banjir jakarta ,hujan itu rahmat bukan musibah

53
Pengantar Tulisan saya ini bermaksud untuk membuat evaluasi terjadinya banjir di Jakarta, dan sebetulnya sudah ada kajian sebelumnya dan sangat betul kajian tersebut secara ke ilmuan di bidang hidrologi dan penulispun sependapat dengan kajian tersebut, tapi penulis baru membaca di Bulan Maret tahun 2014, penulis tidak pernah tahu adanya kajian tersebut, jika dilihat dari yang memberi komentar di internet kajian tersebut dibuat sekitar tahun 2009, dan dari hasil kajian tersebut belum seluruhnya ter realisasi ini yang membuat penulis agak tertarik untuk menulis dan mendukung kajian tersebut segera dilaksanakan, dan ini memerlukan kebijakan nasional yang bisa merealisasikan karena banjir adalah menyangkut suatu wllayah DAS yang sangat panjang dan luas ,dipastikan melalui beberapa provinsi. Dan penulis masih perlu memberikan informasi ke seluruh masyarakat Indonesia karena ini suatu amanat keimanan saya dan keilmuan saya yang perlu disampaikan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang mayoritas ber agama islam yaitu tentang proses terjadinya hujan yang telah difirmankan oleh Allah SWT, bahwa hujan itu adalah rahmat bagi seluruh makhluk di bumi,begitu juga penulis ingin menyampaikan kepada yang membuat kebijakan di Indonesia Pengendalian Banjir hendaklah dilakukan dengan konsep sesuai dengan maksud dan tujuan diturunkannya hujan tersebut. tulisan ini intinya membuat evauasi kejadian banjir dan solusinya, tentunya saya harus menyertakan data data : tulisan berita ; peta peta dan hasil kajian , hal tersebut saya ambil dari hasil presentasi seseorang maupun tulisan seseorang kesemuannya dari internet. Sudah banyak kajian kajian banjir yang dilakukan tetapi hasil kajian tersebut khusus menangani bagaimana membuat limpasan air dari sungai tersebut bisa terbuang ke laut secepatnya tanpa harus menggenangi daratan disekitar sungai, padahal kalau memahami bahwa hujan itu rahmat Allah

Upload: agnestia-ayu-utami

Post on 08-Apr-2016

50 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

Pengantar

Tulisan saya ini bermaksud untuk membuat evaluasi terjadinya banjir di

Jakarta, dan sebetulnya sudah ada kajian sebelumnya dan sangat betul

kajian tersebut secara ke ilmuan di bidang hidrologi dan penulispun

sependapat dengan kajian tersebut, tapi penulis baru membaca di Bulan

Maret tahun 2014, penulis tidak pernah tahu adanya kajian tersebut, jika

dilihat dari yang memberi komentar di internet kajian tersebut dibuat sekitar

tahun 2009, dan dari hasil kajian tersebut belum seluruhnya ter realisasi ini

yang membuat penulis agak tertarik untuk menulis dan mendukung kajian

tersebut segera dilaksanakan, dan ini memerlukan kebijakan nasional yang

bisa merealisasikan karena banjir adalah menyangkut suatu wllayah DAS

yang sangat panjang dan luas ,dipastikan melalui beberapa provinsi.

Dan penulis masih perlu memberikan informasi ke seluruh masyarakat

Indonesia karena ini suatu amanat keimanan saya dan keilmuan saya yang

perlu disampaikan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang mayoritas

ber agama islam yaitu tentang proses terjadinya hujan yang telah

difirmankan oleh Allah SWT, bahwa hujan itu adalah rahmat bagi seluruh

makhluk di bumi,begitu juga penulis ingin menyampaikan kepada yang

membuat kebijakan di Indonesia Pengendalian Banjir hendaklah dilakukan

dengan konsep sesuai dengan maksud dan tujuan diturunkannya hujan

tersebut.

tulisan ini intinya membuat evauasi kejadian banjir dan solusinya, tentunya

saya harus menyertakan data data : tulisan berita ; peta peta dan hasil

kajian , hal tersebut saya ambil dari hasil presentasi seseorang maupun

tulisan seseorang kesemuannya dari internet.

Sudah banyak kajian kajian banjir yang dilakukan tetapi hasil kajian tersebut

khusus menangani bagaimana membuat limpasan air dari sungai tersebut

bisa terbuang ke laut secepatnya tanpa harus menggenangi daratan

disekitar sungai, padahal kalau memahami bahwa hujan itu rahmat Allah

Page 2: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

dan maksud serta tujuannya untuk sumber sumber air di bumi dan berfungsi

sebagai sumber kehidupan seluruh makhluk di bumi, maka pengendalian

banjir seperti itu sangat bertentangan dengan maksud dan tujuan di

turunkannya hujan di daratan bumi ini.

BANJIR JAKARTA, AKIBAT BERKURANGNYA RESAPAN AIR

Penyebab banjir adalah hujan, anggapan ini sudah umum dipahami oleh

seluruh masyarakat indonesia bahkan dikota kota besar yang sering dilanda

banjir dikatakan hujan adalah musibah , padahal hujan itu rahmat.

Hujan salah satu penyebab banjir karena selama ini belum memahami siklus

hidrologi yang telah difirmankan Allah tersebut sehingga pengendalian banjir

selama ini sangat bertentangan dengan firman Allah SWT, tentang maksud

dan tujuan diturunkannya hujan.

Maksud di turunkannya hujan adalah Rahmat Allah untuk seluruh makhluk di

alam semesta ini sebagai sumber kehidupan dan bertujuan untuk

memberikan keyakinan , keimanan ; peringatan bagi umatnya untuk di

maknahi sebagai hikmah bagi umat yang bertaqwa kepada Allah SWT.

Tujuan diturunkannya hujan adalah rencana Allah SWT yang Maha Agung

dan lagi bijaksana serta maha kasih sayangnya kepada seluruh makhluk di

alam semesta ini , sehingga rencana penciptaan hujan tersebut telah ditulis

di Lauhul Mahfuzh , 50. 000 tahun sebelum penciptaan Langit dan Bumi dan

telah ditakdirkan oleh Allah SWT termasuk kejadian apa saja yang terjadi di

muka bumi ini .

Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

أنف صة ض األسض تخ ات خهك انضه يمادش انخالئك لثم أ كحة للاه

Page 3: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum

penciptaan langit dan bumi.”

Beliau shallallahu „alaihi wa sallam juga bersabda,

يارا أكحة لال اكحة يمادش كم انمهى فمال ن اكحة. لال سب ل يا خهك للاه ه ه أ ء دحه جمو انضهاعة إ ش

“Sesungguhnya yang pertama kali Allah ciptakan adalah qolam. Lalu Allah

firmankan padanya, „Tulislah‟. Qolam mengatakan, “Apa yang akan aku

tulis?‟ Allah berfirman, ‟Tulislah berbagai takdir dari segala sesuatu yang akan

terjadi hingga hari kiamat‟. ”

Begitu pentingnya recana hujan itu diturunkan karena hujan berfungsi

sebagai sumber kehidupan seluruh makhluk di alam semesta ini, sebagai

pendukung misi dari Allah SWT yang akan menciptakan langit dan bumi ini

sehingga turunnya hujan termasuk kunci ilmu ghoib dan hanya Allah SWT

yang mengetahui kapan turunnya.

Allah Ta‟ala berfirman,

يا جذس فش يارا جك عهى يا ف األسداو ث ل انغ ز ذ عهى انضهاعة ع ه للاه يا جذس فش إ ضة غذا

عهى خثش ه للاه ت إ أسض ج تأ

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang

Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa

yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui

(dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang

pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya

Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Luqman: 34)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Luqman 34

يا جذس فش يارا ج عهى يا ف األسداو ث ل انغ ز اعة ذ عهى انضه ع ه للاه أسض إ يا جذس فش تأ كضة غذا

عهى خثش ) ه للاه ت إ 43ج )

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan lima perkara gaib yang hanya Allah

Page 4: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

sendirilah yang mengetahui perkara itu yaitu:

1. Hanya Allah sajalah yang mengetahui kapan datangnya Hari Kiamat,

tidak seorangpun yang mengetahui selain Dia, kendatipun malaikat, sedang

malaikat itu adalah makhluk yang paling dekat dengan-Nya, dan tidak pula

diketahui oleh para Nabi yang diutus.

Allah SWT berfirman:

ال جها نلحا إال

Artinya:

Tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain

Dia. (Q.S. Al A'raf: 187)

2. Allah sendirilah yang menurunkan hujan, Dialah yang menetapkan kapan,

di mana dan berapa banyak yang akan dicurahkan-Nya, maka ketetapan-

Nya itu tidak seorangpun yang dapat mengetahuinya. Para ahli astronomi

dan ahli meteorologi (ilmu cuaca), dapat meramalkan terjadinya gerhana

matahari atau gerhana bulan, dan kapan serta di mana hujan akan turun,

berdasarkan ilmu hisab dan tanda-tanda. Akan tetapi itu adalah

perhitungan dan perkiraan manusia yang tidak mengakibatkan pengertian

yang meyakinkan, hanyalah bersifat ramalan, mereka tidak dapat

memastikan.

3. Hanya Allah saja yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang ada

dalam suatu kandungan, apakah cacat atau sempurna, dan kapan ia akan

dilahirkan.

4. Hanya Dia pula yang mengetahui dengan pasti apa yang akan dikerjakan

oleh seseorang esok harinya. Sekalipun manusia dapat merencanakan apa

yang akan dikerjakannya itu, namun semuanya itu hanyalah bersifat

rencana saja. Jika Allah menghendaki terlaksananya, terlaksanalah dia,

dalam pada itu tidak sukar bagi Allah untuk menghalangi terlaksananya.

5. Seseorang tidak mengetahui di mana ia akan meninggal dunia nanti.

Apakah di daratan atau di lautan ataupun di udara, apakah di negeri ini,

atau di negeri itu. Hanya Allah saja yang dapat mengetahuinya dengan

pasti.

Page 5: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

Begitulah rencana Allah SWT dengan turunnya hujan di bumi ini, sedangkan

proses terjadinya hujan juga Allah terangkan dalam Al Qur’an surat Ar-Ruum

Ayat 48 seperti dibawah ini:

“Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan

dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan

menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari

celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-

hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira”

Firman Allah tersebut adalah proses siklus Hidrologi , yaitu ilmu yang berkaitan

dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredarannya dan sifat –

sifatnya yang berhubungan dengan lingkungannya terutama dengan

makhluk hidup.

Jumlah air di bumi ini 97 % adalah air asin yang berada di lautan dan 3 %

adalah air tawar, dari 3 % tersebut 30 % air dalam tanah dan 70 % ada di

gunung es dan glacier, hanya 0,3 % air tawar yang ada di permukaan yang

bisa di manfaatkan oleh manusia dan makhluk lainnya beserta

lingkungannya.

Page 6: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

KETERSEDIAAN AIRDistribusi air di Bumi

Sembilan puluh tujuh % dari tatal air di Bumi berada di lautberupa air asin sekitar 1400 x 1015 m3

Air tawar di Bumi 3 % yang meliputi :

Applied hydrology by mutreja

Lokasi Ketersediaan air %

Salju, es, dan gletserAir tanah/jenuhDanauButir –butit tanahAwan,kabut,embun,hujanSungai

75.0024.00 0.300.0650.0350.030

Total Luas tanah : 136 x 106 km2

Total Luas laut : 374 x 106 km2

Precipitasi didaratan : 750 mm/year

Evaporasi dari daratan : 545 mm/year

Precipitasi di wilayah laut : 870 mm/year

Evaporasi dari lautan : 940 mm/year

Dari sumber data Applied Hydrology oleh Mutreja air tawar yang bisa di

manfaatkan oleh manusia hanya 0.3 % dari 3 % itupun kalau proses siklus

hidrologi itu tetap ada, karena hanya Allah yang tahu bahwa hujan itu akan

terjadi atau turun ke bumi, jika siklus hidrologi itu tidak terjadi di Indonesia

maka cadangan air tawar di daratan Indonesia tidak pernah ada, karena

yang menentukan turunnya hujan baik intensitas hujan; tempat dan

waktunya hanya Allah SWT yang menentukan seperti telah difirmankan

sebagai berikut;

Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira

sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah

membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu

Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab

hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami

membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu

mengambil pelajaran. / Q.S Al A`raaf : 57

Page 7: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 57 - 58

دحه إرا ألههث ح سد ذ اح تششا ت انهز شصم انش كم ي اء فأخشجا ت ان زنا ت صذاتا ثماال صما نثهذ يث فأ

( ش ج نعههكى جزكه شات كزنك خشج ان انهز خثث ال 75انثه ست ة خشج ثاج تئر انثهذ انطه خشج إاله كذا كزنك (

( و شكش ات نم ف ا ( 75صش

Dengan kedua ayat ini Allah menegaskan bahwa salah satu karunia besar

yang dilimpahkan-Nya kepada hamba-Nya ialah menggerakkan angin

sebagai tanda bagi kedatangan nikmat-Nya yaitu angin yang membawa

awan tebal yang dihalaunya ke negeri yang kering yang telah rusak

tanamannya karena ketiadaan air, kering sumurnya karena tak ada hujan

dan penduduknya menderita karena haus dan lapar. Lalu Dia menurunkan

di negeri itu hujan yang lebat sehingga negeri yang hampir mati itu menjadi

subur kembali dan sumur-sumurnya penuh berisi air dengan demikian

hiduplah penduduknya dengan serba kecukupan dari hasil tanaman-

tanaman itu yang berlimpah-ruah.

Memang tidak semua negeri yang mendapat limpahan rahmat itu, tetapi

ada pula beberapa tempat di muka bumi yang tidak dicurahi hujan yang

banyak, bahkan ada pula beberapa daerah dicurahi hujan tetapi tanah di

daerah itu hilang sia-sia tidak ada manfaatnya sedikit pun.Firman berikutnya

Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian

mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya

bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah- celahnya

dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari

(gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung- gunung, maka ditimpakan-

Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan

dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu

hampir-hampir menghilangkan penglihatan. / Q.S An Nuur : 43

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 43

دق خشج ي ثىه جعه سكايا فحش ان زج صذاتا ثىه ؤنف ت ه للاه أنى جش أ جثال فا ي اء ي انضه ل ي ز خالن

شاء ي صشف ع شاء ي زة تاألتصاس )تشد فصة ت ( 34كاد صا تشل

Pada ayat ini Allah mengarahkan pula perhatian Nabi saw dan manusia

Page 8: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

agar merenungkan bagaimana Dia menghalau awan dengan kekuasaan

Nya dari suatu tempat ke tempat yang lain kemudian mengumpulkan awan-

awan yang berarak itu pada suatu daerah, sehingga terjadilah tumpukan

awan yang berat berwarna hitam, seakan-akan awan itu gunung-gunung

besar yang berjalan di angkasa. Dengan demikian turunlah hujan lebat di

daerah itu dun kadang-kadang hujan itu bercampur dengan es. Bagi kita di

bumi ini jarang sekali melihat awan tebal yang berarak seperti gunung-

gunung, tetapi bila kita naik kapal udara akan terlihatlah di bawah awan-

awan yang bergerak pelan-pelan itu memang seperti gunung-gunung yang

menjulang di sana sini dan bila awan itu menurunkan hujan nampak pula

dengan jelas sebagaimana air itu turun ke bumi.

Dengan hujun lebat itu kadang-kadang manusia di bumi mendapat rahmat

dan keuntungan yang besar, karena sawah dan ladang yang sudah kering

akibat musim kemarau, menjadi subur kembali dun tumbuhlah berbagai

macam tanaman dengan suburnya sehingga manusia dapat memetik

hasilnya dengan senang dan gembira.

Tetapi ada pula hujan yang lebat dan terus menerus turunnya dan

menyebabkan terjadinya banjir di mana-mana sehingga terendamlah

sawah ladang itu bahkan terendamlah suatu kampung seluruhnya, maka

hujan lebat itu menjadi malapetaka bagi orang yang ditimpanya bukan

sebagai rahmat yang menguntungkan. Semua itu terjadi adalah menurut

iradah dan kehendak Nya, dan sampai sekarang belum ada suatu ilmupun

yang dapat mengatur perkisaran angin dan perjalanan awan sehingga

tidak akan terjadi banjir dan malapetaka itu. Di mana-mana terjadi topan

dan hujan lebat yang membahayakan tetapi para ahli ilmu pengetahuan

tetap mengangkat bahu karena tidak dapat mengatasinya. Semua ini

menunjukkan kekuasaan Allah, ditimpakan rahmat dan nikmat kepada siapa

yang dikehendaki Nya, dan ditimpakan Nya musibah dan malapetaka

kepada siapa yang dikehendaki Nya.

Di antara keanehan alam yang dapat dilihat manusia ialah terjadinya kilat

Page 9: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

yang sambung-bersambung di waktu langit mendung dan dekat dengan

turunnya hujan, kejadiannya guruh dan petir yang dahsyat dan bergemuruh.

Meskipun ahli ilmu pengetahuan dapat menganalisa sebab musababnya

kejadian itu, tetapi mereka tidak dapat menguasai dan mengendalikannya.

Bukankah ini suatu bukti pula bagi kekuasaan Allah.

Dari jumlah air di bumi yang 97 % adalah air asin yang ber ada di lautan

maka diciptakan oleh Allah siklus hidrologi melalui firmannya dengan surat

Ar-Ruum Ayat 48 tersebut di atas, untuk menjadi air tawar sebagai sumber-

sumber air di bumi yang bersih, menjadi minuman dan banyak manfaatnya

untuk kebutuhan seluruh makhluk di alam semesta ini, dan secara rinci

tahapannya sebagai berikut:

Tahap Pertama : “ Allah, dialah yang mengirimkan angin…..”

Gelembung-gelembung udara yang tidak terhitung jumlahnya dibentuk oleh

buih-buih di lautan yang secara terus-menerus pecah dan mengakibatkan

partikel-partikel air tersembur ke udara menuju ke langit. Partikel-partikel ini

yang kaya akan garam– kemudian terbawa angin dan bergeser ke atas

menuju atmosfer. Partikel-partikel ini (disebut aerosol) membentuk awan

dengan mengumpulkan uap air.

Tahap Kedua : “…..lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah

membentangkannya di langit menurut yang dikehendakinya, dan menjadi

bergumpal-gumpal…..”

Awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekitar kristal-kristal garam

atau partikel-partikel debu di udara. Karena tetesan-tetesan air di sini sangat

kecil (dengan diameter antara 0,01-0,02 mm), awan mengapung di udara

dan menyebar di angkasa. Sehingga langit tertutup oleh awan.

Tahap Ketiga : “….lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka

Page 10: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

apabila hujan itu turun.”

Partikel-partikel air yang mengelilingi kristal-kristal garam dan partikel-partikel

debu mengental dan membentuk tetesan-tetesan hujan. Sehingga, tetesan-

tetesan tersebut, yang menjadi lebih berat dari udara, meninggalkan awan

dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.

Setiap tahap dalam pembentukan hujan disampaikan dalam Al-Qur’an.

Terlebih lagi, tahapan-tahapan tersebut dijelaskan dalam runtutan yang

benar. Seperti halnya fenomena alam lain di dunia, lagi-lagi Al-Qur’an lah

yang memberikan informasi yang paling tepat tentang fenomena ini, selain

itu, Al-Qur’an telah memberitahukan fakta-fakta ini kepada manusia

berabad-abad sebelum sains sanggup mengungkapnya.

Secara ilmiah melalaui penelitian dan pengamatan ilmu hidrologi juga

melewati 3 (tiga ) Tahapan ,Sama seperti proses yang telah di firmankan

oleh Allah S.W. T. 1400 tahun yang lalu,

Siklus Hidrologi: adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke

bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan

transpirasi

Page 11: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

SIKLUS HIDROLOGI Seperti firman Allah ” (Al Qur”an, surat 30; ayat 48)

Mempelajari satu ilmu hidrologi begitu menabjubkan ke jadiannya yang

sangat rumit dan tidak akan mampu di lakukan oleh manusia manapun

karena ilmu hidrologi tersebut adalah salah satu ilmu yang diciptakan oleh

Allah termasuk dari lima perkara gaib yang hanya Allah sendirilah yang

mengetahui perkara itu.

Maka oleh karena itu jangan menganggap hujan itu musibah, karena

kenyataan dan fakta bahwa hujan itu adalah benar-benar rahmat karena

sebagai manusia kita membutuhkan air tawar tersebut sebagai air minum

yang sangat diperlukan karena dalam tubuh manusia terkandung 70 % air,

dan marilah kita syukuri jika hujan itu turun di daerah kita, inipun di ingatkan

oleh Allah SWT dengan firmannya :

Page 12: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

,”Maka terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kamu minum. Kamukah

yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkannya Kalau

Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapa kamu tidak

bersyukur.” ( Q.S. Al Waaqi’ah : 68-70 )

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Waaqi'ah 68 - 70

(68)

(69)

(70)

Dalam ayat-ayat ini, kembali Allah SWT mengungkapkan salah satu dari

pada nikmat Nya yang agung, untuk direnungkan dan dipikirkan oleh

manusia apakah mereka mengetahui tentang fungsi air yang mereka

minum.

Apakah mereka yang menurunkan air itu dari langit yaitu air hujan ataukah

Allah SWT yang menurunkannya.

Air hujan itu manakala direnungkan oleh manusia, tahulah mereka bahwa ia

berasal dari uap air yang terkena panas matahari. Setelah menjadi awan

dan kemudian menjadi mendung yang sangat hitam bergumpal-gumpal,

maka turunlah uap air itu sebagai air hujan yang sejuk dan tawar, tidak asin

seperti air laut. Air tawar tersebut menyegarkan badan serta menghilangkan

haus.

Bila tak ada hujan, pasti tak ada sungai yang mengalir, tak akan ada mata

air dan berapa meter pun dalamnya orang menggali sumur, niscaya tak

akan keluar airnya. Dan bila tak ada air, rumputpun tidak akan tumbuh,

apalagi tanaman yang ditanam orang.

Apabila tidak ada hujan, pasti tidak ada air yang dapat dimanfaatkan oleh

manusia. Kalau tanaman dan tumbuh-tumbuhan tidak tumbuh, maka

binatang ternakpun tak ada. Tak akan ada ayam, tak akan ada kerbau dan

sapi, tak akan ada kambing dan domba. Sebab hidup memerlukan makan

dan minum. Kalau tak ada yang dimakan, dan tak ada yang diminum,

bagaimana bisa hidup? Dan kalau tak ada tanaman dan tumbuh-

tumbuhan, dan tak ada air tawar untuk diminum, bagaimana manusia bisa

hidup? Apakah mesti makan tanah? Dan apakah yang akan diminum?

Page 13: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

Kalau ada air, jika air tersebut dijadikan Tuhan asin rasanya, pasti tidak bisa

menghilangkan haus dan tak dapat dipergunakan untuk menyiram atau

mengairi tanaman.

Dan siapakah yang menurunkan hujan tersebut? Bukankah hanya Allah SWT

saja yang dapat menurunkan hujan sehingga mengalir dan sumur dapat

mengeluarkan air?

Mengapakah manusia tidak bersyukur kepada Allah? Padahal Dialah yang

menurunkan hujan yang demikian banyak manfaatnya sebagaimana

firman-Nya:

س ل ه س ه ه ب ه ه ت ع

ل ألع ب خ ل ث ت ي إ ك ة ق آل ف

Artinya:

Dialah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu,

sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan)

tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu

menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air

hujan itu tanam-tanaman zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-

buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda

(kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.

(Q.S. An Nahl: 10, 11)

Oleh sebab itu dari siklus hydrology tersebut , maka air hujan harus

dimanfaatkan sebanyak mungkin untuk kebutuhan semua makhluk hidup.

yang berada di bumi, sesuai dengan firman Allah Dan Kami turunkan dari

langit air yang banyak manfaatnya ( Q.S.Qaaf ; 9)

Marilah kita dari sekarang memulai mengelola air hujan dengan betul dan

sesuai tujuan dari pada misi Allah tersebut yang telah di firmankan melalui

kitabnya Al Qur’an , karena air hujan adalah salah satu dari pada nikmat

Nya yang agung dan tidak seperti yang kita saksikan selama ini di Indonesia

yang dilakukan dalam pengendalian banjir adalah membuang atau

Page 14: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

mengalirkan limpasan air hujan tersebut secepatnya ke laut dengan cara

normalisasi sungai dan lain sebagainya, dengan prinsip secepatnya air

terbuang kelaut, bahkan akhir-akhir ini dengan cara yang sangat spektakuler

membuat beberapa awan di taburkan pupuk orea supaya awan tersebut

secepatnya jatuh kelaut dengan cara menggiring awan itu terlebih dahulu,

ini sangat bertentangan dengan proses siklus hidrologi.

Kondisi seperti ini harus segera di kembalikan ke filosofi siklus hidrologi yaitu air

hujan bertujuan untuk menciptakan sumber – sumber air di bumi seperti

telah di firmankan oleh Allah SWT, berikut ini :

Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah

menurunkan air dari langit, maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber di

bumi kemudian ditumbuhkannya-Nya dengan air itu tanaman-tanaman

yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu Kami

melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-

derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat

pelajaran bagi orang-orang yang berakal”. (QS.Az-Zumar,:21).

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 21

(21)

Pada ayat ini Allah SWT memerintahkan manusia memikirkan salah satu dari

suatu proses kejadian di alam ini. yaitu proses turunnya hujan dan

tumbuhnya tanam-tanaman di permukaan bumi ini. Kalau diperhatikan

seakan-akan kejadian itu merupakan suatu siklus yang dimulai pada suatu

titik-titik dalam suatu lingkaran, dimulai dari adanya sesuatu, kemudian

berkembang menjadi besar, kemudian tua, kemudian meninggal atau

tiada. kemudian mulai pula suatu kejadian yang baru lagi dan begitulah

seterusnya sampai kepada suatu masa yang ditentukan Allah, yaitu masa

berakhirnya kejadian alam ini.

Contohnya ialah air hujan yang turun dari langit menyirami permukaan bumi,

sehingga bumi yang semulanya tandus dan kering, menjadi basah dan

Page 15: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

berair. Air hujan itu sebagian disimpan di dalam bumi dengan adanya akar

pohon-pohonan yang ada di hutan-hutan kemudian meresap ke dalam

bumi, merupakan persediaan air bagi manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan

dan makhluk Tuhan yang lain di masa musim kemarau nanti. Pada bumi

yang gundul dan tandus, sebahagian besar dari air hujan itu tidak dapat

ditahan oleh bumi. Air itu langsung mengalir ke laut yang kadang-kadang

berupa banjir besar yang menjadi malapetaka bagi manusia. Adakalanya

air itu langsung dimanfaatkan oleh manusia, binatang dan tumbuh-

tumbuhan. Maka tumbuhlah tumbuh-tumbuhan, sejak dari benih kemudian

menjadi besar, berbunga yang beraneka warna, berbuah, kemudian mati,

untuk tumbuh lagi. Buahnya bermanfaat bagi manusia, binatang dan

tumbuh-tumbuhan. Ada yang dimakan, ada pula yang diolah untuk

keperluan-keperluan lain. Daun tumbuh-tumbuhan yang gugur kemudian

menjadi hancur bersama tanah dapat menjadi pupuk bagi bagi tanam-

tanaman yang lain.

Demikianlah, dari turunnya hujan, tumbuhlah tumbuh-tumbuhan dan

berkembang-biaknya binatang ternak dan sebagainya, manusia

memperoleh nikmat yang tiada taranya, sejak dari nikmat berupa makanan

dan minuman, juga nikmat yang berupa perasaan, seperti perasaan senang

dan gembira melihat pemandangan yang indah di pegunungan yang

diliputi oleh pohon-pohonan, perasaan senang melihat bunga yang sedang

mekar, air yang mengalir di sungai, bunyi burung yang merdu diselingi

dengan bunyi tetesan air yang jatuh dari atas tebing batu, binatang ternak

yang makan di padang rumput yang sedang menghijau.

Jika dilihat proses air yang mengalir ke laut, maka air itu menguap oleh terik

panas matahari, kemudian menjadi awan yang bergumpal, dihalau kembali

oleh angin ke suatu tempat sehingga menurunkan hujan.

Proses kejadian yang demikian itu menjadi bahan renungan bagi orang

yang mau menggunakan pikirannya. Tentu ada Zat Yang Maha Kuasa Yang

mengatur semuanya itu, sehingga segala sesuatu terjadi dengan teratur dan

Page 16: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

rapi. Tidak mungkin manusia yang melakukannya. Yang melakukan semua

itu tentulah zat Yang berhak disembah dan ditaati segala perintah-Nya.

Indonesia secara geografi berada di antara benua Asia dan Australia

menjadi tempat perlintasan arah angin yang berganti arah setiap 6 bulan

sekali, sehingga Indonesia mengalami pergantian musim hujan dan musim

kemarau.

Karena itu Indonesia dipengaruhi Iklim musim.

Iklim musim ditandai dengan pergantian musim setiap 6 bulan sekali yaitu

musim hujan dan kemarau, musim kemarau atau musim kering terjadi antara

bulan April sampai dengan bulan September dengan ciri - ciri curah hujan

lebih kecil dari 60 mm per bulan, sedangkan musim hujan atau musim basah

di tandai dengan meningkatnya curah hujan di suatu daerah di banding

biasanya dalam jangka waktu tertentu secara tetap, musim hujan terjadi

antara bulan oktober sampai dengan bulan maret.

Memperhatikan kondisi musim di Indonesia, pada waktu musim kemarau

berarti ada sekitar 6 bulan atau lebih hampir tidak ada hujan yang turun di

Indonesia sedangkan kebutuhan akan air tawar tetap berlanjut seperti biasa

,dari mana suplai air tawar pada waktu kemarau itu kita dapatkan

sedangkan hujan sudah tidak turun secara signifikan untuk di manfaatkan,

jadi saat kemarau itulah aliran bawah tanah yang pada musim hujan

diserap oleh tanah maupun hutan di daerah aliran sungai atau DAS

memulai perannya sebagai pemasok aliran air di sungai maupun di situ – situ

dan di danau danau, tetapi kalau daerah aliran sungai tidak dikelola

dengan baik akan mengakibatkan banjir di musim hujan dan kekeringan di

musim kemarau .

Anggapan bahwa air merupakan sumber daya alam yang tak terbatas dan

senantiasa dapat diperbaruhi, melalui proses siklus hidrologi yang terus

Page 17: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

menerus berlangsung secara dinamis, sekarang ini terpatahkan dengan apa

yang sedang kita rasakan dalam beberapa decade terakhir ini.

Sering terjadinya banjir dan kekeringan yang disertai bencana yang terkait

dengan perilaku sumber daya air ini seakan menyentakkan kita bahwa

proses siklus hidrologi ini telah terganggu

Meningkatnya jumlah penduduk dunia, disertai peningkatan kegiatan

pembangunan telah merubah kondisi dan perilaku alam, khususnya sumber

daya air dan lingkungannya.

Perubahan iklim,baik global maupun local, saat ini tidak dapat dipungkiri

sedang terjadi dan diyakini akan terus berlangsung.

Menyadari bahwa, air yang merupakan sumber daya yang esensial bagi

kelangsungan kehidupan,pembangunan dan lingkungan, kini sudah

merupakan sumber daya yang terbatas dan rentan sesuai dengan ruang

dan waktu.

Tantangan ini sudah harus dijawab dengan tekad kita untuk mengelola

sumber daya air kita secara menyeluruh dan berkelanjutan, agar dapat

memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

BANJIR JAKARTA

Difinisi Banjir adalah : pertistiwa tergenangnya daratan karena volume air

yang meningkat. Banjir pada umumnya disebabkan oleh air sungai yang

meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi

dan terus menerus.

Banjir merupakan suatu fenomena alam yang biasa terjadi karena luapan

sungai-sungai,waduk, danau, laut atau badan air lain dan menggenangi

Page 18: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

dataran rendah atau cekungan yang biasanya tidak terendam air. Banjir

juga dapat terjadi bukan karena luapan badan air tetapi air hujan yang

terperangkap dalam suatu cekungan yang menjadi genangan.

Penyebab banjir antara lain:

1. curah hujan yang tinggi

2. semakin luasnya hutan yang gundul

3. kurangnya daya resap air ke dalam pori-pori tanah

4. pembuangan sampah di sungai

5. sistem drainase yang kurang baik

6. jebolnya waduk atau tanggul, dan lain sebagainya

Penyebab banjir yang penulis sampaikan di atas adalah hasil dari para

pakar banjir yang umumnya selalu didiskusikan dan fakta lapangan yang

dilihat, dan itu semua juga benar adanya tapi ada yang lebih dalam secara

filosofi bagaimana hujan itu diturunkan dan apa maksud dan tujuan

diturunkannya hujan tersebut dan sudah penulis bahas di awal tulisan ini.

Padahal diantara penyebab banjir tersebut yang paling utama

penyebabnya yang selama ini terjadi di Indonesia adalah berkurangnya

resapan air di daerah aliran sungai atau DAS dan di wilayah perkotaan,

dengan satu alasan karena curah hujan yang turun relative hampir sama

selama 40 tahun terakhir ini , sebagai contoh nyata dan fakta dengan data

– data yang akan saya sajikan di bawah ini yaitu banjir yang terjadi di

wilayah Jakarta.

Sebagai ilustrasi kami berikan contoh kasus seperti seorang dokter

mendapatkan seorang pasien yang sedang sakit panas, oleh dokter pasien

tersebut di diagnose terlebih dulu dan dicari akibat utama yang

menimbulkan panas si pasien tersebut, dan ternyata panasnya akibat infeksi

kesimpulan dokter berarti infeksi tersebut penyebab panas lalu diberikan

Page 19: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

obat untuk menyembuhkan infeksi tersebut, dan juga diberikan obat untuk

menurunkan panas, dan juga obat lainnya . yang pasti sudah ditemukan

penyebab utama panas adalah infeksi.

Begitu juga dengan permasalahan dengan banjir dijakarta, penyebab

utamanya adalah berkurangnya tanah resapan di daerah catchment area

atau daerah aliran sungai atau DAS dan tanah resapan di wilayah DKI akibat

aktivitas pembangunan infrastruktur seperti jalan dan perumahan dan lain

sebagainya tanpa mengindahkan lingkungan atau daerah resapan air,

indicator ini bisa kita buktikan dengan data – data; peta ; dan liputan berita

yang saya ambil dari beberapa hasil presentasi maupun tulisan yang ada di

internet.

Hasil dari diagnose atau analisa permasalahan banjir di Jakarta selama

hampir 40 tahun terakhir ini, atau sampai tahun 2014 adalah :

1. Data curah hujan bulanan maupun tahunan selama 40 tahun terakhir

hampir sama tidak ada secara extrim curah hujan meningkat /data di

sajikan dalam data indicator no 1.

2. Penggunaan lahan di kawasan daerah aliran sungai atau DAS

meningkat dan di wilayah DKI , data disajikan dalam data indicator

no 2.

3. Dari indicator bahwa data curah hujan selama 40 tahun terakhir ini

masih sama, berarti koeffesion run off berubah dan run off meningkat

karena curah hujan relative sama yang berubah run offnya ini terbukti

dari data debit banjir yang setiap tahun meningkat, dan luas

genangan pun meningkat setiap tahunnya di wilayah Jakarta. data

disajikan dalam data indicator no 3.

Berikut data indicator nomor 1 yaitu data curah hujan dari BMKG,

Page 20: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

Informasi Perubahan Normal Curah Hujan

Salah satu fenomena perubahan iklim di Indonesia adalah terjadinya

perubahan jumlah intensitas hujan yang diterima di suatu tempat. Dengan

adanya perubahan jumlah curah hujan yang diterima dalam waktu periode

yang lama, maka hal tersebut akan berdampak pada normal atau periode

30 tahunan. Oleh karenanya sangat diperlukan informasi tentang perubahan

rata-rata normal curah hujan di Indonesia yang dikemas dalam bentuk peta

atau atlas (dalam proses penyusunan) agar lebih informative bagi

pengguna. Dalam hal ini, Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG

sejauh ini telah menghasilkan produk analisis hasil perubahan normal yang

terjadi.

Perubahan normal curah hujan 1981-2010 dengan 1971-2000 menampilkan

informasi perubahan normal curah hujan 30 tahunan di wilayah Indonesia.

Data yang digunakan adalah data curah hujan rata-rata bulanan selama

periode 1971-2010 yang dikumpulkan dari titik pengamatan yang tersebar di

Indonesia, yang selanjutnya diolah menjadi informasi curah hujan normal

dalam 2 (dua) rentang waktu 1971-2000 dan 1981-2010. Berikut grafik

perubahan normal dari beberapa pos pengamatan yang ada di Indonesia :

Page 21: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

Tabel 1. Rata-rata hujan bulanan seluruh Indonesia

Bulan Minimum (mm) Maksimum (mm)

Januari 100 >700Februari 50 500Maret 50 400April 50 300Mei 0 300Juni 0 300Juli 0 300Agustus 0 300September 0 300Oktober 0 400Nopember 50 450Desember 150 500

Page 22: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

Catatan penulis Untuk data curah hujan menurut hasil studi dari

Departemen Kehutanan dengan judul rencana detail penanganan banjir

jabodetabekjur 2. Adalah sebagai berikut : Pola hujan dalam tempo 150

tahun terakhir menunjukkan banjir di Jabodetabek dapat dikendalikan

karena penyebab utamanya bukan perubahan pola iklim dan curah hujan.

Pernyataan tersebut artinya selama 150 tahun curah hujan relative sama

yang berubah daerah resapannya di hulu dan di hilir.

Berikut data indicator nomor 2 yaitu data Penggunaan lahan di kawasan

daerah aliran sungai atau DAS meningkat

Page 23: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

Bogor,Pelita

Sebanyak 74 persen hutan lindung di kawasan Puncak, Cisarua, Bogor Jawa

Barat, hilang atau sudah beralih fungsi. Hal itu diungkapkan Menteri

Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar di sela-sela Inspeksi Mendadak (Sidak)

ke sejumlah vila mewah yang berdiri di kawasan hutan lindung Desa Tugu

Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Rabu (21/1).

Lebih lanjut ia mengungkapkan, persentase lahan yang hilang itu terjadi

sepanjang tahun 2000-2008. Data yang diperoleh terjadi perubahan fungsi

lahan di kawasan hutan lindung Kecamatan Cisarua secara signifikan,

selama delapan tahun hutan telah berkurang 74 persen atau 4.918 hektar

tinggal 1.265 hektar dari kawasan hutan lindung menjadi area terbangun

danrusak.

Sehingga wajar jika terjadi banjir dan longsor, tegasnya kepada wartawan

sebelum melakukan sidak didampingi Wakil Bupati Bogor Karyawan

Faturachman dan Kepala Dinas Tata Bangunan dan Perumahan Kabupaten

Bogor, Masan Djajuli di kantor Kecamatan Cisarua.

Parahnya lagi lanjut dia, area terbuka di kawasan Puncak hampir tidak ada

sama sekali dari 4.550 hektar kini tinggal 14 hektar. Sementara pertumbuhan

pemukiman penduduk terus bertambah menjadi 44 persen atau dari 24.833

menjadi 25.750 hektar, tambahnya.

Jika kerusakan lingkungan yang terjadi secara sporadis ini dibiarkan, maka

bencana alam, seperti longsor dan banjir di kawasan hulu (Bogor, Depok,

dan Jakarta) tidak bisa dihindari lagi. Tak hanya itu, pihaknya juga melansir

data dari Pusat Pengkajian Perencanaan Pembangunan Wilayah (P4W)

Institut Pertanian Bogor dan Dinas Cipta Karya Kabupaten Bogor, alih fungsi

lahan dikawasan Puncak.

Sejak 1972 hingga 2005, sudah 30,36 persen wilayah vegetasi hutan di

kawasan Puncak hilang akibat pendirian bangunan, sementara data DCK

Kabupaten Bogor dari sekitar 5.000 bangunan di kawasan wisata Puncak,

hampir 1.500 unit tak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB), jelasnya.

Dengan tingkat kerusakan lingkungan di hulu hingga hilir yang

Page 24: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

menyebabkan banjir dan longsor, lanjut dia, penyimpangan tata guna lahan

harus segera ditertibkan.

Daerah resapan yang berkurang di watershed area

Page 25: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

Kejadian banjir di Jakarta dan sekitarnya dipicu oleh perubahan penutupan

lahan terutama pembangunan pemukiman baik di hulu, tengah maupun hilir

yang tidak diimbangi dengan resapan,

Sumber data rencana detail penanganan banjir jabodetabekjur 2.

Page 26: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

Naiknya debit maksimum ternyata berdampak pada menurunnya debit

dari mata air pada saat musim kemarau hal ini disebabkan karena

berkurangnya resapan, dengan demikian terjadinya perubahan

karakteristik DAS Ciliwung hulu disebakan karena perubahan penutupan

lahan dan bukan karena “anomali iklim”.

Pada th 1993 di sekitar Jabodetabek terjadi alih fungsi lahan seluas

9.149,84 ha terutama dari areal perkebunan yang berstatus HGU menjadi

HGB dan Hak Milik, Khusus untuk Sub DAS Ciliwung hulu alih fungsi

kebun terjadi pada th 1989 dengan hilangnya 2 kebun Megamendung dan

Cisarua 1, dan 2 (nipon) dan disusul dengan euporia masyarakat yang

tidak terkendali menyebabkan banyak tanah “tidur” digarap oleh

masyarakat, sehingga mempeparah kondisi aliran permukaan di

Jabodetabek

Sumber data RENCANA DETIL PENANGANAN BANJIR JABODETABEKJUR (2)

Sumber data RENCANA DETIL PENANGANAN BANJIR JABODETABEKJUR (2)

Page 27: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

Dari faktor besarnya masukan urbanisasi ke wilayah DKI Jakarta dapat

disimpulkan bahwa kondisi fisik lingkungan kota yang hijau serasi dan sehat di

wilayah DKI Jakarta secara umum mengalami penurunan, ini disebabkan

oleh:

a. Ruang terbuka hijau saat pada tahun 1983 berkisar 32185.9 hektar (50.2%)

dan pada tahun 2002 menjadi berkisar 9430.6 hektar (14.7%). Dalam kurun

waktu 19 tahun turun berkisar -22755.3 hektar (-159.0 %) dari luas yang ada.

Sebagian besar digunakan sebagai areal urban, dimana urban mengalami

kenaikan berkisar 24411.0 hektar (72.7 %), sehingga menyebabkan kondisi

fisik lingkungan kota yang hijau semakin menurun dan mengakibatkan daya

dukung resapan air semakin berkurang pula. Menurut Pemprov DKI tahun

2003 luas RTH tinggal 14 % dari luas DKI, namun yang dikuasai DKI hanya 9%.

Ini benar-benar bahwa DKI merasa tak ada lagi yang dibanggakan, banyak

RTH DKI menjadi Mal dan pemukiman penduduk, sehingga Pemprop DKI

kesulitan menambah luas RTH.

Page 28: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

Daerah resapan yang berkurang di DKI

Page 29: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah
Page 30: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

2000 0 2000 Meters

Peta Penutupan Lahan

DKI Jakarta Tahun 1972

690000

690000

695000

695000

700000

700000

705000

705000

710000

710000

715000

715000

929

500

0

9295

000

930

000

0

9300

000

93

0500

0

9305

00

0

9310

000

93

10000

9315

000

93

15000

932

000

0

9320

000

9325

000

9325

000

KETERANGAN

DANAUFASILITAS UMUMLAHAN TERBUKAPERMUKIMANRAWA/TAMBAK/LAUTSAWAHVEGETASI

2000 0 2000 Meters

Peta Penutupan Lahan

DKI Jakarta Tahun 1983

690000

690000

695000

695000

700000

700000

705000

705000

710000

710000

715000

715000

929

500

0

9295

000

93

0000

0

93

0000

0

9305

000

9305

000

931

000

0

9310

000

93

1500

0

93

1500

0

93

2000

0

9320

00

0

9325

000

93

25000

KETERANGAN

DANAUFASILITAS UMUMLAHAN TERBUKARAWA/TAMBAK/LAUTSAWAHURBANVEGETASI

2000 0 2000 Meters

Peta Penutupan Lahan

DKI Jakarta Tahun 1993

690000

690000

695000

695000

700000

700000

705000

705000

710000

710000

715000

715000

929

5000

92950

00

93

0000

0

93

0000

0

9305

000

9305

000

931

0000

93100

00

931

5000

93150

00

93

20000

932000

0

9325

00

0

93

25

000

KETERANGAN

AIR/SUNGAIFASILITAS UMUMLAHAN TERBUKAPERMUKIMANRAWA/TAMBAK/LAUTSAWAHVEGETASI

2000 0 2000 Meters

Peta Penutupan Lahan

DKI Jakarta Tahun 1998

690000

690000

695000

695000

700000

700000

705000

705000

710000

710000

715000

715000

9295

00

0

92

95

000

93

0000

0

93

0000

0

9305

000

9305

000

9310

00

0

93

10

000

931

5000

93150

00

93

20000

932000

0

93

25000

932500

0

KETERANGAN

AIR/SUNGAIFASILITAS UMUMLAHAN TERBUKAPERMUKIMANRAWA/TAMBAK/LAUTSAWAHVEGETASI

2000 0 2000 Meters

Peta Penutupan Lahan

DKI Jakarta Tahun 2002

690000

690000

695000

695000

700000

700000

705000

705000

710000

710000

715000

715000

9295

000

92

95000

930

000

0

9300

000

93

0500

0

9305

00

0

9310

000

93

10000

9315

000

93

15000

932

000

0

9320

000

93

2500

0

9325

00

0

KETERANGAN

AIR/SUNGAIFASILITAS UMUMLAHAN TERBUKAPERMUKIMANRAWA/TAMBAK/LAUTSAWAHVEGETASI

PERUBAHAN PENGGUNAAN

LAHAN DI JAKARTA TAHUN

1972-2002

1972

1983

1993

1998

2002

Jakarta telah secara signifikan kehilangan daerah hijau, daerah resapan air, danau-danau kecil dan waduk, dan lain-lain akibat konversi guna lahan

Page 31: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

Catatan penulis untuk data daerah resapan yang berubah baik di hulu dan

di hilir ini data cukup akurat,dan dampaknyapun akan terlihat di indicator

yang ke 3 yaitu meningkatnya debit di sungai atau meningkatnya run off

atau limpasan air dipermukaan tanah akibat tidak bisa meresap ke dalam

tanah jika musim hujan dan berkurangnya debit di sungai ketika musim

kemarau karena aliran dasar di dalam tanah tidak cukup banyak karena

menurunnya luasan daya resap tersebut.

Karena setiap tahun debit banjirnya meningkat dan penampang sungai

menyusut atau berkurang akhirnya debit sungai melimpas, dan ini

mengakibatkan luas genangan banjirpun semakin meningkat, indicator ini

akan terbukti di data indicator

Berikut data indicator 3 bahwa data curah hujan selama 40 tahun terakhir

ini masih sama, berarti koeffesion run off berubah dan run off meningkat

karena curah hujan relative sama yang berubah run offnya ini terbukti dari

data debit banjir yang setiap tahun meningkat, dan luas genangan di

Jakarta meningkat setiap tahunnya.

Page 32: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

Perubahan kenaikan run off di Ciliwung hulu berdasarkan hasil pemantauan debit

puncak S. Ciliwung di Katulampa, Ciawi, menunjukkan perubahan yang sangat

signifikan terutama sejak th 1998. Sebelum th 1998 debit maksium di S. Ciliwung di

Katulampa masih berada di bawah 200 m3/det, akan tetapi setelah itu kondisinya

terus menunjukkan kenaikan yang sangat signifikan seperti yang terlihat pada

Gambar 4.1 di bawah ini.

Gambar 4.1. Kenaikan debit puncak di S. Ciliwung Hulu

Page 33: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

Terjadinya kenaikan debit puncak merupakan indikator yang sangat kuat

telah terjadi perubahan tata guna lahan yang serius di DAS Ciliwung bagian

hulu. Hal ini sejalan dengan data dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan

Kab. Bogor yang menyatakan bahwa pada th 1998 s/d 1990 terjadi

perubahan status HGU yang sangat cepat dalam tempo “singkat” telah

berubah menjadi HGB dan Hak milik.

Perubahan penggunaan lahan di daerah hulu S. Ciliwung ini, akan secara

otomatis merubah pola aliran dan distribusi debit pada sungai-sungai yang

ada di hilir. Salah satu indikator kerusakan daerah hulu Sungai Ciliwung

terlihat dari semakin menurunnya debit rendah (base flow) pada saat musim

kering dan semakin naiknya debit puncak pada musim hujan, sehingga hal

ini akan menyebabkan berkurangnya keseimbangan neraca air di DAS

Ciliwung. Penurunan debit rendah di hulu S. Ciliwung secara lengkap

disajikan pada Gambar 4.2 di bawah ini.

Sumber data RENCANA DETIL PENANGANAN BANJIR JABODETABEKJUR (2)

Gambar 4.2. Penurunan debit rendah di S. Ciliwung Hulu di stasiun Katulampa

Sumber data RENCANA DETIL PENANGANAN BANJIR JABODETABEKJUR (2)

Page 34: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

Perubahan pola pengunaan lahan di hulu telah menimbulkan banjir besar th 1996, 2002, 2007

sehingga pola induk drainase Jakarta yang telah dibuat th 1973 dan kemudian disempurnakan

th 1997 setelah ada banjir besar Ciliwung yang melanda th 1996, nampak bahwa telah terjadi

kenaikan debit rencana pada semua badan sungai yang ada di DKI-Jakarta. Master Plan

Cengkareng Drain telah dinaikan dari 390 m3/det menjadi 620 m3/det, sementara sungai

Ciliwung telah dinaikan dari 370 m3/det menjadi 570 m3/det. Perubahan pola induk ini untuk

mengantisipasi kenaikan debit sungai-sungai yang ada di DKI-Jakarta akibat perubahan tata

guna lahan, khsusnya kurangnya daerah resapan dan terlalu dominannya permukiman yang

hampir menutup seluruh DKI akibat pesatnya pertumbuan permukiman di beberapa kawasan

Jabotabek dan sekitarnya. Data debit rencana secara lengkap disajikan pada Tabel 4.2 di

bawah ini.

Berdasarkan data kejadian banjir tahun 2002 dan 2007 total curah hujan yang tidak mampu

diresapkan sebesar 62,3% sehingga menghasilkan debit maksimum th 2002 tercatat 525

m3/det, berdasarkan hasil analisis data Iklim selama 150 tahun terakhir curah hujan dengan

intensitas tinggi pernah terjadi dalam kurun waktu sebelum th 90-an, maka dengan

memperhitungkan waktu pemusatan aliran di masing-masing DAS dan memperhatikan faktor

koefisien aliran maka dapat dihitung konstribusi aliran permukaan di setiap wilayah di

Jabodetabek.

Berdasarkan hasil analisis di DAS Cisadane yang penutupan lahannya masih 30% lebih

berupa hutan dan kebun teh, sawit dan karet pola aliran debit di S. Cisadane masih baik. Data

sebaliknya pada S. Kali Angke, Pesangrahan, Krukut & Grogol, Sunter, Cakung dan Kali

Bekasi yang juga mengalami perubahan penutupan lahan dari perkebunan karet, ladang,

tegalan ke pemukiman menyebabkan naiknya debit aliran permukaan (run off) sehingga

dengan melihat fenomena ini maka akar permasalahan utama banjir di Jabodetabek adalah

akibat kurang resapan di areal terbangun.Sumber data RENCANA DETIL PENANGANAN BANJIR JABODETABEKJUR (2)

Apabila dilihat secara seksama debit rencana th 1997 sebenarnya telah terlewati akibat banjir th

1996 sehingga dengan demikian banjir yang terjadi di DKI-Jakarta disebabkan oleh 3 faktor

penentu utama yaitu:

Akibat perubahan kondisi penutupan lahan di bagian hulu terutama dari daerah terbangun

didaerah hilir, tegah dan hulu DAS sehingga terjadi debit puncak yang tinggi melebihi kapasitas

daya tampung saluran yang ada.

Adanya penurunan resapan dari daerah lahan kering, tegalan, kebun campuran dan areal

semak belukar akibat alih fungsi ke pemukiman, sehingga memerlukan penanganan yang

bersifat penerapan teknik konservasi tanah dan air.

Akibat adanya pengaruh pasang surut air laut yang menghambat laju aliran air ke laut.

Ketiga faktor penyebab banjir tersebut harus ditangani secara konfrehensif dan dengan metode

yang berbeda pula. Pada Kejadian banjir th 1996 yang pernah terjadi sangat berbeda dengan

fenomena banjir th 2002 yang lalu. Kejadian banjir th 1996 lebih banyak disebabkan karena

terjadinya curah hujan yang tinggi di daerah hulu, yang tidak mampu diresapkan sehingga

terjadi banjir yang hebat di daerah hilir. Berdasarkan hasil kajian hidrograf pada tanggal 6

Januari 1996 debit S. Ciliwung di Katulampa telah mencapai 740 m3/det, dan berada di kisaran

diatas 400 m3/det selama lebih dari 10 jam sehingga Jakarta mengalami banjr yang hebat, yang

diakibatkan oleh kejadian hujan di hulu yang tercatat di daerah Gadog curah hujan mencapi 250

mm. Dengan curah hujan 230 mm di th 1998, debit S. Ciliwung di Katulampa sebesar 651

m3/det, dan th 1999 dengan curah hujan 220 mm debitnya mencapai 610 m3/det. Dari data

yang tersedia terlihat bahwa kapasitas saluran sungai di Jakarta khususnya Kali Ciliwung yang

didesain hanya 570 m3/det hampir setiap 2 tahun sekali akan terlampaui, sehingga dengan

demikian daerah hulu S. Ciliwung perlu mendapat perhatian yang serius, karena tanpa

perbaikan daerah hulu Ciliwung, pembuatan kanal di Jakarta tidak akan mampu manggulangi

banjir yang ada.Sumber data RENCANA DETIL PENANGANAN BANJIR JABODETABEKJUR (2)

Page 35: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

Luas Wilayah Banjir di Jakarta yang semakin meningkat

Catatan penulis di indicator 3 adalah dari data tersebut sudah terbukti

faktanya , penyebab utamanya adalah daerah resapan yang berkurang.

Kita kembali ke contoh saya mengenai seorang dokter yang

menyembuhkan pasien sakit panas, dokter sudah menemukan akibat panas

adalah infeksi,….. maka diobatilah infeksi itu, begitu juga dengan

permasalahan BANJIR JAKARTA setelah saya evaluasi ternyata penyebab

utamanya adalah berkurangnya resapan tanah di daerah aliran sungai/DAS

dan resapan tanah di wilayah DKI, dengan data yang telah saya tampilkan

di atas tersebut , tapi apa yang dilakukan selama ini oleh pemerintah adalah

Page 36: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

membuang air hujan secepatnya ke laut dengan melakukan normalisasi

sungai sungai yang ada di Jakarta sedangkan masalah utamanya yaitu

memperbaiki daerah resapan yang telah rusak secara signifikan malah di

abaikan, yang saya lihat belum ada kebijakan yang menuju kearah

perbaikan di daerah aliran sungai walaupun sudah ada studinya yang

dilakukan oleh Departemen Kehutanan pada tahun…….. yang sangat betul

analisanya dan sudah sesuai dengan filosofi siklus hidrologi, kajian ini yang

perlu didukung untuk segera dilaksanakan di Jakarta dan seluruh Indonesia

karena konsep tersebut sudah sesuai dengan maksud dan tujuan dari

diturunkannya hujan oleh Allah SWT yaitu air hujan untuk sumber sumber air di

bumi yang sangat di butuhkan oleh semua makluk untuk kelangsungan

hidupnya, tanpa adanya air tawar di daratan bumi ini tidak akan ada

kehidupan dan tanpa adanya hujan tidak akan ada air didaratan bumi.

jadi kembali ke persoalan contoh saya ke seorang dokter tadi yaitu

permasalahan banjir di jakarta oleh pakar banjirnya setelah di evaluasi

hanya kapasitas sungainya yang sudah tidak mampu lagi menampung

limpasan air dari curah hujan akibat pendangkalan dan banyaknya

penyempitan oleh rumah liar, lebih parah lagi karena curah hujan yang

tinggi padahal dari 40 tahun bahkan 150 tahun yang lalu curah hujannya

hampir sama besarnya, tidak ada yang extrem.

Jadi saya ibaratkan ke masalah dengan sakit panas di atas pakar banjir

Jakarta hanya mengobati meluapnya debit sungai saja dan tidak

menemukan penyebab utama banjir nya.

Saya berkesimpulan seperti itu karena selama hampir 40 tahun terakhir ini

dari hasil studinya maupun implementasinya yang dilakukan adalah

menangani luapan debit yang terjadi, tapi bukan menangani penyebab

utamanya , baru di tahun ……. Ada kajian yang dibuat oleh Departemen

Kehutanan /baru saya baca maret 2014 dan sangat betul karena

Page 37: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

analisanya sudah mendapatkan penyebab utamanya banjir di wilayah

Jakarta, dan jika program ini dilaksanakan saya yakin dimasa yang akan

datang akan terasa dampaknya bahwa air hujan yang selama ini kita

buang kelaut karena di setiap sungai yang jumlahnya 13 yang melintasi

Jakarta seluruhnya meluap jika musim hujan datang, akan berubah menjadi

sumber sumber di daerah aliran sungai masing masing karena sudah

terbangunnya hasil studi yang dibuat oleh Departemen Kehutanan tersebut.

Jika Daerah Aliran Sungai dalam kondisi baik ada 3 (tiga) keuntungan yang

akan diperoleh :

1. Pada musim hujan tidak terjadi banjir karena air hujan akan diserap oleh

Daerah Aliran Sungai sampai 75% - 85% dan yang 15 % sampai 25% ini

menjadi run-of yang mengalir ke sungai dan terbuang ke laut.

2. Pada musim kemarau tidak terjadi kekeringan karena air yang 75% - 85%

menyerap ke bukit-bukit akan keluar melalui lembah-lembah dengan anak

sungainya, dan mengalir ke induk sungai dengan debit air yang cukup.

3. Kualitas air akan lebih baik karena debit sungai di musim kemarau masih

banyak , karena kondisi Daerah Aliran Sungai bisa menyerap curah hujan

hingga 85% itu gambaran kalau DAS masih baik dan ini terjadi 100 tahun

yang lalu pada daerah aliran sungai Cisadane-mapun Daerah Aliran Sungai

Ciliwung.

Kita kembali ke filosofi dari siklus hidrologi yang di rencanakan dan

diciptakan oleh Allah pada 50.000 tahun sebelum langit dan bumi di

ciptakan, untuk kehidupan di bumi yang kita tempati sekarang.

Dan kita sekarang dalam menghadapi musim hujan se olah – olah kita

nggak membutuhkan air yang bersih itu yang telah diproses dari air laut

yang asin dan kotor kemudian menjadi air tawar yang bersih dan setelah

diturunkan di daratan kita buang lagi kelaut, padahal kita butuhkan pada

Page 38: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

waktu kemarau yang selalu kekeringan ini disebabkan oleh perbuatan kita

juga yang tidak mau mengelola air hujan yang tawar itu dengan baik,

karena di anggap waktu musim hujan mengakibatkan banjir, dan banjir itu

sendiri adalah akibat dari perbuatan kita dalam melakukan pembangunan

tidak memikirkan dampak dari pembangunan itu sendiri karena menutup

tanah resapan dan tidak memberikan penggantinya.

Pada dasarnya curah hujan setiap tahunnya hampir sama besarnya yaitu,

total curah hujan dalam setahun pada Daerah Aliran Sungai atau dalam

water shed area,

misal di Daerah Aliran Sungai Ciliwung dan Cisadane yang menjadi satu

area di wilayah Bogor berkisar antara 3000 mm sampai dengan 4000 mm

pertahunnya. Artinya kenapa setiap tahun indikator banjir makin meningkat

walaupun total curah hujan relatif hampir sama setiap tahunnya dari 150

tahun yang lalu sampai sekarang, ini karena tangkapan curah hujan Daerah

Aliran Sungai itu yang telah rusak. Sehingga curah hujan yang dari dulu bisa

diserap oleh Derah Aliran Sungai, makin lama makin rusak sehingga run-off

jadi lebih besar setiap tahunnya.

Penyebabnya pengelolaan Daerah Aliran Sungai tidak lagi memenuhi

kaidah-kaidah konservasi lahan, jadi curah hujan yang seharusya antara 75%

- 85% masuk kedalam tanah, dan 25 % s/d 15% mengalir di permukaan tanah

(run-off), lalu masuk ke anak-anak sungai dan terkumpul di sungai besar

seperti (Sungai Cisadane). Yang terjadi malah sebaliknya. ( run-off berkisar

60%-70% )

Indikator ini bisa kita lihat dari beberapa data debit di sungai tersebut

Misalnya : Sungai Cisadane,

fluktuasi debit maximum dengan debit minimum terlalu jauh atau

Page 39: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

nilai rasio debit sungai Maximum/debit sungai Minimum sudah sangat besar

antara 300 sapai dengan 1600 ,

Seperti Daerah Aliran Sungai Cisadane maupun Daerah Aliran Sungai

Ciliwung tingkat kerusakan pada Daerah Aliran Sungai tersebut sudah

sangat serius untuk diperhatikan ,karena indikator kerusakan tersebut bisa

dilihat dari beberapa data seperti nilai ratio tersebut di atas telah

menunjukan efektifitas suatu Daerah Aliran Sungai dalam menyimpan surplus

air pada musim hujan yang kemudian dapat dialirkan melalui aliran dasar

pada musim kemarau.sudah sangat memprihatinkan

Penanganan Banjir selama ini hanya terfokus pada sungainya saja untuk

mengatasi debit banjir yang terjadi bisa secepat mungkin terbuang kelaut

sehingga tidak melimpas disekitar sungai yang mengakibatkan banjir, yaitu

dengan cara penangananan pelebaran sungai atau pengerukan sungai

sehingga kapasitas sungai bisa menampung debit banjir tersebut. Hal ini

kurang tepat jika kita memaknai firman Allah diatas dimana curah hujan

yang sudah direncanakan oleh Allah baik jumlah dan waktunya melalui

hydrology cycle yaitu dari air laut yang asin kemudian dibuat tidak asin dan

diturunkan didarat ( di bukit di lembah lembah ) supaya sebagian dari air

hujan itu tersimpan didarat untuk keperluan seluruh makluk Allah yang

seluruhnya perlu air tawar terutama pada waktu kemarau dimana tidak ada

hujan yang turun, disinilah diperlukan penyimpanan air hujan pada waktu

musim hujan di lokasi Daerah Aliran Sungai dengan cara tidak merusak

Daerah Aliran Sungai tersebut dan jika Daerah Aliran Sungai dalam kondisi

rusak harus diperbaiki sehingga bisa menyimpan air hujan pada waktu musim

hujan, dengan cara ini pencegahan banjir bisa diatasi secara lestari asal

Daerah Aliran Sungai bisa dipertahankan dalam kondisi baik.

Jadi Mencegah bencana banjir bukan dengan cara mengembalikan air

hujan secepat mungkin ke laut lagi (ini tidak sesuai dengan firman Allah )

tetapi harus memperbaiki Daerah Aliran Sungai atau Watershed Area

sehingga filosofi Hydrology cycle yang telah di firmankan Allah bisa terpenuhi

Page 40: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

yaitu memindahkan air dari air asin atau air laut menjadi air tawar untuk

sumber kehidupan makluk di Bumi, karena perbuatan manusia daerah

resapan air dirusak untuk pembangunan infrastruktur dan perumahan

sehingga menutup resapan air tanpa ada rasa tanggung jawab untuk

mengganti luas tanah resapan yang dipakainya untuk pembangunan

tersebut sehingga perlahan lahan mengurangi luas tanah resapan

tersebut,akirnya air hujan menjadi limpasan semua yang harusnya menyerap

ke daerah resapan dan akan mengalir sebagai aliran bawah tanah yang

mengisi sungai sungai pada waktu musim kemarau. Ingat di indonesia musim

hujan hanya sekitar 4 bulan dari 12 bulan, harusnya selama 4 bulan itu air

hujan dikelola sesuai firman Allah. Kita semua tahu pada musim kemarau

banyak terjadi kekeringan dan pada waktu musim hujan air dibuang kelaut

padahal awalnya dari laut. Menurut firman Allah hujan itu : Rahmat ;

sebagai sumber sumber air di bumi ; untuk air minum ; air hujan banyak

manfaatnya ; air hujan itu bersih, untuk pertumbuhan seluruh tumbuh –

tumbuhan dan pertanian sebagai rezeki ; sumber kehidupan di bumi ; dan

lainnya silahkan di renungkan Firman Allah tersebut.

Banjir di Jakarta hampir setiap tahun terjadi dan bahkan Pemerintah DKI

pada waktu banjir januari 2014 sempat membuat keputusan siaga bencana

,untuk menghalau mendung yang ada disekitar DKI supaya hujannya nggak

jatuh diwilayah DKI, pengendalian banjir seperti ini yang penulis sangat tidak

setuju karena bertentangan dengan kehendak Allah SWT seperti telah

difirmankan sbb:

“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka

tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang

ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya

sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS.

Fathir: 2).

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 2

ضك نا ة فال ي سد نههاس ي انعزز انذكى )يا فحخ للاه تعذ ضك فال يشصم ن ي ( 2يا

Page 41: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa pemberian atau penahanan

suatu rahmat, semuanya itu kekuasaan-Nya di tangan Dia, Apabila Dia

menganugerahkan suatu rahmat kepada manusia, tidak seorangpun yang

dapat menahan dan menghalangi-Nya Begitu pula sebaliknya, apabila Dia

menahan dan menutup sesuatu rahmat dan belum diberikan kepada siapa

yang dikehendaki-Nya, maka tiada seorangpun yang bisa membuka dan

memberikannya, karena semua urusan di tangan Dia. Dia Maha Perkasa

berbuat menurut kehendak dan kebijaksanaan-Nya. Oleh karena itu, kita

harus selalu menghadap Allah SWT melalui ibadah mencapai cita-cita kita,

senantiasa dengan bertawakkal kepada-Nya, begitu pula di dalam

berusaha mencapai tujuan dan maksud yang diridai-Nya.

Tidak ada yang mampu menurunkan hujan melainkan Allah SWT, ini adalah

bentuk keimanan yang mesti diyakini seorang muslim tentang hujan, dan

hujan itu rahmat begitu juga dengan banjir.

Banjir adalah rahmat yang melimpah ruah,kalau kita memandang dari sudut

yang tidak terkena banjir tersebut, karena dengan adanya banjir itu tercipta

peluang bagi orang orang yang tidak terkena banjir tersebut untuk berbuat

amal kebaikan di jalan Allah baik secara materi maupun perbuatan, dan

merupakan ujian yang nyata dari Allah untuk umatnya yang bertaqwa dan

berkemampuan secara materi maupun fisik untuk membantu saudara

saudara yang terkena kesusahan akibat banjir tersebut.

Bagi saudara saudara kita yang terkena banjir itu adalah suatu ujian yang

tersembunyi dari Allah SWT dan kita harus lebih memaknai dari arti ujian itu

sendiri, karena dibalik ujian atau musibah kita harus selalu berfikiran positive

bahwa kejadian banjir ini harus kita jadikan hikmah dan instropeksi diri.

Sesuatu yang terjadi terhadap diri kita pasti ada hikmah dibalik peristiwa

tersebut, Allah SWT maha tahu yang terbaik bagi kita, menurut kita baik tapi

belum tentu di hadapan Allah dan itu suatu saat akan kita temukan

jawabannya.

Page 42: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

SOLUSI JAKARTA BEBAS BANJIR

Belum lama ini gubernur DKI menurut berita telah berkoordinasi dengan

Bapenas mengenai pembangunan Giant Sea Wall berikut beritanya :

Proyek Giant Sea Wall DKI Dimulai Pertengahan 2014

Zulfi Suhendra - detikfinance

Rabu, 05/03/2014 16:02 WIB

Jakarta -Proyek Giant Sea Wall atau tanggul raksasa penangkal banjir akan segera dibangun dari Teluk Naga

Tangerang hingga Tanjung Priok Jakarta Utara. Proses kontruksinya akan dimulai pada pertengahan tahun 2014.

Hal ini disampaikan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat ditemui di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional (Bappenas), Jalan Taman Suropati, Jakarta, Rabu (5/3/2014).

"Pertengahan tahun ini (dimulai)," kata Jokowi.

Jokowi menjelaskan saat ini proyek raksasa di DKI tersebut, masih dalam tahap studi kelayakan dan detail

engineering design. "Sekarang lagi FS sama DED," singkatnya.

Secara terpisah, Deputi Sarana dan Prasarana Bappenas Dedi Priatna mengatakan pembangunan Giant Sea Wall akan

dilakukan secara bertahap. Untuk membangun Giant Sea Wall, pemprov DKI menyiapkan dana hingga Rp 150 miliar.

"DKI menyediakan dana kalau tidak salah itu Rp 150 miliar," kata Dedi.

Pembangunan Giant Sea Wall, lanjut Dedi akan dibarengi dengan percepatan proyek pengelolaan limbah terpusat

atau Jakarta Sewerage. Giant Sea Wall sendiri ditargetkan akan rampung pada tahun 2024. Sedangkan 15 zona proyek

Jakarta Sewerage ditargetkan selesai dalam waktu yang sama.

"Nah jadi pak Gubernur berharap bahwa Giant Sea Wall ini akan membantu pembangunan Jakarta Sewerage. Jakarta

Sewerage ini kan kalau normal dibiayai oleh pemerintah selesainya akan 2050. Kata Pak Gubernur itu kelamaan.

Karena Giant Sea Wall ini yang tahap 1 akan selesai pada 2024 maka diharapkan Jakarta Sewerage itu 2024 juga kan

selesai. Jadi itu akan dijadikan satu paket dengan Giant Sea Wall," kata Dedi.

"Tapi untuk zona 1 sekarang tetap akan dibangun oleh pemerintah. Zonanya kan ada 15. Zona 1 akan dibangun oleh

pemerintah dan akan dikasihkan ke swasta," tutupnya.

(zul/feb)

Pembangunan Giant Sea Waall ini adalah solusi yang benar karena air hujan

di simpan dijadikan air baku dan Jakarta bisa bebas banjir karena air hujan

tersebut alirannya bisa di atur dengan pompa serta tidak terpengaruh

dengan air pasang laut, tetapi hasil kelayakannya belum selesai.

Sekiranya tidak layak seperti yang disampaikan oleh Wakil Gubernur DKI

seperti berikut beritanya :

Page 43: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak yakin megaproyek penanggulangan banjir, deep tunnel dan giant sea wall, jadi dibangun. Menurut dia, Pemprov DKI Jakarta tidak akan mengalokasikan anggaran sepersen pun untuk membangun proyek ratusan triliun tersebut.

"Dulu kita berpikir bangun giant sea wall untuk menahan rob, sebuah ide bagus. Tapi, sekarang apa masih perlu bikin itu?" kata Basuki, saat berkunjung ke kantor Kompas.com, Palmerah, Jakarta, Rabu (15/1/2014).

Kajian pembangunan megaproyek giant sea wall dibutuhkan Jakarta pada 20 tahun yang lalu. Hingga saat ini, kata dia, Pemprov DKI masih mencari investor atau pihak swasta yang mau melakukan feasibility study (uji kelayakan) dan membangun megaproyek giant sea wall. Apabila pihak investor atau swasta tidak ada yang berminat melakukan uji kelayakan, maka proyek tersebut ditengarai memang tidak feasible.

Daripada membangun giant sea wall, kata Basuki, lebih baik Pemprov DKI menjalankan program reklamasi 17 pulau. Selain dapat menanggulangi banjir di kawasan utara Jakarta, program tersebut diyakini mampu menarik para investor mereklamasi pulau.

Beberapa waktu lalu, Basuki sempat disambangi oleh pihak asing. Pihak asing itu berniat ikut membangun giant sea wall, tetapi kekurangan biaya untuk melakukan uji kelayakan. Saat itu juga, Basuki berujar, jika ingin mencari untung dari proyek giant sea wall, terlebih dahulu biayai uji kelayakannya. Pemprov DKI hanya bertugas untuk memberikan izin pada investor.

"Desain giant sea wall ini kelihatan hebat sekali seperti garuda yang mengepakkan sayap. Tapi, gimana? Reklamasi 17 pulau saja belum dikerjakan," kata Basuki.

Sama halnya dengan giant sea wall, proyek terowongan bawah tanah, deep tunnel, juga dinilai tidak layak. Sebab, kata Basuki, konsep deep tunnel yang dibangun di Malaysia berbeda dengan yang akan dibangun di Jakarta.

Ia mengaku, tak sedikit investor yang tertarik membangun megaproyek itu di awal pemerintahannya bersama Jokowi. Namun, hingga saat ini, pihak investor itu tidak lagi menyambanginya. Hal itu berarti pihak investor telah mengetahui apakah proyek tersebut layak dibangun atau tidak.

Dalam pembangunan proyek besar, Basuki enggan berspekulasi. Lebih baik, pihak swasta yang melakukan uji kelayakan. Apabila memang layak, nantinya swasta pula yang akan meraup keuntungannya.

"Walaupun kita enggak menaruh uang, tapi tetap kita masukkan proyeknya ke rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) 2013-2017," ujarnya.

Giant sea wall ini merupakan salah satu gagasan Foke, sapaan mantan gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, untuk menjaga dari bahaya rob dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan air bersih. Ada jalan melingkar di atas giant sea wall dan pusat pertumbuhan ekonomi baru. Sementara itu, megaproyek deep tunnel nantinya dapat berfungsi untuk beragam kepentingan. Selain sebagai saluran air raksasa pada saat banjir, di saat yang lain juga bisa sebagai sarana transportasi, jalan tol, fiber optik, penyaluran air, transportasi kendaraan, jalur utilitas PLN, gas, telepon, dan sebagainya.

Penulis masih mempunyai dua alternative yang fungsinya masih sama

dengan pembangunan Giant Sea Wall tersebut yaitu

Alternatve 1.

1. Membuat Waduk di sepanjang pantai utara Jakarta, yang berfungsi

sepert Waduk pluit tetapi lebih luas dan tidak perlu dalam karena

fungsinya hanya supaya debit banjir yang datang dari BKB dan BKT

serta sungai lainnya bisa mengalir scara grafitasi dengan cara air di

Page 44: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

waduk tersebut dipompa kelaut dengan kapasitas pompa sama

dengan debit yang masuk ke waduk.

2. Untuk membendung pengaruh air pasang laut , seluruh tepi pantai

utara di buat tanggul untuk menjaga tinggi air pasang laut.

Berikut gambar dari Alternative 1. Letak waduk di antara sepanjang

pantai tidak seluruh pantai, yang terpenting aliran BKB dan BKT masuk

terlebih dulu ke Waduk tersebut.

A

Page 45: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

Alternative 2.

Membuat Waduk di Muara BKB dan BKT seperti di bawah ini :

Pond Pond

A

A

Muara BKBMuara BKT

Page 46: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

Dasar sungai

Muka air sungaiMuka air laut/ el. + 0

Kondisi

sekarang

Potongan A - A

Kondisi setelah

ada Waduk

Muka air sungai

Muka air laut / el. + 0

Muka air waduk/ el. - 3 - 3 m

Dasar sungai

Dasar laut

Dasar Laut

Jika pada musim hujan permukaan air di waduk di turunkan minus (-3 m) dibawahelevasi muka air Laut (elv. + 0 ) dengan cara di pompa sebelum musim hujan datang,antara bulan Nopember, dengan kondisi tersebut jika hujan turun air limpasan yangmasuk ke bkt dan bkb langsung terbuang secara lancar karena posisi air di waduklebih rendah dari pada muka air di bkt dan bkb.

Perhitungan secara estimasi, perkiraan debit banjir dengan kala ulang 100

tahun pada tiga sungai :

BKT debit banjirnya sebesar Q = 591,20 m3/detik,

BKB debit banjirnya sebesar Q = 699,80 m3/detik

Cengkaeng Drain debit Banjirnya Q = 593.30 m3/detik

dari sumber hasil analisa oleh PT.MULTIMERA HARAPAN ENGINERING

CONSULTANT Tahun 2009

Jika intensitas hujan selama 6 jam

Volume air yang harus ditampung di waduk BKT = 12,7 juta m3 dan

Volume air yang harus ditampung di waduk BKB & Cengkaren = 27.9 juta

m3

Jika kedalaman yang dipakai 3 m maka

Page 47: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

Luas waduk untuk BKT = 455 Ha dan

Luas waduk untuk BKB & Cengkareng = 930 Ha

Kapasitas waduk yang direncanakan dengan kedalaman rata rata 6m

volume waduk BKT = 25,4 juta m3 dan

volume waduk BKB dan Cenkareng Drain = 56 juta m3

2

3

Kapasitas : 56 juta m3Luas : 930 Ha

Panjang : 8400 m

Lebar : 1100 m

Kedalaman : 6 m

Kapasitas Pompa : 5 m3/detKebutuhan pompa : 20 unit

Waktu operasi Pompa :3,5 hari

untuk menurunkan elevasi minus 3m

dibawah elevasi muka air laut

Kapasitas : 25,4 juta m3Luas : 455 Ha

Panjang : 7000 m

Lebar : 650 m

Kedalaman : 6 m

Papasitas pompa : 5 m3/detKebutuhan pompa : 10 unit

Waktu operasi pompa : 3,5 hari

untuk menurunkan elevasi minus3 m

dibawah muka air laut

Data Waduk BKB & Cengkareng Drain

Data Waduk BKT

Estimasi data Waduk

Page 48: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

PRINSIP PENGOPERASIAN WADUK

Secara teknis sama seperti cara pengopersian waduk pluit, kalau waduk

pluit mengamankan wilayah pluit saja kalau waduk BKT dan Waduk BKB ini

mengamankan wilayah Jakarta seluruhnya.

1. Melalui informasi dari BMG kita tahu bahwa musim hujan

akan datang dan perkiraan hujan dg intensitasnya kita

akan tahu waktu dan lamanya hujan.

2. Perkiraan musim hujan pada bulan Nopember, dari bulan ini

permukaan air di waduk kita turunkan untuk supaya jika ada

hujan sedang bisa cepat ke waduk dan jika hujan besar kita

turunkan sesuai rencana yaitu minis 3 m dibawah muka air

laut. Dengan cara di pompa dan dibuang kelaut.

Setelah musim hujan akan ber akhir permukaan waduk mulai kita naikkan

sampai sama dengan muka air laut.

3. Air dalam waduk secara terus menerus akan terisi oleh air sungai

yang alirannya mendapat suplai dari resapan waktu musim hujan

melalui aliran bawah tanah ( base flow) walaupun sudah tidak ada

hujan.

4. Kondisi air di waduk pada awal pembuatan secara ber angsur angsur

akan terganti oleh air hujan dan air asin akan di pompa ke laut.

5. Setelah air di waduk sudah terganti dengan air tawar , air tersebut

dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan untuk pemerintah DKI.

6. Dengan demikian tujuan dari hydrology cicle yang difirmankan oleh

Allah SWT telah sesuai, insya Allah bermanfaat amiin.

Page 49: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

Dibawah ini penulis membuat asumsi maupun estimasi volume

limpasan air hujan yang terjadi di Jakarta jika musim hujan telah tiba,

Tabel 3. Penggolongan hujan daerah Jakarta sesuai dengan intensitasnya

(Sumber :BMG Jakarta)

Keterangan Intensitas hujan

Hujan ringan 5 – 20 mm/hari

Hujan sedang 20 – 50 mm/hari

Hujan lebat 50 – 100 mm/hari

Hujan sangat lebat > 100 mm/hari

Hujan lebat = 100 mm /hari = 0.1 m /hari

Sedangkan 1 x hujan lebat di jakarta limpasannya

= 0.95 x 0. 1 x 664 000 000 = 63.080.000 m3/hari

Sedangkan 1 x hujan sedang di jakarta limpasannya

= 0.95 x 0. 05 x 664 000 000 = 31.540.000 m3/hari

Sedangkan 1 x hujan ringan di jakarta limpasannya

= 0.95 x 0. 02 x 664 000 000 = 12.616.000 m3/hari

Dari rata-rata hujan tahunan

Sedangkan 1 x hujan rata - rata harian di jakarta limpasannya

= 0.95 x 0. 01388 x 664 000 000 = 8.755.504 m3 / hari

Dan dibawah ini penulis menyarankan untuk pengoperasian waduk dan situ

yang ada di Jakarta, karena selama ini mungkin tidak pernah dilakukan

Page 50: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

sebelumnya jika sebelum hujan turun sebaiknya muka air waduk diturunkan

sedalam mungkin melalui grafitasi dengan membuka pintu penguras jika

ada atau jika memungkinkan, tetapi kalau tidak memungkinkan dipompa ke

sungai. Turunnya hujan bisa di monitor dari ramalan BMKG

PENGOPERASIAN WADUK DAN SITU UNTUK MENGURANGI BANJIR DI JAKARTA

Luas waduk di jakarta = 198.26 Ha = 1 982 600 m2

Luas situ situ di jakarta = 115.3 Ha = 1 153 000 m2

Kalau muka air di dalam waduk dan di situ di turunkan 2 meter sebelum

hujan datang dari bogor atau sebelum hujan turun di jakarta

Waduk dan situ akan bisa menampung limpasan hujan sebesar

= 3.135.600 x 2 m = 6.271.200 m3

Rekayasa Penurunan muka air waduk atau situ berkurang 2 meter dari

muka air maximum akan berdampak berkurangnya genangan

10 % kalau terjadi hujan lebat

20 % kalau terjadi hujan sedang dan

50 % kalau terjadi hujan ringan

70 % kalau terjadi hujan rata rata harian

Sesuai dengan maksud dan tujuan diturunkannya hujan untuk kebutuhan air

tawar terutama manusia, maka di bawah ini kami estimasikan total air tawar

yang di dapat kalau hujan itu turun di Jakarta atau di DAS .

LIMPASAN AIR HUJAN

Berdasarkan data statistik, curah Hujan rata-rata di Indonesia adalah 2779

mm per tahun. Misalkan untuk di Jakarta curah hujan sekitar 2500 mm per

Page 51: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

tahun, dengan jumlah hari hujan 180 hari/tahun. Jika dihitung secara

sederhana maka intensitas hujan rata-rata adalaha 2500/180 mm/hari-hujan

sama dengan 13. 888 mm/hr = 0,01388 m/hari

Air yang bisa di tampung jika hujan merata dengan luas Jakarta 664 km2

atau 664 000 000 m2

Misal coeefisian run off = 0.75

Q = C I A

= 0,75 x 0,01388 x180 x 664 000 000 x 0,50 (luas tanah di pakai 50% nya)

= 1,8738 x 332 000 000

= 622.101 600 m3 / tahun

Kebutuhan air baku di hitung berdasarkan kebutuhan per orang =

30 l/hari/orang

Penduduk Jakarta = 12 juta

= 30 x 12 000 000 x 365 hari

= 131.400 000 m3/tahun

Kebutuhan air dihitung secara debit = 30 000 liter /detik = 30 m3/detik

Kebutuhan 1 tahun = 30 x 86 000 dtik

= 2.592.000 m3/hari

= 946.080.000 m3/tahun

Dan dibawah ini kalau hujan turun di daerah aliran Sungai selama 1 Tahun

Page 52: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

No. Sungai Koef. Runoff Intensitas Hujan hari hujan DAS Volume

C m/hari-hujan m2 m3/tahun

1 Angke 0.75 0.01388 180 239750000 449243550

2 Pesanggrahan 0.75 0.01388 180 177370000 332355906

3 Krukut grogol 0.75 0.01388 180 221990000 415964862

4 Ciliwung 0.75 0.01388 180 374720000 702150336

5 Sunter 0.75 0.01388 180 153490000 287609562

6 Cakung 0.75 0.01388 180 134030000 251145414

7 Mokervat 0.75 0.01388 180 25710000 48175398

8 kali baru barat 0.75 0.01388 180 8430000 15796134

9 kali baru timur 0.75 0.01388 180 0

10 cipinang 0.75 0.01388 180 57430000 107612334

11 kali buaran 0.75 0.01388 180 8930000 16733034

12 kali jati kramat 0.75 0.01388 180 37020000 69368076

TOTAL 2696154606

Seandainya air hujan itu bisa di tampung pada waktu hujan yang Daerah

aliran sungai dan Wilayah DKI seperti saat ini kondisinya volumenya adalah 3

milyart meter kubik per tahun sedangkan kebutuhan DKI hanya 1 milyart

meter kubik per tahun. Ini sudah melebihi yang di butuhkan diluar kebutuhan

industry dan lain lain.

Kesimpulan dari solusi Pengendalian Banjir di DKI adalah.

1. Perbaikan tanah resapan di DAS dan DKI aplikasikan hasil studi

Depatemen Kehutanan judul RENCANA DETIL PENANGANAN BANJIR

JABODETABEKJUR

2. Pembutan Waduk di hilir atau di laut untuk menampung air hujan serta

normalisasi seluruh sungai dan drainase di DKI.

Page 53: Banjir Jakarta ,Hujan Itu Rahmat Bukan Musibah

Untuk Penanggulangan Banjir secara umum atau mencegah banjir adalah

harus kembali ke filosofi inti ditunrunkannya hujan tersebut itu adalah pokok

persoalannya karena, itu hukum dari Allah SWT yang Maha benar dengan

firmannya :

Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah

menurunkan air dari langit, maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber di

bumi kemudian ditumbuhkannya-Nya dengan air itu tanaman-tanaman

yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu Kami

melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-

derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat

pelajaran bagi orang-orang yang berakal”. (QS.Az-Zumar,:21).

Saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih atas data data dari sumber

para pakar yang telah memberikan datanya melalui penampilannya di

internet tanpa data data dari nara sumber tersebut saya tidak bisa

memberikan kesimpulan tersebut sebab itu data dan fakta apa yang terjadi

selama hampir 40 tahun terakhir ini, dan insya Allh tulisan saya ini bermanfaat

bagi yang membacanya, amiiiiiiin.

Wassalam Mualaikum WR.WB.

Djoko Suryanto

Hp. 08129526683