sengketa wilayah cina

9
Sengketa wilayah Cina-Jepang terus bergulir Cina menolak tuduhan Jepang bahwa peralatan senjata dan radar kapal-kapal perang Cina sempat dibidikkan dan dipatok pada sebuah kapal perusak dan pesawat helikopter angkatan lautnya. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menuntut agar Cina meminta ma'af karena telah mengganggu kapal-kapal perang Jepang (Credit: Reuters) Kementerian Pertahanan Cina mengatakan, tudingan tersebut isapan jempol dan menuduh Jepang mengada-ada demi mencemarkan nama baik Cina. Sebaliknya Jepang mengatakan, tanggapan Cina itu sama sekali tidak dapat diterima. Wartawan BBC melaporkan perbuatan Cina itu berbahaya dan propokatip. Pada tanggal 19 Januari sebuah fregat Cina di Laut Cina Selatan membidikkan sistem radarnya ke arah sebuah helikopter Jepang. Kemudian pada tanggal 30 Januari sebuah fregat lainnya melakukan hal serupa, kali ini yang dijadikan bidikan adalah kapal perusak Jepang. Agar diketahui, perbuatan seperti itu berarti peralatan senjata yang dibidikkan siap untuk melakukan serangan. Cina bukan saja membantah melainkan menuding Jepang memfitnah. Sementara itu, Perdana Menteri Jepang menuntut agar Cina meminta ma'af dan mengakui bahwa sebuah kapal fregatnya memang telah membidik sebuah kapal perusak Jepang di dalam perairan internasional. Sebuah media Jepang melaporkan, Perdana Menteri Shinzo Abe

Upload: edo-apladi

Post on 18-Dec-2014

24 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sengketa Wilayah Cina

Sengketa wilayah Cina-Jepang terus bergulirCina menolak tuduhan Jepang bahwa peralatan senjata dan radar kapal-kapal

perang Cina sempat dibidikkan dan dipatok pada sebuah kapal perusak dan

pesawat helikopter angkatan lautnya.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menuntut agar Cina meminta ma'af karena telah mengganggu

kapal-kapal perang Jepang (Credit: Reuters)  Kementerian Pertahanan Cina mengatakan,

tudingan tersebut isapan jempol dan menuduh Jepang mengada-ada demi mencemarkan

nama baik Cina.

Sebaliknya Jepang mengatakan, tanggapan Cina itu sama sekali tidak dapat diterima.

Wartawan BBC melaporkan perbuatan Cina itu berbahaya dan propokatip. Pada tanggal 19

Januari sebuah fregat Cina di Laut Cina Selatan membidikkan sistem radarnya ke arah

sebuah helikopter Jepang. Kemudian pada tanggal 30 Januari sebuah fregat lainnya

melakukan hal serupa, kali ini yang dijadikan bidikan adalah kapal perusak Jepang. Agar

diketahui, perbuatan seperti itu berarti peralatan senjata yang dibidikkan siap untuk

melakukan serangan.

Cina bukan saja membantah melainkan menuding Jepang memfitnah. Sementara itu,

Perdana Menteri Jepang menuntut agar Cina meminta ma'af dan mengakui bahwa sebuah

kapal fregatnya  memang telah membidik sebuah kapal perusak Jepang di dalam perairan

internasional.

Sebuah media Jepang melaporkan, Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan Jepang punya

bukti-bukti dalam bentuk foto untuk mengukuhkan bahwa radar fregat Cina telah dibidikkan

ke kapal perusak Jepang. Jepang juga memanggil Duta Besar Cina di Tokio untuk

menyampaikan protes atas tanggapan Cina itu.

Page 2: Sengketa Wilayah Cina

 Australia serukan penyelesaian sengketa Laut Cina Selatan

Menteri Pertahanan Australia, Stephen Smith, menyerukan penyelesaian damai atas

sengketa wilayah di Laut Cina Selatan.

Menteri Luar Negeri Australia Stephen Smith berada di Vietnam untuk kunjungan resmi. (Credit: Reuters) 

Menhan Stphen Smith sedang dalam kunjungan resmi ke Vietnam untuk bertemu dengan

Perdana Menteri Nyugen Tan Dung dan Menteri Pertahanan General Phung Quang Thanh.

Ketegangan telah meningkat terkait dua kepulauan di Laut Cina Selatan yang diklaim oleh Cina

dan Vietnam.

Smtih mendesak kedua negara untuk mencapai kesepakatan "Australia ingin melihat sengketa

ini diselesaikan secara damai, menurut hukum internasional dan konsisten dengan hukum laut,

khususnya konvensi PBB." katanya. Dengan Hanoi bersitegang dengan Beijing soal sengketa

wilayah, Australia mendorong Vietnam untuk memperbesar peranannya dalam keamanan

regional.

Di tahun-tahun belakangan ini, program kerjasama Australia dengan Vietnam telah sangat

diperluas hingga mencakup pembinaan kapasitas untuk misi pemelihara perdamaian PBB dan

kerjasama pasukan khusus. Ini berarti jauh lebih luas dari kerjasama tradisional yaitu pelatihan

personil dan pelatihan bahasa Inggris.

"Saya menyambut gembira khususnya peningkatan kerjasama dan pelatihan antara Australia

dan Vietnam untuk pembinaan pasukan pemelihara perdamaian," kata Smith. Ditambahkannya

bahwa Australia senang dapat memberi pelatihan kepada 80 personil Vietnam untuk

membantu Tentara Rakyat Vietnam mempersiapkan kemungkinan misi pemelihara

perdamaian PBB di masa depan. Australia dan Vietnam telah meningkatkan kerjasama

Angkatan Laut, termasuk program kunjungan kapal secara berkala.

Page 3: Sengketa Wilayah Cina

Persengketaan antara Indonesia dengan MalaysiaPersengketaan antara Indonesia

dengan Malaysia, mencuat pada tahun

1967 ketika dalam pertemuan teknis

hukum laut antara kedua negara,

masing-masing negara ternyata

memasukkan pulau Sipadan dan pulau

Ligitan ke dalam batas-batas

wilayahnya. Kedua negara lalu sepakat

agar Sipadan dan Ligitan dinyatakan

dalam keadaan status status quo akan

tetapi ternyata pengertian ini berbeda.

Pihak Malaysia membangun resor

parawisata baru yang dikelola pihak

swasta Malaysia karena Malaysia memahami status quo sebagai tetap berada di bawah Malaysia sampai

persengketaan selesai, sedangkan pihak Indonesia mengartikan bahwa dalam status ini berarti status kedua

pulau tadi tidak boleh ditempati/diduduki sampai persoalan atas kepemilikan dua pulau ini selesai. karena

kita taat pada hukum internasional yang melarang mengunjungi daerah status quo, ketika anggota kita

pulang dari sana membawa laporan, malah dimarahi. Sedangkan Malaysia malah membangun resort di

sana SIPADAN dan Ligitan tiba-tiba menjadi berita, awal bulan lalu. Ini, gara-gara di dua pulau kecil yang

terletak di Laut Sulawesi itu dibangun cottage. Di atas Sipadan, pulau yang luasnya hanya 4 km2 itu, kini,

siap menanti wisatawan. Pengusaha Malaysia telah menambah jumlah penginapan menjadi hampir 20 buah.

Dari jumlahnya, fasilitas pariwisata itu memang belum bisa disebut memadai. Tapi pemerintah Indonesia,

yang juga merasa memiliki pulau-pulau itu, segera mengirim protes ke Kuala Lumpur, minta agar

pembangunan di sana disetop dahulu. Alasannya, Sipadan dan Ligitan itu masih dalam sengketa, belum

diputus siapa pemiliknya.Pada tahun 1969 pihak Malaysia secara sepihak memasukkan kedua pulau

tersebut ke dalam peta nasionalnya

Pada tahun 1976, Traktat Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara atau TAC (Treaty of Amity and

Cooperation in Southeast Asia) dalam KTT pertama ASEAN di pulau Bali ini antara lain menyebutkan bahwa

akan membentuk Dewan Tinggi ASEAN untuk menyelesaikan perselisihan yang terjadi di antara sesama

anggota ASEAN akan tetapi pihak Malaysia menolak beralasan karena terlibat pula sengketa

dengan Singapura untuk klaim pulau Batu Puteh, sengketa kepemilikan Sabah dengan Filipina serta

sengketa kepulauan Spratley di Laut Cina Selatan denganBrunei Darussalam, Filipina, Vietnam, Cina,

dan Taiwan. Pihak Malaysia pada tahun 1991 lalu menempatkan sepasukan polisi hutan (setara Brimob)

melakukan pengusiran semua warga negara Indonesia serta meminta pihak Indonesia untuk mencabut

klaim atas kedua pulau.

Sikap pihak Indonesia yang ingin membawa masalah ini melalui Dewan Tinggi ASEAN dan selalu menolak membawa masalah ini ke ICJ kemudian melunak. Dalam kunjungannya ke Kuala

Lumpur pada tanggal 7 Oktober 1996, Presiden Soeharto akhirnya menyetujui usulan PM Mahathir

Page 4: Sengketa Wilayah Cina

tersebut yang pernah diusulkan pula oleh Mensesneg Moerdiono dan Wakil PM Anwar Ibrahim, dibuatkan kesepakatan "Final and Binding," pada tanggal 31 Mei 1997, kedua negara menandatangani persetujuan tersebut. Indonesia meratifikasi pada tanggal 29 Desember 1997 dengan Keppres Nomor 49 Tahun 1997 demikian pula Malaysia meratifikasi pada 19 November 1997.

Ingin konflik di WTO cepat beres, pemerintah mulai melunak ke AS

Sengketa pembatasan impor hortikultura dengan Amerika Serikat memasuki babak baru. Jika sebelumnya pemerintah melalui Menteri Perdagangan Gita Wirjawan lantang bersuara untuk melawan Amerika Serikat, kini pemerintah mulai melunak.

Indonesia harus melobi

Negara Adi Daya itu

paling lambat sebelum

sidang panel sengketa

Organisasi Perdagangan

Dunia (WTO) 24 April

mendatang. Direktur

Jenderal Kerja Sama

Perdagangan Internasional Kemendag Iman Pambagyo menyatakan, pihaknya

aktif berkomunikasi dengan Amerika untuk mengetahui tuntutan AS agar

sengketa tidak perlu berlanjut.

Itu sebabnya pembicaraan soal pemangkasan izin impor hortikultura dengan

Kementerian Pertanian harus segera memberi kejelasan, sebagai salah satu

senjata melobi AS.

"Kuncinya sekarang di Amerika, apakah mereka akan maju ke panel sengketa

atau tidak. Bulan ini critical point, kita sudah harus punya gambaran akan

melakukan apa untuk meyakinkan mereka (mencabut gugatan)," ujarnya

selepas rapat dengan Komisi VI DPR, di Senayan, Jakarta, Rabu (3/4).

Amerika pada 26 Maret lalu mendaftarkan keberatan mereka secara resmi ke

forum panel WTO. Indonesia berkesempatan mengajak mereka berunding

sekali lagi, sebelum sidang bulanan panel sengketa (dispute panel)

memproses pengaduan.

Situasi semakin tidak menguntungkan Indonesia karena ada beberapa negara

lain, seperti Kanada dan Australia ikut menggugat kebijakan Indonesia.

Page 5: Sengketa Wilayah Cina

Seandainya Amerika menerima sistem satu atap, belum tentu negara lain

menerima.

"Karena (yang menggugat) tidak cuma Amerika, jadi kita harus yakinkan agar

setiap proses menjadi lebih transparan," kata Iman.

Alasan utama pemerintah berusaha menyelesaikan gugatan ini sebelum

masuk ke panel sengketa adalah menghemat biaya. Jika masuk sidang WTO,

Kemendag harus menyediakan biaya tidak sedikit untuk mendatangkan saksi

ahli dan pengacara kelas internasional.

Sebagai gambaran, ketika dulu Indonesia menggugat Amerika untuk kasus

pelarangan ekspor tembakau, biaya penasehat hukum dan lain-lain mendekati

USD 1 juta. Dalam sengketa kali ini, Iman yakin biaya yang harus dikeluarkan

lebih besar karena Indonesia menjadi pihak tertuduh, alias defensif.

"Begini, saat menyerang kita lebih mudah, sumber kita banyak untuk

melakukan statement. Sementara ketika defensif (biaya) lebih mahal karena

kita harus lakukan assessment ekstra, kita harus bandingkan aturan kita

dengan aturan WTO," paparnya.

Itu sebabnya dia akan berupaya agar kasus ini tidak perlu berpanjang-

panjang. Karena biaya tambahan seperti pengacara pasti akan keluar dalam

sidang.

"Kalau sampai dispute panel kita harus siap pakai lawyer, makanya kenapa

enggak kita lakukan penyesuaian agar tidak perlu semua itu dengan biaya

kecil," tandasnya.

Kisruh dengan Amerika bermula ketika terbit Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 60 Tahun 2012 tentang Rekomendasi Impor Hortikultura dan

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 60 Tahun 2012, tentang Ketentuan

Impor Produk Hortikultura.

Dua beleid tersebut berlaku mulai Januari hingga Juni 2013. Ada 13 komoditas

hortikultura yang dibatasi importasinya hanya melalui pelabuhan tertentu,

meliputi kentang, kubis, wortel, cabe, nanas, melon, pisang, mangga, pepaya,

durian, krisan, anggrek, dan heliconia.

Page 6: Sengketa Wilayah Cina

Pengusaha hortikultura Amerika rupanya tidak terima dan mengadu ke

Kementerian Perdagangan negaranya. Pengusaha AS memperkarakan

Indonesia lantaran merasa disepelekan pemerintah karena produk sayur dan

buah mereka kini harus diperiksa berulang kali di pelabuhan.

Sejauh ini pemerintah Indonesia masih bertahan pada strategi yang

menunjukkan bukti kebijakan membatasi pelabuhan impor hortikultura tidak

hanya ditujukan bagi produk Amerika, tapi juga kepada negara-negara lain.

Selain itu, pemerintah akan menyederhanakan perizinan agar negara

penggugat tidak lagi menuding perizinan impor kurang transparan.

PERANG SABAH bergejolak "Sengketa Tanah antara Malaysia, Indonesia dan Filiphina"

Militer Malaysia melancarkan serangan terhadap kelompok bersenjata dari Filipina yang menduduki Lahad Datu, negara bagian Sabah, selama sekitar tiga minggu terakhir. Pesawat-pesawat tempur dikerahkan sebelum pasukan darat masuk pada Selasa, 5 Maret. Kepolisian Malaysia mengatakan pasukan mendapat serangan balasan dari kelompok bersenjata yang

menamakan diri mereka sebagai tentara Kesultanan Sulu itu.

Kepala Kepolisian Malaysia Ismail Omar mengatakan meskipun mengalami serangan, sejauh ini tidak ada korban jiwa di pihak Malaysia. Ia tidak menyebutkan apakah ada korban warga Filipina. Menurut Omar, pasukan menyisir kawasan seluas empat kilometer persegi untuk mencari warga Filipina yang melakukan pendudukan di Sabah.

Operasi militer ini terjadi sekitar tiga minggu setelah Klik ratusan orang bersenjata mendarat di Lahad Datu, Sabah, untuk mengukuhkan klaim bahwa mereka berhak atas wilayah Sabah yang sebelumnya menjadi bagian dari Kesultanan Sulu. 

DIMANFAATKAN OPOSISI

Page 7: Sengketa Wilayah Cina

Pengamat politik di Universitas Kebangsaan Malaysia Dr Ahmad Nidzamuddin Sulaiman mengatakan operasi militer terkesan lamban karena pemerintah Malaysia mempertimbangkan setidaknya dua faktor. "Karena di wilayah itu sebenarnya terdapat campuran dengan anak-anak tempatan (warga lokal) bersama dengan para pendatang dari Filipina ini," kata Dr Ahmad Nidzamuddin kepada BBC Indonesia. Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah Malaysia terlebih dulu mengirim polisi untuk menyisir kawasan dan menyelidiki siapa saja yang masuk kelompok bersenjata dan siapa saja yang merupakan penduduk setempat asal Filipina.

Pembauran karena geopolitik terjadi telah lama bahkan sebelum Sabah menjadi wilayah Malaysia dan hingga kini pergerakan warga antarwilayah, misalnya Sabah, Sepadan, dan Ligitan biasa terjadi setiap hari. Faktor kedua, pemerintah Malaysia tidak ingin mengambil risiko warga Malaysia menjadi korban pertempuran menjelang pemilihan umum yang harus diadakan sebelum bulan Juni 2013. "Setiap langkah yang diambil harus berhati-hati supaya sekiranya ada kesalahan yang dibuat kelak akan menjadi bahan kampanye pihak pembangkang (oposisi)," jelas Dr Ahmad Nidzamuddin. Malaysia mengerahkan angkatan bersenjata setelah Klik delapan polisinya tewas dalam bentrokan dengan kelompok dari Filipina akhir pekan lalu.

Bentrokan juga menewaskan lebih dari 20 warga Filipina. Perang di Sabah antara pejuang pembebasan Sabah melawan Malaysia tengah berlangsung, dilaporkan telah sedikitnya 50 orang tewas sejak operasi militer dilancarkan untuk melawan gerakan sparatis pembebasan Sabah. Bagaimana duduk perkaranya sehingga timbul upaya pemisahan dan disintegrasi Sabah menjadi up-to-date dan layak disikapi baik oleh Indonesia, Filipina dan Malaysia terkait wilayah sengketa Sabah di pulau Borneo tersebut?

Sabah bukanklah bagian Malaysia. Sebagaimana dikutip dari Wikipedia, sejarah integrasi Sabah dimulai pada 1963 ketika para pemimpin masyarakat Sabah yakni, Tun Mustapha mewakili masyaralat muslim, Tun Fuad Stephen mewakili masyarakat suku asli non-Muslim, dan Khoo Siak Chew mewakili masyarakat China akan menyetujui pembentukan Federasi Malaysia.

Perjanjian ditandatangani oleh Tunku Abdul Rahman, Harold McMillan, Perdana Menteri Inggris, dan William Goode, Gubernur Borneo Utara terakhir atas nama wilayah tersebut pada tanggal 1 Agustus 1962 yang menyetujui perjanjian untuk pembentukan kesatuan Malaysia.Indonesia dan Filipina menolak pembentukan negara boneka Malaysia yang menyertakan Sabah dan Sarawak. Filipina masih meng-klaim Sabah sebagai bagian dari wilayahnya atas dasar hubungan tradisional Kesultanan Sulu yang memeroleh Sabah sebagai hadiah dari Kerajaan Brunei Raya yang menyerahkan Sabah sebagai wilayah Kesultanan Sulu. Sedangkan Indonesia msaih menganggap Sabah dan Sarawak adalah wilayah bekas kerajaan Majapahit dan Sriwijaya, sehingga suatu saat harus kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

Kini, kerusuhan telah dimulai di wilayah Sabah yang disengketakan oleh Malaysia, Filipina dan Indonesia. Sabah diintegrasikan ke dalam wilayah Malaysia hanya berdasarkan perjanjian para pengelana seperti Tun Mustapha, Tun Fuad Stephens dan Khoo Siak Chew. Pada tahun 1980-an Datuk Pairin Kitingan pernah memertanyakan legalitas Malaysia atas Sabah. Sabah sejak bergabung dengan Malaysia selalu diperintah oleh Barisan Nasional keculai antara tahun 1985-1994 di bawah Datuk Pairin Kitingan yang mematahkan kekuasaan Barisan Nasional sebagai pemegang kekuasaan di selutuh Malaysia.

Dengan adanya gerakan kebebasan dan kerusuhan di Sabah, sudah saatnya pemerintah Indonesia memulai peran dan pengaruhnya dengan mencampuri urusan dalam negeri

Page 8: Sengketa Wilayah Cina

Malaysia. Indonesia harus memanfaatkan kegentingan dengan memerkuat posisi di sepanjang perbatasan Indonesia dengan Sabah dan Sarawak.

Perang di Sabah yang menewaskan lebih dari 50 orang pejuang Sulu-Sabah dan tentara Diraja Malaysia itu merupakan pertanda disintegrasi Malaysia. Situasi di Sabah dikabarkan sebagai menegangkan dan pemerintah Malaysia telah bertindak kejam tanpa peri kemanusiaan dalam menumpas keributan secara militer dalam menghadapi kerusuhan di Sabah. Kerusuhan disebabkan oleh adanya klaim oleh keturunan Sultan Kiram III sebagai pemilik sah Sabah di bawah Kesultanan Sulu dan juga ketidakpuasan penduduk lokal Sabah yang tengah berjuang mendapatkan porsi pembagian kekayaan alam Sabah yang dikeruk dan digunakan untuk membangun Malaysia Barat, bukan Sabah.