bermusik, disebut Farag Fouda, menjadi penyakit kebanyakan

khalifah Abbasiyah setelah al-Mutawakkil hingga masa khalifah terakhir.97

Beberapa mil dari Baghdad, dunia Islam sedang digemparkan oleh

penaklukan yang dilakukan oleh para keturunan Jengis Khan. Satu yang paling

berbahaya adalah Hulagu Khan. Kebetulan, ia mendapatkan wilayah-wilayah

kerajaan Islam yang beberapa merupakan bekas bawahan Dinasti Abbasiyah.

Ketika al-Musta’shim bertahta, Hulagu telah menguasai hampir seluruh Persia.

Saat itu pertikaian antar suku dan aliran agama kembali mengemuka di Baghdad

dan al-Musta’shim kembali dipusingkan akan hal itu. Persaingan antara orang

96

A. Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam, hlm. 343-345. 97

Farag Fouda, Kebenaran yang Hilang, Terj. Novriantoni (Jakarta: Yayasan Wakaf

Paramadina dan Dian Rakyat, 2008) hlm. 170.

Page 74: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

65

Turki yang Sunni dengan Persia yang Syiah belum menemui penyelesaian. Begitu

pula antara Muslim dan orang dzimmi (non-Muslim yang mendapat perlindungan

pemerintah) juga sedang mengalami perpecahan.98

Sebenarnya khalifah mengetahui akan keganasan Mongol yang mengoyak

negeri-negeri Islam. Namun entah kenapa, ia tidak memiliki tindakan taktis untuk

mengantisipasi serbuan Mongol, tetapi malah mengabaikannya begitu saja. Tanpa

banyak diketahui oleh para petinggi kerajaan, suatu hari pada tahun 1258, pasukan

berkuda Hulagu sudah bersiap dekat kota Baghdad. Hulagu segera mengirim surat

yang juga berarti perang urat syaraf kepada khalifah, berikut penggalan

kalimatnya:

... Ketika aku mengepung Rudbar, aku memintamu (khalifah) untuk

mengirimkan bantuan namun tidak satu orang pun darimu kujumpai.

Hari ini merupakan waktu yang tepat bagimu untuk belajar

bagimana jika kau kehilangan pedang dan tongkat kekuasaanmu...99

Penggalan surat itu dimaksudkan untuk melamahkan keberanian khalifah.

Di samping itu, Hulagu sekaligus ingin menebarkan kecemasan terhadap para

pejabat Abbasiyah.

Setelah ditunggu selama beberapa lama, khalifah tidak juga menunjukkan

reaksinya. Pengepungan segera dilakukan. Teror awal Mongol kali ini, bukan

berasal dari deretan busur mereka, melainkan dari hujan lontaran batu dan nafta

(sejenis bom molotov sederhana). Setelah pengepungan selama 40 hari, pihak

Baghdad mulai bergeming. Para bangsawan mulai keluar menemui Hulagu untuk

98

Philip K. Hitti, History of The Arabs, hlm. 617. 99 Azeem Beg Chugtai, Dastan, Drame, Mazamin (Lahore: Sang-e Mil, 1997) hlm. 7-13. Bab

Zaval-e Baghdad (The Fall of Baghdad), diterjemahkan oleh Azhar Abidi dalam The Annual of

Urdu Studies,vol.18, 2003 hlm. 533-534. Diunduh dari http://www.urdustudies.com/

pdf/18/47ABegChughtaiBaghdad.pdf. pada hari Jumat, 13 September 2013, pukul 2.18.

Page 75: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

66

bernegosiasi. Hulagu juga mengundang pejabat istana dan khalifah dan tidak lama

ketika mereka datang segera dibunuhnya. Setelah itu, pasukan berbondong-

bondong memasuki kota.

Baghdad yang dileburkan oleh pasukan Hulagu, adalah gambaran kota

metropolis, indah, dan pesonanya masih terjaga selama 500 tahun. Dari masa ke

masa, para khalifah Dinasti Abbasiyah telah mengoleksi pelbagai bentuk barang

antik nan mahal dari beragam peradaban.100

Sumber lain menceritakan bahwa ketika pada bulan September tahun 1257,

ketika masih berada di jalan raya Khurasan, Hulagu sempat mengirimkan

ultimatum kepada khalifah untuk memberi pasukan Tatar jalan masuk ke Baghdad

dengan meruntuhkan tembok luar kota. Menurut penuturan al-Baladhuri,

Khurasan pada masa khalifah al-Musta’shim Billah sudah dikenal sebagai daerah

operasi militer melawan Turki. Bukan hanya dilakukan oleh pasukan Dinasti

Abbasiyah, para penduduk Khurasan pun mulai berpartisipasi menghadapi para

pengembara Turki.101

Sudah seharusnya bekal militer penduduk Khurasan cukup

untuk menghadapi gempuran pasukan Hulagu. Namun, yang terjadi malah

sebaliknya, kekuatan Khurasan dapat dipatahkan dan berada di bawah kekuasaan

Tatar.

Setelah mengetahui ultimatum tersebut, khalifah sama sekali tidak

begeming dan enggan memberikan jawaban. Menginjak Januari 1258, tentara

Hulagu sudah sampai di Baghdad lantas langsung meruntuhkan tembok ibukota.

100

Azeem Beg Chugtai, Dastan, Drame, Mazamin, hlm. 533. Diunduh dari

http://www.urdustudies.com/ pdf/18/47ABegChughtaiBaghdad.pdf. pada hari Jumat, 13

September 2013, pukul 2.18. 101

Ibn Jabir al- Baladhuri, Kitab Futuh Al-Buldan jilid 2, hlm.205.

Page 76: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

67

Tidak lama kemudian usaha mereka membuahkan hasil, salah satu menara

benteng berhasil dirobohkan.

Mengetahui hal tersebut, dengan tergopoh-gopoh wazir (perdana menteri)

Dinasti Abbasiyah kala itu Ibn Alqami ditemani seorang Katolik Nestorian

mendatangi Hulagu dan meminta tenggat waktu. Permintaan itu ditolak Hulagu.

Segala bentuk peringatan akan munculnya bahaya jika menghancurkan Baghdad

diacuhkan Hulagu. Pada 10 Februari, pasukan Tatar sudah memasuki kota.

Khalifah yang amat ketakutan beserta tiga ratus pejabat dan qadhi bersegera

menawarkan penyerahan diri tanpa syarat. Sepuluh hari kemudian, mereka

menemui ajalnya. Ibukota Dinasti Abbasiyah menghadapi masa terkelamnya.

Penjarahan dan pembakaran di mana-mana. Mayoritas penduduk, termasuk

keluarga khalifah dibantai. Bau busuk segera merebak keluar dari jasad-jasad

yang malang melintang di jalan tanpa sempat dikuburkan. Mengetahui kota

dipenuhi bau mayat, Hulagu menarik diri keluar kota selama beberapa hari. Tidak

semua bangunan dihancurkan pasukan Tatar, kemungkinan Hulagu akan

menggunakannya sebagai kediamannya kelak. Oleh karena Hulagu seorang

Kristen, ia menganugerahkan sejumlah sekolah dan masjid yang kosong atau

dibangun kembali kepada kepala keluarga pengikut Nestorian. Untuk kali pertama

dalam sejarah Islam, dunia Muslim terbengkalai tanpa khalifah yang namanya

wajib disebut ketika prosesi shalat Jumat.102

Adalah suatu karya berjudul

Tabakat-i-Nasri (dibuat pada 1260) karya Rasyiduddin, sejarawan Persia, yang

menceritakan detik-detik menjelang pengepungan Baghdad. Setelah mengadakan

102

Hitti, History of The Arabs, hlm. 619-620.

Page 77: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

68

serangkaian penaklukan di wilayah barat Persia, pasukan Mongol pimpinan

Hulagu segera mengarahkan kendalinya ke Khurasan melewati daerah Hulwan

untuk selanjutnya menuju ke bagian timur Baghdad. Sebagai langkah awal, ia

menitahkan pasukannya melaju lebih dulu dengan perintah melewati sungai Tigris

melalui Tikrit, lalu menaklukkan Eufrat dan Anbar. Pasukan ini selanjutnya akan

sampai di bagian barat Baghdad melalui kanal Isa.

Sesampainya di Baghdad, Hulagu yang bergabung dengan pasukan timur

lantas mendirikan tenda di bagian timur Baghdad. Serangan utamanya dilancarkan

dengan menusuk Baghdad sebelah kiri yakni di lokasi Burj Ajami dan pintu

gerbang Halabah. Pasukan sayap kanan Mongol ditempatkan di bagian utara kota

tepatnya di pintu gerbang Sultan (Bab as-Sultan). Selanjutnya, pasukan sayap kiri

ditempatkan di sekitar pintu gerbang Kalwadha yang terletak di selatan bagian

timur Baghdad. Suatu detasemen diperintahkan menyisir tepi timur Tigris dan

berhasil melumpuhkan tentara khalifah di sana lalu mengambil alih posisi mereka.

Pasukan ini dibagi dua, yang satu ditempatkan dekat rumah sakit al-Adudi dan

yang satunya di dekat istana khalifah. Di tepi barat sungai, tidak ketinggalan,

disesaki pula oleh pasukan Mongol, tepatnya di sekitar Dulab-i-Bakal

(Mabkalah).

Setelah beberapa waktu memaksimalkan pengepungan luar kota, tiba-tiba

muncul kabar berpihaknya kaum Syiah kepada Mongol, yang tinggal di kawasan

Kazim Ain. Besar kemungkinan, kaum Syiah memberi kemudahan kepada

pasukan Mongol untuk memasuki kota. Kelompok Syiah sendiri merupakan

golongan yang dipinggirkan oleh khalifah, setelah Sunni dikembalikan menjadi

Page 78: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

69

mazhab kerajaan. Di sisi lain kota, Setelah 5 hari pengepungan, tibalah waktunya

pintu gerbang Halabah dan wilayah timur Bahgdad dikuasai oleh Mongol. Segera

setelahnya khalifah dan keluarganya ditangkap dan ditahan di tenda Mongol.

Tentara Mongol segera membanjiri kota dan Hulagu segera menguasai tempat

tinggal khalifah yang bernama Maymuniyah (Rumah Kera) yang terletak di

Baghdad bagian timur. Demikian pula dengan belahan barat kota Baghdad, terjadi

pembantaian besar-besaran. Selama 40 hari Bahdad berada pada masa-masa

paling menyeramkan. Pembunuhan rakyat marak terjadi. Pasukan Mongol

menghancurkan masjid khalifah, tempat suci Imam Musa al-Kadzim, serta

pemakaman para khalifah di Rusafah. Kemudian, eksekusi atas al-Musta’ashim

dan anak-anaknya tiba. Khalifah menemui ajal sebagaimana rakyatnya yang lain.

Belakangan diketahui Hulagu membangun kembali masjid khalifah dan makam

Imam Musa al-Kadzim yang sebelumnya dihancurkan.103

Hancurnya Baghdad yang menandai tamatnya pemerintahan Dinasti

Abbasiyah, sesungguhnya merupakan akhir dari problem sosial yang melanda

dinasti ini dan provinsi-provinsi di bawahnya. Jika melihat luasnya wilayah

dinasti ini dan besarnya sumber daya manusia dalam hal ini pasukan perang,

paling tidak dapat mengimbangi atau bahkan mengalahkan tentara Mongol yang

notabene masih menggunakan cara-cara tradisional dalam seni perangnya.

Jika para khalifah berhasil membangun tata kota yang sedemikian indah dan

maju di zamannya, maka sudah dapat dipastikan sistem keamanan kotanya pun

telah terbentuk sedemikian kuat. Hal tersebut, kendati belum banyak disebutkan

103

Guy Le Strange, Baghdad During The Abbasid Caliphate (Oxford, Clarendon Press,

1900) hlm.341-344.

Page 79: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

70

dalam sumber-sumber lain yang telah dikutip, sepertinya tidak disorot terlalu

dalam. Dari beberapa sumber yang telah didapatkan, rata-rata hanya menyoroti

masalah pertikaian antar golongan yang menjadi penyebab utama lumpuhnya

sistem keamanan Baghdad. Demikian pula dengan kota-kota lain yang memiliki

khazanah peradaban yang tinggi seperti Khurasan, Samarkand, dan Damaskus,

sebenarnya telah memiliki pula sistem keamanan kota yang memadai.

Jika mengandaikan Dinasti Abbasiyah masih berada pada masa-masa

kejayaannya, tentu saja kejatuhan Baghdad tidak mungkin terjadi. Pergerakan

pasukan Mongol, mungkin saja dapat dihentikan sebelum memasuki Persia. Al-

Baladhuri menyebutkan bahwa Islam menjadi agama yang dominan di Khurasan

pada masa khalifah al-Ma’mun. Hal ini bukan serta merta terjadi begitu saja,

melainkan setelah terjadi beberapa upaya islamisasi, salah satunya ke daerah

Uhrusanah yang dipimpin oleh Kawis. Kawis yang mengalami kekalahan

melawan pasukan Dinasti Abbasiyah akhirnya menyatakan keislamannya dan oleh

khalifah al-Ma’mun, ia didudukkan kembali sebagai pemimpin Uhrusanah. Negeri

ini menjadi pusat penghasil tenaga militer bagi Dinasti Abbasiyah di era khalifah

al-Ma’mun. Di negeri ini terdapat wilayah yang bernama Transoxiana, yang

merupakan tempat berkumpulnya orang-orang pandai dalam seni perang yang

berasal dari Sogdania, Ferghana, Uhrusanah, ash-Shash dan negeri-negeri lainnya.

Bukan hanya itu, penduduk negeri ini juga dikenal memiliki ilmu bela diri yang

memadai sehingga berhasil menahan serbuan pasukan Turki pengembara.104

Jika

melihat tipikal bertarungnya, antara Turki dan Mongol tentu tidak terdapat banyak

104

Al-Baladhuri, Futuh al-Buldan, hlm. 204-205.

Page 80: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

71

perbedaan dalam seni perangnya. Terlebih setelah sebelumnya disebutkan, banyak

di kalangan pasukan Mongol adalah orang-orang Turki. Jika saja pasukan-

pasukan Dinasti Abbasiyah bergabung dan bersatu dengan para pendekar asal

Khurasan ini untuk membendung pasukan Mongol di Khurasan tentu masih dapat

menghentikan laju tentara Hulagu Khan, atau paling tidak mempersulitnya,

sehingga negeri-negeri yang lain dapat mengungsikan penduduk kota, atau bahkan

memperkuat benteng serta sistem pertahanan dalam kota masing-masing.

Sayangnya, apa yang terjadi di masa khalifah al-Ma’mun dulu, tidak sama

dengan yang terjadi di masa al-Musta’shim pada tahun 1258. Khurasan yang

dikenal memiliki wilayah Transoxiana tempat berkumpulnya para pendekar, tidak

lagi terdengar eksistensinya. Besar kemungkinan daerah ini termasuk dalam

wilayah yang memisahkan diri dari Baghdad.

Kemenangan gilang-gemilang yang diraih para pengembara Mongol bukan

merupakan sesuatu yang terjadi tiba-tiba melainkan telah didahului perencanaan

yang matang. Mewujudkan suatu rencana tentu amat berkaitan dengan faktor

pembawaan manusianya. Tentu saja, hal ini bukan bermaksud menyangsikan

pasukan Dinasti Abbasiyah yang memiliki keterampilan perang tidak kalah

hebatnya dengan bangsa Mongol.

Saat mendudukkan tipologi pasukan Mongol dan pasukan Dinasti

Abbasiyah maka sama halnya dengan membicarakan status mereka sebagai

penduduk kota (menetap) dengan penduduk badui (nomaden). Ibn Khaldun

memiliki teori yang relevan untuk mengupas lebih dalam tipologi kedua macam

masyarakat ini.

Page 81: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

72

Menurutnya, penduduk kota merupakan pribadi yang malas dan cenderung

akan hal-hal yang tidak merepotkan atau yang tidak memberatkannya.105

Kehidupan mereka dijalani dengan penuh kenikmatan serta kemewahan. Mereka

menggantungkan masalah keamanan harta dan diri mereka kepada pejabat terkait

atau langsung pada gubernur (al-wali) serta kepada raja yang memimpinnya.

Mereka banyak menerima jaminan dan perlindungan diri lewat kokohnya tembok-

tembok yang mengelilingi serta benteng-benteng yang memagari mereka. Tidak

ada suara serta teriakan keras yang menganggu mereka, dan tidak ada binatang

liar yang tiba-tiba memangsa mereka. Kehidupan mereka terjamin keamanannya

dan tidak pernah memegang apalagi terlatih menggunakan senjata. Keadaan

damai dan santai demikian juga dialami keturunan serta generasi penerus mereka.

Mereka amat mirip dengan wanita dan anak-anak yang berada di bawah

pengawasan rumah tangga. Hal ini seiring berjalannya waktu menjadi tabiat

mereka.

Berbeda dengan penduduk kota, masyarakat badui hidup mengucilkan diri

dari masyarakat berperadaban tinggi. Mereka hidup liar di tempat-tempat yang

jauh dari keramaian kota dan masyarakat pada umumnya dan tidak pula mendapat

pengawasan dari tentara. Kediaman mereka tidak dikelilingi tembok (benteng)

dan tidak pula memiliki pintu gerbang, seperti kota. Oleh sebab itu, mereka

menjaga keamanan diri sendiri tanpa bantuan orang lain. Hal ini pula yang

melandasi mengapa kemanapun mereka pergi selalu membawa senjata. Mereka

dikenal memiliki kepekaan diri tinggi dalam mendeteksi adanya bahaya. Jika

105

Ibn Khaldun, Muqaddimah, hlm. 146.

Page 82: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

73

malam tiba, mereka tidur lebih cepat, kecuali jika terdapat agenda berkumpul

dengan kelompok mereka, atau ketika mereka berada di atas pelana. Mereka awas

mendengar suara dan gerak burung. Kerapkali mereka hidup memencil di padang

pasir, disertai keteguhan jiwa dan kepercayaan kepada diri sendiri. Keteguhan

jiwa telah menjadi sifat mereka, dan tabiat mereka penuh dengan keberanian.

Mereka menyandarkan pada keteguhan jiwa dan keberanian itu apabila

mendengar panggilan atau harus lari oleh teriakan.106

Baghdad merupakan kota metropolis yang memiliki tingkat kesibukan

maupun rutinitas yang tinggi. Hal ini bisa ditelisik dengan posisinya sebagai salah

satu pusat perdagangan dunia.107

Manusia dari berbagai suku bangsa yang ada

disibukkan dengan aktivitas mereka masing-masing dan tentu saja

menggantungkan keamanan pada institusi terkait seperti tentara. Wajib militer pun

sepertinya tidak diberlakukan di kota ini, mengingat posisi kota yang terjamin

keamanannya. Hal ini tentu saja membuat masyarakatnya lebih mementingkan

pada pemenuhan kebutuhan ekonomi pribadi tanpa harus bersusah-susah dalam

suatu latihan militer.

Hal ini belum ditambah kekacauan sosial seperti pertentangan antar

golongan yang tentunya menjadi bara dalam sekam di pemerintahan Dinasti

Abbasiyah. Berkurangnya perhatian pada sektor pertahanan kota tentu

berhubungan pula dengan turunnya soliditas pasukan penjaga. Apa yang

dikatakan oleh Ibn Khaldun tentang masyarakat badui “tidak terlelap di atas

pelana” besar kemungkinan ditujukan bagi bangsa Mongol atau Tatar. Hal ini

106

Ibn Khaldun, Muqaddimah, hlm. 146-147. 107

Muhammad Tohir, Sejarah Islam, hlm. 100.

Page 83: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

74

mengingat kedua bangsa ini merupakan bangsa yang menghabiskan sebagian

hidupnya dapat diibaratkan di atas pelana kuda.

Penggambaran sifat masyarakat badui sedikit banyak amat mirip dengan

yang terdapat dalam karakteristik bangsa Mongol. Dengan jumlah yang besar

disertai keterampilan perang yang memadai, membantai ribuan warga Baghdad

bukanlah perkara yang sulit dan membutuhkan waktu yang lama. Terlebih ketika

melihat gaya perang mereka yang mengandalkan pada kecepatan, yakni

menggunakan panah sekaligus berkuda.

C. Dampak serbuan Mongol terhadap Baghdad

Keberadaan bangsa Mongol di Baghdad menyisakan pilu yang

berkepanjangan. Dunia Islam seperti menemukan masa akhirnya. Ibukota yang

merupakan simbol pencapaian terbaik dalam sejarah panjang umat Islam kini

terkoyak oleh serangan pasukan berkuda dari Asia Tengah. Kebakaran bukan

hanya melanda bangunan fisik semata, namun ikut pula menghanguskan harapan

serta cita-cita masyarakat Baghdad. Badai serangan bangsa Mongol

menghempaskan kota ini hingga sampai pada titik nadirnya. Berbagai dampak

negatif mulai datang setelah beberapa waktu setelah jatuhnya kota ini.

Merujuk pada penejelasan Peter Burke, perubahan sosial dapat dimaknai

pula sebagai fase regresif (kemunduran) dari suatu kerajaan atau kepemerintahan.

Seringkali faktor internal, seperti penaklukkan, memicu lahirnya perubahan sosial.

Jatuhnya kekaisaran Romawi di tangan orang Barbar pada abad 3 M misalnya,

merupakan contoh yang relevan. Hampir sama seperti kasus Baghdad, saat itu,

sebelum didatangi pasukan Barbar, Romawi mengalami krisis yang tidak saja

Page 84: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

75

terdapat di pemerintah pusat melainkan juga pemerintah daerah. Serangan Barbar

menyebabkan jatuhnya pemerintahan pusat, berkurangnya peranan kota-kota dan

meningkatnya kecenderungan untuk memberdayakan ekonomi dan politik

lokal.108

1. Dampak Politik

Kejatuhan Baghdad merupakan momok menakutkan dalam sejarah Islam.

Kisah-kisah kelam yang menyertainya bagaikan deretan panjang catatan hitam

yang tidak terhitung. Langit-langit peradaban semakin pekat oleh ketakutan

manusia. Perbaikan fisik dan mental kiranya tidak bisa diupayakan dalam waktu

yang singkat. Kekeruhan bukan hanya membayangi kondisi masyarakat kota

Baghdad melainkan dunia Islam pada umumnya.

Kondisi perpolitikan pasca serangan bangsa Mongol dengan cepat berubah.

Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, munculnya bangsa Mongol sebagai

kekuatan baru benar-benar menjadi ancaman serius bagi negeri-negeri Islam

lainnya. Serangkaian penaklukan yang telah dimulai sejak masa Jengis Khan

hingga cucunya Hulagu Khan telah mengacaukan alunan ritme kepemimpinan

kerajaan-kerajaan Islam. Puncaknya, pada 1258, ketika Baghdad ditaklukkan,

kondisi perpolitikan Islam yang semula memang telah terpecah, menjadi kian

terpisah disertai dengan ketakutan yang sangat.

Namun begitu, di balik setiap kejatuhan tentunya akan timbul suatu

kebangkitan. Di tengah haru biru kengerian masyarakat Islam di belahan dunia

Arab dan sekitarnya, muncul fenomena politik yang tergolong baru, utamanya

108

Peter Burke, Sejarah dan Teori Sosial, Terj. Mestika Zed dkk, Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2011) hlm. 204 dan 207.

Page 85: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

76

menyangkut siapa subyeknya. Kejatuhan Baghdad benar-benar menjadi bukti

bahwa bangsa Mongol memiliki DNA untuk menjadi penguasa peradaban Islam

serta pemimpin Muslim di dunia. Dikatakan demikian oleh karena terlepas dari

kekejaman yang ditimbulkannya, mereka telah berhasil menghempaskan

kekuatan-kekuatan bangsa yang sejak lama dikenal sebagai pengawal

keberlangsungan peradaban Islam di kancah global.

Bangsa Arab menjadi bangsa pertama yang memimpin tumbuh kembang

Islam. Mulai kelahiran Islam hingga berakhirnya Dinasti Umayyah menjadi

momen sepak terjang bangsa Arab dalam perpolitikan Islam. Berganti pada

berdiri dan berkembangnya Dinasti Abbasiyah menjadi pembuktian bangsa Persia

dan Turki bahwa mereka juga memiliki potensi menjadi pemimpin atas seluruh

dataran Islam. Baik Arab maupun Persia telah mampu menyihir dunia berkat kerja

kerasnya membangun kemegahan Islam sehingga menjadi salah satu kekuatan

yang diperhitungkan dunia.109

2. Dampak Sosial

Kedatangan bangsa Mongol ke Baghdad merupakan petaka besar dalam

sejarah Islam. Pembantaian-pembantaian yang terjadi menjadi pemandangan yang

amat memilukan. Hampir di setiap jalan-jalan kota dipenuhi dengan mayat. Ibarat

gerombolan serigala lapar, bangsa Mongol berlarian mengejar penduduk kota

berbekal pedang dan senjata pembunuh lainnya. Jerit ketakutan mewarnai langit

kota, saling sahut menyahut sungguh memilukan. Mereka yang mati bukan hanya

karena terkena sayatan pedang atau hujaman panah, melainkan banyak pula yang

109

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 42-50.

Page 86: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

77

mati dengan cara lainnya, seperti ditenggelamkan. Banyak dari penduduk ada

yang setelah ditangkap oleh pasukan Mongol kemudian digiring ke sungai Tigris

lalu ditenggelamkan. Jumlah korban yang dicatat dalam sejarah sampai pada

kisaran 800.000 orang. Laki-laki, wanita, dan anak-anak meregang nyawa di

jalanan maupun di rumah. Pembakaran terjadi di mana-mana, sehingga membuat

aktivitas kota lumpuh total. Begitu mengetahui kota ini telah porak poranda,

barulah pembunuhan dihentikan. Pasukan Hulagu bersiap untuk melanjutkan

ekspedisinya.110

Pembunuhan yang seakan tiada berujung itu ikut pula membawa dampak

buruk bagi segi perekonomian kota ini. Baghdad selain dikenal sebagai ibukota

umat Islam, sekaligus simbol peradaban Islam, juga diperkaya dengan sektor

industrinya. Kota ini memiliki 400 buah kincir air, 4.000 pabrik gelas dan 30.000

kilang keramik. Selain itu, di kota ini juga berdiri industri barang-barang mewah

(lux). Kota ini juga dipenuhi dengan aneka ragam pasar seperti pasar besi, pasar

kayu jati, pasar keramik, pasar tekstil, dan sebagainya.

Selain itu, pemerintah kota Baghdad juga memberikan fasilitas-fasilitas

yang memanjakan kafilah-kafilah dagang. Di jalan-jalan yang biasa dilalui para

saudagar banyak dibangun sumur dan tempat istirahat. Pengamanan juga

diperkuat untuk melindungi armada dagang dari para bajak laut. Upaya ini amat

berguna dalam meningkatkan perdagangan dalam dan luar negeri. Sungai Tigris

dan Eufrat pun tidak ketinggalan, semakin diramaikan kapal-kapal dagang asing.

Dengan begitu, bisa dikatakan, Baghdad merupakan salah satu pusat dari

110

J.J. Saunders, A History of Medieval Islam (t. tp: Taylor & Francis e-Library: 2002) hlm.

182-183.

Page 87: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

78

perdagangan dunia.111

Serbuan bangsa Mongol membuat sektor pengiriman

barang dari dan ke Baghdad menjadi lumpuh. Dengan tidak adanya aktivitas ini,

dapat dipastikan kehidupan ekonomi masyarakat Baghdad telah hancur lebur.

Pasar-pasar juga bisa dipastikan sepi, mengingat banyak orang yang menjadi

korban. Langkanya sumber penghasilan ikut pula membawa masyarakat Dinasti

Abbasiyah yang masih tersisa mengalami masa-masa ekonomi sulit yang berarti

pula hilangnya kesejahteraan sosial.

Diakui oleh Philip D. Curtin, kejatuhan Baghdad membawa dampak yang

buruk bagi perkembangan kota ini kedepannya. Posisi Baghdad yang merupakan

jalur penting dalam peta perdagangan Cina-Mediterania kehilangan masa

keemasannya. Bahkan, dalam perdagangan di Samudera Hindia, Dinasti

Abbasiyah sebelumnya dikenal memiliki hubungan erat dalam aktivitas

perdagangan maritim dengan Cina. Pasca serbuan bangsa Mongol, daerah-daerah

di Irak dan Iran amat lambat dalam mengejar ketertinggalannya. Akibatnya posisi

Baghdad sebagai titik penting jalur dagang kemudian diambil alih oleh daerah

Muslim lainnya. Sebagai gantinya, dikenallah tiga pusat kekuatan dagang dunia

yakni Eropa-India-Cina. Kiblat perdagangan Muslim dunia dengan kata lain

digantikan salah satunya oleh India.112

3. Dampak Peradaban

Baghdad bukan hanya memiliki arti sebagai pusat pemerintahan Islam,

melainkan juga adalah salah satu wajah peradaban Islam tertinggi. Baghdad

merupakan Ctesiphon baru yang dikemas melalui peradaban Islam yang panjang.

111

A. Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, hlm. 241-242. 112

Philip D. Curtin, Cross-cultural Trade in World History (Cambridge: Cambridge

University Press, 2002) hlm. 91, 106-107 dan 121.

Page 88: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

79

Ctesiphon merupakan ibukota Persia kuna yang amat terkenal sejak masa pra

Islam. Perpindahan kekuasaan kerajaan Persia ke tangan umat Islam tidak lantas

memudarkan pesona Persia yang dahulu kala menjadi penantang utama peradaban

Yunani kuna.

J. J. Saunders mengungkapkan bahwa Baghdad merupakan kiblat kehidupan

intelektual bangsa Arab. Kota ini tidak ubahnya rumah kuna kebudayaan (the

ancient home of culture) sejak peradaban Sumeria kuna. Kota ini juga merupakan

titik pertemuan kebudayaan Hellenis (Yunani) dengan Persia. Di kota ini hidup

berbagai penganut kepercayaan dengan rukun. Beberapa kepercayaan yang

tumbuh subur di Baghdad selain Islam antara lain Yahudi, Zoroaster, Nestorian,

Monofisit, Kristen Ortodoks Yunani, Gnostik, Manichean, penganut pagan Harran

dan sekte Mandaean.

Selain dikenal sebagai rumah besar lintas kepercayaan, Baghdad juga

dikenal sebagai pusat ilmu pengetahuan yang terkemuka. Keberadaannya

ditopang oleh kota setelit Basra dan Kufah yang kala itu dikenal sebagai pusat

kajian filologi (studi naskah) Arab dan hukum Islam (fiqih). Adalah al-Ma’mun,

khalifah Dinasti Abbasiyah yang membangun dan mengembangkan pusat riset

besar Baitul Hikmah. Dalam komplek ini bukan hanya dapat ditemukan

observatorium, melainkan dilengkapi pula dengan perpustakaan dan universitas.

Manusia dari berbagai ras dan kepercayaan membanjiri Baghdad untuk

melanjutkan studinya. Hal ini semakin menandaskan Baghdad sebagai kotanya

para sarjana dan gelar ini terus disandangnya hingga kota ini luluh lantak oleh

Page 89: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

80

serangan bangsa Mongol.113

Jatuhnya Baghdad merupakan pukulan telak bagi

perkembangan peradaban Islam. Serangan yang bertubi-tubi disertai pembunuhan

yang banyak dilakukan sudah barang tentu membuat aktivitas keilmuan lumpuh.

Mandegnya roda intelektual di kota ini sudah tentu menjadi gangguan serta

ancaman bagi keberlangsungan peradaban Islam. Banyak para sarjana dan guru-

gurunya menemui ajal di bawah pedang bangsa Mongol.

Banyak buku-buku yang menjadi simbol kemajuan peradaban Islam kala itu

dirusak. Sebagian yang lainnya dibuang di sungai Tigris. Pengetahuan-

pengetahuan yang dipelihara dari masa ke masa, melalui catatan serta buku-buku

yang tersimpan di Baitul Hikmah hilang selamanya. Benda-benda bersejarah dari

peradaban Mesopotamia, Persia, dan Arab dijarah dan menghilang dari tempat

penyimpanan. Apa yang dilakukan Mongol bukan hanya pembantaian, tetapi juga

upaya menghapus Baghdad dari peta peradaban umat manusia.114

Bangunan-bangunan yang merupakan simbol kemegahan peradaban Islam

pun tidak luput dari penghancuran. Baghdad yang menjadi pusat peradaban dunia

abad ke-13 sebelumnya banyak dipenuhi oleh bangunan-bangunan indah dan

megah. Di kota ini terdapat beberapa istana raja yang mengagumkan sekaligus

menjadi ikon kemajuan peradaban pada masanya. Khlifah al-Mansur membangun

istana di pusat kota bernama Qashr al-Zahab (istana emas) yang luasnya

mencapai 160.000 hasta. Sedangkan masjid jami’ yang dibangun di depannya

seluas 40.000 hasta persegi. Kota ini dikelilingi pagar bertembok kokoh yang kuat

113

J. J. Saunders, History of Medieval Islam, hlm. 191-192. 114

Azeem Beg Chugtai, Dastan, Drame, Mazamin (Lahore: Sang-e Mil, 1997) hlm. 7-13.

Bab Zaval-e Baghdad (The Fall of Baghdad), diterjemahkan oleh Azhar Abidi dalam The Annual

of Urdu Studies,vol.18, 2003 hlm. 533-534. Diunduh dari http://www.urdustudies.com/pdf/18/47

ABegChughtaiBaghdad.pdf. pada hari Jumat, 13 September 2013, pukul 2.18.

Page 90: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

81

lagi tinggi. Terdapat empat pintu masuk pada empat penjuru. Kota ini dilengkapi

pula dengan taman-taman bunga, kolam pemandian, ribuan masjid dan tempat

rekreasi.115

Serangan ini tentu amat merugikan dan dianggap sebagai kemunduran masa

kejayaan Islam. Baghdad, di atas segala bentuk intrik politiknya, merupakan kota

indah yang senantiasa dibanggakan sebagai wadah peradaban umat manusia.

Penghancuran-penghancuran atas bangunan-bangunan megah Baghdad

mengakibatkan kerugian tersendiri bagi umat Islam di belahan dunia manapun.

Serbuan Mongol ke penjuru negeri Muslim membawa dampak yang besar

bagi perkembangan kelompok mereka sendiri. Datangnya bangsa Mongol ke

wilayah-wilayah belahan Barat dan Timur Asia, selain didorong oleh nafsu invasi,

juga dilatarbelakangi oleh semangat merubah nasib dan peruntungan.

Persentuhan budaya melalui perdagangan dengan saudagar Muslim dan

Cina yang kebetulan berniaga atau lewat di daerah kekuasaan Mongol, iikut

menggugah orang Mongol untuk mendapat status kemulyaan yang kemudian

dihormati bangsa lain. Perjumpaan dengan pedagang, iring-iringan perjalanan

kerajaan, maupun orang berstatus di luar kelompok mereka akan selalu

memancing pemikiran mereka untuk setidaknya mengikuti unsur luar yang

mereka anggap baik. Pola kehidupan padang rumput yang serba keras dan sulit

mendorong mereka untuk mendapatkan sesuatu yang lebih untuk memenuhi

kebutuhan mereka.

115

A. Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, hlm. 330-331.

Page 91: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keberadaan bangsa Mongol dalam lembaran sejarah Islam menempati

posisi tersendiri. Kehadiran mereka kerapkali dianggap sebagai penghancur

peradaban Islam dan penghukum para raja-raja maupun khalifah yang menjelang

abad ke-13 tengah menikmati masa-masa kenikmatan di atas perpecahan politik di

bawah kuasa Dinasti Abbasiyah. Barisan tempur mereka yang bersisikan

penunggang berbusur menjadi momok menakutkan bagi setiap negeri-negeri

Islam yang dilewatinya.

Sebagaimana telah diutarakan, ketika pasukan bangsa Mongol, terhitung

sejak masa Jengis Khan, memasuki dunia Islam, keadaan umat Muslim telah

mengalami perpecahan. Masing-masing amir atau kepala daerah membebaskan

diri dari khalifah Baghdad, walaupun dalam praktiknya mereka masih mengakui

kekuasaan khalifah Dinasti Abbasiyah secara simbolik yakni dengan pengiriman

upeti bagi pemerintah pusat. Namun begitu, tidak ada upaya khalifah dan

jajarannya untuk mempererat hubungan antara pemerintah pusat dan daerah.

Masing-masing pihak mengurusi pemerintahanya sendiri-sendiri secara

independen.

Terputusnya komunikasi antara Baghdad dengan daerah-daerah

bawahannya ditengarai karena adanya masalah kronis dalam tubuh internal

kepemerintahan Baghdad. Pertikaian yang terjadi antar golongan (Arab, Persia,

Page 92: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

83

dan Turki) hampir selama perjalanan sejarah Dinasti Abbasiyah menjadi masalah

yang ikut serta memperkecil wibawa pemerintah di mata para pemuka daerah.

Belum lagi pertikaian lain yang dilatarbelakangi oleh visi keagamaan, seperi

Sunni dan Syia’h yang juga mulai memengaruhi jalannya pemerintahan.

Kompetisi yang membekukan dinamika kerajaan ini membawa efek buruk bagi

Dinasti Abbasiyah. Di luar kota, daerah-daerah telah melepaskan diri dan di

dalam kota pun masyarakat terbelah ke dalam beberapa faksi (kelompok) politik.

Kondisi perpolitikan yang tidak nyaman tersebut membawa dampak buruk

bagi masyarakat luas. Kesejahteraan sosial yang sebelumnya dirasakan, perlahan

mulai sulit dijumpai. Begitu pula dengan fungsi instansi-instansi lainnya,

berangsur-angsur mangkir dari tugasnya sehingga sistem keamanan kerajaan

menjadi longgar. Hal lain ditunjang dengan karakter masyarakat kota,

sebagaimana yang disampaikan Ibn Khaldun, menyerahkan sepenuhnya

keamanan kota kepada pemerintah. Di sisi lain pemerintah yang dipercayai untuk

menangani masalah itu malah sibuk dengan agenda pribadinya, yakni saling

berebut pengaruh di pusat.

Kondisi masyarakat yang abai terhadap sistem keamanan kota juga terlihat

di Baghdad. Sebagaimana diketahui, Baghdad bukan saja merupakan pusat

pemerintahan Islam melainkan juga pusat perdagangan dunia juga menjadi kiblat

intelektual termuka seantero dunia Islam. Bisa dibayangkan, bagaimana tingginya

tingkat kesibukan manusia di sana. Aktivitas niaga yang mereka lakukan dan

kegiatan belajar mengajar membutuhkan ketenangan tersendiri. Untuk itu, sistem

Page 93: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

84

keamanan kota yang memadai seyogyanya dibutuhkan untuk menunjang beragam

aktivitas di kota metropolis ini. Namun yang terjadi adalah sebaliknya.

Kondisi sosial masyarakat yang mengidap penyakit itu, diketahui oleh

bangsa Mongol, yang pasca mangkatnya Jengis Khan, masih rajin melakukan

ekspansi wilayah. Kemunculan mereka di panggung sejarah dilatarbelakangi oleh

motif penguasaan wilayah sekaligus penegakkan kedaulatan. Setelah berhasil

menundukkan sebagian besar Asia Tengah, mereka mulai meluaskan sayapnya ke

wilayah barat, tempat dunia Muslim berada. Adalah Hulagu Khan, cucu Jengis

Khan, yang melanjutkan ekspansinya hingga menghencurkan Baghdad, ibukota

dinasti Abbasiyah pada 1258 M.

Akibat yang ditimbulkan dari serangan ini amatlah besar. Paling tidak

dampak dari serangan ini dapat dikelompokkan menjadi tiga; dampak politik,

dampak sosial dan dampak peradaban. Di bidang politik, munculnya bangsa

Mongol sebagai salah satu kekuatan yang diperhitungkan menemukan momentum

puncaknya ketika berhasil menaklukkan Baghdad, sebagai simbol dari kedudukan

tertinggi dari kepemimpinan Islam. Walaupun sebelumnya, langkah penaklukan

negeri-negeri Muslim telah dilakukan oleh Jengis Khan, apa yang telah dilakukan

Hulagu Khan terhadap Baghdad merupakan kebanggaan tersendiri bagi bangsa

Mongol. Sebagaimana diketahui, politik Islam sejak masa awalnya memunculkan

Arab sebagai aktor intelektualnya, dilanjutkan oleh kompetitor lain, yakni bangsa

Persia dan Turki. Walaupun Hulagu bukanlah seorang Muslim, namun para

pemimpin besar Islam berikutnya banyak yang berdarah Mongol, Timur Lenk

misalnya.

Page 94: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

85

Dampak besar lainnya terjadi di wilayah sosial. Banyaknya korban yang

jatuh di kota Baghdad menyebabkan hampir semua sektor kehidupan lumpuh

total. Salah satu bencana yang paling dirasakan umat Islam adalah kehancuran

sektor ekonomi. Baghdad merupakan salah satu pusat perdagangan dunia.

Kedudukannya dalam jalur dagang Cina ke Mediterrania amat penting dalam peta

perniagaan dunia. Bukan hanya di daratan namun juga di lautan. Hancurnya

Baghdad menandai masa akhir kebesaran perdagangan Dinasti Abbasiyah yang

dengan cepat diambil alih oleh kerajaan atau negeri Islam lainnya. Kemilau

Baghdad sebagai berkumpulnya para pedagang dunia agaknya menemui saat-saat

kritisnya.

Dampak besar lainnya adalah dampak peradaban. Sebagaimana dijelaskan,

Baghdad merupakan kota peradaban dunia, bukan hanya sejak masa Islam tetapi

sejak masa terdahulu, yakni Persia kuna. Di sanalah dua peradaban besar

Hellenisme dan Persia bertemu lantas dikembangkan bersama-sama dalam payung

Islam. Salah satu produk peradaban yang penting adalag ilmu pengetahuan. Baitul

Hikmah merupakan bukti keseriusan Dinasti Abbasiyah dalam merawat dan

mengembangkan sains dan ilmu pengetahuan. Tempat ini menjadi magnet penarik

bagi para pelajar di seluruh belahan dunia untuk melanjutkan studi. Serangan

pasukan Hulagu Khan nyatanya tidak sebatas pada pembantaian manusia, namun

juga penghapusan peradaban, yakni dengan menghancurkan lembaga-lembaga

pendidikan, observatorium, dan laboratorium. Belum lagi upayanya membakar

dan meruntuhkan bangunan-bangunan simbol ketinggian peradaban seperti

Page 95: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

86

masjid, istana, makam suci, dan taman kota mengakibatkan kemunduran besar

dalam peradaban Islam.

B. Saran-Saran

Studi yang telah dilakukan penulis merupakan satu dari kajian-kajian yang

telah terlebih dahulu mengupas sejarah bangsa Mongol. Tidak bisa dipungkiri,

kendati mereka bukan berasal dari daerah penghasil wacana kebesaran Islam,

seperti Arab dan Persia, bahkan identik dengan anggapan bangsa keras, bengis

dan kejam, mereka memiliki kontribusi dalam kemajuan peradaban Islam.

Berdirinya dinasti Ilkhan dan beberapa dinasti lain yang memiliki darah keturunan

Mongol merupakan bukti sejarah yang tak terbantahkan.

Telaah yang telah penulis ketengahkan ini, memang belum lengkap

menampilkan potret masa lalu Mongol secara lengkap dan dalam. Harapan

penulis, semoga di masa depan, tulisan ini dapat mengilhami atau mendorong para

sejarawan ataupun akademisi lintas disiplin ilmu untuk mengkaji bangsa Mongol

secara lebih dinamis dan kaya.

Page 96: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

87

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Primer

Al-Atsir, Ibn, al-Kamil fi at-Tarikh; Tarikh Ibn al-Atsir (Riyadh: Baitul Afkar ad-

Dauliyyah, tanpa tahun).

Al-Baladhuri , Ibn Jabir, Kitab Futuh Al-Buldan of al-Imam Abul ‘Abbas Ahmad

ibn-Jabir al-Baladhuri Part II transl. Francis Clark Murgotten (New York:

Columbia University, 1924).

Sumber Sekunder

Ackermann, Marsha E. dkk, ed, Encyclopedia of World History; The Expanding

World 600 c.e. to 1450, vol. II (New York: Facts On File, 2008).

Brockelmann, Carl L., History of The Islamic Peoples (London: Routledge &

Kegan Paul, 1949).

Burke, Peter. Sejarah dan Teori Sosial, Terj. Mestika Zed dkk, Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2011).

Curtin, Philip D. Cross-cultural Trade in World History (Cambridge: Cambridge

University Press, 2002).

Abdurrahman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah (Tangerang: Logos Wacana

Ilmu, 1999).

Enan, M. A., Detik-Detik Menentukan dalam Sejarah Islam (Surabaya: Bina Ilmu,

1979).

Fouda, Farag, Kebenaran yang Hilang, Terj. Novriantoni (Jakarta: Yayasan

Wakaf Paramadina dan Dian Rakyat, 2008).

Gottschalk, Louis, Mengerti Sejarah, Terj. Nugroho Notosusanto (Jakarta: UI Press,

2006). Hamka, Sejarah Umat Islam jilid III (Bukittinggi: N. V. Nusantara, 1961).

Hasan, Hasan Ibrahim, Tarikh al-Islam al-Siyasi wa al-Dini wa al-Tsaqafi wa al-

Ijtima’i Juz 4 (Kairo, Maktabah an-Nahdhlatul Misriyyah, 1968).

Hitti, Phillip K., History of Arabs (Jakarta: Serambi, 2008).

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Bentang, 1995) .

Lapidus, Ira M., Sejarah Sosial Umat Islam jilid I (Jakarta: RajaGrafindo Persada,

1999).

Le Strange, Guy, Baghdad During The Abbasid Caliphate (Oxford, Clarendon

Press, 1900).

Man, John, Jenghis Khan Legenda Sang Penakluk dari Mongolia (Jakarta:

Pustaka Alvabet, 2009).

Page 97: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

88

Man, John, Kubilai Khan; Legenda Sang Penguasa Terbesar Dalam Sejarah

(Tangerang; Alvabet, 2010).

Marozzi, Justin, Timur Leng; Panglima Islam Penakluk Dunia (Bandung: Mizan,

2013).

Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid 1 (Jakarta: UI

Press, 1985).

Saepudin, Didin, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007).

Saunders, J. J., A History of Medieval Islam (t. tp: Taylor & Francis e-Library:

2002).

Spuler, Bertold, History of The Mongols (London: Routledge & Kegan Paul,

1972).

Syalabi, Ahmad, Sejarah Kebudayaan Islam jilid 3 (Jakarta: Pustaka Alhusna,

1993).

SY, Ignatius Erik, Peranan Mongol terhadap Keruntuhan Kepangeran Rus Kiev

tahun 1237 – 1240 (skripsi) (tidak diterbitkan, 2009).

Tim Penulis, Perang yang Mengubah Sejarah; buku pertama: dari pertempuran

Megiddo (1457 SM) hingga Blenheim (1704) (Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo, 2013).

Tohir, Muhammad, Sejarah Islam Dari Andalus Sampai Indus (Jakarta: Pustaka

Jaya, 1981).

Turnbull, Stephen, Gengghis Khan and The Mongol Qonquest 1190-1400 (Great

Britain: Osprey Publishing, 2003).

Vernandsky, George, The Mongol and Russia (New Haven: Yale University

Press, 1953).

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006).

Razak, Yusron, ed, Sosiologi Sebuah Pengantar; Tinjauan Pemikiran Sosiologi

Perspektif Islam (Ciputat: Laboratorium Sosiologi Agama, 2008)

On Line

Chugtai, Azeem Beg, Dastan, Drame, Mazamin (Lahore: Sang-e Mil, 1997) hlm.

7-13. Bab Zaval-e Baghdad (The Fall of Baghdad), diterjemahkan oleh

Azhar Abidi dalam The Annual of Urdu Studies,vol.18, 2003 hlm. 533-

534. Diunduh dari http://www.urdustudies.com/pdf/18/47AbegChughtai

Baghdad.pdf. pada hari Jumat, 13 September 2013, pukul 2.18.

di Cosmo, Nicola, “Mongols and Merchants on The Black Sea Frontier in the

Thirteenth and Fourteenth Centuries: Convergences and Conflicts” dalam

http://www.storia.unipd.it/PROFILI/MATERIALE/MATERIALIDIDAT

TICI/1235484113174559878946449.pdf. diakses pada pukul 13.24 hari

Kamis 15 Agustus 2013.

Page 98: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

89

http://www.mongabay.com/history/mongolia/mongoliaorigins_of_the_mongols_e

arly_development,_ca_220_bc-ad_1206.html diunduh pada tanggal 15

Juli 2013 pukul 09.47.

Tagghudai, Gulugjab, “General Concept in Mongol persona”, hlm.2, dari http://

webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:AH3OObJL8M8J:silve

rhorde.viahistoria.com/GeneralConceptsInMongolPersona.pdf+&cd=1&h

l=en&ct=clnk, diunduh pada tangal 14 Juli 2013, pukul 14.08.

Page 100: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

Gambar 2: Para Keturunan Jenghis Khan

Sumber: http://forum.paradoxplaza.com/forum/showthread.php?290578-A-Year-s-

Education-Russia-Megacampaign-pt.-I/page14

Page 103: SERBUAN BANGSA MONGOL KE KOTA BAGHDAD DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28710/1/NURSYAD... · seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol

Gambar 6: Ilustrasi Serangan Mongol ke Baghdad

Sumber: en.wikipedia.org.