seperti yang telah dijelaskan di atas
DESCRIPTION
hghghghTRANSCRIPT
Seperti yang telah dijelaskan di atas, verba bermakna “memotong” dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe seperti dari segi jenis entitas yang diberlakukan, cara memotong, hasil memotong, dan instrumen memotong. Seperti halnya Gande (2012) melakukan klasifikasi terhadap verba “memotong” dalam bahasa Manggarai dari segi jenis entitas yang diberlakukan. Klasifikasi yang dilakukan olehnya yakni verba “memotong” pada manusia, verba “memotong” hewan, verba “memotong pohon”, verba “memotong” rumput, verba “memotong” daun, verba “memotong buah” verba “memotong” tali, dan verba “memotong” kain.
Klasifikasi verba bermakna “memotong” dalam bahasa Bali tidak demikian sama dengan klasifikasi verba “memotong” dalam bahasa Manggarai yang dilakukan oleh Gande. Ketika akan dilakukan klasifikasi yang sama dalam artian klasifikasi dilakukan dari segi jenis entitas yang diberlakukan, sangatlah tidak memungkinkan karena banyak leksikon verba yang bermakna “memotong” dalam bahasa Bali dapat didistribusikan ke dalam beberapa jenis entitas yang berbeda. Seperti halnya verba ngetep ‘memotong’ dapat memberlakukan semua jenis entitas baik itu manusia, hewan, tumbuhan, daun, tali, dan kain.
Seperti yang telah dipaparkan di atas, klasifikasi dapat dilakukan dari segi jenis entitas yang diberlakukan, cara memotong, hasil memotong, dan instrumen memotong. klasifikasi verba bermakna “memotong” dalam bahasa Bali yang dianggap paling sesuai adalah dari segi hasil memotong. adapun klasifikasi tersebut yakni:
1. Verba “memotong” entitas menjadi dua bagian2. Verba “memotong” entitas menjadi banyak bagian3. Verba “memotong” bagian entitas
a. Verba “memotong” bagian entitas dan memisahkannyab. Verba “memotong” bagian entitas tanpa memisahkannyac. Verba “memotong” bagian entitas dengan hasil tidak pasti
1. Verba “memotong” entitas menjadi dua bagian
1.1 Realisasi Leksikal Verba “memotong” entitas menjadi dua bagian
Verba-verba seperti getep (ngetep), kandik (ngandik), plesit (mlesit), sibak (nyibak) tebih (nebih), tues (nues), tugel (nugel), dan uek (nguek), merupakan realisasi leksikal dari verba “Memotong” entitas menjadi dua bagian. Verba-verba ini hanya dapat memberlakukan manusia sebagai argumen aktor, dan dapat memberlakukan semua jenis entitas baik manusia, hewan, tumbuhan serta bagian-bagiannya sebagai argumen undergoer. Namun demikian, perlu untuk dijelaskan bahwa setiap entitas memiliki sifat-sifat yang berbeda. Sifat yang dimaksudkan di sini adalah ada entitas yang bersifat keras, dan sebaliknya ada entitas yang bersifat lunak. Perbedaan sifat dari masing-masing entitas inilah yang membatasi pendistribusian verba-verba tersebut.
Pembatasan pendistribusian verba-verba yang disebabkan oleh sifat entitas, secara alami menyebabkan perbedaan kehadiran instrumen memotong. entitas yang keras hanya dapat dipotong dengan instrumen yang besar saja (alat pemotong yang besar), sedangkan entitas yang bersifat lunak dapat dipotong dengan instrumen yang besar, kecil, dan bahkan tanpa instrumen sekalipun, dalam artian aktivitas memotong dapat dilakukan dengan tangan telanjang. (kebalik)
Secara alamiah, instrumen memotong yang tergolong besar seperti kandik, kapak, madik, blakas dll dapat dikhususkan untuk memotong entitas yang bersifat keras seperti halnya pohon, kayu dan bambu.
verba “Memotong” dengan berbagai realisasi leksikal di atas mengekspresikan dua makna asali yaitu MELAKUKAN dan TERJADI. Secara semantik dapat dilakukan pemetaan eksponen X melakukan sesuatu terhadap Y, oleh karena itu sesuatu terjadi kepada Y seperti yang diharapkan oleh X. Adapun pemetaan sukeksponen adalah: X melakukan sesuatu, sesuatu yang baik terjadi dan X melakukan sesuatu, sesuatu yang buruk terjadi.
1.2 Struktur Semantik dan Peran Semantik Verba “Memotong” Entitas Menjadi Dua Bagian
1) Getep, Ngetep
(1) Gus, getep jep tali rapiane kal anggon negul padi
Nama getep sebentar tali rapia itu akan digunakan untuk mengikat padi
Gus potong sebentar tali rapia itu akan digunakan untuk mengikat padi
Secara semantis verba getep dalam contoh yang tersaji di atas adalah verba yang mengikat dua argumen, yakni Gus sebagai argumen aktor dan tali rapia sebagai argumen undergoer. Verba getep berkolokasi dengan semua entitas karena merupakan hipernim dari VMBB.
Perlu untuk diperhatikan bahwa, bahasa Bali adalah bahasa aglutinatif. Di dalam pendistribusiannya, verba-verba dalam bahasa Bali seringkali mengalami proses afiksasi, reduplikasi, dan tidak jarang pula mengalami proses afiksasi sekaligus reduplikasi. Hal yang terpenting di sini adalah, proses afiksasi dapat berpengaruh besar terhadap pilihan valensi verba. Secara semantis, (ini tidak penting karena berbicara dari segi sintaksis)
Perhatikan juga kalimat berikut ini.
(2) Beli Kadek ngetep bok panakne
(3) Getepa baong korbane teken penjahate
(4) Batisne I Dogil magetep ulian sakit kencing manis
(5) Getep kibulne eda gorenga
(6) Pekak ngetep carang sotonge krana ngliwatin pekarangan anake.
(7) Regaji besi ane amah barak ento anggona ngetep besi teken tukange.
Memang pada kenyataannya, secara semantis verba getep, ngetep merupakan verba yang mengikat dua argumen. Namun, secara sintaksis tidak kelihatan demikian. Jika dilihat kalimat 2, 3, 6, dan 7 memang nampak dengan jelas mana yang merupakan argumen-argumen verba. Beli Kadek sebagai aktor dan bok panakne sebagai undergoer pada kalimat 2. Baong korbane sebagai aktor dan penjahate sebagai undergoer pada kalimat 3. Pekak sebagai aktor dan
carang sotonge sebagai undergoer pada kalimat 6. Kemudian besi dan tukange pada kalimat 7. Jelas nampak bahwa argumen akan muncul secara konkrit pada kalimat jika getep mengalami proses afiksasi dan berdiatesis aktif atau pasif.
Namun, apabila getep yang merupakan verba dasar bebas tetap pada wujudnya sebagai verba tanpa proses afiksasi, seperti pada kalimat 1, 4, dan 5, maka secara sintaksis aktor maupun undergoer bisa tidak muncul, akan tetapi secara semantis argumen mereka ada. Pada kalimat 1, aktor tidak diketahui karena getep tidak mengalami proses afiksasi. Demikian juga pada kalimat 4 dan 5, argumen aktor tidak muncul secara sintaksis. Analisis ditekankan bukan secara sintaksis, melainkan secara semantis. Tidak hadirnya salah satu argumen pada kalimat bukan berarti argumen tersebut tidak ada, melainkan hanya tidak nampak. Kenyataan demikian dapat dipahami secara semantis bahwa tidak ada sesuatu yang dipotong tanpa ada orang yang memotong sebagai aktor, dan juga sebaliknya tidak ada seorang aktor melakukan aktivitas memotong tanpa ada argumen sebagai undergoer. Pernyataan ini dapat berlaku terhadap semua realisasi leksikal VMBB yang telah ditemukan.
Verba ngetep bermakna “memotong” entitas apa saja yang tergolong benda bernyawa (animate) dan bernda tak bernyawa (inanimate). Verba ini dapat memerlukan instrumen apa saja tergantung entitas yang dipotong, seperti saang ‘kayu bakar’ digunakan instrumen kandik ‘kapak besar’ sehingga nantinya akan menjadi ngandik, ‘memotong dengan kandik’, untuk kertas dan kain digunakan instrumen berupa pisau dan atau gunting.
Verba ngetep memiliki pemetaan eksponen seorang X melakukan ngetep terhadap sesuatu Y dengan menggunakan sesuatu alat Z dengan hasil berupa entitas yang dibagi 2,Y menjadi potongan dibagi 2. Adapun pemetaan subeksponennya adalah X ngetep Y, sesuatu yang baik terjadi, atau X ngetep Y, sesuatu yang buruk terjadi, dan dapat diparafrase sebagai berikut:
Pada waktu itu, seseorang melakukan sesuatu pada YKarena ini, pada saat bersamaan terjadi sesuatu pada YX melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, tidak berulang-ulang, penuh kehati-hatian)X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau, kapak, gunting)Y menjadi 2 potongan yang terpisahX menginginkan iniX melakukan sesuatu seperti ini.
Kerangka Leksiko –Sintaksik
Seseorang X getep sesuatu Y dengan menggunakan sesuatu Z, karena itu sesuatu terjadi pada Y sesuai yang diinginkan X
Skenario MotivasiPrototipikal
Seseorang getep sesuatu seperti ini dengan sekali gerakan terarah, posisi berhadapan langsung dengan entitas karena seseorang menginginkan ini.Seseorang memikirkan seperti ini: “seseorang menginginkan ini menjadi dua bagian yang terpisah, bukan
menjadi banyak bagian yang terpisah. Karena ini, seseorang ingin melakukan sesuatu pada waktu
bersamaan, seseorang menginginkan sesuatu terjadi.
Instrumen Pada saat itu, seseorang menginginkan sesuatu seperti ini,Seseorang getep sesuatu dengan menggunakan sesuatu, Sesuatu bukan dari bagian tubuh seseorang, Sesuatu bagian dari pisau, kapak, gunting, dan sejenis benda tajam
lainnyaPada saat seseorang melakukan sesuatu seperti ini dengan menggunakan
sesuatu, Seseorang memegang bagian dari sesuatu
Cara penggunaanInstrumen
Pada saat seseorang ingin melakukan sesuatu seperti ini dengan menggunakan sesuatu, Bagian pisau, kapak, gunting dan sejenisnya langsung menyentuh dan
mengarah pada sesuatu Pada saat itu, satu tangan seseorang memegang sesuatu, dan satu
tangannya lagi memegang sesuatu yang lainPada saat itu, tangan seseorang bergerak sesuai dengan yang diinginkanKarena ini, pada waktu yang bersamaan, bagian pisau, kapak, gunting,
langsung menyentuh bagian sesuatuSesuatu terjadi sesuai yang diinginkan
Hasil yang diinginkan
Karena ini, sesuatu terjadi pada sesuatu sesuai apa yang diinginkanKarena ini, sesuatu berbeda dari sebelumnya
Alasan terjadinya Nanti saja ya!!!!!!!!!!!!!!
2) Kandik, NgandikTiang sedeng ngandik saang tunian,
Verba ngandik dalam kalimat di atas memiliki kemampuan untuk mengikat dua argumen. Adapun argumen ngandik adalah tiang ‘saya’ sebagai aktor, dan saang ‘kayu bakar’ sebagai undergoer. Verba ngandik berkolokasi dengan entitas yang bersifat keras khusunya saang ‘kayu bakar’. Apabila entitas ngandik tersebut merupakan benda yang keras namun bukan kayu bakar seperti batang maupun pangkal batang pohon kayu, maka ngandik tersebut dapat disubstitusikan dengan verba nortor, munggel, nektek dan berganti klasifikasi karena entitas yang dikandik ‘dipotong’ mengalami proses pemotongan bagiannya saja kemudian memisahkannya dengan bagian lainnya, serta menghasilkan entitas potongan dibagi dua dengan sisa-sisa potongan yang tidak diperlukan.
Aktivitas ngandik memerlukan instrumen khusus yakni kandik ‘sejenis kapak bertangkai panjang’. Hasil yang diinginkan adalah berupa potongan dibagi dua. Dalam aktivitas ini, gerakan dilakukan secara berulang-ulang terhadap satu jumlah entitas hingga menghasilkan potongan dibagi dua terlebih dahulu, kemudian apabila diperlukan lagi, potongan tersebut dibagi dua lagi dan dapat digambarkan sebagai 2: 2: 2: 2 dan seterusnya sampai hasil potongan menjadi cukup kecil.
3) Plesit, Mlesit
Kalimat:
Valensi:
Entitas / kolokasi:
Alat, cara, hasil
4) Sibak, Nyibak
Kalimat:
Entitas / kolokasi:
Alat, cara, hasil:
5) Tebih, Nebih
Kalimat:
Entitas / kolokasi:
Alat, cara, hasil
6) Tues, Nues
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil
7) Tugel, Nugel
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara hasil
8) Uek, Nguek
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
Peran Semantis Verba “Memotong” Argumen Menjadi Dua Bagian
1) Getep, Ngetep, Kagetep2) Kandik, Ngandik, kandika3) Plesit, mlesit, kaplesit4) Sibak, Nyibak, Kasibak5) Tebih, Nebih, Katebih6) Tugel, Nugel, Katugel7) Uek, Nguek, Ueka
2. Verba “memotong” entitas menjadi banyak bagian
2.1 Realisasi Leksikal Verba “Memotong” entitas menjadi banyak bagian
Pengantar xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
1) Aeb, Ngaeb
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
2) Cahcah, Nyahcah
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
3) Cekah, Nyekah
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
4) Kaet, Ngaet
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
5) Kikih, Ngikih
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
6) Recah, Ngrecah
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
7) Setset, Nyetset
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
8) Sirsir, Nyirsir
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
9) Sitsit, Nyitsit
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
10) Tektek, Nektek
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
11) Ueb, Ngueb
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
Peran Semantis:
1. Aeb, Ngaeb2. Cahcah, Nyahcah3. Cekah, Nyekah4. Kaet, Ngaet5. Kikih, Ngikih6. Recah, Ngrecah7. Setset, Nyetset8. Sirsir, Nyirsir9. Sitsit, Nyitsit10. Tektek, Nektek11. Ueb, Ngueb
3. Verba “memotong” bagian entitas
3 a. Verba “memotong” bagian entitas dan memisahkannya
Realisasi Leksikal
Realisasi leksikal dari verba “Memotong” bagian entitas dan memisahkannya adalah abas (ngabas), angget (ngangget), anyi (nganyi), arit (ngarit), cukur (nyukur), deres (neres), ebah (ngebah), empok (ngempok), ngelasin, kepik (ngepik), kepuk (ngepuk), kerot (ngerot), kulis (ngulis), kuris (nguris), lekles (nglekles), paet (maet), peles (meles), pelut (melut), petik (metik), pikpik (mikpik), ponggol (monggol), pongpong (mongpong), pukang (mukang), pukpuk (mukpuk), punggel (munggel), sepeg (nyepeg), tabas (nabas), temos (nemos) tortor (nortor).
Struktur Semantik Verba “Memotong” Bagian Entitas dan Memisahkannya
1) Abas, Ngabas
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
2) Angget, Ngangget
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
3) Anyi, Nganyi
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
4) Arit, Ngarit
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
5) Cukur, Nyukur
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
6) Culen, Nyulen
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
7) Deres, Neres
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
8) Ebah, Ngebah
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
9) Empok, Ngempok
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
10) Kelas, ngelasin
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
11) Kepik, Ngepik
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
12) Kepuk, Ngepuk
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
13) Kerot, Ngerot
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
14) Kulis, Ngulis
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
15) Kuris, Nguris
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
16) Lekles, Nglekles
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
17) Paet, Maet
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
18) Peles, Meles
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
19) Pelut, Melut
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
20) Petik, Metik
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
21) Pikpik, Mikpik
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
22) Ponggol, Monggol
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
23) Pongpong, Mongpong
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
24) Pukang, Mukang
Kalimat;
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
25) Pukpuk, Mukpuk
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
26) Punggel, Munggel
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
27) Sepeg, Nyepeg
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
28) Tabas, Nabas
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
29) Temos, Nemos
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
30) Tortor, Nortor
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
Peran Semantik Verba “Memotong” Bagian Entitas dan Memisahkannya
1) Abas, Ngabas2) Angget, Ngangget3) Anyi, Nganyi4) Arit, Ngarit5) Cukur, Nyukur6) Culen, nyulen7) Deres, Neres8) Ebah, Ngebah9) Empok, Ngempok10) Kelas, ngelasin11) Kepik, Ngepik12) Kepuk, Ngepuk13) Kerot, Ngerot14) Kulis, Ngulis15) Kuris, Nguris16) Lekles, Nglekles17) Paet, Maet18) Peles, Meles19) Pelut, Melut20) Petik, Metik21) Pikpik, Mikpik22) Ponggol, Monggol23) Pongpong, Mongpong24) Pukang, Mukang25) Pukpuk, Mukpuk26) Punggel, Munggel27) Sepeg, Nyepeg28) Tabas, Nabas
29) Temos, Nemos30) Tortor, Nortor
3 b. Verba “memotong” bagian entitas tanpa memisahkannya
Realisasi Leksikal Verba “Memotong” Bagian Entitas Tanpa Memisahkannya:
Struktur Semantik Verba “Memotong” Bagian Entitas Tanpa Memisahkannya:
1) Burak, Murak
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
2) Gorok, Ngorok
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
3) Potong, Motong
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
4) Sambleh, Nyambleh
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
5) Tingkag, Ningkag
Kalimat:
Valensi;
Entitas:
Alat, cara, hasil:
6) Tudeg, Nudeg
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
Peran semantik Verba “Memotong” Bagian Entitas Tanpa Memisahkannya:
1) Burak, murak2) Gorok, ngorok3) Potong, motong4) Sambleh, nyambleh5) Tingkag, ningkag6) Tudeg, nudeg
3 c. Verba “memotong” bagian entitas dengan hasil tidak pasti
Realisasi Leksikal Verba “Memotong” Bagian Entitas dengan Hasil Tidak Pasti
Struktur Leksikal Verba “Memotong” Bagian Entitas dengan Hasil Tidak pasti
1) Ambes, Ngambes
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, Cara, Hasil:
Eksplikasi / Parafrase:
Fitur Semantik:
2) Ambis, Ngambis
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
Eksplikasi / Parafrase:
Fitur Semantik:
3) Godot, Ngodot
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
Eksplikasi / Parafrase:
Fitur Semantik:
4) Gompes, Ngompes
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
Eksplikasi /Parafrase:
Fitur Semantik:
5) Gunting, Ngunting
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
Eksplikasi / Parafrase:
Fitur Semantik:
6) Kikir, Ngikir
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
Eksplikasi / Parafrase:
Fitur Semantik:
7) Pancung, Mancung
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
Eksplikasi / Parafrase:
Fitur Semantik:
8) Regaji, Ngregaji
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
Eksplikasi / Parafrase:
Fitur Semantik:
9) Sempal, Nyempal
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
Eksplikasi / Parafrase:
Fitur Semantik: Tomes, Nomes
Kalimat:
Valensi:
Entitas:
Alat, cara, hasil:
Eksplikasi / Parafrase:
Fitur Semantik:
Peran Semantik Verba “Memotong” Bagian Entitas dengan Hasil Tidak pasti
1) Ambes, Ngambes2) Ambis, Ngambis3) Godot, Ngodot4) Gompes, Ngompes5) Gunting, Ngunting6) Kikir, Ngikir7) Pancung, Mancung8) Regaji, Ngregaji9) Sempal, Nyempal10) Tomes, Nomes