seni; makalah affandi

21
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat Nya kami kelompok 2 dapat menyelesaikan makalah Seni Rupa ini yang membahas tentang lukisan karya Affandi. Kami juga melakukan berbagai pencarian sumber yang tepat mengenai lukisan-lukisan karya Affandi dan juga melakukan diskusi kelompok untuk mendeskripsikan lukisannya. Makalah ini berisikan tentang biogrfi pelukis, deskripsi lukisan yang bertemakan ekspresi. Makalah ini dibuat agar para pembaca mengetahui maksud dari lukisan Affandi tersebut sekaligus mengetahui biografinya. Kami selaku penyusun makalah ini berterimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada Ibu Siti selaku guru Seni Rupa yang membantu mengarahkan kita agar dapat lebih baik dalam menyelesaikan makalah ini. 1

Upload: uucrit

Post on 12-Jun-2015

5.219 views

Category:

Documents


115 download

TRANSCRIPT

Page 1: seni; makalah affandi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat

rahmat Nya kami kelompok 2 dapat menyelesaikan makalah Seni

Rupa ini yang membahas tentang lukisan karya Affandi. Kami juga

melakukan berbagai pencarian sumber yang tepat mengenai lukisan-

lukisan karya Affandi dan juga melakukan diskusi kelompok untuk

mendeskripsikan lukisannya.

Makalah ini berisikan tentang biogrfi pelukis, deskripsi

lukisan yang bertemakan ekspresi. Makalah ini dibuat agar para

pembaca mengetahui maksud dari lukisan Affandi tersebut sekaligus

mengetahui biografinya.

Kami selaku penyusun makalah ini berterimakasih

kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini.

Terutama kepada Ibu Siti selaku guru Seni Rupa yang membantu

mengarahkan kita agar dapat lebih baik dalam menyelesaikan

makalah ini. Kami juga mohon maaf apabila ada kesalahan dalam

makalah ini, hal ini karena kurangnya pengalaman kami. Kritik dan

saran dapat membantu sekali agar kami dapat lebih baik lagi.

Jakarta, Mei 2008

Tim Penyusun

1

Page 2: seni; makalah affandi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

BAB I : PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang 3

I.2 Tujuan

BAB II : ISI

II.1 Biografi Penulis

II.2 Contoh Karya

II.3 Deskripsi Karya

BAB III : PENUTUP

III.1 Kesimpulan

III.2 Saran

Daftar Pustaka

2

Page 3: seni; makalah affandi

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam mempelajari suatu ilmu kita harus berfikir secara

kritis. Demikian pula saat kita mempelajari Seni Rupa. Cara berfikir

kritis tersebut dapat di tuangkan dalam bentuk kritik seni. Yaitu

dengan mengkritik, mengapreasiakn suatu karya seni. Selain itu

dengan mengenal profil serta mengetahui karya karya lain dari sang

seniman. Kita dapat mengetahui bagaimanakah karya seni tersebut

dapat tercipta di tangan sang seniman.

I.2 Tujuan

Tujuan dari tugas seni rupa kali ini adalh untuk

memahami seni rupa lebih dalam lagi melalui krtik seni. Selain itu

juga bertujuan agar kita mengetahui nilai dari suatu karya seni. Yaitu

dengan mengapreasikan karya seni tersebut.

3

Page 4: seni; makalah affandi

BAB II

ISI

II.1 Biofrafi Penulis

Affandi adalah seorang pelukis Indonesia, dia menjadi pelopor

aliran ekspresionime.

II.1.1 Masa Muda

Sosok Affandi Koesoema yang lebih dikenal dengan

panggilan Affandi lahir di Cirebon Jawa Barat tahun 1907.

Sejak kecil ia memiliki kesukaan menonton pertunjukan

wayang kulit yang ternyata nantinya memiliki pengaruh

terhadap profesi yang digelutinya yakni seni lukis. Jiwa

seninya telah tercermin sejak kecil dengan kesukaannya

melukis di tanah yang berlanjut di atas batu tulis dan kertas

(sarana belajar di sekolah). Cita-cita orangtuanya untuk

menjadikannya insinyur tidak dapat dipenuhi demi memilih

kecintaannya terhadap dunia lukis atau tukang gambar --

seperti yang diistilahkannya.

Ayah beliau yang bernama R. Koesoema adalah seorang

mantri ukur pada pabrik gula di Ciledug. Affandi menempuh

pendidikan terakhir AMS-B di Jakarta. Pada umur 26 tahun,

tepatnya pada tahun 1933, Affandi menikah dengan Maryati,

4

Page 5: seni; makalah affandi

gadis kelahiran Bogor . Affandi dan Maryati dikaruniai

seorang putri yang nantinya akan mewarisi bakat ayahnya

sebagai pelukis, yaitu Kartika

II.1.2 Aktivitas

Sebelum mulai melukis, Affandi pernah menjadi guru

dan pernah juga bekerja sebagai tukang sobek karcis dan

pembuat gambar reklame bioskop di salah satu gedung

bioskop di Bandung . Pekerjaan ini tidak lama digeluti karena

Affandi lebih tertarik pada bidang seni lukis. Sekitar tahun 30-

an, Affandi bergabung dalam kelompok Lima Bandung, yaitu

kelompok lima pelukis Bandung . Mereka itu adalah Hendra

Gunawan, Barli, Sudarso, dan Wahdi serta Affandi yang

dipercaya menjabat sebagai pimpinan kelompok. Kelompok

ini memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan seni

rupa di Indonesia . Kelompok ini berbeda dengan Persatuan

Ahli Gambar Indonesia (Persagi) pada tahun 1938,

melainkan sebuah kelompok belajar bersama dan kerjasama

saling membantu sesama pelukis.

Pada tahun 1943, Affandi mengadakan pameran tunggal

pertamanya di Gedung Poetera Djakarta yang saat itu sedang

berlangsung pendudukan tentara Jepang di Indonesia. Empat

Serangkai --yang terdiri dari Ir. Soekarno, Drs. Mohammad

Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Mas Mansyur--

memimpin Seksi Kebudayaan Poetera (Poesat Tenaga

Rakyat) untuk ikut ambil bagian. Dalam Seksi Kebudayaan

5

Page 6: seni; makalah affandi

Poetera ini Affandi bertindak sebagai tenaga pelaksana dan S.

Soedjojono sebagai penanggung jawab, yang langsung

mengadakan hubungan dengan Bung Karno.

Sebelum dan setelah Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 yang

dikumandangkan Bung Karno dan Bung Hatta, Affandi aktif

membuat poster-poster perjuangan untuk membangkitkan

semangat perjuangan rakyat Indonesia terhadap kaum

kolonialisme Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia.

Kegiatan ini dilakukan bersama-sama dengan pelukis dan

seniman lain yang tergabung dalam Seksi Kebudayaan

Poetera, antara lain: S. Soedjojono, Dullah, Trubus, dan

Chairil Anwar. Selanjutnya, Affandi memutuskan untuk

pindah ke Yogyakarta dan mendirikan perkumpulan "Seniman

Masyarakat" 1945. Perkumpulan ini akhirnya menjadi

"Seniman Indonesia Muda" setelah S. Soedjojono juga

pindah ke Yogyakarta . Pada tahun 1947, Affandi mendirikan

"Pelukis Rakyat" bersama Hendra Gunawan dan Kusnadi,

untuk memberikan kesempatan belajar kepada angkatan muda

yang haus mendapatkan pendidikan dan praktek seni lukis.

Lalu pada tahun 1948, Affandi pindah kembali ke Jakarta dan

turut mendirikan perkumpulan "Gabungan Pelukis

Indonesia".

Tidak lama setelah itu, yaitu pada tahun 1949, Affandi

mendapat Grant dari pemerintah India dan tinggal selama 2

tahun di India . Di sana , Affandi melakukan aktivitas

6

Page 7: seni; makalah affandi

melukisnya dan juga mengadakan pameran di kota-kota besar

hingga tahun 1951 di India . Selanjutnya, Affandi mengadakan

pameran keliling di negara-negara Eropa, diantaranya

London , Amsterdam , Brussel, Paris dan Roma. Affandi juga

ditunjuk oleh pemerintah Indonesia untuk mewakili Indonesia

dalam pameran Internasional (Biennale Exhibition) tiga kali

berturut-turut, yaitu di Brasil (1952), di Venice (Italia - 1954),

dan di Sao Paulo (1956). Di Venice, Italia, Affandi berhasil

memenangkan hadiah.

Dalam melukis Affandi melangkah dengan lebih

mengutamakan kebebasan berekspresi. Dilandasi jiwa

kerakyatan, Affandi tertarik dengan tema kehidupan

masyarakat kecil. Teknik melukis bentuk bahkan yang

cenderung memperintah objeknya seperti yang dilakukan

angkatan Moi India atau India Jelita, dirasakan Affandi tidak

mewakili kondisi masyarakat dengan kemelaratan akibat

penjajahan.

Dengan pengalaman dan melihat kondisi masyarakat

yang menderita, Affandi lebih tergugah mengungkapkan lewat

tumpahan dan goresan warna kusam dan tema kemelaratan.

Pengamatan terhadap sensitivitas lingkungan diungkapkan

secara lugas, sehingga karyanya yang berjudul "Pejuang

Romusa" yang menampilkan rakyat dalam kemelaratan tidak

ditampilkan Jepang dalam usaha mengumandangkan

perjuangan Romusa. Jepang yang saat itu merebut simpati

masyarakat lewat gerakan Romusa, merekrut masyarakat

7

Page 8: seni; makalah affandi

Indonesia untuk bersatu melawan Belanda dan sekutunya

melihat karya Affandi kurang menguntungkan pihaknya.

Menurut pihak Jepang karya tersebut memperlihatkan

kekejaman penjajah terhadap penduduk.

Humanisme Affandi terlihat juga pada karyanya "Dia

Datang, Menunggu, dan Pergi" (1944). Dalam karya ini

ditampilkan seorang pengemis yang baru datang, kemudian

meminta, lalu pergi. Raut muka pengemis yang kurus dengan

pakaian lusuh, namun dari sisa ketegarannya masih

bersemangat menjalani kehidupan walaupun dengan

mengemis. Pengamatan Affandi seperti ini menunjukkan

keprihatinan jiwanya terhadap penderitaan sesama antara anak

bangsa. Tema-tema kerakyatan menjadi dominasi dalam

karya-karya Affandi.

Almarhum Dullah seniman lukis Indonesia

menyebutkan, Affandi punya perhatian yang sangat besar

terhadap kemanusiaan, seperti tercermin dalam lukisannya

yang lebih banyak menggambarkan sifat humanis. Karena

itulah, dia jarang mau berucap atau bertutur kata yang

menyakitkan. Jiwa dan hasil karya Affandi yang humanis

menjadikan dirinya menerima hadiah perdamaian internasional

dari Dag Hammarskjoeld yang dibagikan dalam suatu upacara

di gedung San marzano, Florence, Itali.

Demikian sebagian perjuangan Affandi dalam bidang

seni lukis Indonesia yang kini diwariskan pada generasi

8

Page 9: seni; makalah affandi

sekarang. Tanggal 23 Mei 1990 adalah waktu kepergian sang

Maestro untuk menghadap sang Pencipta. Tanpa terasa, 15

tahun sudah kepergian seniman humanis Indonesia itu.

II.1.3 Kehidupan Pribadi

Untuk mewujudkan keinginan menjadi pelukis, pada

awalnya Affandi menjadi guru pada sekolah di Jakarta bagi

anak-anak yang tak sempat mengenyam pendidikan. Dari hasil

ini Affandi berharap dapat mendatangkan penghasilan untuk

biaya hidup dan memenuhi keperluan untuk melukis. Pada

kesempatan ini Affandi bertemu dengan Maryati yang menjadi

anak didik, yang kemudian menjadi istrinya. Sambil menjalani

hidup berkeluarga yang masih muda, Affandi merasa

pekerjaan sebagai guru tidak memberi banyak peluang untuk

melukis.

Istrinya menyetujui keinginan Affandi mencari

pekerjaan lain. Berbagai pekerjaan sempat diambil Affandi di

antaranya menjadi pembuat poster, reklame, sobek karcis

bioskop, bahkan tukang cat. Program minimum keluarga

dicanangkan yakni memanfaatkan waktu 10 hari dalam

sebulan untuk mencari penghasilan demi terpenuhinya

kebutuhan keluarga dan sisa waktu berikutnya dapat

dimanfaatkan untuk melukis.

9

Page 10: seni; makalah affandi

Tantangan hidup dihadapinya dengan penuh perjuangan,

ketabahan, dan kesederhanaan. Dalam situasi ekonomi yang

sulit, Affandi melakoni aktivitias melukis dengan teman-

temannya seperti Wahdi, Barli, Hendra Gunawan, Abedy,

Sudarso, hingga S. Sudjojono. Dalam sebuah kesempatan

pameran yang diselenggarakan setiap tahun di alun-alun

Kebon Raya Bandung, karya Affandi dibeli seseorang. Alasan

pembeli tersebut bukan karena lukisan Affandi bagus, namun

dalam karyanya terdapat spirit, semangat, yang nantinya bisa

melahirkan lukisan yang bagus. Affandi disarankan untuk

terus melanjutkan melukis. Belakangan pembeli tersebut

diketahui bernama Safei Samardja yang memiliki pengalaman

belajar seni lukis di Eropa, dan nantinya menjadi Guru Besar

pada Institus Teknologi Bandung (ITB).

Dengan kontinyuitas berkarya, Affandi menjadi pelukis

yang sangat produktif. Hal ini menjadikan ia dipercaya pada

berbagai kesempatan organisasi dalam bidang lukis, di

antaranya pengasuh bidang seni rupa di gedung Poetera

(Badan Poesat Tenaga Rakyat) Jakarta pada masa pendudukan

Jepang, pendiri Seniman Masyarakat di Yogyakarta tahun

1946, ketua Gabungan Pelukis Indonesia di Jakarta tahun

1948. Pada 1949, ia dapat beasiswa diri India untuk belajar

melukis di Santiniketan -- perguruan tinggi yang didirikan oleh

Rabindranath Tagore.

10

Page 11: seni; makalah affandi

Dua tahun di India, Affandi sempat mengadakan

beberapa pameran yang hasilnya cukup dipergunakan untuk

perjalanannya keliling beberapa negara Eropa dan Amerika.

 

II.2 Contoh Karya

II.3 Deskripsi Karya

Lukisan Affandi yang menampilkan sosok pengemis ini

merupakan manifestasi pencapaian gaya pribadinya yang kuat.

Lewat ekpresionisme, ia luluh dengan objek-objeknya bersama

dengan empati yang tumbuh lewat proses pengamatan dan

pendalaman. Setelah empati itu menjadi energi yang masak,

maka terjadilah proses penuangan dalam lukisan seperti luapan

gunung menuntaskan gejolak lavanya. Dalam setiap ekspresi,

selain garis-garis lukisanya memunculkan energi yang meluap

juga merekam penghayatan keharuan dunia bathinnya. Dalam

lukisan ini terlihat sesosok tubuh renta pengemis yang duduk

menunggu pemberian santunan dari orang yang lewat.

Penggambaran tubuh renta lewat sulur-sulur garis yang

mengalir, menekankan ekspresi penderitaan pengemis itu.

Warna coklat hitam yang membangun sosok tubuh, serta

aksentuasi warna-warna kuning kehijauan sebagai latar

belakang, semakin mempertajam suasana muram yang

terbangun dalam ekspresi keseluruhan. 

11

Page 12: seni; makalah affandi

Namun dibalik kemuraman itu, vitalitas hidup yang kuat

tetap dapat dibaca lewat goresan-goresan yang

menggambarkan gerak sebagian figur lain. Dalam konfigurasi

objek-objek ini, komposisi yang dinamis. Dinamika itu juga

diperkaya dengan goresan spontan dan efek-efek tekstural

yang kasar dari plototan tube cat yang menghasilkan kekuatan

ekspresi.

Pilihan sosok pengemis sebagai objek-objek dalam

lukisan tidak lepas dari empatinya pada kehidupan masyarakat

bawah. Affandi adalah penghayat yang mudah terharu,

sekaligus petualang hidup yang penuh vitalitas.Objek-objek

rongsok dan jelata selalu menggugah empatinya. Oleh

karenanya, ia sering disebut sebagai seorang humanis dalam

karya seninya. Dalam berbagai pernyataan dan lukisannya, ia

sering menggungkapkan bahwa matahari, tangan dan kaki

merupakan simbol kehidupannya. Matahari merupakan

manifestasi dari semangat hidup. Tangan menunjukkan sikap

yang keras dalam berkarya dan merealisir segala idenya. Kaki

merupakan ungkapan simbolik dari motivasi untuk terus

melangkah maju dalam menjalani kehidupan. Simbol-simbol

itu memang merupakan kristalisasi pengalaman dan sikap

hidup Affandi, maupun proses perjalanan keseniannya yang

keras dan panjang. Lewat sosok pengemis dalam lukisan ini,

kristalisasi pengalaman hidup yang keras dan empati terhadap

penderitaan itu dapat terbaca.

12

Page 13: seni; makalah affandi

BAB III

PENUTUP

III.3 Kesimpulan

Affandi adalah seorang maestro pelukis Indonesia yang telah

banyak sekali menghasilkan karya-karya yang bernilai estetika tinggi

dan tentu saja telah dikenal oleh masyarakat.

Dalam melukis Affandi melangkah dengan lebih

mengutamakan kebebasan berekspresi. Dilandasi jiwa kerakyatan,

Affandi tertarik dengan tema kehidupan masyarakat kecil. Teknik

melukis bentuk bahkan yang cenderung memperintah objeknya

seperti yang dilakukan angkatan Moi India atau India Jelita,

dirasakan Affandi tidak mewakili kondisi masyarakat dengan

kemelaratan akibat penjajahan. Dengan pengalaman dan melihat

kondisi masyarakat yang menderita, Affandi lebih tergugah

mengungkapkan lewat tumpahan dan goresan warna kusam dan

tema kemelaratan.

III.2 Saran

13

Page 14: seni; makalah affandi

DAFTAR PUSTAKA

14