seminar penerapan pmk 38/2013 jakarta, 4 april 2013

14
BAHAN DISKUSI & USULAN PELAKSANAAN KETENTUAN PPN ATAS PERUSAHAAN JASA PENGURUSAN TRANSPORTASI (FREIGHT FORWARDING)* Seminar Penerapan PMK 38/2013 Jakarta, 4 April 2013 *Bahan ini disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pajak pada 2011

Upload: trapper

Post on 14-Feb-2016

144 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Seminar Penerapan PMK 38/2013 Jakarta, 4 April 2013. Bahan Diskusi & Usulan Pelaksanaan Ketentuan PPN Atas Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi (Freight Forwarding)*. * Bahan ini disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pajak p ada 2011. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Seminar  Penerapan  PMK 38/2013  Jakarta, 4 April 2013

BAHAN DISKUSI & USULAN PELAKSANAAN KETENTUAN

PPN ATAS PERUSAHAAN JASA PENGURUSAN TRANSPORTASI

(FREIGHT FORWARDING)*

Seminar Penerapan PMK 38/2013 Jakarta, 4 April 2013

*Bahan ini disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pajak pada 2011

Page 2: Seminar  Penerapan  PMK 38/2013  Jakarta, 4 April 2013

I. PPN Atas Jasa Freight Forwarding COY (FFC)

I. Kegiatan Anggota ALFI/ILFA: a. Kegiatan mengurus Freight saja b. Kegiatan mengurus Freight & kegiatan

jasa lainnya (Freight + Jasa non Freight) c. Kegiatan Jasa Non Freight

2

Page 3: Seminar  Penerapan  PMK 38/2013  Jakarta, 4 April 2013

Catatan: Kegiatan Jasa non Freight (huruf C diatas)

melaksanakan ketentuan PPN dengan DPP Normal (PK-PM); untuk kegiatan Jasa non Freight tidak akan dibahas dalam paper ini

Dalam paper ini akan dibahas pelaksanaan PPN atas kegiatan tersebut pada huruf a dan b

3

Page 4: Seminar  Penerapan  PMK 38/2013  Jakarta, 4 April 2013

II. Obyek/Bukan Obyek PPN

A. Untuk Freight terutang PPN (diusulkan) dengan DPP nilai lain sebesar 10%

B. Untuk Jasa non Freight1. Terutang PPN dengan DPP normal

untuk penyerahan JKP (Ps. 4)2. Tidak terutang PPN untuk

penyerahan bukan JKP (Ps. 4A)

4

Page 5: Seminar  Penerapan  PMK 38/2013  Jakarta, 4 April 2013

C. Lain – lain:1. Untuk pembayaran/penerimaan dari/keluar

negeri (overseas) tidak dikenakan PPN (sama perlakuannya dengan jasa courier)

2. Untuk “REIMBURSEMENT” tidak terutang PPN karena sudah dikenakan PPN oleh pihak ketiga.Pengertian REIMBURSEMENT adalah dokumennya dari pihak ketiga langsung kepada customer (Dana Talangan). FFC hanya bertindak sebagai paying agent (mis: PNBP; PIB; Export Tax dan sejenisnya)

5

Page 6: Seminar  Penerapan  PMK 38/2013  Jakarta, 4 April 2013

III. Commercial Invoice

Untuk membedakan tagihan Freight & Jasa non Freight kepada customer telah/akan dibuat 2 commercial invoice + 1 Debit Note / Reimburesement Requesta. Invoice untuk Freight (Invoice 1)b. Invoice untuk Jasa non Freight (Invoice 2)c. Reimbursement ditagih dalam bentuk Debit Note

atau Reimbursement Request

6

Page 7: Seminar  Penerapan  PMK 38/2013  Jakarta, 4 April 2013

IV. Faktur Pajak

1.Dari dua Commercial Invoice akan dibuat 1 (satu) Faktur Pajak

2.Untuk tagihan Invoice 1 (Freight) diusulkan menggunakan DPP nilai lain sebesar 10%

3.Untuk tagihan Invoice 2 (Jasa non Freight) menggunakan DPP Normal

7

Page 8: Seminar  Penerapan  PMK 38/2013  Jakarta, 4 April 2013

4. Faktur Pajak dibuat hanya untuk penyerahan JKP Freight dan Jasa non Freight yang dikenakan PPN (Ps. 4)

5. Untuk penyerahan bukan JKP (misalnya trucking plat kuning) tidak terutang PPN (Jasa Ps. 4A). Untuk jasa ini tidak perlu dibuat faktur pajak

8

Page 9: Seminar  Penerapan  PMK 38/2013  Jakarta, 4 April 2013

VI. Pengkreditan Pajak Masukan (PM)

* Dokumen PM adalah Faktur Pajak yang diterima dari penjual/pemberi jasa a/n FFC

* Pengkreditan PM untuk:a. FREIGHT

* Semua pajak masukan (Import + Pemanfaatan BKP tidak berwujud/JKP dari luar daerah pabean + perolehan DN) tidak bisa dikreditkan (sama dengan jasa courier dan travel biro)

9

Page 10: Seminar  Penerapan  PMK 38/2013  Jakarta, 4 April 2013

b. FREIGHT+ JKP NON FREIGHTPM yang nyata nyata digunakan untuk:b.1. Freight, tidak bisa dikreditkanb.2. Jasa Non Freight yang tidak terutang PPN (Mis: Trucking Plat Kuning) tidak dapat dikreditkanb.3. Jasa Non Freight yang terutang PPN, dapat dikreditkan

10

Page 11: Seminar  Penerapan  PMK 38/2013  Jakarta, 4 April 2013

PM Yang Belum Dapat dipastikan Penggunaannya:Dihitung secara proporsional dengan cara:• Dikreditkan lebih dahulu• Kemudian paling lama pada bulan ketiga

setelah akhir tahun buku, dilakukan penghitungan kembali PM yang tidak bisa dikreditkan untuk penyerahan yang tidak terutang PPN berdasarkan PMK No. 78/PMK.03/2010 tanggal 5 April 2010

11

Page 12: Seminar  Penerapan  PMK 38/2013  Jakarta, 4 April 2013

VII. PencatatanUntuk tujuan PPN, pencatatan selain dalam accounting, telah/akan dibuat pencatatan tambahan (OFF balanced sheet) untuk memudahkan:• Rekonsiliasi dengan accounting dan jenis pajak

lain• Menghitung obyek yang terutang PPN (dengan

DPP nilai lain ; DPP normal) ; tidak terutang PPN, Pajak masukan (dapat/tidak dapat dikreditkan)

• Membuat laporan PPN dalam SPT masa PPN (Form 1111)

12

Page 13: Seminar  Penerapan  PMK 38/2013  Jakarta, 4 April 2013

VIII. Pelaporan PPN

Mulai Januari 2011 berlaku SPT Masa PPN Form 1111

13

Page 14: Seminar  Penerapan  PMK 38/2013  Jakarta, 4 April 2013

TERIMA KASIH

14