seperti yang telah dijelaskan di atas

25
Seperti yang telah dijelaskan di atas, verba bermakna “memotong” dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe seperti dari segi jenis entitas yang diberlakukan, cara memotong, hasil memotong, dan instrumen memotong. Seperti halnya Gande (2012) melakukan klasifikasi terhadap verba “memotong” dalam bahasa Manggarai dari segi jenis entitas yang diberlakukan. Klasifikasi yang dilakukan olehnya yakni verba “memotong” pada manusia, verba “memotong” hewan, verba “memotong pohon”, verba “memotong” rumput, verba “memotong” daun, verba “memotong buah” verba “memotong” tali, dan verba “memotong” kain. Klasifikasi verba bermakna “memotong” dalam bahasa Bali tidak demikian sama dengan klasifikasi verba “memotong” dalam bahasa Manggarai yang dilakukan oleh Gande. Ketika akan dilakukan klasifikasi yang sama dalam artian klasifikasi dilakukan dari segi jenis entitas yang diberlakukan, sangatlah tidak memungkinkan karena banyak leksikon verba yang bermakna “memotong” dalam bahasa Bali dapat didistribusikan ke dalam beberapa jenis entitas yang berbeda. Seperti halnya verba ngetep ‘memotong’ dapat memberlakukan semua jenis entitas baik itu manusia, hewan, tumbuhan, daun, tali, dan kain. Seperti yang telah dipaparkan di atas, klasifikasi dapat dilakukan dari segi jenis entitas yang diberlakukan, cara memotong, hasil memotong, dan instrumen memotong. klasifikasi verba bermakna “memotong” dalam bahasa Bali yang dianggap paling sesuai adalah dari segi hasil memotong. adapun klasifikasi tersebut yakni: 1. Verba “memotong” entitas menjadi dua bagian 2. Verba “memotong” entitas menjadi banyak bagian 3. Verba “memotong” bagian entitas a. Verba “memotong” bagian entitas dan memisahkannya b. Verba “memotong” bagian entitas tanpa memisahkannya c. Verba “memotong” bagian entitas dengan hasil tidak pasti 1. Verba “memotong” entitas menjadi dua bagian 1.1 Realisasi Leksikal Verba “memotong” entitas menjadi dua bagian

Upload: darma-jaya

Post on 22-Oct-2015

30 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

hghghgh

TRANSCRIPT

Seperti yang telah dijelaskan di atas, verba bermakna “memotong” dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe seperti dari segi jenis entitas yang diberlakukan, cara memotong, hasil memotong, dan instrumen memotong. Seperti halnya Gande (2012) melakukan klasifikasi terhadap verba “memotong” dalam bahasa Manggarai dari segi jenis entitas yang diberlakukan. Klasifikasi yang dilakukan olehnya yakni verba “memotong” pada manusia, verba “memotong” hewan, verba “memotong pohon”, verba “memotong” rumput, verba “memotong” daun, verba “memotong buah” verba “memotong” tali, dan verba “memotong” kain.

Klasifikasi verba bermakna “memotong” dalam bahasa Bali tidak demikian sama dengan klasifikasi verba “memotong” dalam bahasa Manggarai yang dilakukan oleh Gande. Ketika akan dilakukan klasifikasi yang sama dalam artian klasifikasi dilakukan dari segi jenis entitas yang diberlakukan, sangatlah tidak memungkinkan karena banyak leksikon verba yang bermakna “memotong” dalam bahasa Bali dapat didistribusikan ke dalam beberapa jenis entitas yang berbeda. Seperti halnya verba ngetep ‘memotong’ dapat memberlakukan semua jenis entitas baik itu manusia, hewan, tumbuhan, daun, tali, dan kain.

Seperti yang telah dipaparkan di atas, klasifikasi dapat dilakukan dari segi jenis entitas yang diberlakukan, cara memotong, hasil memotong, dan instrumen memotong. klasifikasi verba bermakna “memotong” dalam bahasa Bali yang dianggap paling sesuai adalah dari segi hasil memotong. adapun klasifikasi tersebut yakni:

1. Verba “memotong” entitas menjadi dua bagian2. Verba “memotong” entitas menjadi banyak bagian3. Verba “memotong” bagian entitas

a. Verba “memotong” bagian entitas dan memisahkannyab. Verba “memotong” bagian entitas tanpa memisahkannyac. Verba “memotong” bagian entitas dengan hasil tidak pasti

1. Verba “memotong” entitas menjadi dua bagian

1.1 Realisasi Leksikal Verba “memotong” entitas menjadi dua bagian

Verba-verba seperti getep (ngetep), kandik (ngandik), plesit (mlesit), sibak (nyibak) tebih (nebih), tues (nues), tugel (nugel), dan uek (nguek), merupakan realisasi leksikal dari verba “Memotong” entitas menjadi dua bagian. Verba-verba ini hanya dapat memberlakukan manusia sebagai argumen aktor, dan dapat memberlakukan semua jenis entitas baik manusia, hewan, tumbuhan serta bagian-bagiannya sebagai argumen undergoer. Namun demikian, perlu untuk dijelaskan bahwa setiap entitas memiliki sifat-sifat yang berbeda. Sifat yang dimaksudkan di sini adalah ada entitas yang bersifat keras, dan sebaliknya ada entitas yang bersifat lunak. Perbedaan sifat dari masing-masing entitas inilah yang membatasi pendistribusian verba-verba tersebut.

Pembatasan pendistribusian verba-verba yang disebabkan oleh sifat entitas, secara alami menyebabkan perbedaan kehadiran instrumen memotong. entitas yang keras hanya dapat dipotong dengan instrumen yang besar saja (alat pemotong yang besar), sedangkan entitas yang bersifat lunak dapat dipotong dengan instrumen yang besar, kecil, dan bahkan tanpa instrumen sekalipun, dalam artian aktivitas memotong dapat dilakukan dengan tangan telanjang. (kebalik)

Secara alamiah, instrumen memotong yang tergolong besar seperti kandik, kapak, madik, blakas dll dapat dikhususkan untuk memotong entitas yang bersifat keras seperti halnya pohon, kayu dan bambu.

verba “Memotong” dengan berbagai realisasi leksikal di atas mengekspresikan dua makna asali yaitu MELAKUKAN dan TERJADI. Secara semantik dapat dilakukan pemetaan eksponen X melakukan sesuatu terhadap Y, oleh karena itu sesuatu terjadi kepada Y seperti yang diharapkan oleh X. Adapun pemetaan sukeksponen adalah: X melakukan sesuatu, sesuatu yang baik terjadi dan X melakukan sesuatu, sesuatu yang buruk terjadi.

1.2 Struktur Semantik dan Peran Semantik Verba “Memotong” Entitas Menjadi Dua Bagian

1) Getep, Ngetep

(1) Gus, getep jep tali rapiane kal anggon negul padi

Nama getep sebentar tali rapia itu akan digunakan untuk mengikat padi

Gus potong sebentar tali rapia itu akan digunakan untuk mengikat padi

Secara semantis verba getep dalam contoh yang tersaji di atas adalah verba yang mengikat dua argumen, yakni Gus sebagai argumen aktor dan tali rapia sebagai argumen undergoer. Verba getep berkolokasi dengan semua entitas karena merupakan hipernim dari VMBB.

Perlu untuk diperhatikan bahwa, bahasa Bali adalah bahasa aglutinatif. Di dalam pendistribusiannya, verba-verba dalam bahasa Bali seringkali mengalami proses afiksasi, reduplikasi, dan tidak jarang pula mengalami proses afiksasi sekaligus reduplikasi. Hal yang terpenting di sini adalah, proses afiksasi dapat berpengaruh besar terhadap pilihan valensi verba. Secara semantis, (ini tidak penting karena berbicara dari segi sintaksis)

Perhatikan juga kalimat berikut ini.

(2) Beli Kadek ngetep bok panakne

(3) Getepa baong korbane teken penjahate

(4) Batisne I Dogil magetep ulian sakit kencing manis

(5) Getep kibulne eda gorenga

(6) Pekak ngetep carang sotonge krana ngliwatin pekarangan anake.

(7) Regaji besi ane amah barak ento anggona ngetep besi teken tukange.

Memang pada kenyataannya, secara semantis verba getep, ngetep merupakan verba yang mengikat dua argumen. Namun, secara sintaksis tidak kelihatan demikian. Jika dilihat kalimat 2, 3, 6, dan 7 memang nampak dengan jelas mana yang merupakan argumen-argumen verba. Beli Kadek sebagai aktor dan bok panakne sebagai undergoer pada kalimat 2. Baong korbane sebagai aktor dan penjahate sebagai undergoer pada kalimat 3. Pekak sebagai aktor dan

carang sotonge sebagai undergoer pada kalimat 6. Kemudian besi dan tukange pada kalimat 7. Jelas nampak bahwa argumen akan muncul secara konkrit pada kalimat jika getep mengalami proses afiksasi dan berdiatesis aktif atau pasif.

Namun, apabila getep yang merupakan verba dasar bebas tetap pada wujudnya sebagai verba tanpa proses afiksasi, seperti pada kalimat 1, 4, dan 5, maka secara sintaksis aktor maupun undergoer bisa tidak muncul, akan tetapi secara semantis argumen mereka ada. Pada kalimat 1, aktor tidak diketahui karena getep tidak mengalami proses afiksasi. Demikian juga pada kalimat 4 dan 5, argumen aktor tidak muncul secara sintaksis. Analisis ditekankan bukan secara sintaksis, melainkan secara semantis. Tidak hadirnya salah satu argumen pada kalimat bukan berarti argumen tersebut tidak ada, melainkan hanya tidak nampak. Kenyataan demikian dapat dipahami secara semantis bahwa tidak ada sesuatu yang dipotong tanpa ada orang yang memotong sebagai aktor, dan juga sebaliknya tidak ada seorang aktor melakukan aktivitas memotong tanpa ada argumen sebagai undergoer. Pernyataan ini dapat berlaku terhadap semua realisasi leksikal VMBB yang telah ditemukan.

Verba ngetep bermakna “memotong” entitas apa saja yang tergolong benda bernyawa (animate) dan bernda tak bernyawa (inanimate). Verba ini dapat memerlukan instrumen apa saja tergantung entitas yang dipotong, seperti saang ‘kayu bakar’ digunakan instrumen kandik ‘kapak besar’ sehingga nantinya akan menjadi ngandik, ‘memotong dengan kandik’, untuk kertas dan kain digunakan instrumen berupa pisau dan atau gunting.

Verba ngetep memiliki pemetaan eksponen seorang X melakukan ngetep terhadap sesuatu Y dengan menggunakan sesuatu alat Z dengan hasil berupa entitas yang dibagi 2,Y menjadi potongan dibagi 2. Adapun pemetaan subeksponennya adalah X ngetep Y, sesuatu yang baik terjadi, atau X ngetep Y, sesuatu yang buruk terjadi, dan dapat diparafrase sebagai berikut:

Pada waktu itu, seseorang melakukan sesuatu pada YKarena ini, pada saat bersamaan terjadi sesuatu pada YX melakukan sesuatu dengan cara tertentu (terarah, tidak berulang-ulang, penuh kehati-hatian)X melakukan sesuatu dengan alat tertentu (pisau, kapak, gunting)Y menjadi 2 potongan yang terpisahX menginginkan iniX melakukan sesuatu seperti ini.

Kerangka Leksiko –Sintaksik

Seseorang X getep sesuatu Y dengan menggunakan sesuatu Z, karena itu sesuatu terjadi pada Y sesuai yang diinginkan X

Skenario MotivasiPrototipikal

Seseorang getep sesuatu seperti ini dengan sekali gerakan terarah, posisi berhadapan langsung dengan entitas karena seseorang menginginkan ini.Seseorang memikirkan seperti ini: “seseorang menginginkan ini menjadi dua bagian yang terpisah, bukan

menjadi banyak bagian yang terpisah. Karena ini, seseorang ingin melakukan sesuatu pada waktu

bersamaan, seseorang menginginkan sesuatu terjadi.

Instrumen Pada saat itu, seseorang menginginkan sesuatu seperti ini,Seseorang getep sesuatu dengan menggunakan sesuatu, Sesuatu bukan dari bagian tubuh seseorang, Sesuatu bagian dari pisau, kapak, gunting, dan sejenis benda tajam

lainnyaPada saat seseorang melakukan sesuatu seperti ini dengan menggunakan

sesuatu, Seseorang memegang bagian dari sesuatu

Cara penggunaanInstrumen

Pada saat seseorang ingin melakukan sesuatu seperti ini dengan menggunakan sesuatu, Bagian pisau, kapak, gunting dan sejenisnya langsung menyentuh dan

mengarah pada sesuatu Pada saat itu, satu tangan seseorang memegang sesuatu, dan satu

tangannya lagi memegang sesuatu yang lainPada saat itu, tangan seseorang bergerak sesuai dengan yang diinginkanKarena ini, pada waktu yang bersamaan, bagian pisau, kapak, gunting,

langsung menyentuh bagian sesuatuSesuatu terjadi sesuai yang diinginkan

Hasil yang diinginkan

Karena ini, sesuatu terjadi pada sesuatu sesuai apa yang diinginkanKarena ini, sesuatu berbeda dari sebelumnya

Alasan terjadinya Nanti saja ya!!!!!!!!!!!!!!

2) Kandik, NgandikTiang sedeng ngandik saang tunian,

Verba ngandik dalam kalimat di atas memiliki kemampuan untuk mengikat dua argumen. Adapun argumen ngandik adalah tiang ‘saya’ sebagai aktor, dan saang ‘kayu bakar’ sebagai undergoer. Verba ngandik berkolokasi dengan entitas yang bersifat keras khusunya saang ‘kayu bakar’. Apabila entitas ngandik tersebut merupakan benda yang keras namun bukan kayu bakar seperti batang maupun pangkal batang pohon kayu, maka ngandik tersebut dapat disubstitusikan dengan verba nortor, munggel, nektek dan berganti klasifikasi karena entitas yang dikandik ‘dipotong’ mengalami proses pemotongan bagiannya saja kemudian memisahkannya dengan bagian lainnya, serta menghasilkan entitas potongan dibagi dua dengan sisa-sisa potongan yang tidak diperlukan.

Aktivitas ngandik memerlukan instrumen khusus yakni kandik ‘sejenis kapak bertangkai panjang’. Hasil yang diinginkan adalah berupa potongan dibagi dua. Dalam aktivitas ini, gerakan dilakukan secara berulang-ulang terhadap satu jumlah entitas hingga menghasilkan potongan dibagi dua terlebih dahulu, kemudian apabila diperlukan lagi, potongan tersebut dibagi dua lagi dan dapat digambarkan sebagai 2: 2: 2: 2 dan seterusnya sampai hasil potongan menjadi cukup kecil.

3) Plesit, Mlesit

Kalimat:

Valensi:

Entitas / kolokasi:

Alat, cara, hasil

4) Sibak, Nyibak

Kalimat:

Entitas / kolokasi:

Alat, cara, hasil:

5) Tebih, Nebih

Kalimat:

Entitas / kolokasi:

Alat, cara, hasil

6) Tues, Nues

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil

7) Tugel, Nugel

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara hasil

8) Uek, Nguek

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

Peran Semantis Verba “Memotong” Argumen Menjadi Dua Bagian

1) Getep, Ngetep, Kagetep2) Kandik, Ngandik, kandika3) Plesit, mlesit, kaplesit4) Sibak, Nyibak, Kasibak5) Tebih, Nebih, Katebih6) Tugel, Nugel, Katugel7) Uek, Nguek, Ueka

2. Verba “memotong” entitas menjadi banyak bagian

2.1 Realisasi Leksikal Verba “Memotong” entitas menjadi banyak bagian

Pengantar xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

1) Aeb, Ngaeb

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

2) Cahcah, Nyahcah

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

3) Cekah, Nyekah

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

4) Kaet, Ngaet

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

5) Kikih, Ngikih

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

6) Recah, Ngrecah

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

7) Setset, Nyetset

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

8) Sirsir, Nyirsir

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

9) Sitsit, Nyitsit

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

10) Tektek, Nektek

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

11) Ueb, Ngueb

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

Peran Semantis:

1. Aeb, Ngaeb2. Cahcah, Nyahcah3. Cekah, Nyekah4. Kaet, Ngaet5. Kikih, Ngikih6. Recah, Ngrecah7. Setset, Nyetset8. Sirsir, Nyirsir9. Sitsit, Nyitsit10. Tektek, Nektek11. Ueb, Ngueb

3. Verba “memotong” bagian entitas

3 a. Verba “memotong” bagian entitas dan memisahkannya

Realisasi Leksikal

Realisasi leksikal dari verba “Memotong” bagian entitas dan memisahkannya adalah abas (ngabas), angget (ngangget), anyi (nganyi), arit (ngarit), cukur (nyukur), deres (neres), ebah (ngebah), empok (ngempok), ngelasin, kepik (ngepik), kepuk (ngepuk), kerot (ngerot), kulis (ngulis), kuris (nguris), lekles (nglekles), paet (maet), peles (meles), pelut (melut), petik (metik), pikpik (mikpik), ponggol (monggol), pongpong (mongpong), pukang (mukang), pukpuk (mukpuk), punggel (munggel), sepeg (nyepeg), tabas (nabas), temos (nemos) tortor (nortor).

Struktur Semantik Verba “Memotong” Bagian Entitas dan Memisahkannya

1) Abas, Ngabas

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

2) Angget, Ngangget

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

3) Anyi, Nganyi

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

4) Arit, Ngarit

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

5) Cukur, Nyukur

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

6) Culen, Nyulen

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

7) Deres, Neres

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

8) Ebah, Ngebah

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

9) Empok, Ngempok

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

10) Kelas, ngelasin

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

11) Kepik, Ngepik

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

12) Kepuk, Ngepuk

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

13) Kerot, Ngerot

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

14) Kulis, Ngulis

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

15) Kuris, Nguris

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

16) Lekles, Nglekles

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

17) Paet, Maet

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

18) Peles, Meles

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

19) Pelut, Melut

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

20) Petik, Metik

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

21) Pikpik, Mikpik

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

22) Ponggol, Monggol

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

23) Pongpong, Mongpong

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

24) Pukang, Mukang

Kalimat;

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

25) Pukpuk, Mukpuk

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

26) Punggel, Munggel

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

27) Sepeg, Nyepeg

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

28) Tabas, Nabas

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

29) Temos, Nemos

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

30) Tortor, Nortor

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

Peran Semantik Verba “Memotong” Bagian Entitas dan Memisahkannya

1) Abas, Ngabas2) Angget, Ngangget3) Anyi, Nganyi4) Arit, Ngarit5) Cukur, Nyukur6) Culen, nyulen7) Deres, Neres8) Ebah, Ngebah9) Empok, Ngempok10) Kelas, ngelasin11) Kepik, Ngepik12) Kepuk, Ngepuk13) Kerot, Ngerot14) Kulis, Ngulis15) Kuris, Nguris16) Lekles, Nglekles17) Paet, Maet18) Peles, Meles19) Pelut, Melut20) Petik, Metik21) Pikpik, Mikpik22) Ponggol, Monggol23) Pongpong, Mongpong24) Pukang, Mukang25) Pukpuk, Mukpuk26) Punggel, Munggel27) Sepeg, Nyepeg28) Tabas, Nabas

29) Temos, Nemos30) Tortor, Nortor

3 b. Verba “memotong” bagian entitas tanpa memisahkannya

Realisasi Leksikal Verba “Memotong” Bagian Entitas Tanpa Memisahkannya:

Struktur Semantik Verba “Memotong” Bagian Entitas Tanpa Memisahkannya:

1) Burak, Murak

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

2) Gorok, Ngorok

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

3) Potong, Motong

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

4) Sambleh, Nyambleh

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

5) Tingkag, Ningkag

Kalimat:

Valensi;

Entitas:

Alat, cara, hasil:

6) Tudeg, Nudeg

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

Peran semantik Verba “Memotong” Bagian Entitas Tanpa Memisahkannya:

1) Burak, murak2) Gorok, ngorok3) Potong, motong4) Sambleh, nyambleh5) Tingkag, ningkag6) Tudeg, nudeg

3 c. Verba “memotong” bagian entitas dengan hasil tidak pasti

Realisasi Leksikal Verba “Memotong” Bagian Entitas dengan Hasil Tidak Pasti

Struktur Leksikal Verba “Memotong” Bagian Entitas dengan Hasil Tidak pasti

1) Ambes, Ngambes

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, Cara, Hasil:

Eksplikasi / Parafrase:

Fitur Semantik:

2) Ambis, Ngambis

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

Eksplikasi / Parafrase:

Fitur Semantik:

3) Godot, Ngodot

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

Eksplikasi / Parafrase:

Fitur Semantik:

4) Gompes, Ngompes

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

Eksplikasi /Parafrase:

Fitur Semantik:

5) Gunting, Ngunting

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

Eksplikasi / Parafrase:

Fitur Semantik:

6) Kikir, Ngikir

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

Eksplikasi / Parafrase:

Fitur Semantik:

7) Pancung, Mancung

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

Eksplikasi / Parafrase:

Fitur Semantik:

8) Regaji, Ngregaji

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

Eksplikasi / Parafrase:

Fitur Semantik:

9) Sempal, Nyempal

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

Eksplikasi / Parafrase:

Fitur Semantik: Tomes, Nomes

Kalimat:

Valensi:

Entitas:

Alat, cara, hasil:

Eksplikasi / Parafrase:

Fitur Semantik:

Peran Semantik Verba “Memotong” Bagian Entitas dengan Hasil Tidak pasti

1) Ambes, Ngambes2) Ambis, Ngambis3) Godot, Ngodot4) Gompes, Ngompes5) Gunting, Ngunting6) Kikir, Ngikir7) Pancung, Mancung8) Regaji, Ngregaji9) Sempal, Nyempal10) Tomes, Nomes