seputar desa kota

8
SOAL UJIAN SEMESTER GEOGRAFI DESA KOTA Juni 20, 2009 UJIAN SEMESTER GEOGRAFI DESA KOTA 1. Wilayah pedesaan Sumatera barat mempunyai fungsi yang besar dalam perkembangan kota padang. Jelaskan dengan contoh kenapa demikian? Fungsi desa sebagai berikut : 1. Desa sebagai Hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota). Kota tidak dapat hidup tanpa adanya desa. Desa memasok kebutuhan pangan masyarakat kota dan kebutuhan lainnya yang diimpor dari desa yang tidak dapat dihasilkan di kota. Contohnya saja kota Padang banyak memasok sayur dari pedesaan sumatera barat, kelapa dari desa-desa di pariaman, beras dari berbagai penjuru desa di sumatera barat, dll. 1. Desa merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan. Begitu banyak faktor yang mempengaruhi urbanisasi masyarakat desa ke kota, baik dipengaruhi oleh faktor penarik atau pendorong. Apalagi masyarakat minang kabau terkanal dengan jiwa merantaunya, tetapi karena di desa umumnya pendidikan masyarakatnya rendah di bandingkan di kota. Maka ketika mereka sampai di kota mereka hanya menjadi tenaga kerja kasar. Contohnya kuli bangunan, tukang angkat barang atau bisa di sebut pekerjaan yang mementingkan otot dari pada otak. 1. Desa merupakan mitra bagi pembangunan kota. Pembangunan di kota padang tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya bantuan dari desa. Baik bantuan dari tenaga kerja, pemasok kebutuhan atau jasa-jasa lain yang diberikan desa demi lancarnya pembangunan di kota padang. 2. Untuk menentukan potensi nagari, dilakukan penilaian aspek alam, penduduk, dan kelembagaan. Jelaskan apakah ketiga aspek tersebut beserta indikatornya sudah mengambarkan seluruh potensi geografis yang ada! Menurut pendapat saya ketiga aspek tersebut tersebut beserta indikatornya sudah mengambarkan seluruh potensi geografis yang ada! Dua macam Potensi Desa yaitu: 1. Potensi fisik yang meliputi, tanah air, iklim dan cuaca, flora dan fauna

Upload: anggorosensei

Post on 26-Jun-2015

188 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SOAL UJIAN SEMESTER GEOGRAFI DESA KOTAJuni 20, 2009 UJIAN SEMESTER GEOGRAFI DESA KOTA 1. Wilayah pedesaan Sumatera barat mempunyai fungsi yang besar dalam perkembangan kota padang. Jelaskan dengan contoh kenapa demikian? Fungsi desa sebagai berikut : 1. Desa sebagai Hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota). Kota tidak dapat hidup tanpa adanya desa. Desa memasok kebutuhan pangan masyarakat kota dan kebutuhan lainnya yang diimpor dari desa yang tidak dapat dihasilkan di kota. Contohnya saja kota Padang banyak memasok sayur dari pedesaan sumatera barat, kelapa dari desa-desa di pariaman, beras dari berbagai penjuru desa di sumatera barat, dll. 1. Desa merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan. Begitu banyak faktor yang mempengaruhi urbanisasi masyarakat desa ke kota, baik dipengaruhi oleh faktor penarik atau pendorong. Apalagi masyarakat minang kabau terkanal dengan jiwa merantaunya, tetapi karena di desa umumnya pendidikan masyarakatnya rendah di bandingkan di kota. Maka ketika mereka sampai di kota mereka hanya menjadi tenaga kerja kasar. Contohnya kuli bangunan, tukang angkat barang atau bisa di sebut pekerjaan yang mementingkan otot dari pada otak. 1. Desa merupakan mitra bagi pembangunan kota. Pembangunan di kota padang tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya bantuan dari desa. Baik bantuan dari tenaga kerja, pemasok kebutuhan atau jasa-jasa lain yang diberikan desa demi lancarnya pembangunan di kota padang. 2. Untuk menentukan potensi nagari, dilakukan penilaian aspek alam, penduduk, dan kelembagaan. Jelaskan apakah ketiga aspek tersebut beserta indikatornya sudah mengambarkan seluruh potensi geografis yang ada! Menurut pendapat saya ketiga aspek tersebut tersebut beserta indikatornya sudah mengambarkan seluruh potensi geografis yang ada! Dua macam Potensi Desa yaitu: 1. Potensi fisik yang meliputi, tanah air, iklim dan cuaca, flora dan fauna 2. Potensi non fisik, meliputi; masyarakat desa, lembaga-lembaga sosial desa, dan aparatur desa, jika potensi dimanfaatkan dengan baik, desa akan berkembang dan desa akan memiliki fungsi, bagi daerah lain maupun bagi kota. 3. Sejak dibangunnya jalan dua jalur Padang Duku BIM, banyak bermunculan permukiman dan jasa lainnya di kiri kanan jalan. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan tersebut! Faktor aksebilitas begitu sangat berperan dalam mulculnya pemukiman. Dari contoh diatas dapat kita ambil kesimpulan, ketika di bangun jalan jalur Padang Duku BIM, banyak bermunculan pemukiman dan jasa lainnya di kiri kanan jalan, hal ini di karenakan begitu besarnya pengaruh sebuah jalan bagi pertumbuhan pemukiman dan jasa lainnya. Jalan yang menghubungkan satu daerah dengna daerah lainnya menyebabkan lahirnya bentuk pemukiman yang memanjang disekitar jalan antara Padang Duku BIM, yang kemudian tumbuh menjadi menjadi suatu wilayah transisi dari dua wilayah tersebut.

4. Jelaskan beda antara teori konsentris, sektor dan pusat lipat ganda, baik dari segi kenampakkan keruangannya, karakteristik masing-masing zonanya, maupun dari segi nilai tanah pada masing-masing zona! 1. Menurut Teori Konsentris (Burgess,1925) DPK atau CBD adalah pusat kota yang letaknya tepat di tengah kota dan berbentuk bundar yang merupakan pusat kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan politik, serta merupakan zona dengan derajat aksesibilitas tinggi dalam suatu kota. DPK atau CBD tersebut terbagi atas dua bagian, yaitu: pertama, bagian paling inti atau RBD (Retail Business District) dengan kegiatan dominan pertokoan, perkantoran dan jasa; kedua, bagian di luarnya atau WBD (Wholesale Business District) yang ditempati oleh bangunan dengan peruntukan kegiatan ekonomi skala besar, seperti pasar, pergudangan (warehouse), dan gedung penyimpanan barang supaya tahan lama (storage buildings). 2. Menurut Teori Sektoral (Hoyt,1939) DPK atau CBD memiliki pengertian yang sama dengan yang diungkapkan oleh Teori Konsentris. 3. Menurut Teori Pusat Berganda (Harris dan Ullman,1945) DPK atau CBD adalah pusat kota yang letaknya relatif di tengah-tengah sel-sel lainnya dan berfungsi sebagai salah satu growing points. Zona ini menampung sebagian besar kegiatan kota, berupa pusat fasilitas transportasi dan di dalamnya terdapat distrik spesialisasi pelayanan, seperti retailing distrik khusus perbankan, teater dan lain-lain (Yunus, 2000:49). Namun, ada perbedaan dengan dua teori yang disebutkan di atas, yaitu bahwa pada Teori Pusat Berganda terdapat banyak DPK atau CBD dan letaknya tidak persis di tengah kota dan tidak selalu berbentuk bundar. 2.2.1 Teori Tempat Pemusatan Suatu tempat merupakan pusat pelayanan. Menurut Christaller, pusat-pusat pelayanan cenderung tersebar di dalam wilayah menurut pola berbentuk heksagon (segi enam). Keadaan seperti itu akan terlihat dengan jelas di wilayah yang mempunyai dua syarat: (1) topografi yang seragam sehingga tidak ada bagian wilayah yang mendapat pengaruh dari lereng dan pengaruh alam lain dalam hubungan dengan jalur pengangkutan, (2) kehidupan ekonomi yang homogen dan tidak memungkinkan adanya produksi primer, yang menghasilkan padi-padian, kayu atau batu bara. Dalam keadaan yang mempunyai kedua syarat seperti di atas itu akan berkembang tiga hal (Jayadinata, 1999:180) seperti diterangkan di bawah ini. 1. Ajang jasa (ajang niaga) akan berkembang secara wajar di seluruh wilayah dengan jarak dua jam berjalan kaki atau 2 x 3,5 = 7 km. Secara teori tiap pusat pelayanan melayani kawasan yang berbentuk lingkaran dengan radius 3,5 km (satu jam berjalan kaki), jadi pusat wilayah layanan akan terletak di pusat kawasan tersebut. Teori ini disebut teori tempat pemusatan (central place theory). 2. Kawasan-kawasan berbentuk lingkaran yang saling berbatasan, walaupun bentuk lingkaran adalah paling efisien, akan mempunyai bagian-bagian yang bertumpang tindih atau bagianbagian yang senjang (kosong), sehingga bentuk lingkaran itu tidak biasa digunakan untuk kawasan atau wilayahnya. Berhubung dengan itu Christaller mengemukakan bahwa pusat pelayanan akan berlokasi menurut pola heksagon, sehingga wilayah akan saling berbatasan tanpa bertumpang tindih.

3. Dalam wilayah akan berkembang ajang niaga dalam pola heksagon. Yang palng banyak adalah dusun-dusun sebagai pusat perdagangan yang melayani penduduk wilayah pedesaan. Satu dusun dengan dusun lainnya akan menempuh jarak 7 km. Dalam asumsi yang sama dengan Christaller, Lloyd (Location in space, 1977) melihat bahwa jangkauan/luas pelayanan dari setiap komoditas itu ada batasnya yang dinamakan range dan ada batas minimal dari luas pelayanannya dinamakan threshold. (Tarigan, 2006:79) Berdasarkan hal tersebut di atas dapat dijelaskan model Christaller tentang terjadinya model area pelayanan heksagonal sebagai berikut: (Tarigan, 2006:80) 1. Mula-mula terbentuk area pelayanan berupa lingkaran-lingkaran. Setiap lingkaran memilik pusat dan menggambarkan threshold. Lingkaran-lingkaran ini tidak tumpang tindih seperti pada bagian A dari Gambar 2.3. 1. Kemudian digambarkan lingkaran-lingkaran berupa range dari pelayanan tersebut yang lingkarannya boleh tumpang tindih seperti terlihat pada bagian B. 2. Range yang tumpang tindih dibagi antara kedua pusat yang berdekatan sehingga terbentuk areal yang heksagonal yang menutupi seluruh dataran yang tidak lagi tumpang tindih, seperti terlihat pada bagian C. 4. Tiap pelayanan berdasarkan tingkat ordenya memilik heksagonal sendiri-sendiri. Dengan menggunakan k=3, pelayanan orde I lebar heksagonalnya adalah 3 kali heksagonal pelayanan orde II. Pelayanan orde II lebar heksagonalnya adalah 3 kali heksagonal pelayanan orde III, dan seterusnya. Tiap heksagonal memiliki pusat yang besar kecilnya sesuai dengan besarnya heksagonal tersebut. Heksagona yang sama besarnya tidak saling tumpang tindih, tetapi antara heksagonal yang tidak sama besarnya akan terjadi tumpang tindih, seperti terlihat pada bagian D. 2.2.2 Pola Tata Guna Tanah Perkotaan Dalam pola tata guna tanah perkotaan yang berhubungan dengan nilai ekonomi, terdapat beberapa teori sebagai berikut: 2.2.2.1 Teori Jalur Sepusat Teori jalur sepusat atau Teori Konsentrik (Consentric Zone Theory) E.W. Burgess, mengemukakan bahwa kota terbagi sebagai berikut: (Jayadinata, 1999:129) (1) Pada lingkaran dalam terletak pusat kota (central business district atau CBD) yang terdiri atas: bangunan-bangunan kantor, hotel, bank, bioskop, pasar, dan toko pusat perbelanjaan; (2) Pada lingkaran tengah pertama terdapat jalur alih: rumah-rumah sewaan, kawasan industri, perumahan buruh; (3) Pada lingkaran tengah kedua terletak jalur wisma buruh, yakni kawasan perumahaan untuk tenaga kerja pabrik; (4) Pada lingkaran luar terdapat jalur madyawisma, yakni kawasan perumahan yang luas untuk tenaga kerja halus dan kaum madya (middle class); (5) Di luar lingkaran terdapat jalur pendugdag atau jalur pengelajon (jalur ulang-alik); sepanjang jalan besar terdapat perumahan masyarakat golongan madya dan golongan atas atau masyarakat upakota. 2.2.2.2 Teori Sektor Teori sektor (Sector Theory) menurut Humer Hoyt yang mengatakan bahwa kota tersusun sebagai berikut: (Jayadinata, 1999:130) (1) Pada lingkaran pusat terdapat pusat kota;

(2) Pada sektor tertentu terdapat kawasan industri ringan dan kawasan perdagangan; (3) Dekat pusat kota dan dekat sektor tersebut di atas, pada bagian sebelah menyebelahnya, terdapat sektor murbawisma, yaitu kawasan tempat tinggal kaum murba atau kaum buruh; (4) Agak jauh dari pusat kota dan sektor industri serta perdagangan, terletak sektor madyawisma; (5) Lebih jauh lagi terdapat sektor adiwisma, kawasan tempat tinggal golongan atas. 2.2.2.3 Teori Pusat Lipatganda Teori pusat lipatganda (Multiple Nuclei Concept) menurut R. D. Mc Kenie menerangkan bahwa kota meliputi: pusat kota, kawasan kegiatan ekonomi, kawasan hunian, dan pusat lainnya. Teori ini umumnya berlaku untuk kota-kota yang agak besar. Menurut teori ini kota terdiri atas: (Jayadinata, 1999:132) (1) Pusat kota atau CBD; (2) Kawasan niaga dan industri; (3) Kawasan murbawisma, tempat tinggal berkualitas rendah; (4) Kawasan madyawisma, tempat tinggal berkualitas menengah; (5) Kawasan adiwisma, tempat tinggal berkualitas tinggi; (6) Pusat industri berat; (7) Pusat niaga/perbelanjaan lain di pinggiran; (8) Upakota, untuk kawasan madyawisma dan adiwisma; (9) Upakota (suburb) untuk kawasan industri. 5. Setelah dilakukan observasi tentang pengertian kota secara morfological dan yuridis administratif. Jelaskan kesimpulan apa yang dapat ditemukan dari kota padang! Yuridis Kota Padang berkembang dari kota pendidikan dikarenakan sebahagian besar dari penduduknya sadar akan pendidikan baik yang terdaftar disekolah ,diperguruan tinggi atau akademi lainnya,dan banyaknya terdapat instansi pendidikan dikota Padang membuat kota Padang memiliki julukan kota yuridis dengn memiliki 3 Universitas negeri yang terkenal di Indonesia. Administratif Kota Padang merupakan suatu ibu kota dari Provinsi Sumatera Barat,dikarenakan Pad ang memiliki tempat yang cocok untuk tempat berdirinya pusat dari kegiatan disemua bidang. Semua urusan yang berada didalam Provinsi Sumatera Barat berpusat dikota Padang dan juga merupakan daerah tingkat dua wilayah Indonesia. 6. Jelaskan bagaimana kecenderungan masyarakat dalam memanfaatkan pusat-pusat pelayanan ekonomi yang ada (pola belanja)! Setiap pusat pelayanan ekonomi memiliki ambang batas minimum pasar (threshold) yaitu penduduk atau jumlah pembelian minimum yangmendukung adanya fungsi perdagangan. Jarak minimum pencapaian konsumen untukmau berbelanja (range).y y y y

Setiap pusat melayaniperbelanjaan barang-barang tertentuyang membentuk hirarki permukiman. Semakin besar pusat semakin sedikit jumlahnya Semakin besar pusat maka semakin jauh jarak antaranya Ketika penduduk di pusat dan di wilayah bertambah atau kesejahteraan meningkat maka jumlah pelayanan barang dan jasa dalam tingkatan lebih tinggi bertambah (hugher order services) dan jarak pencapaian pun (range) bertambah.

Contoh: Barang kebutuhan harian, pakaian sehari-hari

Pusat dan wilayah hinterlandnya dalam model ideal berupa bentuk heksagonal, dan setiap pusat dikitari oleh enam pusat lebih kecil yang terdapat pada sudut hexagonal. 7. Menurut Turner ada tiga klasifikasi masyarakat yang bertempat tinggal di kotay y

Jelaskan ketiga kelas masyarakat tersebut! Menurut teori perkembangan kota, pada zona mana saja lapisan masyarakat tersebut bertempat tinggal dan jelaskan kenapa demikian!

Menurut John Turner (1968) teori recidential mobility ada tiga stratum sosial masyarakat yang tinggal di kota berdasarkan lamanya tinggal di kota:y

Bridge headers (golongan yang baru datang di kota atau recent arrivals in the city). Berpenghasilan rendah terdiri dari pasangan keluarga mudaatau bujangan, belum punya rumah sendiri.

y y

Cosodilators, golongan yang sudah agak lama tinggal di kota Status seekers. Golongan yang sudah lama di kota atau yang mapan

Zona lapisan masyarakat tersebut adalah terletak pada zona daerah permukiman kelas rendah, zona permukiman kelas sedang, dan zona permukiman kelas tinggi. Dikarenakan masyarakat bertempat tinggal di daerah peralihan yang merupakan zona peralihan dari permukiman ke perdagangan. 8. Jelaskan pengertian urbanisasi dari tinjauan kota secara individual maupun kota secara integral!y

Urbanisasi dari tinjauan kota secara individual adalah

Gerak horizontal penduduk mengalirnya penduduk perdesaan kekota Gerak horizontal keruangan (urban sprawl atau urban extension atau pemekaran kota secara alami). Perubahan fungsi dan kualitas daerah perdesaan di sekitar pinggir kota dan berubah fungsinya menjadi darah perkotaan akibat penjelasan kota secara fisik (konsentris, lenier, pembentukan meloncat atau checkerboard).y

Pengertian urbanisasi dari tinjauan secara integral adalah

Dari existensi kota secara integraldalam suatu wilayah kota-kota. Tinjauan ini melibatkan kota-kota dalam suatu wilayah, ukuran urbanisasi adalah: Rasio antara penduduk yang tinggal didaerah perkotaan dengan jumlah keseluruhan penduduk yangtinggal di wilayahtertentu tempat kota tersebut berada di Negara X kotanya lebih banyak dan penduduk yang tinggal di perkotaan juga banyak, tetapi tinkat urbanisasinya lebih rendah.