seminar sidang ok
DESCRIPTION
seminarTRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Rumah Tumbuh adalah sebuah konsep dimana saat membangun rumah
tidak perlu membangun seluruh bangunan rumah, namun hanya sebagian saja.
Biasanya konsep rumah tumbuh dibuat bila pemilik rumah merasa perlu
mempersiapkan rumah untuk tahap pembangunan selanjutnya, misalnya
karena diperkirakan anggota keluarga bertambah banyak.
Pengetahuan tentang rumah tumbuh dalam masyarakat Indonesia masih
kurang termasuk calon-calon arsitek dan sebagian arsitek di Indonesia padahal
rumah tumbuh dapat menjadi pilihan yang layak dipilih masyarakat negara
berkembang seperti Indonesia yang rata-rata memiliki penghasilan menengah
dan menengah ke bawah. Di samping itu pembangunan bangunan komersil
dan kompleks perumahan terus bertambah dari waktu ke waktu sehingga lahan
yang tersedia terus berkurang sedangkan pertumbuhan penduduk semakin
bertambah dengan taraf kehidupan yang berbeda-beda sehingga rumah
tumbuh vertikal dapat menjadi solusi dalam mengoptimalkan pembangunan
rumah.
Kekuatan utama konsep rumah tumbuh adalah penambahan ruangan
baru dapat dibangun tanpa harus membongkar, sedangkan rumah tetap sehat
dan secara struktural tetap kuat. Kelemahan dari rumah tumbuh ini adalah
adanya keterbatasan fungsi rumah dimana harus dipriotaskan terlebih dahulu
ruangan sesuai kebutuhan dan kemampuan pemilik oleh karena itu diperlukan
suatu tahapan yang harus diprioritaskan menurut urutan dalam membangun
rumah tumbuh vertikal.
Dari permasalahan dalam merencanakan pembangunan rumah tumbuh
ini maka penelitian ini bertujuan untuk memberikan tahapan yang harus
diprioritaskan menurut urutan dalam pembangunan rumah tumbuh vertikal.
1
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimana urutan tahapan dalam pelaksanaan pembangunan rumah
tumbuh vertikal?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk menghasilkan tahapan yang diprioritaskan dalam pelaksanaan
pembangunan rumah tumbuh vertikal.
1.4 Kontribusi Penelitian
Ditujukan untuk masyarakat yang ingin membangun rumah tinggal dengan
konsep rumah tumbuh.
Ditujukan untuk calon arsitek dan arsitek yang baru pertama kali akan
merencanakan pembangunan rumah tumbuh.
1.5. Metode Penelitian
Metode yang dipakai untuk pengambilan data-data yang ditujukan
untuk terpenuhinya laporan ini adalah sebagai berikut :
Studi literatur
Pencarian data-data pendukungn melalui buku, internet serta media-
media lain yang mendukung dalam memberi informasi.
Quisioner
Quisioner diberikan kepada arsitek-arsitek dan kontraktor untuk
mendapatkan opini-opini menyangkut tahapan dalam pelaksanaan
pembangunan rumah tumbuh.
Analisa
Bimbingan langsung dari dosen
Data juga diperoleh pada saat asistensi dengan dosen pembimbing yang
berupa masukan dan koreksi atas makalah.
2
1.6. Kerangka Pemikiran
Feed Back
(Umpan Balik)
3
IDE / GAGASAN
JUDUL
TAHAPAN DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TUMBUH
VERTIKAL
LATAR BELAKANG
KURANGNYA PENGETAHUAN TENTANG RUMAH TUMBUH DI MASYARAKAT
INDONESIA.
MAKSUD DAN TUJUAN
UNTUK MEMBERIKAN TAHAPAN PERENCANAAN KONSEP
PEMBANGUNAN RUMAH TUMBUH
PERMASALAHAN
BAGAIMANA TAHAPAN DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN RUMAH
TUMBUH
OLAH DATA
DATA STUDI LITERATUR QUISIONER
KESIMPULAN
1.7. Sistematika Pembahasan
Makalah ini disusun kedalam 5 (lima) bab dan beberapa sub bab,
antara lain sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Merupakan pembahasan mengenai latar belakang,
identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metode penelitian, kerangka berpikir dan
sistematika pembahasan.
BAB II : TINJAUAN UMUM
Merupakan pembahasan tentang pengertian rumah
tumbuh, pertimbangan membangun rumah tumbuh, peran
arsitek dalam membangun rumah tumbuh, dan faktor-
faktor yang berpengaruh dalam perencanaan rumah
tumbuh.
BAB III : METODA PENELITIAN
Merupakan pembahasan tentang metode yang digunakan
dalam proses penulisan penelitian.
BAB IV : PEMBAHASAN
Merupakan analisa permasalahan dan penelitian melalui
quisioner tentang tahapan perencanaan konsep rumah
tumbuh.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran-
saran yang disampaikan penulis setelah melakukan
penelitian.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Rumah Tumbuh
Rumah tumbuh adalah sebuah konsep dimana saat membangun rumah
tidak perlu membangun seluruh bangunan rumah, namun hanya sebagian
saja. Biasanya konsep rumah tumbuh dibuat bila pemilik rumah merasa
perlu mempersiapkan rumah untuk tahap pembangunan selanjutnya,
misalnya karena diperkirakan anggota keluarga bertambah banyak.
Gambar 2.1. Contoh fasad rumah tumbuh tahap pertama Sumber : Anddys Firstanty , Desain Rumah Tumbuh , Jakarta : Transmedia
Pustaka, 2013
Gambar 2.2. Contoh fasad rumah tumbuh tahap kedua. Sumber : Anddys Firstanty , Desain Rumah Tumbuh , Jakarta : Transmedia
Pustaka, 2013
5
Menurut Anddys Firstanty dalam buku 22 inspirasi desain rumah
tumbuh menyatakan saat jumlah anggota keluarga masih sedikit, mungkin
tidak membutuhkan banyak ruang ,satu atau dua kamar tidur dan ditambah
dengan beberapa ruang pelengkap saja sudah cukup. Fungsi ruang tamu
dapat digabungkan dengan ruang makan. Penggabungan fungsi ruang ruang
seperti ini mampu memenuhi kebutuhan ruang dan tetap memberikan
kenyamanan.
Gambar 2.3. Contoh denah rumah tumbuh tahap pertama
Sumber : www.andyrahmanarchitect.com
Gambar 2.4. Contoh denah rumah tumbuh tahap kedua
Sumber : www.andyrahmanarchitect.com
6
Saat ini kedekatan personal menjadi inti dari terciptanya rasa nyaman.
Ruang yang banyak hanya akan menghambat hubungan personal yang
diharapkan. Sejalan dengan berjalannya waktu, anggota keluarga pun akan
bertambah dan akan memengaruhi kebutuhan ruang meski bukan perubahan
yang signifikan. Anak-anak masih bisa berbagi kamar dan kehadiran
pembantu belum terlalu dibutuhkan.
Pada umumnya perubahan akan terjadi setelah memasuki tahun
keempat atau kelima. Pengembangan rumah sudah mulai dibutuhkan karena
kebutuhan ruang semakin bertambah. Anak-anak mulai memutuhkan kamar
pribadi. Kebutuhan lain pun mulai bertambah, seperti ruang untuk
menampung aktivitas bermain dan kebutuhan ruang kerja bagi orangtua.
Rumah yang sudah terbangun akan mengalami pengembangan yang
akan disesuaikan dengan kebutuhan ruang dari anggota keluarga. Dengan
perencanaan yang matang sejak awal, proses pengembangan rumah tidak
akan sesulit yang kita bayangkan. Perencanaan tidak hanya memerhatikan
segi ekonomi. Tujuannya agar pegembangan rumah tidak akan
memberatkan atau mengganggu perekonomian keluarga dikemudian hari.
(Anddys Firstanty , Desain Rumah Tumbuh , Jakarta : Transmedia Pustaka,
2013 )
2.2. Alasan Membangun Rumah Tumbuh
Menurut catatan Probo Hindarto yang dikemukakan dalam web (http:/
/www.astudioarchitect.com/2008/09/konsep-rumah-tumbuh.html) ada dua
hal yang menjadi bahan pertimbangan mengapa perlu membangun rumah
secara bertahap. Yang pertama adalah pertimbangan biaya, berapa besar
biaya yang harus dikeluarkan untuk mewujudkan rumah tumbuh ini. Bagi
kebanyakan yang dananya masih belum mencukupi, membangun rumah
secara bertahap adalah pilihan bijak yang harus dilakukan. Yang kedua
adalah bertambahnya kebutuhan akan ruangan dirumah, biasanya karena
bertambahnya anggota keluarga atau penghuni rumah maka rumah harus
dikembangkan.
7
Pembangunan rumah yang dilakukan secara bertahap memungkinkan
untuk membangun rumah sesuai skala prioritas, karena faktor dana yang
terbatas sehingga anggaran pembangunan rumah bisa disesuaikan dengan
kemampuan keuangan dan keluarga. Pemilik bisa mengeluarkan biaya
secukupnya untuk menggunakan jasa arsitek yang akan merencanakan
rumah secara keseluruhan, menganggarkan biaya pembangunan tahap
pertama dan membeli kebutuhan rumah lainnya. Ketika dana sudah cukup
untuk pembangunan berikutnya,bisa melanjutkan untuk membangun tahap
berikutnya misalnya: kamar tidur utama ditambah kamar mandi, kamar tidur
anak, ruang khusus untuk memasak, dan kamar tidur pembantu.
Pembangunan rumah secara bertahap juga memungkinkan untuk
mengontrol pemakaian material, dengan budget yang terbatas akan
‘memaksa’ untuk menggunakan material secara efisien. Untuk
mengendalikan budget pembangunan rumah idaman, pembelian material
harus secukupnya disesuaikan dengan kebutuhan sehingga kecil
kemungkinan ada material yang terbuang percuma. Demikian konsep
pembangunan rumah tumbuh yang sesungguhnya.
2.3 Peran Arsitek dalam merancang rumah tumbuh
Peran arsitek dalam merancang rumah tumbuh sangat diperlukan
karena pembangunan rumah tumbuh merupakan pembangunan jangka
panjang yang bertahap sehingga dibutuhkan pemikiran perancangan dari
seorang ahli dalam bangunan khususnya dalam pola pembangunan atau
tahapan dalam pelaksanaannya supaya dapat menghindari pekerjaan
bongkar pasang saat proses pembangunan yang dapat merugikan pemilik.
Oleh karena itu,peran arsitek dalam menentukan tahapan perancangan
sangat penting agar rumah tumbuh yang dibangun dapat berfungsi dengan
optimal di tahap pertama dan dapat disesuaikan ke tahap berikutnya, baik
dari segi pola tata ruang, struktural, utilitas dan estetika.
8
2.4. Faktor yang harus Diperhatikan Dalam Membangun Rumah Tumbuh
2.4.1. Memperhitungkan Struktural Rumah Tumbuh
Menurut Wijoyo Hendromartono, arsitek dari Skala Dimensi
Arkitektura dalam web (http://www.ilmusipil.com/menyiapkan-
struktur-rumah-tumbuh-2-lantai) menuliskan struktural adalah hal yang
harus diperhatikan dalam membangun rumah tumbuh.Pada dasarnya
fondasi rumah tumbuh sama seperti fondasi rumah biasa. Hanya saja
pada rumah tumbuh, fondasinya harus dipastikan dapat menerima
beban dari keseluruhan bangunan, terutama yang akan dikembangkan
secara vertikal. Misalnya saja kita berencana membuat rumah dua
lantai, namun baru satu lantai dulu yang dibuat pada pembangunan
tahap pertama. Maka pembuatan kolom dan balok-balok pada
pembangunan tahap pertama ini sudah harus mempersiapkan bangunan
untuk dua lantai. Akan sangat berbahaya, jika masalah fondasi ini
diabaikan, khususnya bagi keselamatan penghuni rumah.
Di sinilah jasa arsitek sangat diperlukan. Para ahli bangunan ini
dapat memahami masalah struktur dan fondasi bangunan dengan
sangat baik. Mereka dapat memberi gambaran bagaimana struktur
harus dibuat agar dapat menunjang dua atau tiga lantai rumah,
sehingga rumah Anda akan menjadi rumah yang aman bagi para
penghuninya.
Menyiapkan struktur rumah tumbuh lantai yang ditambah
sesuai perencanaan yaitu :
1. Pertama adalah pondasi rumah didesain untuk beban bangunan
setelah rumah ditinggikan, bisa dilakukan dengan memperbesar
dimensi pondasi, menambah jumlah penggunaan material seperti
besi tulangan, menambah pondasi cakar ayam pada area kolom
struktur utama.
9
2. Besar sloof juga lebih besar dari rumah lantai 1, fungsi sloof adalah
meratakan beban yang diterima dari beberapa kolom dan dinding
untuk disalurkan secara merata pada struktur pondasi.
3. Ukuran kolom dan penggunaan besi tulangan harus direncanakan
untuk rumah 2 lantai meskipun pada awalnya hanya dibangun
lantai 1 saja sehingga terkesan terlalu besar dan boros. misalnya
jika pada rumah 1 lantai cukup menggunakan kolom praktis ukuran
15 cm x 15 cm dengan besi tulangan 4 diamter 10 mm dan besi
sengkang diamter 8 mm, namun untuk rumah tumbuh harus
menggunakan ukuran kolom yang lebih besar seperti 20 cm x 25
cm dengan ukuran dan jumlah besi tulangan menyesuikan beban
bangunan.
4. Ring balok juga perlu diperbesar menyesuikan rencana rumah
lantai 2.
5. Atap rumah pada daerah yang rencana ditingkat akan lebih efisien
jika langsung di cor plat beton saja, sehingga saat rumah baru
dibuat satu lantai bisa difungsikan sebagai atap kemudian ketika
rumah sudah dibuat 2 lantai maka dapat digunakan sebagai plat
lantai.
6. Bentuk arsitektur rumah sebaiknya dirancang terlihat bagus ketika
masih berupa rumah 1 lantai serta ketika dirubah menjadi rumah
bertingkat sehingga tidak terkesan sebagai rumah belum jadi dan
dalam tahap pembangunan.
2.4.2 Mendata Jumlah Keluarga Kedepannya
Konsep rumah tumbuh inipun memerlukan perencaan desain
rumah secara matang sejak dini seperti memperhatikan perkiraan
jumlah anggota keluarga bertambah yang akan menempati rumah
tumbuh tersebut.
10
2.4.3. Mendata Prioritas Kebutuhan Ruang
Menurut Probo Hindarto dalam situs web
(http:/www.astudioarchitect.com/2008/09/konsep-rumah-tumbuh.html)
Mendata prioritas kebutuhan ruang, membangun rumah harus dengan
skala prioritas, utamakan ruangan yang penting-penting dulu, misalnya
tidur, kamar mandi dan ruang keluarga. Ruang keluarga untuk
sementara bisa multifungsi sebagai ruang makan, dan dapur. Khusus
untuk kamar mandi, keberadaannya sangat diperlukan.
2.4.4. Pertimbangan Lahan
Menurut Probo Hindarto dalam situs web
(http:/www.astudioarchitect.com/2008/09/konsep-rumah-tumbuh.html)
Pertimbangan lahan juga perlu diperhatikan dalam merancang suatu
rumah tumbuh agar dapat disesuaikan luas lahan dan kondisi di daerah
disekitar.
2.4.5. Perhitungan dana
Dalam web (http://www.hdesignideas.com/2011/03/design-
rumah-tumbuh.html) mengalokasikan dana adalah hal yang perlu
diperhatikan dalam merancang rumah tumbuh karena perhitungan
rumah tumbuh berbeda dengan rumah tinggal biasa diperlukan
perhitungan yang tepat untuk membuat struktur yang dapat disesuaikan
untuk tahap rumah tumbuh selanjutnya.Sumber dan jumlah dana yang
tersedia harus diperhitungkan agar pengerjaan tidak selesai akibat
kehabisan dana.
2.4.6. Sambungan Struktur
Menurut Ir. Arief Sabaruddin, CEES, peneliti pada Pusat
Penelitian dan Pemukiman, Balitbang PU Bandung dalam web
(http://www.tabloidrumah.com/2013/05/13/rumah-tumbuh-pilih-ke-
atas-atau-ke-samping/) mengingatkan saat membangun rumah tumbuh
agar mempertimbangkan sistem sambungan struktur dan konstruksi 11
antara bangunan lama dan bangunan baru. Ada dua alternatif, apakah
akan disambung atau dipisah, karena masing-masing memiliki kaidah
yang berbeda.
2.4.7. Waspada terhadap perkembangan harga material
Pamela Sarnia menuliskan dalam web (http:
//www.tabloidrumah.com/ 2013/ 12/ 02/ persiapan-membangun-rumah-
tumbuh/) waspada terhadap perkembangan harga material. Faktor ini
akan berpengaruh pada bujet yang akan dikeluarkan kelak. Selalu
waspada akan kenaikan harga tersebut karena akan membantu menekan
biaya pembangunan rumah tumbuh. Harga material sangat berpengaruh
pada bujet yang akan dikeluarkan.
2.4.8. Memperhatikan utilitas
Pamela Sarnia menuliskan dalam web (http://
www.tabloidrumah.com/ 2013/ 12/ 02/ persiapan-membangun-rumah-
tumbuh/) memperhatikan utilitas merupakan hal penting dalam
merancang rumah tumbuh. Utilitas ini berhubungan dengan air bersih,
air kotor, dan listrik. Utilitas bangunan rumah tumbuh tahap
selanjutnya harus terhubung baik dengan bangunan rumah tumbuh
tahap sebelumnya. Tidak lupa untuk selalu menyisakan ruang terbuka
untuk sirkulasi cahaya dan udara.
2.4.9. Pemilihan Material
Menurut Lily Rosalina, dosen program studi arsitektur Institut
Teknologi Bandung dalam web (http://www.tabloidrumah.com/ 2013/
12/02/persiapan-membangun-rumah-tumbuh/) mengemukakan, untuk
menghindari kemungkinan terjadinya pembongkaran maka
penentukan jenis material sangat perlu dilakukan. Contohnya material
rumah yang tadinya menggunakan material A tetapi ternyata di
kemudian hari material A tidak diproduksi lagi sehingga rumah
tumbuh yang direncanakan terkesan rumah tempelan.
12
2.4.10. Memperhatikan Perancangan Pencahayaan dan Penghawaan
Menurut Anddys Firstanty dalam buku inspirasi 22 desain
rumah tumbuh, pencahayaan dan penghawaan alami juga merupakan
perancangan yang harus dipikirkan agar kehadiran pembangunan tahap
selanjutnya tidak mengganggu sirkulasi pencahayaan dan penghawaan
pada bangunan tahap pertama.
2.4.11. Penentuan letak tangga dalam rumah tumbuh
Hotmian Siahaan menuliskan dalam web (http:
//www.tabloidrumah.com/2013/05/13/rumah-tumbuh-pilih-ke-atas-
atau-ke-samping/) penentuan letak tangga juga merupakan hal yang
sangat penting dalam perancangan pembangunan rumah vertikal agar
tidak terjadi pembongkaran yang tidak terduga.Pembongkaran untuk
penambahan tangga di masa yang akan datang minimal adalah
pembongkaran yang terencana agar pembangunan rumah tumbuh
tahap selanjutnya tidak terjadi biaya tidak terduga.Peletakan tangga
juga dapat dirancang di area taman belakang rumah apabila tersedia
sehingga dapat menghindari pembongkaran di rumah tumbuh pada
tahap sebelumnya.
2.4.12. Desain Bentuk
Desain bentuk fasad rumah tumbuh pada tahap pertama menjadi
hal yang perlu diperhatikan sehingga desain rumah tumbuh tahap
pertama tidak terlihat rumah yang dibangun setengah jadi selain itu
juga harus disesuaikan ke tahap selanjutnya agar tidak adanya
pembongkaran pada tahap selanjutnya minimal hanya sedikit
dilakukan pembongkaran.
13
2.4.13. Memprediksi Waktu Pelaksanaan
Memprediksi waktu pelaksanaan proyek ini juga merupakan hal
yang harus diperhatikan agar waktu penyelesaian proyek dapat
diperhitungkan sesuai dengan dana yang dipunya calon pemilik rumah
tumbuh
14
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Studi Literatur maupun kepustakaan yang berhubungan dengan faktor
yang mempengaruhi dalam pelaksanaan pembangunan rumah tumbuh.
2. Quisioner yang diberikan kepada masyarakat yang profesinya
berhubungan dengan arsitektur yaitu: arsitek dan desainer serta
kontraktor untuk mendapatkan tahapan prioritas dalam pelaksanaan
pembangunan rumah tumbuh.
3.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Terapan (applied
research, practical research) dimana sistematik dan terus-menerus
terhadap faktor yang mempengaruhi perencanaan rumah tumbuh dengan
tujuan untuk digunakan segera untuk keperluan pembangunan rumah
tumbuh. Hasil penelitian ini tidak perlu sebagai satu penemuan baru, tapi
merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah ada.
3.3. Metode Olah Data
Metode olah data dalam penelitian ini yaitu kumpulan data
kuisioner yang telah diisi oleh responden-responden yaitu para arsitek,
desainer, dan kontraktor.data faktor tahapan yang sudah diurutkan oleh
responden akan ditulis dalam bentuk tabel berdasarkan profesinya dibagi
menjadi dua yaitu :
1. Responden arsitek dan desainer
2. Responden kontraktor
3. Responden keseluruhan (arsitek, desainer, dan kontraktor)
15
Data faktor yang diurutkan oleh responden akan diolah dengan
menghitung nomor urutan terbanyak dari masing-masing faktor.Nomor
urutan akan dimasukkan ke 3 kategori prioritas yaitu :
- Prioritas I , yaitu faktor yang mendapatkan nomor urutan terbanyak
dengan nomor urutan 1 sampai 4
- Prioritas II, yaitu faktor yang mendapatkan nomor urutan terbanyak
dengan nomor urutan 5 sampai 9
- Prioritas III, yaitu faktor yang mendapatkan nomor urutan terbanyak
dengan nomor urutan 10 sampai 13
Cara mendapatkan nomor urutan terbanyak dalam suatu faktor adalah :
-Menghitung no urutan yang paling banyak dipilih dalam suatu faktor
-Apabila terdapat dua nomor urutan yang sama banyak pada suatu faktor
maka faktor tersebut termasuk dalam kedua no urutan tersebut.
Rumus Menetapkan Presentase Nilai Urutan
Persentase : d/n x 100%
d = no urutan terbanyak
n = jumlah seluruh responden
3.4. Hasil Metode Analisa Data
Hasil metode analisa data akan didapat urutan prioritas tahapan
perancangan yang berpengaruh dalam rumah tumbuh dari profesi arsitek
desainer dan kontraktor untuk dapat menjadi acuan urutan tahapan yang
harus diprioritaskan dalam membangun rumah tumbuh vertikal.
3.5. Kendala Penelitian
Kendala yang dihadapi dalam penelitian ini adalah quisioner yang
dibagikan kepada para responden tidak semua dikembalikan dalam
keadaan terisi dikarenakan responden yang sibuk mengerjakan atau
melaksanakan proyek karena target responden adalah arsitek dan
kontraktor sedang dalam musim pengerjaan proyek.
16
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil penelitian Data Responden
Isi dari sub-bab ini merupakan identifikasi dari responden
penelitian ini. Responden yang diambil adalah 20 orang arsitek, desainer,
dan kontraktor di kota Binjai dan kota Medan.
Identifikasi ini dilihat dari karakteristik usia, pekerjaan dan lokasi tempat
tinggal. Berikut uraiannya:
a. Usia
Usia responden dapat dibagi menjadi usia arsitek dan kontraktor
dijelaskan dengan tabel dan diagram.
Usia dari arsitek
Tabel 4.1. Tabel Usia Responden Arsitek dan Desainer
ARSITEK (10 ORANG)
USIA21 - 30 31 - 40 41 - 50 51 - 65
TOTAL 7 3 - -PRESENTASE 70% 30% - -
Diagram 4.1. Diagram Usia Responden Arsitek dan Desainer
Diagram Usia Responden Arsitek dan Desainer
21-30 tahun31-40 tahun41-50 tahun51-65 tahun
Usia dari kontraktor
Tabel 4.2. Tabel Usia Responden Kontraktor
KONTRAKTOR (10 ORANG)
USIA21 - 30 31 - 40 41 - 50 51 - 65
TOTAL - 1 1 8PRESENTASE - 10% 10% 80%
17
Diagram 4.2. Diagram Usia Responden Kontraktor
Diagram Usia Responden Kontraktor
21-30 tahun31-40 tahun41-50 tahun51-65 tahun
Usia keseluruhan (arsitek dan kontraktor)
Tabel 4.3. Tabel Usia Responden Keseluruhan
ARSITEK &
KONTRAKTOR
USIA
21 - 30 31 - 40 41 - 50 51 - 65
TOTAL 7 4 1 8PRESENTASE 35% 20% 5% 40%
Diagram 4.3. Diagram Usia Responden Keseluruhan
Diagram Usia Responden Keseluruhan
( Arsitek,Desainer dan Kon-traktor )
21-30 tahun31-40 tahun41-50 tahun51-65 tahun
18
b. Tempat Tinggal
Tabel 4.4. Tabel Tempat Tinggal Responden
ARSITEK & KONTRAKTOR
KOTAMEDAN BINJAI
TOTAL 16 4PRESENTASE 80% 20%
Diagram 4.4. Diagram Tempat Tinggal Responden
Diagram Tempat Tinggal Responden
MedanBinjai
4.2. Hasil Penelitian Data Kuisioner
Berikut merupakan data olahan kuisioner menurut desainer dan
arsitek :
Tabel 4.5. Tabel Olahan Kuisioner menurut Arsitek dan Desainer
NO. PERNYATAAN DESAINER ARSITEKTUR
1Memperhitungkan struktural rumah tumbuh agar sesuai dengan tahap pembangunan selanjutnya
7 7 4 5 6 7 7 4 7 4
2 Mendata jumlah keluarga kedepannya 1 3 1 1 1 3 3 1 3 1
3 Mendata prioritas ruang 4 4 3 4 3 4 4 3 4 34 Pertimbangan lahan 3 1 2 3 2 1 1 2 1 25 Perhitungan dana 12 2 13 12 9 2 2 5 2 13
6
Sambungan struktur agar sesuai dengan tahap pembangunan selanjutnya
6 8 5 6 5 11 11 12 8 5
7 Mewaspadai perkembangan harga material 11 13 12 11 12 10 10 6 13 12
8Memperhatikan utilitas agar sesuai dengan tahap 8 6 6 8 4 12 12 11 6 6
19
pembangunan selanjutnya9 Pemilihan material 10 11 11 10 10 9 9 10 11 11
10Memperhatikan penghawaan dan pencahayaan agar sesuai dengan tahap pembangunan selanjutnya
9 9 7 9 7 13 13 9 9 7
11 Penentuan letak tangga 5 5 10 7 11 6 6 8 5 1012 Desain Bentuk 2 10 8 2 8 5 5 13 10 813 Memprediksi waktu pelaksanaan 13 12 9 13 13 8 8 7 12 9
Tabel 4.6. Tabel Analisis Kuisioner menurut Arsitek dan Desainer
NO. PERNYATAAN NILAI
1 Memperhitungkan struktural rumah tumbuh agar sesuai dengan tahap pembangunan selanjutnya
7Persentase= 50%
2 Mendata jumlah keluarga kedepannya 1Persentase = 60%
3 Mendata prioritas ruang 4Persentase = 60%
4 Pertimbangan lahan 1 & 2Persentase = 40%
5 Perhitungan dana 2Persentase = 40%
6Sambungan struktur agar sesuai dengan tahap pembangunan selanjutnya 5
Persentase = 30%
7 Mewaspadai perkembangan harga material 12Persentase = 30%
8Memperhatikan utilitas agar sesuai dengan tahap pembangunan selanjutnya
6Persentase = 40%
9 Pemilihan material 10 & 11Persentase = 40%
10
Memperhatikan penghawaan dan pencahayaan agar sesuai dengan tahap pembangunan selanjutnya
9Persentase = 50%
11 Penentuan letak tangga 11Persentase = 40%
12 Desain Bentuk 8Persentase = 30%
13 Memprediksi waktu pelaksanaan13
Persentase = 30%
Hasil tahapan dalam pelaksanaan pembangunan rumah tumbuh
menurut desainer dan arsitek adalah berikut ini :
20
Prioritas I :
a. Mendata jumlah keluarga kedepannya
b. Pertimbangan lahan
c. Mendata prioritas ruang
d. Perhitungan dana
Prioritas II :
a. Sambungan struktur agar sesuai dengan tahap pembangunan
selanjutnya
b. Desain bentuk
c. Memperhitungkan structural rumah tumbuh agar sesuai dengan
tahap pembangunan selanjutnya
d. Memperhatikan penghawaan dan pencahayaan agar sesuai dengan
tahap pembangunan selanjutnya
e. Memperhatikan utilitas agar sesuai dengan tahap pembangunan
selanjutnya
Prioritas III :
a. Penentuan letak tangga
b. Pemilihan material
c. Memprediksi waktu pelaksanaan
d. Mewaspadai perkembangan harga material
Berikut merupakan hasil olahan kuisioner menurut kontraktor :
Tabel 4.7. Tabel Olahan Kuisioner menurut Kontraktor
21
NO. PERNYATAAN KONTRAKTOR
1
Memperhitungkan struktural rumah tumbuh agar sesuai dengan tahap pembangunan selanjutnya
5 7 6 4 7 5 5 5 5 4
2 Mendata jumlah keluarga kedepannya 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
3 Mendata prioritas ruang 3 2 3 3 4 3 14 3 2 34 Pertimbangan lahan 2 3 1 2 3 2 3 2 3 2
5 Perhitungan dana 12 12 4 13 12 12 12 12 1
2 5
6
Sambungan struktur agar sesuai dengan tahap pembangunan selanjutnya
6 6 7 5 6 6 6 6 6 12
7 Mewaspadai perkembangan harga material 10 11 12 12 11 1
0 11 10 11 6
8Memperhatikan utilitas agar sesuai dengan tahap pembangunan selanjutnya
4 9 10 6 8 4 8 4 9 11
9 Pemilihan material 9 10 11 11 10 9 10 9 10 10
10Memperhatikan utilitas agar sesuai dengan tahap pembangunan selanjutnya
7 8 9 7 9 7 9 7 8 9
11 Penentuan letak tangga 11 5 8 10 5 11 7 11 7 8
12 Desain Bentuk 8 4 5 8 2 8 2 8 4 13
13 Memprediksi waktu pelaksanaan 13 13 13 9 13 13 13 13 1
3 7
Tabel 4.8. Tabel Analisis Kuisioner menurut Kontraktor
NO. PERNYATAAN NILAI
1 Memperhitungkan struktural rumah tumbuh agar sesuai dengan tahap pembangunan selanjutnya
5Persentase = 50%
2 Mendata jumlah keluarga kedepannya 1Persentase = 90%
3 Mendata prioritas ruang 3Persentase = 60%
4 Pertimbangan lahan 2Persentase = 50%
5 Perhitungan dana 12Persentase = 70%
22
6Sambungan struktur agar sesuai dengan tahap pembangunan selanjutnya 6
Persentase =70%
7 Mewaspadai perkembangan harga material 11Persentase = 40%
8Memperhatikan utilitas agar sesuai dengan tahap pembangunan selanjutnya
4Persentase = 30%
9 Pemilihan material 10Persentase = 50%
10
Memperhatikan penghawaan dan pencahayaan agar sesuai dengan tahap pembangunan selanjutnya
7 & 9Persentase = 40%
11 Penentuan letak tangga 11Persentase = 30%
12 Desain Bentuk 8Persentase = 40%
13 Memprediksi waktu pelaksanaan13
Persentase = 80%
Hasil tahapan dalam pelaksanaan pembangunan rumah tumbuh
menurut kontraktor adalah berikut ini :
Prioritas I :
a. Mendata jumlah keluarga kedepannya
b. Pertimbangan lahan
c. Mendata prioritas ruang
d. Memperhatikan utilitas agar sesuai dengan tahap pembangunan
selanjutnya
Prioritas II :
a. Desain Bentuk
b. Sambungan struktur agar sesuai dengan tahap pembangunan
selanjutnya
c. Memperhitungkan struktural rumah tumbuh agar sesuai dengan
tahap pembangunan selanjutnya
23
d. Memperhatikan penghawaan dan pencahayaan agar sesuai dengan
tahap pembangunan selanjutnya
Prioritas III :
a. Pemilihan material
b. Penentuan letak tangga
c. Mewaspadai perkembangan harga material
d. Perhitungan dana
e. Memprediksi waktu pelaksanaan
Tabel 4.9. Tabel Analisis Kuisioner menurut Desainer, Arsitek dan
Kontraktor
NO. PERNYATAAN NILAI
1 Memperhitungkan struktural rumah tumbuh agar sesuai dengan tahap pembangunan selanjutnya
7Persentase = 45%
2 Mendata jumlah keluarga kedepannya 1Persentase = 75%
3 Mendata prioritas ruang 3Persentase = 50%
4 Pertimbangan lahan 2Persentase = 45%
5 Perhitungan dana 12Persentase = 45%
6Sambungan struktur agar sesuai dengan tahap pembangunan selanjutnya 6
Persentase = 45%
7 Mewaspadai perkembangan harga material 11Persentase = 30%
8Memperhatikan utilitas agar sesuai dengan tahap pembangunan selanjutnya
6Persentase = 25%
9 Pemilihan material 10Persentase = 45%
10
Memperhatikan penghawaan dan pencahayaan agar sesuai dengan tahap pembangunan selanjutnya
9Persentase = 45%
11 Penentuan letak tangga 5Persentase = 25%
12 Desain Bentuk 8
24
Persentase = 35%
13 Memprediksi waktu pelaksanaan13
Persentase = 55%
Berikut merupakan hasil keseluruhan tahapan pelaksanaan pembangunan
rumah tumbuh menurut desainer, arsitek dan kontraktor adalah :
Prioritas I :
a.Mendata jumlah keluarga kedepannya
b.Pertimbangan lahan
c.Mendata prioritas ruang
Prioritas II :
a.Memperhitungkan structural rumah tumbuh agar sesuai dengan tahap
pembangunan selanjutnya
b.Desain Bentuk
c.Sambungan struktur agar sesuai dengan tahap pembangunan selanjutnya
d.Memperhatikan utilitas agar sesuai dengan tahap pembangunan
selanjutnya
e.Penentuan letak tangga
f.Memperhatikan penghawaan dan pencahayaan agar sesuai dengan tahap
pembangunan selanjutnya
Prioritas III :
a. Perhitungan dana
b.Pemilihan material
c.Mewaspadai perkembangan harga material
d.Memprediksi waktu pelaksanaan
25
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Menurut olah data penelitian ini terdapat beberapa perbedaan
antara responden arsitek dan kontraktor yaitu :
Responden arsitek lebih mengutamakan perhitungan dana pada
prioritas utama.
Responden kontraktor lebih mengutamakan memperhatikan utilitas
agar sesuai dengan tahap pembangunan selanjutnya pada prioritas
utama.
Menurut hasil olah data dari keseluruhan responden yaitu arsitek
dan kontraktor menyatakan bahwa faktor yang harus menjadi prioritas
utama ialah :
Mendata jumlah keluarga kedepannya
Pertimbangan lahan
Mendata prioritas ruang
Kemudian dilanjutkan dengan prioritas kedua :
Memperhitungkan struktural rumah tumbuh agar sesuai dengan tahap
pembangunan selanjutnya
Desain Bentuk
Sambungan struktur agar sesuai dengan tahap pembangunan
selanjutnya
Memperhatikan utilitas agar sesuai dengan tahap pembangunan
selanjutnya
Penentuan letak tangga
Memperhatikan penghawaan dan pencahayaan agar sesuai dengan
tahap pembangunan selanjutnya
Dan terakhir yaitu memperhatikan :26
Perhitungan dana
Pemilihan material
Mewaspadai perkembangan harga material
Memprediksi waktu pelaksanaan
5.2. Saran
Pengisian dan jumlah quisioner menjadi kendala dalam penelitian
ini karena banyak responden yang dibagikan quisioner dalam keadaan
sibuk mengerjakan dan melaksanakan proyek sehingga penulis akan lebih
memperhatikan waktu yang tepat dalam membagikan quisioner agar dapat
diisi oleh para responden.
DAFTAR PUSTAKA
27
Dari media buku
Anddys Firstanty , Desain Rumah Tumbuh , Jakarta : Transmedia Pustaka,
2013
Dari media web
Hhtp://www.andyrahmanarchitect.com
http:/ /www.astudioarchitect.com/2008/09/konsep-rumah-tumbuh.html
http://www.ilmusipil.com/menyiapkan-struktur-rumah-tumbuh-2-lantai
http://www.hdesignideas.com/2011/03/design-rumah-tumbuh.html
http://www.tabloidrumah.com/2013/05/13/rumah-tumbuh-pilih-ke-atas-atau-
ke-samping
28