semisolid a
TRANSCRIPT
Semisolida
Sediaan semipadat meliputi salep, pasta , emulsi krim, gel dan busa yang kaku.
Sifat umum sediaan ini adalah mampu melekat pada permukaan tempat
pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan ini dicuci atau
dihilangkan.
Kulit merupakan suatu organ besar yang berlapis-lapis, dimana pada orang
dewasa beratnya kira-kira 8 pon, tidak termasuk lemak. Kulit menutupi
permukaan lebih dari 20.000 cm2 dan mempunyai bermacam-macam fungsi dan
kegunaan. Kulit berfungsi sebagai pembatas terhadap serangan fisika dan kimia.
Secara anatomi kulit terdiri dari banyak lapisan jaringan, tetapi pada umumnya
kulit dibagi dalam tiga lapisan jaringan, yaitu epidermis, dermis dan lapisan
lemak di bawah kulit. Bila suatu sistem obat digunakan secara topikal maka
obat akan keluar dari pembawanya dan berdifusi ke permukaan jaringan kulit.
Ada tiga jalan masuk yang utama yaitu melalui daerah kantung rambut, melalui
kelenjar keringat, atau melalui stratum korneum yang terletak diantara kelenjar
keringat dan kantung rambut. Bahan-bahan dapat memasuki pembuluh-
pembuluh dan bahkan kelenjar-kelenjar, tetapi tidak ada penetrasi dari daerah
ini ke epidermis.
Gel didefinisikan sebagai sustu sistem setengah padat yang terdiri dari uatu
dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau molekul
organik yang besar atau saling diserapi cairan. Gel satu fase merupakan gel
dalam amna makro molekulnya disebarkan keseluruh cairan sampai tidak
terlihat ada batas diantaranya. Dalamm hal dimana massa gel terdiri dari
kelompok-kelompok partikel kicil yang berbeda, maka gel dikelompokkan
sebagai sistim dua fase dan sering disebut magma atau susu. Gel dan magma
dianggap sebagai dispersi koloidal oleh karena masing-masing mengandung
partikel-partikel dengan ukuran koloidal. ( Ansel,C. H. 2005. Pengantar Bentuk
Sediaan Farmasi. Jakarta: UI Press).
Gel adalah sistem semipadat dimana fase cairnya dibentuk dalam suatu matriks
polimer tiga dimensi(terdiri dari gom alam atau gom sintesis) yang tingkat
ikayan silang fisik(atau kadang-kadang kinmia)-nya yang tinggi. Polimer-
polimer yang biasa digunakan untuk membuat gel-gel farmasetik meliputigo
alam tragacamth, pektin, carraggen, agar, asan alginat, serta bahan sintesis dan
semi sintesis seperti metil selulosa, hidroksiselulosa, karboksi metilselulosa dan
carbapol yang merupakam polimer vinil sintesis dengan gugus karboksil yang
terionisasi. Gel dibuat dengan cara peleburan, atau diperlukan suatu prosedur
khusus berkenaan dengan sifat pengembang dari gel.
Gel (dari bahasa Latin gelu — membeku, dingin, es atau gelatus — membeku)
adalah campuran koloidal antara dua zat berbeda fase: padat dan cair.
Penampilan gel seperti zat padat yang lunak dan kenyal (seperti jelly), namun
pada rentang suhu tertentu dapat berperilaku seperti fluida (mengalir).
Berdasarkan berat, kebanyakan gel seharusnya tergolong zat cair, namun
mereka juga memiliki sifat seperti benda padat. Contoh gel adalah gelatin, agar-
agar, dan gel rambut.Biasanya gel memiliki sifat tiksotropi (Ing.: thyxotropy) :
menjadi cairan ketika digoyang, tetapi kembali memadat ketika dibiarkan
tenang. Beberapa gel juga menunjukkan gejala histeresis.Dengan mengganti
cairan dengan gas dimungkinkan pula untuk membentuk aerogel (‘gel udara’),
yang merupakan bahan dengan sifat-sifat yang khusus, seperti massa jenis
rendah, luas permukaan yang sangat besar, dan isolator panas yang sangat
baik.Pada 2005 sebuah efek sound induced gelation didemonstrasikanBanyak
zat dapat membentuk gel apabila ditambah bahan pembentuk gel (gelling agent)
yang sesuai. Teknik ini umum digunakan dalam produksi berbagai macam
produk industri, dari makanan sampai cat serta perekat.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Gel)
Penggolongan gel
Organik atau Anorganik.
hydrogels, atau satu bahan pelarut organik (organogels).
koloidal.
Suatu ‘gel’ agar-agar yang kaku, selai-selai elastis, dan ‘gel’ agar-agar.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Gel)
Gel juga dapat dibentuk oleh selulosa seperti hidroksipropilselulosa dan
hidroksipropilmetilselulosa. Sediaan semipadat digunakan pada kulit, dimana
umumnya sediaan tersebut berfungsi sebagai pembawa pada obat-obat topikal,
sebagai pelunak kulit, atau sebagai pembalut pelindung atau pembalut
penyumbat (okklusif) sejumlah kecil bentuk sediaan semi padat topikal ini
digunakan pada membran mukosa, seperti jaringan rektal, jaringan buccal (di
bawah lidah), mukosa vagina, membran uretra, saluran telinga luar, mukosa
hidung dan kornea. Membran mukosa memungkinkan penyerapan yang lebih
baik ke sirkulasi sistemik, karena kulit normal bersifat relatif tidak dapat
ditembus.
Gel Polietilenglikol
Polietilenglikol (PEG), polietilenoksida (PEO), makrogol, karboexe, poliwachse
dengan tingkat polimerisasi kurang dari 10 menunjukkan struktur PEG yang
berkelok-kelok, rantai pendek yang bentuk zig-zagnya berkarakteristik untuk
asam lemak. Pembuatannya berlangsung melalui polimerisasi dari etilen oksida
dalam adanya katalisator-katalisator asam atau basa. Tergantung pada pemilihan
persyaratan reaksinya yang diperoleh produk-produk dengan tingkat
polimerisasi yang berbeda-beda, yang dinyatakan melalui keterangan molekul-
molekul rata-rata.
Dengan naiknya molekul konsistensinya meningkat. Sedang PEG sampai massa
molekul 600 menggambarkan cairan kental, maka produk-produk sampai massa
molekul 20.000 bersifat sejenis malam. PEG tergantung ukuran molekulnya
memiliki lebih atau kurang suatu kelarutan air yang baik, yang mudah
dimengerti melalui adanya 2 golongan alkoholis tetapi terutama melalui
hidratisasinya dari oksigeneter. Mereka mudah larut dalam etanol, chloroform,
aseton dan benzen, hampir tidak larut dalam eter atau eter minyak tanah. Dasar
PEG mengenai sifat dermatologisnya dinilai tidak cocok, penggunaannya
menawarkan khusus untuk seboroiker. PEG tidak merangsang, memiliki suatu
kemampuan lekat dan distribusi yang baik pada kulit dan tidak mencegah
pertukaran gas pada produksi keringat.