173' psi 1° -...

181
173' psi KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENDERITA HIV/AIDS DALAM MENGGUNAKAN OBAT ARV Oleh: BACHTIAR SUGIARTO 9919016098 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2004

Upload: trinhbao

Post on 21-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

173' psi 1°

KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENDERITA HIV/AIDS DALAM MENGGUNAKAN OBAT

ARV

Oleh:

BACHTIAR SUGIARTO 9919016098

FAKUL TAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2004

Page 2: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENDERITA HIV/AIDS DALAM

MENGGUNAKAN OBAT ARV

Skripsi

Diqiukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenu!ti

Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Pembimbing I

Oleh

BACHTIAR SUGIARTO

Nll'.1: 9919016098

Di Bawah Bimbingan

~fa77_~~u2

Pembimbing II

~ Ors. Sofiandy Zakaria, M.Psi.T Dra. Fivi Nurwianti, M.Si

Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatl!Hah

Jakarta

1425 H/ 2004 M

Page 3: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

Pengesahan Panitia Ujian

Skripsi yang berjudul KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENDERITA HIV/AIDS DALAM MENGGUNAKAN OBAT ARV telah diujikan

dalam Sidang Munaqayah Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pada tanggal 9 September 2004. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas

Psikologi.

Jakarta, 9 September 2004

Sidang Munaqasyah

Ketua mer 9gkap anggota

Ora. e artati M. Si ah M. Psi NIP.~ 0215938 38773

Anggota

Penguji I Penguji II

Dra\:~.s; Ors. Sofiandy Zakaria, M. Psi.T NIP. 150215283

Pembimbing I Pembimbing II

~~ Ors. Sofiandy Zakaria, M. Psi.T urwianti, M. Si

Page 4: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas rahmat Allah SWT, yang telah memberikan

kesabaran, kekuatan, keyakinan, kesehatan dan rasa optimisme sehingga

penulis dapat meyelesaikan skripsi ini, meski prosesnya tak semudah dari

apa yang diperkirakan sebelumnya.

Shalawat dan salam kepada Baginda Rasulullah SAW, keluarga dan para

sahabatnya yang telah memberi warna dan cahaya dalam Islam sebagai

agama yang di Ridhoi-Nya.

Penyusunan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan mencapai

gelar Sarjana Psikologi, selama penyusunan hingga selesainya skripsi ini

tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.

Peneliti selaku penulis merasa tidaklah mudah untuk menyajikan sebuah

skripsi sebab sebagaimana yang penulis alami pada saat ini, penyusunan ini

banyak menemui kendala-kendala yang penulis hadapi.

Terlepas dari semua itu, penulis sadar bahwa tiada gading yang tak retak,

masih banyak kekurangan-kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karna itu

penulis mengharapkan sekali khususnya kepada pembimbing memberikan

Page 5: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

saran-saran dan kritik yang dapat menunjang atas kelancarari tugas sebagai

penulis skripsi ini dan ucapan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Psikologi, lbu. Ora. Hj. Netty Hartati, M. Si beserta Staf

Dekanat dan Staf Tata Usaha Fakultas Psikologi yang telah membantu

penulis dalam proses akademik.

2. Dasen Pembimbing I. Bapak Ors. Sofiandy Zakaria, M.Psi.T, dan dosen

pembimbing II lbu Ora. Fivi Nurwianti , M. Si atas arahan, saran dan

bimbingannya yang tutus kepada penulis selama proses pembuatan

skripsi berlangsung.

3. Pihak YPI yang telah membantu proses perizinan dan mba juju, serta

I rekan -rekan yang bersedia untuk diwawancarai.

4. Ayahanda dan Bunda tercinta atas doa dan dukungannya kepada penulis

secara moril maupun materil. Semoga Allah mencintai kita semua dan

segenap pengorbanan selama ini menjadi amal shaleh kelak.

5. Kakakku Mas Pray yang sangat baik disaat kesulitan dan adik

perempuanku Prima Setiana Dewi . Be the best for your life.

6. Teman - teman angkatan 99 semoga tali ukhuwah diantara kita tetap

terjaga.

7. Iqbal, lpul, Nabil, Ila, Novi, Bowo, Ari, dan temen - temen kelas lainnya.

Terima kasih atas semua inspirasi dan kebersamaan selama ini.

Page 6: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

8. Adik - adik, semoga apa yang kita harapkan pada "dunia psikologi" ini

dapat tercapai. Terima kasih atas bantuannya selama ini kepada Dwi,

saat pelajaran statistik dan PSP dan juga saat hunting subjek penelitian.

Serta berbagai pihak yang telah membantu proses penelitian hingga dapat

menjadi sebuah karya tulis; dan dapat bermanfaat bagi mahasiswa

khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Jakarta, 30 Agustus 2004

Penulis

Page 7: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

DAFTAR ISi

Kata Pengantar

Daftar lsi

Daftar Tabel

Daftar Grafik

BAB I

BAB II I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Pembatasan Masalah

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

D. Sistematika Penulisan

TINJAUAN TEORI

A. Konflik

1. Pengertian Konflik

2. Tipe-tipe Konflik

B. Pengambilan Keputusan

1. Pengertian Pengambilan Keputusan

2. Strategi Pengambilan Keputusan

3. Tahap - tahap Pengambilan Keputusan

C. HIV/AIDS

1. Pengertian HIV/AIDS

Halaman

iii

iv

v

1

16

17

18

20

20

22

32

32

3<!

36

39

39

Page 8: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

BAB Ill

BABIV

2. Fase-fase perjalanan virus sampai dengan

tahap AIDS

3. Pendemi AIDS

4. Orang Dengan HIV/AIDS

5. VCT (Voluntary Counseling and Testing) dan

Tes HIV/AIDS

D. Obat HIV/AIDS (ARV:Anti Retroviral)

E. Konflik dan Pengambilan Keputusan Penderita

HIV/AIDS untuk mulai menggunakan Obat ARV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

B. Teknik Pengumpulan Data

C. lnstrumen Pengumpulan Data

D. Analisis Data

E. Tahapan Penelitian

HASIL PENELITIAN

A.

B.

Gambaran Umum subjek

Penyajian dan Analisis Data

1. Kasus Fraz

2. Kasus Adi

3. Kasus Yos

C. Perbandingan antar kasus

1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

44

46

48

51

55

67

70

72

76

76

78

80

83

83

101

122

136

136

Page 9: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

BABV

Daftar Pustaka

Lampiran

2. Gambaran Pengalaman Subjek Dalam

Memutuskan Menggunakan ARV

3. Dinamika Konflik dan Pengambilan Keputusan

140

untuk mulai menggunakan Obat ARV 141

PENUTUP

A. Kesimpulan 148

B. Diskusi 151

C. Saran 153

Page 10: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

Daftar Gambar dan Tabel

1. Gambar kasus Franz

2. Gambar kasus Adi

3. Gambaran Kasus Yos

4. Tabel IV.1 Tabel latar belakang umum subjek

100

121

135

82

136

5. Tabel IV.2 Pengalaman subjek untuk menggunakan ARV 139

6. Tabel IV.3 Tabel Konflik Approach - Avoidance 142

7. Tabel IV.4 Tabel Pengambilan Keputusan: Tahapan -tahapan

dan Strategy 144

Page 11: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

ABSTRAKSI A) Fakultas Psikologi B) September 2004

C) Bachtiar Sugiarto D) Konflik dan Pengambilan Keputusan Penderita HIV/AIDS Dalam

Menggunakan Obat ARV E) xi + 158 + lampiran F) Hidup dengan kondisi terinfeksi HIV adalah tidak mudah. Kondisi ini

bertambah berat bila orang yang telah terinfeksi menjadi parah atau harus menggunakan obat ARV. Obat ARV dapat mencegah efek buruk dari virus HIVyaitu kematian, namun demikian obat ini memiliki keterbatasan -keterbatasan. Obat ini memiliki efek positif sekaligus efek negatif. Hal inilah yag mendorong peneliti untuk mencari jawaban atas pertanyaan penelitian yang diajukan yaitu : 1. Bagaimanakah proses konflik terjadi pada penderita HIV/AIDS dalam

pengambilan keputusan untuk memulai menggunakan obat ARV? 2. Mengapa sebagian penderita HIV/AIDS memutuskan untuk mulai

mengkonsumsi ARV padahal cukup banyak prosedur, efek samping dan resiko yang harus diterima?

Penelitian in menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu dengan studi kasus. Subjek dalam penelitian in berjumlah tiga orang, terdiri dari dua orang yang telah menggunakan ARV dan satu orang yang belum menggunakan ARV. Penelitian ini menggunakan dua macam instrumen penelitian yaitu pedoman wawancara dan pedoman observasi. Dalam menganalisis data-data yang diperoleh peneliti menggunakan analisis pendekatan kualitatif.

Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil bahwa alasan subjek menggunakan ARV adalah faktor kondisi yang telah mendesak dan agar terhindar dari resiko terburuk yaitu kematian. Sementara subjek yang belum menggunakan ARV adalah karena belum disarankan dokter dan meyakini serta telah menjalani pengobatan altematif selain ARV. Setelah subjek terinfeksi menimbulkan efek sosial, ekonomi dan psikologis pada diri subjek. Setelah subjek disarankan atau diharuskan menggunakan ARV, subjek mengalami konflik karena kondisi dilematis. Subjek ingin hidup panjang tanpa ARV tapi dalam analisis dokter kecil kemungkinannya, sedangkan biila menggunakan ARV artinya siap dengan konsekuensi -konsekuensinya. Konflik ini dijelaskan berdasarkan teori Kurt Lewin yaitu konflik Appoarch-Avoidance atau mendekat - menjauh. Konflik ini menghadapkan subjek pada valensi positif dan negatif dalam memutuskan menggunakan ARV. Pengambilan Keputusan berjalan seiring dengan

Page 12: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

proses berlangsungnya konflik. Ada lima tahap pengambilan keputusan yang dilakukan yaitu : penilaian masalah, survey alternatif pilihan, menimbang seluruh alternatif, membuat komitmen, dan penerimaan umpan balik. Pengambilan Keputusan untuk menggunakan ARV cenderung menggunakan wish strategy. Seseorang yang menggunakan wish strategy akan memilih altematif pilihan yang dapat membawa ada hasil yang paling diinginkan tanpa memperdulikan resiko yang nantinya diterima. Dua subjek memilih menggunakan ARV dan satu subjek tidak untuk mengatasi masalah atau mencapai keinginan. Subjek yang menggunakan ARV tidak menyesal atas keputusannya bahkan bersyukur dengan kondisi kesehatannya sekarang. Di masa datang ke dua subjek ini akan terus menggunakan ARV dan membantu teman-temannya yang telah disarankan menggunakan ARV untuk mendapatkan ARV seperti mereka. Subjek lain yang belum menggunakan ARV menemukan cara lain selain ARV, ia senang dengan kondisi sekarang dan berharap kondisinya tidak berubah bahkan bertambah baik. Di masa datang ia akan terus dengan pengobatan alternatif seperi sholat tahajud, ruqyah, dzikir dan obat-obatan tradisional

G) 8-ahan bacaan : 29 ( 1964 - 2004)

Page 13: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang
Page 14: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

A. Latar Belakang

BABI

PENDAHULUAN

Era globalisasi telah datang, itulah anggapan bagi banyak orang. Pada

kenyataannya bahkan sejak beberapa tahun lalu sebenarnya Indonesia telah

masuk ke dalam era globalisasi, hal ini bisa dicontohkan dengan Indonesia

sejak lama telah menggunakan tenaga kerja asing, produk-produk asing,

jasa-jasa asing dan budaya asing telah banyak mempengaruhi sebagian

masyarakat Indonesia. Selain itu telah banyak perusahaan - perusahaan

asing berdiri di Indonesia sejak lama. Era Globalisasi terutam_a globalisasi

informasi merupakan era keterbukaan segala macam bentuk akses hasil akal

budi manusia seperti teknologi, informasi, pendidikan, budaya, barang -

barang dan jasa-jasa. Globalisasi menyebabkan keseragaman antar bangsa,

sesuatu yang dianggap maju atau berguna akan diikuti atau ditiru oleh

bangsa lain.

Di era globalisasi ini segala yang bermunculan di belahan bumi manapun

dapat sangat singkat kita ketahui. Dunia tidak lagi terlihat jauh dan terpisah.

Di era ini kita seperti keluarga besar yang dapat dengan cepat mengetahui

Page 15: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

keadaan anggota keluarga lainnya. Dalam era globalisasi, jarak bukan

menjadi kendala lagi, karena produk teknologi dapat mengantarkan kita

kemanapun dan dapat memberikan informasi apapun yang kita inginkan

dalam waktu singkat.

lnformasi terkini tentang penyakit yang kian berkembang salah satunya

adalah penyakii AIDS dan penelitian ini berkenaan dengan penyakit AIDS

namun dari segi psikologis. Sejak lama kita telah mendengar tentang

informasi penyakit AIDS yang menjangkit negara lain dan belum ada di

Indonesia. Namun sekarang kita merasa penyakit ini sangat dekat berada di

2

sekeliling kita, bahkan AIDS merupakan ancaman yang sangat mungkin telah \.

masuk ke dalam rumah kita.

Seiring berkembangnya dunia pengobatan, semakin banyak ditemukan pula

jenis- jenis penyakit atau jenis - jenis virus baru. Dahulu orang tidak

mengenal AIDS, flu burung, penyakit Lupus dan penyakit sapi gila. Sekarang

penyakit ini sangat dikenal masyarakat di negara manapun dan telah menjadi

masalah dunia. Wabah penyakit dapat menembus batas- batas negara

seiring dengan mobilisasi makhluk seperti manusia, hewan dan tumbuh-

tumbuhan sebagai agen penularan. Cukup banyak penyakit yang pada jaman

dahulu sangat mematikan namun kini telah ditemukan obatnya seperti TBC,

cacar, malaria, radang paru-paru dan sebagainya.

Page 16: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

3

Dalam pandangan agama manusia diciptakan untuk diuji kesabaran dan

ketaatan kepada Allah AWT. Ujian pada manusia bermacam - macam, salah

satunya melalui penyakit yang dideritanya. Ujian ini untuk menilai tingkat

kesabaran dan keikhlasan kepada Allah SWT. Seperti dalam hadis

disebutkan:"Dan sesungguhnya bila Allah SWT mencintai suatu kaum,

dicobanya dengan berbagai cobaan. Siapa yang ridha menerimanya maka

dia akan menerima keridlaan Allah, dan barangsiapa yang murka {tidak

ridha), dia akan memperoleh kemurkaan Allah. {H.R. lbnu Majah dan

Tarmidzi) dan dalam al Quran dijelaskan," Berilah khabar gembira kepada

orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah

mereka mengucapkan:" sesungguhnya kami milik Allah,dan kepadanya-Nya

kami kembali". {Q.S. Al Baqarah 155-156)

Salah satu hikmah diturunkan penyakit pada diri seseorang adalah untuk

mengurangi dosa-dosa yang telah ia lakukan dan agar kembali ingat kepada

Allah. Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

menimpa seorang mukmin walaupun hanya tertusuk duri bahkan lebih dari

itu, kecuall Allah tingkatkan derajatnya dan dihapuskan

dosanya".{H.R.Muslim). Setiap penyakit yang diturunkan Allah pasti disertai

obatnya, banyaknya orang menderita penyakit dan tidak kunjung sembuh

dikarenakan belum menemukan obatnya dan Allah belum mengangkat

penyakit yang ada didalam tubuh. Seperti dijelaskan dalam hadis,

Page 17: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

4

"Berobatlah kamu, karena Allah Ta'ala tidak mendatangkan penyakit

melainkan telah mendatangkan pula obatnya. Hanya satu penyakit yang tidak

ada obatnya, yakni tua". (H.R.Ahmad) dan hadis,"Bagi tiap-tiap penyakit ada

obatnya, maka kalau bertemu penyakit dengan obatnya sembuhlah ia

dengan izin Allah". (H.R. Muslim)

Permasalahan berkembangnya suatu wabah penyakit di suatu negara dapat

mempengaruhi ketidakstabilan negara lain baik itu dalam hal ekonomi

maupun sosial politik. Hal ini menarik untuk dikaji artinya kita tidak bisa diam

I saja melihat fenomena berkembangnya suatu penyakit atau virus pada suatu

negara tertentu karena dalam waktu sangat dekat penyakit atau virus

tersebut akan ada di negara kita. Globalisasi seharusnya menyebabkan kita

peduli dengan kondisi negara lain.

Salah satu hal yang sangat menarik adalah perkembangan penyakit

HIV/AIDS yang merupakan penyakit yang paling ditakuti penyebarannya.

Laju penyebaran HIV/AIDS sejalan dengan globalisasi, dengan mudahnya ia

masuk kesuatu negara dan berkembangbiak berlipat - lipat dalam tubuh

manusia. Virus HIV/AIDS ini jika telah masuk kedalam tubuh manusia maka

selamanya tubuh itu tak akan lepas dari virus tersebut dan hampir semua

orang yang telah terinfeksi HIV/AIDS berujung pada kematian yang

mengenaskan.

Page 18: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

5

Cara kerja virus HIV/AIDS adalah dengan memakan sel darah putih

inangnya(manusia) dimana sel darah putih ini berfungsi sebagai zat anti bodi

pelindung tubuh dari benda benda asing yang masuk kedalam tubuh seperti

virus, bakteri dan penyebab penyakit lainnya. Se! darah putih akan melawan

dengan membunuh benda- benda asing tersebut sehingga organ vital pada

diri manusia terlindungi. Tentu bisa dibayangkan bila orang tanpa memiliki sel

darah putih tentu benda - benda asing (virus, kuman - kuman, bakteri) akan

merajalela merusak tubuh.

Sampai saat ini pendemi AIDS global tidak menunjukkan tanda - tanda

mereda, 5 juta orang terinfeksi HIV di seluruh dunia dan 3 juta Jainnya telah

meninggal dan ini merupakan angka tertinggi selama ini. Angka ini

dilaporkan dalam "AIDS Epidemic Update 2003", laporan yang lebih

mendalam pada global HIV/AIDS Epidemic oleh Joint United Programme on

HIV/AIDS (UNA/OS) dan World Health Organitation (WHO) dalam hari AIDS

sedunia baru-baru ini tanggal 1 Desember.(Support, 2003:34).

Menurut laporan terbaru, diperkirakan 40 (antara 34 dan 46) juta orang hidup

dengan HIV diseluruh dunia, termasuk 2,5 (antara 2, 1 dan 2,9) juta anak­

anak dibawah umur 15 tahun. Secara global, diperkirakan 5 (4,2- 5,8) juta

orang baru terinfeksi dan 3 (2,5 - 3,5) juta orang meninggal karena AIDS di

tahun 2003. Negara Afrika, daerah yang paling rentan dari seluruh dunia

Page 19: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

6

terhitung lebih 3 juta orang terinfeksi baru dan telah terjadi 2,3 juta kematian

karena AIDS. Setiap hari di tahun 2003 diperkirakan 14 ribu orang terinfeksi

oleh HIV. Lebih dari 95 % dari mereka berada dalam negara berpenghasilan

rendah dan menengah. (Support , 2003: 34).

Pendataan perkembangan AIDS di Indonesia yang belum begitu jelas ini

dikarenakan lokasi penyebaran yang sangat luas dan banyaknya kasus yang

tidak melapor. Atau kasus penderita HIV baru diketahui setelah penderita

mau dirawat karena gejala HIV/AIDS sudah demikian tampak namun dapat

diperkirakan saat ini terdapat 130.000 Odha di seluruh Indonesia (meskipun

jumlah yang dilaporkan hanya 3.492 Odha hingga September 2003.(Support,

2003).

Seiring jumlah penderita HIV/AIDS yang bertambah dengan pesatnya, telah

ditemukan obat HIV/AIDS yang disebut obat ARV (Antiretroviral). ARV adalah

obat yang berfungsi menghambat replikasi (penggandaan diri) HIV.

Terapi (ART) dengan mengkombinasikan beberapa obat ARV bertujuan

untuk mengurangi viral load uumlah virus dalam darah) agar menjadi sangat

renda~ atau dibawah tingkat yang dapat terdeteksi untuk jangka waktu yang

lama. (Depkes RI, 2003)

Page 20: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang
Page 21: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

8

Mulai menggunakan ARV bukanlah hal yang mudah karena Obat ARV tidak

dijual bebas dan harus dengan izin dokter khusus dan bimbingan konselor.

Namun dalam dunia medis pengobatan terbaik dan termaju untuk menangani

virus HIV/AIDS adalah dengan terapi obat ARV ini. Di negara maju umumnya

telah menggunakan obat ARV untuk mengobati HIV/AIDS. Walaupun

demikian, pengobatan seperti vitamin - vitamin tertentu dan juga pengobatan

tradisional baik itu berupa ramu-ramuan, terapi pijat, akupuntur, tenaga

dalam dan segala bentuk cara pengobatan diluar standar medis tetap bisa

menjadikan pilihan bagi beberapa penderita terutama penderita yang tidak

memiliki biaya yang cukup atau yang tidak memiliki akses untuk

mendapatkan obat ini. Tidak sedikitjuga orang yang telah terinfeksi HIV/AIDS

pasrah dengan nasibnya sehingga ia enggan berobat apalagi mereka

mengetahui cepat atau lambat mereka akan meninggal juga .

Pengambilan k9putusan untuk mulai menggunakan ARV harus didiskusikan

dengan beberapa pihak antara lain pihak dokter, konselor atau pendamping,

dan pihak keluarga. Pengambilan keputusan tidak dapat langsung diputuskan

karena harus mendengarkan beberapa pendapat dari pihak tersebut, selain

itu juga banyak hal- hal yang dipertimbangkan seperti besarnya biaya, efek

samping dari penggunaan obat ARV yang terus menerus. Pengambilan

keputusan mulai menggunakan ARV juga harus mempertimbangkan

keterbatasan yang dimiliki dari obat ARV tersebut seperti ARV tidak mampu

Page 22: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

9

memberantas virus, jenis HIV yang resisten sering muncul terutama jika

kepatuhan pasien pada terapi tidak hampir sempuma (95 % atau lebih).

Kegagalan lebih mungkin terjadi pada tahap penyakit yang sudah lanjut.

Kepatuhan pada terapi jangka panjang adalah sulit; semakin lama kepatuhan

cenderung semakin menurun. Selain itu penularan HIV melalui perilaku yang

beresiko dapat terus terjadi dan efek samping jangka pendek sering terjadi.

(Depkes RI, 2003)

Penggunaan ARV atau terapi antiretroviral di negara maju menyebabkan

penurunan drastis morbiditas dan mortalitas akibat AIDS serta menimbulkan

pemulihan kembali sistem kekebalan tubuh. Peningkatan jumlah CD4 rata­

rata 100 - 200 pada tahun pertama. Pasien dengan kemajuan seperti ini

dapat menghentikan profilaksis primer atau sekunder unruk beberapa infeksi

oportunistik.(Depkes RI , 2003).

Ada beberapa perbedaan antara negara kita dengan negara maju mengenai

akses obat ARV ini. Di negara maju produksi ARV telah sangat masa1 dan

harganya terjangkau sehingga akses terhadap obat ini mudah. Selain itu

sistem penanganan di rumah sakit telah terbangun dengan baik serta

partisipasi masyarakat sangat positif baik itu dalam hal upaya pencegahan

maupun kepedulian dalam berbagai bentuk terhadap penderita HIV/AIDS. Of

negara maju terkenal dengan budaya disiplin dan kunci dari keberhasilan

Page 23: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

10

terapi ARV adalah disiplin diri dalam masa terapi yang berlanjut terus

menerus seumur hidup. Sementara di negara kita baru pada tanggal 8

Desember 2003 obat ARV dapat di produksi sendiri yaitu oleh PT. Kimia

Farma. Obat ini semakin mudah didapat dan dengan harga yang lebih

terjangkau yaitu berkisar Rp.400.000 - Rp.600.000 untuk konsumsi sebulan.

Sebelumnya, sejak tahun 2001 Odha membeli obat ARV generik import dari

India seharga Rp. 650.000, melalui Pokdisus AIDS FKUl/RSCM Jakarta.

Beberapa tahun sebelumnya hanya sedikit Odha yang mampu membeli ARV

jenis paten karena harganya luar biasa mahal yaitu, 4 - 6 juta rupiah per

bulan. (Support, 2003). Namun demikian obat ARV masih berpusat di kota -

kota besar saja dan penanganan terapi harus dilakukan di rumah sakit besar

di kota atau klinik - klinik yang fokus untuk menangani kasus HIV/AIDS.

Dalam hal harga obat dan biaya terapi masih dirasakan sangat mahal bagi".

sebagian besar penderita HIV/AIDS di Indonesia apalagi bila ditambah

dengan biaya untuk obat - obatan penyakit oportunistik. Biasanya

pengobatan untuk penyakit - penyakit lainlah yang menyebabkan biaya

pengobatan behambah mahal.

Ketika seseorang diharuskan untuk mengikuti terapi ARV mungkin yang

pertama kali terlintas adalah mahalnya harga, sulitnya mendapatkan obat

tersebut karena keterbatasan tempat-tempat yang menyediakannya dan

Page 24: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

11

ditambah lagi besamya biaya pengobatan untuk infeksi oportunistik dari HIV

dan juga efek samping dari ARV. ARV ini sebagai obat penekan jumlah virus

dalam tubuh jLlga mempunyai efek samping yang berbeda bagi setiap

individu penggunaanya seperti muntah-muntah, gatal-gatal dan sebagainya.

Untuk itu penggunaan ARV harus benar-benar dikontrol baik oleh pihak

keluarga maupun dokter, maka penggunaan obat ARV harus benar- benar

dari resep dokter dan tidak bisa menggunakan fotocopy resep hal ini karena

kerasnya efek samping obat ARV. (Support, 2003)

Pengguna obat ARV tidak hanya berdomisili di Jakarta saja atau di kota

besar saja, tapi juga di luar Jakarta atau di pedesaan. Penderita HIV/AIDS

yang berasal dari luar Jakarta karena keterbatasan tenaga medis harus

menebus resep ke dokter yang ada di Jakarta atau dokter yang ada di kota

besar. Kesemuanya itu selain memakan biaya yang besar juga check up

untuk terapi ARV harus terus menerus dan harus di bawah pengawasan

dokter yang ahli dalam bidang HIV/AIDS.

Terdeteksinya seseorang terinfeksi HIV/AIDS menimbulkan konflik yang

sangat besar dalam diri penderita bahkan sampai pada keadaan konflik

memilih antara terus menjalankan hidup ini atau berakhir disini saja (putus

asa yang dapat berujung pada tindakan bunuh diri). Hampir semua orang

yang terdeteksi pada awalnya menolak dan tidak percaya atas nasib yang

Page 25: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

mereka alami. Seakan - akan Tuhan telah berlaku tidak adil pada diri

mereka.Sering timbul pemberontakan dalam diri penderita HIV/AIDS seperti

mengasingkan diri, menutup diri dari pergaulan, tidak mau makan, tidak lagi

menjalankan usaha atau pekerjaan karena stress atas nasib yang

menimpanya .

Setelah penderita HIV/AIDS berusaha menerima dirinya kembali, timbul

12

upaya untuk menjalani pengobatan walau mereka tahu bahwa penyakit yang

mereka terima secara medis belum ada obatnya. Obat tercanggih saat ini

hanya berfungsi memperfambat perkembangan virus. Bagi sebagian

penderita HIV/AIDS lainnya meyakini bahwa segala penyakit pasti ada

obatnya dan mereka berusaha terus mencari obat atau orang yang memiliki

kemampuan mengobati.

Pengobatan dengan terapi ARV memiliki resiko mulai dari ringan hingga

berat, namun tidak menggunakan ARV pun penuh resiko, mencari cara

pengobatan lain yang belum jelas hasil risetnya atau pembuktiannya juga

jauh beresiko. Bahkan menjadi kekonyolan apalagi penderita HIV/AIDS tidak

berobat sama sekali, tidak berbuat apa-apa itu bisa dikatakan pasrah pada

nasib dan membiarkan tubuh berjuang sendiri dengan anti bodinya yang

pada kenyataannya antibodi tersebut habis sedikit demi sedikit dimakan oleh I

virus HIV.

Page 26: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

Pilihan menjalankan terapi ARV ini biasanya akan menimbulkan konflik.

Penderita HIV Positif harus terus mengkonsumsi ARV seumur hidup, terus

mengeluarkan biaya tidak hanya untuk obat ARV namun juga untuk tenaga

konselor, tenaga dokter dan pengobatan efek samping dari obat ARV dan

infeksi oportunistik akibat virus HIV. Proses pengobatan yang sepanjang I

13

hayat dapat menambah rasa bersalah kepada banyak pihak terutama kepada

keluarga karena harus terus menyiapkan dana untuk pengobatan seumur

hidup. Hal ini sangat terasa pada keluarga yang kurang mampu ataupun

keluarga ekonomi menengah.

Selain itu yang menjadi pertimbangan lagi adalah ketatnya proses terapi.

Terapi ini memerlukan tingkat kepatuhan yang tinggi, obat harus terus

diminum pada jangka waktu tertentu dan itu dilakukan seumur hidup.

Penderita HIV Positif harus terus berada dibawah bimbingan konselor dan

dokter artinya ia harus terus melapor secara berjangka. Kegiatan pelaporan

ini baik itu ke dokter atau ke konselor bisa menjadi rutinitas yang bisa saja

membosankan. Melihat tingginya resiko yang harus dipikul maka dalam

memulai terapi ARV sangat diperlukan dukungan dari keluarga dan

umumnya faktor keluarga merupakan faktor terbesar bagi penderita HIV

Positif untuk mau bangkit dan berdamai dengan penyakitnya dan berusaha

hidup positif serta produktif mengisi " sisa-sisa " hidupnya. Alangkah

disayangkan bila keluarga tidak mendukung pengobatan atau bahkan ketika

Page 27: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

anggota keluarga terdeteksi HIV Positif sudah tidak menghiraukan karena

alasan aib keluarga, membuat malu dan sebagainya.

14

Melihat besarnya manfaat dari obat ARV namun harus menerima

konsekuensi yang harus dipikul membuat penderita HIV/AIDS berada dalam

situasi konflik. Sangat mungkin konflik seputar penggunaan ARV akan terus

muncul sepanjang hidup karena konsumsi ARV terus menerus menyebabkan

masalah - masalah yang tidak sedikit seperti masalah ekonomi, masalah

kedisiplinan atau kebosanan dalam menjalankan terapi, masalah kelangkaan

keters·ediaan obat ARV di Indonesia, masalah resistensi virus dan masalah

penyakit oportunistik serta penyakit -penyakit lainnya. Manfaat dan

konsekuensi dari penggunaan ARV menyebabkan kondisi dilematis bagi

penderita HIV/AIDS. Kebutuhan ARV harus dibayar mahal dengan

konsekuensi - konsekuensi yang harus ditanggung oleh penderita HIV/AIDS.

Problem pada masing - masing subjek sangat mungkin berbeda-beda karena

latar belakang kondisi yang berbeda - beda. Misalkan saja penderita

HIV/AIDS di negara maju seperti di Amerika Serikat mungkin tidak begitu

mempermasalahkan ketersediaan obat ARV karena produksi ARV disana

sangat melimpah dan dari segi ekonomi dana untuk terapi ARV sangat

terbantu dengan intervensi pemerintah atau bahkan pemerintah memberikan

jaminan keuangan bagi penderita HIV/AIDS bila dana tersebut memang

Page 28: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

dalam rangka pengobatan dan menunjang kelangsungan kehidupan

penderita HIV/AIDS.

Kondisi penderita HIV/AIDS di Indonesia tentu sangat menarik karena

perbedaan serta keunikan latar belakang baik itu ekonomi, budaya, karakter

dan kebijakan - kebijakan pemerintah yang ada. Begitu banyaknya

permasalahan seputar terapi ARV menyebabkan peneliti tertarik meneliti hal

ini, yaitu mengenai bagaimana penderita HIV/AIDS mengatasi konflik dan I

mengambil keputusan untuk memulai menggunakan ARV sebagai pilihan

terapi untuk menemaninya sepanjang hidup.

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah

1. Perumusan Masalah

Berdasar latar balakang tersebut di atas, perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses konflik terjadi pada penderita HIV/AIDS dalam

pengambilan keputusan untuk memulai menggunakan obat ARV? Untuk

menjawabnya pembahasan akan diarahkan untuk memahami dinamika

konflik dan pengambilan keputusan yang mengantarkan mereka pada

pilihan mau mengkonsumsi ARV pada waktu yang telah ditentukan.

15

Page 29: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

16

2. Mengapa sebagian penderita HIV/AIDS memutuskan untuk mulai

mengkonsumsi ARV padahal cukup banyak prosedur, efek samping dan

resiko yang harus diterima? Untuk menjawab pertanyaan ini,

pembahasan akan diarahkan untuk menemukan faktor- faktor yang

menyebabkan mereka melakukan tindakan tersebut.

2. Pembatasan Masalah

Agar jelas arah penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan pada

masalah yang akan diteliti yaitu:

1. Konfiik yang dimaksud di sini adalah suatu keadaan dalam lapangan

kehidupan seseorang ketika ada daya - daya yang saling bertentangan

arah, tetapi dalam kadar kekuatan yang kira-kira sama. Konflik itu terjadi

ketika seseorang berada dibawah tekanan untuk merespon daya - daya

tersebut secara simultan.

2. Pengambilan keputusan yang dimaksud disini adalah pemilihan salah satu

diantara sejumlah alternatif pilihan dan memikul tanggung jawab atas

keputusannya itu. Dalam batasan ini, unsur pemilihan dan tanggung

jawab mendapat penekanan. Jika individu yang bersangkutan tidak

sampai terlibat dalam memikul tanggung jawab tersebut, maka ia tidak

ikut atau tidak perlu menanggung konsekuensi dari keputusannya , maka

dengan kata lain ia tidak tergolongkan sebagai pengambil keputusan.

Page 30: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

17

3. AIDS yang dimaksud disini adalah sekumpulan gejala penyakit atau

sindrom yang disebabkan retrovirus yang menyerang sistem kekebalan

tubuh dan penderita HIV/AIDS disini adalah orang yang telah terinfeksi

HIV/AIDS positif melalui pengetesan laboratorium dan sekarang berada

pada tahap HIV positif.

4. ARV yang dimaksud disini adalah terapi obat - obatan retroviral (ART) .

ARV ini berupa obat-obatan penghambat replikasi (penggandaan diri)

virus HIV/AIDS sehingga jumlah virus HIV/AIDS dapat ditekan hingga

tidak terdeteksi dalam darah. namun demikian obat ini tidak dapat

membunuh virus HIV/AIDS secara total, virus masih tetap ada dan sangat

mungkin berkembang biak bila terjadi resistensi terhadap obat ARV ini. I

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian.

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui :

1. Dinamika Konflik dan proses pengambilan keputusan penderita HIV

Positif untuk mulai mengkonsumsi ARV.

2. Faktor - faktor yang menyebabkan penderita HIV Positif memutuskan

untuk mulai mengkonsumsi obat ARV.

Page 31: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

2. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang

cukup mendalam mengenai sikap seorang penderita HIV Positif dalam

mengambil keputusan dilematis atas kehadiran obat ARV yang dapat

meningkatkan kualitas hidupnya namun memiliki efek dan resiko yang harus

siap dihadapi. Sedangkan dari segi praktis penelitian ini diharapkan

bermanfaat bagi praktisi bidang penanganan orang dengan HIV/AIDS

seperti konselor HIV/AIDS pada instansi negeri, swasta maupun LSM - LSM

atau kita - kita sebagai individu yang peduli kepada peningkatan kualitas

hidup penderita HIV Positif. Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai

referensi untuk memahami kasus dalam konseling yang berkenaan dengan

pasien atau klien yang terkena HIV/AIDS. Penelitian ini diharapkan juga

dapat berguna bagi penentu kebijakan dan pihak terkait dalam memberikan

masukan tentang kondisi yang terjadi sebenarnya seputar penyediaan ARV

dan respon penderita HIV/AIDS terhadap ARV ini.

D. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri atas lima bab, yaitu:

Bab I Pendahuluan yang meliputi : latar belakang masalah; perumusahan

dan pembatasan masalah; tujuan dan manfat penelitian, serta sistematika

penulisan.

18

Page 32: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

Bab II Tinjauan teori yang meliputi : konflik; pengertian konflik; tipe konflik

pengambilan keputusan; definisi pengambilan keputusan; strategi

pengambilan keputusan; tahap-tahap pengambilan keputusan; HIV/AIDS;

pengertian HIV/AIDS; fase-fase AIDS; pendemi AIDS; ODHA; VCT; obat

ARV; konflik dan pengambilan keputusan penderita HIV/AIDS untuk mulai

menggunakan obat ARV

19

BAB Ill. Metodologi Penelitian yang meliputi: subjek penelitian; teknik

pengumpulan data; instrumen pengumpulan data; analisis data; dan tahapan

penelitian.

Bab IV Hasil penelitian, penyajian dan analisis data dan perbandingan antar

kasus.

Bab V Bab ini menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian, diskusi dan

saran.

Page 33: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang
Page 34: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

BAB II

TINJAUAN TEORI

Dalam bab ini akan dibahas teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini,

yaitu teori-teori konflik, pengambilan keputusan, obat AIDS (ARV), dinamika

konflik dan pengambilan keputusan pada penderita HIV/AIDS untuk mulai

menggunakan obat ARV.

A. Konflik

1. Pengertian Konflik

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori konflik yang dikembangkan

oleh Kurt Lewin. Teori Konflik Kurt Lewin dianggap lebih tepat dan lengkap

untuk menjelaskan dan menjabarkan konflik internal yang terjadi pada

individu dalam hal ini penderita HIV/AIDS. Ada beragam definisi - definisi

konflik dalam disiplin ilmu psikologi dan salah satu yang cukup populer

adalah definisi yang dikembangkan oleh Kurt Lewin. Dijelaskan olehnya

bahwa konflik adalah keadaan daya-daya yang saling bertentangan arah

tetapi dalam kadar kekuatan yang kira-kira sama. (Atkinson, 1964).

Dalam Ensiklopedi Psikologi dijelaskan, bahwa konfik adalah suatu keadaan

individu yang dihadapkan kepada dua atau lebih tujuan (pilihan) dan individu

Page 35: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

harus memilih satu atau beberapa pilihan tersebut. Lazarus (1976)

menjelaskan bahwa konflik dapat timbul sebagai akibat adanya kebutuhan

internal atau motif yang saling bertentangan, tuntutan eksternal yang tidak

sesuai, dan adanya pertentangan kebutuhan internal dengan tuntutan

eksternal. Ada dua kategori konflik, yang pertama bersifat internal dan yang

kedua bersifat interpersonal. Konflik internal menunjukkan adanya

pertentangan dalam individu yang disebabkan adanya dua tuntutan yang

saling bertentangan dalam pencapaiannya. Sementara konflik interpersonal

terjadi bila ada benturan antara tujuan yang ingin dicapai seseorang dengan

tujuan yang ingin dicapai oleh orang lain. (Myers, 1986)

21

Para ahli psikologi merumuskan konflik terjadi ketika seseorang berada di

bawah tekanan untuk merespons daya-daya secara simultan. Dalam ilmu

Psikologi biasanya digolongkan menurut positif atau negatif nilai-nilai pada

pilihan yang efektif (Atwater, 1983). Dalam situasi konflik yang terjadi akibat

daya-daya yang bertegangan inilah seseorang mengarahkan pilihan sebagai

solusi konflik bagi dirinya terlepas dari pendapat orang lain apakah tetap atau

tidak tapi konflikjyang diselesaikan menunjukan nilai-nilai dan kualitas diri

dalam mengatasi konflik. Lewin menambahkan bahwa konflik terjadi pada

lapangan kehidupan seseorang. Lapangan kehidupan seseorang terdiri dari

orang itu sendiri (person) dan lingkungan psikologisnya (psychological

environment) yang ada padanya pada suatu saat tertentu. (Sarlito Wirawan,

Page 36: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

2000). Dengan demikian dapat dibuat batasan bahwa pengertian konflik

adalah suatu ke.adaan dalam lapangan kehidupan seseorang karena ada I

daya-daya yang saling bertentangan arah tetapi dalam kadar kekuatan yang

kira-kira sama akibat adanya dorongan internal dan tuntutan eksternal yang

22

berbeda. Konflik itu sendiri terjadi ketika seseorang berada di bawah tekanan

untuk merespon daya-daya tersebut secara simulatan.

2. Tipe - Tipe Konflik

Lewin mendefinisikan konflik sebagai suatu keadaan dimana ada daya -

daya yang saling bertentangan arah, tetapi dalam kadar kekuatan yang kira-

kira sama. Berdasarkan jenis daya yang terfibat di dalamnya, konflik dibagi

menjadi beberapa tipe. Tipe - tipe tersebut adalah:1. Konflik antara daya-

daya yang menimbulkan pergerakan, 2. Konflik antara daya yang

menimbulkan pergerakan dan daya yang menghambat, dan 3. Konflik antara

daya yang berasal dari kebutuhan sendiri dan daya yang berasal dari orang

lain. Ketiga tipe konflik ini akan diutarakan satu persatu. (Atkinson, 1964)

1) Konflik antara Daya-daya yang menimbulkan Pergerakan (Conflict

between Two or More Driving Forces)

Konflik tipe pertama ini adalah konflik antara dua atau lebih driving forces

(daya yang mendorong). Dalam hal ini, seseorang berada diantara dua

Page 37: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

23

valensi positif atau negatif yang masing - masing terpisahkan satu sama lain.

Pada tipe pertama ini, dapat terjadi empat kemungkinan situasi konflik, yaitu:

a. Konflik mendekat-mendekat (appoarch-approach conflict)

Dalam konflik ini, seseorang (P) berada diantara dua valensi positif

yang sama kuat. Contohnya, seorang penderita HIV/AIDS harus

memilih antara pergi dengan teman-temannya sesama penderita

HIV/AIDS ke psikolog yang dapat memberikan motivasi hidup atau

pergi menonton acara pagelaran budaya karya - karya penderita

HIV/AIDS. Konflik terjadi jika daya menuju pergi ke psikolog sama

kuatnya dengan daya menuju ke pagelaran budaya karya penderita

HIV/AIDS. Kekuatan salah satu daya akan meningkat jik.a valensi

wilayah yang dituju menguat dan jarak psikologis menuju wilayah itu

berkurang. Jika hal tersebut te~adi, maka konflik ini terselesaikan.

Dalam perilaku nyata, penyelesaian konflik di atas berlangsung dalam dua

bentuk, pertama: konflik diselesaikan dengan memuaskan/memenuhi tujuan

di satu wilayah terlebih dahulu baru kemudian ke wilayah Jain. Kedua, konflik

diselesaikan dengan memilih salah satu wilayah dan meninggalkan wilayah

yang lain. Dibandingkan dengan tipe konflik lainnya, konflik seperti ini

biasanya tidak berlangsung Jama dan mudah untuk dipecahkan .

Page 38: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

24

b. Konflik menjauh-menjauh (avoidance -avoidance conflict)

Dalam konflik ini, P berada di antara dua valensi negatif yang sama

kuat. Pada kasus penderita HIV/AIDS sangat mungkin sering terjadi.

P berada diantara 2 valensi negatif. P akan bertambah parah jika tidak

mengkon.sumsi obat-obatan yang mahal. Daya - daya dalam lapangan I

kehidupan P berupaya untuk tidak sakit parah dan tidak

mengkonsumsi obat-obatan. Namun jika P mengikuti daya pertama

yaitu berusaha tidak bertambah parah maka daya tersebut akan

berbenturan dengan daya kedua yang menghindari mengkonsumsi

obat-obat yang mahal. Demikian pula sebaliknya.

Dengan demikian P berada dalam konflik antara berusaha tidak parah

penyakitnya (dengan konsekuensi mengkonsumsi obat-obatan yang mahal)

atau tidak mengkonsumsi obat-obatan (dengan konsekuensi penyakitnya

bertambah parah). Konflik ini bisa bertahan lama jika ia tetap berada di

tengah-tengah antara mengerjakan tugas dan menghindari hukuman.

Keadaan semacam ini disebut keadaan keseimbangan yang semu (quasi

state of equilibrium). Dua bentuk perilaku dapat muncul sebagai akibat dari

keadaan ini. Bentuk pertama adalah kebimbangan perilaku dan pemikiran.

Artinya ada inkonsistensi pada apa yang dilakukan dan dipikirkan P ; P

terombang - ambing antara melakukan satu hal dengan hal yang lain.

Kebimbangan terjadi karena kuatnya daya suatu wilayah akan meningkatkan

Page 39: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

25

begitu P bergerak mendekatinya. Ketika P mendekati salah satu wilayah

yang bervalensi negatif, P akan merasakan adanya peningkatan daya tolak

dan akibatnya ia bergerak menghindari wilayah itu, namun ketika ini

dilakukan, secara bersamaan P justru mendekati wilayah kedua yang juga

bervalensi negatif. Sebagai akibatnya, ia akan mengalami hal yang sama. Hal

ini membuat konflik menjadi stabil.

Kemungkinan bentuk kedua adalah tindakan meninggalkan wi!ayah

terjadinya konflik (leaving the field). Dalam kondisi ini, jumlah daya yang

dihasilkan justru menggerakkan P ke arah yang secara simultan

meninggalkan dua wilayah bervalensi negatif tersebut. Secara teoritis,

seseorang dapat menyelesaikan konflik menjauh-menjauh dengan cara

seperti ini. Namun seringkali tindakan ini justru memiliki konsekuensi yang

lebih buruk dari alternatif yang sudah ada. Terakhir dapat disebutkan bahwa

tindakan "leaving the field" menggambarkan keadaan di mana seseorang lari

dari kenyataan (night from reality) dan sering menjadi ciri dari perilaku orang­

orang yang terperangkap dalam konflik pelik semacam ini.

Banyak keadaan emosi yang intens dibangkitkan oleh konflik menjauh­

menjauh. Jika kedua wilayah yang bervalensi negatif memproduksi rasa takut

dan bersifat mengancam, seseorang dapat terperangkap diantara keduanya

Page 40: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

dan mengalami ketakutan. atau sebaliknya, ia mungkin menjadi marah dan

benci terhadap situasi yang memerangkapnya.

c. Konflik mendekat - menjauh (approach - avoidance conflict)

26

Dalam konflik ini P menghadapi valensi positif dan negatif yang sama,

contohnya seorang penderita HIV/AIDS (P) bekerja di sebuah salon,

sebagian daya mengarahkan P untuk bekerja di salon itu dengan giat

bahkan lembur namun daya lain menghambat P karena P tidak boleh

kerja terlalu berat, P harus menjaga kondisi tubuhnya agar tidak

terkena penyakit menular lainnya. P akan bekerja keras dan bila letih

atau sudah terasa lelah ia berhenti dan setelah beberapa waktu ia

bekerja keras lagi, ia akan mencoba bekerja terus dan kemudian

istirahat, hal ini membentuk keseimbangan (equilibrium) dan

menyebabkan konflik mendekat - menjauh menjadi konflik yang stabil.

Konflik in~ merupakan konflik yang paling sulit untuk dipecahkan

penyebabnya, orang yang bersangkutan tertarik sekaligus menghindar

dari suatu wilayah yang sama karena wilayah tersebut bervalensi

positif, P mendekatnya tetapi begitu didekati, valensi negatif yang ada

diwilayah itu menjadi lebih kuat. Jika pada satu titik ketika mendekati

wilayah itu valensi negatif menjadi lebih kuat dari valensi positif, P

akan berhenti mencapai wilayah tersebut, karena wilayah yang

menjadi tujuan tidak dapat tercapai, P bisa mengalami frustasi.

Page 41: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

27

Seperti halnya konflik menjauh - menjauh, kebimbangan juga kerapkali

terjadi pada konflik mendekat-menjauh, artinya seseorang yang berada

dalam konflik akan berupaya mencapai wilayah yang dituju sampai saat

valensi negatifnya menjadi lebih kuat dan ia mundur. Namun demikian, sering

kali pada valensi negatif yang ada tidak cukup kuat untuk menolak upaya

mendekati wilayah tersebut. Dalam ha! ini orang tersebut dapat kewilayah

yang dituju, tetapi dengan lebih lambat dan ragu - ragu bila dibandingkan

wilayah tersebut tidak beNalensi negatif.

Perlu ditambahkan, bahwa ketika wilayah dituju akhirnya bisa dicapai,

kemungkinan frustasi tetap ada, bahkan pada beberapa waktu setelah tujuan

itu tercapai orang tersebut mungkin masih merasa tidak nyaman. Karena

valensi negatif yang ditetapkan telah ada kuat di wilayah itu baik seseorang

mengalami frustasi karena ia mencapai tujuan dengan lambat maupun

karena tidak mencapai tujuan sama sekali. Reaksi emosional seperti takut,

marah, dan benci, biasanya menyertai konflik mendekat - menjauh.

Sebelum masuk pada penjelasan tentang konflik mendekat-menjauh ganda,

perlu diperhatikan catatan Lewin berikut ini. Konflik menjauh-menjauh dan

mendekat - menjauh yang telah dijelaskan di atas, hanya dapat terjadi kalau

batas-batas (barrier) dalam kondisi kokoh pada lapangan kehidupan

sehingga tidak ada daya yang bisa keluar dari wilayah-wilayah terjadi konflik.

Page 42: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

28

Misalkan pada penderita HIV/AIDS yang bekerja keras untuk mendapatkan

uang namun dilarang untuk terlalu berlebih-lebihan dalam bekerja. Konflik

mendekat -menjauh terjadi sangat jelas bila batas - batas (banier) yang

kokoh pada lapangan kehidupannya seperti tidak ada lagi dana bantuan lain,

tidak ada kawan yang dapat membantu, sistem sosial yang tidak

mempermasalahkan seperti misalnya pelarangan bekerja bagi penderita

HIV/AIDS di tempat publik. Kestabilan sebetulnya akan lebih cepat

terpecahkan jika ada situasi-situasi yang berubah seperti tunjangan negara -

negara atau jaminan pengobatan bagi penderita HIV/AIDS. Dengan

demikian, kestabilan konflik sebetulnya akan lebih cepat terpecahkan jika

terjadi beberapa perubahan situasi. Pertama, jika batas tidak kuat dan ada

wilayah lain yang bervalensi positif, maka daya akan berpindah ke wilayah I

yang terakhir ini. Terjadilah substitusi dan konflik pun berakhir. Kedua, salah

satu daya berkembang menjadi lebih dominan, sehingga pergerakan

(lokomosi) pun terjadi mengikuti arah daya tersebut.

d. Konflik mendekat - menjauh ganda (multiple approach - avoidance

conflict)

Konflik mendekat - menjauh ganda mengindikasikan seseorang yang

berada di antara dua wilayah, yang masing - masing memiliki valensi

positif dan negatif sekaligus. P menghadapi valensi positif dan negatif

pada satu jurusan dan menghadapi pula valensi positif dan negatif

Page 43: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

pada jurusan yang lain. Banyak keputusan - keputusan yang besar

dalam hidup yang melibatkan konflik semacam ini. Sebagai contoh

seorang penderita HIV/AIDS memilih terapi ARV untuk kelangsungan I

kehidupannya. Penggunaan ARV ini memiliki valensi positif baginya

29

karena memberikan stabilitas dan rasa aman, karena ia mendapatkan

obat tercanggih untuk menangani AIDS, disamping ia juga tidak

mempermasalahkan dana. Dilain pihak, penggunaan obat ARV

bervalensi negatif karena dengan begitu ia harus menghentikan terapi

alternatif yang sangat disukainya dan cukup berkhasiat. Karena

memiliki keinginan untuk hidup lebih berkualitas dan sehat , ia tertarik

menggunakan obat ARV tetapi juga ia tidak ingin pengobatan

alternatifnya dihentikan karena sejauh ini cukup ada perubahan walau

tidak terlalu besar.

Menurut Atwater, setiap pilihan wilayah dalam konflik ini mengandung

konsekuensi positif dan negatif. Akibatnya, pengambilan keputusan menjadi

lebih sukar. Dampak buruk yang paling sering terjadi dari konflik ini adalah :

kebimbangan diantara alternatif - alternatif yang ada tanpa pernah mencapai

keputusan, memutuskan dengan terburu - buru tanpa dasar yang rasional;

atau membiarkan orang lain membuatkan keputusan untuk kita. (Atwater,

1983)

Page 44: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

30

2) Konflik antara Daya yang Menggerakan dan Daya yang Menghambat

(Conflict between Driving Forces and Restraining Forces)

Tipe konflik yang kedua adalah konflik antara driving forces (daya yang

menggerakan) dan restraining forces (daya yang menghambat). Konflik ini

berbeda dengan konflik mendekat - menjauh yang telah dijelaskan

sebelumnya. Pada konflik mendekat - menjauh, dan konflik - konflik lainnya

yang berada dalam tipe pertama, semua daya yang terlibat merupakan

driving forces. Telah dijelaskan, driving forces adalah daya yang

mengarahkan pergerakan atau lokomosi ke wilayah tertentu. Sedangkan

restraining force.s adalah batas - batas (barrier) fisik atau sosial yang dapat I

menghambat pergerakan. Artinya, daya ini sama sekali tidak mengarahkan

pergerakan, namun berpengaruh terhadap driving forces.

Kadangkala, seseorang (P) terhalang oleh batas - batas (barrier) tertentu

dari upayanya untuk mendekati suatu goal bervalensi positif atau untuk

menghindari wilayah bervalensi negatif. Dalam situasi seperti ini, P akan

berulang kali mencoba mengitari dan kemudian melintasi barrier tersebut,

dengan kata lain "bernegosiasi", untuk mencapai (valensi positif) atau

meninggalkan (valensi negatif) wilayah yang bersangkutan. Jika upaya itu

gaga!, barrier itu sendiri lama kelamaan akan bervalensi negatif. Upaya P

untuk mendekati barrier cendrung makin berkurang dan perlahan - lahan ia

akan meninggalkan wilayah itu (leaving the field). la mungkin akan kembali

Page 45: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

dan mencoba kembali, tetapi jika tetap saja gagal, ia akan secara permanen

meninggalkan wilayah tersebut. Lewin menambahkan, gagalnya negosiasi

untuk keluar dari barrier wilayah bervalensi negatif sering menghasilkan

keadaan ketegangan emosional yang tinggi. (Sarlito Wirawan,2000).

3) Konflik antara Daya yang Berasal dari Kebutuhan Sendiri dan Daya

yang Berasal dari Orang Lain (Conflict between Own Need Forces

and Induced Forces)

31

Tipe konflik pertama dan kedua di atas biasanya merupakan pertentangan

antara dua daya yang berasal dari kebutuhan orang yang bersangkutan

(forces corresponding to a person's own needs) atau dua daya yang berasal

dari orang lain (induced forces). Adapun tipe konflik yang ketiga, merupakan

pertentangan antara sebuah daya yang bersifat own need forces dan sebuah

daya lain yang bersifat induced forced. Sebagai contoh, keinginan seorang

anak/penderita HIV/AIDS (P) bertentangan dengan harapan orang tuanya

(0). Orang tua (0) memiliki kekuasaan yang lebih besar, oleh karenanya O

dapat menciptakan induced driving/restraining forces yang sesuai dengan

kehendak 0 sendiri. Si anak/penderita HIV/AIDS (P) dapat berupaya

melawan atau meruntuhkan kekuasaan orang tuanya, setidaknya di dalam

area konflik tersebut. Namun jika upaya ini gagal, P mungkin akan

mengarahkan agresivitasnya pada orang atau obyek lain. Atau mungkin juga,

P akan berhenti melawan karena kekuatan 0 terlalu besar.

Page 46: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

32

Konflik pada akhirnya menghadapkan seseorang pada situasi untuk memilih.

Dalam situasi itulah, pengambilan keputusan diperlukan. Pengambilan

keputusan merupakan bagian dari penyelesaian masalah yang merupakan

suatu tindakan memilih dari lebih satu alternatif kemungkinan pllihan. Jika

kadar konflik yang dialami makin meninggi, seorang penderita HIV Positif

akan dihadapkan pada beberapa pilihan. Secara umum penderita HIV Positif

memiliki dua pilihan pada kasus pemakaian ARV. Pertama, mengkonsumsi

ARV dan kedua tidak mengkonsumsi ARV. Disinilah harus mengambil

keputusan, dengan pertimbangan bahwa hal itu adalah bagian dari upaya

penyelesaian masalahnya.

B. Pengambilan Keputusan

1. Pengertian P·1engambilan Keputusan

Beberapa ahli memberikan batasan mengenai pengambilan keputusan

(decision making). Di antaranya adalah :

1) Pengambilan keputusan adalah sejenis pemecahan masalah yang

menimbulkan beberapa alternatif pilihan, yang mengharuskan kita

untuk memilih diantara beberapa pilihan.

2) Pengambilan keputusan adalah bagian dari pemecahan masalah.

Disini, memilih alternatif tertentu adalah dengan memberikan

Page 47: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

33

seseorang pada tindakan yang mengharuskan untuk memilih.(David L

Watson, 1984).

3) Pengambilan keputusan adalah proses yang berkembang pada

pemecahan masalah. Pengambilan keputusan dapat dilihat sebagai

tindakan untuk memilih di antara alternatif pilihan masalah. (Clifford

T.Morgan dkk, 1986).

Batasan - batasan di atas memperlihatkan bahwa pengambilan keputusan

merupakan suatu proses atau bagian dari pemecahan masalah. Secara

umum, masalah adalah setiap konflik atau pertentangan antara satu situasi

dengan situasi lain yang ingin dicapai yaitu yang menjadi goal atau tujuan

oleh seseorang atau sekelompok orang. Dengan demikian, proses yang

dilakukan dalam pemecahan masalah bersifat terarah pada tujuan dan

didorong oleh kebutuhan untuk mengurangi kesenjangan antara satu hal

dengan yang lain. (Morgan, 1986)

Keputusan yang diambil beraneka ragam. Tapi ada tanda- tanda umumnya:

1). keputusan merupakan hasil berpikir, hasil usaha intelektual; 2). keputusan

selalu rnelibatkan pilihan dari berbagai alternatif; 3). keputusan selalu

melibatkan tindakan nyata, walaupun pelaksanaannya boleh ditangguhkan

atau dilupakan. (Jalaluddin Rakhmat, 1998).

Page 48: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

2. Strategi Pengambilan Keputusan

Atwater mengklasifikasikan strategi pengambilan keputusan berdasarkan

unsur resiko yang terlibat di dalamnya:

1) Wish Strategy. Memilih altematif pilihan yang dapat membawa pada

hasil yang paling diinginkan, tanpa memperhatikan resiko.

2) Escape Strategy. Memilih alternatif pilihan yang paling tinggi

kecenderungannya untuk dapat terhindar dari hasil yang buruk.

3) Safe Strategy. Memilih alternatif pilihan yang paling tinggi

kecenderungannya untuk mencapai keberhasilan.

34

4) Combination Strategy. Memilih alternatif pilihan yang tepat.

Mengkombinasikan kemungkinan untuk memperoleh hasil. Yang

paling diinginkan (high desireability) dengan probabilitas peluang

tertinggi (high probability). (Atwater, 1984)

Dapat dikatakan pengambilan keputusan seseorang ditentukan oleh strategi

yang digunakannya untuk mengambil keputusan. Setiap orang melakukan

strategi pengambilan keputusan yang berbeda-beda. Tiap orang pun memiliki

kemampuan yanig berbeda-beda dalam mengambil keputusan terhadap

berbagai sitasi yang dihadapi. Oleh karena itu, walaupun strategi

pengambilan keputusan tampaknya dapat diklasifikasikan oleh para ahli,

strategi pengambilan keputusan lebih bersifat unik. (Atwater, 1984).

Page 49: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

35

Atwater mengingatkan bahwa tujuan pengambilan keputusan adalah untuk

memperoleh h~1sil yang diinginkan dan menghindari hasil yang tidak

diinginkan. Dalam pengertian ini, " baik " atau " buruk" nya suatu keputusan

tergantung pada individu yang bersangkutan dan situasi yang dihadapi.

Gambaran pola pengambilan keputusan seseorang lebih merupakan

kombinasi unik dari strategi - strategi yang dilakukannya. Penelitian ini

berusaha menggali gambaran pengambilan keputusan secara individual,

dengan metode yang memungkinkan tergalinya keunikan individual. (Atwater,

1984)

Kadangkala seseorang melakukan strategi yang sama pada waktu, situasi,

atau lingkungan yang berbeda. Namun demikian strategi pengambilan

keputusan dapat berubah-ubah. Seseorang dapat melakukan strategi yang

berbeda-beda dalam berbagai situasi atau situasi yang sama di waktu yang

berbeda. Maka dapat dikatakan bahwa pola pengambilan keputusan

seseorang bersifat dinamis. Oleh karena itu, selain berusaha mendapatkan

gambaran pengambilan keputusan, penelitian ini juga berusaha

mendapatkan gambaran dinamika pengambilan keputusan masing-masing

respond en

Page 50: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

36

3. Tahapan Pengambilan keputusan

Para ahli umumnya mengartikan pengambilan keputusan sebagai cara

memecahkan masalah dengan memilih alternatif terbaik dari sejumlah

alternatif yang ada (Du Brin, 1983: Morgan, King dan Robinson, 1984).

Adapun proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: (Du Buin.

1980)

a. Tahap input.

Pada tahap ini individu menemukan atau diberi suatu persoalan.berpangkal

dari persoalan tersebut, diketahui adanya satu atau beberapa keputusan

yang harus diambil.

b. Tahap throughput (decision making stages).

Pada tahap ini masalah sudah dikenali, kemudian berlangsung rangkaian

proses pengambilan keputusan yang saling tumpang tindih, yaitu

menjernihkan persoalan menemukan berbagai alternatif-alternatif tersebut,

mengambil keputusan, mengevaluasi hasilnya.

c. Tahap out put.

Dari konflik keputusan yang diambil, subjek merasakan konsentrasinya

berupa hasil yang optimal, memuaskan, atau kurang memuaskan .

Janis dan Mann seperti dikutip dalam Atwater, merumuskan adanya lima

tahap pengambilan keputusan yang kerap dilakukan dalam membuat

keputusan - kePjutusan sulit. Rumusan tahap ini mencakup keputusan -

keputusan yang diambil mulai dalam masalah penyakit beresiko kematian

Page 51: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

37

hingga keadaan darurat nasional. Lima tahap tersebut adalah (Atwater,

1983) :

1) Menilai masalah. Meliputi pengenalan terhadap masalah, tujuan dari

penyelesaian dan menjaga agar tidak terjadi asumsi yang salah atau

oversimplifikasi terhadap masalah yang kompleks. Pertanyaan kunci: I

"Resiko apakah yang mungkin timbul jika tidak berbuat apa - apa atau

jika tidak melakukan perubahan?"

2) MelihaUsurvey alternatif - alternatif pilihan yang ada. Hal yang paling

dibutuhkan dalam tahap ini adalah sikap keterbukaan dan fleksibilitas

dengan perhatian untuk mengumpulkan informasi mengenai seluruh

kemungkinan altenatif, baik yang telihat nyata maupun tidak.

Pertanyaan kunci: "Apakah seluruh alternatif yang ada telah

dipertimbangkan ?"

3) Menimbang alternatif. Seluruh pilihan dievaluasi berdasarkan

konsekuensi dan kemungkinan untuk dilakukan. Mengenai

konsekuensi, yang terutama dilihat adalah kemungkinan manfaat dan

pengorbanan yang harus diterima. Pertanyaan kunci : " Alternatif

manakah yang terbaik ?"

4) Membuat komitmen. Penumpukan ketegangan karena

mempertimbangkan banyaknya altenatif hanya bisa diselesaikan

dengan membuat komitmen. Namun demikian, masih ada

kemungkinan bahaya untuk bertindak secara impulsif dalam

Page 52: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

mengambil keputusan. Pertanyaaan kunci :" Kapankah saya dapat

mengimplementasikan alternatif terbaik yang telah diambil dan

membiarkan orang lain tahu keputusan saya ? "

38

5) Menerima umpan balik meskipun negatif. Setiap keputusan

mengandung resiko. Oleh karena itu, adalah penting untuk tidak

bereaksi berlebihan terhadap kritik atau kekecewaan yang mungkin

timbul. Reaksi tersebut memang dapat terjadi dalam berbagai bentuk,

misalnya dengan berubah pikiran atau sebaliknya membenarkan

pikiran sendiri atau mengabaikan kritik-kritik yang bermanfaat.

Pertanyaan kunci : "Apakah resiko yang ada demikian seriusnya jika

saya tidak berubah ? Apakah resiko itu menjadi lebih serius jika saya

tidak berubah ? "

Disamping tahapan - tahapan di atas Janis dan Mann mengeniukakan 7

kriteria untuk menguji efektifitas pengambilan keputusan :

1) Secara menyeluruh melihat alternatif tindakan yang mungkin dilakukan

2) Mempertimbangkan seluruh tujuan yang akan dicapai dan nilai - nilai

yang terkandung dalam setiap pemilihan

3) Secara hati - hati menimbang kerugian yang akan dihadapi,

memperkirakan resiko -resiko yang belum pasti, baik konsekuensi

positif maupun negatif

Page 53: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

4) Secara intensif mencari informasi baru yang relevan untuk. evaluasi

lanjut

39

5) Membuka diri memperhitungkan informasi baru walaupun informasi itu

tidak mendukung pilihan yang disukainya

6) Menilai kembali konsekuensi positif dan negatif setiap pilihan termasuk

pilihan yang semula tidak diterima sebelum mengambil keputusan

akhir

7) Membuar langkah - langkah tindakan dan rencana yang terperinci

dengan mempertimbangkan kemungkinan tindakan antisipatif. (Janis &

Mann,1979)

C. HIV/ AIDS

1. Pengertian HIV/AIDS

Virus HIV adalah retrovirus yang termasuk golongan virus RNA yaitu virus

yang menggunakan RNA sebagai molekul pembawa informasi genetik. Virus

HIV pertama kali ditemukan pada Januari 1983 oleh Luc Montaigner di

Prancis pada seorang pasien limfadenopati, Oleh karena itu kemudian

dinamakan LAV (Lumph Adenopathy Virus). Kemudian pada bu Ian Maret

1984, Robert Gallo di Amerika Serikat menemukan virus serupa pada

penderita AIDS yang kemudian disebut HTLV-111. Pada bulan Mei 1986

Komisi Taksonomi lnternasional memberikan nama baru HIV (Human

Page 54: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

Immunodeficiency Virus) yang sampai saat ini secara resmi digunakan.

(Depkes RI, 2003)

40

AIDS merupakan singkatan dari Acruired lmmuno Defficiency Syndrome,

yaitu sekumpulan gejala penyakit atau sindrom yang disebabkan oleh

retrovirus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini disebabkan

karena virus yang disebut HIV (Human lmunodeficiency Sydrome). Pada

orang yang sehat, terjadinya infeksi dapat dilawan oleh suatu sistem

pertahanan dalam tubuh yang disebut sebagai sistem kekebalan tubuh

(immune body system). Sistem kekebalan tubuh ini bekerja untuk mengenali

benda asing yang masuk (misalnya bakteri, virus dan lain-lain) dan

selanjutnya membentuk antibodi untuk melawan benda asing tersebut. Tiap

penyakit merangsang pembentukan antibodi yang spesifik terhadapnya.

(Depkes , 1989).

Virus HIV adalah retrovirus yang termasuk golongan virus RNA yaitu virus

yang mengunakan RNA sebagai molekul pembawa informasi genetik.

(Depkes RI, 2003). Virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh manusia

dan merusak salah satu jenis dari sel - sel putih yang bertugas menangkal

infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk dalam kelompok limfosit yang

disebut sel T-4 atau sel T-penolong (T - helper), atau disebut juga sel CD-4

(Depkes RI, 1997). Pada AIDS komponen yang diserang adalah limfosit T-

Page 55: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

41

helper yang memiliki reseptor CD4 di permukaannya. Terdapat banyak fungsi

penting limfosit T - helper antara lain menghasilkan zat kimia yang berperan

sebagai perangsang pertumbuhan dan pembentukan sel-sel lain dalam

sistem imun dan pembentukan antibodi

Kemampuan HIV melumpuhkan dan membunuh sel-sel ini mengakibatkan

tidak berfungsinya seluruh sistem kekebalan tubuh manusia. Keadaan ini

menjadikan Odha sangat rentan terhadap infeksi yang mengenainya. lnfeksi

yang menyerang pada sistem kekebalan tubuh lemah disebut infeksi

oportunistik (opportunistic infections). Dengan kata lain, HIV bukan

merupakan penyebab langsung dari kematian, tetapi dengan kehadirannya I

yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, menyebabkan penyakit - penyakit

lain mudah menyerang tubuh. (Schoub, Berry D, 1994)

Keunikan dari virus ini dibandingkan virus penyakit lain adalah adanya masa

laten (asymptomatic stage) sekitar 5 tahun. Pada masa ini Odha tidak

menyadari dirinya telah terinfeksi karena belum adanya kerusakan fisik nyata,

namun ia telah mampu menularkan virus ini kepada orang lain. Pada masa

laten ini (disebut tahap HIV positif) Odha tidak berbeda dengan orang lain

yang sehat, ia masih dapat melakukan aktifitas biasa sehari - hari. Melalui tes

laboratorium saja dapat diketahui adanya virus dalam tubuhnya.

Ketidaktahuan ini dapat menyebabkan ketidakhati-hatian pada Odha dan

Page 56: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

akhirnya meningkatkan resiko penularan infeksi HIV ke orang lain. Setelah

masa tanpa gejala ini, barulah Odha masuk pada tahap AIDS dimana mulai

muncul gejala-gejala yang ditandai oleh beberapa penyakit sebagai akibat

makin melemahnya sistem kekebalan tubuh. (Schoub, Berry, 1994).

42

Dalam kondisi normal jumlah CD-4 dalam tubuh berjumlah sekitar 1000 ul.

Namun ketika virus HIV mulai masuk kedalam tubuh dan secara selektif

menyerang CD4 maka jumlahnya akan berkurang secara progresif. Pada

awal fase asymptomatic, jumlahnya CD-4 dalam tubuh adalah 500 ul. Jumlah

ini akan berkurang sampai dengan 200 ul pada fase AIDS. Pada jumlah ini

sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah, sehingga menyebabkan

penderitanya (Odha) menjadi sangat rentan terhadap berbagai macam

penyakit oportunistik, seperti Herpes Zoster, Sarcoma Karposi, TBC dll.

(Stewart, 1997).

Penularan HIV/AIDS tidak mudah dan terjadi begitu saja .Virus HIV hidup dan

berkembang di cairan - cairan dalam tubuh seperti darah, sperma, dan

cairan vagina. Berkaitan dengan media hidup HIV, maka penularannya pun

bersifat spesifik, yaitu HIV menular melalui a). hubungan seksual, baik homo

atau hetero dengan seseorang yang sudah terinfeksi HIV tanpa memakai

pelindung, b). melalui tranfusi darah yang telah tercemar HIV, c). melalui ibu

hamil yang telah terinfeksi kepada janin yang sedang dikandungnya, dan d).

Page 57: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

43

melalui alat suntik yang dipakai berulang-ulang dan telah tercemar HIV (Inter

Drug User). Virus ini tidak terbukti ditularkan melalui kontak sosial biasa

seperti; hidup serumah dengan pengidap HIV/AIDS, bersenggolan dan

bersentuhan dengan Odha, berjabatan tangan, berciuman, makan dan

minum dari tempat yang sama, melalui gigitan serangga dan berenang

bersama (Depkes RI, 1997).

Sebagai retrovirus, HIV memiliki sifat khas karena memiliki enzim reverse

transcriptase, yaitu enzim yang memungkinkan virus mengubah informasi

genetiknya yang berada dalam RNA keputusan dalam bentuk DNA yang

kemudian diinteraksikan keputusan dalam informasi genetik sel limfosit yang

diserang, dengan demikian HIV dapat memanfaatkan mekanisme sel limfosit

untuk menggandakan dirinya menjadi virus baru yang memiliki ciri - ciri HIV.

HIV dapat diteimukan dan diisolasikan dari sel limfosit T, limfost B, sel

makrofag (di otak dan paru) dan berbagai cairan tubuh. Akan tetapi sampai

saat ini hanya darah dan sperma yang jelas terbukti sebagai sumber

penularan serta ASI yang mampu menularkan HIV dari ibu ke bayinya.

(Depkes RI, 2003)

Sistem manusia adalah sangat kompleks dan memiliki kaitan yang rumit

antara berbagai jaringan dan sel dalam tubuh, kerusakan pada salah satu

komponen sistem imun akan mempengaruhi sistem imun secara keseluruhan

Page 58: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

44

terutama apabila komponen tersebut adalah komponen yang menentukan

fungsi-fungsi komponen sistem lainnya. Pada AIDS komponen yang diserang

adalah limfost T helper yang memiliki reseptor VD 4 di permukaannya.

Terdapat banyak fungsi penting limfosit T helper antara lain menghasilkan zat

kimia yang berperan sebagai perangsang pertumbuhan dan pembentukan

sel-sel lain dalam sistem imun dan pembentukan antibodi. Oleh karena itu

pada pasien AIDS terdapat kelainan pada fungsi limfosit T, limfosit B,

monosit, makrofag dan sebagainya.

(Depkes RI, 2003)

2. Fase - fase perjalanan virus sampai dengan tahap AIDS

Perjalanan virus HIV sampai dengan tahapan AIDS terbagi menjadi beberapa

fase, yaitu :

lnfeksi awal HIV : Masa sebelum timbulnya respin antibodi

biasanya antara 6 -12 minggu yang sering disebut sebagai

periode jendela (window period). Pada masa ini seorang yang

diuji darahnya dapat menunjukan hasil yang negatif. Untuk itu

perlu dilakukan tes ulang. Biasanya selama 3-5 tahun setelah

terinfeksi, timbul pembengkakan kelenjar getah bening secara

menyeluruh yang tidak menimbulkan rasa nyeri.

Pembengkakan kelenjar getah bening ini dapat terus

berkembang dan menetap selama beberapa bulan bahkan

Page 59: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

sampai beberapa tahun. Pada masa ini, seorang pengidap

HIV sudah dapat menularkannya pada orang lain.

Gejala HIV atau disebut juga PGL (Persistent Generalized

Lymphadenopaty).

Yaitu gejala - gejala infeksi HIV yang timbul setelah masa

window period berlalu, antara lain pembengkakan kelenjar

getah bening di bagian leher, ketiak atau selangkangan,

demam atau influenza, berkeringat pada malarn hari, berat

badan turun tanpa sebab yang jelas serta diare.

45

Gejala AIDS atau ARC (AIDS Related Complex). Pada tahap

ini, virus sudah merusak sistem kekebalan tubuh. Gejala

infeksi lanjutan pada tahap ini antara lain; selalu merasa lelah,

mencret terus menerus lebih dari sebulan, demam dan

berkeringat di malam hari, berat badan turun lebih dari 10 %

berat normal, infeksi rongga mulut. Pembengkakan kelenjar

getah bening bisa terus berlanjut pada tahap ini.

Tahap AIDS (Full Blow). Merupakan akhir dari perjalanan

iiiifeksi HIV. Hal ini ditujukan dengan adanya satu atau

beberapa infeksi oportunistik, seperti; peneumonia diare

persisten, sarcoma karposi dan infeksi dari sistem saraf.

Sistem kekebalan tubuh sudah lumpuh sama sekali. lnfeksi

oportunistik juga mematikan menyerang tubuh penderita,

Page 60: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

antara lain: radang/kanker paru-paru kanker kulit dan infeksi

~ongga mulut, TBC serta Herpes .

46

AIDS Tahap Lanjutan atau AIDS Dimentia Complex.Pada

tahap ini HIV telah mencemari darah yang masuk ke otak dan

menghancurkan sel-sel otak. Hal ini menyebabkan gejala­

gejala antara lain, kebingungan, daya ingat penderita

melemah bahkan rusak sama sekali, proses daya pikir juga

rusak, perilaku menjadi kacau, perubahan pada kepribadian

menjadi pikun atau pelupa sebelum waktunya, dan tidak

mampu mengontrol (emosi) diri (Depkes RI, 1998).

3. Pendemi AIDS

Sejak tahun 1987 hingga akhir September 2003, Depkes melaporkan 2685

kasus HIV/ AIDS, namun sebenarnya diperkirakan sekitar 80.000-120.000

orang. Menurut laporan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (Mei 2003),

pada 3 tahun terakhir ini fase epidemik HIV/AIDS di Indonesia telah berubah

dari "low" menjadi "concentrated" karena terdapat prevalensi HIV di atas 5 %

di beberapa wilayah/kelompok masyarakat terdapat peningkatan

seroprevalensi HIV yang sangat pesat di kalangan pecandu narkoba, yaitu 48

% di OKI Jakarta dan 53 % di Bali. sebuah hasil tes HIV secara sukarela

(VCT) yang dijalankan Yayasan Pelita llmu di Jakarta bahkan menunjukkan

sebanyak 93 % pecandu narkoba diketahui terinfeksi HIV. Tingginya

Page 61: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

47

prevalensi HIV dikalangan pengguna narkoba bisa menimbulkan resiko

cukup besar terjadinya penularan HIV dari pasangan pengguna narkoba ke

bayi mereka. (Support, 2002). Penyebaran yang tinggi ini juga diperkuat dari

hasil pendataan oleh Depkes yaitu hingga Maret 2002 telah tercatat terdapat

2187 kasus HIV positif dan 689 kasus AIDS yang tersebar 24 provinsi di

Indonesia. Dengan demikian jumlah keseluruhan kasus HIV/AIDS adalah

2876 kasus. (Depkes Rl,2002).

Kasus penularan HIV/AIDS dikalangan pecandu narkoba suntik atau IOU

(Inter Drug User) meningkat sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari proporsi

keseluruhan jumlah kasus HIV/AIDS, dimana 668 kasus dianta.ranya berasal

dari faktor resiko penyalahgunaan narkoba suntik. Selanjutnya, hubungan

seks memberi kaitan lagi antara penyalahgunaan obat dan infeksi HIV.

Dalam suatu survey pernah dilakukan di 13 kota besar di Indonesia sebagian

besar pecandu narkoba suntik melaporkan tidak pernah memakai kondom

dengan pasangan tetapnya. Karena IOU tidak hanya melakukan hubungan

seks dengan IOU lain, maka mereka sering menjadi jembatan penting bagi

penyebaran HIV ke masyarakat umum (Depkes RI, 2002)

Sementara penyebaran pada ibu hamil dimana dalam studi prevalensi pada

ibu hamil di Pro1pinsi Riau pada tahun 1998/1999 menunjukkan bahwa 0,35 %

ibu hamil telah terinfeksi HIV, sedangkan di Propinsi Papua sebesar 0,25 %.

Page 62: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

48

Sebuah hasil konseling dan testing HIV secara sukarela (VCT) kepada ibu

hamil di Jakarta menunjukan bahwa sebanyak 2,86% ibu hamil diketahui HIV

positif. (Support, 2003).

4. Orang dengan HIV/AIDS ( ODHA) I

Pengertian Odha dibedakan dari Ohida. Odha (Orang dengan HIV/AIDS).

merujuk pada individu yang teinfeksi HIV, baik yang masih pada tahap HIV

positif maupun yang sudah masuk pada tahap AIDS, sedangkan Ohida

(Orang hidup dengan HIV/AIDS) merujuk pada individu - individu lain yang

terkena pengaruh secara tidak langsung dari penyakit ini seperti keluarga,

teman Odha, relawan dan lain - lain (Support, no.11, 1995).

Orang dengan HIV/AIDS berbeda kondisinya dengan orang yang menderita

penyakit terminal yang lain seperti kanker, stroke, infeksi HIV mempengaruhi

keseluruhan hidup Odha, seperti perubahan status emosional, perubahan

dalam pola adaptasi perilaku dan fungsi kognitifnya perilaku hidup sehat,

perubahan tujuan, hidup dan peranannya di masyarakat, perubahan dalam

kehidupan spiritual sampai persiapan menjelang kematiannya (Hoffman,

1996).

Keluarga yang mengetahui salah satu anggota keluarganya terinfeksi

HIV/AIDS akan mengalami beban mental yang berat. Hal ini disebabkan

Page 63: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

49

karena penyakit HIV/AIDS sampai saat ini belum ada obat yang dapat

menyembuhkannya. Selain itu keluarga membayangkan biaya pengobatan

yang tinggi untuk memperpanjang harapan hidup anggota keluarganya yang

terinfeksi HIV, hal lain adalah menghadapai kemungkinan pengucilan oleh

masyarak terhadap keluarga. Hal tersebut merupakan sumber stres bagi

keluarga Odha (Depkes, 1997).

Demikian pesatnya epidemi AIDS memberikan masalah sosial yang sangat

luar biasa artinya beban psikologis bagi penderita HIV/AIDS, keluarganya

dan lingkungan sekitarnya sangat besar, hal ini menyebabkan

ketidakstabilan tatanan masyarakat lebih spesifik lagi tatanan keluarga dalam

masyarakat. Sebagai contoh sebagian masyarakat masih beranggapan

penyakit AIDS adalah penyakit kutukan, masyarakat menilai demikian karena

cara penyebarannya sebagian besar melalui hubungan seksual dan jarum

suntik untuk menggunakan narkoba.Tapi apapun faktor penyebab seseorang

menderita HIV/AIDS tetap akan menimbulkan stigma negatif bagi

penderitanya.

Masyarakat menganggap bahwa orang yang menderita AIDS adalah

manusia yang menjijikan, kotor dan berdosa. Pengetahuan masyarakat yang

terbatas mengenai penyakit AIDS menimbulkan kesan bahwa Odha ini telah

dihukum Tuhan. Mereka dianggap telah melakukan dosa besar dan

Page 64: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

50

menimbulkan rasa malu bagi masyarakat, karenanya Odha harus dijauhi

atau dikucilkan.

Berbagai stigma negatif terhadap penderita HIV/AIDS menimbulkan konflik

hubungan antar penderita dengan masyarakat terutama masyarakat yang

mencap mereka dengan stigma-stigma negatif. Hal ini tentu disayangkan

disaat penderita HIV/AIDS membutuhkan sandaran, dukungan penguatan

atas apa yang menimpa dirinya malahan diperberat dengan hambatan sosial I

yang harus diatasinya. Penderita HIV/AIDS dalam dirinya sendiri bergejolak

serangkaian beban psikologis yang sangat besar apalagi setelah dirinya

mengetahui dirinya mengidap virus HIV/AIDS yang mematikan ini.

Konflik dalam diri penderita HIV/AIDS menjadi demikian kompleks, selain itu

mereka terbebani rasa sakit yang diderita juga mendapatkan stigma negatif

dari masyarakat. Berbagai macam masalah menjadi konflik yang tidak mudah

diselesaikan. Karena masalah yang dihadapi adalah kebutuhan dasar yang

benar-benar harus dipenuhi seperti rasa aman, nyaman, bebas dari

ketakutan, kebutuhan diterima masyarakat, kebutuhan untuk dihargai dan

diperlakukan layak sebagai manusia. Penderita HIV/AIDS harus menghadapi

tekanan - tekanan dan merespon daya - daya tersebut secara simultan.

Begitu besarnya masalah atau konflik yang dihadapi menuntut penderita

HIV/AIDS memiliki keyakinan yang kuat akan nilai-nilai, prinsip - prinsip,

Page 65: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

norma-norma, karena nilai - nilai inilah mereka dapat terus bertahan. Konflik

yang tercipta karena faktor luar dan dalam ini menyebabkan konflik internal

dalam diri penderita HIV/AIDS menjadi kompleks.

51

Berbagai macam masalah dapat mempengaruhi kehidupan penderita, sangat

mungkin penderita HIV/AIDS menghentikan pengobatan karena sudah tidak

dihargai dan ia merasa dunia tidak menerima kehadirannya lagi. Disaat

penderita HIV/AIDS mengalami frustasi akan diikuti menurunnya kondisi

tubuh dan pada saat tertentu ia harus menjalani terapi yang benar - benar

baik karena kondisi tubuhnya terus menurun, terapi itu antara lain terapi ARV.

Namun memutuskan memulai menjalani terapi ARV tidak mudah apalagi bila

penderita pasrah dan merasa tidak ada harganya lagi di dunia ini. Penderita

HIV/AIDS harus memberikan respons bagaimana mensikapi kehadiran virus

tersebut dan bagaimana ia mensikapi lingkungan sosial setelah mengetahui

dirinya telah terinfeksi. Hal ini tidak mudah karena sikap tentu berhubungan

dengan nilai-nilai yang dianutnya, sikap tentu berhubungan dengan karakter

yang telah terbentuk dan pada setiap orang berbeda-beda dan sikap tentu

mempertimbangkan respons lingkungan.

5. VCT (Voluntary counseling and testing) dan Tes HIV/AIDS

Konseling adalah proses pertolongan dimana seseorang dengan tulus dan

tujuan jelas memberikan waktu, perhatian dan keahliannya, untuk membantu

Page 66: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

52

klien mempelajari keadaan dirinya, mengenali dan melakukan pemecahan

masalah terhadap keterbatasan yang diberikan lingkungan. Voluntary

counseling and testing (VCT) dalam bahasa Indonesia disebut konseling dan

tes sukarela, artinya sama dengan VCCT: voluntary dan confidential

counseling and testing. VCT merupakan kegiatan konseling bersifat sukarela

dan rahasia, yang dilakukan sebelum dan sesudah tes darah untuk HIV di

labolatorium. Tes HIV dilakukan setelah terlebih dahulu memahami dan

menandatangani informed consent yaitu surat persetujuan setelah

mendapatkan penjelasan yang lengkap dan benar.

VCT penting karena :

1) Merupakan pintu masuk keseluruh layanan HIV/AIDS I

2) Menawarkan keuntungan, baik bagi yang hasil tesnya positif maupun

negatif dengan fokus pada pemberian dukungan atas kebutuhan klien

seperti perubahan perilaku dukungan mental, dukungan terapi ARV,

pemahaman faktual dan terkini atas HIV/AIDS.

3) Mengurangi stigma masyarakat

4) Merupakan pendekatan menyeluruh: kesehatan fisik dan mental

5) Memudahkan akses ke berbagai pelayanan yang dibutuhkan klien

baik kesehatan maupun psikososisal.

Page 67: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

53

Tujuan Khusus VCT bagi ODHA :

1) Meningkatkan jumlah ODHA yang mengetahui bahwa dirinya terinfeksi

HIV Saat ini sangat sedikit orang di Indonesia yang diketahui

terinfeksi HIV. Kurang dari 2,5 % orang yang diperkirakan telah

terinfeksi HIV mengetahui bahwa dirinya terinfeksi.

2) Mempercepat diagnosis HIV.

Sebagian besar ODHA di Indonesia baru mengetahui bahwa dirinya

terinfeksi setelah mencapai tahap simtomatik dan masuk ke stadium

AIDS, bahkan dalam keadaan hampir meninggal.

3) Meningkatkan penggunaan layanan kesehatan dan mencegah

terjadinya infeksi lain pada ODHA

ODHA yang belum mengetahui dirinya ternfeksi HIV tidak dapat

mengambil manfaat profilaksis terhadap infeksi oportunistik, yang

sebetulnya sangat mu rah dan efektif. Selain itu, mereka juga tidak

dapat memperoleh terapi antiretroviral secara lebih awal, sebelum

sistem kekebalan tubuhnya rusak total dan tidak dapat dipulihkan lagi.

4) Meningkatkan kepatuhan pada terapi antiretroviral.

5) Agar virus tidak menjadi resisten dan efektivitas obat dapat

dipertahankan diperlukan kepatuhan yang tinggi terhadap pengobatan.

Kepatuhan tersebut didorong oleh pemberian informasi yang lengkap

dan pemahaman terhadap informasi tersebut, serta dukungan oleh

pendamping.

Page 68: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang
Page 69: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

Konseling pra dan pasca tes HIV penting dilakukan, mengingat diagnosi

HIV/AIDS terhadap Odha akan menimbulkan tekanan dan kecemasan

psikologis akibat perlakuan lingkungan yang diskriminatif serta infeksi HIV

yang terus bertahan seumur hidup. Konseling tidak haya memberikan

informasi kepada Odha mengenai HIV/AIDS dan penularannya, tetapi juga

mengkaji kemungkinan sumber infeksi Odha dan perilaku pencegahannya,

menggali kemungkinan adanya hambatan budaya dan nilai-nilai perubahan

perilaku, memberikan dukungan bagi Odha dalam kesedihannya

merencanakan agar Odha dapat menerima kenyataan hidup dan

memantapkan jaringan dukungan sosial baik fisik maupun emosional bagi

Odha (Damayanti, 2000).

D. Obat HIV/AIDS (ARV : Anti retrivoral)

55

Saal ini memang belum ada obat yang bisa menyembuhkan HIV/AIDS.

Namun fakta menyebutkan bahwa obat anti retroviral (ARV) secara signifikan

telah menurunkan angka kematian, memperpanjang masa hidup,

meningkatkan kualitas hidup Odha, serta mengubah HIV/AIDS dari penyakit

mematikan (fatal condition) menjadi sebuah penyakit kronis yang bisa

ditangani.

Page 70: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

56

Dalam majalah Support dikutip bahwa kondisi Indonesia diperkirakan saat ini

terdapat 130.000 Odha di seluruh Indonesia (meskipun jumlah yang

dilaporkan hanya 3.492 Odha hingga September 2003). Sebanyak 10 %

diantaranya (13.000) diperkirakan telah butuh ARV. Namun menurut data

Pokdisus AIDS FKUl/RSCM, baru 1.100 Odha yang telah mengkonsumsi

ARV hingga Desember 2003. (Support, 2003).

Odha yang disiplin minum ARV menunjukan hasil yang memuaskan, menurut

Prof. Dr Zubairi Djoerban,(Ketua Harian Pokdisus), sekitar 150 Odha di

Indonesia yang rutin minum ARV setiap hari, jumlah viral Load-nya Qumlah

HIV di tubuh) undetectable atau tidak bisa dideteksi lagi, kondisi tubuhnya

nampak gagah dan segar, seperti orang yang tidak terinfeksi HIV, meskipun

bukan berarti itu telah sembuh dari HIV ujar Djubari. (Support, 2003)

ARV (antiretroviral) adalah obat yang dapat langsung menghambat replikasi

(penggandaan diri) HIV. Terapi Antiretroviral (ARV) dengan mengkombinasi

beberapa obat ~RV bertujuan untuk mengurangi viral load Qumlah virus

dalam darah} agar menjadi sangat rendah atau di bawah tingkat yang dapat

terdeteksi untuk jangka waktu lama. Sa at ini ada tiga golongan ARV yang

tersedia di Indonesia :

1. Nuc/eoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI): obat ini

dikenal sebagai analog nukleosida yang menghambat proses

Page 71: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

perubahan RNA virus menjadi DNA. Proses ini diperlukan agar virus I

57

dapat bereplikasi. Obat dalam golongan ini termasuk zidovudine (ZDV

atau AZT) lamivudine (3TC), didanosine (ddl) zalcitabine (ddC),

stavudine (d4T), dan abacavir (ABC).

2. Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI): obat

ini berbeda dengan golongan ini termasuk nevirapine (NVP), efavirenz

(EFV) dan delavirdine (DLV).

3. Protease Inhibitor (Pl): obat ini bekerja menghambat enzim

protease yang memotong rantai panjang asam amino menjadi protein

yang lebih kecil. Obat dalam golongan ini temasuk indinavir (IDV),

nelfinavir (NFV), saquinavir (SQV), ritonavir (RTV), amprenavir (APV),

dan lopinavir /ritonavir (LPV Ir). Obat - obat tersebut tersedia dalam

bentuk paten dan generik. Harga obat generik jauh lebih murah

dibandingkan obat paten. Hanya sebagian dari obat di atas tersedia di

Indonesia dalam bentuk paten maupun generik.

ARV dapat juga dipakai untuk mencegah infeksi HIV misalnya setelah

tusukan jarum suntik yang tercemar HIV pada petugas kesehatan atau kasus

perkosaan oleh tersangka yang dicurigai terinfeksi HIV. lni disebut profilaksis

pasca pajanan (PEP= post exposure prophylaxis). ARV juga dapat dipakai

untuk mengurangi penularan HIV dari ibu ke bayi. (Depkes RI, 2003)

Page 72: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

58

Bila CD4 ditubuh seseorang rusak akibat infeksi virus HIV akan timbul

ganguan imunitas yakni munculnya infeksi-infeksi seperti jamur, TBC, dan

lain-lain. Pemeriksan CD4 tempatnya masih terbatas. Saat ini hanya ada di

RS Dharmais. Harga pemeriksaan Rp.150.000. Namun menurut Dr.

Samsulridjal Djauzi mengemukakan bahwa pemeriksaan CD 4 bukan satu­

satunya indikator untuk terapi obat AIDS (antiretroviral atau ARV} bagi Odha

tetapi juga diberikan bila ada gejala infeksi oportunistik walaupun CD4 masih

tinggi (diatas 200)," ujarnya. (Support, 2003).

Penggunaan obat ARV harus dalam bentuk terapi artinya pengobatan adalah

untuk jangka panjang dan terus menerus diawasi oleh dokter dan dibantu

oleh konselor. Tujuan terapi Antiretroviral adalah mengurangi morbiditas dan

mortalitas terkait HIV, memperbaiki mutu hidup, memulihkan dan memelihara

fungsi kekebalan dan menekan replikasi virus semakimal mungkin dalam

waktu yang lama.

Indonesia sekarang telah dapat membuat obat ARV yang dibuat oleh PT.

Kimia Farma. Ada beberapa hal khusus ARV produksi lokal ini. Pertama,

untuk memproduksinya Kimia Farma harus mendatangkan bahan baku

khusus dari lndi;3, Cina ataupun Korea Selatan. Kedua Kimia Farma

membuat pabrik khusus untuk memproduksi ARV tersebut, tidak menyatu

dengan tempat produksi obat-obatan penyakit lain. Ketiga Badan

Page 73: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

59

Pengawasan Obat dan Makanan DEPKES RI memberikan ARV buatan Kimia

Farma secara khusus atau terbatas. Maksudnya obat-obatan itu tidak bisa

dijual di apotik-apotik di seluruh Indonesia, hal ini dikarenakan produksinya

bukan untuk tujuan komersial melainkan untuk live saving ODHA. (Support, j

2003)

Dasar - dasar yang perlu diperhatikan dalam keputusan untuk Terapi

Antiretroviral (ART) :

1) HIV bereplikasi dengan cepat dan terus - menerus sejak awal infeksi.

Pada seorang yang terinfeksi HIV, sedikitnya sepuluh miliyar virus

dibuat dan dihancurkan setiap hari. Walaupun ada replilkasi yang

cepat, sebagian besar pasien tetap sehat selam bertahun-tahun sekali

pun tanpa terapi antiretroviral.

2) Replikasi HIV yang terus-menerus mengakibatkan kerusakan pada

sistem kekebalan tubuh semakin berat dan menyebabkan kerentanan

terhadap infeksi oportunistik, kanker, penyakit syaraf,

wasting(kehilangan berat badan tanpa alasan jelas) dan berakhir

dengan kematian.

3) Viral load menunjukkan tingginya replikasi HIV dan kecepatan

penghancuran sel CD4, sedangkan penurunan jumlah CD4

menunjukkan tingkat kerusakan pada sistem kekebalan yang

disebabkan oleh HIV.

Page 74: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

60

4) Tinggi - rendahnya viral load menunjukan cepat-lambatnya perjalanan

penyakit dan kematian. Pemeriksaan jumlah CD4 dan viral load

secara berkala Gika dapat dilakukan) dapat menentukan arah

perkembangan penyakit pada pasien yang terinfeksi HIV dan untuk

mengetahui kapan sebaiknya memulai atau mengubah regimen ARV.

5) Penurunan sistem kekebalan dia antara orang yang terinfeksi HIV

dapat berbeda-beda. Keputusan untuk memulai pengobatan dilakukan

berdasarkan jumlah CD4 dan viral load Qika mungkin dilakukan) atau

limfosit total serta gejala klinis.

6) Terapi kombinasi antiretroviral dapat menekan replikasi HIV sampai di

bawah tingkat yang dapat dideteksi oleh tes yang peka. Penekanan

virus secara efektif ini mencegah timbulnya virus yang resisten

terhadap obat dan menunda perkembangan penyakit. J"adi penekanan

virus secara maksimal menjadi tujuan terapi.

7) Cara paling efektif untuk menekan replikasi HIV secara terus-menerus

adalah memulai pengobatan dengan kombinasi ARV yang efektif.

Semua obat yang dipakai harus dimulai pada saat yang bersamaan

dan tidak pernah dipakai sebelumnya. Oba! tersebut tidak boleh

menimbulkan resistensi silang (cross resistant) dengan obat yang

pernah dipakai.

8) ARV yang digunakan dalam terapi kombinasi harus berdasarkan

jadwal dan dosis yang optimal. Sampai saat ini pengetahuan tentang

Page 75: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

mekanisme kerja dan jenis ARV masih terbatas dan dilaporkan

adanya resistensi silang pada obat - obat tertentu.

9) Wanita seharusnya menerima ART yang optimal tanpa

memperhatikan status kehamilannya .

10)Prinsip yang sama diberlakukan juga pada pemberian ARV untuk

anak maupun orang dewasa yang terinfeksi HIV, walaupun

pengobdtan pada anak yang terinfeksi HIV perlu mendapatkan

pertimbangkan khusus.

61

11)0rang dengan HIV, walaupun dengan viral load yang tidak terdeteksi,

harus dianggap tetap menular. Mereka harus diberi konseling agar

menghindari hubungan seks atau penggunaan narkotika suntik yang

dapat menularkan HIV dan pathogen menular lain.

12)ART harus dipakai terus - menerus dengan kepatuhan yang sangat

tinggi, walaupun sering dijumpai efek samping.Keterlibatan pasien

dan pendampingannya (keluarga, pasangan teman) sangat penting

dalam semua pertimbangan dan keputusan untuk memulai ART.

Hubungan baik antara pasien dan dokternya sangat diperlukan .

Keterbatasan ART (Anti Retroviral Therapy)

Walaupun ART sudah menjadi kunci dalam penatalaksanaan penyakit HIV,

ada beberapa keterbatasan :

Page 76: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

62

1) ART tidak mampu memberantas virus. Terapi ini gaga!

mengendalikan viremia dalam kurang - lebih sepertiga pasien pada uji

klinis. Viremia cepat meningkat kembali setelah berhenti terapi, atau

menghentikan salah satu obat dalam kombinasi. Pasien harus

melanjutkan terapi seumur hidup agar memperoleh manfaatnya yang

optimal.

2) Jenis HIV yang resisten sering muncul, terutama jika kepatuhan

pasien pada terapi tidak hampir sempurna (95 % atau lebih).

Kegagalan lebih mungkin terjadi pada tahap penyakit yang sudah

lanjut. Kepatuhan pada terapi jangka panjang adalah sulit; semakin

lama kepatuhan cendrung semakin menurun.

3) Penularan HIV melalui prilaku yang beresiko dapat terus terjadi,

walaupun viral load tidak terdeteksi. Jenis virus yang resisten

terhadap semua obat dalam regimen ART dapat ditularkan ke orang

lain melalui perilaku berisiko.

4) Efek samping jangka pendek akibat ART sering terjadi, mulai dari

yang ringan termasuk anemia, neutropenia, mual, sakit kepala,

sampai yang berat, misalnya hepatitis akut, reaksi hipersensitif dan

sindrom Stevens Johnson. Sedangkan efek samping jangka

menengah baru mulai diketahui, misalnya resistensi insulin, asidosis

laktat, hiperlipidemia dan perpindahan lemak dalam tubuh (lipodistrofi.

lipoatrofi). Efek samping jangka panjang belum diketahui. Selain

Page 77: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

efeksamping dapat pula ditemukan interaksi dengan obat dipakai

untuk penyakit lain, misalnya TB.

63

5) Pada saat ini di Indonesia hanya ada sedikit pilihan untuk pasien yang

gagal dengan pengobatan regimen baku atau mengalami efek

samping yang berat. (Oepkes RI, 2003)

T abel manfaat dan Keterbatasan ARV

ManfaatART Keterbatasan ART

Morbiditas dan mortalitas menurun Tidak menyembuhkan, obat harus

i diminum seumur hidup. Efek pada

sebagian besar, tetapi tidak semua

pasien. Prognosis jangka panjang

belum diketahui

Penekanan virus terus-menerus Oibutuhkan kepatuhan yang sangat

selama beberapa tahun dapat dicapai tinggi. Pemantauan ketat dibutuhkan

oleh cukup banyak pasien agar terapi dapat diubah jika

resistensi berkembang

Jenis virus yang resisten dapat

ditularkan melalui hubungan seks

yang beresiko

Pasien yang menerima ART tetap Efek samping beberapa regimen

produktif dapat mengurangi mutu hidup

Page 78: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

64

Sistem kekebalan tubuh mulai pulih lnfeksi oportunistik masih dapat

dan ini mengurangi kebutuhan akan terjadi, terutama jika terapi dimulai

profilaksis terhadap infeksi dengan jumlah CD4 yang rendah

oportunistik

Mengurangi penularan HIV dari ibu- Penularan dari ibu- ke-bayi masih

ke - bayi tetap dapat terjadi

Mengurangi biaya rawat inap dan Biaya terus-menerus untuk obat dan

memelihara anak yatim piatu pemantauan terapi

Ketersediaan ART mendorong orang Layanan bermutu dan terjangkau

dengan HIV untuk meminta tes HIV dibutuhkan untuk meyakinkan

dan mengungkapkan status HIV-nya konseling dan tindak lanjut medis

sukarela

ART diindikasikan untuk mereka yang memenuhi kriteria sbb:

1) lnfeksi HIV telah dikonfirmasi dengan tes antibodi

2) Keputusan untuk memulai menggunakan ART diambil setelah pasien

dan keluarga/pendamping mendapatkan informasi yang lengkap

tentang dana yang dibutuhkan, jaminan kepatuhan berobat yang

tinggi, efek samping yang mungkin terjadi dll.

3) lndikasi laboratorium atau klinis sbb:

Page 79: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

a. Penyakit HIV stadium IV WHO tanpa memperhatikan jumlah

CD4; atau

65

b. Jika tes CD 4 dapat dilakukan, ART sebaiknya dimulai sebelum

jumlah CD 4 turun di bawah 200; atau

c. Jika tes CD4 tidak dapat dilakukan, ART sebaiknya dimulai jika

infeksi HIV memenuhi klasifikasi klinis stadium II atau Ill WHO,

dengan limfosit total dibawah 1200.

Persyaratan untuk pemberian ART

Persyaratan berikut penting untuk pemberian ART secara baik :

1) Tes HIV secara sukarela disertai konseling (VCT) yang mudah

dijangkal.i untuk mendiagnosa HIV secara dini.

2) Tersedia dana yang cukup untuk membiayai ART selama sedikitnya

satu tahun.

3) Konseling bagi pasien dan pendamping untuk memberikan pengertian

tentang ART, pentingnya kepatuhan pada terapi, efek samping yang

mungkin terjadi, dll.

4) Konseling lanjutan untuk memberikan dukungan psikososial dan

mendorong kepatuhan serata untuk menghadapi masalah nutrisi yang

dapat timbul akibat ART.

5) Laboratorium untuk memantau efek samping obat termasuk Hb, tes

fungsi hati, dll.

Page 80: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

6) Kemampuan untuk mengenal dan menangani penyakit umum dan

infeksi oportunistik akibat HIV.

66

7) Tersedianya obat yang bermutu dengan jumlah yang cukup, termasuk

obat untuk infeksi oportunistik dan penyakit yang berhubungan

dengan HIV.

8) Tersedianya tim kesehatan terpadu termasuk dokter, perawat,

konselor, pekerja sosial, dukungan sebaya.

9) Adanya pelatihan, pendidikan berkelanjutan, pemantauan dan umpan

balik tentang penatalaksanaan penyakit HIV yang efektif termasuk

sistem untuk menyebarluaskan informasi dan pedoman baru.

1 O)Obat ARV diresepkan/digunakan secara rasional sesuai pedoman

yang berlaku.

Hal yang perlu dicatat adalah bahwa pelaksanaan ART secara efektif adalah

rumit dan jika tidak dilaksanakan dengan baik, dapat berdampak buruk pada

penanggulangan HIV/AIDS yaitu memicu tumbuhnya resistensi obat.

Beberapa aspek ART berubah secara cepat, misalnya penemuan obat baru,

perubahan regimen, penurunan harga obat, munculnya resitensi obat, dll.

Karena itu, dokter yang meresepkan ART harus sering mengikuti

perkembangan ilmiah terbaru. Protokol untuk ART harus diperbaharui.

Pelaksanaan ART secara efektif membutuhkan tingkat komitmen yang tinggi

dari petugas kesehatan manusia, pasien dan pendampingnya.

Page 81: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

E. Konflik dan Pengambilan Keputusan Penderita I

HIV/AIDS untuk mulai menggunakan obat ARV

67

Keputusan seorang penderita HIV/AIDS untuk mulai menggunakan obat ARV

tidak datang begitu saja tiba-tiba. Memutuskan untuk menggunakan obat

ARV sebagai pilihan terapi tidaklah sama dengan menggunakan obat lain.

Seperti telah diuraikan, penggunaan obat ARV didasari oleh berbagai

ketentuan tujuan dan syarat yang digariskan dalam peraturan penanganan

medis dan sosial. Oleh karena itu ketika seseorang memutuskan untuk

menggunakan obat ARV, ia harus mempertimbangkan dahulu secara

mendalam dan harus dengan persetujuan dokter serta keluarga. Disamping ·

itu, ia juga perlu memikirkan konsekuensi - konsekuensi yang akan dihadapi,

baik yang bersifat pribadi maupun sosial.

Pilihan menjalankan terapi ARV ini biasanya akan menimbulkan konflik.

Penderita HIV Positif harus terus mengkonsumsi ARV seumur hidup, terus

mengeluarkan biaya tidak hanya untuk obat ARV tapi juga untuk tenaga

konselor, tenaga dokter dan pengobatan efek samping dari Obat ARV dan

infeksi oportunistik. Dari proses pengobatan yang sepanjang hayat dapat

menambah rasa bersalah kepada banyak pihak terutama kepada keluarga

karena harus terus menyiapkan dana untuk pengobatan seumur hidup. Hal

Page 82: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

ini sangat terasa pada keluarga yang kurang mampu ataupun keluarga

ekonomi menengah.

Selain itu yang menjadi pertimbangan lagi adalah ketatnya proses terapi.

Terapi ini memerlukan tingkat kepatuhan yang tinggi, obat harus terus

diminum pada jangka waktu tertentu dan itu dilakukan seumur hidup.

Penderita HIV Positif harus terus berada di bawah bimbingan konselor dan

dokter artinya ia harus terus melapor secara berjangka. Kegiatan pelaporan

ini baik itu ke dokter atau ke konselor bisa menjadi rutinitas yang bisa saja

membosankan.

68

Melihat dari besarnya manfaat dari obat ARV namun seimbang pula dengan

konsekuensi yang harus dipikul membuat penderita HIV/AIDS berada dalam

situasi konflik. Sangat mungkin konflik seputar penggunaan ARV akan terus

muncul sepanjang hidup karena konsumsi ARV terus menerus menyebabkan

masalah - masalah yang tidak sedikit seperti masalah ekonomi, masalah

kedisiplinan atau kebosanan dalam menjalankan terapi, masalah kelangkaan

ketersediaan obat ARV, masalah resistensi virus dan masalah penyakit

oportunistik serta penyakit - penyakit lainnya.

Kondisi dilemati~ dimana kebutuhan obat ARV sangat vital bagi

kelangsungan hidup penderita HIV/AIDS namun harus dibayar sangat mahal

Page 83: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

dengan segenap problem yang akan dihadapi saat atau setelah mulai

mengkonsumsi ARV ini. Problem pada masing- masing subjek sangat

mungkin berbeda-beda karena latar belakang kondisi yang berbeda-beda.

Misalkan saja penderita HIV/AIDS di negara maju seperti di Amerika Serikat

mungkin tidak biegitu mempermasalahkan ketersediaan obat ARV karena

produksi ARV disana sangat melimpah dan dari segi ekonomi dana untuk

terapi ARV sangat terbantu dengan intervensi pemerintah atau bahkan

pemerintah memberikan jaminan keuangan bagi penderita HIV/AIDS bila

dana tersebut memang dalam rangka pengobatan dan menunjang

kelangsungan kehidupan penderita HIV/AIDS.

69

Page 84: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang
Page 85: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

BAB Ill

METODOLOGIPENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif

merupakan pendekatan yang berupaya memahami gejala tingkah laku

manusia menurut penghayatan sang pelaku atau pun melalui sudut pandang

subjek penelitian. (Suharsimi Arikunto, 1995)

Pemilihan pendekatan kualitatif ini memungkinkan peneliti memahami gejala

yang dialami subjek, memfokuskan pada proses-proses yang terjadi dalam

diri individu, dan memandang individu serta lingkungannya sebagai suatu

kesatuan. Hal itu penting agar dapat diperoleh gambaran yang sesuai

dengan subjek yang merupakan gambaran utuh dari penghayatan subjek

terhadap keadaan yang dialaminya.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini akan mengambil

bentuk studi kasus. Studi kasus lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu

penelitian berkenaan dengan pertanyaan "how" dan "why" dan bila peneliti

hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang

akan diselidiki serta fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer

atau masa kini di dalam konteks kehidupan nyata. Pendekatan ini tidak

Page 86: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

71

memiliki kontrol alas kejadian - kejadian yang (telah) berlangung, studi kasus

juga dapat memberi nilai tambah pada pengerahan kita secara unik tentang

fenomena individual dan dapat digeneralisasikan ke proposisi teoritis.

(Robert K. Yin, 2000)

Dalam proses studi kasus, teknik yang dipakai adalah wawancara mendalam

(in depth- interview), untuk memperoleh pemahaman yang lebih tepat dan

mendalam terh<:\dap peristiwa yang dialami dan dirasakan subjek. Disamping

itu juga dilakukan observasi selama wawancara yang memungkinkan peneliti

memperoleh data yang sifatnya nonverbal, antara lain: ekspresi, wajah,

gerakan tubuh, intonasi suara, serta setting ruangan. Observasi ini penting

dilakukan sebagai pendukung dan penguatan keobyektifan dan keakuratan

proses pengambilan data.

Penelitian ini berupa penelitian deskriptif yang bertujuan menggambarkan

suatu keadaan atau suatu fenomena tertentu berdasarkan data yang peneliti

peroleh. Secara harfiah, penelitian deskriptif mengenai situasi -situasi atau

kejadiari - kejadian tertentu sehingga diperoleh deskripsi yang sistematis,

faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi atau daerah

tertentu. (Sumadi Suryabrata, 1998)

Page 87: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

Dalam penelitian deskriptif terdapat adanya kemungkinan pandangan um um

bahwa individu merupakan totalitas dengan lingkungannya. Bukan hanya

perilaku yang diamati sekarang saja yang harus diinterpretasikan dari

individu, tetapi juga masa lalu lingkungannya, emosinya, jalan pikiran dan

hal-hal yang berhubungan dengan perilaku tersebut. Dengan demikian

peneliti dapat mengambil kesimpulan tepat "mengapa" individu berbuat

seperti itu. Sedangkan kelemahan dari penelitian deskriptif ini diantaranya

adalah tidak memungkinkannya dilakukan generalisasi, hal ini dikarenakan

riwayat seseorang merupakan pengalaman unik hanya bagi orang yang

bersangkutan dan tidak berlaku bagi orang lain.(Suharsimi Arikunto, 1995).

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

72

Lokasi yang dipilih oleh peneliti adalah Yayasan Pelita llmu, sebuah Yayasan

Sosial yang bergerak menangani berbagai permasalahan HIV/AIDS,

beraktifitas di JI. Kebon Baru IV No.16, Asem Baris, Jakarta 12830. Mengenai

sampel penelitian ini menggunakan "purposive sampling" artinya sampel

dalam penelitian ini dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah ditentukan.

Menurut Straukss tidak ada ketentuan baku mengenai jumlah minimal subjek

yang harus dipenuhi dalam suatu penelitian kualitatif. Apabila data yang

diperoleh telah cukup mendalam maka dapat diambil subjek dalam jumlah

kecil, misalnya pada penelitian yang menggunakan wawancara mendalam.

Suatu penelitian studi kasus dapat menggunakan satu sample saja asalkan

Page 88: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

73

data yang didapatkan sudah cukup. Meski demikian harus ada jumlah subjek

yang signifikan agar hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan.

Jumlah sample dalam penelitian berjumlah 3 orang. Karakteristik subjek yang

dipilih dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Berusia antara 17 - 40 tahun. Kebanyakan penderita HIV/AIDS pada

rentang usia ini dan umumnya yang aktif di Yayasan adalah

remaja/pemuda.

2) Telah berstatus HIV/AIDS positif

3) Terdaftar di Yayasan Pelita llmu baik itu sebagai anggota maupun

pen gurus

4) Subjek l,i belum menggunakan (mengkonsumsi) obat ARV, namun

dalam tahap pertimbangan dan subjek II, telah menggunakan obat

ARV, artinya subjek telah memutuskan dengan beragam

pertimbangan untuk menggunakan ARV.

5) Berdomisili di Jakarta dan sekitarnya. Jakarta menjadi sample bagi

kasus penderita HIV/AIDS di kola besar lainnya di Indonesia.

B. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pendekatan kualitatif, metode yang umumnya digunakan untuk

mengumpulkan data adalah observasi, wawancara, dan peninjauan berbagai

dokumen yang relevan mengenai subjek. Dalam penelitian ini, metode

Page 89: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

pengumpulan data utama yang akan digunakan adalah wawancara,

sedangkan sebagai metode penunjang adalah metode observasi.

Wawancara adalah sebuah percakapan tata,p muka, dengan tujuan untuk

memperoleh informasi faktual untuk menilai kepribadian seseorang

(J.P.Chaplin 1987, hal 285). Wawancara adalah pertemuan tatap muka

antara pewawancara (interviewer) dengan mengajukan pertanyaan -

pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban relevan

sesuai permasalahan penelitian kepada seseorang yang diwawancara

(interviewee). (Fred N. Kerlinger).

74

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara bebas terpimpin.

Wawancara bebas terpimpin merupakan kombinasi antara wawancara bebas

dengan wawancara terpimpin. Dalam pelaksanaanya, pewawancara

membawa pedoman wawancara yang merupakan garis - garis besar tentang

hal-hal yang akan ditanyakan untuk melengkapi data-data yang diperlukan.

(Suharsimi Arikunto, 1998). Wawancara dijalankan sesuai dengan pedoman

yang dibuat dan dilakukan secara santai diselingi humor. Karena subjek

umumnya remaja atau anak muda maka wawancara yang terstruktur dan

kaku tidak tepat.

Page 90: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

75

Kelancaran wawancara sangat dipengaruhi oleh adanya rapport. Rapport

adalah suatu situasi di mana telah terjadi hubungan psikologis antara

pewawancara dengan subjek/responden, yaitu rasa curiga responden telah

hilang, dan antara responden dan pewawancara telah terjalin suasana

komunikasi secara wajar dan jujur. Rapport adalah suasana atau atmosfir

yang wajar dalam berbincang-bincang, bukan sesuatu yang dibuat-buat atau

yang ditanamkan ke dalam suatu wawancara. (Moh. Nazir, 1983).

Selain mengumpulkan data dengan wawancara dilakukan pula observasi

untuk melengkapi data-data yang secara verbal tidak tersampaikan. Teknik

observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Observasi sistematis,

yaitu suatu teknik observasi yang dilaksanakan dengan menggunakan

pedoman observasi sebagai instrumen pengamatan, (Suharsimi

Arikunto, 1998) .. Observasi dilakukan berdasarkan pedoman observasi yang I

telah dibuat artinya dalam pengamatan dilapangan peneliti berusaha

mengungkapkan aspek - aspek tertentu yang tidak terungkap dalam

wawancara. Pengamatan hanya sebatas hal- hal yang ada di pedoman

observasi namun tetap masih terbuka dengan fakta-fakta di lapangan yang

menguatkan hasil penelitian. Dengan observasi diharapkan peneliti dapat

lebih menangkap intensitas emosi subyek terhadap pengalaman -

pengalamannya serta hal - hal lain yang tidak tercakup dalam informasi

Page 91: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

verbal yang diberikan subjek sehingga dapat memperkaya data yang

diperoleh.

C. lnstrumen Pengumpulan Data

76

lnstrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah pedoman wawancara yang berlaku sebagai pegangan peneliti dalam

wawancara agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian dan untuk

mengingatkan peneliti akan aspek - aspek yang perlu digali dari subyek,

serta memudahkan kategorisasi dalam melakukan analisis data. Pedoman ini

disusun berdasarkan konsep - konsep teoritis yang telah dibangun dalam

Bab II.

Lembar observasi berisikan pedoman untuk mengamati tempat wawancara,

gambaran fisik subjek, gangguan selama wawancara, sikap subjek selama

jalannya wawancara, serta proses wawancara dari awal hingga akhir . Alat

pengumpulan data menggunakan tape recorderdan buku catatan.

D. Analisis Data

Analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang biasanya disusun dalam

teks yang diperluas. Menurut Matthew B. Miles dan A. Micheal Huberman,

ada tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan dan terjalin sebelum,

selama, dan sesudah pengumpulan data dalam analisa data, yaitu : reduksi

Page 92: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

77

data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Reduksi data

diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data "kasar" yang muncul

dari catatan-catatan tertulis di lapangan. (Mathew B. Miles, A. Micheal

Huberman, 1992)

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan mengarahkan membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasi data dengan cara diverifikasi. Penyajian data sebagai

sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Proses penarikan

kesimpulan/ verifikasi dapat dilakukan tergantung pada besarnya data

kumpulan - kumpulan catatan- catatan di lapangan pengkodean,

penyimpanan, kecakapan peneliti, namun seringkali kesimpulan tersebut

telah dirumuskan oleh peneliti sejak awal.

Data - data yani~ telah terkumpul melalui wawancara kemudian dipindahkan

kedalam transkip verbatim. Penulisan transkip ini didasarkan pada kerangka

teori dan pedoman wawancara. Setelah dari transkip lalu dibuat ringkasan

dari setiap kasus dan dikumpulkan aspek - aspek penting yang relevan

dengan penelitian untuk dianalisis. Data - data yang telah dikumpulkan

kemudian dikelompokkan dan diberi kode (reduksi data) serta penjelasan

Page 93: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

singkat untuk miempermudah proses interpretasi sesuai dengan outline

analisis data (penyajian data). Setelah data dikelompokan berdasarkan

outline kemudian dilakukan analisis terhadap masing-masing kasus. Hasil

analisis tersebut lalu dirangkum dan disimpulkan. Mengenai hal-hal yang

umum yang ada pada setiap kasus dan hal-hal khusus pada masing-masing

kasus akan dicatat sebagai bahan penarikan kesimpulan. Analisis kasus ini

semua mengacu pada kerangka teori dan permasalahan penelitian.

E. Tahapan Penelitian

1. Tahapan Persiapan

78

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti perlu melakukan persiapan yang

melakukan studi pendahuluan dengan mewawancarai salah seorang

responden yang sesuai dengan karakteristik sampel untuk mengetahui

permasalahan-permasalahan apa saja yang kerap terjadi pada responden,

dan kendala-kendala apa saja yang mungkin dihadapi oleh peneliti.

Mempersiapkan instrumen penelitian yaitu pedoman wawancara, lembar

observasi. tape recorder, dan buku catatan. Selain itu penelit! mencoba

membangun rapport dengan subjek penelitian agar subjek penelitian merasa

nyaman dan bersikap terbuka.

Page 94: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan wawancara dengan subjek penelitian dilakukan dengan sekali

pertemuan persubjek dan bila ada kekurangan data maka akan dilanjutkan

via telepon kepada subjek bersangkutan.

79

Page 95: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang
Page 96: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi paparan dan pembahasan yang disusun secara sistematis dari

kasus - kasus yang dialami masing-masing subjek. Bab ini terdiri dari dua

bagian. Bagian pertama berisi gambaran umum ke tiga subjek dan analisis

masing-masing kasus yang akan disajikan satu per satu. Kasus - kasus

tersebut akan dianalisis dengan menggunakan kerangka teoretis yang telah

diuraikan dalam landasan teori. Di dalamnya terdapat pula bagian-bagian

yang dirasa penting untuk diangkat berdasarkan kemunculannya dalam data

hasil penelitian.

Adapun dalam bagian kedua berisi gambaran umum ketiga subjek dan

perbandingan antar kasus dari ketiga subjek tersebut. Pada perbandingan

antar kasus akan dilihat kesamaan dan perbedaan dari ketiga kasus. Nama

subjek, tempat-tempat tertentu, dan orang - orang yang telibat dalam kasus

akan disamarkan untuk menjaga kerahasiaan subjek dan pihak-pihak lain

yang terkait. Masing-masing kasus pada bagian pertama akan dianalisis

dengan sistematika seperti sebagai berikut :

Page 97: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

81

A. Gambaran umum subjek dalam tabel

B. Penyajian dan Analisis Data

Penyajian dan Analisis Data akan dibuat dalam susunan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Wawancara

2. Hasil Observasi

3. Latar Belakang Subjek

4. Masa Awai Terinfeksi HIV/AIDS

5. Masa setelah hasil tes HIV positif ---1). Sikap setelah positifHIV

2). Perasaan sebagai Odha

6. Konflik dan Pengambilan keputusan menggunakan ARV

1) lnformasi dan Persepsi tentang ARV

2) Kondisi Kesehatan Awai sebelum mengkonsumsi ARV

3) Konflik yang terjadi ketika akan menggunakan ARY

4) Pengambilan Keputusa·n menggunakan ARV

5) Strategi Pengambilan keputusan

7. Masa pasca mengunakan ARV (pasca pengambilan keputusan)

1) Dampak konflik dan pengambilan keputusan menggunakan

ARV

2) Pandangan masa depan; kemungkinan untuk terus

menggunakan/tidak menggunakan lagi

Page 98: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

C. Perbandingan antar kasus

1.Gambaran Subjek Penelitian

2.Gambaran Pengalaman Subjek dalam Memutuskan Menggunakan

ARV

3.Dinamika Konflik dan Pengambilan Keputusan

A. GAMBARAN UMUM SUBJEK

Gambaran um1

um masing-masing subjek disajikan dalam tabel berikut

ini:

Fraz Adi Yos

Umur 28 37 29

Domisili Jakarta Jakarta Jakarta

Latar belakang Religius dan Sang at Dari keluarga baik-

keluarga perhatian mengutamakan baik, ibu sangat

pendidikan sayang

Ag a ma

Pendidikan Formal, hingga Umum, dan Formal, hingga

perguruan pesantren, perguruan tinggi

tinggi perguruan tinggi

Ekonomi Menengah atas Menengah bawah Menengah atas

keluarga

82

Page 99: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

Profesi Konselor AIDS KonselorAIDS,

penulis

Status Belum nikah menikah

Positif HIV 2003 2001

Menggunakan 2003 Bel um

ARV menggunakan

B. Penyajian dan Analisis Data

1. KASUS FRAZ

1. Pelaksanaan Wawancara :

Wawancara dilaksanakan pada tanggal : 24 Juli 2004

Waktu : 09:00 - 10:20

2. Hasil observasi selama proses wawancara

Konselor AIDS,

peg.swasta

Belum nikah

1999

2000

Fraz adalah seorang pria berkulit putih dengan rambut cepak. fraz terlihat

agak gemuk. Fraz berpenampilan sederhana dengan menggunakan kaos

dan celana hitam. Saat wawancara Fraz bersikap terbuka dan ramah. Setiap

pertanyaan dijawab dengan lancar tanpa kesan menutup-nutupi. Fraz duduk

dengan santai namun beberapa kali mencondongkan tubuhnya ke

depan.Sikap Fraz tampak sangat hangat dan bersahabat. Fraz terlihat

83

Page 100: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

84

emosional bila pembicaraan tentang masa lalu saat ia menggonakan

narkoba, nasib teman-teman Odha lainnya serta kebijakan pemerintah yang

berkenaan dengan ketersediaan ARV. Fraz terlihat bersemangat dalam hidup

dan tidak terlihat beban bahwa dirinya adalah Odha.

3. Latar belakang Subjek

Fraz adalah berasal keluarga besar dan juga keluarga yang baik-baik. Orang

tuanya beragama Islam dan telah pergi haji. Pendapat orang tuanya di

lingkungan sangat didengar oleh masyarakat. Orang tua Fraz merupakan

sesepuh di masyarakat. Kakak-kakak Fraz tergolong berhasil dan mapan,

ada yang berprbfesi sebagai dosen di Universitas terkemuka di Bandung,

sebagian berprofesi sebagai wiraswastawan dan pegawai swasta. Fraz

dibesarkan di dalam keluarga yang memiliki dasar agama yang cukup kuat.

Kedua orang tua Fraz sangat menekankan ajaran agama dalam keluarga.

Fraz menempuh pendidikan seperti lainnya dari sekolah dasar hingga

perguruan tinggi. Masa pendidikan Fraz dilewati dengan wajar dan lancar,

Fraz pun mendapatkan pendidikan agama yang memadai disamping

pendidikan formal. Selain pendidikan formal,Fraz mendapatkan pendidikan

madrasah selama 5 tahun dan Fraz termasuk pandai, ia pernah masuk

peringkat 3 besar di sekolahnya.

Page 101: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

85

Fraz sebelum mengkonsumsi narkoba rajin sholat, dan Fraz sering

melakukan sholat Shubuh dan Maghrib di masjid. Dalam keluarganya Fraz

mengaku paling pandai membaca tajwid dan sering kali orang tuanya

diberitahu bila ada kesalahan dalam pembacaan al Quran. Fraz suka

berteman, ia berteman dengan siapa saja dan bergaul seperti biasa. Setelah

lulus SMA, Fraz masuk perguruan tinggi swasta di kawasan Depok

mengambil jurusan akuntansi. Karena alasan tempat tinggal yang jauh dari

kampus Fraz mengontrak rumah sebagai tempat kos bersama teman -

teman lainnya. Di rumah kos inilah Fraz merasakan kebebasan. Rumah

kosnya sangat strategis dan dijadikan tempat kumpul-kumpul serta tempat

mampir teman-teman mahasiswa, bahkan rapat-rapat senat sering diadakan

pula disini.

Di minggu pertama setelah Fraz menempati kos, Fraz langsung mengenal

narkoba dari teman - temannya. Narkoba saat itu sangat marak, dan saat itu

yang terkenal adalah jenis Amfetamin. Pada awal mengkonsumsi narkoba

Fraz mengakui langsung suka dan saat itu juga ia merasa kecanduan.

Setelah itu setiap malam Fraz mengkonsumsi narkoba. Pada tahun 1999,

kebiasaan Fraz mengkonsumsi narkoba diketahui keluarga. Setelah Fraz

diketahui mengkonsumsi narkoba ia tidak dibolehkan lagi tinggal di tempat

kos. Lalu ia kembali kerumahnya dan tinggal bersama orang tua. Namun

lingkungan tempat tinggal Fraz terdapat banyak narkoba karena tempat

Page 102: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

tinggalnya dekat dengan kawasan Roxy, Jakarta Pusat dan Fraz akhirnya

belum bisa lepas dari narkoba.

86

Perilaku Fraz yang tidak mau berubah menyebabkan dirinya pernah diusir

dari rumah. Lalu Fraz tinggal ditempat bandar selama 3 bulan. Pada tahun

1999, Fraz mulai merasakan kejenuhan. Fraz mulai sadar dan berfikir

setelah melihat teman - temannya banyak yang meninggal satu-persatu

karena OD (Over Oasis ), lalu banyak teman-temannya yang tertangkap polisi

bahkan tertembak. Mengenai uang untuk membeli obat-obatan Fraz jarang

meminta uang kepada orang tua untuk membeli narkoba, uang keperluan

narkoba ia dapatkan dari usahanya sendiri dan dari pergaulan dengan

teman-temannya termasuk dengan para bandar. Fraz mengakui bahwa

pecandu yang hidup dengan bandar akan sejahtera artinya kebutuhan

narkoba akan si:llalu terpenuhi.

Di tahun 1999 inilah ia benar - benar merasakan kejenuhan. Fraz teringat

perkataan Prof. Dadang Hawari bahwa siapapun tidak akan bisa terlepas dari

narkoba kecuali kesadaran dari diri sendiri ingin berhenti. Dan Fraz sadar

kecanduan tidak bisa dihentikan dengan paksaan kecanduan hanya bisa

berhenti oleh keinginan kuat dari si pecandu sendiri. Di tahun 1999 Fraz

merasakan kehidupan yang benar-benar berat yang membuat Fraz cukup

stres. Fraz stres karena kuliahnya tidak selesai, kakaknya koma di rumah

Page 103: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

'i. ''-

87

sakit karena narkoba juga dan terinfeksi HIV/AIDS. Selain itu Fraz

ditinggalkan oleh pacar yang dicintainya dan Fraz merasa telah banyak

mengecewakan orang tua dan saudara-saudaranya.

Di tahun 1999, Fraz bertekad memutuskan untuk berhenti mengkonsumsi

narkoba. Setelah memutuskan berhenti, waktu Fraz digunakan untuk

menemani kakaknya yang koma di rumah sakit. Kakak Fraz juga pecandu

dan telah terinfeksi HIV/AIDS. Di saat menunggu kakaknya yang sakit inilah

Fraz merasakan sugesti yang sangat kuat untuk relaps (kembali

mengkonsumsi narkoba setelah beberapa waktu berhenti). Di saat inilah ia

merasakan sakaw yang menurutnya sangat sakit dan menyiksa dan Fraz

mengaku dirinya dalam mengatasi rasa sakit akibat sakaw ini tidak

menggunakan obat apapun. la berfikir jika ia kembali memakai narkoba lagi

ia akan merasakan sakaw lagi dan ini benar-benar sangat menderita. Hal ini

-yang makin menguatkan Fraz untuk berhenti. Di saat menunggu kakaknya

sakit, godaan untuk kembali menggunakan narkoba kembali sangat banyak.

Fraz sering menjumpai narkoba saat ia harus membeli obat untuk kakaknya

atau saat Fraz bertemu dengan teman-temannya. Ketika Fraz memutuskan

berhenti, teman-teman Fraz merasa kecewa namun mereka tidak bisa

memaksa Fraz untuk mengkonsumsi lagi.

Page 104: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

88

4. Masa awal terinfeksi HIV/AIDS

Ketika Fraz menjadi pecandu Fraz sering menggunakan jarum suntik secara

bergantian baik itu sesama teman mahasiswa yang juga pecandu maupun

orang lain bahkan dengan orang asing. Namun demikian Fraz tidak

mengetahui dari siapa virus ini masuk. Fraz memiliki pacar namun hubungan

dengan pacar sebatas wajar-wajar saja dan Fraz tidak pernah berhubungan

intim dengan siapapun termasuk dengan pacarnya. Fraz sangat yakin dirinya

terinfeksi saat ia bergantian jarum suntik dengan orang lain.

Pada tahun 1999, Fraz tes VCT, kesadaran untuk tes HIV datang dari diri

sendiri karena ia merasa perilakunya beresiko seperti hal kakaknya yang

telah terbaring di rumah sakit karena terinfeksi HIV. la tahu ia pernah

bergantian jarum suntik dengan orang lain bahkan dengan orang asing.

Setelah Fraz menyadari dirinya beresiko terinfeksi HIV/AIDS, ia diam-diam

tes HIV tanpa memberitahukan kepada orang tuanya. Tes HIV ia lakukan

setelah kakaknya sembuh dan pulang dari rumah sakit.

Ketika Fraz tes HIV, Fraz merasa kesal dengan konselor karena Fraz

merasa ditakut-takuti dan membuat Fraz sangat ngeri akan apa yang

mungkin telah menimpa dirinya. Fraz sebenarnya berharap konselor

memberikan alternatif solusi, motivasi dan bukan malah menakut-nakuti.

Apalagi saat itu obat-obatan untuk HIV/AIDS masih jarang dan jika ada hanya

Page 105: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

yang paten dan itu mahal harganya. Tes pertama hasil Fraz dinyatakan

I negatif dan menurut Fraz mungkin saat itu fase Window Priode. Lalu Fraz

tes lagi ke dokter. Setelah hasil tes diketahui, dokter tidak memberitahukan

hasilnya dan dokter mengatakan bahwa ia sehat dan boleh melakukan

kegiatan seperti biasa. Fraz merasa tidak puas karena dokter tidak

memberitahukan hasilnya, lalu Fraz melewati hari demi hari dengan tanda

pertanyaan apakah ia terinfeksi HIV atau tidak. Namun demikian setelah

pengetesan kesehatan itu Fraz tetap dipantau. Lalu Fraz mulai merasakan

sakit - sakitan. Fraz kemudian tes HIV/AIDS lagi, dan hasilnya positif.

5. Masa setelah hasil tes HIV/AIDS

1 ). Sikap setelah positif HIV

Fraz tidak terkejut alas apa yang ia terima karena ia telah menyadari tanda-

tanda yang ada pada dirinya dan Fraz menyadari dirinya sangat mungkin

89

sama seperti apa yang dialami kakaknya itu. Setelah dinyatakan positif, Fraz

merasa lega karena telah ada kepastian tentang kondisi dirinya. Namun

demikian setelah ia dinyatakan positif ia mengurung diri namun hal itu tidak

berlangsung lama. Setelah hasil pengetesan keluar, Fraz lalu

memberitahukan kepada orang tua dan beberapa kakaknya yang

menurutnya akan mendukung. Fraz hingga kini belum membuka diri kepada

masyarakat di sekitar rumah tinggalnya karena Fraz tidak mau keluarganya

Page 106: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

90

diganggu oleh orang - orang yang belum memahai AIDS dengan benar dan

memiliki pandangan negatif terhadap Odha.

2). Perasaan sebagai Odha

Fraz tidak merasa terbebani dengan statusnya sebagai Odha karena setelah

ia terbukti HIV positif, hari-harinya ia isi dengan membantu sesama teman

Odha lainnya dan melakukan kegiatan yang positif di sanggar. Bahkan kini

Fraz telah menjadi salah satu pengurus harian di sana. Namun demikian

Fraz masih khawatir terhadap diri dan juga keluarganya bila banyak orang

tahu tentang status dirinya sebagai Odha. Oleh karenanya hingga sekarang

Fraz hanya mau terbuka kepada orang-orang tertentu saja. Hingga kini

lingkungan tempat tinggalnya bersama dengan keluarga belum mengetahui

jika dirinya Odha. Fraz merasa sekarang malah bersyukur telah diberikan

peringatan Allah sehingga Fraz merasa dirinya sekarang jauh lebih berguna

dan tenang. Fraz bahkan tidak sempat memikirkan dirinya Odha, Fraz

sangat sibuk menangani teman-temannya sesama Odha yang masih

terbaring di rumah sakit untuk mendapatkan bantuan dan pendampingan.

Fraz pernah mendapatkan beragam reaksi lingkungan terhadap dirinya.

Mulai dari orang-orang yang dapat menerimanya hingga orang-orang yang I

mengusirnya dari rumah kontrakan yang ia sewa bersama dengan teman

Odha lainnya. Bahkan rumah kontarakan Fraz sendiri pernah mau dibakar

Page 107: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

91

oleh masyarakat sekitar. Fraz bersyukur lingkungan keluarga dapat

menerima Fraz dengan baik termasuk orang tuanya dan beberapa kakak­

kakak. Namun hingga kini ada beberapa kakaknya yang belum mengetahui

tentang dirinya karena Fraz khawatir jika ia memberitahukan tentang kondisi

dirinya, kakak-~akaknya akan memberikan sikap negatif.

6. Konflik dan Pengambilan keputusan menggunakan ARV

1 ).lnformasi dan persepsi tentang ARV

Pada tahun 1999 berita tentang ARV sering terdengar dan ARV menjadi

pemberitaan yang hangat yang seringkali dibahas. Fraz mendapatkan

informasi ARV dari bacaan yang ia baca, selain itu informasi ARV ia

dapatkan dari kakaknya yang berprofesi sebagai dokter serta konselor Fraz

sendiri. Pemahaman Fraz tentang ARV sangat berbeda saat awal ia

menggunakan ARV dengan sekarang. Saat awal ia menggunakan ARV,

pengetahuan seputar ARV sangat terbatas yaitu ARV harus diminum seumur

hidup, mahal, dan memiliki efek samping dari ringan hingga berat. Namun

kini karena ia juga sebagai pendamping dan aktivis di LSM pemahaman

tentang ARV bertambah luas .

Persepsi Fraz tentang ARV adalah ARV merupakan jalan keluar yang baik

bila saatnya tiba memang harus digunakan, yaitu bila CD4 antara 200

kebawah atau memiliki penyakit oportunistik yang banyak. Fraz merasa ARV

Page 108: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

92

telah banyak membantunya bahkan membuat hidupnya kembali normal dan

dapat menjalankan aktivitas seperti orang - orang lain. Fraz menyadari ARV

tidak dapat menyembuhkan AIDS, fungsi ARV hanya menekan jumlah virus

yang ada dalam tubuh.

2). Kondisi kesehatan awal sebelum mengkonsumsi ARV

Sebelum mengkonsumsi ARV, Fraz memiliki CD4 hanya sebanyak 12

sementara CD4 orang normal adalah diatas 500. Dan terakhir tes setelah

Fraz menggunakan ARV ,CD 4 nya sekitar 217 dan kini Fraz bisa

beraktifitas seperti biasa. Sebelum mengkonsumsi ARV, Fraz memiliki

penyakit oportunistik yang banyak, tubuh Fraz penuh dengan koreng yang

tak kunjung sembuh. Fraz saat itu hanya bisa jalan beberapa meter saja

karena setelah itu dadanya terasa sesak, rambutnya rontok seperti orang

yang tengah menjalankan kemoterapi. Fraz dalam waktu satu.minggu

menggunakan ARV, Fraz mengakui dirinya berangsur-angsur membaik.

3). Konflik yang terjadi ketika akan menggunakan ARV

Setelah Fraz terbukti terinfeksi HIV/AIDS, ia lalu berusaha menjalani

pengobatan yang bisa membuatnya bertahan hidup. Saat itu kondisi Fraz

terus menurun dan kondisinya sangat rentan serta sangat mudah dimasuki

berbagai macam penyakit. Pada saat di rumah sakit setelah hasil tes HIV

membuktikan bahwa CD4 hanya tinggal 12, lalu dokter menyarankan Fraz

Page 109: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

93

harus segera menggunakan obat ARV. Lalu setelah itu Fraz berdiskusi

dengan pihak keluarga dan berfikir selama tiga hari. Fraz mengetahui

melakukan pengobatan dengan ARV tidak mudah terutama masalah biaya,

infeksi oportunistik yang akan dialami serta pengobatan yang harus dijalani

seumur hidup. Setelah kurang lebih tiga hari berunding dengan pihak

keluarga dan keluarga Fraz menyetujuinya, Fraz bersedia untuk memulai

mengkonsumsi ARV. Pada awalnya Fraz khawatir akan makin memberatkan

kondisi keluargil namun bila tidak menggunakan ARV nyawa Fraz akan

terancam.

Fraz mengalami konflik setelah dokter menyarankan untuk menggunakan

ARV secepatnya. Konflik ini tidak mudah bagi Fraz. Namun karena kondisi

Fraz yang sangat disarankan untuk mengunakan ARV secepatnya

menyebabkan Fraz lebih memilih menggunakan ARV daripada tidak

menggunakan atau mencari pengobatan cara lain. Situasi yang dialami Fraz

adalah Konflik seputar penggunaan ARV, yaitu menggunakan ARV atau

tidak. Dalam perspektif Psikologi Lapangan situasi tersebut dinamakan

konflik mendekat-menjauh(approach-avoidance conflict). Konflik menurut

Lewin adalah suatu keadaan dimana ada daya-daya yang saling

bertentangan arah tetapi dalam kadar kekuatan yang kira-kira sama. Konflik

itu sendiri terjadi ketika seseorang berada dibawah tekanan untuk merespon

daya-daya secara simultan. Dalam diri Fraz terdapat daya-daya yang

Page 110: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

94

bertentangan arah yaitu daya-daya untuk menggunakan ARV dan daya-daya

yang mengarah tidak menggunakan ARV. Dengan adanya daya-daya dalam

diri Fraz ini , Fraz merasa tertekan namun ia harus memilih salah satunya.

Fraz menghadapi valensi positif dan juga negatif pada wilayah yang sama

yaitu ARV. Menurut Lewin, Konflik ini merupakan konflik yang paling sulit

untuk dipecahkan. Penyebabnya orang bersangkutan mengindari sekaligus

tertarik pada wilayah yang sama. Hal ini terjadi pada diri Fraz. Ketika wilayah

ARV bervalensi negatif, Fraz ingin menjauhi, tapi bila dijauhi, valensi positif

yang ada di wilayah itu menguat. Terjadi keseimbangan semu yang

menyebabkan konflik Fraz menjadi stabil. Keseimbangan semu dapat

memunculkan dua bentuk perilaku. Pertama inkonsistensi dan kedua leaving

the field. Pada kasus Fraz yang terjadi tampaknya adalah inkonsistensi.

Setelah Fraz memutuskan menggunakan ARV, ia tetap memakai ARV namun

tetap membawa keraguan atau kekhawatiran dalam dirinya. Dukungan penuh

dalam keluarga membuat valensi positif terhadap ARV menguat, Fraz

semakin ingin menggunakan ARV. Tapi disatu sisi Fraz tetap khawatir

tentang efek samping yang akan ia terima, selain itu ia merasa tambah

membebani keluarga serta Fraz harus menggunakan ARV ini seumur hdup.

Fraz mengalami kebimbangan sebelum ia memutuskan menggunakan ARV.

4). Pengambilan keputusan menggunakan ARV

Tahap - tahap pengambilan Keputusan

Page 111: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

95

a. Penilaian masalah

Tahap ini adalah tahap Fraz berusaha mengenali masalahnya dan menilai

seberapa besar masalah yang dihadapi. Permasalahan yang tjmbul ini

sesungguhnya dapat dilihat dari resiko yang dapat terjadi bila tidak

menggunakan ARV. Fraz bila tidak menggunakan ARV kemungkinan besar

secara perhitungan medis hidupnya akan bertambah buruk, hal ini

dikarenakan kondisi Fraz yang sudah sangat lemah dan Fraz memilih banyak

infeksi oportunistik. Di satu sisi Fraz tidak tahu cara lain untuk mengatasi

penyakitnya dan seperti yang dikatakan Fraz, dirinya tidak mempercayai

pengobatan alternatif. Fraz merasa kondisi saat harus memutuskan

menggunakan ARV adalah darurat dan nyawa Fraz akan terancam bila tidak

diambil keputusan yang cepat. Fraz harus memutuskan dengan tepat

dengan mempeftimbangkan resiko dan konsekuensi - konsekuensi yang

harus dihadapi.

b. Survey alternatif - alternatif pilihan

Setelah menerima saran dari dokter untuk menggunakan ARV, Fraz

berdiskusi dengan pihak keluarganya. Fraz merasa pilihan menggunakan

ARV adalah yang terbaik dan dapat dipertanggung jawabkan secara medis.

Fraz tidak terlalu banyak memikirkan teknik pengobatan yang lainnya karena

Fraz harus cepat mengambil keputusan dan jika tidak nyawanya akan

terancam. Fraz tidak berfikir sama sekali dengan pengobatan alternatif

Page 112: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

96

seperti jamu-jamuan, reflexiologi dan sebagainya. Saat itu yang dipikirkan

adalah bagaimana caranya agar ia bisa selamat dan tidak meninggal. Fraz

lebih meyakini medis daripada pengobatan alternatif. Dari pemikirannya itu,

Fraz memiliki dua pilihan tidak menggunakan ARV, atau menggunakan ARV.

c. Menimbang seluruh alternatif pilihan

Seluruh pilihan dievaluasi dalam tahap ini berdasarkan konsekuensi dan

kemungkinannya untuk dilakukan. Mengenai konsekuensi, yang terutama

dilihat adalah manfaat dan pengorbanan yang harus diterima. Dari segi

manfaat Fraz memandang menggunakan ARV lebih besar manfaat dari

pada tidak menggunakan ARV. Walaupun Fraz mendapatkan dukungan

keluarga namun demikian Fraz harus menyiapkan dana terus menerus

selama ia hidup. Mengenai kemungkinan untuk dilaksanakan, ia mengakui

kedua pilihan itu sebenarnya sama-sama berat tapi jika tetap tidak

menggunakan ARV maka nyawanya akan terancam dan pengobatan lain

masih diragukan olehnya. Fraz merasa setelah berdiskusi dengan keluarga,

dirinya akan didukung oleh keluarga dan ia sendiri akan terus mencari jalan

keluar untuk mendapatkan dana untuk membeli ARV. Akhirnya Fraz memilih

untuk mengggunakan obat ARV.

Page 113: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

97

d. Membuat komitmen

Fraz setelah disarankan oleh dokter untuk secepatnya berunding dengan

keluarga untuk mencari pemecahan dan kesepakatan. Fraz bersama

keluarga berunding selama kurang lebih tiga hari. Setelah mendapat ijin serta

dukungan dari keluarga dan mendapat dukungan dari saudara-saudaranya,

Fraz memutuskan untuk menggunakan obat ARV

e. Penerimaan umpan balik

Tahapan ini dilewati Fraz dengan tidak mengalami banyak kendala karena

beberapa hal, d1iantaranya adalah jenis ARV yang dikonsumsi Fraz cocok

dan tidak menimbulkan efek samping yang berat. Fraz mengalami efek

samping dari ARV yaitu anemia atau kekurangan darah, selain itu Fraz

merasa penurunan fungsi syaraf motorik. Efek samping lainnya Fraz cepat

capek bila banyak berjalan. Namun ada efek samping yang menyenangkan

yaitu meningkatnya nafsu makan. Fraz dari awal menggunakan ARV hingga

saat wawancara mendapat bantuan dari LSM asing untuk mengkonsumsi

ARV gratis selama satu setengah tahun. Hal positif setelah menggunakan

ARV, tubuh Fraz bertambah sehat dan gemuk dan Fraz dapat melakukan

aktivitas seperti biasa lagi. lnformasi yang mudah didapat seputar ARV

membuat Fraz lebih nyaman dalam mengkonsumsi ARV. Aktivitas sebagai

relawan AIDS inilah yang menyebabkan Fraz selalu mendapatkan informasi

terbaru mengenai perkembangan HIV/AIDS

Page 114: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

98

2). Strategi Pengambilan keputusan

Tahap - tahap pengambilan keputusan yang ditempuh Fraz memperlihatkan

bahwa ia cendrung menggunakan wish strategy. Seseorang yang

menggunakan wish strategy ini akan memilih alternatif pilihan yang dapat

membawa pada hasil yang paling diinginkan tanpa memperhatikan resiko. la

sadar bahwa keputusan untuk menggunakan ARV akan mendatangkan

resiko yang tidak sedikit. Namun dengan keputusan itu ia berharap dapat

bertahan hidup dan hidup lebih baik serta berkualitas. Baginya harapan ini

lebih baik untuk dicapai, untuk itu ia berani mengambil resiko apapun.

7. Masa Pasca menggunakan ARV

1). Dampak Konflik dan Pengambilan keputusan menggunakan ARV

Pada saat wawancara,Fraz sudah satu tahun mengkonsumsi ARV. la

mengatakan bahwa dirinya merasa lega dan jauh lebih baik. Hidup Fraz

jauh lebih sehat. Selain itu Fraz menerima efek samping yaitu anemia dan

penurunan fungsi syaraf motorik dari ARV ini. Namun demikian Fraz senang

karena ia bisa bertahan hidup dan kesehatannya kian membaik. Hingga kini

Fraz masih mengkonsumsi ARV dengan 3 kombinasi, obat ini ia minum satu

hari dua kali dan ia jalankan dengan cukup disiplin. Sehari - haii Fraz harus

membawa ARV di dalam tasnya dan Fraz telah terbiasa dengan jadwal

minum obat yang harus dipatuhinya, Fraz merasa minum obat tidak lagi

membebankan seperti pada awalnya. Fraz telah merasa ARV adalah bagian

Page 115: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

99

dari dirinya yang harus ia bawa - bawa dan harus terus diingat. Fraz

bersyukur dengan kondisinya sekarang dan merasa ARV sangat berperan

hingga kondisinya seperti sekarang ini.

2. Pandangan Terhadap Masa Depan

Selama wawancara, Fraz bercerita bahwa dirinya sekarang jauh lebih baik

dan ia terus mengkonsumsi ARV. Hari - harinya ia isi dengan kegiatan yang

padat di sanggar dan berbisnis. Selain itu Fraz mendampingi teman - teman

odha yang memiliki masalah dan menemani teman-teman Odha yang berada

dirumah sakit untuk dicarikan jalan keluarnya. Fraz akan terus

mengkonsumsi ARV walau bantuan dari lembaga asing sebentar lagi akan

habis. Fraz tidak ada niat sama sekali untuk berhenti mengkonsumsi ARV

karena menurutnya berhenti mengkonsumsi ARV sama saja membiarkan I

virus HIV berkembang biak dalam tubuhnya. Dan ini berarti kematian. Fraz

akan terus mengkonsumsi ARV kedepan dan Fraz akan berusaha dapat

terus mengkonsumsi ARV nantinya. Namun Fraz berharap ARV semakin

berkembang sehingga ia dapat mengurangi penggunaan ARV dan efek

samping obat dapat diminimalisir atau bahkan tidak ada.

Page 116: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

Tan tang.an ()dha Kepatuhan minu1n obat Diskriminasi EtCk sa1nping

Valensi negatif ARV harus disiplin dirninun1 seun1ur hidup efek smnping

Rcsolusi Kontlik Valensi + 111enguat

Pandangan n11:1sa depan: T i:rus n1enggunakan ARV

. -

Makin aktif di LSM AIDS

GAMBARAN KASUS FRAZ Latar Belakang Pribadi:

a. keluarga : baik-baik. religius b. pendidikan: Formal dan 1nadrasah c. agan1a : rajin ibadah d. pergaulnn: berteman dengan siapa saja e. ekonon1i : 1nenengah atas

+ Latar Belakang Terinft::ksi HIV:

a. A\\'al: berte1nan dt::ngan te111an negatif b. Proses : 1ninu111. putau. suntik c. Akhir: terint't::ksi HIV positif

i Test VCT I HIV:

a. T elah 111erasa n1c1niliki gejala AIDS

b. Pengalan1an kakak c. Hasil test : Positif

+ Masa setelah status HIV Positif:

a. sikap sett::lah terinft::ksi : U\val kaget b. agama: peningkatan -- c. ekonon1i : pengeluaran tinggi. dana

cukup d. sosial : 1nengala1ni diskrin1inasi

Latar Belakang Menggunakan ARV : -kondisi tubuh CD4 12.infeksi oportunistik -kurang yakin dengan non medis --didukung seluruh keluarga

--KONFLIK

Vale

100

Motivasi diri sendiri keluarga te1nan di LSM

nsi positif ARV Makin sehat gejala AIDS hi Jang banyak bukti cocok dengan &D\T

Approach-Avoidance Pengrunbilan keputusan = WISH STRATEGY

I. Penilaian masalah

i Mendesak n1enggunakan ARV

I I 2. Survey pilihan-pilihan

Pakai ARV Pakai ARV

l Tidak pakai ARV

3. Pertimbangan Hidup sehat

Dampak Kontlik dan Meninggal Pengambilan keputusan 4. Buat komitmen Manfaat : sehat dan psikologis 3 hari setelah disarankan Jega 5. Umpan balik Peruhahan: n1inum ARV Positif: badan sehat setian hari

Page 117: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

101

2. KASUS ADI

1. Pelaksanaan Wawancara

Wawancara dilaksanakan pada tanggal : 20 Juli 2004

Waktu : 15:00 - 17:00

2. Hasil Observasi selama proses wawancara

Adi adalah seorang pria berkulit coklat kehitam-hitaman. Ukuran badannya

sedang, tidak terlalu tinggi. Adi suka berpakaian santai seperti kaos dan

perpenampilan sederhana. Sikapnya menunjukan sikap kebapak-bapakan

dan bersahabat. Adi terlihat cukup terbuka dan sangat senang untuk

diwawancarai. Adi saat diwawancarai terlihat sangat santai dan lancar dalam

menjawab pertanyaan peneliti. Adi tidak menceritakan mengapa dirinya

terinfeksi HIV/AIDS sebelum sebelum peneliti menanyakannya. Hal ini

menyebabkan dirinya terlihat belum sepenuhnya terbuka dengan

pewawancara terutama hal-hal yang sangat pribadi.Namun demikian Adi I

sangat antusias untuk bercerita tentang terapi alternatif yang dipilihnya.

3. Latar belakang Subjek

Adi adalah anak pertama dari empat bersaudara. Ayah ibunya beragama

Islam. Bapaknya dan saudara keturunan bapak sangat religius dan

Page 118: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

102

mengutamakani pendidikan agama. Hampir semua saudara-saudara dari

bapak sekolah di sekolah agama. Sementara lbu memiliki darah bisnis.

Keluarga lbu banyak yang berhasil pada bisnis hiburan, seperti perfilman

atau persinetronan. Adi dari kecil hingga besar dibesarkan dalam keluarga

yang memiliki pemahaman agama yang kuat, Adi lahir di Bali karena

ayahnya berasal dari Bali. Ketika SMP dan SMA, Adi pindah ke Banyuwangi

ikut dengan neneknya. Di sana Adi sekolah di pesantren yang terkenal. Adi

memiliki hobi membaca, berenang dan naik gunung dan semuanya hoby ini

terpenuhi dari kegiatan sekolah yang diikutinya yaitu Pramuka. Selain itu Adi

pernah mengikuti juga pencak silat. Terlilhat dari gaya bicara Adi, Adi terlihat

sangat supel, ramah dan bersifat terbuka. Hal ini wajar saja sehingga Adi

memiliki pergaulan serta wawasan yang luas. Pekerjaan Adi kini sebagai

konselor AIDS dan penulis buku terutama yang berkenaan dengan AIDS dan

agama.

Adi sebagian besar masa remajanya dihabiskan di pesantren. Hal ini

menyebabkan ia akrab dengan lingkungan agama. Setelah lulus sekolah Adi

mengajar bahasa Arab, hingga murid Adi mencapai limapuluhan namun

setelah mulai menyatakan secara terbuka dirinya terinfeksi HIV/AIDS, murid­

murid Adi mengundurkan diri satu persatu. Latar belakang pergaulan Adi

banyak diisi dengan kegiatan keorganisasian. Adi mengakui dirinya sangat

terbuka atau bersifat ekstrovet, ia senang berdiskusi atau ngobrol -ngobrol

Page 119: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

dengan orang lain untuk bertukar wawasan atau keilmuan. Adi sangat

menyukai organisasi terutama yang berhubungan dengan aktivitas fisik dan

petualangan, di sekolah Adi ikut pramuka dan pencak silat.

4. Masa awal terinfeksi HIV/AIDS

103

Suatu ketika Adi berkenalan dengan seorang wanita yang Adi tidak tahu

bahwa wanita tersebut terinfeksi HIV. Adi menikahi wanita tersebut sebagai

istri kedua. lstri pertama Adi bertempat tinggal di kota yang berbeda. Sejalan

berjalannya waktu istri Adi mulai sakit-sakitan. Akhirnya setelah istrinya di tes

terbukti bawa istrinya positif terinfeksi HIV. Saat itu Adi juga dites bersama­

sama namun Adi hasilnya negatif, Adi meyakini dirinya masuk ke fase

Window Priode. Setelah itu istri Adi meninggal dunia kemudian Adi tes lagi

dan hasilnya Adi positif terinfeksi HIV. Adi meyakini bahwa dirinya terinfeksi

dari istrinya. Mengenai kebiasaan hidup Adi mengakui dirinya sangat benci

narkoba apalagi untuk menggunakannya. Bahkan Adi tidak suka dengan

rokok dan juga kopi. Adi meyakini ia tertular virus HIV/AIDS dari istrinya

yang kedua ini.

Sebelum Adi mengetahui dirinya terinfeksi HIV/AIDS , Adi telah mengetahui

seputar penyaki!t AIDS dari buku -buku dan bacaan yang ia baca. Karena

pengetahuan inilah Adi memberanikan diri mengajak istrinya untuk

mengetes bersama-sama untuk mengetahui apakah benar diri mereka

Page 120: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

berdua telah terinfeksi. Pada awalnya istri Adi menolak, namun setelah

dibujuk akhirnya istrinya tidak keberatan. Hasil tes menunjukan istri Adi

positif terinfeksi HIV sementara Adi negatif.

104

Adi tidak kaget dengan hasil tes tersebut. Adi telah mengetahui gejala­

gejala bahwa diri istrinya telah terinfeksi dan Adi juga mengaku setelah

terbukti dirinya terinfeksi HIV dirinya tidak kaget atau terkejut. Setelah hasil

tes yang kedua keluar dan Adi dinyatakan HIV positif Adi lalu memberi tahu

ke istri pertama. Selanjutnya ke orang terdekat lainnya seperti ayahnya lalu

adik-adiknya. Sikap keterbukaan Adi menunjukan sikap keterbukaan Adi

terhadap orang-orang terekatnya memeperligatkan Adi tidak mau

membohongi siapapun dan ia siap mendapatkan reaksi apapun dari orang

lain. Setelah Adi membuka diri kepada keluarga, Adi mulai membuka diri

kepada masyarakat . Adi mengaku membuka diri pertama kali pada tahun

2002 bulan Mei di depan acara pertemuan Lembaga-lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM).

5. Masa setelah hasil tes HIV positif

1). Sikap setelah positif HIV

Setelah Adi menerima hasil tes HIV, Adi mengaku dirinya tidak terkejut. Adi

sudah menyadari sebelumnya bahwa sangat mungkin ia terinfeksi melihat

dari gejala-gejala yang ada pada dirinya. Ketika Adi mengetahui hasil tes

Page 121: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

105

positif yang ia khawatirkan adalah istrinya yang pertama ikut tertular. Namun

ketika diketahui istrinya tidak tertular Adi sangat lega dan bersyukur. Adi

sangat bersyukur karena diingatkan tuhan tanpa melibatkan istrinya

mengalami hal yang sama. Di sini Adi terlihat merasa bertanggung jawab

dan lebih bersalah bila istri ikut terinfeksi karena perbuatan Adi seorang. Adi

sangat bersyukur kepada Allah setelah mengetahui istrinya tidak terinfeksi.

Dari segi ibadah dan hubungan dengan tuhan, Adi merasakan

perkembangan yang positif. Adi merasakan dirinya ditegur oleh Allah dan

Allah masih sayang kepadanya. lstri Adi pada awalnya sangat kecewa atas

apa yang terjadi, impiannya tentang rumah tangga yang normal tidak seperti

dulu lagi. Namun sikap istri menunjukkan kesabaran dan keikhlasan yang

tinggi. Hal ini membuat Adi sangat terharu dan memotivasi Adi menjadi lebih

baik lagi. Setelah Adi mengetahui dirinya terinfeksi, Adi takut bila orang lain

dapat tertular olehnya terutama istri, anak dan keluarganya. Setelah Adi

mengetahui AIDS hanya tertular melalui cairan tertentu Adi merasa lega. Adi

memahami AIDS tidak tertular melalui air mata, cairan hidung, ludah dan

AIDS tidak melalui udara juga dengan bersentuhan.

2).Perasaan sebagai Odha

Adi tidak merasa berbeda dengan orang pada umumnya dan Adi sangat

tidak ingin orang lain membedakan antara Odha dengan bukan Odha.

Karena baginya orang dengan HIV/AIDS atau tidak memiliki hak dan

Page 122: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

kewajiban yang sama. Semua hal yang bisa dilakukan orang normal bisa

pula dilakukan oleh Odha. Perbedaannya adalah orang dengan HIV/AIDS

tidak boleh menularkan virusnya kepada orang lain dan harus terus

menjaganya. Adi mengatakan bahwa dirinya setelah membuka diri ke

masyarakat luas dirinya mengalami diskriminasi dari lingkungannya, namun

demikian hal ini tidak membuat Adi menjauh atau memusuhi lingkungannya.

Adi berusaha ni1emahami sikap orang-orang tersebut terhadap dirinya. Adi

memahami sikap mereka selama ini dikarenakan salahnya atau kurangnya

informasi tentang HIV/AIDS itu sendiri. Hal ini yang menyebabkan Adi terus

berusaha menjelaskan secara proporsional tentang HIV/AIDS dan berusaha

menghilangkan "mitos - mitos" yang negatif dan tidak benar sedikit demi

sedikit di masyarakat.

6. Konflik dan Pengambilan Keputusan menggunakan ARV

1 ). lnformasi dan persepsi tentang ARV

106

Setelah Adi menyadari dirinya terinfeksi, Adi mencari tahu tentang

penyakitnya dan bagaimana pengobatannya. Adi mengakui bahwa informasi

banyak ia dapatkan dari buku-buku dan majalah. Adi jarang bertanya

kepada dokter karena menurutnya dokter - dokter sendiri masih banyak yang

tidak faham. Adi mengetahui telah ditemukan obat yang dapat menghambat

replikasi HIV/AIDS dalam tubuh yaitu ARV atau anti retroviral.

Page 123: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

Kesenangannya membaca dan meneliti menyebabkan Adi memahami baik

buruknya ARV dan sejauh mana keterbatasan-keterbatasan ARV.

107

Adi memahami bahwa ARV cocok bagi sebagian orang tapi tidak cocok bagi

sebagian yang lain. ARV telah banyak menyelamatkan banyak orang dan

banyak orang bisa hidup walau terinfeksi HIV/AIDS karena terus

mengkonsumsi ARV. Kesenangan Adi dalam membaca dan melakukan

eksplorasi membuat Adi memiliki persepsi tersendiri tentang AIDS dan ARV.

Setelah Adi membaca dan mempelajari tentang ARV, Adi menganggap ARV

itu bagus dan bisa dijadikan sebagai cara yang tepat bagi banyak orang

untuk bertahan hidup walau telah terinfeksi HIV/AIDS. Namun demikian Adi

menganggap bahwa ARV itu adalah tetap obat, dan obat-obatan kimia itu

juga merupakan racun bagi tubuh. Maka Adi memahami semakin banyak

orang mengkonsumsi obat termasuk obat ARV sama saja orang itu

sebenarnya memasukkan racun dalam tubuhnya. Adi masih terus menunggu

perkembangan ARV dan ia sampai sekarang belum mengkonsumsi ARV. Bila

perkembangan ARV semakin bagus dan efek samping berkurang bahkan

tidak ada , Adi mengatakan suatu saat mungkin ia akan mengkonsumsi

ARV.

Adi senang melakukan studi literatur, dari studi literatur yang dilakukan, Adi

memahami ARV memiliki efek samping dari mulai ringan hingga beret. Adi

Page 124: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

108

membaca hasil penelitian yang dilakukan peneliti independen di luar negeri

bahwa ARV selain positif juga memiliki efek samping seperti pengeroposan

tulang sumsum dan ini sangat berbahaya karena tulang sumsung adalah

pusat pembuat sel darah putih alami. Selain itu ARV dapat menyebabkan

gagal hati, kematian mendadak dan anemia. Adi mengetahui ada sekitar 26

efek samping yang mungkin terjadi pada diri Odha bila mengkonsumsi ARV.

Banyaknya ditemukan kasus efek samping ARV menyebabkan Adi kurang

begitu tertarik terhadap ARV dan Adi menjadi takut bila nanti diharuskan

menggunakan ARV disaat kondisi tubuhnya menurun. Adi memahami untuk

mengkonsumsi ARV tidak mudah dan harus memenuhi syarat-syarat tertentu

seperti CD4 dibkwah 200, atau memiliki penyakit oportunistik lebih dari satu.

Selain itu, sebelum memulai mengkonsumsi ARV harus dicek dulu fungsi

ginjal, fungsi hati dan fungsi otak. Selain itu yang membuat Adi khawatir bila

mengkonsumsi ARV adalah dirinya memiliki penyakit serosis hati atau

radang hati. Adi mengatakan bahwa bila disuruh memilih menggunakan ARV

atau tidak ia cenderung memilih tidak menggunakannya. Hal ini karena ia

memahami ada dua cara menghadapi HIV/AIDS yaitu dengan menekan

jumlah virus dalam tubuh dengan ARV dan dengan immunomodulatoryaitu

meningkatkan jumlah sel darah putih dengan obat-obatan medis maupun non

medis. Adi lebih memilih cara yang kedua.

Page 125: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

2). Kondisi kesehatan awal sebelum mengkonsumsi ARV

Adi mengatakan bahwa terakhir tes, CD4 nya sebanyak 400 lebih ,

sementara ia miemahami orang normal di Indonesia CD4nya berjumlah

antara 400 - 1200. Adi bersyukur CD4 cukup tinggi dan masuk dalam

kategori normal seperti orang biasa. Namun demikian Adi terus berusaha

mempertahankan jumlah CD4nya atau bahkan meningkatkan lebih banyak

lagi. Adi mengaku kondisinya yang makin membaik dan ini salah satunya

karena ia melakukan terapi alternatif seperti dengan mengkonsumsi bawang

putih setiap hari, mengkudu, dan Adi selalu melaksanakan sholat tahajud

dan Ruqyah (doa-doa khusus). Adi percaya terapi tersebut dapat

meningkatkan daya tahan tubuh dan Adi membuktikannya sendiri.

Kepercayaannya itu lebih mantap setelah tes terakhir yaitu CD 4 nya

termasuk kategori normal. Adi mengatakan dirinya mengalami penyakit

Herpes dan bila Herpes ini kambuh sangat mengganggu. Adi mengetahui

virus Herpes tidak bisa hilang dalam tubuh dan Herpes menyerang bila daya

tahan tubuhnya menurun. Selain itu Adi mengalami sakit di tenggorokan

terutama saat menelan.

3). Konflik yang terjadi ketika akan menggunakan ARV

109

Adi mengatakan bahwa ia belum memiliki penghasilan tetap. Pekerjaan yang

ia lakukan adalah sebagai relawan dan konselor AIDS, selain itu ia juga

sebagai penulis buku. Adi mengakui dari segi ekonomi, keluarganya

sederhana bahkan cenderung kekurangan. Profesinya yang ia jalani bukan

Page 126: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

karena orientasi uang melainkan pengabdian dirinya kepada kemanusiaan.

Untuk mengobati penyakit-penyakitnya Adi berusaha mencari obat yang

terjangkau harganya. Pengobatan untuk mengatasi virus HIV ia berusaha

mencari cara yang murah namun tetap efektif. Adi tidak sanggup bila harus

membeli obat-obatan atau suplemen-suplemen yang mahal, karena selain

dari profesinya tidak mencukupi ia juga harus menghidupi istri dan seorang

anaknya. Di sini Adi terlihat tegar dan tidak berputus asa. Adi berusaha

mencari alternatif lain untuk malawan penyakitnya.

Kondisi Adi memang belum dianjurkan untuk mengkonsumsi ARV, apalagi

Adi mengaku ia sangat takut terhadap efek samping yang mungkin terjadi

bila ia memakai ARV. Kekhawatiran Adi sangat beralasan melihat banyak

kasus-kasus mengenai efek samping dari ARV. Selain itu ia mempunyai

penyakit serosis hati. Adi pernah menyaksikan temannya meninggal di

depannya sendiri karena trombosit turun drastis sementara ketersediaan

darah saat itu di rumah sakit habis dan penurunan trombosit ini disebabkan

karena efek samping dari ARV. Adi juga menyaksikan efek samping lain

seperti Anemia, rambut rontok dan teman-temannya sering berganti

kombinasi ARV karena tidak cocok.

Adi menyadari untuk mengkonsumsi ARV harus dipertimbangkan secara

I mendalam lahir maupun batin. Adi merasa tidak sanggup bila harus

110

Page 127: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

111

mengkonsumsi ARV karena harga ARV termasuk tinggi bagi dirinya. Bila ia

harus mengkonsumsi ARV itu artinya ia harus menyiapkan dana setiap bulan

untuk membeli ARV dan ini harus dilakukan seumur hidup. Adi menganggap

ARV masih berupa eksperimen walaupun kian waktu terus bertambah maju.

Adi merasa bila dirinya mengkonsumsi ARV itu berarti ia sebagai kelinci

percobaan atas 1ARV yang masih dalam tahap penyempurnaan dan ia tidak

mau dirinya dikendalikan oleh ARV, setiap hari harus mengkonsumsi ARV

dan tidak mau dirinya dibayangi dengan resistensi virus bila tidak tepat waktu

min um obat ARV. Namun demikian disatu sisi Adi pun ingin seperti teman­

temannya yang cocok dengan obat ARV. Badannya bertambah gemuk dan

segar. la senang melihat teman-temannya yang dulu CD4nya 12 atau

bahkan 4, meningkat drastis setelah mengkonsumsi ARV. Banyak pula ia

lihat teman-temannya semakin sehat hari demi hari bahkan ada temannya

yang virus HIV dalam dirinya tidak terdeteksi lagi. Disini Adi mengalami

konflik, disatu sisi ia ingin seperti teman-temannya yang cocok dengan ARV

tapi disisi lain ia takut karena melihat teman-temannya yang menderita

bahkan meninggal karena mengkonsumsi ARV. Selain itu ia pun tidak

sanggup untuk membeli ARV karena keterbatasan ekonomi yang ia miliki.

Konflik yang dialami Adi dalam persfektif psikologi lapangan disebut konflik

mendekat - menjauh (approach - avoidance). Adi ingin seperti teman­

temannya yan9 cocok menggunakan ARV namun Adi menjadi ragu-ragLL

Page 128: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

112

karena teman-teman yang lain tidak cocok dengan ARV dan ia melihat

sendiri temannya meninggal karena efek samping ARV. Kebimbangan dan

kekhawatiran Adi mencerminkan adanya valensi positif dan negatif pada

ARV. Dikatakan oleh Lewin, jika valensi yang ada pada suatu wilayah negatif,

maka daya-daya yang ada akan menghindarkan atau menjauhi wilayah

tersebut. Hal ini tampak pada pemikiran Adi untuk belum menggunakan

ARV, karena jika ia menggunakan ARV itu berarti ia memiliki resiko dan

harus siap dengan efek samping bila ARV tidak cocok dengan dirinya.

Di sisi lain ARV memiliki valensi positif, yaitu adanya harapan untuk hidup

lebih sehat lagi dan memiliki CD4 yang tinggi serta ada kemungkinan virus

dalam tubuh Adi tidak terdeteksi lagi. Konflik yang dialami Adi adalah konflik

yang sulit untuk diputuskan karena disatu sisi ARV memiliki hal positif disisi

lain negatif. Konflik ini sebenarnya belum benar-benar terjadi karena Adi

belum dianjurkan mengkonsumsi ARV oleh dokter dan secara hitungan

medis Adi masih bisa bertahan tanpa ARV. Namun konflik ini terjadi saat Adi

berfikir bila mana kondisi tubuhnya tidak sebaik sekarang, dan konflik ini

dapat terjadi bila Adi memiliki keinginan lebih sehat lagi seperti teman­

temannya yang cocok menggunakan ARV. Selain itu konflik ini untuk saat

sekarang masih teratasi karena ada alternatif pilihan yang dapat dipilih Adi

yaitu Adi tidak menggunakan ARV tapi menggantinya dengan terapi alternatif

seperti dzikir, ruqyah dan sholat tahajud. Sejauh ini Adi melaksanakan terapi

Page 129: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

alternatif ini dan hasilnya Adi tetap sehat hingga sekarang. Adi mengakui

setelah ia menjalankan terapi alternatif ini CD4 nya meningkat dan kondisi

kesehatan lebih baik, Adi juga mengakui terapi yang dijalankannya juga

membuat pikiran dan perasaan menjadi tenang.

113

Lewin menjelaskan konflik mendekat-menjauh seperti yang telah dijelaskan di

atas hanya dapat terjadi kalau ada batasan-batasan (barrier) yang kokoh

pada lapangan kehidupan pada diri bersangkutan sehingga tidak ada daya

yang bisa keluair dari wilayah-wilayah terjadinyak. Dengan demikian,

kestabilan konflik sebetulnya akan cepat terpecahkan jika terjadi beberapa

situasi. Pertama jika batas tidak kuat dan ada wilayah lailn yang bervalensi

positif, maka daya akan berpindah ke wilayah yang terakhir ini. Terjadilah

substitusi dan konflik pun berakhir. Kedua, salah satu daya berkembang

menjadi lebih dominan, sehingga pergerakan (lokomosi) pun terjadi mengikuti

arah daya tersebut. Pada kasus Adi batasan menggunakan ARV tidak kuat

karena ada wilayah lain yang bervalensi positif yaitu pengobatan alternatif

yang juga sama efektif dan diyakini oleh Adi, Kebutuhan ARV mendapatkan

substitusi oleh pengobatan alternatif dan konflik pun berakhir

4). Pengambilan keputusan

Tahap-tahap Pengambilan keputusan

a. Penilaian Masalah

Page 130: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

Adi mengaku masalah terbesar bila ia harus menggunakan ARV adalah

dana dan efek samping. Penghasilan Adi yang terbatas dan hanya cukup

untuk kehidupan sehari-hari menyebabkan Adi mencari alternatif lain. Dana

merupakan masalah yang cukup besar bagi Adi untuk menjaga tubuh agar

selalu sehat saja memerlukan dana yang tidak sedikit. Selain itu Adi masih

takut terhadap efek samping bila ia mengkonsumsi ARV, hal ini ia ketahui

dari literatur yang ia baca dan pengalaman teman-temannya yang sudah

menggunakan ARV.

114

Adi memiliki penyakit lever dan ini menjadi pertimbangan pula dalam

mengkonsumsi obat-obatan medis terutama ARV. Selain itu Adi masih

memiliki jumlah CD4 yang cukup yaitu 400, artinya ia belum dianjurkan untuk

menggunakan ARV. Tindakan yang Adi lakukan kini adalah

mempertahankan jumlah CD 4. Adi meyakini bahwa setiap penyakit itu

datang dari Allah dan Allah pula yang memberikan obatnya, dan Allah tidak

menguji seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupan orang tersebut.

Hal ini yang membuat Adi tidak pernah berputus asa.

Adi mempercayai terapi alternatif itu tidak memiliki efek samping yang

berbahaya. Adi meyakini HIV/AIDS bisa diatasi dengan cara lain seperti

terapi alternatif dengan mengkonsumsi tanaman tradisional, seperti bawang

putih, mengkudu, jinten hitam. Selain itu adapun terapi lain yang ia percayai

Page 131: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

adalah terapi sholat malam (tahajud) dan terapi ruqyah. Semua terapi ini ia

laksanakan dan ia merasakan keefektifannya. Hal ini pula yang

menyebabkan ia tidak langsung menyetujui menggunakan ARV.

b. Survey alternatif - alternatif Pilihan

Setelah Adi terbukti terinfeksi HIV ia berusaha terus mencari informasi apa

itu AIDS dan bagaimana mengobatinya. Adi mencari informasi hampir di

semua literatur, baik itu literatur medis modern, tradisional bahkan literatur

keagamaan. Adi memahami bahwa dunia medis modern telah menemukan

ARV dan sangat banyak orang-orang asing seperti orang Amerika, lnggris,

Perancis telah mengkonsumsi ARV dan hasilnya sangat menggembirakan.

Adi juga telah ~nemahami bahwa obat-obatan tradisionalpun bisa

meningkatkan sel darah putih dan daya tahan tubuh, selain itu pengobatan

tradisional memiliki resiko atau efek samping yang ringan.

115

Selain pengobatan modern, pengobatan Timur atau tradisional Adi juga

tertarik mempelajari pengobatan cara Nabi Muhammad SAW atau

pengobatan Islam. Dari tiga pilihan yang telah ia pelajari masing-masing

menurutnya ada kelebihan dan kekurangannya. Hingga sekarang lebih

meyakini terapi tradisional dan terapi agama, terapi ini telah Adi jalankan

hingga sekarang. Baginya terapi ARV adalah terapi yang mahal dan memiliki

Page 132: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

efek samping. Selain itu ARV adalah obat kimia yang dipahaminya sama

seperti racun bagi tubuh.

c. Menimbang Seluruh Alternatif Pilihan

I I 6

Setelah Adi mempelajari tentang HIV/AIDS, pengobatannya dan bagaimana

hidup dengan AIDS, Adi lebih dapat bersikap proporsional. Adi tidak seperti

dulu saat awal terinfeksi HIV yaitu takut dengan "mitos-mitos" seputar AIDS.

Adi juga telah mempelajari terutama dari bacaan-bacaan baik itu dari dalam

negeri maupun luar negeri. Pilihannya tentang pengobatan AIDS yang ia

alami lebih kepada konsekuensi - konsekuensi yang mungkin terjadi dan

kemungkinan-kemungkinan pilihan itu dapat dilakukan. Mengenai

konsekuensi, yang terutama dilihat dari manfaat dan pengorbanan yang

yang harus diterima. Dari segi manfaat Adi mungkin bisa lebih sehat lagi

dari sekarang seperti keadaan teman-temannya yang cocok dengan ARV.

Namun demikian Adi merasa ARV masih banyak efek samping yang harus

dipertimbangkan. Selain itu konsekuensi lain adalah Adi nantinya harus

menyiapkan dana untuk mengkonsumsi ARV selama hidup.

Adi juga melihat konsekuensi yang diterima dari menggunakan terapi non

ARV itu lebih ringan dan dari segi hasil sama efektifnya. Adi telah merasakan

dan mencoba sendiri efektifitas terapi non ARV atau terapi alternatif dan Adi

merasakan sendiri terapi ini cukup efektif. Hal ini yang menyebabkan Adi

Page 133: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

terus menjalankan terapi alternatif. Adi sejauh ini terus mengikuti

perkembangan pengobatan ARV, Adi berharap kemajuan pengobatan ARV

semakin pesat sehingga ARV dapat lebih murah lagi dan efek samping ARV

menjadi sangat ringan atau bahkan tidak ada sama sekali. Adi mengatakan

jika ARV semakin baik dan bila kondisinya mengharuskan mengkonsumsi,

maka Adi kemungkinan menggunakan terapi ARV, dan Adi akan tetap

menjalankan terapi alternatif dan terapi religius .

d. Membuat Komitmen

Adi belum membuat komitmen untuk menggunakan ARV karena Adi belum

disarankan untuk menggunakan ARV. Hal ini dikarenakan CD4 nya normal

yaitu 400 dan juga ia lebih memilih pengobatan alternatif. Baginya membuat

komitmen menggunakan ARV sangat berat dan harus mempertimbangkan

banyak hal seperti, dana dan efek samping dari ARV itu sendiri. Sampai

penelitian berlail1gsung Adi lebih meyakini pengobatan alternatif sebagai

terapi yang baik dan efektif dan juga tidak memiliki efek samping.

e. Penerimaan Umpan Balik

117

Sampai saat ini kondisi Adi terlihat sehat CD4 nya terakhir ditest berjumlah

400. Adi merasa baginya terapi tradisional seperti bawang putih, mengkudu

dan sebagainya serta terapi religius seperti, sholat tahajud, ruqyah dan dzikir

memberikan kesembuhan bagi penyakitnya. Adi mengaku tidak hanya

Page 134: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

penyakit fisik saja yang sembuh tapi juga ia mendapatkan ketenangan jiwa,

ketrentaman hati dan juga ketenangan pikiran.

Penyakit Adi yang masih sering kambuh adalah herpes. Adi mengatakan

herpes ini kan muncul bila kondisi tubuh Adi menurun dan Adi menyadari

hal ini salah satunya disebabkan jiwanya sedang tidak tenang. Adi merasa

kondisinya menurun bila ia tidak konsisten menjalankan tahajud atau dzikir

dan ruqyah. Adi mengatakan jika ia sedang jarang tahajud, badan dan

pikiran terasa tidak "karu-karuan". Kondisi ini ia alami juga bila ia mulai

berbuat salah seperti berbuat dosa dan maksiat.

5). Strategi Pengambilan Keputusan

118

Tahap-tahap pengambilan keputusan yang ditempuh Adi memperlihatkan

bahwa ia cenderung menggunakan Wish Strategy. Seseorang yang

menggunakan strategi ini akan memilih alternatif pilihan yang dapat

membawa pada hasil yang paling diinginkan tanpa memperhitungkan resiko.

Adi yakin bahwa terapi yang dipilih dan dipraktekannya dapat membawa

hasil yang paling diinginkan dan Adi menganggap mengkonsumsi obat­

obatan atau tanaman tradisional walau tidak enak bahkan pahit adalah

resiko. Namun resiko ini tidak seberapa dibandingkan khasiat yang ia

dapatkan dari tanaman tradisional tersebut. Selain itu terapi tahajud dan

ruqyah atau dzikir bagi Adi bukanlah resiko melainkan kebutuhan yang harus

Page 135: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

119

dipenuhi karena tidak hanya menyehatkan fisik tapi juga menyehatkan jiwa

dan pikiran.

7. Masa Pasca Pengambilan Keputusan

1 ). Dampak Konflik dan Pengambilan keputusan

Pada saat wawancara Adi belum mengkonsumsi ARV, Adi merasa belum

saatnya mengkonsumsi ARV yang menurut Adi ada beberapa alasan,

pertama CD4 yang dimiliki Adi masih diatas 400, kedua ia masih sangat

takut terhadap efek samping yang mungkin terjadi bila ia mengkonsumsi ARV

dan Adi tidak memiliki cukup biaya untuk membeli ARV. Hingga sekarang ini

Adi berusaha untuk terus mempertahankan kesehatannya terutama jumlah

CD4 nya agar tidak turun sehingga ia tidak diharuskan mengkonsumsi ARV.

Dan bila jumlah CD 4 nya suatu saat sekitar 200, Adi berupaya tetap

mencari alternatif lain yang lebih aman dan dengan biaya terjangkau. Adi

berusaha untuk tidak mengkonsumsi ARV sampai kapanpun. Adi mungkin

akan mengkonsumsi ARV bila ada kemajuan seperti efek samping yang

makin sedikit dan juga dengan biaya yang terjangkau. Sampai saat ini Adi

terus menunggu dan menanti perkembangan ARV dan ia selalu berharap I

ARV semakin baik lagi mutu dan kualitasnya dan juga murah dan Adi

berharap vaksin AIDS yang ia ketahui dari literatur yang ia baca cepat

ditemukan.

Page 136: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

Adi sekarang tetap mengalami herpes. Selain itu ia sering mengeluarkan

keringat malam saat malam hari. Selain itu Adi mengalami sakit saluran I

pernapasan. Adi bila ada keluhan atau menderita penyakit langsung

konsultasi kedokter langganannya dan Adi selalu berusaha patuh untuk

mengikuti saran dan nasihat dokternya.

2). Pandangan Terhadap Masa Depan

Adi merasa bersyukur dengan kondisinya sekarang, kesehatannya yang

terus terjaga hingga sekarang ia percayai adalah hasil dari terapi alternatif

yang telah dan sedang ia jalankan terus menerus. Adi mengatakan kepada

orang lain bahwa tanpa ARV pun orang HIV positif bisa bertahan hidup dan

120

terus terjaga kesehatannya. Bagi Adi , ARV penting tapi tidak segala-galanya.

Dan masih ada alternatif-alternatif lain selain ARV. Harapan Adi kedepan ia

masih bisa konsisten menjalankan terapinya terutama terapi tahajud dan

ruqyah. Selain itu Adi berusaha terus mengkonsumsi obat-obat tradisional

atau obat-obatan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Adi memiliki

keinginan menulis buku dan menjelaskan kepada masyarakat tentang

manfaat dari sholat tahajud dan juga ruqyah. Namun demikian, kedepan Adi

mungkin saja mengkonsumsi ARV bila dirinya diharuskan menggunakan ARV

oleh dokter dan juga perkembangan ARV telah maju, seperti efek samping

yang ringan atau bahkan tidak ada dan juga harga ARV yang terjangkau.

Page 137: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

121

GAMBARAN KASUS Latar Bdakang Prihadi:

a. kcluarga : baik~baik. religius h. pcndidikan : Formal dan pcsantren c. agama : r~iin ibadah dan fahain agmna d. pergaulan: tenrnn knlangan agan1a. luas c. t'konomi : pas·pasan

i Latar Bela~ang Terinfeksi HIV:

a. Awai: n1crantau mt!ninggalkan istri I h. Proses : tncnikahi wanita terinfoksi HIV c. Akhir : terinfoksi HIV positif

.J, Test VCT I HIV:

a. Tclah n1crasa men1iliki gejala AIDS b. tt:s bersama istri a. Hasil test : Positif

i Tantangan Odha tvtasa sctelah status HIV Positif:

- diskriminasi a. sikap setdnh terinfcksi : biasa saja Motivasi

- pcngeluaran h. agama : mi;:ningkat - diri sendiri

tinggi ckonomi : pengeluaran tinggi. dana tidak - istri I - c.

1-- - temandi LSM - belum at.la cukup literature

pcngha<;ilan tctap d. sosial : mcngalami diskrlmina<>i - agama

+ Latar belakang belun1 n1enggunakan .1\.RV : Valensi positif -kondisi tubuh CD4 400 - banyak tc1nan

Valensi ncgatif ARV - yakin dengan n1edis dan non med is cocok dengan

- Efok s:unping ARV - Dana yang bt:sar -ada terapi alternatif - ingin lebih sehat - Ada tt:rapi -didukung scluruh keluarga

alternatif tidak ada dana

I I .J, ,

. - KONFLIK Pcngmnbilan keputusan = Approach-Avoidance WISH STRATEGY

Rcsolusi Konllik I. Penilaian masalah

.J, Belum snatnya minum ARV Ynlcnsi - n1cnguat Pcngobatan altcmatif .

I Tidak pakai I Dana terbatas

ARV 2. Survey pilihan-pilihan Pandangan masa dcpan:

+ PakaiARV

Kcmungkinan mcnggunakan Tidak pakai ARV ARV bila altcniatiftidak cfcktif

Dnn1pak Konflik dan Terapi alternatif

Jagi. CD4 dibawah 200. 3. Pertimbangan mcmpcrkenalkan lcrapi altcrnatif Pcngambilan keputusan Hidup sehat scbagai solusi ~

Manfaat : schat dan psikologis , Mcninggal perlahan tcnang -Pen1balum:Disiplin terapi

Hidup sehat 4. Buat komitmen I altcrnatif dun scmakin yakin Memilih terapi alternatif 5. U111pan balik

Positif: badan schat.tcnang Ncgatif: -

Page 138: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

3. KASUS YOS

1 . Pelaksanaan Wawancara

Wawancara dilaksanakan pada tanggal : 24 Juli 2004

Waktu : 10:30 - 12:00

2. Hasil observasi selama proses wawancara

122

Yos adalah orang pria yang berperawakan cukup tinggi dengan sikap badan

tegap. Kulitnya agak hitam dan berpenampilan cukup menarik. Yos

berpakaian kaos putih dengan celana jeans biru. Sepertinya Yos menyukai

baju santai namun tetap memberikan kesan sporty. Yos bersikap santai saat

diwawancarai. la berusaha menjelaskan setiap pertanyaan tanpaterkesan

menutup-nutupi. Sepanjang wawancara berlangsung, Yos tidak terlihat

emosional terhadap topik-topik yang diutarakan. Semua pertanyaan dijawab

dengan biasa - biasa saja dan santai. Yos terlihat tidak memiliki beban yang

berat, Yos terkesan santai, humoris dan "menikmati hidup".

3. Latar belakang Subjek

Usia Yos sekitar 29 tahun dan Yos belum menikah. Yos berprofesi sebagai

pegawai disebuah perusahaan swasta. Selain itu Yos aktif sebagai pengurus

dan juga relawan AIDS di suatu LSM yang bergerak dibidang penanganan

Page 139: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

123

kasus HIV/AIDS. Yos berasal dari keluarga baik-baik dan cukup berada.

Keadaan keluarga Yos baik dan Yos mengakui ibunya sangat perhatian

kepadanya. Yos merasakan kasih sayang penuh dari keluarga terutama dari

ibunya. Yos memiliki banyak saudara, hubungan Yos dengan saudara­

saudaranya baik-baik saja. Waiau hubungannya baik, Yos lebih terbuka

ngobrol dan kumpul - kumpul dengan teman-temannya. Pemahaman Yos

terhadap agama kurang dan ia mengakui bahwa dalam melaksanakan sholat

lima waktu hingga kini masih sering bolong - bolong. Yos sangat menyukai

olah raga terutama olah raga Basket dan Yos pernah masuk ke dalam tim

basket di sekolahnya.

Yos memiliki latar belakang pergaulan yang luas, hal ini dikarenakan sifat

Yos yang supel dan "rame" ketika gabung dengan teman -temannya. Yos

mengatakan dirinya memiliki beraneka macam teman mulai da.ri teman yang

baik -baik dan juga teman-teman yang bandel seperti teman - teman yang

perokok dan peminum atau pemabuk. Yos mengaku lebih menyukai

berteman dengan teman yang bandel karena Yos menganggap mereka

lebih "keren".

4. Masa awal terinfeksi HIV/AIDS

Yos mengaku sejak SD sudah mulai merokok. Kebiasaan sejak kecil

dengan hal-hal yang agak dilarang membuat sikap Yos terbiasa dengan hal-

Page 140: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

hal yang dilarang lainnya. Apalagi Yos sendiri mengakui dirinya itu bandel

dan tidak suka diberitahu orang lain. Kebiasaan negatif yang Yos lakukan

sebenarnya untuk penampilan atau gaya hidup agar lebih "keren" dan juga

untuk memenuhi rasa penasaran pada sesuatu yang belum pernah

dicobanya.

Lingkungan pergaulan Yos dengan teman-teman membuat Yos larut

dengan kebiasaan -kebiasaan buruk tersebut. Hingga akhirnya Yos I

124

mengenal narkoba yaitu pete atau putaw pada tahun 1994. Sejak tahun 1994

Yos mulai "make" putaw dengan dihisap dan 6 bulan kemudian Yos mulai

"make" putaw dengan cara disuntikkan kebadannya. Setelah Yos

menggunakan putaw dengan cara disuntik, Yos terbiasa shearing atau

bergantian jarum suntik dengan sesama pemakai narkoba lainnya. Yos

mengakui dirinya terinfeksi HIV melalui teman-temannya sesama pemakai

narkoba.

Pada tahun 1999, kebiasaan Yos mengkonsumsi narkoba diketahui

keluarga. Keluarga Yos kaget dan kecewa dengan apa yang terjadi pada

Yos. Setelah Yos ketahuan kecanduan narkoba Yos masuk ke tempat

Rehabilitasi Titian Respati yang terletak di Sawangan, Bogor. Sebelum Yos

dapat mengikuti program rehabilitasi Yos diwajibkan tes medical atau tes

kesehatan dan salah salah satunya tes HIV. Hasil tes menunjukan Yos

Page 141: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

125

terbukti positif terinfeksi HIV. Sikap Yos setelah menerima tes pada awalnya

agak terkejut namun setelah itu biasa saja. Yos menyadari dirinya dulu

melakukan perilaku beresiko dan selain itu gejala -gejala HIV/AIDS telah ia

rasakan sebelumnya yaitu mulai tahun 1998. Yos mulai menyadari dar.

curiga dirinya terinfeksi ketika Yos mau menyumbangkan darahnya pada

saat kegiatan donor darah. Di tempat kegiatan donor darah, Yos membaca

poster di tembok yang berisikan informasi AIDS, lalu Yos mencocokan

gejala-gejala yang tertulis di poster tersebut dengan gejala-gejala yang ada

pada dirinya. Setelah Yos membanding-bandingkan gejala-gejala pada

dirinya, Yos merasakan gejala-gejala pada dirinya sebagian sama dengan

yang tertulis di poster tersebut, Yos ketika itu memiliki gejala keluar keringat

pada malam hari dan diare. Yos mengakui perilakunya berubah setelah

menjadi pecandu. Setelah menjadi pecandu sifat Yos menjadi apatis atau

mudah putus asa. Selain itu ia menjadi " tunnel vision" artinya ia tidak

memikirkan apapun efeknya dan yang ada di pikirannya hanyalah bagaimana

caranya bisa "make "putaw lagi.

Yos pada tahun 1998 curiga dan khawatir bahwa dirinya telah terinfeksi

HIV/AIDS karena kebiasaan mengkonsumsi narkoba dengan jarum suntik

bergantian, namun kecurigaan ini ia biarkan saja hingga pada tahun 1999

terbukti melalui tes HIV. Yos melakukan tes HIV/AIDS karena diwajibkan

Page 142: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

sebelum masuk ke pusat rehabilitasi pecandu narkoba oleh Yayasan Titian

Respati, Sawangan Bogor.

5 Masa setelah hasil tes HIV positif

1 ). Sikap setelah Positif HIV

Yos mengatakan bahwa dirinya tidak kaget bahkan relatif biasa saja ketika

hasil tes menunjukan dirinya HIV Positif. Hal itu dikarenakan sejak tahun lalu

ia telah merasakan gejala- gejala HIV/AIDS pada dirinya dan Yos sedikit

banyak telah mengetahui informasi AIDS dan penularannya. Sikap Yos

setelah HIV Positif menunjukan dirinya meneraima apa yang terjadi. Yos

menganggap semuanya telah terlanjur terjadi dan ia harus bagaimanapun I

menerimanya. Yos berusaha untuk tidak "down" atau putus asa karena ia

menyadari bila putus asa dan tidak berusaha terus bangkit, virus HIV dalam

126

dirinya akan berkembang biak dengan pesat dan itu berarti kematian semakin

cepat datang.

2). Perasaan sebagai Odha

Yos merasa biasa-biasa saja seperti orang pada umumnya. Yos memahami

secara fisik dirinya tidak ada keterbatasan dan sama seperti orang lain yang

tidak terinfeksi HIV/AIDS. Yos menyadari perbedaannya hanyalah ia

berusaha menjaga dan tidak boleh menularkan virus ke orang lain. Yos

merasa tidak mendapatkan diskriminasi sebagai Odha, baik itu dari

Page 143: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

127

keluarganya maupun dari lingkungannya. Sikap keluarga biasa saja terhadap

dirinya. Hingga saat ini Yos baru bisa terbuka kepada keluarga dan teman­

teman dekatnya. Yos tidak mau memberitahukan dirinya Odha kepada

semua orang karena ia menyadari masih banyak orang yang memberikan

penilaian salah terhadap Odha, ia berusaha untuk menjaga ketenangan

dirinya dan agar keluarganya tidak terganggu. Yos tidak merasakan

diskriminasi termasuk dengan teman-teman kerjanya. Yos seperti biasa kerja

setiap hari dan bekerja seperti layaknya orang lain. Yos mengatakan bila ia

mau membina hubungan khusus dengan lawan jenisnya ia terus terang

dengan statusnya sebagai Odha.

6 Konflik dan Pengambilan keputusan menggunakan ARV

1 ). lnformasi dan persepsi tentang ARV

Yos mengetahui informasi tentang HIV/AIDS dan juga ARV dari majalah,

koran-koran dan juga dari dokter yang merawatnya. Pada awal

menggunakan ARV, informasi seputar ARV masih sangat sedikit diterima

Yos. Yos pada awalnya mengetahui bahwa ARV dapat meningkatkan

kekebalan tubuh dari dokternya dan Yos juga diberitahu bahwa ARV

memiliki efek samping dan belum tentu cocok bagi Yos. Namun hal ini tidak

menjadi masalah bagi Yos dan bagi Yos terpenting dirinya bis.a sehat

seperti orang normal walau menggunakan ARV terus menerus seumur hidup.

Yos mengakui saat awal mau menggunakan ARV yang terpikirkan adalah

Page 144: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

128

harus tepat waktu dalam menggunakan ARV dan terus disiplin dalam

meminumnya. lni yang membuat Yos merasa berat memutuskan, la khawatir

tidak bisa meminumnya dengan teratur.

2). Kondisi kesehatan awal sebelum menggunakan ARV

Sejak tahun 1998 Yos telah memiliki tanda-tanda HIV/AIDS namun ia kurang

memperhatikannya. Yos saat itu telah mengaalami diare dan keluar keringat

pada malam hari tanpa sebab-sebab yang jelas. Yos tidak mengetahui

apakah tambah kurus atau tidak saat itu karena Yos sebelumnya memang

sudah kurus karena sering mengkonsumsi narkoba. Yos mengetahui

kekebalan tubuhnya menurun ketika hasil tes menunjukan CD4nya hanya

sekitar 200, sementara viral load Uumlah virus dalam darah) mencapai 1500.

Kondisi inilah yang menyebabkan dokter menganjurkan Yos menggunakan

ARV sebelum kpndisi tubuh Yos makin memburuk.

3). Konflik yang terjadi ketika akan menggunakan ARV

Yos mengatakan sebelum memutuskan menggunakan ARV ia berunding

dengan keluarga. Setelah berunding dan keluarga menyetujui, Yos mulai

menggunakan ARV. Saal itu saran dokter benar-benar dipertimbangkan

karena kondisi Yos memenuhi syarat untuk menggunakan ARV. Yos dan

keluarga sangat percaya kepada medis terutama dokter. Yos dan keluarga

tidak terlalu lama berunding karena meyakini adalah yang terbaik bagi diri

Page 145: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

129

Yos. Oalam diri Yos sempat ada kebimbangan yaitu disatu sisi ia ingin

menggunakan ARV tapi ia khawatir dirinya tidak patuh dan tidak disiplin untuk

minum ARV setiap harinya dan hal ini akan berakibat fatal menurutnya.

Selain itu Yos juga memikirkan obat ARV harus diminum seumur hidup.

Konflik Yos terjadi dalam diri Yos dalam Psikologi Lapangan disebut konflik

mendekat-menjauh (approach - avoidance conflict). Yos ingin menggunakan

ARV agar dapat hidup sehat dan terhindar dari kematian karena ARV dapat

menurunkan jumlah virus dalam tubuh Yos. Namun Yos ragu apakah dirinya

mampu menaati prosedur -prosedur menggunakan ARV, Yos khawatir

dirinya tidak bisa mematuhinya. Kebimbangan dan kekhawatiran Yos

mencerminkan ada valensi negatif dan valensi positif pada ARV. ARV disatu

sisi bervalensi positif bagi Yos yaitu ARV bisa menekan jumlah virus dan Yos

dapat kembali hidup wajar lagi dan disisi yang lain ARV memiliki valensi

negatif yaitu meminum ARV memerlukan kedisiplinan tinggi dan ini bisa

menjadi beban tersendiri. Bila ARV tidak diminum tepat waktu akan dapat

berakibat fatal yaitu resistensi virus terhadap obat dan artinya virus akan

bertambah kuat dan banyak.

4). Pengambilan Keputusan menggunakan ARV

Sebelum Yos memutuskan menggunakan ARV ia melakukan tahapan -

tahapan pengambilan keputusan sebagai berikut:

Page 146: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

130

a. Penilaian Masalah

Yos menyadari dirinya telah terinfeksi HIV/AIDS dan hal ini masalah yang

sangat serius menyangkut hidup dan mati, kondisi Yos mulai menunjukan

gejala-gejala AIDS mengharuskan tindakan yang tepat. Yos menyadari CD4

di bawah normal serta virus HIV/AIDS dalam darah sudah banyak

bereplikasi. Yos menilai dirinya harus segera menggunakan ARV sebelum

kondisi fisiknya menurun. Yos menganggap mengatasi virus HIV inilah

prioritas utama sehingga organ-organ tubuhnya dapat diselamatkan. Setelah

Yos mendapat saran dari dokter untuk menggunakan ARV, Yos

beranggapan dokter tersebut memberikan solusi terbaik bagi dirinya dan

dokter lebih tahu tentang penyakit Yos dari pada diri Yos sendiri. Yos

menilai menggunakan ARV adalah sebuah solusi yang paling tepat agar ia

bisa sehat kembali, namun demikian Yos khawatir terhadap peraturan

penggunaan ARV yang sangat ketat selain itu Yos khawatir terhadap efek

samping yang mungkin terjadi bila ARV tidak cocok dengan dirinya. Yos

menilai menggunakan ARV adalah cara yang paling tepat, sebab Yos tidak

tahu cara lain ""jalaupun memiliki konsekuensi risiko yang harus diterima.

b. Survey alternatif-alternatif pilihan

Setelah Yos terbukti terinfeksi HIV, Yos disarankan dokternya untuk

menggunakan obat ARV. Yos meyakini dokter lebih memahami bagaimana

yang terbaik bagi diri Yos. Yos setelah berunding sesaat dengan keluarga,

Page 147: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

Yos menyetujui untuk menggunakan obat ARV untuk mengobati

i penyakitnya. Yos tidak melakukan survey alternatif pilihan. Ketika Yos

131

mengetahui ARV adalah jalan keluar terbaik Yos mempercayai dan langsung

menggunakannya. Hal ini disebabkan pula pada latar belakang Yos dan

keluarga yang lebih mempercayai medis dibandingkan non medis. Yos tidak

melihat alternatif-alternatif lain selain ARV dan Yos langsung mempercayai

ARV adalah yang terbaik dan tepat.

c. Menimbang seluruh alternatif pilihan

Yos mengakui dirinya lebih percaya medis daripada pengobatan-pengobatan

lainnya. Dalam dunia medis, ARV adalah solusi yang paling tepat untuk

menghilangkan gejala-gejala AIDS, Yos setelah disarankan dokter langsung

mempercayainya. Yos khawatir bila dirinya tidak bisa menggunakan ARV

secara disiplin. Yos tidak mempertimbangkan hal-hal lain untuk mengobati

dirinya selain ARV. Yos melakukan pertimbangan berdasarkan konsekuensi

dan kemungkinannya. Yos meyakini dengan ARV ini ia lebih pasti dan yakin

akan efek yang positif yang akan ia terima karena ARV adalah obat yang

sudah teruji secara medis kedokteran. Yos merasa bila tidak mengkonsumsi

ARV virus dalam dirinya akan cepat berkembang biak dan itu artinya Yos

akan cepat meninggal. Yos merasa bersyukur karena keluarga mau

mendukung masalahnya terutama dalam penyediaan ARV ini.

Page 148: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

132

d. Membuat komitmen

Yos tidak lama memutuskan untuk menggunakan ARV setelah Yos

berunding dengan keluarga tentang bagaimana efek samping dan bagaimana

agar disiplin mengkonsumsi. Yos langsung membeli ARV dan

menggunakannya. Komitmen menggunakan ARV dibuat Yos dalam waktu

yang relatif cepat karena Yos tidak mempertimbangkan hal-hal lain diluar

ARV. Yos hanya mempertimbangkan bagaimana agar ia bisa terus

mengkonsumsi ARV tepat waktu. Kondisi keluarga seperti ekonomi keluarga

yang mapan, orang tua yang mendukung serta adik Yos yang berprofesi

dokter juga mendukung membuat Yos cepat membuat komitmen keputusan

menggunakan ARV. Yos sadar bahwa keputusan untuk menggunakan ARV

akan mendatangkan resiko tidak sedikit. Namun dengan keputusan itu ia

berharap dapat hidup dengan wajar dan sehat.

5). Strategi Pengambilan keputusan

Tahap - tahap pengambilan keputusan yang ditempuh Yos memperlihatkan

bahwa ia cenderung menggunakan wish strategy. Seseorang yang

menggunakan wish strategy akan memilih alternatif pilihan yang dapat

membawa hasil yang paling diinginkan tanpa memperhatikan resiko.

Baginya, harap<:1n in lebih baik untuk dicapai, untuk itu ia berani mengambil I

resiko apapun.

Page 149: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

7 Masa pasca pengambilan keputusan

1). Dampak konflik dan pengambilan keputusan

Pada saat wawancara Yos telah mengkonsumsi ARV, Yos merasakan

badannya jauh lebih sehat dan Yos sangat senang terhadap kesehatannya

sekarang. Dan jrang lebih menggembirakan lagi terakhir ia tes darah jumlah

CD 4 nya 900 lebih. Dan Yos tidak lagi sekurus dulu. Badan Yos seimbang

dan proposional Yos pun terlihat segar dan cerah. Yos mengakui secara

psikologis lebih tenang dan Yos merasa badan ia tidak ada apa-apa lagi.

Efek samping yang pernah Yos rasakan setelah mengkonsumsi ARV, Yos

terkena anemia dan di opname selama seminggu. Selain itu hingga kini Yos

telah menggunakan perubahan kombinasi ARV karena beberapa kali tidak

cocok dengan tubuhnya. Yos mengkhawatirkan bila ia terus berganti-ganti

kombinasi, lalu kombinasi ARV habis. Sedangkan kombinasi selalu diubah

bila tubuh merasa tidak cocok atau virus AIDS telah resisten. Namun pernah

optimis dengan ARV karena pernah virus HIV sampai tidak terdeteksi dalam

dirinya. Yos sering mendengar keberhasilan teman-temannya dan ada

temannya yang CD 4 nya tinggal dua saja namun setelah mengkonsumsi

ARV meningkat drastis. Selain itu untuk meningkatkan kesehatannya Yos

melengkapi terapinya dengan terapi tradisional yaitu dengan tanaman­

tanaman tradisional. la berusaha terus rutin memakan mahkota dewa yang

dapat memperbaiki fungsi hati. Yos mengatakan ARV telah menjadi bagian

133

Page 150: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

dalam dirinya, bila ia lupa minum ia merasakan ada yang hilang dalam

dirinya.

2). Pandangan kedepan

134

Yos berpandangan akan terus mengunakan ARV dan Yos berharap ia tidak

ganti kombinasi-kombinasi lagi. Yos khawatir jika sering ganti-ganti

kombinasi akan berakibat buruk pada diri Yos dan suatu saat kombinasi itu

tidak ada yang lain. Setelah Yos mencoba mahkota dewa dan berefek positif

pada diri Yos terutama hati, Yos ingin lebih sering dan teratur

mengkonsumsinya. Yos tidak pernah berfikir akan berhenti menggunakan

ARV karena ia meyakini bila dirinya berhenti menggunakan ARV sama saja

meninggal perlahan-lahan. Yos berharap ia bisa terus berperan berjuang

bersama teman-teman Odha untuk memajukan perkembangan AIDS

terutama membantu orang yang telah terinfeksi HIV. Selain itu Yos akan

terus bekerja untuk menafkahkan dirinya dan juga untuk membeli ARV.

Page 151: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

Tantangan Odha Kepa!Uhan minum obat Berganti-gmui kombinasi

Valcnsi ncgatif ARV harus disiplin di111inun1 SCUlllUr hidup clt:k.smnping: ancn1ia

Rcsolusi Konllik Vaknsi + n1cnguat

Pandangan masa dcpan: Terus menggunakan ARV lvlcnggunakan tanaman obattradisional Tidak herhcnti mcnggunakan ARV

135

GAMBARAN KASUS VOS

Latar Belakang Pribadi: a. keluarga : baik-baik, ibu penuh kasih sayang b. pendidikan : Formal c. agama: sholat bolong-bolong d. pergaulan: memilih teman-ten1an negatif

'· ekonomi : menengah atas

i Latar Bdakang Terinfeksi HIV:

a. Awai : bertcman dengan teman yang negatif b. Proses : 1nerokok, n1inum. putau. suntik c. Akhir : terinfeksi HIV positif

i Test VCT I HIV:

b. Tclah n1crasa mcmiliki gejala AIDS c. Test Medical scbelun1 rchabilitas

d. Hasil test : Positif

i lv1asa setelah status HIV Positif:

a. sikap setelah tcrinfeksi : biasa saja Motivasi h. agama : biasa saja - diri sendiri c. ekonmni : pengcluaran tinggi. dana cukup - - ibu dan adik d. sosial : tidak mcngalami diskriminasi - te1nan di

LSM

i Latar Belakang t-.-lenggunakan ARV: Valensi positif ARV -kondisi tubuh CD4 200. viral load 1500 - kondisi tubuh -kurang )'Ukin dL'ngan non n1L'dis n1en1baik -pcrcaya ki!pada snrun doktL'r ~ - gejaln AIDS -didukung seluruh keluarga menghlang

t - banyak bukti

cocok dengan ARV

KONFLJK Approach-A voidanct: I

i I Pakai ARV I Pengambilan keputusan =

i WISH STRATEGY

I. Penilaian 1nasalah Scbelmn terlambat menggunakan

Dainpak Kontlik dan ARV Pengambilan keputusan 2. Survey pilihan-pilihan Manfaat : sehat dan psikologis Pakai ARV lega ..._

Tidak pakai ARV Perubahan:Disiplin 1ninmn 3. Pertimbangan ARV,percaya tanaman Hidup sehat - tradisional Meninggal perlahan

4. Buat komit.Jnen Langsung setelah terbukti HIV+

5. Umpan balik Positif: badan sehat Negatif: anemia dan_g ganti-ganti

Page 152: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

136

C. Perbandingan antar kasus

1. Gambaran Subjek Penelitian

Gambaran latar belakang subjek secara ringkas dapat dijelaskan dalam tabel

berikut ini :

Fraz Adi Yos

Umur 28 37 29

Domisili Jakarta Jakarta Jakarta

Sangat

Latarbelakang Religius dan mengutamakan Dari keluarga baik-

pendidikan baik, ibu sangat keluarga perhatian

Agama dan sayang

perhatian

Latar belakang Baik, pernah di Sangat baik, kurang

agama madrasah pesantren

Ekonomi

keluarga Menengah atas Menengah bawah Menengah atas

Um urn, Formal, kuliah Formal hingga

Pendidikan pesantren. tidak selesai perguruan tinggi

Kuliah SI

Profesi Konselor AIDS Konselor AIDS, Konselor AIDS,

penulis peg.swasta

Status Belum nikah menikah Belum nikah

Page 153: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

137

2. Gambaran pengalaman subjek dalam memutuskan menggunakan

ARV

Fraz, Adi dan Yos sama-sama telah merasa diri mereka telah terinfeksi

HIV/AIDS sebelum pembuktian melalui tes HIV. Ketiga - tiganya bersikap

cenderung biasa dan tidak terkejut setelah mengetahui terinfeksi. Kondisi

Fraz dan Yos sudah disarankan mengkonsumsi ARV, bahkan Fraz saat itu

memiliki CD4 hanya 12 dan mengalami penyakit oportunistik. Fraz dan Yos

telah dianjurkan dokter dan memenuhi syarat menggunakan ARV. Sementara

Adi, kondisi kesehatannya lebih baik, yakni CD4 nya diatas 200.

I Fraz dan Yos memiliki latar belakang yang mirip dalam hal pemahaman

terhadap pengobatan medis. Fraz dan Yos meyakini apa yang disarankan

dokter adalah yang terbaik bagi mereka dan solusi pengobatan medis adalah

paling tepat. Sementara Adi meyakini pengobatan non medis sama efektif

bahkan tanpa efek samping.

Adi memiliki latar belakang yang paling berbeda dengan Fraz dan Yos. Adi

berlatar belakang pesantren dan lingkungan yang sangat religius.

Kesenangannya mempelajari literatur-literatur menyebabkan Adi memilih

pemahaman yang luas tentang banyak hal terutama tentang penyakit dan

macam-macam pengobatannya. Dari hasil studi dan kajiannya, Adi sangat

tertarik pada pengobatan non medis. Setelah Adi terinfeksi HIV/AIDS, Adi

Page 154: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

138

menjalankan terapi alternatif untuk menjaga kesehatannya. Terapi alternatif

yang dijalani yaitu terapi bawang-putih, jinten, mengkudu serta terapi spiritual

seperti sholat tahajud, dzikir dan ruqyah. Adi merasakan keefektifan terapi ini

semua.

Keluarga Fraz dan Yos mendukung untuk menggunakan ARV. Dukungan itu

membuat Fraz dan Yos mau menggunakan ARV. Dukungan yang terbesar

bagi Fraz dan Yos secara nyata dan sangat menentukan adalah dukungan

financial atau keuangan. Namun demikian Fraz dapat menggunakan ARV

untuk saat ini dengan mendapatkan bantuan dari LSM asing untuk

menggunakan ARV selama satu setengah tahun. Sementara itu untuk

menggunakan ARV, Adi tidak memiliki cukup dana. Adi menyadari itu dan

Adi mencari cara lain. Dilihat dari latar belakang agama Adi dan Fraz

memiliki latar belakang yang kuat namun hal ini belum dapat mencegah

untuk tidak melakukan ha! ha! yang tidak baik seperti mengkonsumsi narkoba

yang dilakukan oleh Fraz . Sedangkan Adi melakukan nikah mut'ah karena ia

mengetahui dalil yang membolehkannya namun demikain sebagian ulama

tidak membolehkan nikah mut'ah. Sementara Yos memiliki latar bekalang

agama yang kurang. Dari sebelum ia terinfeksi HIV/AIDS hingga sekarang

kewajibannya menjalankan sholat lima waktu sering ia tinggalkan.

Untuk lebih jelasnya proses yang dialami masing -masing subjek dapat dilihat

pada label IV.2 dibawah ini

Page 155: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

139

Tabel IV.2. Gambaran Pengalaman Subjek untuk menggunakan ARV

Fraz Adi Yos

Proses memulai Tes HIV, Tes HIV, belum Tes medical

ARV disarankan oleh disarankan, sebelum msuk

dokter, dialog menjalankan terapi rehab,disarankan

dengan keluarga, alternatif dan dokter, keluarga

keluarga efektif,belum mendukung,

mendukung menggunakan menggunakan ARV

ARV

Alasan; harapan Terhindar dari I ngin sehat tan pa Menghindari dari

resiko kematian efek samping dan resiko terburuk

Harga:terjangkau mu rah Harga: terjangkau

Keluarga Kesehatan masih Keluarga:

mendukung baik mendukung

I Tidak percaya non Keluarga Tidak percaya non

med is mendukung med is

Percaya alternatif

efektif

Masa memulai 3 hari setelah Belum Langsung

ARV disarankan dokter menggunakan menggunakan ARV

ARV setelah disarankan

Pengetahuan Sebatas medis Medis, tradisional Sebatas medis

pengobatan dan agama

Page 156: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

140

Tabel IV.2. Sesungguhnya menggambarkan proses memutuskan mulai

menggunakan ARV atau tidak. Proses menggunakan ARV cenderung

menguat bagi ke tiga subjek bila kondisi kesehatan menurun. Fraz dan Yos

memiliki kondisi yang hampir sama sebelum menggunakan ARV yaitu kondisi

fisik lemah dengan CD 4 dibawah 200, Secara khusus dapat diperhatikan

kondisi Fraz sangat mendesak untuk memulai menggunakan ARV. Saat itu

kondisi Fraz sangat buruk melebihi Adi dan Yos . Pada kasus Yos yang

meninjol adalah antisipasi terhadap kejadian yang terburuk yang akan dapat

terjadi pada Yos. Kondisi Adi paling berbeda baik itu secaara kesehatan,

wawasan ilmu pengobatan dan ekonomi.

Hal yang perlu diperhatikan:

1. Fraz dan Yos sudah dalam kondisi disarankan menggunakan

ARV sedangkan Adi belum disarankan.

2. Alasan terhindar dari resiko kematian pada Fraz dan Yos.

Pada Adi resiko terburuk bisa diantisipasi dengan cara lain

3. Secara khusus Adi selain belum saatnya, la memahami

pengobatan lain. Adi menemukan substitusi untuk ARV

4. Kesamaan: sama didukung keluarga dan tidak dapat

diputuskan sendiri

Page 157: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

141

3. Dinamika Konflik dan Pengambilan Keputusan untuk mulai

menggunakan ARV

1.Tipe dan Proses Konflik

Aspek gambaran ideal tentang obat "idaman" terhadap penyakit yang dialami

subjek, mengantarkan subjek pada konflik dalam menggunakan ARV. Dalam

hal ini semua subjek memiliki konflik yang sama ketika ingin menggunakan

ARV yaitu approach-avoidance conflict atau konflik mendekat menjauh.

Konflik ini akan dijelaskan sebagai berikut Fraz, Adi dan Yos menghadapi

valensi positif dan negatif pada wilayah yang sama yakni ARV. Pada Fraz

' valensi positif adalah kondisi tubuhnya sangat mendesak untuk mulai

menggunakan ARV dan juga seluruh keluarganya mendukung. Sedangkan

valensi negatifnya adalah Fraz khawatif terhadap efek samping dan

peraturan minum ARV yang sangat ketat. Pada kasus Adi, ARV memiliki

valensi positif bagi dirinya karena ARV dapat membuat dirinya lebih sehat

dan ARV banyak juga yang cocok dengan teman-temannya. Namun Adi

memiliki valensi negatif terhadap ARV yaitu, bila menggunakan ARV berarti I

Adi harus siap dengan efek samping dan juga valensi negatif lainnya Adi

tidak memiliki dana cukup untuk membeli ARV dan Adi telah mendapatkan

pengobatan pengganti I substitusi yaitu dengan terapi alternatif (bawang putih

dan terapi agama).

Page 158: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

142

Pada kasus Yo~ valensi positifnya adalah dirinya dapat sembuh bila minum

ARV dan virus dalam darah dapat ditekan sehingga tidak begitu

membahayakan dirinya. Sementara valensi negatifnya adalah keketatan

untuk meminum setiap hari selain itu ada resiko virus imun pada ARV tertentu

dan selanjutnya berganti-ganti jenis ARV.

Tabel.IV.4. Konflik Appoarch - Avoidance

·-·-·· Subjek Fraz Adi Yos

Tipe Konflik App -Avoid App -Avoid App -Avoid

Lebih sehat Menghindari

Teman-teman Menghindari

Val. Positif resiko dari resiko Wilayah

kematian banyak yang

kematian ARV cocok

Efek samping Efek samping

Prosedur ARV Val. Negatif Dana

Prosedur ketat ketat

lnkonsistensi lngin ARV tapi Bimbang bila Ing in

takut resiko kondisi tubuh menggunakan

menurun dan ARVtapi

Keseimbangan melihat teman khawatir tidak

semu yang cocok disiplin

Leave the field *** *** ***

Dari tabel tersebut dapat dilihat pada semua subjek secara umum

beranggapan sama terhadap ARV yaitu memiliki valensi positif yaitu

membuat badan lebih sehat dan mengurangi resiko kematian akibat infeksi

Page 159: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

oportunistik. Valensi negatif secara umum sama yaitu efek samping dan

pengobatan yang seumur hidup. Pada Adi valensi negatif ditambah dana

yang tidak mencukupi dan selain itu ia memiliki substitusi ARV berupa

pengobatan alternatif yang sudah dijalaninya bertahun-tahun dan hasilnya

baik. Dari tabel tersebut dapat pula dilihat beberapa kesamaan yaitu subjek

sama-sama mengalami keseimbangan semu. Penyelesaian dari dua subjek

(Fraz dan Yos) terjadi karena salah satu daya dalam konflik yaitu daya

keinginan hidup dan sehat menjadi lebih kuat dibandingkan resiko

menggunakan ARV. Sedangkan Adi diselesaikan dengan adanya substitusi

ARV berupa pengobatan alternatif yang terus dijalaninya.

2. Pengambilan Keputusan

Setiap penyelesaian konflik merupakan bagian dari upaya pemecahan

masalah. Dalam upaya inilah, terkandung pula aspek-aspek pengambilan

keputusan. Seperti telah disebutkan pengambilan keputusan adalah suatu

proses atau bagian dari upaya pemecahan masalah yang merupakan suatu

tindakan memilih salah satu diantara sejumlah pilihan dengan disertai

tanggung jawab atas pilihan yang diambil. Tahapan pengambilan keputusan

dijelaskan melalui tabel berikut ini :

143

Page 160: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

144

Tabel IV.4 Pengambilan keputusan: Tahap - tahap dan Strategi

Fraz Adi Yes

1. Pengenalan Harapan : ingin sehat, Harapan ingin Harapan ingin sehat, masalah tidak ada efeksamping sehat,dana cukup bisa disiplin minum

Nyata: sakit dan harus dan konsisten obat I segera diatasi dengan cara Nyata: sakit, CD4 200

Resiko: efek samping, alternatif Resiko: seumur hidup, seumur Nyata: CD4 baik, efek samping, hidup,resistensi virus dana kurang, resistensi virus

mengetahui terapi substitusi Resiko:kondisi tubuh menu run

2 Survey 1. menggunakan 1. Mengunakan 1. menggunakan alternatif ARV ARV ARV pilihan 2. tidak 2. tidak 2. tidak

menggunakan menggunakn menggunakan ARV ARV ARV

3. terapi alternatif

3 Pertimbangan + menjadi sehat tapi + menjadi sehat tapi + menjadi sehat tetapi

seluruh diminum seumur hidup mahal dan menerima harus disiplin dan

alternatif - tidak minum obat efek samping seumur hidup

seumur hidup tapi - tidak minum obat - tidak dengan ARV

resiko kematian seumur hidup,mahal tapi harus siap segala

tidak terkenaefek resiko

samping tapi resiko

penurunan

kesehatan

4 Membuat 3 hari setelah Memilih pengobatan Langsung komitmen disarankan dokter non ARV hingga menggunakan ARV

sekarang setelah disarankan dokter

5 Penerimaan Positif: sehat Positif:lebih sehat Positif: sehat umpan balik Negatif : ada efek Negatif : infeksi Negatif: efek

samping oportunistik tetap samping,ganti ada kombinasi

Strateqi Wish stratenv Wish strategy Wish strategy

Keterangan + = konsekuensi positif

- = konsekuensi negatif

Page 161: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

145

Tahap ke 1 : Fraz dan Yos memiliki kesamaan mereka harus segera

mengambil keputusan untuk menggunakan ARV. Selain itu kondisi Fraz dan

Yos sedang sakit dan CD 4 nya dibawah normal. Selain itu Fraz dan Yos

memilik cukup dana untuk mengkonsumsi ARV. Fraz dan Yos mengetahui

resiko yang harus diterima. Pilihan mereka lebih menggutamakan

keselamatan jiwa dan kehidupan yang lebih baik. Sementara Adi memiliki

kondisi kesehatan yang leibh baik dari Fraz dan Yos. Adi belum disarankan

menggunakan ARV. Adi telah menemukan bahwa pengobatan non ARV pun

bisa menyehatkan dan juga tidak ada efek samping

Tahap ke 2 : ketika subjek sama-sama memiliki pilihan. Fraz dan Yos

memiliki pilihan menggunakan ARV atau tidak. Fraz dan Yos dari awal tidak

meyakini pengobatan altenatif yang dapat mengatasi penyakitnya.

Sementara Adi memiliki pilihan menggunakan pengobatan alternatif. Adi

meyakini pengobatan alternatif bila dijalankan dengan konsisten dan sungguh

sungguh dapat mengobati penyakitnya.

Tahap ke 3 : tampak bahwa ketiga subjek yakin dengan pilihannya dan hal ini

kemudian berpengaruh pada tahap ke 4.

Tahap ke 4: Fraz dan Yos tidak berfikir lama. Mereka memutuskan untuk

menggunakan ARV setelah berunding dengan keluarga. Sedangkan Adi

semakin meyakini pengobatan alternatif yang dijalaninya dan ia akan

semakin rajin menjalaninya. Adi ingin orang lain memilih hal yang sama

dengan Adi.

Page 162: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

146

Tahap ke 5 : ketiga subjek mendapatkan umpan balik positif yaitu kondisi fisik

yang membaik. Fraz dan Yos mendapatkan umpan balik negatif yaitu efek

samping dari ARV sedangkan Adi tidak ada umpan balik negatif atas

pilihannya.

Dari seluruh tahap yang ditempuh oleh ketiga subjek terlihat kesamaan

dalam startegi p1engambilan keputusan. Mereka sama-sama menggunakan

Wish Strategy. Seseorang yang menggunakan Wish Strategy akan memilih

alternatif pilihan yang dapat membawa pada hasil yang paling diinginkan,

tanpa memperdulikan resiko. Strategy ini tampak pada ketiga subjek. Apapun

resiko yang nantinya diterima. Mereka memutuskan berdasarkan hal yang

membuat mereka lebih baik.

3. Dampak Konflik dan Pengambilan keputusan

Setelah ketiga subjek memutuskan pilihannya untuk menggunakan ARV atau

tidak. Ketiga subjek bisa menjalani hidup dengan lebih baik, sehat dan lega.

Fraz merasa lebih sehat dan dapat kembali beraktifitas seperti orang normal.

Adi merasa tetap sehat dan CD4 tetap tinggi dan Yos merasa dirinya harus

bersyukur ARV cocok dan ia menjadi lebih sehat. Setelah Fraz dan Yos

memilih menggunakan ARV, mereka terus mengkonsumsi ARV seumur hidup

dan harus tepat waktu minum ARV setiap harinya. Fraz dan Yos harus siap

terhadap efek samping ARV dan resistensi dengan ARV lama. Sedangkan

Page 163: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

Adi, terus menjalankan terapi alternatif seperti makan bawang putih,

mengkudu, sholat tahajud, dzikir dan Ruqyah.

4. Pandangan terhadap masa depan:

Fraz dan Yos tidak berfikir sama sekali untuk berhenti menggunakan ARV

karena bagi mereka berhenti menggunakan ARV berarti membiarkan virus

berkembang biak. Adi terus konsisten dengan pengobatan alternatif. Karena

selama ini berefek positif. Namun demikian Adi mungkin menggunakan ARV

suatu saat bila kondisi tubuhnya melemah dan perkembangan ARV terus

bertambah baik.

147

Page 164: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang
Page 165: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

BABV

Kesimpulan, Diskusi dan Saran

A. Kesimpulan

1. Konflik dan pengambilan keputusan untuk mulai menggunakan ARV

Alasan subjek untuk menggunakan ARV, selain karena terpaksa oleh

keadaan kondisi fisik yang mendesak sehingga mereka memutuskan untuk

menggunakan !'.\RV juga agar hidup mereka bisa lebih baik dan normal. Tapi

untuk menggunakan ARV tidak mudah dan harus dengan syarat - syarat

tertentu serta harus mau menerima konsekuensi dari efek samping ARV itu

sendiri.

Pengambilan keputusan berjalan seiring dengan proses berlangsungnya

Konflik. Dari lima tahap pengambilan keputusan, tiga tahap pertama

bersinggungan dengan masa-masa dimana Konflik masih berlangsung.

Adapun dua tahap yang terakhir memperlihatkan secara lebih detail

bagaimana konflik itu diselesaikan dan konsekuensi yang mengikutinya

untuk dihadapi. Konflik yang terjadi pada semua subjek menurut Lewin

adalah Konflik approach-avoidance atau mendekat-menjauh yaitu adanya

daya-daya yang bertentangan arah dengan kekuatan yang kira-kira sama.

Page 166: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

149

Daya-daya yang bertentangan ini menyebabkan subjek mengalami dilema.

kebingungan atau kebimbangan. Konflik dapat selesai setelah salah satu

daya lebih kuat dari daya yang bertentangan lainnya. Konflik menggunakan

ARV pada awalnya selesai ketika keputusan bulat telah dibuat. Namun

konflik seputar ARV tetap akan terjadi selama hid up karena efek virus,

perkembangan virus HIV dan kondisi tubuh yang tidak selalu sama dari hari

kehari. Hal ini menyebabkan timbulnya permasalan baru pasca pengambilan

keputusan. Permasalahan yang muncul pasca pengambilan keputusan dari

seluruh subjek antara lain mengenai efek samping yang bebeda-beda dari

masing-masing subjek, Kondisi fisik yangt tidak selalu stabil dan hal ini dapat

menyebabkan datangnya infeksi oportunistik atau penyakit -penyakit baru .

Selain itu masalah lain dari masing - masing subjek adalah mengenai dana .

Pada penderita HIV/AIDS secara otomatis memerlukan dana yang lebih

besar untuk merawat tubuh untuk melawan virus HIV yang ada di dalam

tubuh walaupun dana dapat dikurangi dangan megngunakan pengoabatna

tradisional. Hal karena Odha harus mengkonsumsi gizi cukup selain itu

dibutuhkan vitamin dan mineral yang dapat menjaga stamina dan

meningkantkan kekebalan tubuh.

Pengambilan keputusan untuk menggunakan ARV, cenderung menggunakan

wish strategy. Seseorang yang menggunakan wish strategy akan memilih

alternatif pilihan yang dapat membawa pada hasil yang paling diinginkan

Page 167: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

tanpa memperdulikan resiko yang nantinya diterima, subjek memilih

menggunakan atau tidak menggunakan ARV untuk mengatasi masalah dan

mencapai keinginannya.

150

Subjek yang menggunakan ARV memiliki keinginan tetap terus

menggunakan ARV. Keinginan ada karena mereka sadar bahwa ARV efektif

menekan virus HIV/AIDS dalam diri mereka . Hanya saja mereka khawatir

virus HIV sedikit demi sedikit resisten dan juga timbul efek samping. Dilain

pihak ada pula subjek yang tidak atau belum menggunakan ARV.

Ketidakmauan ini kemungkinan karena subjek lebih memilih pengobatan

altenatif yang tidak beresiko, murah dan tidak ada efeksamping.

Dukungan keluarga dalam memulai menggunakan ARV sangat besar dan

menentukan. D~kungan yang penting adalah dukungan dana. Namun

demikian keputusan tetap diambil berdasarkan pilihan subjek sendiri. Pihak

dokter dan keluraga hanyalah faktor-faktor pendukung untuk menggunakan

ARV sementara keputusan tetap pada subjek sendiri. Subjek tidak

mendapatkan paksaan melainkan kesadaran sendiri setelah

mempertimbangakan seluruh resiko dan kemungkinan pilihannya untuk

dilaksanakan.

Page 168: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

151

2. Faktor penyebab

Hasil analisis memperlihatkan adanya dua aspek penting yang mengantarkan

subjek pada keingingan menggunakan ARV. Dalam hal in1 kedua aspek

tersebut dapat dipandang sebagai faktor utama :

1. untuk menghindari resiko yang fatal atau kematian

2. tidak ada pilihan yang lebih meyakinkan selain ARV

B. Diskusi

Dari hasil penelitian ini dapt dilihat bahwa pada umumnya subjek, mulai mau

tes setelah dirinya masuk ke fase gejala Al OS. Hal in bisa berakibat fatal dan

sangat merugikan diri mereka sendiri juga orang lain. Ketersediaan ARV

merupakan hal yang sangat urgen bagi penderita HIV/AIDS apalagi bagi

mereka yang telah masuk ke fase AIDS. Ada dua hal yang baik untuk

didiskusikan dan diperjuangkan. Pertama, bagaimana ARV dapat dinikmati

oleh orang yang sudah disarankan atau diharuskan karena hal ini

menyangkut nyawa. Kedua, mencari solusi alternatif selain ARV. Banyak

pengobatan yang belum tergali yang bersumber dar tanam-tanaman, terapi

pemijatan, tenaga dalam dan juga pengobatan yang bersumber dari agama.

Seiring peningkatan kasus HIV/AIDS dimana jumlah penderita HIV/AIDS

terbanyak dan mengalami perkembangan yang sangat cepat di negara

berkembang termasuk Indonesia. Kasus HIV/AIDS menuntut penanganan

dan perhatian yang serius. Sangat diperlukan langkah- langkah-nyata dan

Page 169: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

cepat agar perkembangan HIV/AIDS dapat ditekan. Penekanan

berkembangannya kasus HIV/AIDS itu salah satunya dengan memberikan

informasi yang proporsional dan tepat tentang HIV/AIDS kepada semua

masyarakat. Terutama di Indonesia, kasus HIV/AIDS berkembang karena

minimnya informasi tentang HIV/AIDS dan informasi bagaimana

penularannya. Pendidikan rakyat Indonesia yang sangat rendah dan

terbelakang serta luasnya daerah Indonesia menyebabkan penginformasi

bahaya HIV/AIDS kurang dapat dipahami oleh banyak orang.

152

Ada satu hal yang menarik yaitu berkembangan kasus HIV/AIDS seiring

dengan menurunnya nilai- nilai moral dan agama di Indonesia, seperti hasil

penelitian terhadap orang yang telah terinfeksi HIV/AIDS sebagian besar

mereka terinfeksi karena hubungan seks yang tidak aman dan melanggar

agama serta moral selain itu juga karena penggunaan narkoba. Narkoba

yang menjadi pintu masuk efektif bagi virus HIV/AIDS pun harus ditangani

secara serius. Narkoba bukan hanya meningkatkan penderita HIV/AIDS juga

meningkatkan kemiskinan dan kemelaratan bangsa ini.

Page 170: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

153

C. Saran

Selama menjalani penelitian ada beberapa hal yang menjadi cacatan penulis

yang sekiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian

selanjutnya:

1. Sebaiknya penelitian selanjutnya dilakukan dalam jumlah subjek yang

lebih banyak agar hasil penelitian lebih beragam dan dapat

menjelaskan lebih banyak dinamika konflik dan pengambilan

keputusan pada orang dengan HIV/AIDS.

2. Penelitian selanjutnya sebaiknya dengan melakukan observasi yang

lebih mendalam sehingga permasalahan subjek lebih dalam terungkap

dan hasilo observasi dapat menguatkan serta melengkapi hasil

wawancara.

3. Orang dengan HIV/AIDS ketika telah memerlukan atau telah

disarankan dokter untuk menggunakan ARV sebaiknya terlebih dahulu

memahami seluruh resiko dan konsekuensi yang mungkin timbul

sehingga siap menerima segala kemungkinan setelah

menggunakannya.

4. Orang dengan HIV/AIDS ada baiknya mempelajari pengobatan lain

diluar ARV baik itu untuk menyembuhkan atau menjaga kesehatan

tubuh.

5. Orang dengan HIV/AIDS ada baiknya lebih mendekatkan dirinya

kepada Allah karena walau bagaimanapun ia telah menjadi sesuatu

Page 171: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

153

C. Saran

Selama menjalani penelitian ada beberapa hal yang menjadi cacatan penulis

yang sekiranya idapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian

selanjutnya:

1. Sebaiknya penelitian selanjutnya dilakukan dalam jumlah subjek yang

lebih banyak agar hasil penelitian lebih beragam dan dapat

menjelaskan lebih banyak dinamika konflik dan pengambilan

keputusan pada orang dengan HIV/AIDS.

2. Penelitian selanjutnya sebaiknya dengan melakukan observasi yang

lebih mendalam sehingga permasalahan subjek lebih dalam terungkap

dan hasilo observasi dapat menguatkan serta melengkapi hasil

wawancara.

3. Orang dengan HIV/AIDS ketika telah memerlukan atau telah

disarankan dokter untuk menggunakan ARV sebaiknya terlebih dahulu

memahami seluruh resiko dan konsekuensi yang mungkin timbul

sehingga siap menerima segala kemungkinan setelah

menggunakannya.

4. Orang dengan HIV/AIDS ada baiknya mempelajari pengobatan lain

diluar ARV baik itu untuk menyembuhkan atau menjaga kesehatan

tubuh.

5. Orang dengan HIV/AIDS ada baiknya lebih mendekatkan dirinya

kepada Allah karena walau bagaimanapun ia telah menjadi sesuatu

Page 172: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

yang "beda" dan harus menyiapkan apapun nanti dimasa depan

termasuk setelah kematian yang akan datang bagi setiap orang.

154

6. Melihat dari perspektif Psikologi Agama dan Psikologi Pendidikan,

penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan serta pemahaman yang

selama ini didapat subjek tidak dapat mencegah dari perbuatan -

perbuatan tidak baik. Diperlukan peninjauan kembali pada diri subjek

dalam kaitannya dengan pemahaman terhadap aspek moral dan

agama. Ada pula baiknya kita meninjau sistem pendidikan dan

pengajaran agama sehingga dapat diterima lebih baik lagi.

7. Melihat begitu berkembangnya jumlah orang yang terinfeksi HIV/AIDS

dan juga efek sosial dari kejadian tersebut diperlukan kerjasama dari

seluruh elemen masyarakat baik itu mulai dari pemerintah, kaum

akademisi, LSM-LSM, orang-orang medis, masyarakat luas dan

individu - individu untuk mengatasinya secara bersama-sama.

Sedangkan langkah terbaik untuk dilakukan adalah hilangkan

diskriminasi di masyarakat sehingga Odha dapat berperan wajar di

masyarakat tanpa dicurigai atau dianggap aib bagi masyarakat.

Page 173: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang
Page 174: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, Rita. L, 1991, Pengantar Psikologi, Jakarta, Erlangga

Atkinson J.W.An lntroducton to Motivation, 1964, New York: Nan Nostran Reinhold

Arikunto, Suharsimi, 1995, Manajemen Penelitian, Get 3, (Jakarta: Rineka Cipta).

Atwater, Eastward, 1983, Psychology of Adjustment 2"d· Edition (New Jersey: Prentic)

Atkinson J.W, 1964, An Introduction to Motivation, New York: Van Nostran Reinhold

Bart Smet, 1994, Psikologi Kesehatan, Jakarta, Grasindo

Chatib, Suryatini B, Agustus 1998, Skripsi Dukungan Sosial yang dibutuhkan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS ), UI Depok

Chaplin J.B. Kamus Lengkap Psikologi, Terjemah, 1987, Jakarta, PT. Grafindo Persada. ·

Daradjat, Zakiah (1996), I/mu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, Salaby.

Departemen Kesehatan RI (2003), Pedoman Nasional Perawatan, Dukungan dan Pengobatan Bagi ODHA

lkatan Sarjana Psikologi Indonesia (1996), JPM: Jurna/ Psikologi Dan Masyarakat 2, PT. Grasindo.

Kerlinger, Fred, N, Asas -asas Penelitian Behavioral, Yogyakarta: Gajahmada University Pess

Marshall, C dan Rossman, 1995,G. B, Designing Quallitative Research 2th. Edition, (London : Sage Publications)

Mann L. dan Janis ,L. 1979, Decision Making a Psychological Analysis of Conflict (New York Free Press)

Page 175: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

Miles B. Mathew, A. Michal Huberman, 1992, Analisis Data Kualitatif, Buku Sumbertentang Metode-metode Baru, Jakarta: UIP

Moleong, Lexy J, 2001, Metode Penelitian Kualitatif, , Bandung, Rosdakarya.

Morgan, Clifford T, dkk, 1986, Introduction to Psychology,._ Singapore, Mc Graw Hill,lnc. ·

Muzaham, Fauzi 1995, Memperkenalkan Sosiologi Kesehatan, Jakarta, UI Press

I

Nazir.Moh, 1983, Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia.

Rakhmat Jalaludio,1998, Psikologi Komunikasi, Bandung, Remaja Rosda Karya, Cet.12

Rom Harre dan Roger Lamb, 1986, Ensiklopedi Psikologi, Jakarta, Arcan

Sarwono, Sarlito Wirawan, 2000, Teori - teori Psikologi Sosial, Jakarta, Rajawa(J Press

Schellenberg, James A, 1997, Tokoh - tokoh Psikologi Sosial, Jakarta, Bumi Aksara

Scoub, Barry D, 1994. AIDS dan HIV in Perspective,Adi Guide to Understanding the Virus and It's Consequences, Cambridge, Cambridge University Press.

Suryabrata, Sumadi, 1998, Psikologi Kepribadian, Jakarta, Rajawali Pres

Tjokronegoro, Arjatmo dkk. 1992, Seluk Beluk AIDS yang Perlu Anda Ketahui, Fak. Kedokteran UI

Watson, David.L.1984, Social Psychology, Scienceand Application, Gleview lllionis: Scott, Foresman & Company.

Winarno, Thomas 1980, Perkembangan Pribadi dan Kesehatan Mental, Bandung, Jemmars

Yin, K. Robert 2000, Studi Kasus, Jakarta, Raja Grafindo.

Page 176: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

Lembaran Observasi

Subjek:

Tanggal:

Jam:

Tempat:

Catatan Lapangan

1. Keadaan tempat wawancara, cuaca dan kehadiran pihak lain di sekitar tempat

wawancara

2. Gambaran fisik dan penampilan subjek

3. Ringkasan sikap subjek selama jalannya wawancara ( suara, intonasi, sikap tubuh,

antusiasme, sikap kepada interviewer,dll)

4. Gangguan I hambatan selama wawancara

5. Catatan khusus selama wawancara

Page 177: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

Pedoman Wawancara

Konflik dan Pengambilan Keputusan Penderita HIV/AIDS untuk mulai menggunakan Obat ARV

Latar Belakang Subjek

1. Bisa anda ceritakan bagaimana keberagamaan anda sebelum terkena HIV I AIDS ! 2. Bisa anda ceritakan bagaimana hubungan dengan orang tua,keluarga dan teman­

teman! 3. Bisa anda ceritakan bagaimana anda bisa terkena HIV I AIDS !

Sikap setelah terkena HIV/AIDS

1. Bagaimana sikap anda setelah terkena HIV I AIDS, bagaimana perasaan anda! 2. Apa yang anda lakukan setelah anda tahu bahwa anda telah terkena HIV I AIDS ? 3. Berapa lama anda menerima diri anda kembali setelah anda tahu terinfeksi HIV? 4. Siapa yang anda beritahu terlebih dahulu setelah anda tahu terinfeksi HIV/AIDS?

I

Perasaan sebagai Odha

1. Bagaimana perasaan anda setelah terkena HIV I AIDS jika dibandingkan ketika anda belum terkena ?

2. Bagaimana reaksi lingkungan terhadap anda , orang tua , kakak , adik, saudara, teman ?

3. Apa ada perasaan yang begitu menekan pada diri anda terkait sikap orang lain terhadap diri anda ?

4. Apakah anda takut menulari orang lain saat anda bergaul dengan orang itu ? 5. Apa yang membuat anda berbesar hati atau yang membuat anda sernangat dalam

menjalankan kehidupan ini ?

Sikap anda saat mulai I akan menggunakan obat ARV

I. Dari mana anda tahu tentang ARV 2. Apakah anda telah menggunakan ARV ? 3. Apa yang anda ketahui tentang ARV? 4. Apa yang anda ketahui tentang efek samping dari penggunaan ARV? 5. Apa yang menjadi pertimbangan anda saat anda mau mulai mengkonsumsi ARV?

Pertimbangan ekonomi apakah ha! yang penting dan sangat mempengaruhi dalam memulai mengkonsumsi ARV Pertimbangan visi hidup apakah itu penting untuk dapat bertahan Pertimbangan agama apakah ha! yang penting Pertimbangan kesehatan , kondisi kesehatan yang dirasa kian menurun

Page 178: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

Pertimbangan efeksamping dari obat ini apakah menjadi pertimbangan utama Pertimbangan adanya obat - obatan selain terapi ARV seperti dengan obat - obatan medis lainnya maupun dengan pengobatan alternatifke orang pintar, dengan ramuan - ramuan , tenaga dalam dsb.

Peran - peran orang atau lembaga disekitar Odha

I. Apakah peran konselor sangat penting atau sangat anda butuhkan , dalam bentuk apa konselor membantu anda ?

2. Apakah peran Iembaga LSM pemerhati Penderita HIV I AIDS penting , apa yang anda dapat kan dari LSM tersebut

3. Apakah nasehat dokter sangat mempengaruhi segala aktivitas anda , seperti misalnya anda dilarang merokok, anda harus makan yang bergizi ?

4. Kepada siapa anda sering mencurahkan isi hati anda?

Hal - ha! apa yang menjadi pertimbangan saat anda akan menggunakan obat ARV? Hal - hal yang mendukung anda untuk menggunakan obat ARV apasaja ?

Hal - ha! yang mendukung anda untuk tidak atau membuat anda ragu atau membuat anda tidak sepenuh hati menggunakan obat ARV

Bisa anda ceritakan bagaimana langkah - langkah anda sebelum anda mulai mengkonsumsi ARV apa yang anda lakukan, apa berdiskusi <lulu dengan orang tua atau dengan konselor atau dengan teman atau dengan sukarelawan LSM !

Bisa anda ceritakan prosedur yang harus anda ikuti sebelum anda menggunakan obat ARV!

Apa yang menjadi pertimbangan anda dalam pengambilan keputusan untuk menggunakan obat ARV, urutkan dari yang terpenting, misalkan pertarna dana, kedua efek dari obat itu , ketiga ketakutan tidak bisa meneruskan terapi sepanjang hidup dsb?

Siapa yang paling berperan dalam mensupport anda untuk terns bersemangat dalam hidup dan apa yang menjadi motivasi anda untuk tetap semangat?

Siapa yang sangat mempengaruhi anda untuk menggunakan obat ARV, dan apakah sukar untuk memutuskan memulai terapi ARV?

Proses terjadinya konflik

1. Apakah setelah anda tahu tentang manfaat danjuga resiko atau efeksamping atau konsekuensi yang anda hadapi terjadi sulit memutuskan , artinya anda harus memikirkan , tidak dapat langsung memutuskan dan harus berdiskusi <lulu dengan orang - orang terdekat anda sebelum memulai menggunakan obat ARV?

Page 179: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

2. Apakah pertentangan I pertirnbangan itu sulit a tau keputusan itu tidak !ah mud ah untuk di tetapkan ?

3. Bagaimana langkah - langkah anda menyelesaikan konflik ini ( konflik memutuskan penggunaan ARV )

4. Setelah memilih langkah tersebut , bagairnana rasanya ? Apakah anda telah merasa terbebas dari konflik I masalah yang anda hadapi ? Mengapa ?

Pengambilan Keputusan untuk menggunakan obat ARV

Unsur - unsur pengambilan keputusan : I. Hal - hal apa saja yang anda rasakan se 2. bagai masalah, sehingga sulit bagi anda untuk memutuskan memulai

menggunakan obat ARV ? 3. Hal/ situasi I kondisi apa yang sebenarnya anda harapkan, artinya agar masalah

itu terpecahkan ? 4. Dan ha! I situasi I kondisi apa yang pada kenyataannya anda hadapi ? 5. Apa ada cara lain selain menggunakan ARV untuk mengatasi HIV/AIDS, dan

apakah anda memilihnya ? 6. Apa yang menyebabkan anda memutuskan untuk menggunakan ARV?

Strategi Pengambilan keputusan

l. Pada waktu hendak mengambil keputusan , untuk setiap alternatif pilihan, konsekuensi apa yang anda perkirakan akan dihadapi ? Seberapa besar konsekuensi itu ?

2. Untuk setiap aiternatifpilihan, manfaat apa saja yang anda perkirakan bisa diperoleh? Seberapa besar manfaat itu ?

Tahap - tahap pengambilan keputusan

Penilaian Masalah

1. Terhadap masalah anda dalam memulai menggunakan obat ARV, menurut anda resiko apa yang mungkin tirnbul jika anda tidak berbuat apa - apa ( tidak melakukan perubahan ? Resiko apa yang mungkin tirnbul jika anda tidak menggunakan obat ARV, misalnya dengan pengobatan alternatifmaupun medis?

2. Jika anda memilih menggunakan obat ARV , apakah resikonya lebih besar/berat atau lebih ringan, dan bagaimana bila dibandingkan manfaatnya? Mengapa?

Survey altematif -altematif pilihan

I. Apakah semua altematif sudah dipertirnbangakan ? 2. Darimana saja alternatif itu anda dapatkan?

Page 180: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

Menimbang seluruh alternatif pilihan

1. Berdasarkan konsekuensi dan kemungkinannya, altematif mana yang menurut anda paling baik untuk dilakukan? Mengapa?

Membuat Komitmen

1. Setelah mendapatkan jalan keluar, berapa lama kernudian anda memutuskan melaksanakannya? Mengapa ?

2. Kapan tepatnya anda menemukan salah satu altematif sebagai pilihan terbaik ? Dan kapan akhirnya anda kemudian menjalankan pilihan itu ?

Pcnerimaan Umpan balik

1. Bagaimana tanggapan lingkungan sosial terutarna keluarga terhadap keputusan anda untuk menggunakan obat ARV ?

2. Umpan balik apa saja yang bersifat negatif? Dari siapa saja? Bagairnana anda rnenghadapinya? Seberapa besar pengaruhnya bagi anda

3. Umpan balik apa saja yang bersifat positif?Dari mana saja? Bagaimana anda menghadapinya? Seberapa besar pengaruhnya bagi anda?

4. Setelah menggunakan ARV, pemahkah terpikir: apakah resiko yang ada demikian seriusnya kalau anda tetap memakai obat ARV ? Seberapa serius ?Dan apa dampaknya ?

5. Setelah anda menggunakan obat ARV, apakah resikonya meajadi lebih serius seperti efek samping dan dana yang sernakin besar ? Seberapa serius dan apa dampaknya?

Pasca Pengambilan keputusan ( Masa setelah menggunakan obat ARV)

1. Secara umum ,bagaimana rasanya setelah rnemutuskan menggunakan obat ARV? Hal positif apa yang anda dapatkan ? Apa pula ha! negatif yang didapatkan ?

2. Setelah memutuskan menggunakan obat ARV , bagaimana kehidupan anda kini ? 3. Hal - ha! apa saja yang berubah? Apa yang anda peroleh dari keputusan ini?

Resiko I konsekuensi apa yang anda tenggung ? Mengapa demikian ? 4. Bagaimana pandangan anda untuk masa depan? Adakah kemungkinan untuk

berhenti menggunakan obat ARV ?

Page 181: 173' psi 1° - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20065/1/BACHTIAR... · Hal ini seperti dijelaskan dalam hadis, 'Tidak ada suatu musibah yang

\Jarna / lnisiul

1L'n1s l\.ela111in

l \I ii

~I ~1 (I I''

•\l;11n:il I )()1Jllsii1

'end id i kan (Co rmal/i nfo rtna I)

l)1..'kerjaa1l

Status 1111·

CATATAN SUBJEK