laporan teknologi sediaan likuid dan semisolid efedrin hcl

28
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA “Sediaan Sirup Efedrin HCl” Disusun oleh: NISA FITRIANI AR-RIFA P17335113020 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

Upload: nisafitriani28

Post on 18-Jan-2016

700 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling. {Farmakope Indonesia ed. III}Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia terlarut, misal : terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. {Farmakope Indonesia ed. IV}Bahan aktif yang digunakan dalam praktikum semi solid ini adalah Efedrin HCl. Efedrin adalah alkaloid yang diperoleh dari tumbuhan Efedra. Farmakodinamik Efedrin sama seperti amfetamin (tetapi efek sentralnya lebih lemah) atau mirip epinefrin. Dibandingkan dengan epinefrin, efedrin dapat diberikan per oral, masa kerjanya jauh lebih lama, efek sentralnya kuat, dan untuk terapi diperlukan dosis yang jauh lebih besar dari dosis epinefrin. Efedrin bekerja merangsang reseptor α, β1 dan β2. Efek perifer bekerja langsung dan tidak langsung (melalui pembebasan NE endogen) pada efektor sel.

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Teknologi sediaan likuid dan semisolid Efedrin HCL

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA

“Sediaan Sirup Efedrin HCl”

Disusun oleh:

NISA FITRIANI AR-RIFA

P17335113020

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

JURUSAN D3 FARMASI

2014Jl. Prof. Eyckman 24 Bandung

Page 2: Laporan Teknologi sediaan likuid dan semisolid Efedrin HCL

Sediaan Sirup Efedrin HCL

I. TUJUAN PERCOBAAN

1. Menentukan formulasi yang tepat dalam pembuatan larutan yang mengandung bahan

aktif Efedrin HCl

2. Mengetahui permasalahan pada sediaan dan menentukan penyelesaian yang diambil

untuk sediaan.

3. Mengetahui efek farmakologi dan kegunaan dari bahan aktif dan bahan tambahan

lain.

4. Menentukan hasil evaluasi dari sediaan yang telah dibuat.

II. PENDAHULUAN

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, kecuali

dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling. {Farmakope Indonesia ed. III}

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia

terlarut, misal : terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran

pelarut yang saling bercampur. {Farmakope Indonesia ed. IV}

Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa, kecuali

dinyatakan lain, kadar sakarosa, C12H22O11, tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih

dari 66,0%. {Farmakope Indonesia ed. III}

Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain

dengan kadar tinggi. Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagai Sirup

atau Sirup Simpleks. {Farmakope Indonesia ed. III}

Aturan umum dalam pembuatan larutan:

Larutan merupakan sistem satu fase sehingga perlu diperhatikan hal-hal

sebagai berikut :

Kestabilan zat aktif dalam larutan

Page 3: Laporan Teknologi sediaan likuid dan semisolid Efedrin HCL

Kestabilan zat aktif / obat adalah kemampuan suatu produk untuk mempertahankan

sifat dan karakterisktiknya agar sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat (identitas,

kekuatan, kualitas, dan kemurnian) dalam batasan yang ditetapkan sepanjang periode

penyimpanan dan penggunaan ( shelf-life).

Kelarutan zat aktif

Pernyataan bagian dalam kelarutan berarti bahwa 1 gram zat atau 1 ml zat cair dalam

sejumlah ml pelarut.

Jika kelarutan zat tidak diketahui dengan pasti, kelarutannya dapat ditunjukkan

dengan istilah berikut :

Istilah kelarutan Jumlah bagian pelarut yang diperlukan

untuk melarutkan 1 bagian zat

Sangat mudah larut

Mudah larut

Larut

Agak sukar larut

Sukar larut

Sangat sukar larut

Praktis tidak larut

Kurang dari 1

1 sampai 10

10 sampai 30

30 sampai 100

100 sampai 1000

1000 sampai 10000

Lebih dari 10000

(FI ed III,1979, hal XXX).

• Dosis takaran

Kecuali dinyatakan lain, dosis merupakan dosis maksimum dewasa untuk pemakaian

melalui mulut, injeksi subkutan, dan rektal. (FI ed III, 1979, hal XXXIV). Konsentarsi

dalam larutan sirup harus homogen, sehingga takaran dosis tepat.

• Penyimpanan

Obat harus disimpan sehingga mencegah cemaran dan peruraian, terhindar pengaruh

udara, kelembaban, panas, dan cahaya. Obat yang mudah menguap atau terurai dan bahan

Page 4: Laporan Teknologi sediaan likuid dan semisolid Efedrin HCL

obat yang mengandung bagian yang mudah menguap atau terurai, harus disimpan dalam

wadah tertutup rapat. Obat yang mudah menyerap lembab harus disimpan dalam wadah

tertutup rapat dan berisi kapur tohor. Obat yang dapat menyerap karbondioksida harus

disimpan dengan pertolongan kapur tohor atau zat lain yang cocok.

Disimpan terlindung dari cahaya berarti harus disimpan dalam wadah inaktinik.

Disimpan sangat terlindung dari cahaya berarti harus disimpan terlindung daricahaya

dan wadahnya masih harus di bungkus dengan kertas hitam atau kertas lain yang tidak

tembus cahaya. Disimpan pada suhu kamar adalah disimpan pada suhu 15° hingga 30°.

Disimpan di tempat sejuk adalah disimpan pada suhu 5° hingga 15°. Disimpan di tempat

dingin adalah disimpan pada suhu 0° hingg 5°. Disimpan ditempat lewat dingin adalah

disimpan pada suhu -15° hingga 0°. (FI ed III, 1979, hal XXXIV).

Keuntungan bentuk sediaan sirup :

• Lebih mudah ditelan dibanding bentuk padat sehingga dapat digunakan untuk

bayi, anak-anak, dan usia lanjut.

• Segera diabsorpsi karena sudah berada dalam bentuk larutan (tidak mengalami proses

disintegrasi dan pelarutan).

• Obat secara homogen terdistribusi ke seluruh sediaan (dosis seragam)

Mengurangi resiko iritasi pada lambung oleh zat-zat iritan (cth: Aspirin, KCl),

karena larutan akan segera diencerkan oleh isi lambung.

Kerugian bentuk sediaan sirup :

• Larutan bersifat voluminous, sehingga kurang menyenangkan untuk diangkut

dan disimpan. Apabila kemasan rusak, keseluruhan sediaan tidak dapat

dipergunakan.

• Stabilitas dalam bentuk larutan biasanya kurang baik dibandingkan bentuk

sediaan tablet atau kapsul, terutama jika bahan mudah terhidrolisis.

• Larutan merupakan media ideal untuk pertumbuhan mikroorganisme, oleh karena itu

memerlukan penambahan pengawet.

• Ketepatan dosis tergantung kepada kemampuan pasien untuk menakar.

• Rasa obat yang kurang menyenangkan akan lebih terasa jika diberikan dalam

larutan dibandingkan dalam bentuk padat. Walaupun demikian, larutan dapat

diberi pemanis dan perasa agar penggunaannya lebih nyaman.

Page 5: Laporan Teknologi sediaan likuid dan semisolid Efedrin HCL

Bahan aktif yang digunakan dalam praktikum semi solid ini adalah Efedrin

HCl. Efedrin adalah alkaloid yang diperoleh dari tumbuhan Efedra. Farmakodinamik

Efedrin sama seperti amfetamin (tetapi efek sentralnya lebih lemah) atau mirip

epinefrin. Dibandingkan dengan epinefrin, efedrin dapat diberikan per oral, masa

kerjanya jauh lebih lama, efek sentralnya kuat, dan untuk terapi diperlukan dosis yang

jauh lebih besar dari dosis epinefrin. Efedrin bekerja merangsang reseptor α, β1 dan β2.

Efek perifer bekerja langsung dan tidak langsung (melalui pembebasan NE endogen)

pada efektor sel.

Seperti epinefrin, efedrin menimbulkan bronkodilatasi, tetapi efeknya lebih

lemah dan berlangsung lama. Hal ini digunakan untuk terapi asma bronchial.

Kegunaan Efedrin HCl adalah simpatomimetikum. Dua kelompok obat yang

mempengaruhu system saraf simpatis, adrenergic (simpatomimetik) dan penghambat

adrenergic (Para-simpatomimetik).

ADRENERGIK (SIMPATOMIMETIK)

Obat- obat yang merangsang saaf simpatis disebut dengan adrenergic, karena

obat ini menyerupai neurotransmitter simpatis (norepinefrin dan epinefrin). Obat- obat

ini bekerja pada satu tempat atau lebih dari reseptor adrenergik yang terdapat pada

sel- sel otot polos, seperti pada jantung, dinding bronkiolus, saluran gastrointestinal,

kandung kemih dan otot siliaris pada mata. Ada 4 reseptor adrenergic: α1, α2, β1 dan β2.

Reseptor adrenergic alfa terletak pada jaringan pembuluh darah dari otot

polos. Jika reseptor alfa dirangsang, arteriola dan venula mengalami konstraksi

sehingga meningkatkan resistensi perifer dan aliran darah ke jantung. Sirkulasi akan

bertambah baik dan tekanan darah akan meningkat. Jika terjadi terlalu banyak

perangsangan, aliran darah yang menuju ke organ vital akan berkurang. Reseptor α2

terdapat pada ujung saraf simpatis postganlionik, dan jika dirangsang akan

menghambat pelepasan nonrepinefrin. Ini akan mengakibatkan penurunan darah.

Reseptor adrenergic β1 terutama terdapat pada jantung. Perangsangan reseptor

β1 meningkatkan kontraktilitas miokardium dan denyut jantung. Reseptor adrenergik

β2 terutama terdapat pada otot polos paru- paru, arteriol otot rangka, dan otot uterus.

Perangsangan reseptor β2 menghasilkan: (1) Relaksasi otot polos paru- paru, sehingga

Page 6: Laporan Teknologi sediaan likuid dan semisolid Efedrin HCL

terjadi bronkodilatasi, (2) Menambah aliran darah ke otot rangka, dan (3) Relaksasi

otot uterus, sehingga kontrkasi uterus berkurang.

Reseptor adrenergik lain adalah dopaminergik dan terdapat pada arteri ginjal,

mesenterium, koroner dan serebral. Jika reseptor ini dirangsang, pembuluh darah

berdilatasi dan aliran darah bertambah. Hanya dopamin yang dapat mengaktivasi

reseptor ini.

Obat- obat simpatomimetik yang merangsang reseptor adrenergic

diklasifikasikan kedalam tiga golongan berdasarkan efeknya pada sel- sel organ:

1. Simpatomimetik yang bekerja langsung, yang langsung merangsang reseptor

adrenergik. Contoh: epinefrin atau norepinefrin.

2. Simpatomimetik yang bekerja tidak langsung, yang merangsang pelepasan

norepinefrin dari ujung saraf terminal. Contoh: Amfetamin.

3. Simpatomimetik yang bekerja campuran (baik langsung maupun tidak langsung) yang

merangsang reseptor adrenergik dan merangsang pelepasan norepinefrin dari ujung

saraf terminal.

Indikasi Klinis Efedrin

Dalam klinis, Efedrin digunakan sebagai:

1. Dekongestan diberikan per oral atau intranasal. Penggunaan yang terus menerus

menimbulkan toleran.

2. Pencegah enuresis, karena efeknya meningkatkan tonus sfinter vesika urinaria.

3. Midriatika untuk pemeriksaan mata.

4. Pengobatan bronkofasme (asma bronkial).

Dosis Efedrin HCl yang digunakan adalah 8 mg/ 5 cc dengan:

Dosis Lazim Anak

sekali Sehari

- 0,8 mg/ kg –

16 mg/ kg

Keterangan: Dibagi dalam 4 dosis. (FI III hal 933). Dosis Maksimum

Sekali Sehari

50 mg 150 mg

(FI III hal 968)

Page 7: Laporan Teknologi sediaan likuid dan semisolid Efedrin HCL

Sehingga dosis yang digunakan anak- anak dengan usia:- 2-7 tahun : sehari 4 x 1 sendok teh.- 8-12 tahun: sehari 4 x 2 sendok teh.

III. FORMULASI1. Bahan aktif

Zat Aktif Efedrin HCl

Struktur

Rumus molekul

C10H15NO

Titik lebur 217-220℃ {FI III hal. 237}Pemerian Hablur putih atau serbuk putih halus; tidak berbau; rasa pahit.

{FI III hal. 236}

Kelarutan Larut dalam kurang lebih 4 bagian air, dalam lebih kurang 14

bagian etanol 95 % P, praktis tidak larut dalam eter P. {FI III

hal. 236}

Stabilitas pH kelarutan; 1 gram dalam 20 ml air memperoleh pH 4,5 –

6,5. {Japan Pharmacope ed. 15}

Inkompabilitas Lindungi semua bentuk sediaan dari cahaya. {FI III hal. 237}

Keterangan lain

Kontra indikasi : sensitif terhadap efedrin HCl atau komponen

formulasi, aritmia, glaucoma. {Drug Information Hand Book

ed. 17}

Penekan nafsu makan, dekongestan, beta- agonis adrenoseptor

{BP 2007}

Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya. {FI III hal.

Page 8: Laporan Teknologi sediaan likuid dan semisolid Efedrin HCL

237}

Penggunaan Simpatomimetikum. {FI III hal. 237}

2. Natrium Benzoat

Zat Natrium Benzoat

Sinonim Benzoic acid sodium salt; benzoate of soda; E211; natrii

benzoas; natrium benzoicum; sobenate; sodii benzoas; sodium

benzoic acid. {HOPE 6th 2009}

Struktur

Rumus molekul

C7H5NaO2. {HOPE 6th 2009}

Titik lebur -

Pemerian Merupakan butiran putih atau Kristal, sedikit higroskopis,

tidak berbau atau berbau samar, rasanya manis dan asin tidak

menyenangkan. {HOPE 6th 2009}

Kelarutan Larut dalam 2 bagian air. {FI III hal. 395}

Stabilitas Larutan dapat disterilkan dengan autoklaf atau filtrasi. {HOPE

6th 2009}

Inkompabilitas Tidak compatible dengan senyawa kuartener, gelatin, garam

besi, garam kalsium dan logam berat, aktifitas pengawetnya

berkurang jika berinteraksi dengan kaolin. {HOPE 6th 2009}

Keterangan Asupan harian maksimal Natrium Benzoat menurut WHO

Page 9: Laporan Teknologi sediaan likuid dan semisolid Efedrin HCL

lain adalah 5 mg/ kg berat badan. Efek sampingnya iritasi

lambung, ultikariahingga anafilaksis.

Penyimpanan Larutan mungkin disterilkan dengan autoclave atau filtrasi.

{HOPE 6th 2009}

Kadar penggunaan

Pengawet anti mikroba hingga 0,5%. {HOPE 6th 2009}

3. Propilenglikol

Zat Propilenglikol

Sinonim 1,2-Dihydroxypropane; E1520; 2-hydroxypropanol; methyl

ethyl-ene glycol; methyl glycol; propane-1,2-diol;

propylenglycolum. {HOPE 6th 2009}

Struktur

Rumus molekul

C3H8O2 {HOPE 6th 2009}

Titik lebur -590C. {HOPE 6th 2009}

Pemerian Propilenglikol adalah cairan jernih, tidak berwarna, kental,

praktis tidak berbau rasa sedikit tajam menyerupai gliserin.

{HOPE 6th 2009}

Kelarutan Larut dengan aseton, kloroform, etanol (95%), gliserin, dan

air; larut pada 1: 6 bagian eter. {HOPE 6th 2009}

Stabilitas Stabil saat dicampur dengan etanol 95%, gliserin, higroskopis,

terlindung dari cahaya. {HOPE 6th 2009}

Inkompabilitas Tidak kompatibel dengan reagen oksidasi seperti kalium

permanganat. {HOPE 6th 2009}

Page 10: Laporan Teknologi sediaan likuid dan semisolid Efedrin HCL

Keterangan lain

Kegunaan: Pengawet anti mikroba, desinfektan, ko-solven.

{HOPE 6th 2009}

Penyimpanan Stabil dalam wadah tertutup, di tempat dingin dan bila

terbuka, cenderung teroksidasi. {HOPE 6th 2009}

Kadar penggunaan

10-25% sebagai kosolven pada sediaan oral. {HOPE 6th 2009}

4. Sirupus Simplex

Zat Sirupus simplex

Sinonim Beet sugar; cane sugar;a-D-glucopyranosyl-b-D

fructofuranoside; refined sugar; saccharose; saccharum; sugar.

{HOPE 6th 2009}

Struktur

Rumus

molekul

C12H22O11

Titik lebur 1600–1860C (dengan dekomposisi). {HOPE 6th 2009}

Pemerian Gula yang bersal dari Saccharum oficinarum Linne, Beta

vulgaris Linne. Berbentuk kristal tak berwarna, massa kristal

atau blok, bubuk kristal putih, tidak berbau, dan memiliki rasa

manis. {HOPE 6th 2009}

Kelarutan Kelarutan dalam air 1 : 0,2 pada suhu 1000C, 1 : 400 dalam

etanol pada suhu 200C, 1 : 170 dalam etanol 95% pada suhu

200C, 1 : 400 dalam propan-2-ol, tidak larut dalam kloroform.

{HOPE 6th 2009}

Page 11: Laporan Teknologi sediaan likuid dan semisolid Efedrin HCL

Stabilitas Stabilitas baik pada suhu kamar dan pada kelembaban yang

rendah. Sukrosa akan menyerap 1% kelembaban yang akan

melepaskan panas pada 90oC. Sukrosa akan menjadi karamel

pada suhu di atas 160oC. Sukrosa yang encer dapat

terdekomposisi dengan keberadaan mikroba. {HOPE 6th 2009}

Inkompabilitas Bubuk sukrosa dapat terkontaminasi dengan adanya logam

berat yang akan berpengaruh terhadap zat aktif seperti asam

askorbat. Sukrosa dapat terkontaminasi sulfit dari hasil

penyulingan. Dengan jumlah sulfit yang tinggi, dapat terjadi

perubahan warna pada tablet yang tersalut gula. Selain itu,

sukrosa dapat bereaksi dengan tutup aluminium. {HOPE 6th

2009}

Keterangan

lain

Kegunaan: Pemanis, coating agent, granulating agent,

suspending agent, tablet binder, sugar coating adjust,

peningkat viskositas. {HOPE 6th 2009}

Penyimpanan Harus disimpan di tempat yang sejuk dan kering. {HOPE 6th

2009}

Kadar

penggunaan

Sebagai pembawa oral sirup digunakan dengan kadar 20-60%.

{HOPE 6th 2009}

5. Aquadest

Zat Aquadest

Sinonim Aqua; aqua purificata; hydrogen oxide.{HOPE 6th 2009}

Struktur

Page 12: Laporan Teknologi sediaan likuid dan semisolid Efedrin HCL

Rumus

molekul

H2O {HOPE 6th 2009}

Titik lebur 00C. {HOPE 6th 2009}

Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai

rasa.{FI III hal. 96}

Kelarutan Dapat bercampur dengan pelarut polar lainnya. {HOPE 6th

2009}

Stabilitas Stabilitas baik pada keadaan fisik (padat, cair, gas). {HOPE 6th

2009}

Inkompabilitas Air dapat bereaksi dengan obat-obatan dan bahan tambahan

lain yang rentan terhadap hidrolisis (dekomposisi dalam

adanya air atau uap air) pada suhu yang tinggi. Air juga dapat

bereaksi dengan logam alkali seperti kalsium oksida dan

magnesium oksida. Selain itu air juga bereaksi dengan garam

anhidrat untuk membentuk hidrat dari berbagai komposisi, dan

dengan bahan organik tertentu dan kalsium karbida.{HOPE 6th

2009}

Keterangan

lain

Kegunaan: Pelarut untuk pembuatan produk obat-obatan dan

sediaan farmasi, tidak cocok untuk digunakan dalam

pembuatan produk parenteral. {HOPE 6th 2009}

Penyimpanan Wadah yang dapat membatasi pertumbuhan mikroorganisme

dan mencegah kontaminasi kegunaan pelarut. {HOPE 6th

2009}

IV. PERMASALAHAN FARMASETIK DAN PENYELESAIAN

No. Permasalahan Penyelesaian

1. Zat aktif berasa pahit. Ditambah pemanis yaitu sirupus

simplex.

Page 13: Laporan Teknologi sediaan likuid dan semisolid Efedrin HCL

2. Larutannya mengandung bahan

tambahan yang ideal untuk

ditumbuhi mikroorganisme.

Ditambahkan pengawet yaitu

Natrium Benzoat.

3. Viskositas larutan terlalu encer. Penambahan zat penstabil yaitu

propilenglikol.

4. Sediaan harus terlindung dari

cahaya.

Dengan pemakaian botol coklat.

5. Sediaan ditujukan untuk anak-

anak.

Ditambahkan escent stroberi.

V. PENDEKATAN FORMULA

No. Nama Bahan Jumlah Kegunaan

1. Efedrin HCl 0,16 % Zat Aktif

2. Natrium Benzoat 0,15 % Pengawet {HOPE 6th 2009}

3. Sirupus Simplex 20 % Pemanis {FI III hal. 567}

4. Propilenglikol 10 % Pengental {HOPE 6th 2009}

5. Aquadest 64,69 % Pelarut

6. Perasa Strawberry qs Pewarna, perasa, pengharum

VI. PENIMBANGANPenimbangan

Dibuat sediaan 8 botol (@ 60 ml) = 480 ml sisanya 20 ml di botol 30 ml.

Page 14: Laporan Teknologi sediaan likuid dan semisolid Efedrin HCL

No

.

Nama Bahan Jumlah yang Ditimbang

1. Efedrin HCl 8 mg5 ml

∗500 ml=0,8 gram

2. Natrium Benzoat 7,5 mg5 ml

∗500 ml=0,75 gram

3. Sirupus Simplex 120 gram

4. Propilenglikol 500 mg5 ml

∗500 ml=50 gram

5. Aquadest 328,45 ml

6. Perasa Strawberry 15 tetes

Untuk membuat sirupus simplex 120 bagian:

No. Bahan Jumlah

1. Saccharum Album 65 g100 ml

∗120 g=78 gram

2. Aquadest 35 g100 ml

∗120 g=42 gram

VII. PROSEDUR PEMBUATAN

1. Kalibrasi beaker glass utama

Ukur air sebanyak 500 ml dalam gelas ukur 100 ml, lakukan sebanyak 5 kali.

Tuang kedalam beaker glass utama.

Beri tanda batas air di permukaan beaker glass.

Keluarkan air dari beaker glass, lalu keringkan.

2. Pembuatan Sirupus Simplex

Timbang sebanyak 78 gram sakarin album dalam cawan porselen.

Masukkan aquadest sebanyak 42 gram ke Erlenmeyer, panaskan hingga

mendidih.

Masukan sakarum album kedalam Erlenmeyer, aduk hingga terlarut lalu serkai

dengan kain batis, diamkan hingga dingin lalu ambil 100 ml.

Page 15: Laporan Teknologi sediaan likuid dan semisolid Efedrin HCL

3. Melarutkan Efedrin HCl

Timbang Efedrin HCl sebanyak 0,8 gram di kertas perkamen.

Larutkan Efedrin HCl dengan aquadest sebanyak 2 ml didalam beaker glass

kecil hingga terlarut sempurna.

Masukkan kedalam beaker glass utama, aduk hingga homogen.

Beaker glass kecil dibilas dengan aquadest sebanyak 2 ml, lakukan sebanyak 3

kali.

4. Melarutkan Natrium Benzoat

Timbang Natrium Benzoat sebanyak 0,75 gram di kertas perkamen.

Larutkan Natrium Benzoat dengan aquadest sebanyak 2 ml di dalam beaker

glass hingga terlarut sempurna.

Masukkan kedalam beaker glass utama, aduk hingga homogen.

Beaker Glass kecil dibilas dengan aquadest sebnayak 2 ml, lakukan sebanyak

3 kali.

5. Mengencerkan propilenglikol

Timbang propilenglikol sebanyak 50 gram kedalam beaker glass kecil.

Encerkan propilenglikol dengan 25 ml aquadest, aduk hingga tercampur

Masukkan kedalam beaker glass utama, aduk hingga homogen.

Beaker Glass kecil dibilas dengan aquadest sebayak 2 ml, lakukan sebanyak 3 kali

6. Masukan sirupus simplex yang telah dingin ke dalam beaker glass utama, aduk hingga

homogen.

7. Tambahkan aquadest hingga 500 ml ke dalam beaker glass utama, aduk hingga

homogen.

8. Masukan beberapa tetes essen strawberry, aduk sampai homogen.

9. Sediaan dimasukkan kedalam botol yang telah ditara 60 ml, kemas dan beri etiket.

VIII. DATA PENGAMATAN EVALUASI SEDIAAN

Page 16: Laporan Teknologi sediaan likuid dan semisolid Efedrin HCL

IX. PEMBAHASAN

Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral,

mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis,

atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven-air. Larutan oral yang

tidak mengandung gula tetapi bahan pemanis buatan seperti sorbitol atau

Page 17: Laporan Teknologi sediaan likuid dan semisolid Efedrin HCL

aspartame, dan bahan pengental, seperti gom selulosa, sering digunakan untuk

penderita diabetes.

Pada percobaan ini dibuat formula sediaan sirup sebagai berikut: Efedrin HCl,

Natrium Benzoat, Sirupus Simpleks, Propilenglikol dan penambahan aquadest

sampai volume yang sudah ditentukan, selain itu juga ada penambahan essen

stroberi agar sediaan terlihat lebih menarik karena ditujukan untuk anak- anak.

Untuk melarutkan bahan- bahan yang sudah ditentukan dalam formula, kita

larutkan satu per satu pada beaker glass kecil sesuai kelarutannya. Setelah itu kita

masukkan kedalam beaker glass 500 ml yang sudah ditara.

Dalam pembuatan sediaan sirup ini ditambahkan sirupus simplex sebagai

pemanis. Sementara sirupus simplex itu sendiri merupakan media yang baik untuk

pertumbuhan bakteri dan jamur, maka kedalam sediaan yang dibuat ditambahkan

pengawet Natrium Benzoat sebanyak 0,15%. Ditambahkannya pengawet kedalam

sediaan yang kita buat adalah untuk meningkatkan kemampuan spektrum

antimikroba, efek yang sinergis memungkinkan penggunaan pengawet dalam

jumlah kecil, sehingga kadar toksisitasnya menurun pula, dan mengurangi

kemungkinan terjadinya resistensi.

Karena tidak mungkin rasanya jika membuat sediaan sirup untuk anak- anak

tanpa ditambahkannya pemanis dan pewarna, maka kita tambahkan sirupus

simplex sebanyak 20% dan essen stroberi. Sirupus simplex dibuat dari 65%

sacharum album dan 35% aquadest. Dalam sediaan yang kita buat yaitu 78 gram

sacharum album dan 42 gram aquadest. Selain sebagai pemanis, kita gunakan

sirupus simplex ini sebagai pengental juga agar sediaan tidak terlalu encer

nantinya. Namun penggunaan sirupus simpleks dengan kadar 20% – 35% dapat

menimbulkan kristalisasi pada leher botol.

Kristalisasi dapat terjadi karena gula yang terdapat dalam larutan mengalami

salting out. Biasanya kristal terbentuk pada leher botol setelah penuangan

berulang kali. Ketika botol ditutup kembali setelah penuangan, gula yang

tertinggal pada leher botol bergesekan dengan tutup botol dan akhirnya inti kristal

terbentuk. Proses mengkristalnya gula pada leher botol sediaan ini dikenal

sebagai caploking. Maka dari itu, untuk anticaploking agent kami menggunakan

propilenglikol 10 % kedalam sediaannya. Konsentrasi propilenglikol P˷15% dapat

mencegah pertumbuhan kristal gula di leher botol. Selain itu kita gunakan pula zat

tambahan ini untuk meningkatkan kekentalan (viskositas).

Page 18: Laporan Teknologi sediaan likuid dan semisolid Efedrin HCL

Setelah sediaan jadi dilakukan evaluasi. Dalam pengisian larutan kedalam

botol ditambahkan 3% dari 60 ml larutan  sehingga volume total yang diisikan

kedalam botol adalah sebesar 61,8 ml atau dibulatkan menjadi 62 ml. Hal tersebut

dilakukan agar volume sediaan yang terpindahkan saat dituang dari botol

seluruhnya adalah tidak boleh kurang dari 100 % volume yang tertera pada etiket.

Dalam uji organoleptik setelah 1 minggu, sediaan diidentifikasi dari segi

warna, bau dan rasa. Dan hasilnya ada dalam tabel 2.1 .

Pada uji kejernihan dalam sediaan sirup ini terdapat tanda-tanda pertumbuhan

jamur dan adanya serat seperti lendir. Diperkirakan adanya jamur dan lendir ini

bisa jadi karena aquadest di laboratorium kurang steril, sehingga untuk

kedepannya kita harus memanaskan aquadest tersebut terlebih dahulu untuk

meminimalisir kekurangan kualitas pada sediaan yang dibuat.

Untuk sediaan larutan atau sirup harus memiliki stabilitas pH yang sama atau

perubahan pH nya tidak lebih dari ± 1 untuk kestabilan efek farmakologinya. Pada

sediaan sirup efedrin ini, setelah dilakukan uji pH ternyata 4 botol memiliki pH 7

dan 2 botol memiliki pH 6.

X. KESIMPULAN

Dari percobaan yang sudah kami lakukan dengan formula diatas, ditemukan

bahwa sediaan sirup tersebut ada yang tidak lolos uji. Misalnya pada evaluasi

kejernihan, ditemukan adanya mikroba dan lendir/ serat. Pada uji organoleptik pun

baunya tidak begitu bagus karena bau asam sehingga tidak lolos uji.

Formulasi yang tepat untuk sediaan yang dibuat adalah sebagai berikut.

No. Nama Bahan Jumlah Kegunaan

1. Efedrin HCl 0,16 % Zat Aktif

2. Methylparaben 0,18 % Pengawet {HOPE 6th 2009}

3. Prophylparaben 0,02 % Pengawet {HOPE 6th 2009}

3. Sirupus Simplex 20 % Pemanis {FI III hal. 567}

4. Propilenglikol 10 % Pengental {HOPE 6th 2009}

5. Aquadest 64,69 % Pelarut

6. Perasa Strawberry qs Pewarna, perasa, pengharum

Page 19: Laporan Teknologi sediaan likuid dan semisolid Efedrin HCL

XI. DAFTAR PUSTAKA

Rowe, Raymond C.2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 5th ed, London:

Pharmaceutical Press.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia edisi III,

Jakarta: Departemen Kesehatan.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV,

Jakarta: Departemen Kesehatan.

British Pharmacopeia. Volume III. London: The Stationery Office; 2009.

Lacy, C.F., Amstrong, L.L., Goldman, M.P., Lance, L.L., 2006, Drug Information

Handbook, 17th Edition.

Staf Pengajar Departemen Farmakologi FK UNSRI, Kumpulan Kuliah Farmakologi

Ed. 2, Jakarta, 2008, hal. 366.

Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta 1996 Farmakologi, Pendekatan Proses

Keperawatan Joyce L. Kee dan Evelyn R. Hayes hal. 263.

Japanese Pharmacopoeia ed. 15th. Ministry of Health, Labour and Walfare: 2001

XII. LAMPIRAN

Page 20: Laporan Teknologi sediaan likuid dan semisolid Efedrin HCL