senin, 12 desember 2011 khan, lupakan mayweather … · itu sebabnya mengapa tinju tidak pernah ada...

1
EKO SUPRIHATNO L UPAKAN saja niat menghadapi Floyd Mayweather, Manny Pacquiao, ataupun petinju andal dari kelas welter lainnya. Saat menghadapi La- mont Peterson saja, Amir Khan malah kehilangan dua gelar. Khan, petinju asal Inggris, harus merelakan mahkota kelas ringan super versi Asosiasi Tinju Dunia (WBA) dan kelas welter ringan versi Federasi Tinju Internasional (IBF), dalam pertarungan di Convention Center, Washington, Amerika Serikat, kemarin. Hakim Nelson Vazquez mem- berikan nilai 115-110, George Hill 112-113, dan Valerie Dorsett 112-113. Artinya, Peterson ha- nya menang tipis (split decision. Kekalahan Khan terjadi setelah wasit Joseph Cooper memo- tong raihan satu angkanya pada akhir ronde tujuh akibat mendorong lawan, dan dua angka di ronde 12 karena masih memukul saat break. Pemotongan itu menjadi amat krusial karena Khan sebetulnya sudah unggul dari lawannya. Tidak mengherankan kalau petinju yang kini menorehkan rekor 26-2 (18 KO) itu berteriak mahkotanya sengaja dirampas. ‘’Saya seperti menghadapi dua lawan di atas ring, wasit dan Peterson. Peterson terus mencoba menekan saya de- ngan kepala, dan pukulan yang rendah setiap saat. Dia menjadi begitu efektif ketika menekan, tapi saya bermain bersih sepan- jang pertandingan,’’ tutur Khan seusai laga. ‘’Anda bisa lihat sendiri ba- gaimana pertarungan itu karena saya menghadapi petinju tuan rumah. Itu sebabnya mengapa tinju tidak pernah ada di Wash- ington DC selama 20 tahun ka- rena Anda akan mendapatkan keputusan seperti ini,’’ tandas- nya. ‘’Saya siap untuk sebuah pertarungan ulang.’’ Khan sebelumnya sudah sesumbar menjadi petinju per- tama yang akan menodai rekor tidak terkalahkan Floyd May- weather Jr. Rekor Mayweather saat ini 42-0 (26 KO). ‘’Kapan pun (bertarung) saya siap untuk itu karena saya akan menjadi orang pertama yang mengalah- kannya,’’ tukas Khan beberapa waktu lalu. Khan yakin betul Mayweather sebenarnya tidak siap untuk menghadapi dirinya. Namun, seandainya berhasil diwujud- kan, pertarungan itu baru bisa dilakukan tahun depan. Na- mun, dalam mandatory fight (tarung wajib) dengan Peterson, Khan ternyata harus rela me- lepas gelarnya. Itu artinya niat dia meng- hadapi petinju sekelas May- weather harus dihilangkan dalam benaknya. Apalagi Khan berencana naik ke kelas welter pada awal 2012 untuk meng- hadapi petinju asal ‘Negeri Paman Sam’ tersebut. Diremehkan Di pihak lain, Peterson me- nyambut kemenangannya untuk membuktikan bahwa dirinya pantas sebagai juara. Atlet asal Amerika Serikat itu menyebutkan bahwa sebelum naik ring, dirinya hanyalah berposisi sebagai underdog. ‘’Ini pertarungan 12 ronde, bukan tiga ronde. Saya tidak khawatir ketika saya terjatuh karena pertarungan masih pan- jang. Apalagi banyak orang yang melihat saya hanya se- bagai underdog. Mereka seperti tidak memberikan saya kesem- patan untuk menang,’’ tegas Peterson. (AP/Reuters/R-3) [email protected] SENIN, 12 DESEMBER 2011 21 O LAHRAGA Khan, Lupakan Mayweather Peterson membuktikan dirinya pantas sebagai juara. Ia menyebutkan bahwa sebelum naik ring, dirinya hanya berposisi sebagai underdog. BERADU PUKULAN: Petinju Amerika Serikat Lamont Peterson (kanan) dan juara kelas ringan super versi WBA dan welter ringan versi IBF Amir Khan beradu pukulan dalam pertarungan di Washington, AS, kemarin. Peterson berhasil mengalahkan lawan dengan angka tipis. MINIMNYA prestasi tenis meja nasional belakangan ini mem- buat sejumlah pihak gundah. Pengurus Besar Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PB PTMSI) yang menggelar musyawarah nasional olahraga (munaslub) justru menimbul- kan pertanyaan. ‘’Kalau untuk meningkatkan kinerja itu bisa dibahas dalam musyawarah kerja nasional (mukernas), bukan munaslub. Biasanya munaslub digelar hanya jika ada hal-hal yang darurat, seperti adanya mosi tidak percaya atau ada pim- pinan yang ingin turun dari ja- batannya, tetapi kan Pak Tahir (Ketua Umum PB PTMSI) juga sudah habis memimpin selama dua periode,’’ kata mantan pe- main nasional Anton Suseno di Jakarta, kemarin. Dalam pandangan Anton, munaslub justru menimbulkan friksi yang lebih tajam ketim- bang membenahi prestasi. ‘’Lihat saja indikasi prestasi Indonesia di SEA Games XXVI lalu. Terus terang saya sedih melihat prestasi Indonesia ter- puruk,’’ tuturnya. Sebagai legenda tenis meja Indonesia, Anton menyaran- kan kepengurusan PTMSI ha- rus bisa introspeksi dan tahu diri. ‘’Berikan saja kesempatan kepada mereka yang ingin mengabdi untuk memajukan dunia tenis meja Indonesia,’’ tegasnya. ‘’Menurut saya, gelar saja munas. Berikan kesempatan kepada yang muda-muda dan yang visioner dengan program yang benar-benar dibutuhkan untuk mengangkat kembali kejayaan tenis meja kita. Bisa dibayangkan sudah sekitar 10 tahun ini prestasi Indonesia memprihatinkan,” tambah- nya. Dalam munaslub di Jakarta yang akan berakhir hari ini, Tahir masih berkeinginan men- jadi nakhoda PTMSI. Bankir ini akan mendapat tantangan seri- us dari Eka Wahyu Kasih yang belakangan meroket namanya karena menggagas ajang Liga Tenis Meja Kasih Bangsa yang diikuti puluhan negara. Eka menyatakan siap maju dalam pemilihan ketua umum semata-mata hanya ingin mem- bangun prestasi dan mem- bangkitkan kembali kejayaan tenis meja Indonesia. Ia ber- harap dalam munaslub ini para pengurus provinsi PTMSI be- rani menentukan sikap untuk meraih kebangkitan tenis meja Indonesia. “Di sinilah para pengurus provinsi yang menjadi ujung tombak pembinaan prestasi tenis Indonesia diuji sejauh mana jati diri dan nurani me- reka dalam menentukan sikap. Apakah masih ingin dengan sta- tus quo yang menenggelamkan prestasi atau ingin perubahan yang lebih baik,’’ ujar Eka yang mengklaim didukung 22 dari 23 pengprov. (Eko/R-3) Munaslub PTMSI Timbulkan Friksi TENISMEJA.NET REUTERS/JONATHAN ERNST Biasanya munaslub digelar hanya jika ada hal-hal yang darurat.” Anton Suseno Mantan atlet nasional

Upload: buikhanh

Post on 01-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

EKO SUPRIHATNO

LUPAKAN saja niat menghadapi Floyd Mayweather, Manny Pacquiao, ataupun

petinju andal dari kelas welter lainnya. Saat menghadapi La-mont Peterson saja, Amir Khan malah kehilangan dua gelar.

Khan, petinju asal Inggris, harus merelakan mahkota kelas ringan super versi Asosiasi Tinju Dunia (WBA) dan kelas welter ringan versi Federasi Tinju Internasional (IBF), dalam pertarungan di Convention Center, Washington, Amerika Serikat, kemarin.

Hakim Nelson Vazquez mem-berikan nilai 115-110, George Hill 112-113, dan Valerie Dorsett 112-113. Artinya, Peterson ha-nya menang tipis (split decision. Kekalahan Khan terjadi setelah wasit Joseph Cooper memo-tong raihan satu angkanya pada akhir ronde tujuh akibat mendorong lawan, dan dua angka di ronde 12 karena masih memukul saat break.

Pemotongan itu menjadi amat krusial karena Khan sebetulnya sudah unggul dari lawannya. Tidak mengherankan kalau petinju yang kini menorehkan rekor 26-2 (18 KO) itu berteriak mahkotanya sengaja dirampas.

‘’Saya seperti menghadapi dua lawan di atas ring, wasit dan Peterson. Peterson terus

mencoba menekan saya de-ngan kepala, dan pukulan yang rendah setiap saat. Dia menjadi begitu efektif ketika menekan, tapi saya bermain bersih sepan-jang pertandingan,’’ tutur Khan seusai laga.

‘’Anda bisa lihat sendiri ba-gaimana pertarungan itu karena saya menghadapi petinju tuan rumah. Itu sebabnya mengapa tinju tidak pernah ada di Wash-ington DC selama 20 tahun ka-rena Anda akan mendapatkan keputusan seperti ini,’’ tandas-nya. ‘’Saya siap untuk sebuah pertarungan ulang.’’

Khan sebelumnya sudah sesumbar menjadi petinju per-tama yang akan menodai rekor tidak terkalahkan Floyd May-weather Jr. Rekor Mayweather saat ini 42-0 (26 KO). ‘’Kapan pun (bertarung) saya siap untuk itu karena saya akan menjadi orang pertama yang mengalah-kannya,’’ tukas Khan beberapa waktu lalu.

Khan yakin betul Mayweather sebenarnya tidak siap untuk menghadapi dirinya. Namun, seandainya berhasil diwujud-kan, pertarungan itu baru bisa dilakukan tahun depan. Na-

mun, dalam mandatory fight (tarung wajib) dengan Peterson, Khan ternyata harus rela me-lepas gelarnya.

Itu artinya niat dia meng-hadapi petinju sekelas May-weather harus dihilangkan dalam benaknya. Apalagi Khan berencana naik ke kelas welter pada awal 2012 untuk meng-hadapi petinju asal ‘Negeri Paman Sam’ tersebut.

DiremehkanDi pihak lain, Peterson me-

nyambut kemenangannya untuk membuktikan bahwa

dirinya pantas sebagai juara. Atlet asal Amerika Serikat itu menyebutkan bahwa sebelum naik ring, dirinya hanyalah berposisi sebagai underdog.

‘’Ini pertarungan 12 ronde, bukan tiga ronde. Saya tidak khawatir ketika saya terjatuh karena pertarungan masih pan-jang. Apalagi banyak orang yang melihat saya hanya se-bagai underdog. Mereka seperti tidak memberikan saya kesem-patan untuk menang,’’ tegas Peterson. (AP/Reuters/R-3)

[email protected]

SENIN, 12 DESEMBER 2011 21OLAHRAGA

Khan, Lupakan MayweatherPeterson membuktikan dirinya pantas sebagai juara. Ia menyebutkan bahwa sebelum naik ring, dirinya hanya berposisi sebagai underdog.

BERADU PUKULAN: Petinju Amerika Serikat Lamont Peterson (kanan) dan juara kelas ringan super versi WBA dan welter ringan versi IBF Amir Khan beradu pukulan dalam pertarungan di Washington, AS, kemarin. Peterson berhasil mengalahkan lawan dengan angka tipis.

MINIMNYA prestasi tenis meja nasional belakangan ini mem-buat sejumlah pihak gundah. Pengurus Besar Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PB PTMSI) yang menggelar musyawarah nasional olahraga (munaslub) justru menimbul-kan pertanyaan.

‘’Kalau untuk meningkatkan kinerja itu bisa dibahas dalam musyawarah kerja nasional (mukernas), bukan munaslub. Biasanya munaslub digelar hanya jika ada hal-hal yang darurat, seperti adanya mosi tidak percaya atau ada pim-pinan yang ingin turun dari ja-batannya, tetapi kan Pak Tahir (Ketua Umum PB PTMSI) juga sudah habis memimpin selama dua periode,’’ kata mantan pe-main nasional Anton Suseno di Jakarta, kemarin.

Dalam pandangan Anton, munaslub justru menimbulkan friksi yang lebih tajam ketim-bang membenahi prestasi. ‘’Lihat saja indikasi prestasi Indonesia di SEA Games XXVI lalu. Terus terang saya sedih melihat prestasi Indonesia ter-puruk,’’ tuturnya.

Sebagai legenda tenis meja Indonesia, Anton menyaran-kan kepengurusan PTMSI ha-rus bisa introspeksi dan tahu diri. ‘’Berikan saja kesempatan kepada mereka yang ingin mengabdi untuk memajukan dunia tenis meja Indonesia,’’ tegasnya.

‘’Menurut saya, gelar saja munas. Berikan kesempatan kepada yang muda-muda dan yang visioner dengan program yang benar-benar dibutuhkan untuk mengangkat kembali kejayaan tenis meja kita. Bisa dibayangkan sudah sekitar 10 tahun ini prestasi Indonesia memprihatinkan,” tambah-

nya.Dalam munaslub di Jakarta

yang akan berakhir hari ini, Tahir masih berkeinginan men-jadi nakhoda PTMSI. Bankir ini akan mendapat tantangan seri-us dari Eka Wahyu Kasih yang belakangan meroket namanya karena menggagas ajang Liga Tenis Meja Kasih Bangsa yang diikuti puluhan negara.

Eka menyatakan siap maju dalam pemilihan ketua umum semata-mata hanya ingin mem-bangun prestasi dan mem-bangkitkan kembali kejayaan tenis meja Indonesia. Ia ber-harap dalam munaslub ini para pengurus provinsi PTMSI be-rani menentukan sikap untuk meraih kebangkitan tenis meja Indonesia.

“Di sinilah para pengurus provinsi yang menjadi ujung tombak pembinaan prestasi tenis Indonesia diuji sejauh mana jati diri dan nurani me-reka dalam menentukan sikap. Apakah masih ingin dengan sta-tus quo yang menenggelamkan prestasi atau ingin perubahan yang lebih baik,’’ ujar Eka yang mengklaim didukung 22 dari 23 pengprov. (Eko/R-3)

Munaslub PTMSI Timbulkan Friksi

TENISMEJA.NET

REUTERS/JONATHAN ERNST

Biasanya munaslub digelar hanya jika

ada hal-hal yang darurat.”Anton SusenoMantan atlet nasional