senin, 28 februari 2011 | media indonesia menanti sepur … filemenanggung beban yang berat karena...

1
18 SENIN, 28 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA E KONOMI NASIONAL BANK pembangunan daerah (BPD) seharusnya lebih ber- tanggung jawab terhadap pem- bangunan daerahnya, khusus- nya bagi pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Namun, sebagian besar kredit BPD justru disalur- kan sebagai kredit konsumsi. ”Secara moral, BPD harusnya yang jadi motor mikro di dae- rah, bukan bank-bank nasional seperti Mandiri atau BCA,” tu- tur Kepala Biro Pengembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan UMKM Bank Indonesia (BI) Santoso Wibowo di Jakarta, akhir pekan lalu. Selama ini, lanjutnya, lebih dari 50% kredit BPD disalurkan kepada pegawai pemerintah daerah atau pegawai perusa- haan daerah sebagai kredit konsumsi. Meski demikian, dari penelitian BI, 40% dari kredit konsumtif yang didapat debitur, dipakai untuk kegiatan produktif. Misalnya, seorang nasabah mengajukan kredit produktif senilai Rp5 juta. Sebanyak Rp2 juta dibelikan bahan baku. Sisanya, dibelikan barang kon- sumsi seperti televisi dan pera- botan rumah. Faktor lain dari tingginya kredit konsumsi, lanjutnya, adalah persyaratan yang relatif lebih mudah dengan jangka waktu pencairan lebih cepat ketimbang kredit investasi atau modal kerja. Di sisi lain, bank juga cen- derung mengklasifikasikan kredit UMKM ke dalam kredit konsumtif karena kemudahan analisis kredit dan keuntungan dari suku bunganya. ”Mereka (pelaku UMKM) bi- langnya memang bukan kredit yang murah, tapi kredit yang mudah. Walaupun begitu, kita tak boleh diam. BI tentu akan mengupayakan agar kredit bisa murah,” ujar Santoso. Dengan kondisi itu, peran BPD dalam mengembangkan daerah dianggap belum opti- mal. BI menantang BPD untuk lebih giat menyalurkan kredit produktif di daerahnya. Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Winny Erwindia mengatakan akan mendorong BPD agar bisa lebih bermanfaat bagi dae- rahnya dengan pembiayaan produktif. “Dengan kata lain, mengubah pembiayaan yang lebih banyak konsumtif ke produktif.” Menurut Winny, BPD harus cepat memanfaatkan peluang pertumbuhan ekonomi sebe- lum peluang tersebut direbut bank-bank lain. Dengan pro- gram BPD Regional Champion, pertumbuhan BPD diharapkan mencapai sekitar 20% per ta- hun. Untuk mewujudkan itu, BPD akan terus meningkatkan pro- gram channeling dengan lem- baga keuangan mikro dan bank perkreditan rakyat (BPR). “BPD akan berfungsi sebagai apex- nya BPR,” ujar Winny. (*/E-3) PT PLN (persero) berencana menurunkan tarif listrik untuk kalangan industri dalam waktu dekat, khususnya pada pemakai- an pukul 23.00 sampai pukul 07.00. Konsep penurunan itu diakui masih dalam tahap peng- godokan, tetapi direncanakan dapat menurunkan tarif listrik sekitar 20%. “Saat ini industri membayar listrik rata-rata sebesar Rp730/ kWh (kilowatt hour) selama 24 jam. Dengan aturan baru itu, nanti tarif pada kurun waktu 8 jam itu bisa jadi hanya sekitar Rp550/kWh,” ungkap Direktur Utama PLN Dahlan Iskan dalam siaran persnya, kemarin. Menurutnya, penurunan tarif tersebut dimaksudkan untuk mendorong industri agar mam- pu melakukan esiensi secara besar-besaran. Caranya dengan menggeser jam kerja mereka. Hal itu sekaligus memberikan kesempatan kepada tenaga kerja untuk memperoleh penghasilan lebih baik. Soalnya, bekerja di malam hari seharusnya menda- pat upah tambahan. “PLN memang sangat prihatin melihat kenaikan harga mi- nyak mentah dunia yang sangat mengkhawatirkan. Penurunan tarif ini antara lain juga sebagai bentuk antisipasi PLN untuk menekan biaya produksi listrik yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM),” ujar Dahlan. Di samping itu, dengan penu- runan tarif tengah malam itu diharapkan industri bisa me- ngurangi pemakaian listrik di sore hari. Bahkan, industri di- dorong untuk lebih dapat total melakukan aktivitas produksi mereka pada malam hari. Seperti diketahui, PLN harus memproduksi listrik 5.000 mega- watt (Mw) lebih banyak pada pukul 17.00 sampai 22.00, un- tuk memenuhi kebutuhan saat beban puncak. Akibatnya, PLN menanggung beban yang berat karena untuk beban puncak itu harus menggunakan BBM. Hal itu diperparah ketika pasokan gas untuk perusahaan listrik pelat merah itu pun terus menurun. Dahlan mengilus- trasikan, untuk setiap kehilang- an gas sebanyak 100 million metric british thermal unit per day (mmbtud), PLN harus menge- luarkan biaya tambahan sekitar Rp6 triliun setahun. Di samping itu, beban puncak Jawa-Bali sekarang ini mencapai 18.365 Mw, naik 1.000 Mw ketimbang tahun lalu. Belum lama ini, PLN dan Aso- siasi Pengusaha Indonesia telah mencapai kesepakatan tentang penyelesaian kisruh tarif listrik. Hal ini terkait pencabutan batas (capping) 18% penaikan tarif listrik. Dengan kesepakatan tersebut, pelanggan industri diharapkan bisa segera memba- yar dengan skema non-capping. (*/E-5) PEMERINTAH mendorong Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menjadi pusat ekonomi baru untuk menyaingi Singapura. Sebagai langkah awal, provinsi itu didorong menjadi penyuplai sayuran ke negeri jiran itu. “Tempat kita ini adalah satelit Singapura. Kita akan menjadi new economy center,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di sela rapat kerja di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, kemarin. Pemerintah berencana men- jadikan Kepri sebagai pemasok utama produk pertanian bagi Singapura. Untuk itu, presiden menugasi peneliti dari Institut Pertanian Bogor untuk mencari jenis produk pertanian yang cocok dikembangkan di Kepri. Ini akan didukung rencana pembukaan lahan pertanian khusus untuk produk perta- nian unggulan. Hal sama diungkap Menteri Koordinator bidang Perekono- mian Hatta Rajasa. Menurut dia, Indonesia telah memenuhi 10% dari kebutuhan sayur di Singapura di 2010. “Sampai 2014, kita sudah harus mening- katkan di atas 40%,” katanya. Selain pusat pertanian dan wisata, rapat kemarin juga mendorong Kepri menjadi ka- wasan terpadu untuk berbagai sektor, antara lain perikanan, jasa bisnis, dan pariwisata. Un- tuk itu, pemerintah akan mem- bangun sejumlah infrastruktur, khususnya pelabuhan dan jembatan. Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pengu- saha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi menilai rencana itu tidak efektif. Buruknya koordi- nasi antarotoritas serta inkon- sistensi penerapan kebijakan menjadi penghambat. “Selama koordinasi antara otoritas pusat dan daerah masih buruk dan kebijakan bea cukai, perpajakan, sampai pertanahan diterapkan secara inkonsisten, rencana itu tidak akan ada hasilnya,” ujarnya. Ia mencontohkan aksi serupa yang pernah dilakukan peme- rintah di Batam. Menurutnya, pembangunan pusat ekonomi di wilayah itu sama sekali tidak membuahkan hasil signikan bagi pertumbuhan ekonomi na- sional. Yang ada, Batam hanya menjadi surga untuk barang- barang selundupan. “Lihat saja apa ada pertum- buhan investasi di Batam dalam beberapa tahun terakhir? Jum- lah investor terus menurun. Ka- lau pemerintah masih seperti itu, lebih baik tidak usahlah bangun pusat ekonomi baru,” pungkasnya. (Ant/CS/E-5) PLN akan Turunkan Tarif Industri 20% Pemerintah Bangun Pusat Ekonomi Kepri Pembangunan Daerah Minim Peran BPD Lihat saja apa ada pertumbuhan investasi di Batam dalam beberapa tahun terakhir? Jumlah investor terus menurun.” Sofjan Wanandi Ketua Umum Apindo KAMPOENG BNI: Ketua Cita Tenun Indonesia Okke Hatta Rajasa menyerahkan laporan usaha tenun songket Kampoeng BNI di Kecamatan Indralaya kepada istri Dirut BNI Retno Gatot Suwondo (tengah) disaksikan Pemimpin Divisi Komunikasi dan Kesekretariatan BNI Putu Bagus Kresna (kanan) di Indralaya, Sumatra Selatan, akhir pekan lalu. ANTARA/NILA FU’ADI CHRISTINA SIHITE B AGI penduduk Ja- karta, jika berniat ke Bandara Soekarno- Hatta sedikitnya dibu- tuhkan alokasi waktu 2 jam untuk aman. Sudah menjadi hal biasa, jalan menuju bandara ini kerap dilanda macet parah, bahkan dilanda banjir. Kondisi ini mendesak diwujudkannya jalur kereta api (KA) angkutan langsung menuju bandara. Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono meng- ungkapkan, proses konstruksi proyek jalur KA menuju Bandara Soekarno Hatta dengan jalur ekspres rute Manggarai-Dukuh Atas-Tanah Abang-Angke-Ban- dara Soekarno Hatta rencananya akan dimulai pada semester II 2013. Jalur tersebut diharapkan dapat mulai beroperasi antara 2015 hingga 2016. Pejabat nomor dua di Kemen- terian Perhubungan (Kemenhub) ini menyatakan pihaknya tengah menyelesaikan studi kelayakan dan mempersiapkan tender ulang pembangunan proyek itu. Rencananya, tender dilakukan awal 2012 atau setelah proses pembebasan lahan tuntas. Kendati begitu, dia mem- perkirakan anggaran pemba- ngunan jalur KA sepanjang 33 km tersebut akan membengkak dari proyeksi awal Rp4,6 triliun menjadi sekitar Rp10 triliun. Kenaikan tersebut disebabkan adanya perubahan desain pem- bangunan, yakni konsep lajur tunggal menjadi lajur ganda dengan konstruksi layang dan jalur khusus penumpang ke bandara (dedicated line). “Pada konsep awal polanya tercampur dengan jalur kereta api lain, pada konsep baru ini akan dipisah, sehingga akan menggu- nakan dedicated line,” tuturnya di Jakarta, akhir pekan lalu. Sebagai proyek kemitraan pemerintah dan swasta (KPS), pemerintah menunjuk PT Pen- jaminan Infrastruktur Indone- sia. Namun, mekanisme pen- jaminan masih menunggu hasil studi kelayakan yang ditangani PT Sarana Multi Infrastruktur. “Nanti garansinya berapa, perlu lihat hasil studi kelaya- kannya. Yang pasti dijamin PII tentu share investasi atau subsidi dari pemerintah, lalu jaminan jumlah penumpang minimal, atau misal ada ke- ringanan pajak,” ungkap Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Tundjung Inderawan. Kekurangan dana Sementara itu terkait pem- benahan infrastruktur trans- portasi, hingga 2014 diper- kirakan kebutuhan dananya mencapai US$120 miliar. Hal ini diungkap Presiden Direk- tur Japan External Trade Or- ganization Jakarta, Takashi Nakayama. Keterbatasan dana yang dihadapi pemerintah dalam mengatasi persoalan ini menyebabkan peran swasta sangat dibutuhkan. Sementara itu, peneliti per- keretaapian LIPI Taufik Hi- dayat juga menyinggung mi- nimnya perawatan sarana KA oleh PT Kereta Api Indonesia. Ini di antaranya ditandai belum adanya performance indicator spesik untuk perawatan. Se- lain itu, belum konsistennya pencatatan data perawatan, studi banding perawatan yang sangat terbatas, serta keter- batasan kompetensi sumber daya manusia. Hal ini ditenga- rai merupakan dampak minim- nya dana perawatan. Untuk itu, Kemenhub me- ngajukan ketentuan subsidi penyelenggaraan angkutan KA diatur dalam bentuk Peraturan Presiden. Selama ini aturan itu hanya dituangkan melalui surat keputusan bersama men- teri. Sehingga, pencairan dana kerap terlambat. Padahal, un- tuk perawatan dan pengopera- sian prasarana KA dibutuhkan sedikitnya Rp1,2 triliun untuk 4 ribu km rel di seluruh Tanah Air. (AW/Ant/E-5) [email protected] Kebutuhan dana pembenahan infrastruktur transportasi hingga 2014 mencapai US$120 miliar. Menanti Sepur ke Bandara PENGEMBANGAN UMKM: Penjaga stan menunggui hasil kerajinan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)dari eceng gondok saat pembukaan Festival Kampoeng Soerabaia di Taman Surya, Balai Kota Surabaya, beberapa waktu lalu. Bank pembangunan daerah seharusnya lebih bertanggung jawab terhadap pembangunan daerahnya, khususnya bagi pengembangan UMKM. ANTARA/ERIC IRENG

Upload: dangliem

Post on 10-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

18 SENIN, 28 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIAEKONOMI NASIONAL

BANK pembangunan daerah (BPD) seharusnya lebih ber-tanggung jawab terhadap pem-bangunan daerahnya, khusus-nya bagi pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah

(UMKM). Namun, sebagian besar kredit BPD justru disalur-kan sebagai kredit konsumsi.

”Secara moral, BPD harusnya yang jadi motor mikro di dae-rah, bukan bank-bank nasional

seperti Mandiri atau BCA,” tu-tur Kepala Biro Pengembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan UMKM Bank Indonesia (BI) Santoso Wibowo di Jakarta, akhir pekan lalu.

Selama ini, lanjutnya, lebih dari 50% kredit BPD disalurkan kepada pegawai pemerintah daerah atau pegawai perusa-haan daerah sebagai kredit konsumsi. Meski demikian, dari penelitian BI, 40% dari kredit konsumtif yang didapat debitur, dipakai untuk kegiatan produktif.

Misalnya, seorang nasabah mengajukan kredit produktif senilai Rp5 juta. Sebanyak Rp2 juta dibelikan bahan baku. Sisanya, dibelikan barang kon-sumsi seperti televisi dan pera-botan rumah.

Faktor lain dari tingginya kredit konsumsi, lanjutnya, adalah persyaratan yang relatif lebih mudah dengan jangka waktu pencairan lebih cepat ketimbang kredit investasi atau modal kerja.

Di sisi lain, bank juga cen-derung mengklasifikasikan kredit UMKM ke dalam kredit konsumtif karena kemudahan analisis kredit dan keuntungan dari suku bunganya.

”Mereka (pelaku UMKM) bi-langnya memang bukan kredit yang murah, tapi kredit yang mudah. Walaupun begitu, kita tak boleh diam. BI tentu akan

mengupayakan agar kredit bisa murah,” ujar Santoso.

Dengan kondisi itu, peran BPD dalam mengembangkan daerah dianggap belum opti-mal. BI menantang BPD untuk lebih giat menyalurkan kredit produktif di daerahnya.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Winny Erwindia mengatakan akan mendorong BPD agar bisa lebih bermanfaat bagi dae-rahnya dengan pembiayaan produktif. “Dengan kata lain, mengubah pembiayaan yang lebih banyak konsumtif ke produktif.”

Menurut Winny, BPD harus cepat memanfaatkan peluang pertumbuhan ekonomi sebe-lum peluang tersebut direbut bank-bank lain. Dengan pro-gram BPD Regional Champion, pertumbuhan BPD diharapkan mencapai sekitar 20% per ta-hun.

Untuk mewujudkan itu, BPD akan terus meningkatkan pro-gram channeling dengan lem-baga keuangan mikro dan bank perkreditan rakyat (BPR). “BPD akan berfungsi sebagai apex-nya BPR,” ujar Winny. (*/E-3)

PT PLN (persero) berencana menurunkan tarif listrik untuk kalangan industri dalam waktu dekat, khususnya pada pemakai-an pukul 23.00 sampai pukul 07.00. Konsep penurunan itu diakui masih dalam tahap peng-godokan, tetapi direncanakan dapat menurunkan tarif listrik sekitar 20%.

“Saat ini industri membayar listrik rata-rata sebesar Rp730/kWh (kilowatt hour) selama 24 jam. Dengan aturan baru itu, nanti tarif pada kurun waktu 8 jam itu bisa jadi hanya sekitar Rp550/kWh,” ungkap Direktur Utama PLN Dahlan Iskan dalam siaran persnya, kemarin.

Menurutnya, penurunan tarif tersebut dimaksudkan untuk mendorong industri agar mam-pu melakukan efi siensi secara besar-besaran. Caranya dengan menggeser jam kerja mereka. Hal itu sekaligus memberikan kesempatan kepada tenaga kerja untuk memperoleh penghasilan lebih baik. Soalnya, bekerja di malam hari seharusnya menda-pat upah tambahan.

“PLN memang sangat prihatin melihat kenaikan harga mi-nyak mentah dunia yang sangat mengkhawatirkan. Penurunan tarif ini antara lain juga sebagai bentuk antisipasi PLN untuk menekan biaya produksi listrik yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM),” ujar Dahlan.

Di samping itu, dengan penu-

runan tarif tengah malam itu diharapkan industri bisa me-ngurangi pemakaian listrik di sore hari. Bahkan, industri di-dorong untuk lebih dapat total melakukan aktivitas produksi mereka pada malam hari.

Seperti diketahui, PLN harus memproduksi listrik 5.000 mega-watt (Mw) lebih banyak pada pukul 17.00 sampai 22.00, un-tuk memenuhi kebutuhan saat beban puncak. Akibatnya, PLN menanggung beban yang berat karena untuk beban puncak itu harus menggunakan BBM.

Hal itu diperparah ketika pasokan gas untuk perusahaan listrik pelat merah itu pun terus menurun. Dahlan mengilus-trasikan, untuk setiap kehilang-an gas sebanyak 100 million metric british thermal unit per day (mmbtud), PLN harus menge-luarkan biaya tambahan sekitar Rp6 triliun setahun. Di samping itu, beban puncak Jawa-Bali sekarang ini mencapai 18.365 Mw, naik 1.000 Mw ketimbang tahun lalu.

Belum lama ini, PLN dan Aso-siasi Pengusaha Indonesia telah mencapai kesepakatan tentang penyelesaian kisruh tarif listrik. Hal ini terkait pencabutan batas (capping) 18% penaikan tarif listrik. Dengan kesepakatan tersebut, pelanggan industri diharapkan bisa segera memba-yar dengan skema non-capping. (*/E-5)

PEMERINTAH mendorong Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menjadi pusat ekonomi baru untuk menyaingi Singapura. Sebagai langkah awal, provinsi itu didorong menjadi penyuplai sayuran ke negeri jiran itu.

“Tempat kita ini adalah satelit Singapura. Kita akan menjadi new economy center,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di sela rapat kerja di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, kemarin.

Pemerintah berencana men-jadikan Kepri sebagai pemasok utama produk pertanian bagi Singapura. Untuk itu, presiden menugasi peneliti dari Institut Pertanian Bogor untuk mencari jenis produk pertanian yang cocok dikembangkan di Kepri. Ini akan didukung rencana pembukaan lahan pertanian khusus untuk produk perta-nian unggulan.

Hal sama diungkap Menteri Koordinator bidang Perekono-mian Hatta Rajasa. Menurut dia, Indonesia telah memenuhi

10% dari kebutuhan sayur di Singapura di 2010. “Sampai 2014, kita sudah harus mening-katkan di atas 40%,” katanya.

Selain pusat pertanian dan wisata, rapat kemarin juga mendorong Kepri menjadi ka-wasan terpadu untuk berbagai sektor, antara lain perikanan, jasa bisnis, dan pariwisata. Un-tuk itu, pemerintah akan mem-bangun sejumlah infrastruktur, khususnya pelabuhan dan jembatan.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pengu-saha Indonesia (Apindo) Sofjan

Wanandi menilai rencana itu tidak efektif. Buruknya koordi-nasi antarotoritas serta inkon-sistensi penerapan kebijakan menjadi penghambat.

“Selama koordinasi antara otoritas pusat dan daerah masih buruk dan kebijakan bea cukai, perpajakan, sampai pertanahan diterapkan secara inkonsisten, rencana itu tidak akan ada hasilnya,” ujarnya.

Ia mencontohkan aksi serupa yang pernah dilakukan peme-rintah di Batam. Menurutnya, pembangunan pusat ekonomi di wilayah itu sama sekali tidak membuahkan hasil signifi kan bagi pertumbuhan ekonomi na-sional. Yang ada, Batam hanya menjadi surga untuk barang-barang selundupan.

“Lihat saja apa ada pertum-buhan investasi di Batam dalam beberapa tahun terakhir? Jum-lah investor terus menurun. Ka-lau pemerintah masih se perti itu, lebih baik tidak usahlah bangun pusat ekonomi baru,” pungkasnya. (Ant/CS/E-5)

PLN akan Turunkan Tarif Industri 20%

Pemerintah Bangun Pusat Ekonomi Kepri

Pembangunan Daerah Minim Peran BPD

Lihat saja apa ada pertumbuhan

investasi di Batam dalam beberapa tahun terakhir? Jumlah investor terus menurun.”

Sofjan WanandiKetua Umum Apindo

KAMPOENG BNI: Ketua Cita Tenun Indonesia Okke Hatta Rajasa menyerahkan laporan usaha tenun songket Kampoeng BNI di Kecamatan Indralaya kepada istri Dirut BNI Retno Gatot Suwondo (tengah) disaksikan Pemimpin Divisi Komunikasi dan Kesekretariatan BNI Putu Bagus Kresna (kanan) di Indralaya, Sumatra Selatan, akhir pekan lalu.

ANTARA/NILA FU’ADI

CHRISTINA SIHITE

BAGI penduduk Ja-karta, jika berniat ke Bandara Soekarno-Hatta sedikitnya dibu-

tuhkan alokasi waktu 2 jam untuk aman. Sudah menjadi hal biasa, jalan menuju bandara ini kerap dilanda macet parah, bahkan dilanda banjir. Kondisi ini mendesak diwujudkannya jalur kereta api (KA) angkutan langsung menuju bandara.

Wakil Menteri Perhubung an Bambang Susantono meng-ungkapkan, proses konstruksi proyek jalur KA menuju Bandara Soekarno Hatta dengan jalur ekspres rute Manggarai-Dukuh Atas-Tanah Abang-Angke-Ban-dara Soekarno Hatta rencananya akan dimulai pada semester II 2013. Jalur tersebut diharapkan dapat mulai ber operasi antara 2015 hingga 2016.

Pejabat nomor dua di Kemen-terian Perhubungan (Kemenhub) ini menyatakan pihaknya tengah menyelesaikan studi kelayakan dan mempersiapkan tender ulang pembangunan proyek itu.

Rencananya, tender dilakukan awal 2012 atau setelah proses pembebasan lahan tuntas.

Kendati begitu, dia mem-perkirakan anggaran pemba-ngunan jalur KA sepanjang 33 km tersebut akan membengkak dari proyeksi awal Rp4,6 triliun menjadi sekitar Rp10 triliun.

Kenaikan tersebut disebabkan adanya perubahan desain pem-bangunan, yakni konsep lajur tunggal menjadi lajur ganda dengan konstruksi layang dan jalur khusus penumpang ke bandara (dedicated line).

“Pada konsep awal polanya tercampur dengan jalur kereta api

lain, pada konsep baru ini akan dipisah, sehingga akan menggu-nakan dedicated line,” tuturnya di Jakarta, akhir pekan lalu.

Sebagai proyek kemitraan pemerintah dan swasta (KPS), pemerintah menunjuk PT Pen-jaminan Infrastruktur Indone-sia. Namun, mekanisme pen-

jaminan masih menunggu hasil studi kelayakan yang ditangani PT Sarana Multi Infrastruktur.

“Nanti garansinya berapa, perlu lihat hasil studi kelaya-kannya. Yang pasti dijamin PII tentu share investasi atau subsidi dari pemerintah, lalu jaminan jumlah penumpang

minimal, atau misal ada ke-ringanan pajak,” ungkap Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Tundjung Inderawan.

Kekurangan danaSementara itu terkait pem-

benahan infrastruktur trans-portasi, hingga 2014 diper-

kirakan kebutuhan dananya mencapai US$120 miliar. Hal ini diungkap Presiden Direk-tur Japan External Trade Or-ganization Jakarta, Takashi Nakayama. Keterbatasan dana yang dihadapi pemerintah dalam mengatasi persoalan ini menyebabkan peran swasta sangat dibutuhkan.

Sementara itu, peneliti per-keretaapian LIPI Taufik Hi-dayat juga menyinggung mi-nimnya perawatan sarana KA oleh PT Kereta Api Indonesia. Ini di antaranya ditandai belum adanya performance indicator spesifi k untuk perawatan. Se-lain itu, belum konsistennya pencatatan data perawatan, studi banding perawatan yang sangat terbatas, serta keter-batasan kompetensi sumber daya manusia. Hal ini ditenga-rai merupakan dampak minim-nya dana perawatan.

Untuk itu, Kemenhub me-ngajukan ketentuan subsidi penyelenggaraan angkutan KA diatur dalam bentuk Peraturan Presiden. Selama ini aturan itu hanya dituangkan melalui surat keputusan bersama men-teri. Sehingga, pencairan dana kerap terlambat. Padahal, un-tuk perawatan dan pengopera-sian prasarana KA dibutuhkan sedikitnya Rp1,2 triliun untuk 4 ribu km rel di seluruh Tanah Air. (AW/Ant/E-5)

[email protected]

Kebutuhan dana pembenahan infrastruktur transportasi hingga 2014 mencapai US$120 miliar.

Menanti Sepur ke Bandara

PENGEMBANGAN UMKM: Penjaga stan menunggui hasil kerajinan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)dari eceng gondok saat pembukaan Festival Kampoeng Soerabaia di Taman Surya, Balai Kota Surabaya, beberapa waktu lalu. Bank pembangunan daerah seharusnya lebih bertanggung jawab terhadap pembangunan daerahnya, khususnya bagi pengembangan UMKM.

ANTARA/ERIC IRENG